RATU ADIL SATRIA PININGIT DAN ZAMAN EDAN (Wacana Futurologi Dalam Serat Kalatidha)
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Volume 21 Nomor 1 April 2021 ISSN: (p) 1693 - 0304 (e) 2620 - 827X https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/issue/view/23Page 29-39 RATU ADIL SATRIA PININGIT DAN ZAMAN EDAN (Wacana Futurologi Dalam Serat Kalatidha) A.A. Kade Sri Yudarioleh: | Ni Wayan Karmini [email protected] | [email protected] Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia Denpasar Proses Review 10-28 Maret, Dinyatakan Lolos 2 April Abstract The discourse of ‘the Fair Queen of Satria Piningit and Crazy Times’ has never disappeared from the minds and recesses of the Indonesian people. This paper is only aas an expression of concern over the chaotic phenomenon that is happening in this Mother Eart. The goal, is to explicitly interpret the legacy text of the ancestors which is full of symbols so that the wider community can understand why the term ‘Fair Queen of Satria Piningit and Crazy Times’is always being discussed when people are experiencing various problems. This paper is also a reinterpretation of several literature sources, one of which is the ‘Serat Kalatidha’ by Raden Ngabehi Ranggawarsita. Whereas, Serat Kalatidha are Javanese literary literature which contains social criticism, religious values, kapujanggan traditions, prediction of the future/futurology and the emergence of the Fair Queen Satria Piningit. In the end, The ‘Serat’ that hints at a crazy era has become a popular classic among the wider community. When the expected justice has not fulfilled all components, let alone prolonged social inequality, the Ratu Adil discourse continues to be raised. In fact, even that legendary term is only a descriptions of the times felt by the community with the hope of a leader who is just, wise, and more pro-people. Keywords: Fair Queen Satria Piningit, Crazy Times, Futurology, Serat Kalatidha Abstrak Wacana Ratu Adil Satria Piningit dan Zaman Edan, tidak pernah hilang dari benak dan relung hati masyarakat Indonesia. tulisan ini hanyalah sebagai ungkapan rasa keprihatinan atas fenomena carut marut yang sedang terjadi di bumi pertiwi ini. tujuannya, memaknai secara tersurat naskah warisan para leluhur yang penuh dengan perlambang sehingga masyarakat luas dapat memahami mengapa istilah Ratu Adil Satria Piningit dan Zaman Edan selalu diwacanakan ketika bumi pertiwi sedang mengalami berbagai masalah. tulisan ini juga merupakan reinterpretasi beberapa sumber pustaka salah satunya adalah serat Kalatidha karya Raden Ngabehi Ranggawarsita. Bahwa, serat 29 https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/issue/view/23 ISSN: (p) 1693 - 0304 (e) 2620 - 827X Kalatidha merupakan kepustakaan sastra Jawa yang berisi kritik social, nilai keagamaan, tradisi kapujanggaan, prediksi masa depan/ futurology dan kemunculan Satria Piningit sang Ratu Adil. Pada akhirnya, ‘Serat’ yang mengisyaratkan zaman edan menjadi pembicaraan klasik populer dikalangan masyarakat luas. Ketika keadilan yang diharapkan belum memenuhi semua komponen, seperti terjadi ketimpangan social yang berkepanjangan maka wacana Ratu Adil terus dielukan. Faktanya, istilah yang melegenda itu pun hanyalah merupakan gambaran kondisi zaman yang dirasakan masyarakat disertai dengan harapan datangnya seorang pemimpin yang adil, bijak dan Katalebih kunci:memihak kepada rakyat. Satria Piningit Ratu Adil, Zaman Edan, Futurologi, Serat Kalatidha I. PENDAHULUAN baik terkucil, berbuat baik manusia malah malu, lebih baik menipu (Pamungkas, 2008:59). Pandangan dunia yang serba magis-mitologis Ramalan Jayabaya tentang zaman edan telah menjadi sendi kepustakaan maupun kebudayaan dikaji oleh para pujangga lain salah satu khususnya Jawa dan Bali. Hal ini senantiasa diantaranya, Raden Ngabehi Ranggawarsita tercermin dalam kesenian dan susastra yang ditulis dalam serat Kalatidha. tradisional. Sehingga, ajaran mistik pun lebih Ranggawarsita adalah seorang yang memiliki menjadi penyubur kepercayaan seperti sikap telepathiekesanggupan jiwa dapat membaca perasaanweruh dan pengkultusan adanya orang-orang suci, manusia sa’durungepikiran orang winarah lain dari jarak jauh yang disebut sakti, dan bahkan tahu hal yang bakal terjadi. Kemampuannya dikatakan; Pada zaman modern dengan kemajuan teknologi (dapat mengetahui sesuatu canggih, tetap saja ada yang percaya terhadap yang terjadi, lama sebelum kejadian menjadi ramalan metafisika maupun perlambang. fakta). Karya yang satu ini sangat tepat dengan Membicarakan mengenai perlambang atau ciri-ciri dan perlambang zaman seperti dalam ramalan, sebenarnya Indonesia tidak bermaksud ramalan Jayabaya diantaranya; terjadi menjadi Negara terkebelakang. kekacauan yang meluas, alam dihantam dengan Dari sudut pandang budaya jauh sebelum kelainan, kehidupan sarat dengan penyimpangan Negara ini