HAM, Gender Dan Antikorupsi

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

HAM, Gender Dan Antikorupsi Pendidikan HAM, Gender dan Antikorupsi Dr. Yohanes S. Boy Lon, M.A Diterbitkan oleh Penerbit STKIP St. Paulus Ruteng (Anggota IKAPI) Manggarai- Flores-NTT Lon. Y.S.B. Pendidikan HAM, Gender dan Antikorupsi, -Oleh: Dr. Yohanes S Boy Lon, M.A, -Cet. I-Ruteng: Penerbit: STKIP St. Paulus, Ruteng, 2017. iii, 174, Hlm: 15 cm x 20.5 cm ISBN: 978-602-61354-9-0 Pendidikan HAM, Gender dan Antikorupsi Dr. Yohanes S. Boy Lon, M.A Cover : Foto Mahasiswa STKIP St. Paulus Ruteng sedang menarikan tarian adat. Foto oleh Rm. John Layout : Yud Hak cipta yang dilindungi Undang-undang pada : Pengarang Hak Penerbitan pada : STKIP St. Paulus Ruteng Dicetak oleh : STKIP St. Paulus Ruteng Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau mengutip sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis dari Penerbit STKIP ST. PAULUS RUTENG. STKIP St. Paulus Ruteng (Anggota IKAPI) Jl. Jend. A. Yani No. 10, Tromolpos 805, Ruteng-Flores 865508 Telp. (0385) 22305, Fax (0385) 21097; e-mail: [email protected] Web: stkipsantupaulus.ac.id PENGANTAR OLEH LPPM STKIP SANTU PAULUS RUTENG Puji dan syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan anugerahnya buku Pendidikan HAM, Gender dan Antikorupsi dapat diterbitkan pada tahun 2017 ini. Buku ini merupakan salah satu hasil nyata dari program kerja LPPM tahun 2016-2017 yakni hibah penulisan buku bagi pada dosen STKIP Santu Paulus Ruteng. Program ini dimaksudkan untuk mendorong pada dosen menghasilkan karya ilmiah, menyumbangkan gagasan, pengetahuan dan teknologi kepada masyarakat. Penerbitan ini telah memperlihatkan sumbangan nyata tersebut. Sebagai ketua LPPM kami menyambut gembira penerbitan buku ini. Kami berterima kasih kepada penulis Dr. Yohanes S.B. Lon, M.A yang telah menyelesaikan tanggung jawab penulisan ini pada waktunya dan dengan sangat memadai. Terima kasih juga kepada pihak Yayasan, kampus dan segenap sivitas akademika atas dukungan kepada LPPM khususnya berkiatan dengan hibah penulisan buku. Buku Pendidikan HAM, Gender dan Antikorupsi merupakan buku ajar yang target khususnya ditujukan kepada para dosen dan mahasiswa pada perguruan tinggi yang mempunyai mata kuliah Pendidikan HAM, Gender dan Antikorupsi. Namun buku ini juga dapat dipakai oleh siapa saja yang mempunyai minat dan kepedulian dalam mendidik generasi muda dan masyarakat umumnya agar memiliki pengetahuan dan kesadaran yang positif terhadap masalah- masalah HAM, gender dan korupsi. Dengan menggunakan buku ini, kita terlibat dalam menciptakan masyarakat dan bangsa yang lebih baik. Semoga buku ini bermanfaat untuk kita semuanya. Selamat membaca dan mendidik manusia yang sadar HAM, gender dan bersikap antikorupsi. Ruteng, September 2017 Ketua LPPM STKIP Santu Paulus Dr. Fransiska Widyawati, M. Hum Pendidikan HAM, Gender dan Antikorupsi i PENGANTAR OLEH PENULIS Puji Tuhan buku Pendidikan HAM, Gender dan Antikorupsi bisa diterbitkan pada tahun 2017 ini. Ini semua dimungkinkan karena rahmat Tuhan yang membimbing dan mendampingi penulis. Buku ini juga bisa diterbitkan karena dukungan dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) STKIP Santu Paulus Ruteng yang telah membuka kesempatan kepada para dosen untuk mengikuti hibah penulisan buku. Karena itu, kepada LPPM, ketua, sekertaris dan stafnya saya juga mengucapkan terima kasih berlimpah. Terima kasih juga kepada kampus STKIP Santu Paulus umumnya, sivitas akademika dan Yayasan Pendidikan Santu Paulus untuk dukungan kepada saya. Buku Pendidikan HAM, Gender dan Antikorupsi adalah suatu buku ajar yang diperuntukkan bagi mahasiswa pada perguruan tinggi maupun bagi siapa saja yang sedang melakukan pendidikan dan penyadaran mengenai Hak Asasi Manusia, Gender dan Pendidikan Antikorupsi. Tiga