LAMPIRAN 1 Sinopsis Novel Suti Karya Sapardi Djoko Damono Suti

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

LAMPIRAN 1 Sinopsis Novel Suti Karya Sapardi Djoko Damono Suti LAMPIRAN 1 Sinopsis Novel Suti Karya Sapardi Djoko Damono Suti adalah seorang perempuan yang dengan enteng tetapi tegar menyaksikan dan menghayati proses perubahan masyarakat pramodern ke modern yang dijalaninya ketika bergerak dari sebuah kampung pinggir kota ke tengah- tengah kota besar. Ia bergaul dengan gerombolan pemuda berandalan maupun keluarga priyayi tanpa merasa kikuk, dan melaksanakan apa pun yang bisa mendewasakan dan mencerdaskan dirinya. Suti terlibat dalam masalah yang sangat rumit dalam keluarga Den Sastro, yang sulit dibayangkan ujung maupun pangkalnya. LAMPIRAN 2 BIOGRAFI PENGARANG Indonesia patut bangga memiliki pujangga yang terkemuka seperti Sapardi Djoko Damono. Sapardi Djoko Damono dikenal dari puisi-puisi ciptaannya yang sederhana namun penuh makna. Tidak hanya puisi, beliau juga membuat karya- karya lain seperti novel salah satunya yang berjudul “Suti” yang diterbitkan pada tahun 2015. Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono lahir di Surakarta, 20 Maret 1940 dan berkebangsaan Indonesia. Beliau kerap mendapat panggilan dari singkatan namanya yaitu, SDD. Sapardi Djoko Damono lulusan SMP Negeri 2 Surakarta pada tahun 1955 dan SMA Negeri 2 Surakarta tahun 1958. Pada masa mudanya tersebut beliau sudah mulai menulis beberapa karya yang dikirimkan ke majalah- majalah. SDD kuliah di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta jurusan Bahasa Inggris. Tahun 1973, Sapardi Djoko Damono pindah dari Semarang ke Jakarta untuk menjadi direktur pelaksana Yayasan Indonesia yang menerbitkan majalah sastra Horison. Beliau sejak tahun 1974 juga mengajar di Fakultas Sastra Universitas Indonesia, tetapi kini telah pensiun. Sapardi Djoko Damono juga pernah menjabat sebagai dekan FIB UI periode 1995-1999 dan menjadi guru besar. Banyak penghargaan yang di terima Sapardi Djoko Damono pada 1986 mendapat anugerah SEA Write Award. Tahun 2003 mendapat penghargaan Achmad Bakrie ia seorang pendiri dari Yayasan Lontar. Kemudian Sapardi Djoko Damono menikah dengan Wardiningsih dan dikaruniai seorang putra dan seorang putri. Karya SDD berupa sajak-sajak telah diterjemahkan dalam beberapa bahasa, termasuk bahasa daerah. SDD tidak hanya aktif dalam menulis puisi,ia juga menulis cerita pendek. Selain itu, SDD juga menerjemahkan berbagai karya penulis asing, menulis esai, serta menulis sejumlah kolom/artikel disurat kabar. Beberapa puisinya sangat terkenal dan banyak orang yang mudah mengenalinya, seperti “Aku Ingin”, “Hujan Bulan Juni”,”Pada Suatu Hari Nanti”, “Akulah si Telaga”, dan “Berjalan ke Barat di Waktu Pagi Hari”. Puisi-puisi tersebut populer sebagian besar disebabkan oleh musikalisasi mantan-mantan mahasiswanya di FIB UI, yaitu Ags Arya Dipayana, Umar Muslim, Tatyana Soebianto, Reda Gaudiarno, dan Ari Malibu. Dari musikalisai yang terkenal tersebut, album yang terkenal yang dibawakan oleh Reda dan Tatyana yang tergabung dalam duet “Dua Ibu”. Selain itu ada pula Ananda Sukarlan pada tahun 2007 yang juga melakukan interpretasi atas beberapa karya SDD. Dibawah ini adalah karya-karya Sapardi Djoko Damono berupa kumpulan puisi dan beberapa esai. Sastra • Duka-Mu Abadi (1969) • Lelaki Tua dan Laut (19973; terjemahan karya Ernest Hemingway) • Mata Pisau (1974) • Sepilihan Sajak George Seferis (1975; terjemahan karya George Seferis) • Puisi Klasik Cina (1976; terjemahan) • Lirik Klasik Paris (1977; terjemahan) • Dongeng-dongeng Asia untuk Anak-anak (1982, Pustaka Jaya) • Perahu Kertas (1983) • Sihir Hujan (1986; mendapat penghargaan Puisi Putera II di Malaysia) • Water Color Poems (1986; transleted by J.H McGlynn) • Suddenly The Night: The Poetry of Sapardi Djoko Damono (1988; translated by J.H. McGlynn) • Afrika yang Resah (1988; terjemahan) • Mendorong Jack Kuntikunti: Sepilihan