16 SEJARAH DAN BUDAYA, Tahun Ketujuh, Nomor 2, Desember 2013

GAYATRI DALAM SEJARAH DAN MAJAPAHIT1

Deny Yudo Wahyudi1 Jurusan Sejarah FIS Universitas Negeri

Abstrak: Gayatri is an important woman figure in history of . As a main family member, she had central role, although her role is invisible. Her status as Rajapatni gave her a big power, so she ascended her husband’s throne after her son in law, who has no son, died. Her Pendharmaan becomes an important source to be studied because of its vague of supporting data.

Key Words: Gayatri, history, Singhasari, Majapahit

Pergulatan menarik ditunjukkan Prof. Drake Singhasari sebagai pendahulu raja-raja (mantan Diplomat Canada) ketika akan Majapahit. Sumber lain selama ini hanya memilih tema tulisan sejarah sebagai kebiasa- Pararaton dan Nagarakartagama. Informasi an beliau ketika bertugas di luar negeri. yang diberikan oleh Mula-Malurung banyak Pilihan terhadap sosok Gayatri sebagai bahan yang memperkuat atau bahkan memperjelas tulisan patut diacungi ibu jari karena beliau kisah dalam Pararaton, karena tidak semua tidak tergoda untuk mengangkat nama-nama hal kisah dalam Pararton tergambarkan besar dalam sejarah Majapahit, semisal Prabu dengan jelas dan justru beberapa menimbul- Wijaya, Hayam Wuruk, Patih kan pertanyaan. ataupun kalau tokoh wanita, Tribhuana dan Silsilah raja-raja Singhasari me- Suhita yang lebih banyak perannya dalam nunjukkan bahwa semua cabang dalam sejarah kerajaan. Selanjutnya saya akan keluarga ini pernah memerintah3 dalam tahta sedikit berdiskusi dengan tulisan Prof. Drake Singhasari. Hal yang menarik bahwa politik melalui tulisan sederhana, karena jika me- perkawinan selain sebagai upaya konsolidasi lakuklan kontra tulisan memerlukan waktu dan meredam suksesi juga dapat berakibat panjang untuk mempersiapkan suatu proses berlawanan, yaitu penuntutan hak atas tahta. metode sejarah yang baik. Sebagai contoh adalah tokoh Jayakatwang raja bawahan di Kadiri, ia adalah keturunan Gayatri Sebuah Biografi yang Samar dari raja-raja Kadiri dari ayahnya yaitu Alasan saya mengangkat sub judul Sastrajaya, dari pihak ibunya dia adalah ini karena sosok tokoh Gayatri ini dikenal keturunan Singhasari, karena ibunya adalah namun tidak banyak sumber sejarah yang saudara perempuan Wisnuwardhana, jadi mencatat nama maupun aktifitasnya. Gayatri masih sepupu dengan Kretanagara. Selain itu dikenal sebagai salah satu putri Kertanegara ia adalah ipar sekaligus besan Kretanegara raja Singhasari terakhir. Tidak banyak karena istrinya adalah saudara Kretanegara sumber yang menceritakan tentang biografi- dan anaknya adalah menantu Kretanegara. nya ketika menjadi putri Singhasari2. Silsilah Sekarang yang menjadi pertanyaan raja Singhasari dan Majapahit yang ternaung siapakah calon yang dipersiapkan oleh dalam pohon dinasti Girindra-rajasa wangsa Kertanegara sebagai penggantinya. Baik dapat diperoleh melalui penuturan Nagara Pararaton, Nagarakrtagama maupun Prasasti kartagama dan Prasasti Mula-Malurung Mula-Malurung tidak memperlihatkan hal (1255 M). Penemuan prasasti Mula-Malurung tersebut. Jika Kretanegara tidak memiliki semakin memperjelas silsilah raja-raja seorang putra mahkota maka putri-putri Deny Yudo Wahyudi, Gayatri Dalam Sejarah Singhasari dan Majapahit 17 nyalah yang mewarisi tahta. Mungkin saja 1350. Dalam kasus Wijaya-Jayanegara, Wijaya yang keponakan Kertanegara dan Boechari menentang pendapat tersebut mewarisi tahta dari jalur ayah dan kakeknya karena tidak lazim tahta diberikan pada dianggap pantas menerima hak waris istrinya (Gayatri), biasanya jika seorang raja tersebut. Jika benar R. Wijaya awalnya hanya mangkat tanpa pengganti maka menikahi 2 putri Singhasari kemungkinan adiknyanyalah yang akan meneruskan besar adalah si sulung Tribhuaneswari (yang tahtanya5. mungkin mewarisi tahta) dan Gayatri (yang mungkin sudah diperistri dahulu jika meng- Gayatri dan Masa Akhirnya ingat ia yang diangkat sebagai Rajatpatni). Kehidupan dan peranan Gayatri Tetapi ini perlu penelaahan lebih lanjut. dalam masa akhir hidupnya tidak banyak diberitakan baik oleh prasasti maupun Gayatri seorang Rajapatni naskah. Mungkin saja peranan beliau sangat Gelar Rajapatni