Iluminasi Dalam Mushaf Al-Qur'an Al-Bantani
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
ILUMINASI DALAM MUSHAF AL-QUR’AN AL-BANTANI DAN RELEVANSINYA DALAM PERKEMBANGAN MUSHAF DI INDONESIA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag) Oleh: Sherley Zulianawati NIM: 1113034000122 PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H /2020 M ii ABSTRAK Sherley Zulianawati, Iluminasi Mushaf Al-Qur’an Al-Bantani dan Relevansinya dalam Perkembangan Mushaf di Indonesia Mushaf Al-Qur‟an Al-Bantani adalah mushaf beriluminasi yang menjadikan artefak dan kebudayaan lokal Banten sebagai landasan pembuatan iluminasi. Mushaf Al-Qur‟an Al-Bantani menjadi objek dalam penelitian ini karena merupakan mushaf karya istimewa Banten yang pertama kali ditulis berdasarkan cagar budaya daerah dan memiliki ciri khas pada iluminasinya yang berjumlah 30 buah sesuai dengan jumlah juz dalam al- Qur‟an. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menjelaskan bagaimana Mushaf Al-Qur‟an Al-Bantani secara keseluruhan dirumuskan dan dituliskan, dan menjelaskan iluminasi Mushaf Al-Qur‟an Al-Bantani serta relevansinya dalam perkembangan mushaf di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan menggunakan metode deskriprif-analitis. Dilihat dari jenis pengumpulan data, penelitian ini termasuk jenis penelitian kepustakaan (library research) dan lapangan (field research) dengan menggunakan metode wawanacra. Penelitian ini menemukan bahwa perumusan Mushaf Al-Qur‟an Al- Bantani digagas oleh masyarakat Banten sejak 2007, yang kemudian direalisasikan kegiatan penulisannya pada bulan Maret-Juli 2010 di Pamulang Tangerang Selatan. Iluminasi menjadi bagian integral dari penulisan Mushaf Al-Bantani dan memberi ciri khusus di dalamnya. Iluminasi Mushaf Al-Qur‟an Al-Bantani memiliki tujuan tidak hanya sekedar menghadirkan efek estetis pada tulisan al-Qur‟an, namun memiliki ungkapan religiusitas di dalamnya. Relevansi Mushaf Al-Qur‟an Al-Bantani dalam perkembangan mushaf di Indonesia sebagai bentuk kontinuitas penulisan mushaf Al-Qur‟an di Indonesia yang gencar dilakukan pada awal abad 21 yang berbasis pada kearifan lokal. Kata kunci: Iluminasi, Al-Qur‟an Mushaf Al-Bantani iv KATA PENGANTAR Bismillāhirraḥmnirrāḥīm Segala puji hanya bagi Allah „azza wa jalla yang telah menjadikan Al-Qur‟an sebagai kitab suci yang menjadi pedoman hidup bagi umat manusia. Salawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw., manusia paling mulia yang menjadi utusan-Nya, dan yang paling patut untuk diteladani kehidupannya. Alhamdulillah, atas izin dan rahmat dari Allah „azza wa jalla penulis bisa menyelesaikan skripsi ini pada program studi Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir, dengan judul “Iluminasi Mushaf Al-Qur‟an Al-Bantani dan Relevansinya dalam Perkembangan Mushaf di Indonesia”. Skripsi ini diajukan dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar akademik Sarjana Agama (S. Ag). Penulis menyadari bahwa selama proses penulisan skripsi ini tidak lepas dari dukungan, bantuan serta doa banyak pihak. Oleh karena itu, melalui kata pengantar ini penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada: 1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, M.A., selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dr. Yusuf Rahman, M.A., selaku Dekan Fakultas Ushuluddin 3. Dr. Eva Nugraha, M.A., selaku Ketua Program Studi Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir, Fahrizal Mahdi, MIRKH selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir, beserta segenap jajaran pengurus dan karyawan Fakultas Ushuluddin yang telah banyak membantu mempermudah proses administrasi dalam perkuliahan maupun penyelesaian skripsi. 