Sajak dari Australia (1991; antologi sajak Australia, dikerjakan bersama R:F Brissenden dan David Broks) • Hujan Bulan Juni (1994) • Black Magic Rain (translated by Hanry G Aveling) • Arloji (1998) • Ayat-ayat Api (2000) • Pengarang Telah Mati (2001; kumpulan cerpen) • Mata Jendela (2002) • Ada Berita Apa hari ini, Den Sastro? (2002) • Membunuh Orang Gila (2003; kumpulan cerpen) • Nona Koelit Koetjing: Antologi cerita pendek Indonesia Periode Awal (1870an-1910an)” (2005; salah seorang penyusun) • Mantra Orang Jawa (2005; puitisasi mantera tradisional Jawa dalam bahasa Indonesia) • Before Dawn: The Poetry of Sapardi Djoko Damono (2005; translated by J.H. McGlynn) • Kolam (2009; kumpulan puisi) • Sutradara Itu Menghapus Dialog Kita (2012; kumpulan puisi) • Namaku Sita (2012; kumpulan puisi) • The Birth of I La Galigo (2013; puitisasi epos “I La Galigo” terjemahan Muhammad Salim, kumpulan puisi dwibahasa bersama John Mc Glyan) • Hujan Bulan Juni: Sepilihan Sajak (edisi 1994 yang diperkaya dengan sajak- sajak sejak 1959, 2013; kumpulan puisi) • Trilogi Soekram (2015; novel) • Hujan Bulan Juni (2015; novel) • Melipat Jarak (2015, kumpulan puisi 1998-2015) • Suti (2015, novel) • Pingkan Melipat Jarak (2017; novel) • Yang Fana Adalah Waktu (2018; novel) Musikalisasi Puisi Musikalisasi puisi karya SDD pada tahun 1987 beberapa mahasiswa membantu program pusat bahasa, membuat musikalisasi puisi karya beberapa penyair Indonesia. Pada saat itu terciptalah musikalisasi Aku Ingin oleh Ags Arya Dipayana dan Hujan Bulan Juni oleh Umar Muslim. Kemudian Aku Ingin diaransemen ulang oleh Dwiki Dharmawan dan menjadi bagian dari soundtrack “Cinta dalam Sepotong Roti” pada tahun 1991, yang dibawakan oleh Ratna Octaviani. Beberapa waktu kemudian, lahir album “Hujan Bulan Juni” (1990) yang seluruhnya merupakan musikalisasi dari sajak-sajak Sapardi Djoko Damono. Duet antara Reda Gaudion dan Ari Malibu merupakan bagian dari sejumlah penyanyi yang merupakan mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Kemudian album “Hujan Dalam Komposisi” menyusul yang dirilis pada tahun 1996 dari komunitas yang sama. Banyaknya permintaan akhirnya album “Gadis Kecil” pada tahun 2006 diprakarsai oleh duet Dua Ibu, yaitu Reda Gaudiarno dan Tatyana, kemudian dilanjutkan oleh album “Becoming Dew” (2007) dari duet Reda dan Ari Malibu. Ananda Sukarlan pada Tahun Baru 200 juga mengadakan konser kantata “Ars Amatoria” yang berisi interpretasinya atas puisi-puisi Sapardi Djoko Damono serta karya beberapa penyair lain. Nonsastra • Sastra Lisan Indonesia (1983), ditulis bersama Subagio Sastrowardoyo dan A. Kasim Achmad. Seri Bunga Rampai Sastra ASEAN. • Puisi Indonesia Sebelum Kemerdekaan • Dimensi Mistik dalam Islam (1986), terjemahan karya Annemarie Schimmel “Mystical Dimension of Islam”, salah seorang penulis. • Jejak Realisme dalam Sastra Indonesia (2004), salah seorang penulis. • Sosiologi Sastra : Sebuah Pengantar Ringkas (1978). • Politik Ideologi dan Sastra Hibrida (1999). • Pegangan Penelitian Sastra Bandingan (2005). • Babad Tanah Jawi (2005; penyunting bersama Sonya Sondakh, terjemahan bahasa Indonesia dari versi bahasa Jawa karya Yasadipura, Balai Pustaka 1939). • Bilang Begini, Maksudnya Begitu (2014), buku apresiasi puisi. • Alih Wahana (2013) • Kebudayaan (Populer) (di Sekitar) Kita (2011) • Tirani Demokrasi (2014) LAMPIRAN 3 KORPUS DATA TABEL INSTRUMEN PENJARIANGAN DATA NO KODE DATA DATA DESKRIPSI PEMAKNAAN (PNM/hnp/na/72) Hanya beberapa hari Sastro perlop, dan waktu Pak Sastro mengajak Suti nonton Suti merasakan yang sempit itu dimanfaatkannya untuk pergi wayang orang di Gading dengan kehangatan tubuh laki- kesana ke mari, katanya ada urusan kantor. naik becak Sarno suami Suti. laki setengah baya itu Pernah pada suatu hari Pak Sastro Pulang nonton mereka bertiga ketika duduk mengajaknya nonton wayang orang di Gading, mampir makan nasi tumpeng berhimpitan di becak. di rumah seorang Kanjeng, pakai becak