Spasialisasi dan Praktik Monopoli Emtek Group

Muhammad Dicka Ma’arif Alyatalatthaf

Magister Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro Jl. Erlangga Barat VII No. 33, Semarang 50241 Telp: 081224517424, E-mail: [email protected]

Abstract This study aims to determine the form of spatialization and monopolistic practices carried out by Emtek Group. This research uses descriptive qualitative in the critical analysis perspective of the Political Economy of Communication Theory by Vincent Mosco. The political economy of communication theory is used to describe the spatialization in the form of horizontal integration and vertical integration to strengthen the organization and to dominate market. This research uses documentation data collection techniques by observing and analyzing the business units of the Emtek Group and the historical record establishment of Emtek Group including the shift of shareholders from Emtek Group and its subsidiaries. The result shows that the spatialization carried out by Emtek Group has caused monopoly, monopsony and conglomeration practices that can threaten the principle of fair business competition. In addition, the practice of conglomeration also provides an imbalance effect on television content, between programs containing entertainment with information programs. Seeing these conditions, society must participate in terms of surveillance by acting as a watchdog, so that media corporations can be controlled more objectively. The government should provide detail information about the proportion between information and entertainment in television program content, and should restrict media cross-ownership.

Keywords: political economy of communication, spatialization, monopoly, Emtek Group

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk spasialisasi dan praktik monopoli yang dilakukan oleh Emtek Group. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dalam perspektif analisis kritis Teori Ekonomi Politik Komunikasi dari Vincent Mosco. Studi ekonomi politik komunikasi digunakan untuk menjabarkan secara terperinci spasialisasi dalam bentuk integrasi horisontal dan integrasi vertikal sebagai upaya Emtek Group dalam menguatkan organisasinya untuk mendominasi pasar. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data studi dokumentasi dengan mengamati dan menganalisis unit-unit usaha dari Emtek Group serta catatan sejarah berdirinya Emtek Group, termasuk pergeseran pemegang saham dari Emtek Group beserta anak perusahaannya. Hasil penelitian menunjukan bahwa spasialisasi yang dilakukan oleh Emtek Group menyebabkan terjadinya praktik monopoli, monopsoni, dan konglomerasi yang dapat mengancam prinsip persaingan usaha yang sehat. Selain itu praktik konglomerasi juga menimbulkan dampak terhadap dominasi konten hiburan di televisi, ditunjukkan dengan adanya ketimpangan proporsi antara program yang mengandung unsur entertainment dengan program yang berunsur informasi. Melihat kondisi demikian, masyarakat harus ikut berpartisipasi dari segi surveillance dengan berperan sebagai watchdog agar korporasi media dapat dikontrol secara lebih objektif. Pemerintah sebaiknya memberikan keterangan secara mendetail mengenai proporsi antara informasi dan entertaiment dalam konten program televisi, lalu membatasi kepemilikan silang media.

Kata Kunci: ekonomi politik komunikasi, spasialisasi, monopoli, Emtek Group

Pendahuluan pada konsentrasi kepemilikan. Fenomena Relasi strategis antara faktor produksi, ini pun terjadi dalam korporasi media, konsumsi, serta distribusi sumber daya, perluasan unit-unit usaha dalam rangka membuat korporasi berlomba-lomba memperkuat bisnis dan mempermudah memperluas bidang usahanya yang berujung proses produksi pada akhirnya bermuara