disematkan kepada besar seperti yang dicoba gambarkan Prof. Gayatri sungguh sebuah tanda tanya besar, Drake. Yang jelas ketika ia hidup, suaminya seberapa penting kedudukannya dalam istana adalah raja Majapahit dan ia adalah Majapahit. Rajapatni adalah gelar yang Rajapatni, istri utama. Dari rahimnya lahir berarti istri utama raja, sekarang apa bedanya dua putri, Tribhuwanadewi yang menjadi raja dengan prameswari yang disandang oleh dan adiknya Rajadewi Maharajasa, keduanya Tribhuaneswari. Prameswari adalah menurunkan raja-raja Majapahit dan mungkin kedudukan utama sebagai penghormatan istri orang-orang terkemuka nusantara hingga utama yang tertua (usia) sedangkan Rajapatni sekarang. Tribhuwana dan adiknya serta justru mungkin sebagai bupati estri4 yaitu cucu-cucunya, seperti Hayam Wuruk, pemimpin para wanita utama di istana Rajaduhitecwari (adik Hayam Wuruk), Majapahit, dan mungkin juga adalah istri Paduka Sori (istri Hayam Wuruk, putri kesayangan raja, jika mengingat Rajadewi) serta adiknya Rajaduhintendudewi kemungkinan ia adalah istri awal raja. berada dalam asuhannya, mungkin juga Tahta atas Majapahit jatuh pada Gajahmada muda6, sebagaimana halnya yang tangan Jayanegara putra Wijaya dengan coba direkonstruksi oleh Prof. Drake dalam Tribhuneswari (hal ini diperkuat oleh prasasti buku Gayatri. Sukamerta dan Balawi), karena Jayanegara Setelah meninggal diberitakan bahwa tidak mempunyai anak, maka tahta jatuh pada Gayatri dibuatkan arca Prajnaparamita di adik tirinya, yaitu Tribhuwanadewi putri Prajnaparamitapuri dan didharmakan di Gayatri. Ada pendapat yang menyatakan Bhayalangu. Apakah Prajnaparamitapuri bahwa Gayatri yang memperoleh hak atas sama dengan Bhayalangu perlu pemikiran tahta karena ungkapan mangkamangalya atau lebih lanjut7, karena kita perlu cermat memerintah atas namanya ketika membaca “mwan taiki ri bhayalangӧ Tribhuwanadewi naik tahta. Pendapat ngwanira san sri rajapatnin dinarma” Kata tersebut menerangkan bahwa Gayatri sebagai mwan taiki yang diartikan kemudian lagi istri utama raja pendahulu berhak atas tahta sekarang apakah tidak menunjukkan bahwa namun karena sudah menjadi bhiksuni selain Prajnaparamitapuri ada juga Buddhis maka menyerahkan tahtanya pada Bhayalangu sebagai tempat pendharmaan sang putri, sehingga ia memerintah atas nama Gayatri setelah beliau mangkat dan dilakukan ibunya. Setelah sang ibu wafat, maka upacara sraddha sebagai peringatan ke- Tribhuwanadewi menyerahkan tahta pada matiannya. Mengenai arca Prajnaparamita, anaknya sang Hayam Wuruk pada tahun Munandar (2003) mengasumsikan dengan 18 SEJARAH DAN BUDAYA, Tahun Ketujuh, Nomor 2, Desember 2013 bagus bahwa arca Prajnaparamita yang namun berjasa pada kebesaran Majapahit berasal dari kompleks Candi Singosari sebagai sebuah kerajaan besar8. justru pas jika diidentikkan dengan sosok Kedudukan utama dalam penulisan Gayatri. Sedangkan Sidomulyo meragukan sejarah (kuno utamanya) menempatkan dan hampir pasti menolak menyamakan informasi dari prasasti sebagai sumber data sudharma haji Bhayalango dengan primer, baru kemudian naskah dan sumber- Candi Bhayalango di Tulungagung karena sumber lain semacam novel sejarah seperti berdasarkan letak kedudukan Bhayalango buku ini. Sumber data tertulis mengenai dalam rute perjalanan Hayam Wuruk yang Majapahit sangat berlimpah baik prasasti, dikisahkan pada justru kronik atau berita asing, catatan perjalanan, harus dicari di antara Bangil dan Pasuruan. naskah baik sejaman maupun tidak serta sumber data folklore. Perlakuan terhadap Penulisan Sejarah Majapahit jenis-jenis sumber data ini sangat berbeda Sebagai penutup maka mungkin buku sesuai dengan tahapan verifikasi dalam ini pas jika diletakkan sebagai novel sejarah, metode sejarah. karena untuk menjadi rujukan ilmiah perlu Mudah-mudahan tulisan Prof. Drake kajian-kajian sumber sejarah yang lebih kuat ini mengisi beberapa kekosongan sumber dan detail. Namun usaha Prof. Drake sejarah mengenai Majapahit, dan meng- mengangkat biografi Gayatri patut kita inspirasi banyak orang khususnya berikan apresiasi sebagai usaha keras beliau untuk peduli dan menambah khasanah mengenai sosok besar yang agak terlupakan tersebut. Sukses untuk Prof. Drake.