Sarno. Mbok Wido yang bukanya jam 10 Dekat kanjengan itu ada sebuah warung nasi malam. Sepanjang jalan Pak tumpeng Mbok Wido yang sangat terkenal, Sastro banyak bercerita tentang yang baru buka jam 10 malam; pulang nonton apa yang dialaminya di Jakarta. mereka bertiga makan di sana. Sepanjang Suti yang duduk di sebelah Pak jalan panjang – Tungkal terletak di bagian Sastro melakukan perbuatan yang utara kota, Kanjengan itu bagian selatan – tidak sesuai dengan hati Sastro ngoceh macem-macem tentang apa nuraninya, dimana dia merasakan yang dialaminya di Jakarta. Sarno hanya kehangatan tubuh laki-laki yang bilang inggih-inggih saja sambil mengayuh bukan suaminya tanpa ada becak, dan Suti merasakan kehangatan tubuh perasaan menyesal dalam dirinya laki-laki setengah baya itu ketika duduk selaku pembantu di rumah Pak berhimpitan di becak. Bau keringatnya sama Sastro. sekali berbeda dengan tubuh Dewo maupun Kunto. 2 (PNM/hnp/na/78) Setelah sepenuhnya sadar, Sastro dipapahnya Suti melakukan perbuatan tidak Suti menciumnya masuk kamar. Suti menciumnya berkali-kali, sesuai hati nurani ketika dia berkali-kali, mengambil mengambil air untuk melap darah yang mencium Pak Sastro berkali-kali. air untuk melap darah berceceran dari mulutnya. Ia tahu, ini bukan Pak Satro dalam keadaan lemas yang berceceran dari kethoprak bukan wayang bukan film. Ini karena dia baru saja di keroyok mulutnya tindakan sewenang-wenang atas seorang oleh tamu yang datang ke ksatria yang mungkin telah berbuat keliru rumahnya. Rumah dalam keadaan dalam hidupnya. Dalam keadaan apa pun Suti sepi istri dan anaknya sedang tidak pernah menangis, tetapi sekali ini ia tidak di rumah hanya Pak Sastro mati-matian berusaha untuk menggagalkan dan Suti di rumah itu. Suti tangisannya agar tidak repot dan menambah menerima kenyataan bahwa kesedihan Sastro. Lelaki itu menatapnya terdapat hal-hal yang tidak dapat dengan pandangan yang aneh, yang sulit dia pahami dalam
Recommended publications
  • The Imagery in Perihal Gendis Poetry Book by Sapardi Djoko Damono and Its Application As Drilling Material for Literature Learning in High School
    The Imagery In Perihal Gendis Poetry Book By Sapardi Djoko Damono And Its Application As Drilling Material For Literature Learning In High School Krisna Wijayakusuma1, Teguh Supriyanto2, Mukh Doyin3 {[email protected], [email protected], [email protected]} Postgradute Program of Universitas Negeri Semarang, Indonesia1,2,3 Abstract. The researcher examined the imagery in Perihal Gendis book poetry that was classified as the most recent poems written by Sapardi. This study aimed at (1) analyzing the imagery used by Sapardi in Perihal Gendis poetry book. (2) describing the application of the findings as drilling material for literature learning in Grade X of High School. This is a qualitative research with a stylistic approach. The research data were acquired from Perihal Gendis poetry book by Sapardi. The data were collected through heuristic reading and literature. According to the data analysis, there were several finding gained: (1) there were 143 imagery data found in the research. The most frequent imageries are kinesthetic imagery with 48 data found, auditory imagery with 41 data, and visual imagery with 38 data; and 2) The imagery aspects collected from Perihal Gendis poetry Book by Sapardi was applied as the drilling material for students in Grade X of High School and was administered in two steps of activities, those are exploratory skill activities and process skill activities. Keywords: imagery, drilling material for literature learning 1 Introduction Literary works are the representation of language phenomena that has a significant standing among the studies of literature (Supriyanto, 2011). On the other hand, Munir (23) argues that literary works are the form of word play or writer’s language that intends to convey certain message which will be delivered by the literary connoisseur.
