PRESS RELEASE/INFORMASI PUBLIK MASYARAKAT TRANSPORTASI DESEMBER2016

Perihal: Transportation Outlook 2017

Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) adalah suatu organisasi profesi independen dan nir-laba yang menyediakan platform komunikasi dan diskusi dalam permasalahan transportasi di Indonesia. MTI membangun aliansi dengan berbagai organisasi nasional dan internasional dalam mendorong diskursus publik dalam isu-isu nasional dan lokal transportasi diharapkan kebijakan publik dalam bidang transportasi dapat diimplementasikan sehingga memberikan kontribusi bagi pembangunan berkelanjutan.

Gambaran Umum Gambaran mengenai transportasi 2016 adalah pergantian Menteri Perhubungan dari Ignasius Jonan kepada Budi Karya Sumadi. Pergantian kepemimpinan ini sedikit banyak akan berpengaruh terhadap arah kebijakan dan gaya kepemimpinan yang berimplikasi pada layanan publik. . Namun komitmen untuk terus membangun sarana transportasi di daerah-daerah agar bisa saling berhubungan satu sama lain, tetap dilanjutkan. Konektivitas itu diperlukan sebagai konsekuensi dari kondisi Indonesia sebagai negara kepulauan, meskipun untuk mewujudkannya diakui oleh Menteri Budi Karya, bukan hal yang mudah, karena adanya kompleksitas yang dihadapi.

Penyelesaian masalah transportasi merupakan bagian dari upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat, karena layanan transportasi yang baik akan menjamin mobilitas warga dan barang semakin lancar, sehingga barang-barang kebutuhan pokok dapat terdistribusi secara merata,

Outlook Transportasi 2017 - MTI Pagina 1 dan mobilitas warga dalam mencari nafkah pun tidak terganggu. Namun semua layanan transportasi tersebut tetap mengacu pada aspek keselamatan, keamanan, serta kenyamanaan.

1. Keselamatan Transportasi Keselamatan bertransportasi merupakan syarat utama dalam bertransportasi. Sayangnya, justru kematian sering terjadi dalam kegiatan bertransportasi. Ada dua jenis moda transportasi yang memiliki tingkat keselamatan rendah, yaitu moda darat dan moda laut. Kecelakaan yang dialami oleh moda darat terutama banyak terjadi pada kendaraan pribadi, utamanya sepeda motor, sedangkan moda laut banyak terjadi pada kapal-kapal kecil yang diselenggarakan oleh masyarakat guna memenuhi kebutuhan masyarakat untuk bertransportasi di daerah-daerah kepulauan lantaran Negara belum hadir. Korban meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas masih tetap tinggi. Jika tahun 2015 terdapat 27.000 orang meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas, diharapkan pada tahun 2016 akan mengalami penurunan, seperti yang terlihat pada angka kecelakaan lalu lintas pada saat musim mudik 2016 yang mencapai 366 orang meninggal dunia, lebih rendah daripada korban meninggal dunia pada musim mudik 2015 yang mencapai 464 orang meninggal dunia 817 orang luka berat, dan 2.917 orang luka ringan pada kurun waktu yang sama. Contoh kasusdi Jateng, ada peningkatan 7% tahun kejadian kecelakaan tahun 2016 dibanding thn 2015. Korban terbanyak adalah karyawan/swasta (28,7%). Pelaku kecelakaan di usia produktif (16-30 thn) msh mendominasi (40,2%). Sedikit naik 2% dibanding thn 2015. Anak- anak sebagai pelaku kecelakaan sebesar 10,7%, kenaikan 11%'. Sepeda motor masih favorit sbg kendaraan yang terlibat paling banyak kecelakaan, yakni 24.054 unit (75%). Kenaikan 11% dibanding thn 2015.Lokasi kecelakaan tertinggi berada di kawasan permukiman sebanyak 12.958 kejadian (70,9%). Ada kenaikan 13% dibanding tahun lalu.Kelompok pelajar masih banyak menggunakan sepeda motor karena tdk tersedia layanan transportasi umum yang mendekat tempat tinggalnya. Adapun keselamatan angkutan laut perlu mendapat perhatian besar pada tahun 2017, mengingat tahun 2016 mencatat banyak kasus kecelakaan di laut yang melibatkan kapal penumpang kecil-kecil yang korbannya mayoritas adalah TKI. Sejumlah kecelakaan laut itu antara lain:

 25 Juli, 2016, Kapal pengangkut WNI tenggelam di Pantai Batu Layar, Johor, , jumlah korban meninggal 18 orang, selaamat 34 orang. Kecelakaan diduga karena kelebihan muatan.  21 Agustus 2016, sebuah kapal kayu angkutan penumpang atau pompong yang membawa 17 orang pengemudi dan penumpang tujuan Tanjung Pinang ke Pulau Penyengat tenggelam pukul 09.30 WIB. Tim SAR menemukan 10 korban tewas dan lima orang hilang.

Outlook Transportasi 2017 - MTI Pagina 2

 2 November 2016, Kapal yang mengangkut TKI tenggelam di perairan Nongsa, Batam, dilanjutkan hari Jumat (4/11), tercatat 54 korban tewas dan enam penumpang dinyatakan hilang.  30 November 2016 − 21:43 WIB , Speedboat tenggelam di Banda Haruddin Tanjung dan menewaskan dua penumpang.  5 Desember 2016, Kapal Bermuatan Kontainer Tenggelam di Selat Malaka.  Selasa, 6 Desember 2016 - 14:50 wib Kapal Sinar Mutiara Tenggelam di Laut Jawa saat menuju ke Banjarmasin, tepatnya di Perairan Kabupaten Sampang. Kapal yang membawa 16 Anak Buah Kapal (ABK), 11 penumpang, dan ratusan ekor ternak. Penyebab kecelakaan karena lambung kapal bocor. Tidak ada korban jiwa karena penumpang dapat diselamatkan oleh nelayan

2. Transportasi Darat 2.1. Kemacetan saat Libur Panjang

Persoalan kemacetan di waktu libur panjang, kenyataannya sulit dihindari karena hal ini bersifat temporer saja, sangat sedikit long weekend seperti contoh liburan natal 2015 dengan kemacetan luar biasa yang kemudian berdampak secara politis mundurnya Dirjen Perhubungan Darat Djoko Sasono. Kemacetan yang luar biasa dan membawa korban jiwa terjadi pada saat musim Mudik Lebaran 2016 yang kemudian dikenal dengan istilah “tragedy Brexit”, yang mengacu pada kasus meninggalnya 17 jiwa saat antre akan keluar pintu tol Brebes Timur.

