I. TINJAUAN UMUM

1.1. Pengertian Judul

Judul dari laporan tugas aj

Wisata Tirta dan Budaya Pantai Lombang di Kabupaten

Sumenep, yang jika diartikan satu persatu adalah sebagai

berikut :

- Taman : tempat yang menyenangkan

( W.J.S. Poerwadarminta )

- Wisata : berarti darmawisata, pariwisata

bepergian bersama-sama untuk memeperluas penge­

tahuan, bersenang-senang, melihat pemandangan

yang indah, piknik ( W.J.S. Poerwadarminta ).

- Tirta : pemandian/perairan

(Kamus Jawa Kuno )

- Budaya : pikiran, akal budi

kebudayaan : hasil kegiatan, dan penciptaan

batin (akal budi dan sebagainya) manusia

seperti kepercayaan, adat istiadat, dan

sebagainya (W.J.S. Poerwadarminta)

Dari pengertian tersebut secara umum pengertian

"Taman Wisata Tirta dan Budaya Pantai Lombang" di

Kabupaten Sumenep" adalah suatu tempat yang menyenangkan untuk dapat menikmati keindahan alam pantai yang sekaligus juga memperluas pengetahuan tentang aktivitas kebudayaan daerah, dimana letaknya berada di kawasan

Pantai Lombang Kabupaten Sumenep. 4

1.2. Latar Belakang Perencanaan

1.2.1. Pariwisata di Indonesia

Wilayah Indonesia terdiri dari 13.667 pulau yang terbentang dari Sabang sampai Marauke, yang secara geografis terletak pada 6° 8' Garis lintang Utara hingga

11° 15' Garis Lintang Selatan dan 94° 45' hingga 141° 5'

Garis Bujur Timur, adalah merupakan wilayah kepulauan tropis yang terbesar di dunia yang mencakup wilayah seluas

4,6 juta km2 dengan luas daratan sebesar 1,9 km2

Indonesia berpenduduk ± 170 juta jiwa yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa dengan bahasa dan budaya yang berbeda. Kedudukan geografis, dan keadaan alam yang kaya akan ragam dan corak flora serta fauna, serta sumber budaya manusia dengan budaya yang beraneka ragam merupakan modal dasar dan potensi yang sangat besar bagi pengembangan pariwisata Indonesia.

Dengan melihat asset dan potensinya, pemerintah

Indonesia mulai menggali dan mengembangkan wilayahnya menjadi suatu kawasan wisata yang sangat luas serta saling terkait satu dengan yang lainnya.

Dengan terbatasnya biaya atau dana, prasarana dan sarana pariwisata yang tersedia, tidaklah memungkinkan untuk menjadikan seluruh daerah yang berpotensi wisata menjadi kawasan wisata secara serentak. Oleh sebab itu pemerintah mengambil kebijaksanaan untuk melakukan pengembangan Becara bertahap menurut prioritas yang ditentukan oleh sarana dan prasarana pariwisata yang ada di masing-masing daerah. 5

Berdasarkan hal tesebut pemerintah menetapkan 10 daerah sebagai daerah tujuan wisata yang diprioritaskan, yaitu , DKI , Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa

Timur, DI Yogjakarta, Sumatera Utara, Sumatera Barat,

Sulawesi Selatan, dan Utara.

1.2.2. Pariwisata di Jawa Timur

Dengan posisinya sebagai pusat daerah pengembangan

ekonomi dan perdagangan wilayah Indonesia bagian Timur,

Jawa Timur mempunyai prioritas dalam pengembangan

pariwisata Indonesia.

Internasionalisasi bandar udara Juanda dam pelabuhan

laut Tanjung Perak semakin membuka wilayah Jawa Timur

terhadap kedatangan wisatawan manca negara seperti halnya

Jakarta, Denpasar, dan Medan, dimana hal ini akan member.!-

kan dorongan yang berarti pula pad a fJerkembangan pariwisa­

ta Jawa Timur.

D a r i ha s i1 pen e1i ti an pa ri w i s a t a ta hun 1991, ting k a t

perturnbuhan kunjungan wisatawan yang datang ke Jawa Timur

cukup menggembirakan, dimana hal ini melebihi dari apa

yang telah ditargetkan (lihat tabel .1.1). ini berarti Jawa

Timur masih dapat memgembangkan lagi potensi wilayahnya

agar dapat menyerap lebih banyak lagi arus wisatawan yang

datang.