    [Show full text]
  • Chavchay Saifullah and Muhidin M Dahlan Review of Sociology of Literature
    Moral Rebellion and Religiusity in Pious Muslim Novels: Chavchay Saifullah and Muhidin M Dahlan Review of Sociology of Literature Herdi Sahrasad1, Muhammad Ridwan2 1Senior Lecturer at University of Paramadina, Jakarta, Indonesia 2State Islamic University of North Sumatera, Indonesia [email protected] Abstract : This article argues that novelists Muhidin M Dahlan and Chapchay Syaifullah tried to make moral and religious rebellions in their work as a result of existing social conditions. They rebel against normative and established values, old order and social arrangements. They are creative in the context of literature as a fictional world built with the spirit of renewal and enlightenment. And here, imagination is a significant creative process for deconstruction and enlightenment as well as upheaval in religiosity, religious rebelion, religious dissent.In this context, Muhidin and Syaifullah novels do not place religious life as a problem solver. Borrowing Goenawan Mohamad's definition that works that can be categorized as "religious literature" are works that "place religious life as a solution to problems", it appears that Muhidin and Syaifullah's novels cannot be called "religious literature" in the conventional sense. In this case, as a religiosity rebellion - where religiosity is defined as a philosophy of life or awareness of 'His breath' in everyday life, that is an awareness that is entirely personal and because it is personal, everyone has the right to sue, question, reject or deconstruct his own religious teachings. Keyword : Manikebu; LEKRA; Payudara; novel; religiousity; santeri; Muslim; rebellion; reform. I. Introduction Modern literature is the art of language with a plurality of ideas, imagination and themes in it, whether it is poetry or prose, and it cannot be separated from language.
    [Show full text]
  • Translation Methods of the Translation of Sapardi
    TRANSLATION METHODS OF THE TRANSLATION OF SAPARDI DJOKO DAMONO’S POEMS IN ENGLISH A THESIS BY: ZULFIDA SARI REG. NO. 140721026 DEPARTMENT OF ENGLISH FACULTY OF CULTURAL STUDIES UNIVERSITY OF SUMATERA UTARA MEDAN 2016 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TRANSLATION METHODS OF THE TRANSLATION OF SAPARDI DJOKO DAMONO’S POEMS IN ENGLISH A THESIS BY ZULFIDA SARI REG. NO. 140721026 SUPERVISOR CO-SUPERVISOR Dr.H. Muhizar Muchtar, M.S Dr.Drs. Umar Mono, Dip. Trans, M.Hum NIP.19541117 198003 1 002NIP. 19600122 19860 1 001 Submitted to Faculty of Cultural Studies University of Sumatra Utara Medan in partial fulfillment of the requirements for the degree of Sarjana Sastra from Department of English DEPARTMENT OF ENGLISH FACULTY OF CULTURAL STUDIES UNIVERSITY OF SUMATERA UTARA MEDAN 2016 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Approved by the Department of English, Faculty of Cultural Studies University of Sumatra Utara (USU) Medan as thesis for The Sarjana Sastra Examination. Head, Secretary, Dr. H. Muhizar Muchtar, M.S. Rahmadsyah Rangkuti, M.A, Ph.D NIP. 19541117 198003 1 002 NIP. 19750209 200812 1 002 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Accepted by the Board of Examiners in partial fulfillment of requirements for the degree of Sarjana Sastra from the Department of English, Faculty of Cultural Studies University of Sumatra Utara,Medan. The examination is held in Department of English Faculty of Cultural Studies University of Sumatra Utara on September 28th, 2016. Dean of Faculty of Cultural Studies University of Sumatra Utara Dr. Budi Agustono, M.S NIP.19600805 198703 1 001 Board of Examiners Dr. H. MuhizarMuchtar, M.S ……………………….. RahmadsyahRangkuti, MA,Ph.D ……………………….