Antisipasi terhadap segala kemungkinan kemacetan itu perlu dengan menempatkan petugas dan rambu-rambu yang jelas, mengingat banyak pengendara yang belum terbiasa bepergian keluar kota dengan menggunakan kendaraan pribadi dan melintas di jalur tersebut. Namun antisipasi untuk mengurangi kemacetan tidak harus disertasi pelarangan operasional salah satu moda, seperti misalnya truk barang yang dilarang operasi pada hari-hari tertentu saaar musim libur panjang, mengingat truk memiliki peran penting untuk distribusi barang-barang kebutuhan masyarakat. Yang diperlukan adalah rekayasa lalu lintas yang memungkinkan kendaraa penumpang perorangan maupun truk dapat berjalan beriringan, seperti yang terjadi di penyeberangan Selat , untuk truk punya kapal sendiri dan jalur antrian sendiri, jadi tidak mengganggu kendaraan pribadi atau angkutan umum lainnya. Langkah yang sama bisa diterapkan di jalan tol dengan membuat lajur khusus truk walau kurang nyaman karena membuat mereka (truk) jadi sangat panjang antriannya.. Langkah inovatif lain untuk mengatasi kemacetan di jalan-jalan tol luar kota adalah dengan melakukan pembayaran non tunai (chasless) agar proses ransaksi lebih cepat karena tidak ada pengembalian uang yang sering memakan waktu lama. Bahkan yang ideal adalah menggunakan sistem OBU (on board unit), mengingat sistem kartu pun masih muncul gangguan pada saat get-out di pintu tol. Contoh solusi

Outlook Transportasi 2017 - MTI Pagina 3

2.2. Tingkat Isian Angkutan Umum Memprihatinkan

Load factor atau tingkat isian bus AKDP dan AKAP di seluruh wilayah Indonesia merata, semuanya memperlihatkan kecenderungan menurun. Bahkan untuk AKDP rata-rata di bawah 40%, bahkan ada yang hanya 20%. Sebagai contoh hasil perhitungan load factor untuk lima trayek bus AKDP di Jateng yang dilakukan oleh Laboratorium Transportasi Unika Soegijapranata bersama dengan Dishubkominfo Jawa Tengah, yaitu Solo-Sragen 20%, Solo- Tawangmangu (Karanganyar) 26%, Solo-Purwantoro (Wonogiri) 22%, Solo-Terboyo () 24% dan Solo-Mangkang (Semarang) 38%. Armada yang siap operasi hanya kisaran 20%-50% dari yang ada.Sementara itu, jam perjalanan dan rata-rata kecepatan perjalanan angkutan umum untuk rute Solo-Sragen 90 menit dan 20 km/jam, Solo- Tawangmangu 95 menit dan 25 km/jam, Solo-Wonogiri 95 menit dan 30 km/jam, Solo- Semarang 190 menit dan 35 km/jam. Bila dilihat dari data ini kecepatan jalan luar kota menurun karena semakin padatnya kendaraan pribadi. Kondisi tersebut dialami oleh hampir semua kota-kota kabupaten/kota di Indonesia, angkutan umum mereka hampir mati suri, sehingga apabila dibiarkan saja tanpa adanya intervensi dari pemerintah, dalam lima tahun mendatang akan tidak ada angkutan umum lagi.

Upaya untuk penyelamatan angkutan umum dapat dilakukan dengan berbagai mekanisme. Bagi trayek AKDP kawasan aglomerasi dapat segera dibuatkan jaringan BRT dengan konsep buy the service. Semua angkutan hrs berbadan hukum dan diberikan subsidi, tidak ada lagi sistem setoran, sopir digaji tetap bulanan dengan waktu kerja delapan jam sehari. Sedangkan angkutan bus jarak jauh juga dipikirkan bentuk insentif lain yang meringankan pengusaha angkutan umum, seperti keringanan pajak, bebas bea suku cadang, dll.

3. Transportasi Kereta Api

Tahun 2017 mendatang perkeretaapian Indonesia genap berusia 150 tahun, bila dihitung sejak pengoperasian pertama kali jalur Kereta Api (KA) untuk umum di ruas Semarang-Tanggung, Jawa Tengah pada tahun 1867 saat masa kolonial Hindia Belanda.

Momentum 150 tahun ini hendaknya digunakan sebagai momen bagi kebangkitan kembali perkeretaapian di Indonesia. Di masa lampau, perkeretaapian Indonesia pernah mengalami kejayaan serta menjadi salah satu sistem perkeretaapian yang paling maju di Asia. Pada masa itu, Indonesia adalah negara kedua di Asia, setelah India, yang mengoperasikan KA.

Harapan baik akan kebangkitan perkeretaapian Indonesia ini setidaknya juga didukung oleh iklim yang kondusif berupa fokus pemerintahan saat ini yang mengarah kepada pembangunan infrastruktur perkeretaapian yang masif, dengan alokasi anggaran pembangunan sektor perkeretaapian yang makin besar.

Outlook Transportasi 2017 - MTI Pagina 4

Demikian pula bila mencermati perkembangan perkeretaapian pada tahun 2017, terdapat hal- hal yang mengemuka, yang memberikan paradigma baru perkeretaapian di Indonesia, yang antara lain, diintisarikan sebagai berikut:

3.1. Era Pembangunan Perkeretaapian di Luar Jawa

Setelah untuk kurun waktu yang panjang, pembangunan jaringan perkeretaapian lebih bersifat "Jawa-sentris", maka pada kurun waktu tahun 2015-2019, Pemerintah Pusat dengan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) melaksanakan program pembangunan jaringan perkeretaapian di luar Jawa, yang mencakup jaringan KA Trans Sumatera, Trans Sulawesi, Trans Kalimantan dan Trans .

Tabel Rencana Pembangunan Jaringan Perkeretaapian di luar Jawa tersebut untuk periode 2015-2019 disajikan sebagai berikut:

No. Jaringan Ruas Panjang Estimasi (km) Konstruksi 1. Trans Sumatera Lhokseumawe-Langsa-Besitang 248 2017-2019 Besitang-Binjai 85 2015 Rantauprapat-Duri- 249 2016-2018 Duri-Pekanbaru 90 2016-2017 Pekanbaru-Jambi 350 2018-2019 Solok-Muaro Kalaban-Muaro 50 2015-2016 Pekanbaru-Teluk Kuantan-Muaro 164 2017-2019 2. Trans Sulawesi -Bitung 48 2017-2018 Bitung-Gorontalo-Isimu 340 2017-2019 Pare pare-Mamuju 225 2018-2019 Makasar-Pare pare 145 2015-2017 Makasar-Bulukumba-Watampone 259 2017-2019 3. Trans Balikpapan-Samarinda 89 2017-2018 Kalimantan Balikpapan-Tanjung 234 2018-2019 Banjarmasin-Tanjung 196 2018-2019 Banjarmasin-Palangkaraya 194 2018-2019 4. Trans Papua Sorong-Manokwari 390 2018-2019 Sumber: Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Republik Indonesia

3.2. Trans Sumatera dan Trans Sulawesi

3.3. Untuk Trans Sumatera, pada tahun 2017, ditargetkan pembangunan konstruksi reaktivasi jalur KA di lintas Binjai-Besitang sepanjang 85 km. Sementara untuk Trans Sulawesi, telah terbangun bagian dari ruas Makassar-Parepare di Kabupaten Barru sepanjang 16,1 km. Pada tahun 2017,

Outlook Transportasi 2017 - MTI Pagina 5

direncanakan terbangun tambahan jalur sepanjang 41 km. Total ruas Makassar-Parepare dengan lebar rel 1.435 mm adalah sepanjang 145 km yang seharusnya dijadwalkan selesai pada tahun 2017. Trans Papua dan Kalimantan

Sedangkan untuk Trans Papua, Pemerintah sempat merencanakan untuk mempercepat mulainya pembangunan jalur KA Sorong-Manokwari di Papua Barat pada tahun 2017, setelah tuntas penyusunan Studi Kelayakan dan Detail Engineering Design.

Berbeda dengan di Sumatera, Sulawesi dan Papua, jaringan KA di Pulau Kalimantan akan dimulai dengan inisiasi pihak swasta untuk kepentingan angkutan komoditas, terutama batubara. Jalur KA di Kalimantan Tengah direncanakan terbentang dari Purukcahu hingga Batanjung sepanjang 425 km dengan investor dari Tiongkok, sementara untuk Kalimantan Timur, jalur KA direncanakan terbangun dari kawasan pertambangan batubara menuju Pelabuhan Karingau dan Buluminung, dengan investor dari negara Rusia. Pada tahun 2017, kedua proyek pembangunan ini diharapkan dapat dimulai oleh masing-masing badan usaha swasta pembangun prasarananya.

