Volume 21 Nomor 1 April 2021 ISSN: (p) 1693 - 0304 (e) 2620 - 827X https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/issue/view/23Page 29-39 SATRIA PININGIT DAN ZAMAN EDAN (Wacana Futurologi Dalam Serat Kalatidha)

A.A. Kade Sri YudariOleh: | Ni Wayan Karmini

[email protected] | [email protected]

Pascasarjana Universitas Hindu Denpasar

Proses Review 10-28 Maret, Dinyatakan Lolos 2 April Abstract

The discourse of ‘the Fair Queen of Satria Piningit and Crazy Times’ has never disappeared from the minds and recesses of the Indonesian people. This paper is only aas an expression of concern over the chaotic phenomenon that is happening in this Mother Eart. The goal, is to explicitly interpret the legacy text of the ancestors which is full of symbols so that the wider community can understand why the term ‘Fair Queen of Satria Piningit and Crazy Times’is always being discussed when people are experiencing various problems. This paper is also a reinterpretation of several literature sources, one of which is the ‘Serat Kalatidha’ by Raden Ngabehi Ranggawarsita. Whereas, Serat Kalatidha are Javanese literary literature which contains social criticism, religious values, kapujanggan traditions, prediction of the future/futurology and the emergence of the Fair Queen Satria Piningit. In the end, The ‘Serat’ that hints at a crazy era has become a popular classic among the wider community. When the expected justice has not fulfilled all components, let alone prolonged social inequality, the Ratu Adil discourse continues to be raised. In fact, even that legendary term is only a descriptions of the times felt by the community with the hope of a leader who is just, wise, and more pro-people.

Keywords: Fair Queen Satria Piningit, Crazy Times, Futurology, Serat Kalatidha

Abstrak

Wacana Ratu Adil Satria Piningit dan Zaman Edan, tidak pernah hilang dari benak dan relung hati masyarakat Indonesia. Tulisan ini hanyalah sebagai ungkapan rasa keprihatinan atas fenomena carut marut yang sedang terjadi di bumi pertiwi ini. Tujuannya, memaknai secara tersurat naskah warisan para leluhur yang penuh dengan perlambang sehingga masyarakat luas dapat memahami mengapa istilah Ratu Adil Satria Piningit dan Zaman Edan selalu diwacanakan ketika bumi pertiwi sedang mengalami berbagai masalah. Tulisan ini juga merupakan reinterpretasi beberapa sumber pustaka salah satunya adalah serat Kalatidha karya Raden Ngabehi Ranggawarsita. Bahwa, serat 29 https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/issue/view/23 ISSN: (p) 1693 - 0304 (e) 2620 - 827X

Kalatidha merupakan kepustakaan sastra Jawa yang berisi kritik social, nilai keagamaan, tradisi kapujanggaan, prediksi masa depan/ futurology dan kemunculan Satria Piningit sang Ratu Adil. Pada akhirnya, ‘Serat’ yang mengisyaratkan zaman edan menjadi pembicaraan klasik populer dikalangan masyarakat luas. Ketika keadilan yang diharapkan belum memenuhi semua komponen, seperti terjadi ketimpangan social yang berkepanjangan maka wacana Ratu Adil terus dielukan. Faktanya, istilah yang melegenda itu pun hanyalah merupakan gambaran kondisi zaman yang dirasakan masyarakat disertai dengan harapan datangnya seorang pemimpin yang adil, bijak dan Katalebih kunci:memihak kepada rakyat.

Satria Piningit Ratu Adil, Zaman Edan, Futurologi, Serat Kalatidha I. PENDAHULUAN

baik terkucil, berbuat baik manusia malah malu, lebih baik menipu (Pamungkas, 2008:59). Pandangan dunia yang serba magis-mitologis Ramalan tentang zaman edan telah menjadi sendi kepustakaan maupun kebudayaan dikaji oleh para pujangga lain salah satu khususnya Jawa dan Bali. Hal ini senantiasa diantaranya, Raden Ngabehi Ranggawarsita tercermin dalam kesenian dan susastra yang ditulis dalam serat Kalatidha. tradisional. Sehingga, ajaran mistik pun lebih Ranggawarsita adalah seorang yang memiliki menjadi penyubur kepercayaan seperti sikap telepathiekesanggupan jiwa dapat membaca perasaanweruh dan pengkultusan adanya orang-orang suci, manusia sa’durungepikiran orang winarah lain dari jarak jauh yang disebut sakti, dan bahkan tahu hal yang bakal terjadi. . Kemampuannya dikatakan; Pada zaman modern dengan kemajuan teknologi (dapat mengetahui sesuatu canggih, tetap saja ada yang percaya terhadap yang terjadi, lama sebelum kejadian menjadi ramalan metafisika maupun perlambang. fakta). Karya yang satu ini sangat tepat dengan Membicarakan mengenai perlambang atau ciri-ciri dan perlambang zaman seperti dalam ramalan, sebenarnya Indonesia tidak bermaksud ramalan Jayabaya diantaranya; terjadi menjadi Negara terkebelakang. kekacauan yang meluas, alam dihantam dengan Dari sudut pandang budaya jauh sebelum kelainan, kehidupan sarat dengan penyimpangan Negara ini terbentuk, para pendahulu telah di segala sektor. Misalnya, sering terjadi gempa meramalkan keadaan zaman yang akan datang. bumi, gunung meletus, banjir, hujan, dan topan, Demikian pula, dalam melihat problematika pantai berubah letak, sawah ladang meranggas bangsa, ramalan Jayabaya selalu dimunculkan akibat teriknya matahari. Terjadinya hal yang sebagai wacana akan datangnya paling mengerikan pada zaman edan adalahartati sang Ratu Adil yang disertai dengan kemiripan penyimpangannistana dalam kehidupan sangatjutya kondisi dalam kehidupan social masyarakat. kompleks sebagai akibat 3 hal yakni; Bahkan, terjadinya carut-marut, korupsi, kolusi, (uang), (kemelaratan), dan nepotisme, tindak kriminal yang semakin (kriminalitas). mengkhawatirkan serta ketidakadilan dapat Ketiga hal tersebut dimaknai sebagai unsur menyebabkan reaksi berupa harapan datangnya penyebab penyimpangan perilaku dengan seorang pemimpin yang adil dan berpihak perlambangan ‘mata’ kontan hijau sampaihomo kepada rakyat. hominimemerah lopus saat melihat uang, orang-orang Kondisiukuman yang carutratu ora marut adil, sesungguhnyaakeh pangkat menjadi sangat rakus, dengan menjadikan jabat-jabil,telah tersurat kelakuan dalam baitpadha 150 ramalanganjil, sing Jayabaya apik sebagai sikap hidup. Memang padhaberikut: kepencil, “ akarya apik manungsa isin, luwih dalam pembicaraan tentang zaman edan utama ngapusi orientasi lebih banyak merujuk pada serat Kalatidha. Demikian halnya dengan Serat ”. Yang diterjemahkan; hukuman Kalatidha, banyak versi analisanya salah satu raja tidak adil, banyak yang berpangkat, jahat adalah karya Wiwin Widyawati R. dengan dan jahil, tingkah lakunya semua ganjil, yang tafsiran sosiologisRATU ADIL dan SATRIA filosofisnya PININGIT DAN namun, ZAMAN tetap EDAN 30 (Wacana Futurologi Dalam Serat Kalatidha) Vol. 21 Nomor 1 April 2021 A.A. Kade Sri Yudari | Ni Wayan Karmini ISSN: (p) 1693 - 0304 (e) 2620 - 827X https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/issue/view/23