1. SLtmber i Rancana 2'ncti.i/i Perigembangan Pariwisata Jawa Ti/nur, Diparda

Prop. Dati I Jatim 6

t

Tabel 1.1 TARGET DAN REALISASI KUNJUNGAN WISATAWAN KE JATIM

TAHUN TARGET KUNJUNGAN WISATAWAN REALISASI KUNJUNGAN WISATAWAN NUBWNTARA MANCANBBARA NUSANTARA MANCANEGARA 1986 60S.000 83.000 870.544 74.195 1987 677. (XX) 93.000 999.279 110.695 1988 7S8.000 104.000 1.271.450 149.126 1989 1.120.000 126.000 1.810.331 193.527 1990 1.254. COO 145.000 1.923.162 229.300 1991 1.404.000 167.500 1.979.162 302.739

Sumbar : Diparda Prop. Dati I Jatim.

Untuk itu Jawa Timur menggalakkan dan memprioritaskan pembangunan di tiap-tiap daerah yang mempunyai potensi wisata, baik fisik yang menyangkut sarana dan prasarana maupun non fisik bagi peningkatan pelayanan dam pengem- bangan pariwisata Jawa Timur. Jugat Pemerintah Dati I Jawa Timur berusaha setiap Kabupaten untuk menjadi asset pariwisata Jawa Timur, E

1. Sunbar : Sub Dis Bina dan Pengendalian Prop. Diparda Prop, Dati I

Jatim 7 *

- Reog Ponorogo - Gua-gua stalagmit dan stalagtit di Pacitan - Air terjun Sedudo di Nganjuk - Makam Joyoboyo - Dewi Kilisuci di Kediri - Pantai Popoh di Tulung Agung - Dan Iain-lain b. Surabaya dan sekitarnya - Monumen-monumen dan gedung-gedung bersejarah - Tanjung Kodok di Lamongan - Pacet dan Trawas c. Malang dan sekitarnya - Tretes di Pasuruan - Sanggoriti, Selecta, Pantai Sendang Biru, Pantai Ngliyep

- Dan Iain-lain d. Madura dan sekitarnya - Pantai Siring Kemuning di Bangkalan - Makam Asta tinggi, Pantai Slopeng, Pantai Lombang dan gugusan Pulau Kangean di Kabupaten Sumenep e. Di bagian Timur - Gunung Bromo di Probolinggo - Pantai Pasir Putih di Situbondo - Pantai Watu Ulo di Jember

- Pantai Grajagan, Plengkung, Watu Dodol, Kawah Gu­ nung Ijen, Perkebunan Kali Klatak, di Kabupaten Banyuwangi. 0

1.2.2.1 Wisata Tirta di Jawa Timur Jawa Timur memiliki banyak obyek-obyek wisata Tirta atau Bahari, yang jika dikelola secara profesional dapat menjadi wisata bahari yang dapat menarik wisatawan asing untuk datang berkunjung. Banyak pantai dan pulau-pulau kecil yang memiliki atraksi wisata bahari yang menarik seperti pantai Lombang di Madura yang mempunyai pantai putih bersih, pantai Balekambang dengan peta kecilnya, Pulau Tabuhan dan Menjangan di selat Bali dengan taman lautnya yang indah, Pantai Plengkung dengan ombaknya yang besar cocok untuk aktifitas selancar air, pantai Sukamade dengan cagar alamnya serta masih banyak lagi pantai dan pulau yang berpotensi besar untuk dijadikan daerah wisata bahari.

Dalam rangka mendorong pesatnya perkembangan Wisata Tirta atau Bahari, pemerintah telah mengeluarkan Inpres No. 7 Tahun 1987 dan Keputusan Menparpostel No. KM 97/HK/103/NPPT-87 tanggal 23 Desember 1987 yang mengatur tentang ketentuan usaha wisata Tirta untuk lima bidang usaha (Dirjen Pariwisata ; 1987,1) yaitu : - Usaha Marine - Usaha Hotel terapung - Usaha restoran terapung - Usaha wisata selam - Serta usaha lain yang berhubungan dengan rekreasi diperairan laut, pantai, sungai dan waduk. 1.2.2.2 Budaya Jawa Tinur Sebagai Obyek Wisata Upacara-upacara religi, tata cara kehidupan kesenian tradisional, peninggalan-peninggalan arsitektur yang bersejarah, bangunan-bangunan yang tradisional, kesemuanya dapat dijadikan obyek wisata yang menarik bagi wisatawan asing maupun domestik. Adapun potensi wisata budaya yang dimiliki oleh Jawa Timur antara lain :