tema ini merupakan masalah penting bagi kehidupan berbangsa dan bernegran maupun kehidupan manusia sebagai individu. Masalah-masalah HAM dan ketidakadilan gender serta korupsi masih mengerogoti bangsa ini. Persoalan-persoalan ini membuat bangsa ini terpuruk, membawa dampak negative bagi kehidupan bersama, menyebabkan perendahan, pemiskinan dan kehilangan martabat manusia. Oleh karena itu pendidikan penyadaran mengenai HAM, Gender dan Antikorupsi menjadi krusial dan fundamental. Sebagai penulis saya berharap buku ini memberikan sumbangan pemikiran dalam mencedaskan generasi muda untuk menyadari masalah- masalah HAM, gender dan antikorupsi dalam rangka membangun kehidupan yang lebih berkualitas dan bermartabat. Buku ini dapat dipakai para pendidik, dengan sasaran khusus dosen pada perguruan tinggi. Namun bisa juga digunakan oleh siapa saja yang mempunyai kepedulian dalam pendidikan HAM, Gender dan Antikorupsi. Kepada pembaca dan pengguna buku ini saya ucapkan selamat mendidik dan membentuk kesadaran warga negara. Selamat menggunakan buku ini. Jika ada usul dan saran perbaikan, saya akan sangat senang mendapatkannya dari pembaca sekalian. Terima kasih. Penulis, September 2017 Dr. Yohanes S.B. Lon, M.A ii Pendidikan HAM, Gender dan Antikorupsi DAFTAR ISI Pengantar LPPM ----------------------------------------------------------------------------------- i Pengantar Penulis --------------------------------------------------------------------------------- ii Daftar isi ------------------------------------------------------------------------------------------- iii BAB I Pendahuluan ------------------------------------------------------------------------- 1 BAB II Hakikat Hakikat Hak Asasi Manusia (HAM) ---------------------------------- 12 BAB III Sejarah Pemikiran HAM ----------------------------------------------------------- 29 BAB IV Teori HAM dan Pancasila --------------------------------------------------------- 41 BAB V Hak Hidup, Aborsi dan Hukuman Mati ----------------------------------------- 53 BAB VI Kebebasan Beragama ------------------------------------------------------------- 69 BAB VII Kebebasan Berpendapat ---------------------------------------------------------- 78 BAB VIII HAM atas Pendidikan -------------------------------------------------------------- 86 BAB IX HAM atas Pekerjaan ---------------------------------------------------------------- 94 BAB X HAM Asasi Politik-------------------------------------------------------------------- 102 BAB XI Hak Anak dan Perlindungan Terhadap Anak -------------------------------- 111 BAB XII Gender dan Hak Asasi Wanita --------------------------------------------------- 126 BAB XIII Korupsi --------------------------------------------------------------------------------- 142 BAB XIV Peran Mahasiswa dalam Penegakkan HAM, Gender dan Anti Korupsi --------------------------------------------------------------------------------- 157 Daftar Pustaka -------------------------------------------------------------------------------------- 169 Pendidikan HAM, Gender dan Antikorupsi iii iv Pendidikan HAM, Gender dan Antikorupsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hak Asasi Manusia (HAM), Gender, dan Korupsi telah menjadi “hot topic” dan bahkan merupakan isu yang memprihatinkan dan mencemaskan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Ketiganya telah menyita perhatian berbagai kalangan seperti politisi, akademisi, aktivis, ulama, ahli hukum, dan pendidik (educator). Direktur Imparsial Al Araf, misalnya, dalam menilai kinerja kerja 2 tahun kabinet Jokowi- Kalla, menegaskan bahwa pemerintah Indonesia belum serius menangani kasus pelanggaran HAM seperti yang terjadi dengan kasus pembunuhan Munir. Indonesia masih termasuk dalam kelompok negara-negara yang memiliki risiko