Catatan utama atas pembangunan infrastruktur yang dikerjakan oleh Pemerintah ini adalah kemungkinan yang sangat besar terjadinya penundaan pengerjaan dan penyelesaian akibat ketersediaan dana APBN serta proses pencairannya yang tertunda. Hal ini sudah dialami pada pembangunan di lintas Makassar-Parepare dan reaktivasi lintas Binjai-Besitang.

3.4. Era Pembangunan Transportasi Perkotaan Basis Rel

Setelah puluhan tahun terabaikan pengembangannya, transportasi perkotaan berbasis rel kembali mendapat perhatian. Di kurun waktu 2015-2019, Pemerintah, baik pusat maupun daerah mulai melaksanakan pembangunan Kereta Cepat Massal (Mass /MRT), Kereta Api Ringan ( Transit/LRT) dan Trem di beberapa kota besar di Indonesia.

Pembangunan infrastruktur KA perkotaan yang sedang dan akan dilaksanakan disajikan pada tabel berikut:

No. Moda Ruas Panjang Estimasi (km) Konstruksi 1. MRT Lebak Bulus-Bundaran HI 15,7 2015-2018 2. LRT Jabodebek Cibubur-Cawang 13,6 2015-2018 Timur-Cawang 17,6 2015-2018 Cawang-Dukuh Atas 10,1 2015-2018

3. LRT DKI Jakarta Velodrome-Kelapa Gading 6 2017-2018 4. LRT Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II-Ogan Permata Indah

Outlook Transportasi 2017 - MTI Pagina 6

23 2016-2018 5. LRT Babakan Siliwangi-Leuwipanjang 10,15 Cimindi-Gede Bage 20,04 (tahap rencana) 6. Trem Joyoboyo-JMP (Jembatan Merah Plaza) 16,7 (tahap rencana)

MRT Jakarta, LRT Palembang dan LRT Jabodebek sedang dikerjakan pembangunannya dan ditargetkan selesai pada tahun 2018. Sementara konstruksi LRT DKI Jakarta dimulai tahun 2017 dan akan diselesaikan pada tahun 2018. Sedangkan masa konstruksi Trem Surabaya dan LRT Bandung menunggu kepastian lebih lanjut terkait skema pendanaan.

Proses pembangunan MRT Jakarta saat ini meski menunjukkan kemajuan yang cukup baik namun dapat dikatakan berjalan kurang sesuai dengan rencana. Pengajuan tambahan biaya konstruksi MRT sebesar Rp 2,56 T melalui dana pinjaman JICA tentunya terjadi karena adanya pembengkakan biaya (cost overrun). Hal ini dapat memperberat nilai pembayaran pinjaman di masa mendatang. Perlu dilakukan kajian apakah terjadinya cost overrun ini karena perkembangan konstruksi ataukah andil dari kekurangcermatan estimasi awal. Terjadinya pengulangan pekerjaan dan kurangnya koordinasi antara kontraktor utama dan sub kontraktor MRT Jakarta turut memberikan andil terjadinya cost overrun dan juga schedule overrun atau penundaan penyelesaian proyek.

Sementara untuk LRT baik di Jakarta, Jabodebek maupun Palembang, isu utama terletak pada sistem pembiayaan dan keterjangkauan serta keterpaduan moda dengan moda transportasi yang telah ada atau yang sedang dan akan dibangun.LRT hendaknya dibangun sesuai kebutuhan perjalanan masyarakat dan tidak semata untuk keperluan penyelenggaraan Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang.

3.5. KA Akses Bandar Udara

Terkait dengan sistem transportasi perkotaan basis rel yang terpadu moda, PT Kereta Api Indonesia (Persero)/ PT KAI sebagai operator tunggal KA di Indonesia, pada tahun 2017 melanjutkan pembangunan KA Akses Bandar Udara di 2 kota, Jakarta dan Padang. KA Bandara ini merupakan yang kedua dan ketiga setelah pengoperasian KA Bandara Kualanamu, Sumatera Utara pada tahun 2013.

Tabel pembangunan jalur KA Bandara ini disajikan sebagai berikut:

No. Moda Ruas Panjang (km) Estimasi Konstruksi 1. KA Bandara Duku-Bandara 4 2015-2017 Minangkabau, Sumatera Internasional

Outlook Transportasi 2017 - MTI Pagina 7

Barat Minangkabau 2. KA Bandara Soekarno- Batu Ceper-Bandara 12.1 2015-2017 Hatta Soekarno Hatta

Penyelesaian KA Bandara Soekarno-Hatta sebenernya sudah tertunda cukup lama. Pembangunan prasarana ini dilakukan sesuai dengan Perpres No. 83 tahun 2011 oleh PT KAI karena sebelumnya pembangunan tidak kunjung direalisasikan oleh Pemerintah. Namun, KA Bandara ini yang sebelumnya ditargetkan selesai oleh KAI pada tahun 2014, mengalami banyak penundaan terutama karena permasalahan pengadaan lahan. Ke depannya peran optimal Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota diperlukan dalam setiap pekerjaan pengadaan lahan infrastruktur.

3.6. Era Pembangunan Infrastruktur KA Kecepatan Tinggi

Meski menjadi kontroversi dan mendapat kritisi publik yang cukup luas, Pemerintah tetap bersikukuh untuk memfasilitasi pembangunan KA Kecepatan Tinggi/KKT (High Speed Train/HST) di lintas Jakarta-Bandung dengan mekanisme pendanaan pinjaman dari Tiongkok.

KKT ini akan beroperasi sepanjang 142,3 km, dari stasiun Halim, Jakarta menuju stasiun Tegal Luar, Bandung dengan kecepatan maksimal 300 km/jam dan waktu tempuh 35 menit. KKT ini diharapkan oleh Pemerintah dapat menumbuhkan pengembangan wilayah baru, yaitu kawasan industri di Karawang dan Kota Baru Walini di Kabupaten Bandung Barat.

Proyek pembangunan KKT ini diklaim sebagai kerjasama yang bersifat "B to B" (business to business), namun tidak dapat dipungkiri bahwa nuansa politisnya cukup kental sehingga sebagian pemangku kepentingan dan Pemerintah terkesan penuh ketergesaan dan serba instan dalam memberikan "karpet merah" terhadap kehadiran KKT ini. Energi Pemerintah seharusnya lebih difokuskan pada pembangunan infrastruktur demi pemerataan pembangunan dalam bingkai penguatan NKRI. Aspek keselamatan, risiko keberlanjutan usaha, dampak atas lingkungan dan sosial ekonomi masyarakat serta mitigasi kebencanaan tetap harus melalui kajian yang matang dan tidak semata hanya berorientasi kepada pertimbangan investasi, bisnis dan hubungan antarnegara.

3.7. Era Multi-operator

Kehadiran MRT Jakarta, LRT DKI Jakarta, KKT Jakarta-Bandung, KA Pengangkut Batubara di Kalimantan di masa mendatang yang bukan dikelola oleh PT KAI, mengindikasikan kembalinya era multioperator seperti pada masa kolonial Hindia Belanda silam. Hal ini sesuai dengan kondisi yang diharapkan dapat tercipta melalui Undang- Undang No. 23 tahun 2007 tentang Perkeretaapian untuk meningkatkan kualitas layanan

Outlook Transportasi 2017 - MTI Pagina 8

perkeretaapian meski belum bisa terwujudkan kompetisi secara murni karena multioperator tersebut ada pada jenis layanan KA yang berbeda.