- Kesenian tradisional Ponorogo yang terkenal dengan Reog Ponorogo. - Upacara Religi Kasodo dari suku Tengger, upacara labuh laut di Bluto Madura, Upacara Adat Nyadar di Madura, upacara Petik laut dimasyarakat pantai selatan Jawa Timur. - Peninggalan-peninggalan arsitektur bersejarah, candi penataran, bangunan kolonial dan sebagainya. Akan tetapi Jawa Timur masih belum menyadari kemampuannya dibidang wisata budaya, jika dibandingkan dengan Bali yang menawarkan kebudayaan yang sangat beragam yang hampir mencakup seluruh aspek kehidupan seperti upacara religi, seni tari, seni patung dan lukisan, arsitektur tradisional, hasil-hasil kerajinan dan Iain- lain .

1.3. Pariwisata di kabupaten Sunenep, Madura-Jawa Timur Kabupaten Dati II Sumenep administratif terdiri dari 26 kecamatan dan 328 desa, terletak pada 113° 32' 54" hingga 116° 16' 48" Garis Bujur Timur dan 4° 55' hingga 7° 10

24' Garis Lintang Selatan. Adapun batas-batas wilayahnya

(lihat gambar 1.2):1 - Sebelah Utara : Laut Jawa - Sebelah Selatan : Selat Madura - Sebelah Timur : Laut Flores

- Sebelah Barat : kabupaten Dati II Pemekasan

Secara fisik, Kabupaten Dati II Sumenep mempunyai luas daerah 1.980,7 km2 yang terbagi dua bagian, yaitu: - Wilayah daratan seluas 1.158,003 km2 (58,46% luas wila- yah) - Wilayah kepulauan seluas 822,697 km* (41,54% luas wila­ yah) Dengan kondisi iklim : - Temperatur berkisar antara 20,1° - 35,1° C - Kelembaban berkisar antara 37% - 99% - Curah hujan rata-rata 101 mm - Arah angin April - Oktober dari Timur, Nopember - Maret dari arah Barat.

1.3.1. Potensi Pariwisata Kabupaten Sumenep Kabupaten Sumenep menpunyai banyak sekali obyek- obyek natural dan kultural yang merupakan potensi sebagai obyek wisata, dimana sebagian besar obyek wisata tersebut masih asli, belum terjamah oleh sarana-sarana penunjang

1. Sumber : Bappeda Kabupaten Dati II Sumenep 11 pariwisata seperti akomodasi, restoran, taman rekreasi,dan sarana-sarana lainnya yang memadai. Adapun obyek-obyek tersebut antara lain adalah (lihat gambar 1.2)s* a. Pantai Slopeng.

Merupakan pantai berpasir putih dengan latar belakang

bukit-bukit pasir yang tingginya dapat mencapai ±20 m

dari permukaan laut ini ditumbuhi oleh pepohonan

siwalan. Pantai ini berj'arak ± 20 km dari kota Sumenep. b. Pantai Lombang.

Merupakan perpaduan antara pantai berpasir putih

dengan hutan cemara udang membentang sepanj'ang 12 km

dengan lebar pantai yang memadai dan ombak yang

relatif tenang. Pantai ini terletak di Utara ± 30 km

dari kota Sumenep c. Kerapan sapi tradisional.

Merupakan salah satu atraksi budaya yang sangat

terkenal di pulau Madura. d. Museum , Asta Tinggi Masjid Jamik.

Merupakan obyek wisata budaya yang memamerkan hasil-

hasil kebudayaan Madura yang luhur. e. Upacara Nyadar.

Adalah upacara tradisional yang terdapat di desa

Kebondadap Barat yang bertujuan untuk memperingati dan

mengenang kembali jasa nenek moyang.

1. Sumber : Bappeda Kabupaten Dati II Sumenep 13 f. Pulau Giliyang.

Pulau ini terkenal akan hasil kerajinan ukir—ukiran

khas madura, selain itu juga terdapat gua stalagtit-

stalagmi t. g. Pulau Raas.

Pulau ini terkenal dengan hasil kerang-kerangan hias

yang khas. h. Pulau Kangean.

Pulau ini mempunyai gua Stalagtit dan Stalagmit yang

indah, serta satwa-satwa langka seperti rusa, kerbau

liar, dan ayam bekisar. i. Pulau Saobi.