    [Show full text]
  • Lontar Newsletter Email: [email protected] July 2020
    Lontar Newsletter Email: [email protected] July 2020 Greetings from the RuminationsRuminations by by John John McGlynn: McGlynn Executive Director Poetic Suasion Slowly but surely we are getting used to the The recent death of Sapardi Djoko Damono (20 March 1940–19 July limitations imposed by the seemingly never- 2020), one of Lontar’s founders, has had me thinking of the suasive role ending Covid-19 pandemic. Many of us that poetry has played in my life. have been compelled to become more Poetry was not a focus in any of my literature courses either in innovative and creative in what we do—a primary school or in high school. As a sixth grader at Saint Anthony’s, trend that has been most evident in Jakarta’s Sister Aurea gave me extra points for memorizing Longfellow’s “The arts and culture community. Wreck of the Hesperus” and, as a junior at Weston High School, Mr. Gates Starved for live entertainment, with no (who suffered from muscular dystrophy and spoke with a tremor) had me film showings at theaters, no concerts or record Shakespearean sonnets for our English literature class to listen to, performances, and no arenas hosting sports but most all “assigned” poems were lofty in tone and meant to “elevate the events, the Indonesian public mind”—whatever that meant. enthusiastically welcomed the recent airing It was my father, an avid and eclectic reader, who first showed me that on YouTube of Sandiwara Sastra (“Literary poetry could be fun. His collection of brief poems by Ogden Nash, with Plays”), a series of 30-minute audio plays such titles as “Fleas” (Adam Had ‘em) and “I Love Me” (I’m always my own presented by a number of well-known best cheerer; / Myself I satisfy / Till I take a look in the mirror / And see things I to actors.
    [Show full text]
  • Figurative Language Aspects and Imagery in the Poetry Anthology Perahu Kertas by Sapardi Djoko Damono
    Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 10 (1) (2021) : 10 –17 https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/seloka Figurative Language Aspects and Imagery in The Poetry Anthology Perahu Kertas By Sapardi Djoko Damono Satria Nugraha Adiwijaya , Teguh Supriyanto, Bambang Indiatmoko DOI: https:// 10.15294/seloka. v10i1.43795 Universitas Negeri Semarang, Indonesia Article Info Abstract ________________ ___________________________________________________________________ History Articles This study aims to (1) describe the form and function of figurative language in Received: the poetry anthology Perahu Kertas by Sapardi Djoko Damono, (2) describes 7 January 2021 the form and function of images used in the poetry anthology Perahu Kertas by Accepted: Sapardi Djoko Damono, (3) describes the relationship of figurative language to 5 February 2021 images in the poetry anthology Perahu Kertas by Sapardi Djoko Damono. The Published: 30 April 2021 analytical method used is descriptive semiotic analysis through heuristic and ________________ hermeneutic reading to reveal stylistic aspects and comparative analysis to Keywords: describe the relationship between forms and functions of figurative language figurative language; and imagery in the poetry anthology Perahu Kertas by Sapardi Djoko imagery; the Damono.The results of the study based on data analysis showed (1) figurative relationship of language found, among others, was dominated by figure of speech and idioms figurative language to with a limited number. The function of figure of speech
    [Show full text]
  • Obituary 485
    484 WacanaWacana Vol. Vol.14 No. 14 2No. (October 2 (October 2012): 2012) 484–489 OBITUARY 485 OBITUARY In memoriam Professor Emeritus Andries Teeuw Gorinchem, 12 August 1921 – Leiden, 18 May 2012 Sapardi Djoko Damono Faculty of Humanities University Of Indonesia It is the poem itself that matters, not the method that I use to scrutinize it (Teeuw, Suspended by words, 1980). The doctoral thesis written by Andries ‘Hans’ Teeuw at the University of Utrecht is Het Bomakawya; Een oud Javaans gedicht (The Bomakawya; An old Javanese poem). It indicates that his first interest in literary studies is old Javanese literature. Later development of his Source: http://niadlova.blogdetik. career as a researcher, teacher and writer, com/index.php/archives/944. however, gives us an image of him as a scholar who not only spent most of his time studying old manuscripts untirelessly but also was interested in almost all subjects and topics about classical as well as modern Indonesian texts. For most of us, Teeuw will be memorized as one of a small number of foreign notables in that field; he had taught, given lectures, written books, and promoted a number of Indonesian scholars not only in the field of classical studies but also in diverse fields such as linguistics, history, oral tradition and modern literature. His interest in Indonesian culture in general and literature in particular grew strongly when he came to Indonesia in the period of 1945-1947 to conduct a research on classical Javanese literary work. He had the chance to develop his interest further during his second stay, after gaining his doctoral degree, in Indonesia as a visiting professor at the University of Indonesia in the period of 1950-1951.
