Mereka Bicara Pancasila... (Alm) TAUFIQ KIEMAS

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Mereka Bicara Pancasila... (Alm) TAUFIQ KIEMAS 1 2 | TATAP REDAKSI PANCASILA TIDAK RUMIT alahkah Obama menafsirkan Pancasila dengan cara memaksakan kehendaknya ke Sukarno. Spandang liberalisme kentalnya? Sukarno hanya bersyukur, bahwa Pancasila menurut Salahkah kalau Putin juga berusaha menafsirkan kehendak seluruh anggota Panitia Sembilan itulah Pancasila dengan realitas yang terjadi di negaranya? Atau, yang harus diterima sebagai kehendak bersama untuk salahkah juga kalau SBY menafsirkan Pancasila dengan memutuskan sebuah dasar negara. caranya sendiri? Kalau kemudian dia memimpin negara dengan dasar Atau salahkah Sukarno ketika di sidang Badan Pancasila maka dia akan konsekuen melaksanakan Pancasila Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan sesuai dengan cara pandangnya sendiri, Gotong Royong. Indonesia (BPUPKI) mengatakan Pancasila itu bila Kalau kemudian Soeharto memimpin negara dengan diperas akan menjadi Trisila. Dan Trisila kalau dasar Pancasila maka dia akan menggunakan diperas lagi akan menjadi Ekasila atau Gotong Pancasila sesuai dengan pemahamannya. Royong? Kalau kemudian Abdoel Kahar Moezakkir Sukarno ternyata tidak marah ketika idenya ternyata memimpin negara ini, maka dia diubah dan dirombak oleh Panitia Sembilan. akan menggunakan Pancasila sesuai dengan Sukarno ternyata tidak marah, dia justru penafsirannya sendiri. bernapas lega. Karena perbedaan cara pandang, Jadi jangan pernah marah kalau Pancasila cara pikir, cara bersikap dan cara berbudaya ditafsir berbeda oleh setiap penduduk yang tinggal setiap manusia yang ada di Panitia Sembilan itu di negeri ini. Karena Pancasila bukan pernyataan ternyata bisa terakomodasi dengan tawarannya: tentang realitas. Tapi tempatkan Pancasila sebagai sebuah draf dasar negara, Pancasila, Trisila atau dasar menuju realitas. Itulah yang terpenting. Ekasila (Gotong Royong). Pancasila tidak rumit. Dasar negara ini tidak rumit. Sukarno ternyata juga tidak marah meski ide aslinya Pedoman negara ini tidak rumit. Falsafah negara ini tidak soal Pancasila, Trisila dan Ekasila itu ternyata yang rumit. Ideologi negara ini tidak rumit. Landasan negara diterima adalah Pancasila. Bukan Trisila atau Ekasila. ini juga tidak rumit. Sukarno ternyata juga tidak marah ketika Panitia Cukupkan dasar menuju realitas itu dengan lima kata Sembilan akhirnya memutus draf Pancasila-nya Sukarno ini: Berketuhanan, Berkemanusiaan, Berkebersamaan, menjadi Jakarta Charter atau Piagam Jakarta. Berkebijaksanaan dan Berkeadilan. Sukarno sangat paham bahwa dia tidak bisa Jadi, kalau Obama sampai tukang becak mampu memaksakan kehendaknya (Pancasila, Trisila dan menggunakan lima kata itu sebagai pedoman menjawab Ekasila) ke setiap orang yang ada di Panitia Sembilan. realitas kesehariannya maka dia adalah seorang Karena setiap anggota Panitia Sembilan itu juga tidak bisa Pancasilais sejati. Tidak rumit bukan? CHAIRMAN Yudi Latif KORESPONDEN Fitra Ismu (Meksiko), Aceng ALAMAT REDAKSI PEMIMPIN UMUM M Danial Nafis Mukarram (Pontianak), Albertus Vincentius PT Caprof Media Negeri PEMIMPIN REDAKSI Heriyono (Kupang), Damai Oktafianus Mendrofa Cawang Kencana Building (Medan), Edi (Mataram), Muhammad Dasuki 1st Floor Suite 101 REDAKTUR PELAKSANA Faizal Rizki (Semarang), Muchammad Nasrul Hamzah Jl. Mayjen Sutoyo Kav. 22 Cawang REDAKTUR SENIOR Dhia Prekasha Yoedha, Satrio (Malang), Yudhi