Pulau ini mempunyai terumbu-terumbu karang yang indah

serta jenis burung yang unik yaitu Burung Gosong. j. Pulau Gililabak, Pulau Giligenting, Pulau Sepudi, dan

Pulau Mamburit.

Pulau-pulau ini mempunyai potensi untuk dikembangkan

bagi olahraga menyelam. k. Kerajinan tanganan.

Faktor—faktor lain yang dapat mendukung tercapai nya pariwisata daerah Sumenep antara lain :

- Pelabuhan laut Kalia.nget

- Pelabuhan Udara Irunojoyo

- Jembat,.in Surabaya - Madura (yang akan di rea 1 isasikan ) 14

1.3-2. Buclaya Sumenep Sebagai Obyek Wi'.,il.i

Berdasarkan petunjuk dari Kasi Kebudayaan Sumenep

(Drs. Achmad Baisuni), budaya di Kabupaten Sumenep masih bisa kita dapatkan budaya khas Madura yang divisuali- sasikan dalam tarian-tarian dan keahlian misalnya ukir- mengukir, serta masih banyak peninggalan-peninggalan

Kerajaan Sumenep yang terawat dengan baik. Adapun wisata budaya dan seni di Kabupaten Sumenep antara lain : a. Budaya / Adat

- Upacara adat nyadar

Upacara ini terdapat di desa Kebun Dadap Barat yang

diadakan masyarakat setempat dua kali

setahun, juga dilakukan sekali dalam setahun

setahun oleh masyarakat desa Pinggir Papas

kecamatan Kalianget kabupaten Sumenep, dimana

upacara nyadar ini oleh masyarakat setempat

perpaduan antara agama Islam dan agama Hindu Bali.

- Upacara rokat Tasek

Upacara ini dilakukan oleh masyarakat nelayan

kecamatan Sepulu, kabupaten Sumenep, yang dilakukan

secara rutin setiap tahun.

- Adat budaya Perkawinan

Adat budaya Perkawinan yang cukup menarik dikabupaten

Sumenep yaitu Penganten Adat Legung dan Penganten

Adat Sumenep yang mempunyai ciri khas masing-masing,

dimana hal ini dapat menambah atraksi bagi

parawisatawan. Penyajian adat budaya perkawinan ini

sebaiknya disajikan pada waktu sore atau malam hari 15

.

sesuai dengan pelaksanaan sebenarnya. Penyajian

atraksi ini akan lebih menarik bila ditempatkan dalam

suatu lokasi yang banyak dikunjungi wisatawan,

sehingga disamping menikmati keindahan alam pada

tempat tersebut, dapat mengetahui adat budaya

perkawinan yang ada dikabupaten ini. Hanya saja

sifatnya tidak kontinyu, jadi hanya merupakan

sepontan yang sifatnya esidentil.

- Karapan Sapi Tradisional

Hampir diseluruh desa maupun kota di P. Madura

penggemar karapan sapi, bahkan sekarang merupakan

potensi budaya adalah jawa Timur, Didalam menyambut

pariwisata dikabupaten Sumenep dimasa mendatang perlu

diadakan even-even karapan sapi yang kontinyu.

Meskipun setiap hari berpindah tempat, akan tetapi

selalu diadakan setiap hari, dengan informasi yang

jelas, parawisatawan dapat menikmati atraksi

tersebut.

Seni Tari

Berdasarkan jenis tari-tarian daerah sumenep sering dilakukan dalam suatu pertunjukan, hiburan, selamatan dan upacara-upacara tradisional. Adapun jenis tari-

tarian daerah Sumenep dikelompokkan sebagai berikut :

- Tari Masai :

- Tari Pecut

- Tari sapi dan Jaranan

Tarian ini dimainkan lebih dari 40 orang pria dan

wanita ditarikan sebelum karapan sapi dimulai. 16

Diiringi alat musik tradisional yang terdiri dari gamelan, seruling, gending dan sronen.

Tarian Topeng dalang/Wayang topeng

Tarian ini adalah sejenis wayang orang di Jawa.

Dimainkan 15-20 orang pria dan wanita. Menurut kepercayaan orang Madura, tari ini dipertontonkan pada saat pesta laut, yaitu dimusim ikan tiba. Tarian ini diiringi alat musik gendang dan bukan alat musik seperti yang mengiringi pada wayang orang. Karena diiringi dengan satu alat musik saja, maka diperkirakan tarian ini lebih tua umurnya dari wayang orang yang ada di Jawa. Saat ini tari topeng sering dimainkan untuk menyambut kedatangan tamu-tamu khusus.