aji mumpung saja menarik untuk ditafsir kembali. Serat ini menyimpang dari jalan yang benar, selagi masih sesungguhnya merupakan karya Raden Ngabehi hidup nafsunya terus dipuaskan ( ). Ranggawarsita yang paling populair bernada Kadangkala sang pujangga merasa bimbang amarah terpendam terhadap kejadian yang untuk mengutarakan isi hatinya karena dirinya menimpa bumi pertiwi ini. Pada saat masyarakat sendiri tidak luput dari tekanan bathin serta merasa tertindas baik oleh kaum penjajah keprihatinan (Simuh, 1992). Terlepas dari maupun penguasa, banyak yang mencari sumber kisah yang mana, dan siapa penyusun pelarian sebagai penghibur diri. Salah satu ramalan-ramalannya, bahwa karakter Ratu Adil pelarian klasik positif adalah berharap yang digambarkan dalam berbagai versi datangnya Ratu Adil sang juru selamat. sesungguhnya memiliki kemiripan ciri-ciri yang Di lingkungan orang Jawa dan juga Bali, cerita tepat jika hal itu dimiliki oleh seorang pemimpin tentang kedatangan Ratu Adil pasti dikaitkan bangsa. Dari sebutannya Ratu Adil, dapat ditafsir dengan ramalan atau jangka Ranggawarsita sebagai seorang pemimpin yang mampu tersebut. Faktanya, anarkisme setelah bangsa multidimensi ini nyaris menempatkan sesuatu pada tempatnya. Ratu hancur akibat penjajahan nafsu yang menjelma Adil yang dimaksud pasti mampu menjadi dalam bentuk , pelindung, dan pengayom dari seluruh rakyat masyarakat mulai bertanya-tanya lagi tentang tanpa membedakan golongan, tanpa Ratu Adil. Rupanya masyarakat sudah mulai keberpihakan kecuali hanya berpihak kepada menyadari bahwa sejak zaman kehidupan era kebenaran hakiki yang bersifat universal rimba raya, kerajaan, penjajahan, kemerdekaan (Kamajaya,1992). Dengan ciri tersebut, sulit dengan segala orde dan rezim nya, rakyat selalu kiranya jika Ratu Adil yang ditunggu-tunggu menjadi objek penipuan orang kuat, apakah berasal dari salah satu kelompok kepentingan penguasa atau kelompoknya. Kesadaran itu apalagi yang dibesarkan oleh kelompoknya muncul karena adanya paradigma politik yang sendiri. Pernyataan tersebut wajar saja, karena masih kental dengan nuansa bisnis kekuasaan seorang pemimpin yang dibesarkan oleh suatu serta bisnis kepentingan, sedangkan rakyat kecil partai misalnya, tidaklah berlebihan jika setelah selalu menjadi alat pijakan dan bulan-bulanan berkuasa pasti memberikan balas budi secara para penguasa (Mulyanto,dkk,1990). berantai kepada anggota partai yang Nama Ranggawarsita telah menyejarah membesarkannya. Hal ini menjadi fakta sehingga dengan ramalan tentang zaman edan yang tidak menutup kemungkinan terjadinya kolusi, sebenarnya merupakan siklus sejarah karena manipulasi, korupsi, dan nepotisme. selalu berulang setiapKrtayuga periode tertentu. Setiap Wiwinsatria Widyawati piningit R. (2012) menyebutkan, babakan sejarah adaKalatidha yang namanya zaman ramalan Ranggawarsita tentang Ratu Adil itu keemasan atau , dan zaman adalah tunjung (ksatriaputih yangsemune tersembunyi) pudhak kesengsaraan atau . Ranggawarsita kasungsang/pudhakyang dapat ditafsirkan sinumpet sebagai tokoh baru menyaksikan kesemrawutan tersebut akibat bagaikan tindakan-tindakan korupsi yang melanda istana. (tokoh yang Kehidupan masyarakat menjadi morat-marit masih bersih, keindahan perangainya bagaikan dan sangat memprihatinkan (Anjar Any, 1983). bunga teratai putih, wanginya seperti bunga Sebagai pujangga penyambung lidah rakyat, pandan yang masih tersembunyi). Mampukah Ranggawarsita melukiskan keluhan dan undang-undang dan tatanan politik kita penderitaan masyarakat pada masa itu, sesuai memunculkan sosok Sang Ratu Adil? Dari dengan keadaan zaman yang dinamakannya berbagai ciri yang tersebar dalam berbagai versi masa kusut. Tingkah laku manusia banyak ramalan, tersiratpanca bahwa pa pada sosok Ratupa Adil menyimpang dari jalan yang benar sehingga itu bersemayam keterpaduanPandita, Pangayom, serta keselarasan Panata, kekusutan menjadi kebingungan, sedih, pilu, Pamong,jiwa atau Pangrehruh manunggal (lima yang keluhannya tiada henti, takut dan khawatir bersatu), yaitu terhadap masa depan generasi. (pendeta, pelindung, manajer, Sebaliknya, orang yang sedang mendapat pelayan dan pemimpin). kesempatanRATU ADIL SATRIA merasa PININGIT beruntung,DAN ZAMAN EDAN berkehendak Di sisi lain masih menurut Wiwin Widyawati, (Wacana Futurologi Dalam Serat Kalatidha) 31 A.A. Kade Sri Yudari | Ni Wayan Karmini Vol. 21 Nomor 1 April 2021 https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/issue/view/23 ISSN: (p) 1693 - 0304 (e) 2620 - 827X