903 904 Jurnal ASPIKOM, Volume 3 Nomor 5, Juli 2018, hlm 903-916 pada kecenderungan kapitalisme. Murdock produksi, distribusi, hingga konsumsinya, dan Golding mengatakan bahwa media oleh karena itu spasialisasi akan dibahas massa adalah organisasi industri dan lebih lanjut. Spasialisasi adalah perluasan komersial pertama yang memproduksi dan institusional dari kekuatan korporasi mendistribusikan komoditas (Downing et dalam industri komunikasi. Perluasan ini al., 2004: 312), artinya selama ini industri dimanifestasikan dalam pertumbuhan dalam kapitalis hanya bisa memproduksi barang, ukuran perusahaan media, diukur dengan sedangkan industri dalam media massa aset, pendapatan, laba, karyawan, dan nilai adalah organisasi pertama yang sanggup saham mereka di pasar keuangan. Faktor melakukan produksi lalu mendistribusikan yang menjadi perhatian dalam spasialisasi komoditi yang dibuatnya secara mandiri adalah, konsentrasi ini memungkinkan tanpa perlu bekerja dengan institusi lain. perusahaan untuk dapat lebih baik Murdock dan Golding menawarkan mengontrol produksi, distribusi, pertukaran formulasi teori ekonomi politik komunikasi komunikasi, dan juga membatasi persaingan untuk mengkaji kecenderungan kapitalisme (Mosco, 2009: 158-159). dalam industri media massa. Murdock dan Golding menempatkan Secara literal ekonomi politik teori ekonomi politik komunikasi dalam komunikasi adalah kajian tentang relasi kerangka yang lebih luas yang berkaitan sosial, khususnya relasi kekuasaan yang dengan teori Marxian serta teori kritis bersama-sama membentuk produksi, Madzhab Frankfurt (Downing et al., 2004: distribusi, dan konsumsi sumberdaya, 312) sebab konsep spasialisasi dirasa dekat termasuk sumberdaya komunikasi dengan konsep kapitalisme. Karl Marx dalam (Mosco, 2009: 24). Teori ini berfokus The Grundrisse (1973) mengisyaratkan pada konsolidasi, konsentrasi (termasuk bahwa kecenderungan kapitalisme untuk integrasi dan diversifikasi), dan internalisasi membinasakan ruang dengan waktu, yang (Downing et al., 2004: 312), berdasarkan mengacu pada menumbuhkan kekuatan tersebut Vincent Mosco membagi kapitalisme dalam meningkatkan sarana formulasi kajian ekonomi politik komunikasi transportasi dan komunikasi, untuk menjadi tiga dimensi utama, yakni proses menyusutkan waktu yang diperlukan dalam komodifikasi (proses pengubahan nilai guna memindahkan barang, orang, dan pesan, menjadi nilai tukar), spasialisasi (proses sehingga dapat mengurangi jarak yang pengubahan ruang dengan komunikasi), menjadi kendala pada ekspansi modal dan strukturasi (proses membangun struktur (Mosco, 2009: 157). dengan agen sosial) (Mosco, 2009: 129). Salah satu raksasa media di Indonesia Penelitian ini membahas bagaimana sebuah yang melakukan praktik spasialisasi adalah perusahaan media dapat memanfaatkan Emtek Group. Emtek Group adalah satu dari faktor ruang untuk dijadikan sarana dalam 12 konglomerat media di Indonesia yang memperluas dan mempermudah proses mendominasi dan terkonsentrasi dalam satu Muhammad Dicka Ma’arif Alyatalatthaf. Spasialisasi dan... 905 korporasi (Lim, 2012: 3). Emtek Group Jawa Pos Group memanfaatkan ekspansi memiliki beberapa unit usaha yang dibagi yang bergerak dari pulau Jawa menuju ke dalam beberapa divisi: Media; Solution; Indonesia Timur (Sulawesi, Bali, NTB, Connectivity & Others. Di divisi media yang NTT, sampai ke Papua). Setelah itu ekspansi berlaku sebagai sumber pemasukan utama, beralih ke Sumatera dan Kalimantan. Jawa Emtek memiliki 2 saluran televisi nasional Pos Group melakukan ekspansi dengan cara (SCTV dan ) dan 1 saluran televisi mengambil alih koran-koran kecil yang lokal (), 8 media digital dan online, hampir mati, melakukan penggabungan serta 7 bisnis produksi dan distribusi konten. (merger), dan/atau mendirikan perusahaan Emtek Group melakukan perluasan institusi media baru dibawah naungan Jawa Pos sekaligus pelipatgandaan modal yang dapat Group di daerah-daerah tersebut. memunculkan bentuk kepemilikan silang. Berkat ekspansi tersebut, Jawa Pos Group Masalahnya, menurut Undang-Undang berhasil menjadi media dengan jaringan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2002 berita terbesar di Indonesia. Jaringan tersebut Tentang Penyiaran yang mengamanatkan menjangkau lebih dari 141 surat kabar lokal untuk menjunjung tinggi sikap media yang dan nasional, majalah, tabloid, radio, dan mendukung keberagaman kepemilikan televisi lokal di Indonesia. Perkembangan (diversity of ownership) dan keberagaman ekspansi bisnis ini pun berdampak pada isi (diversity of content). Oleh karena itu peningkatan profit perusahaan, sejak awal dibutuhkan adanya pembatasan kepemilikan berdiri pada 1982, omsetnya meningkat 20 atas lembaga penyiaran, dan norma ini kali lipat menjadi Rp 10,6 miliar pada 1987, pun tertuang dalam Pasal 18 Ayat (1) dan dengan oplah 126.000 eksemplar. Pada Ayat (2) menyebutkan bahwa pemusatan 1992, setelah didirikannya jaringan besar kepemilikan oleh satu orang atau satu badan Jawa Pos National Network (JPNN) yang hukum dibatasi, serta pembatasan mengenai menghubungkan seluruh lini media Jawa kepemilikan silang antara Lembaga Pos Group, omsenya semakin meningkat Penyiaran Swasta yang menyelenggarakan drastis mencapai Rp 38,6 miliar dengan jasa penyiaran radio, televisi, cetak, dan jasa oplah 300.000 eksemplar, dan itu baru omset penyiaran lainnya. koran. Pada 2010, aset dari Jawa Pos Group Praktik perluasan institusi dengan cara pun ikut meningkat menjadi Rp 2 triliun dan spasialisasi ini lazim terjadi dalam industri terus berkembang setiap tahunnya. media di Indonesia. Dalam penelitian yang Dampak dari spasialisasi oleh Jawa dilakukan oleh Lintang Citra Christiani Pos Group adalah terjadi homogenisasi (2015) yang berjudul Spasialisasi Grup informasi dan hegemoni wacana publik, JPNN Media Jawa Pos, ditemukan bahwa Jawa Pos menunjukkan bahwa konten yang ada di Group yang memulai bisnis dari surat kabar media cetak, elektronik, dan online berasal dari Jawa Pos melakukan proses spasialisasi. satu sumber media, sehingga homogenisasi Integrasi horisontal yang dilakukan oleh informasi tak terelakkan terjadi. Jawa Pos 906 Jurnal ASPIKOM, Volume 3 Nomor 5, Juli 2018, hlm 903-916