pelanggaran HAM cukup tinggi di dunia. Human Rights Watch dalam World Report 2017 mencatat antara lain bahwa dalam tahun 2016 Jokowi gagal menegakkan HAM kelompok minoritas di Indonesia. Sampai dengan bulan Agustus tahun 2016, jumlah angka kekerasan terhadap perempuan meningkat (World Report, 2017: 325-327). Dalam catatan dari Transparency International, institusi non-partisan yang berbasis di Berlin (Jerman), di tahun 2015 Indonesia berada dalam peringkat 88 dari total 175 negara yang ditelitinya. Berkaitan dengan gender dicatat bahwa posisi dan status perempuan dalam keluarga kerap kali diposisikan di bawah laki-laki. Meskipun perempuan sudah banyak yang bekerja di luar rumah, namun mereka masih dibebani dengan pekerjaan rumah tangga (double burden), mulai dari mengurus anak sampai dengan memasak di dapur. Dalam dunia sosial dan kerja, perempuan masih dianggap kaum yang lemah, pasif dan dependen. Upahnya lebih rendah dari laki-laki; perempuan dipandang cocok untuk bekerja di bidang pelayanan jasa saja seperti bidang administrasi, perawat, atau pelayan toko dan pekerjaan dengan sedikit ketrampilan seperti pegawai administrasi; hanya sedikit saja perempuan yang menduduki jabatan manajer atau pengambil keputusan (Abbott dan Sapsford, 1987). Bahkan Garis Besar Haluan Negara (GBHN) pernah menggambarkan perempuan sebagai istri pengatur rumah tangga, sebagai tenaga kerja di segala bidang dan sebagai pendidik bagi anak-anaknya. Konsep tersebut tentunya memperlemah perjuangan gender di Indonesia (Suhapti, 1995). Maka tidak heran jika perempuan yang berpendidikan dan bekerja dalam bidang sains, teknologi, keinsiyuran dan matematika atau yang dikenal women in STEM (Science, Technology, Engineering and Mathematics) masih sangat terbatas. Pendidikan HAM, Gender dan Antikorupsi 1 Selanjutnya isu korupsi sudah mencapai tahap akut dan kronis serta menyerang hampir semua lembaga pemerintahan (legislatif, yudikatif, dan eksekutif). Di lembaga legislatif dicatat kasus keterlibatan anggota DPR dan DPRD dalam korupsi pengelolaan
Recommended publications
  • Semiotika Makna Arti Kasih Ibu Dalam Film Semesta Mendukung
    SEMIOTIKA MAKNA ARTI KASIH IBU DALAM FILM SEMESTA MENDUKUNG Skripsi DiajukanKepadaFakultasIlmuDakwahdanIlmuKomunikasiUntukMemenuhi PersyaratanMemperolehGelarSarjanaIlmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh: ANIA FEBRIANI FASYA NIM :108051000143 KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013 M SEMIOTIKA ARTI KAStrI IBU DALAM FILM SEMESTA MENDIIKT}NG Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.t) Oleh Ania Febriani Fasva NIM: 108051000143 Di bawah bimbingan, 182C08011008 JURUS$I KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMT]NIKASI UNTVERSITAS ISLAM NEGERT rUin SYARIF HIDAYATULLAH JAKAR'TA 1433 H./ 2013 M. PENGESAHAN PANTI IA UJIAN Skripsi yang berjudul "Semiotika Makna Arti Kasih Ibu Pada Film Semesta Mendukung", telah drqikan dalam sidang munaqosah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada Selasa,29 Januari 2013. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Straia I (Sl) pada Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam. Jakarta, 4 Februari 2013 SIDANG MTJNAQOSAII Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota Drs. .Tumroni- M Si NIP. 19630515 199203 1 006 NIP.19710816 Anggota Penguji I Dr.ffi Armawati Arbi. M.Si Ade Masturi. MA NIP. 19650207 199103 2 002 NrP. 197s 06062007t01 001 Pembimbing Rr,lli Nasrullah. M. Si t9750318 200801 1 008 ABSTRAK Ania Febriani Fasya Semiotika Arti Kasih Ibu dalam Film Semesta Mendukung Film merupakan salah satu bentuk media komunikasi massa dari berbagai teknologi dan berbagai unsur-unsur kesenian. Sebagai seni ketujuh, film sangat berbeda dengan seni sastra, teater, seni rupa, seni suara, musik, dan arsitektur yang muncul sebelumnya.
