Patrawidya Vol 15 No 2 Juni 2014

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Patrawidya Vol 15 No 2 Juni 2014 Terakreditasi No. : 405/AU3/P2MI-LIPI/04/2012 seri penerbitan penelitian sejarah dan budaya Pesisir Selatan Jawa dalam Perspektif Sejarah dan Pengembangan Wilayah Oleh : Susanto Zuhdi Konferensi Wartawan Asia-Afrika di Jakarta Tahun 1963: Suatu Manifestasi Nefos (New Emerging Forces) Oleh : Siska Nurazizah Lestari Perkembangan Wilayah dan Masyarakat Perbatasan Kabupaten Malang-Kediri Berdasar Analisis Arsip Kartografi (1854-2009) Oleh : Reza Hudiyanto Malino Berdarah 1946 Oleh : Ismi Yuliati Sistem Pengetahuan dan Kepercayaan Masyarakat Nelayan di Desa Bojonegara Banten Oleh : Ani Rostiyati Tempat Berziarah Asta Sajjid Yusuf di Pulau Poteran Kabupaten Sumenep Madura Oleh : Isni Herawati Nilai-nilai Budaya Jawa dalam Serat Wedhatama Oleh : Sumarno Ngalap Berkah di Makam Sri Makurung Desa Dukuh, Banyudono, Boyolali Oleh : Noor Sulistyobudi Kontinuitas dan Diskontinuitas dalam Ritual Mendhak di Tlemang, Lamongan Oleh : Agus Indiyanto Resensi Buku : Sisi Lain Pangeran Diponegoro, Menimbang Buku Kuasa Ramalan Oleh : Heri Priyatmoko Yogyakarta No. 2 Hal. 171 - 340 ISSN 1411-5239 Vol. 15 Juni 2014 seri penerbitan penelitian sejarah dan budaya Patrawidya merupakan seri penerbitan hasil penelitian Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Yogyakarta dan peneliti tamu, serta penulis undangan yang meliputi bidang sejarah dan budaya. Patrawidya terbit secara berkala tiga bulan sekali, yaitu pada bulan Maret, Juni, September, dan Desember. Nama Patrawidya berasal dari dua kata “patra” dan “widya”, yang berasal dari bahasa Sansekerta, yang kemudian menjadi kata serapan dalam bahasa Jawa Kuna. Kata “patra” berasal dari kata “pattra” , dari akar kata pat=melayang, yang kemudian diartikan sayap burug; bulu; daun; bunga; tanaman yang harum semerbak; daun yang digunakan untuk ditulisi; surat; dokumen; logam tipis atau daun emas. Kata “widya” berasal dari kata “vidya” , dari akar kata vid=tahu, yang kemudian diartikan sebagai “ilmu pengetahuan”. Jadi Patrawidya dapat diartikan sebagai “lembaran yang berisi ilmu pengetahuan”, yang dalam hal ini tentang sejarah dan budaya. DEWAN REDAKSI PATRAWIDYA Mitra Bestari : Prof. Dr. Djoko Suryo (Sejarah) Prof. Dr. Su Ritohardoyo, MA (Geografi) Prof. Dr. Suhartono Wiryopranoto (Sejarah) Prof. Dr. Heddy Shri Ahimsa-Putra, M.A. (Antropologi) Penyunting Bahasa Inggris : Drs. Eddy Pursubaryanto, M.Hum Ketua Dewan Redaksi : Dra. Taryati (Geografi) Pemimpin Redaksi Pelaksana : Dra. Dwi Ratna Nurhajarini, M.Hum. (Sejarah) Dewan Redaksi : Dra. Sumintarsih, M.Hum. (Antropologi) Dra. Suyami, M.Hum. (Sastra Jawa) Dra. Emiliana Sadilah (Geografi ) Drs. Hisbaron Muryantoro (Sejarah) Drs. Sindu Galba (Antropologi) Yustina Hastrini Nurwanti, S.S. (Sejarah) Dra. Isni Herawati (Antropologi) Pemeriksa Naskah : Dra. Sumintarsih, M.Hum (Antropologi) Dra. Dwi Ratna Nurhajarini, M.Hum. (Sejarah) Ernawati Purwaningsih, M.Sc. (Geografi) Alamat Redaksi: Balai Pelestarian Nilai Budaya Yogyakarta Jalan Brigjen Katamso 139, Dalem Jayadipuran Yogyakarta 55152 Telp. (0274) 373241, 379308 Fax. (0274) 381555 e-mail:[email protected] | Website:http://www.bpnb-jogja.info Patrawidya, Vol. 15, No. 2, Juni 2014 PENGANTAR REDAKSI Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas perkenanNya, Balai Pelestarian Nilai Budaya Yogyakarta dapat menerbitkan hasil penelitian yang dikemas dalam Jurnal Patrawidya Seri Sejarah dan Budaya Vol. 15, No.2, Juni 2014. Jurnal Patrawidya edisi ini memuat beberapa artikel dalam bidang sejarah dan budaya, hasil penelitian Balai Pelestarian Nilai Budaya Yogyakarta, peneliti tamu dan peneliti undangan. Jurnal Patrawidya tidak mungkin bisa sampai dihadapan para pembaca tanpa kerja sama dan bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan baik ini Dewan Redaksi Patrawidya dengan segala kerendahan hati mengucapkan terima kasih kepada para Mitra Bestari yang telah meluangkan waktu untuk membaca semua artikel dan memberi pertimbangan terhadap isi artikel. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada editor bahasa Inggris. Susanto Zuhdi mengawali edisi Juni kali ini dengan sebuah artikel berjudul Pesisir Selatan Jawa dalam Perspektif Sejarah dan Pengembangan Wilayah. Pesisir selatan memiliki potensi sejarah dan budaya maritim yang tidak kalah dengan pesisir utara. Namun begitu menurut Zuhdi pembangunan daerah itu masih terabaikan. Untuk mengungkapkan topik kajiannya Zuhdi memakai pendekatan geo-historis dengan menempatkan pelabuhan Cilacap sebagai “prime mover” bagi pengembangan pesisir selatan Jawa Tengah. Siska N. Lestari, berikutnya berbicara tentang Konferensi Wartawan Asia-Afrika. Menurut hasil penelitian, Konferensi Wartawan Asia-Afrika menjadi salah satu konferensi yang mempunyai pengaruh besar baik bagi politik nasional maupun internasional. Konferensi yang mendapat banyak bantuan dan dukungan luas dari berbagai kalangan tersebut merupakan titik pangkal kerjasama wartawan Asia-Afrika yang ingin melepaskan diri dari belenggu imperialisme dan kolonialisme yang pada saat itu sangat kuat menguasai bangsa- bangsa Asia-Afrika. Masih berkaitan dengan perkembangan wilayah sebuah tulisan dari Reza Hudiyanto patut untuk disimak. Menurut Hudiyanto pasca pemberlakuan Undang-undang Desentralisasi, peran pemerintah daerah semakin signifikan. Otonomi dalam bidang keuangan dan penyusunan anggaran telah mendorong masing-masing pemerintah daerah menggenjot pemasukan daerah. Hal itu berdampak pada pemanfaatan secara optimal sumber daya alam di wilayah masing-masing. Dengan demikian menurut Hudiyanto arsip kartografi memegang peranan penting dalam memberikan kepastian hukum sebuah wilayah. Artikel ini bertujuan menunjukkan arti penting arsip kartografi dalam memberikan salah satu solusi dalam konflik wilayah dan merekonstruksi perkembangan wilayah dan masyarakat perbatasan. Ismi Yuliati menyumbang artikel tentang Malino Berdarah 1946. Tulisan ini berangkat dari arti sebuah kemerdekaan bagi sebuah bangsa, yang ternyata memiliki implikasi sejarah tersendiri bagi wilayah-wilayah yang berada di dalamnya. Menurut Yuliati perlawanan rakyat terhadap Belanda tahun 1946 menjadi salah satu tonggak sejarah dalam upaya mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia di tingkat lokal. Siasat perang, tokoh- tokoh serta peran rakyat Malino menjadi fokus kajian Yuliati yang direkonstruksi berdasarkan sumber primer dari pelaku dan juga dari referensi sekunder. Sistem Pengetahuan dan Kepercayaan Masyarakat Nelayan di Desa Bojonegara Banten menjadi fokus tulisan Ani Rostiyati. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa nelayan hidupnya selalu berhubungan dengan laut, dan memiliki adat istiadat, norma dan kepercayaan yang tidak sama dengan masyarakat petani atau industrial. Masyarakat nelayan di Bojonegara i Patrawidya, Vol. 15, No. 2, Juni 2014 memiliki pengetahuan tentang tanda-tanda alam, cara menangkap ikan dan teknologi dalam penangkapan ikan. Isni Herawati, menulis tentang Tempat Berziarah Asta Sajjid Yusuf di Pulau Poteran Kabupaten Sumenep Madura. Menurut Herawati para peziarah di makam Sajjid Yusuf mempunyai tujuan yang bermacam-macam sesuai dengan kepentingan masing-masing. Mencari ketenangan batin, mendapatkan kesehatan, kesuksesan, kelancaran dalam usaha, adalah beberapa keinginan para peziarah yang datang ke Asta Sajjid Yusuf, yang intinya adalah 'ngalap berkah' (mengharap barokhah). Nilai-nilai dalam budaya Jawa yang tertuang dalam Serat Wedhatama dikupas oleh Sumarno. Wedhatama karangan Mangkunegara IV berisi tentang ajaran atau piwulang. Menurut Sumarno nilai-nilai yang terkandung dalam Wedhatama adalah menghindarkan diri dari sifat jahat; instropeksi diri; berserah diri; ilmu sejati; mencapai hidup yang sempurna dan juga tentang larangan yang harus dihindari oleh manusia dalam kehidupan di dunia. Masih tentang 'ngalap berkah' Noor Sulistyobudi menemukan tentang tujuan orang datang berziarah ke makam para tokoh yang dianggap memiliki “kekuatan lebih”. Mohon keselamatan, mendapat rizki yang cukup, awet muda, mendapat pekerjaan antara lain tujuan para peziarah datang ke makam seperti tertuang dalam tulisan yang berjudul Ngalap Berkah di Makam Sri Makurung Desa Dukuh, Banyudono, Boyolali. Agus Indiyanto menyumbang sebuah artikel tentang ritual dengan judul Kontinuitas dan Diskontinuitas dalam Ritual Mendhak di Tlemang, Lamongan. Menurut hasil penelitian Agus Indiyanto, ritual bukanlah sekedar peristiwa sosial yang merayakan nilai religius dan kebersamaan, tetapi juga menjadi arena kontestasi bagi aktor-aktor yang terlibat di dalamnya. Ritual Mendhak di Tlemang memperlihatkan tiga pergeseran penting yakni aspek kognitif menyangkut basis pengetahuan yang menggunakan agama (Islam); kemudian aspek evaluatif dan aspek simbolik yang menitikberatkan pada ekspresi-ekspresi perilaku. Edisi kali ini ditutup dengan sebuah resensi buku oleh Heri Priyatmoko dari buku tulisan Peter Carey berjudul Kuasa Ramalan: Pangeran Diponegoro dan Akhir Tatanan Lama di Jawa, 1785-1855. Ibarat pepatah 'tiada gading yang tak retak', penerbitan jurnal Patrawidya Seri Sejarah dan Budaya Vol. 15, No.2, Juni 2014 masih ada kekurangannya. Namun begitu kami berharap semoga terbitan ini bermanfaat bagi yang membutuhkan. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penerbitan buku ini. Selamat membaca. DEWAN REDAKSI ii Patrawidya, Vol. 15, No. 2, Juni 2014 Vol. 15. No. 2, Juni 2014 ISSN 1411-5239 Seri Sejarah dan Budaya PATRAWIDYA Seri Penerbitan Penelitian Sejarah dan Budaya - Pengantar Redaksi - Daftar Isi - Abstrak Susanto Zuhdi - Pesisir Selatan Jawa dalam Perspektif Sejarah dan Pengembangan Wilayah (hlm. 171 - 182) Siska Nurazizah Lestari - Konferensi
Recommended publications
  • A Short History of Indonesia: the Unlikely Nation?
    History Indonesia PAGES 13/2/03 8:28 AM Page i A SHORT HISTORY OF INDONESIA History Indonesia PAGES 13/2/03 8:28 AM Page ii Short History of Asia Series Series Editor: Milton Osborne Milton Osborne has had an association with the Asian region for over 40 years as an academic, public servant and independent writer. He is the author of eight books on Asian topics, including Southeast Asia: An Introductory History, first published in 1979 and now in its eighth edition, and, most recently, The Mekong: Turbulent Past, Uncertain Future, published in 2000. History Indonesia PAGES 13/2/03 8:28 AM Page iii A SHORT HISTORY OF INDONESIA THE UNLIKELY NATION? Colin Brown History Indonesia PAGES 13/2/03 8:28 AM Page iv First published in 2003 Copyright © Colin Brown 2003 All rights reserved. No part of this book may be reproduced or transmitted in any form or by any means, electronic or mechanical, including photocopying, recording or by any information storage and retrieval system, without prior permission in writing from the publisher. The Australian Copyright Act 1968 (the Act) allows a maximum of one chapter or 10 per cent of this book, whichever is the greater, to be photocopied by any educational institution for its educational purposes provided that the educational institution (or body that administers it) has given a remuneration notice to Copyright Agency Limited (CAL) under the Act. Allen & Unwin 83 Alexander Street Crows Nest NSW 2065 Australia Phone: (61 2) 8425 0100 Fax: (61 2) 9906 2218 Email: [email protected] Web: www.allenandunwin.com National Library of Australia Cataloguing-in-Publication entry: Brown, Colin, A short history of Indonesia : the unlikely nation? Bibliography.
    [Show full text]
  • Muslim Negarawan: Telaah Atas Pemikiran Dan Keteladanan Buya Hamka
    Andi Saputra MUSLIM NEGARAWAN: TELAAH ATAS PEMIKIRAN DAN KETELADANAN BUYA HAMKA Andi Saputra Mahasiswa Pascasarjana Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin dan Pe- mikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Surel: [email protected] Abstract One of the primary values inherent in the personality of the nation (founding father) in addition to the breadth of insight is the strong pas- sion and love for the homeland nationality. Philosophy of life that stands on the foundation of nationalism and patriotism that is then color every movement, behavior as well as the epic struggle deeds they do, for the grounding the ideals of independence. Along with that, especially in the context of the independence of the nation, teaching in the form of ideas and ideals that appear to be important life values for the next generation. Besides an attempt to take the essence of the teaching given, also related to the effort to continue to foster national values and love of the homeland as the ethical foundation in terms of bringing the nation to the gates of progress. One in a series of well-known national leader is Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka); a statesman who thinks that nation- alism and patriotism as part of the faith (religion). Through a sociolog- ical theory of knowledge Mannheim has found that important teaching presented Hamka in relation to the life of the nation that is their re- sponsibility that must be realized that every citizen. Responsibilities shall include nationality, homeland, all of which according to Hamka in line with the main principles of Islam, namely amar ma’ruf nahi munkar.
    [Show full text]
  • Daftar Kantor Cabang Layanan Penerimaan Pajak Akhir Tahun 2020
    Daftar Kantor Cabang Layanan Penerimaan Pajak Akhir Tahun 2020 No REGION CABANG ALAMAT 1 Sumatera Utara KC BANDA ACEH Jl. Panglima Polim No. 50-52 Banda Aceh 23122 2 Sumatera Utara KC DIPONEGORO MEDAN Jl. Diponegoro No. 18, Medan 3 Sumatera Utara KC BATAM Jl. Raja Ali Haji No. 38 Batam 4 Sumatera Utara KC PEMATANG SIANTAR Jl. DR. Sutomo No. 245 Pematang Siantar 21118 5 Sumatera Utara KC RANTAU PRAPAT Jl. Diponegoro No. 19 Rantau Prapat 21412 6 Sumatera Utara KC TANJUNG PINANG Jl. Merdeka No. 6 F- G Tanjung Pinang 29111 7 Sumatera Utara KC PEKANBARU Komp. Senapelan Plaza, Jl. Jend. Sudirman No. 69 Pekanbaru 8 Sumatera Utara KC PADANG Jl. Jend. Sudirman No. 14 Padang 25121 9 Sumatera Selatan KC BENGKULU Jl. Soewondo Parman No. 51-52, Kel. Penurunan, Kec. Ratu Samban Bengkulu 10 Sumatera Selatan KC JAMBI Jl. DR. Sutomo No. 54 Jambi 36113 11 Sumatera Selatan KC MUARA BUNGO Jl. Sudirman No. 55, RT 015 RW 006, Kel. Bungo Barat, Kec. Muara Bungo, Kabupaten Bungo, Jambi 12 Sumatera Selatan KC PALEMBANG Jl. Kapten Rivai No. 1293 Palembang 30129 13 Sumatera Selatan KC BANDAR LAMPUNG Jl. Laks. Malahayati No. 188, Teluk Betung, Bandar Lampung 14 Jabar KC RE MARTADINATA Jl. R.E. Martadinata No. 23 Bandung 15 Jabar KC SUKABUMI Jl. Jend. Achmad Yani No. 20 Sukabumi 43131 16 Jabar KC TASIKMALAYA Jl. Juda Negara Ruko No. 16-17 Tasikmalaya 17 Jabar KC CIREBON Jl. Siliwangi No. 49 Cirebon 18 Jakarta 1 KC THAMRIN, JKT Jl. MH Thamrin Kav. 22 No. 51, Tower 2 lt. 1, Jakarta 10350 19 Jakarta 1 KC KARAWANG, JKT Jl.
    [Show full text]
  • Reiterating Indonesian National Identity in the Globalized World Through a New Romantic Movement
    UGM Digital Press Proceeding of ASIC 2018 2 Social Sciences and Humanities (2018) : 105-110 American Studies International Conference (ASIC) 2018 Reiterating Indonesian National Identity in the Globalized World through a New Romantic Movement Rahmawan Jatmiko Department of Intercultural Studies, Universitas Gadjah Mada. Indonesia. e-mail: [email protected] Abstract This article discusses the possibility of re-evoking and invigorating romantic spirits to reiterate Indonesian national identity. This commences from the fact that despite its comparatively young age, Indonesia has experienced a number of heroic and romantic struggles, notable in our national history; for instance, the “national awakening movement” Boedi Oetomo in 1908, which became the first modern symbol of national struggle in Indonesia, the Sumpah Pemuda in 1928, which instilled in the youth's mind the three factors in common as our national identity, which binds our multi-cultural existence and experiences i.e. the unity of territory, language, and nation; andth the third is Indonesian Declaration of Independence, 17 of August 1945. This study starts from the assumption that those three symbols of struggle and identity are imprinted with romantic spirits, i.e. the sentimental feelings and emotions, which are no longer dealing with the worldly and materialistic considerations. In this discussion, one might question whether Indonesia has ever experienced any romantic movement as what European countries and America had in the end of the 18th century, yet that might not be so critical question in this case. Instead, what might be considered more important is another question such as, “do we need that kind of movement nowadays in order to clearly pronounce our identity?” By careful readings, observations and interpretations based on historiography and other references, this article sees that an attempt to give birth to our own Romanticism might be feasible as a good solution to rebuild our nationalism, since it Keywordsalso deals with recognizing and recalling our lost identity.
    [Show full text]
  • Arsitektur-Interior Keraton Sumenep Sebagai Wujud Komunikasi Dan Akulturasi Budaya Madura, Cina Dan Belanda
    ARSITEKTUR-INTERIOR KERATON SUMENEP SEBAGAI WUJUD KOMUNIKASI DAN AKULTURASI BUDAYA MADURA, CINA DAN BELANDA Nunuk Giari Murwandani Jurusan Seni Rupa Universitas Negeri Surabaya ABSTRAK Proses akulturasi adalah suatu proses interaktif dan berkesinambungan yang berkembang dalam dan melalui komunikasi seorang imigran dengan lingkungan sosio-budaya yang baru. Salah satu bentuk adanya komunikasi dalam sebuah akulturasi budaya dapat dilihat pada hasil peninggalan berupa artefak-artefak, baik berupa karya seni rupa maupun arsitektur yang ada di suatu daerah, Keraton Sumenep merupakan salah satu peninggalan bangunan di Madura. Kraton Sumenep dirancang oleh arsitek Lauw Pia Ngo dari Negeri Cina, dibangun pada masa pemerintahan kolonial Belanda, dengan demikian maka warisan budaya itu tidak luput dari pengaruh budaya Jawa Hindu, Islam, Cina dan Belanda. Kesemuanya itu tampak pada penampilan dan penyelesaian bangunan- bangunan tersebut. Pendopo Kraton ternyata memiliki bentuk bangunan Jawa. Pendopo dengan atap Limasan Sinom dan bubungannya dihiasi dengan bentuk mencuat seperti kepala naga, merupakan pengaruh Cina. Sedangkan bangunan dalem terdapat bentuk gunung (top level) yang telanjang tanpa teritis dan diselesaikan dengan bentuk mirip cerobong asap di puncaknya, merupakan bukti pengaruh Belanda dan Cina. Pada ragam hiasnya juga nampak beberapa pola Jawa, Islam dan Cina yang dipadu cukup menarik. Bentuk arsitektur Kraton Sumenep, menunjukkan wujud adanya akulturasi antara budaya Madura, Cina dan Belanda. Kata kunci: interior, Kraton Sumenep, akulturasi, budaya Madura ABSTRACT Acculturation is an interactive and continuous process that develops within and through the communication of an immigrant having a foreign social and cultural environment. One form of communication in acculturation can be seen through the remains and artefacts in the form of artworks or architecture in a region.
    [Show full text]
  • National Heroes in Indonesian History Text Book
    Paramita:Paramita: Historical Historical Studies Studies Journal, Journal, 29(2) 29(2) 2019: 2019 119 -129 ISSN: 0854-0039, E-ISSN: 2407-5825 DOI: http://dx.doi.org/10.15294/paramita.v29i2.16217 NATIONAL HEROES IN INDONESIAN HISTORY TEXT BOOK Suwito Eko Pramono, Tsabit Azinar Ahmad, Putri Agus Wijayati Department of History, Faculty of Social Sciences, Universitas Negeri Semarang ABSTRACT ABSTRAK History education has an essential role in Pendidikan sejarah memiliki peran penting building the character of society. One of the dalam membangun karakter masyarakat. Sa- advantages of learning history in terms of val- lah satu keuntungan dari belajar sejarah dalam ue inculcation is the existence of a hero who is hal penanaman nilai adalah keberadaan pahla- made a role model. Historical figures become wan yang dijadikan panutan. Tokoh sejarah best practices in the internalization of values. menjadi praktik terbaik dalam internalisasi However, the study of heroism and efforts to nilai. Namun, studi tentang kepahlawanan instill it in history learning has not been done dan upaya menanamkannya dalam pembelaja- much. Therefore, researchers are interested in ran sejarah belum banyak dilakukan. Oleh reviewing the values of bravery and internali- karena itu, peneliti tertarik untuk meninjau zation in education. Through textbook studies nilai-nilai keberanian dan internalisasi dalam and curriculum analysis, researchers can col- pendidikan. Melalui studi buku teks dan ana- lect data about national heroes in the context lisis kurikulum, peneliti dapat mengumpulkan of learning. The results showed that not all data tentang pahlawan nasional dalam national heroes were included in textbooks. konteks pembelajaran. Hasil penelitian Besides, not all the heroes mentioned in the menunjukkan bahwa tidak semua pahlawan book are specifically reviewed.
    [Show full text]
  • Danilyn Rutherford
    U n p a c k in g a N a t io n a l H e r o in e : T w o K a r t in is a n d T h e ir P e o p l e Danilyn Rutherford As Head of the Country, I deeply regret that among the people there are still those who doubt the heroism of Kartini___Haven't we already unanimously decided that Kartini is a National Heroine?1 On August 11,1986, as Dr. Frederick George Peter Jaquet cycled from Den Haag to his office in Leiden, no one would have guessed that he was transporting an Indonesian nation­ al treasure. The wooden box strapped to his bicycle looked perfectly ordinary. When he arrived at the Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde, the scholar opened the box to view the Institute's long-awaited prize: a cache of postcards, photographs, and scraps of letters sent by Raden Adjeng Kartini and her sisters to the family of Mr. J. H. Abendanon, the colonial official who was both her patron and publisher. From this box so grudgingly surrendered by Abendanon's family spilled new light on the life of this Javanese nobleman's daughter, new clues to the mystery of her struggle. Dr. Jaquet's discovery, glowingly reported in the Indonesian press, was but the latest episode in a long series of attempts to liberate Kartini from the boxes which have contained her. For decades, Indonesian and foreign scholars alike have sought to penetrate the veils obscuring the real Kartini in order to reach the core of a personality repressed by colonial officials, Dutch artists and intellectuals, the strictures of tradition, and the tragedy of her untimely death.
    [Show full text]
  • Agen Aktif Manulife Per Juli 2021
    Daftar Agen Aktif Manulife per Juli 2021 Manulife Indonesia Sampoerna Strategic Square, South Tower Jl. Jenderal Sudirman Kav. 45-46. Jakarta 12930. T. (021) 2555 7777 | F. (021) 2555 2226 Customer Contact Center (021) 2555 7777, Toll Free 0-800-1-606060 (khusus wilayah diluar kode area Jakarta) Email: [email protected] | Website: www.manulife.co.id No Kode Agen Nama Agen No Kode Agen Nama Agen 1 11115626 CHANDRA GUNAWAN 23 11034446 LILI SITI KHALIDAH 2 11135473 DIAN ESTI KARTIKA 24 11582200 TIA DESTIANINGRUM 3 11135613 SOPHIA SOFYAN 25 11189466 YAO JULIANA SUSILO 4 11095002 JULIANA B. 26 11189264 DAMAYANTI S.ERLANGGA 5 11130043 TAN TING GUN ALIAS AYDI SURJOGUNAWAN 27 11189400 PANG BUDI GUNAWAN 6 11010476 CAROLINA HOLIWONO 28 11174386 YULIA VERONICA K.TANZIL 7 11023223 MYSKE YULIEN PITOY 29 11206451 LIANAWATI TANUTAMA 8 11023292 TIOLINA SITORUS 30 11174189 FELLY HIDAYAT 9 11010478 CHANDRA HIMAYATI 31 11192328 SRI ENDANG K.NURHAYATI 10 11010523 FIFI WINARTIE 32 11160555 LENNY HO 11 11004746 ELVI 33 11189386 NG LIE TJAN 12 11033083 IR.SITI FATIMAH 34 11021563 ANITA SALUTAN 13 11222240 FATMA DEWI 35 11088755 ANDREAS SUWIGNJO 14 11050871 SIOE TJHOEN/TIRTA MUTIARA SARI 36 11101024 ESA WAHYU ENDARTI 15 11032804 MITA NOVITAWATI OSLAN 37 11088797 HARIANI RETNO D. 16 11033024 NANIEK WITARSI 38 11026318 ONG LIE LIE/LIANA ONGKOWIJAYA 17 11023224 NATALIA SURYANI THAMRIN 39 11101185 WILSON KURNIAWAN 18 11032844 SANTOSO SOWANDI 40 11083384 SYARI APNITA KURNIATI 19 11039029 ANDRIANI 41 11074788 ELLY KUSUMANINGSIH TEDJO 20 11054268 IR.ETTY PRASETYAWATI 42 11033021 MULTIYANI 21 11039080 LIA PERMATASARI 43 11095162 NURNELI 22 11054335 MULIA KARTIKA DEWI.W 44 11083333 FRYDA HERJANI No Kode Agen Nama Agen No Kode Agen Nama Agen 45 11083354 LUCILLA WIRAWAN 79 11174237 LIANIWATI PRAYOGO 46 11095070 MARIA FRANSISCA 80 11206450 LILI SETIAWATY 47 11058994 MAWANTI SUDJATI 81 11215452 FRANSISKUS 48 11179291 DAHLIA M.PARDEDE BSC 82 11222258 HARTINI 49 11179278 AGUS SUNARI SUGANDI 83 11215590 YUNI HARTATI KURNIA 50 11179289 C.ERLIA S.
    [Show full text]
  • Teuku Mohammad Hasan (Sumatra), Soetardjo Kartohadikoesoemo (Jawa Barat), R
    GUBERNUR PERTAMA DI INDONESIA GUBERNUR PERTAMA DI INDONESIA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA GUBERNUR PERTAMA DI INDONESIA PENGARAH Hilmar Farid (Direktur Jenderal Kebudayaan) Triana Wulandari (Direktur Sejarah) NARASUMBER Suharja, Mohammad Iskandar, Mirwan Andan EDITOR Mukhlis PaEni, Kasijanto Sastrodinomo PEMBACA UTAMA Anhar Gonggong, Susanto Zuhdi, Triana Wulandari PENULIS Andi Lili Evita, Helen, Hendi Johari, I Gusti Agung Ayu Ratih Linda Sunarti, Martin Sitompul, Raisa Kamila, Taufik Ahmad SEKRETARIAT DAN PRODUKSI Tirmizi, Isak Purba, Bariyo, Haryanto Maemunah, Dwi Artiningsih Budi Harjo Sayoga, Esti Warastika, Martina Safitry, Dirga Fawakih TATA LETAK DAN GRAFIS Rawan Kurniawan, M Abduh Husain PENERBIT: Direktorat Sejarah Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jalan Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta 10270 Tlp/Fax: 021-572504 2017 ISBN: 978-602-1289-72-3 SAMBUTAN Direktur Sejarah Dalam sejarah perjalanan bangsa, Indonesia telah melahirkan banyak tokoh yang kiprah dan pemikirannya tetap hidup, menginspirasi dan relevan hingga kini. Mereka adalah para tokoh yang dengan gigih berjuang menegakkan kedaulatan bangsa. Kisah perjuangan mereka penting untuk dicatat dan diabadikan sebagai bahan inspirasi generasi bangsa kini, dan akan datang, agar generasi bangsa yang tumbuh kelak tidak hanya cerdas, tetapi juga berkarakter. Oleh karena itu, dalam upaya mengabadikan nilai-nilai inspiratif para tokoh pahlawan tersebut Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan kegiatan penulisan sejarah pahlawan nasional. Kisah pahlawan nasional secara umum telah banyak ditulis. Namun penulisan kisah pahlawan nasional kali ini akan menekankan peranan tokoh gubernur pertama Republik Indonesia yang menjabat pasca proklamasi kemerdekaan Indonesia. Para tokoh tersebut adalah Teuku Mohammad Hasan (Sumatra), Soetardjo Kartohadikoesoemo (Jawa Barat), R. Pandji Soeroso (Jawa Tengah), R.
    [Show full text]
  • Original Article Analysis Non-Poisson Systems Cases of Queuing
    Vol. 10, No.1: 01 — 05 May 2021 DOI: 10.22487/25411969.2021.v10.i1.15452 Original article Analysis non-poisson systems cases of queuing passenger aircraft at Ahmad Yani Airport Dina Asti Prastiwi*, Sugito, and Puspita Kartikasari Department of Statistic, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Diponegoro University, Jalan Prof Soedarto, Tembalang 50275, Semarang, Central Java, Indonesia Keywords: Aircraft, Queue System, Abstract Non-Poisson, Normal Log, Logistic Aircraft are effective transportation compared to land and sea transportation. Logic This causes the growth of demand flow of movement, both passengers and Article history: aircraft each time period is always increasing. However, The issues that arise Received 09 March 2021 are the issues that arise. Meanwhile, the problems that occur are capacity Accepted 29 May 2021 building. Based on the description above, one example of a queue system that Published 31 May 2021 is often encountered in daily life is the transportation service system, for example the plane queue at Ahmad Yani International Airport. Based on observations made while boarding the plane, it is not according to the schedule, which is normal because of the arrival of the plane that is not on time. This causes the airport parking lot to be full or busy and can prevent the arrival of the aircraft. Related to the application of the queue method can overcome the difficulties in standing aircraft parking facilities at Ahmad Yani Airport in Semarang.The results analysis model data of passenger plane queue system at Ahmad Yani International Airport (G / G / 8) : (GD / ∞ / ∞). The non-poisson model of time distribution interval arrivals the normal log and * Coresponding Author : logistic distribution time, servers 8 with queue discipline use FIFO, unlimited [email protected] service capacity, and unlimited transfer resources.
    [Show full text]
  • BAHRUL LAHUT MANUSCRIPTS in EAST JAVA: Study of Philology and Reconstruction of Tarekat Networks
    Teosofia: Indonesian Journal of Islamic Mysticism, Vol. 9, No. 2, 2020, pp. 227-250 e-ISSN: 2540-8186; p-ISSN: 2302-8017 DOI: 10.21580/tos.v9i2.6826 BAHRUL LAHUT MANUSCRIPTS IN EAST JAVA: Study of Philology and Reconstruction of Tarekat Networks Mashuri Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur East Java Provincial Language Centre [email protected] Abstract: This research discusses the manuscript of Bahrul Lahut with the approach of philology, geneo-archeology of knowledge, and history. The aim was to study the text of Bahrul Lahut, its contents, and trace the Aceh-Makassar-East Java tarekat network based on the distribution of the manuscripts. As the result, (1) there are three existences of Bahrul Lahut in East Java, namely the Traditional Islamic Boarding School (Pondok Pesantren) of Sumber Anyar, Pamekasan, Madura, the EDR’s collection in Sidoarjo, and Jamaah Tarekat Satariyah in Pare Kediri, (2) Text edition is selected from the collection of Pondok Pesantren Sumber Anyar with philology consideration, (3) The Bahrul Lahut manuscript is only available in the manuscript catalog of Dayah Tano Abee, Aceh, and the collection of the family of Yusuf Makassar, (4) The text content of Bahrul Lahut describes and re-reads the conception of the nature of God and the creation of the universe as a manifestation of Nur Muhammad, influenced by wahdat al- wujud and emanation of Ibn Arabi, (5) From the Bahrul Lahut manuscript, a network of tarekat ulama in East Java can be reconstructed, through the paths of Abdurrouf Singkel and Yusuf Makassar. Keywords: Bahrul Lahut, East Java manuscript, reconstruction of the tarekat network A.
    [Show full text]
  • Bali to Bali
    STAR CLIPPERS SHORE EXCURSIONS Bali – Bali itineraries West bound: Benoa (Bali) - Giligenteng (Madura) – Probolinggo (Java) – Lovina Beach (Bali) – Senggigi beach (Lombok) – Gili Sudak (Lombok, Nusa Tenggara) – Benoa (Bali) East bound: Benoa (Bali) - Gili Kondo (Lombok) – Komodo National Park, Pink beach – Satonda – Gili Meno/Gili Trawangan (Lombok) – Gili Nanggu (Lombok) – Benoa (Bali) We use the best available guides and transportation for all our tours. However since your cruise will take you to many exotic destinations off the usual tourist radar, you must be prepared to encounter minor inconveniences and infrastructure which is not always of the highest standard: restaurant services may be rather basic, toilet facilities can be quite primitive by Western standards and tour guides will not be as sophisticated as those found in the Mediterranean. Nevertheless we are confident that these drawbacks will be far outweighed by the truly unique and unforgettable experiences you will take home with you. All tours are offered with English speaking guides. The length of the tours as well as the time spent on the various sites, is given as an indication only as it may vary depending on the road, weather, sea and traffic conditions and the group’s pace. STAR CLIPPERS SHORE EXCURSIONS With the exception of Bali, Indonesia is a country with a very strong muslim tradition ; certain excursions may be modified or even cancelled depending on religious festivals Fitness requirements vary according to your chosen activity. If you would like to participate in hiking, snorkeling and boating, an average to good level of fitness is mandatory. Please note that the activity level of our excursions is given as a guideline, much depends on your own personal fitness.
    [Show full text]