Catatan: 1 Judul ini diolah dari makalah yang berjudul “Sosok Gayatri dalam Sejarah” sebagai pembahasan terhadap buku Prof. Earl Drake, Gayatri Rajapatni: Perempuan di balik kejayaan Majapahit dalam acara Diskusi publik yang diselenggarakan oleh BEM FIS UM pada tanggal 2 April 2012. Drake, E. (2012) “Gayatri Rajapatni: Perempuan di balik Kejayaan Majapahit”. : Penerbit Ombak. 2 Putri Kertanegara yang dikenal menjadi istri dari penguasa pertama Majapahit ada 4 orang, yaitu Sri Parameswari Tribuaneswari, Sri Mahadewi Narendraduhita, Sri Jayendradewi Prajnaparamita, dan Sri Rajendradewi Gayatri. Ada perbedaan menarik mengenai istri Wijaya. Pararaton dan Kidung mengisahkan hanya 2 putri saja yang menjadi istrinya sedangkan Prasasti Sukamrta (1296 M), Prasasti Balawi (1305 M), dan Nagarakretagama menyebutkan 4 istri Wijaya adalah putri Kertanegara Djafar, H. (2009) “Masa Akhir Majapahit: Girindrawarddhana dan Masalahnya”. Jakarta: Komunitas Bambu., Soemadio, B. Ed. (1993) “Jaman Kuno (awal M-1500 M), Sejarah Nasional Indonesia II”. Jakarta: Balai Pustaka., dan Munoz, P.M. (2009) “Kerajaan-kerajaan Awal Kepulauan Indonesia dan Semenanjung Malaysia: Perkembangan Sejarah dan Budaya Asia Tenggara (Jaman Prasejarah-Abad XVI).” Yogyakarta: Mitra Abadi. Tentang istri Ardharaja yang kemungkinan juga diperistri oleh Wijaya bisa saja terjadi mengingat kebiasaan memboyong tawanan perang, dan mungkin ia adalah salah satu dari keempat putri tersebut (Soemadio 2009). 3 Ada 3 pohon yang pernah memerintah, yaitu pohon Ken Dedes-Tunggul Ametung diwakili oleh Anusapati, Wisnuwardhana, dan Kretanegara. Pohon Ken Dedes-Ken Angrok diwakili oleh Nararrya Mahisa Wonga Teleng, Nararrya Ghuning Bhaya, dan Nararrya Waning-Hyun. Sedangkan dari cabang silsilah Ken Angrok-Ken Umang naik tahtalah Nararrya Tohjaya Sidomulyo, H. (2007) “Napak Tilas Perjalanan Mpu Prapanca.” Jakarta: Penerbit WWS. Deny Yudo Wahyudi, Gayatri Dalam Sejarah Singhasari dan Majapahit 19