ramalan Ranggawarsita juga menyatakan bahwa Sebelum era modern, agama lebih dominan Satria Piningit adalah pemimpin Indonesia masa dalam kehidupan sehari-hari manusia karena, depan yang dapat membawa kemakmuran. institusi agama adalah otoritas tunggal untuk Ranggawarsita memperkirakan pada saat Satria memutuskan baik aspek agama itu sendiri atau Piningit muncul, Indonesia sedang menghadapi yang ilmiah. Akan tetapi memasuki era modern, gara-gara atau kerusuhan besar. Setelah Ia terutama setelah beberapa penemuan ilmu menjadi pemimpin Negara, bangsa Indonesia pengetahuan modern dan teknologi, ilmuwan akan menuju kemakmuran dan kejayaan seperti sekuler di Barat sangat bangga terhadap pada zaman (Wiwin Widyawati R., kemampuan intelektual mereka untuk 2012). Rupanya sampai saat ini masyarakat menjelajahi alam. Mereka mengabaikan agama masih menunggu dengan harap-harap cemas bahkan menuduh agama sebagai candu dan siapa pemimpin yang digambarkan tersebut, ilusi. Akan tetapi dalam kenyataannya, manusia mampukah pemimpin yang dimaksud tidak bisa bebas dari percaya pada keadaan memenuhi harapan rakyat yakni sebuah supranatural, meskipun komunitas atheis masih II.keadilan. Orientasi Teori dan Metode menghormati roh leluhur. Oleh karena itu, segala upaya untuk menyerang agama pasti gagal, karena agama tidak bisa dipisahkan dari kebutuhan dasar manusia. Dan agama satu- Mistik di Jawa menurut Clifford Geertz adalah satunya doktrin kehidupan di akhirat (Hidayat, metafisika terapan yakni, serangkaian aturan Komaruddin dan Muhammad Wahyudi Nafis, praktis untuk memperkaya kehidupan batin 1995). yang didasarkan pada analisa intelektual atau John Naisbitt dan Patricia Aburdane, seorang pengalaman. Meskipun setiap orang atau futurolog terkenal dalam bukunya “Megatrend kelompok dan sekte mempunyai posisi dengan 2000” menyatakan bahwa, penekanan menarik kesimpulan yang agak berbeda dari spiritualisme agama yang terorganisasi analisa yang serupa, namun tidak satu pun mengalami kemunduran, namun akan menjadi mempersoalkan premis-premis dasar dari dominan dalam era baru abad-21. Menurutnya, analisis tersebut. Sebagaimana tradisi analisis dapat terjadi kecenderungan-kecenderungan Barat dari Descartes sampai Kant, dasar yang sangat besar dalam kehidupan umat pengandaian metafisikanya hampir senada manusia (John Naisbitt, dan Patricia Aburdane, (Geertz, 1981). 1990). Munculnya kesadaran untuk mencari Futurologi adalah ilmu yang mempelajari yang transcendental berawal dari adanya krisis tentang masa depan. Bidang ilmu ini spiritual dan krisis pengenalan diri, setelah mengupayakan dapat mengekstrak dan lama berkecimpung dengan berbagai fasilitas mengeksplorasi berbagai prediksi dan yang serba menjamin kehidupan manusia. kemungkinan masa depan secara sistematis, Terlebih lagi berbagai ancaman mulai terasa serta bagaimana hal-hal terkait masa lalu dapatyou pada bidang lain seperti; krisis lingkungan, tomorrow’muncul di masa kini. Dr. Ian Pearson seorang kesehatan, social dan lainnya. Dalam kondisi futurolog di tahun 1991, dalam bukunya ‘ demikian, akhirnya manusia kembali kepada sangat berani mengemas pelbagai kekuatan spiritual yang masih dipercaya dapat perubahan signifikan dari segala aspek menjamin kehidupannya menjadi lebih kehidupan manusia. Ian Pearson, sebagai bermakna (Rasyidi, H.M, 1975). pengarang dengan lugas menjelaskan tingkah Dengan menggunakan studi dokumen dan perilaku manusia secara mendetail. Buku teori futurology Naisbitt, masyarakat menjadi tersebut berisi tujuh bagian dengan narasi lebih yakin dan percaya adanya ramalan lengkap tentang manusia sampai beberapa metafisik terhadap masa depan, apalagi diawali dekade ke depan, namun sayang banyak diksi dengan berbagai krisis di segala lini kehidupan pengandaian seperti “akan”, “nanti”, pada hal tanpa mendapatkan solusi bermakna sesuai buku tersebut didasarkan atas fakta dan teori harapan. Dengan demikian, kemunculan dan para ilmuwan serta filsuf. keberadaanRATU Ratu ADIL Adil SATRIA Satria PININGIT Piningit DAN ZAMANselamanya EDAN 32 (Wacana Futurologi Dalam Serat Kalatidha) Vol. 21 Nomor 1 April 2021 A.A. Kade Sri Yudari | Ni Wayan Karmini ISSN: (p) 1693 - 0304 (e) 2620 - 827X https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/issue/view/23