4. Kusmana, M.A, Ph. D,. selaku dosen pembimbing skripsi dan juga penasihat akademik penulis yang dengan tulus dan penuh sabar telah v meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberi arahan kepada penulis, dari penulis beliau banyak belajar sehingga wawasan penulis bertambah luas . 5. Segenap jajaran dosen dan civitas akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terkhusus Prodi Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir yang dengan ikhlas dan penuh kesabaran dalam mencurahkan upaya serta mendidik penulis selama ini. 6. Kedua orang tua penulis, Ayahanda Rohim Wahyudi dan Ibunda Maryati yang telah membesarkan, mendidik, dan memberikan segala bentuk dukungan, do‟a, cinta dan kasih sayang kepada penulis, yang telah bekerja keras dengan penuh sabar dan ikhlas untuk memenuhi kebutuhan dan keperluan penulis. 7. Keluarga dan saudara-saudara di Karawang yang selalu memberikan semangat dan motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini. 8. Teman-teman penulis: Sarinita Habarkah, Siti Faridah, Omarwati, Khasanah, Muhammad Bindaniji, Fitria Annias AR dan teman-teman angkatan 2013 Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir, terkhusus kelas D, serta teman-teman lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu. Terima kasih telah menemani dan menyemangati serta memotivasi penulis dari awal hingga sekarang. Kepada mereka semua, dan pihak-pihak yang telah membantu namun tidak dicantumkan, penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan semoga Allah membalas kebaikan kalian semua dengan sebaik-baik balasan. vi Skripsi ini penulis persembahkan untuk semua pembaca, dan sebagai karya. Penulis sadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritikan yang membangun kepada para pembaca agar lebih baik lagi ke depan. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat baik bagi penulis sendiri maupun bagi para pembaca sekalian. Semoag Allah Swt,. selalu memberkahi dan membalas semua kebaikan pihak-pihak yang turut serta membantu. Āmīn yā Rabb al- Ālamīn. Jakarta, 25 Juni 2020 Hormat Saya Sherley Zulianawati vii PEDOMAN TRANSLITERASI Penulisan skripsi ini berpedoman pada transliterasi dari Keputusan SK Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor: 507 Tahun 2017. 1. Padanan Aksara Berikut adalah daftar aksara Arab dan padanannya dalam aksara latin: Huruf Huruf Latin Keterangan Arab Tidak Dilambangkan ا B Be ب T Te ت ts te dan es ث J Je ج ẖ h dengan garis di bawah ح kh ka dan ha خ d De د dz de dan zet ذ r Er ر z Zet ز s Es س sy es dan ye ش s es dengan garis di bawah ص ḏ de dengan garis di bawah ض ṯ te dengan garis di bawah ط ẕ zet dengan garis di bawah ظ viii ʻ koma terbalik di atas hadap kanan ع Gh ge dan ha غ ؼ F Ef ؽ Q Ki ؾ K Ka ؿ L El M Em ـ n En ف W We ك H Ha ق Apostrof ˋ ء Y Ye ي 2. Vokal Vokal dalam bahasa Arab seperti vokal dalam bahasa Indonesia, terdiri dari vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. Vocal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat, transliterasinya sebagai berikut: Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan A Fatẖah ﹷ I Kasrah ﹻ U Ḏammah ﹹ ix Adapun untuk vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut: Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan Ai a dan i ي ﹷ Au a dan u ﹷ ك 3. Vokal Panjang Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan  a dengan topi di atas ىَا Î i dengan topi di atas ىِي Û u dengan topi di atas ىُو 4. Kata Sandang Kata sandang yang dalam system aksara Arab dilambangkan dengan huruf, yaitu dialihaksarakan menjadi huruf /l/, baik diikuti huruf syamsiyah maupun huruf qomariyah. Contoh: al-rijâl bukan ar-rijâl, al-diwân, bukan ad- diwân. x 5. Syaddah (Tasydīd) Syaddah atau tasydīd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan ,dengan sebuah tanda ( ّ ), dalam alih aksara ini dilambangkan dengan huruf yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu. Akan tetapi, hal ini tidak berlaku jika huruf yang menerima tanda syaddah itu terletak setalah kata sandang yang diikuti oleh hurf-huruf syamsiyah. ,”tidak ditulis “ad-darûrah” melainkan “al-ḏarūrah الضرورة Misalnya, kata demikian seterusnya. 6. Ta Marbûṯah Berkaitan dengan alih aksara ini, jika huruf ta marbûtah terdapat pada kata yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /h/ (lihat contoh 1 di bawah). Hal yang sama juga berlaku jika ta marbûtah tersebut diikuti oleh kata sifat (na‟t) (lihat contoh 2). Namun, jika huruf ta matbûtah tersebut diikuti kata benda (ism), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /t/ (lihat contoh 3). No Kata Arab Alih Aksara Ṯarîqah طريقة 1 Al-jâmi‟ah al-islâmiyah الجامعة اﻹسﻻمية 2 Waẖdat al-wujûd كحدة الوجود 3 xi 7. Huruf Kapital Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam aksara ini huruf kapital tersebut juga digunakan, dengan mengikuti ketentuan yang berlaku dalam Ejaan Bahasa Indonesia (EBI), antara lain untuk menuliskan permulaan kalimt, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri, dan lain-lain. Penting diperhatikan, jika nama diri didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal atau kata sandangnya (Contoh: Abû Hâmid al- Ghazâlî bukan Abû Hamîd Al-Ghazâlî, al-Kindi bukan Al-Kindi). Beberapa ketentuan lain dalam EBI sebetulnya juga dapat diterapkan dalam alih aksara ini, misalnya ketentuan mengenai huruf cetak miring (Italic) atau cetak tebal (bold). Jika menurut EYD, judul buku itu ditulis dengan cetak miring, maka demikian halnya dalam alihaksaranya. Demikian seterusnya. Berkaitan dengan penulisana nama, untuk nama-nama tokoh yang berasal dari dunia Nusantara sendiri, disarankan tidak dialihaksarakan meskipun akar katanya berasal dari bahasa Arab. Misalnya, ditulis Abdussamad al-Palimbani, tidak „Abd al-Samad al-Palimbânî; Nuruddin al- Raniri, tidak Nûr al-Dîn al-Rânîrî. 8. Cara Penulisan Kata Setiap kata, baik kata kerja (fi‟il), kata benda (ism), maupun huruf (harf) ditulis secara terpisah. Berikut adalah beberapa contoh alih aksara atas kalimat-kalimat dalam bahasa Arab, dengan berpedoman pada ketentuan- ketentuan di atas: xii Kata Arab Alih Aksara dzahaba al-ustâdzu ذََه َب اﻷُ ْستَاذ ُ tsabata al-ajru َثػبَ َت اﻷَ ْجُر al-ẖarakah al-„asriyyah اَ َلْحَرَكةُ َالع ْصِريَّة asyhadu an lâ ilâha illâ Allâh اَ ْشَه ُد ْأف ﻻ إله إﻻ ّاهلل Maulânâ Malik al-Sâlih ِ ِ َمْوﻻَنَا َمل َك َّالصال ِح Penulisan nama orang harus sesuai dengan tulisan nama diri mereka. Nama orang berbahasa Arab tetapi bukan asli orang Arab tidak perlu dialihaksarakan. Contoh: Nurcholish Madjid, bukan Nûr Khâlis Majîd, Mohamad Roem, bukan Muẖammad Rûm, Fazlur Rahman, bukan Fadl al- Raẖman.