    [Show full text]
  • Kajian Stilistika Pada Antologi Puisi Melipat Jarak Karya Sapardi Djoko Damono Dan Relevansinya Dengan Pembelajaran Sastra Di Sma Kota Surakarta
    236 | Seminar Nasional Inovasi Pembelajaran Bahasa Indonesia di Era Revolusi Industri 4.0 KAJIAN STILISTIKA PADA ANTOLOGI PUISI MELIPAT JARAK KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KOTA SURAKARTA Andromeda Nova Hartavi, Suyitno, dan Nugraheni Eko Wardani Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Universitas Sebelas Maret Email: [email protected] Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan kajian stilistika yang terdapat dalam antologi puisi Melipat Jarak karya Sapardi Djoko Damono. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan resepsi sastra. Teknik pengambilan subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Peneliti memilih dari 75 puisi yang terdapat dalam antologi puisi berjudul Melipat Jarak menjadi 24 puisi, dengan asumsi ke 24 puisi tersebut dapat mewakili dari keseluruhan puisi tersebut. Hasil penelitian ini akan menunjukkan banyak penggunaan gaya bahasa, pilihan kata, dan citraan yang digunakan oleh Sapardi Djoko Damono dalam puisinya. Berdasarkan pada hasil penelitian selanjutnya akan direlevansikan dengan pembelajaran sastra di SMA di Kota Surakarta agar penelitian ini terdapat andil positif pada dunia pendidikan. Kata kunci: stilistika, antologi puisi, pembelajaran PENDAHULUAN Sastra sebagai produk karya seni adalah karya kreatif imajinatif yang menekankan pada aspek estetik dan artistik. Sastra sebagai dunia imajiner yang memadukan secara harmonis nilai- nilai estetis (dalam bentuk) dan etis (dalam isi) yang berisi sesuatu yang diekspresikan. Menurut Endraswara (2012: 8), sastra dapat diartikan sebagai sebuah filsafat hidup yang indah. Sastra sebagai refleksi pemikiran hidup yang cerdas. Sastra pula yang akan menyatakan berbagai hal dengan “sebenarnya”, dengan bahasa kias yang khas. Kekhasan bentuk bahasa sastra menimbulkan efek tersendiri bagi pembaca.
    [Show full text]
  • Faithful Translation in Sapardi Djoko Damono's Poetry Translated by Harry
    FAITHFUL TRANSLATION IN SAPARDI DJOKO DAMONO’S POETRY TRANSLATED BY HARRY AVELING A Thesis Submitted to Letters and Humanities Faculty in Partial Fulfillment of the Requirements for The Degree of Strata One Ina Mutmaina 108026000053 ENGLISH LETTERS DEPARTMENT LETTERS AND HUMANITIES FACULTY STATE ISLAMIC UNIVERSITY OF SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 ABSTRACT Ina Mutmaina: Faithful Translation in Sapardi Djoko Damono’s Poetry Translated by Harry Aveling. Thesis: English Letters Department of Adab and Humanities Faculty, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, November 2014. The study in this paper aims to show that a good translation of poetry provides the reader with a similar effect to that gained by reading the original text. It draws upon the importance of faithful translation in Sapardi Djoko Damono’s poetry: Sihir Hujan and Yang Fana adalah Waktu translates into Black Magic Rain and Time is Meaningless that translated by Harry Aveling. So, the messages that the author’s SL write can be conveyed very well both the readers SL and TL. The method used in this paper is descriptive qualitative analysis in which the writer describes the method of translator to transfers the poetry from Indonesian into English and componential analysis based on Newmark theories about faithful translation and the criteria of translation poetry assessment used by Nababan that used three instrument such as: Accuracy-rating instrument, Readability-rating instrument, and Instruments for measuring the acceptability of a text that used by the writer to measure the quality of translation from data analysis. From the analysis concludes that 99,37% of lines-stanza in this poetry is faithful translation by comparing the structure grammar, word, and phrase is accurate, readability, and acceptable.
