HAM, Gender Dan Antikorupsi
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Pendidikan HAM, Gender dan Antikorupsi Dr. Yohanes S. Boy Lon, M.A Diterbitkan oleh Penerbit STKIP St. Paulus Ruteng (Anggota IKAPI) Manggarai- Flores-NTT Lon. Y.S.B. Pendidikan HAM, Gender dan Antikorupsi, -Oleh: Dr. Yohanes S Boy Lon, M.A, -Cet. I-Ruteng: Penerbit: STKIP St. Paulus, Ruteng, 2017. iii, 174, Hlm: 15 cm x 20.5 cm ISBN: 978-602-61354-9-0 Pendidikan HAM, Gender dan Antikorupsi Dr. Yohanes S. Boy Lon, M.A Cover : Foto Mahasiswa STKIP St. Paulus Ruteng sedang menarikan tarian adat. Foto oleh Rm. John Layout : Yud Hak cipta yang dilindungi Undang-undang pada : Pengarang Hak Penerbitan pada : STKIP St. Paulus Ruteng Dicetak oleh : STKIP St. Paulus Ruteng Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau mengutip sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis dari Penerbit STKIP ST. PAULUS RUTENG. STKIP St. Paulus Ruteng (Anggota IKAPI) Jl. Jend. A. Yani No. 10, Tromolpos 805, Ruteng-Flores 865508 Telp. (0385) 22305, Fax (0385) 21097; e-mail: [email protected] Web: stkipsantupaulus.ac.id PENGANTAR OLEH LPPM STKIP SANTU PAULUS RUTENG Puji dan syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan anugerahnya buku Pendidikan HAM, Gender dan Antikorupsi dapat diterbitkan pada tahun 2017 ini. Buku ini merupakan salah satu hasil nyata dari program kerja LPPM tahun 2016-2017 yakni hibah penulisan buku bagi pada dosen STKIP Santu Paulus Ruteng. Program ini dimaksudkan untuk mendorong pada dosen menghasilkan karya ilmiah, menyumbangkan gagasan, pengetahuan dan teknologi kepada masyarakat. Penerbitan ini telah memperlihatkan sumbangan nyata tersebut. Sebagai ketua LPPM kami menyambut gembira penerbitan buku ini. Kami berterima kasih kepada penulis Dr. Yohanes S.B. Lon, M.A yang telah menyelesaikan tanggung jawab penulisan ini pada waktunya dan dengan sangat memadai. Terima kasih juga kepada pihak Yayasan, kampus dan segenap sivitas akademika atas dukungan kepada LPPM khususnya berkiatan dengan hibah penulisan buku. Buku Pendidikan HAM, Gender dan Antikorupsi merupakan buku ajar yang target khususnya ditujukan kepada para dosen dan mahasiswa pada perguruan tinggi yang mempunyai mata kuliah Pendidikan HAM, Gender dan Antikorupsi. Namun buku ini juga dapat dipakai oleh siapa saja yang mempunyai minat dan kepedulian dalam mendidik generasi muda dan masyarakat umumnya agar memiliki pengetahuan dan kesadaran yang positif terhadap masalah- masalah HAM, gender dan korupsi. Dengan menggunakan buku ini, kita terlibat dalam menciptakan masyarakat dan bangsa yang lebih baik. Semoga buku ini bermanfaat untuk kita semuanya. Selamat membaca dan mendidik manusia yang sadar HAM, gender dan bersikap antikorupsi. Ruteng, September 2017 Ketua LPPM STKIP Santu Paulus Dr. Fransiska Widyawati, M. Hum Pendidikan HAM, Gender dan Antikorupsi i PENGANTAR OLEH PENULIS Puji Tuhan buku Pendidikan HAM, Gender dan Antikorupsi bisa diterbitkan pada tahun 2017 ini. Ini semua dimungkinkan karena rahmat Tuhan yang membimbing dan mendampingi penulis. Buku ini juga bisa diterbitkan karena dukungan dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) STKIP Santu Paulus Ruteng yang telah membuka kesempatan kepada para dosen untuk mengikuti hibah penulisan buku. Karena itu, kepada LPPM, ketua, sekertaris dan stafnya saya juga mengucapkan terima kasih berlimpah. Terima kasih juga kepada kampus STKIP Santu Paulus umumnya, sivitas akademika dan Yayasan Pendidikan Santu Paulus untuk dukungan kepada saya. Buku Pendidikan HAM, Gender dan Antikorupsi adalah suatu buku ajar yang diperuntukkan bagi mahasiswa pada perguruan tinggi maupun bagi siapa saja yang sedang melakukan pendidikan dan penyadaran mengenai Hak Asasi Manusia, Gender dan Pendidikan Antikorupsi. Tiga tema ini merupakan masalah penting bagi kehidupan berbangsa dan bernegran maupun kehidupan manusia sebagai individu. Masalah-masalah HAM dan ketidakadilan gender serta korupsi masih mengerogoti bangsa ini. Persoalan-persoalan ini membuat bangsa ini terpuruk, membawa dampak negative bagi kehidupan bersama, menyebabkan perendahan, pemiskinan dan kehilangan martabat manusia. Oleh karena itu pendidikan penyadaran mengenai HAM, Gender dan Antikorupsi menjadi krusial dan fundamental. Sebagai penulis saya berharap buku ini memberikan sumbangan pemikiran dalam mencedaskan generasi muda untuk menyadari masalah- masalah HAM, gender dan antikorupsi dalam rangka membangun kehidupan yang lebih berkualitas dan bermartabat. Buku ini dapat dipakai para pendidik, dengan sasaran khusus dosen pada perguruan tinggi. Namun bisa juga digunakan oleh siapa saja yang mempunyai kepedulian dalam pendidikan HAM, Gender dan Antikorupsi. Kepada pembaca dan pengguna buku ini saya ucapkan selamat mendidik dan membentuk kesadaran warga negara. Selamat