Group memungkinkan memuat berita yang kesetaraan, dan kebaikan publik. Pendekatan sama baik untuk media lokal maupun nasional. studi ekonomi politik media dipilih karena Contoh kasus ketika pemberitaan yang muncul pendekatan ini memberikan perhatian terhadap tentang Dahlan Iskan di media cetak Jawa Pos, dampak-dampak kapitalisme pada proses dan maka secara horisontal pemberitaan yang lembaga komunikasi kontemporer. Pendekatan sama muncul pada surat kabar lokal, televisi ini juga memberikan perhatian besar pada daerah, dan berita versi online-nya. Penelitian fakor ideologis dan politik yang mengarah ini menunjukkan dampak spasialisasi yang pada ketidakadilan dan ketimpangan dalam berujung pada konglomerasi, serta dampak masyarakat (Curran & Gurevitch, 1992, h. munculnya homogenisasi informasi yang 17-18). mengakibatkan prinsip keberagaman kepemi­ Data-data dari penelitian ini didapatkan likan dan keberagaman isi yang diamanatkan melalui studi dokumentasi dengan mengamati Pasal 18 UU No. 32 Tahun 2002 Tentang dan menganalisis unit-unit usaha dari Emtek Penyiaran terlaksana dengan baik. Group, serta catatan sejarah berdirinya Berdasarkan paparan diatas, maka fokus Emtek Group, termasuk pergeseran penelitian ini adalah melihat adanya praktik pemegang saham dari Emtek Group beserta monopoli yang dilakukan oleh Emtek Group anak perusahaannya. Studi dokumentasi dengan memanifestasikan spasialisasi dilakukan dalam rangka memenuhi aspek yang bertujuan untuk perluasan institusi. pendekatan historis dalam ekonomi Perluasan institusi ini memungkinkan Emtek politik komunikasi. Studi ekonomi politik Group untuk melakukan kontrol atas aspek- komunikasi merupakan studi mengenai aspek produksi secara menyeluruh dari hulu hubungan kekuasaan antara sumber- ke hilir. Penelitian ini juga melihat dampak sumber produksi, distribusi, dan konsumsi, dari praktik spasialisasi dan monopoli oleh termasuk di dalamnya sumber-sumber yang Emtek Group. terkait dengan komunikasi. Cara korporasi dalam menguasai aspek produksi, distribusi Metode Penelitian hingga konsumsi adalah dengan melakukan Penelitian ini dilakukan dalam kerangka perluasan institusi. Perluasan institusi ini analisis perspektif kritis studi ekonomi berbicara tentang perluasan kekuasaan politik komunikasi yang menekankan pada perusahaan dalam industri komunikasi aspek interplay antara organisasi ekonomi karena perluasan institusi adalah perwujudan (korporasi) dengan politik, sosial, dan budaya dari ukuran atas sebuah perusahaan yang berkehidupan (Curran & Gurevitch, 1992, h. diukur melalui aset, pendapatan, laba, 18). Pendekatan ekonomi politik komunikasi pekerja, dan kondisi finansial yang ada. berfokus pada empat hal utama: pertama Teori ekonomi politik menempatkan holistik; kedua historis; ketiga terpusat pada konsep perluasan institusi menjadi kata keseimbangan antara perusahaan kapitalis dan lain dari corporate concentration atau cara intervensi publik; dan efisiensi untuk terlibat perusahaan menguatkan organisasinya dengan pertanyaan moral dasar keadilan, untuk mendominasi pasar (Mosco, 2009: Muhammad Dicka Ma’arif Alyatalatthaf. Spasialisasi dan... 907

158-159). menggunakan dimensi spasialisasi dalam Konsentrasi korporasi dilakukan untuk proses-proses integrasinya, yakni horisontal memungkinkan kontrol yang lebih baik dan juga vertikal. Kemudian peneliti atas proses produksi, konsentrasi dilakukan juga menjabarkan praktik monopoli serta melalui dua bentuk, yakni integrasi terjadinya dominasi entertaiment sebagai horisontal dan integrasi vertikal. Integrasi dampak dari proses integrasi yang dilakukan horisontal terjadi saat perusahaan media oleh Emtek Group. membeli saham mayoritas media lain, atau Hasil Penelitian dan Pembahasan perusahaan media membeli atau memiliki Profil Emtek bidang usaha lain diluar bisnis media, Emtek berdiri pada tahun 1983. Hingga seperti hotel, rumah sakit, dan lain-lain. tahun 2018, unit usahanya terbagi dalam tiga Sedangkan integrasi vertikal terjadi saat unit divisi: Media; Solution; Connectivity & perusahaan yang memperluas unit usahanya Others. Di divisi media, Emtek memiliki untuk memperoleh penguasaan kontrol 2 saluran televisi nasional dan 1 saluran perusahaan atas proses produksi dari hulu televisi lokal, 8 media digital dan online, ke hilir, contohnya ketika perusahaan media serta 7 bisnis produksi dan distribusi konten. massa cetak memiliki unit usaha: media Sedangkan di divisi solution, Emtek Group massa; percetakan; pabrik kertas; pabrik memiliki 5 jasa dan infrastruktur informasi, tinta; beserta fasilitas distribusinya (Mosco, layanan komunikasi, dan solusi teknologi 2009: 159-160). untuk industri telekomunikasi, perbankan, Ditinjau dari perspektif ekonomi politik dan jasa pembayaran, VSAT (Very Small komunikasi, industri media massa khususnya Aperture Terminal) dan distribusi ritel untuk di Indonesia saat ini sedang berlomba-lomba layanan telekomunikasi. Yang terakhir, memperluas wilayah dan jangkauan dari divisi connectivity & others memiliki 13 faktor produksi, konsumsi, dan distribusi dari jasa B2C (Business-to-Customers), seperti: medianya. Selain itu ada juga upaya dalam TV berlangganan, penyedia jasa internet, melemahkan bisnis pesaingnya dengan home shopping, pelayanan kesehatan, serta melakukan monopoli usaha, hal ini terjadi beragam investasi lainnya (http://www. dalam kasus pembelian saham atau akuisisi emtek.co.id/business/media). perusahaan penunjang aspek produksi (bahan-bahan mentah, alat produksi, atau sumber daya manusia). Kondisi ini terjadi di dalam perusahaan Emtek Group. Peneliti menganalisis praktek konglomerasi dan monopoli yang dilakukan oleh Emtek Gambar 1. Logo Emtek Group Group dengan menggunakan analisis teori Sumber: www.emtek.co.id kritis ekonomi politik komunikasi dari Vincent Mosco, yang dijabarkan dengan 908 Jurnal ASPIKOM, Volume 3 Nomor 5, Juli 2018, hlm 903-916