    [Show full text]
  • Ayu Kristiana NIM 150110201015
    DigitalDigital RepositoryRepository UniversitasUniversitas JemberJember NOVEL SIRKUS POHON KARYA ANDREA HIRATA: KAJIAN STILISTIKA SKRIPSI Oleh Ayu Kristiana NIM 150110201015 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS JEMBER 2019 DigitalDigital RepositoryRepository UniversitasUniversitas JemberJember NOVEL SIRKUS POHON KARYA ANDREA HIRATA: KAJIAN STILISTIKA SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Sastra Indonesia (S1) dan mencapai gelar Sarjana Sastra Oleh Ayu Kristiana NIM 150110201015 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS JEMBER 2019 DigitalDigital RepositoryRepository UniversitasUniversitas JemberJember PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan dengan penuh rasa syukur untuk: 1. Ibunda Tumira Endang Sari dan Ayahanda Sukri Gozali yang tidak pernah berhenti memberikan doa, dukungan, kasih sayang, pengorbanan, keringat, dan air mata agar saya dapat terus melangkah maju; 2. guru-guru saya dari Taman Kanak-kanak sampai dengan Perguruan Tinggi yang telah memberikan bekal ilmu; 3. Almamater tercinta Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember. iii DigitalDigital RepositoryRepository UniversitasUniversitas JemberJember MOTO Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: „Kami telah beriman‟, sedang mereka tidak diuji lagi? (Terjemahan Surat Al-„Ankabut ayat 2)* Tuhan tahu, tapi menunggu** * Kementerian Urusan Islam, Wakaf, Dakwah, dan Bimbingan Arab Saudi. 1990. Al-Quran Terjemahnya. Arab Saudi:
    [Show full text]
  • Pesan-Pesan Dakwah Dalam Film Soekarno Tentang Ulil Amri Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Walisongo Semar
    PESAN-PESAN DAKWAH DALAM FILM SOEKARNO TENTANG ULIL AMRI Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Program Studi Komunikasi Dan Penyiaran Islam Konsentrasi Penyiaran Televisi Dakwah Oleh: Muhammad Joko Hariyanto 111211012 FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2016 i ii iii iv KATA PENGANTAR Bismillahirrohmanirrohim Segala puji bagi Allah SWT atas limpahan rahmat serta hidayah yang diberikan kepada setiap makhluk-Nya. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, inspirator umat yang tiada pernah kering untuk digali ilmunya. Keberhasilan dalam penyusunan skripsi dengan judul “Pesan-pesan Dakwah dalam Film Soekarno tentang Ulil Amri” tidak terlepas dari bantuan, semangat, dan dorongan baik material maupun spiritual dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. H. Muhibin, selaku Rektor UIN Walisongo Semarang. 2. Dr. H. Awaludin Pimay, Lc. M. Ag., selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang. 3. Dra. Hj. Siti Sholihati, M.A., selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang. 4. Nur Cahyo Hendro Wibowo, ST. M.Kom., selaku wali studi dan Pembimbing II yang selalu memberi semangat dan bersedia meluangkan waktu dan tenaganya untuk membimbing penulis selama masa perkuliahan. 5. Para dosen dan staf karyawan di lingkungan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang atas arahan, pengetahuan, dan bantuan yang diberikan. 6. Bapak As’ad dan ibu Sani, orang tua terinta, motivator sejati, yang selalu memberi semangat secara materiil dan immateriil mereka selama ini membuat perjalanan hidup penulis lebih berarti dan sempurna. 7. Semua saudara-saudaraku tercinta yang memberi motivasi dan warna dalam hidup penulis.