Selain paradigma baru perkeretaapian sebagaimana diuraikan di atas, perkembangan perkeretaapian Indonesia pada tahun 2017 juga diwarnai pembangunan infrastruktur yang menarik sebagai berikut: a. Infrastruktur jalur ganda dan dwiganda

Pembangunan jalur ganda dilakukan di lintas selatan Jawa, Kertapati-Prabumulih dan -Kualanamu di Sumatera serta jalur dwiganda Manggarai-Cikarang di Jabodetabek.

Pembangunan Jalur Ganda dan Dwiganda No. Ruas Panjang (km) Estimasi konstruksi Keterangan 1. Kroya-Kutoarjo 76 2015-2017 Lintas Selatan Jawa 2. Solo-Madiun 95 2015-2017 Lintas Selatan Jawa 3. Madiun-Wonokromo 166 2016-2017 Lintas Selatan Jawa 4. Prabumulih-Kertapati 80 2015-2017 Sumatera Selatan 5. Medan-Kualanamu 27 2017 Sumatera Utara 6. Manggarai-Cikarang 32 2015-2018 Jalur Dwiganda

Pembangunan jalur ganda ini merupakan hal positif dengan multitujuan untuk peningkatan keselamatan, kapasitas lintas, kapasitas angkut dan sekaligus persingkatan waktu tempuh. b. Elektrifikasi Jalur KA -Solo

Elektrifikasi ini akan menjadi elektrifikasi jalur komuter untuk KRL yang kedua di Indonesia setelah Jabodetabek. c. Revitalisasi Stasiun Manggarai

Revitalisasi Stasiun Manggarai oleh Ditjen Perkeretaapian menjadi menarik karena jika revitalisasi selesai dilakukan, stasiun ini akan menjadi stasiun KA pertama di Indonesia yang multifungsi, yaitu sebagai stasiun KRL Commuter Line, KA Jarak Jauh dan KA Bandar Udara sekaligus dan menjadi stasiun sentral di Ibukota. Stasiun ini juga menjadi stasiun yang akan memiliki dua jalur KA bertingkat.

Menjadi suatu catatan menarik bila Pemerintah daerah dapat mendukung pengembangan lebih lanjut revitalisasi stasiun ini dengan penataan ruang dan lingkungan sekitar stasiun sekaligus menjadikan area stasiun sebagai kawasan pembangunan berbasis simpul angkutan umum massal (Transit Oriented Development/TOD) melalui pembangunan terpadu dengan pusat kegiatan ekonomi dan pemukiman yang terintegrasi dengan moda transportasi publik sebagai pusat kawasan.

Outlook Transportasi 2017 - MTI Pagina 9

3.8 Keselamatan Transportasi Kereta Api:

Di tahun 2016 telah dibangun pintu perlintasan sebidang 3 Unit di Sumatera Selatan Pembangunan Perlintasan Tidak Sebidang 2 Unit (Fly Over / Underpass) Tambun & Makassar Sebenarnya Perlintasan sebidang KA (JPL) resmi sudah selayaknya semua dibangun perlintasan tidak sebidang mengingat SK Dirjen Hubdat no 770/2005 sudah tidak diberlakukan lagi saat ini.

Untuk Sertifikasi kecakapan S D M Perkeretaapian telah diterbitkan 4.448 sertifikat, khusus Sertifikasi Sarana Perkeretaapian telah diterbitkan 4.000 Sertifikat (Uji Pertama & Berkala). Dengan adanya sertifikasi kecakapan SDM Perkeretaapian ini diharapkan tahun 2017 tidak ada terjadi lagi kecelakaan kereta api.Mengingat yang sering terjadi kecelakaan di tahun 2016 adalah Divre 3 dan Divre 4 KAI.

4. Transportasi Laut

Indonesia merupakan negara maritim karena dua pertiga wilayah indonesia adalah lautan. Indonesia juga merupakan negara kepulauan, lebih dari 17.500 pulau dengan luas lautan 5,8 juta kilometer persegi. Indonesia memiliki potensi Poros Maritim Dunia dikarenakan letak Indonesia yang berada di antara dua samudera yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.

Salah satu target pembangunan nasional Indonesia saat ini ingin menjadi pusat dunia bidang maritim dengan mengedepankan pengembangan pelabuhan hub international dan pelabuhan logistik nasional dan internasional serta pelabuhan kolektor dan distribusi yang efektif dan efisien.

Hampir 300 juta penduduk di Indonesia merupakan target pasar potensial untuk produk apapun. Tapi layanan pelabuhan hub di ASEAN masih didominasi oleh Pelabuhan Klan dan Singapura Pelabuhan. Kapasitas pelabuhan Tanjung Priok (sekitar 4 sd 6 juta teus) sebagai pelabuhan terbesar di Indonesia baru-baru ini hanya sekitar 1/2 dari Port Klan dan bahkan sekitar hanya 1/5 dari pelabuhan Singapura (lebih 30 mil teus).

Indonesia memiliki tiga alur laut kepulauan Indonesia (ALKI) dengan potensi nilai perdagangan 1,5 juta dollar AS per hari, setara dengan sekitar Rp 18 miliar perhari. Shipping Lines yang melewati Indonesia adalah shipping lines sangat sibuk.Berdasarkan data Badan Pangan Dunia (FAO), nilai perekonomian dari laut Indonesia diperkirakan mencapai 3 triliun dollar AS sampai 5 triliun dollar AS, setara Rp 36.000 triliun sampai Rp 60.000 triliun pertahun.

Outlook Transportasi 2017 - MTI Pagina 10

Sangat disayangkan, situasi lain adalah bahwa port distribusi di wilayah Indonesia juga belum efektif. Menurut laporan survei Logistics Performance Index (LPI) tahun 2014, peringkat Indonesia berada pada posisi 53.Meskipun peringkat ini lebih baik dari tahun sebelumnya, yaitu pada posisi 59, namun masih jauh jika dibandingkan dengan negara-negara lain, seperti Singapura di peringkat 5, Malaysia di peringkat 25, dan Thailand di peringkat 35.Indonesia hanya berdekatan dengan Vietnam, yaitu pada peringkat 48.Sedangkan berdasarkan Global Competitiveness Report 2015, infrastruktur Indonesia berada pada ranking34 dari 144 negara.Biaya pengiriman logistik di Indonesia dianggap 4 paling mahal di dunia dan yang paling mahal di ASEAN.

Berikut ini daftar pelabuhan terbesar di dunia (2004) dengan kapasitas layanan dalam tues sebagai pembading dengan kapasitas Pelabuhan Tanjung Priok (2016 estimation).

Tabel 1 : Pelabuhan Terbesar

TEUs % change from Rangking Pelabuhan Negara +/- from 2004 (000s) 2004

1 Singapore Singapore 23,192 1,863 8.73 People's Republic of

2 Hong Kong 22,427 443 2.02

China People's Republic of

3 Shanghai 18,084 3,527 24.23

China People's Republic of

4 Shenzhen 16,197 2,582 18.96

China

5 Busan South Korea 11,843 413 3.61 Taiwan (Republic of

6 Kaohsiung 9,471 0 0 China)

7 Rotterdam Netherlands 9,287 1,006 12.15

8 Hamburg Germany 8,088 1,085 15.49

9 Dubai United Arab Emirates 7,619 1,190 18.51

10 Los Angeles Amerika Serikat 7,485 164 2.24 --- Tanjung Priok Indonesia 6,827 2016 (Prediction)

Outlook Transportasi 2017 - MTI Pagina 11

Gambar 1 :International Shipping Lines

Berlokasi secara geografis diantara international shipping lines yang sangat sibuk, maka tantangan industri maritim Indonesia untuk bisa kompetitif dengan negara lain. Apabila level kompetisi Indonesia belum sekuat untuk bersaing di kawasan reginal ASIA and ASEAN maka Indonesia bisa konsentrasi pada konektivitas antar-daerah di dalam wilayah Indonesia sendiri.