Gambar 2. Data Bisnis Emtek Group Sumber: www.emtek.co.id

Pada tahun 2010, Emtek Group Emtek Spasialisasi Emtek Group melaksanakan Penawaran Umum Perdana Emtek Group pada awal berdirinya sebanyak 10% dari jumlah modal disetor di merupakan perusahaan yang bergerak di Bursa Efek Indonesia pada 12 Januari 2010 bidang peralatan komputer, dengan nama PT untuk memperoleh dana pengembangan Elang Mahkota Komputer. Setelah berganti investasi usaha. Hingga tahun 2016, nama menjadi PT , pembagian saham Emtek Group sebesar Emtek baru memulai bidang usaha medianya 18,37% dimiliki oleh Eddy Kusnadi pada tahun 2002 dengan membeli stasiun Sariaatmadja, 14,07% oleh PT Adikarsa televisi free-to-air (FTA), PT Surya Citra Sarana, 10,52% oleh Ir. Susanto Suwarto, Televisi (SCTV). Setelah membeli stasiun 8,85% oleh Piet Yaury, 8,07% oleh The televisi tersebut, Emtek mulai memperluas Northern Trust Company S/A Archipelago unit usaha medianya dengan membeli unit Investment Pte Ltd., 7,84% oleh Standard televisi FTA lain, diikuti dengan layanan Chartered Bank SG PVB Clients AC, televisi digital berbayar, rumah produksi, 5,94% oleh ING Bank NV SG Branch S/A produksi film animasi, online digital PT Prima Visualindo, dan 25,34% dimiliki media platform. Selanjutnya, Emtek Group oleh Publik (http://www.emtek.co.id/ mengakuisisi dan membentuk bidang- shareholder). bidang usaha lain untuk mendukung sinergi Muhammad Dicka Ma’arif Alyatalatthaf. Spasialisasi dan... 909 bisnis utamanya tersebut, seperti perusahaan ketika perusahaan media diambil alih oleh pembuatan dan pemasaran konten, fasilitas perusahaan non-media (Mosco, 2009: 159). insfrastruktur siaran dan produksi film, Bentuk integrasi horisontal yang kedua ini industri telekomunikasi, perbankan, lah yang terjadi pada SCTV ketika diakuisisi jasa pembayaran, jasa internet, online oleh Emtek Group. Awalnya, Emtek bergerak marketplace, retail, home shopping, rumah di bidang peralatan komputer, dengan nama sakit, pelayanan kesehatan, dan berbagai PT Elang Mahkota Komputer, yang pada investasi strategis lainnya. tahun 1997 berganti nama menjadi PT Elang Mosco menyebutkan bahwa perluasan Mahkota Teknologi (Emtek). Emtek baru jangkauan korporasi dapat terjadi melalui memulai bidang usaha medianya pada tahun dua bentuk, yakni integrasi horisontal dan 2002, ketika mengambil alih kepemilikan integrasi vertikal (Mosco, 2009, h. 158). Sejak saham strategis di stasiun televisi free-to- mengakuisisi SCTV, Emtek Group merubah air (FTA), PT Surya Citra Televisi (SCTV), fokus bisnis mereka dari bisnis peralatan melalui PT Tbk (SCMA). komputer menjadi bisnis media. Konsentrasi Berawal dari titik ini lah Emtek menjadikan korporasi pun dilakukan, baik dengan integrasi media sebagai portofolio bisnis utamanya. horisontal maupun integrasi vertikal. Pada Pada awalnya mayoritas saham awalnya, integrasi vertikal dilakukan hanya SCTV dikuasai oleh Henry Pribadi dan untuk menunjang faktor produksi dari bisnis Sudwikatmono yang pada tahun 1997, media Emtek, namun pola berubah ketika atas nama PT Mitrasari Persada dengan Emtek mendapatkan kesempatan untuk kepemilikan sebesar 52%. Sisanya dimiliki melakukan kontrol bukan hanya atas aspek oleh bambang Trihatmodjo, Halimah, serta produksi, namun juga menjadi aktor yang Aziz Mochtar (masing-masing 25% dan memonopoli. Salah satu contohnya adalah 20%). Pada tahun 1998, Halimah dan Aziz akuisisi PT. SinemArt Indonesia oleh Emtek menjual saham mereka pada PT Datakom Group (Ashari, 2017), yang berimbas pada Asia yang dimiliki Bambang Trihatmodjo berakhirnya kerjasama antara Sinemart dan Peter Gontha. Kemudian di tahun 2000 dengan MNC Group. Padahal sejak tahun muncul pemain baru, Emtek Group dengan 2003 Sinemart telah memasok mayoritas PT Abhitama Media nya membeli sebagian sinetronnya ke RCTI (http://www.sinemart. saham PT Mitrasari Persada, serta bersama com/news.php?id=407). Mitrasari membentuk PT Surya Citra Media Proses Integrasi Horisontal dan Vertikal (SCM). Namun, pada 2002 keseluruhan Integrasi horisontal terjadi saat saham milik PT Datakom Asia sebesar perusahaan media membeli saham mayoritas 27% beralih ke SCM. Pada pertengahan media lain, atau perusahaan media membeli 2005, saham milik Henry Pribadi juga atau memiliki bidang usaha lain diluar dilepaskan pada Abhitama, sehingga bisnis media. Namun, Mosco mengatakan perusahaan tersebut menguasai 80% saham bahwa integrasi horisontal juga bisa terjadi SCM, dengan 20% sisanya dimiliki publik 910 Jurnal ASPIKOM, Volume 3 Nomor 5, Juli 2018, hlm 903-916