Tarian Gambu

Tari gambu berasal dari tarian keraton Sumenep yang sudah merakyat diseluruh kabupaten di pulau Madura.

Tari gambu tari-tarian putri-putri Sumenep yang bertujuan untuk melindungi godaan laki-laki. Syarat yang dipakai adalah dua buah keris, satu ditangan, satu digelang rambutnya yang berbentuk kecil. Sebagai penolak senjata lawan adalah perisai ditangan kirinya.

Tayuban atau tandhakan

Tarian ini diperankan oleh penari-penari wanita yang disebut pesinden. Ditemani juga oleh penari laki-laki secara bergiliran. Tarian ini diiringi musik tradisional dengan lengkap diantaranya seperti 17

kendang, kenong, seruling, gong dan sebagainya.

Penari-penari wanita ini akan mengajak para penonton

atau tamu laki-laki untuk menari bersamanya. Tayuban

atau tandhakan biasanya diselenggarakan pada waktu

ada pesta perkawinan, pesta panen, selamatan dan

acara hiburan lainnya yang bersifat kegembiraan.

- Jenis tari-tarian lain seperti tari Moang Sangkal dan

tari Pel Teng yang ditarikan oleh pUtri-putri

Sumenep. Disamping tari-tarian, masih ada kesenian

lain seperti orkes gambus, samroh, hadrah, pencak

silat dan ojung.

Peninggalan Sejarah

- Kraton Sumenep

Kraton Sumenep didirikan pada masa penembahan

Sumolo (abad XVIII), dimana pada saat itu VOC telah

berkauasa di Sumenep sekitar satu abad. Perencana

Kraton ini adalah Law Pia Ngo, seorang bangsa cina,

sehingga pengaruh kesenian cina terlihat disana-sini.

Komplek Kraton ini merupakan satu-satunya kompleks

Kraton yang masih lengkap dipulau ini, hal ini

menyebabkan kraton ini mempunyai nilai yang cukup

tinggi didaerahnya, bahkan dipulau Madura, dan juga

merupakan pusat pemerintahan dan pusat kebudayaan

bagi kawasan Sumenep, baik untuk saat itu maupun masa

kini .

- Masjid Jamik

Komplek Masjid Jamik Sumenep merupakan bangunan yang

utuh dan anggun, dimana pada latar depan pintu 18

gerbang bentuknya mirip dengan penampilan tembok

raksasa Tiongkok, sedang dilatar belakang terdapat

bangunan masjid yang beratap Tajug tumpang tiga

pengaruh Jawa Islam.

Keramat/tempat Ziarah.

- Makam Asta Tinggi

Merupakan kompleks makam para bangsawan Sumenep,

dimana bangunan ini sangat megah dan mendapat

pengaruh arsitektur Eropa / Inggris.

- Makam Panembahan Sumolo

Bangunan makam ini terletak didalam kompleks Asta

Tinggi, dimana mempunyai atap berbentuk kubah

berlapis 3, dan dikompleks terdapat sebuah kuburan

yang diceritakan orang sebagai makam Pangeran

Diponegoro.

Hasil Kerajian Madura

- Ukiran-ukiran dan anyam-anyaman.

Daerah sumenep memiliki keraj" inan-keraj inan ukiran

seperti halnya Jepara dan Bali, kerajinan ukiran-

ukiran didaerah sumenep mendapat pengaruh dari cina.

Keraj inan-keraj inan ukiran ini bentuknya asli bukan

dari hasil pabrik, tetapi hasil dari kerajinan

tangan dari para seniman. Kerajinan ukiran-ukiran ini

benyak sekali terdapat didaerah terpencil kabupaten

Sumenep antara lain :

- Daerah Slopeng

- Daerah Pragaan

- Pulau Giliyang 19

- Desa Karduluk

Sedangkan untuk keraj'inan anyam-anyaman terdapat

dikecamatan Batang-batang.

- Batik Asli Madura

Kabupaten Sumenep juga terkenal dengan batiknya yang

banyak terdapat didesa Kepanjen kecamatan kota

Sumenep dan desa Pakandangan kecamatan Bluto,

kerajinan batik ini dapat dikembangkan sehingga

menjadi barang-barang souvenir bagi wisatawan dengan

pertimbangan bahwa arti shop, maupun shop-shop di

Bali banyak terdapat batik asli madura.