    [Show full text]
  • Perbandingan Nilai Estetis Puisi “Hujan Bulan Juni” Karya Sapardi
    PERBANDINGAN NILAI ESTETIS PUISI “HUJAN BULAN JUNI” KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO DAN “MALAIKAT JUGA TAHU” KARYA DEWI LESTARI: KAJIAN INTERTEKSTUALITAS DAN SASTRA BANDINGAN THE COMPARISON OF AESTHETIC VALUE IN “HUJAN BULAN JUNI” BY SAPARDI DJOKO DAMONO AND “MALAIKAT JUGA TAHU” BY DEWI LESTARI: STYDY OF INTERTEXTUALITY AND COMPARATIVE LITERATURE Hendrike Priventa a,* Universitas Diponegoro Jalan Soedarto, S.H., Tembalang, Semarang, Indonesia Pos-el: [email protected] Naskah diterima: 30 September 2020; direvisi: 30 Oktober 2020; disetujui: 12 Desember 2020 Abstract Poetry is a form of literary genre that is full of aesthetic values. The aesthetic value is wrapped in the elements that make up the poetry. The purpose of this article is to compare the aesthetic value of Sapardi Djoko Damono's poem “Hujan Bulan Juni” and “Malaikat Juga Tahu” by Dewi Lestari. The theory used is intertextual and comparative literature. Intertext studies can be used as a medium to find aesthetic values and determine whether literary works are aesthetic or not. In addition, it can show the relationship between poetry and comparative literature shows the characteristics of the two poems. The aesthetic value in the poetry "Rain in June" and "Angels Also Know" are shown in several aspects, namely the elements of sound, diction, and image. The linkage of authorship is also shown through the expansion of the use of elements of the poetry structure. The aesthetic value in both poems influences the process of forming new vehicles such as songs and films which are now more popular with the public. Keywords: poetry, intertextuality, aesthetic value, aesthetic, comparative literature Abstrak Puisi merupakan salah satu bentuk genre sastra yang sarat akan nilai estetis.
    [Show full text]
  • Basastra: Jurnal Bahasa, Sastra, Dan Pengajarannya GAYA BAHASA
    Basastra: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol. 9, No. 1, April 2021, Hal 178-192 ISSN 2302-6405(print) dan ISSN 2714-9765(online) GAYA BAHASA DAN NILAI MORAL DALAM KUMPULAN PUISI AYAT-AYAT API KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMA Iin Indah Saputri, Raheni Suhita, Slamet Mulyono Universitas Sebelas Maret Email: [email protected] Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) jenis gaya bahasa; (2) jenis nilai moral; dan (3) relevansi hasil temuan kumpulan puisi Ayat-Ayat Api karya Sapardi Djoko Damono sebagai bahan ajar sastra di sekolah menengah atas. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan stilistika. Sumber data penelitian yang dilakukan ini adalah dokumen jenis gaya bahasa dan nilai moral dalam kumpulan puisi Ayat-Ayat Api karya Sapardi Djoko Damono, serta informan. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara dan analisis dokumen. Peneliti menggunakan triangulasi teori dan sumber data sebagai uji validitas data. Hasil penelitian ini adalah (1) terdapat 123 jenis gaya bahasa yang meliputi 34 gaya bahasa personifikasi, 32 gaya bahasa aliterasi, 21 gaya bahasa metafora, dan 14 gaya bahasa hiperbola; (2) terdapat 26 bentuk nilai moral yang berupa 11 aspek nilai berkata jujur, 7 aspek berbuat benar, 7 aspek berani, dan 1 aspek berlaku adil; (3) hasil temuan kumpulan puisi Ayat-Ayat Api karya Sapardi Djoko Damono ini relevan dan dapat digunakan sebagai bahan ajar sastra di SMA khususnya kelas X pada KD 3.17 tentang menganalisis unsur pembangun puisi. Kata Kunci: puisi, gaya bahasa, stilistika, nilai moral, bahan ajar Bahasa Indonesia. LANGUAGE STYLES AND MORAL VALUES IN THE POETRY COLLECTION OF “AYAT-AYAT API” BY SAPARDI DJOKO DAMONO AS A LITERATURE TEACHING MATERIAL IN SENIOR HIGH SCHOOL Abstract: This study aims to describe (1) the type of language style; (2) types of moral values; and (3) the relevance of the findings of the poetry collection “Ayat-Ayat Api” by Sapardi Djoko Damono as a literature teaching materials in senior high schools.