(Armando, 2011: 148-149). saham di IDKM. Adapun IDKM diketahui Belum puas memiliki SCTV, Emtek sebagai pemilik 99% saham di Indosiar. juga menyasar segmen lokal, dengan Pasca merger, Emtek memiliki saham mendirikan O Channel. O Channel adalah sebesar 74,46% di SCMA, dan SCMA sebuah stasiun televisi lokal di Indonesia pemilik langsung 99,9% saham di SCTV dan yang memfokuskan siarannya di wilayah 99,9% saham di Indosiar (Nirmala, 2013). Jabodetabek. O Channel didirikan oleh Seiring berkembangnya teknologi, MRA Media Group dan Emtek Group Emtek melihat potensi dari platform media dengan kepemilikan masing-masing 50%. yang lain, khususnya platform media digital. O Channel memulai siaran percobaan Oleh karenanya, Emtek mendirikan PT pada tanggal 2 Agustus 2004, kemudian Kreatif Media Karya (KMK Online) dan diresmikan sejak pada tanggal 16 Juni 2005. mulai beroperasi pada tahun 2012. KMK Namun, pada awal 2007, pihak MRA resmi Online berdiri dengan portal domain tunggal menjual sisa 50% saham O Channel ke yang terdiri dari 4 elemen utama: platform Emtek, sehingga O Channel dikuasai 100% portal berita online Liputan6.com; portal oleh Emtek hingga sekarang. O Channel hiburan Bintang.com; portal olahraga terfokus pada program untuk wanita, gaya terkemuka Bola.com; dan portal video hidup dan hiburan, dengan segmen penonton berbasis media sosial Vidio.com (http:// ibu rumah tangga dan kalangan menengah. www.emtek.co.id/business/media). O Channel terkenal untuk program belanja Mempertegas keseriusannya di platform dari rumahnya (home shopping) yaitu O digital, PT Kreatif Media Karya anak usaha Shop, yang merupakan salah satu home- Emtek Group, menjadi pemegang saham shopping TV terbesar di Indonesia. mayoritas di PT Kapan Lagi Network (KLN) Demi memperkuat korporasinya, dengan menguasai 50% plus 1 saham per pada tahun 2011 Emtek Group, induk Februari 2018. Akuisisi saham ini dibarengi usaha PT Surya Citra Media Tbk (SCM) dengan sinergi unit usaha bisnis digital dan membeli saham PT Indosiar Karya Media perubahan susunan pemegang saham PT (IDKM) dengan 27,24% dari total saham KLN dan PT Liputan Enam Dot Com. PT IDKM (https://finance.detik.com/bursa- KMK Online membawahi Bintang.com, dan-valas/d-1583638/sctv-beli-27-saham- Bola.com, dan vidio.com, sedangkan KLN indosiar-rp-496-miliar). Kemudian Pada yang memegang 99,9% saham di PT Liputan tahun 2013, PT Indosiar Karya Media pun Enam Dot Com membawahi Kapanlagi. resmi bergabung dengan PT Surya Citra com, Merdeka.com, Bola.net, Vemale.com, Media (SCM). Hasil dari merger ini, Emtek Fimela.com, Brilio.net, Famous.id, Dream. memiliki 74,66% saham di SCMA (kode co.id, Otosia.com, Sooperboy.com, Techno. ticker SCM di Bursa Efek Indonesia). id, Muvila.com, Pergi.com, Storibriti.com, Adapun SCMA pemilik 99% saham di dan juga liputan6.com (Sholih, 2018). SCTV. Selain itu, Emtek juga memiliki 74% Sedangkan integrasi vertikal terjadi Muhammad Dicka Ma’arif Alyatalatthaf. Spasialisasi dan... 911 saat perusahaan yang memperluas unit studio dan manajemen fasilitas; konten usahanya untuk memperoleh penguasaan perpustakaan monetisasi; dan distribusi kontrol perusahaan atas proses produksi konten. Keempat bisnis inti ini masing- dari hulu ke hilir. Hal ini bertujuan untuk masing dibawahi oleh anak perusahaan yang mengurangi ketidakpastian dalam situasi juga didirikan oleh Emtek, yang pertama persaingan pasar. Bentuk-bentuk integrasi adalah PT Indonesia Entertainmen Produksi ini pada dasarnya merupakan sarana (IEP) yang berfokus pada pengelolaan mengendalikan ketidakpastian yang muncul produksi program unggulan in-house untuk ketika perusahaan harus bergantung pada saluran FTA nasional milik Emtek (SCTV pasar eksternal untuk menyelesaikan dan Indosiar). Anak perusahaan kedua rangkaian produksi (Mosco, 2009: 160). adalah PT Indonesia Entertainmen Studio Emtek Group melakukan integrasi vertikal (IES), yang berfokus pada penyewaan dan ketika mengakuisisi PT Sinemart Indonesia pengelolaan peralatan dan fasilitas siaran dengan menguasai 80% saham. Akuisisi dan produksi film. Saat ini, IES mengelola ini dilakukan melalui anak usaha Emtek lebih dari 6.000 fasilitas studio. Ketiga anak Group, PT Indonesia Entertainment Group perusahaan ini didirikan pada tahun 2015. (Ashari, 2017). Sebelumya, Sinemart hanya Selain ketiga anak perusahaan tersebut, menerima pesanan SCTV untuk mengisi Emtek juga memiliki production house beberapa slot sinetronnya, kini dengan untuk FTV dengan PT Screenplay Produksi integrasi vertikal SCTV dapat melakukan (Screenplay), produksi sinetron segmen mengontrol dan menguasai secara bawah dengan PT Amanah Surga Produksi langsung proses produksi hingga distribusi (ASP), produksi animasi PT Animasi Kartun sinetronnya dapat terpenuhi. Integrasi ini Indonesia (AKI), hingga rumah produksi juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas film layar lebar PT Screenplay Sinema Film dan kuantitas produksi sinetron di SCTV, (SSF) (http://www.emtek.co.id/business/ mengingat sinetron merupakan salah satu media). program yang menjadi tulang punggung Proses spasialisasi Emtek Group pemasukan SCTV, Dalam kurun 8-14 Mei baik integrasi horisontal maupun vertikal 2017, SCTV menjadi stasiun televisi dengan dilakukan melalui akuisisi, merger, dan pemasukan paling besar, yakni Rp336,3 juga pembentukan unit-unit usaha baru. miliar, sedangkan RCTI berada di bawah Proses spasialisasi semacam ini mengarah SCTV dengan pendapatan Rp295 miliar pada akumulasi entitas bisnis yang tunduk (Wibisono, 2017). pada persaingan bisnis demi keuntungan Selain integrasi vertikal dengan akuisisi, (Nugroho, dkk., 2012: 25-26), oleh karena Emtek Group juga melakukan perluasan itu perkembangan Emtek Group meningkat unit usaha dengan membentuk PT Indonesia pesat. Pada tahun 2009 total pendapatan Entertainmen Grup (IEG), sub-perusahaan Emtek Group sebesar Rp. 2,828 triliun, dengan 4 bisnis inti: produksi konten; sedangkan di tahun 2011, setelah Indosiar 912 Jurnal ASPIKOM, Volume 3 Nomor 5, Juli 2018, hlm 903-916 diakuisisi Emtek Group, total pendapatan bermula dari kesuksesan program Windows, meningkat hampir dua kali lipat, yakni kemudian memaksa produsen komputer Rp 4,136 triliun. Kemudian dibandingkan untuk hanya menanamkan Microsoft Internet dengan total pendapatan Emtek Group Browser dalam komputer yang dijualnya terkini, yakni tahun 2017, sudah meningkat (Young, 2003: 161). hampir tiga kali lipat sejak tahun 2009, Praktik monopoli dan monopsoni juga yakni Rp. 7,592 triliun (http://www.emtek. diatur dalam Undang-Undang Republik co.id/annual-report). Indonesia di Pasal 5 huruf g UU No. 32 Pendapatan iklan pun meningkat, tercatat Tahun 2002 Tentang Penyiaran yang rentang 2009 sampai 2017 pendapatan total berbunyi, mencegah monopoli kepemilikan dari iklan sudah meningkat sekitar tiga kali dan mendukung persaingan yang sehat di lipat, dari Rp. 1,642 triliun pada tahun 2009, bidang penyiaran, serta Pasal 18 Ayat (1) meningkat menjadi Rp 1,966 triliun pada UU No. 5 Tahun 1999 Tentang Larangan 2010, lalu Rp. 2,744 triliun pada 2011 (tahun Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha dimana Indosiar diakuisisi), dan Rp. 4,970 Tidak Sehat yang berisi, Pelaku usaha triliun pada tahun 2017 (http://www.emtek. dilarang menguasai penerimaan pasokan co.id/annual-report). atau menjadi pembeli tunggal atas barang Monopoli dan Monopsoni Emtek Group dan atau jasa dalam pasar bersangkutan yang Stephen Young dalam bukunya yang dapat mengakibatkan terjadinya praktik berjudul Moral Capitalism menyebutkan monopoli dan atau persaingan usaha tidak bahwa merger perusahaan dan pencarian sehat; Ayat (2) Pelaku usaha patut diduga kekuasaan dapat dilakukan dengan monopoli atau dianggap menguasai penerimaan (Young, 2003: 161). Monopoli sendiri pasokan atau menjadi pembeli tunggal didefinisikan sebagai a single seller, atau sebagaimana dimaksud dalam Ayat 1 apabila dengan kata lain tidak ada perusahaan rival satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku yang memproduksi barang atau jasa sejenis usaha menguasai lebih dari 50% (lima puluh sebagai pengganti, cadangan, atau alternatif persen) pangsa pasar satu jenis barang atau (Hoskins, dkk., 2004: 143). jasa tertentu. Dalam beberapa kasus, persaingan Praktik monopoli dan monopsoni dengan monopoli ini juga dapat dilakukan terjadi dalam konglomerasi yang dilakukan dengan cara mencurangi disiplin pasar. oleh Emtek Group ketika mengakuisisi Monopoli dan kartel di sisi penjualan pasar, PT Sinemart Indonesia. Emtek Group satu pelaku usaha menguasai penerimaan melakukan integrasi vertikal ketika pasokan atau menjadi pembeli tunggal mengakuisisi PT Sinemart Indonesia dengan atas barang dan/atau jasa dalam suatu menguasai mayoritas saham Sinemart pasar komoditas, hal ini disebut sebagai (sebesar 80% saham). Sebelumya, Sinemart monopsoni. Contohnya adalah ketika melayani mayoritas slot sinetron RCTI sejak Microsoft melakukan dominasi pasar tahun 2003. Sedangkan untuk SCTV hanya Muhammad Dicka Ma’arif Alyatalatthaf. Spasialisasi dan... 913

