Jurnal Penelitian Transportasi Darat, Volume 21, Nomor 2, Desember 2019: 103-116 Jurnal Penelitian Transportasi Darat Journal Homepage: http://ojs.balitbanghub.dephub.go.id/index.php/jurnaldarat/index p-ISSN: 1410-8593 | e-ISSN: 2579-8731

Pengembangan Park and Ride untuk Meningkatkan Pelayanan Angkutan LRT Kota

Dwi Widiyanti Puslitbang Transportasi Jalan dan Perkeretaapian Jl. Merdeka Timur No. 5, , , 10110 [email protected]

Diterima: 22 Oktober 2019, Direvisi: 21 November 2019, Disetujui: 28 November 2019 ABSTRACT Development of Park and Ride to Improve LRT Transport Services Palembang City: Transportatin condition in the city of Palembang now start facing some of the issues of urban transport in general, like traffic congestion and a lack of public transport services.The aims of this study to propose the development of park and ride system in transport network of south LRT in Palembang This research uses a descriptive qualitative statical analysis. The result of this research explain that potential location for park and ride are, area surrounding Punti kayu station, RSUD station, Bumi Sriijaya station, Cinde station, Ampera station dan DJKA station. For build a park and ride in order to attract the users should be equipped with convenience access to park and ride, easy access to mass transportation, and facilities ease and comfortable for public transport users. Keywords: traffic congestion; LRT transport; potential locations park and ride.

ABSTRAK Kondisi tranportasi di Kota Palembang saat ini mulai menghadapi beberapa permasalahan transportasi perkotaan pada umumnya, yaitu kemacetan lalu lintas dan minimnya pelayanan angkutan umum. Penelitian ini bertujuan untuk mengusulkan pengembangan sistem park and ride di jaringan angkutan LRT Sumsel di Kota Palembang. Penelitian ini menggunakan metode statistik analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lokasi park and ride yang potensial adalah di kawasan Stasiun Punti kayu, Stasiun RSUD, Stasiun Bumi Sriijaya, Stasiun Cinde, stasiun Ampera dan Stasiun DJKA. Dalam pembangunan park and ride perlu memperhatikan fasilitas kemudahan akses menuju park and ride, kemudahan akses menuju angkutan masal, dan fasilitas kemudahan serta kenyamanan bagi pengguna angkutan umum. Kata Kunci: kemacetan lalu lintas; angkutan LRT; lokasi potensial park and ride.

I. Pendahuluan pelayanan keseluruh area di Kota Palembang, sehingga dalam kesehariannya masyarakat sering Kota Palembang merupakan salah satu kota besar mengandalkan penggunaan mobil pribadi, taksi, di Indonesia yang memiliki tingkat pertumbuhan baik taksi reguler atau taksi online, angkutan ojek yang cukup tinggi, karena Kota Palembang juga pangkalan atau ojek online. Untuk itu peran berfungsi sebagai ibu kota Provinsi Sumatera angkutan massal di Kota Palembang dalam Selatan yang berperan sebagai pusat pelayanan melayani masyarakat bertransportasi dengan aman, pemerintahan, baik pemerintahan Provinsi Sumatera nyaman dan terjangkau denga cakupan yang luas Selatan maupun pemerintahan Kota Palembang. di Kota Palembang menjadi sesuatu yang mendesak Dalam skala regional Kota Palembang berperan untuk diwujudkan. sebagai pusat kegiatan perekonomian kota-kota yang ada di daerah belakang (hinterland), Angkutan Light Rail Transit (LRT) Sumatera disamping itu juga berperan untuk menciptakan Selatan adalah salah satu transportasi umum berbasis dinamisasi kegiatan ekonomi dan keseimbangan kereta yang diharapkan dapat menyelesaikan perkembangan dengan kota-kota di luar Provinsi permasalahan transportasi di Kota Palembang. Sumatera Selatan. Angkutan umum massal lainnya yang telah beroperasi di Kota Palembang saat ini adalah Kondisi tranportasi di Kota Palembang saat ini mulai Angkutan BRT Trans Musi. Trans Musi adalah menghadapi beberapa permasalahan transportasi angkutan umum massal berbasis bus yang telah perkotaan pada umumnya, yaitu kemacetan lalu beroperasi dan sangat membantu masyarakat lintas dan minimnya pelayanan angkutan umum. dalam mobilitas harian di Kota Palembang. Selain Masyarakat Kota Palembang sering mengahadapi Angkutan BRT Trans Musi, masih ada angkutan kesulitan dalam melakukan mobilitas dalam umum yang beroperasi dan digunakan oleh mendukung akivitas hariannya, karena pelayanan masyarakat di Kota Palembang adalah angkutan angkutan umum yang terbatas dalam memberikan umum perkotaan dan angkutan lingkungan seperti doi: http://dx.doi.org/10.25104/jptd.v21i2.1364 103 1410-8593| 2579-8731 ©2019 Pusat Penelitian dan Pengembangan Transportasi Jalan dan Perkeretaapian Nomor Akreditasi: 744/AU3/P2MI-LIPI/04/2016 | Artikel ini disebarluaskan di bawah lisensi CC BY-NC-SA 4.0 ojek pangkalan. Angkutan LRT Sumatera Selatan, perkotaan (Rodriguez, Murtha, 2009). James Luk beroperasi di perkotaan Kota Palembang, melintasi (1992) membagi TDM kedalam 4 kelompok 13 stasiun dan terhubung dengan layanan angkutan strategi (Ginn, 2009; Filiyanti, 2005). Salah bus Trans Musi dan DAMRI yang telah beroperasi satunya adalah strategi meningkatkan utilisasi aset sebelumnya. Untuk meningkatkan pelayanan dimana park-and-ride menjadi teknik TDM dalam angkutan LRT, dan meningkatkan jumlah metode yang terkait okupansi kendaraan. penumpang yang menggunakan LRT, banyak hal Sehingga dapat disimpulkan bahwa salah satu yang sudah dilakukan Pemerintah Provinsi tujuan park-and-ride ini tentu berkaitan dengan Sumatera Selatan, antara lain jalur BRT Trans mengurangi jumlah kendaraan pribadi yang Musi yang tumpang tindih dengan jalur LRT telah melintas pada suatu lokasi tertentu. dilakukan re-route, selanjutnya integrasi antar moda Fasilitas park and ride adalah hal yang utama dengan Trans Musi dan DAMRI terus dilakukan untuk daya tarik dan pengoperasian sistem evaluasi dan perbaikan secara terus menerus. angkutan modern karena para pengguna jalan Himbauan dan sosialisasi untuk menggunakan cenderung memilih transportasi umum ketika angkutan LRT Sumatera Selatan juga merupakan mereka mampu menggabungkan penggunaan salah satu upaya yang dilakukan untuk memperbaiki fasilitas ini dengan kendaraan pribadi mereka kinerja pelayanan dan meningkatkan jumlah (Konstantinos, Matthew, Zongzhi, 2010). Skema penumpang untuk menggunakan LRT. park and ride telah terbukti berhasil diberbagai Peningkatan integrasi antar moda transportasi di negara seperti di Eropa, Kanada dan Amerika sepanjang stasiun LRT Sumatera Selatan perlu Serikat. Bahkan Singapura yang teknologi ditingkatkan kenyamanannya agar masyarakat transportasinya paling baik di wilayah Asean telah merasa nyaman dan tertarik untuk menggunakan membuktikan bahwa skema park and ride dapat transportasi massal tersebut, khususnya di stasiun diandalkan dalam mengurangi kemacetan (Seik, dengan integrasi antarmoda yang banyak. Pelayanan 1997). fasilitas integrasi antarmoda sangat mempengaruhi Menurut lokasi dan fungsinya Bos (2004) bagaimana masyarakat dapat melakukan membagi fasilitas park and ride menjadi tiga perpindahan antarmoda dengan mudah, lancar dan kategori sebagai berikut: nyaman. Fasilitas integrasi antarmoda yang 1. Desination functionality, yaitu fasilitas park dibutuhkan antara lain ketersediaan fasilitas and ride yang berlokasi dekat ke tujuan akhir integrasi, ketersediaan informasi integrasi perjalanan, seperti pusat kota atau pusat antarmoda, pedestrian, park and ride. kegiatan bisnis. Penyediaan fasilitas ini Park and Ride adalah fasilitas parkir kendaraan bertujuan mengurangi kemacetan di pusat pribadi baik sepeda motor atau mobil untuk kota, yang mana penggunaan kendaraan penumpang yang menggunakan angkutan LRT pribadi akan melanjutkan sisa perjalanan sebagai angkutan lanjutan dari titik asal ke tujuan, dengan menggunakan angkutan umum. ataupun sebaliknya. Dengan adanya park and ride 2. Origin functionality, yaitu fasilitas park and maka penumpang dapat membawa sepeda motor ride yang berlokasi dekat dengan daerah atau mobil dari rumah selanjutnya di parkir di area perumahan. Fasilitas tersebut dimaksudkan parkir di dekat kawasan angkutan LRT, untuk pengguna kendaraan pribadi didaerah selanjutnya dilanjutkan dengan menggunakan perumahan untuk menggunakan angkutan LRT, atau sebaliknya. Salah satu fasilitas integrasi umum, dimana kendaraan yang mereka antarmoda yang perlu untuk dilakukan kajian gunakan hanya dipakai menuju adalah fasilitas parkir di dekat simpul stasiun LRT stasiun/terminal, kemudian melanjutkan atau yang sering disebut dengan park and ride. sebagian besar dari perjalannya dengan Untuk itu diperlukan kajian Pengembangan Park angkutan umum. and Ride untuk Meningkatkan Pelayanan Angkutan LRT Kota Palembang yang bertujuan 3. Field functionality, yaitu fasilitas park and untuk mengusulkan pengembangan sistem park ride yang biasanya berlokasi dekat dengan and ride di jaringan angkutan LRT Sumatera pintu tol atau stasiun kereta api. Disamping Selatan di Kota Palembang. untuk tujuan ke pusat kota, pengguna fasilitas ini juga sering untuk tujuan perjalanan yang Dalam menyelesaikan masalah transportasi di berlawanan misalnya daerah industri yang wilayah perkotaan, Travel Demand Management berada dipinggir kota. (TDM) saat ini telah dikembangkan dan coba diterapkan oleh para ahli transportasi. Salah satu Park and ride sebagai elemen dari sistem tujuan dari TDM adalah untuk mengurangi jumlah transportasi yang merupakan perpanjangan dari kendaraan pribadi yang melintas di wilayah penyediaan area parkir dan pusat kota dengan

104 Jurnal Penelitian Transportasi Darat Volume 21, Nomor 2, Desember 2019: 103-116

pelayanan transportasi umum yang berkualitas kondisi angkutan umum yang sangat berpengaruh tinggi (Parkhurst, 2000). terhadap peralihan pengguna kendaraan pribadi ke angkutan umum adalah berupa tarif dan waktu Berdasarkan pada fungsinya park and ride perjalanan angkutan umum. diklasifikasikan menjadi lima kategori (Spillar, 1997) antara lain: Untuk mencapai keberhasilan dalam penerapan 1. Informal. Tempat pemberhentian dan transit skema park-and-ride tentu ada beberapa faktor yang mana pengendara menggunakan yang harus diperhatikan. Faktor-faktor tersebut kendaraan pribadi dan memarkirnya di jalan menjadi penentu dalam mencapai tujuan yang atau pada lahan yang berdekatan dengan diharapkan dari pemberlakuan skema park-and- koridor transit utama. ride. Scottish Transport Research Laboratory (1999) memberikan beberapa alasan dari gagal 2. Opportunistic or Joint Use Lots. Fasilitas dan berhasilnya skema park-and-ride dalam Ginn parkir yang digunakan bersamaan dengan (2009). Berikut adalah alasan untuk keberhasilan: kegiatan lainnya seperti gereja, bioskop, 1. Pelayanan transportasi umum yang handal, shopping mall atau pusat kegiatan spesial sering dan berkualitas tinggi; lainnya hanya pada saat hari kerja. 2. Penggunaan fasilitas park-and-ride dengan 3. Park and Pool Lots. Jenis area parkir ini lebih berpindah ke kendaraan umum masih lebih kecil daripada yang lain dan dibangun lebih cepat dibanding menggunakan mobil pribadi; eksklusif atau diperuntukan bagi carpool atau 3. Parkir kendaraan di pusat kota mahal dan vanpool saja. sulit; 4. Suburban Park and Ride Lots. Jenis area park 4. Parkir di fasilitas park and ride aman; and ride ini terletak diluar batas wilayah kota. 5. Tarif parkir di fasilitas park and ride lebih Fungsi utama area ini adalah mengumpulkan murah dibanding parkir di pusat kota; dan potensi transit yang sedekat mungkin dengan 6. Fasilitas park and ride mudah dijangkau. asal (rumah) serta penyediaan transfer point Selain itu, ada beberapa hal yang dapat membuat menuju pelayanan transit. skema park and ride ini gagal, yaitu: 5. Transdit Centers (Intermodal Transit 1. Kemacetan lalul-lintas tidak begitu parah Center). Transit Centers sebagai tempat sehingga memerlukan perubahan moda pertemuan (interchange) antara pelayanan perjalanan; transit lokal dan express. Area park and ride 2. Para pelanggan harus berpindah-pindah yang dibangun dilokasi Transit Center dengan terlalu banyak moda (contoh: mobil- memiliki permintaan lebih tinggi daripada di kereta-bus-jalan kaki) area suburban park and ride. Jenis area ini 3. Tempat parkir dipusat kota mudah didapat menawarkan lebih banyak pilihan dan dengan tarif terjangkau/gratis; alternatif rute tujuan dibandingkan dengan 4. Layanan kendaraan umum dan infrastruktur jenis area sebelumnya. pendukung yang buruk; 5. Lokasi park and ride yang tidak nyaman; Adapun menurut Transport Cooperative Research 6. Fasilitas ini tidak terintegrasi dengan sistem Program-Report 95 (TCRP, 2004) park and ride transportasi umum. dikelompokan berdasarkan operasional menjadi dua jenis yaitu: M Faridz Nazalaputra dan Ketut Dewi Martha Erli 1. Exclusive, direncanakan didesain, dibangun Handayeni (2017) menulis Penentuan Faktor- dan dioperasikan secara khusus sebagai Faktor Pemilihan Park & Ride Sebagai Fasilitas pelayanan fasilitas park and ride. Pergerakan Komuter Pada Koridor Bekasi- Jakarta, dengan menggunakan teknik analisis 2. Shared Use, fasilitas park and ride yang crosstab dan korelasi bivariat, dihasilkan faktor- melayani pengguna bersama kegiatan lain, faktor yang mempengaruhi pemilihan park & ride misalnya area parkir took retail, gereja, sebagai fasilitas pergerakan komuter pada Koridor sekolah, dan lain-lain Bekasi-Jakarta. Faktor-faktor yang memiliki Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi pengaruh signifikan terhadap pemilihan park & pengguna kendaraan pribadi untuk beralih ride sebagai fasilitas pergerakan komuter pada menggunakan fasilitas park and ride meliputi Koridor Bekasi-Jakarta adalah faktor biaya parkir, karakteristik sosial ekonomi, kondisi fasilitas park lama parkir, kenyamanan fasilitas parkir, jenis and ride, kondisi angkutan umum, kondisi di pekerjaan, maksud perjalanan, waktu tempuh daerah tujuan, kondisi perjalanan, serta aspek KRL, jarak tempat tinggal menuju stasiun asal, informasi (Bos, 2004), sedangkan Damanik jarak tempuh KRL, biaya perjalanan dan (2006) dalam penelitiannya menambahkan faktor penggunaan moda pada stasiun pemberhentian.

Pengembangan Park and Ride untuk Meningkatkan Pelayanan Angkutan LRT Kota Palembang, Dwi Widiyanti 105 Dari 10 faktor tersebut, faktor maksud perjalanan ride mencapai 81,5%, khususnya potensi pengguna memiliki nilai korelasi paling besar terhadap yang memiliki karakteristik yang sama dengan pemilihan park & ride sebagai fasilitas pergerakan karakteristik pengguna parkir saat ini. Faktor yang komuter. mempengaruhi beralihnya potensi pengguna Machsus, Robben Rico, dan Achmad Chabib (2015) menjadi pengguna park and ride secara umum dalam tulisannya Kajian Kelayakan Park and Ride adalah ketersediaan parkir di pusat kota, jumlah di Jl. Achmad Yani dengan tujuan kepemilikan kendaraan pribadi dan kondisi pokoknya adalah memperoleh informasi yaitu pelayanan angkutan kereta api perkotaan . berupa parameter yang digunakan untuk II. Metodologi Penelitian menentukan kelayakan park and ride Jl. Ahmad Yani. Hasil yang diperoleh dari kajian ini A. Teknik Pengumpulan Data memperlihatkan bahwa kinerja lalu lintas dengan 1. Data Primer P&R dapat mengurangi tingkat kemacetan pada ruas jalan A. Yani Surabaya, dan sekitarnya. Pengumpulan data primer dilakukan dengan Keberadaan park and ride diharapkan dapat melakukan pengamatan langsung di lapangan di melayani permintaan atau kebutuhan masyarakat, wilayah studi. Adapun wilayah studi adalah di 13 khusunya masyarakat daerah hinterland. stasiun LRT Sumsel Kota Palembang. Jenis survei Selenia Ediyani Palupiningtyas (2015) menulis yang dilakukan antara lain dengan menggunakan Kriteria Fasilitas Park and Ride Sebagai Pendukung kuesioner untuk melakukan wawancara kepada Angkutan Umum Massal Berbasis Jalan, melalui pengguna angkutan LRT Sumsel, berkaitan metode analisis Analytical Hierarchy Process dengan angkutan lanjutan ketika menggunakan (AHP) dihasilkan suatu kesimpulan bahwa LRT. pengembangan fasilitas park and ride harus 2. Data Sekunder memprioritaskan variabel kemudahan bagi Adapun data sekunder yang digunakan sebagai pengguna jasa (0,182), aksesibilitas (0,153), dan informasi pendukung yang diperoleh dari instansi- lokasi/penempatan (0,128). Pengembangan fasilitas instansi terkait seperti Badan Pengelola Kereta park and ride sebagai pendukung TransJakarta Api Ringan (LRT) Dirjen Perkeretaapian juga perlu mengutamakan beberapa kriteria yaitu Kementerian Perhubungan, Dishub Provinsi berfungsi sebagai bagian dari sistem transportasi Sumatera Selatan, PT. Sarana Pembangunan intermoda sekaligus sebuah fasilitas, terletak pada Palembang Jaya (SP2J) yaitu Perusahaan pengelola wilayah sub urban (tidak harus terletak pada bus Trans Musi dan DAMRI Palembang. terminal tipe A), letak jalan masuk/keluar menghindari konflik dengan pejalan kaki, pola B. Metode Analisis parkir menyesuaikan dengan daya tampung, tarif Penelitian ini menggunakan metode analisis terpadu dengan TransJakarta, tersedia petugas deskriptif kualitatif yaitu mengolah hasil penjaga dan petugas tiket, tersedia jalur pejalan kuesioner yang merupakan hasil wawancara kaki menuju halte bus, terkoneksi dengan layanan pengguna angkutan LRT Sumsel. Selanjutnya moda lain, dan memberi dampak positif terhadap analisis data menggunakan standar yang ditelah wilayah sekitarnya. ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Andi Guntur Asapa (2014) dalam tulisannya Park Darat, terkait standar parkir. and Ride Sebagai Bagian dari Pelayanan Kereta Api Perkotaan Bandung, penelitian ini bertujuan III. Hasil dan Pembahasan untuk mengkaji potensi pengembangan fasilitas A. Kondisi LRT Palembang park and ride khususnya pada pelayanan angkutan kereta api perkotaan Bandung lintas Padalarang – Kota Palembang merupakan salah satu kota Bandung-Cicalengka. Penelitian ini menggunakan berkembang yang masih memiliki permasalahan metode statistik deskriptif dan regresi logistik transportasi khususnya transportasi publik. untuk merumuskan peluang pemanfaatan fasilitas Terdapat beberapa jenis moda transportasi publik park and ride bagi potensi pengguna. Hasil di Kota Palembang seperti angkutan kota, bus kota penelitian ini menunjukkan bahwa potensi dan Bus Rapid Transit (BRT) Trans Musi untuk pengembangan fasilitas park and ride untuk mendukung perpindahan manusia dari satu tempat pelayanan kereta api perkotaan Bandung sangat ke tempat lain. Dari beberapa angkutan tersebut besar, terutama pada tipologi fasilitas park and Light Rail Transit/Lintas Rel Terpadu (LRT) ride yang disediakan oleh masyarakat sekitar adalah angkutan masal yang baru selesai dibangun stasiun. Peluang beralihnya responden potensi (Gambar 1). pengguna menjadi pengguna fasilitas park and

106 Jurnal Penelitian Transportasi Darat Volume 21, Nomor 2, Desember 2019: 103-116

Lintas Rel Terpadu Palembang (disingkat: LRT Sriwijaya, Stasiun Dishub, Stasiun Cinde, Stasiun Palembang) adalah sebuah sistem angkutan cepat Ampera, Stasiun Polresta, Stasiun Jakabaring dan dengan model lintas rel terpadu yang dibangun di Stasiun DJKA. Gambar 2 menjelaskan mengenai Palembang, Indonesia, menghubungkan Bandar jaringan LRT di Kota Palembang dan 13 stasiun Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin stasiun pemberhentian. II dengan Kompleks Olahraga Jakabaring. B. Integrasi Antarmoda Angkuan Umum di Pembangunan LRT ini difungsikan sebagai sarana Kota Palembang transportasi penunjang warga Palembang dan sekitarnya, termasuk untuk menunjang mobilitas Pembangunan Light Rail Transit (LRT) penonton dan atlet pada Pesta Olahraga Asia 2018. Sumatera Selatan dinilai tidak memperhatikan Pada awalnya Palembang merencanakan aspek integrasi antar moda. Pihak terkait terus membangun monorel dari Bandar Udara Sultan berupaya untuk mengintegrasikan LRT Sumsel Mahmud Badaruddin II ke Kompleks Olahraga dengan angkutan lain maupun dengan fasilitas Jakabaring sebagai alternatif transportasi umum yang ada di Kota Palembang. Okupansi LRT karena berdasarkan penelitian yang ada, Kota Sumsel di Palembang yang masih rendah ini, Palembang akan mengalami macet total pada karena lintasan LRT di Palembang itu masih 2019. LRT Palembang sebagai angkutan umum tumpang tindih dan sejajar dengan angkutan masal di Kota Palembang telah dibangun umum lain baik angkutan kota (angkot), AKAP sepanjang 23,4 km dengan tempat pemberhentian dan AKDP yang sudah ada sebelumnya Kondisi sebanyak 13 stasiun. Nama stasiun tersebut antara carut marut dan tumpang tindih antara angkutan lain Stasiun Bandara, Stasiun Asrama Haji, umum itulah yang menyebabkan di satu sisi Stasiun Punti Kayu, Stasiun RSUD, Stasiun okupansi LRT Sumsel masih rendah. Dan, di sisi Garuda Dempo, Stasiun Demang, Stasiun Bumi lain kemacetan lalu lintas di jalan Sudirman

Sumber: https://www.google.com , 2019 Gambar 1. Angkutan LRT Palembang.

Sumber: Badan Pengelola Kereta Api Ringan Sumsel, 2019 Gambar 2. Stasiun Pemberhentian LRT Kota Palembang.

Pengembangan Park and Ride untuk Meningkatkan Pelayanan Angkutan LRT Kota Palembang, Dwi Widiyanti 107 Palembang masih terus sampai sekarang. Untuk Penataan jaringan pelayanan angkutan umum juga dapat memperbaiki kinerja okupensi penumpang meliputi perbaikan tarif, atau yang disebut tarif LRT Sumsel maka telah dilakukan penataan integrasi antarmoda. Tabel 1 menjelaskan tarif trayek angkutan umum, beberapa trayek BRT integrasi antarmoda angkutan umum di Kota telah dilakukan re-routing sehingga tidak sejajar Palembang. dengan pelayanan angkutan LRT. Gambar 3 dan Integrasi pelayanan yang dilakukan juga berkaitan 4 menjelaskan kondisi angkutan umum sebelum dengan integrasi jadwal keberangkatan angkutan dilakukan re-routing dan kondisi angkutan umum umum. Gambar 5 dan 6 menjelaskan integrasi setelah dilakukan re-routing.

Sumber: Badan Pengelola Kereta Api Ringan Sumsel, 2019 Gambar 3. Jaringan Angkutan Umum Sebelum Dilakukan Penataan Trayek.

108 Jurnal Penelitian Transportasi Darat Volume 21, Nomor 2, Desember 2019: 103-116

Sumber: Badan Pengelola Kereta Api Ringan Sumsel, 2019 Gambar 4. Jaringan Angkutan Umum Setelah Dilakukan Penataan Trayek. Tabel 1. Tarif Integrasi LRT dengan DAMRI dan BRT

Tarif No. Relasi Kategori Sebelum Sesudah 1. LRT - DAMRI Rp. 15.000,- Rp. 7.000,- Mahasiswa Terminal Indralaya-St. DJKA (PP) LRT (5.000) LRT (2.000) DAMRI (10.000) DAMRI (5.000) Rp. 17.000,- Rp. 10.000,- Masyarakat LRT (5.000) LRT (2.000) Umum DAMRI (12.000) DAMRI (8.000) 2. LRT - BRT Trans Musi Rp. 10.000,- Rp. 7.000,- Mahasiswa & Seluruh St. LRT (tidak termasuk LRT (5.000) LRT (2.000) Masyarakat Bandara)-Seluruh halte Trans Musi Umum (PP) DAMRI (5.000) DAMRI (5.000) Rp. 8.000,- Rp. 5.000,- Pelajar LRT (5.000) LRT (2.000) DAMRI (3.000) DAMRI (3.000) 3. LRT - DAMRI – BRT Rp. 20.000,- Rp. 12.000,- Pelajar, Terminal Indralaya-St. DJKA (PP)- LRT (5.000) LRT (2.000) Mahasiswa & Seluruh St. LRT (tidak termasuk Masyarakat Bandara)-Seluruh halte Trans Musi BRT (5.000) BRT (5.000) Umum (PP) DAMRI (10.000) DAMRI (5.000) Sumber: Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Selatan, 2019 jadwal keberangkatan angkutan umum antara Bus dan turun di masing-masing stasiun (Tabel 2). DAMRI Indralaya dengan Angkutan LRT di Stasiun Dari tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa DJKA, serta integrasi antara Bus Trans Musi dengan penumpang banyak naik dan urun di stasiun Punti Angkutan LRT di Stasiun Punti Kayu. Kayu, Stasiun RSUD, Stasiun Bumi Sriwijaya, Stasiun Cinde, Stasiun Ampera, Stasiun DJKA. C. Hasil Survei Naik Turun Penumpang LRT D. Kriteria Penentuan Park and Ride Berdasarkan hasil wawancara kepada 100 responden mengenai asal dan tujuan penumpang dapat Park and ride telah diperkenalkan sejak tahun diketahui berapa jumlah penumpang yang naik 1930 sebagai salah satu alat travel demand

Pengembangan Park and Ride untuk Meningkatkan Pelayanan Angkutan LRT Kota Palembang, Dwi Widiyanti 109

Sumber: Perum DAMRI Kantor Cabang Palembang, 2019 Gambar 5. Jadwal Pemberangkatan Bus DAMRI via Indralaya.

Sumber: PT. Sarana Pembangunan Palembang Jaya Gambar 6. Integrasi Jadwal angkutan umum LRT dengan DAMRI dan Trans Musi. management (Noel, 1988). Strategi perjalanan Sistem park and ride merupakan sistem parkir dengan menggunakan park and ride serta yang menggunakan fasilitas ruang parkir dengan angkutan umum massal pada umumnya menitipkan kendaraan pribadi, kemudian beralih digunakan oleh pekerja yang bertempat tinggal ke moda transportasi umum (O’Flaherty, 1997). di pinggir kota namun bekerja di pusat kota.

110 Jurnal Penelitian Transportasi Darat Volume 21, Nomor 2, Desember 2019: 103-116

Tabel 2. Hasil Survei Penumpang Naik dan Turun di Setiap Stasiun Hasil Survei Hasil Survei No. Stasiun LRT Penumpang Naik Penumpang Turun 1. Stasiun Bandara 5% 2. Stasiun Asrama Haji 5% 3. Stasiun Punti Kayu 19% 4. Stasiun RSUD 28% 5. Stasiun Garuda Dempo 9% 6. Stasiun Demang 5% 7. Stasiun Bumi Sriwijaya 29% 8. Stasiun Dishub 5% 9. Stasiun Cinde 28% 10. Stasiun Ampera 24% 11. Stasiun Polresta 19% 12 Stasiun Jakabaring 5% 13. Stasiun DJKA 19% Sumber: Hasil Survei, 2019 Fasilitas park and ride biasanya tersedia di halte pada sore/malam hari. Dalam menentukan lokasi atau terminal sarana angkutan umum massal park and ride teradapat beberapa kriteria. Variabel sehingga memungkinkan penglaju berpindah yang menentukan kriteria penenuan lokasi park moda dari kendaraan pribadi (mobil dan sepeda and ride berdasarkan hasil jurnal Muhammad motor) dan meneruskan perjalanan menggunakan Nanang Prayudyanto dan Ofyar Z. Tamin (2007) angkutan umum massal dari titik tersebut yaitu tarif, ketersediaan lahan, aksesibilitas yang (Kementerian Negara Lingkungan Hidup, baik, dekat dengan area residensial (dipinggiran 2009). Park and ride di stasiun transit, halte bus kota). Dalam penelitian ini, kriteria dalam dan sisi jalan raya biasanya berada di pinggiran menentukan lokasi park and ride adalah kota untuk memfasilitasi transit angkutan umum ketersediaan lahan, tata guna lahan, integrasi massal dan ride share (Victoria Transport antarmoda, banyaknya penumpang naik dan turun. Policy Institute, 2010). Parkir pada fasilitas park E. Kepemilikan Aset dan Tata Guna Lahan and ride tersebut pada umumnya relatif lebih murah daripada parkir di pusat kota. Berdasarkan hasil identifikasi kepemilikan aset dan tata guna lahan dari setiap stasiun dapat Konsep park and ride pada umumnya diketahui bahwa kepemilikan aset di stasiun Punti dikembangkan bersamaan dengan perbaikan Kayu adalah milik pemprov Sumaera Selatan, sistem transportasi umum massal (transit) dengan luas lahan di Punti Kayu sekitar 45.372 M2 seperti bus dan kereta api. Strategi perjalanan dan dan Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih dengan menggunakan park and ride serta dan Tanaman Perkebunan (45.372 M2), untuk tata angkutan umum massal pada umumnya guna lahan didominasi jasa perdagangan, industri digunakan oleh pekerja yang bertempat tinggal pergudangan, dan Perumahan. Hampir semua aset di pinggir kota yang bekerja di pusat kota. disekitar stasiun LRT Sumsel dimiliki oleh Kendaraan diparkir pada terminal-terminal Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan atau ujung jaringan angkutan umum massal pada Pemerintah Kota Palembang. Hanya di Stasiun pagi hari, lalu digunakan kembali pada sore Polresta yang tidak tersedia lahan milik hari. Tujuan dari penyediaan fasilitas park and pemerintah, dimana tata guna lahan di Stasiun ride adalah memudahkan pengguna kendaraan Polresta adalah jasa perdagangan dan didominasi bermotor pribadi yang ingin menggunakan perumahan. Untuk lebih jelasnya kepemilikan aset angkutan umum massal sehingga mengurangi untuk masing-masing stasiun beserta letak lahan beban kemacetan lalu lintas di pusat kota dan tata guna lahannya dapat dijelaskan dalam (Kementerian Negara Lingkungan Hidup, Tabel 3. 2009). Kemacetan berkurang karena jumlah kendaraan yang masuk ke pusat kota juga F. Potensi Lokasi Park and Ride berkurang akibat diparkir di pinggir kota. Pada Setelah dilakukan identifikasi kepemilikan aset umumnya kendaraan diparkir pada shelter/ dan tata guna lahan dari setiap stasiun, untuk terminal di ujung jaringan angkutan umum massal pada pagi hari, lalu digunakan kembali

Pengembangan Park and Ride untuk Meningkatkan Pelayanan Angkutan LRT Kota Palembang, Dwi Widiyanti 111 menentukan lokasi park and ride yang sesuai penumpang naik dan turun di stasiun. Berdasarkan digunakan kriteria berdasarkan hasil jurnal hasil pengumpulan data dan kriteria tersebut di Muhammad Nanang Prayudyanto dan Ofyar Z. atas maka dapat diketahui lokasi park and ride Tamin (2007) yaitu ketersediaan lahan dan tata yang potensial antara lain Stasiun Punti Kayu, guna lahan. Peneliti menambahkan kriteria Stasiun RSUD, Stasiun Bumi Sriwijaya, Stasiun integrasi antarmoda dan banyaknya penumpang Cinde, Stasiun Ampera dan Stasiun DJKA naik dan turun di stasiun. Sehingga kriteria (Gambar 7, 8, 9, 10, 11, dan 12). Untuk lebih penentuan potensi lokasi park and ride di sasiun jelasnya kepemilikan aset untuk masing-masing LRT Sumsel adalah ketersediaan lahan, tata guna stasiun beserta letak lahan dan tata guna lahannya lahan, integrasi antarmoda dan banyaknya dapat dijelaskan dalam Tabel 4.

Tabel 3. Kepemilikan Aset dan Tata Guna Lahan setiap Stasiun LRT Sumsel

Kepemilikan Stasiun LRT Letak Lahan Tata Guna Lahan Aset St. Punti Kayu Pemprov Punti kayu ( 45.372 M2) dan Didominasi jasa perdagangan, (Telkom) Sumsel Balai Pengawasan dan industri pergudangan, dan Sertifikasi Benih dan Tanaman Perumahan Perkebunan (45.372 M2) St. RSUD Pemprov ATM BNI (200 M2) → Pem RS, didominasi Jasa Sumsel dan Prov dan Taman Kota (200 perdagangan dan Perumahan Pemkot M2)→ Pemkot St. Bumi Sriwijaya Lahan BOT Palembang Icon dan Stadion Didominasi Jasa Perdagangan, Pemprov Bumi Sriwijaya dan Perumahan Sumsel (102.640 M2) St. Dishub Pemprov Kantor Gubernur, Dishub, Kantor pemerintah, jasa Sumsel Bappeda perdagangan dan perumahan St. Cinde Lahan BOT Pasar Cinde (6.540 M2) Jasa perdagangan, apartemen, Pemprov perumahan Sumsel St. Ampera Pem Kota Ampera ( 1000 M2) Didominasi Jasa dan Palembang perdagangan, St. Polresta Tidak ada Tidak ada Jasa perdaganagan, didominasi perumahan St. DJKA Pemprov Semua area dapat Potensi area jasa perdagangan Sumsel dikembangkan dan area perumahan 37.500 M2 Sumber: Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Selatan, 2019

Sumber: Hasil Survei, 2019 Gambar 7. Kondisi Stasiun Punti Kayu.

112 Jurnal Penelitian Transportasi Darat Volume 21, Nomor 2, Desember 2019: 103-116

Tabel 4. Potensi Park and Ride di Setiap Stasiun LRT Sumsel

Hasil Survei Kepemilikan Tata Guna Integrasi Penumpang Stasiun LRT Letak Lahan Aset Lahan Antarmoda Naik Turun St. Punti Pemprov Punti kayu Didominasi LRT dan 19% Kayu Sumsel ( 45.372 M2) dan jasa Trans Musi Balai Pengawasan dan perdagangan, (1 trayek) Sertifikasi Benih dan industri Tanaman Perkebunan pergudangan, (45.372 M2) dan Perumahan St. RSUD Pemprov ATM BNI RS, didominasi LRT dan 28% Sumsel dan (200 M2) → Pem Prov Jasa Trans Musi Pemkot dan Taman Kota perdagangan (1 trayek) (200 M2)→ Pemkot dan Perumahan St. Bumi Lahan BOT Palembang Icon dan Didominasi LRT dan 29% Sriwijaya Pemprov Stadion Bumi Jasa Trans Musi Sumsel Sriwijaya Perdagangan, (2 trayek) (102.640 M2) dan Perumahan St. Cinde Lahan BOT Pasar Cinde (6.540 Jasa LRT dan 28% Pemprov M2) perdagangan, Trans Musi Sumsel apartemen, (2 trayek) perumahan St. Ampera Pem Kota Ampera Didominasi LRT dan 24% Palembang (1000 M2) Jasa dan Trans Musi perdagangan (2 trayek) St. DJKA Pemprov 37.500 M2 Potensi area LRT dan 19% Sumsel jasa Trans Musi perdagangan (1 trayek) dan dan area DAMRI perumahan Sumber: Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Selatan, 2019

Sumber: Hasil Survei, 2019 Gambar 8. Kondisi Stasiun RSUD. G. Tipologi Park and Ride di Stasiun LRT 1. ST. Punti Kayu: Origin functionality/ Sumsel Kota Palembang pheriperal city parking Berdasarkan lokasi dan fungsinya, maka beberapa 2. ST. RSUD: Origin functionality park and ride/ sasiun LRT Sumsel mempunyai tipologi sebagai pheriperal city parking berikut:

Pengembangan Park and Ride untuk Meningkatkan Pelayanan Angkutan LRT Kota Palembang, Dwi Widiyanti 113

Sumber: Hasil Survei, 2019 Gambar 9. Lokasi Usulan Park and Ride di Stasiun Bumi Sriwijaya.

Sumber: Hasil Survei, 2019 Gambar 10. Kondisi Stsiun Cinde.

Sumber: Hasil Survei, 2019 Gambar 11. Kondisi Parkir di Stsiun Ampera. 3. ST. Bumi Sriwijaya: Desination functionality 5. ST. Ampera: Desination functionality park park and ride/Local and ride/Local 4. ST. Cinde: Desination functionality park and 6. ST. DJKA: Origin functionality park and ride/Local ride/pheriperal city parking

114 Jurnal Penelitian Transportasi Darat Volume 21, Nomor 2, Desember 2019: 103-116

Sumber: Hasil Survei, 2019 Gambar 12. Kondisi Parkir di Stsiun DJKA. IV. Kesimpulan Selatan beserta staf, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Selatan beserta staf, Ibu Siti Berdasarkan ketersediaan lahan, tata guna lahan Nur Fadlillah Almunawaroh, S.T., M.T., atas dan hasil survei naik turun penupang, potensi bantuan yang diberikan sehingga penelitian ini lokasi park and ride adalah Stasiun Punti kayu, dapat diselesaikan. Stasiun RSUD, Stasiun Bumi Sriwijaya, Stasiun Cinde, stasiun Ampera dan Stasiun DJKA. Adapun Tipologi park and ride untuk stasiun Daftar Pustaka tersebut adalah St. Punti Kayu: Origin Bangun, Filliyanti T.A. 2005. Strategi, Metode dan functionality/pheriperal city parking, St. RSUD: Teknik Penerapan Transport Demand Origin functionality park and ride/ pheriperal city Management Serta Pengaruhnya di Indonesia parking, St. Bumi Sriwijaya: Desination dan di Beberapa Kota Besar di Dunia. e-USU functionality park and ride/Local, St. Cinde: Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara. Desination functionality park and ride/Local, St. Bos, D. M. 2004. Changing Seats: A Behavoiural Ampera; Desination functionality park and ride/ Analysis of P & R Use. Delft. Local, St.DJKA: Origin functionality park and Damanik, R. 2006. Analisis Manfaat bagi Pengguna ride/pheriperal city parking. Dalam pembangunan Sistem Park and ride Sepeda Motor di park and ride untuk menarik pengguna park and Jabodetabek. Tesis Program Magister Bidang ride harus dilengkapi kemudahan akses menuju Ilmu Teknik. Universitas Indonesia. park and ride, kemudahan akses menuju angkutan Ediyani Palupiningtyas, Selenia. 2015. Kriteria masal, dan fasilitas kemudahan serta kenyamanan Fasilitas Park and Ride Sebagai Pendukung bagi pengguna angkutan umum. Dalam Angkutan Umum Massal Berbasis Jalan. Warta pembangunan park and ride diharapkan Penelitian Perhubungan, Volume 27, Nomor 2, pembiayaan bukan dari dana dari pemerintah, Maret-April 2015. terdapat beberapa skema pembiayaan yang Ginn, S. 2009. Master Thesis: The Application of The menguntungkan kedua pihak baik pemerintah dan Park and Ride and TOD Concepts to Develop a swasta. New Framework That Can Maximase Public Transport Patronage. Australia: School of Civil V. Saran Engineering, Queensland University of Technology. Perlu dilakukan pertemuan bersama antara pemerintah pusat dan pemerintah serta pihak yang Guntur Asapa, Andi .2014. dalam tulisannya Park and terkait kepemilikan asset, untuk mendiskusikan Ride Sebagai Bagian dari Pelayanan Kereta Api rencana pengembangan, pembiayaan dan rencana Perkotaan Bandung. Jurnal Perencanaan Wilayah profit yang diharapkan. Perlu di persiapkan dan Kota vol. 25, no. 2, hlm. 157-173, Agustus peraturan yang mendukung pelaksanaan 2014. pengembangan park and ride terutama terkait Kementerian Negara Lingkungan Hidup. 2009. Kota di pemanfaatan lahan. Persimpangan Jalan: Pedoman Perancangan Strategi Pengendalian Emisi dari Sektor Ucapan Terima Kasih Transportasi Jalan di Kawasan Perkotaan. Jakarta: Kementerian Negara Lingkungan Hidup. Terima kasih penulis sampaikan kepada Kepala Konstantinos, K., Matthew, K., Zongzhi, L. 2010. Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumatera Optimizing Pricing Policies in Park and Ride

Pengembangan Park and Ride untuk Meningkatkan Pelayanan Angkutan LRT Kota Palembang, Dwi Widiyanti 115 Facilities: A Model and Decision Support System Noel, E. 1988. Park-and-Ride: Alive, Well, and with Application. Journal of Transportation Expanding in the United States. Urban Planing Systems Engineering and Information and Devel., ASCE, 114 (1), 2-13. Technology, Volume 10, Issue 5. O’ Flaherty, 1997. Transport Planning and Traffic Luk, James. 1992. Model for Travel Demand Engineering. New York: John Wiley and Sons, Management - A Review. Road and Transport Inc. Research. Voll, NO. 3, September 1992. Parkhurst, G. 2000. Influence of bus-based Park and Machsus., Rico, Robben., dan Chabib, Achmad. 2015. Ride facilities on users’ car traffic. Transport Kajian Kelayakan Park and Ride di Jl. Achmad Policy, 7(2), 159-324. Yani Surabaya. Prosiding Seminar Nasional Rodriguez, J., Murtha, T. 2009. Strategy Paper: Travel Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW), Demand Management. Illinois: Chicago Surabaya, 11 Juni 2015. Metropolitan Agency Planning, Chicago. Nanang Prayudyanto, Muhammad dan Tamin, Ofyar Z. Seik, F. T. 1997. Experiences from Singapore's park- 2007. Kajian Park and Ride Untuk Busway and-ride scheme 1975-1996. Habitat Jakarta. Jurnal Transportasi Vol. 7 No. 2 International, 21(4), 427-443. Desember 2007: 169-178. Spillar, Robert J. 1997. Park-and-ride planning and Nazalaputra, M Faridz dan Handayeni, Ketut Dewi design guidelines. New York: Parsons Martha Erli. 2017. Penentuan Faktor-Faktor Brinkerhoff Quade & Douglas, Inc. Pemilihan Park & Ride Sebagai Fasilitas Pergerakan Komuter Pada Koridor Bekasi- Victoria Transport Policy Institute. 2010. Park and Jakarta. JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, Ride, Convenient Parking For Transit Users. TDM (2017). Encyclopedia. http://www.vtpi.org/tdm/tdm27.htm. Diakses 24 September 2019.

116 Jurnal Penelitian Transportasi Darat Volume 21, Nomor 2, Desember 2019: 103-116