Gambar 2 : Kesibukan Shipping Lines di kawasan ASIA dan ASEAN yang melalui perairan Indonesia

Outlook Transportasi 2017 - MTI Pagina 12

Langkah pemerintah sekarang untuk menjadi poros maritim memprioritaskan pengembangan infrastruktur dan konektivitas maritim, melalui pembangunan tol laut, deep seaport, logistik, dan industri perkapalan, dan pariwisata maritim. Pembangunan maritim pada akhirnya akan membantu peningkatan efisiensi dan efektivitas pada aktivitas perekonomian yang berkembang di wilayah darat.

Informasi dari Kementrian Keuangan tahun 2015, proyek-proyek yang dikembangkan antara lain, pertama, pembangunan dan pengembangan 24 pelabuhan strategis termasuk pengerukan, pengembangan terminal kontainer serta lahannya. Nilai investasi program ini sebesar Rp 243,69 triliun. Kedua, short sea shipping seperti pengadaan kapal, pelabuhan sumur, Bojanegara, Kenal, Pacitan dan Cirebon dengan kebutuhan anggaran Rp 7,50 triliun. Ketiga, fasilitas kargo umum dan bulk sebagai rencana induk pelabuhan nasional. Anggaran yang diperlukan sebesar Rp 40,61 triliun. Keempat, pengembangan pelabuhan non komersial sebanyak 1.481 pelabuhan dengan total nilai investasi Rp 198,10 triliun. Kelima, pengembangan pelabuhan komersial lainnya sebanyak 83 pelabuhan senilai Rp 41,50 triliun. Keenam, transportasi multimoda untuk mencapai pelabuhan dengan membangun akses jalan, kereta pelabuhan, kereta pesisir senilai Rp 50 triliun. Ketujuh, revitalisasi industri galangan kapal. Ada 12 galangan kapal secara menyeluruh dengan investasi sebesar Rp 10,80 triliun. Kedelapan, pengadaan kapal untuk lima tahun ke depan seperti kapal kontainer, barang perintis, bulk carrier, tug & barge, tanker dan kapal rakyat. Kebutuhan anggarannya mencapai Rp 101,74 triliun. Serta kesembilan pengadaan kapal patroli dari kelas IA sampai dengan kelas V senilai Rp 6,04 triliun. Sehingga total investasi yang dibutuhkan mencapai Rp 699,99 triliun.

Untuk merealisasikan proyek-proyek tersebut, perlu pengaturan anggaran dari Kementrian Perhubungan dan Kementrian Keuangan. Pendanaan proyek tersebut tidak bisa hanya mengandalkan anggaran fiscal, tahun 2017 perlu memilihkan daftar proyek yang telah direncanakan diatas untuk bisa dikerjasamakan dengan mitra swasta. Terutama untuk pengembangan pelabuhan komersial sebanyak 83 pelabuhan senilai Rp 41,50 triliun. Karena pada saat ada keraguan untuk mengembangkan hub deep ports di Kuala Tanjung dan Bitung, maka sebaiknya Indonesia fokus pada konektivitas maritime antar daerah dengan mengembangkan profesionalisme layanan pengelolaan pada pelabuhan-pelabuhan kolektor dan distributor di daerah-daerah Indonesia.

Outlook Transportasi 2017 - MTI Pagina 13

Gambar 3 : Contoh Pengembangan Pelabuhan Skala Kecil yang bisa meningkatkan Konektifitas Antar-Daerah

Lebih jauhnya, beberapa potensi maritim Indonesia yang dapat dikembangkan, yaitu antara lain dalam bidang wisata maritim, perikanan, migas/energi, serta industri manufaktur dan galangan kapal. Sektor pariwisata bahari dan maritime adalah sektor yang cukup murah dan mudah untuk dikembangkan. Pengembangan sektor pariwisata dapat memberi sumbangan yang berarti kepada PDB, cadangan devisa, dan lapangan kerja. Selain itu, industri pariwisata pun merupakan industri yang berkelanjutan (sustainable).

5. Transportasi Udara

MTI berusaha membantu permasalahan di transportasi udara untuk membangun opni mengenai ketidakberesan pelayanan penerbangan. Dalam PM 130/2015 ada ketentuan denda yang tidak mendasar untuk regulasi itu sendiri.Izin maskapai asing tidak bisa diselesaikan di dalam negeri jadi harus di urus ke Singapore baru bisa terbang ke Indonesia. Bagaimana investor penerbangan masuk ke Indonesia bila regulasi masih sulit. Regulasi PM tentunya bisa diganti setiap ada keperluan perubahan kondisi pelayanan sedangankan perubahan UU tetaplah sulit maka kita dorong adanya perubahan di turunan regulasi.Walau telah ada perubahan regulasi namun tetap saja belum menyentuh pokok permasalahan, seperti contoh : Direktur Angkutan Udara berapa puluh PM yang telah dikeluarkan namum belum menyentuh substansi. Dalam pembuatan PM atau regulasi turunan UU, publik kini tidak pernah dilibatkan tahu-tahu sudah disosialisasikan, berarti sudah disahkan yang tidak mungkin bisa berubah.

Di tahun 2015 telah diterbitkan 89 PM disajikan dalam 4 buku. Ada kelompok sektor permasalahan pelayanan transportasi udara. Dalam PM-PM tersebut berisikan regulasi tentang - Fungsi dan tugas angkutan udara - Perizinan - Pengoperasian - Keselamatan - Operasi bandara - Navigasi - SDM Penerbangan, dll

Terlebih lagi regulasi yang ada saat ini sangat jarang menyentuh kepentingan cargo penerbangan (air cargo)

Outlook Transportasi 2017 - MTI Pagina 14

Tidak ada PP daru turunan UU Penerbangan, semua langsung turun PM PM penerbangan. Ada beberapa problem di ICAO yang tidak dtemukan di UU penerbangan kita, sedikitnya ada 8 temuan oleh ICAO yang tidak diatur oleh UU penerbangan, ada statement bagus ICAO “ no compliance” Ada 2 kendala yang harus diperhatikan, PM 419/2015 adanya punishment yang bertentangan dengan ICAO, contoh CardigAir yang pesawatnya sempat ditahan oleh Pemerintah dan ditanyakan pula oleh KNKT belum terjawab. Yang lainnya diperlukan terobosan untuk 5 regulasi yang bisa dijadikan 1 regulasi supaya lebih sederhana dll.

Diperlukan perubahan UU mengingat dibuat sejak 2009 telah mengalami perubahan mendasar dalam pertumbuhan transportasi udara.Di PM 159/2015, 140/2015, 130/2015 tidak perlu diperlakukan untuk semua maskapai penerbangan mengingat PM-PM itu berlaku hanya untuk Lionair. Bila memang berlaku untuk semua maskapai perlu diatur PM lagi dengan formulasi baru. Sektor komersial / bisnis juga perlu aturan yang ketat jadi tidak selalu sektor keselamatan yang diatur ketat.

PM 160 / 2015 tentang umur pesawat kenyataannya yang sangat mengganggu dalam spektrum komersial, seperti contoh: umur pesawat penumpang 10 – 20 tahun dan pesawat cargo 15 – 30 tahun, kenyataan bisa 25 – 40 tahun.

Sejak 2009 hingga kini telah terjadi 17 kecelakaan pesawat, bisa juga banyaknya kecelakaan ini disebabkan oleh lemahnya regulasinya. Kemenhub yang lemah ada di biro hukum nya karena pembuatan PM-PM banyak yang kurang. Belum ada aturan bagaimana bila terjadi sabotase ? (pembajakan).

Demikian juga regulasi operasi bandara, apa hubungannya sewa kantor di bandara, fee dll diatur oleh PM Perhubungan. Dalam operasi bandarasebenarnya semua tanggung jawab pengelola bandara (PT AP), sebagai contoh: Pertamina bila akan mengisi avtur pesawat mengapa harus membayar masuk bandara? Sehingga berakibat harga avtur kita lebih mahal dari bandara luar negeri. Dalam hal ini PM Perhubungan sangat lemah iklim usaha penerbangan.

Bandara UPT diubah BLU dasar hukumnya apa ?Bandara diartikan selalu komersial padahal seharusnya pelayanan.Dalam ICAO compliance law bisa dterjemahkan dalam UU, PM 37 tentang kepemilikan pesawat, PM 160/2015 , PM 166/2015 PM kiranya PM tersebut dapat ditinjau kembali agar investasi di operator penerbangan tidak selalu terganggu.

Sebenarnya mekanisme penyusunan PM bagaimana?Seharusnya publik dilibatkan dalam penyusunan PM.Sebelum ada PM terbit idealnya ada forum terlebih dahulu. KNKT dan biro hukum harus dilibatkan. Proses konsultasi minimal 2 x sebelum issued PM. Dirjen AHU seharusnya sudah ada aturan dan mekanisme untuk penerbitan PM.

Outlook Transportasi 2017 - MTI Pagina 15

6. Transportasi Perbatasan Negara 6.1. Percepatan Pembangunan Infrastruktur Di Wilayah Perbatasan Pulau Kalimantan Percepatan pembangunan di wilayah perbatasan, khususnya di Pulau Kalimantan sangat terasa, dengan program pembangunan jalan sepanjang 771,37 km dan adanya perencanaan serta pembangunan fisik jembatan yang berada disepanjang jalan paralel perbatasan tersebut. Rute jalan paralel perbatasan dapat dilihat seperti pada gambar dibawah ini;

Keadaan beberapa ruas jalan masih berupa tanah, sampai dengan jalan sudah mempunyai aspal. Seperti gambar dibawah ini:

Outlook Transportasi 2017 - MTI Pagina 16

Selain jaringan jalan dan jembatan, fasilitas lainnya yang diusahakan untuk ditingkatkan adalah Pos Lintas Batas Negara (PLBN) seperti, di Entikong Kabupaten Sanggau.Sejak tahun lalu juga sedang diupayakan pembangunannya. Jangan sampai negara kita yang tercinta kalah penampilan dan kondisi fisik bangunannya dengan negara tetangga.

Foto dari Drone PLBN di Entikong

Foto dari Drone PLBN di Entikong

Outlook Transportasi 2017 - MTI Pagina 17

Jalan Akses masuk ke PLBN sudah jadi dan dapat dilihat gambar fotonya:

Bila memang kegiatan percepatan pembangunan ini dapat direalisasikan sesuai jadwal, maka jalan di perbatasan akan dapat mengantarkan warga dari Selatan kearah Utara Pulau Kalimantan dan mobilitas masyarakat di perbatasan akan sangat terbantu. Setelah penyediaan infrastruktur terbangun (lahan, jarigan jalan, jembatan), kita masih mempunyai pekerjaan rumah yang cukup banyak, yaitu:

 Pemeliharaan bangunan yang telah terbangun dan  Peningkatan bangunan diperbatasan bila sudah tidak mencukupi lagi (Jenuh)  Memanfaatkan jalan dan jembatan yang telah terbangun untuk kepentingan mobilitas dan aksesiilitas barang dan jasa.

Hal lainnya yang tidak kalah pentingnya, adalah sosialisasi penggunaan jaringan jalan dan serta pemanfaatannya.Jangan sampai infrastruktur yang sudah diupayakan untuk peningkatan kesejahteraan rakyat tidak tepat sasaran. Dengan adanya upaya dari pemerintah untuk percepatan tersebut diatas, sudah dapat dibayangkan rencana kegiatan dan aksi apa saja yang dapat dikerjakan pada tahun 2017 mendatang.

Selain pemenuhan infrastruktur (menyambungkan jalan parallel perbatasan), Pemerintah juga harus meningkatkan sarana lain guna pemanfaatan infrastruktur tersebut; 1. Pengadaan terminal untuk angkutan umum, guna mengantarkan pemakai jalan ke tempat tujuannya terutama dikawasan perbatasan. 2. Pengadaan kendaraan umum, berupa bus atau angkutan perbatasan. Untuk pengusahaanya dapat dikelola pemda setempat. Atau pihak pengelola angkutan umum

Outlook Transportasi 2017 - MTI Pagina 18

swasta. (namun harus di pantau dan diawasi baik keamanan, kenyamanan, pengawasan tariff). 3. Pemerintah mengadakan pusat kegiatan guna menarik perjalanan (gimana semula kegiatan ke negara tetangga, diharapkan dengan dibangunnya pusat kegiatan akan meningkatkan perjalanan di negara sendiri). 4. Mendorong pengiriman logistic menlalui jalan darat. 5. Mengadakan stimulant- stimulant untuk mendukung kegiatan yang telah disebutkan diatas, seperti: a. Mempermudah pengambilan kios di pasar yang dibangun dengan subsidi amupun CSR dari perusahaan basar. b. Mempermudah pengambilan kredit kendaraan ntuk dijadikan kendaraan umum. c. Mempermudah ijin pembangunan gedung dan fasilitas untuk mengembangkan suatu kawasan.

Setelah terbangunnya jaringan jalan perbatasan dan menjadi ramai lalulintasnya, perlu tetap dipantau kendaraan yang melintasinya.Jangan sampai kendaraan yang melintas adalah kendaraan yang besar-besar diman kendaraan tersebut melebihi tonnase yang diijinkan untuk melintasi jalan. Karena hal tersebut akan mengakibatkan kerusakan pada badan jalan akibat overload.

7. Kerja Sama Antar Lembaga & Pembiayaan Transportasi

Transportasi telah diidentifikasi dalam Nawa Cita, RPJMN, dan dokumen perencanaan makro pemerintah lainnya, tidak hanya sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia, namun juga sebagai bottleneck efisiensi yang harus segera diselesaikan. Efisiensi dan competitivenes sistem (termasuk sarana dan prasarana) transportasi Indonesia sampai dengan 2016 masih tertinggal dibanding negara lain (termasuk beberapa negara di Asia Tenggara). Hal ini menyebabkan potensi pertumbuhan perekonomian Indonesia yang sebenarnya sangat besar, masih belum bergerak dari sekedar potensi.

Sektor Transportasi Laut

Tantangan Pencapaian 2016 dan Potensi 2017

1. Kurang memadainya jumlah maupun Program tol laut telah mendorong perbaikan kualitas pelabuhan maupun pelayaran sarana dan prasarana, dan perlu terus didukung. Peran BUMN termasuk dengan skema-skema pendanaan yang kreatif perlu terus didorong. Konsep dan skema KPBU maupun konsesi pelabuhan perlu ditata dan diperjelas sehingga menarik bagi swasta.

Outlook Transportasi 2017 - MTI Pagina 19

2. Kurang efisiennya operasional pelabuhan, Pembenahan dan perampingan operasional termasuk dwell time pelabuhan, namun di sisi lain juga terdapat penataan peran dan otoritas di pelabuhan yang memerlukan waktu. Pemberantasan korupsi melalui operasi tangkap tangan sudah dicontohkan.

3. Tidak tersedianya hub internasional yang Dengan beroperasinya Kali Baru, Tanjung mampu menarik traffic ke dalam maupun Priok dapat didorong untuk menjadi hub mendorong ekspor ke luar internasional sementara, paralel dengan penyiapan hub Kuala Tanjung dan Bitung

4. Belum terjadinya komunikasi yang efisien Kemenko Maritim, Kemenko Perekonomian, antar stakeholders terkait perijinan dan inter- KPPIP, untuk berperan lebih aktif lagi dalam konektivitas menjembatani bottleneck komunikasi antar stakeholders. Kemenhub juga harus dapat menjalankan perannya sebagai regulator yang efektif, tegas, dan tidak biroratis. Pembentukan holding dapat meningkatkan efisiensi antar BUMN.

Sektor Transportasi Udara

Tantangan Pencapaian 2016 dan Potensi 2017

1. Banyaknya kebutuhan dan permintaan Peningkatan kapasitas Bandara Soekarno- akan bandara (termasuk oleh daerah) serta Hatta dan bandara di beberapa kota lainnya frekuensi dan konektifitas penerbangan. Di perlu terus didorong baik sisi land-side sisi lain sistem (terutama jalur) penerbangan maupun air-side. Memaksimalkan leveraging akan semakin kompleks. capacity BUMN untuk mengembangkan operasinya. Memastikan berjalannya skema pembangunan kolaboratif yang melibatkan pusat, daerah, dan swasta (contoh: Bandara Kertajati). Menyerahkan kepada AirNav penyusunan roadmap sistem penerbangan dan navigasi yang optimal dengan mempertimbangkan rencana prioritas pembangunan bandara di Indonesia.

2. Open Sky yang perlu didukung dengan Upgrade sistem navigasi terutama di bandara peningkatan competitiveness prasarana dan ibukota provinsi di Indonesia. Mendorong dan

Outlook Transportasi 2017 - MTI Pagina 20 sarana memastikan skema bagi pemeringah pusat/daerah/BUMN/swasta/ industri pembiayaan untuk masuk membiayai prasarana dan sarana pendukung transportasi udara.

3. Belum maksimalnya traffic dari Memastikan pembangunan/pengembangan international flights dengan belum bandara beserta inter-konektifitasnya yang terhubungnya bandara dengan destinasi- berorientasi serta sejalan dengan rencana destinasi potensial (misalnya kawasan pengembangan destinasi (contoh: Bandara wisata) Silangit).

4. Belum terjadinya komunikasi yang efisien Kemenko Maritim, Kemenko Perekonomian, antar stakeholders terkait perijinan dan inter- KPPIP, untuk berperan lebih aktif lagi dalam konektifitas menjembatani bottleneck komunikasi antar stakeholders. Kemenhub juga harus dapat menjalankan perannya sebagai regulator yang efektif, tegas, dan tidak biroratis. Peningkatan peran AirNav dalam rangka koordinasi dan komunikasi antar bandara dalam rangka pelayaan sistem penerbangan nasional yang optimal.

Sektor Perkeretaapian

Tantangan Pencapaian 2016 dan Potensi 2017

1. Ketidakmampuan sektor transportasi darat Skema pembiayaan dari BUMN karya telah terutama, dalam menyediakan transportasi sedikit banyak membantu dalam jangka barang antar kota, maupun transportasi publik pendek dan perlu ditemukan solusinya dalam yang bersifat komuter, telah coba ditangkap jangka panjang (contoh: skema deferred oleh sektor perkeretaapian untuk payment). Perlu pengembangan dan menyediakan prasarana dan sarana pemantapan model proyek dengan transportasi alternatif. Namun sumber daya pembiayaan kolaboratif, misalnya yang tersedia hanya terbatas pada APBN pembangunan stasiun dan TOD antara sektor KA dan PT KAI, dan keduanya sudah Kemenhub, Pemda, PT KAI, dan swasta menemui kejenuhan. (contoh: stasiun Telaga Murni dan Sukaresmi). Perlu contoh proyek KPBU perkeretaapian dengan berbagai skema seperti vertical separation, VGF, AP, dan/atau building TOD (contoh: KA Bandara Adi

Outlook Transportasi 2017 - MTI Pagina 21

Sucipto, Yogyakarta).

2. Terdapat peningkatan performa operasi Integrasi tiket antara KA komuter Jakarta perkeretaapian komuter dan KA bandara, dengan Trans Jakarta perlu didorong. namun perlu ditingkatkan terutama dari aspek Pembangunan interchange dan TOD perlu penyediaan kapasitas, ketepatan waktu dan diprioritaskan sebagai model baru integrasi pengembangan stasiun. Proyek DDT Jakarta- Bekasi perlu didorong penyelesaiannya. Perlu didorong penyelesaian pembebasan tanah proyek KA Bandara Soetta, serta double tracking proyek KA Bandara Kualanamu.

3. Masih terbatasnya kewenangan kota Pembentukan BPTJ untuk Jabodetabek perlu metropolitan seperti Jakarta, Surabaya, dll, didorong terus kelengkapan kewenangannya dalam mengembangkan sistem perkeretaapian tidak hanya sampai perencanaan namun juga komuter dan inner-city sesuai kebutuhan dan eksekusi proyek, namun tetap di bawah kemampuannya, karena masih banyak koordinasi Kemebhub, DKI Jakarta dan kewenangan berada di level pemerintahan pemerintahan kabupaten/kota di sekitar lintas wilayah di atasnya (Kemenhub atau Jakarta. Atau perencanaan Jabodetabek provinsi) diserahkan kepada BPJT, namun eksekusi dilakukan pemda setempat dan dipantau oleh BPTJ. Atau dicari model lain dengan memberikan kewenangan lebih kepada kota metropolitan (contoh: perencanaan SuraTram & Boyo Rail untuk disetujui oleh Kemenhub, Pemprov Jatim dan kabupaten di sekitar Surabaya, namun eksekusinya diserahkan kepada Pemkot Surabaya) mengingat Surabaya memiliki kemampuan APBD yang cukup kuat. Idealnya harus dimungkinkan pembiayaan kolaboratif antara APBN dan APBD.

4. Belum terjadinya komunikasi yang efisien Kemenko Maritim, Kemenko Perekonomian, antar stakeholders terkait perijinan dan inter- KPPIP, untuk berperan lebih aktif lagi dalam konektifitas menjembatani bottleneck komunikasi antar stakeholders. Kemenhub juga harus dapat menjalankan perannya sebagai regulator yang efektif, tegas, dan tidak biroratis. Pembentukan badan transportasi lintas batas di wilayah metropolitan dan sekitarnya dapat

Outlook Transportasi 2017 - MTI Pagina 22

menjadi model yang dapat dipertimbangkan.

Sektor Transportas Darat (non-jalan)

Tantangan Pencapaian 2016 dan Potensi 2017

1. Konsolidasi transportasi publik menjadi DKI Jakarta dapat menjadi contoh proses sepenuhnya di bawah kendali pemerintah konsolidasi pelayanan transportasi publik. baru terjadi secara parsial di beberapa kota Untuk bus, sistem Trans Jakarta memiliki saja, terutama Jakarta. potensi untuk direplikasi ke kota-kota besar lainnya. Selain itu dengan terbentuknya MRTJ maka DKI juga akan memiliki kapasitas untuk operasionalisasi perkeretaan komuter.

2. Pengembangan dan pengelolaan terminal Kembalinya pengelolaan terminal utama ke belum profesional dan berorientasi Kemenhub memberikan tantangan tersendiri. interchange yang sesungguhnya. Terminal Namun masih juga terdapat model belum dilihat sebagai value uplift cocok pengelolaan terminal oleh Pemda. Akan untuk pengembangan TOD. menarik untuk dicermati pengelolaan terminal terminal pilot projects seperti Pulo Gebang, Mengwi, Tirtonadi

3. Politik anggaran di level pemda maupun Perwujudan ERP di DKI Jakarta dapat pusat, belum sepenuhnya mencerminkan menjadi test case di level politik anggaran di keberpihakan/subsidi silang antara strategi level daerah di mana pelaksanaan traffic traffic management terhadap private transport management atas private transport dapat dengan public transport menghasilkan revenue yang dapat dipergunakan untuk investasi di sistem transportasi publik. Di level pusat, terdapat peluang untuk refocusing anggaran terhadap sistem transportasi publik perkotaan dan di dalam pulau jawa, serta refocusing anggaran pembangunan jalan untuk di luar jawa.

4. Belum terjadinya komunikasi yang efisien Kemenko Maritim, Kemenko Perekonomian, antar stakeholders terkait perijinan dan inter- KPPIP, untuk berperan lebih aktif lagi dalam konektifitas menjembatani bottleneck komunikasi antar stakeholders. Kemenhub juga harus dapat

Outlook Transportasi 2017 - MTI Pagina 23

menjalankan perannya sebagai regulator yang efektif, tegas, dan tidak biroratis. Pembentukan badan transportasi lintas batas di wilayah metropolitan dan sekitarnya dapat menjadi model yang dapat dipertimbangkan.

MTI tentunya dapat berperan untuk menjalin komunikasi dan kerjasama dengan institusi dan lembaga lain untuk mewujudkan potensi-potensi 2017 sebagaimana beberapa disebutkan di atas, dengan menjalankan fungsi MTI dalam memfasilitasi diskusi, advokasi kebijakan, maupun advisory/capacity building bagi stakholders sistem transportasi di level pusat maupun daerah.

Bagaimana dengan Kondisi dan TransportasiTahun 2017?

1. Keselamatan transportasi melalui Program Keselamatan yang dicanangkan oleh Kementerian dan Lembaga (Kemenhub/Dishub, KemenPUPR, Kemenkes, Polri, PT Jasa Raharja dll.) diharapkan berjalan dalam 1 koridor koordinasi melalui Kementerian Perhubungan. 2. Didalam outlook transportasi Kemenhub 2017, masih akan diadakan pembelian bus (BRT) sebanyak 1397 unit bus, apakah masih relevan ? Sementara Pemda banyak yang mengatakan belum butuh atau belum siap operasikan BRT. Subsidi biaya operasional angkutan perkotaan bus rapid transit yang diberikan pemerintah melalui Kementerian Perhubungan kepada Perum DAMRI sebesar Rp16,4 miliar dinilai tidak cukup untuk 11 kota. 3. Guna menaikan pengguna angkutan umum, terminal kelas A akan lebih baik diambil alih oleh Kemenhub supaya diperoleh SPM angkutan umum yang terkontrol. 4. Di sektor transportasi laut, perihal dwelling timetetap menjadi porsi utama untuk perubahan menjadi cepat dalam proses unloading/loading. Peningkatan operasi seluruh kementerian dan lembaga di pelabuhan menjadi waktu kerja 24 jam sehari dan 7 hari seminggu. 5. Pembatalan kapal penumpang dari Tj.Priuk ke Pelabuhan Panjang hanya beroperasi selama 2 bulan menunjukan tidak ada studi sebelumnya khusus rute tersebut. Di tahun 2017 seyogianya tetap melalui studi yang matang bila pemerintah akan membuka rute- rute pelayaran baru. 6. Pembangunan Bandar Udara baru seperti Kulonprogo dan Kertajati masih terlalu lama dalam proses. Masalah lama tersebut bisa dikarenakan dana yang masih terbatas atau terkendala proses pembebasan lahan yang rumit. Untuk pendanaan yang terbatas perlu diaudit kondisi cash-flow PT Angkasa Pura I (AP 1) dan PT Angkasa Pura II (AP 2). Bila memang terkendala oleh proses akusisi lahan, pemerintah sendiri harus terlibat secara politis untuk menyelesaikan permasalahan pertahanan tersebut.

Outlook Transportasi 2017 - MTI Pagina 24

7. Swastanisasi 10 Bandara masih belum berjalan sebagaimana semestinya. Banyak bandara baru masih status UPT/BLU. Bila memang tidak lagi melayani penerbangan perintis. PT AP 1 dan PT AP 2 diharapkan aktif terlibat untuk proses pengambilan alihan dari BLU/UPT menjadi Swasta. 8. Transportasi Perkeretaaapian menjadi fenomena menarik di era pemerintahan saat ini.Saat ini telah banyak studi yang akan dan sedang direalisasikan seperti MRT, LRT/trem, Kereta cepat, semi kereta cepat, kereta kapsul dll. Khusus realisasi keretacepat Jakart-Bandung bagaimana kabarnya ? Bila memang studi kelayakan Jakarta-Bandung masih sulit direalisasikan, di 2017 MTI mendukung untuk studi kereta api cepat Jakarta-Surabaya karena memang telah tercantum di RIPNAS 2011- 2030. 9. Terminal Multimoda (pelabuhan laut dan kereta api) masih ada di Jakarta dan Surabaya. Sementara di tahun 2016 rel KA menuju Pelabuhan Tj. Emas Semarang masih terkendala oleh pembebasan lahan kendati lahan tersebut masih tercatat masih milik KA. Hanya 0,7% angkutan logistik yang menggunakan moda KA, jadi 99,03 % angkutan logistik menggunakan jalan raya. PT KAI Logistik telah melakukan uji coba Kereta Api Kontainer Sei Mangkei–Pelabuhan Belawan pada Senin, 5 Desember 2016. Apabila Pelabuhan Belawan Sumatera Utara baik dalam pelayanan, prosentase angkutan barang menggunakan KA akan meningkat. Perlu kiranya insentif dari pemerintah bila logistik menggunakan moda KA, sehingga dapat mengurangi beban jalan dan berkurangnya jumlah kendaraan logistik. 10. Pembiayaan menjadi modal utama dalam infra-struktur transportasi, terlalu banyaknya turnkey(seperti banyaknya terbitnya Perpres dan PM), bila tidak dikuti oleh pendanaan turnkey tersebut tidak akan berhasil. Memang akan berat pembiayaan infra-struktur bila hanya menggunakan APBN semata, perlu creative-financing dengan melibatkan swasta atau perbankan untuk pembiayaan infrastruktur ini. 11. Design & Build (rancang-bangung) untuk Stasiun KA, Pelabuhan laut dan terminal bus perlu diaudit kembali agar kejadian di 2016 seperti kebanjiran dan runtuhnya sebagian plafon di Terminal 3 Ultimate Bandara Soetta tidak terjadi lagi di tahun 2017. Sehingga pelayanan publik di 2017 tetap terjaga sesuai SPM transportasi terkait. 12. Untuk di tahun 2017vokasi untuk pendidikan SDM-SDM transportasi perlu ditingkatkan agar putra-putra daerah merasa memiliki intrastruktur transportasi dimana mereka tinggal, seperti SDM lokal yang bekerja di stasiun KA, pelabuhan laut, bandara udara dan terminal bus perlu vokasi khusus sesuai kebutuhan SDM.

Jakarta, Medio Desember 2016

Outlook Transportasi 2017 - MTI Pagina 25