menggunakan buku ini. Jika ada usul dan saran perbaikan, saya akan sangat senang mendapatkannya dari pembaca sekalian. Terima kasih. Penulis, September 2017 Dr. Yohanes S.B. Lon, M.A ii Pendidikan HAM, Gender dan Antikorupsi DAFTAR ISI Pengantar LPPM ----------------------------------------------------------------------------------- i Pengantar Penulis --------------------------------------------------------------------------------- ii Daftar isi ------------------------------------------------------------------------------------------- iii BAB I Pendahuluan ------------------------------------------------------------------------- 1 BAB II Hakikat Hakikat Hak Asasi Manusia (HAM) ---------------------------------- 12 BAB III Sejarah Pemikiran HAM ----------------------------------------------------------- 29 BAB IV Teori HAM dan Pancasila --------------------------------------------------------- 41 BAB V Hak Hidup, Aborsi dan Hukuman Mati ----------------------------------------- 53 BAB VI Kebebasan Beragama ------------------------------------------------------------- 69 BAB VII Kebebasan Berpendapat ---------------------------------------------------------- 78 BAB VIII HAM atas Pendidikan -------------------------------------------------------------- 86 BAB IX HAM atas Pekerjaan ---------------------------------------------------------------- 94 BAB X HAM Asasi Politik-------------------------------------------------------------------- 102 BAB XI Hak Anak dan Perlindungan Terhadap Anak -------------------------------- 111 BAB XII Gender dan Hak Asasi Wanita --------------------------------------------------- 126 BAB XIII Korupsi --------------------------------------------------------------------------------- 142 BAB XIV Peran Mahasiswa dalam Penegakkan HAM, Gender dan Anti Korupsi --------------------------------------------------------------------------------- 157 Daftar Pustaka -------------------------------------------------------------------------------------- 169 Pendidikan HAM, Gender dan Antikorupsi iii iv Pendidikan HAM, Gender dan Antikorupsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hak Asasi Manusia (HAM), Gender, dan Korupsi telah menjadi “hot topic” dan bahkan merupakan isu yang memprihatinkan dan mencemaskan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Ketiganya telah menyita perhatian berbagai kalangan seperti politisi, akademisi, aktivis, ulama, ahli hukum, dan pendidik (educator). Direktur Imparsial Al Araf, misalnya, dalam menilai kinerja kerja 2 tahun kabinet Jokowi- Kalla, menegaskan bahwa pemerintah Indonesia belum serius menangani kasus pelanggaran HAM seperti yang terjadi dengan kasus pembunuhan Munir. Indonesia masih termasuk dalam kelompok negara-negara yang memiliki risiko pelanggaran HAM cukup tinggi di dunia. Human Rights Watch dalam World Report 2017 mencatat antara lain bahwa dalam tahun 2016 Jokowi gagal menegakkan HAM kelompok minoritas di Indonesia. Sampai dengan bulan Agustus tahun 2016, jumlah angka kekerasan terhadap perempuan meningkat (World Report, 2017: 325-327). Dalam catatan dari Transparency International, institusi non-partisan yang berbasis di Berlin (Jerman), di tahun 2015 Indonesia berada dalam peringkat 88 dari total 175 negara yang ditelitinya. Berkaitan dengan gender dicatat bahwa posisi dan status perempuan dalam keluarga kerap kali diposisikan di bawah laki-laki. Meskipun perempuan sudah banyak yang bekerja di luar rumah, namun mereka masih dibebani dengan pekerjaan rumah tangga (double burden), mulai dari mengurus anak sampai dengan memasak di dapur. Dalam dunia sosial dan kerja, perempuan masih dianggap kaum yang lemah, pasif dan dependen. Upahnya lebih rendah dari laki-laki; perempuan dipandang cocok untuk bekerja di bidang pelayanan jasa saja seperti bidang administrasi, perawat, atau pelayan toko dan pekerjaan dengan sedikit ketrampilan seperti pegawai administrasi; hanya sedikit saja perempuan yang menduduki jabatan manajer atau pengambil keputusan (Abbott dan Sapsford, 1987). Bahkan Garis Besar Haluan Negara (GBHN) pernah menggambarkan perempuan sebagai istri pengatur rumah tangga, sebagai tenaga kerja di segala bidang dan sebagai pendidik bagi anak-anaknya. Konsep tersebut tentunya memperlemah perjuangan gender di Indonesia (Suhapti, 1995). Maka tidak heran jika perempuan yang berpendidikan dan bekerja dalam bidang sains, teknologi, keinsiyuran dan matematika atau yang dikenal women in STEM (Science, Technology, Engineering and Mathematics) masih sangat terbatas. Pendidikan HAM, Gender dan Antikorupsi 1 Selanjutnya isu korupsi sudah mencapai tahap akut dan kronis serta menyerang hampir semua lembaga pemerintahan (legislatif, yudikatif, dan eksekutif). Di lembaga legislatif dicatat kasus keterlibatan anggota DPR dan DPRD dalam korupsi pengelolaan