4 sinetron di tahun 2006, dan 2 sinetron di sinetron yang dipasok oleh Sinemart untuk tahun 2007, di tahun berikutnya SCTV tidak RCTI, yakni Tukang Bubur Naik Haji, lagi memiliki sinetron yang diproduksi oleh Anak Jalanan, dan Anugerah Cinta terpaksa Sinemart (http://www.sinemart.com/news. berhenti tayang, lalu artis dan talent dari php?id=407). ketiga sinetron tersebut juga berada dibawah Kini dengan integrasi vertikal atas kontrak Sinemart, sehingga mau tidak mau Sinemart, SCTV dapat melakukan mereka harus angkat kaki juga dari program mengontrol dan menguasai secara tayangan RCTI. langsung proses produksi hingga distribusi Kepindahan Sinemart ke SCTV juga sinetronnya. Selain itu, akuisisi Sinemart menimbulkan polemik, pasalnya program membuat kontrak antara Sinemart dengan yang berhenti tayang di RCTI akan RCTI atau MNC Group berakhir. Dengan ditayangkan di SCTV dengan judul dan juga berakhirnya kontrak antara Sinemart dengan konsep yang sedikit berbeda namun serupa, MNC Group, tentu pasokan sinetron dari artis dan talent-nya pun sama. Sinetron RCTI Sinemart ke RCTI pun berakhir. Ketika yang ‘dibungkus’ itu diganti judulnya menjadi Sinemart sebagai perusahaan produksi Orang-orang Kampung Duku (reinkarnasi konten untuk program acara RCTI diakuisisi, Tukang Bubur Naik Haji), Anak Sekolahan maka slot program acara RCTI akan kosong, dan Anak Langit (reinkarnasi Anak Jalanan), dan RCTI tidak bisa lagi memesan program dan Berkah Cinta (reinkarnasi Anugerah acara ke Sinemart karena production house Cinta). Peluncuran kombo sinetron ini tersebut terikat kontrak dengan SCTV, dibarengi langkah promosi di media sosial. disinilah terjadi proses monopsoni. SCTV Para aktor dan aktris populer yang bernaung menjadi pemain tunggal atas faktor produksi di Sinemart membuat tagar #SayaDiSCTV, dengan mendominasi sumber pemasukan sebagai pemberitahuan bahwa sinetron konten utama sinetron dari pemain rivalnya, produksi Sinemart dan para bintang filmnya yakni RCTI. Menurut Direktur Utama MNC sudah pindah kapal (Wibisono, 2017). Group, David Fernando Audy, kepergian Dampak monopsoni juga terasa dalam hal Sinemart terbilang tidak etis dan cukup produksi sinetron. Pasca kepergian Sinemart, mendadak (Utami, 2017). Akibatnya pun RCTI kehilangan pemasok utama sinetron. langsung dirasakan oleh MNC Group, Sinemart merupakan production house Menurut laporan Nikkei, pembelian ini yang telah dipercaya memasok mayoritas membuat saham MNC drop 9%, dan di saat slot sinetron untuk RCTI sejak tahun 2003, bersamaan saham SCM meningkat jadi 13%, kepergiannya pun memaksa MNC Pictures, pergeseran yang cukup radikal ini terhitung production house milik MNC Group harus pada bulan Januari 2017 (Wibisono, 2017). bekerja ekstra. Sebab sebelumnya MNC Dampak monopsoni ini juga Pictures adalah sebuah unit usaha yang menimbulkan efek domino, mulai dari tidak mengikuti industrinya, dalam arti tidak sahamnya yang turun, juga berdampak pada memproduksi konten seperti seharusnya. 914 Jurnal ASPIKOM, Volume 3 Nomor 5, Juli 2018, hlm 903-916