terbentuk, para pendahulu telah di segala sektor. Misalnya, sering terjadi gempa meramalkan keadaan zaman yang akan datang. bumi, gunung meletus, banjir, hujan, dan topan, Demikian pula, dalam melihat problematika pantai berubah letak, sawah ladang meranggas bangsa, ramalan Jayabaya selalu dimunculkan akibat teriknya matahari. terjadinya hal yang sebagai wacana akan datangnya Satrio Piningit paling mengerikan pada zaman edan adalahartati sang Ratu Adil yang disertai dengan kemiripan penyimpangannistana dalam kehidupan sangatjutya kondisi dalam kehidupan social masyarakat. kompleks sebagai akibat 3 hal yakni; Bahkan, terjadinya carut-marut, korupsi, kolusi, (uang), (kemelaratan), dan nepotisme, tindak kriminal yang semakin (kriminalitas). mengkhawatirkan serta ketidakadilan dapat Ketiga hal tersebut dimaknai sebagai unsur menyebabkan reaksi berupa harapan datangnya penyebab penyimpangan perilaku dengan seorang pemimpin yang adil dan berpihak perlambangan ‘mata’ kontan hijau sampaihomo kepada rakyat. hominimemerah lopus saat melihat uang, orang-orang Kondisiukuman yang carutratu oramarut adil, sesungguhnyaakeh pangkat menjadi sangat rakus, dengan menjadikan jabat-jabil,telah tersurat kelakuan dalam baitpadha 150 ramalanganjil, sing Jayabaya apik sebagai sikap hidup. Memang padhaberikut: kepencil, “ akarya apik manungsa isin, luwih dalam pembicaraan tentang zaman edan utama ngapusi orientasi lebih banyak merujuk pada serat Kalatidha. Demikian halnya dengan Serat ”. Yang diterjemahkan; hukuman Kalatidha, banyak versi analisanya salah satu raja tidak adil, banyak yang berpangkat, jahat adalah karya Wiwin Widyawati R. dengan dan jahil, tingkah lakunya semua ganjil, yang tafsiran sosiologisRATU ADIL dan SATRIA filosofisnya PININGIT DAN namun, ZAMAN tetap EDAN 30 (Wacana Futurologi Dalam Serat Kalatidha) Vol. 21 Nomor 1 April 2021 A.A. Kade Sri Yudari | Ni Wayan Karmini ISSN: (p) 1693 - 0304 (e) 2620 - 827X https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/issue/view/23 aji mumpung saja menarik untuk ditafsir kembali. Serat ini menyimpang dari jalan yang benar, selagi masih sesungguhnya merupakan karya Raden Ngabehi hidup nafsunya terus dipuaskan ( ). Ranggawarsita yang paling populair bernada Kadangkala sang pujangga merasa bimbang amarah terpendam terhadap kejadian yang untuk mengutarakan isi hatinya karena dirinya menimpa bumi pertiwi ini. Pada saat masyarakat sendiri tidak luput dari tekanan bathin serta merasa tertindas baik oleh kaum penjajah keprihatinan (Simuh, 1992). terlepas dari maupun penguasa, banyak yang mencari sumber kisah yang mana, dan siapa penyusun pelarian sebagai penghibur diri. Salah satu ramalan-ramalannya, bahwa karakter Ratu Adil pelarian klasik positif adalah berharap yang digambarkan dalam berbagai versi datangnya Ratu Adil sang juru selamat. sesungguhnya memiliki kemiripan ciri-ciri yang Di lingkungan orang Jawa dan juga Bali, cerita tepat jika hal itu dimiliki oleh seorang pemimpin tentang kedatangan Ratu Adil pasti dikaitkan bangsa. Dari sebutannya Ratu Adil, dapat ditafsir dengan ramalan atau jangka Ranggawarsita sebagai seorang pemimpin yang mampu tersebut. Faktanya, anarkismesetelah bangsa multidimensi ini nyaris menempatkan sesuatu pada tempatnya. Ratu hancur akibat penjajahan nafsu yang menjelma Adil yang dimaksud pasti mampu menjadi dalam bentuk , pelindung, dan pengayom dari seluruh rakyat masyarakat mulai bertanya-tanya lagi tentang tanpa membedakan golongan, tanpa Ratu Adil. Rupanya masyarakat sudah mulai keberpihakan kecuali hanya berpihak kepada menyadari bahwa sejak zaman kehidupan era kebenaran hakiki yang bersifat universal rimba raya, kerajaan, penjajahan, kemerdekaan (Kamajaya,1992). Dengan ciri tersebut, sulit dengan segala orde dan rezim nya, rakyat selalu kiranya jika Ratu Adil yang ditunggu-tunggu menjadi objek penipuan orang kuat, apakah berasal dari salah satu kelompok kepentingan penguasa atau kelompoknya. Kesadaran itu apalagi yang dibesarkan oleh kelompoknya muncul karena adanya paradigma politik yang sendiri. Pernyataan tersebut wajar saja, karena masih kental dengan nuansa bisnis kekuasaan seorang pemimpin yang dibesarkan oleh suatu serta bisnis kepentingan, sedangkan rakyat kecil partai misalnya, tidaklah berlebihan jika setelah selalu menjadi alat pijakan dan bulan-bulanan berkuasa pasti memberikan balas budi secara para penguasa (Mulyanto,dkk,1990). berantai kepada anggota partai yang Nama Ranggawarsita telah menyejarah membesarkannya. Hal ini menjadi fakta sehingga dengan ramalan tentang zaman edan yang tidak menutup kemungkinan terjadinya kolusi, sebenarnya merupakan siklus sejarah karena manipulasi, korupsi, dan nepotisme. selalu berulang setiapKrtayuga periode tertentu. Setiap Wiwinsatria Widyawati piningit R. (2012) menyebutkan, babakan sejarah adaKalatidha yang namanya zaman ramalan Ranggawarsita tentang Ratu Adil itu keemasan atau