    [Show full text]
  • Asean 20Th Century Literatures Selected Poems and Short Stories From
    ASEAN 20TH CENTURY LITERATURES SELECTED POEMS AND SHORT STORIES FROM INDONESIA Country Coordinator MRS. DIAH HARIANTI Director of Internalization Values and Culture Diplomacy Ministry of Education and Culture 1 INDONESIA MODERN POEMS* Diponegoro by Chairil Anwar (1922-1949) Diponegoro 1943 Kembalikan Indonesia Padaku by Taufiq Ismail (1935) Give Indonesia Back To Me, 1971 Sajak Seonggok Jagung by Rendra (1935-2009) Corn Pile Poem, 1975 Dalam Doaku by Sapardi Djoko Damono (1940) In My Prayers, 1989 Asia Membaca by Afrizal Malna (1957) Asia Reading, 1985 Celana (3) by Joko Pinurbo (1962) Trousers (3), 1996 MODERN SHORT STORIES* Kota-Harmoni by Oleh Idrus (1921-1979) Kota-Harmoni, 1943 Robohnya Surau Kami by Alih Akbar Navis (1924-2003) The Collapse Of Our Surau, 1955 Pengemis dan Shalawat Badar by Ahmad Tohari (1948) The Beggar And Shalawat Badar, 1989. All poems and short stories translated by Ibnu Wahyudi *with short biographies of authors 2 MODERN POEMS 1. Diponegoro by Chairil Anwar (1922-1949) Diponegoro 1943 2. Kembalikan Indonesia Padaku by Taufiq Ismail (1935) Give Indonesia Back To Me, 1971 3. Sajak Seonggok Jagung by Rendra (1935-2009) Corn Pile Poem, 1975 4. Dalam Doaku by Sapardi Djoko Damono (1940) In My Prayers, 1989 5. Asia Membaca by Afrizal Malna (1957) Asia Reading, 1985 6. Celana (3) by Joko Pinurbo (1962) Trousers (3), 1996 All poems translated by Ibnu Wahyudi 3 DIPONEGORO by Chairil Anwar Di masa pembangunan ini tuan hidup kembali Dan bara kagum menjadi api Di depan sekali tuan menanti Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali. Pedang di kanan, keris di kiri Berselempang semangat yang tak bisa mati.
    [Show full text]
  • Diksi Dan Citraan Dalam Kumpulan Puisi Sutradara Itu Menghapus Dialog Kita Karya Sapardi Djoko Damono Dan Implementasinya Dalam Pembelajaran Sastra Di Sma
    DIKSI DAN CITRAAN DALAM KUMPULAN PUISI SUTRADARA ITU MENGHAPUS DIALOG KITA KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Oleh: LUTVIANA NOVITA SARI A310120011 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019 i ii iii DIKSI DAN CITRAAN DALAM KUMPULAN PUISI SUTRADARA ITU MENGHAPUS DIALOG KITA KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan latar sosiohistoris dari Sapardi Djoko Damono, menjelaskan penggunaan diksi, penggunaan citraan dalam kumpulan puisi Sutradara Itu Menghapus Dialog Kita karya Sapardi Djoko Damono dan implementasi hasil penelitian pada pembelajaran sastra di SMA. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sumber data yang diperoleh dari kumpulan puisi Sutradara Itu Menghapus Dialog Kita. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik pustaka, teknik simak dan catat. Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan pembacaan semiotik, yakni pembacaan heuristik dan hermeneutik. Hasil dari penelitian ini: 1) Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono lahir di Surakarta, 20 maret 1940. 2) Diksi yang ditemukan meliputi pemanfaatan kosakata bahasa daerah, pemanfaatan kosakata bahasa asing, dan pemanfaatan sinonim. Sedangkan terkait citraan yang digunakan penyair dalam puisinya antara lain penglihatan, pendengaran, gerakan, yang didominasi oleh citraan penglihatan. 3) Berdasarkan hasil penelitian diksi dan citraan dalam kumpulan puisi Sutradara Itu Menghapus Dialog Kita karya Sapardi Djoko Damono dapat diimplementasikan dalam pembelajaran sastra Indonesia, yakni pada Kompetensi Dasar 3.17 menganalisis unsur pembangun puisi dan Kompetensi Dasar 4.17 menulis puisi dengan memerhatikan unsur pembangunnya.
    [Show full text]