4 Model bupati estri ini masih nampak pada keraton-keraton di Jawa hingga sekarang, jabatan ini menempatkan yang bersangkutan semacam patih yang mengurus semua urusan dalam istana. Kedudukannya sangat terhormat, kuat dan menentukan. 5 Istilah mangkamangalya ini juga ditemukan dalam masa jabatan Kretanegara maupun Hayam Wuruk sehingga Boechari berpendapat bahwa itu bukan tidak cocok untuk menyatakan dia hanya menggantikan atas nama. Namun mengenai mengapa Tribhuwana tidak meneruskan tahta setelah kematian ibunya Boecahari masih belum menemukan jawaban yang tepat (Soemadio 1993). 7 Baca tulisan Prof. Agus Aris Munandar tentang Gajahmada yang mencoba merekonstruksi silsilahnya. Ia berpendapat kedudukan Gajah Mada yang tinggi pasti didukung posisinya yang mungkin juga keluarga Singhasari. Munandar, A.A. (2011) “Gajahmada: Sebuah Biografi Politik”. Jakarta: Komunitas Bambu. 8 Baca uraian Munandar, A.A. (2003) “Aksamala: Untaian Persembahan untuk Ibunda Prof. Dr. Edi Sedyawati.” Jakarta: Akademia, dan Rahardjo, S. (2002) “Peradaban Jawa: Dinamika Pranata Politik, Agama, dan Ekonomi Jawa Kuno”. Jakarta: Komunitas Bambu, mengenai hal tersebut. 9 Kebesaran Majapahit tergambarkan juga pada berita-berita di kerajaan lain baik Asia Tenggara maupun Cina, India dan belahan lain sebagaimana halnya dikemukakan Coedes, G (2010). “Asia Tenggara masa Hindu-Buddha.” Jakarta: KPG.

DAFTAR RUJUKAN Munoz, P.M. 2009. “Kerajaan-Kerajaan Awal Kepulauan indonesia dan Coedes, G. 2010. “Asia Tenggara masa Semenanjung Malaysia: Per- Hindu-Buddha.” Jakarta: KPG. kembangan Sejarah dan Budaya Asia Djafar, H. 2009. “Masa Akhir Majapahit: Tenggara (Jaman Prasejarah-Abad Girindrawarddhana dan XVI).” Yogyakarta: Mitra Abadi. Masalahnya”. Jakarta: Komunitas Rahardjo, S. 2002. “Peradaban Jawa: Bambu. Dinamika Pranata Politik, Agama, Drake, E. 2012. “Gayatri Rajapatni: dan Ekonomi Jawa Kuno”. Jakarta: Perempuan di balik Kejayaan Komunitas Bambu, mengenai hal Majapahit”. Yogyakarta: Penerbit tersebut. Ombak. Sidomulyo, H. 2007. “Napak Tilas Munandar, A.A. 2003. “Aksamala: Untaian Perjalanan Mpu Prapanca.” Jakarta: Persembahan untuk Ibunda Prof. Dr. Penerbit WWS. Edi Sedyawati.” Jakarta: Akademia. Soemadio, B. Ed. 1993. “Jaman Kuno (awal Munandar, A.A. 2011. “Gajahmada: Sebuah M-1500 M), Sejarah Nasional Biografi Politik”. Jakarta: Komunitas Indonesia II”. Jakarta: Balai Pustaka. Bambu.