1.3.3. Kondisi Pariwisata

Secara umum kondisi kepariwisataan di Kabupaten

Sumenep masih tertinggal jauh, hal ini dikarenakan terbatasnya sarana dan prasarana yang tersedia, juga terdapat banyak hal lainnya yang menjadi kendala yang membutuhkan perhatian dan penanganan lebih besar.

Dari data periwisata 1990 ( lihat tabel 1.2a dan 1.2b), tingkat pertumbuhan jumlah wisatawan yang berkunjung ke sumenep mempunyai fluktuasi yang tidak menentu, namun pada tahun-tahun terakhir menunjukkan jumlah kenaikan yang cukup menggembirakan. 20

Tabel 1.2.a KLNJUNQAN WISATAWAN DIKAEURATEN SUMENEP

TAHUN NUSANTARA HANCANE6ARA JUHLAH

1983 39.936 595 40.581 1984 40.331 871 141.202 1985 50.127 897 51.024 1986 43.338 987 44.325 1987 51.061 1.100 52.161 1988 134.940 1.456 136.396 1989 151.940 1.826 153.766 1990 110.074 1.566 111.640

Sumber : Bapparda Kabupaten Daerah Tingkat II Sumenep

Tabel 1.2. b KUNJUNGAN WISATAWAN DIOBYEK WISATA KABUPATEN SUMENEP

TAHUN ASTA TIN66I HUSIUH KERATON PANTAI SLOPENG PANTAI L0MBAN6

DONESTIK ASING DINESTIK ASIN6 DONESTIK ASING DONESTIK ASING

1984 7.425 51 7.412 65 7.248 35 1985 13.051 349 12.728 375 13.245 219 13.829 264 1986 15.903 675 13.376 431 14.762 386 13.285 358 1987 163.548 54 9,513 58 28.200 67 12.950 37 1988 179.902 59 10,464 64 31.020 73 14.245 38 1989 183,475 64 11.529 73 34.672 86 13.764 88 1990 105.837 254 18.404 394 16.622 253 30.025 133

Sumber : Diparda Fropinsi Daerah Tingkat I Jatim

1.3.4. Kebijaksanaan Pariwisata Kabupaten Sumenep Pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten Sumenep menerapkan satu kebijaksanaan yang terpadu terhadap pengembangan obyek wisata yang berpotensi wisata di seluruh Kabupaten Sumenep.

1. Sumter s Rsncana Indufi Pengembangan Pariwisata Kabupaten Sumenep,,

Pemka JJ&ti II Sumenep 21

1.3.4.1 Pola Dasar Pengembangan.

Pariwisata Kabupaten Sumenep memakai pola dasar pengembangan : "THE SPIRIT OF PARADISE ISLAND " dalam arti semua perencanaan pengembangan kawasan wisata Sumenep nantinya berorientasi kepada suatu semangat, kemauan, dan kekuatan dari suatu kepulauan yang indah dengan segala kekayaan alam dan budayanya. Oleh karena itu dalam

perencanaan pengembangan pariwisata Kabupaten Sumenep kekuatan sumber daya alam dan manusia harus dimanfaatkan secara optimal untuk dikembangkan menjadi suatu kekuatan pariwisata secara terpadu dengan tetap memprioritaskan

kelestarian alam dan budaya setempat.

1.3.4.2 Rencana Pengembangan Pariwisata Kabupaten Sumenep.

Penataan dan pengembangan kawasan wisata Kabupaten

Sumenep dibagi menjadi 2 areal dan 3 fase. Areal-areal

pengembang tersebut yaitu (lihat gambar 1.3) : a. Areal I

Meliputi seluruh wilayah Kabupaten Sumenep, khususnya

di daratan, antara lain :

- Kota Sumenep (monumen dan budaya)

- Pantai Lombang (cemara udang)

- Pantai Slopeng (bukit pasir)

- Sua Payudan, dan Iain-lain b. Areal II

Meliputi seluruh wilayah Kabupaten Sumenep, khususnya

kepulauan, antara lain : 23

- Pulau Gili Labak - Pulau Mamburit - Pulau Kangean - Pulau Saobi - Pulau Raas - Kepulauan Sapeken dan Iain-lain Sedangkan fase pengembangannya adalah : a. Fase I, prioritas pengembangan obyek wisata yang berada didaratan dan Pulau Gili Labak. b. Fase II, prioritas pengembangan obyek wisata Pulau Mamburit, pulau Raas dan Pulau Saobi. c. Fase III, Prioritas pengembangan obyek wisata Pulau Sapeken dan Pulau Kangean.