Ari (Surabaya), Bobby DKI Jakarta 13630 Indonesia Arismunandar Andalan (Denpasar), Busri Toha (Sumenep), No Telp : (021) 8005520 SIDANG REDAKSI M Danial Nafis, Heriyono, Faizal Rizki, Fajar Sodiq (Solo), Imam Muhlas (Bojonegoro), Fax : (021) 80886466 Dhia Prekasha Yoedha, Febrianto, Epung Saepudin Sigit Pamungkas (Semarang), M. Hasbi Arienta Email : [email protected] (Bogor) [email protected] REDAKTUR FOTO Tino Oktaviano FOTOGRAFER Amir Hamzah, Oke Dwi Atmaja SEKRETARIS PERUSAHAAN Eva Rina Thamrin Redaksi menerima kiriman surat DIREKTUR KOMERSIAL Sontry Napitupulu pembaca, artikel dan foto yang dilampiri DESAIN GRAFIS Widhi MD, Andhika Putra fotokopi kartu identitas dan nomor ASISTEN REDAKTUR Tri Wibowo, Ismet Eka Kusuma, PROJECT MANAGER Oddy Karamoy telepon anda melalui email majalah@ Nurlail, Ari Purwanto LEGAL CORPORATION Eko Hendro Prasetyo aktual.co. Redaksi berhak mengedit setiap artikel yang masuk. REPORTER Adi Adrian, Andromeda, Arbie SIRKULASI Samsul Arifin, Nurman Abdul Marwan, Arnold Sirait, Khozin Mubarok, Nebby KABAG. IT Firman Subhi Mahbubirrahman, Novrizal Sikumbang, Nuniek, Onic Metheany, Purnomo, Rafkha, Vicky Anggriawan, STAF ADMIN Aulia Kumala Putri Wahyu Romadhony, Zaenal Arifin 3 DAFTAR ISI EDISI 6 | 13 JUNI 2013 - 13 JULI 2013 LAPORAN KHUSUS 58 MENGENANG TAUFIQ KIEMAS 34 KADER TANGGUH PAPUA “DIJAJAH” MARHAENIS KAPITALIS TAUFIQ KIEMAS MENINGGAL DI SIN- GAPORE GENERAL HOSPITAL, OUT- RAM SINGAPURA, 8 JUNI 2013 DA- LAM USIA 70 TAHUN. DI BIDANG EKONOMI, AS SUDAH MULAI MENGAGENDAKAN DESAKAN KEPADA NEGARA- NEGARA YANG ADA DI ASIA PACIFIC UNTUK BERGABUNG DALAM TRANS-PACIFIC PARTNERSHIP (TPP). LAPORAN UTAMA 14 PANCASILA DITEKUK NEOLIB TIDAK SEMUA KALANGAN SUKA DENGAN PANCASILA, HUKUM 44 SEHINGGA MEREKA SENGAJA ENGGAN MENGAJARKAN ULAH LUCAS PANCASILA. DIBISNIS TAMBANG KASUS BERMULA SAAT PRIA BERNAMA LEE YANTO YANG MENGAKU PONAKAN LUCAS INGIN BERMITRA DENGAN INGRID UNTUK MENGEMBANGKAN TAMBANG MANGAN DI NTT. 4 TATAP REDAKSI 3 POLITIK 38 DAFTAR ISI 4 KAKI HARI 6 CARA GOLKAR SINGKIRKAN PRIYO KILAS NASIONAL 8 LENSA AKTUAL 10 GALERI FOTO 53 BUDAYA 66 INFORIAL 68 OTOMOTIF 70 KILAS DAERAH 72 OASE 74 NASIONAL 50 POLITIK 40 ADA FEE DI PEMBAHASAN PNBP POLRI? KERTAS PALSU UNTUK JONNY ALLEN HUKUM 41 ENERGI 54 ADU ‘LENCANA’ KETIKA DUA MENTERI BEDA DI CAWANG KENCANA SOAL EKSPOR GAS 5 KAKI HARI AKTUAL Edisi 6 | 13 Juni 2013 - 13 Juli 2013 MEMBUMIKAN ETIKA PANCASILA DALAM PENYELENGGARAAN NEGARA sosial, keretakan jalinan sosial, manusia (Suseno, 2001: 8). Di perluasan tindak kekerasan, sini ada tiga kata kunci yang perlu kejahatan dan premanisme, gurita dipahami terlebih dahulu: etika, narkoba, kerusuhan di wilayah moral, politis. Etika mempersoalkan tambang dan perkebunan, kecelakaan tanggung jawab dan kewajiban transportasi dan kerawanan sarana manusia. Moral menunjuk pada publik. kebaikan manusia sebagai manusia. Pada titik genting krisis Dimensi politis adalah dimensi Yudi Latif, multidimensi ini, para penyelenggara masyarakat sebagai keseluruhan— Chairman AKTUAL Network negara justru seperti kehilangan sebuah keputusan bersifat rasa krisis dan rasa tanggung jawab. politis apabila diambil dengan erkembangan demokrasi Kepemimpinan eksekutif, legislatif, memperhatikan masyarakat secara Indonesia ibarat berlari di dan yudikatif lebih mempedulikan keseluruhan. atas landasan yang goyah. ‘apa yang dapat diambil dari negara’, Etika politik dapat membantu Perubahan demi perubahan bukan ‘apa yang dapat diberikan pada usaha aparatur negara untuk Pterus terjadi di atas kerapuhan basis negara’. membumikan falsafah dan ideologi moral kenegaraan. Politik sebagai Kepemimpinan negara hidup negara yang luhur ke dalam realitas teknik mengalami pencanggihan, dalam penjara narsisme yang politik yang nyata. Etika politik tapi politik sebagai etik mengalami tercerabut dari suasana kebatinan memberikan landasan normatif kemunduran. rakyatnya. Perhatian elit politik lebih bagaimana sebuah negara dikelola Praktik politik cenderung tertuju pada upaya memanipulasi demi kebaikan hidup bersama mengalami pengerdilan menjadi pencitraan, bukan mengelola seluruh masyarakat. sekadar perjuangan kuasa demi kenyataan; lebih mengutamakan Dalam menjalankan kehidupan kuasa; bukan politik sebagai kenyamanan diri ketimbang politik dan kenegaraan berbasis perjuangan mewujudkan kebajikan kewajiban memajukan kesejahteraan etika, para pekerja politik dan bersama. Politik dan etika terpisah dan keadilan sosial. penyelenggara negara perlu seperti terpisahnya air dengan Akutnya krisis yang kita hadapi memahami landasan-landasan minyak. Akibatnya, kebajikan dasar mengisyaratkan bahwa untuk normatif yang bersifat umum dan kehidupan bangsa seperti ketakwaan, memulihkannya kita memerlukan khusus. perikemanusiaan, persatuan, lebih dari sekadar politics as usual. Landasan umum dalam permusyawaratan dan keadilan Kita memerlukan visi politik baru. pengelolaan politik-kenegaraan mengalami kelumpuhan. Peribahasa mengatakan, “where meliputi; Pertama, setiap pekerja Misi besar reformasi untuk there is no vision, the people perish.” politik dan penyelenggara negara menghadirkan pemerintahan yang Visi ini harus mempertimbangkan perlu memahami hakikat politik bersih, bebas dari korupsi, kolusi dan kenyataan bahwa krisis nasional ini sebagai seni mengelola kebaikan nepotisme masih jauh dari harapan. berakar jauh pada penyakit spirit dan kemaslahatan hidup bersama Proses konsolidasi demokrasi dan moralitas yang melanda jiwa lewat jalan-jalan deliberative terhambat oleh proses ‘demokratisasi’ bangsa. Suatu usaha national healing (permusyawaratan) yang damai; (perluasan dan pendalaman) korupsi. perlu dilakukan dengan membawa bukan seni memperjuangkan Praktik korupsi melanda seluruh nilai-nilai spiritual dan etis ke dalam kepentingan pribadi lewat jalan-jalan lembaga dan instansi kenegaraan, wacana publik. Dengan kata lain, kita kekerasan dan pemaksaan. serta merembes ke segala lapisan dari memerlukan penguatan etika politik Kedua, pekerja politik dan pusat hingga daerah. dan pertanggungjawaban moral penyelenggara negara harus memiliki Seiring dengan laju korupsi, dalam kehidupan berbangsa dan ‘Modal Moral’ (Moral Capital). wajah negeri seperti tercermin dari bernegara. Moral di sini adalah kekuatan warta media menampakkan buruk dan kualitas komitmen
Recommended publications
  • Sudargo Gautama and the Development of Indonesian Public Order: a Study on the Application of Public Order Doctrine in a Pluralistic Legal System
    Sudargo Gautama and the Development of Indonesian Public Order: A Study on the Application of Public Order Doctrine in a Pluralistic Legal System Yu Un Oppusunggu A dissertation submitted in partial fulfillment of the requirements for the degree of Doctor of Philosophy University of Washington 2015 Reading Committee: John O. Haley, Chair Michael E. Townsend Beth E. Rivin Program Authorized to Offer Degree School of Law © Copyright 2015 Yu Un Oppusunggu ii University of Washington Abstract Sudargo Gautama and the Development of Indonesian Public Order: A Study on the Application of Public Order Doctrine in a Pluralistic Legal System Yu Un Oppusunggu Chair of the Supervisory Committee: Professor John O. Haley School of Law A sweeping proviso that protects basic or fundamental interests of a legal system is known in various names – ordre public, public policy, public order, government’s interest or Vorbehaltklausel. This study focuses on the concept of Indonesian public order in private international law. It argues that Indonesia has extraordinary layers of pluralism with respect to its people, statehood and law. Indonesian history is filled with the pursuit of nationhood while protecting diversity. The legal system has been the unifying instrument for the nation. However the selected cases on public order show that the legal system still lacks in coherence. Indonesian courts have treated public order argument inconsistently. A prima facie observation may find Indonesian public order unintelligible, and the courts have gained notoriety for it. This study proposes a different perspective. It sees public order in light of Indonesia’s legal pluralism and the stages of legal development.
    [Show full text]
  • 1146/III/IV/2021 Ÿ April 2021
    Buletin Nomor 1146/III/IV/2021 April 2021 Pembangunan Infrastruktur Surakarta Harus Mampu Pulihkan Ekonomi 3 Bandara Taufiq Kiemas 4 Azis Syamsuddin Diharapkan Tingkatkan Dukung Kesejahteraan Pembentukan BULETIN Masyarakat Satgas BLBI BULETIN Parlementaria Pembangunan Infrastruktur Surakarta Harus Mampu Pulihkan Ekonomi DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA im Kunjungan Kerja Reses Komisi V DPR RI menekankan bahwa sejumlah infrastruktur yang Tdibangun di Kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah harus mampu mendorong pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja lokal di seluruh daerah. Wakil Ketua Komisi V DPR RI Arwani Thomafi mengatakan, kondisi ekonomi nasional saat ini sangat terdampak akibat pandemi Covid-19, sehingga harus dilakukan refocusing atau penghematan dalam tahun anggaran 2021, serta rincian program kerja setelah penghematan tersebut. “Kita telah meninjau ke sejumlah titik rencana pembangunan yang Tim Kunker Komisi V DPR RI meninjau pembangunan infrastruktur di Kota Surakarta, Jawa Tengah. Foto: Jaka/Nvl akan dibiayai APBN di antaranya jembatan layang (flyover) Purwosari, pengembangan Plaza sangat penting untuk melestarikan dalam kerja dengan para menteri untuk Ngarsopuro, revitalisasi Taman budaya, pengembangan pariwisata dan usulan dari Kota Surakarta. Mudah- Budaya Balekambang sebagai pusat juga sebagai tempat bermain untuk mudahan pemerintah pusat dan daerah kebudayaan Kota Surakarta, rehabilitasi masyarakat. “Untuk rehabilitasi Kawasan ini melaksanakan programnya dengan Kawasan Bendung Tirtonadi dan Bendung Tirtonadi, kita harapkan selain baik,” harap legislator dapil Jateng III ini. bantuan perumahan di Kelurahan sebagai fungsi untuk air baku dan Dalam kesempatan yang sama, Wali Semanggi. Saya kira dari masterplan pengendalian banjir, tapi kita harapkan Kota Solo Gibran Rakabuming Raka dan kesiapan lainnya sudah cukup, juga dipercantik sebagai fungsi wisata. mengatakan, pihaknya ingin secepatnya hanya perlu pengawasan dari seluruh Kemudian juga untuk penataan Kawasan mengakselerasi pemulihan ekonomi di pihak agar berjalan dengan baik.
    [Show full text]
  • Joint Communique
    ASEAN Inter-Parliamentary Organization JOINT COMMUNIQUE 24TinH GENERAL ASSEMBLY 7-12 SEPTEMBER 2003 JAKARTA, INDONESIA ASEAN Inter-Parliamentary Organization 24th General Assembly 7-12 September 2003, Jakarta, Indonesia 24GA/2003/JC JOINT COMMUNIQUE INTRODUCTION 1. Pursuant to the decision of the 23rd General Assembly of the ASEAN Inter-Parliamentary Organization (AIPO) held on 8-13 September 2002, in Hanoi, and in accordance with the Statutes of AIPO, the 24th General Assembly was held on 7 - 12 September 2003, in Jakarta wit participatioe hth eighf no t member countries: Cambodia, Indonesia PDRo La , , Malaysia e PhilippinesTh , , Singapore, Thailand d Vietnaman , o speciatw ; l observer countries: Brunei Darussalam, and Myanmar; and seven observer countries: Canada, People's Republic of China, Japan, Republic of Korea, New Zealand, Russian Federation, anEuropeae dth n Parliament. 2. The Women Parliamentarians of AIPO (WAIPO) met on 7 September 2003 prior to the opening ceremony of the 24th General Assembly. 3. H.E. Akbar Tandjung, Speake e Housth f f Representativeo o er e Republith f o s f o c Indonesia in his capacity as President of AIPO, presided over the 24th AIPO General Assembly. 4. The Leaders of AIPO Member Delegations, Special Observers, Observers and the Secretary Genera ASEAf o l Guess Na Honof to r pai dcourtesa Presidene y th cal n o l f o t AIPO. 5. All participants to the 24th AIPO General Assembly were cordially invited to a dinner hosted by H.E. Megawati Soekamoputri, President of the Republic of Indonesia and Hon. Taufiq Kiemas. 6 AIPO delegate d theian s r spouses also attended dinner receptions hoste y Honb d .
    [Show full text]
  • Sosok Megawati Sebagai Kandidat Presiden 2009 Dalam Bingkai Harian Koran Tempo Dan Rakyat Merdeka
    SOSOK MEGAWATI SEBAGAI KANDIDAT PRESIDEN 2009 DALAM BINGKAI HARIAN KORAN TEMPO DAN RAKYAT MERDEKA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Oleh : M. Yowan Zulfikar NIM : 104051101945 KONSENTRASI JURNALISTIK PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAN DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 1432 H/2011 M 1 2 3 4 KATA PENGANTAR ﺑِِِِﺴْﻢِ اﷲِ اﻟﱠﺮ ﺣْﻤَﻦِ اﻟﱠﺮ ﺣِﯿْﻢِ Puji syukur senantiasa dipersembahkan ke hadirat Allah SWT. Hanya berkat rahmat, anugerah dan kasih sayang-Nya, penulis mendapat kekuatan sehingga bisa menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beriring salam semoga tetap tercurah kepada insan pilihan yang pernah ada di muka bumi ini, yakni Muhammad SAW., keluarganya, sahabatnya, pengikutnya dan para penggemarnya yang setia hingga hari pembalasan. Dalam penulisan skripsi ini tidak sedikit kesulitan dan kendala yang dihadapi penulis, baik yang menyangkut pengumpulan bahan maupun pembiayaan, dan sebagainya. Namun, berkat kemauan keras dan kesungguhan hati, disertai dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, maka segala kesulitan dan kendala dapat diatasi dengan baik. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah terlibat dan membantu dalam penyelesaian skripsi ini, terutama sosok Ibunda tersayang Mu’awanah M.Pd dan Ayah tercinta Mulyono yang (subhana allah) dengan segala keikhlasan, kesabaran dan doa tulusnya menunggu penulis dalam menyelesaikan kuliah. Kemudian dosen pembimbing skripsi, Tantan Hermansyah, M.Si yang telah membimbing penulis dalam menyusun skripsi ini. Selanjutnya penulis sampaikan rasa terima kasih kepada: 1. Dr. Arief Subhan, M.Ag Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu komunikasi.
    [Show full text]
  • 09/07/2005, 23:19 WIB - KOMPAS Cyber Media - Hiburan
    Presiden Bangga Jadi Mertua Annisa - 09/07/2005, 23:19 WIB - KOMPAS Cyber Media - Hiburan Free E-Mail | Chat | Ad Info | About Us | Contact Us Hiburan Updated: Sabtu, 09 Juli 2005, 23:19 WIB HIBURAN Rubrik Komunitas Kolom Presiden Bangga Jadi Mertua Annisa Surat Kabar Majalah Jakarta, Sabtu CARI Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Kirim Teman | Print Artikel Sabtu petang terlihat ’sumringah’ saat melaksanakan perhelatan putera pertamanya, Lettu Infantri Agus Harimurti Yudhoyono yang pada Jumat (8/7) resmi menikahi bintang iklan dan presenter televisi, Annisa Larasati Pohan. Ketika memberikan sambutan singkat sebelum resepsi pernikahan yang bertempat di halaman Istana Kepresidenan Bogor itu dimulai, Yudhoyono mengatakan dirinya bangga atas perkawinan yang terjadi antara puteranya dengan Annisa Pohan. "I’m just the proud father of Agus and father-in-law of Annisa," kata Yudhoyono yang menyampaikan sambutan selamat datang dalam dua bahasa, Indonesia dan Inggris. Resepsi pernikahan itu, selain oleh kerabat dan tokoh dalam negeri, juga dihadiri oleh sejumlah tamu asing, termasuk Menteri Luar Negeri Timor Timur, Jose Ramos Horta. Dengan mengenakan beskap hijau tua dan kain warna coklat dan ’blangkon’ warna senada, Yudhoyono selain meminta doa restu dari hadirin bagi Agus dan Annisa, juga meminta maaf kepada para tokoh dan masyarakat karena mau tidak mau harus membatasi jumlah undangan dengan alasan keterbatasan tempat. Sementara itu, sebelumnya dalam jumpa pers menjelang resepsi, Yudhoyono saat menjawab pertanyaan wartawan mengatakan dirinya yakin Annisa mampu menjalani kehidupan sebagai isteri Agus Harimurti, yang memiliki kehidupan keprajuritan yang disebutnya khas. "Annisa adalah pilihan yang tepat dari anak saya, bisa menyesuaikan diri dengan kehidupan keprajuritan yang memerlukan banyak pengorbanan karena sering ditinggal bertugas atau latihan," kata Yudhoyono.
    [Show full text]
  • Indonesia Backgrounder: a Guide to the 2004 Elections
    INDONESIA BACKGROUNDER: A GUIDE TO THE 2004 ELECTIONS 18 December 2003 Asia Report N°71 Jakarta/Brussels TABLE OF CONTENTS EXECUTIVE SUMMARY AND RECOMMENDATIONS................................................. i I. INTRODUCTION .......................................................................................................... 1 II. ELECTORAL REFORM .............................................................................................. 2 A. THE OLD SYSTEM .................................................................................................................2 B. DIRECT ELECTION OF THE PRESIDENT ...................................................................................2 C. ELECTION OF LEGISLATURES ................................................................................................4 D. MORE OF THE SAME?............................................................................................................5 III. PARTIES .........................................................................................................................6 A. PDI-P ...................................................................................................................................6 B. GOLKAR................................................................................................................................7 C. PKB .....................................................................................................................................9 D. PPP.......................................................................................................................................9
    [Show full text]
  • Indonesia: a Guide to the 2004 Elections (2003)
    INDONESIA BACKGROUNDER: A GUIDE TO THE 2004 ELECTIONS 18 December 2003 Asia Report N°71 Jakarta/Brussels TABLE OF CONTENTS EXECUTIVE SUMMARY AND RECOMMENDATIONS................................................. i I. INTRODUCTION .......................................................................................................... 1 II. ELECTORAL REFORM .............................................................................................. 2 A. THE OLD SYSTEM .................................................................................................................2 B. DIRECT ELECTION OF THE PRESIDENT ...................................................................................2 C. ELECTION OF LEGISLATURES ................................................................................................4 D. MORE OF THE SAME?............................................................................................................5 III. PARTIES ......................................................................................................................... 6 A. PDI-P ...................................................................................................................................6 B. GOLKAR................................................................................................................................7 C. PKB .....................................................................................................................................9 D. PPP.......................................................................................................................................9
    [Show full text]
  • Lamenting the Fate of Indonesian Migrant Workers Overseas
    Volume V, No. 8 - Desember 2010 ISSN 1979-1976 Monthly Review on Economic, Legal, Security, Political, and Social Affairs Main Report: Lamenting the Fate of Indonesian Migrant Workers Overseas The Economics Currency War and Rupiah . The Benefits and Costs of “Hot Money” . Politics BUMN: Between Economic and Politic Entities . Official Overseas Visits of Parliament Members: Costs vs Benefits . Re-arranging Coalition: Golkar Exits, PDI-P Enters, Is it possible? . Social Issues Disaster Management . ISSN 1979-1976 CONTENTS Foreword ................................................................ 1 MAIN Report Lamenting the Fate of Indonesian Migrant Workers Overseas ............................... 2 THE ECONOMICS Currency War and Rupiah ................................................ 6 The Benefits and Costs of “Hot Money” ............................ 8 POLITICS BUMN: Between Economic and Politic Entities .................. 10 Official Overseas Visits of Parliament Members: Costs vs Benefits ............................................................. 13 Re-arranging Coalition: Golkar Exits, PDI-P Enters, Is it possible?............................ 16 SOCIAL ISSUES Disaster Management ...................................................... 19 CompanY PROFILE ..................................................... 22 RESEARCH AND TRAINING PROGRAMS .................... 23 Advertorial INDONESIA 2009 ................................. 25 Contributors : Anies Baswedan (Executive & Research Director), Endang Srihadi (Coordinator), Aly Yusuf, Antonius
    [Show full text]
  • Election Update Issue 2, Oct/Nov 2008
    Election Update Issue 2, Oct/Nov 2008 The Multi-Choice Elections 2009 will be an important year for reformasi in Indonesia, which began in 1998 after the downfall of the dictatorial Suharto regime. On 9 April 2009, elections will be held for the Indonesian Parliament, the DPR (Dewan Perwakilan Rakyat, People’s Representative Assembly), the DPD (Dewan Perwakilan Daerah, Regional Representatives Council) and provincial assemblies. Three months later, the first round of direct elections will be held for the President and Vice-President. No fewer than 38 political parties will participate in the legislative elections. Just ten years ago, Indonesia emerged from what was in effect a one-party system. The bicameral system of Indonesian Parliament became increasingly powerless. governance is only five years old, following the creation of the DPD, first elected in 2004. The MPs were only allowed to rubber-stamp new DPD is composed of four representatives from laws. Serious discussions were seen as a each province, all non-party independents. It hindrance to authoritarian rule. has the right to make proposals and submit opinions on legislative matters and monitor the As is the case under the US presidential implementation of laws, but it does not yet system, members of the government are have the revising function of second chambers appointees of the President. In Indonesia, they in other countries such as the (unelected) are not directly answerable to parliament House of Lords in the UK or the US Senate. though they can be, and frequently are, There is growing unease about what some summoned to give an account of their policies lawyers and politicians regard as the and actions to parliamentary committees.
    [Show full text]
  • Cambridge University Press 978-1-107-12303-8 — the Unforgettable Queens of Islam Shahla Haeri Index More Information
    Cambridge University Press 978-1-107-12303-8 — The Unforgettable Queens of Islam Shahla Haeri Index More Information Index abangan, 187 succession and, 23, 50, 51–52, Abbasi, Safdar, 168 54–57 Abbasid caliphate, 14 ʿUthman and, 58–59, 60–62, 71–72 Abbott, Nabia, 14, 56, 59, 63, 65, as wife and daughter, 57–60 73–74 Aitegin, Malik Ikhtiyar al-Din, 117, Abish Khatun, 7–8 122–123 Abu Ali Hasan ibn Ali Tusi. See Nizam ʿAli (caliph), 54–55, 62, 70 al-Mulk ʿAʾisha opposing, 2, 51, 55, 58, 60, 61–68 Abu Bakr (caliph), 57, 59 in Shiʿism, 54, 169 Abu Bakra, 51, 73–75 Ali, Jam Sadiq, 163–164 Aceh, Sultanate of, 6–7 ʿAli b. Muhammad al-Sulayhi, 82–84, Adam and Eve, Quranic story of, 75 101–102 Adopt a Queen class project, xiv Allen, Brooke, 165, 174, 176, 179 al-Afdal b. Badr al-Jamali, 97, 98–99 Altunia, Ikhtiyar al-Din Afghanistan, 161–162 Razia and, 106–107, 117–118, 121–124, for girls, education struggle in, 5 125, 130, 133–134 Pakistan and, 156–157, 161 Yaqut and, 117–118, 121–124, 133–134 US in, 170 Al-Zulfikar Organization (Pakistan) (AZO), Afsaruddin, Asma, x–xi, 6 160, 161–163 Ahmed, Durre, 151, 175 Amir b. Sulayman al-Zawahi, 92 Ahsan, Aitzaz, 155–159, 160, 168 al-Amir bi-Ahkam Allah, 79–80, 98–101, ʿAʾisha, 58, 60, 63, 67 102, 103 Caliph ʿAli opposed by, 2, 51, 55, 58, 60, Anderson, Benedict, 199 61–68 Anwar, Raja, 160, 161, 167 in Battle of the Camel, 1–2, 19, 23, 50, ʿaql (wisdom), 47 51, 54–57, 58–67, 68, 69–70, 184 Arab military leaders, female, 65 defeat of, 19, 67–68, 71 Arab Spring, ix female political authority and, 51, 54–57, Arwa
    [Show full text]
  • Shall We Dance? Defining Sexuality and Controlling the Body in Contemporary Indonesia
    religions Article Shall We Dance? Defining Sexuality and Controlling the Body in Contemporary Indonesia Okky Madasari Department of Malay Studies, National University of Singapore, Singapore 119077, Singapore; [email protected] Abstract: This article examines how Indonesia, the world’s third-largest democracy, came to define sexuality for its general population once intimacy was brought into the public sphere. However, its Islamic version had predominantly been based on interpretations pushed by politically hardline Islamist groups. The influence of this lobby (to be referred to as belonging to the stream of ‘con- servative Islam’) grew steadily after the downfall of the Suharto regime in 1998 and culminated in the passage of an antipornography law ten years later. Focusing on the definitions of sexuality and pornography forwarded by these groups, this article analyses their limitations as well as the power contestations behind the passage of the antipornography legislation. It argues that such narrow interpretations of sexuality have had a marked impact on the nation, in particular the curtailment of Citation: Madasari, Okky. 2021. its popular culture and creative industry. This has resulted in the arbitrary persecution and banning Shall We Dance? Defining Sexuality of cultural products considered to violate Islamic morality and propriety. The condemnation of and Controlling the Body in Contemporary Indonesia. Religions dangdut singer Inul Daratista, and her ‘drill dance’, is one of many examples of such suppression. 12: 264. https://doi.org/10.3390/ rel12040264 Keywords: pornography law; intimacy; sexuality; Islam; popular culture Academic Editors: Maznah Mohamad and Terry Lovat 1. Introduction Received: 8 March 2021 Homosexuality is not illegal in Indonesia, except in Aceh, which has applied strict Accepted: 7 April 2021 sharia laws since 2001.
    [Show full text]
  • FRAMING ANALYSIS on the NEWS of INDONESIAN CLASSIFIED DOCUMENTS in WIKILEAKS Study on Traditional Media (Kompas Newspaper ) and Online Media (
    1 FRAMING ANALYSIS ON THE NEWS OF INDONESIAN CLASSIFIED DOCUMENTS IN WIKILEAKS Study On Traditional Media (Kompas Newspaper ) and Online Media (www.detik.com) By Alila Pramiyanti Lecturer on Communication Department Telkom Institute of Management Bandung - Indonesia ABSTRACT Mass media is a channel of mass communication. The definition of mass communication is a process in transmitting of an idea, information, and messages to the audience simultaneously. The characteristics of mass media are publicly, universal, periodic, continuously and actual. Globalization and modernization have influenced the evolution of mass media. The need of information, even from other parts of the world, requires every people to become more creative in using the media. The history of the emergence of mass media has the stages of growth in technology that can be divided into the print media, electronic media, and digital media or new media. The appearance of online media has also create the practice of online journalism. Online journalism becomes different from traditional journalism that already recognized earlier (print, radio, TV). Online journalism is not merely distinction because it taking a different venue, but because this journalism is carried on a new media which has different characteristics either in format, content, mechanisms and the relationship process between publishing and users or readers. Although these journalism, either traditional media (traditional journalism) and new media (online journalism) have differences in practice but each of them certainly has an ideology to frame the news. Framing analysis is an approach to analyzed media text. The concept of framing has used to understand the ideology of the media when their constructing the facts.
    [Show full text]