menjadi perdebatan dari berbagai sudut sendiri atau kelompok dan golongan yang pandang, sebelum semua masalah-masalah mendukungnya, kebijakannya semata-mata yang dialami manusia dapat diatasi. Pendekatan hanya untuk melindungi bukansatria sebaliknya piningit deskriptif-interpretatif juga penting digunakan sinisihanmemeras rakyat.wahyu Gabunganratu adil dari kedua istilah karena menitikberatkan pada penafsiran- itu kemudian muncul istilah penafsiran terhadap objek seperti teks dan yang juga symbol dalam serat Kalatidha khususnya. mencerminkan karakter seorang pemimpin. Penggunaan teknik kepustakaan dalam Dari ciri, sifat dan karakter yang disebutkan pengumpulan data, melalui penelusuran lebih merujuk kepada model kepemimpinan dokumen seperti buku-buku, artikel yang dari suatu Negara yang pemimpinnya mampu berkaitan dengan topic berharap tulisan ini menegakkan keadilan. Merujuk pada dokumen dapat bermanfaat terutama bagi para pecinta lain misalnya dalam kitab Musarar hasil gubahan III.sastra PEMBAHASAN mistik dan klasik. Sunan Giri Prapen (bait.159) yang juga bersumber dari jangka Jayabaya. Kitab Musarar A. Satria Piningit Sang Ratu Adil adalah konsep ketatanegaraan yang apabila Simbolisasi dan Harapan diterapkan mampu menghasilkan masyarakat adil dan makmur sebagai penggambaran sosok Ratu Adil. Demikian halnya dalam penggambaran Masyarakat Jawa dan Bali khususnya, sering kehadiran Satrio Piningit (satria penolong mengaitkan peristiwa-peristiwa dahsyat dengan tersembunyi) ditandai munculnya Ratu Adil. menggunakan referensi dari ramalan, mimpi, Dalam “Prabu kitab tusing tersebut waliyulah, terdapat Kadhatone bait sebagai pan dan fenomena spiritual lainnya. Prabu Jayabaya berikut.kekalih, ing Mekah ingkang satunggal, adalah seorang raja sekaligus pujangga Tanah Jawi kang sawiji, Prenahe iku kaki, legendaris, menulis ramalan pada masa lampau Perak lan gunung Perahu, sakulone yang cukup terkenal di kalangan masyarakat tempuran, Balane samya jrih asih, Iya iku Indonesia hingga sekarang. Dalam ramalannya, ratu rinenggeng sajagat” Raja Kediri itu salah satunya menyebutkan beberapa ciri, sifat dan karakter Satria Piningit Terjemahan: (Sinom. 28). sang Ratu Adil yang bakal memimpin negara. Dikalangan masyarakat luas banyak yang menyamakan makna antara Satria Piningit dan Raja keturunan waliyulah, berkedaton Ratu Adil, fakta itu tidak sepenuhnya salah dua di Mekah dan Tanah Jawi (), karena makna keduanya memang saling letaknya dekat dengan Gunung Perahu, berkaitan. sebelah barat tempuran (pertemuan dua Secara harfiah Satria Piningit diartikan sungai), Dicintai pasukannya, Memang ksatria yang masih tersembunyi oleh zaman. raja yang terkenal di dunia. Secara substansial, Ksatria itu adalah karakter atau sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin, Gunung Perahu adalah symbol dari Bukit sedangkan Piningit masih dipingit atau Siguntang, merupakan dataran tinggi di wilayah dirahasiakan dalam hal ini dimaksudkan oleh Kota Palembang dengan ketinggian mencapai zaman. Oleh sebab itu, masyarakat hanya bisa 27 meter. Uniknya, bukit itu berada di tengah berasumsi dan menduga-duga atau menafsir daerah yang berair (rawa-rawa). Sekilas bukit istilah tersebut. Demikian halnya, Ratu Adil Siguntang terlihat seperti daerah yang terapung secara harfiah dapat diartikan sebagai pemimpin mirip perahu di atas air. Sementara ‘tempuran’ yang bijak dan adil. Akan tetapi, seorang merupakan tempat pertemuan antara sungai pemimpin yang dipandang sebagai Satria Musi dan sungai Ogan yang lokasinya tidak jauh Piningit belum tentu dapat menjadi Ratu Adil dari Bukit Siguntang, di sebelah baratnya sebab untuk menjadi Ratu Adil tentu harus terdapat Masjid Muara Ogan. Sedangkan bukit bersikap adil dan peduli kepada seluruh rakyat Siguntang merupakan simbol kejayaan Kedatuan yangRATU ADIL dipimpinnya, SATRIA PININGIT tidak DAN ZAMAN mementingkan EDAN diri Sriwijaya yang ditandai dengan ditemukannya (Wacana Futurologi Dalam Serat Kalatidha) 33 A.A. Kade Sri Yudari | Ni Wayan Karmini Vol. 21 Nomor 1 April 2021 https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/issue/view/23 ISSN: (p) 1693 - 0304 (e) 2620 - 827X

prasasti Kedukan Bukit di kaki Bukit Siguntang. keadilan di dunia. Memang sebagian orang Jawa Demikian halnya, tempuran sungai Ogan dan percaya bahwa hal tersebut merupakan Musi melambangkan persatuan masyarakat perputaran roda kehidupan, di mana era Nusantara di mana berabad-abad yang lampau kegelapan pasti diikuti zaman kemakmuran dan pernah berkumpul 20.000 bala tentara pimpinan siklus itu terus bergulir. Kepercayaan dan Dapunta Hyang Jayanasa. Pesan yang keyakinan bahwa saat ini sedang berada di disampaikan dari symbol-simbol tersebut, zaman Edan atau era kegelapan pada akhirnya bahwa untuk menuju kejayaan syaratnya adalah memprediksi kedatangan Ratu Adil sudah dekat dengan menjalin persatuan. Berdirinya Masjid yang bisa mengantarkan pada masa kejayaan Muara Ogan di sebelah barat Bukit Siguntang baru. symbol posisi arah kiblat kota Mekah. Masih menurut ramalan Jayabaya,senapati symbol Simbolisasi tersebut, menandakan bahwa bajanegarakemunculannya ditandainatanegara beberapa. Pertama tahap dari Prabu Jayabaya memiliki hubungan historis suatu senapati peristiwa diantaranya; , dengan Sriwijaya dimana salah seorang raja , dan , pada sebelum masanya, yaitu Raja juga Keduasymbol bajanegara terdapat kejadian berupa menikah dengan Putri Sriwijaya (Putri bencana alam yang menewaskan banyak orang. Vijayatunggavarman) selain Putri Darmawangsa , symbolKetiga , menggambarkannatanegara Teguh di Medang. Dari perkawinannya bahwa ksatria sang ratu adil dapat mengatasi menurunkan Sri Bameswara yang akhirnya masalah itu. , pada symbol , menikah dengan Putri Panjalu menurunkan Sri menjalin relasi dengan para leluhur sehingga Jayabhaya sebagai Raja Kediri (1135-1157). dapat menjamin kelangsungan hidup Negara. Sebagai hadiah pernikahannya ditulislah kitab Satria piningit sang ratu adil dapat memperbaiki berjudul ‘Arjunawiwaha’ (Perkawinan Arjuna) peradaban yang kacau. Salah satunya dilakukan buah karya Empu Kanwa. dengan mengganti tatanan Negara lama dengan Secara umum masyarakat memahami bahwa, yang baru disebabkan karena yang lama sejarah masa lalu adalah petunjuk masa depan. cenderung menguntungkan pihak penguasa dan Tidak mengherankan ketika ramalan Jayabaya justru merugikanPertama rakyat. Pemimpin tersebut tentang adanya Satria Piningit sang Ratu Adil menggunakan 4 elemenKedua dari alam sebagai sering muncul menjelang Pemilihan Umum senjata; , ‘air’ untuk meneggelamkanKetiga (pemilu). Harapan kehadiran Ratu Adil ternyata lawan-lawannya. , ‘api’ Keempat untuk bukan satu-satunya yang ditunggu, karena menghanguskan keangkaramurkaan. , impian kejayaan kerajaan masa lalu pun ‘tanah’ untuk mengubur para musuh. , diharapkan kembali terulang di masa depan. ‘langit’ sebagai perisai atau pelindung (Wiwin Lalu, siapakah Satrio Piningit sang Ratu Adil? W.R,2012). Banyak versi bermunculan terutama dari para Apabila dikaitkan dengan Kesusastraan tokoh spiritual yang memperdebatkan, Hindu (Itihasa) khususnyamangjawaken Ramayana byasamata dan mengupas, dan memaknai istilah tersebut, Mahabharata yang sudah ditranslit ke dalam tentunya dari sudut pandang yang berbeda- bahasa Jawa Kuna ( ) beda. banyak dijumpai adanya ajaran tentang Ramalan Jayabaya yang paling ditunggu- kepemimpinan. Ajaran tersebut membicarakan tunggu adalah kemunculan Ratu Adil yang bagaimana hubungan timbal-balik yang ideal diprediksi seorang laki-laki merupakan antara raja, Negara dan rakyat dalamtata tentrem rangka keturunan dari keluarga Kerajaan Majapahit kertakehidupan raharja bernegara demi tercapainya cita-cita dan mampu menjadi pemimpin terbesar. masyarakatAsta yangBrata adil dan makmur,Ki Hajar Dewantara Menurutnya, pada awal hidupnya Ratu Adil Tripama (tentram, makmur, sejahtera). menghadapi masa sulit, penghinaan, dan Ajaran , ajaran , kemiskinan, namun masa itu dapat terlewati ajaran dan lainnya ada kesamaan karena ketulusan dan keteguhan hatinya. Ratu dalam setiap konsep-konsepnya yakni kerjasama Adil lahir di masa kelam, namun mampu yang baik antara pemimpin dengan yang memulihkan ketertiban, keharmonisan dan dipimpin. UntukRATU ADIL menjadi SATRIA PININGITpemimpin DAN ZAMANharus EDANbisa 34 (Wacana Futurologi Dalam Serat Kalatidha) Vol. 21 Nomor 1 April 2021 A.A. Kade Sri Yudari | Ni Wayan Karmini ISSN: (p) 1693 - 0304 (e) 2620 - 827X https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/issue/view/23