    [Show full text]
  • Analisis Jihad Dalam Film Sultan Agung
    ANALISIS JIHAD DALAM FILM SULTAN AGUNG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Konsentrasi Televisi Dakwah Oleh: Risma Armalati 1501026010 FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2020 NOTA PEMBIMBING Lamp. : 5 bendel Hal : Persetujuan Naskah Skripsi Kepada Yth. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang Di Semarang Assalamu‟alaikum Wr. Wb. Setelah membaca, mengadakan koreksi dan melakukan perbaikan sebagaimana mestinya, maka kami menyatakan bahwa skripsi saudara : Nama : Risma Armalati NIM : 1501026010 Fakultas : Dakwah dan Komunikasi Jurusan/ Konsentrasi : Komunikasi Penyiaran Islamm/Televisi Dakwah Judul : Analisis Jihad dalam Film Sultan Agung Dengan ini kami setujui, dan mohon agar segera diujikan. Demikian, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Wassalamu‟alaikum Wr. Wb. Semarang, 29 Mei 2020 Pembimbing, Bidang Substansi Materi Bidang Metodologi dan tata Tulis Dr. H. Najahan Musyafak, M.A Drs. H. Ahmad Anas, M. Ag NIP. 19701020 199503 1 001 NIP. 19660513 199303 1 002 ii SKRIPSI ANALISIS JIHAD DALAM FILM SULTAN AGUNG Disusun Oleh: Risma Armalati 1501026010 Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada tanggal 12 Juni 2020 dan dinyatakan telah lulus memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Susunan Dewan Penguji Ketua/Penguji I Sekretaris/Penguji II Dr. H. Ilyas Supena, M.Ag Dr. H. Najahan Musyafak, M.A NIP. 19720410 200112 1 003 NIP. 19701020 199503 1 001 Penguji III Penguji IV Nur Cahyo Hendro W., M. Kom Nilnan Ni‟mah, M.Si. NIP. 19731222 200704 1 001 NIP. 19800202 200901 2 003 Mengetahui Pembimbing I Pembimbing II Dr.
    [Show full text]
  • Bab Iii Tinjauan Umum Perfilman Indonesia
    BAB III TINJAUAN UMUM PERFILMAN INDONESIA 1.1 PENGERTIAN FILM Secara harfiah, film merupakan cinematographie yang berasal dari kata cinema (gerak), tho atau phytos (cahaya), dan graphie atau grhap (tulisan, gambar, citra). Berdasarkan kata-kata tersebut, secara keseluruhan film memiliki pengertian sebagai melukis gerak dengan cahaya dengan menggunakan alat khusus, yaitu kamera.( http://www.kajianpustaka.com/2012/10/pengertian-sejarah-dan-unsur-unsur-film.html diakses 16 Oktober 2015) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, film memiliki dua arti, yaitu sebagai selaput tipis yang dibuat dari seluloid untuk tempat gambar negatif (yang akan dibuat potret) atau untuk tempat gambar positif (yang akan dimainkan dalam bioskop) dan lakon (cerita) gambar hidup.( http://kbbi.web.id/film diakses 16 Oktober 2015) Menurut sumber lain, yaitu UU Nomor 33 Tahun 2009 tentang Perfilman bahwa film memiliki definisi sebagai karya seni budaya yang merupakan pranata sosial dan media komunikasi massa yang dibuat berdasarkan kaidah sinematografi dengan atau tanpa suara dan dapat dipertunjukkan.( http://dilihatya.com/2959/pengertian-film-menurut- para-ahli-adalah diakses 16 Oktober 2015) Dewasa ini, pengertian film juga dapat dikategorikan sebagai salah satu jenis kesenian. Hal tersebut dikarenakan dalam sebuah film dapat ditemukan berbagai jenis seni yang direkam, misalnya seni peran, seni musik, seni tari, dan lain sebagainya.( https://ratnami2.wordpress.com/mengenal-lebih-jauh-pengertian-film/ diakses 16 Oktober 2015) 1.2 UNSUR-UNSUR DALAM INDUSTRI FILM Proses
    [Show full text]
  • 43 BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK RISET A. Gambaran Film
    BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK RISET A. Gambaran Film Soekarno Film “Soekarno” karya Hanung Brahmantyo ini merupakan film drama indonesia yang dirilis pada 11 Desember 2013. Film ini dibintangi oleh Ario Bayu dan Maudy Koesnaedi. Yang bercerita tentang kehidupan Soekarno. Lahir dengan nama Kusno, dan karena sering sakit diganti oleh ayahnya dengan nama Soekarno. Besar harapan anak kurus itu menjelma menjadi ksatria layaknya tokoh pewayangan - Adipati Karno. Harapan bapaknya terpenuhi, umur 24 tahun Sukarno berhasil mengguncang podium, berteriak: Kita Harus Merdeka Sekarang!!! Akibatnya, dia harus dipenjara. Dituduh menghasut dan memberontak. Tapi keberanian Sukarno tidak pernah padam. Pledoinya yang sangat terkenal, Indonesia Menggugat, mengantarkannya ke pembuangan di Ende, lalu ke Bengkulu. Di Bengkulu, Sukarno istirahat sejenak dari politik. Hatinya tertambat pada gadis muda bernama Fatmawati. Padahal Sukarno masih menjadi suami Inggit Garnasih, perempuan yang lebih tua 12 tahun dan selalu menjadi perisai baginya ketika di penjara maupun dalam pengasingan. Kini, Inggit harus rela melihat sang suami jatuh cinta. Di tengah kemelut rumah tangganya, Jepang datang mengobarkan perang Asia Timur Raya. Berahi politik Soekarno kembali bergelora. 43 Hatta dan Sjahrir, rival politik Sukarno, mengingatkan bahwa Jepang tidak kalah bengisnya dibanding Belanda. Tapi Sukarno punya keyakinan, Jika kita cerdik, kita bisa memanfaatkan Jepang untuk meraih kemerdekaan. Hatta terpengaruh, tapi Sjahrir tidak. Kelompok pemuda progresif pengikut Sjahrir bahkan mencemooh Sukarno-Hatta sebagai kolaborator. Keyakinan Sukarno tak goyah. Sekarang, kemerdekaan Indonesia terwujud pada tanggal 17 Agustus 1945. Di atas kereta kuda, Haji Oemar Said (HOS) Cokroaminoto berwejang kepada Sukarno muda: Manusia itu sama misteriusnya dengan alam, tapi jika kau bisa menggenggam hatinya, mereka akan mengikutimu.
    [Show full text]
  • Depoliticisation and Repoliticisation in Post-Colonial Indonesian Film Adaptations, Primarily Focusing on Blood and Crown of the Dancer (1983) and The
    Depoliticisation and Repoliticisation in Post-Colonial Indonesian Film Adaptations By Dwi Setiawan Submitted in fulfilment of the requirements of a PhD degree at De Montfort University, Leicester April 2017 i Abstract This study investigates the depoliticisation and repoliticisation in post-colonial Indonesian film adaptations, primarily focusing on Blood and Crown of the Dancer (1983) and The Dancer (2011), the two adaptations of Ahmad Tohari’s novel The Dancer (1982). The investigation is motivated by a series of problems in adaptation studies, namely, the hegemony of Anglo-American texts, the domination of former British colonies in post- colonial adaptation, and the homogenising construct of the East versus the West in most post- colonial criticism. The novel and the film adaptations recount the long, internal struggles between the military and civil society in the Dutch former colony after the independence. What is prevalent yet forgotten in those works and the domestic conflicts that they emulate is the practices of depoliticisation and politicisation, which have regularly been associated with, respectively, the denial of politics by the military regime and the corruption of ‘apolitical’ realms by its political enemies. This thesis aims to show that the depoliticisation and ii politicisation in the novel and the adaptations are much more subtle and complex than imagined. Incorporating Flinders and Wood’s theory of depoliticisation, Foucault’s principle of discourse, and Bourdieu’s account of capital, the investigation attempts to capture the discursive depoliticisation and politicisation in the texts as well as the interrelated governmental, societal, and personal factors in adaptation. Although the thesis is structured by the three texts, each chapter draws equal attention to the contexts, subjects, and audiences of each work and scrutinises all of them through the lenses of depoliticisation and repoliticisation.
