Media Monitoring Biro Informasi Dan Hukum Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Edisi 11 Juli 2018

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Media Monitoring Biro Informasi Dan Hukum Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Edisi 11 Juli 2018 LIPUTAN BERITA KEMENKO BIDANG KEMARITIMAN Media Monitoring Biro Informasi dan Hukum Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Edisi 11 Juli 2018 Menko Kemaritiman Luhut B. Pandjaitan menjadi Pembicara Kunci pada Acara Sarasehan dengan topik “Poros Maritim Dunia Sebagai Bagian Pendekatan Kesejahteraan dalam Kerangka NKRI” (Jakarta, 11-07-2018) 1 LIPUTAN BERITA KEMENKO BIDANG KEMARITIMAN Hari/Tanggal Sumber Berita Halaman Rabu, 11 Juli 2018 Detik.com 1 Ruhut Bela TGB yang Pilih Curhat ke Luhut Ketimbang SBY Bagus Prihantoro Nugroho – detikNews Ruhut Sitompul. Foto: Ari Saputra Jakarta - Curhat Gubernur NTB TGH Zainul Majdi alias Tuan Guru Bajang (TGB) ke Menko Kemaritiman Luhut Pandjaitan dipertanyakan Ketua Badan Hukum Partai Demokrat (PD) Ferdinand Hutahaea mengapa anggota Majelis Tinggi PD itu tak curhat ke Ketum PD Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) soal dukungannya untuk Presiden Joko Widodo. Sesama kader PD yang mendukung Jokowi, Ruhut Sitompul membela TGB. "Pak TGB itu kan manusia juga, karena Pak SBY itu apa-apa Agus (Harimurti Yudhoyono) yang dinaikkan. Tuan Guru Bajang juga manusia yang dia juga punya elektabilitas, loh. Tapi nggak pernah dibahas oleh Demokrat," ujar Ruhut saat berbincang dengan detikcom, Selasa malam (10/7/2018). Ruhut adalah politikus PD yang lebih dahulu mendukung Jokowi, bahkan sejak Pilpres 2014. Saat itu, PD memilih jadi partai penyeimbang sehingga tak masuk ke poros manapun. "Aku kan 2014, dia (TGB) baru 2018, beda dong masalahnya," ujar Ruhut. Soal TGB yang memilih curhat ke Luhut, Ruhut menilainya wajar. Menurut Ruhut, itu bagian dari tradisi masyarakat Batak meski TGB berasal dari NTB. "Kita bicara adat Batak dong. Kan dia (TGB) bininya boru Pandjaitan, Pak Luhut rajanya Pandjaitan, ya jadi rajanya Pak Luhut. Wajar dong dia menghadap. Lagipula, Pak Luhut siapa yang nggak tahu, kan orang yang dekat dengan Pak Jokowi," ungkap Ruhut. Ruhut menyarankan TGB untuk tetap pada pilihannya kepada Jokowi. Dia bahkan meminta TGB mencontoh dirinya. "Maju terus pantang mundur, kepalang mandi basah jangan tanggung tanggung. Contohlah saya," ujar dia. 2 LIPUTAN BERITA KEMENKO BIDANG KEMARITIMAN (bag/elz) https://news.detik.com/berita/4108721/ruhut-bela-tgb-yang-pilih-curhat-ke-luhut- ketimbang-sby Hari/Tanggal Sumber Berita Halaman Rabu, 11 Juli 2018 Tempo.co 1 PDIP Sebut Sudah Ada 3 hingga 5 Nama Prioritas Cawapres Jokowi Reporter: Budiarti Utami Putri Editor: Ninis Chairunnisa Rabu, 11 Juli 2018 08:06 WIB Presiden Joko Widodo menyapa para kader partai jelang pembukaan Rakernas III PDIP di Sanur, Denpasar, Bali, 23 Februari 2018. Rakernas yang akan dihadiri seluruh pengurus pusat PDIP hingga daerah se-Indonesia itu akan membahas berbagai isu strategis dan konsolidasi partai dalam menghadapi Pilkada Serentak 2018. TEMPO/Johannes P. Christo TEMPO.CO, Jakarta - Ketua DPP PDI Perjuangan Hendrawan Supratikno mengatakan saat ini partainya masih mematangkan daftar nama prioritas calon wakil presiden Joko Widodo (cawapres Jokowi). Jumlahnya ada tiga sampai lima nama. "Sekarang sudah masuk daftar prioritas sebanyak tiga hingga lima orang. PDIP ada daftar panjang, pendek dan prioritas cawapres," kata Hendrawan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa, 10 Juli 2018. Hendrawan mengatakan daftar panjang terdiri dari 15-20 nama, daftar pendek 5-10 nama dan prioritas 3-5 nama. Menurut dia, nama-nama yang ada di daftar pendek dan prioritas hanya diketahui oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Ia pun mengaku tidak tahu siapa yang masuk dalam daftar pendek dan prioritas, namun untuk daftar panjang ada nama Muhaimin Iskandar dan Mahfud MD. "(Muhaimin) masuk dalam daftar panjang, namun apakah masuk daftar pendek dan prioritas, hanya Ketua Umum PDIP dan Jokowi yang tahu," ujarnya. Hendrawan tidak bisa memastikan apakah munculnya nama tokoh nonpartai dalam daftar cawapres merupakan pertanda ada kecenderungan tokoh di luar parpol yang dipilih. 3 LIPUTAN BERITA KEMENKO BIDANG KEMARITIMAN Menurut dia, Megawati memiliki kewenangan untuk memasukkan nama-nama kandidat dalam daftar cawapres yang akan mendampingi Jokowi. Yang pasti, menurut dia, parpol koalisi sudah diajak berkomunikasi untuk membahas cawapres khususnya yang ada dalam daftar prioritas. Ketua Umum PPP Romahurmuziy sempat mengatakan Jokowi telah mengantongi 10 nama yang akan menjadi cawapresnya dan nama-nama itu telah disampaikan kepada ketua umum partai pendukung. Ia tak mengungkap nama-nama itu namun hanya menyebut mereka berasal dari kalangan politikus, cendekiawan, purnawirawan TNI Polri dan kalangan teknokrat dan profesional. https://nasional.tempo.co/read/1105712/pdip-sebut-sudah-ada-3-hingga-5-nama-prioritas- cawapres-jokowi Hari/Tanggal Sumber Berita Halaman Rabu, 11 Juli 2018 Tribunnews.com 1 Cerita Luhut Ketemu TGB: Saya Hanya Mendudukkan, Kita Jangan Jadi Bangsa yang Berkelahi Rabu, 11 Juli 2018 01:19 TRIBUNNEWS.COM/TRIBUNNEWS.COM/LENDY RAMADHAN Menteri Koordinator Kemaritiman RI, Jend. TNI. Purn. Luhut Binsar Panjaitan. TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA - Dukungan Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi kepada Jokowi dalam Pilpers 2019 mendapat sorotan dari Partai Demokrat. Menko Bidang Maritim Luhut Binsar Panjaitan mengaku dirinya sempat bertemu dengan TGB. "Tadi malam baik-baik pak TGB, pak TGB ketemu saya tadi malam," ujar Luhut di Pulo Gadung, Jakarta Timur, Selasa (10/7/2018). 4 LIPUTAN BERITA KEMENKO BIDANG KEMARITIMAN Tuan Guru Bajang (TGB) dan Presiden Joko Widodo (kolase tribunmanado.com) Luhut mengatakan TGB bercerita mengenai sanksi yang diberikan Partai Demokrat kepada dirinya. "Dia juga bilang yang salah bang, apa? Kan saya hanya mendudukkan supaya kita jangan, bangsa ini jadi berkelahi," katanya. Luhut mengatakan perbincangannya dengan TGB membahas segala aspek. Tetapi ia tidak menjabarkan apa saja yang diperbincangan. Luhut Binsar Panjaitan memberikan keterangan kepada pers terkait pertemuannya dengan Tuan Guru Bajang (TGB). (tribunnews.com) "Semua aspek (diperbincangkan) kita ini baik, beda pendapat ndak ada masalah," katanya. Luhut mengatakan TGB merupakan orang baik. "Kami bincang-bincang baik-baik aja, dia orang baik," katanya.(*) Penulis: wahyu firmansyah Editor: Adi Suhendi Editor: Priyo Suwarno http://kaltim.tribunnews.com/2018/07/11/cerita-luhut-ketemu-tgb-saya-hanya-mendudukan- kita-jangan-bangsa-yang-berkelahi 5 LIPUTAN BERITA KEMENKO BIDANG KEMARITIMAN Hari/Tanggal Sumber Berita Halaman Rabu, 11 Juli 2018 Tribunnews.com 1 TGB Curhat ke Luhut Soal Sanksi: Demokrat Usul Poros Ketiga 11/07/2018 TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA – Dukungan Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi kepada Jokowi pada Pilpers 2019 memperoleh sorotan dari Partai Demokrat, bahkan partai besutan SBY itu telah menyiapkan sanksi. Menko Bidang Maritim Luhut Binsar Panjaitan mengaku dirinya sempat ketemu dengan TGB. Pertemuan berlangsung pada Senin malam. “Barusan malam baik-baik pak TGB, pak TGB bertemu aku barusan malam,” ujar Luhut. Luhut menyampaikan TGB bercerita mengenai sanksi yang diberikan Partai Demokratkepada dirinya. “Dia pun katakan yang salah apa? kan aku hanya mendudukkan agar kami jangan bangsa ini jadi berkelahi,” ujarnya. Luhut menyampaikan TGB adalah orang baik. “Kita bincang bincang baik-baik saja, dia orang baik,” ujarnya. Partai Demokrat bicara soal sikap Gubernur NTB TGH Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) yang mendukung Presiden Joko Widodo untuk 2 periode. Demokrat menyiapkan sanksi untuk TGB. “Sanksi tepat tetap sudah ada dan hendak dibahas Dewan Kehormatan,” ujar Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan. Syarief menyampaikan cara TGB yang adalah anggota Majelis Tinggi Partai tanpa sepengetahuan DPP partai. Tetapi, dia tidak memerinci sanksi apa yang hendak diberikan ke TGB. “Kelak tanya Dewan Kehormatan,” ujarnya. Kadiv Advokasi dan Hukum Partai Demokrat (PD), Ferdinand Hutahaean menyampaikan nasib Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) di partai usai waktu pencalegan. “Kemungkinan dibahas pascapencalegan. Jadi kelak di kami sudah ada dua sanksi mulai dari teguran sampai pemberhentian. Kami lihat,” ujar Ferdinand. 6 LIPUTAN BERITA KEMENKO BIDANG KEMARITIMAN Ferdinand melihat apa yang digunakan TGB dengan mendukung Presiden Joko Widodo maju ke pilpres tahun 2019 mendatang sebagai langkah yang “offside”. Artinya sikap yang digunakan TGB ini mesti disemprit oleh PD. “Artinya yang disemprit bukan sikap politiknya tapi personalnya sebab mendahului partai bersikap,” ujar Ferdinand. Ferdinand menegaskan jika Partai Demokrat tak mempermasalahkan sikap TGB yang mendukung Jokowi pada Pilpres 2019. “Tetapi beliau mau mendukung Jokowi silakan. Jadi beliau disanksi bukan sebab mendukung Jokowi. Kalaupun disanksi, TGB sebab sikapnya mendahului sikap resmi partai,” ujar Ferdinand. Disisi lain Ferdinand pun belum boleh memastikan sanksi apa yang bakalan diterima TGB. Karena masalah itu diputuskan oleh majelis tinggi partai Demokrat. “Aku pun tak boleh memastikan,” ujar Ferdinand. Didukung JK Wakil Presiden Jusuf Kalla mengapresiasi dukungan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi kepada Jokowi supaya maju kembali di pilpres 2019. Kenyataannya dikenal, Partai Demokrat belum memberikan arah dukungannya untuk Pilpres 2019. Hari/Tanggal Sumber Berita Halaman Rabu, 11 Juli 2018 Cnnindonesia.com 1 Luhut Panjaitan Klaim Jadi Saksi Hidup Kekompakan Jokowi-JK Dias Saraswati, CNN Indonesia | Rabu, 11/07/2018 04:29 WIB Luhut Panjaitan ungkap hubungan antara Jokowi-JK. (CNN Indonesia/Safyra Primadhyta) Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinasi bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitanmengklaim
Recommended publications
  • Indonesia Beyond Reformasi: Necessity and the “De-Centering” of Democracy
    INDONESIA BEYOND REFORMASI: NECESSITY AND THE “DE-CENTERING” OF DEMOCRACY Leonard C. Sebastian, Jonathan Chen and Adhi Priamarizki* TABLE OF CONTENTS I. INTRODUCTION: TRANSITIONAL POLITICS IN INDONESIA ......................................... 2 R II. NECESSITY MAKES STRANGE BEDFELLOWS: THE GLOBAL AND DOMESTIC CONTEXT FOR DEMOCRACY IN INDONESIA .................... 7 R III. NECESSITY-BASED REFORMS ................... 12 R A. What Necessity Inevitably Entailed: Changes to Defining Features of the New Order ............. 12 R 1. Military Reform: From Dual Function (Dwifungsi) to NKRI ......................... 13 R 2. Taming Golkar: From Hegemony to Political Party .......................................... 21 R 3. Decentralizing the Executive and Devolution to the Regions................................. 26 R 4. Necessary Changes and Beyond: A Reflection .31 R IV. NON NECESSITY-BASED REFORMS ............. 32 R A. After Necessity: A Political Tug of War........... 32 R 1. The Evolution of Legislative Elections ........ 33 R 2. The Introduction of Direct Presidential Elections ...................................... 44 R a. The 2004 Direct Presidential Elections . 47 R b. The 2009 Direct Presidential Elections . 48 R 3. The Emergence of Direct Local Elections ..... 50 R V. 2014: A WATERSHED ............................... 55 R * Leonard C. Sebastian is Associate Professor and Coordinator, Indonesia Pro- gramme at the Institute of Defence and Strategic Studies, S. Rajaratnam School of In- ternational Studies, Nanyang Technological University,
    [Show full text]
  • Waiting on Washington: Southeast Asia Hopes for a Post-Election Boost in Us Relations
    US-SOUTHEAST ASIA RELATIONS WAITING ON WASHINGTON: SOUTHEAST ASIA HOPES FOR A POST-ELECTION BOOST IN US RELATIONS CATHARIN DALPINO, GEORGETOWN UNIVERSITY The resurgent COVID-19 pandemic and US elections constrained the conduct of US relations with Southeast Asia and of regional affairs more broadly in the final months of 2020. Major conclaves were again “virtual”, including the ASEAN Regional Forum, the East Asia Summit. and the APEC meeting. Over the year, ASEAN lost considerable momentum because of the pandemic, but managed to oversee completion of the Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) in November. Some modest gains in US-Southeast Asian relations were realized, most notably extension of the US-Philippines Visiting Forces Agreement (VFA) for another six months, an opportunity for Manila and the new administration in Washington to put the VFA—and the US-Philippines alliance more broadly—on firmer ground. Another significant step, albeit a more controversial one, was the under-the-radar visit to Washington of Indonesian Defense Minister, Prabowo Subianto, in October. This article is extracted from Comparative Connections: A Triannual E-Journal of Bilateral Relations in the Indo-Pacific, Vol. 22, No. 3, January 2022. Preferred citation: Catharin Dalpino, “US-Southeast Asia Relations: Waiting on Washington: Southeast Asia Hopes for a Post-Election Boost in US Relations,” Comparative Connections, Vol. 22, No. 3, pp 59-68. US- SOUTHEAST ASIA RELATIONS | JANUARY 202 1 59 As Southeast Asian economies struggled under challenges of distribution and vaccinating their the crush of COVID-19, they looked to publics. The pace of vaccination across the Washington for opportunities to “decouple” region is likely to vary widely: Indonesian from China through stronger trade and officials estimate that a nationwide vaccine investment with the United States.
    [Show full text]
  • Zealous Democrats: Islamism and Democracy in Egypt, Indonesia and Turkey
    Lowy Institute Paper 25 zealous democrats ISLAMISM AND DEMOCRACY IN EGYPT, INDONESIA AND TURKEY Anthony Bubalo • Greg Fealy Whit Mason First published for Lowy Institute for International Policy 2008 Anthony Bubalo is program director for West Asia at the Lowy Institute for International Policy. Prior to joining the Institute he worked as an Australian diplomat for 13 PO Box 102 Double Bay New South Wales 1360 Australia years and was a senior Middle East analyst at the Offi ce of www.longmedia.com.au National Assessments. Together with Greg Fealy he is the [email protected] co-author of Lowy Institute Paper 05 Joining the caravan? Tel. (+61 2) 9362 8441 The Middle East, Islamism and Indonesia. Lowy Institute for International Policy © 2008 ABN 40 102 792 174 Dr Greg Fealy is senior lecturer and fellow in Indonesian politics at the College of Asia and the Pacifi c, The All rights reserved. Without limiting the rights under copyright reserved above, no part Australian National University, Canberra. He has been a of this publication may be reproduced, stored in or introduced into a retrieval system, or transmitted in any form or by any means (including but not limited to electronic, visiting professor at Johns Hopkins University’s School mechanical, photocopying, or recording), without the prior written permission of the of Advanced International Studies, Washington DC, and copyright owner. was also an Indonesia analyst at the Offi ce of National Assessments. He has published extensively on Indonesian Islamic issues, including co-editing Expressing Islam: Cover design by Longueville Media Typeset by Longueville Media in Esprit Book 10/13 Religious life and politics in Indonesia (ISEAS, 2008) and Voices of Islam in Southeast Asia (ISEAS, 2005).
    [Show full text]
  • Pemuda Pancasila Dan Rezim Represif Orde Baru
    PEMUDA PANCASILA DAN REZIM REPRESIF ORDE BARU SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: Abdul Arif 107033201333 PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013 M ABSTRAK Abdul Arif Peran Pemuda Pancasila Dalam Perpolitikan di Indonesia (Study Kasus pemuda pancasila pasca reformasi) Pemuda Pancasila menjadi kesatuan pendukung Ikatan kemerdekaan Republik Indonesia, untuk memperjuangkan nilai-nilai Pancasila dan Undang- Undang dasar 1945 dari tangan komunisme. Setelah berhasil melakukan tugasnya kemudian Pemuda Pancasila memberikan aspirasi politiknya terhadap beberapa partai politik, yang pertama Partai Demokrasi Indonesia, namun Pemuda Pancasila menarik dirinya dan memberikan aspirasi penuh kepada partai Golongan Karya. Seiring berjalannya waktu, Pemuda Pancasila di era Orde Baru menjadi sebuah alat kekuatan pemmerintah, dan melakukan kegiatan serta aksinya dengan cara represif maupun ideology, namun lebih sering melakukan kegiatannya dengan cara represif. Diakhir era Orde Baru, Pemuda Pancasila mulai merubah citra kekerasan didalam ormasnya. Memasuki era Reformasi, Pemuda Pancasila mulai menghilangkan citra negative didalam ormasnya, mereka mulai melakukan kegiatan social dan kemasyarakatan di Indonesia, namun, pasca Reformasi ini, Pemuda Pancasila masih saja menunjukkan sifar represif didalam ormasnya dengan cara konflik- konflik antar ormas kepemudaan diberbagai wilayah di Indonesia. Skripsi ini ditulis dengan
    [Show full text]
  • Conflicts Between State and Business in the Nationalization of PT. Inalum
    International Conference on Social and Political Issues (ICSPI 2016) International Conference on Social and Political Issues (the 1st ICSPI, 2016) “Knowledge and Social Transformation” Volume 2018 Conference Paper Conflicts Between State and Business in the Nationalization of PT. Inalum Alim Bathoro Faculty of Social and Political Sciences, Universitas Indonesia Abstract This study discusses the dispute between state and capitalist class. State consists of local government elite and central government elite. Local elite consists of 10 regents/mayors in Lake Toba region and Asahan River basin, while the central elite are President Susilo Bambang Yudhoyono, Coordinating Minister for the Economy Hatta Rajasa, Minister of State-Owned Enterprises Dahlan Iskan, Minister of Industry MS Hidayat as well as Leaders and Members of Commissions VI & IX of the House of Representatives Republic of Indonesia. Meanwhile the capitalist class is represented by Luhut Binsar Pandjaitan and Association for Mineral Entrepreneur Indonesia Received: 19 March 2018 (APEMINDO). This research aims to clarify underlying factors of dispute between state Accepted: 27 July 2018 and capitalist class in the nationalization of PT. Indonesian Asahan Aluminum (Inalum) Published: 29 August 2018 which implies to conflict among elites. Publishing services provided by This study uses qualitative method by analyzing research findings with the Theory Knowledge E of State Autonomy proposed by Ralp Miliband and Nicos Poulantzas as the main Alim Bathoro. This article is perspective. While the theory of conflict and consensus by Maswadi Rauf, authority distributed under the terms of of elite theory by C. Wright Mills, theory of decentralization by Vedi R. Hadiz, theory of the Creative Commons Attribution License, which oligarch’s power by Jeffrey A.
    [Show full text]
  • Elite Politik Dalam Pusaran Bisnis Batu Bara
    Elite Politik dalam Pusaran Bisnis Batu bara Daftar Isi 2 Daftar Gambar Daftar Kotak Daftar Tabel Bab 1 5 Pendahuluan – Mengisi kesenjangan 1.1 Latar Belakang 9 1.2 Tujuan Laporan Bab 2 11 Kerangka Konteks – Membongkar Korupsi di Sektor Pertambangan 2.1 Korupsi dalam relasi antara negara dan masyarakat 13 2.2 Menelaah risiko korupsi di Indonesia Bab 3 15 Korupsi dalam Pertambangan Batu bara – Permainan para Political Exposed Persons (PEP) 3.1 Permainan dalam Pertambangan 20 3.2 Sektor batu bara yang menggiurkan dan masuknya PEP Bab 4 23 Toba Sejahtra – Jenderal dalam Pusaran Korupsi Politik Kalimantan Timur 4.1 Peta korupsi politik Kalimanan Timur: lanskap baru, struktur lama 28 4.2 Toba Sejahtra – bisnis, politik dan konflik kepentingan 37 4.2.1 Lubang tambang yang ditelantarkan dan polusi air di lokasi pertambangan 40 4.2.2 Berbagai kasus sengketa tanah Bab 5 45 Kesimpulan – Mengakhiri “Business as Usual” 47 Daftar Pustaka Daftar Gambar 13 Gambar 1. Rantai nilai industri ekstraktif/pertambangan 29 Gambar 2. Peta grup bisnis Toba Sejahtra 34 Gambar 3. Peta PEP dalam usaha pertambangan batu bara Toba Sejahtra Daftar Kotak 19 Kotak 1. “Bisnis politik” Indonesia 22 Kotak 2. Beberapa tokoh PEP di balik bisnis batu bara 31 Kotak 3. Orang-orang Luhut 32 Kotak 4. TOBA dan perluasan usahanya ke sektor pembangkit tenaga listrik 36 Kotak 5. Rakabu Sejahtra – Siapa yang Memimpin? 41 Kotak 6. Luhut dan kasus Kimco Armindo 42 Kotak 7. Petani Lokal melawan PKU 1 44 Kotak 8. TOBA dan hubungannya dengan Offshore Daftar Tabel 37 Tabel 1. Kontaminasi logam yang tinggi di air di lubang tambang terbuka Kutai Energi dan sungai Nangka 2 Coalruption – Elite Politik dalam Pusaran Bisnis Batu bara Ringkasan Eksekutif Batu bara: sumber pendanaan kampanye politik Terdapat elite politik dengan konflik kepentingan Dengan pertumbuhan yang cepat dalam 20 tahun politik yang besar di bisnis batu bara.
    [Show full text]
  • SURVEI NASIONAL DAN KAJIAN OPINI PUBLIK; REFLEKSI PENANGANAN PANDEMI DAN DAMPAK KONSTELASI POLITIK 2024 Pengantar
    INDONESIA POLITICAL OPINION SURVEI NASIONAL DAN KAJIAN OPINI PUBLIK; REFLEKSI PENANGANAN PANDEMI DAN DAMPAK KONSTELASI POLITIK 2024 Pengantar Lembaga riset sosial dan opini berbasis kajian akademik. Telah melakukan penelitian dalam bidang media, demokrasi, isu gender dan politik sejak tahun 2013. Indonesia Political Opinion (IPO) dalam kemajuannya fokus pada riset sosial terkait politik dan opini publik. IPO berkantor pusat di Jl. Tebet Raya, No. 2D, Jakarta. dan telah memiliki perwakilan tetap di Kota Bandung, Yogyakarta, Kota Batam dan Kota Mataram. Visi dan Misi IPO, menjadi lembaga kajian berbasis riset yang INDONESIA menguatkan relasi civil society, dan meneguhkan Demokrasi POLITICAL OPINION sebagai sistem politik berkeadaban, serta menjunjung tinggi keterbukaan. Direktur Eksekutif Dr. Dedi Kurnia Syah Putra INDONESIA Metodologi POLITICAL OPINION Multistage random sampling (MRS) IPO terlebih dulu menentukan sejumlah Desa untuk menjadi sample, pada setiap desa terpilih akan dipilih secara acak –menggunakan random kish NASIONAL grid paper– sejumlah 5 rukun tetangga (RT), pada setiap RT dipilih 2 keluarga, dan setiap keluarga akan dipilih 1 responden dengan pembagian PROP 1 PROP K laki-laki untuk kuesioner bernomor ganjil, perempuan untuk bernomor genap, sehingga total responden laki-laki dan perempuan. Pada tiap-tiap proses pemilihan selalu menggunakan alat bantu berupa lembar acak. DS 1 … DS N DS 1 … DS M Metode ini memiliki pengukuran uji kesalahan (sampling error) 2.50 RT1 RT2 RT3 RT4 RT5 persen, dengan tingkat akurasi data 97 persen. Setting pengambilan sample menggunakan teknik multistage random sampling (MRS), atau pengambilan sample bertingkat. Survei ini mengambil representasi sample sejumlah 1200 responden yang tersebar proporsional secara nasional. KK KK KK KK KK Dengan teknik tersebut memungkinkan setiap anggota populasi (responden) mempunyai peluang yang sama untuk dipilih atau tidak dipilih menjadi responden.
    [Show full text]
  • Unclassified Embassy of India Jakarta
    Unclassified Embassy of India Jakarta INDIA-INDONESIA BILATERAL RELATIONS India and Indonesia have shared two millennia of close cultural and commercial contacts. The Hindu, Buddhist and later Muslim faith travelled to Indonesia from the shores of India. The stories from great epics of Ramayana and Mahabharata form source of Indonesian folk art and dramas. The shared culture, colonial history and post-independence goals of political sovereignty, economic self-sufficiency and independent foreign policy have unifying effect on the bilateral relations. POLITICAL RELATIONS Owing to struggle against colonial powers, democratic traditions, pluralist culture, and progressive leadership which both countries shared, India and Indonesia developed friendly relations. President Sukarno of Indonesia was the Guest of Honour during the first Republic Day of India in 1950. Independent India and Indonesia became chief votaries of independence of Asian and African countries, the spirit which led to historic Bandung Conference of 1955 and later formation of Non-Aligned Movement in 1961. Since the adoption of India’s ‘Look East Policy’ in 1991, there has been a rapid development of bilateral relations in political, security, defence, commercial and cultural fields. The current Government expressed its intent to further deepen the engagement with East Asia and by renaming the policy as “Act East”. IMPORTANT VISITS AND OTHER ENGAGEMENTS Visit of Prime Minister Narendra Modi in May 2018: Prime Minister Shri Narendra Modi visited Jakarta on 29-30 May 2018 at the invitation of the President of Indonesia Mr. Joko Widodo. During this visit, both Leaders agreed to strengthen cooperation in all areas by establishing a New Comprehensive Strategic Partnership to take Indonesia and India’s bilateral relationship into a new era.
    [Show full text]
  • Rapat Paripurna DPR RI
    DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RESMI Tahun Sidang : 2014-2015 Masa Persidangan : I Rapat ke- : 8 Jenis Rapat : Rapat Paripurna DPR RI Sifat Rapat : Terbuka Hari, tanggal : Selasa, 4 November 2014 Waktu : Pukul 09.00 WIB s.d. selesai T e m p a t : Ruang Rapat Paripurna Gedung Nusantara II Lt.3 Jl. Jend. Gatot Subroto – Jakarta Acara : Penetapan Pasangan Kerja Komisi-komisi Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Ketua Rapat : Ir. TAUFIK KURNIAWAN, M.M. (Wakil Ketua DPR RI Bidang Ekku/F-PAN) Didampingi: 1. Drs. Setya Novanto (Ketua DPR RI/F-PG) 2. Fadli Zon, S.S., M. Sc. (Wakil Ketua DPR RI Bidang Polkam/F-P.Gerindra) 3. DR. Agus Hermanto (Wakil Ketua DPR RI Bidang Inbang/F-PD) 4. Fahri Hamzah, S.E. (Wakil Ketua DPR RI Bidang Kesra/F-PKS) Sekretaris Rapat : Dr. WINANTUNINGTYASTITI S., M.Si. (Sekretaris Jenderal DPR RI) H a d i r : ANGGOTA DPR RI: 282 dari 560 orang Anggota dengan rincian: FRAKSI PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN 0 dari 109 orang Anggota; FRAKSI PARTAI GOLONGAN KARYA 76 dari 91 orang Anggota; 2 FRAKSI PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA 72 dari 73 orang Anggota; FRAKSI PARTAI DEMOKRAT 57 dari 61 orang Anggota; FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL 41 dari 48 orang Anggota; FRAKSI PARTAI KEBANGKITAN BANGSA 0 dari 47 orang Anggota; FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA 36 dari 40 orang Anggota; FRAKSI PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN 0 dari 39 orang Anggota; FRAKSI PARTAI NASIONAL DEMOKRAT 0 dari 36 orang Anggota; FRAKSI PARTAI HANURA 0 dari 16 orang Anggota; SEKRETARIAT JENDERAL DPR RI: 1) Achmad Djuned, S.H., M.H (Wakil Sekretaris Jenderal DPR RI) 2) Tatang Sutharsa, S.H (Deputi Bidang Persidangan dan KSAP) 3) K.
    [Show full text]
  • Islamising Indonesia: the Rise of Jemaah Tarbiyah And
    ISLAMISING INDONESIA THE RISE OF JEMAAH TARBIYAH AND THE PROSPEROUS JUSTICE PARTY (PKS) ISLAMISING INDONESIA THE RISE OF JEMAAH TARBIYAH AND THE PROSPEROUS JUSTICE PARTY (PKS) Yon Machmudi A thesis submitted for the degree of Doctor of Philosophy of The Australian National University, Southeast Asia Center Faculty of Asian Studies, July 2006 Published by ANU E Press The Australian National University Canberra ACT 0200, Australia Email: [email protected] This title available online at: http://epress.anu.edu.au/islam_indo_citation.html National Library of Australia Cataloguing-in-Publication entry Author: Machmudi, Yon, 1973- Title: Islamising Indonesia : the rise of Jemaah Tarbiyah and the Prosperous Justice Party (PKS) / Yon Machmudi. ISBN: 9781921536243 (pbk.) 9781921536250 (pdf) Series: Islam in Southeast Asia series. Notes: Bibliography. Subjects: Partai Keadilan Sejahtera. Political parties--Indonesia. Islam and politics--Indonesia. Islam and state--Indonesia. Indonesia--Politics and government. Dewey Number: 324.2598082 All rights reserved. No part of this publication may be reproduced, stored in a retrieval system or transmitted in any form or by any means, electronic, mechanical, photocopying or otherwise, without the prior permission of the publisher. Cover design by Teresa Prowse Printed by University Printing Services, ANU This edition © 2008 ANU E Press Islam in Southeast Asia Series Theses at The Australian National University are assessed by external examiners and students are expected to take into account the advice of their examiners before they submit to the University Library the final versions of their theses. For this series, this final version of the thesis has been used as the basis for publication, taking into account other changes that the author may have decided to undertake.
    [Show full text]
  • Ketua Rapat (H
    BELUM DIKOREKSI RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS DPR RI RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PERUBAHAN ATAS UU NOMOR 10 TENTANG KEPABEANAN DAN RUU TENTANG PERUBAHAN ATAS UU NOMOR 11 TENTANG CUKAI Tahun Sidang : 2005 - 2006 Masa Persidangan : IV Jenis Rapat : Rapat Kerja Sifat Rapat : Terbuka Hari/Tanggal : Rabu, 5 Juli 2006 W a k t u : Pukul 10.05 WIB Dengan : Menteri Keuangan Republik Indonesia T e m p a t : Ruang Rapat Komisi VI DPR RI Gedung Nusantara I Ketua Rapat : H. Irmadi Lubis Sekertaris Rapat : Drs. Helmizar / Kabag Set. Komisi VI DPR RI A c a r a : Pembahasan DIM Rancangan Undang-Undang Tentang Perubahan Atas UU Nomor 10 Tentang Kepabeanan Dan RUU Tentang Perubahan Atas UU Nomor 11 Tentang Cukai. Anggota Hadir : 35 dari 50 orang anggota Pansus RUU Kepabeanan dan RUU Cukai 15 orang izin. PIMPINAN PANSUS RUU KEPABEANAN DAN RUU CUKAI 1. IRMADI LUBIS (F.PDIP / KETUA) 2. DRS. H. DARUL SISKA (F.PG / WK. KETUA) 3. H. SOFYAN USMAN (F.PPP / WK. KETUA) 4. H. TRI YULIANTO, SH (F.PD / WK. KETUA) 5. ANNA MU’AWANAH, SE (FKB / WK. KETUA) F-PG F-PAN 6. DRS. MADE SUWANDHA 25. ASMAN ABNUR, SE, Msi 7. DR. H. M. AZWIR DAINYTARA, MBA 26. NASRIL BAHAR, SE 8. DRS. ADE KOMARUDIN 27. DR. MARWOTO MITROHARDJONO, SE, MM 9. BOBBY SH. SUHARDIMAN 10. DRS. H.A. MUDJIB ROCHMAT F-KB 11. GDE SUMARJAYA LINGGIH, SE 28. DRS. H. ALI MASYKUR MUSA, Msi 12. MELCHIAS MARKUS MEKENG/F-PG 29. CHOIRUL SALEH RASYID, SE 13. DRS. SIMON PATRICE MORIN 30. H.
    [Show full text]
  • Possible 2020 Regional Head Elections As a Response To
    VOLUME 1, ISSUE 2 NOVEMBER 2020 POSSIBLE 2020 REGIONAL HEAD ELECTIONS AS A RESPONSE TO THE COVID 19 PANDEMIC IN VARIOUS PERSPECTIVES Afifa Rangkuti Faculty of Sharia and Law, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara [email protected] ABSTRACT Various sectors were affected, especially sectors in the economic sector. Not only the economic sector, the government sector also experienced the impact. One of the sectors in the government category is the pilkada or regional head elections (Pilkada). Pilkada in accordance with the plan will be held simultaneously in 2020. However, the national situation which is being hit by the Covid-19 outbreak has forced the phases of the Pilkada to be delayed. This year's Pilkada cannot be implemented or postponed due to the impact of Covid-19 that is hitting Indonesia. However, the health protocol requirements must be implemented, such as wearing a mask, washing hands with soap, keeping your distance, using a hand sanitizer and personal protective equipment or APD. The Pilkada this year cannot be held simultaneously. The Method use in this research is normative legal research. The result showed that the total number of regions that will carry out the Pilkada simultaneously in 2020 is 270 regions, with details of 9 provinces, 224 regencies and 37 cities. However, this year's Pilkada cannot be implemented or postponed due to the impact of Covid-19 that is hitting Indonesia. This was done as an effort to anticipate the spread of the corona virus.. Keywords: Delay, Pilkada, Covid Pandemic 19. Journal History Received : August 19, 2020; Reviewed : October 10, 2020; Accepted : October 28, 2020; Published : November 1, 2020 Copyright @2020 NLR.
    [Show full text]