Bab I Pendahuluan
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Kota Semarang merupakan salah satu kota di Indonesia yang dikenal memiliki beraneka ragam tempat makan yang memiliki cita rasa khas dibanding kota-kota lain di Indonesia. Seiring berkembangnya kota Semarang, perkembangan usahan di bidang rumah makan di kota Semarang juga mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat dari data PDRB ( Produk Domestik Regional Bruto) dalam usaha di bidang rumah makan di kota Semarang. Grafik perkembangan pendapatan PDRB rumah makan di kota Semarang tahun 2008-2012, dapat dilihat pada Gambar I.1. 800,000 700,000 600,000 500,000 400,000 Pendapatan (Juta Pendapatan 300,000 (Juta Rupiah) Rupiah) 200,000 100,000 0 2008 2009 2010 2011 2012 Tahun Gambar I.1 Perkembangan PDRB Rumah Makan Di Kota Semarang Tahun 2008-2012 (Sumber: BPS Kota Semarang, 2012) Meningkatnya Usaha Rumah Makan di Kota Semarang juga dipengaruhi oleh pola konsumsi masyarakat Semarang yang memilih membeli makanan dan minuman jadi yaitu sebesar 18% dari total penghasilannya (Bappeda Kota Semarang, 2011). 1 Berbagai macam jenis rumah rumah makanpun kian menjamur di kota ini, mulai dari masakan tradisonal dengan cita rasa nusantara, masakan asia ataupun barat dan berbagai franchise yang terkenal lainnya, seperti data yang ditunjukkan dalam Tabel I.1. Tabel I.1 Rumah makan di Kota Semarang berdasarkan jenis makanan Jumlah Rumah No. Jenis Rumah Makan Makan Restoran Franchise (Mc Donals, 1 KFC, Pizza Huts, Hoka Hoka 25 Bento,CFC, Solaria, A&W) 2 Rumah Makan Masakan Modern 107 Rumah Makan Masakan 3 114 Tradisional (Sumber : Seputarsemarang.com, Diakses Februari 2014) Dari data diatas dapat didapatkan informasi bahwa jumlah rumah makan masakan tradisional menduduki posisi teratas dibanding rumah makan masakan modern ataupun restoran franchise. Hal ini dapat diartikan bahwa makanan masakan tradisional lebih diminati, ditandai dengan banyaknya restoran masakan tradisional yang ada di Kota Semarang. Salah satu warung makan masakan tradisonal yang terkenal di kota Semarang adalah warung makan Nasi Gandul Pak Memet yang berlokasi di Jl. Dr.Cipto No.12A, Kebon Agung, Semarang. Walaupun warung makan Pak Memet ini berbentuk warung kaki lima, namun usaha yang telah dirintis semenjak 1990 telah memiliki pendapatan kotor mencapai 4 juta/hari dengan menjual 230 porsi nasi gandul. Adapun segmen pelanggan utama Nasi Gandul ini merupakan warga masyarakat Kota Semarang yang berdomisili di dekat lokasi warung makan Nasi Gandul Pak Memet dan terkadang di akhir pekan ada pelanggan dari luar kota yang menyempatkan waktunya untuk mencicipi nasi gandul di warung Pak Memet. Nasi Gandul merupakan nasi putih hangat yang disajikan bersama lauk dari 2 daging sapi, bisa daging, lidah, jeroan, paru dengan kuah campuran kaldu dan santan berwarna kecoklatan, keruh dan encer yang disajikan dengan piring beralaskan daun pisang. Sebagai pelengkap ialah jeruk nipis, tempe yang digoreng garing serta sambal. 1,400,000 Rp1,360,000.00 1,350,000 Rp1,292,000.00 1,300,000 1,250,000 Rp1,227,400.00 1,200,000 1,150,000 2011 2012 2013 Gambar I.2 Perkembangan Pendapatan Tiga Tahun Terakhir Nasi Gandul Pak Memet (Sumber: Warung Makan Nasi Gandul Pak Memet, 2013) Melihat perkembangan bisnis di bidang rumah makan tradisonal yang semakin meningkat dan pendapatan 3 (tiga) tahun terakhir mengalami peningkatan dapat dilihat pada Gambar I.2, pemilik Rumah Makan Nasi Gandul Pak Memet berencana untuk mengembangkan bisnisnya dengan membuka cabang di Kota Semarang. Dalam pembukaan cabang rumah makannya, pemilik usaha sebaiknya memperhatikan dalam penentuan lokasi berdirinya cabang rumah makan nasi gandul ini, banyak faktor yang perlu dipertimbangkan seperti situasi persaingan, faktor lokasi dapat menjadi faktor-faktor kritis yang sangat penting (Handoko, 2000 : 65) maka dari itu, untuk memilih lokasi cabang Rumah Makan Nasi Gandul Pak Memet sebaiknya perlu diperhatikan jumlah penduduk di suatu daerah tersebut karena target pasar rumah makan merupakan warga sekitar warung dan sebagian besar konsumen lebih memilih untuk membeli makanan di 3 dekat tempat tinggalnya (Zuliarni, 2013). Selain itu menurut Alcacer (2008) dengan lokasi yang berdekatan dengan pesaing bisnis, perbisnisan dapat melakukan strategi kompetisi total baik dalam kepemimpinan harga atau produk lain yang diberikan. Tabel I.2 menunjukkan data jumlah rumah makan dan jumlah penduduk kota Semarang berdasarkan kecamatan. Tabel I.2 Rumah makan di Kota Semarang berdasarkan kecamatan pada Tahun 2012 Rumah Jumlah No. Kecamatan Makan Penduduk 1 Mijen 65 56.570 2 Gunung Pati 71 75.027 3 Bayumanik 274 128.225 4 Gajah Mungkur 302 63.430 5 Semarang Selatan 497 82.931 6 Candisari 202 79.902 7 Tembalang 514 142.941 8 Semarang Timur 259 78.889 9 Semarang Tengah 484 71.674 10 Semarang Barat 621 158.981 11 Tugu 113 30.904 12 Ngalian - 118.482 13 Genuk - 22.903 14 Semarang Utara 134 127921 15 Pedurungan - 174.133 16 Gayamsari 79 73.025 (Sumber : BPS Kota Semarang, 2012) Adapun permasalahan yang biasa dihadapi pemilik usaha dalam membuka cabang rumah makan baru adalah bagaimana menyusun strategi pemasaran yang tepat agar dapat menarik lebih banyak konsumen di daerah lain untuk membeli makanan di cabang rumah makan tersebut. Selain masalah strategi pemasaran, pemilik usaha harus merencanakan aspek finansial yang bermanfaat untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memperoleh pendapatan serta besarnya biaya yang dikeluarkan yang dijadikan acuan pemilik usaha dalam penanamkan modal yang besar untuk membuka cabang baru baik untuk investasi tempat maupun biaya operasional yang meningkat pula seperti bahan baku dan keperluan pendukung 4 lainnnya terutama harga bahan utama daging sapi yang fluktuatif seperti digambarkan dalam Gambar I.3. 105,000 100,000 95,000 90,000 85,000 80,000 Harga Daging Sapi/kg Harga Daging Bulan Gambar I.3 Harga Daging Sapi/kg Januari 2013-Februari 2014 (Sumber: Kementrian Perdagangan , 2014) Melihat peluang bisnis di bidang makanan tradisonal di kota Semarang dan pendapatan yang semakin meningkat dari tahun ke tahun serta melihat berbagai kendala di bisnis makanan tradisional seperti ketatnya persaingan dan fluktuatifnya harga daging sapi sebagai bahan baku utama Nasi Gandul, diperlukan analisis kelayakan bisnis untuk mengetahui apakah pembukaan Cabang Rumah Makan Nasi Gandul Pak Memet ini memiliki prospek yang baik secara aspek pasar, aspek teknis, dan aspek finansialnya sehingga dapat dijadikan informasi yang dapat membantu dalam pengambilan keputusan investasi. 5 I.2 Perumusan Masalah Rumah Makan Nasi Gandul Pak Memet memiliki pendapatan per tahun yang terus meningkat. Untuk mengembangkan bisnis kuliner dan mempertahankan eksistensinya selama 23 tahun ini dengan pembukaan cabang Rumah Makan Nasi Gandul Pak Memet, maka akan dilakukan analisa kelayakan pada pembukaan Cabang Rumah Makan Nasi Gandul Pak Memet yang dilihat dari aspek pasar, aspek teknis dan aspek finansial. Berdasarkan latar belakang yang ada, terdapat beberapa permasalahan pokok yang akan ditinjau dalam penelitian ini, yaitu: 1. Bagaimana kelayakan bisnis pembukaan cabang Rumah Makan Nasi Gandul Pak Memet di Kota Semarang dilihat dari aspek pasar dan teknis ? 2. Bagaimana kelayakan bisnis pembukaan cabang Rumah Makan Nasi Gandul Pak Memet di Kota Semarang dilihat dari aspek finansial ? 3. Bagaimana tingkat sensitivitas dan risiko yang ada dalam bisnis pembukaan cabang Rumah Makan Nasi Gandul Pak Memet di Kota Semarang? I.3 Tujuan Penelitian Sehubung dengan permasalahan yang menjadi dasar dari pembuatan tugas akhir ini, maka tujuan dilakukannya penelitian ini berdasarkan perumusan masalah yang telah dipaparkan di atas dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Menganalisis kelayakan bisnis pembukaan cabang Rumah Makan Nasi Gandul Pak Memet di Kota Semarang dilihat dari aspek pasar dan aspek teknis. 2. Menganalisis kelayakan bisnis pembukaan cabang Rumah Makan Nasi Gandul Pak Memet di Kota Semarang dilihat dari aspek finansial. 3. Menganalisis tingkat sensitivitas dan risiko bisnis pembukaan cabang Rumah Makan Nasi Gandul Pak Memet di Kota Semarang. 6 I.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian ini diantaranya adalah : 1. Membantu perusahaan untuk mendapatkan informasi kelayakan bisnis ditinjau dari aspek pasar, aspek teknis, dan aspek finansial. 2. Mengetahui keuntungan yang diperoleh dan mengetahui tingkat pengembalian investasi. 3. Mengetahui variabel-variabel yang mempengaruhi kelayakan bisnis serta risiko dari lingkungan sekitar terhadap keuntungan perusahaan, serta dapat merumuskan strategi bisnis yang dapat digunakan untuk mengembangkan Nasi Gandul Pak Memet. I.5 Batasan Penelitian Pembatasan masalah diperlukan agar penelitian tidak menjadi terlalu luas dan menyimpang dari tujuan semula. Beberapa pembatasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Suku bunga, inflasi, pajak dan kondisi ekonomi lainnya dianggap normal dan stabil selama periode analisis. 2. Penelitian ini dilakukan dengan objek penelitian yang ruang lingkupnya hanya di Kota Semarang. I.6 Sistematika Penulisan Penelitian ini diuraikan dengan sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I Pendahuluan Pada bab ini berisi uraian mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II Tinjauan Pustaka Pada bab ini terdapat dasar teori yang berhubungan dengan penelitian analisis kelayakan yang akan dibahas. Tujuan dari bab ini adalah membentuk kerangka berpikir dan landasan teori yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian dan perancangan hasil 7 akhir