    [Show full text]
  • BAB III GAMBARAN UMUM FILM JAKARTA MAGHRIB Dalam Bab III
    BAB III GAMBARAN UMUM FILM JAKARTA MAGHRIB Dalam Bab III ini peneliti mendeskripsikan tentang gambaran umum objek penelitian yang meliputi : (a) Profile Rumah Produksi film Jakarta Maghrib, (b) Distribusi film Jakarta Maghrib, (c) Deskripsi film Jakarta Maghrib, (d) Profile Sutradara film Jakarta Maghrib, (e) Profile Pemain film Jakarta Maghrib Berdasarkan sub judul diatas, dapat di deskripsikan sebagai berikut : 3.1 Profile Rumah Produksi Film Jakarta Maghrib Indie Picture adalah sebuah rumah produksi di bawah naungan PT. Kharisma Starvision Plus atau dengan nama umum Starvision Plus merupakan salah satu Logo Rumah Produksi perusahaan rumah produksi di indinesia yang didirikan di Jakarta, 18 Februari 1994 dan diluncurkan pada tahun 1995 oleh Chand Parwez Servia. Starvision plus terpandang di masyarakat sejak adanya sitcom “Spontan” yang ditayangkan di SCTV pada tahun 1996 saat ini, Starvision Plus telah memproduksi lebih dari 50 sinetron dan lebih dari 100 film layar lebar. 52 3.2 Distribusi Film Jakarta Maghrib Film ini merupakan debut feature dari Salman Aristo, seorang penulis naskah yang sangat produktif dan terlibat dalam film-film box office di Indonesia antara lain: Ayat-Ayat Cinta, Garuda di Dadaku dan Laskar Pelangi. Jakarta Maghrib akan diputar pertama kali di Jakarta International Film Festival (JiFFest) pada hari Sabtu, 4 Desember 2010 di Blitz Pacific Place. Menurut akun twitter Salman Ariston, film yang berdurasi 75 menit ini untuk sementara hanya diputar di JiFFest dan sedang diusahakan agar bisa diputar di layar lebar. 3.3 Deskripsi singkat Film Jakarta Maghrib Gambar 3.3 Poster Film JAKARTA MAGHRIB 53 Jakarta Maghrib merupakan judul film indie yang disutradarai oleh Salman Aristo.
    [Show full text]
  • New Media and Religious Conversion out of Islam Among Celebrities in Indonesia
    The Indonesian Journal of Southeast As ian Studies Vol. 3, No. 2, January 2020, pp. 189-199 ISSN 2580-6580, E-ISSN 2597-9817 New Media and Religious Conversion Out of Islam Among Celebrities in Indonesia Budiawan1 Media and Cultural Studies Program, Universitas Gadjah Mada, Indonesia Keywords Abstract New media; religious In Muslim-majority Indonesia religious conversion to Islam among conversion; celebrities; religious celebrities always makes it a piece of good news. Infotainment programs minorities of most TV channels broadcast it as their prime news. However, the opposite direction, namely the religious conversion out of Islam to other religions, is hardly possible to broadcast in conventional media such as TV, newspaper, radio, etc. It is a very sensitive issue, which could cause a mass outcry. Yet, such a phenomenon is easily found in a new media platform, such as YouTube. This paper explores the netizens’ responses to religious conversion out of Islam to Christianity among Indonesian celebrities. By scrutinizing this phenomenon, this paper aims to show to what extent new media provides a space for the religious minorities to speak for themselves. By closely reading their comments, this paper finds that in new media being a religious minority does not matter to represent themselves. Introduction terms to quite often inserting “Islamic” words in expressing their feeling and thoughts4. Such In Muslim-majority Indonesia2 religious portrayal of the new adherents of Islam is seen conversion to Islam among celebrities always as a part of the promotion of Islam as makes it good news. Infotainment programs of “superior/truthful” religion (dakwah), in the most TV channels broadcast it as their prime sense that it is a religion which has been able to news.3 The celebrities who have just converted transform the “messy, liberal and secular” life of to Islam are portrayed as the ones who have got the given celebrities – as it is publicly imaged - hidayah (or “spiritually enlightened”), as it - into a “religious/pious” one.
    [Show full text]