arif dan bijaksana serta memilikiManunggaling wawasan kemajuan Negara. Namun, terkadang para aktor Kawulapengetahuan Gusti yang luas. Pemahaman demikian yang menjalankan roda pemerintahan tidak lebih condong kepada ajaran konsekuen menjalankan demokrasi. Inilah walaupun masih diperdebatkan permasalahan dari system feodal yang sampai bahkan terjadi kontroversi dalam saat ini masih terdampak. Mereka memahami perkembangannya sesuai sudut pandang konsep kepemimpinan Jawa yang demokratis, Manunggalingmasing-masing. Kawula Gusti namun terkesan ada ‘keegoan’ yang masih manunggalnyaDalam kaitannya dengan kepemimpinan, mengotori jiwa kepemimpinannya. adalah Dalam diri seorang pemimpin harus tercakup (bersatunya) seorang pemimpin trias politica yakni sebagai (legislative, ekskutif, dengan rakyatnya. Demikian bijak dan adilnya dan yudikatif),sendika dhawuh sehingga di mata rakyat seorang pemimpin sehingga Ia dicintai dan nderekkekuasaan kersa pemimpin Dalem Jawa sangat besar. Rakyat dihormati oleh rakyatnya seakan-akan rakyat tinggal (siap laksanakan), merasa telah menyatu dengan pemimpinnya. (terserah kehendak raja). Untuk itu memang diperlukan usaha keras yang Dengan tingginyagung kekuasaan binathara, pemimpin bau dhendha Jawa tulus dan ikhlas agar tercapai kemanunggalan nyakrawati(raja, ratu) di dalam dunia pewayangan tersebut (Rahimsyah, 2006:153). Konsep digambarkan kepemimpinan Jawa bahkan dipandang tidak diartikan sebesar kekuasaan Dewa, demokratis dari kacamata konsep Barat. pemelihara hukum, dan penguasa dunia Menurut konsep barat adanya pemilihan umum (Mochtar & S.Maimoen, 1982). Terlihat tidak menjadi indicator kemajuan demokrasi suatu ada control terhadap raja atau ratu, artinya wilayah. Sedangkan konsep Jawa lebih sangat absolut. Dampak dari pola tersebut ‘ABS’ mengutamakan mufakat dan baru kemudian (asal bapak senang), memberikan tanda pada zaman republicgovernment dilakukan ofPemilu. the people, by deskripsi zaman edan yakni pada sikap theMenurut people, for Abraham the people Lincoln, mendefinisikan masyarakat yang hanya menyenangkan hati demokrasi sebagai atasan dan merupakan buntut dari budaya atau diterjemahkan; feodalistic. Hal itu memang sudah terjadi pemerintah dari, oleh, dan untuk rakyat (Widyo sebelum Negara ini merdeka, sampai Hari, 2005). Dari uraian tersebut konsep Barat pemerintahan republik zaman orde lama, baru, dengan Timur memang berbeda tergantung reformasi bahkan sampai saat ini walaupun budaya masing-masing yang melatarbelakangi. sudahB. agakWacana berkurang Futurologi sedikit. dan Zaman Edan Walaupun dahulu tidak ada pemilihan umum, Dalam Serat Kalatidha. namun mufakat, musyawarah dan gotong- royong tercermin dari corak kepemimpinan - Jawa. Sehingga, kekuasaan dalam konsep Prabu Jayabaya bergelar Sri Maharaja Sri- pemikiran Barat dipandang abstrak, bersifat Wameswara Madhusudana Watarandita Para hiterogeny, tidak ada batas, dan dapat krama Digjoyottunggadewanama Jayabhayalan dipersoalkan keabsahannya. cana adalah Raja Kediri-Jawa Timur yang- Sedangkan kekuasaan menurut konsep Jawa memerintah tahun 1135-1157. Jayabaya juga adalah konkret, bersifat homogeny, jumlahnya dikenal sebagai raja yang membawa kesejahter terbatas atau tetap, dan tidak dipersoalkan aan bagi rakyatnya karena beliau bukan sekadar keabsahannya (Anderson, 1972). Memang ada raja melainkan seorang pujangga dan peramal benang merah antara sebagian besar konsep ulung pada zamannya. Banyak peristiwa yang- yang dimaksud tentang kepemimpinan versi terjadi di dunia dan Indonesia yang terkait dan Jawa. Walaupun tidak secara khusus disebutkan dihubungkan dengan ramalan atauwaskitha “jangka” Jay namun pola hubungan antara pemimpinManunggaling dengan abaya termasukweruh dengan sa’durunge model winarah ‘othak athik Kawulayang dipimpin Gusti harus sejalan. Konsep itulah yang gathuk’. Beliau adalah raja yang ‘ ’, tajam- oleh kepemimpinan Jawa disebut intuisinya dan ‘ ’ (tahu- , yakni seorang pemimpin dengan sebelum diajarkan). Kesaktiannya dalam mera yangRATU ADIL dipimpin SATRIA PININGIT bisa DAN bersatu ZAMAN EDAN padu untuk mal diteruskan oleh Raden Ngabehi Ranggawar (Wacana Futurologi Dalam Serat Kalatidha) 35 A.A. Kade Sri Yudari | Ni Wayan Karmini Vol. 21 Nomor 1 April 2021 https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/issue/view/23 ISSN: (p) 1693 - 0304 (e) 2620 - 827X

- sita (1802-1873) seorang pujangga Kasunanan Cuplikan paragraf di atas merupakan Surakarta yang dipandang sebagai pujangga be potongan syair dari ramalan Jayabaya tentang sar terakhir tanah Jawa. prediksi masa depan khususnya di bumi Salah satu dari sembilan ramalan Jayabaya Nusantara dan kebetulan memang terjadi. yang terkenal di Indonesia adalah tentang Walaupun ramalannya hanya didasarkan atas zaman Edan yang kemudian oleh Ranggawarsita ketajaman intuisi sebagai seorang raja yang ditulis dalam serat Kalatidha. Apakah dari waskitha dan futurolog sakti pada zamannya. ramalan-ramalan Jayabaya termasuk Dari cuplikan tersebut, dikaitkan dengan fakta ‘kelumpuhan dunia’ terbukti kebenarannya, yang terjadi saat ini ternyata masih sangat hanyalah Tuhan Yang Maha Mengetahui. Jangka relevan. Tentang substansi serat Jangka Jayabaya Jayabaya hanyalah sebuah local wisdom memang banyak hal digaungkan mulai dari (kearifan lokal) masyarakat Indonesia, cerita kehidupan dan petunjuk-petunjuk yang sebagaimana dunia Barat yang lebih dahulu masih relevan dengan kondisi yang bisa terjadi maju dan modern masih mempercayai ramalan di masa depan. Michel de Nostradame atau Nostradamus Dalam hubungannya dengan Virus Corona (1503-1566) astrolog asal Perancis; Alvin Toffler adalah benar, demi mencegahlockdown penyebarannya (1928-2016) penulis dan futurology Amerika; lebih meluas Negara-negaraphysical distancing yang terpapar John Naisbitt (1929-sekarang) penulis dan semestinya menerapkansocial distancing (penutupan futurology asal Amerika. Soal terbukti dan wilayah)work atau from minimal home (jaga tidaknya jangankan Jangka Jayabaya, ramalan jarak fisik), (jaga jarak social) cuaca dari BMKG yang menggunakan metodologi dan (WFH). Hal ini dapat ilmiah saja tidak selalu terbukti akurasinya berefek pada, bekerja dari rumah, ibadah hanya apalagi yang hanya mengandalkan ketajaman dari rumah saja, belajar juga dari rumah saja. Di intuisi. satu sisi Menteri Kumham (Hukum dan Hak Persoalan ‘kelumpuhan dunia’, meskipun Asasi Manusia) Yasonna H.Laoly membebaskan tidak dinyatakan secara spesifik akibat lebih dari 36 ribu narapidana dengan asimilasi pandemic Corona Virus (Covid-19) seperti saat dan integrasi untuk menghindari penularan ini, konon hal tersebut sudah diramalkan dalam virus, namun yang terjadi malah banyak dari Serat Jangka Jayabaya bahwa akan terjadi pada mereka yang sudah diberikan asimilasi setiap tahun kembar, untuk saat ini ditafsirkan mengulang kembali perbuatan jahatnya. tahun “…..sesuk 2020 yang yen angka-angkanyawis ketemu tahun memang sing Perusahaan banyak yang melakukan kembarkembar sebagai bakalberikut. ketemu zamane langgar pemutusan hubungan kerja (PHK), akibatnya bubar, masjid korat-karit, ka’bah ora terjadi tindak kriminal dimana-mana, kaambah, begajul padha ucul, manungsa ketimpangan dan gangguan sosial, terjadi seda tanpa diupakara, kawula cilik padha kelaparan rakyat kecil sehingga pemerintah kaluwen, para punggawa Negara harus membagikan bantuan sosial dan BLT. makarya nganti lali kulawarga”. Ironisnya, bansos yang seharusnya dibagikan kepada rakyat miskin ditilep dan dikorupsi Terjemahannya: sehingga memicu kericuhan. Selain itu, data kasus yang terdampak Corona Virus amburadul antara data pemerintah dan IDI bahkan warga “…..besok bila bertemu tahun kembar miskin dan terdampak banyak yang tidak maka akan bertemu masanya surau atau kebagian bantuan. Di sinilah mulai terjadi musala bubar, masjid tidak terurus, ketidak-percayaan (krisis) publik terhadap ka’bah tidak dikunjungi, penjahat lepas, pemerintah termasuk informasi data asal-usul manusia meninggal tidak diurus virus yang simpang-siur. Apabila dihubungkan sebagaimana mestinya, akibatnya rakyat dengan Jangka Jayabaya banyak terjadi kecil kelaparan, walaupun para pejabat kemiripan kondisi sehingga Ranggawarsita bekerja sampai lupa keluarga”. menyebutnya ‘Kalatidha’ atau zaman penuh keraguan karenaRATU ADIL tidak SATRIA ada PININGIT yang bisaDAN ZAMANdipercaya. EDAN 36 (Wacana Futurologi Dalam Serat Kalatidha) Vol. 21 Nomor 1 April 2021 A.A. Kade Sri Yudari | Ni Wayan Karmini ISSN: (p) 1693 - 0304 (e) 2620 - 827X https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/issue/view/23

Menyaksikan perilaku manusia yang kian tidak repot ini, orang yang berbudi tidak terkontrol, maka zaman ini pun layak disebut dipakai, demikianlah jika kita meneliti, zaman edan seperti yang digambarkan dalam apa guna meyakini khabar angin, serat Kalatidha“mangkya (Wiwin darajating W.R, 2012) praja, bait kawuryan pertama, akibatnya akan menyusahkan hati, lebih kedua, wuskelima, sunyaturi, keenam, rurah dan ketujuh pangrehing berikut. ukara, baik membuat karya-karya, kisah zaman karana tanpa palupi, atilar silastuti, “kenidahulu kinarta kala. darsana, panglimbang ala sujana sarjana kelu, kalulun kala tida, lan becik, sayekti akeh kewala, lelakon tidhem tandhaning dumadi, ardayengrat kang dadi tamsil, masalahing ngaurip, dene karoban rubeda” wahaninira tinemu, temahan anarima, mupus pepesthening takdir, puluh-puluh Terjemahannya: (bait.1). anglakoni kaelokan

Terjemahannya: ” (bait.6). situasi Negara saat ini, telah semakin merosot, keadaan Negara telah rusak, karena sudah tidak ada yang dapat diikuti kisah lama ini sebagai kaca benggala, lagi, sudah banyak yang meninggalkan guna membandingkan salah dan benar, tradisi, orang cerdik cendekiawan sebenarnya banyak sekali contoh-contoh, terbawa arus zaman, suasananya dalam kisah-kisah lama, tentang mencekam, sebab dunia penuh dengan kehidupan yang menyejukkan, akhirnya “retunekerepotan. ratu utama, patihe patih linuwih, pasrah, dan menyerahkan diri kepada pra nayaka tyas raharja, panekare becik- kehendak Tuhan, dan segalanya itu becik, paranedene tan dadi, paliyasing karena sedang mengalami, kejadian yang kala bendu, mandar mangkin andadra, “amenangianeh-aneh. zaman edan, ewuh aya ing rubeda angrebedi, beda-beda ardaning pambudi, milu edan nora tahan, yen tan wong saknegara milu anglakoni, boya kaduman melik, kaliren wekasanipun, ndilalah karsa allah, Terjemahannya: ” (bait.2). begja-begjane kang lali, luwih begja kang eling lawan waspada”

sesungguhnya rajanya termasuk raja Terjemahannya: (bait.7). yang baik, patihnya juga cerdik, semua anak buah hatinya baik, pemuka-pemuka masyarakat baik, tapi segalanya itu tidak kehidupan dalam zaman edan memang menciptakan kebaikan, oleh karena daya susah, akan mengikuti tidak sampai hati, kekuatan zaman kala bendu, bahkan tetapi kalau tidak mengikuti gerak kerepotan makin menjadi, lain orang lain zaman, tidak mendapat apapun juga, “ujaringpikiran dan panitisastra, maksudnya. awewarah asung akhirnya hanya dapat menderita peling, ing zaman keneng musibat, wong kelaparan, tapi sudah menjadi kehendak ambeg jatmika kontit, mengkono yen Tuhan, bagaimanapun juga walaupun, niteni, pedah apa amituhu, pawarta orang lupa itu bahagia, tapi lebih bahagia, lolawara, mundhuk angreranta ati, yang senantiasa selalu ingat dan waspada. angurbaya angiket cariteng kuna Disebutkan, ramalan Jayabaya tulisan ” Ranggawarsita ini merangkum waktu 2100 Terjemahannya(bait.5). : tahun rembulan, terbagi dalam 3 (tiga) zaman besar yang disebut “Kali” yakni; Kali Swara, Kali Yoga dan Kali Sangara. Setiap Kali berlangsung di dalam Panitisastra, sebenarnya sudah 700 tahun dan dibagi dalam 7 (tujuh) zaman RATU ADILada SATRIA peringatan, PININGIT DAN pada ZAMAN zaman EDAN yang serba kecil yang disebut “Kala”masing-masing 100 (Wacana Futurologi Dalam Serat Kalatidha) 37 A.A. Kade Sri Yudari | Ni Wayan Karmini Vol. 21 Nomor 1 April 2021 https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/issue/view/23 ISSN: (p) 1693 - 0304 (e) 2620 - 827X

tahun. pertama, Seluruhnya Kali berlangsung Swara antara tahun terjadinya carut-marut pada zaman rembulan 0-2100 atau tahun 78-2163M. Zaman penulisannya. Dalam mengatasi zaman yang besar terdiri dari;kedua Kala serba susah tuntutan adanya keadilan bagi KaliKukila, Yoga Kala Budha, Kala Brawa, Kala Tirta, Kala seluruh rakyat terus disuarakan. Apabila Rwabara, dan Kala Purwa. Zaman besar , dibandingkan dengan zaman saat ini ternyata terdiri dari; Kala Brata, Kala Dwara,ketiga masih relevan untuk dicermati. Bahwa rasa KalaKali Dwapara,Sangara Kala Praniti, Kala Tetaka, Kala keadilan, dan kesejahteraan diharapkan Wisesa, dan Kala Wisaya. Zaman besar , seimbang, kunci utamanya adalah tauladan dan terdiri dari; Kala Jangga, Kala kepiawaian para pimpinan dalam mengelola Sakti, Kala Jaya, Kala Bendu (zaman edan), Kala dan menata Negara agar benar-benar dirasakan Suba, Kala Sumbaga, dan Kala Surata (Wiwin adil. Pesan penting yang mesti direnungkan W.R.,2012). bersama, bahwa untuk mengatasi segala Apabila dilihat dari tahapan zaman tersebut rintangan, tantangan, hambatan maka persatuan di atas maka saat ini diperkirakan telah dan jalinan kerjasama yang kuat antara rakyat memasuki zaman Kali Sangara tahapan dan pemimpinnya sangat diperlukan. Kalabendu yang juga disebut zaman edan.Pertama Dalam Hendaknya, muncul rasa kesadaran masing- ramalannya, Jayabaya juga menyebutkan zaman masing bahwa semuamulat hanya sarira bersifat sementara Kala Bendu Kedua memiliki 6 (enam) ciri; , karena itu perlu mengingat, merenungkan,eling lan kehidupan masyarakat sangatKetiga sulit, apa-apa waspodointrospeksi diri ( ) dalam bertindak, serba mahal. , banyak bapak lupa anaknya, menjaga lisan dan tidak gegabah ( keluargaKeempat bercerai berai. , banyak orang ). yang berkhianat termasuk kepada kawan Dengan demikian, wacana Satria Piningit Kelimasendiri. , orang yang sedang berkuasa sang Ratu Adil hanyalah menunjukkan sebuah bicara ngawur, hanya Keenam modal bersuara lantang. perlambang yang berhubungan dengan keadaan , orang yang berkuasa jahat dan rakyat dan harapan masyarakat dalam menjalani roda kecil kian terpencil. , paraaji mumpung pemimpin. kehidupan pada zaman yang serba sulit. Kondisi mengangkat kawan-kawan dan keluarga sendiri demikian tergambarkan melalui krisis di segala dengan secara tidak adil terkesan sector terutama sector perekonomian. Tidaklah Walaupun serat Kalatidha hanya sebuah karya salah, pada akhirnya masyarakat berangan- sastra yang berisi ramalan zaman, namun makna angan membayangkan, berhalusinasi dari pesan-pesan yang dirinci secara detail mengharapkan datangnya seorang pemimpin dapat menggugah dan membangkitkan gairah yang bijaksana dan bisa dipercaya untuk hidup para pembacanya untuk bermimpi memenuhi rasa keadilan tidak hanya bagi IV.tentang PENUTUP masa depan yang lebih baik. kelompok pendukungnya tetapi keadilan bagi seluruh rakyat.

Sebagaimana disebutkan dalam uraian di atas bahwa Ratu Adil Satria Piningit dipahami sebagai penggambaran tokoh atau sosok, namun penulis memiliki penafsiran tersendiri bahwa Satria Piningit sang Ratu Adil bukanlah seorang tokoh yang harus ditunggu kehadirannya, melainkan hanya sebuah konsep kepemimpinan spiritual dan sudah terbukti penerapannya baik di Jawa maupun Bali. Bahwa konsep kepemimpinan yang adil dan bijaksana, memang layak untuk dikembangkan sebagai contoh alternative wacana kepemimpinan di Indonesia. Serat Kalatidha memaparkan tentang kondisi RATU ADIL SATRIA PININGIT DAN ZAMAN EDAN 38 (Wacana Futurologi Dalam Serat Kalatidha) Vol. 21 Nomor 1 April 2021 A.A. Kade Sri Yudari | Ni Wayan Karmini ISSN: (p) 1693 - 0304 (e) 2620 - 827X https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/dharmasmrti/issue/view/23

DAFTAR PUSTAKA

The Idea of Power in Javanese Culture

Anderson, Benedict.Ranggawarsita, 1972. Apa yang Terjadi , dalam Holt. Culture and Politics in Indonesia. Ithaca,Nawangsari London: Cornell University Press. Any, Anjar. 1983. Mistik Kejawen, Sinkritisme,? Semarang: Simbolisme, Aneka Ilmu. dan Sufisme dalam Budaya Darmadjati,Spiritual Supadjar. Jawa 1993. . Yogyakarta: Media Widya Mandala. Endraswara, Suwardi.Abangan, 2003. Santri, Priyayi dalam Masyarakat Jawa . Yogyakarta: Narasi. Geertz, Clifford.1981. Agama Masa. Terjemahan Depan Perspektif Aswab Mahasin. Filsafat PerennialJakarta:Pusataka Jaya. Hidayat, Komaruddin dan Muhammad Wahyudi Nafis. 1995. Karangan. Jakarta: Pilihan Paramadina. KGPAA Mangkunegara IV Kamajaya. 1980. Pujangga Ranggawarsita.Kebudayaan Yogya: Departemen Jawa Perpaduan Pendidikan dengan dan Kebudayaan. . Kamajaya. 1992. . Yogyakarta: Yayasan Centhini. Kamajaya, Karkoro Ramalan Partokusuma. Jayabaya 1995. Apa relevansinya dengan Ramalan Suku Maya Yogyakarta: Ikapi DIY. Marwoto, S. 2009. Tahta Untuk Rakyat “Celah-Celah Kehidupan Sri Sultan Hamengkubuwono. Yogyakarta: IPustakaX” Pelajar. Mochtar & S.Maimoen. 1982.Biografi Pujangga Ranggawarsita . Jakarta: PT. Gramedia. Mulyanto, dkk. 1990. Pembaharuan Otonomi Daerah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Megatrend 2000 Murdianto, WidyoRatu Hari. Adil 2005. Hidayat Nurwahid Satria Pinandhita. Yogyakarta: dari Prambanan APMD Press. Naisbitt,John dan Patricia Aburdane. 1990. . Jakarta: Binarupa Aksara. Purwadi. 2005. Cikal Bakal Faham Kejawen. Pergumulan Tasawuf versi. Yogyakarta: Jawa Hanan Pustaka. Rahimsyah.2006. SitiFilsafat Jenar. Agama . : PustakaMistik IAgungslam Kejawen Harapan. Raden Ngabehi Ranggawarsita Rasyidi, H.M. 1975. . Jakarta: Bulan Bintang. Simuh, 1988. Sufisme Jawa: Transformasi Tasawuf Islam ke Mistik Jawa: Suatu Studi Terhadap Serat Wirid Hidayat Jati. Jakarta:Serat UI Press. Madu Rasa Simuh. 1995. Konsep Kepemimpinan Jawa dalam Ajaran Sastra Cheta. Yogyakarta: dan Asta Brata Bentang Budaya. Soerjohoedojo, Soetardi. 1922. . Kediri: Tan Khoen Swie. Suyami. 2008. . Yogyakarta: Kepel Press. Syaidah, Khasnah. 2003.Ratu Agama Adil, Kuasa Dalam dan Pandangan Pemberontakan Futurolog. di Nusantara Jurnal Kajian Islam Interdisipliner Vol.2.No.2. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah. Wibowo, Setyo. 2014. . Jakarta: Borobudur Writes and Culture Festival.Serat Kalatidha Widyo Hari. 2005. Transformasi Ekonomi-Politik Desa. Yogyakarta: APMD Press. Widyawati R, Wiwin. 2012. :Tafsir Sosiologis dan Filosofis Pujangga Jawa Terhadap Kondisi Sosial. Yogyakarta: Pura Pustaka.

RATU ADIL SATRIA PININGIT DAN ZAMAN EDAN (Wacana Futurologi Dalam Serat Kalatidha) 39 A.A. Kade Sri Yudari | Ni Wayan Karmini Vol. 21 Nomor 1 April 2021