Karena itu MNC Pictures harus melakukan hiburan yang sehat, kontrol sosial dan perekat pembenahan secara bertahap. sosial. Keempat fungsi ini harus berjalan Titan Hermawan, Managing Director bersamaan dan tidak timpang baik secara MNC Pictures mengaku sempat kewalahan proporsi maupun secara esensinya. Realitanya ketika membangun kembali MNC Pictures. tidak demikian. Media khususnya televisi Waktu itu MNC Pictures seperti tertidur. cenderung memprioritaskan memenuhi unsur Padahal persaingan dalam industri pembuatan dengan menyajikan program hiburan dengan konten begitu sengit. Titan mengatakan, waktu porsi yang lebih banyak. dia masuk, MNC Pictures tidak ada kegiatan, Keseluruhan program acara stasiun hanya ada produksi 1-2 program. Karyawannya televisi banyak diwarnai program-program sekitar 40 orang. MNC Pictures pun dipaksa hiburan yang cenderung lebih laku di mata memproduksi sinetron dengan mengandalkan advertiser, karena rata-rata advertiser kreativitas apa adanya. Kendala market yang mengincar posisi prime time, dan posisi sudah dikuasai oleh production house yang tersebut didominasi oleh tayangan hiburan. lebih besar nama dan jam terbangnya, serta SCTV misalnya, porsi program hiburan kendala terbatasnya talent, mengharuskan sebesar 75%, sedangkan program informasi MNC Pictures bekerja menggunakan talent- sebesar 25% (http://www.dokitv.com/ talent baru. Titan mengatakan, jadwal-). “Semua artis besar itu sudah di-engage dengan Indosiar memiliki persentase program PH besar. Mereka dikontrak secara eksklusif. hiburan sebesar 61,11% dan 38,89% untuk Tentu, buat kita, itu saja sudah berat karena kita enggak bakal bisa bawa talent yang besar dalam program informasi (http://www.dokitv.com/ produksi kita.” jadwal-indosiar). Persentase ini menunjukkan Hal ini memaksa MNC Group untuk timpangnya proporsi antara program yang mengeluarkan modal lebih dalam meng- mengandung unsur entertainment dengan hire karyawan, mengisi infrastruktur yang program yang berunsur informasi. kosong dan diperlukan, serta mencari talent- Dominasi entertaiment turut diperkuat talent baruuntuk mengisi peran sinetron- dengan adanya konglomerasi Emtek Group sinetronnya kedepan (http://mncupdate.com/ atas dua stasiun televisi besar, yakni SCTV titan-hermawan-profil/). dan Indosiar. Dengan kepemilikan dua Dominasi Entertainment di Televisi stasiun besar, Emtek Group berpeluang UU No. 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran memperbesar ceruk dominasi entertaiment. mengamanatkan bahwa media memiliki empat Kedua stasiun televisi tersebut sekarang fungsi. Pada Pasal 4 (1), penyiaran sebagai berada dalam satu naungan, dan program kegiatan komunikasi massa mempunyai serta kontennya berasal dari rumah produksi fungsi sebagai media informasi, pendidikan, yang sama, yakni divisi Media Emtek Group. hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial. Unsur entertainment memang tidak Dalam UU ini jelas disebutkan bahwa media dilarang, namun dalam rangka mewujudkan berperan sebagai media informasi, pendidikan, amanat UU Penyiaran, maka tidak boleh Muhammad Dicka Ma’arif Alyatalatthaf. Spasialisasi dan... 915 ada ketimpangan porsi dari masing-masing (1) dan (2) UU No. 5 Tahun 1999 Tentang fungsi tersebut agar dapat memenuhi Pasal 36 Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan (1) yang berisi, Isi siaran wajib mengandung Usaha Tidak Sehat. informasi, pendidikan, hiburan, dan manfaat Konglomerasi memberikan dampak untuk pembentukan intelektualitas, watak, baik bagi korporasi media, namun tidak bagi moral, kemajuan, kekuatan bangsa, menjaga masyarakat. Korporasi media mendapatkan persatuan dan kesatuan, serta mengamalkan profit dan keuntungan yang terus meningkat nilai-nilai agama dan budaya Indonesia. setiap tahunnya, namun masyarakat tidak mendapatkan kualitas yang makin baik, justru Simpulan sebaliknya. Masyarakat yang memiliki hak Pertumbuhan media yang pesat mendapatkan tayangan berkualitas dengan ditunjang dengan perkembangan tek­ porsi seimbang dari informasi, pendidikan, nologi menghadirkan sistem yang ber­ hiburan, manfaat untuk pembentukan muara ke arah kapitalisme. Dalam rangka intelektualitas, watak, moral, serta kemajuan, mengembangkan, memperkuat, memper­ justru lebih banyak mendapatkan porsi hiburan. mudah serta mempermurah aspek Melihat kondisi demikian, masyarakat produksi, dan menjamin ketersediaan harus ikut berpartisipasi dalam segi sumber daya produksi konten media untuk surveillance dengan berperan sebagai keberlangsungan bisnisnya, Emtek Group watchdog agar korporasi media dapat menjalankan praktik spasialisasi dengan dikontrol secara lebih objektif. Pemerintah melakukan integrasi horisontal maupun sebaiknya (1) memberikan keterangan secara vertikal. Proses integrasi ini sebagian­ lebih mendetail mengenai porsi tayangan yang dilakukan dengan akuisisi, merger dan berisi lima fungsi utama media yakni fungsi membuat unit-unit usaha, baik yang masih informasi, pendidikan, entertaiment, kontrol berkaitan dengan media, juga unit usaha dan perekat sosial yang seharusnya dipenuhi yang diluar bisnis utama mereka. oleh korporasi media, (2) lebih cermat dalam Spasialisasi Emtek Group menyebabkan membatasi kepemilikan silang media, dan timbulnya praktik monopoli atau bisa disebut (3) mengawasi secara lebih ketat proses sebagai a single seller. Dengan kata lain tidak spasialisasi yang dilakukan oleh korporasi ada perusahaan rival yang memproduksi barang media agar tidak menimbulkan praktik-praktik atau jasa sejenis sebagai pengganti, cadangan, seperti monopoli dan monopsoni. atau alternatif. Selain itu praktik monopsoni Daftar Pustaka juga terjadi ketika Emtek Group menjadi satu pelaku usaha menguasai penerimaan pasokan Armando, Ade. (2011). Televisi Jakarta di Atas Indonesia. Penerbit Bentang, atau menjadi pembeli tunggal atas barang dan/ Yogyakarta. atau jasa dalam suatu pasar komoditas. Praktik Christiani, Lintang Citra. (2015). Spasialisasi monopoli dan monopsoni ini melanggar Pasal Grup Media Jawa Pos. Jurnal Ilmu 5 huruf g UU No. 32 Tahun 2002 Tentang Komunikasi, 12 (2), 199-212. Penyiaran serta melanggar Pasal 18 Ayat 916 Jurnal ASPIKOM, Volume 3 Nomor 5, Juli 2018, hlm 903-916