20 SEJARAH DAN BUDAYA, Tahun Ketujuh, Nomor 2, Desember 2013

1 Judul ini diolah dari makalah yang berjudul “Sosok Gayatri dalam Sejarah” sebagai pembahasan terhadap buku Prof. Earl Drake, Gayatri Rajapatni: Perempuan di balik kejayaan Majapahit dalam acara Diskusi publik yang diselenggarakan oleh BEM FIS UM pada tanggal 2 April 2012. Drake, E. (2012) “Gayatri Rajapatni: Perempuan di balik Kejayaan Majapahit”. Yogyakarta: Penerbit Ombak. 2 Putri Kertanegara yang dikenal menjadi istri dari penguasa pertama Majapahit ada 4 orang, yaitu Sri Parameswari Tribuaneswari, Sri Mahadewi Narendraduhita, Sri Jayendradewi Prajnaparamita, dan Sri Rajendradewi Gayatri. Ada perbedaan menarik mengenai istri Wijaya. Pararaton dan Kidung mengisahkan hanya 2 putri saja yang menjadi istrinya sedangkan Prasasti Sukamrta (1296 M), Prasasti Balawi (1305 M), dan Nagarakretagama menyebutkan 4 istri Wijaya adalah putri Kertanegara Djafar, H. (2009) “Masa Akhir Majapahit: Girindrawarddhana dan Masalahnya”. Jakarta: Komunitas Bambu., Soemadio, B. Ed. (1993) “Jaman Kuno (awal M-1500 M), Sejarah Nasional Indonesia II”. Jakarta: Balai Pustaka., dan Munoz, P.M. (2009) “Kerajaan-kerajaan Awal Kepulauan Indonesia dan Semenanjung Malaysia: Perkembangan Sejarah dan Budaya Asia Tenggara (Jaman Prasejarah-Abad XVI).” Yogyakarta: Mitra Abadi. Tentang istri Ardharaja yang kemungkinan juga diperistri oleh Wijaya bisa saja terjadi mengingat kebiasaan memboyong tawanan perang, dan mungkin ia adalah salah satu dari keempat putri tersebut (Soemadio 2009). 3 Ada 3 pohon yang pernah memerintah, yaitu pohon Ken Dedes-Tunggul Ametung diwakili oleh Anusapati, Wisnuwardhana, dan Kretanegara. Pohon Ken Dedes-Ken Angrok diwakili oleh Nararrya Mahisa Wonga Teleng, Nararrya Ghuning Bhaya, dan Nararrya Waning-Hyun. Sedangkan dari cabang silsilah Ken Angrok-Ken Umang naik tahtalah Nararrya Tohjaya Sidomulyo, H. (2007) “Napak Tilas Perjalanan Mpu Prapanca.” Jakarta: Penerbit WWS. 4 Model bupati estri ini masih nampak pada keraton-keraton di Jawa hingga sekarang, jabatan ini menempatkan yang bersangkutan semacam patih yang mengurus semua urusan dalam istana. Kedudukannya sangat terhormat, kuat dan menentukan. 5 Istilah mangkamangalya ini juga ditemukan dalam masa jabatan Kretanegara maupun Hayam Wuruk sehingga Boechari berpendapat bahwa itu bukan tidak cocok untuk menyatakan dia hanya menggantikan atas nama. Namun mengenai mengapa Tribhuwana tidak meneruskan Deny Yudo Wahyudi, Gayatri Dalam Sejarah Singhasari dan Majapahit 21

tahta setelah kematian ibunya Boecahari masih belum menemukan jawaban yang tepat (Soemadio 1993). 6 Baca tulisan Prof. Agus Aris Munandar tentang Gajahmada yang mencoba merekonstruksi silsilahnya. Ia berpendapat kedudukan Gajah Mada yang tinggi pasti didukung posisinya yang mungkin juga keluarga Singhasari. Munandar, A.A. (2011) “Gajahmada: Sebuah Biografi Politik”. Jakarta: Komunitas Bambu. 7 Baca uraian Munandar, A.A. (2003) “Aksamala: Untaian Persembahan untuk Ibunda Prof. Dr. Edi Sedyawati.” Jakarta: Akademia, dan Rahardjo, S. (2002) “Peradaban Jawa: Dinamika Pranata Politik, Agama, dan Ekonomi Jawa Kuno”. Jakarta: Komunitas Bambu, mengenai hal tersebut. 8 Kebesaran Majapahit tergambarkan juga pada berita-berita di kerajaan lain baik Asia Tenggara maupun Cina, India dan belahan lain sebagaimana halnya dikemukakan Coedes, G (2010). “Asia Tenggara masa Hindu-Buddha.” Jakarta: KPG.