Ketua Rapat (H

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Ketua Rapat (H BELUM DIKOREKSI RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS DPR RI RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PERUBAHAN ATAS UU NOMOR 10 TENTANG KEPABEANAN DAN RUU TENTANG PERUBAHAN ATAS UU NOMOR 11 TENTANG CUKAI Tahun Sidang : 2005 - 2006 Masa Persidangan : IV Jenis Rapat : Rapat Kerja Sifat Rapat : Terbuka Hari/Tanggal : Rabu, 5 Juli 2006 W a k t u : Pukul 10.05 WIB Dengan : Menteri Keuangan Republik Indonesia T e m p a t : Ruang Rapat Komisi VI DPR RI Gedung Nusantara I Ketua Rapat : H. Irmadi Lubis Sekertaris Rapat : Drs. Helmizar / Kabag Set. Komisi VI DPR RI A c a r a : Pembahasan DIM Rancangan Undang-Undang Tentang Perubahan Atas UU Nomor 10 Tentang Kepabeanan Dan RUU Tentang Perubahan Atas UU Nomor 11 Tentang Cukai. Anggota Hadir : 35 dari 50 orang anggota Pansus RUU Kepabeanan dan RUU Cukai 15 orang izin. PIMPINAN PANSUS RUU KEPABEANAN DAN RUU CUKAI 1. IRMADI LUBIS (F.PDIP / KETUA) 2. DRS. H. DARUL SISKA (F.PG / WK. KETUA) 3. H. SOFYAN USMAN (F.PPP / WK. KETUA) 4. H. TRI YULIANTO, SH (F.PD / WK. KETUA) 5. ANNA MU’AWANAH, SE (FKB / WK. KETUA) F-PG F-PAN 6. DRS. MADE SUWANDHA 25. ASMAN ABNUR, SE, Msi 7. DR. H. M. AZWIR DAINYTARA, MBA 26. NASRIL BAHAR, SE 8. DRS. ADE KOMARUDIN 27. DR. MARWOTO MITROHARDJONO, SE, MM 9. BOBBY SH. SUHARDIMAN 10. DRS. H.A. MUDJIB ROCHMAT F-KB 11. GDE SUMARJAYA LINGGIH, SE 28. DRS. H. ALI MASYKUR MUSA, Msi 12. MELCHIAS MARKUS MEKENG/F-PG 29. CHOIRUL SALEH RASYID, SE 13. DRS. SIMON PATRICE MORIN 30. H. BACHRUDDIN NASORI, Ssi, MM 31. DRA. Hj. KHOFIFAH INDARPARAWANSA F-PDIP 14. GUNAWAN WIROSAROJO F-PKS 15. OLLY DONDOKAMBEY, SE 32. FAHRI HAMZAH, SE 16. NUSYIRWAN SOEJONO 33. ANDI RAHMAT 17. IR. BAMBANG WURYANTO, MBA 34. TAMSIL LINRUNG 18. IR. HASTO KRISTIYANTO, MM 19. TJAHJO KUMOLO, SH F-PKS 35 WALMAN SIAHAAN, SH, SE, MM 1 F-PPP 20. H. URAY FAISAL HAMID, SH 21. H. EFIYARDI ASDA F-PD 22. ALBERT YAPUTRA 23. H. SUNARTO MUNTAKO 24. HASANUDIN SAID, Ak ANGGOTA YANG IJIN HADIR: 1. DRS. T.M. NURLIF 2. MOHAMAD S. HIDAYAT 3. DRS. SETYA NOVANTO/FPG 4 DRS. EFFENDY M.S. SIMBOLON /FPDIP 5 E.A. DAROJAT / FPDIP 6 MANGGARA SIAHAAN / FPDIP 7. MUSA ICHWANSYAH/F-PPP 8. KH. ISMAIL MUZAKKI/F-PPP 9. SYARIEF HASAN, SE, MM, MBA/F-PD 10. IR. TAUFIK KURNIAWAN, MM/F-PAN 11. MULFACHRI HARAHAP, SH/F-PAN 12. DRS. H. ALI MASYKUR MUSA, Msi / FPKB 13. RAMA PRATAMA, SE. Ak / FPKS 14. H. ARDHY MUHAMMAD, MBA / FBPD 15. INYA BAY, SE, MM / FBPD 2 KETUA RAPAT (H. IRMADI LUBIS): Ibu Menteri, bisa kita mulai? Bismillahirrahmaanirrahiim, Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh. Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua. Anggota Pansus yang saya hormati; Saudara Menteri Keuangan beserta jajaran yang kami hormati, Menurut laporan dari Sekretariat Pansus, hari ini telah dihadiri oleh 22 orang Anggota dan 5 orang Anggota izin, jadi ada 27 orang dari 50 orang Anggota. Oleh karena itu, sesuai dengan Tata Tertib DPR-RI, rapat ini telah memenuhi kuorum. Dengan mengucapkan Bismillahirrahmaanirrahiim, rapat ini saya nyatakan dibuka dan terbuka untuk umum. (RAPAT DIBUKA PUKUL 10.05 WIB) Rekan-rekan Anggota Pansus dan Ibu Menteri beserta jajarannya, Kemarin kita sudah sampai pada DIM 660. Sekarang kita masuk ke DIM 661, yaitu mengenai paragraf pemeriksaan bangunan dan tempat lain. Jadi kemarin kita sepakat bahwa kalau tetap langsung kita masukkan ke Timus. Oleh karena itu, DIM 661 itu langsung ke Timus. Apakah dapat disetujui, Ibu Menteri? (RAPAT:SETUJU) DIM 662 juga ke Timus. (RAPAT:SETUJU) DIM 663 ke Timus. (RAPAT:SETUJU) DIM 664 ke Timus. (RAPAT:SETUJU) DIM 665 ke Timus. (RAPAT:SETUJU) DIM 666 juga ke Timus. Dari Fraksi PDIP ada kata keseluruhan. Kesepakatan kita kemarin bahwa ini kepada DIM lain, nanti di Tim Perumus. (RAPAT:SETUJU) DIM 667 juga ke Timus. (RAPAT:SETUJU) DIM 668 ke Timus. (RAPAT:SETUJU) DIM 669 ke Timus. (RAPAT:SETUJU) DIM 670 ke Timus. (RAPAT:SETUJU) 3 DIM 671 ke Timus. (RAPAT:SETUJU) DIM 672 ke Timus. (RAPAT:SETUJU) DIM 673 ke Timus. (RAPAT:SETUJU) DIM 674 ke Timus. (RAPAT:SETUJU) DIM 675 ke Timus. (RAPAT:SETUJU) DIM 676 ke Timus. (RAPAT:SETUJU) DIM 677 ke Timus. (RAPAT:SETUJU) F-PAN (DR.MARWOTO MITROHARDJONO, SE., MM.): Interupsi, Pimpinan. Untuk DIM 674 itu karena menyangkut sanksi, maka kemarin kita sepakat harus dipanjakan. Terima kasih. KETUA RAPAT: Maaf, terima kasih Pak Marwoto. DIM 674 itu ke Panja, walaupun semuanya tetap. Saya ulangi, DIM 674 ke Panja. (RAPAT:SETUJU) DIM 677 ke Timus. (RAPAT:SETUJU) DIM 678 ke Timus. (RAPAT:SETUJU) DIM 679 ke Timus. (RAPAT:SETUJU) DIM 680 ke Panja. (RAPAT:SETUJU) DIM 681 ke Timus. (RAPAT:SETUJU) DIM 682 ke Timus. 4 (RAPAT:SETUJU) DIM 683 ke Timus. (RAPAT:SETUJU) DIM 684 ke Panja. (RAPAT:SETUJU) DIM 685 ke Timus. (RAPAT:SETUJU) DIM 686 ke Panja. (RAPAT:SETUJU) DIM 687 ke Timus. (RAPAT:SETUJU) DIM 688 ke Timus. (RAPAT:SETUJU) DIM 689 ke Timus. (RAPAT:SETUJU) DIM 690 ke Timus. (RAPAT:SETUJU) DIM 691 ke Timus. (RAPAT:SETUJU) DIM 692 ke Timus. (RAPAT:SETUJU) DIM 693 ke Timus. (RAPAT:SETUJU) F-PAN (DR.MARWOTO MITROHARDJONO, SE., MM.): Interupsi, Pimpinan. Saya kira terlalu cepat. Untuk semua yang mengandung angka-angka sanksi itu ke Panja. Jadi DIM 680 dan 684 itu ke mana? KETUA RAPAT: Tadi DIM 684 itu ke Panja. DIM 693 ke Timus. (RAPAT:SETUJU) DIM 694 ke Timus. (RAPAT:SETUJU) 5 DIM 695 ke Timus. (RAPAT:SETUJU) DIM 696, dari Fraksi Partai Golkar ada kata dan kekeliruan dalam penerapan tertentu. Tolong DIM 696 dijelaskan. F-PG (DR.H.M.AZWIR DAINY TARA, MBA.): Terima kasih, Pimpinan. Ibu Menteri beserta seluruh jajaran yang saya hormati, Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh. Usul perubahan kata dan/atau kekeliruan dalam penerapan ketentuan tertentu sebaiknya dihapus, karena berpotensi untuk diselewengkan. Setelah perubahan: “a. Membetulkan surat penetapan tagihan kekurangan pembayaran bea masuk yang dalam penerbitan terdapat kesalahan tulis dan kesalahan hitung dalam peraturan perundangan ini”. Kita minta dipanjakan. KETUA RAPAT: DIM 697, dari Fraksi Partai Golkar saya kira sama dengan yang tadi. Kemudian silahkan dari Fraksi Partai Demokrat. F-PD (H. SUNARTO MUNTAKO): Terima kasih, Pimpinan. Ibu Menteri beserta jajarannya, Untuk DIM 697 ini, karena di sini ada penghapusan sanksi administratif berupa denda, ini kita usulkan masuk ke Panja saja. KETUA RAPAT: DIM 697 ke Panja. (RAPAT:SETUJU) DIM 698 ke Panja. (RAPAT:SETUJU) DIM 699 ke Timus. (RAPAT:SETUJU) DIM 700 ke Timus. (RAPAT:SETUJU DIM 701 ke Timus. (RAPAT:SETUJU) DIM 702 ke Timus. (RAPAT:SETUJU) DIM 703, silahkan dari Fraksi Partai Golkar. 6 F-PG (DR.H.M.AZWIR DAINY TARA, MBA.): Terima kasih, Pimpinan. Usul perubahan, kata penetapan sebaiknya diganti dengan keputusan, karena Pengadilan Pajak hanya memeriksa sengketa atas keputusan keberatan sebagaimana diatur dalam Undang- Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak. Jangka waktu 60 hari terlalu lama. Setelah perubahan: “Orang yang berkeberatan terhadap keputusan bea dan cukai mengenai tarif dan/atau nilai pabean untuk penghitungan bea masuk dapat mengajukan keberatan secara tertulis hanya kepada Direktur Jenderal dalam waktu 30 hari sejak tanggal keputusan dengan menyerahkan jaminan sebesar tagihan yang harus dibayar.” Kami usulkan dipanjakan. KETUA RAPAT: Terima kasih. Fraksi PAN, apakah ada perubahan? Tidak ada perubahan? Kemudian Fraksi Kebangkitan Bangsa, substansi 60 hari berubah menjadi 30 hari. Apakah kita langsung ke Panja atau masih ada keterangan lain? F-KB (CHOIRUL SHOLEH RASYID, SE.): Seperti yang sebelumnya, masuk ke Panja saja. KETUA RAPAT: Terima kasih. Kemudian DIM 703 ke Panja. (RAPAT:SETUJU) DIM 704 ke Timus. (RAPAT:SETUJU) DIM 705, dari Fraksi Partai Golkar mengenai jangka waktu, PDIP juga mengenai jangka waktu, Fraksi Kebangkitan Bangsa juga mengenai jangka waktu. Apakah kita bisa langsung ke Panja? (RAPAT:SETUJU) DIM 706, dari Fraksi Partai Golkar ada perubahan substansi. Silahkan. F-PG (DR.H.M.AZWIR DAINY TARA, MBA.): Usul perubahan: “Apabila keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditolak dan oleh Direktur Jenderal jaminan dicairkan untuk membayar bea masuk dan/atau sanksi berupa denda sebesar penetapan bea masuk yang ditetapkan sebelumnya, dan apabila keberatan dikabulkan jaminan dikembalikan sepenuhnya”. Kami usulkan ke Panja. KETUA RAPAT: Terima kasih. Dari Fraksi PAN? F-PAN (DR.MARWOTO MITROHARDJONO, SE., MM.): Kami juga mengusulkan Panja, karena menyangkut waktu. 7 Terima kasih. KETUA RAPAT: Terima kasih. Jadi DIM 706 itu ke Panja. (RAPAT:SETUJU) DIM 707 juga sama, materinya hanya jangka waktu. Dapat langsung ke Panja? (RAPAT:SETUJU) DIM 708 juga waktu. Ini ke Panja. (RAPAT:SETUJU) DIM 709, ini mengenai Peraturan Menteri. Kita langsung ke Panja. (RAPAT:SETUJU) DIM 710 ke Timus. (RAPAT:SETUJU) DIM 711, dari Fraksi Partai Golkar mengusulkan supaya penetapan menjadi keputusan, sama seperti yang tadi dan hanya jangka waktu. Demikian pula dari PDIP. Dapat ke Panja? (RAPAT:SETUJU) DIM 712 langsung ke Timus. (RAPAT:SETUJU) DIM 713 ke Timus. (RAPAT:SETUJU) DIM 714 ke Panja. (RAPAT:SETUJU) Tidak perlu kita putar lagi, karena ini jangka waktu. Jadi kita langsung ke Panja. DIM 715 juga ke Panja, karena dari Fraksi Kebangkitan Bangsa ada 60 hari. Saya kira di ayat (5) ini tidak ada jangka waktunya. Saya kira ini bisa langsung ke Timus. F-PAN (NASRIL BAHAR, SE.): Saya rasa ini ke Panja, karena ini menyangkut ayat (1). KETUA RAPAT: Otomatis dari 1, di sini ada mengatur jangka waktu. Jadi ke Panja atau ke Timus? Jadi ke Panja. (RAPAT:SETUJU) Kemudian DIM 716, ini juga sama, kita ke Panja. (RAPAT:SETUJU) DIM 717 juga otomatis harus ke Panja, karena ada jangka waktunya. Ini ke Panja. (RAPAT:SETUJU) 8 DIM 718 ke Panja. (RAPAT:SETUJU) DIM 719 ke Timus. (RAPAT:SETUJU) DIM 720 ada perubahan materi jangka waktu. Dapat disetujui kalau kita ke Panja? (RAPAT:SETUJU) DIM 721 juga mengenai jangka waktu.
Recommended publications
  • Indonesia Beyond Reformasi: Necessity and the “De-Centering” of Democracy
    INDONESIA BEYOND REFORMASI: NECESSITY AND THE “DE-CENTERING” OF DEMOCRACY Leonard C. Sebastian, Jonathan Chen and Adhi Priamarizki* TABLE OF CONTENTS I. INTRODUCTION: TRANSITIONAL POLITICS IN INDONESIA ......................................... 2 R II. NECESSITY MAKES STRANGE BEDFELLOWS: THE GLOBAL AND DOMESTIC CONTEXT FOR DEMOCRACY IN INDONESIA .................... 7 R III. NECESSITY-BASED REFORMS ................... 12 R A. What Necessity Inevitably Entailed: Changes to Defining Features of the New Order ............. 12 R 1. Military Reform: From Dual Function (Dwifungsi) to NKRI ......................... 13 R 2. Taming Golkar: From Hegemony to Political Party .......................................... 21 R 3. Decentralizing the Executive and Devolution to the Regions................................. 26 R 4. Necessary Changes and Beyond: A Reflection .31 R IV. NON NECESSITY-BASED REFORMS ............. 32 R A. After Necessity: A Political Tug of War........... 32 R 1. The Evolution of Legislative Elections ........ 33 R 2. The Introduction of Direct Presidential Elections ...................................... 44 R a. The 2004 Direct Presidential Elections . 47 R b. The 2009 Direct Presidential Elections . 48 R 3. The Emergence of Direct Local Elections ..... 50 R V. 2014: A WATERSHED ............................... 55 R * Leonard C. Sebastian is Associate Professor and Coordinator, Indonesia Pro- gramme at the Institute of Defence and Strategic Studies, S. Rajaratnam School of In- ternational Studies, Nanyang Technological University,
    [Show full text]
  • SURVEI NASIONAL DAN KAJIAN OPINI PUBLIK; REFLEKSI PENANGANAN PANDEMI DAN DAMPAK KONSTELASI POLITIK 2024 Pengantar
    INDONESIA POLITICAL OPINION SURVEI NASIONAL DAN KAJIAN OPINI PUBLIK; REFLEKSI PENANGANAN PANDEMI DAN DAMPAK KONSTELASI POLITIK 2024 Pengantar Lembaga riset sosial dan opini berbasis kajian akademik. Telah melakukan penelitian dalam bidang media, demokrasi, isu gender dan politik sejak tahun 2013. Indonesia Political Opinion (IPO) dalam kemajuannya fokus pada riset sosial terkait politik dan opini publik. IPO berkantor pusat di Jl. Tebet Raya, No. 2D, Jakarta. dan telah memiliki perwakilan tetap di Kota Bandung, Yogyakarta, Kota Batam dan Kota Mataram. Visi dan Misi IPO, menjadi lembaga kajian berbasis riset yang INDONESIA menguatkan relasi civil society, dan meneguhkan Demokrasi POLITICAL OPINION sebagai sistem politik berkeadaban, serta menjunjung tinggi keterbukaan. Direktur Eksekutif Dr. Dedi Kurnia Syah Putra INDONESIA Metodologi POLITICAL OPINION Multistage random sampling (MRS) IPO terlebih dulu menentukan sejumlah Desa untuk menjadi sample, pada setiap desa terpilih akan dipilih secara acak –menggunakan random kish NASIONAL grid paper– sejumlah 5 rukun tetangga (RT), pada setiap RT dipilih 2 keluarga, dan setiap keluarga akan dipilih 1 responden dengan pembagian PROP 1 PROP K laki-laki untuk kuesioner bernomor ganjil, perempuan untuk bernomor genap, sehingga total responden laki-laki dan perempuan. Pada tiap-tiap proses pemilihan selalu menggunakan alat bantu berupa lembar acak. DS 1 … DS N DS 1 … DS M Metode ini memiliki pengukuran uji kesalahan (sampling error) 2.50 RT1 RT2 RT3 RT4 RT5 persen, dengan tingkat akurasi data 97 persen. Setting pengambilan sample menggunakan teknik multistage random sampling (MRS), atau pengambilan sample bertingkat. Survei ini mengambil representasi sample sejumlah 1200 responden yang tersebar proporsional secara nasional. KK KK KK KK KK Dengan teknik tersebut memungkinkan setiap anggota populasi (responden) mempunyai peluang yang sama untuk dipilih atau tidak dipilih menjadi responden.
    [Show full text]
  • Possible 2020 Regional Head Elections As a Response To
    VOLUME 1, ISSUE 2 NOVEMBER 2020 POSSIBLE 2020 REGIONAL HEAD ELECTIONS AS A RESPONSE TO THE COVID 19 PANDEMIC IN VARIOUS PERSPECTIVES Afifa Rangkuti Faculty of Sharia and Law, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara [email protected] ABSTRACT Various sectors were affected, especially sectors in the economic sector. Not only the economic sector, the government sector also experienced the impact. One of the sectors in the government category is the pilkada or regional head elections (Pilkada). Pilkada in accordance with the plan will be held simultaneously in 2020. However, the national situation which is being hit by the Covid-19 outbreak has forced the phases of the Pilkada to be delayed. This year's Pilkada cannot be implemented or postponed due to the impact of Covid-19 that is hitting Indonesia. However, the health protocol requirements must be implemented, such as wearing a mask, washing hands with soap, keeping your distance, using a hand sanitizer and personal protective equipment or APD. The Pilkada this year cannot be held simultaneously. The Method use in this research is normative legal research. The result showed that the total number of regions that will carry out the Pilkada simultaneously in 2020 is 270 regions, with details of 9 provinces, 224 regencies and 37 cities. However, this year's Pilkada cannot be implemented or postponed due to the impact of Covid-19 that is hitting Indonesia. This was done as an effort to anticipate the spread of the corona virus.. Keywords: Delay, Pilkada, Covid Pandemic 19. Journal History Received : August 19, 2020; Reviewed : October 10, 2020; Accepted : October 28, 2020; Published : November 1, 2020 Copyright @2020 NLR.
    [Show full text]
  • Weekly Update Human Rights in Indonesia – 27-10-2014
    Weekly Update Human Rights in Indonesia – 27-10-2014 10. Energy and Mineral Resources Minister Sudirman Said (PT Pindad president/former PT New cabinet Pertamina executive) The Jakarta Post, 27-10-2014 11. Industry Minister Saleh Husin (Hanura Party politician) After taking the oath of office on Oct. 20, Joko "Jokowi" Widodo announced on Sunday his 12. Trade Minister Rahmat Gobel (businessman) Cabinet lineup after delaying the announcement on Wednesday night, which prompted speculation that he was wrangling with leaders of political parties in his coalition who 13. Environment and Forestry Minister Siti Nurbaya (NasDem politician/former civil were insisting on nominating problematic candidates. servant) 14. Agriculture Minister Amran Sulaiman (Hasanuddin University lecturer) Jokowi’s Working Cabinet 2014-2019: 1. Coordinating Political, Legal and Security Affairs Minister Tedjo Edhy Purdijatno (former 15. Agrarian and Spatial Planning Minister Ferry Musyidan Baldan (NasDem Party Navy chief of staff 2008-2009/NasDem Party top executive) politician) 2. Coordinating Economic Minister Sofyan Djalil (former state-owned enterprises minister) 16. Transportation Minister Ignasius Jonan (PT Kereta Api Indonesia president) 3. Coordinating Maritime Affairs Minister Indroyono Susilo (an executive with the Food 17. Maritime Affairs and Fisheries Minister Susi Pudjiastuti (owner of airline operator Susi and Agriculture Organization (FAO) Air) 4. Coordinating Human Development and Culture Minister Puan Maharani (legislator/PDI- 18. Manpower Minister Hanif Dhakiri (PKB politician) P top executive) 19. Public Works and Public Housing Minister Basuki Hadimuljono (Public Works Ministry 5. Home Minister Tjahjo Kumolo (legislator/PDI-P top executive) top official) 6. Foreign Minister Retno Lestari Priansari Marsudi (Indonesian ambassador to the 20.
    [Show full text]
  • Doi the Designation
    RJOAS, 8(80), August 2018 DOI https://doi.org/10.18551/rjoas.2018-08.27 THE DESIGNATION AUTHORITY OF ACTIVE POLRI OFFICER AS ACTING GOVERNOR OF INDONESIA Adp Diki Rinal Post Graduate School, University of Airlangga, Indonesia E-mail: [email protected] ABSTRACT The objectives of this research: to analyze and explain the validity of the actions of the President of the Republic of Indonesia in appointing an Senior National Police Officer as Acting Official Governor; to analyze and explain the legal consequences of appointing an Senior National Police Officer as Acting Official Governor. The result of the research concludes that Presidential Decree on Appointment of Senior National Police Officer as Acting Official Governor based on Praesumptio iustae causa principle is valid as long as there is no cancellation; the legal consequences of the Presidential Decree shall be in accordance with the expiration of the term of office as stated in the Presidential Decree. Legal consequences related to the right of officers appointed as Acting Official Governor in accordance with applicable laws and regulations. KEY WORDS Acting Official Governor, legal consequences, normative legal research, Presidential Decree. According to the law article 1 of President Regulation number 11 of 2015 about Home Affair Ministry (Later on will be referred as Perpres Kemendagri), it is stated that Ministry of Home Affairs is under control and responsible to Indonesian President, the ministry is now led by Tjahjo Kumolo. The duties of the ministry is stated on article 2 of Perpres Kemendagri which is implementing the internal affairs of the nation to help the president to run the country.
    [Show full text]
  • ADVISORY October 2019
    ADVISORY October 2019 Second Term Cabinet Members Announced: New and Old Faces Today (Wednesday, 23 October 2019), President Joko Widodo officially announced the members of his new “Indonesia Maju/Onwards Indonesia” Cabinet that will work with him in the second term of his presidency. Along with the announcement of the new members, in the new Cabinet some of the titles have changed, such as ‘The Coordinating Minister of Maritime Affairs and Resources’ which has been changed to ‘The Coordinating Minister of Maritime Affairs and Investment’ and ‘The Minister of Tourism’ which has been changed to ‘The Minister of Tourism and the Creative Economy’. Several ministers who served during President Joko Widodo’s first term such as Sri Mulyani Indrawati and Yasonna Laoly also made a comeback along with many new faces. The new faces include prominent youth and professional figures who are pioneers and leading individuals in their respective fields. The announcement of such names as Nadiem Makarim, Erick Thohir and Wishnutama Kusubandio as new Cabinet members has been received positively by the general public. Below is a complete list of the newly appointed Cabinet members. 1. Coordinating Minister in the Field : Mohammad Mahfud of Law, Politics and Security (Mahfud MD) 2. Coordinating Minister in the Field : Airlangga Hartarto of the Economy 3. Coordinating Minister of Maritime : Luhut Binsar Pandjaitan Makarim & Taira S. Affairs and Investment Summitmas I, 16th & 17th Fls. 4. Coordinating Minister in the Field : Muhajir Effendy Jl. Jend. Sudirman Kav. 61-62 Jakarta 12190 of Human Development and Culture Indonesia 5. Minister of Defense : Prabowo Subianto P: (62-21) 5080 8300, 252 1272 F: (62-21) 252 2750, 252 2751 6.
    [Show full text]
  • Indonesian Political Language
    INDONESIAN POLITICAL LANGUAGE Arif Suryo Priyatmojo Faculty of Languages and Arts Semarang State University [email protected] Abstract This study is aimed at analysing Indonesian political language from cooperative principle perspective. The object of the study is Indonesian political language in the forms of utterances taken from Indonesian online newspapers: The Jakarta Post. The data was analysed using Grice‘s cooperative principle (1975). The study shows that politicians violated the maxims of cooperative principles regularly. They also violated the maxim of quantity in order to express strong commitment or to hide information. Moreover, giving incorrect information violated the maxim of quality to obey quantity maxim. Finally, the politicans also violated the maxim of relevance by saying things, which are not germane to the topic under discussion. Key words: cooperative principles, maxims of conversation, and violation. 1. Introduction Indonesian people conducted a legislative election on 9th April 2009. This election was followed by many parties. Millions of people participated in this election to vote their representatives. There were three big parties having high percentages: Democratic Party (PD: 20.8%), Golkar Party (14.7%) and the Indonesian Democratic Party of Struggle (PDI Perjuangan: 14.3%) (source: The Jakarta Post, 2009). These parties had tried to persuade their constituents to vote their candidates to be the president and vice president of Indonesia for the year of 2009 – 2014. To hold their constituents, politicians tried to convince them. The politicians would often give speech or statement using political language. Political language plays an important role in convincing constituents. It is hoped that by giving the right amount of information, they will be their loyal voters.
    [Show full text]
  • 1. Partai Nasdem 2. Partai Kebangkitan Bangsa (Pkb)
    1. PARTAI NASDEM Ketua : Surya Paloh Sekjen : Patrice Rio Capella Bendahara : Frankie Turtan Alamat Kantor DPP : Jl. RP. Soeroso No. 44, Gondangdia Lama, Jakarta 10350 Telp : 021‐ 3929801 Fax : 021‐ 31927288 Sumber: Kep. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor : M.HH-03.AH.11.01 TAHUN 2013 Tanggal 6 Maret 2013 Tentang Pengesahan Perubahan Susunan Kepengurusan dan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga Dewan Pimpinan Pusat Partai NasDem 2. PARTAI KEBANGKITAN BANGSA (PKB) Ketua : H. A. Muhaimin Iskandar Sekjen : H. Imam Nahrawi Bendahara : H. Bachrudin Nasori Alamat Kantor DPP : Jl. Raden Saleh No. 9, Jakarta Pusat 10430 Telp : 021- 3145328 Fax : 021- 3145329 Email : [email protected] Website : www.dpp.pkb.or.id Sumber: Kep. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor : M.HH- 25.AH.11.01 TAHUN 2012 Tanggal 7 September 2012 Tentang Pengesahan Perubahan Susunan Dewan Pengurus Pusat Partai Kebangkitan Bangsa Periode 2008-2014 3. PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (PKS) Ketua : Muhammad Anis Matta Sekjen : Muhamad Taufik Ridlo Bendahara : Mahfudz Abdurrahman Alamat Kantor DPP : Jl. TB. Simatupang Nomor 82, Pasar Minggu, Jakarta 21520 Telp : 021- 78842116 Fax : 021- 78846456 E-mail : [email protected] Sumber: Kep. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor : M.HH-13.AH.11.01 TAHUN 2011 Tanggal 19 September 2011 Tentang Pengesahan Perubahan Susunan Dewan Pengurus Pusat, Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Partai Keadilan Sejahtera 4. PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN (PDIP) Ketua : Megawati Soekarnoputri Sekjen : Tjahjo Kumolo Bendahara : Olly Dondokambey Alamat Kantor DPP : Jl. Lenteng Agung No. 99 Jakarta Selatan 12610 Telp : 021- 7806028, 021- 7806032 Fax : 021- 7814472 Sumber: Kep.
    [Show full text]
  • The Acting West Java Governor to Strengthen Jokowi's Position?
    The Acting West Java Governor To Strengthen Jokowi’s Position? [Antonius Herujiyanto AH15_190618] Some Indonesian important political figures have an allergic reaction to the inauguration of Commissioner General Iriawan, who was once West Java Police chief, as acting West Java governor. He was inaugurated by Home Minister Tjahjo Kumolo on Wednesday (13 June). The politicians are, among others, Fadli Zon [vice-Speaker of DPR or the House of Representative and vice General chairman of Gerindra Party), Muslim Arbi (from the Anti-Shia National Alliance), former President SBY or Susilo Bambang Yudhoyono, and many more including those important figures from the Oppositions. Not only did they mention that the inauguration was against the regulation issued by the Home Minister himself, but they also said that it was, indeed, against the Menkopolhukam [Coordinating Political, Legal and Security Affairs Minister] Wiranto’s plan to cancel the inaugurations of any active military and police officers as acting governors. According to Muslim Ardi, for example, there are some possible reasons why Home Minister Tjahjo Kumolo has done it. To respond to the panicky feeling that those gubernatorial candidates from the Oppositions, who would be obviously against the second term of President Jokowi. To meet the demand of Megawati as the chairwoman of the ruling party [the Indonesian Democratic Party of Struggle or PDI-P]. The acting governor Iriawan must have been expected to support PDI-P’s gubernatorial candidates who are former military and police officers (Tb Hasanuddin- Anton Charliyan). To meet the demand of those conglomerates’ investing the present giant projects of the West Java such as, among others, the train express projects and Meikarta luxurious residence projects.
    [Show full text]
  • Bulletin OTDA Edisi 3 Tahun 2014
    SEKILAS INFO Edisi 3 / Agt - Nov. 2014 Twitter : follow us @OtdaInfo Kemendagri Dipilih Langsung Penyelenggaraan Poin Penting Adalah Jantungnya Tetapi Dengan Pemerintahan Daerah UU Pemda Baru 2 Pemerintahan 3 Perbaikan 4 Pasti Lebih Baik 6 foto: Beawiharta (Reuteurs). Juara 2 Lomba Foto OTDA 2012 Memastikan Pelayanan Pemerintah Hadir Di Setiap Jengkal Tanah Air ada pidato kenegaraan usai tahun terakhir ini sudah banyak perbaikan ditambah sistem pelaporan sejauh mana pelantikan, Presiden Joko Widodo pelayanan publik di berbagai daerah di implementasi/kinerja pelayanan publik P dengan tegas mengatakan bahwa Indonesia. Namun, memang masih banyak berjalan dan survei indeks kepuasan pemerintahan baru akan bekerja untuk perbaikan yang masih harus dilakukan publik belum efektif. Akibatnya belum ada memastikan setiap rakyat di seluruh agar pelayanan publik bisa membuahkan evaluasi yang maksimal untuk perbaikan pelosok tanah air, merasakan kehadiran kesejahteraan. Memang, menghadirkan ke depan. pelayanan pemerintahan. Petikan pelayanan publik yang prima tidak Persoalan-persoalan inilah yang pernyataan ini menyiratkan bahwa semudah membalikkan telapak tangan. sekarang menjadi pekerjaan rumah untuk pembenahan pelayanan publik menjadi Saat ini, pelayanan publik di daerah menciptakan pelayanan publik prima salah satu fokus pemerintah. Memang, masih dibelit berbagai persoalan. Gejala- di seluruh pelosok Indonesia. Sebagai tidak dapat dipungkiri satu-satunya cara gejala umum seperti kapasitas aparatur institusi yang punya peran terdepan dalam agar kesejahteraan rakyat tercapai adalah pemerintah daerah yang masih rendah, mewujudkan ini, Kementerian Dalam jika hak-hak masyarakat mendapatkan belum terintegrasi nya program pelayanan Negeri khususnya Direktorat Jenderal pelayanan yang baik dari pemerintah dalam rencana pembangunan daerah Otonomi Daerah menyakini semua terpenuhi. Agar hal ini terealisasi (RPJMD, RKPD, Renstra SKPD, Renja persoalan ini akan bisa diretas dengan diperlukan kapasitas pemerintahan daerah SKPD), dan pengelolaan keuangan daerah kerja keras.
    [Show full text]
  • The Indonesia Election Result and Joko Widodo's New Cabinet
    POLICY BRIEF Photo: Ed Wray for IISD The Indonesia Election Result and Joko Widodo’s New Cabinet: What it means to fossil fuel subsidy reform November 2019 Lucky Lontoh Joko Widodo Coalition Opposition Coalition Political Parties 2019 2014 Political Parties 2019 2014 PDIP 128 109 Gerindra* 78 73 Golkar 85 91 PAN 44 49 NasDem 59 35 Demokrat 54 61 PKB 58 47 PKS 50 40 PPP 19 39 Partai Berkarya 0 0 Hanura 0 16 PKPI 0 0 PBB 0 0 PSI 0 0 Perindo 0 0 Total Seats 349 337 226 223 Source: Indonesian Election Commission, 2019. *Note: Two of the Gerindra Party’s leaders later joined Widodo’s cabinet. On October 23, 2019, President of Indonesia Joko Widodo introduced his cabinet members to the public at the Presidential Palace. The line-up of Widodo’s second-term cabinet shows depth and confidence, and the background of the ministers reflect broader political support than the previous term. The leader of the rival coalition that contested Widodo in the 2019 presidential election, Prabowo Subianto from the Gerindra Party, accepted the offer to serve in Widodo’s cabinet as Minister of Defense. The Gerindra Party’s Vice Chairman of Finance and National Development, Edhy Prabowo, was also recruited into the cabinet as Minister of Maritime Affairs and Fishery. These appointments © 2019 International Institute for Sustainable Development IISD.org/gsi 1 will likely change the balance of power in Indonesia’s legislative body, the People’s Representative Council (Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia [DPR RI]), and potentially put Widodo in a position to control 427 of 575 seats (74 per cent) in the Parliament.
    [Show full text]
  • Bersumpah Bagi Rakyat
    Bersumpah bagi Rakyat Sebanyak 560 anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang terpilih dalam Pemilihan Umum 2009 mulai bekerja, Kamis (1/10). Mereka mengucapkan sumpah dan janji di Ruang Rapat Paripurna Gedung Nusantara dipandu Ketua Mahkamah Agung Harifin A Tumpa. ”Demi Allah (Tuhan) saya bersumpah/berjanji bahwa saya akan memenuhi kewajiban saya sebagai anggota/ketua/wakil ketua DPR dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan dengan berpedoman pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara 1945; bahwa saya dalam menjalankan kewajiban akan bekerja dengan sungguh-sungguh demi tegaknya kehidupan demokrasi, serta mengutamakan kepentingan bangsa dan negara daripada kepentingan pribadi, seseorang, dan golongan; bahwa saya akan memperjuangkan aspirasi rakyat yang saya wakili untuk mewujudkan tujuan nasional demi kepentingan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).” Demikian sumpah dan janji anggota DPR. Sidang dipimpin pimpinan sementara DPR, Marzuki Alie dari Partai Demokrat dan Priyo Budi Santoso dari Partai Golkar. Sidang juga dihadiri Wakil Presiden M Jusuf Kalla. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tak hadir. Dalam Sidang Paripurna, Kamis, terbentuk pimpinan DPR dan pimpinan fraksi. Ketua DPR terpilih Marzuki Alie. Wakil Ketua DPR adalah Priyo Budi Santoso, Pramono Anung (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan/PDI-P), Anis Matta (Partai Keadilan Sejahtera/PKS), dan Marwono Mitrohardjono dari Partai Amanat Nasional (PAN). Pimpinan fraksi terdiri dari Anas Urbaningrum (Demokrat), Priyo Budi Santoso (Golkar), Tjahjo Kumolo (PDI-P), Mustafa Kamal (PKS), Hasrul Azwar (Partai Persatuan Pembangunan), Marwan Ja’far (Partai Kebangkitan Bangsa), Widjono Harjanto (Partai Gerakan Indonesia Raya), dan Fauzi Achmad (Partai Hati Nurani Rakyat). Jangan terjebak oligarki Direktur Indonesia Budget Center Arif Nur Alam mengingatkan pimpinan DPR dan pimpinan fraksi agar tidak terjebak pada oligarki partai yang selama ini banyak disoroti publik dan merusak citra DPR.
    [Show full text]