Curran, James., Gurevitch, Michael. (1992). Mufti Sholih. (2018). “KMK Online & KLN Mass Media and Society. Routledge Bersinergi, Liputan6.com Dikelola Chapman&Hall Inc., New York. Grup KapanLagi”. (Diakses di https:// Downing, John D.H., McQuail, Denis., Schle­ tirto.id/kmk-online-amp-kln-bersinergi- singer, Philip., Wartella, Ellen. (2004). The liputan6com-dikelola-grup-kapanlagi- SAGE Handbook of Media Studies. Sage cEND , pada 17 Mei 2018) Publications, Inc., California. Nuran Wibisono. (2017). “Di Bawah Hoskins, Colin., dkk. (2004). Media Lindungan Sinetron”. (Diakses di https:// Economics: Applying Economics to tirto.id/di-bawah-lindungan-sinetron- New and Traditional Media. Sage coSP , pada 30 Mei 2018) Publications. Inc., California. Ronny Nirmala. (2013). ““Indosiar” dan Lim, M. (2012). Media concentration in “SCTV” Resmi Merger”. (Diakses Indonesia. Research Report, Tempe AZ: di http://www.beritasatu.com/pasar- Perticipatory Media Lab Arizona State modal/106117-indosiar-dan-sctv-resmi- University. merger.html , pada 13 Mei 2018) Mosco, Vincent. (2009). The Political Sinar Putri S. Utami. (2017). “MNC tuding Economy of Communication. SAGE Sinemart tak sopan pindah ke SCTV”. Publications Inc., California. (Diakses di https://nasional.kontan.co.id/ news/mnc-tuding-sinemart-tak-sopan- Young, Stephen. (2003). Moral Capitalism. pindah-ke-sctv , pada 30 Mei 2018) Berrett-Koehler Publisher, Inc., San Fransisco. http://www.dokitv.com/jadwal-sctv, diakses pada 30 Mei 2018 Internet http://www.dokitv.com/jadwal-indosiar , Hasyim Ashari. (2017). “SCMA akuisisi diakses pada 30 Mei 2018 Sinemart Indonesia, ini tujuannya”. (Diakses di http://investasi.kontan.co.id/ http://www.emtek.co.id/business/media , news/scma-akuisisi-sinemart-indonesia- diakses pada 12 Mei 2018 ini-tujuannya , pada 17 Mei 2018) http://www.emtek.co.id/shareholder , diakses pada 12 Mei 2018 Detik Finance. (2011). “SCTV beli 27 Saham Indosiar RP. 496 Miliar”. (Diakses di http://www.sinemart.com/news.php?id=407 , https://finance.detik.com/bursa-dan- diakses pada 22 Mei 2018 valas/d-1583638/sctv-beli-27-saham- indosiar-rp-496-miliar , pada 21 Mei Lain-lain 2018) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 MNC Update. (2018). “Titan Hermawan – Tahun 1999 Tentang Larangan Praktik Mo- Managing Director MNC Pictures”. nopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. (Diakses di http://mncupdate.com/titan- hermawan-profil/ , pada 25 Mei 2018) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran.