Diskursus Wilwatikta Pada Kakawin Nagarakretagama Sebagai Khitah Nusantara
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Seminar Nasional Seni dan Desain: —Reinvensi Budaya 9isual Nusantara“ Jurusan Seni Rupa dan Jurusan Desain Universitas Negeri Surabaya, 19 September 2019 Diskursus Wilwatikta pada Kakawin Nagarakretagama sebagai Khitah Nusantara Arina Monika Y. Universitas Negeri Surabaya [email protected] Abstrak Terjadi perubahan sosial dan budaya pada masyarakat Indonesia dari masa ke masa, mulai dari zaman kerajaan Majapahit hingga sekarang. Perubahan tersebut dapat berubah menjadi valensi positif atau sebaliknya, namun valensi positif yang pernah terjadi tidak seharusnya hilang dan ditinggalkan, mengingat tujuan bangsa adalah maju dan berkembang. Kemasyuran Kerajaan Majapahit pada masanya dalam segala aspek termasuk kebudayaan pernah dituliskan dalam suatu karya sastra bernama Kakawin Nagarakratagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca pada tahun 1365M. dalam tulisan tersebut dapat ditelaah bagaimana kesejahteraan yang dirasakan rakyat pada masa itu merupakan cita-cita yang ingin digapai bangsa ini pada masa sekarang. Menggunakan konsep perbedaan diskursus yang dikembangkan oleh Michel Foucault untuk melihat sistem berpikir, ide-ide, pemikiran dan gambaran yang dapat menyebabkan munculnya konsep suatu kultur atau budaya dalam periode waktu yang berbeda. Dengan metode ini dapat diketahui penyebab perbedaan diskursus kebudayaan pada abad 14M dan masa sekarang. Kata kunci : Diskursus, Majapahit, Kakawin Nagarakatagama 1. Pendahuluan Kekhawatiran muncul akan lunturnya identitas Kemerdekaan Indonesia, seluruh masyarakat budaya bangsa. Menurut Djuli Djatiprambudi dan pemerintah mulai menata keadaan negara (2019: 291), —Dilihat perspektif perkembangan dalam segala bidang. Juga merumuskan seni rupa modern di Indonesia, sebenarnya tujuan dan cita-cita bangsa sebagaimana semangat pencarian jati diri atau identitas tertulis dalam Pembukaan Undang-Undang merupakan rentetan perdebatan besar, yang Dasar 1945 Alinea ke-4, juga landasan sudah lama dihembuskan melalui polemik Negara Indonesia yaitu Pancasila sila ke-3 kebudayaan pada 1930an“. Keinginan-keinginan —3ersatuan ,ndonesia“ yang memiliki makna bangsa menyatu dengan kebudayaan semakin meskipun masyarakat Indonesia terdiri dari didambakan hari demi hari, namun hal tersebut beragam suku, bahasa, agama, budaya yang beriringan dengan bertambah pudarnya berbeda-beda namun tetap mendapatkan kebudayaan yang ada. Cita-cita besar tersebut persamaan kedudukan serta kesejahteraan digarap pemerintah dengan dikeluarkannya dibawah naungan Pemerintah guna menjaga Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 persatuan dan kesatuan Indonesia. Tahun 2017 Tentang Pemajuan Kebudayaan. Kebudayaan merupakan identitas dan ciri Padahal keinginan besar tersebut sudah pernah khas suatu bangsa. Menurut Ki Hajar dinikmati masyarakat Indonesia pada abad ke-14 Dewantara, kebudayaan didefinisikan hingga ke-15M, tepatnya saat Pemerintahan sebagai buah budi manusia adalah hasil Majapahit. Hingga dikenal sebagai masa perjuangan manusia terhadap dua pengaruh keemasan segala bidang di Nusantara. Hal inilah kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan yang harusnya juga diperhatikan masyarakat dan bukti kejayaan hidup manusia untuk pemerintah untuk melihat paradigma yang mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran pernah terjadi. Bung Karno pernah berpesan didalam hidup dan penghidupannya guna dalam pidatonya —-asmerah“ yang memiliNi mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang valensi baik untuk tidak melupakan sejarah. pada lahirnya bersifat tertib dan damai. Di era Sejarah memang tidak akan terulang namun modern ini, kebudayaan Indonesia terus jalannya akan tetap sama. dipertanyakan kelangsungannya. Arina Monika Y. (Universitas Negeri Surabaya) 93 Seminar Nasional Seni dan Desain: —Reinvensi Budaya 9isual Nusantara“ Jurusan Seni Rupa dan Jurusan Desain Universitas Negeri Surabaya, 19 September 2019 2. Metode berbagai bidang kesenian seperti tari, pelawak, Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dalang dan sebagainya. Patih Majapahit antara dengan konsep perbedaan diskursus yang tahun 1331 hingga 1364 Gajah Mada, berhasil dikembangkan oleh Michel Foucault. memperoleh kekuasaan atas wilayah yang kini Diskursus dibangun oleh asumsi-asumsi yang sebagian besarnya adalah Indonesia beserta umum dan kemudian menjadi ciri khas dalam hampir seluruh Semenanjung Melayu. Warisan suatu periode sejarah tertentu. Penelitian ini dari masa Gajah Mada termasuk kodifikasi melihat adanya perbedaan diskursus hukum dan pembentukan kebudayaan Jawa, kebudayaan pada abad ke-14 dan masa seperti yang terlihat dalam wiracarita Ramayana. sekarang dengan lingkup yang sama. Dengan Masyarakat Majapahit yang tertib dan sejahtera melihat kajian dokumen sejarah atau karya sangat mungkin berkat adanya norma dan sastra yang ditemukan juga buku-buku yang penegakan aturan secara baik dan ditaati oleh mengangkat sejarah zaman Majapahit, buku seluruh rakyat. kiranya pada masa kejayaan kebudayaan Indonesia dimasa sekarang, dan Majapahit telah dikenal adanya hukum dan data statistik kebudayaan Indonesia guna peraturan perundang-undangan yang sangat mendapat jawaban dari rumusan masalah dihormati (Munandar, 2018: 23). terdapat tiga yang ada. komponen untuk mendukung perkembangan kerajaan, yaitu (1) adanya sistem pemerintahan 3. Pembahasan yang baik, (2) didukung oleh kekuatan militer, Majapahit berdiri selama kurang lebih dua dan (3) adanya regulasi kemasyarakatan yang abad lamanya. Prasasti Kudadu menuliskan ditaati oleh penduduknya. dari ketiga komponen bahwa kerajaan ini pertama kali diresmikan tersebut, Majapahit memiliki semuanya. pada tahun 1293 dengan raja pertamanya Kertarajasa Jayawardhana atau dalam Kitab Pararaton dikenal dengan julukan Raden Wijaya. Raden Wijaya naik takhta Majapahit setelah mengalahkan Jayakatwang yang berpusat di Kadiri. Sedangkan tahun keruntuhan Majapahit masih menjadi pertanyaan hingga saat ini. Beberapa pihak menyebutkan bahwa kerajaan Majapahit runtuh di tahun 1521M dan ada yang menyebutkan keruntuhannya ditahun 1525M. Sebagai kerajaan terbesar sepanjang sejarah di Asia Tenggara, kerajaan Majapahit Gambar 1. Komponen pengembangan kerajaan memiliki pengaruh yang cukup besar dalam Sumber : Munandar, Wilwatikta Prana (2018: 42) segala aspek peradaban Nusantara, salah Pada puncak kejayaan kerajaan Majapahit yang satunya kebudayaan. Kerajaan Majapahit dipimpin oleh Hayam Wuruk antara tahun 1351- juga mampu menciptakan kesenian 1389, Kerajaan ini menjadi acuan kebesaran bagi tradisional yang bersifat adiluhung. Kesenian kerajaan-kerajaan di Nusantara bahkan pada yang dihasilkan pada masa Majapahit cukup masa itu Majapahit juga dianggap sebagai rekan bernilai seperti kesenian reog, wayang beber, yang setara oleh beberapa kerajaan besar di Asia tarian bedhana surya, tarian bentengan, tarian Tenggara. Mengetahui bagaimana komponen golek sedayung juga karya sastra yang yang dimiliki Majapahit dalam mengembangkan berkembang pesat terutama pada masa kerajaan, harusnya hal itu juga yang dijadikan pemerintahan Hayam Wuruk. Pendidikan acuan Nusantara sekarang ini untuk kemajuan pada masa itu yang diterapkan kepada putra dan perkembangan bangsa ini. Kemegahan dan putri raja memiliki konsentrasi tertentu, tersebut dituliskan dalam sebuah karya sastra yaitu kesenian, sastra atau kewiraan. kuno bernama Kakawin Nagarakretagama karya Mengingat hal tersebut kebudayaan Mpu Prapanca pada tahun 1365. Nama merupakan hal yang sangat penting pada Nagarakretagama merupakan tambahan masa itu. Berdasarkan kitab Pararaton, raja penyalin Arthapamasah pada bulan Kartika termegah kerajaan Majapahit yaitu Hayam tahun saNa 1662 yang Eerarti —1egara dengan Wuruk merupakan sosok yang mahir dalam 94 Diskursus Wilwatikta pada Kakawin Nagarakretagama Sebagai Khitah Nusantara Seminar Nasional Seni dan Desain: —Reinvensi Budaya 9isual Nusantara“ Jurusan Seni Rupa dan Jurusan Desain Universitas Negeri Surabaya, 19 September 2019 Tradisi (Agama) yang suci“. 3ada pupuh 94/2 Pupuh 18.4 menjelaskan rupa bentuk kereta yang disebutkan sang penulis menyebut ciptaanya ditunggangi Sri Nata Wilwatikta sangat indah, Decawarnana atau uraian tentang desa-desa. bergambarkan buah maja dan beratapkan kain Kakawin ini menguraikan keadaan yang gringsing yang berasal dari Bali, dan berhiaskan terjadi didalam Kerajaan Majapahit. lukisan emas. Naskahnya terdiri dari 98 pupuh, tiap kakawin terdiri dari empat pada dan tiap barisnya terdiri dari delapan hingga 24 suku kata yang disebut matra. Pupuh 1-7 tentang raja dan keluarganya, pupuh 8-16 tentang kota dan wilayah Majapahit, pupuh 17-39 tentang perjalanan keliling Lumajang, pupuh 40-44 tentang silsilah raja Majapahit dari Kertarajasa Jayawardhana sampai Hayam Wuruk, pupuh 50-59 tentang perjalanan Hayam Wuruk yang sedang berburu di hutan Nandawa, pupuh 60-82 tentang oleh-oleh dari pelbagai daerah yang Gambar 4. Penenun kain gringsing di desa tenganan dikunjungi, perhatian raja Hayam Wuruk Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Kain_gringsing diakses 28 Agustus 2019 kepada leluhurnya berupa pesta srada, dan tentang kematian Patih Gajah Mada, pupuh Kain gringsing merupakan kain tenun tradisional 83-91 tentang upacara keagamaan berkala Indonesia satu-satunya yang menggunakan yang berulang kembali setiap tahun di teknik dobel ikat dan memerlukan waktu Majapahit, yakni musyawarah, kirap, dan pembuatan selama 2-5 tahun lamanya. Pada pesta tahunan. pupuh 92-98 tentang pujangga umumnya masyarakat Tenganan memiliki kain yang setia kepada raja. pada tahun 2008 gringsing yang berusia ratusan tahun untuk Kakawin Nagarakretagama diakui sebagai digunakan dalam berbagai