Muhamad Prasatyo Nugroho

ARTiVAC 2020

PENGANTAR

DAFTAR ISI

KEUNIKAN REPRESENTASI ALAM DALAM LUKISAN JELEKONG TEKNIK REPRESENTASI UNIK DALAM LUKISAN PEMANDANGAN ALAM JELEKONG Shopia Himatul Alya 1 VISUAL ARTS STUDENT FINAL PROJECT TOPICS AS AN INSIGHT OF PROFESSIONAL CHOICES AFTER GRADUATION Donny Trihanondo 7 KARAKTERISTIK KARYA-KARYA TUGAS AKHIR/SKRIPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI SENI RUPA TELKOM UNIVERSITY Didit Endriawan 11 POTRET KREATIVITAS MAHASISWA MILENIAL DALAM PENCIPTAAN BUSANA BERBASIS BATIK Mira Marlianti, Wuri Handayani 15 KOMPUTASI SENI MOTIF TENUN GENERATIF SEBAGAI MODEL PENGEMBANGAN KRIYA SENI TRADISI DI MASA PANDEMI Wanda Listiani, Sri Rustiyanti, Fani Dila Sari, IBG. Surya Peradantha 23 FILOSOFI DALAM GOLEK GAGASAN FILOSOFIS TERSEMBUNYI DALAM KISAH MAHABARATHA Iman Budiman 28 PESONA BATIK LASEM DAN PENERAPANNYA DALAM BUSANA BERKONSEP KONTEMPORER Dewi Isma Aryani, Hasnaa Taaj Aiman 33 ORNAMEN GORGA IPON-IPON SEBAGAI INSPIRASI MOTIF TEKNIK BLOCK PRINTING PADA PRODUK FASHION Mochammad Sigit Ramadhan, Olivia Yvonne 37 SENI DAN TEKNOLOGI: MANFAAT DAN FUNGSI DALAM KEHIDUPAN MANUSIA J Kiara Z Santosa, Ariesa Pandanwangi 41 POLA PIKIR, BUDAYA DALAM TATANAN KEHIDUPAN MASYARAKAT Kristina Iman, Yana Kristi Zai 47 AKULTURASI RUPA TIONGKOK DALAM KARYA SENI RUPA WAYANG RAHWANA DALAM WAYANG BEBER Sangid Zaini Gani 52 KAJIAN PERANCANGAN AKSESORI FASHION DENGAN INSPIRASI BUDAYA NUSANTARA SEBAGAI STRATEGI KOMUNIKASI FASHION Maradita Sutantio 57 PENERAPAN SIMBOL UPACARA KEMATIAN SUNDA PADA LUKISAN DENGAN TEKNIK CHINESE METICULOUS PAINTING Farid Kurniawan Nz 61 SENIMAN AKADEMIK DAN OTODIDAK SERTA PERBEDAAN LATAR BELAKANGNYA Florenza Octarina 67

Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 | I | EKSISITENSI KAIN TAPIS LAMPUNG SEBAGAI SALAH SATU WARISAN KEBUDAYAAN TRADISIONAL INDONESIA PERKEMBANGAN VISUAL WAYANG GOLEK TANAH SUNDA Fauziah Rohmah 71 EKSISTENSI DAN AKULTURASI KESENIAN UBRUG DALAM ERA GLOBALISASI Aufa Fadillah 77 LOMPAT BATU SEBAGAI SIMBOL TRADISI KEBUDAYAAN SUKU NIAS Alexander Aleksandre Zai 81 TEKNOLOGI DIGITAL DALAM KARYA SENI KONTEMPORER VIDEO MAPPING SEMBILAN MATAHARI DI INDONESIA Alisha Sugianto 87 BONEKA “MENONG” SEBAGAI IKON PURWAKARTA Andini Futy 91 PERUBAHAN FUNGSI KESENIAN ONDEL-ONDEL PADA ERA MODERN Bintang Gumilar 95 PENELITIAN BATIK PENYU SUKABUMI Isma Awal Fitroh Cahyani 101 PELESTARIAN CERITA RAKYAT INDONESIA: UTARA DI TENGAH Sari Dewi Kuncoroputri 105 PELESTARIAN CERITA WAYANG INDONESIA: NAKULA DAN SADEWA DI PEPERANGAN BHARATAYUDDHA Sekar Ayu Kuncoroputri 107 PERKEMBANGAN KESENIAN TUTUNGGULAN KAMPUNG SAMBAWA KABUPATEN TASIKMALAYA Wulandari 109 EKSISITENSI KAIN TAPIS LAMPUNG SEBAGAI SALAH SATUWARISAN KEBUDAYAAN TRADISIONAL INDONESIA Muhamad Prasatyo Nugroho 115 RUPA VISUAL KESENIAN TRADISIONAL WAYANG BAMBU DI KOTA BOGOR Nurul Siyamita 120 UNSUR KERUPAAN YANG MENJADI SIMBOL TRADISI DALAM KESENIAN SASAPIAN DESA CIHIDEUNG Ainun Nur Fadilah 123 VISUAL ARTISTIK TARI KEMBANG BEKASI Evania Sarah 127

| II | Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 Shopia Himatul Alya KEUNIKAN REPRESENTASI ALAM DALAM LUKISAN JELEKONG TEKNIK REPRESENTASI UNIK DALAM LUKISAN PEMANDANGAN ALAM JELEKONG

Shopia Himatul Alya Program Studi Seni Rupa Murni, Universitas Kristen Maranatha Alamat Instansi: Jl. Surya Sumantri No.65, Sukawarna, Kec. Sukajadi, Kota Bandung, Jawa Barat 40164 E-mail: [email protected] Telepon: 0857-5933-7319

ABSTRACT

Jelekong is an area in South Bandung, West where most of the population work as painters. Based on the latest data, the number of painters in Jelekong has reached approximately 500 people. All of these painters have their respective specialties in creating a work. One of the popular streams of painting in Jelekong is painting that represents the beauty of natural landscapes that will remind us of the Indies Molek era (mooi indie) which was popular in the 19th century. Unfortunately, the uniqueness of the technique of visualizing natural landscapes into two-dimensional works by Jelekong painters is not widely known by the general public. So that the authors are interested in further examining the uniqueness of Jelekong. This research is intended to explore Jelekong painting in terms of its aesthetics viewed from the material and the creation process. The samples in this study were paintings produced by Jelekong artists. This study uses a qualitative method. The purpose of this research is to explore the uniqueness of the technique in representing the natural beauty of Jelekong paintings in terms of methods and materials. The samples in this study were paintings by Jelekong artists. The qualitative descriptive method is considered the most appropriate for analyzing Jelekong paintings. This research exposes the excellence of Jelekong painting which has a unique technique called the sponge technique.

Keywords: Representation, Uniqueness, Technique, Jelekong, Painting, Nature, Work, Artist.

PENDAHULUAN para pelukis semakin bervariatif dan membuat lukisan Sebuah daerah di Bandung Selatan, tepatnya Jelekong menonjol dan berkarakter atau mudah dikenali di Kampung Seni Jelekong yang terletak di Kelurahan dibandingkan karya seni rupa yang lain pada umumnya. Jelekong, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Berdasarkan wawancara dengan salah satu penggiat terdapat sebuah fenomena unik di mana sebagian besar seni lukis Jelekong, ada salah satu teknik yang sangat masyarakatnya menekuni profesi sebagai pelukis. Jelekong disukai para pengunjung dan penikmat seni lukis yang telah menjadi sentra seni lukis sejak tahun 1970-an. datang langsung ke Jelekong. Teknik tersebut merupakan Tema yang populer pada awal perkembangan seni rupa teknik spon yang merupakan sebuah teknik melukis di Jelekong ialah tema yang mengangkat mooi indie lokal yang sudah secara turun temurun menjadi sebuah teknik Jelekong. Seiring waktu, tema-tema lain mulai bermunculan yang melegenda dalam sejarah perkembangan seni rupa bahkan sampai perkembangan seni lukis Jelekong saat Jelekong. Teknik spon ini sukses memberikan identitas ini. Berdasarkan kronologi yang didapatkan dari warga khas terhadap seni lukis Jelekong yang fokus utamanya setempat, pada tahun 1970-an tersebut terdapat sebuah adalah penggambaran keindahan alam seperti keindahan perkembangan masif di mana terdapat ribuan pelukis pesawahan, air terjun, dan perkampungan. yang memproduksi lukisan-lukisan dengan berbagai tema. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian Namun, berdasarkan wawancara terbaru, saat ini hanya ini ialah teknik merepresentasikan pemandangan alam tersisa kurang lebih 500 orang perlukis di Jelekong. yang unik dalam lukisan Jelekong dikaji dalam segi Fenomena terbentuknya ratusan hingga ribuan proses kreasi dan material yang digunakan para pelukis pelukis ini mendorong para pelukis untuk melakukan Jelekong. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengkaji teknik eksperimen dan eksplorasi terhadap gaya atau aliran melukis spon yang digunakan oleh para pelukis di Jelekong baru. Perkembangan gaya atau aliran dalam seni rupa dalam merepresentasikan pemandangan alam ke dalam Jelekong, mengakibatkan teknik yang diterapkan oleh sebuah karya, menggali keanekaragaman teknik seni

Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 | 1 | KEUNIKAN REPRESENTASI ALAM DALAM LUKISAN JELEKONG TEKNIK REPRESENTASI UNIK DALAM LUKISAN PEMANDANGAN ALAM JELEKONG rupa yang unik di ranah seni rupa tradisional Jelekong Rolland Strasser, Carel Dake Jr, dan banyak lagi. Seniman- serta mengkaji keunikan teknik spon dari segi proses dan seniman ini menghasilkan lukisan-lukisan bertema genre material. Kemudian manfaat yang penyusun peroleh dari lokal. Tema pemandangan alam : gunung, sawah, laut, penulisan laporan ini adalah menjadi sumber infomasi bagi penduduk pribumi–ekspresi khas pemikiran orientalisme para akademisi, mahasiswa, perupa/seniman/budayawan, mendominasi karya para seniman dalam berbagai gaya peneliti, pemerhati seni serta masyarakat umum mengenai naturalisme, realisme, impressionisme hingga post keunikan teknik merepresentasikan alam dalam seni lukis impressionisme. Ini kelak di sebut sebagai Mooi Indie Jelekong, membuka wawasan para akademisi, mahasiswa, (Hindia Molek) oleh pelukis Indonesia Sindudarsono perupa/seniman/budayawan, peneliti, pemerhati seni Sujoyono (terkenal dengan nama Sujoyono). Seiring dengan serta masyarakat umum tentang keunikan teknik spon berdatangannya para seniman Eropa dan meningkatnya dari segi proses dan material serta membuka wawasan kelas menengah Eropa pemegang kendali administrasi para akademisi, mahasiswa, perupa/seniman/budayawan, dan perdagangan, di tahun 1902 didirikan Bataviasche peneliti, pemerhati seni serta masyarakat umum dari Kunstking (The Batavian Art Cirle), kemudian diikuti Bond luar wilayah agar mengetahui keberadaan Jelekong yang van Nederlandsch Indische Kunstkringen (The Alliance memiliki ciri khas yang mandiri. of Art Circles of the Netherland East Indies) di tahun 1916. Sejak saat itu beberapa konser, pameran maupun seminar banyak diadakan di dua institusi tersebut. Hanya saja, baik METODOLOGI pengunjung maupun anggota yang diperkenankan hadir Penelitian ini menggunakan metode deskriptif mengikuti acara-acara tersebut dibatasi untuk orang- analitis yang bertujuan untuk mendeskripsikan data yang orang Eropa dan sedikit elit pribumi. Ironinya, bahwa penyusun peroleh dari berbagai sumber rujukan maupun banyak pertunjukkan lokal dipertontonkan untuk para elit dari data lapangan kemudian dianalisis. Penelitian ini tersebut. Sangat sedikit acara internasional dibuka untuk menggunakan teknik pengumpulan data seperti wawancara umum, antara lain pameran seni rupa koleksi seorang (interview) yang dilakukan secara virtual, studi lapangan pemilik pabrik cat P.A.R., Regnault. Koleksinya antara serta dokumentasi tertulis, dan data visual. lain karya van Gogh, de Toulouse-Lautrec, Redon, Utrillo, Makalah ini memuat empat bab. Pada bab pertama Gauguin, van Dongen, Kandinsky, Chagall, Picasso, Kollwitz, dimuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan de Chirigo, Ensor, Sluyter dan Dufy yang digelar tiap tahun penelitian dan manfaat penelitian. Selanjutnya, pada mulai 1935-1939 (Purnomo, 2016). bab dua diuraikan metode dan teknik pengumpulan data Pada awal abad ke-20 merupakan titik balik di mana dan sistematika penulisan makalah. Pada bab tiga akan masyarakat pribumi Hindia Belanda memiliki pengetahuan dikemukakan segala sesuatu yang menyangkut seni rupa barat yang lumayan luas. Hal ini merupakan dampak dari pada masa kolonial, representasi pemandangan alam adanya politik etis yang memberikan kesempatan bagi dalam seni lukis Jelekong, keunikan material dalam teknik pribumi untuk mengenyam pendidikan bersistem barat. spon serta keunikan proses kreasi dalam teknik spon. Bab Dampak pendidikan ini dapat dirasakan dengan munculnya terakhir merupakan simpulan. intelektual-intelektual baru yang berasal dari pribumi dan menyerukan berbagai pemikirannya lewat media massa. Salah satu bidang kehidupan masyarakat yang terdampak HASIL KAJIAN pendidikan barat ini adalah seni budaya. Perkembangan A. Seni Rupa pada Masa Kolonial seni budaya di Hindia Belanda mencakup beberapa hal Ruud Spruit, seorang peneliti seni rupa, seperti munculnya kebudayaan indies berupa bangunan, memperkirakan sekitar 1,200 seniman Eropa berdatangan pakaian, makanan, dan seni lukis. Pada 1937 muncul istilah pada masa penjajahan Belanda 1816-1942. Mereka mooi indie (Hindia Molek) merujuk pada kritik pelukis antara lain adalah Marius Bauer, WOJ Niewkamp, Walter Sudjojono kepada para pelukis pribumi yang masih terfokus Spies, Rudolf Bon-net, William Hofker, Isaac Israel, pada aliran romantisme. Menurut Sudjojono pelukis mooi

| 2 | Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 Shopia Himatul Alya indie memiliki trinitas yaitu gunung, sawah, dan pohon sadar para pelukis Jelekong menambahkan elemen objek dalam setiap lukisan yang dihasilkan. Pemandangan berwarna hijau pada setiap karyanya seperti pada karya eksotis dan indah menjadi dasar utama dalam melukiskan dengan tema bunga, hewan, dan lain-lain. Dominasi kata aliran mooi indie. Padahal dibalik keindahan tersebut, green pada proses kreasi seniman Jelekong juga dapat terdapat fenomena sosial yang miris akibat kesewenangan diselidiki dari hasil skesta karya mereka yang seringkali pemerintah Hindia Belanda (Utari, 2020). Terlepas dari menggambarkan objek hijau, seperti pohon dan tanaman cerita di balik karya Mooi Indie tersebut, menurut Sudjojono liar pada gambar untuk menghadirkan kesan rimbun, lukisan Mooi Indie merupakan lukisan bergaya romantik adem, rindang, dan sejuk. Berdasarkan hasil transkrip yang menghadirkan sisi-sisi keindahan alam dan manusia ucapan, banyak pelukis yang berimajinasi tentang suasana Indonesia (Zuliati, 2014). adem suatu tempat pada saat membuat sebuah sketsa. Pada perkembangan seni rupa di era kolonial, Hal ini juga dapat memperkuat munculnya kata green ada empat grup pelukis beraliran Mooi Indie yang mulai yang mendominasi level proses kreasi seniman Jelekong. berkembang di nusantara pada awal abad ke-20. Kelompok (Shabiriani dkk., 2020) pertama ialah kelompok perupa orang asing. Mereka Representasi alam oleh para seniman Jelekong adalah orang asing yang terpana akan keindahan alam didorong oleh keindahan alam sekitar para pelukis nusantara. Tokoh-tokohnya seperti F.J. Du Chattel, Marius Jelekong, salah satunya pesawahan di Jelekong juga Bauer, PAJ Moojen Nieuwkamp dan Isaac Israel. Kelompok keindahan alam dari Gunung Geulis serta sungai-sungai di kedua ialah orang-orang Belanda yang lahir di Hindia wilayah pedesaannya. Bukan hanya pelukis Jelekong yang Belanda seperti Ernest Dezene, Leonard Eland, Jan Frank memilik ketertarikan untuk merepresentasikan keindahan dan lain-lain. Kelompok ketiga ialah orang pribumi yang alam, para pelukis maestro Indonesia juga para seniman memiliki keterampilan melukis yang mereka dapatkan dari Barat pun turut mengangkat alam sebagai fokus utama kelompok perupa satu dan dua di atas seperti yang sudah dalam karya mereka. Khususnya dari penelusuran sejarah banyak dikenal misalnya Raden Saleh, Wakidi, Abdullah juga terekam data bahwa Wakidi, salah satu seorang dan Henk Ngantunk. Keempat, orang-orang Cina seperti seniman dari Indonesia yang karya seni lukisnya banyak Lee Man Fong, Tiang Oen, Oei Biau Tik Kwie, dan Kwee Ing memvisualisasikan gemericik air sungai yang mengalir Tjiong (Agus Burhan, 2014, hlm. 27). disela-sela batu, rimbunnya pepohonan, sehingga demikian terasa ketika orang mengapresiasi karya seni lukisnya B. Representasi Pemandangan Alam dalam Lukisan (Pandanwangi, 2019). Sedangkan seniman dari barat Jelekong yang juga mengusung lukisan pemandangan adalah John Karakter khas dari seni lukis Jelekong yang Constable, Thomas Cole, adalah beberapa contoh seniman merepresentasikan keindahan atau pemandangan alam dari barat yang mengusung tema pemandangan sekaligus ialah berupa kualitas hamparan padi yang menguning merespon situasional pada masanya (Green dkk., 2011). di panen raya, hutan yang rimbun nan hijau sejuk, telaga Teknologi digital memungkinkan detail yang kompleks beserta air terjun yang indah dan kampung beserta rumah- dan kebebasan untuk perubahan. Sebelum orang mulai rumah bambu dengan sungai dan pohon bambunya. Selain menerima teknologi digital, informasi dan ekspresi artistik itu, tidak hanya pesawahan atau panen raya dan air terjun harus disajikan dalam bentuk fisik. Munculnya teknologi saja yang menjadi ketertarikan bagi para senimann Jelekong. digital memungkinkan ekspresi manusia menjadi bebas Tema lainnya yang diangkat ialah pemandangan kegiatan dari kendala fisik ini, memungkinkannya untuk eksis secara di pasar tradisional, pemandangan kampung para nelayan mandiri dan berkembang secara bebas. dan pemandangan Tanah Lot, . Pada awal pembelajaran, Tidak lagi terbatas pada media fisik, teknologi para pelukis senior Jelekong akan mengenalkan tema digital memungkinkan karya seni berkembang secara fisik. pemandangan terlebih dahulu pada murid-muridnya. Oleh karena, seni digital dapat dengan mudah berkembang, Banyak elemen berwarna hijau yang diadaptasi dari alam ia memberi otonomi yang lebih besar di dalam ruang. ke dalam karya para pelukis Jelekong. Dari sini, secara tidak Orang sekarang dapat memanipulasi dan menggunakan

Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 | 3 | KEUNIKAN REPRESENTASI ALAM DALAM LUKISAN JELEKONG TEKNIK REPRESENTASI UNIK DALAM LUKISAN PEMANDANGAN ALAM JELEKONG ruang yang jauh lebih besar, dan pemirsa dapat merasakan dipergunakan dalam membuat lukisan naturalis (Sukapura karya seni lebih langsung. Karakteristik teknologi digital Dewi dkk., 2008). Selain spons, para pelukis Jelekong memungkinkan karya seni untuk mengekspresikan memanfaatkan material unik yang lainnya yaitu karet kapasitas untuk berubah jauh lebih bebas. dari sandal jepit bekas. Sandal jepit bekas akan dipotong Karya lukis yang merupakan refleksi dari keindahan menjadi persegi panjang, setelah itu dibentuk sedemikian alam yang dibuat oleh para seniman Jelekong sangat mudah rupa menyerupai pensil untuk memudahkan proses untuk dicerna atau ditafsirkan karena pada dasarnya, karya berkarya. Material yang tidak umum digunakan dalam mereka adalah refleksi semata. Lukisan pemandangan proses pengkaryaan ini menjadi bahasan menarik dari bagi apresiator sehingga dianggap menarik karena proses berkarya para pelukis Jelekong. dapat dianggap merepresentasikan sebuah tempat yang indah (Balik & Balık Lökçe, 2019). Kemudian penafsiran- D. Keunikan Proses Kreasi dalam Teknik Spon penafsiran mengenai makna filosofis tentang hubungan Teknik yang diajarkan di kampung seni lukis Jelekong antara manusia dengan alam semesta dan hubungan itu tidak seperti belajar di sekolah formal tetapi lukisan manusia dengan sesamanya seperti dalam lukisan panen Jelekong dilakukan secara praktik yang pertama diajarkan raya pun merupakan sebuah interpretasi yang sebagian yaitu mengajarkan teknik dasar melukis, dengan mengenal besar datang dari para penggemar seni rupa Jelekong. warna, bahan, cat, kanvas. Cara menerapkannya membuat Dengan berjalannya waktu, hubungan dengan alam sketsa terlebih dahulu, harus mengetahui titik cahaya nya di telah menandai seni kreatif; konsepsi tentang alam yang mana, dan mengetahui gradiasi warna. Setelah mengetahui dihibur oleh berbagai komunitas manusia telah menentukan teknik dasar melukis, pelukis junior membuat gambar bebas hubungan ini sementara pada kenyataannya memperkuat tergantung keinginan. Setelah selesai menggambar sketsa atau mengubahnya. Manusia primitif memanfaatkan dasar, pelukis senior baru mengarahkan dan menjelaskan unsur-unsur alam; Seniman Barok merasakan cita-cita bagaimana teknik menggambar supaya lukisan terlihat harmonis yang diharapkan dapat dihasilkan oleh karya lebih hidup (Monika & Widiastuti, 2020). Pun dengan cara seni, terlepas dari keanehan insidental dan temporal, mengajarkan proses kreasi dalam berkarya menggunakan sedangkan Romantik sangat ingin menangkap alam yang teknik spon, para seniman Jelekong mengajarkannya luput dari genggaman mereka. Pengembara Friedrich yang dengan cara praktik langsung. memandang dari ketinggian yang tinggi di atas lautan Keunikan lain dari teknik spon ini selain pada awan yang terhampar di kakinya hanya dapat mencapai segi materialnya ialah terdapat pada proses kreasi para apa yang dimilikinya sebelumnya dan telah mengangkat senimannya. Selain keunikan pada proses kreasinya, istilah topik tentang rasa frustrasi dan nostalgia romantis (Council yang digunakan para pelukis Jelekong pun sangat unik. of Europe, 2000). Pertama, pelukis akan membuat lapisan dasar atau lapisan pertama yang mereka sebut dengan proses ngalataran. Dari C. Keunikan Material dalam Teknik Spon proses tersebut, akan dihasilkan sebuah dudukan. Dudukan Salah satu teknik yang selalu menjadi bahasan yang ini merujuk pada komposisi di mana si seniman akan tahu menarik bagi para penikmat seni lukis ialah teknik spon. di mana ia akan membuat pohon, sawah, gunung, sungai, Pelopor dari teknik spon ini sendiri adalah seorang pelukis dan sebagainya. Kedua, spons mulai digunakan untuk senior yang terkenal di Jelekong bernama Kusmana. Kata membuat lapisan shadow, middle tone, serta higlight spon sendiri berasal dari bahasa Indonesia, spons, yang dalam karya mereka. Spon digunakan untuk menghapus cat biasa ditemui di dapur yang merupakan alat pembersih yang dirasa berlebih dari proses ngalataran. Uniknya, jika untuk piring, gelas dan sebagainya. Sejak dulu, para pelukis seniman lain pada umumnya mendapatkan bentuk yang Jelekong berusaha memanfaatkan material bekas yang diinginkannya dengan cara menimpa atau menambahkan mudah ditemui dalam kehidupan sehari-hari. cat, seniman Jelekong justru melakukan hal sebaliknya Teknik spon, ini menjadi menarik karena yaitu dengan cara menghapus atau mengurangi cat. menggunakan spon (karet busa) yang diiris kemudian Proses ketiga ialah proses nyoret di mana seniman akan

| 4 | Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 Shopia Himatul Alya mulai merepresentasikan padi, pohon bambu, dedaunan, proses di mana seniman akan mendapatkan pola dasar tanah, dan sebagainya menggunakan sebuah karet bekas seperti pembagian besaran ruangan gambar pada kanvas. dari sandal jepit yang telah dibentuk sedemikian rupa Proses ini tidak menggunakan alat tulis seperti pensil dan menyerupai pensil. Seniman akan menggoreskan karet sebagaimana melainkan langsung menggunakan kuas tersebut dengan tekanan tangan yang berbeda. Semakin besar dengan menggunakan warna-warna dasar seperti besar tekanan dari tangan, maka warna pada karya mereka biru muda, hitam, dan abu-abu. Setelah proses tersebut akan semakin cerah atau putih. Maka dari itu, banyak selesai, kanvas kemudian dikeringkan di bawah sinar seniman Jelekong menganggap bahwa mengatur tekanan matahari selama lebih kurang 30 menit (Setiawan, 2012). tangan ketika proses nyoret adalah hal yang penting agar karya tidak terlalu putih. Efek yang dihasilkan dari karya seni lukis dengan teknik spon ini dapat menjadi identitas KESIMPULAN sebuah daerah yang mengangkat potensi lokalnya Berdasarkan hasil penelitian mengenai eksistensi (Perbawasari dkk., 2019). seni lukis Jelekong, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan Selain keunikan dari segi material dan proses bahwa tema keindahan atau pemandangan alam dalam kreasinya, para seniman Jelekong juga memproduksi kanvas seni lukis pemandangan Jelekong terinspirasi dari periode lukis mereka sendiri. Para seniman Jelekong pertama-tama Mooi Indie (Hindia Molek) yang populer pada masa kolonial akan menyiapkan kain seperti kain TC/TC, kain katun, Belanda. Dalam seni rupa Jelekong, penafsiran karya kain polyester, dan kain jenis marsoto. Kemudian kain lukis pemandangan cukup mudah karena karya dari para tersebut dibentangkan dan dipasang pada spanram kayu pelukis Jelekong adalah sebuah refleksi terhadap kualitas berukuran tiga meter kali satu meter setengah. Setelah keindahan alam sekitarnya dan diolah dengan standar ideal kain terpasang dan terbentang rapi, selanjutnya mereka yang tercipta dalam lingkup seni rupa Jelekong seperti akan menyiapkan adonan untuk melabur kain kanvas. kualitas padi yang menguning dan pepohonan yang hijau Adonan disatukan dalam sebuah wadah seperti ember dan rimbun. Kekuatan dari seni lukis naturalisme Jelekong yang memiliki tutup. Biasanya mereka memanfaatkan ialah terletak pada karakter dan teknik yang unik dalam ember bekas cat. Setelah adonan siap, proses pelaburan merepresentasikan keindahan alam nusantara. Keunikan dimulai dengan menggunakan sebuah sikat yang pada Jelekong dapat ditinjau dalam aspek material dan proses umumnya dipakai untuk mencuci pakaian. Sikat tersebut kreasi serta istilah-istilah khas yang mandiri yang tercipta akan dicelupkan pada ember adonan kemudian dilaburkan seiring perkembangan seni rupa di Jelekong. Selain itu, para pada kanvas secara merata. Setelah dilabur, kanvas dijemur pelukis Jelekong pun memproduksi sendiri kanvas yang di bawah terik matahari sampai kering merata. Setelah kemudian mereka gunakan untuk proses berkarya. Seni rupa kering, kanvas akan diangkat dan diamplas dengan maksud Jelekong memiliki beberapa kualitas yang menjadikannya agar laburan pertama merata dengan sempurna kemudian mandiri dan berbeda serta menonjol daripada seni rupa agar laburan yang kedua menempel dengan sempurna lainnya pada umumnya. Tema-tema yang diangkat oleh dengan laburan yang pertama. Setelah diamplas, adonan para pelukis Jelekong seolah-olah sudah menjadi identitas kembali ditambahkan dan kanvas dijemur kembali. Proses untuk membedakan karya para pelukis Jelekong dengan pelaburan dilakukan sebanyak tiga kali. Setelah kanvas karya seniman lainnya dalam seni rupa. Jelekong dilabur sebanyak tiga kali, kanvas yang kering akan telah turut memperkaya sejarah perkembangan seni dilepaskan dari spanram besar kemudian dipotong sesuai rupa Indonesia. Meskipun begitu, faktanya potensi besar kebutuhan. Selanjutnya, para seniman Jelekong akan dari Jelekong kadang tidak diketahui dan tidak terdengar memasangkan kembali kanvas yang sudah dipotong sesuai dikarenakan para pelukis Jelekong mayoritas adalah kebutuhan dan membentangkan kanvas tersebut pada seniman otodidak yang mana memiliki kemampuan yang spanram lain. Kemudian, umumnya para pelukis Jelekong kurang maksimal untuk menyuarakan gagasannya pada akan memulai proses berkarya dengan proses ngalataran dunia luar. atau ngadasaran. Sesuai dengan istilanya, proses ini ialah

Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 | 5 | KEUNIKAN REPRESENTASI ALAM DALAM LUKISAN JELEKONG TEKNIK REPRESENTASI UNIK DALAM LUKISAN PEMANDANGAN ALAM JELEKONG

Rujukan Household Needs. Patanjala, 4(2), 58–73. https:// Balik, G., & Balık Lökçe, D. doi.org/http://dx.doi.org/10.30959/patanjala. 2019. On the Relationship of Landscape and Painting. v4i2.140 AM Journal of Art and Media Studies, 19, 29–44. Shabiriani, Uzda & Junaidy, Deny & Setiawan, Pindi. https://doi.org/10.25038/am.v0i19.305 2020. Faktor Ideasi dalam Proses Kreasi Seniman Europe, Council of. Representing Art in Nature. Naturopa, Lukis Jelekong. Mudra Jurnal Seni Budaya. 2000. https://rm.coe.int/naturopa-2000-no-93-the- 35. 360-375. https://www.researchgate.net/ representation-of-nature-in-art-/168069cdfb publication/346215950_Faktor_Ideasi_dalam_ Burhan, Agus. Proses_Kreasi_Seniman_Lukis_Jelekong 2014 Perkembangan Seni Lukis: Mooi Indie sampai Sukapura Dewi, B., Pandanwangi, A., & Prasetya, S. Persagi di Batavia 1900-1942. : Galeri 2008. Kajian Seni Rupa Jelekong, Bale Endah Nasional Bandung Meningkatkan Potensi Kepariwisataan Kleiner, F. S. Jawa Barat. https://www.researchgate.net/ 2014. Gardner’s Art Through The Ages: A Concisw publication/277735035_Kajian_Seni_Rupa_ Western History. In S. A. Poore (Ed.), Wadsworth, Jelekong_Bale_Endah_Bandung_Meningkatkan_ Cengage Learning, USA (Third Edit). Wadsworth, Potensi_Kepariwisataan_Jawa_Barat Cengage Learning. Utari, Shela Dwi. Monika, Dinda & Widiastuti, Nela. 2020. MOOI INDIE DALAM LINGKAR SENI LUKIS MODERN 2020. STRATEGI KOMUNIKASI MASYARAKAT KAMPUNG INDONESIA (1900-1942). 1. 157-174. 10. https:// JELEKONG DALAM MEWARISKAN SENI LUKIS. www.researchgate.net/publication/342477779_ MEDIAKOM. 4. 58-69. https://www.researchgate. MOOI_INDIE_DALAM_LINGKAR_SENI_LUKIS_ net/publication/344870680_STRATEGI_ MODERN_INDONESIA_1900-1942 KOMUNIKASI_MASYARAKAT_KAMPUNG_ Zuliati, Zuliati. JELEKONG_DALAM_MEWARISKAN_SENI_LUKIS 2014. Ikonografi Karya Sudjojono “Di Depan Pandanwangi, A., Sukapura Dewi, B., & Elnissi Tanok, S. Kelamboe Terboeka”. Journal of Urban Society’s 2019. Komparasi Karya Seni Lukis Mooi Indie antara Arts. 1. 1-16. https://www.researchgate.net/ Seniman Indonesia dan Seniman dari Barat publication/345733711_Ikonografi_Karya_ Periode 1930-an. Budaya Nusantara, 2(2), 305– Sudjojono_Di_Depan_Kelamboe_Terboeka 311. https://doi.org/https://doi.org/10.36456/b. nusantara.vol2.no2.a1968 Perbawasari, S., Dida, S., & Nugraha, A. R. 2019 Peran stakeholders dalam membangun identitas Purwakarta yang berwawasan nilai budaya lokal. PRofesi Humas Jurnal Ilmiah Ilmu Hubungan Masyarakat, 4(1), 23. https://doi.org/10.24198/prh. v4i1.21349 Purnomo, Setianingsih. 2016. Seni Rupa Masa Kolonial : MOOI INDIE VS PERSAGI. ULTIMART Jurnal Komunikasi Visual. 7. 7-17. https:// www.researchgate.net/publication/328341378_ Seni_Rupa_Masa_Kolonial_MOOI_INDIE_VS_ PERSAGI Setiawan, I. 2012. The Existence of Jelekong Art Village in Supporting

| 6 | Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 Donny Trihanondo

VISUAL ARTS STUDENT FINAL PROJECT TOPICS AS AN INSIGHT OF PROFESSIONAL CHOICES AFTER GRADUATION

Donny Trihanondo Visual Arts Study Program, Telkom University [email protected]

ABSTRACT

The objectives of this research is to reveal the trend among Telkom University’s Visual Arts Students. The Study Program which was established since 1996 is one of Visual Arts study program in Bandung among only several similar study programs. Methodology used during the research is quantitative approach which tried to reveal the trend between Visual Arts students within the university. The data collected then displayed and interpreted with theories related to education and psychology. Results from the research show that during the span of five years, there is a tendency that students becoming more interested in Photography subject. Moreover, the number of students that took theses as their mode of completion is rising compared to final assignment as their completion mode. These data also show that the completion mode and topics selected was dependent on the availability of supervisors and their respected fields. This research is still ongoing, and more data will be needed to know the trend within fine art students in Bandung.

Keywords: Theses, Final Project, Visual Arts Students.

INTRODUCTION But one cannot conceal that in the first place, Fine Art Visual Arts study program has a long of history in institution in Bandung was at the credit of the Dutch. Indonesia, also known as The Art Academies, Visual Arts The first initiative to open such a school was coined by study program was started in around 1940-1950s mainly Simon Admiraal, a teacher from Jakarta’s Lyceum (High in two cities in Indonesia, Bandung and Jogjakarta. In the school term of the Colonial Indonesia). After approval from past, Bandung was prepared as the capital of Netherland’s colonial government, then the school started with several Indie, so there was many colonial government buildings lecturers such as Ries Mulder (expressive drawing), Jack in Bandung. Even after the proclamation of independence Zeylemaker (Decorative arts), Piet Pipers (Crafts), and Hans was proclaimed, the Dutch colonial government still tried Frans (Human Anatomy). After the school started, then a few to open a school for preparing teachers in teaching high other lecturers came, such as Prof. Friedman (Eastern Art school students. The school was part of Technical Faculty History), Prof. Bernett Kempers (Archeology), Prof. Beerling of Universiteit van Indonesie in Bandung, and was given (Philosophy), and others. Because of these dutch lecturers, the name of Universitaire Leergang Voor de Opleiding van there was a strong western influence in the school. During Tekenleraren en Handenarbeit (English: University Center that periods, there were also many locals that registered for The Education of Drawing and Crafts Teachers). The as students. One of the first Indonesian faculty member center was opened on 1st of August, 1947, as the first Fine was Sjafei Sumardja who held Dutch diploma in drawing. Art institution in Indonesia. Up until now, sometimes people mentioning Bandung Art, Because of this historical facts, and other especially that of ITB (the successor of University Center development in Visual Arts in Bandung, nowadays Bandung for Drawing Teachers) as the Laboratory of the West. has become one of major art hub in Indonesia. Several Meanwhile, due to its nationalistic colors, Art Institutions exhibitions and program were held annually in Bandung. in Jogjakarta were labelled as the Laboratory of the East.

Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 | 7 | VISUAL ARTS STUDENT FINAL PROJECT TOPICS AS AN INSIGHT OF PROFESSIONAL CHOICES AFTER GRADUATION

Time goes by quickly after the formation of the first an artist is to be an idealistic as it could, sometimes have to art school in Bandung. Several other art schools were also face to face with the regulation and industrialization that born within the city. Some was initiated by the central or surely come as quickly as it can. For the time being, someone local government through its educational bodies, and the that want to pursue their name in the field of art, should others were started by private institutions. Nowadays, there also thinking about how to get there, and sometimes must are about five higher institutions that offer specifically fine first temporarily set aside their idealism by taking part in art study program. The institutions are Institut Teknologi commission working through various projects. Bandung (ITB), Maranatha University, Institut Seni dan From the background mentioned above, as the Budaya Indonesia Bandung (ISBI Bandung), Universitas researcher, I defined the objectives of this research as to Pendidikan Indonesia (UPI), and Telkom University. Actually, know the relationship between the topics chosen by the as for today the issue of western or eastern laboratory is final year students and the psychological reasons behind not as profound as in the past, when the only art institution the decisions made by the students. As for the final projects in Bandung was only in ITB. The lecturers who teach, or theses topics, the study program do not give strict especially in Telkom University actually came from many requirements, so the students of different studios could alma mater, both for undergraduate and postgraduate alma freely choose topics best suited for their interests. The mater. This actually ensure the diversity and uniqueness to problem come rather from the supervisor sides, because come instead of having the kind of lecturer that were all students should be supervised by the best lecturer suited Dutch like in the past. Every art institution mentioned before for guiding the theses or final projects topics. Then at the have their own uniqueness, so as they do not interfere with end of every completion of study we should also look to the each other especially in student intake selection process. extent of performance done by students, suggested by their The challenges right now is not about the nationalistic final projects or theses final scores. This research should approach of the east or the academic processes of the benefit the study program management team, lecturers, as west, but rather about how to become unique and special well as the students, in providing the insight of how the in some way that benefiting the continuation process of an final examination through final projects or theses should be institution. In the history timeline, Bandung has become an carried out. Especially in Bandung, where the environment art hub, and in the future it will progressing, as long as the is very dense in the number of fine art study program, and environment supported it. also the number of students compared to national figures, The fine art study program in Telkom University, has this research could become a case study for the approach three main studio majors, which is Painting, Intermedia, needed in general Visual Arts problems. and Photography and Film. These three studios, in some way is quite fluid, so some students could collaborate with each other depending on their ideas and passions, even METHODS with other studios or even study programs. The future is Methodology used during the research is quantitative all about collaboration, and communications become approach which tried to reveal the trend between Visual very important for the students, as well as the lecturers. Arts students within the university. The data collected The current environments in education sectors, and also then displayed and interpreted with theories related to in industrial sectors, have put challenges to the education education and psychology. In comparative statistics, at providers, especially Visual Arts study programs. As a part least there must be two different variables to be tested for of national movement, through Indonesian Certification the relations. In this case, Topics is determined as a variable Boards (BNSP), the graduates not only equipped with that is independent (x), meanwhile the dependent variables diploma, but rather they have to go through certification could be determined as profession after graduation (y1), processes and get their professional certification. This is studios taken while studying (y2), certification taken (y3), how liberalization in education has taken a toll for us the and supervisors field of expertise (y4). For the hypotheses, fine art higher institutions. The old sayings, that to become we assume that there is strong correlation between

| 8 | Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 Donny Trihanondo topics and the profession after graduation, as well as certification and studios taken while studying. The sample for this research are students that had already graduated in the recent 5 years, that comprising of about 50 students, from the population of around 150 graduated students. Data collected mainly from Telkom University’s Academic Database System (I-Gracias) especially that is related to

Theses and Final Assignment system. The collected data Fig. 2 Category of Final Examination Chosen by Students then processed with statistics software to be displayed and • Studios Taken by Students analyzed further. As previously described in introduction, there are 3 studios and one art studies major that could be chosen by the students. Students mainly choose Film and Photography RESULTS AND DISCUSSIONS for their studio based practice, the second most favorite Data collection showed in the figures below are is Painting, then followed by Intermedia and Art Studies taken from university’s academic system, and some data major. This shows how the Telkom University students are also collected from surveys conducted to the students. mainly interested in new media in art practice. • Categories of Topics Taken for Final Project or Theses The topics taken by the students were taken from random sample of 50 students, topics are mainly in Graphic and Illustration, which includes broad fields of visual artistic practices. Painting is chosen by around 5 students, New Media is taken by 3 students, and Installation is chosen by 2 students. The second most favorable topics is Film and Photography which were chosen by around 14 out Fig. 3 Studio Chosen by Students of 50 students. Last but not least are topics in Exhibition • Categories of Certification Taken by Students Management that were chosen by a student. Telkom University’s students are also mandatorily to take certifications related to their field of study. There is a Certification subject in the curriculum that is specially designed to help the students to take this certification. Because of the nature of this certification process that is not strictly regulated at the beginning of the adoption, students free to choose certification that bets suited their interest. The data collected could not be concluded because the certification chosen by the students are very

Fig.1 Categories of Topics Taken for Final Project or Theses diverse and of various fields of competencies.

Students mainly choose project based theses for the completion of their study in Visual Arts Program in Telkom University. The percentage is about 30 % that choose Theses, compared to around 70 % which choose Final Project for their study completion.

Fig. 3 Studio Chosen by Students

Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 | 9 | VISUAL ARTS STUDENT FINAL PROJECT TOPICS AS AN INSIGHT OF PROFESSIONAL CHOICES AFTER GRADUATION

• Supervisors Field of Expertise eProceedings of Art & Design, 6(2). As for the field of expertise of the supervisors for Final Project/Theses, the supervisors mainly consisted of Hapsari, M. I. lecturers from Film and Photography which is around 4 2016 Pengkajian Program Kursus dan Pelatihan persons. This is also due to the number of the students Terkait dengan Jenis Keterampilan, Sertifikasi choosing Film and Photography studio that is relatively big. dan Penempatan Lulusan. Journal of Nonformal The data shows that there is a strong connection between Education, 2(1). the supervisor’s field of expertise and topics chosen by the students. Osborne, J. W. (Ed.). 2008 Best practices in quantitative methods. Sage.

Ramadhan, M. D., Trihanondo, D., & Endriawan, D. 2019 Perkembangan Pendidikan Tinggi Seni Rupa di Bandung. eProceedings of Art & Design, 6(2).

Fig. 4 Supervisors Field of Expertise Sari, K. I. P., Cahyana, A., & Hutomo, B. S. 2019 Animo Mahasiswa Seni Kota Bandung Terhadap Apresiasi Pameran Karya Seni Rupa Murni. ATRAT: CONCLUSIONS Jurnal Seni Rupa, 7(1). Results from the research show that during the span of five years, there is a tendency that students becoming Soemantri, H. more interested in Photography subject. Moreover, the 2007 Visual Art 7: Indonesian Heritage. number of students that took theses as their mode of completion is rising compared to final assignment as Trihanondo, D., & Endriawan, D. their completion mode. Even though, the total number of 2019 Website Development of Higher students who took the Final Project is still greater than Education Institutions Historical Archives. In those took theses for their study completion. This data IOP Conference Series: Materials Science and also shows that students who took Final Project could be Engineering (Vol. 662, No. 2, p. 022035). IOP assumed to take part in visual arts practices after their Publishing. graduation. Meanwhile the students that took Theses for study completion, have the tendency to take further study Trihanondo, D., & Endriawan, D. after graduation, or becoming scholars and art mediators. 2018 The Role Of Higher Education In Society Activation These data also show that the completion mode and topics Through Digital Mural In ASEAN Cities. Digital selected was dependent on the availability of supervisors mural in ASEAN cities. MS&E, 434(1), 012284. and their respected fields. This research is still ongoing, and more data will be needed to know the trend within fine art students in Bandung.

* * *

BIBLIOGRAPHY Adiyasa, S., & Trihanondo, D. 2019 Konservasi Satwa di Kebun Binatang Bandung Dalam Fotografi dan Videografi Sebagai Penunjang.

| 10 | Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 Didit Endriawan

KARAKTERISTIK KARYA-KARYA TUGAS AKHIR/SKRIPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI SENI RUPA TELKOM UNIVERSITY

Didit Endriawan Program Studi Seni Rupa, Fakultas Industri Kreatif Universitas Telkom Jalan Telekomunikasi No 1, Bandung e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Seni rupa merupakan salah satu cabang seni di antara cabang-cabang seni lainnya. Wujud karya seni rupa dalam sejarah pemikiran manusia adalah berbentuk rupa/visual. Seiring perkembangan zaman, bentuk karya seni rupa tidak sekadar visual saja tetapi lebih dari itu. Salah satu dampak dari perkembangan zaman terjadi di dunia pendidikan seni rupa di Indonesia. Sejak berdirinya institusi seni di Indonesia pertengahan abad 20 hingga kini, semakin berkembang pula para seniman, para akademisi seni, para mahasiswa seni, dalam mengekspresikan seninya baik dalam hal tema, konsep, maupun eksplorasi media menjadi karya seni, terutama sekali di era “kompleksitas” saat ini. Dalam tulisan ini, penulis mencoba mengulas tentang keberagaman karya tugas akhir para mahasiswa program studi seni rupa Universitas Telkom. Melalui kajian ini, setidaknya bisa dilihat dominasi tema, konsep, dan eksplorasi media dalam karya mahasiswa seni rupa termasuk karya penelitian/skripsi. Tema tentang teknologi digital kekinian, seni rupa tradisi, kritik seni, pameran daring, spiritualitas, dan lainnya adalah variasi tema yang diekspresikan mahasiswa-mahasiswi dengan konsep dan media yang sedemikian rupa. Fakultas Industri Kreatif Telkom University yang memiliki visi dengan kata kunci “budaya nusantara”, “creativepreneur”, dan “Teknologi Informasi” berpengaruh terhadap karya-karya mahasiswa seni rupa. Kesimpulanya, penulis optimis, bisa menjadi salah satu “potret” perkembangan seni rupa di Bandung khususnya dan di Indonesia umumnya.

Kata kunci: keberagaman, karya, tugas akhir, telkom, seni rupa

PENDAHULUAN program studi seni rupa adalah Fakultas Industri Kreatif Bung Karno pernah berkata bahwa sebelum Universitas Telkom, selain Universitas Kristen Maranata, Indonesia merdeka manusia Indonesia yang bisa baca tulis ITB, ISBI Bandung, dan Universitas Pendidikan Indonesia. kurang dari 10%. Ketika Indonesia merdeka, sedikit demi Program studi seni rupa Universitas Telkom sedikit pembangunan dimulai. Salah satu pembangunan sudah banyak meluluskan mahasiswa hingga bergelas yang penting adalah bidang pendidikan. Di dalam bidang Sarjana Seni. Dalam kaitannya untuk memperoleh gelar pendidikan tinggi, banyak sekali jurusan-jurusan atau Sarjana Seni tersebut, tentunya harus melalui Tugas fakultas-fakultas, salah satunya adalah jurusan seni, lebih Akhir/Skripsi sebagai salah satu dari banyak syarat yang khusus lagi seni rupa. Dalam sejarah berdirinya institusi harus dipenuhinya, sehingga dari jumlah SKS yang harus seni di Indonesia dimulai tahun 1940an dan 1950an. dipenuhi minimal 144. Pada tahun-tahun selanjutnya semakin berkembang pesat Dalam kajian singkat ini, penulis akan menjelaskan pendidikan tinggi yang membuka program studi seni rupa. kepada para pembaca yang terhormat tentang keberagaman Salah satu perguruan tinggi di Bandung yang membuka karya Tugas Akhir/Skripsi di program studi seni rupa Telkom

Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 | 11 | KARAKTERISTIK KARYA-KARYA TUGAS AKHIR/SKRIPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI SENI RUPA TELKOM UNIVERSITY

University. Keberagaman yang dimaksud meliputi tema, Gambar 1. Salah satu karya Tugas Akhir mahasiswa berjudul “FACHRI NURHAKIM” konsep, dan media dalam berkarya baik dalam Tugas Akhir (Sumber: Penulis) maupun Skripsi (Penelitian Seni). Penulis hanya menyajikan beberapa karya saja.

METODE Dalam kajian ini, penulis memperoleh data-data dari para mahasiswa seni rupa Universitas Telkom baik berupa foto, video, pengantar Tugas Akhir, naskah tulisan

Skripsi, maupun diskusi langsung dengan mahasiswa- Gambar 2. Karya Tugas Akhir Raida yang berjudul “Such AS Butterflies” mahasiswa yang sedang berkarya. Pendekatan teori yang (Sumber: Raida Habibah) digunakan adalah Estetika Seni, Kritik Seni, dan Sejarah Seni Rupa Indonesia. Metode kualitatif kiranya tepat sekali untuk digunakan dalam kajian ini. Pengamatan langsung, bahkan berinteraksi langsung dengan sumber data utama adalah ciri khas dari metode kualitatif.

HASIL KAJIAN Mahasiswa program studi seni rupa Telkom University pada tingkat akhir bisa mengambil jalur pengkaryaan (Tugas Akhir) atau memilih jalur penelitian menjadikannya berinteraksi dengan orang-orang yang (Skripsi). Mahasiswa yang mengambil Tugas Akhir dengan sebelumnya belum dikenalnya. bobot 6 SKS maka hasil akhirnya adalah karya seni/artefak Karya selanjutnya adalah karya Raida Habibah. dengan media tertentu disertai pengantar karya yang Gagasan utama dalam karyanya tentang fenomena dipertanggungjawabkan di depan para penguji dan para kupu-kupu sebagai mahkluk yang indah tetapi dibalik pembimbing. Mahasiswa yang mengambil Skripsi dengan keindahannya itu, kupu-kupu memiliki kebiasaan buruk bobot 6 SKS, hasil akhirnya adalah berupa laporan akhir yaitu parasit, perkelahian, mabuk, memakan daging, penelitian/Skripsi yang dipertanggungjawabkan di depan memakan kotoran, dan meminum air mata hewan lain. para penguji dan para pembimbing. Raida menghadirkan gagasan tersebut dengan dikaitkan Salah satu karya tugas akhir yang merepresentasikan dengan dosa-dosa besar manusia.dan gambaran kupu- budaya Indonesia yang anti individualis adalah karya Fahri kupu pada pattern kaca patri yang sering dijumpai pada Nur Hakim. Dalam karyanya, dikonsepi bahwa saat ini katedral. betapa memprihatinkannya ciri khas budaya Indonesia Selanjutnya penulis hadirkan evident screenshot yaitu kepedulian sosial. Gempuran teknologi informasi Skripsi karya Tedi Supardi yaitu tentang motif batik yang serba instan menyebabkan interaksi sosial tergerus. Indramayu. Makna motif batik Indramayu sangat erat Tegur sapa secara real di lapangan sosial menjadi jarang kaitannya dengan kehidupan dan lingkungan masyarakat terjadi. Permainan Lego yang mengharuskan interaksi Indramayu. Hal itu bisa dilihat dari motif iwak etong, sosial menjadi salah satu cara bagi Fahri Nur Hakim kembang suket, kembang gunda, jae serempang yang untuk memecahkan persoalan interaksi sosial yaitu sikap objeknya sangat mudah ditemui di Indramayu. individualis. Dari sudut pandang Psikologi, karya tersebut Batik iwak etong merupakan salah satu batik yang cukup efektif untuk terapi psikis. Hal ini diakui oleh Fahri terdapat di sentra Batik Paoman. Nama batik iwak etong ketika karya tersebut dimainkan di Car Free Day yang

| 12 | Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 Didit Endriawan

Gambar 3. Slide presentasi skripsi Tedi Supardi tentang memahami Gambar 5. Slide presentasi skripsi Gading Prima Yudhistira makna motif batik Indramayu tentang existensi pelukis Jelekong (Sumber: Tedi Supardi) (Sumber: Tedi Supardi)

Faktor lainnya adalah mereka mampu mempertahankan budaya berkesenian itu secara turun temurun. Selain itu, Gambar 4. Motif Batik Iwak Etong Indramayu, salah satu obyek salah satu faktor yang tak kalah penting adalah karena kajian Skripsi tedi Supardi (Sumber: Tedi Supardi) masih adanya permintaan pasar terhadap lukisan yang mereka produksi.

KESIMPULAN Demikian “potret” sedikit dari banyak karya Tugas Akhir dan Skripsi mahasiswa prodi Seni Rupa Telkom University. Penulis hanya memaparkan satu dari tiga kata kunci yang berkaitan dari visi program studi seni rupa yaitu berkaitan dengan Budaya Nusantara (sesuai ini diilhami dari letak geografis Indramayu sebagai wilayah tema seminar ARTIVAC 2020: praktik dan potensi budaya yang berpotensi penghasil biota laut dan salah satunya visual Nusantara). Secara ringkas penulis hanya sedikit adalah iwak etong. Iwak etong atau masyarakat Indramayu mengulas tentang batik Indramayu, pelukis Jelekong, seni biasa menyebutnya dengan sebutan urang platok (udang lukis kaca, dan permainan tradisional dalam karya Fahri platok). Kemudian oleh para pengrajin dituangkan kedalam Nur Hakim. Mudah-mudahan pada kesempatan berikutnya batik. bisa dielaborasi tema-tema karya tugas akhir/skripsi yang Iwak etong atau ikan etong adalah biota laut yang berkaitan dengan Teknologi Informasi dan Creativepreneur. banyak dijumpai di laut Indramayu. Iwak etong sejak dulu Namun demikian bukan berarti antarketiganya tidak saling menjadi salah ikan paling favorit untuk dikomsumsi oleh berhubungan dan tidak saling terpisah tetapi bisa saling masyarakat Indramayu. Rasanya yang sangat enak dan gurih mempengaruhi. ketika dibakar mungkin menjadi salah satu penyebabnya.

Visual iwak etong sangat menonjol pada batik iwak etong * * * karena ukurannya yang paling besar dibandingkan visual objek lain seperti rumput laut dan udang. RUJUKAN Berikutnya adalah skripsi karya Gading Prima Atmadja, Mochtar Kusuma dkk. Yudhistira. Pada penelitiannya, Gading membahas tentang 1991 Perjalanan Seni Rupa Indonesia dari Zaman eksistensi pelukis Jelekong dari awal kemunculannya Prasejarah Hingga Masa Kini. Bandung: PENERBIT hingga sekarang. Hasil analisis yang diperoleh dari Panitia Pameran KIAS 1990-1991 peneilitian ini sebagimana disampaikan oleh Gading adalah beberapa faktor yang membuat eksistensi seni lukis Bangun, Sem C. Jelekong mampu bertahan hingga saat ini di antaranya 2000 Kritik Seni Rupa, Penerbit ITB, Bandung. karena karya yang diproduksi adalah karya berjenis lukisan.

Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 | 13 | KARAKTERISTIK KARYA-KARYA TUGAS AKHIR/SKRIPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI SENI RUPA TELKOM UNIVERSITY

Damajanti, Irma 2006 Psikologi Seni. Bandung: Penerbit PT Kiblat Utama

Fahri Nur Hakim 2018 Tugas Akhir: FAHRI NUR HAKIM, Bandung: Universitas Telkom Gading Prima Yudhistira 2020 Skripsi: Analisis Keberadaan Pelukis Jelekong Dalam Medan Sosial Seni Rupa di Bandung dan Faktor Penyebab Eksistensinya Hingga Sekarang, Bandung: Universitas Telkom

Raida Habibah 2020 Tugas Akhir: Such As Butterfiles, Bandung: Universitas Telkom

Sumardja, Jakob 2000 Filsafat Seni. Bandung: Penerbit ITB

Suryajaya, Martin 2016 Sejarah Estetika Era Klasik Sampai Kontemporer. Jakarta: Gang Kabel

Tedi Supardi 2020 Skripsi: Perkembangan Industri Batik di Kabupaten Indramayu Serta Memahami Makna Motifnya, Bandung : Universitas Telkom

Yudoseputro, Wiyoso 1986 Pengantar Seni Rupa di Indonesia. Bandung: Penerbit Angkasa Bandung

| 14 | Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 Mira Marlianti | Wuri Handayani

POTRET KREATIVITAS MAHASISWA MILENIAL DALAM PENCIPTAAN BUSANA BERBASIS BATIK Mira Marlianti | Wuri Handayani Program Studi Tata Rias dan Busana (D4) Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) – ISBI Bandung Email: [email protected]

ABSTRAK

Kajian ini bertujuan mendeskripsikan secara mendalam proses kreatif Mahasiswa Program Studi Tata Rias dan Busana (D4) ISBI Bandung dalam mengeksplorasi batik untuk kepentingan Tugas Akhir (TA). Kajian ini dirasa penting karena untuk memberikan gambaran, bahwa gerenasi milenial dengan cita rasanya memiliki kreativitas yang mampu memgenalkan kembali keberadaan batik kepada masyarakat luas. Untuk kepentingan tersebut, metode yang digunakan adalah deskriptif analisis dengan objek material karya 8 (delapan) mahasiswa angkatan 2016 yang Tugas Akhir tahun 2020. Hasil kajian menunjukkan bahwa kreativitas mahasiswa angkatan 2016 dalam mengeksplorasi batik telah berhasil menghadirkan batik fesyen yang ber-taste milenial dan memiliki kebaruan, baik dari sisi konsep yang diangkat, motif yang dihasilkan, look fashion yang dibuat, serta teknik yang digunakan.

Kata kunci: Batik, Fesyen, Milenial

PENDAHULUAN sebagai pakaian yang umumnya dipakai ketika ada acara Batik sebagai salah satu budaya visual nusantara, formal. Kain batik merupakan salah satu kekayaan budaya tidak hanya sekedar kain tradisional dengan beragam Indonesia yang tak ternilai harganya. Sejak 2 Oktober 2009 corak, namun dibalik itu sangat kaya akan kandungan UNESCO menetapkan batik sebagai warisan kebudayaan sejarah dan nilai–nilai tradisi dari bangsa Indonesia yang asli Indonesia. Pengakuan internasional membuat sangat berharga. Batik merupakan salah satu bentuk bangsa Indonesia bangga akan budaya batik dan tetap ekspresi kesenian tradisi yang dari hari ke hari semakin melestarikan keberadaan batik dengan semakin luas di menapakkan jejak kebermaknaannya dalam khasanah Nusantara (Ihyaul Ulum, 2009). kebudayaan Indonesia. Secara etimologi istilah batik Akan tetapi, kecenderungan minat generasi muda berasal dari kata yang berakhiran “tik”, berasal dari kata sebagai kaum milenial terhadap trend yang bernuansa menitik yang berarti menetes. Berarti menitikan malam kekinian berimbas pada minimnya ketertarikan mereka dengan canting sehingga membentuk corak yang terdiri atas akan batik sebagai produk tradisional yang ditawarkan susunan titikan dan garisan (Anas, dkk, hlm. 1997). Menurut di masa ini. Adapun produk gaya hidup yang telah terminologinya, batik adalah gambar yang dihasilkan mengimplementasikan konten lokal sering kali memiliki dengan menggunakan alat canting atau sejenisnya dengan nilai estetis yang rendah, bahkan kadang kala nilai dari bahan lilin sebagai penahan masuknya warna. Batik sebagai batik itu sendiri menjadi hilang karena telah mengalami kata benda merupakan hasil penggambaran corak di atas proses eksplorasi berlebihan. Hal ini terasa dengan kain dengan menggunakan canting sebagai alat gambar minimnya produk fashion terkait batik yang tersedia di dan malam sebagai zat perintang. Artinya bahwa secara masyarakat yang sesuai dengan kecenderungan trend bagi teknis batik adalah suatu cara penerapan corak di atas kain generasi milenial. melalui proses celup rintang warna dengan malam sebagai Pelestarian adalah proses atau cara atau perbuatan medium perintangnya. melestarikan serta melakukan perlindungan dari Jika dibandingkan dengan kain-kain biasa batik kemusnahan atau kerusakan, pengawetan, konservasi lebih memiliki nilai seni fashion yang sesuai untuk semua (Hasan Alwi, 2007, hlm. 665). Sebagai upaya untuk menjaga kalangan. Seiring dengan perkembangan jaman, busana kelestarian budaya batik dengan mewujudkan kecintaan batik semakin muncul dengan berbagai jenis corak dan pada batik, serta menumbuhkan minat generasi millinial juga style fashion desain busananya. Kain batik digunakan sebagai target market untuk merancang produk gaya

Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 | 15 | POTRET KREATIVITAS MAHASISWA MILENIAL DALAM PENCIPTAAN BUSANA BERBASIS BATIK hidup dalam hal ini produk fesyen yang ber-taste batik deskriptif analisis. Nurjannah, dkk (2020, hlm. 35) dalam millinial, maka Prodi Tata Rias dan Busana memfasilitasi jurnalnya menuliskan bahwa penelitian evaluatif dan melengkapi kurikulumnya dengan mata kuliah Batik menjelaskan adanya kegiatan penelitian yang sifatnya yang tepatnya diberikan di semester 4 dengan bobot mengevaluasi terhadap suatu objek, yang biasanya 4 SKS. Dalam mata kuliah ini, mahasiswa diberikan merupakan pelaksanaan dari suatu rencana. Jadi yang materi yang cenderung ke arah praktik secara langsung. dimaksud dengan penelitian evaluatif adalah penelitian Dengan adanya mata kuliah ini diharapkan, dalam jangka yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang panjangnya menjadi solusi untuk penambah wawasan dan apa yang terjadi yang merupakan kondisi nyata mengenai skill mahasiswa sebagai desainer kelak, atau dalam jangka keterlaksanaan rencana yang memerlukan evaluasi. pendeknya materi batik yang telah diberikan tersebut Penelitian evaluatif merupakan suatu desain dan prosedur dapat dikembangkan atau di eksplorasi lebih lanjut di sesi evaluasi dalam mengumpulkan dan menganalisis data TA (khusus bagi mahasiswa yang minat). secara sistematik untuk menentukan nilai atau manfaat Prodi D4, hingga tahun 2020 ini telah menghasilkan (worth) dari suatu praktik. 5 kelulusan yakni mulai tahun 2016-2020. Di sini terlihat Metode pendamping dari kajian evaluasi ini adalah adanya fenomena yang positif, di mana tiga tahun terakhir metode deskriptif analisis dengan fokus objek berupa 31 mulai tahun 2018 minat mahasiswa dalam mengangkat tampilan karya fesyen yang dihasilkan dari 8 (delapan) batik terlihat grafik peningkatan, yang mana Tahun 2018 mahasiswa angkatan 2016 yang Tugas Akhir tahun 2020, terdapat 2 mahasiswa, tahun 2019 ada 4 mahasiswa yang mana jabaran detailnya fokus karya, sebagai berikut: dan tahun 2020 ini ada 8 mahasiswa yang mengangkat 1) Anggi Firmansyah : 4 Look karya, 2) Farah Nisa Rohimah: batik. Mereka terjun langsung dalam praktik pembatikan 4 Look karya, 3) Rani Novanti Kamilah : 3 Look karya, 4) karyanya. Membatik meski sepintas terkesan sangat Ningrum Ayu Wardani : 4 Look karya, 5) Ambar Octaviani sederhana sebenarnya kegiatan membuat kain batik Rosadi Putri : 4 Look karya, 6) Nurul Aisah : 3 Look karya, 7) tidaklah semudah yang dibanyangkan. Khusus dalam Silvi Hilmia Pisilmi K : 4 Look karya, dan 8) Febrilita Rizki : 5 praktik desain motifnya saja memakan waktu tergantung Look karya. Total 31 look fashion karya Batik TA mahasiswa kesulitan motif yang dibuat. tersebut di analisis dan identifikasi kreavitasnya dari segi Secara garis besar kajian ini berupa upaya metode perancangan desainnya yang mencakup konsep mendeskripsikan secara mendalam proses kreatif an yang diangkat, motif yang dihasilkan, look fashion yang minat mahasiswa Program Studi Tata Rias dan Busana dibuat, serta teknik yang digunakan. (D4) ISBI Bandung dalam mengeksplorasi batik untuk kepentingan Tugas Akhir. Kajian ini dirasa penting karena untuk memberikan gambaran, bahwa mahasiswa kami HASIL KAJIAN sebagai generasi milenial dengan cita rasa moderennya Berdasarkan pengumpulan data dengan teknik memiliki kreativitas yang mampu mengenalkan kembali observasi (mengamati langsung karya-karya fashion batik keberadaan batik kepada masyarakat luas. Hasil kajian Tugas Akhir mahasiswa) serta teknik dokumentasi (berupa ini, nantinya akan menjadi bukti fisik akan evaluasi prodi foto produk karya), yang kemudian diidentifikasi metode terhadap perkembangan minat dan kreatifitas mahasiswa penciptaannya disesuaikan dengan yang ditawarkan dalam mengangkat Batik sebagai salah satu bentuk Potensi Gustami dalam Mujiono (2010, hlm. 10), metode penciptaan Budaya Visual Nusantara. merupakan metode ilmiah yang digunakan dalam proses penciptaan karya seni. Mengacu pada metode penciptaan tersebut, secara metodologis terdiri dari tiga tahap yaitu METODOLOGI eksplorasi, perancangan, dan perwujudan. Dengan kata Sesuai dengan permasalahan yang telah lain, metode kajian perancangan desain mengidentifikasi dikemukakan sebelumnya, maka jenis penelitian ini cakupan eksplorasi ide/konsep yang diangkat mahasiswa, mengarah pada kajian evaluatif dengan taraf metode improvisasi, dan temuan baru dari perancangan motif

| 16 | Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 Mira Marlianti | Wuri Handayani yang dihasilkan, teknik dan kombinasi yang digunakan dan Gambar 1.1. Visual Karya Tugas Akhir Batik Anggi Firmansyah (Sumber: Fhoto Reproduksi, Mira Marlianti, 2020) perwujudan tampilan produk milenial dari desain fashion yang rancang. Berikut jabaran analisa identifikasi dari masing-masing mini koleksi fashion yang dihasilkan oleh ke-8 mahasiswa, yakni:

1.Anggi Firmansyah Penciptaan Motif Bandung Lautan Api pada Ready To Wear Deluxe dengan Teknik Batik dan Rust Dyeing Eksplorasi ide/konsep yang ditawarkan oleh

Anggi melalui penciptaan karyanya adalah keinginan Gambar 1.2. Visual Karya Tugas Akhir Batik Farah Nisa Rohimah (Sumber: Fhoto Reproduksi, Mira Marlianti, 2020) memberikan edukasi tentang pentingnya menghargai sejarah perjuangan para pahlawan Indonesia agar seluruh masyarakat dapat mengetahui kejadian di masa lampau, khususnya peristiwa Bandung Lautan Api. Peristiwa sejarah perlawanan tersebut terjadi di Bandung seyogyanya harus tetap dijaga dan terus disebarluaskan. Salah satu upaya mengedukasi masyarakat akan peristiwa sejarah tersebut adalah melalui motif batik yang dihadirkan dalam fesyen milenialnya. Motif yang tercipta adalah motif batik cerita, yang lebih menonjolkan bentuk figurative yang 2.Farah Nisa Rohimah lepas pakem-pakem. Pengaplikasian motif pada karya ini Penciptaan Motif Batik Kesenian Tarawangsa Rancakalong merujuk pada empat kejadian penting yakni : (1) motif era Sumedang Pada Busana Ready To Wear Deluxe. tidak terimanya pihak Sekutu atas pembacaan proklamasi Farah Nisa R. dalam Tugas Akhirnya merancang 4 sebagai bentuk kemerdekaan Indonesia; (2) motif era Sekutu look fashion, yang mana konsep sebagai sumber idenya mengeluarkan ultimatum agar Tentara Republik Indonesia mengangkat kesenian Tarwangsa yang berasal dari dan masyarakat meninggalkan Bandung; (3) motif era daerah Rancakalong Sumedang. Kesenian ini adalah datangnya tentara Sekutu di Bandung dan mendapatkan salah satu warisan budaya dan ikon yang terdapat di kota keadaan Kota Bandung yang sudah luluh lantah; dan (4). Sumedang. Pengangkatan sumber ide/konsep tersebut motif era dibangunnya BLA sebagai penghargaan atas sebagai upaya melestarikan kebudayaan Tarwangsa perjuangan pahlawan dan untuk memperingati peristiwa sebagai ikon Sumedang melalui tampilan fashion. Terkait bersejarah tersebut. dengan desain motif yang dieksplorasi oleh pengkarya, Tampilan karya didominasi warna cantaloupe, tawny, berupa pengambaran aktivitas penari dan pangrawit saat rust, coklat, dan abu-abu, serta sisi style menggunaan efek berkesenian, alat musik kecapi, serta motif pendukung aplikasi kerut, pola assymetris, bulky and layering dengan berupa motif bilik bambu serta motif ikatan padi. Adapun, gaya exotic dramatic. Empat karya menggunakan siluet teknik yang digunakan seutuhnya menggunakan batik X, A, dan Trapeze. Pengkarya memilih teknik canting/tulis tulis dengan teknik perwarnaan sintetis dengan warna yang di-improve dengan teknik rust dyeing (pewarnaan tone warna merah, kuning dan sedikit warna biru. Dalam menggunakan karat besi) di atas kain primisima dengan pengkaryaan ini, pengkarya membuat empat look yang dilengkapi material pendukung invisible zipper dan kancing terdiri dari: 1 look introduction, 2 look signature, dan 1 kelapa. Produk karya akhir berupa empat karya Ready To look statement. Secara umum tampilan fashion yang Wear Deluxe, yang terdiri dari 1 karya introduction, 2 karya dihasilkan terkategori produk modest wear dengan style signature, dan 1 karya statement. bertumpuk (layering) bersiluet I dan A. Keseluruhan karya menggunakan fabric utamanya kain santung.

Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 | 17 | POTRET KREATIVITAS MAHASISWA MILENIAL DALAM PENCIPTAAN BUSANA BERBASIS BATIK Gambar 1.3. Visual Karya Tugas Akhir Batik Rani Novanti Kamilah Gambar 1.4. Visual Karya Tugas Akhir Batik Ningrum Ayu Wardani (Sumber: Fhoto Reproduksi, Mira Marlianti, 2020) (Sumber: Fhoto Reproduksi, Mira Marlianti, 2020)

3.Rani Novanti Kamilah 4.Ningrum Ayu Wardani Penerapan Motif Akar Serabut dengan Teknik Batik Penciptaan Motif batik Cerita Inspirasi Kuda kosong Pada Remekan pada Ready to Wear Ready to Wear Deluxe. Karya Rani ini dibuat dengan konsep yang berbeda Konsep karya mengangkat cerita kuda kosong dibanding batik remekan yang sudah ada. Pertumbuhan yang menjadi ikon Cianjur, dinilai sangat menarik untuk akar serabut yang memiliki bentuk, warna, tekstur, dan dijadikan inspirasi motif kebaruan dari batik, karena sangat pergerakan pertumbuhannya menjadi inspirasi dalam penuh dengan cerita dan . Ready to wear deluxe dipilih mengembangkan batik remekan menjadi motif utama. dengan tingkat penggunaan material bahan dan teknik Akar dinilai penting untuk keberlangsungan hidup segala yang kompleks sehingga mampu menghasilkan nilai visual jenis tumbuhan dan akar serabut secara visual hampir yang lebih tinggi dari pada produk ready to wear biasa. menyerupai batik remekan. Hal tersebut menjadi inspirasi Karya yang tercipta termasuk kategori modest womenswear dasar penciptaan karya motif utama yang divisualisasikan ready to wear deluxe dengan siluet A dan H. Karyanya dengan teknik batik remekan serta disesuaikan dengan tampilan edgy style, over size dengan siluet A-simetris, dan tren masa kini. Selain itu, karya ini bisa dijadikan sebagai menggunakan teknik utama batik tulis dan teknik krek media edukasi baik bagi generasi muda dalam kreatif untuk penambahan motif sebagai simbolisasi tema tanah memanfaatkan teknik batik remekan yang menjadi motif membumi. Karya menggunakan pewarna alam dalam batik. Eksperimen motif akar serabut dilakukan dengan eksperimen, yaitu: jolawe, tingi, jambal, sogan dan indigo. teknik pencantingan manual (tulis) kemudian diremek/ Untuk material yang digunakan, bahan mori primisima diremukan. Material yang digunakan adalah kain linen/ sebagai bahan batik, bahan toyobo, dan kaos katun untuk katun line euro, organza, dan katun dobby bermotif pada bahan pendukung. Penggunaan detail berupa stopper, ring seratnya sehingga memberikan kesan tersendiri pada gesper dan kancing untuk mempertegas tampilan gagah. bagian kain polos yang tidak dibatik. Penggunaan warna Karya ini terbagi menjadi 1 karya introduction, 1 karya nuansa coklat (krem¸ coklat muda, dan coklat tua) sebagai signature, dan 2 karya statement. simbol warna–warna pada akar serabut. Look fashion karya Rani ini tampilan berupa atasan outer, inner, blouse, dress, 5.Ambar Octaviani Rosadi Putri dan bawahan celana palazo dan rok yang dilengkapi dengan Interpretasi Gayatri Sebagai Arca Prajanaparamita ke detail motif batik remekan yang di finishing aplikasi tali Dalam Batik pada Ready To Wear Deluxe. pada bagian motif akarnya. Karya dibuat ke dalam tujuh Sumber idenya adalah ketertarikan akan aura tampilan busana ready to wear, womens wear, dan casual Arca Prajnaparamita akan keanggunan, kesempurnaan, yang terdiri dari tiga tampilan berkategori introduction, dan ketenangan. Karya fesyennya dikonsep agar menjadi dua tampilan yang berkategori signature, dan dua tampilan media edukasi publik bahwa Arca Prajnaparamita bukanlah yang berkategori statement. Ken Dedes, namun Gayatri, serta agar khususnya generasi muda dapat memahami nilai-nilai yang terkandung dalam pengarcaan Gayatri sebagai Prajnaparamita bahwa untuk

| 18 | Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 Mira Marlianti | Wuri Handayani

Gambar 1.5. Visual Karya Tugas Akhir Batik Ambar Gambar 1.6. Visual Karya Tugas Akhir Batik Nurul Aisah Octaviani Rosadi Putri (Sumber: Fhoto Reproduksi, Mira Marlianti, 2020) (Sumber: Fhoto Reproduksi, Mira Marlianti, 2020)

menjadi perempuan yang utama (Rajapatni), bukan hanya yang sangat berpengaruh bagi kehidupan masyarakat. persoalan kecantikan fisik, namun diperlukan kepribadian Berawal dari Citarum yang masih asri dan alami, Seiring yang ditopang oleh nilai-nilai moralitas bebasis agama dan berjalannya waktu kondisi Citarum telah mulai hilang budaya. Komposisi warna pada batiknya mencirikan warna keasriannya, menjadi rusak tercemar dan mengancam batik khas pedalaman Yogyakarta klasik, yaitu : warna coklat kehidupan masyarakat sekitar. Citarum yang identik dengan melambangkan kerendahan diri, kesederhanaan, membumi, tanaman tarum, terdapat dua jenis tanaman tarum areuy dan kehangatan. Warna putih melambangkan kesucian, dan tarum. Selain teknik batik tulis juga menggunakan ketentraman hati dan keberanian serta sifat pemaaf. Warna teknik batik cap untuk motif yang geometris yang berulang. hitam melambangkan kewibawaan, keberanian, kekuatan, Pengkarya memilih dominan pewarna biru. Bahan yang ketenangan, percaya diri. Warna biru tua melambangkan diterapkan batik berupa kain linen dan santung. Kedua kelembutan, keikhlasan, dan kesetiaan. Warna abu memberi jenis kain ini terlihat memperjelas tampilan karya yang kesan keseimbangan, serta warna gold yang memberi edge. Untuk menampilkan air sungai yang bergelombang kesan kemewahan dan elegan. Warna–warna tersebut kecil, pengkarya memilih bahan organdi dengan dilengkapi terpadu dengan warna cream yang memberi kesan klasik. ruffle yang tampak lebih dominan menggunakan bahan Tampilan karya terkategori womenswear bersiluet I dan transparan. Bentuk dan tampilan visual dari karyanya mermaid dengan penambahan detail swarovski, dalam asimetris, bergelombang, dan menumpuk yang dituangkan balutan style sexy alluring, yaitu style perempuan yang kedalam empat karya ready to wear deluxe yaitu satu memiliki kecenderungan berani, agresif, dan selalu ingin introduction, dua signature, dan satu statement. Karya menjadi pusat perhatian yang utama melalui keindahan dikategorikan womens wear bersiluet H dan A, dengan gaya tubuhnya. Karya yang dihasilkan berupa empat look karya edgy. Bahan katun dan linen digunakan sebagai media ready to wear deluxe yang interpretasi look fashion posisi penerapan teknik batik, sedangkan bahan transparan untuk Gayatri sebelum/pramenikah dan sesudah diperistri R. penerapan teknik ruffel. Teknik batik dan ruffel diaplikasikan Wijaya (menikah), serta setelah meninggal dan diarcakan pada seluruh karya. Motif utama pada batik berupa motif sebagai Prajñaparamita. tarum areuy, tarum, gelombang air dan penambahan isen- isen sebagai motif pendukung. Rata-rata dari karya ini 6.Nurul Aisah berukuran besar atau oversize. Citarum Sebagai Inspirasi Penciptaan Motif Batik & Eksplorasi Teknik Ruffel Pada Ready To Wear Deluxe 7.Silvi Hilmia Pisilmi K. Konsep mendasar sebagai sumber gagas adalah Eksplorasi Motif Batik Inspirasi Kampung Dukuh pada keinginan mengedukasi dan mengampanyekan kepada Ready-to-wear Deluxe. masyarakat tentang permasalahan sungai Citarum, Melalui penciptaan karya ini konsep dari pengkarya terutama persoalan kerusakan dan pencemarannya ingin menyampaikan pesan bahwa adat-istiadat dari akibat kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya budaya tradisi Kampung Dukuh harus dilestarikan. Karya ini menjaga Citarum. padahal Citarum merupakan sungai didasari kisah fiksi pengkarya tentang seorang perempuan

Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 | 19 | POTRET KREATIVITAS MAHASISWA MILENIAL DALAM PENCIPTAAN BUSANA BERBASIS BATIK Gambar 1.7. Visual Karya Tugas Akhir Batik Silvia Hilmia Pisilmi K. Gambar 1.7. Visual Karya Tugas Akhir Batik Silvia Hilmia Pisilmi K. (Sumber: Fhoto Reproduksi, Mira Marlianti, 2020) (Sumber: Fhoto Reproduksi, Mira Marlianti, 2020)

yang tinggal di Kampung Adat Dukuh namun dia merasa karya ready to wear deluxe yang terbagi menjadi 3 kategori, tidak senang berada di sana karena menurutnya Kampung yakni 1 karya introduction, 2 signature, dan 1 statement. Dukuh adalah tempat yang sempit dan terpencil. Dia merasa bosan tinggal di Kampung tersebut, sehingga memutuskan 8.Febrilita Rizki untuk pergi ke sebuah kota yang dianggapnya akan Penciptaan Motif Batik Bunga Asoka pada Kebaya menjadi tempat yang nyaman dan menyenangkan. Akan Pengantin Modern. tetapi setelah dia tinggal di kota tersebut dia mulai merasa Konsep gagas penciptaan karya mengangkat batik bahwa kehidupan di kota tidak sebaik yang dia bayangkan, khas Cisoka dengan motif batik bunga soka dan air. Motif karena penduduknya padat dan banyak bencana akibat tersebut dipilih karena menjadi bagian dari sejarah cikal kerusakan alam. Akhirnya perempuan tersebut menyadari bakal nama Cisoka. Motif tersebut menceritakan tentang bahwa dia lebih cocok tinggal di Kampung Dukuh dan keberadaan bunga soka diatas tanah dan tepi sungai, bunga mulai menyadari sisi baik dari Kampung tersebut yang diibaratkan seperti manusia karena antara tumbuhan dan tidak akan dia dapatkan di perkotaan. Perempuan itu manusia sama tumbuh dan berkembang kemudian akan memutuskan untuk kembali ke Kampung Dukuh dengan mati. Manusia hidup di dunia tidak akan bisa terlepas dari pandangan yang berbeda terhadap Kampung Adat Dukuh, tanah dan air, karena tanah dan air merupakan sumber sehingga dia dapat melihat sisi keindahan Kampung Adat kehidupan bagi manusia, tumbuhan, hewan dan mahluk Dukuh dengan segala kekayaan sumber daya alamnya, hidup lainnya. Lalu terdapat isen-isen cecek dengan latar selain itu dia juga menyadari kehangatan dan kenyamanan warna coklat (tanah). Pengkarya sepenuhnya menggunakan masyarakat disana. Akhirnya perempuan tersebut berniat teknik batik tulis sehingga menampakan motif yang terlihat untuk menjaga alam dan lingkungannya agar tidak rusak. natural. Terdapat pula teknik tambahan diantaranya teknik Warna yang dipilih untuk perancangan ready to wear colet untuk mengeksplor motif batik bunga soka dan air. deluxe ini berupa warna-warna alam seperti cream, hijau, Material kain meliputi mori prima, primisima, organza, coklat, dan teracotta, untuk menggambarkan keindahan tapeta, brookat, tulle, dan kain asahi. Karya ini terfokus dan suasana tenteram di Kampung Dukuh, namun terdapat pada warna merah, kuning oranye, dan merah muda sedikit penambahan warna merah di beberapa aksen untuk sebagai simbolisasi warna bunga soka, warna biru untuk mewakili suasana di perkotaan. Karya terkategori modest, menggambarkan air, coklat untuk tanah dan air, dan hitam mowenswear, ready to wear deluxe dengan siluet H dan A. warna tambahan. Dalam tampilannya, karya terdiri dari Karya menggunakan street style dengan gaya oversized dan beberapa artikel fashion seperti celana, lengan terompet, konstruksi a-simetris, layering dengan batik sebagai teknik lengan balon, rok span, slayer, outer, and long dress. Busana utama. Material yang digunakan berupa kain mori primisima berbentuk siluet H dan L yang elegant dan glamour. Karya sebagai bahan dasar batik, kain tulle, kain plisket, dan bahan berjumlah 5 busana ready to wear deluxe yang terbagi atas pendukung lainnya. Motif batik pada karya ini diantaranya 1 introduction, 3 signature, dan 1 statetment. motif Kampung Dukuh, tanaman bambu, motif bilik, dan aksara Sunda. Produk akhir perancangan terdiri 4

| 20 | Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 Mira Marlianti | Wuri Handayani

KESIMPULAN Steemit. https://steemit.com/art/@ PBerdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan mscleverclocks/what-is-the-role-of-art-in- beberapa hal mengenai Perdebatan Seni dan Teknologi: human-experience Pentingnya Seni dalam Kehidupan Manusia berdasarkan DK. pendekatan deskriptif analitis. 2013. Art That Changed The World. In S. Atkinson 1. Seni adalah suatu elemen penting dalam kehidupan (Ed.), Art That Changed The World (Vol. 53, Issue manusia yang memberikan banyak dampak dalam 9). DK Publishing. https://www.pdfdrive.com/ pergerakan peradaban. Sejatinya seni telah ada art-that-changed-the-world-transformative-art- sebelum manusia sendiri menyadari keberadaannya, movements-and-the-paintings-that-inspired- dan selalu berdampingan dengan pergantian zaman them-d176015918.html 2. Seni dan Teknologi sama-sama memiliki peranan Earnshaw, R. A. yang besar, akan tetapi penggunaan keduanya 2017. Art, design and technology : collaboration seharusnya tidak memiliki ketimpangan pada salah and implementation. Springer International satu elemennya. Seni yang diterapkan bersama Publishing AG. https://www.pdfdrive.com/ dengan teknologi memberikan banyak kelebihan, art-design-and-technology-collaboration-and- akan tetapi esensi seni adalah komponen utama dari implementation-d189773410.html penciptaan gabungan itu sendiri. Freer, J. 3. Seni adalah pelajaran sejarah, catatan sejarah, 1997. The Role of Art in Human Life. Pubmed. https:// pelestarian budaya, dan otobiografi dalam satu doi.org/10.3109/08941939709099594 kesatuan. Seni mencerminkan nilai-nilai budaya, Graham, G. keyakinan, dan identitas dan membantu melestarikan 1997. Philosophy of the Arts. In T. and Francis (Ed.), berbagai komunitas yang membentuk dunia. Seni Philosophy of the Arts. Taylor & Francis e-Library. merupakan catatan akan perubahan zaman. https://doi.org/10.4324/978020324493 Gregersen, E. 2020. Technology. Britannica. https://www.britannica. com/technology/technology * * * Happonen, A. 2015. Art-technology Collaboration and Motivation Sources in Technologically Supported Artwork Rujukan Buildup Project. ScienceDirect, 78, 407–414. Adajian, T. https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/ 2018. The Definition Of Art. Stanford Encyclopedia of S187538921501545X Philosophy. https://plato.stanford.edu/entries/art- Hospers, J. definition/ 2020. Philosophy of art. Britannica. https://www. Admin, W britannica.com/topic/philosophy-of-art 2015. What is Arts Role in Our Society Todays? Listen To Jensen, E. The World.Net. https://www.listentotheworld.net/ 2020. Fine Art Definition, Meaning, History: Painting, your-thoughts/what-is-arts-role-in-society-today/ Sculpture, Prints. Visual Arts Cork. http://www. Annati, E visual-arts-cork.com/definitions/fine-art.htm 2001. Structure of Art, Structure of Mind. SAGE Journal, Learning, C., Reserved, A. R., & Learning, C. (n.d.). Gardner’s 54(2), 81–97. https://journals.sagepub.com/doi/ Art Through the Ages A Concise Global History, pdf/10.1177/0392192107077204 3rd Edition (with Arts CourseMate Printed Access Clocks, M Card) ( PDFDrive.com ). 2016. What is the Role of Art in Human Experience? Marder, L.

Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 | 21 | POTRET KREATIVITAS MAHASISWA MILENIAL DALAM PENCIPTAAN BUSANA BERBASIS BATIK 2019. Ways Of Defining Art. ThoughtCo. https://www. thoughtco.com/what-is-the-definition-of- art-182707 Marks, T. 2016. Art history. In Apollo (Vols. 2016-Novem, Issue November). Martinique, E. 2016. What is Art According to Famous Thinkers Through History. Widewalls. https://www. widewalls.ch/magazine/what-is-art Savitri, M. A. 2019. TeamLab : Kolaborasi Digital, Seni, Desain, Alam dan Manusia. BINUS UNIVERSITY. https://binus. ac.id/bandung/2019/09/team-lab-kolaborasi- digital-seni-desain-alam-dan-manusia/ Schreier, J. 2020. Modern vs. Historical: The Role and Function of Fine Art Drawing. ARTmine. https://www.art-mine. com/for-sale/drawings/role-and-function-of-fine- art-drawing Seel, G. 2013. The Role of Art in History and the Art of the Future. SAGE Journal, 59(1–2), 158–167. https:// journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/0392192 113491923?journalCode=dioa Stokstad, Marilyn and Cothren, M. W. 2012. The philosophy of art: an introduction. In C. Campanella (Ed.), Choice Reviews Online (Vol. 49, Issue 10). Laurence King Publishing Ltd, London. https://doi.org/10.5860/choice.49-5596 Urbani, G. 1962. The Role of Chance in Today’s Art. SAGE Journal, 10(38), 112–130. https://journals.sagepub.com/ doi/pdf/10.1177/039219216201003807 Zhang, Y., & Candy, L. 2006. Investigating collaboration in art and technology. CoDesign, 2(4), 239–248. https://doi. org/10.1080/15710880601008059

| 22 | Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 Wanda Listiani | Sri Rustiyanti | Fani Dila Sari | IBG. Surya Peradantha

KOMPUTASI SENI MOTIF TENUN GENERATIF SEBAGAI MODEL PENGEMBANGAN KRIYA SENI TRADISI DI MASA PANDEMI

Wanda Listiani, Sri Rustiyanti, Fani Dila Sari, IBG. Surya Peradantha Institut Seni Budaya Indonesia Bandung Jalan Buahbatu No. 212 Bandung 40265 Email : [email protected]

ABSTRAK

Kepandaian menenun dan kain tenun menjadi salah satu budaya kriya masyarakat Sunda. Ketrampilan menenun ini dikisahkan pada legenda Dayang Sumbi dan Sangkuring, naskah Sunda Bujangga Manik dan hiasan periuk belanga. Tidak hanya di Sunda, kepandaian tenun ini juga dimiliki oleh masyarakat di berbagai wilayah di Indonesia dan . Perkembangan teknologi digital saat ini menjadi salah satu media baru untuk memperkenalkan kekayaan motif tenun di berbagai daerah tersebut. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen kreatif dan model algoritma seni dalam pembuatan motif tenun generatif dengan dua atau lebih dari tiga warna. Karya seni generatif dibedakan berdasarkan spektrum strukturnya seperti simetri sampai tidak terstruktur seperti acak. Seni generatif merujuk pada seni yang dikonstruksi, digenerasikan, dikomposisikan dalam sebuah bahasa algoritma melalui penggunaan sistem perangkat lunak komputer, persamaan matematika mekanis atau proses otomasi acak. Hasil penelitian ini menjelaskan model pengembangan kriya seni tradisi khususnya motif tenun dalam bentuk generatif dengan menggunakan bahasa komputasi atau berbasis algoritma. Komputasi seni generatif merupakan salah satu cara pembuatan model tenun generatif yang dimediasi melalui teknologi kecerdasan artifisial dan ekplorasi relasi antara kriya tradisi dan algoritma di masa pandemi.

Kata kunci : Komputasi Seni, Motif Tenun, Seni Generatif, Kriya Seni Tradisi

PENDAHULUAN rasanya ia tak mampu” (Bachtiar, 2012, hlm. 137) Penerapan teknologi kecerdasan artifisial pada kriya seni tradisi khususnya tenun menjadi salah satu Kata menenun juga dituliskan dalam naskah Sunda solusi mode produksi tenun di masa pandemi. Model Kisah Bujangga Manik : Jejak Langkah Peziarah (Noorduyn, tenun generatif yang memberikan alternatif pilihan visual 2009, hlm. 279). Bujangga Manik terdapat dalam naskah pada produk tenun yang diproduksi secara manual dan daun palem berbahasa dan berhuruf Suna Kuna. Naskah mesin oleh para pengrajin. Tenun merupakan salah satu ini tersimpan di Perpustakaan Bodleian di Oxford (Inggris) produk kriya seni yang berkembang di masyarakat Sunda. sejak tahun 1627 atau 1629. Naskah ini berkisah tentang Kepandaian menenun dikisahkan pada legenda Dayang perjalanan Bujangga Manik di Pulau Jawa dan Pulau Bali Sumbi dan Sangkuriang sebagai berikut : pada masa kerajaan Sunda-Pajajaran, kerajaan , “Dayang Sumbi pandai menenun. Suatu saat, Ia Demak, dan Malaka (Ekadjati, 1985, hlm. 2). Bujangga menenun di sebuah rumah panggung. Keadaan Nyai Manik menceritakan Ibunya yang sedang menenun di Dayang Sumbi waktu itu lemas tiada hingganya. Sedang beranda depan pada saat dia pulang ke rumah (Noorduyn, dalam keadaan tak bergairah karena lemas, alat tenunnya 2009, hlm. 282): yang disebut taropong jatuh ke kolong rumah panggung A(m)buing kaso(n)dong ngeuyeuk, yang tinggi. Dayang Sumbi tak mungkin mengambil sendiri Buat nu di tepas bumi, taropong-nya itu, jangankan untuk turun, berdiripun Eukeur ngeuyeuk eukeur meubeur,

Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 | 23 | KOMPUTASI SENI MOTIF TENUN GENERATIF SEBAGAI MODEL PENGEMBANGAN KRIYA SENI TRADISI DI MASA PANDEMI

Eukeur nyulage mihane, Gambar 1. Alat Menenun (Sumber: Raffles (2014, hlm. 107)) Neuleum nuar nyangkuduan, Ngaracet ka(n)teh pamulu, Ngela sepang ngangeun hayam.

Artinya:

Saat itu ibuku sedang menenun, Bekerja di beranda muka, Sedang menenun sambil mencelup, Sedang nyusun benang pada pihane, Menganji kain celupan biru nila, Memoles benang tenunan, Merebus secang dan menyayur ayam. menenun ini hanya dikerjakan para perempuan, baik dari kalangan atas atau bawah, yang wajib (Noorduyn, 2009, hlm. 282) menyediakan pakaian untuk suami dan keluarganya. (Thomas Stamford Raffles, 2014, hlm. 106)

Bukti lain adanya keahlian menenun dengan Tenun tradisional dikenal diberbagai daerah di petunjuk dari periuk belanga yang memakai hiasan Indonesia seperti Sumba dengan ciri khas tenun yang tenunan (Noerhadi, 2012, hlm. 11). Tenun menjadi salah memiliki warna yang cerah bermotif binatang, tanaman, satu koleksi tekstil di Museum of Ethnology (Museum dan figur manusia. Hinggi kombu melalui berbagai proses voor Volkenkunde) Rotterdam di Belanda, British Museum pewarnaan yang berasal dari pohon kombu (Morinda di London dan Sydney Museum di Australia. Kain tenun citrifolia). Warna kombu lebih mahal dibanding warna halus biasanya dibuat dari bahan dasar kapas, sutera biru (wora) dengan indigo. Pewarnaan sebelum ditenun atau rayon, pada musim tertentu (Raffles, 2014, hlm. 130). menggunakan teknik ikat (Adams, 1999, hlm. 21). Thomas Stamford Raffles menjelaskan pencampuran Teknik ikat juga digunakan dalam pembuatan tenun warna tentang pembuatan warna hijau dengan membuat di Bali seperti Endek. Jenis tekstil lain yang diproduksi warna biru muda yang dipekatkan dengan tegrang (sejenis di Bali selain endek dan songket adalah wastra, kampuh, pohon) menghasilkan warna kuning diperkuat dengan selendang/anteng dan dastar (Ramseyer, 1987, hlm. 4-9). batang nangka dan plem dodol. Warna kemerahan dan Penggunaan ikat juga dikenakan oleh perempuan di merah darah dihasilan dari akar wongkudu yang ditambah Utara. Berikut gambar perempuan menggunakan dengan batang jirak atau buah kepundung. Warna merah ikat di Borneo Utara tahun 1912. mawar atau merah muda dihasilkan dari kasomba kling. Tradisi menenun pakaian juga dilakukan oleh Berikut alat yang digunakan untuk menenun. perempuan dan laki-laki di masyarakat Flores. Hasil tenun Kain yang sudah jadi dan belum diwarnai dikenal dibedakan dari jenis dekorasi atau motif dan jumlah dengan istilah lawon. Lebih lanjut Thomas Stamford warnanya. Tekstil dalam masyarakat Lamaholot, Flores Raffles (2014, hlm. 106) menjelaskan dalam bukunya The digunakan sebagai pertukaran hadiah saat perkawinan. History of Java : Pertukaran tekstil atau pakaian dari pihak perempuan Alat pemutar tenun disebut jantra dan kumparannya dengan gading gajah dari pihak laki-laki. Kedang disebut kisi. Perkakas tenunnya disebut abah-abah merupakan salah satu jenis tekstil yang digunakan dalam tenun, tongkat putarnya disebut tropong, hasil pernikahan berwarna hitam dari pewarna indigo. Berikut tenunnya mani, dan gelondongnya disebut pakan. gambar perempuan di Lombok NTB yang sedang menenun: Para penenun duduk di atas tanah yang ditinggikan, biasanya di depan rumah, dan kakinya berselonjor di bawah alat tenun. Pekerjaan memintal dan

| 24 | Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 Wanda Listiani | Sri Rustiyanti | Fani Dila Sari | IBG. Surya Peradantha

Gambar 2. Perempuan menggunakan ikat dan sarong pendek komputer, sebuah mesin atau prosedur lainnya, dalam yang disebut bidang di pabrik tekstil Borneo Utara, 1912 (Sumber: Hitchcock (1987, hlm. 96)) perangkat otomasi yang menghasilkan kerja seni secara lengkap (Phon-Amnuaisuk, 2012, hlm. 43)

HASIL KAJIAN Karya seni generatif dapat menghasilkan berbagai gambar abstrak, landscape, figure dan sebagainya. Manipulasi struktur komponen seperti kendali pada posisi, ukuran atau warna dengan menggunakan bentuk geometri seperti lingkaran, bujur sangkar, dan lainnya. Bahasa pemrograman digunakan untuk memproduksi teksture objek Gambar 3. Perempuan menggunakan ikat dan sarong pendek yang disebut bidang di pabrik tekstil Borneo Utara, 1912 generatif dalam berbagai varian. Pengodean pengetahuan ((Sumber: Hitchcock (1987, hlm. 96)) tentang objek tenun menentukan citra generatif yang dihasilkan. Berbagai motif tenun dikembangkan dalam model generatif dengan menggunakan bahasa komputasi atau berbasis aturan algoritma. Citra yang dihasilkan berupa model tenun generatif dapat dilihat seperti pada gambar 4. Motif tenun generatif dihasilkan dengan mengubah kode angka 33 menjadi -333 untuk mendapatkan citra warna garis biru-hijau dan garis biru-coklat. Sedangkan untuk mendapatkan citra warna lebih dari satu dapat mengubah kode warna seperti pada gambar 5. METODE Penggunaan algoritma berbeda-beda untuk Penelitian ini menggunakan metode eksperimen membuat karya seni generatif lainnya seperti objek figur kreatif dan algoritma seni dalam pembuatan motif tenun orang, tanaman, properti dan sebagainya. Karya seni generatif dengan dua atau lebih dari tiga warna. Komputer generatif-figuratif menggunakan rumus matematika dan menjadi komponen penting dalam proses konten media bahasa pemrograman berulang dengan sistem-L. Kombinasi digital. Karya seni generatif dibedakan berdasarkan aturan produksi dan proses kreatif untuk menggambarkan spektrum strukturnya seperti simetri sampai tidak objek yang ada dengan menggunakan bentuk geometri terstruktur seperti acak. seperti lingkaran, bujur sangkar, dan sebagainya. Kendali Kendali ekspresi dalam pemrograman merupakan pada proses dinamis untuk memproduksi objek generatif komponen penting dalam proses pembuan karya generatif. digambarkan dengan posisi acak tapi fokus pada citra motif Kemampuan kendali juga menjadi panduan proses kreatif tenun. Motif tenun generatif bergerak secara berulang yang dalam memunculkan karya seni generatif yang lebih digambarkan oleh setiap lingkaran baru dengan posisi acak kompleks. Kendali pada teknik seni generatif tentang dan berelasi dengan gerak lingkaran sebelumnya. Diameter pengamatan proses generatif alam. Seni generatif merujuk lingkaran dengan nilai minimum bergerak menuju nilai pada seni yang dikonstruksi, digenerasikan, dikomposisikan maksimum (secara acak). Citra motif tenun generatif yang dalam sebuah aturan algoritma melalui penggunaan berbeda diperoleh dengan mengubah nilai angka minimal sistem perangkat lunak komputer, persamaan matematika atau maksimal seperti gambar 6a. atau mekanis atau proses otomasi acak. Seni generatif Pengulangan bentuk lingkaran juga digunakan merujuk pada praktik seni dimana seniman menggunakan untuk mengekspresikan struktur sintaktif dan evolusi sebuah sistem seperti perangkat aturan bahasa program estetika. Berbagai cara reproduksi dengan kriteria nilai

Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 | 25 | KOMPUTASI SENI MOTIF TENUN GENERATIF SEBAGAI MODEL PENGEMBANGAN KRIYA SENI TRADISI DI MASA PANDEMI

Gambar 4. Citra Motif Tenun Generatif dengan 2 dan 3 Warna Gambar 6b. Citra Motif Tenun Generatif dengan 2 dan 3 Warna

Gambar 5. Citra Motif Tenun Generatif dengan lebih dari 3 Warna

Komputasi seni generatif merupakan salah satu cara pembuatan model tenun generatif yang dimediasi melalui teknologi kecerdasan artifisial dan mengembangkan lebih lanjut relasi antara kriya tradisi dan media digital. Kesinambungan dan kesesuaian digital antara motif dan warna produk kriya seni khususnya tenun generatif. Gambar 6a. Varian Citra Rajut Generatif Ekspresi bentuk tenun direduksi menjadi berbagai citra warna dan tekstur tenun regeneratif dengan algoritma. Algoritma seni tenun generatif sebagai dasar komputasi untuk mendiversifikasi dan memperluas ekplorasi desain motif tenun itu sendiri.

KESIMPULAN Motif tenun generatif mengeksplorasi ruang kreatif yang lebih bebas dari motif tenun yang dibuat secara manual oleh pengrajin. Proses kreatif dan pengetahuan angka yang pasti dalam bentuk rumus matematika bahan tenun tradisi menjadi salah satu syarat untuk digunakan dalam proses dinamis generatif sebuah objek menentukan estetika dan citra motif generatif yang abstrak. Berikut adalah varian citra motif generatif dengan dihasilkan. Representasi pengetahuan tenun, algoritma, susunan algoritma yang sama dengan kode warna yang dan mekanisme pemograman model seni generatif dapat berbeda seperti gambar 6b. terlihat pada berbagai citra motif tenun generatif yang Kreativitas dan kemampuan teknis pemograman dihasilkan. dibutuhkan untuk membuat varian citra motif generatif Karya seni generatif non abstrak menggunakan yang baru dan inovatif. Perilaku inovatif dapat dianggap algoritma yang lebih kompleks dibandingkan karya seni kreatif jika inovasi baru bagi orang tersebut, baru terhadap generatif abstrak. Karena relasi antara komponen dalam cara berpikir orang sebelumnya, dan baru dalam arti karya non abstrak harus presisi dan koheren dengan historis (Jeffrey, 2001, hlm. 6). Model seni generatif sebagai interpretasi gambar seperti ukuran dan komposisi. bentuk evolusi estetika karya seni dan praktik proses Kemampuan kendali dalam proses generatif menjadi produksi dengan menggunakan teknologi komputer dalam penting dalam menggenerasikan berbagai model karya penciptaannya. Pengembangan potensi kriya seni tradisi generatif. dengan pendekatan teknologi kecerdasan artifisial menjadi alternatif mode produksi yang efisien dan efektif. * * *

| 26 | Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 Wanda Listiani | Sri Rustiyanti | Fani Dila Sari | IBG. Surya Peradantha

RUJUKAN Adams, Marie Jeanne 1999 “Life and Death on Sumba”, Decorative Arts of Sumba, Amsterdam : Pepin Press

Bachtiar, T dan Dewi Syafriani 2012 Bandung Purba, Bandung : Dunia Pustaka Jaya

Ekadjati, Edi S., 1985 “Pendekatan Sejarah Atas Peninggalan-Peninggalan Tertulis Tentang Prabu Siliwangi”, Seminar Sejarah dan Tradisi Tentang Prabu Silihwangi, Bandung, 20-24 Maret 1985.

Jeffrey, Bob dan Anna Craft 2001 “The Universalization of Creativity”, dalam Creativity in Education, Anna Craft, Bob Jeffrey and Mike Leibling (ed), London : Continuum

Hitchcock, Michael 1987 “Colonial Images in Textile Research”, Indonesia Circle, No. 42 March 1987

Noorduyn, J. Dan A. Teeuw 2009 Tiga Pesona Sunda Kuna, Jakarta : Dunia Pustaka Jaya

Noerhadi, Inda Citraninda 2012 Busana Jawa Kuna. Jakarta : Komunitas Bambu Phon-Amnuaisuk, Somnuk, Jirapat Panjapornpon 2012 “Controlling Generative Processes of Generative Art”, Proceedings of the International Neural Network Society Winter Conference, Thailand : Elsevier and Procedia Computer Science

Raffles, Thomas Stamford 2014 The History of Java, Yogyakarta : Penerbit Narasi

Ramseyer, Urs. 1987 “The Traditional Textile Craft and Textile Workshops of Sidemen, Bali”, Indonesia Circle, No. 42 March 1987

Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 | 27 | FILOSOFI DALAM WAYANG GOLEK GAGASAN FILOSOFIS TERSEMBUNYI DALAM KISAH MAHABARATHA FILOSOFI DALAM WAYANG GOLEK GAGASAN FILOSOFIS TERSEMBUNYI DALAM KISAH MAHABARATHA

Iman Budiman Program Studi Seni Rupa Murni, Universitas Kristen Maranatha Alamat Instansi: Jl. Surya Sumantri No.65, Sukawarna, Kec. Sukajadi, Kota Bandung, Jawa Barat 40164 E-mail: [email protected] Telepon: 0857-9802-3072

ABSTRACT

Wayang golek was designated as an intangible cultural heritage as well as a world masterpiece by UNESCO in 2003. In wayang golek, which is popular in West Java, there are puppet figures and their respective characters. Apart from the puppet characters, there are also different stories or plays in the world of wayang. For example, there are plays of mahabaratha, and splinter plays which are plays created by a dalang. Examples of splinter plays are Cepot Rarabi, Cepot Jadi Raja and so on. It is not widely known that in every wayang play and character there are various very rich meanings. Wayang golek is not just a performing art, but the art of conveying life philosophies that tell the good and bad, the cause and effect and other life balance values through the three-dimensional character of wayang golek. Wayang golek has always been intended for syi’ar or da’wah purposes by the adherents of the Islamic religion, whose pioneer was Sunan Kalijaga. The hidden meanings of the play and the characters of the wayang golek are the writers’ interest to dig deeper into what philosophical ideas are contained in a wayang golek performance. Keywords: puppet show, meaning, character, play, philosophy.

Keywords: wayang golek, meaning, characters, plays, philosophy

PENDAHULUAN leluhur yang disebut dengan kata . Kemudian agar Wayang adalah salah satu bentuk kesenian budaya selalu diberi lindungan, dilakukanlah beragam cara dan bangsa Indonesia yang berkembang di Pulau Jawa. Menurut salah satunya ialah dengan melakukan sebuah pertunjukan Dr. G.A.J. Hazeu, wayang dalam bahasa Jawa memiliki bayang-bayang (wayang) yang kemudian dilakukan terus- arti: bayangan, dalam bahasa Melayu memiliki arti menerus oleh masyarakat sehingga menjadi sebuah tradisi bayang-bayang, bayangan, samar-samar, remang-remang, dalam masyrakat kita yang agraris (Anggoro, 2018). Seni menerawang, dalam bahasa Aceh berarti bayang, dan pertunjukan wayang umumnya dilaksanakan secara dalam bahasa Bugis berarti bayang atau wayang. Semua itu simbolik melalui alat peraga tiga dimensi berupa boneka berasal dari akar kata, yang yang berganti-ganti suara yung, yang dianggap sebagai refleksi dari alam pikiran orang yong, seperti dalam kata: layang (nglayang) = yang, dhoyong Jawa yang dualistik (Yuflih, 2015). Wayang diakui oleh = yong, reyong = yong, reyong-reyong, atau reyang-reyong, UNESCO sebagai warisan budaya tak benda sekaligus yang berarti selalu berpindah tempat sambil membawa sebagai sebuah karya agung dunia pada tahun 2003. Dalam sesuatu, poyang-payingan = bingung, ruwet, dari kata asal: hal ini menurut Wintala (2014) wayang memiliki berbagai poyang, akar kata yang. Sri Mulyono menjelaskan bahwa macam ragam, yaitu wayang beber, wayang wong, wayang Wayang atau Hewayang adalah bergaul dengan bayang- klitik, wayang kulit, dan wayang golek (Sabila, 2018). bayang atau mempertunjukan bayangan (Suharyono, 2005). Dalam wayang golek sendiri terdapat peran, karakter Hadirnya wayang pada awalnya memiliki kaitan yang atau tokoh yang sering dimainkan oleh seorang dalang. erat dengan ritual pemujaan roh nenek moyang atau roh Salah satunya ialah si Cepot atau tokoh yang memiliki

| 28 | Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 Iman Budiman nama lain yaitu Astrajingga. Astrajingga berasal dari dua menjadi sumber infomasi bagi para akademisi, seniman/ suku kata, yaitu sastra yang memiliki makna tulisan, dan budayawan, peneliti, pemerhati seni dan budaya, serta jingga yang memiliki makna merah sebagai lambang dari masyarakat umum mengenai falsafah kehidupan dalam kelakuan yang buruk. Akan tetapi, di balik warna merah si lakon wayang golek. Cepot, ia memiliki makna, nilai, dan gambaran yang bersifat berani. Hal ini ditambah dengan karakternya yang konyol, humoris, pemarah dan selalu membuat jengkel (Nurhidayat, METODE 2018). Selain si Cepot, karakter yang kaya akan makna ialah Penulisan makalah ini menggunakan metode karakter yang memiliki nama lain yaitu Ismaya. penelitian deskriptif analitis karena makalah ini bertujuan Semar sendiri merupakan simbol dari sebuah pemikiran mendeskripsikan data yang diperoleh baik dari data atau kecerdasan. Semar digambarkan sebagai seseorang lapangan maupun dari berbagai rujukan kemudian yang telah mencapai titik pusat kebijaksanaan. Kemudian dianalisis. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan ada Gatot Kaca atau yang dikenal dengan nama lain seperti data seperti wawancara, studi lapangan, serta data visual. Bima Putera dan Jabang Tutuka. Gatot Kaca dikisahkan Makalah ini terdiri atas empat bab. Pembicaraan memiliki sebuah baju zirah bernama Kreantakusuma yang dimulai dengan pendahuluan sebagai bab pertama terdiri dari 3 kata. Kre berarti baju, anta diambil dari bahasa memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan Arab yang berarti kamu dan kusuma atau kesuma yang dan manfaat penelitian. Selanjutnya, pada bab dua akan memiliki arti bersih. Secara garis besar, Kreantakusuma dibahas mengenai metode dan teknik pengumpulan data, bermakna sebagai pakaian yang bersih. Keistimewaan dari serta sistematika penulisan makalah. Pada bab tiga akan baju Gatot Kaca terletak pada kesaktiannya, di antaranya diuraikan hasil dan pembahasan dalam penelitian. Bab tidak ada satu pun senjata yang dapat menembus baju terakhir merupakan simpulan. Kreantakusuma kecuali senjata Kontawijaya yang dimiliki oleh Adipati . Melalui karakter dan lakon dalam wayang golek, seorang dalang berusaha menyampaikan HASIL KAJIAN nilai filosofisnya dengan cara komunikasi simbolik yang Lakon Jaya Perbangsa merupakan salah satu lakon memanfaatkan wayang golek. Hal ini dapat dilihat dari yang memuat beragam nilai kehidupan di dalamnya. Jaya sisi pertunjukan wayang yang dimainkan dengan lakon- Perbangsa merupakan lakon yang menceritakan di mana lakon atau kisah-kisah yang berfungsi sebagai sarana pihak Kurawa dan Pandawa melakukan perang saudara. hiburan untuk masyarakat (Rosyadi, 2009). Selain sebagai Perang tersebut terjadi di Kurusetra yang merupakan media hiburan bagi masyarakat, pertunjukan wayang sebuah tempat yang berada di suatu lembah yang juga menjadi sebuah seni yang merupakan bagian dari bersebelahan dengan sungai Gangga (). Perang ini komunikasi simbolik perilaku manusia dalam praktik berlangsung selama 18 hari. Perang ini dikisahkan sebagai agama dan budaya (Seramasara, 2019). perang adil di mana seorang prajurit diharuskan melawan Penyusun merumuskan permasalahan yang akan prajurit, patih melawan patih, dan raja melawan raja. Akan diangkat dalam makalah ini, yaitu apa saja gagasan tetapi, pada kenyataannya terdapat berbagai strategi- filosofis yang terkandung dalam karakter dan lakon strategi licik yang dibangun oleh pihak Kurawa. pewayangan dalam wayang golek khususnya dalam lakon Gatot Kaca, pada perang ini, ditunjuk langsung Jaya Perbangsa. oleh Batara Kresna. Hal ini dikarenakan Batara Kresna Berdasarkan rumusan masalah yang telah memantau keadaan dan kondisi dari yang sudah dikemukakan di atas, tujuan dari penyusunan makalah ini pasti tidak akan mampu berperang dikarenakan Arjuna yaitu untuk mengkaji lebih dalam makna serta falsafah pada hari ke-13 kehilangan anaknya, Abimanyu. Abimanyu kehidupan yang tersembunyi dari lakon wayang golek gugur di medan perang dengan cara dikeroyoki oleh pihak berjudul Jaya Perbangsa. Kurawa yang menggunakan strategi perang Bulan Sabit Manfaat dari penyusunan makalah ini yaitu untuk yang akhirnya strategi tersebut berubah menjadi strategi

Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 | 29 | FILOSOFI DALAM WAYANG GOLEK GAGASAN FILOSOFIS TERSEMBUNYI DALAM KISAH MAHABARATHA

Bulan Purnama atau Chakrawyuha di mana Abimanyu tepat bangsa dan negaranya, yaitu negara Amarta. berada di tengah lingkaran para prajurit Kurawa hingga akhirnya Abimanyu gugur dengan cara yang mengenaskan. B. Nilai Perjuangan dalam Lakon Jaya Perbangsa Kematian Abimanyu membuat sang ayah terguncang Tugas utama yang diberikan Batara Kresna pada Gatot secara mental. Hal ini menjadi alasan bagi Batara Kresna Kaca adalah untuk memancing Karna agar ia mengeluarkan untuk menggantikan Arjuna sebagai senopati dalam senjata Kontawijaya. Keampuhan dari Kontawijaya sendiri perang tersebut. Gatot Kaca mulai berperang bersama sangatlah dahsyat, jangankan Pandawalima, seluruh prajurit pihak Pandawa melawan Kurawa. Batara Kresna yakin dari pihak Amarta pun akan hancur lebur oleh satu senjata terhadap Gatot Kaca yang dianugerahi berbagai kesaktian milik Adipati Karna ini. Meskipun begitu, Kontawijaya tetap di dalam dirinya. Selain dari pada kesaktian Gatot Kaca memiliki kelemahan di mana senjata konta ini hanya dapat yang memiliki baju Kreantakusuma, Gatot Kaca memiliki digunakan satu kali saja. Dengan berbagai strategi dari ilmu Waringin Sungsang. Waringin Sungsang merupakan Gatot Kaca, Karna pun murka sehingga ia mengeluarkan ilmu sakti yang dapat membuat Gatot Kaca terbang di Kontawijaya. Gatot Kaca pun teringat akan nasihat ibunya langit. Selain ilmu tersebut, ia juga memiliki ajian Sapta yang mengatakan bahwa Ia harus terbang setinggi- Pangrungu, yaitu kesaktian yang membuat Gatot Kaca bisa tingginya untuk menjauh dari senjata tersebut. Sayangnya, mendengarkan apa saja tanpa terhalang oleh jarak dan seperti dalam peribahasa Sunda, “Takdir teu bisa dipungkir, hal apapun. Ajian Waringin Sungsang dan Sapta Pangrugu kadar teu bisa disinglar” yang berarti takdir tidak bisa memfilosofikan tentang figur seorang pemimpin yang dihindari, kecepatan senjata Konta sangatlah cepat. Yang bisa menembus ke bawah dan ke atas dalam artian bisa menjadikannya lebih ironis, Gatot Kaca sedari awal sudah menyerap aspirasi masyarakat yang ada di bawah serta bisa menyadai bahwa Ia akan gugur dikarenakan Kontawijaya berhubungan secara diplomatis dengan masyarakat atas akan terus mengikuti kemana pun Gatot Kaca terbang. Hal seperti petinggi-petinggi negara lain. Sedangkan, menurut ini dikarenakan warangka/sarangka/sarung atau tempat sudut pandang spiritual, ajian waringin sungsang adalah dari senjata Kontawijaya berada di dalam tubuh Gatot sebuah ajian di mana seseorang memiliki kemampuan Kaca tepatnya di pusarnya. Seperti magnet, senjata Konta untuk melakukan kontak secara vertikal dengan zat Sang terus mengejar warangkanya yang ada di dalam pusar Pencipta. Begitupun dengan ajian Sapta Pangrungu yang Gatot Kaca. Sewaktu Gatot Kaca lahir, tidak ada satu pun menggambarkan hubungan horizontal dalam artian lain senjata yang mampu memotong tali ari-ari atau plasenta keahlian untuk berhubungan baik dengan sesama mahkluk Gatot Kaca sehingga sarangka/sarung dari senjata Konta- ciptaan-Nya. lah yang bisa memotongnya . Ajaibnya, sesudah tali ari- ari terpotong, sarangka tersebut pun ikut masuk ke dalam A. Nilai Pengorbanan dalam Lakon Jaya Perbangsa tubuh Gatot kaca dan memberi kesaktian pada tubuhnya. Pada hari ke-14 perang, Gatot Kaca mengantikan Keris manjing warangka, akhirnya senjata Konta pun pamannya, Arjuna, menjadi Senopati untuk maju di medan masuk, menyatu dengan sarangka atau warangka yang perang melawan Adipati Karna. Batara Kresna mengutus ada di tubuh Gatot Kaca. Setelah itu, paman Gatot Kaca Gatot Kaca bukan tanpa sebab, Ia mengutus Gatot Kaca yaitu Kala Bendana sudah menunggui Gatot Kaca di balik dikarenakan Gatot Kaca memiliki kesaktian untuk terbang awan untuk memperingati Gatot Kaca perihal ajal Gatot menjauh dari senjata Kontawijaya yang dimiliki Adipati Kaca yang akan segera tiba. Akan tetapi, perjuangan Karna yang merupakan sebuah senjata yang sangat seorang Gatot Kaca tidak hanya sampai di situ, Gatot Kaca ampuh pemberian dewa. Gatot Kaca pun menyadari akan meminta izin pada arwah Kala Bendana untuk meneruskan kesaktian senjata Kontawijaya, namun sumpahnya sebagai perjuangannya, untuk menghabiskan sisa tenaganya. ksatria menghapus semua keraguan yang ada, walaupun ia Setelah menerima izin dari pamannya, Kala Bendana, harus gugur di medan perang. Dari sini, dapat dipetik nilai Gatot Kaca mengunakan ajian Tiwikrama yang dapat kehidupan berupa nilai pengorbanan. Gatot Kaca, berani mengubah tubuhnya menjadi sangat besar menyerupai berkorban untuk gugur di medan tempur demi membela raksasa kemudian menjatuhkan diri di atas kereta Adipati

| 30 | Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 Iman Budiman

Karna dan membunuh sebanyak-banyaknya prajurit dari pihak Kurawa. Sebelum Gatot Kaca menjatuhkan dirinya, Karna yang menyadari itu pun melompat dari kereta untuk D. Nilai Keadilan dalam Lakon Jaya Perbangsa menyelamatkan diri dan akhirnya Karna berhasil selamat. Perang Bratayuda atau Mahabaratha disebut juga Di sisi lain, dengan tubuhnya yang besar dan dengan perang adil di mana dalam peperangan terjadi konsep tenaga yang tersisa, Gatot Kaca terus berguling-guling keadilan di dalam menjalankan peperangan yaitu raja di medan perang untuk menggilas para prajurit Kurawa. melawan raja, patih melawan patih, dan prajurit melawan Ia melakukan hal itu, saudaranya Pandawa Lima beserta prajurit. Di sisi lain, keadilan ini meliputi berbagai hal di para prajurit Amarta tidak akan terlalu menghabiskan dalamnya meliputi setiap tokoh yang gugur di medan banyak tenaga untuk melawan pihak Kurawa. Akhirnya, perang adalah karma dari dirinya sendiri. Misalnya pada Gatot Kaca pun gugur di medan tempur. Dari sini, kita lakon Jaya Perbangsa, gugurnya Gatot Kaca bukan tanpa dapat menyimpulkan bahwa seburuk apapun kemungkinan sebab melainkan karma dari Gatot Kaca sendiri yang jauh yang akan terjadi atau menimpa diri Gatot Kaca, ia melalui sebelum peperangan ini berlangsung, ia tanpa sengaja segala ketakutan, keraguan dan kecemasan dalam dirinya membunuh pamannya sendiri, Kala Bendana sampai Kala dan mengganti semua itu dengan perjuangan. Bendana tewas di tangan Gatot Kaca karena pamannya tersebut telah membocorkan sebuah rahasia. Begitu pun C. Nilai Persaudaraan dalam Lakon Jaya Perbangsa tokoh- tokoh yang lainya, mereka semua menjalankan Polemik tahta kerajaan dimulai dari Bisma karmanya masing-masing. yang bersumpah untuk tidak menikah sehingga tidak mempunyai keturunan dan tidak akan menjadi raja E. Nilai Pengabdian dalam Lakon Jaya Perbangsa seumur hidupnya sehingga tahta kerajaan diberikan Lakon Jaya Perbangsa mejadi gambaran dari sebuah kepada sepupunya, dan diteruskan oleh kakak dari pengabdian yang sangat dahsyat dari seorang Gatot Kaca. Pandu yaitu Destarata. Perebutan kekuasaan ini berlanjut Demi bangsa dan negaranya, Gatot Kaca rela gugur di kepada anak Destarata dan anak Pandu di mana Destarata medan tempur membela tanah airnya dengan segenap memiliki 100 anak yang dikenal dengan nama Kurawa, dan kemampuan dan kesaktian yang di milikinya walau ia Pandu mempunyai 5 anak yang dinamai Pandawa Lima. menyadari bahwa dia pasti akan mati di tangan Karna. Akan Akan tetapi, , istri dari Pandu sudah memiliki anak tetapi, itu semua tidak menjadi sebuah halangan bagi Gatot sebelum ia menikah dengan Pandu. Anak itu bernama Kaca untuk terus berjuang dan mengabdi pada negara Karna, sebuah anugerah dari Dewa Surya. Kelahiran anak hingga akhir hayatnya. tersebut didasari oleh kecerobohan Kunti sewaktu menguji ilmu yang Kunti miliki. Seolah sebuah malapetaka, Kunti memiliki anak tanpa seorang suami dari bangsa manusia. KESIMPULAN Hal ini membuat Kunti gelisah dan kegelisahan itu Wayang dapat dimaknai sebagai sebuah kitab di berujung dengan membuang anak itu dengan cara dibuang mana setiap tokoh wayang mempunyai filosofinya sendiri ke sungai dan akhirnya ditemukan oleh seorang kusir dari seperti sebuah pribahasa dari seorang dalang yang berbunyi Kerajaan Astina dan dirawat hingga anak tersebut dewasa. “Lamun urang ngotektak wayang sakotak bakal pinuh Dengan berbagai kesaktian yang dimiliki Karna, Duryudana ku siloka awak, kitu deui lamun urang ngorehan wayang mengangkat Karna menjadi saudaranya dan Karna diberi sapeti bakal pinuh ku gambaran diri.” Artinya, semua tokoh sebuah wilayah yang bernama Awangga yang kelak dalam pewayangan adalah gambaran dari semua perilaku menjadi sekutu pihak Kurawa dalam perang Mahabaratha. yang ada di dalam diri manusia. Seperti contoh kita semua Tidak bisa dipungkiri bahwa Karna adalah kakak mempunyai sifat amarah seperti halnya Dasamuka dan tertua dari Pandawa, di mana di perang Mahabaratha, terkadang kita mempunyai sifat kasih sayang seperti Karna akan berhadapan melawan kelima adiknya. Yudistira ataupun kadang kita mengeluarkan sifat guyon seperti Sastrajingga/Astrajingga atau biasa di sebut si

Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 | 31 | FILOSOFI DALAM WAYANG GOLEK GAGASAN FILOSOFIS TERSEMBUNYI DALAM KISAH MAHABARATHA

Cepot. Kemudian jika pada detik ini kita bercermin pada Paral, Kumar diri sendiri, tokoh wayang yang manakah yang sedang 2020 “” Plot Summary: The Indian Epic in berperan di dalam diri kita. Setiap detik, setiap menit dan a Nutshell. https://owlcation.com/humanities/ setiap jam ke depan, tokoh siapapun dapat berperan di MAHABHARATA-The-Great-Indian-Epic-in-a- dalam diri kita, tinggallah kita sebagai dalangnya yang Nutshell (Diakses 21 Desember 2020) akan menentukan lakonnya. Kisah Mahabaratha atau lakon Jaya Perbangsa Rosyadi menggambarkan kejadian sebab-akibat atau dalam kata 2009 Wayang Golek Dari Seni Pertunjukan Ke Seni Kriya lain disebut dengan hukum karma. Kisah ini memuat (Studi Tentang Perkembangan Fungsi Wayang nilai-nilai filosofis yang sangat dalam yang boleh kita Golek di Kota Bogor). Diakses pada 23 Agustus serap sebagai gambaran kehidupan. Nilai perjuangan, 2019, dan terarsip di :http://ejurnalpatanjala. pengorbanan, keadilan, persaudaraan dan pengabdian kemdikbud.go.id/patanjala/index.php/patanjala/ dalam kisah yang epik ini mengandung pelajaran hidup yang article/view/239/187 sangat berarti. Ajaran kehidupan yang dikemas dalam kisah ini menjadikannya menarik dalam segi penyampaiannya Sabila, Shafira seperti melalui pagelaran wayang golek, sinema hingga 2018 Strategi Humas Gerbang Kreasi Pemuda Cijahe lukisan. Dengan penyampaian yang sedemikian rupa, nilai- (GKPC) Dalam Melestarikan Kesenian Tradisional nilai luhur tersebut terasa dekat dan mampu menyentuh Wayang Dalam Bentuk Wayang Bambu di hati kita sebagai manusia. Kelurahan Curug Mekar Kota Bogor. Diakses pada 24 Agustus 2019, dan terarsip di: https:// * * * library.moestopo.ac.id/index.php?p=fstream- pdf&fid=2144&bid=40753 RUJUKAN Anggoro, Bayu Seramasara, I Gusti Ngurah 2018 Wayang dan Seni Pertunjukan: Kajian Sejarah 2019 Wayang Sebagai Media Komunikasi Simbolik Perkembangan Seni Wayang di Tanah Jawa sebagai Perilaku Manusia Dalam Praktek Budaya dan Agama Seni Pertunjukan dan Dakwah. Diakses pada 23 di Bali. Diakses pada tanggal 24 Agustus 2019, Agustus 2019, dan terarsip di: http://jurnal.uinsu. dan terarsip di : https://jurnal.isi-dps.ac.id/index. ac.id/index.php/juspi/article/view/1679/1812 php/mudra/article/view/640/347

Basu, Anindita Suharyono, Bagyo 2016 Mahabharata. https://www.ancient.eu/ 2005 Wayang Beber Wonosari. Solo: Bina Citra Pustaka Mahabharata/ (diakses pada 22 Desember 2020) Yuflih, Wildan Doniger, Wendy 2015 Perilaku Komunikasi Dalang Wayang Kulit Dalam 2020 Mahabharata Hindu Literature. https://www. Memberikan Pesan Moral Kepada Penontonya di britannica.com/topic/Mahabharata (diakses pada Kota Bandung. Diakses pada 24 Agustus 2019, dan 22 Desember 2020) terarsip di: https://elib.unikom.ac.id/download. php?id=272530. Nurhidayat, Feri Sandria 2016 Representasi Warna Merah Pada Wayang Golek si Cepot. Diakses pada 24 Agustus 2019, dan terarsip di: http://ojs.uninus.ac.id/index.php/ProListik/ article/view/133

| 32 | Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 Dewi Isma Aryani | Hasnaa Taaj Aiman

PESONA BATIK LASEM DAN PENERAPANNYA DALAM BUSANA BERKONSEP KONTEMPORER

Dewi Isma Aryani, Hasnaa Taaj Aiman Universitas Kristen Maranatha Jalan Prof. drg. Suria Sumantri, MPH no.65, Bandung 40164 [email protected], [email protected] 1Mobile: 08562655696, 2 Mobile: 085875715285

ABSTRAK

Lasem merupakan sebuah wilayah kecil berbentuk kecamatan di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, yang dikenal dengan kerajinan batik tulis pesisiran bergaya klasik. Batik Lasem kaya akan motif dan warna sebagai hasil akulturasi budaya lokal setempat (Jawa) yang dipengaruhi budaya pendatang yakni Champa (), India, Tionghoa, dan Belanda. Ciri khas dari batik tulis Lasem adalah pada tampilan warnanya berupa kombinasi warna cerah seperti merah (bang-bangan), biru, kuning, dan hijau yang berbeda dengan batik pesisir lain. Kekayaan ragam hias pada Batik Lasem diakibatkan karena pada abad ke- 16 di masa pemerintahan Kerajaan Majapahit, Lasem menjadi salah satu kota pelabuhan yang terkenal dan dinamis. Bahkan menurut sejarah, Laksamana Cheng Ho secara rutin mengunjungi kota pelabuhan di utara Jawa tersebut dan menemukan banyak komunitas Tionghoa di Lao Sam atau Lasem. Metode penelitian ini dilakukan melalui studi literatur, mengkaji inspirasi motif pagi-sore pada Batik Lasem, dan rekomendasi desain busana berkonsep kontemporer. Hasil dari penelitian ini berupa dua rekomendasi desain busana dengan style Streetwear menggunakan material Batik Lasem bermotif pagi-sore.

Kata kunci: akulturasi, kontemporer, motif batik pagi-sore, Lasem

ABSTRACT

Lasem is a small district in the form of a sub-district in Rembang Regency, , which is known for its classical style coastal hand-drawn batik. Batik Lasem is rich in motifs and colors as a result of acculturation of local (Javanese) culture which is influenced by immigrant culture, namely Champa (Vietnam), Indian, Chinese, and Dutch. The distinctive feature of Lasem hand- drawn batik is the appearance of its color in the form of a combination of bright colors such as red (bang-bangan), blue, yellow, and green which is different from other coastal batik. The richness of decoration in Batik Lasem is due to the fact that in the 16th century, during the reign of the Majapahit Kingdom, Lasem became one of the famous and dynamic port cities. Even according to history, Admiral Cheng Ho regularly visited this port city in northern Java and found many Chinese communities in Lao Sam or Lasem. This research method is carried out through literature studies, examining the inspiration of the ’pagi-sore’ motifs on Batik Lasem, and recommendations for contemporary concept fashion designs. The results of this study are two recommendations for fashion designs with Streetwear style using Batik Lasem material with ’pagi-sore’ motifs.

Keywords: acculturation, contemporary, Lasem, ’pagi-sore’ batik motifs

PENDAHULUAN berbeda dan bertemu di bagian tengah kain secara Pada masa penjajahan Belanda, Indonesia mengenal diagonal. Desain penempatan motif batik seperti ini muncul dua kelompok ragam hias batik yang dibagi berdasarkan pada tahun 1930 di Pekalongan dan sangat populer pada daerah pembatikan dari segi fungsi dan motifnya yaitu zaman penjajahan Jepang karena faktor ekonomis. Pada batik pedalaman atau keraton (Vorstenlanden), Yogyakarta- waktu itu, permasalahan kehidupan sangat sulit sehingga Surakarta dan batik pesisir (Asa, 2006). Adapun Batik Lasem diperlukan tindakan penghematan yang berakibat pada termasuk dalam golongan batik pesisir dengan warna dan upaya pembatik membuat kain batik dengan motif pagi- ragam yang sangat khas dan mendapat pengaruh berbagai sore. Dengan demikian, dalam satu kain batik memiliki dua kebudayaan asing yang kuat, salah satunya adalah budaya desain motif yang berbeda. Oleh karena itu, masyarakat Tionghoa (Darmayanti, 2020). Motif pagi-sore pada Batik setempat dapat mengenakan kain batik yang sama dalam Lasem adalah kain batik yang terbagi menjadi dua motif satu hari tanpa harus berganti kain dengan cara pada pagi

Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 | 33 | PESONA BATIK LASEM DAN PENERAPANNYA DALAM BUSANA BERKONSEP KONTEMPORER hari menggunakan sisi motif yang satu dan pada sore ayam khas Tiongkok. Motif dan warna seperti itulah yang harinya dapat mengenakan motif berbeda dari sisi lainnya, menurut berbagai kalangan pembatik di Lasem dianggap sehingga terkesan memakai dua kain yang berbeda. Warna sebagai ciri khas dari Batik Lasem (Asa, 2006). dalam motif batik pagi-sore memiliki bagian lebih gelap Pada saat era Mataram Islam Yogyakarta dan yang biasanya dipakai di bagian luar untuk waktu pagi dan Surakarta menguasai pantai utara Jawa, para pengusaha siang hari, sementara bagian berwarna cerah dipakai pada batik di Lasem terdorong untuk membuat perpaduan motif malam hari (Asa, 2006). antara Batik Pesisir dengan Batik Mataraman (Keraton). Asa (2006) menyebutkan bahwa motif Batik Lasem terdiri atas motif yang dipengaruhi gaya visual Tionghoa, Mataraman, METODE motif flora bertema lingkungan alam Lasem, dan perpaduan Artikel ini menggunakan metode kualitatif dari berbagai motif tersebut. Semua jenis motif, baik yang untuk menganalisis temuan-temuan hasil studi literatur dipengaruhi motif Tionghoa maupun non-Tionghoa atau berdasarkan teori yang diterapkan. Berdasarkan latar percampuran keduanya disebut sebagai Batik Laseman. belakang di atas, maka akan dipaparkan keunikan Batik Lasem motif pagi-sore sebagai salah satu rekomendasi B. Ragam Hias dalam Batik Lasem material utama yang digunakan dalam desain busana Motif dalam suatu karya batik tergolong dalam dengan konsep kontemporer yakni Streetwear style. Alasan ragam hias atau disebut juga dengan ornamen yakni pemilihan motif pagi-sore dalam Batik Lasem ini karena sebuah motif atau bentuk yang memiliki tujuan dan makna adanya unsur akulturasi dari beberapa kebudayaan yakni: tertentu. Suatu pola pada ragam hias biasanya memiliki Jawa, Tionghoa, dan Belanda, sejalan dengan penelitian kaidah tertentu yang berada pada suatu bidang sehingga Darmayanti (2020) tentang elemen warisan budaya di menghasilkan bentuk indah, umumnya memiliki pola atau daerah wilayah pantai utara Jawa yang kaya akan akulturasi susunan yang diulang-ulang, teratur, terukur, dan memiliki (Darmayanti, 2020). keseimbangan (A. Haake, 1989). Oleh karena itu, rumusan masalah yang diangkat 1. Motif Batik Lasem dengan pengaruh gaya visual Tionghoa dari penelitian mengenai Batik Lasem dengan motif pagi- berupa: stilasi dari Burung Hong (Phoenix), naga (Liong), sore ini adalah rekomendasi desain busana seperti apakah Qilin, kupu-kupu, ayam hutan, kijang, ikan mas, kepiting, yang sesuai untuk penerapan motif Batik Lasem pagi-sore. kura-kura, udang, Magnolia, Peoni, Sakura, Seruni, sulur- suluran, bambu, dewi bulan, delapan dewa, banji, mata uang kepeng, dan kipas. HASIL KAJIAN 2. Motif Batik Lasem dengan pengaruh gaya visual A. Perkembangan Batik Lasem Mataraman berupa: abstraksi seperti: Tumpal, Kawung, Menurut pemaparan Asa dalam bukunya Batik Ceplok, dan Limaran. Pekalongan dalam Lintasan Sejarah (2006), keberadaan 3. Motif Batik Lasem berupa flora bertema lingkungan alam Lasem sebagai pusat produksi batik dimulai pada tahun berupa: stilasi dari tanaman laut Latohan dan Alge. 1401 Saka (1479 Masehi). Pernyataan tersebut didasarkan 4. Motif Batik Lasem bergaya campuran berupa: Gunung pada Babad Lasem karangan Empu Santi Badra, ditulis Ringgit, Watu Kricak, Kendoro Kendiri, Bledag Mataraman, kembali oleh Raden Panji Kamzah pada tahun 1858, Kawung Babagan, dan lain sebagainya. menceritakan tentang seorang anak buah kapal Dhang Sebagaimana motif dalam Batik Semarang Puhawang Tzeng Ho dari Tiongkok bernama Bi Nang Un yang dipaparkan Aryani (2019) sebagai Batik Pesisiran dan istrinya, Na Li Ni, yang memohon izin kepada Pangeran dengan desain unik, Batik Lasem pun untuk beberapa Wijaya Badra untuk menetap di Bonang (wilayah Lasem). Di motifnya memiliki warna khas dan kontemporer karena tempat inilah Na Li Ni kemudian membuat batik bermotif menampilkan ragam hias dari hasil akulturasi kebudayaan Burung Hong (phoenix), naga, seruni, banji, dan mata masyarakat Lasem. Berbeda dengan penamaan pada Batik uang kepeng dengan menggunakan warna merah darah Semarang berdasarkan kekuatan folklornya, pemberian

| 34 | Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 Dewi Isma Aryani | Hasnaa Taaj Aiman

Gambar 1. Variasi motif Batik Lasem: Burung Hong (kiri atas), Gambar 2. Variasi motif pagi-sore Batik Lasem: warna klasik (kiri), Kawung Mataraman (kanan atas), Latohan (kiri bawah), Watu warna modern (kanan) Kricak (kanan bawah) (Sumber: www.pinterest.com) (Sumber: https://www.inibaru.id)

Dengan demikian, persepsi kuno dari kain batik, sama sekali berlawanan dengan hasil tampilan akhir desain busana yang dihasilkan. Sebagaimana yang diuraikan Aryani (2018), bahwa penggunaan kain tradisional sebagai material busana kontemporer ini termasuk salah satu upaya meningkatkan rasa cinta terhadap budaya dan tradisi adi luhung Bangsa Indonesia.

nama pada Batik Lasem umumnya berdasarkan tata warna KESIMPULAN dan bukan dari ragam hias. Oleh karena itu, munculah Simpulan yang dapat diambil dari pemaparan di beberapa istilah nama untuk Batik Lasem seperti: Bang- atas adalah sebagai berikut: Bangan yang memiliki warna latar putih dan ragam hias 1. Terdapat empat jenis motif khas berdasarkan corak yang merah atau sebaliknya, Kelengan dari Bahasa Jawa ‘keleng’ ada pada Batik Lasem. yang artinya hitam atau kehitaman, Bang-Biru memiliki 2. Motif Batik Lasem saat ini selain menggunakan warna warna latar putih dan ragam hias merah atau biru, dan khas yakni abang getih (merah darah) dalam batik tulisnya, yang terakhir Bang-Biru-Ijo memiliki warna latar putih dan juga mulai bereksperimen dengan warna-warna lain ragam hias merah, biru, hijau (Djoemena, 1986). terutama dalam motif pagi-sore. 3. Motif pagi-sore Batik Lasem dapat digunakan sebagai 3. Rekomendasi Desain material busana kontemporer untuk target remaja atau Penggunaan Batik Lasem dengan motif pagi- dewasa muda. sore sangat berhubungan erat dalam implementasi konsep busana berkelanjutan yakni suatu gerakan global * * * yang mainstream dalam industri mode dengan tujuan melestarikan dan mengurangi kerusakan lingkungan, RUJUKAN melestarikan kebudayaan lokal, dan meningkatkan A. Haake perlakuan etis terhadap pekerja (Watson & Yan, 2013). 1989 The Role of Symmetry in Javanese Batik Patterns. Konsep busana bergaya Streetwear yang didesain Great Britain: Pergamon Press pic., Computers dengan material utama motif pagi-sore dari Batik Lasem Math.Applic. Vol.17, no.4-6, pp.815-826. ini menerapkan ide busana berkelanjutan. Berdasarkan Trend Forecasting Spring Summer 21/22 by Ichwan Toha Aryani, Dewi Isma dan Sianturi, Hana A.M. dan Indonesia Fashion Chamber, rekomendasi busana 2018 Tinjauan Perubahan Persepsi Masyarakat Urban Streetwear ini didesain dengan mengangkat tema Modest Terhadap Kain Ulos Dalam Gaya Berbusana Wear dan subtema Eccentric. Pada kedua busana Streetwear (Studi Kasus: Ulos Ragidup). Seminar Nasional tersebut menampilkan nuansa etnik klasik (dari pemilihan Pendidikan Karakter & Industri Kreatif Dalam warna motif pagi-sore Batik Lasem) dan modern (dari siluet Perspektif Seni Budaya di Era Industri 4.0, 4 busana dan rekonstruksi material kain yang digunakan).

Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 | 35 | PESONA BATIK LASEM DAN PENERAPANNYA DALAM BUSANA BERKONSEP KONTEMPORER

Gambar 3. Moodboard (kiri) dan rekomendasi desain modest wear bergaya streetwear (Sumber: Hasnaa Taaj Aiman)

Desember 2018, ISBI Bandung, 299-313.

Aryani, Dewi Isma. 2019 Semarang’s Batik Folklore and Its Application in Contemporary Fashion. In: 2019 International Conference, The Korean Society of Costume, October 26, 2019, Korea, 57-66.

Asa, Kusnin 2006 Batik Pekalongan dalam Lintasan Sejarah. Pekalongan: Paguyuban Pecinta Batik Pekalongan.

Darmayanti, T.E., Bahauddin, A. 2020 Cultural Heritage Of The Peranakan Batik Kidang Mas House Of Lasem, Central Java, Indonesia. International Transaction Journal of Engineering, Management, & Applied Sciences & Technologies, 11(13), 11A13F, 1-14.

Djoemena, N. S. 1986 Ungkapan Sehelai Batik = Batik, Its Mystery and Meaning. Jakarta: Djambatan.

Watson, Maegan Zarley & Yan, Ruoh-Nan. 2013 An Exploratory Study of the Decision Processes of Fast Versus Slow Fashion Consumers. Journal of Fashion Marketing and Management, Vol.17 No.2, 141-159.

| 36 | Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 Mochammad Sigit Ramadhan Olivia Yvonne ORNAMEN GORGA IPON-IPON SEBAGAI INSPIRASI MOTIF TEKNIK BLOCK PRINTING PADA PRODUK FASHION Mochammad Sigit Ramadhan Olivia Yvonne2 Program Studi Kriya Tekstil dan Fashion, Fakultas Industri Kreatif, Telkom University. Jalan Telekomunikasi no.1 Kabupaten Bandung, Indonesia. E-mail: [email protected] E-mail: [email protected]

ABSTRACT

In the Toba tribe’s culture, there is a traditional house called Ruma Bolon with ornaments decorate the house called Gorga. Gorga ornaments with all their philosophical values have various types. One of which interesting is the Gorga Ipon-ipon, which is usually placed on the edge of the Gorga motif composition. The Gorga Ipon-ipon ornament, which has geometric characters with shapes in lines, arc, triangles, rectangles, and circles, can be used as inspiration for motif development. This research resulted in the development of the Gorga Ipon-ipon ornament motif, which was carried out by modifying the form elements with stylization and deformation techniques to become a new motif composition. Furthermore, the motif is applied to the fabric material using block printing techniques to design fashion products in the form of ready to wear deluxe clothing.

Keywords: Gorga Ipon-Ipon Ornament, Motifs, Block Printing, Ready To Wear Deluxe

ABSTRACT

Pada kebudayaan suku Batak Toba dikenal rumah adat bernama Ruma Bolon dengan ornamen penghias rumahnya yang disebut dengan Gorga. Ornamen Gorga dengan segala nilai filosofinya memiliki beragam jenis, salah satu yang menarik adalah Gorga Ipon-ipon yang biasanya ditempatkan pada bagian tepian dari komposisi motif Gorga. Ornamen Gorga Ipon- ipon yang memiliki karakter geometris dengan bentuk berupa garis, busur, segitiga, segi empat, dan lingkaran memiliki potensi untuk dijadikan inspirasi pengembangan motif. Pada penelitian ini dihasilkan pengembangan motif ornamen Gorga Ipon-ipon yang dilakukan dengan cara memodifikasi unsur bentuk dengan teknik stilasi dan deformasi untuk dijadikan komposisi motif baru. Selanjutnya motif tersebut diaplikasikan pada material kain dengan menggunakan teknik block printing untuk kemudian digunakan dalam perancangan produk fashion berupa busana ready to wear deluxe.

Kata Kunci: Ornamen Gorga Ipon-Ipon, Motif, Block Printing, Ready To Wear Deluxe

PENDAHULUAN untuk dijadikan inspirasi dalam perancangan motif baru. Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki Gorga Ipon-ipon merupakan motif Gorga yang disebut kebudayaan yang biasanya diwariskan secara turun temurun sebagai hiasan tepi yang memiliki lebar dua sampai serta menjadi kebanggaan masyarakatnya. Salah satu hasil tiga sentimeter dan berfungsi sebagai keindahan yang kebudayaannya tersebut adalah rumah adat yang dibuat memperkuat komposisi (Sianipar, 2015). selain untuk tempat tinggal juga untuk berlindung dari Saat ini fungsi dari Gorga tidak hanya sebatas untuk perubahan cuaca mapun binatang liar. Pada kebudayaan menghias rumah saja, beberapa pengalihan pengaplikasian suku Batak Sumatera Utara, dikenal rumah adat bernama Gorga sudah pernah dilakukan salah satunya dengan Ruma Bolon dengan ornamen penghias rumahnya yang menjadikannya inspirasi motif dalam perancangan produk disebut dengan Gorga. Ornamen Gorga Batak adalah ukiran fashion. Salah satu desainer yang menggunakan motif atau pahatan tradisional yang biasanya terdapat di dinding Gorga dalam rancangannya adalah Ghea Panggabean rumah bagian luar dan bagian depan dari rumah adat Batak yang memadukan kain Ulos dengan bahan bermotif Toba (Saragih, 2019). Ornamen Gorga secara visual terdiri Gorga yang dibuat dengan teknik digital print. Selain dari beragam bentuk motif diantaranya geometris, figur digital print, terdapat teknik reka tekstil lain yang dapat manusia, binatang, tumbuhan, serta benda alam lainnya. berpotensi untuk mengaplikasikan motif yang terinspirasi Salah satu dari sekian banyak ornamen Gorga yang ada, dari ornamen Gorga Ipon-ipon ini pada lembaran kain terdapat Gorga Ipon-ipon yang memiliki potensi visual diantaranya menggunakan teknik block printing. Block

Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 | 37 | ORNAMEN GORGA IPON-IPON SEBAGAI INSPIRASI MOTIF TEKNIK BLOCK PRINTING PADA PRODUK FASHION printing merupakan salah satu teknik reka latar di mana Gambar 2. Beberapa bentuk dasar Gorga Ipon-ipon balok kayu berukir ditutupi dengan pewarna dan berulang kali ditekan sepanjang kain untuk membuat pola tertentu (Ganguly & Amrita, 2013). Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan komposisi motif baru yang terinspirasi dari ornamen Gorga Ipon- ipon yang akan diaplikasikan pada lembaran kain dengan menggunakan teknik block printing untuk kemudian mengimplementasikannya pada rancangan produk fashion. yang dilukiskan dengan cat warna tiga holit (merah-hitam- putih) (Azmi, 2004). Menurut bentuknya ornamen Gorga memiliki jenis METODE yang beragam, salah satu yang menarik adalah Gorga Ipon- Penelitian yang dilakukan berlandaskan pada ipon yang biasanya ditempatkan pada bagian tepian dari metode kualitatif dan eksperimentatif di mana analisis komposisi motif Gorga. Ipon-ipon dalam Bahasa Indonesia hasil kajian berdasarkan pada pengumpulan dan penerapan berarti gigi, hal tersebut diibaratkan seperti manusia tanpa teori dari literatur yang menunjang topik penelitian gigi dirasakan kurang menarik, begitupun dengan ornamen sehingga memungkinkan untuk dilakukan pengembangan Gorga apabila tanpa Ipon-ipon sangat kurang keindahan melalui eksperimen yang sesuai dengan tujuan penelitian. serta keharmonisan komposisinya (Azmi, 2004). Gorga Terdapat tiga tahapan dalam penelitian di antaranya Ipon-ipon sebagian besar berbentuk geometris seperti adalah persiapan awal, eksperimentasi, serta implementasi garis, busur, segitiga, segi empat, dan lingkaran. Namun, yang dipaparkan melalui alur kerja sebagai berikut: terdapat pula motif Gorga Ipon-ipon yang berbentuk lebih dinamis seperti misalnya daun yang berbulu.

B. b.Eksplorasi motif Pada tahapan ini, dilakukan eksperimen terhadap berbagai jenis ornamen Gorga Ipon-ipon yang berpotensi untuk dikembangkan dengan menggunakan teknik modifikasi ragam hias yaitu stilasi dan deformasi. Stilasi merupakan teknik untuk mengubah bentuk asli dari objek dari berbagai arah dengan penggayaan dan dapat dibuat

Gambar 5. Skema tahapan dalam penelitian menjadi bentuk baru yang lebih bersifat dekoratif, namun ciri khas bentuk aslinya masih terlihat. Stilasi motif yang memiliki lekukan dan detail jauh lebih banyak dari bentuk HASIL KAJIAN aslinya sehingga motif yang distilasi terlihat lebih rumit. A. Analisa Visual Karakter Gorga Ipon-ipon Sedangkan deformasi merupakan teknik untuk mengubah Ruma Bolon merupakan rumah adat yang sekaligus bentuk asli dari yang diamati sebelumnya dengan menjadi status sosial masyarakat Batak Sumatera Utara. menyederhanakan struktur ataupun proporsi bentuk Pada Ruma Bolon ini, dapat dijumpai hasil kebudayaan aslinya menjadi bentuk yang baru. masyarakat adat berupa ornamen yang disebut oleh Dari eksperimen yang dilakukan dengan masyarakat adat Batak dengan nama Gorga. Menurut cara memodifikasi ornamen Gorga Ipon-ipon pada tahap pengerjaannya ada dua teknik dalam proses pembuatan sebelumnya, diperoleh beberapa bentuk pengembangan ornamen Gorga, yaitu Gorga Uhir yang diukirkan dengan motif terpilih. Selanjutnya motif terpilih tersebut akan memakai alat pahat dan kemudian diwarnai dan Gorga Dois dibuat pengomposisiannya dan diaplikasikan dengan

| 38 | Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 Mochammad Sigit Ramadhan Olivia Yvonne

Bentuk awal Hasil modifikasi Keterangan Modifikasi motif dilakukan dengan teknik deformasi,menghilangkan detail dari bentukan pada bagian dalam motif Modifikasi motif dilakukan dengan teknik stilasi, membuat ornamen motif menjadi melengkung

Modifikasi motif dilakukan dengan teknik deformasi, mengurangi detail dari ornamen bentuk segitiga dan menambahkan bidang segitiga di atas dan bawah Modifikasi motif dilakukan dengan teknik stilasi, mengubah posisi susunan bentuk segitiga menjadi beberapa komposisi baru

Modifikasi motif dilakukan dengan teknik stilasi, menambah bentuk bujur sangkar sebagai aksentuasi serta permainan outline yang dibuat overlap

Gambar 3. Proses pengaplkasian motif dengan menggunakan Tabel 1. Eksperimen modifikasi ornamenGorga Ipon-ipon teknik block printing (Sumber: dokumentasi tim penulis)

kesan estetis berupa aksentuasi motif Gorga Ipon-ipon tanpa memenuhi seluruh bidang busana.

KESIMPULAN Ruma Bolon merupakan satu bentuk hasil kebudayaan Suku Batak berupa rumah adat yang memiliki ornamen ragam hias yang dinamakan Gorga. Ornamen Gorga dengan segala nilai filosofinya memiliki jenis yang menggunakan teknik block printing pada material tekstil beragam, salah satu di antaranya adalah Gorga Ipon-ipon untuk digunakan dalam perancangan produk fashion yang biasanya ditempatkan sebagai pelengkap pada sebagai implementasinya. pinggiran ornamen Gorga lainnya. Pada perkembangannya, terdapat pergeseran pengaplikasian ornamen Gorga yang C. Implementasi saat ini dapat diaplikasikan ke dalam berbagai macam Pada bagian akhir tahap implementasi, lembaran produk kreatif diantaranya adalah produk fashion. Pada kain yang telah diaplikasikan motif digunakan dalam penelitian ini dihasilkan pengembangan ornamen Gorga perancangan produk fashion berupa busana ready to wear Ipon-ipon yang dilakukan dengan cara memodifikasi unsur deluxe. Komposisi motif pada busana ditempatkan pada bentuknya dengan teknik stilasi dan deformasi untuk bagian tertentu saja dengan tujuan untuk memberikan kemudian dijadikan komposisi baru lalu diaplikasikan

Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 | 39 | ORNAMEN GORGA IPON-IPON SEBAGAI INSPIRASI MOTIF TEKNIK BLOCK PRINTING PADA PRODUK FASHION pada material kain dengan menggunakan teknik block printing. Sebagai implementasinya, lembaran kain hasil pengaplikasian motif tersebut digunakan dalam perancangan produk fashion berupa busana ready to wear deluxe dengan penempatan pada bagian tertentu untuk memberikan kesan estetis berupa aksentuasi motif Gorga Ipon-ipon.

***

Rujukan Azmi. 2004. KEUNIKAN RUMAH BATAK TOBA (SENI GORGA TRADISI FOLKLOR DAN ARSITEKTUR). Jurnal Seni Rupa FBS Unimed, 1, 37–51. Ganguly, D., & Amrita. 2013. A Brief Studies on Block Printing Process in India. 41, 197–203. Saragih, D. A., Yulianto, & Pakpahan, R. 2019. Kajian Ornamen Gorga di Rumah AdatBatak Toba (Studi Kasus: di Kawasan Desa Wisata Tomok , Huta Siallagan dan Huta Bolon di Kabupaten Samosir). Jurnal Arsitektur, 2(1), 1–14. https://doi.org/http:// dx.doi.org/10.17605/jalur.v2i1.368 Sianipar, K., Gunardi, G., -, W., & Rustiyanti, S. (2015. Makna Seni Ukiran Gorga Pada Rumah Adat Batak. Panggung, 25(3). https://doi.org/10.26742/ panggung.v25i3.20

| 40 | Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 J Kiara Z Santosa | Ariesa Pandanwangi

SENI DAN TEKNOLOGI: MANFAAT DAN FUNGSI DALAM KEHIDUPAN MANUSIA J Kiara Z Santosa | Ariesa Pandanwangi Universitas Kristen Maranatha Bandung Jl. Surya Sumantri, No. 65 Kota Bandung e-mail: [email protected] Telp. 087731333395

ABSTRACT

This paper discusses the Art and Technology Debate, entitled Arts and Technology: Benefits and Functions in Human Life, the formulation of this problem contains the role of art in human life, the role of pure art and art collaborating with technology, art which is the essence of human life. The way the author obtains the data is by conducting a literature study. The method used by the writing team is descriptive analytical / historical aims and describes the data obtained both from various references and from the field and then analyzed.

Keywords: Life, Competition, Art, Technology, Era

ABSTRAK

Makalah ini membahas Seni dan Teknologi yang berjudul Seni dan Teknologi: Manfaat dan Fungsi dalam Kehidupan Manusia. Rumusan masalahny berisi tentang peran seni dalam kehidupan manusia, peran seni murni, dan seni yang berkolaborasi dengan teknologi. Seni yang merupakan inti dari kehidupan manusia. Cara penulis memperoleh data adalah dengan melakukan studi pustaka. Metode yang digunakan oleh tim penulis adalah deskriptif analitik/historis bertujuan dan mendeskripsikan data yang diperoleh baik dari berbagai referensi maupun dari lapangan kemudian dianalisis.

Kata kunci: Kehidupan, Persaingan, Seni, Teknologi, Era

PENDAHULUAN sebaiknya lebih memperhatikan keseimbangannya masing- Manusia menggunakan matematik walaupun masing, agar kesenian dasar manusia tidak mengalami merekSeni adalah ungkapan perasaan atau penerapan kepunahan dan tetap dikenali keberadaannya. Oleh karena suatu keahlian dan daya imajinasi kreatif manusia biasanya itu, penulis mengambil topik penelitian dengan judul dalam wujud meliputi lukisan atau patung. Seni meliputi “Perdebatan Seni dan Teknologi: Pentingnya Seni dalam berbagai macam bentuk kegiatan yang berkaitan dengan Kehidupan Manusia.” kreativitas, seperti seni lukis, seni musik, seni sastra, dan seni tari. Seni berkaitan dengan hasil seni yang dibuat oleh manusia dan pada umumnya mendukung kegiatan sosial METODOLOGI manusia, seperti bahasa, sastra, dan sejarah. Teknologi Metode yang digunakan adalah deskriptif analitis/ adalah penerapan pengetahuan ilmiah untuk tujuan historis bertujuan menganalisis dan mendeskripsikan praktis kehidupan manusia atau seperti yang terkadang data diperoleh baik dari berbagai rujukan maupun dari diutarakan, pada perubahan dan manipulasi lingkungan lapangan kemudian dianalisis. Teknik yang digunakan manusia. Oleh karena teknologi bisa begitu sederhana atau dalam mengumpulkan data adalah studi kepustakaan. begitu kompleks, ada banyak jenis teknologi. Mungkin jenis teknologi yang paling dikenal dalam kehidupan modern adalah teknologi elektronik, biasanya disebut elektronika, HASIL KAJIAN yaitu suatu bentuk teknologi kompleks yang menggunakan Peranan Seni dalam Kehidupan Manusia rangkaian listrik untuk mencapai suatu tujuan. Pergerakan Seni merupakan bagian penting dari setiap negara, seni dan teknologi saling berdampingan seiring dengan kota, dan kehidupan orang. Kata “seni” memiliki seperangkat perkembangan zaman. Namun, kedua komponen itu definisi, karakteristik, dan kekhasan tetapi setiap orang

Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 | 41 | SENI DAN TEKNOLOGI: MANFAAT DAN FUNGSI DALAM KEHIDUPAN MANUSIA

Gambar 1. Lukisan Pohon. Gambar 2. Model Jackson Pollock (Sumber: in2englich.net, 2020) (Sumber: theredlist.com, 2020)

membayangkan dan menafsirkannya dengan cara yang Seni memainkan peran besar dalam hidup selama khusus. Seni adalah cerminan imajinatif dari realitas, yang itu membuat memikirkan masalah dan hal-hal penting, tujuan utamanya adalah keterkaitan orang-orang dengan yang terjadi disekitar, sampai seni menggairahkan pikiran sesuatu yang indah, sensitif, menarik dan indah, terkadang manusia, dan tidak membuat acuh tak acuh. Seni dapat bahkan tidak dapat dijelaskan dan kontradiktif. Karya seni menginspirasi atau membuat manusia mengumpulkan yang sama dapat membangkitkan perasaan yang benar- keberanian ketika hancur secara spiritual dan moral. Seni benar berlawanan dalam jiwa orang. terkadang bisa menjadi satu-satunya sarana, yang dapat “Bagaimanapun, kreasi seni dan teknologi menginspirasi tindakan heroik atau mendukung dalam memiliki hakikat sesuatu yang sama; keduanya adalah situasi sulit. Seni juga merupakan bagian penting dari ciptaan manusia. Teknologi juga menyediakan antarmuka kehidupan dan memiliki pengaruh langsung. multimedia berbiaya rendah dan realitas virtual. Ini dapat Mengingat tantangan sosial, ekonomi dan ekologi memberikan dimensi baru interaktivitas dengan karya seni, di zaman ini, manusia berdiri di persimpangan jalan serta memberikan akses ke pemirsa jarak jauh melalui sejarahnya. Peradaban manusia bisa berakhir dengan jaringan dan Internet.” (Earnshaw, 2017) bencana global atau masuk ke dalam tanah perjanjian Semua jenis seni memperkaya dunia batin manusia kebebasan dan kebahagiaan. Seni menemukan dirinya pada dan memberi pengetahuan baru tentang dunia sekitarnya. titik balik juga. Oleh karena itu, seni akhirnya menemukan Dalam karya seni, terlihat sudut pandang pengarang sifat aslinya dan membebaskan dirinya dari dikte sejarah tentang beberapa situasi atau pengetahuan umum yang salah dipahami. Masa depan manusia dan seni sangat pencipta, diekspresikan dengan bantuan gambar artistik. bergantung satu sama lain. Setiap individu bisa setuju atau tidak setuju dengan Peran penting dalam memenuhi janji–janji pendapat penulis karena setiap orang memiliki visinya kemajuan sejarah dan kemajuan ini merupakan syarat sendiri tentang dunia dan tidak ada pendapat benar atau mutlak bagi seni untuk berkembang di masa depan. salah - begitu banyak orang, begitu banyak pikiran. Kemudian mempertimbangkan esensi seni untuk akhirnya Random House Dictionary mendefinisikan seni memutuskan peran yang harus dimainkan seni masa depan sebagai “kualitas, produksi, ekspresi, atau dunia dari dalam sejarah perekonomian masa depan. apa yang indah, atau lebih dari makna biasa. Yang lain mencirikan seni sebagai sesuatu buatan manusia yang Penerapan Seni Murni serta Seni dan Teknologi menggabungkan imajinasi kreatif dan keterampilan teknis Istilah “seni rupa” mengacu pada bentuk seni dan memuaskan keinginan bawaan akan keteraturan dan yang dipraktikkan terutama karena nilai estetika harmoni, mungkin rasa lapar manusia akan keindahan.” dan keindahannya (seni untuk seni) daripada nilai (Stokstad, Marilyn and Cothren, 2012). fungsionalnya. Seni rupa berakar pada gambar dan karya berbasis desain seperti lukisan, seni grafis, dan patung.

| 42 | Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 J Kiara Z Santosa | Ariesa Pandanwangi

Gambar 3. Karya Seni dan Apresiator Gambar 5. Silkscreen Printing (Sumber: liveabout.com, 2020) (Sumber: Diana Art, 2020)

Gambar 4. Plastic Art by Mary Ellen Gambar 6. Pembuatan Film (Sumber: pinterest.com, 2020) (Sumber: Medium, 2020)

Ini sering dikontraskan dengan “seni terapan” dan “kriya” dilihat, memvisualisasikan apa yang dibayangkan, dan yang keduanya secara tradisional dipandang sebagai melambangkan ide dan konsep. kegiatan utilitarian. Kegiatan berbasis non-desain lainnya Apa yang membuat seni berharga? Jawaban spontan, yang dianggap sebagai seni rupa, termasuk fotografi dan bahkan sampai menjadi hal yang lumrah, yaitu seni adalah arsitektur, meskipun yang terakhir paling baik dipahami sumber kesenangan atau kenikmatan. Demi label kita dapat sebagai seni terapan. menyebut pandangan ini ‘hedonisme estetika’ dari hedos, Bidang seni rupa terus diperluas untuk merangkul kata Yunani untuk kesenangan. Tujuan bab ini adalah untuk aktivitas baru yang muncul karena teknologi baru, atau menyelidiki kecukupan hedonisme estetika sebagai teori penemuan artistik. Hal pertama yang dicontohkan dengan seni normatif (Graham, 1997). lukisan akrilik, serta pencetakan silkscreen dan cetakan Meskipun banyak digunakan sebagai sarana bagi giclee; yang terakhir dengan penemuan karya seni media seniman untuk mengkonseptualisasikan ide-idenya campuran menggunakan kolase, decollage, photomontage, untuk sebuah lukisan, gambar juga memiliki fungsi lain atau found-art. Oleh karena, proses pelebaran bertahap yang beragam. Beberapa fungsi lain tersebut antara lain: ini, hampir tidak mungkin untuk mendefinisikan atau Gambar Deskriptif, Ornamen dan Ilustrasi, Menggambar menetapkan makna seni rupa. Gambar juga termasuk sebagai komentar sosial, Menggambar sebagai sarana dalam kategori yang sama dengan lukisan atau patung dan untuk memperjelas atau mengkristalkan suatu ide, dan seringkali mencerminkan kualitas dan gaya sang seniman Menggambar sebagai sarana ekspresi diri. yang membuatnya. Dasar penilaian estetika bukanlah masalah utama, Gambar bukan hanya permulaan dari segala melainkan hubungan antara estetika dan kesenangan. sesuatu dalam seni, meskipun ini adalah elemen Anggaplah benar bahwa orang menyatakan karya seni dan penting dari nilainya; mereka juga memfasilitasi proses pertunjukan itu baik atau buruk sesuai dengan perasaan kreatif seniman dengan mendeskripsikan apa yang yang ditimbulkan oleh karya-karya itu di dalamnya. Tidak

Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 | 43 | SENI DAN TEKNOLOGI: MANFAAT DAN FUNGSI DALAM KEHIDUPAN MANUSIA

Gambar 7. Team Lab Gambar 8. Kolaborasi Seni dan Teknologi (Sumber: binus.ac.id, 2020) (Sumber: teknologi.id, 2020)

berarti perasaan harus menjadi salah satu kesenangan (Graham, 1997). Dalam dunia seni modern, menggambar telah ditafsirkan ulang dan dimasukkan ke dalam pemahaman modern lebih dari sekadar cara untuk menggambarkan Teknologi digital memungkinkan detail yang gambar secara akurat atau untuk mengkonseptualisasikan kompleks dan kebebasan untuk perubahan. Sebelum orang sebuah karya seni akhir. Pikiran kreatif dapat berkumpul mulai menerima teknologi digital, informasi dan ekspresi dan menciptakan sesuatu yang baru yang mungkin tidak artistik harus disajikan dalam bentuk fisik. Munculnya tercapai oleh satu pikiran. teknologi digital memungkinkan ekspresi manusia menjadi Kreativitas seringkali membutuhkan kolaborasi, bebas dari kendala fisik ini, memungkinkannya untuk eksis karena orang pada umumnya memilikinya membatasi secara mandiri dan berkembang secara bebas. jenis keterampilan tertentu untuk mengimplementasikan Tidak lagi terbatas pada media fisik, teknologi ide-ide kreatif mereka. Dalam konteks dunia seni digital digital memungkinkan karya seni berkembang secara fisik. jenis kolaborasi ini mungkin antara seniman dan seniman Oleh karena, seni digital dapat dengan mudah berkembang, atau seniman dan ahli teknologi. Dalam dunia pembuatan ia memberi otonomi yang lebih besar di dalam ruang. film, kolaborasi mungkin terjadi antara sutradara dan artis Orang sekarang dapat memanipulasi dan menggunakan suara, fotografer dan spesialis animasi dan lain sebagainya. ruang yang jauh lebih besar, dan pemirsa dapat merasakan Saat ini penggunaan dan pemanfaatan teknologi karya seni lebih langsung. Karakteristik teknologi digital tidak dapat dilepaskan dari berbagai aspek kehidupan. memungkinkan karya seni untuk mengekspresikan Perkembangan aplikasi teknologi pun sudah sangat kapasitas untuk berubah jauh lebih bebas. bervariasi dan menciptakan kemungkinan-kemungkinan aktivitas dan penerapan yang tidak terbatas lagi. Pelestarian Seni dan Kebudayaan Dasar Eksplorasi hubungan baru antara manusia dan alam Seni, dalam berbagai bentuknya, ada di setiap juga antara diri sendiri dan dunia melalui seni. Teknologi komunitas, setiap budaya, dan setiap negara. Seni telah digital telah memungkinkan seni untuk membebaskan diri diciptakan sejak awal mula, dibuktikan dalam lukisan dari batas fisik dan transenden. Telah tidak terlihat batas gua dan seni cadas, dan di dunia sekarang ini seni dapat antara manusia dan alam serta antara diri sendiri dan menjadi kekuatan ekonomi utama, namun manusia dunia; satu di yang lain dan yang lain di satu. Semuanya terus mempertanyakan nilai seni. Seringkali seseorang ada dalam kesinambungan kehidupan yang panjang, rapuh mengabaikan sebuah karya seni. namun ajaib, tanpa batas. Domain digital dapat memperluas Mungkin tidak menempatkan nilai pada sesuatu kapasitas seni dan bahwa seni digital dapat menciptakan yang dapat dibuat atau diharapkan agar mudah dipahami hubungan baru antara orang-orang. Beberapa konsep yang menunjukkan hilangnya perhatian dan kreativitas di dunia diusung antara lain adalah elaborasi hubungan antara seni dan hanya memperbesar kebutuhan akan seni. Menciptakan dan teknologi sebagai ekspresi dalam konteks ruang yang seni adalah perilaku primal. Anak-anak, di seluruh dunia, tak terbatas dan menumbuhkan berbagai jenis interaksi secara naluriah membuat karya seni secara tidak langsung. antara manusia dan sekitarnya. Setiap budaya memiliki seni. Seperti bahasa dan tawa, seni

| 44 | Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 J Kiara Z Santosa | Ariesa Pandanwangi

Gambar 9. Edward Hopper Eleven AM Gambar 20 Abstract Collage (Sumber: Speakartloud, 2020) (Sumber: steemit.com, 2018)

dan selalu berdampingan dengan pergantian zaman 2. Seni dan Teknologi sama-sama memiliki peranan adalah perilaku fundamental manusia. Sederhananya, seni yang besar, akan tetapi penggunaan keduanya adalah bagian dari diri manusia. Manusia membutuhkan seharusnya tidak memiliki ketimpangan pada salah seni karena seni membuatnya menjadi manusia satu elemennya. Seni yang diterapkan bersama seutuhnya. Seni, seperti halnya bahasa, adalah media dengan teknologi memberikan banyak kelebihan, untuk mengungkapkan gagasan dan berbagi informasi. akan tetapi esensi seni adalah komponen utama dari Seni menawarkan metode untuk mengkomunikasikan apa penciptaan gabungan itu sendiri. yang mungkin belum sepenuhnya dipahami atau ketahui 3. Seni adalah pelajaran sejarah, catatan sejarah, bagaimana mengungkapkannya. Seni membantu untuk pelestarian budaya, dan otobiografi dalam satu berbagi pemikiran, ide, dan visi yang mungkin tidak dapat kesatuan. Seni mencerminkan nilai-nilai budaya, diartikulasikan dengan cara lain. Seni dibutuhkan untuk keyakinan, dan identitas dan membantu melestarikan mengungkapkan ekspresi yang lengkap. berbagai komunitas yang membentuk dunia. Seni Penciptaan seni adalah aktivitas kolektif. Bentuk merupakan catatan akan perubahan zaman. seni seperti tari, teater, dan paduan suara semuanya membutuhkan sekelompok seniman dan penonton. Bahkan pelukis atau penyair soliter mengandalkan kerajinan pembuat cat atau penjilid buku untuk membantu * * * menciptakan seni. Seni memberi alasan untuk berkumpul dan berbagi pengalaman. Seni dibutuhkan agar manusia tetap terhubung. Rujukan Adajian, T. 2018. The Definition Of Art. Stanford Encyclopedia of KESIMPULAN Philosophy. https://plato.stanford.edu/entries/art- PBerdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan definition/ beberapa hal mengenai Perdebatan Seni dan Teknologi: Admin, W Pentingnya Seni dalam Kehidupan Manusia berdasarkan 2015. What is Arts Role in Our Society Todays? Listen To pendekatan deskriptif analitis. The World.Net. https://www.listentotheworld.net/ 1. Seni adalah suatu elemen penting dalam kehidupan your-thoughts/what-is-arts-role-in-society-today/ manusia yang memberikan banyak dampak dalam Annati, E pergerakan peradaban. Sejatinya seni telah ada 2001. Structure of Art, Structure of Mind. SAGE Journal, sebelum manusia sendiri menyadari keberadaannya, 54(2), 81–97. https://journals.sagepub.com/doi/

Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 | 45 | SENI DAN TEKNOLOGI: MANFAAT DAN FUNGSI DALAM KEHIDUPAN MANUSIA

pdf/10.1177/0392192107077204 3rd Edition (with Arts CourseMate Printed Access Clocks, M Card) ( PDFDrive.com ). 2016. What is the Role of Art in Human Experience? Marder, L. Steemit. https://steemit.com/art/@ 2019. Ways Of Defining Art. ThoughtCo. https://www. mscleverclocks/what-is-the-role-of-art-in- thoughtco.com/what-is-the-definition-of- human-experience art-182707 DK. Marks, T. 2013. Art That Changed The World. In S. Atkinson 2016. Art history. In Apollo (Vols. 2016-Novem, Issue (Ed.), Art That Changed The World (Vol. 53, Issue November). 9). DK Publishing. https://www.pdfdrive.com/ Martinique, E. art-that-changed-the-world-transformative-art- 2016. What is Art According to Famous Thinkers movements-and-the-paintings-that-inspired- Through History. Widewalls. https://www. them-d176015918.html widewalls.ch/magazine/what-is-art Earnshaw, R. A. Savitri, M. A. 2017. Art, design and technology : collaboration 2019. TeamLab : Kolaborasi Digital, Seni, Desain, Alam and implementation. Springer International dan Manusia. BINUS UNIVERSITY. https://binus. Publishing AG. https://www.pdfdrive.com/ ac.id/bandung/2019/09/team-lab-kolaborasi- art-design-and-technology-collaboration-and- digital-seni-desain-alam-dan-manusia/ implementation-d189773410.html Schreier, J. Freer, J. 2020. Modern vs. Historical: The Role and Function of 1997. The Role of Art in Human Life. Pubmed. https:// Fine Art Drawing. ARTmine. https://www.art-mine. doi.org/10.3109/08941939709099594 com/for-sale/drawings/role-and-function-of-fine- Graham, G. art-drawing 1997. Philosophy of the Arts. In T. and Francis (Ed.), Seel, G. Philosophy of the Arts. Taylor & Francis e-Library. 2013. The Role of Art in History and the Art of the https://doi.org/10.4324/978020324493 Future. SAGE Journal, 59(1–2), 158–167. https:// Gregersen, E. journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/0392192 2020. Technology. Britannica. https://www.britannica. 113491923?journalCode=dioa com/technology/technology Stokstad, Marilyn and Cothren, M. W. Happonen, A. 2012. The philosophy of art: an introduction. In C. 2015. Art-technology Collaboration and Motivation Campanella (Ed.), Choice Reviews Online (Vol. 49, Sources in Technologically Supported Artwork Issue 10). Laurence King Publishing Ltd, London. Buildup Project. ScienceDirect, 78, 407–414. https://doi.org/10.5860/choice.49-5596 https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/ Urbani, G. S187538921501545X 1962. The Role of Chance in Today’s Art. SAGE Journal, Hospers, J. 10(38), 112–130. https://journals.sagepub.com/ 2020. Philosophy of art. Britannica. https://www. doi/pdf/10.1177/039219216201003807 britannica.com/topic/philosophy-of-art Zhang, Y., & Candy, L. Jensen, E. 2006. Investigating collaboration in art and 2020. Fine Art Definition, Meaning, History: Painting, technology. CoDesign, 2(4), 239–248. https://doi. Sculpture, Prints. Visual Arts Cork. http://www. org/10.1080/15710880601008059 visual-arts-cork.com/definitions/fine-art.htm Learning, C., Reserved, A. R., & Learning, C. (n.d.). Gardner’s Art Through the Ages A Concise Global History,

| 46 | Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 Kristina Iman | Yana Kristi Zai

POLA PIKIR, BUDAYA DALAM TATANAN KEHIDUPAN MASYARAKAT NIAS

Kristina Iman | Yana Kristi Zai Universitas Kristen Maranatha Bandung Jl. Surya Sumantri, No. 65 Kota Bandung e-mail: [email protected] Telp. 087731333395

ABSTRACT

Indonesia as a multicultural country, culture is a word that cannot be separated from the life of the Indonesian people. Nias is one of the tribes in North which is known for its culture which is still maintained today. Based on this, the formulation of this problem contains how the mindset and culture influence the life order of the Nias people. The purpose of writing this paper is to find out what values ​​are contained in the cultural traditions of Nias which then influence the life order of the people. The method used is analytical descriptive method with data collection techniques using literature studies and interviews with several Nias communities through online media. The results of the investigation in this paper are that the Nias people who live in a well- preserved culture and customs certainly affect the life and mindset of the people because the values ​​contained in that culture have been implemented since birth and continue throughout their lives.

Keywords: Culture; Life; Public; Influence; History.

ABSTRAK

Indonesia sebagai negara multikultural, budaya adalah kata yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat bangsa Indonesia. Nias adalah salah satu suku yang ada di Sumatra Utara yang dikenal dengan kebudayaannya yang masih terjaga sampai sekarang. Berdasarkan hal tersebut maka pada rumusan masalah ini memuat bagaimana pengaruh pola pikir, budaya dalam tatanan kehidupan masyarakat Nias. Tujuan penulisan makalah ini untuk mengetahui apa nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi budaya Nias yang kemudian mempengaruhi tatanan kehidupan masyarakatnya. Metode yang digunakan adalah metode deskritif analitis dengan teknik pengumpulan data menggunakan studi literatur dan wawancara kepada beberapa masyarakat Nias melalui media online. Hasil dari penelusuran dalam makalah ini adalah sebagai masyarakat Nias yang hidup dalam budaya dan adat istiadat yang masih terjaga tentunya mempengaruhi kehidupan dan pola pikir masyarakatnya disebakan karna nilai-nilai yang terkandung dalam kebudayaan itu sudah diterapkan sejak lahir dan terus ada sepanjang sepanjang kehidupannya.

Kata kunci: Budaya; Kehidupan; Masyarakat; Pengaruh; Sejarah.

PENDAHULUAN budaya dapat menjadi daya tarik wisata suatu daerah Budaya merupakan suatu kebiasaan yang sudah ada tertentu (Karmadi, 2007). dalam masyarakat dan merupakan kepunyaan bersama Indonesia sebagai negara yang multikultural kata yang akan terus ada dan berkembang dalam masyarakat budaya merupakan satu kata yang tidak dapat dipisahkan itu sendiri sepanjang waktu sehingga bisa dinikmati dan terus akan dipakai ketika mendeskripsikan perwujudan dari satu generasi kegenarasi berikutnya (Senudin dkk., negara Indonesia sendiri. Pulau Nias adalah pulau yang 2016). Sebuah tradisi dalam masyarakat akan tampak dan sangat identik dengan budayanya yang masih terjaga tercipta dalam berbagai ragam aspek yang ada mulai dari sampai sekarang. Pulau Nias atau sering dikenal dengan sistem keagamaan, kultur, perbedaan tutur kata, pakaian, sebutan Tano Niha (bahasa Nias), memiliki warisan leluhur arsitektur konstruksi, dan juga berbagai kreasi dan karya yang masih terjaga hingga sekarang sehingga masyarakat tangan yang ada dalam masyarakat tersebut. Dengan Nias pada umumnya masih menganut kebiasaan-kebiasaan adanya budaya suatu daerah memiliki identitas tersendiri lama dari para nenek moyangnya terlebih dengan adat sehingga memberikan nilai lebih di mata dunia. Selain itu, istiadat (LeLuhur Orang Nias Dalam Cerita-Cerita Lisan Nias budaya juga dapat menjadi pemersatu dan nasionalisme Afthonul Afif, n.d.). Adanya warisan tersebut menjadikan suatu bangsa terlepas dari itu semua dengan adanya Ono Niha tetap hidup dengan tradisi-tradisi itu sampai

Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 | 47 | POLA PIKIR, BUDAYA DALAM TATANAN KEHIDUPAN MASYARAKAT NIAS sekarang, sehingga hal itu berpengaruh pada kehidupan Kata Budaya memiliki pengertian sebagai suatu masyarakat Nias. Permasalahan yang akan dibahas dalam kebiasaan yang ada dalam dalam suatu golongan dan makalah ini adalah: 1. Bagaimana sejarah awal mula merupakan kepunyaan bersama yang akan terus ada dan terbentuknya kepulauan dan budaya Nias; 2. Apa nilai-nilai berkembang dalam masyarakat itu sendiri sepanjang waktu yang terkandung dalam tradisi budaya Nias yang kemudian sehingga bisa dinikmati dari generasi kegenerasi berikutnya mempengaruhi tatanan kehidupan masyarakatnya. (Siregar, 2015). Sebuah tradisi dalam suatu masyarakat itu sendiri akan tampak dan tercipta dalam berbagai ragam aspek yang ada mulai dari sistem keagamaan, ketatanegaan, METODOLOGI kultur, perbedaan tutur kata, pakaian, arsitektur konstruksi Metode yang digunakan adalah deskriptif analitis dan juga berbagai kreasi, dan karya tangan yang ada dalam dengan pendekatan kualitatif bertujuan menganalisis dan suatu masyarakat tersebut (Nashihin, 2017). Kata budaya mendeskripsikan data yang diperoleh baik dari berbagai sendiri merupakan satu kata yang memiliki arti penciptaan rujukan maupun dari hasil penelusuran kemudian dianalisis batin dari manusia sehingga membentuk satu kebiasaan, (Santoso, 2020), (Wijaya, 2019), (Prof. Dr. Suryana, 2012) adat istiadat, kepercayaan, dan juga karajinan seni dalam masyarakat itu sendiri. Kata kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan HASIL KAJIAN bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) yang memiliki Beberapa penelitian terdahulu terkait makalah arti hasil penciptaan dari batin manusia (Senudin dkk., ini adalah: hukum adat istiadat yang ada di Nias atau 2016). Kata Budaya memiliki pengertian yang beragam sering disebut fondrako adalah salah satu cara yang seperti perwujudan, kehendak, dan menikmati. Kata Budaya diterapkan oleh masyarakat Nias dalam menyelesaikan memiliki istilah yang berbeda-beda di setiap negara salah masalah saat masyarakat melanggar aturan dan nilai satunya adalah negara yang identik dengan kincir anginnya kebudayaan yang ada (Cabrera Marino, 2017). Seiring yang berukuran besar atau sering disebut negara Belanda berkembangnya zaman anak anak-anak milenial seringkali menyebutkan budaya atau kebudayaan dengan culturur mengabaikan dan lupa akan budaya yang ada, dalam hal dalam Bahasa Inggris disebut culture. Sedangkan dalam ini sebagai masyarakat Nias yang tidak bisa lepas dengan bahasa Latin berasal dari kata colera artinya menggarap, nilai-nilai kebudayaannya akan menerapkan dan selalu membenahi, memajukan, dan menyuburkan daerah/desa mengingatkan generasi-generasi muda akan nilai-nilai (cocok tanam). Pengertian ini terus berkembang dalam tersebut dengan menghadirkan dan mengajak mereka arti culture, yaitu sebagai keseluruhan dari kemampuan dalam pertemuan-pertemuan adat agar perkembangan dan kegiatan manusia untuk terus berusaha mengadaptasi, zaman tidak mengubah nilai kebudayaan tapi akan semakin menciptakan dan memodifikasi lingkungannya (Goleman berkembang (Lase, 2016), suku Nias yang punya beragam dkk., 2019). bahasa, agama, dan juga fatalifusota yang berbeda tentunya Segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia dalam tidak menjadi satu masalah dalam suku ini tapi sebaliknya rangka untuk mencukupkan keperluan hidup sehari- dengan adanya perbedaan tersebut menciptakan situasi hari juga itu salah satu bagian dari kebudayaan sebagai yang harmonis dalam masyarakat yang dipersatukan dalam cara berpikir dan cara merasa (kebudayaan bathiniah) ikatan nilai adat dan budaya (Suwartiningsih dkk., 2014). yang menyatakan diri dalam seluruh segi kehidupan Hasil ketiga penelitian di atas difokuskan kepada sekelompok manusia yang membentuk kesatuan sosial hukum adat istiadat, fatalifusota, dan kearifan lokal dalam suatu ruang dan satu waktu (PASARIBU, n.d.). Saat masyarakat Nias. Metode yang digunakan adalah metode akan membahas budaya tentunya kita sebagai masyarakat kualitatif. Berbeda dengan makalah yang ditulis penulis. yang hidup dalam budaya itu sendiri harus dengan tenang Keunggulan makalah ini adalah ditulis dengan lengkap menerima berbagai perubahan yang akan membuat kita dan membahas topik yang berbeda dengan penelitian terkejut pada awalnya sebelum bisa menyesuaikan sebab terdahulu. kebudayaan itu sendiri memiliki ciri khas yang berbelit-

| 48 | Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 Kristina Iman | Yana Kristi Zai belit, menyeluruh, dan absurd (Gulo, 2012). Budaya sendiri Nilai-nilai yang Terkandung dalam Budaya Nias tidak eksklusif dalam berbagai ketrampilan seni yang Ono Niha memiliki kebiasaan-kebiasaan pada masa sering kita temukan di sekeliling kita, mulai dari konstruksi, lampau yang cukup menakutkan dan hingga saat ini itu ataupun tempat-tempat historis yang sangat berpengaruh terus diwariskan pada anak cucu mereka tetapi dikemas pada kebudayaan melainkan kebudayaan adalah satu dalam bentuk tradisi, tarian, dan goi-goi hada. Nilai dari bentuk kehidupan yang mencakup banyak aspek (Asmara, kebiasaaan-kebiasaaan ini kemudian terus diterapkan 2019). Satu bentuk budaya yang yang memiliki ciri khas sampai sekarang dan masih terjaga dalam masyarakat Nias. tersendiri dan pencapaian dari waktu lampau dan akan terus diingat sebagai identitas dari bangsa itu sendiri • Fazuwo (Karmadi, 2007). Fazuwo yang memiliki arti berperang merupakan salah satu fakta yang dimiliki masyarakat Sejarah terbentuknya kepulauan dan kebudayaan Nias Nias zaman dahulu. Kebiasaan berperang ini sudah Tano Niha adalah salah satu suku yang ada di menjadi kebiasaan yang melekat dalam diri para satua Sumatra utara dengan warisan leluhur yang masih terjaga mefona. Perang sering dilakukan masyarakat Nias hingga sekarang. Masyarakat Nias sendiri memiliki di masa lampu ini dikarenakan berbagai alasan, di sebutan untuk menamai masyarakatnya yaitu Ono Niha antaranya untuk mempertahankan posisi wilayahnya, yang memiliki arti ono yang berarti anak atau dalam adanya orang yang menggangu anak wilayahnya juga Bahasa Nias memiliki pengertian “ngao’oto” dan niha bisa memicu peperangan untuk mempertahankan berarti person atau manusia. Sedangkan pulau Nias diberi harga diri (Siregar, 2015). Salah satu kebiasaan yang nama sebagai Tano Niha (bahasa Nias) yang memiliki seringkali dilakukan pada zaman dahulu adalah ketika tano berarti tanah/dambu dan niha adalah makluk yang tetua kampung sudah tua, maka pihak keluarga akan menempati Tano/ Manusia (Setiawan Samhis, 2020). memberikan perintah kepada seluruh laki-laki desa Pulau Nias memiliki Sejarah terbentuknya kepulauan dan untuk berburu kepala manusia di desa lain yang kebudayaannya. Banyak cerita-cerita yang yang beredar di akan di jadikan sebagai tumbal agar tetua mereka masyarakat Nias yang mengangkat seputar asal usul Nias bisa meninggal dengan tenang. Oleh karena ritual ini yang dikemas dalam bentuk dongeng (mano-mano) salah sudah dipercaya dulunya, maka biasanya tetua adat satunya adalah ketika seorang raja Teteholi ana’a bernama tidak akan meninggal meskipun bagian dari tubuhnya Balugu Razo yang memiliki 9 (Sembilan) anak putra. Suatu sudah ada yang membusuk sekalipun namun masih hari, si Balugu Razo menyuruh anaknya untuk berburu. memiliki nafas. Biasanya kepala manusia yang diburu Oleh karena keasikan berburu putra bungsu Razo teteholi itu akan ditaruh di sekeliling makamnya. Ketika para ana’a bernama Simiki pun tersesat dan terjatuh pada satu lelaki kampung tidak mendapatkan hasil buruannya tempat tanpa penghuni yang dikelilingi dengan lautan. maka sebagai gantinya sendiri, kepala mereka akan Simiki berusaha mencari jalan keluar dari tempat itu tapi dipenggal dan itu sudah menjadi aturan yang tidak tidak kunjung dapat juga hingga akhirnya dia menyerah, bisa dibantah lagi oleh masyarakatnya. Berburu seiring berjalannya waktu Simiki terus menjelejahi hutan itu disebut milo (bahasa Nias) artinya bekerja tapi dan akhirnya menemukan seorang gadis yang berparas dalam pengertian khusus. Seiring berjalannya waktu, cantik dan putih “oroma na itolo gilo nia“ akhirnya Simiki kebiasaan-kebiasaan itu pun hilang kemudian dikemas menghampiri perempuan ini dan ternyata perempuan ini menjadi sebuah tarian yang khas yaitu tari perang dan adalah Ono mbela yang tertinggal disitu. Akhirnya mereka hombo batu. memutuskan untuk menikah dan hidup di pulau itu yang sekarang dikenal dengan Tano Niha. • Tebai Aila Di Nias sendiri harga diri merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dipertahankan. Ketika merasa harga dirinya jatuh, biasanya ini

Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 | 49 | POLA PIKIR, BUDAYA DALAM TATANAN KEHIDUPAN MASYARAKAT NIAS

bisa jadi akan memicu perkelahian apalagi kalau berhubungan dengan harga diri wilahnya, hal ini akan KESIMPULAN sangat memungkinkan untuk memicu perang atau Kehidupan dan keseharian dari masyarakat Nias pertarungan antar wilayah. Nias memiliki motto ono sangat dipengaruhi oleh budaya dan tradisi yang ada dan niha yaitu Aoha Mate Moro Na’aila yang artinya lebih terus diterapkan saat ini. Kebudayaan itu terus tertanam baik mati dari pada menanggung malu. dalam jati diri dan dalam menjalani kesehariannya “Aoha Mate Moro Na’aila” “lakhomi sebua wahasara dodo” “Aoha • Fahasara dodo Sebua noro nilului wahea, aoha noro nilului waoso tafabea na’abua, Di Nias sendiri rasa kekompakkan dan tafadaya-daya galisi wolohe” hal itu akan terus dibawa dan kebersamaan sangat dijunjung tinggi. Hal ini sangat diterapkan sampai kapan pun. tampak ketika menghadapi masalah, masyarakat Nias memiliki antusias yang sangat tinggi untuk membantu, biasanya mereka ini diistilakan dengan “owulo” yang berarti berkumpul untuk membahas permasalahan. * * * Rasa kebersamaan itu selalu ada, tak terkecuali saat berperang. Tidak hanya pada saat perang juga, rasa kebersamaan itu juga ditunjukan saat membangun Rujukan rumah, pesta pernikahan, dan juga dalam keadaan Asmara, D. duka, biasanya masyarakat akan menemani keluarga 2019. Peran Museum dalam Pembelajaran Sejarah. yang berduka atau yang sedang mengadakan pesta Kaganga:Jurnal Pendidikan Sejarah Dan Riset berhari-hari untuk membantu menyiapkan semua Sosial-Humaniora, 2(1), 10–20. https://doi. keperluan. Istilah kebersamaan ini pun dalam bahasa org/10.31539/kaganga.v2i1.707 Nias sering kali disebut “hada-hada ono niha aoha noro Cabrera Marino, K. M. nilului wahea aoha noro nilului waoso, tafazawa na abua 2017. peradilan Adat Nias Dan Keadilan Restrotatif., 6, ta fadaya-daya galisi wolohe”. 5–9. Dari kebiasaan-kebiasaan cara hidup tetua inilah Goleman et al. terciptanya nilai-nilai kebudayaan. Seiring berkembangnya 2019. Budaya. Journal of Chemical Information and zaman, hal itu sudah tidak dilakukan tapi nilai itu diterapkan Modeling, 53(9), 1689–1699. dalam tradisi, adat istiadat, dan tarian-tarian khas Nias, Gulo, A. N. dan tidak hanya itu nilai itu juga diterapkan dalam filosofi 2012. Degradasi Budaya Dalam Upacara Perkawinan warna-warna sakral Nias seperti merah, kuning, hitam, dan Masyarakat Nias Di Denpasar. Kajian Budaya putih. Masyarakat Nias menjunjung tinggi nilai-nilai itu Universitas Udayana, 1(1), 52–61. dan diterapkan dalam kesehariannya sehingga kehidupan Karmadi, A. masyarakat Nias pada umumnya sangat berkaitan dengan 2007. Budaya Lokal Sebagai Warisan Budaya dan Upaya rasa kekompakkan hal ini nyata dalam setiap acara adat Pelestariannya. Makalah Disampaikan Pada yang dilakukan dan juga harga diri yang tinggi, sehingga Dialog …. bagi masyarakat Nias jika seorang anak mempermalukan Lase, D. keluarganya, dan kesalahan itu cukup fatal biasanya 2016. Jurnal sundermann. Journal Sunderman, 1(1), akan melakukan upacara dengan memanggil semua 28–43. 10.1109/ITHET.2016.7760744 masyarakat desanya dan para tetua adat untuk melepaskan Le lu h u r Oran g N ias dalam Ce rita-ce rita Lis an N ias anak tersebut (yang berbuat kesalahan) sebagai anggota Afth o n u l Afif. (n.d.). 25(1), 53–79. keluarganya. Nashihin, H. 2017. Pengertian Budaya. Konstruksi Budaya Sekolah Sebagai Wadah Internalisasi Nilai Karakter, 19.

| 50 | Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 Kristina Iman | Yana Kristi Zai

http://ejournal.stitmuhpacitan.ac.id/index.php/ org/10.31219/osf.io/dw7fq tajdid/article/view/147/60 PASARIBU, R. B. F. (n.d.). Kebudayaan dan Masyarakat. 91–100. Prof. Dr. Suryana, Ms. 2012 Metodologi Penelitian : Metodologi Penelitian Model Prakatis Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Universitas Pendidikan Indonesia, 1–243. https://doi.org/10.1007/s13398-014- 0173-7.2 Santoso, H. A. 2020. Resume Metode Penelitian. March 2020. https:// doi.org/10.13140/RG.2.2.32322.32964 Senudin, A. Y., Raihana, Carl, B., 2, skripsi bab, Putra, U., Yptk, I., Area, U. M., Ramdhan, D. M., Sartika, D., Sukriadi, S., & Mufdillah. 2016 Plagiat merupakan tindakan tidak terpuji 2. Asuhan Kebidanan Ibu Hamil, 53(9), 64. https:// search.proquest.com/docview/1443861513?ac countid=26646%0Ahttp://link.periodicos.capes. gov.br/sfxlcl41?url_ver=Z39.88-2004&rft_val_ fmt=info:ofi/fmt:kev:mtx:dissertation&genre=diss ertations+%26+theses&sid=ProQ:ProQuest+Disse rtations+%26+Theses+Globa Setiawan Samhis. 2020. Suku Nias – Rumah Adat, Bahasa, Kepercayaan, Marga, Asal Usul, Mata Pencaharian, Baju Adat, Alat Musik, Budaya, Makanan Dan Minuman. https://www.gurupendidikan.co.id/suku-nias/ Siregar, A. Z. 2015. Tradisi Hombo Batu di Pulau Nias : Satu Media Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal. South-East Asian Journal for Youth, Sport & Health Education Sipatahoenan, 1(October), 209–218. http://journals.mindamas.com/index. php/sipatahoenan/article/view/687 suku Nias, suku Asli pulau Nias. (n.d.). https:// symbianplanet.net/suku-nias/#Sejarah_Suku_Nias Suwartiningsih, S., Kristen, U., & Wacana, S. 2014. Harmoni Sosial. Jurnal Societas Dei, 1(1), 235– 269. Wijaya, H. 2019. Metode-Metode Penelitian Dalam Penulisan Jurnal Ilmiah Elektronik. 21–40. https://doi.

Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 | 51 | Akulturasi Rupa Indonesia Tiongkok dalam Karya Wayang Beber dalam Cerita Ramyana dengan Teknik Chinese Painting Akulturasi Rupa Indonesia Tiongkok dalam Karya Wayang Beber dalam Cerita Ramyana dengan Teknik Chinese Painting

Sangid Zaini Gani Guangxi Normal University Yanshan Road, Guili, Guangxi, China Email : [email protected]

ABSTRACT

Visualization of the Ramayana story with Chinese Painting techniques. Aim to understand and describe, the methods used in creating Wayang beber artworks using Chinese traditional techniques are direct observation and study. Rawayana as a well-known Indonesian folk tale is a cultural heritage that is commonly applied in the form of wayang. Using a combination of two Indonesian and Chinese painting techniques, namely the sungging technique and the Chinese traditional painting technique, the object taken in the process of creating this work takes one of the scenes from the Ramayana story in the 5th book, which shows a scene of a battle between Rama and his troops and Rahwana. Wayang and ramayana as story objects in paintings are an attempt to re- popularize the ramayana story instead of a more innovative form of wayang beber.

Keyword : Wayang Ramayana, sungging Technique, China Tradition

ABSTRAK

Visualisasi cerita Ramayana dengan teknik Chinese Painting. Bertujuan Untuk memahami dan mendeskripsikan, metode yang digunakan dalam menciptakan karya seni Wayang beber dengan teknik trasional Cina dengan cara observasi dan studi secara langsung. Rawayana sebagia cerita rakyat indonesia yang cukup dikenal merupakan suatu warisan budaya yang biasa di aplikasikan dalam bentuk wayang. Menggunakan penggabungan dua teknik melukis Indonesia dan Cina, yaitu teknik sungging dan teknik melukis tradisi Cina, objek yang diambil dalam proses penciptaan karya ini mengambil salah satu adegan dalam cerita Ramayana pada kitab ke 5 yang menampilakn adegan peperangan antara Rama bersama pasukanya dan Rahwana. Wayang dan ramayana sebagai objek cerita dalam lukisan adalah upaya untuk mempopulerkan kembali kisah ramayana bukan bentuk wayang beber yang lebih inovatif.

Kata kunci : Wayang, Ramayana, Teknik Sungging, Tradisi Cina.

PENDAHULUAN khas masih digunakan dan tercermin di semua lapisan Konsep “wayang” diperkenalkan ke Indonesia masyarakat. Oleh karena itu, wayang beber Indonesia dari India pada abad keenam dan perkembangannya secara alami menjadi alat komunikasi atau bahasa dalam dipengaruhi oleh budaya Jawa di Indonesia. Kisah budaya tradisional Indonesia. Ramayana dan kisah Mahabharata berasal dari kitab suci Penciptaan seni lukis ini mencoba memberikan India. “Boneka Wayang” yang digunakan untuk menunjukkan bentuk baru, yang mana ide dan gagasan tema di ambil dari suatu cerita berbentuk seni 2 dimensi yang menyebar dari cerita Ramayana yang diwujudkan kedalam bentuk wayang India ke Indonesia. Seiring dengan berkembangnya wayang beber baru. Seperti halnya tokoh- tokoh atau bentuk gerak beber di Indonesia memberinya status historis baru dan tokoh yang lebih bebas sesuai dengan narasi. Stilasi dan makna budaya baru. Ini tidak hanya mewakili budaya deformasi pada ornament sudah mengalami perubahan paling tradisional dan kekhasan Indonesia, tetapi juga yang jauh dari wayang beber aslinya serta warnya yang mewakili status negara dalam komunitas internasional dan lebih bervariasi. memandu pengembangan budaya nasional. Pulau Jawa Spradley James P dalam buku berjudul “Metode di Indonesia terkenal di dunia karena seni tradisionalnya Etnografi” yang diterbitkan pada tahun 2002. menyebutkan, yang kaya dan penuh warna, metode ekspresinya yang masyarakat setempat mempelajari, dan mendalami kisah

| 52 | Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 Sangid Zaini Gani cerita Ramayana untuk dianalisis. Salah satu karakter beragam dan bervariasi. Beberapa teknik umum yang dalam “Wayang Semar, Dunia Batin Orang Jawa” yang sering dilakukan peneliti antara lain; observasi, wawancara ditulis oleh Tuti Sumukti pada tahun 2006, wayang Semar dan studi literatur atau studi pustaka. adalah nenek moyang RAMA dalam kisah Ramayana dan merupakan peran penting. Buku ini menjelaskan berbagai Teknik Penciptaan bentuk masing-masing wayang dari boneka gulir cerita Penciptaan ini melibatkan berbagai teknik Ramayana, dan mereka semua memainkan peran penting tradisional di dua negara. Yang pertama adalah teknik dalam menyampaikan informasi. “Raga Kayu Jiwa Manusia, melukis wayang kuno dalam teknik SUNGGING Indonesia, Wayang Golek Sunda” oleh Andrieu Sarah Anais, diterbitkan dan yang kedua adalah teknik melukis gongbi Tiongkok. pada tahun 2017, menyoroti dampak penting dari wayang golek Ramayana di Indonesia. 1.Teknik Sungging wayang Indonesia Dalam hal penelitian literatur, ada banyak peneliti di Di daerah Jawa teknik sungging biasanya diterapkan Tiongkok yang telah menerjemahkan dan mempelajari kisah pada penggambaran Wayang beber, yang berarti bahwa Ramayana. Pada tahun 1959, seorang sarjana Mr. Li Jiang gaya seni wayang beber secara bertahap terbentuk untuk menerjemahkan dan menganalisis kisah cerita Ramayana. menghasilakn warna yang diinginkan. Adapun beberapa Judul buku ini adalah “Kisah Ramayana-Epik Pangeran jenis teknis sungging yakni: Rama”; pada tahun 1980, penulis bahasa Sansekerta Ji (1)Sungging blok, Ini adalah teknik pewarnaan yang hanya Xianlin menerjemahkan Teks bahasa Sansekerta “Story menggunakan satu warna, dengan mengutamakan of Ramayana” . Beberap peneliti menyebutkan adanya ketebalan suatu warna untuk menghasilkan efek gradsi. hubungan antara budaya cerita Ramayana dan Tiongkok (2)Sungging Isen-isen, Ini adalah perpaduan garis dan seperti “Kisah Ramayana” karya Zhao Guohua pada tahun garis lengkung dalam penggambaran wayang beber. 1982 dan studi tentang hubungan antara Tiongkok, dan (3)Sungging Ulatan, Penggambaran sketsa menggunakan “Cerita Ramayana” di Jiangbei Jiacuo pada tahun 1985. garis yang sangat tipis untuk menggambarkan adegan “Penyebaran Wilayah Tibet di Cina dan Pengaruhnya terhadap pertunjukan wayang. Penggambaran Karakter utama Budaya Tibet”, “Dampak terhadap Puisi Naratif Rakyat Dai” wayang beber selalu ditempatkan di posisi yang paling diterbitkan oleh Yang Lizhen pada tahun 1986, d. Penelitian penting, dan bentuknya lebih besar dari karakter lain. tentang karakter mereka yang meliputi “Putri Tanah

Timur - Menjelajahi Gambar Sita dalam Kisah Ramayana”, 2. Teknik Melukis Gambar Figure Chinese Gongbi yang ditulis oleh Hu Chuanyuan pada tahun 1985, dan Lukisan gongbi Tiongkok adalah budaya seni pada tahun 1986 Chen Shaoqun dan Lian Wenguang tradisional Tiongkok, dengan garis dan warna sebagai menerbitkan “Probing Two mendalam” Asal usul hubungan- elemen pemodelan utamanya. Garis-garis yang digunakan perbandingan antara dewa monyet India dan dalam lukisan gongbi Cina sangat khusus dan berkaitan dewa dewa Cina Sun Wukong. erat dengan Shufa atau kaligrafi, yang memiliki kekhasan Dengan demikian adanya relasi ini memberikan pada kualitas garis, sehingga banyak praktik Shufa suatu penguatan dalam penciptaan karya seni wayang diperlukan. Penggunaan warna mirip dengan Indonesia, beber dalam cerita ramayana dan juga aplikasi pada media datar. Namun, metode penggunaan warna di Cina adalah dengan pengaplikasian garis dan warna lapis demi lapisuntuk mencapai bentuk METODE yang diinginkan. Teknik penelitian (1) Sketsa (Qigao): pembutan sketsa pada draft, Dalam penilitian ini, penulis menggunakan metode gabungkan konsep kreatif dengan konsep komposisi penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian figur China yang detail di atas kertas, pengulangan yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan gambar sketsa, modifikasi gambar dan komposisi analisis. Teknik pengumpulan data kualitatif cukup untuk menghasilkan sketsa kecil yang utuh. Kemudian

Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 | 53 | Akulturasi Rupa Indonesia Tiongkok dalam Karya Wayang Beber dalam Cerita Ramyana dengan Teknik Chinese Painting Gambar 1. Garis Sambung (Gou Xian) Gambar 3. Rahwana (Sumber: Penulis, 2019) (Sumber: Penulis, 2019)

Gambar 2. Pengaplikasian Lapisan Warna (Layering) (Sumber: Penulis, 2019) (4). Mewarnai (Shang Se): Dalam lukisan figur gongbi, warna adalah faktor yang sangat penting, dan dilapis dengan warna berbeda. Penggunaan warna dan kekentalan warna yang konsisten selama pewarnaan, juga merupakan hal yang penting untuk memberikan rona cahaya merata, yang dihasilkan dari pengaplikasian warna beberapa kali atau layer-ing pada bidang yang sama. Langkah penting lainnya adalah pewarnaan penutup, yang didasarkan pada pemisahan warna dan warna semi-transparan yang digunakan untuk pelapisan datar, sehingga warna gambar diselaraskan memperbesar dan menggabungkan sketsa pada untuk menghasilkan keselarsan yang baik. kertas dan memodifikasinya untuk membentuk versi sempurna. (2) Garis Sambung (Gou Xian): Garis, terdap beberajeni HASIL KAJIAN garis dalm tenk ini seprti garis- garis yang berbeda Kreasi ditunjukan untuk menerapkan teknik melukis d setia lukisan Cina, melalui garis-garis itu dapat Cina pada penciptaan wayang gambar tradisional Indonesia. mengekspresikan bentuk, struktur, dan hierarki Dalam proses penciptaan, Penggambaran peristiwa perang objek yang spasial. Hal ini membedakan tekstur rama dan rahwana pada kitab Yuddha-kanda yang dibuat rambut, kulit, pakaian, perhatikan fungsi garis yang oleh walmiki. berbeda, perubahan tekanan kuas berjalan sesuai Tema cerita Ramayana yang disajikan adalah bagian dengan struktur sketsa yang telah dibuat, mengontrol penting dari budaya Indonesia, dalam rangka menciptakan kelembaban dan kekeringan suatu warna agar sesuai gaya artistik baru untuk seni lukis cerita Ramayana dengan tekstur sketsa. Indonesia, yang di kombinasikan dengan teknik melukis (3). Pewarnaan tinta hitam (Ran Mo) : Saat melukis Cina. cerita Ramayana ditampilkan dalam bentuk ilustrasi gambar figur, penggunaan warna tinta yang berbeda lukisan, di mana kostum dan aksesori karakter gambar untuk menghasilakan warna ke tingkat yang berbeda wayang tidak lagi dalam bentuk aslinya. Dalam desain dan kemudian melakukan pemisahan warna gelap warna karya ini, detail dan level warna adalah poin kunci dan terang. Seperti lapisan pewarnaan rambut, harus dari karya seni ini. dilakukan dalam beberapa tahap, dengan penggunaan Dalam lukisan ini, dalam penggambaran tokoh warna atau pigmen yang sama. dengan teknik gongbi dan sungging digunakan untuk

| 54 | Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 Sangid Zaini Gani

Gambar 4 . Rahwana (Sumber: Penulis, 2019)

menggambarkan kisah kisah Ramayana di Indonesia, untuk memberikan bentuk baru. Hal ini bertujuan untuk RUJUKAN menghasilkan suatu ekspresi, dalam bidang dua dimensi, C. Bangun Sem kekuatan dan kedalaman suatu penggambaran tokoh dapat 2000 Kritik Seni Rupa. Bandung: ITB disorot melalui nuansa warna. Dalam lukisan ini, tokoh rahwana digambarkan sesuai dengan karekter itu sendiri Dillistone FX seperti dengan perwakan yang besar, berkepala lebih dari 2002 The Power of Symbol. Jakarta: Widyamarta Press satu dan digambarkan dengan kesan seram dan jahat. KESIMPULAN Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Tujuan dari diciptakannya karya seni ini adalah 1984 Upacara Tradisional Daerah Jawa Barat. Bandung. untuk menemukan nilai filosofis dan historis yang mendalam dengan menerapkan kisah cerita Ramayana Spradley, James P ke gambar wayang beber, yang merupakan cara yang 2002 Metode Etnografi. Bandung: ITB efektif untuk melindungi budaya Indonesia. Oleh karena itu, wayang beber sebagai perwujudan budaya indonesia R. Akip Prawira Soeganda dihidupkan kembali untuk meneruskan nilai cerita kepada 1982 Upacara Adat di Pasundan. Bandung: Sumur generasi berikutnya. Selain itu, peran Ramayana dalam Bandung kisah Ramayana bukan hanya contoh, tetapi juga karakter sejati dalam sejarah Indonesia yang mencerminkan kearifan M Dwi Marianto leluhur. Melalui lukisan gambar wayang, kebangkitan 2015 Art & Livitation: Seni dalam Cakrawala Quantum. kembali cerita Ramayana dan cerita diharapkan, sehingga Pohon Cahaya para seniman dalam komunitas seni tradisional Indonesia akan mendapat perhatian. Dalam perkembangan seni rupa Lilie Suratminto modern, budaya seni tradisional secara bertahap dilupakan 2007 Makna Sosio-historis Batu Nisan VOC di Batavia. oleh manusia, oleh karena itu diperlukan suatu metode Bandung yang dapat meningkatkan pemahaman dan penghormatan masyarakat terhadap karya seni tradisional, melalui Sumardjo Djakob kombinasi antara wayang Indonesia dan seni tradisional 2006 Estetika Paradoks. Bandung: Sunan Ambu Press Cina, wayang Indonesia dapat Lebih banyak orang tahu. Yu Fei 2014 Estetika Garis dalam Gambar Figur, Bunga dan * * * Hewan. Seni Rupa Guangxi Pres. Guangxi, China

Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 | 55 | Akulturasi Rupa Indonesia Tiongkok dalam Karya Wayang Beber dalam Cerita Ramyana dengan Teknik Chinese Painting Wang Bian, Zhen Chou 2014 Gaya Baru Dalam Gambar Figur (Gong Bi). Seni Rupa Guangxi Pres. Guangxi, China

| 56 | Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 Kristina Iman | Yana Kristi Zai KAJIAN PERANCANGAN AKSESORI FASHION DENGAN INSPIRASI BUDAYA NUSANTARA SEBAGAI STRATEGI KOMUNIKASI FASHION Maradita Sutantio Desain Komunikasi Visual - peminatan Fashion Communication Sekolah Tinggi Desain Indonesia (STDI) Bandung, Indonesia Jl. Wastukencana No.52, Tamansari, Jawa Barat 40116 maradita.sutantio(a)stdi.ac.id 081312247424

ABSTRAK

Fashion sebagai alat komunikasi memiliki daya cipta dan daya imaji dalam menggambarkan citraan tertentu terhadap karakter penggunanya (Barnard, 1996). Citraan atau image (kesan) tersebut dianggap sebagai pesan non-verbal yang kuat dan menggambarkan nilai sosial serta identitas seseorang. Penelitian ini mengkaji penelitian sebelumnya yang menggunakan budaya visual nusantara sebagai inspirasi perancangan produk aksesori fashion berupa tas. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, penulis mengkaji bagaimana identitas budaya nusantara Indonesia diolah sebagai inspirasi perancangan produk fashion kontemporer hingga menjadi kampanye kekayaan budaya. Sehingga hasilnya dapat menjadi pertimbangan dalam melestarikan potensi dan identitas budaya Indonesia secara kontemporer namun tidak mencederai budaya aslinya. Dalam karya tulis ini, perancangan konsep produk aksesori fashion yang terinspirasi budaya visual nusantara pada penelitian ini, dianggap dapat menjadi langkah strategis dalam menghadirkan produk inovatif, segar, dan bersinergi dengan identitas bangsa Indonesia, sehingga desainer Indonesia dapat memiliki karakter dan mampu menembus pasar global.

Kata kunci: Fashion, Komunikasi, Trend, Strategi budaya, Identitas

PENDAHULUAN sebagai kalangan kelas atas, modis, kekinian, hingga Indonesia merupakan negara dengan keberagaman dikaitkan dengan kepercayaan maupun citra tertentu. Di budaya dan latar belakang sejarah yang sarat makna. Saat sisi lain, saat ini Indonesia tidak hanya sedang diterpa ini, budaya visual nusantara kerap diangkat dan dijadikan arus globalisasi. Namun, kondisi terkini cenderung berbagai topik penelitan maupun sumber inspirasi memjadikan kita terkoptasi oleh budaya visual global perancangan produk fashion dengan tujuan pelestarian yang masuk ke Indonesia. Hal ini dinilai membawa dampak dan kampanye akan nilai budaya Indonesia. Sebagai mengkhawatirkan bagi status generasi milenial, gen Z, sumber inspirasi fashion, budaya visual nusantara Indonesia dan gen alpha yang saat ini tengah mengalami krisis memiliki kekuatan makna filosofis yang mendalam. identitas budaya. Sehingga menjadi sangat penting bagi Dengan menggunakan budaya nusantara sebagai inspirasi generasi penerus bangsa untuk dapat bersinergi secara perancangan produk baru, maka pemaknaan filosofis kreatif antara melestarikan budaya dengan menghasilkan yang berasal dari sistem kepercayaan leluhur dapat produk yang inovatif, kreatif, dan mampu beradaptasi diteruskan kepada generasi milenial hingga generasi dengan trend pasar global – bahkan kesanggupan untuk alpha saat ini. Dalam kesadaran kolektif, produk budaya menciptakan tren tersendiri. - seperti fashion dianggap tidak hanya berfungsi sebagai Berdasarkan pemaparan tersebut, penulis mengkaji pelindung tubuh semata. Namun, fashion dianggap mampu bagaimana desainer Indonesia dapat berstrategi dalam mengkonstruksikan bahasa dan tanda menjadi tatanan melestarikan budaya visual nusantara namun tetap khusus dalam diri pemakainya dan mampu berkomunikasi sejalan dengan semangat masa kini – khususnya melalui secara utuh dalam sistem sosial bermasyarakat (Seymour, perancangan produk fashion. 2008). Dalam proses berkomunikasi, tatanan bahasa fashion tergolong dalam komunikasi non-verbal yang METODOLOGI digunakan sebagai alat identifikasi status atau kelas sosial Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji stategi- tertentu pada masyarakat, seperti misalnya dianggap strategi perancangan dan pemasaran produk fashion yang

Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 | 57 | POLA PIKIR, BUDAYA DALAM TATANAN KEHIDUPAN MASYARAKAT NIAS memiliki nilai dan citra budaya visual nusantara namun HASIL KAJIAN tetap bersinergi dengan tren fashion yang berkembang saat Dalam kajian sejarah dunia, fashion sebagai alat ini (kontemporer). Dalam karya tulis ini, penulis melakukan komunikasi telah membentuk pola-pola yang menjadi kajian dengan pendekatan kualitatif di mana analisa penanda zaman dan menggerakkan massa dalam penelitian menggunakan data temuan, berupa data primer menyuarakan suatu pesan tertentu. Misalnya seperti maupun sekunder terhadap tujuan dan subjek penelitian munculnya pergerakan Reform Dress Movement (RDM) yaitu; budaya nusantara yang dijadikan sumber inpirasi di Amerika oleh Amelia Bloomer sebagai salah satunya perancangan produk aksesori fashion. Penulisan bersifat penggeraknya yang memprotes keterbatasan ruang deskriptif kualitatif dengan menggunakan paradigma perempuan dalam bermasyarakat atau seperti pergerakan interpretatif yang merupakan prosedur penelitian guna kaum hippies dan punk di Inggris yang muncul untuk menghasilkan pemaparan deskriptif. menyuarakan pesan kesetaraan dan penolakan akan Selain itu, karya tulis ini berangkat dari penelitian kapitalisme dan kekuasaan kaum borjuis pada tahun 1960- sebelumnya, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Regi 1980an. Melalui ketiga contoh tersebut, pakaian (fashion) Kurnia, berjudul; Perancangan Motif Aksara Sunda Baku yang dikenakan oleh seseorang hingga berkembang Dengan Gaya Memphis Design Pada Aksesoris Fashion pada menjadi ciri berpakaian kolektif dalam kelompok besar, 2019 dan penelitian yang dilakukan oleh Marcella Gordon, dilihat sebagai media sentral dalam menegasikan dengan judul; Perancangan Aksesori Fesyen dengan hubungan atau status kelompok tersebut dengan pihak Inspirasi Ornamen Tato Mentawai pada 2020. Kedua lain (Goffman, 1956). Lebih lanjut Theodor Adono (1991) penelitian ini dilakukan dengan pendekatan penelitian menyebutkan bahwa fenomena ini menjadikan fashion kualitatif yang berfokus dalam mengolah subjek penelitian sebagai media komunikasi, pernyataan status, bahkan menjadi perancangan dan eksplorasi motif dengan hasil komoditas fetisisme. akhir produk aksesori fashion. Ditarik pada masa kini, ketika arus globalisasi sudah Dalam proses penulisan karya tulis ini, penulis merasuk sebagai efek yang menghantam dan bersemayam selaku pembimbing akademik dari penelitian tersebut dalam masyarakat Indonesia. Menjadi penting bagi kita mengesampingkan kepentingan maupun hierarki dalam untuk dapat bergerak beriringan dengan perkembangan suasana akademik sebelumnya guna mendapatkan yang terjadi, agar kita sebagai bangsa Indonesia tetap perspektif yang netral dan komprehensif. Dipilihnya kedua memiliki identitas budaya dan mampu memancarkan sinyal topik penelitian tersebut dengan pertimbangan bahwa kemutakhiran (kontemporer) dalam hal emosi, ekspresi, keduanya menggunakan inspirasi budaya visual nusantara pengalaman, dan pemaknaan budaya. dan secara spesifik kedua topik tersebut menghasilkan Pancaran pesona produk fashion yang bergerak luaran penelitian berupa perancangan produk aksesori bersamaan dengan perkembangan teknologi seperti ini, fashion berupa tas. dipaparkan Sabine Seymour (2008) bahwa fashion terbagi Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari; 1) menjadi 3 (tiga) fungsi; fungsi sosial, psikologis, dan Data Primer yaitu berupa hasil penelitian yang diperoleh biologis. Sehingga dalam perancangan produk fashion dari proses penelitian dan eksperimen sebelumnya serta kontemporer, ketiga fungsi ini sepatutnya dijadikan cakupan 2) Data Sekunder berupa literatur dan informasi umum yang beririsan dengan karakter-karakter rancangan yang mengenai komunikasi fashion serta tinjauan ilmu mengenai ekspresif maupun fungsional. budaya nusantara pada umumnya. Sumber literatur atau Strategi yang dimaksud dalam cakupan tersebut sumber pustaka dalam penelitian ini menggunakan tertuang dalam studi kasus pertama dari penelitian Regi sumber buku dan jurnal ilmiah untuk menelaah teori, Kurnia pada 2019 dan studi kasus kedua dari Marcella landasan penelitian, serta tinjauan guna menjustifikasi Gordon pada 2020 yang mengangkat inspirasi aksara asumsi maupun data temuan menjadi kesimpulan dan sunda baku dan ornamen tato Mentawai sebagai inspirasi rekomendasi bagi penelitian berikutnya. perancangan produk aksesoris fashion. Pada penelitian tersebut, Kurnia (2019) meminjam bentuk-bentuk aksara

| 58 | Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 Kristina Iman | Yana Kristi Zai Gambar 2. Model Jackson Pollock prediksi tren dari Indonesia Trend Forcasting (ITF) 19/20 dan (Sumber: theredlist.com, 2020) garis rancang yang menghasilkan kesan muda, kontemporer, dan dinamis sesuai dengan semangat generasi Z saat ini; yang unggul, kritis, menyusung kebebasan berekspresi, pragmatis, cenderung impulsif, dan value and brand conscious (Santoso, 2018)

KESIMPULAN Sebagai media penyampaian pesan non-verbal, inspirasi awal yang berupa dan aksara sunda baku dan ornamen tato Mentawai diolah menjadi perkembangan motif tekstil dalam hal warna, teknik, aplikasi, fungsi produk, dan konsep yang tetap memiliki nilai atau makna dengan semangat kenusantaraan dan sentuhan masa kini (kontemporer). Di luar permasalahan teknis, perancangan produk yang berkesan segar, muda, dan dirancang dengan prediksi tren kontemporer memiliki presentase kemungkinan lebih besar untuk diterima masyarakat. Namun, meski fenomena perancangan produk fashion seperti ini telah marak dan lazim terjadi, sebaiknya tetap berhati-hati dan teliti dalam mengembangkan dan mengolah data temuan sunda baku dan melakukan penyusunan dan komposisi pada penelitiannya agar tidak mencederai nilai budaya repetitif dengan warna cerah dan ceria yang diaplikasikan aslinya. Sehingga desainer Indonesia dapat berkembang pada permukaan kain kanvas dengan teknik digital printing. dan produk-produk rancangannya dapat menjadi komoditi Sejalan dengan hal itu, Gordon (2020) juga melakukan dan basis bisnis yang potensial dalam menyebarkan daya pendekatan eksplorasi motif serupa dengan menstilasi magisnya dan mengomunikasikan pesan dan citraan yang bentuk ornamen tato Mentawai pada permukaan kain kulit memukau bagi masyarakat seperti ungkapan Bartes pada sintetis dengan teknik bordir. “The Fashion System” (1967). Pengaplikasian material dan teknik yang dilakukan oleh Kurnia dan Gordon dilakukan dengan pertimbangan acuan prediksi tren kontemporer dan sasaran (target pasar) dengan demografis dari kalangan usia remaja – dewasa * * * awal, unisex dan neutral gender, serta dari kalangan kelompok ekonomi menengah ke atas, dalam tatanan Rujukan geografis sebagai masyarakat urban perkotaan. Barnard, M. Dengan strategi yang menyasar target kalangan 1996. Fashion as Communication. diterjemahkan/ gen z (kelahiran 1996-2010) dengan usia 17-25 tahun editor: Idi Subandy Ibrahim, Fashion Sebagai pada tahun 2020, pertimbangan estetik yang memilih Komunikasi. Jogjakarta: Jalasutra. teknik printing dan bordir serta dengan pilihan warna Barthes, R. cerah, dengan material canvas dan kulit sintetis dinilai 1967 The Fashion System, M. Wardand R. menjadi keputusan yang tepat. Hasil penelitan dari Kurnia Howard(trans). Berkeley and Los Angeles: dan Gordon juga dirancang dengan mempertimbangkan University of California Press.

Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 | 59 | POLA PIKIR, BUDAYA DALAM TATANAN KEHIDUPAN MASYARAKAT NIAS Gordon, M. 2020. Perancangan Aksesori Fesyen dengan Inspirasi Ornamen Tato Mentawai, 2020. (Pembimbing Maradita Sutantio) Kurnia, R. A. 2019. Perancangan Motif Aksara Sunda Baku Dengan Gaya Memphis Design Dengan Teknik Digital Printing Pada Aksesoris Fashion. (Pembimbing Maradita Sutantio) Santoso, G. 2018. Gaya Pengambilan Keputusan Pembelian Pakaian Secara Online pada Generasi Z Indonesia, Jurnal Ilmu Kel & Kons Vol 11, 2018. Seymour, S. 2008. Fashionable Technology. Publisher Ambra Verlag. Stephen W, Littejohn – Karrena A. Foss. 2009. Theories of Human Communication. Penerbit Salemba Humanika.

| 60 | Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 Farid Kurniawan Nz

PENERAPAN SIMBOL UPACARA KEMATIAN SUNDA PADA LUKISAN DENGAN TEKNIK CHINESE METICULOUS PAINTING

Farid Kurniawan Nz Guangxi Normal University Yanshan Road, Guili, Guangxi, China Email : [email protected]

ABSTRAK

Latar belakang dari penelitian ini adalah untuk melestarikan budaya tradisi Sunda yang semakin hari semakin terlupakan, termasuk pada upacara kematian. Suku sunda mengenal tiga ajaran utama yaitu silih asih, silih asuh dan silih asah (saling menyayangi, saling melindungi dan saling mengajari). Tiga ajaran ini diterapkan pada proses upacara kematian melalui simbol yang terdapat pada burung, bunga dan benda. Upacara kematian di Jawa Barat terbagi ke dalam beberapa proses, yaitu: Proses melayat, proses memandikan dan membungkus jenazah, proses mensolatkan jenazah, proses mengiring jenazah, proses menguburkan jenazah, dan proses setelah pemakaman. Konsep karya ini terinsiprasi oleh proses upacara kematian di Jawa Barat. Metode penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode pengkaryaan menggunakan teknik Chinese painting moticulous/Chinese painting gongbi(中国 工笔画). Objek yang dilukis dipilih berdasarkan objek yang berkaitan dengan proses upacara kematian, khususnya bunga dan burung. Konsep warna karya terinspirasi oleh karya-karya Chinese painting pada masa Dinasti Song.

Kata kunci : Upacara kematian di Jawa Barat, Suku Sunda, Chinese painting gongbi

PENDAHULUAN proses menguburkan jenazah, dan proses setelah Sunda adalah salah satu etnis tertua di Indonesia pemakaman. Pada proses-proses tersebut, beberapa bunga yang tentunya memiliki keragaman budaya yang dijadikan sebagai media penyampai pesan agar generasi tinggi. Budaya Sunda memiliki ciri khas tersendiri yang seterusnya tidak pernah lupa kepada leluhurnya. Bunga membedakannya dengan budaya lain. Karakter orang tidak lagi dijadikan sebagai benda mati atau tanaman Sunda yang dikenal dengan sikap ceria, ramah, lembut dan biasa, lebih dari itu sebagai perantara menjalin ‘hubungan’ hormat terhadap orang tua sangat berpengaruh terhadap antara yang hidup dengan yang mati (roh). kreasi budayanya. Biasanya masyarakat Sunda menyisipkan Peran bunga pada setiap upacara adat di Jawa nilai-nilai moral dan filosofis ke dalam suatu simbol dalam Barat bisa sama atau berbeda, tergantung daerah dan suatu benda, nama, ritual atau kegiatan tertentu. Contohnya kebudayaan yang dianut masyarakat setempat. Namun jika penyisipan nilai-nilai pada bunga, tanaman, dan benda diamati, peran bunga pada upacara kematian di Jawa Barat pada upacara kematian suku Sunda. memiliki banyak persamaan dibanding perbedaannya di Suku Sunda menganggap bahwa upacara kematian tiap daerahnya. Biasanya di area pemakaman, selalu ada lebih dari sekedar proses pemakaman. Secara garis besar, pohon beringin, pandan, atau kamboja. Pohon hanjuang upacara kematian di Jawa Barat meliputi beberapa proses juga identik dengan simbol kematian, karena selalu ditanam atau tahapan seperti Proses melayat, proses memandikan di makam, maka banyak orang Sunda yang menyebutnya dan membungkus jenazah, proses mensolatkan jenazah “bunga kuburan”. (bagi yang beragama Islam), proses mengiring jenazah, Dalam upacara pemakaman, bunga biasanya

Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 | 61 | PENERAPAN SIMBOL UPACARA KEMATIAN SUNDA PADA LUKISAN DENGAN TEKNIK CHINESE METICULOUS PAINTING berperan dalam memperindah dan memperkaya makam kedalam dua jenis yaitu xieyi(写意)dan gongbi(工笔). orang yang sudah meninggal. Tapi di samping itu, selain Keduanya memiliki ciri khas masing-masing, baik dari segi sebagai penanda, bunga juga bisa menjadi media pengingat teknik maupun media lukis yang dipakai. Teknik melukis bagi orang yang hidup terhadap orang yang mati. Bunga xieyi biasanya lebih ekspresif dan kurang memperhatikan digunakan sebagai media untuk menasehati mereka yang detail. Sedangkan Chinese painting gongbi sebaliknya, masih hidup untuk terus beramal baik dan mendoakan teknik ini sangat memperhatikan detail dari objek yang keluarganya yang telah meninggal. dilukis. Sudah sejak dulu bunga memegang peranan penting Dalam penelitian penciptaan karya seni ini, penulis dalam ritual tradisi di Indonesia, termasuk pada upacara menggunakan teknik chinese painting gongbi. Melukis kematian di Jawa Barat. Bunga dalam konteks tradisi dengan teknik Chinese painting gongbi menggunakan media dianggap memiliki nilai budaya yang tinggi dan bermanfaat khusus. Contohnya, penggunaan kertas yang memiliki daya bagi kehidupan. Selain itu, dalam perkembangan zaman serap air tinggi sangat tidak dianjurkan. Kertas sketsa atau yang serba cepat, banyak orang telah mengubah cara kertas khusus cat air pun tidak bisa digunakan. Selain itu, berpikir tradisional menjadi modern sehingga budaya Chinese painting gongbi menggunakan cat khusus Chinese tradisional mudah dilupakan. Karenanya, peran bunga painting. Untuk warna hitam, biasanya menggunakan tinta dalam upacara pemakaman di Jawa Barat yang syarat akan yang menjadi ciri khas dari Chinese painting. nilai ini perlu dilindungi, dicatat dan diwariskan kepada Melukis dengan teknik Chinese painting gongbi semua orang di semua generasi. Caranya beragam, seperti memerlukan kesabaran dan ketekunan yang ekstra. Dalam dengan membuat karya lukis yang terinspirasi dari peran mengerjakan satu lukisan, biasanya membutuhkan waktu dan nilai bunga pada upacara kematian di Jawa Barat. yang lebih lama dibanding melukis dengan teknik xieyi. Selama menempuh studi pascasarjana di Tiongkok, Hal ini karena setiap garis dan pewarnaan dibuat sedetail penulis mempelajari Chinese meticulous painting: flower and mungkin seperti objek aslinya. bird, yang merupakan jurusan lukisan tradisional Tiongkok yang berfokus pada burung (hewan) dan bunga (tumbuhan). Maka terdapat satu benang merah yang bisa ditarik yaitu HASIL KAJIAN menciptakan karya berbasis budaya tradisi Indonesia Seni rupa adalah cabang seni yang dapat mengajarkan dengan teknik seni lukis tradisi Tiongkok. Diharapkan karya sesuatu, memberikan informasi, menyampaikan pesan dan ini bisa menjadi sarana edukasi sekaligus pewarisan nilai menyentuh perasaan melalui karya visual. Meskipun karya tradisi kepada khalayak luas. seni rupa berbentuk benda mati, akan tetapi dia tidak bisu. Karya seni bisa dibaca dan dicari nilai-nilai yang terkandung di dalamnya melalui simbol. Simbol digunakan METODE untuk menggantikan gagasan yang tidak terlihat ke dalam Teknik penelitian bentuk yang bisa dilihat. Dalam penilitian ini, penulis menggunakan metode Masyarakat Asia seperti Tiongkok dan Indonesia penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian memiliki kemiripan dalam hal konsep seni. Salah satu ciri dari yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan seni rupa Tiongkok dan Indonesia adalah bersifat spiritual, analisis. Teknik pengumpulan data kualitatif cukup tradisional dan simbolis. Pada penelitian penciptaan karya beragam dan bervariasi. Beberapa teknik umum yang seni ini, simbol digunakan untuk menjelaskan mengenai sering dilakukan peneliti antara lain; observasi, wawancara benda, burung, bunga dan tanaman yang memiliki peran dan studi literatur atau studi pustaka. penting pada proses upacara kematian di Jawa Barat. Masyarakat Jawa Barat yang mayoritas beragama Teknik Penciptaan Islam memandang kematian sebagai tujuan. Suku sunda Chinese painting adalah teknik melukis yang menganggap kematian adalah suatu hal yang tak perlu muncul dan berkembang di Cina. Chinese painting terbagi ditakutkan. Pada akhirnya semua orang akan mati,

| 62 | Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 Farid Kurniawan Nz dan suku Sunda tahu bagaimana mempersiapkan dan tradisi upacara kematian di Jawa Barat. memperlakukan ‘kematian’. Alasan lainnya yaitu, fokus studi penulis yang Konsep hidup suku Sunda terbagi ke dalam 3 bagian, mempelajari Chinese meticulous painting: flower and bird ( yaitu alam buana nyungcung (surga), panca tengah (dunia), 中国工笔花鸟画) di Guangxi Normal University sehingga dan buana larangan (neraka). Menurut mereka, manusia ilmu yang didapat bisa diaplikasikan sesuai kebutuhan. Ada yang semasa tinggal di panca tengah banyak berbuat baik, beberapa tradisi Indonesia yang berkaitan dengan bunga maka setelah mati rohnya akan pergi ke buana nyungcung. dan burung. Pada umumnya, tradisi-tradisi tersebut hanya Sedangkan manusia yang semasa tinggal di panca tengah menggunakan satu atau dua jenis bunga saja. Beberapa banyak melakukan kejahatan, maka setelah meninggal burung juga menjadi simbol tertentu pada upacara tradisi rohnya akan pergi ke buana larangan. di Indonesia. Akan tetapi, upacara kematian di Jawa Barat Oleh karena itu, konsep-konsep kebaikan sangat melibatkan lebih banyak tanaman dan bunga. Selain itu, dipegang teguh oleh suku Sunda, terutama rasa kasih suku Sunda juga banyak mengaitkan beberapa burung sayang terhadap sesama. Konsep kebaikan dan kasih dengan mitos kematian. Maka dari itu, pemilihan tema sayang tersebut kemudian diwariskan baik melalui lisan, upacara kematian di Jawa Barat memiliki relevansi dengan tulisan, maupun simbol. Simbol dari kebaikan tersebut bisa minat studi penulis yang mempelajari Chinese meticulous diekspresikan melalui tindakan, benda, maupun karya seni. painting: flower and bird. Selain sebagai upaya untuk Dalam bidang seni rupa, Tema kematian melestarikan budaya tradisi Indonesia, juga sebagai upaya berlandaskan budaya masih jarang diangkat sebagai tema untuk mengembangkan teknik melukis tradisi Chinese pengkaryaan oleh para seniman. Seniman pada umumnya painting. mengangkat tema-tema sosial, alam, cinta, isu lingkungan, Berdasarkan penelitian mengenai upacara kematian dan sebagainya. Jika pun ada seniman yang mengangkat di Jawa Barat, maka tercipta lima karya lukis dengan tema kematian sebagai inspirasi karya, biasanya konsep menggunakan teknik Chinese meticulous painting (中 kematian dijelaskan secara umum. Padahal jika dilihat dari 国工笔画). Masing-masing karya berbentuk lingkaran berbagai sudut pandang, kematian memiliki makna yang berdiameter 60 cm. Setiap karya menggambarkan setiap beragam. Hal ini dipengaruhi oleh budaya masyarakat di proses upacara kematian di Jawa Barat. Karya pertama suatu tempat tertentu. terinspirasi dari proses melayat. karya kedua terinspirasi Pada penelitian ini, tema ‘upacara kematian di Jawa dari proses memandikan jenazah, karya ketiga terinspirasi Barat dipilih karena beberapa alasan. Pada saat ini, upacara dari proses membungkus jenazah, karya keempat kematian di Jawa Barat masih dilakukan oleh suku Sunda terinspirasi dari proses mengiring jenazah, dan karya ke sebagai suatu tradisi terhadap orang yang mati. Tata cara lima terispirasi dari proses ziarah kubur. upacaranya pun tidak ada yang berubah secara signifikan. 1. Karya Pertama (Melayat) Akan tetapi, pada era globalisasi seperti sekarang, banyak Karya pertama diberi judul Aidao (哀悼), generasi muda yang tidak memahami esensi dari upacara mengekspresikan tentang proses melayat pada upacara kematian. Generasi muda di Jawa Barat menganggap bahwa kematian di Jawa Barat. Proses ini ditandai dengan bendera upacara kematian hanya sekedar proses pemakaman kuning yang dilukis di balik jendela. Bendera kuning yang orang yang meninggal. Bagi mereka, upacara kematian dipasang di sekitar rumah adalah penanda bahwa ada seolah tidak memiliki nilai apapun. Padahal nilai-nilai orang yang meninggal di rumah tersebut. Selain itu, burung yang terkandung pada upacara kematian merupakan gagak yang hinggap di sekitar jendela dan memandang ajaran dan nasehat para leluhur untuk generasi muda agar bendera kuning merupakan simbol datangnya kematian. suku sunda tidak kehilangan identitasnya. Oleh karena Bambu kuning dilukis pada karya pertama sebagai itu, budaya tradisi seperti upacara kematian ini perlu simbol pemisah ruang antara orang yang hidup dengan dilestarikan sebagai identitas bangsa, sekaligus sebagai orang yang mati. Hal ini berdasarkan makna dan fungsi media pengajaran. Salah satu upaya pelestariannya adalah mistis bambu kuning yang selama ini dipercaya oleh suku dengan membuat karya lukis yang berhubungan dengan Sunda. Selain itu, motif parang pada lukisan ini dipilih

Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 | 63 | PENERAPAN SIMBOL UPACARA KEMATIAN SUNDA PADA LUKISAN DENGAN TEKNIK CHINESE METICULOUS PAINTING

Gambar 1. Aidao Gambar 3. Baoguo (Sumber: Penulis, 2020) (Sumber: Penulis, 2020)

Gambar 2. Muyu (Sumber: Penulis, 2020) Proses memandikan jenazah memiliki makna sebagai penyucian diri. Pada dasarnya fitrah manusia itu adalah bersih dan suci. Manusia dilahirkan suci, maka pada saat meninggal juga harus disucikan kembali. Bunga honje yang terdapat pada lukisan ini mengekspresikan kecantikan dan keharuman bagi jenazah. Selain itu, motif batik Rejang Lebong pada lukisan ini merupakan doa untuk setiap orang yang meninggal, terutama para leluhur penulis sebagai orang Sunda agar mereka bisa menuju ke buana nyungcung (surga). 3. Karya Ketiga Karya ketiga Baoguo (包裹) mengekspresikan sebagai simbol kekuatan. Pada saat proses melayat, orang tentang , yaitu jenazah yang dibungkus kain kafan. yang hidup wajib menghibur dan menguatkan keluarga Di Pulau Jawa, pocong disimbolkan dengan bunga turi putih. orang yang meninggal agar terlepas dari kesedihan, dan Bahkan, Sunan Kalijaga (tokoh penting dalam penyebaran menyabarkan hatinya untuk mengikhlaskan orang yang agama Islam di Jawa) menciptakan tembang berjudul Turi meninggal tersebut. Putih sebagai pengingat akan kematian. Penggambaran Di dalam proses melayat, ada banyak hal indah bunga turi putih sebagai simbol pocong (kematian) yang bisa dijadikan pelajaran. Contohnya adalah nilai-nilai diperkuat dengan adanya burung kedasih yang hinggap kebersamaan, kepedulian, dan rasa kasih sayang. Selain itu, pada ranting pohon bunga tersebut. Burung kedasih atau proses melayat yang pada karya ini digambarkan dengan sirit uncuing sudah dipercaya sejak lama oleh suku Sunda burung gagak dan bendera kuning merupakan pengingat sebagai burung kematian. untuk setiap manusia akan kepastian datangnya kematian Kain kafan untuk membungkus mayat mengajarkan suatu saat nanti. manusia akan berbagai hal, salah satunya adalah rendah 2. Karya Kedua hati. Kain pocong tidak memiliki saku, artinya manusia (沐浴) Karya kedua berjudul Muyu , mengekspresikan yang mati tidak akan membawa harta. Oleh karena itu, tentang proses memandikan jenazah. Hal tersebut dapat sebaiknya sewaktu hidup banyak melakukan sedekah. Kain dilihat dari penggambaran tempat khusus memandikan pocong memiliki warna dan ukuran yang sama. Artinya, jenazah yang dipakai masyarakat Jawa Barat di bagian pada dasarnya manusia memiliki derajat yang sama. Oleh bawah lukisan. Selain itu, bunga honje juga merupakan karena itu, manusia tidak dianjurkan untuk sombong. bunga yang dipakai suku Sunda untuk memandikan jenazah.

| 64 | Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 Farid Kurniawan Nz

Gambar 4. Songxing Gambar 5. Fenmu Zhaosheng (Sumber: Penulis, 2020) (Sumber: Penulis, 2020)

4. Karya Keempat ruang antara dunia orang yang hidup dengan dunia orang Karya keempat berjudul Songxing (送行), yang mati. merngekspresikan tentang proses mengiring jenazah Ziarah kubur penting dilakukan oleh manusia ke tempat pemakaman. Hal tersebut bisa dilihat pada sebagai pengingat akan kematian. Bagi umat beragama, penggambaran keranda mayat yang digunakan suku Sunda ziarah kubur bertujuan untuk meneguhkan iman dan khususnya yang beragama Islam untuk mengiring jenazah. menyucikan diri. Selain itu, ziarah kubur juga merupakan Aksara arab yang terdapat pada keranda mayat memiliki upaya untuk mendoakan orang yang telah meninggal agar arti bahwa setiap makhluk hidup akan merasakan mati dirinya bisa segera pergi ke surga (buana nyungcung). (kembali pada Sang Maha Pencipta). Burung gagak yang hinggap di keranda mayat juga memiliki korelasi dengan simbol kematian mengingat gagak dipercaya sebagai KESIMPULAN burung kematian di berbagai negara, termasuk Indonesia. Berdasarkan kelima karya tersebut, penulis berupaya Pohon pandan yang dilukis di samping keranda untuk menampilkan keindahan dari konsep upacara memiliki simbol diri dan ucapan yang ‘wangi’. Pada proses kematian berdasarkan perspektif suku Sunda. Meskipun mengantar jenazah, biasanya melewati jalan-jalan dari tidak digambarkan secara realis, akan tetapi melalui pemukiman warga. Pandan yang wangi adalah simbol agar simbol yang ditampilkan diharapkan mampu membawa warga sekitar yang melihat proses mengiring jenazah ini imajinasi apresiator untuk mengenal budaya masyarakat agar selalu berkata baik dan mendoakan jenazah. Motif Jawa Barat dengan baik. Selain itu, karya bertema budaya batik mega mendung sebagai latar belakang lukisan ini juga diharapkan mampu menambah referensi bagi memiliki makna keberuntungan dan harapan agar jenazah mahasiswa dan peneliti dalam bidang pendidikan dan seni bisa pergi ke surga (buana nyungcung). rupa. Budaya Indonesia yang memiliki nilai filososi tinggi 5. Karya Kelima digabungkan dengan teknik melukis chinese painting Karya kelima Fenmu Zhaosheng (坟墓朝圣), yang juga memiliki nilai estetis tinggi diharapkan mampu mengekspresikan tentang proses setelah pemakaman menambah nilai seni pada karya ini, sekaligus mampu atau ziarah kubur. Proses ini ditandai dengan nisan yang mempererat persahabatan antar dua negara. bertuliskan aksara Arab yang berarti setiap makhluk hidup akan menemui kematian (kembali pada Sang Maha Pencipta). Burung hantu dipercaya masyarakat Sunda dulu * * * sebagai burung kematian dan burung penunggu kuburan. Oleh karena itu, burung ini digambar bertengger di atas nisan. Adapun pohon hanjuang merupakan simbol pemisah

Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 | 65 | PENERAPAN SIMBOL UPACARA KEMATIAN SUNDA PADA LUKISAN DENGAN TEKNIK CHINESE METICULOUS PAINTING

RUJUKAN Spradley, James P 2002 Metode Etnografi.Bandung: ITB

R. Akip Prawira Soeganda 1982 Upacara Adat di Pasundan. Bandung: Sumur Bandung

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1984 Upacara Tradisional Daerah Jawa Barat. Bandung,

M Dwi Marianto 2015 Art & Livitation: Seni dalam Cakrawala Quantum. Pohon Cahaya

Lilie Suratminto 2007 Makna Sosio-historis Batu Nisan VOC di Batavia. Bandung

C. Bangun Sem 2000 Kritik Seni Rupa. Bandung: ITB

Sumardjo Djakob 2006 Estetika Paradoks. Bandung: Sunan Ambu Press

Dillistone FX 2002 The Power of Symbol. Jakarta: Widyamarta Press

| 66 | Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 Florenza Octarina

SENIMAN AKADEMIK DAN OTODIDAK SERTA PERBEDAAN LATAR BELAKANGNYA

Florenza Octarina Program Studi Seni Rupa Murni, Fakultas Seni Rupa Dan Desain, Universitas Kristen Maranatha Jl. Surya Sumantri No.65, Bandung-40164 [email protected], 08381044662

ABSTRAK

Bagi seorang seniman, lukisan atau karya dapat diartikan dan dapat menjadi sebuah identitas, sebab melalui sebuah karya dapat diketahui siapa siapa seniman yang yang menciptakan karya tersebut, karena disetiap karya memiliki ciri khas nya tersendiri. Pada rumusan masalah ini kita mengetahui bagaimana cara seniman-seniman tersebut merespon medan social seni rupa. Permasalahan yang diangkat dalam makalah ini adalah, apa kendala seniman tersebut dalam membuat karya ketika seniman tidak memiliki basic seni dalam proses penciptaan karya seni. Permasalahan lainnya bagaimana proses kreatif seniman dengan latar belakang akademisi? Kedua permasalahan inilah yang menarik untuk dibahas. Metode makalah yang digunakan oleh penulis ini adalah menggunakan teori deskriptif analitis dan teori Feldman yang bertujuan menganalisis dan mendeskripsikan data, diperoleh baik dari berbagai rujukan kemudian dianalisis oleh penulis. Data diperoleh dengan tahapan studi pustaka, film, dan internet. Sampel seniman dalam makalah ini adalah Basquiat dan Barli Sasmitawinata. Hasil dari penulisan ini adalah kedua seniman tersebut memiliki latar belakang yang sangat berbeda. Barli saat mengerjakan sebuah karya, beliat membawa kanvas kemanapun ia pergi, dan beliau memiliki konsep sebelum berkarya. Berbeda dengan Basquiat, Basquiat saat membuat karya dimanapun ia bisa, dan tidak selalu diatas kanvas, beliau membuat karya tidak terkonsep dan beliau dapat membuat karya dijalanan, maupun dimana saja.

Kata kunci: Akademik; Non Akademik; Otodidak; Seni; Seniman

ABSTRACT

For an artist, a painting or work can be interpreted and can become an identity, because through a work it is know who the artist created the work, because each work has its own characteristics. In the formulation of this problem we know how these artist respond to the social field of art. The problem raised in this paper is, what are the constraints of the artist in making works when the artist does not have basic art in the process of creating art. Another problem is how is the creative process of artist with academic backgrounds? These two problems are interesting to discus. The method of the paper used by this writer is descriptive analytical theory and Feldman’s theory wich aims to analyze and describe the data, obtained both from various references and then analyzes by the author. Data obtained by the stages of literature study, film, and the internet. The sample artist in this paper are Basquiat and Barli Sasmitawinata. The result of this writing is that the two artist have very different background. Barli when working on a work, intends to carry a canvas wherever he goes, and he has a concept before working. Unlike Basquiat, Basquiat when he creates works wherever he can, and not always on canvas, he creates works that are not conceptualized and he can make works on the street, or anywhere.

Keywords: Academic; Art; Artist; Non Academic; Self-taught

Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 | 67 | SENIMAN AKADEMIK DAN OTODIDAK SERTA PERBEDAAN LATAR BELAKANGNYA

PENDAHULUAN HASIL KAJIAN Seniman, ditemukan diseluruh penjuru dunia ini Beberapa penelitian terdahulu terkait makalah ini bahwa seorang seniman tidak semua berasal dari suatu adalah: Pengertian, unsur, jenis dalam seni rupa (Samin, pendidikan atau mempelajari teknik “berkarya”. Seorang 2019), Jalan hidup pelukis jalanan Jean Michel Basquiat seniman yang tidak mengenyam bangku pendidikan atau (Arman Dhani, 2017), Barli Sasmitawinata biografi, gaya, akademis sering disebut seniman otodidak, Ia diberi bakat dan analisis karya (Gamal Thabroni, 2019). Hasil ketiga oleh Tuhan kemudian diasah dengan kemampuannya, penelitian di atas difokuskan kepada biografi dan latar sering mengulik, sering mencari tahu, berkarya di belakang. Data diperoleh dengan tahapan studi pustaka manapun, bahkan di jalan sekalipun. Berbanding dengan dan internet. Metode yang digunakan adalah metode seorang seniman akademis, seseorang yang diberikan deskriptif analitis dengan teknik pengambilan data dan bakat kemampuan oleh Tuhan dan beruntungnya beliau studi pustaka. Keunggulan makalah ini adalah ditulis mendapatkan bangku pendidikan sehingga sampai gelar dengan lengkap secara bertahap dan membahas topik master itu disebut seniman akademis. Tetapi seniman yang berbeda dengan penelitian yang lebih terdahulu. akademis maupun non-akademis sama-sama memiliki kemampuan yang sangat indah yang diberikan Tuhan. A. Pengertian Seni Rupa Seniman otodidak biasanya tidak berasal dari keluarga Seni rupa murni atau fine art adalah suatu karya seni berlatar belakang seniman, kemampuan melukis didapat rupa yang dapat dibagi dua yaitu seni 2 dimensi dan seni secara otodidak, tidak harus mengikuti pendidikan khusus, 3 dimensi (maxmanroe, 2020). Dalam dunia seni rupa, ada semua mereka mendapatinya secara murni akan mengalir unsur-unsur yang meliputi seni rupa tersebut, diantaranya begitu saja seperti aliran air disungai. Bagi seorang (ibnudin, 2020): unsur bidang (upoyo mukti, 2020), unsur seniman, lukisan bisa diartikan sebuah identitas. Sebab titik di mana ada titik besar da kecil, unsur garis seperti melalui lukisan bisa diketahui siapa penciptanya, karena outline tebal dan tipis (Desiyuanna, 2017), unsur gelap setiap lukisan punya ciri khas tersendiri. Di Indonesia terang, unsur tekstur, dan unsur bentuk. Serta ada dua jenis banyak pelukis dengan latar belakang berbeda. Bisa seni rupa yaitu Seni Rupa Murni (Mughnifar Ilham, 2020), memang karena bakat, pendidikan atau bahkan otodidak. dan Seni Desain (Desiyuanna, 2017), (Ahmad, 2020). Oleh karena itu, penulis mengambil topik penelitian dengan judul “Seniman Akademik dan Otodidak Serta B. Seniman Terkenal Perbedaan Latar Belakangnya”. Permasalahan dalam kajian Pada hakekatnya, setiap para pelukis memiliki ini adalah 1. Bagaimana cara kedua seniman tersebut karakter dan keistimewaan dalam dirinya sendiri dan menanggapi perbedaan itu? 2. Apa kendala saat membuat itulah yang menjadi perbedaan tersendiri (Samin, 2019). karya dengan tidak adanya basic tehnik dalam membuat Seniman-seniman tersebut di antaranya: karya? a. Affandi koesoma (1907-1990) Beliau lahir di kota Cirebon pada tahun 1907 dan meninggal pada tahun 1990. (Suharyanto, 2019). Affandi METODE adalah seorang pelukis terkenal indonesia, Ia terkenal Metode yang digunakan adalah metode dengan lukisannya yang amburadul atau acak-acakan tidak deskriptif analitis dengan teknik pengambilan data. Data beraturan (Pamungkas Adipura, 2020). diperoleh dengan tahapan studi pustaka dan internet. b. Barli Sasmitawinata (1921-2007) Pengambilan data ini bertujuan untuk menganalisis serta Barli merupakan seorang maestro seni lukis realis mendeskripsikan data yang telah penulis peroleh dari hasil kebanggaan Indonesia. Beliau lahir di Bandung 18 maret penelusuran maupun rujukan dan kemudian dianalisis 1821 dan meninggal di Bandung pada 8 Februari 2007. (Samin, 2019), (Gamal Thabroni, 2019), (Arman Dhani, 2017). Beliau mulai menggeluti dunia seni lukis di tahun 1935, di studio ini Barli mulai saling berkenalan dengan seniman Affandi. Perkenalan tersebut tidaklah menjadi perkenalan

| 68 | Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 Florenza Octarina angin lalu atau sepintas, namun Bersama Affandi, Hendra usia belia tersebut, secara otodidak beliau berlatih terus gunawa, Soedarso dan Wahdi Sumanta. Barli mendirikan melukis seperti lukisan Nyi Roro Kidul, dan karakter Yesus. “Kelompok Lima Bandung” (om juki, 2020). Pada tahun 1950, Namun setelah mereka menggeluti otodidak dalam dunia Beliau melanjutkan pendidikannya Akademie de la Grande seni rupa, mereka mengambil ke arah yang lebih serius Chaumiere di Paris Perancis. Disusul di Rijksakademie van untuk lebih mengasah kemampuannya di bidang seni Beeldende Kunsten Amsterdam, Belanda pada tahun 1956 rupa terutama dalam bidang lukisan. Mereka mengenyam (Adinistrator, 2020). bangku pendidikan di dalam negeri bahkan hingga sekolah c. Abdullah Suriosubroto (1878 – 1941) dan kuliah perguruan tinggi di luar negeri. Seniman ini Abdullah lahir dikota Semarang pada tahun 1878. sangat terkenal baik di Indonesia, bahkan hingga keluar Beliau adalah anak angkat dari seorang tokoh gerakan negeri. Mereka adalah maestro-maestro aktif dalam nasional Indonesia Wahidin Suriosubroto. Beliau dikenal pameran. Lebih dari 2000 karya yang telah mereka buat sebagai pelukis yang pertama di Indonesia pada abad 20 semasa hidupnya dan seniman luar negeri yang belajar (Wink, 2020). melukis secara otodidak adalan Jean Michel Basquiat. Ia adalah seorang seniman jalanan. C. Seniman Otodidak Jean Michel Basquiat lahir di Brooklyn Amerika * * * Serikat dari seorang akuntan keturunan Haiti, yang memulai perjalanan seni nya dari membuat mural dan grafiti di RUJUKAN jalanan hingga membuat karya seni yang dipamerkan di Arman Dhani berbagai galeri dunia. Ia meninggal pada tahun 1988 di 2017 Jalan Hidup Pelukis Jalanan Jean-Michel Basquiat. kediaman pribadinya di East Village (Arman Dhani, 2017). Tirto.Id. https://tirto.id/jalan-hidup-pelukis- Hampir sudah 30 tahun setelah hari wafatnya, karya dari jalanan-jean-michel-basquiat-cphd seniman Amerika Jean Michel Basquiat memecahkan rekor. Lukisan Basquiat “Untitled” terjual seharga Rp1,48 triliun. Gamal Thabroni. Lukisan Untitled dengan posisi center di tengah sebagai 2019 Barli Sasmitawinata – Biografi, Gaya dan Analisis point of interest seperti wajah seseorang yang dilukis Karya. Serupa.Id. https://serupa.id/barli- dengan abstrak, dengan garis-garis yang tebal, terlihat sasmitawinata-biografi-gaya-dan-analisis-karya/ ada warna kuning, merah, biru, hitam, putih, pink, dan pada background belakang, beliau pun menorehkan cat Samin, C. secara abstrak yang dominan berwarna biru. Teori Feldman 2019 Seni Rupa (Pengertian, Unsur, Fungsi, Jenis, Contoh). yang digunakan dalam deskripsi karya tersebut adalah Artikelmateri.Com. https://www.artikelmateri. jenis kritik Jurnalistik, karena mengangkat isu global dan com/2015/12/seni-rupa-adalah-pengertian- informasi pada masanya (Arman Dhani, 2017), (Adinistrator, unsur-fungsi-jenis-macam-contoh.html 2020), (GAMAL THABRONI, 2018). Ibnudin 2020 Pengertian Seni Rupa, Unsur, Macam-Macam Dan KESIMPULAN Fungsi Seni Rupa. https://ibnudin.net/pengertian- Dapat disimpulkan bahwa, banyak seniman seni-rupa/ maestro-maestro terkenal di Indonesia yang mengenyam penidikan tinggi. Ada beberapa seniman yang memang Upoyo Mukti tidak memiliki dasar seni rupa, bahkan beliau kuliah 2020 Pengertian Seni Rupa beserta Unsur, Fungsi dan kedokteran, namun beliau banting stir ke dunia seni rupa. Jenisnya. Dalangseno.Com. https://dalangseno. Ada pula seniman yang memang memiliki bakat melukis com/pengertian-seni-rupa-beserta-unsur-fungsi- sejak dirinya masih usia belia dan sangat muda sekali. Pada dan-jenisnya/

Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 | 69 | SENIMAN AKADEMIK DAN OTODIDAK SERTA PERBEDAAN LATAR BELAKANGNYA

Adinistrator Ahmad 2020 Mengenal Lebih Jauh Maestro Barli Sasmitawinata. 2020 Pengertian Seni. Yuksinau.Id. https://www. Propertyobserver.Id. https://propertyobserver. yuksinau.id/pengertian-seni/ id/mengenal-lebih-jauh-maestro-barli- sasmitawinata/

Desiyuanna 2017 10 Famous Indonesian Painters and Its Flows (bilingual). Stemit. https://steemit.com/esteem/@ desiyuanna/10-famous-indonesian-painters-and- its-flows-bilingual-c0d4a27dc3d7b

Om Juki 2020 9 pelukis ternama Indonesia. Carajuki.Com. https:// carajuki.com/9-pelukis-ternama-indonesia/

Gamal Thabroni 2018 Kritik Seni Rupa – Pengertian, Fungsi, Langkah & Penjelasan. Serupa.Id. https://serupa.id/kritik-seni- rupa/

Suharyanto 2019 Jenis-jenis seni rupa. Ilmuseni.Com. https:// ilmuseni.com/seni-rupa/jenis-jenis-seni-rupa

Suharyanto 2019 Bidang seni rupa. Ilmuseni.Com. https://ilmuseni. com/seni-rupa/bidang-seni-rupa

Samin, C. 2019 Seni Rupa (Pengertian, Unsur, Fungsi, Jenis, Contoh). Artikelmateri.Com. https://www.artikelmateri. com/2015/12/seni-rupa-adalah-pengertian- unsur-fungsi-jenis-macam-contoh.html

Mughnifar Ilham 2020 Pengertian Seni Rupa Murni, Fungsi, Contoh & Gambar. Materibelajar.Co.Id. https://materibelajar. co.id/pengertian-seni-rupa-murni/

Nuniek 2017 10 Tokoh Seni Rupa Indonesia dan Alirannya. Ilmuseni.Commuseni.Com. https://ilmuseni.com/ seni-rupa/tokoh-seni-rupa-indonesia

| 70 | Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 Fauziah Rohmah

PERKEMBANGAN VISUAL WAYANG GOLEK TANAH SUNDA

Fauziah Rohmah Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Budaya Indonesia Bandung Jalan Buahbatu No. 212 Bandung 40265 Email : [email protected].

ABSTRAK

Sebagai sebuah karya seni tradisi, wayang Golek ikut menjadi saksi perjalanan zaman dan pernah menjadi magnet yang sangat diminati menjadi hiburan utama mayoritas masyarakat di Jawa Barat. Selama perjalanan waktu tersebut ditemukan bahwa Wayang Golek secara umum mengalami perkembangan dan perubahan sejak pertama kali diciptakan. Visual dari benda Wayang Golek sendiri berpaku pada Estetika dan simbol yang terkonsep pada nilai-nilai dan norma-norma dari suku Sunda itu sendiri. Sementara Wayang Golek inovasi dan modern dimaksudkan pada Wayang Golek yang muncul pada tahun 1980-2000an dimana R.U Paratasuanda dan Asep Sunandar Sunarya menjadi penggebraknya. Berkembangnya ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi membawa pengaruh besar pada masyarakat Indonesia. Semakin beragamnya gadget yang memudahkan pekerjaan manusia, konten hiburan yang sangat menarik minat muncul sangat banyak di internet dan faktor-faktor lain mau tidak mau menuntut kesenian tradisi seperti Wayang Golek untuk beradaptasi sehingga dapat terus menunjukan eksistensi dirinya. ABSTRACT

As a traditional art, Wayang Golek has witnessed the journey of the age and was a magnetics that become the main entertainment for majority East Java’s people. Along that time, it was found there are several points that the Wayang Golek in general has developed and changed since the first time created. The visual of the Wayang Golek object itself is based on aesthetics and symbols that are conceptualized the values and norms of the Sundanese tribe itself. Meanwhile, innovation and modern wayang golek are intended in Wayang Golek which appeared in the 1980-2000s where R.U Paratasuanda and Asep Sunandar Sunarya be the kicker. The development of science, technology and information has had a big impact in Indonesian society. The increasing variety of gadgets that facilitate human work, entertainment content A great deal of interest shows up very much on the internet and other factors inevitably demand Traditional arts such as Wayang Golek to adapt so that they can continue to show their existence.

Keywords: Wayang Golek, Aspek Visual, Studi Kualitatif

PENDAHULUAN Banyak karya budaya yang terkenal dan disorot Kebudayaan suatu bangsa merupakan salah satu karena dianggap merupakan penanda puncak dari suatu penyokong utama terbentuknya seni tradisi. Seni tradisi kebudayaan masyarakat atau suku. Seni wayang adalah salah dapat diartikan sebagai kesenian yang menjadi bagian satu puncak karya budaya yang ada di Indonesia, terutama dari kehidupan masyarakat suku bangsa tertentu. Yang di daerah Jawa. Singgih Wibisono (1983) mengungkapkan :” dimaksud tradisi adalah mencakup pengertian-pengertian Wayang dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, berikut; 1.) Sesuatu yang diturunkan dari generasi ke memiliki corak dan bermutu tinggi sehingga dapat generasi, 2.) Telah mengalami perjalanan waktu (ada sejak disebut sebagai salah satu kebudayaan nasional”. Banyak dahulu kala), 3.) Sudah menjadi kebiasaan. Seni tradisi juga literasi maupun tokoh-tokoh ahli sejarah era kolonial muncul alamiah dari kumpulan manusia karena nalurinya Belanda seperti GAJ. Hazeu, yang mengemukakan bahwa memenuhi kebutuhan agar dapat bertahan hidup. Tradisi seni wayang adalah seni pertunjukan asli Jawa. Wayang sendiri tidak statis melainkan berubah-ubah menyesuaikan berkembang pada era kerajaan-kerajaan jawa dan ditulis keadaan zaman, seni tradisi melakukan aktualisasi diri. dalam naskah berisikan filsafat jawa kuno, contoh yang Sebagai dampak dari kemajuan zaman perlu adanya terkenal adalah Ramayana pada era raja Dyah Balitung langkah-langkah konservasi agar pakem-pakem ataupun (989-910) yang merupakan gubahan dari kitab Ramayana nilai-nilainya dapat dilestarikan dan dipertahankan. dari India.

Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 | 71 | PERKEMBANGAN VISUAL WAYANG GOLEK TANAH SUNDA

Kemunculan wayang golek tidak dapat dipisahkan pengaruh dari wayang kulit Purwa dari Jawa Tengah dan dari eksistensi wayang kulit. Disebutkan bahwa tahun Jawa Timur dan mengambil lakon Mahabharata dan 1583 masehi Sunan Kudus membuat wayang dari Ramayana. Mulanya, wayang golek ini meski sudah berupa kayu yang disebut golek. Sunan Kudus juga diketahui trimatra tetapi masih berbentuk pipih atau gepeng. Setelah membuat 70 karakter wayang yang disebut “wayang melalui proses perubahan, wayang golek berbentuk bulat Purwa” tidak lepas dari agenda dakwah Islamnya. Wayang atau trimatra menyebar di banyak wilayah Sunda saat ini. saat itu menampilkan cerita menak (cerita bangsawan Wayang golek Cepak/Papak berkembang di Cirebon atau kerajaan) dan berkembang selanjutnya pada masa dan sekitarnya dan mulai dikenal pada masa pemerintahan pemerintahan Wiranata Koesoemah III yang menghasilkan Sunan Gunung Jati (1479-1568). Di sumber lain disebutkan wayang golek dengan rupa seperti saat ini. pada awal abad ke-19, Pangeran Kornel (Bupati Semedang) memerintah anak buahnya membuat Wayang Golek jenis baru, yang selanjutnya dikenal sebagai wayang Golek METODE Cepak. Istilah wayang ini disebut demikian karena bentuk Dalam proses penelitian ini metode yang digunakan dari boneka wayang rata di bagian kepalanya atau di bahasa adalah kualitatif dengan pendekatan estetika serta simbol. Jawa disebut papak, dan dirubah ke bahasa sunda menjadi Selain itu digunakan juga metode studi literatur yang cepak. Secara umum tidak terlihat banyak perbedaan meninjau dan mengamati berbagai sumber referensi yang antara wayang golek jenis ini dengan wayang golek purwa, menunjang pengumpulan data tertulis sebagai landasan hanya bagian bagian tertentu saja baru ada perbendaan dari topik yang dibahas dan diteliti. Metode lainnya adalah yang sangat kentara, contohnya pada bagian kepala observasi ke lapangan dalam rangka mem-validasi dari studi wayang golek Cepak hanya menggunakan aksesoris atau literatur sebelumnya. Dalang Asep Sunandar Sunarya sudah hiasan sederhana seperti ikat kepala sementara wayang sangat identik dengan wayang golek. Meski telah wafat, Golek purwa umumnya memakai mahkota gelung dan lain- Wayang Golek rintisannya diteruskan oleh keluarganya lain. Lakon cerita Golek Cepak banyak menampilkan cerita yang kini banyak terjun dalam dunia pedalangan dan legenda, cerita Panji (dengan cerita berlatar belakang pelestarian Wayang Golek juga. Alasan tersebut membuat kerajaan Kahuripan), babad Walisongo atau juga Menak..Di subjek observasi ditetapkan adalah pada Sanggar seni Indonesia bentuk cerita menak sudah dikenal cukup lama Wayang Golek Giri Harja, Kp. Giri Harja, Kelurahan Jelekong, memiliki pengaruh kuat dari sastra Timur Tengah Kecamatan Baleendah, Kab. Bandung, Provinsi Jawa Barat. Selama era abad 19 hingga 20 awal, bentuk dari Tetapi setelah dihubungi dan melakukan pembicaraan wayang Golek banyak mengalami perubahan baik inovasi sebanyak dua kali untuk bertemu langsung pun dibatalkan pada tampilan karakter lama maupun munculnya variasi karena dalang sedang tidak berada di tempat sehingga tokoh-tokoh baru, diantaranya Wayang Golek Pakuan subjek untuk dilakukan validasi diganti menjadi pengrajin mengambil cerita dan tokoh karakter Prabu Siliwangi, wayang Golek Putra Giri Harja di Jelekong. Pangeran Kornel dan lain-lain. Lalu R.U Partasuanda yang paling fenomenal membuat perubahan serta Asep Sunandar Sunarya dan keluarganya. Menurut referensi, wayang golek HASIL KAJIAN modern dirintis oleh R.U. Partasuanda dan dikembangkan Secara garis besar, wayang Golek yang dikenal oleh Abah Sunandar tahun 1970—1980. Dalang Asep masyarakat terdiri dari Wayang golek Purwa, Wayang Golek Sunandar Sunarya sendiri sangat berpengaruh terhadap Cepak serta wayang Golek inovasi dan modern yang ada seni wayang Golek modern yang berbeda dengan wayang seperti sekarang. Wayang Golek Purwa sendiri muncul pada golek lainnya disebabkan modifikasi mulai dari bentuk, periode awal. Pada abad ke-18 (sekitar tahun 1794-1829) warna, dan raut wajahnya (meski tetap memperhatikan Dalem Karanganyar, Bupati Bandung, memerintahkan pakem-pakem seni pertunjukan wayang Golek yang ada). seorang juru wayang kulit, untuk membuat bentuk golek Pada tahun 1978 Asep Sunandar Sunarya melakukan Purwa. karena hal tersebut wayang Purwa banyak mendapat perubahan pada benntuk tokoh yang sudah ada menjadi

| 72 | Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 Fauziah Rohmah lebih hidup karena dapat melakukan sejumlah gerakan dan manusia merupakan faktor terciptanya simbol-simbol tidak lagi kaku. dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya Istilah Dari sana, sejak 1990-an pertunjukan wayang mulai “symbol” berasal dari kata Yunani “sumballo” memiliki arti mengalami perubahan bukan hanya pada bentuk sajian menggabungkan (Poespoprodjo, 2004:117). Penggabungan garapan lakon, tetapi telah merubah pada hal-hal tampilan sendiri terdiri dari dua hal yaitu konsep atau objek dengan atau fisik wayang dan fisik presentasinya. Tokoh karakter arti atau makna. Ricoeur membedakannya menjadi wayang hasil kreasi abah Asep Sunandar Sunarya antara arti simbol dengan tanda. Tanda merupakan kesatuan lain Cepot, Denawa (buta) dan Punakawan versi Giriharja. linguistical dari apa yang mengartikan (significans) dengan Secara garis besar, golongan tokoh pada Wayang konsep (significatum), keduanya saling mengisi. Golek adalah Tokoh Satria, Punakawan, Ponggawa Dalam proses pembuat wayang, seniman pengrajin dan Buta. Golongan karakter Satria pada bagian muka wayang harus memperhatikan beberapa bentuk pakem cenderung memiliki mata sipit, alis yang tipis, serta hidung (cerita wayang asli atau pedoman suatu kesenian wayang). yang kecil. Golongan ini umumnya memiliki pembawaan Pakem lainnya yaitu aturan tiga penokohan antara lain: ketenangan, kegagahan, lemah lembut dan luwes. Contoh Pakem Golek Satria, Pakem Golek Ponggawa, serta Pakem dari wayang Golek Golongan Satria adalah Rama dan Golek Buta. Dari ketiga pakem penokohan tadi lalu Pandawa ( Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula, Sadewa). Tokoh terciptalah raut muka wayang golek yang keseluruhannya Punakawan atau Panakawan merupakan karakter khas dicirikan pada bentuk mata, hidung, dan mulut. dalam wayang jawa dan tidak terdapat dalam cerita Hindu, Raut secara umum merupakan gambaran pada keempat karakter Punakawan antara lain : wayang Semar, bagian-bagian wajah wayang, sikap melambangkan Petruk (Dawala), Gareng, dan Bagong. Sementara pada karakter yang dimiliki, sedangkan warna adalah sifat perkembangannya muncul tokoh baru yang termasuk ke masing-masing tokoh dalam wayang golek. Selain itu dalam golongan Panakawan adalah tokoh Sastrajingga unsur estetik pada raut misalnya posisi tunduk/tengadah atau Cepot. Golongan Ponggawa biasanya adalah tokoh kepala, warna wajah, pola alis, pola mata, pola hidung, pola dengan karakter tentara yang gagah, tegas, berbadan tegap, kumis, dan pola mulut. Raut terdiri dari Peranan, Tampang bermata besar, alis yang tebal, hidung yang mancung dan dan Wanda. memiliki kumis. Karakter-karakter Ponggawa diantaranya Gatotkaca, Bima, Duryudana, serta Antareja Karakter Buta “Raut peranan menggambarkan tokoh golek: golek atau Buto/Raksasa/ Denawa digambarkan memiliki rupa satria, ponggawa, buta, dan panakawan, lengkap yang jelek, tubuh yang tinggi, besar, mata yang lebar atau dengan ciri-ciri utama golongan golek tersebut. melotot, hidung besar, alis tebal dan gigi yang menonjol Disamping itu raut peranan melukiskan ciri-ciri ataupun terdapat taring yang Panjang. Contoh dari peranan ganda yang menunjukan golongan paduan, golongan karakter Buta adalah Rahwana, Braja Musti, Cakil, misalnya satria-dewa, satria raja, satria-pandita, dan Kumbakarna, Denawa (buta huntu, buta calangan) dan lain- satria ponggawa: ponggawa – dewa, ponggawa – lain. raja, ponggawa – pandita, dan ponggawa – buta. Buta: buta – raja, buta – puteri (raseksi), dan buta “Penggunaan warna dalam konteks perlambangan – punakawan. Punakawan: serta punakawan – raja yang masih digunakan pada masyarakat tertentu. (khususnya dalam cerita “carangan)” (Jajang Suryana Selain barang yang diwarnai itu mempunyai nilai .2002). perlambangan, secara visual juga memiliki nilai visual yang indah menurut kaidah-kaidah estetika” Mengenai warna, dalam konsepsi Suku Sunda (Sulasmi. 2002). sendiri telah dikenal warna yang diagungkan atau dianggap bernilai, warna-warna tersebut diantaranya hitam, merah, Unsur seni rupa yang dimaksud meliputi garis, raut, putih dan kuning yang dikenal dengan istilah “ Nu ka opat warna, tekstur dan gelap terang. Kemampuan rasional Ka lima Pancer” . Contoh dari simbol warna pada Golek

Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 | 73 | PERKEMBANGAN VISUAL WAYANG GOLEK TANAH SUNDA diantaranya Merah pada golongan raksasa seperti rahwana Gambar 1. Salah satu visual penuh wayang Golek : Batara (Sumber: Dok. Pengrajin, 2020) memiliki makna peran antagonis.. Merah pada golongan Panakawan mempunyai konotasi jenaka atau lucu, lebih spesifik untuk tokoh cepot warna merah pada muka berarti karakternya yang menjengkelkan dan suka membuat kelucuan. Putih pada bagian wajah golongan Brahmana artinya suci dan santun. Merah muda, putih, cokelat muda atau gambir ngora, hijau muda dan cokelat keemasan pada golongan Ponggawa mempunyai konotasi berwibawa, gagah, santun dan lembut. Merah muda pada Denawa/ Buta/raksasa berarti licik. Cokelat muda atau gambir ngora pada golongan Panakawan bermakna lucu atau ceria. Sedangkan untuk warna tubuh, misalnya Cokelat keemasan pada golongan Brahmana bermakna santun. Putih pada golongan Puteri mempunyai konotasi santun. Unsur visual lainnya adalah Aksesoris atau Hiasan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Pada Rupa terdiri atas Pakaian Selendang, perhiasan, Penuutp kepala Boneka Wayang Golek dan properti pendukung. Pakaian terdiri dari Pakaian atasan, Yang pertama adalah perkembangan Ilmu dimana untuk wayang tokoh Satria atau Ponggawa berupa Pengetahuan, informasi dan Teknologi membawa pengaruh pakaian berwarna hitam atau warna lainnya, biasanya sangat besar dan kuat. Kehadirannya juga tidak ditampik memakai kain beludru ataupun jenis kan lainnya, kadang telah menciptakan perubahan positif dimana hampir semua juga memakai baju tradisional (Pangsi dan Kebaya). Pada lini kehidupan dipermudah oleh teknologi. Kebutuhan akan wayang Golek modern, variasi pakaian sangat beragam mesin produksi, gadget, akses internet, media informasi dan karena mengikuti kemunculan tokoh karakter wayang lain-lain sudah menjadi kebutuhan yang sangat penting. Golek baru, biasanya adalah tokoh artis populer dan lain- Dikutip dari Bisnis.com, jumlah pengguna internet di lain. Untuk pakaian bawahan wayang Golek pada banyak Indoensia pada kuartal kedua tahun 2020 adalah sebanyak golongan karakter Golek adalah kain Batik atau samping, 196,7 juta pengguna dengan maoritas pengguna usia sementara untuk tokoh Punakawan ataupun Buta biasanya produktif. Hal tersebut menunjukkan bahwa generasi muda memakai kain sarung seperti Cepot, dan lain-lain. sangat lekat dan menjadi bagian dari kemajuan teknologi. Aksesoris lainnya adalah selendang/Sampur dari Beragamnya fitur dan konten, menjadikan internet adalah kain satin. Lalu ada penutup kepala atau Irah-irahan, dapat alat hiburan wajib bagi banyak orang padahal pada masa berupa Makuta (mahkota), Gelung, atau Bendo/Topong. sebelumnya kesenian rakyat atau tradisi adalah hiburan Properti pendukung yang sering digunakan pada cerita yang sangat digandrungi dan diminati rakyat Indonesia. Hal primer adalah senjata misalnya panah atau gada,. Benda tersebut juga muncul sebagai efek, dari belum sempurnanya pendukung seperti ini biasa ada dalam pagelaran wayang IPTEK dimanfaaatkan sebagai media pewarisan budaya langsung. Sementara pada wayang modern, properti yang pada generasi muda mau tidak mau Wayang Golek harus digunakan lebih dekat dengan benda di kehidupan sehari- menyesyaikan diri agar dapat terus menunjukan eksistensi hari, misalnya gitar, handphone, bola dan lain-lain. Benda dirinya. Dalang memutar otak untuk melakukan inovasi pendukung seperti ini biasanya hanya terdapat pada agar wayang Golek tetap dapat lestari dan sampai untuk wayang Golek yang merupakan pertunjukkan wayang dinikmati generasi muda. Selain itu, diangkatnya wayang Golek modern. Golek ke layar televisi juga menjadi faktor berubahnya rupa pada wayang Golek. Inovasi dilakukan mulai dari penciptaan karakter-karakter baru yang mengambil rupa atau sikap tokoh-tokoh populer/ikonik pada masa sekarang,

| 74 | Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 Fauziah Rohmah

Cerita yang makin kreatif dan juga mengambil penggalan KESIMPULAN situasi sehari-hari juga ikut menjadi bagian dari perubahan Seni wayang Golek merupakan karya budaya yang rupa wayang Golek. sangat berharga dan bernilai di Indonesia sebagai identitas Pengaruh Budaya lain merupakan efek lanjutannya. kebudayaan suku Sunda di Jawa Barat. Wayang Golek telah Teknologi dan modernisasi yang dengan cepat melalui proses yang sangat panjang melewati berbagai mempengaruhi dunia membuat tidak ada lagi sekat perubahan zaman dalam masyarakat Sunda. Pada awalnya pembatas antar negara negara dunia dan melebur menjadi wayang Golek muncul sebagai wayang Purwa yang masih budaya global. Negara negara dunia berlomba-lomba kental dengan pengaruh wayang Kulit dari Jawa Tengah melakukan ekspansi budaya dan industri kreatif, Indonesia dan Jawa Timur yang lebih dahulu mengenal wayang. Para pun tidak luput dari arus ini, baik arus budaya dari dunia Wali seperti Sunan Kudus dan Sunan Gunung Jati menjadi barat, budaya Jepang, Korea maupun India dan lainnya tokoh yang penting dalam kemunculan wayang Golek di sangat kecang menyerang Indonesia, akibat negatif dari Jawa Barat sebagai media syiar agama islam. Wayang lalu hal tersebut adalah para generasi muda yang mencintai mengalami penambahan jenis yaitu Cepak atau papak, budaya asing dari pada budaya sendiri dikhawatirkan dapat kemudian barulah pada 1980an hingga abad 20an muncul menyebabkan budaya-budaya asli Indonesia perlahan wayang Golek inovasi atau pembaruan sebagai gebrakan terhapus dan tidak ada yang melestarikan.. dan respon terhadap menurunnya minat pada kesenian Faktor terakhir yaitu Ekonomi bisa dibilang wayang Golek. merupakan faktor yang sangat penting juga. Wayang Pembaruan adan perubahan pada rupa maupun Golek sebagai hasil karya budaya memiliki kegunaan yang penciptaan karakter baru dilakukan dengan sangat relevan dengan masyarakatnya, baik itu poin spiritualitas kreatif tetapi tidak sembarangan dan secara umum tetap maupun material. Lebih spesifik, karya budaya seperti ini memperhatikan pakem-pakem yang ada. Masuknya wayang memiliki pengaruh aspek ekonomi dari masyarakatnya. Golek ke media televisi juga membuat perubahan pada Kemajuan IPTEK dan globalisasi membuat orang-orang rupa dan karakter beberapa tokoh-tokoh wayang Golek dan pada masa kini hidup sangat lekat dengan teknologi penciptaan karakter baru dalam rangka inovasi agar dapat maupun gadget. Tidak terkecuali tontonan wayang, tetap menarik perhatian masyrakat luas dan beradaptasi masyarakat yang masih menaruh minat pada wayang dengan perkembangan zaman. Dalam bahasan wayang cenderung lebih senang menontonnya dalam format Golek sebagai sebuah benda rupa dapat dilihat dari aspek konten hiburan yang mudah mereka jangkau seperti visual yang ada yaitu dari segi simbolik dan estetika yang dalam Youtube maupun acara TV (pertunjukan wayang tiap-tiap kode visual atau tiap unsur visualnya memiliki Golek di TV seperti Pojok Si Cepot maupun Bukan Sekedar makna yang terkonsep dengan sistem kebudayaan Wayang yang pernah tayang di televisi menjadi cukup Suku Sunda itu sendiri. Untuk wayang Golek inovasi diminati karena menghadirkan unsur baru baik tokoh- yang ada pada masa sekarang, aspek visual cenderung tokoh baru maupun alur ceritanya). Fenomena tersebut menyesuaikan dengan karakter-karakter yang populer/ membuat pagelaran wayang yang ditampilkan secara menjadi ikon di masyarakat ataupun karakter-karakter langsung menjadi berkurang peminatnya atau sepi pentas. ciptaan dalang dari cerita carangan yang sekiranya dapat Para dalangpun mencoba beradaptasi dengan ikut terjun diterima oleh masyarakat. Masyarakat Jawa Barat juga dalam medan digital dengan membuat channel youtube. ternyata masih menganggap wayang golek sebagai sebuah Pada keadaan lainnya, para pengrajin wayang Golek juga kesenian yang penting dan berharga meski mayoritas tidak membuat tokoh-tokoh Golek baru dengan karakter karakter memposisikannya sebagai sajian hiburan yang utama. yang sedang diminati masyarakat, keadaan-keadaan inilah Kehadiran berbagai jenis gadget dan banyaknya konten yang turut mempengaruhi perubahan rupa wayang Golek. hiburan di internet sebagai dampak dari kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dan modernisasi membuat generasi muda sangat terpengaruh. Hal tersebut bersama faktor lain seperti pengaruh kebudayaan lain,

Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 | 75 | PERKEMBANGAN VISUAL WAYANG GOLEK TANAH SUNDA globalisasi dan faktor ekonomi membuat terjadinya nama-tokoh-wayang-golek.html . perubahan dan perkembangan pada rupa wayang Golek Diakses pada 20 Januari 2021 04.35 secara keseluruhan.

* * *

RUJUKAN

Faisal, Muh. 2014 Tokoh Wayang Populer. Yogyakarta: Hafamira

Hazim, Amir 1991 Nilai-Nilai Etis Dalam Wayang. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan

Mertosedono, Amir. S.H, 1986 Sejarah Wayang. Asal-usul, jenis dan Cirinya. Semarang: Dahara Prize

Soepandi, Atik, Skar 1984 Pola Pagelaran Wayang Golek Purwa Gaya Priangan. Jakarta: Pustaka Buana

Suparta, I Made 2010 Unsur Unsur Seni Rupa. Repository Jurnal ISI Denpasar

Suryana, Jajang. M.Sn 2002 Wayang Golek Sunda Kajian Estetika Rupa Tokoh Golek. Bandung: Kiblat

Wibisono, Gunawan 1983 Wayang Sebagai Sarana Komunikasi (Bunga Rampai). Jakarta: Gramedia

Sumber Jurnal : Perkembangan Seni Pewayangan Di Jawa Barat. 1978.

Sumber Internet : https://serupa.id/unsur-unsur-seni-rupa-dan-desain. Diakses pada 11 Januari 2021 03.05 http://sundaneseethniccanszz.blogspot.com/2012/12/

| 76 | Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 Aufa Fadillah

EKSISTENSI DAN AKULTURASI KESENIAN UBRUG DALAM ERA GLOBALISASI

Aufa Fadillah Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Budaya Indonesia Bandung Jalan Buahbatu No. 212 Bandung 40265 Email : [email protected]

ABSTRAK

Ragamnya tawaran hiburan dalam era globalisasi ini membuat kesenian tradisional tidak mudah dalam mempertahankan eksistensinya, begitupun dengan kesenian Ubrug yang terdapat di Kabupaten Pandeglang. Ubrug sendiri merupakan teater rakyat khas Banten yang memiliki sajian lengkap dimulai dari lakon, musik, komedi, hingga tari. Metode yang digunakan pada penelitian ini ialah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif analisis dengan pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan studi literatur. Data yang terkumpul dianalisis dengan cara reduksi data, penyajian data, dan pengambilan kesimpulan serta membandingkan hasil yang didapat dengan sumber lain agar data yang dihasilkan lebih konkrit. Subjek penelitian ialah penggiat seni di Sanggar Seni Budaya Menes Etnika yang berada di Kabupaten Pandeglang. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa eksistensi kesenian Ubrug di Kabupaten Pandeglang masih kurang maksimal karena kurangnya show up kepada masyarakat daerah terutama para pemuda. Pada era globalisasi ini, dengan berbagai kemajuan, baik dalam bidang informasi, komunikasi, teknologi hingga pertukaran budaya, maka kemudahan pun akan semakin mudah didapatkan, begitupun dengan kesenian Ubrug. Adanya sebuah akulturasi pada kesenian Ubrug ini lebih kepada perkembangan kekinian modernisasi yang kemudian menghasilkan bentuk yang lebih segar dan dengan mudah diterima oleh masyarakat luas, namun tetap tidak meninggalkan esensi dari kesenian Ubrug itu sendiri.

Kata kunci: seni tradisional, ubrug, eksistensi, akulturasi

ABSTRACT

The variety of entertainment offers in this era of globalization makes it difficult for traditional arts tomaintain its existence, as well as the Ubrug art found in Pandeglang Regency. Ubrug itself is a typical Banten folk theater that has complete offerings starting from theater, music, comedy, to dance. The method used in this study is a qualitative research method with a descriptive analysis approach by collecting data through observation, interviews, documentation and literature study. The collected data were analyzed by means of data reduction, data presentation, and drawing conclusions then comparing the results obtained with other sources so that the resulting data is more concrete. The research subjects were art activists at the Menes Ethnics Cultural Arts Studio in Pandeglang Regency. From the research results, it was found that the lack of show-ups to the local community, especially the youth. In this era of globalization, with various advances, both in the fields of information, communication, technology and cultural exchange, the convenience will be easier to obtain, as well as the art of Ubrug. The existence of an acculturation in Ubrug art is more to the development of modernization which then produces a fresher form and is easily accepted by the wider community, but still does not leave the essence of Ubrug art itself.

Keywords: traditional arts, ubrug, existence, acculturation

PENDAHULUAN menikmati seni pertunjukan tradisional yang sebelumnya Derasnya arus globalisasi membuat kesenian akrab dengan kehidupan mereka, seperti halnya seni teater tradisonal tidak mudah dalam mempertahankan rakyat Ubrug. eksistensinya. Dengan adanya globalisasi dan teknologi Ubrug merupakan teater rakyat khas Banten yang informasi yang semakin canggih, maka banyak pula lahir mengandung unsur lakon dan didukung oleh unsur-unsur berbagai macam hiburan yang lebih beragam dan bisa musik, komedi, tari, dan jajawaraan (Tim Penyusun Subdin jadi lebih menarik jika dibandingkan dengan kesenian Kebudayaan, 2003: 81). tradisonal. Akibatnya pun masyarakat menjadi tidak tertarik Kesenian Ubrug mengalami pasang surut dalam

Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 | 77 | EKSISTENSI DAN AKULTURASI KESENIAN UBRUG DALAM ERA GLOBALISASI hal jumlah peminat penontonnya. Hal ini dikarenakan HASIL KAJIAN pesatnya arus globalisasi dengan hadirnya hiburan yang Sejarah Kesenian Ubrug dikemas lebih modern, perlahan-lahan kesenian ini mulai Informasi tentang sejarah ubrug sendiri memang ditinggalkan oleh masyarakat dan sudah sangat jarang sulit untuk ditemukan, karena minimnya sumber informasi dijumpai. Sebagaimana Soedarsono (1991:26) menjelaskan tertulis, dan pengembang seni Ubrug juga meraba-raba bahwa “dampak paling jelas dari masuknya budaya luar tahun didirikannya, dan tidak mungkin untuk ditentukan. terutama Barat ke Indonesia adalah menurunnya minat Namun berdasarkan hasil studi literasi masa lalu tentang masyarakat, terutama generasi muda terhadap sesuatu keberadaan Ubrug, terdapat penggambaran periodesasi yang sifatnya etnik. Hal ini disebabkan pemahaman untuk mempermudah menelusuri sumber-sumber yang tentang seluk beluk seni itu sendiri yang sangat lemah”. diperoleh dari masa ke masa. Periode ini dimulai dari Memang betul adanya, sangat jarang ditemukan generasi masa kesultanan, masa kekuasaan kolonial, hingga masa muda yang mengenali, bahkan mengetahui keberadaan kemerdekaan. seni tradisional ubrug saja mungkin tidak. Maka upaya yang perlu dilakukan ialah pengembangan seni tradisional Teater Tradisional Masa Kesultanan yang dilakukan oleh pengajar, baik di sekolah, maupun Pada naskah sejarah Banten tertulis mengenai pesta sanggar-sanggar. turun tanah Pangeran Surya (Sultan Ageng Tirtayasa) yang Pandeglang merupakan salah satu kabupaten masih balita dan sangat dicintai oleh kakeknya Sultan Abul di Provinsi Banten yang memiliki beberapa kesenian Mufakhir Abdul Kadir Cinta Kenari. Dalam pesta tersebut, tradisional antara lain: zikir saman, pencak silat, beluk, seluruh peserta berasal dari golongan keraton dan dari luar debus, padindangan, rampak , dan ubrug. Jenis- keraton, penampilannya sendiri berupa sebuah drama tari. jenis kesenian ini merupakan contoh dari sekian banyak Ketika Kesultanan Banten menjadi kesultanan kesenian tradisional yang diciptakan dan mengalami keempat, meski belum ada informasi tertulis sebagaimana proses pewarisan secara turun temurun. Tak seperti detil di daerah lain, hal itu mulai menggambarkan kesenian rampak bedug yang memiliki perkembangan bentuk seni Banten dalam sejarah. Adapun bentuk seni yang bagus dan memiliki jumlah peminat yang cukup dalam naskah tersebut antara lain: Gamelan Sakati, banyak di kalangan pemuda, kesenian ubrug sudah sangat dan Goong. Adanya keriuhan dari suara kendang yang jarang ditampilkan pada sebuah pertunjukkan dan sulit saling bersahutan pada acara Sasapton yang merupakan ditemukan keberadaannya. ungkapan kegembiraan dari Sultan Abul Mufakhir Abdul METODE Kadir atas kelahiran cucunya yaitu Pangeran Surya. Metode penelitian ini menggunakan metode Sehingga diadakan pesta besarbesaran setiap hari Sabtu di penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif analisis depan Keraton Surosowan, dan yang menjadi Nayaga dari dan menggunakan teknik pengumpulan data seperti kalangan para ponggawa. Hal ini dimungkinkan, karena observasi, wawancara, dokumentasi dan studi literatur. di keraton Surosowan terdapat ruangan untuk alatalat Wawancara dilakukan pada tanggal 17 November 2020 di kesenian yang disebut Panayagan. Sanggar Seni Budaya Menes Etnika dengan menggunakan voice recorder, catatan, dan kamera yang menggunakan alat Teater Tradisonal Masa Kolonial ponsel. Karena tidak memungkinkan untuk mempertunjukan Dalam buku “The History of Java”, Thomas Stamford kesenian ubrug pada masa pandemi ini, maka observasi dan Raffles (Thomas Stamford Raffles) menggambarkan dokumentasi kegiatan didapatkan secara online melalui seni Ubrug dalam perjalanan resmi ke Nusantara, dan laman Youtube SMANPAT Pandeglang. Demi keotentikan mendokumentasikan kehidupan masyarakat pada periode data, hasil dari wawancara kemudian dibandingkan dengan 1776 hingga 1813 di pulau Jawa, digambarkan mengenai hasil studi literatur dari buku Ubrug yang ditulis oleh pertunjukannya terdapat seorang aktor yang menjadi Mahdiduri dan Yadi Ahyadi. karakter komedi dengan memerankan idiom bodoh seorang aktor. Seperti orang idiot, lenggak-lenggok mengikuti irama

| 78 | Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 Aufa Fadillah yang mengalun selama pertunjukan berlangsung. pemainnya lebih sedikit.

Teater Tradisional Masa Pra dan Pasca Kemerdekaan Akulturasi Kesenian Ubrug di Kabupaten Pandeglang Munculnya kelompok Ubrug Ican, Sani, Jambul, Pada era globalisasi ini, dengan berbagai kemajuan, dan Ibo yang diprediksikan aktif pada tahun 1900-1935. baik dalam bidang informasi, komunikasi, teknologi, Ada pula kelompok Ubrug Ponah yang ada kurang lebih transportasi dan pertukaran budaya, maka kemudahan sebelum kemerdekaan hingga tahun 1950-an. pun akan semakin mudah didapatkan. Berbagai Dari kelompok Ponah inilah banyak bermunculan aspek tersebut akan membantu hidup manusia untuk kelompok Ubrug ternama, sezaman dengan grup Ponah memenuhi kebutuhannya. Begitupun yang terjadi dengan (Koper Balaraja Kabupaten Tangerang) adalah grup Ribut perkembangan kesenian Ubrug ini, adanya pencampuran (Pengawinan Kecamatan Bandung Kabupaten Serang), grup dengan budaya asing yang kemudian menghasilkan Ranti (Puser Tirtayasa Kabupaten Serang), dan grup Sinar bentuk yang lebih segar dan dengan mudah diterima oleh Muda (Oyong Keresek Tangerang). masyarakat luas, namun tetap tidak meninggalkan esensi Hingga sekarang masih terdapat grup ataupun dari kesenian Ubrug itu sendiri. komunitas Ubrug yang masih eksis di sekitar Kota Serang Adanya sebuah akulturasi pada kesenian Ubrug ini yaitu Cantel Grup, Jeki Grup, Tunas Baru Grup,dll. lebih kepada perkembangan kekinian modernisasi, yaitu dari segi isi cerita yang disesuaikan dengan cerita-cerita Eksistensi Kesenian Ubrug di Kabupaten Pandeglang kekinian atau mengangkat topik-topik yang sekarang Eksistensi kesenian Ubrug di Kabupaten Pandeglang sedang hits, sedang hot, inn, agar dapat menarik penonton ini kurang maksimal, hal tersebut dikarenakan kurangnya lebih banyak. Kemudian dari segi lagu yang dibawakan juga show up atau pengenalan ke masyarakat sekitar. Namun lagu-lagu yang populer masa kini, juga candaan-candaan dahulu kesenian Ubrug sempat menjadi muatan lokal yang akrab menyesuaikan kondisi masyarakat saat ini. untuk pembelajaran siswa di sekolah, atau yang biasa Adanya sebuah perkembangan dalam suatu disebut dengan mulok. Karena terhalang hambatan kesenian tradisional tentu menimbulkan pro dan kontra kebijakan dan sebagainya, pada akhirnya mulok yang terhadap bentuk penyajiannya. Seperti halnya dengan disepakati saat itu ialah BTQ (Baca Tulis Quran) untuk apa yang terjadi pada saat dipertunjukannya Teater Ubrug tingkat SD dan SMP. Sedangkan pada tingkat SMA, terdapat Kreasi pada Hari Kemerdekaan 2019 silam. 3 mulok wajib, yaitu; Rampak Bedug, Batik, Silat. Karena Dampak Positif dari sebuah akulturasi kesenian tidak memungkinkan untuk menghadirkan kesenian yang ubrug ini adalah masyarakat daerah menjadi tahu adanya lainnya pada mulok tersebut, akhirnya beberapa sekolah Kesenian Ubrug, juga dapat menjadikan Kesenian Ubrug mengadakan pagelaran di mana para siswa saat itu dapat sebagai salah satu seni hiburan yang dapat ditampilkan mementaskan Ubrug dengan kreatifitas yang dimilikinya. lebih sering pada event-event tertentu. Kurangnya perhatian dari pemerintah juga mengakibatkan kesenian Ubrug ini tidak dikenal hingga akhirnya banyak penggiat Ubrug yang gulung tikar, KESIMPULAN kurangnya lapak atau event kesenian di Kabupaten Kesenian Ubrug kini hanya dimainkan jika terdapat Pandeglang juga berpengaruh terhadap perkembangan pemesanan pertunjukan kepada sanggar-sanggar. Namun kesenian Ubrug. saat ini pesanan tersebut sangat jarang, terakhir kali Hal tersebut juga dirasakan oleh penggiat seni dari pertunjukan ialah saat hari kemerdekaan 2019 lalu. Sanggar Seni Budaya Menes Etnika, kurangnya pemesanan Sebelumnya lagi pertunjukan dilakukan di Festival Ubrug terhadap pementasan kesenian Ubrug, hal ini dikarenakan dengan memenangkan juara 2 pada tahun 2014 silam. pemain Ubrug yang cukup banyak sehingga membutuhkan Perkembangan zaman ini menuntun para seniman biaya yang tidak sedikit, maka dari itu masyarakat lebih untuk membuat penyajian kesenian Ubrug tidak terkesan memilih untuk memesan rampak bedug yang jumlah “ketinggalan zaman” atau kuno, maka mereka menyelipkan

Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 | 79 | EKSISTENSI DAN AKULTURASI KESENIAN UBRUG DALAM ERA GLOBALISASI musik-musik yang lebih akrab dengan para penonton, juga komedi atau candaan pemain yang dapat dipahami oleh masyarakat kini, juga membawa cerita-cerita yang lebih modern dan kekinian

* * *

RUJUKAN

Mahdiduri dan Yadi Ahyadi 2010 Ubrug; Tontonan dan Tuntutan. Dinas Pendidikan Provinsi Banten bekerja sama dengan Lembaga Keilmuan dan Kebudayaan Nimus Institute

Soedarsono, R . M. 1991 Perkembangan Kesenian Kita Menjelang Abad XXI Yogyakarta: ISI Yogyakarta

Tantri Febrianti 2020 Wawancara dari “Eksistensi dan Akulturasi Kesenian Ubrug Dalam Era Globalisasi”. Pandeglang

Tim Penyusun Subdin Kebudayaan. 2003 Profil Seni Budaya Banten.Serang: Dinas Pendidikan Provinsi Banten.

| 80 | Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 Alexander Aleksandre Zai

LOMPAT BATU SEBAGAI SIMBOL TRADISI KEBUDAYAAN SUKU NIAS

Alexander Aleksandre Zai Program Studi Seni Rupa Murni, Fakultas Seni Rupa Dan Desain Universitas Kristen Maranatha, Jl. Surya Sumantri No.65, Bandung-40164 [email protected] +622363140483

ABSTRAK

Tradisi kebudayaan suatu suku menjadi tolak ukur dalam kehidupan masyarakatnya, tradisi itu dijaga dan dilestarikan secara turun temurun, seperti halnya juga salah satu tradisi dari suku Nias yang sudah melekat dan hidup dilingkungan masyarakat dan dilestarikan oleh masyarakat Nias secara turun temurun. Berdasarkan hal tersebut maka permasalahan yang diangkat dalam makalah ini adalah bagaimana tradisi lompat batu Nias yang telah menjadi tradisi secara turun temurun bertahan hingga sekarang. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan studi literatur dan wawancara melalui media online. Hasil dari penelusuran dalam makalah ini adalah bahwa tradisi lompat batu sudah mejadi tradisi yang sudah dipercaya oleh suku Nias sejak lama dan turun temurun wariskan dari generasi kegenarasi selanjutnya, perkembangan zaman yang semakin modern tidak mengubah hilangnya tradisi tersebut masyarakat suku Nias tetap percaya akan tradisi tersebut.

Kata kunci: Kebudayaan, Lompat batu, Nias, Suku, Tradisi.

ABSTRACT

The cultural tradition of a tribe becomes a benchmark in the life of its people, this tradition is guarded and preserved from generation to generation, as is one of the traditions of the Nias tribe that has been attached, and lives in the community and has been preserved by the Nias community from generation to generation. Based on this, the problem raised in this paper is how the tradition of the stone jumping which has been a hereditary tradition has survived until now. The method used is a qualitative method with data collection techniques using literature studies and interviews through online media. The results of the tracing in this paper are that the stone jumping tradition has become a tradition that has been trusted by the Nias tribe for a long time and has been passed down from generation to generation. The development of increasingly modern times does not change the loss of these traditions, the Nias people continue to believe in these traditions.

Keywords: Culture, Rock Jump, Nias, Tribe, Tradition

PENDAHULUAN meter tersebut, dinilai oleh masyarakat suku Nias sebagai Indonesia kaya akan tradisi yang hidup dilingkungan pemuda yang memiliki keberanian, mental yang kuat, dan masyarakat, setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi memiliki tanggung jawab yang besar. Hal itu membuat yang unik serta beragam tradisi tersebut merupakan dirinya dianggap sudah matang dan siap, baik itu untuk warisan budaya yang harus diturunkan dari generasi ke menikah atau menjadi prajurit untuk membela desanya. generasi berikutnya agar kelestariannya tetap terjaga. Walaupun tradisi lompat batu sudah menjadi tradisi bagi Setiap tradisi memiliki makna dan ciri khasnya yang masyarakat Nias, namun tidak semua pemuda di Nias menggambarkan setiap daerah tersebut. Salah satunya dapat melakukan lompat batu, meskipun telah berlatih yaitu Tradisi Lompat Batu di Nias, tradisi ini biasanya selama bertahun-tahun, ada juga yang tidak mampu untuk dilakukan oleh para pemuda dengan cara melompatin menaklukan batu setinggi dua meter lebih tersebut. Mereka tumpukan batu dengan ketinggian dua meter dan tebal percaya bahwa faktor gen sangat menentukan hal tersebut. mencapai 40 cm, hal tersebut dilakukan untuk menujukan Apabila ayah atau kakeknya bisa melakukan lompat batu di bahwa mereka sudah pantas dianggap sebagai pemuda masa mudanya maka bakat tersebut akan secara alamiah dewasa. Pemuda yang mampu melewati batu setinggi dua turun kepada keturunannya. Permasalah yang akan dibahas

Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 | 81 | LOMPAT BATU SEBAGAI SIMBOL TRADISI KEBUDAYAAN SUKU NIAS dalam makalah ini adalah apa makna dari tradisi lompat dalam masyarakat, dan mitos-mitos yang dipercaya oleh batu yang menjadi simbol tradisi masyarakat suku nias? suatu masyarakat. Semua aspek tersebut yang kemudian mengapa suku nias mempercayai tradisi lompat batu harus dipenuhi oleh manusia dalam kehidupannya yang sebagai tempat untuk mengukur kedewasaan dari seorang sekaligus secara spontanitas akan melahirkan kebudayaan laki-laki? atau tradisi. Tradisi adalah persamaan benda material dan gagasan yang berasal dari masa lalu namun masih ada hingga kini dan belum dihancurkan atau dirusak dan METODE diturunkan secara turun temurun dari nenek moyang Metode yang digunakan adalah deskriptif analitis ke anak cucu (Karmadi, 2007). Tradisi diartikan sebagai dengan pendekatan kualitatif bertujuan menganalisis dan peninggalan nenek moyang di masa lalu. Namun demikian, mendeskripsikan data yang diperoleh baik dari berbagai tradisi yang terjadi berulang-ulang bukanlah dilakukan rujukan maupun dari hasil penelusuran kemudian dianalisis secara kebetulan atau disengaja. (Susanti 2016). Dari pemahaman tersebut, maka tradisi dan kebudayaan adalah apapun yang dilakukan oleh manusia secara turun temurun dari setiap aspek kehidupannya yang diturunkan secara turun temurun dari nenek moyang. Upaya HASIL KAJIAN untuk meringankan hidup manusia dalam menjalankan Beberapa penelitian terdahulu terkait makalah ini kebutuhan kehidupannya dapat dikatakan sebagai “tradisi” adalah: Mangaluifauri: antara Tradisi dan Kebutuhan dalam yang berarti bahwa hal tersebut adalah menjadi bagian Masyarakat Nias di sebuah Gunung (Nahdatul Hazmi dari kebudayaan manusia itu sendiri. 2017), Hoho Faluaya Tradisi Lisan Masyarakat Nias di Desa Secara khusus tradisi menurut C.A.van masyarakat Bawömataluo, Kecamatan Fanayama, Kabupaten Nias merupakan sekelompok manusia yang hidup mandiri dan Selatan, Sumatera Utara (Gulo & Hubari, 2011), Budaya berkelompok, tinggal dalam suatu wilayah tertentu dan Lokal sebagai Warisan Budaya dan Upaya Pelestariannya memliki kebudayaan masing-masing, memiliki identitas, (Karmadi AD, 2007). Hasil penelitian di atas difokuskan pada dan berinteraksi dalam suatu hubungan sosial yang tradisi kebudayaan suku nias dan kearifan lokalnya. Data terstruktur. Masyarakat yang hidup berkelompok dan yang diperoleh dengan menggunakan studi literatur, wawancara mempunyai interaksi kebudayaan mewariskannya melalui: melalui media sosial. Data yang diperoleh diolah dengan • Tradisi dan adat istiadat; menggunakan instrumen wawancara yang dirancang • Nasehat dari para leluhur; sesuai dengan kepentingan makalah ini. Metode yang • Membuat suatu peringatan kepada semua anggota digunakan adalah metode kualitatif. Keunggulan makah kelompok masyarakat seperti tugu dan makam atau hal- ini adalah ditulis dengan lengkap dan bertahap dengan hal lain yang dipercaya oleh anggota masyarakayat; dan membahas topik yang berbeda dari penelitian terdahulu. • Anutan terhadap roh-roh serta arwah nenek moyang 1. Tradisi dapat termasuk sejarah lisan sebab meninggalkan bukti Seperti manusia pada umumnya dalam memenuhi sejarah berupa benda-benda dan bangunan yang mereka kebutuhan kehidupannya tentu tidak mengandalkan buat (Seni and Budaya, 2010). kemampuan individunya sendiri dalam menjadikan alam Menurut pengertian yang lebih lengkap bahwa sebagai tempat untuk memenuhi kebutuhan kehidupannya tradisi merupakan kelangsungan hidup masa lalu yang setiap hari. Begitu pula dengan kebudayan masyarakat dipercaya di masa kini yang diturukan secara turun temurun. di mana dapat dikatakan bahwa tradisi atau kebudayaan Kebenarannya nya bahwa masa kini berasal dari masa lalu dari masyarakat tersebut muncul sesungguhnya karena yang yang dibuang dan dilupakan kerena perkembangan keinginan dari manusia itu sendiri dalam memenuhi zaman. Maka tradisi berarti hanya warisan, apa yang benar- kebutuhan hidupnya. Kebutuhan kehidupan manusia itu benar tersisa dari masa lalu. Hal ini sejalan dengan apa misalnya kekerabatan dalam masyarakat, sistem keagamaan yang dikatakan Shils, keseluruhan benda material dan

| 82 | Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 Alexander Aleksandre Zai gagasan yang berasal dari masa lalu namun benar-benar pada fragmen tradisi dan mengabaikan fragmen lainnya. masih ada kini, belum dihancurkan, dirusak, “Tradisi berarti Tradisi akan bertahan dalam kurung waktu tertentu dan segala sesuatu yang disalurkan atau diwariskan dari masa akan hilang bila benda-benda material dibuang dan lalu ke masa kini” (Seni and Budaya, 2010). gagasan-gagasannya ditolak oleh anggota masyarakat dan Adapun pengertian yang lain Tradisi (Bahasa Latin: dapat hidup kembali jika anggota masyarakat menerima traditio, “diteruskan”) atau kebiasaan, dalam pengertian gagasan tersebut lagi setelah lama terpendam. yang paling sederhana adalah kebiasaan yang sudah lama Tradisi lahir melalui dua cara (Religius and dilakukan oleh anggota masyarakat dalam memenuhi Muda, 2018) yaitu: Pertama, lahir secara spontan dan kebutuhan kehidupannya (Gulo, 2011). Hal yang paling tidak diharapkan serta melibatkan rakyat banyak. Hal mendasar dalam trasidisi adalah adanya penyampaian ini sebababkan oleh sesuatu alasan, di mana anggota suatu informasi dari generasi ke genarasi selanjutnya baik masyarakat menemukan warisan sejarah dari nenek itu secara tertulis maupun secara lisan agar keberadaannya moyangnya yang masih belum diketahui oleh banyak orang. dapat diketahui oleh anak cucu. Kecintaan dan kekaguman yang kemudian disebarkan Secara terminologi pengertian tradisi mengandung melalui berbagai cara mempengaruhi rakyat banyak. suatu arti yang tersembunyi tentang adanya kaitan masa Sikap-sikap tersebut berubah menjadi perilaku dalam lalu dengan masa kini. Pengertian ini berhubungan tentang bentuk upacara, penelitian, dan pemugaran peninggalan adanya sesuatu yang diwarskan dari masa lalu ke masa kini purbakala serta menafsir ulang keyakinan lama. Kedua, dan masih di percaya oleh anggota masyarakat. Tradisi muncul memalui mekasnisme paksaan di mana sesuatu menunjukan bagimana anggota masyarakat menjalankan yang dianggap dan dipercayai sebagai tradasi dipilih dan kehidupanya baik dalam kehidupan yang bersifat duniawi dijadikan perhatian umum oleh orang yang berkuasa dalam maupun terhadap hal yang gaib atau keagamaan. suatu kelompok masyarakat tersebut. Dalam suatu masyarakat tradisi menjadi tolak Dua jalan kelahiran tradisi perbedaannya terdapat ukur dalam menjalankan kehidupannya. Tradisi menjadi antara “tradisi asli”, yakni yang sudah ada di masa lalu. pedoman dalam mejalankan hubungan manusia dengan Tradisi buatan lahir ketika adanya salah satu orang dalam manusia lainnya atau hubungan antara satu kelompok masyarakat memahami dan mengenal sejarah kebudayan dengan kelompok lainnya. Misalnya bagaimana manusia masa lalu dan mampu menularkannya kembali kemasa dalam satu kelompok tersebut bertindak terhadap kini dan kepada anggota masyarakat. Lebih sering tradisi lingkungan dan bagaimana manusia tersebut berperilaku buatan ini dipaksakan dari atas oleh penguasa untuk terhadap alam. Hal ini berkembang menjadi suatu sistem mencapai tujuan politik mereka. Setalah terbentuk, tradisi yang memiliki pola dan norma dan sekaligus juga mengatur akan mengalami perubahan. Perubahannya dapat terlihat penggunaan sanksi dan ancaman terhadap pelanggaran dan dalam jumlah penganut dari tradisi tersebut. Perubahan penyimpanga yang dilakukan. Tradisi sebagai kepercayaan lain yang akan muncul dalam tradisi tersebut adalah dan sebagai sistem budaya, memberikan nilai-nilai dalam perubahan kadar tradisi, lambat laun, gasasan, nilai, dan bertingkah laku dalam suatu kelompok masyarakat. simbol di dalam tradisi tersebut akan dipertanyakan 2. Lahirnya Tradisi dalam Masyarakat keberadaanya oleh anggota masyarakat. Perubahan tradisi Dalam arti sempit tradisi adalah beberapa benda juga dapat disebabkan oleh bentroknya antara tradisi material yang langka dan gagasan yang diberi makna yang satu dengan tradisi lainnya karena kebudayaan yang khusus oleh nenek moyang yang berasal dari masa lalu berbeda. (Studi dkk. 2017). Tradisi mengalami sedikit perubahan 3. Fungsi Tradisi karena perkembangan zaman. Tradisi lahir disaat tertentu Menurut Shils “Manusia tak mampu hidup tanpa ketika orang menetapkan perasaan aktual yang harus tradisi meski mereka sering merasa tidak puas terhadap segera salurkan agar tidak tinggal terlalu lama dari tradisi mereka”. Maka Shils Menegaskan, suatu tradisi itu warisan masa lalu sebagai tradisi. Tradisi akan mengalami memiliki fungsi bagi masyarakat antara lain: Menurut klise perubahan ketika orang memberikan perhatian khusus dinyatakan, tradisi merupakan kebijakan yang diturunkan

Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 | 83 | LOMPAT BATU SEBAGAI SIMBOL TRADISI KEBUDAYAAN SUKU NIAS secara turun temurun (Religius and Muda 2018). Tepatnya dalam pemahaman, kepercayaan, norma, serta nilai yang Sejarah lompat batu Nias kita anut saat ini dan di dalam benda yang diciptakan Tradisi yang sudah dipercaya dari zaman nenek manusia di masa lalu. Tradisi juga menyediakan fragmen moyang, menurut sejarahnya (Syuaib Intan and Nasruddin, peninggalan historis yang kita pandang berguna dan 2019) tradisi Lompat Batu ini muncul karena kebiasaan bermanfaat. Tradisi semacam onggokan atau gagasan dan masyarakat suku Nias. Pada saat itu, setiap kampung yang material yang dapat digunakan anggota masyarakat dalam berperang mempunyai bentengnya masing-masing untuk tindakan dimasa kini untuk membangun masa depan. menjaga wilayah mereka. Sehingga untuk menyerang, 4. Tradisi dan Kesenian Tradisional dibutuhkan kekuatan khusus untuk melompati benteng Tradisi dan budaya merupakan beberapa hal yang tersebut. Mereka kemudian membuat tumpukan batu menjadi sumber dari akhlak dan budi pekerti (Studi, Bahasa, yang digunakan untuk melatih fisik mereka, terutama and Mada, 2016). Tradisi merupakan suatu gambaran sikap ketangkasan dalam melompat. Seiring dengan berakhirnya dan perilaku manusia yang telah berproses dalam waktu perang tersebut, lompat batu ini masih dilakukan oleh lama dan dilakukan secara turun- temurun dimulai dari masyarakat Nias hingga menjadi suatu tradisi. Tradisi nenek moyang. Secara formal, budaya diartikan sebagai ini kemudian berkembang menjadi ritual atau media tatanan pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, nilai bagi para pemuda untuk menunjukan bahwa dia sudah sikap, makna, hierarki agama, waktu, peranan, hubungan dewasa (Gulo, 2012). Namun perlu diketahui, bahwa tradisi ruang, konsep alam semesta (Bahar and Teng, 2017). Objek- ini tidak dilakukan semua masyarakat Nias, dan hanya objek berupa materi yang diperoleh dari sekelompok besar dilakukan oleh kampung-kampung tertentu saja. Walaupun orang dari generasi ke generasi melalui usaha individu dan begitu, karena keunikannya tradisi lompat batu ini mulai kelompok. Di Indonesia sendiri terdapat berbagai macam dikenal masyarakat luas dan menjadi simbol budaya bagi tradisi dan budaya. Suku dan ras yang berbeda juga dapat masyarakat Nias. menciptakan tradisi dan budaya yang berbeda. Maka kesenian tradisional dapat diartikan sebagai Fungsi dan Makna Tradisi Lompat Batu kesenian masa lalu yang diciptakan oleh nenek moyang Tradisi lompat batu Sebagai media untuk melakukan yang diturunkan secara turun temurun dari generasi ke atraksi di mana dilakukan oleh para pemuda dengan tujuan kegenerasi dan sampai sekarang masih dijalankan atau untuk menunjukan mereka sudah dewasa secara fisik, dimainkan oleh masyarakat (Religius and Muda, 2018). selain itu, tradisi ini juga bisa menjadi media untuk menguji Kasim Achmad dari Direktorat Kesenian Departemen ketangkasan dan kejantanan para pemuda masyarakat Pendidikan dan Kebudayaan mendefinisikan kesenian Nias (Gulo, 2011). Masyarakat suku Nias mempercayai tradisional sebagai suatu bentuk seni yang bersumber dan tradisi lompat dimaknai sebagai proses pendewasaan berakar serta telah dirasakan sebagai milik sendiri oleh para lelaki, selain itu juga dapat membentuk karakter masyarakat lingkungannya. Pengolahannya didasarkan yang kuat dan tangkas dalam menjalankan kehidupannya atas cita-cita masyarakat pendukungnya. Hasil kesenian sehari-hari. Apabila seorang pemuda bisa melakukannya tradisional biasanya diterima sebagai tradisi, pewarisan secara sempurna, maka akan menjadi suatu kebanggaan yang dilimpahkan dari angkatan tua kepada angkatan baginya dan keluarganya, karena tidak semua pemuda muda. Sedangkan kesenian non-tradisional dalam beberapa bisa melakukan hal tersebut secara langsung dan harus bidang seni sering disebut kesenian modern yaitu suatu membutuhkan latihan yang keras dan waktu yang cukup bentuk seni yang penggarapannya didasarkan atas cita lama untuk melakukannya. Untuk melakukan tradisi lompat rasa baru di kalangan masyarakat pendukungnya (Seni and batu ini sangat beresiko tinggi, sehingga tidak jarang Budaya, 2010). Cita rasa baru ini umumnya adalah hasil mereka yang berhasil. Jika mereka berhasil maka keluarga pembaruan atau penemuan (inovasi atau sebagai akibat mereka akan merayakannya dengan syukuran adat, yaitu adanya pengaruh dari luar dan bahkan sering pula ada dengan mengundang anggota masyarakat sebagai bukti yang bersumber dari cita rasa “Barat”). dari keberhasilannya tersebut.

| 84 | Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 Alexander Aleksandre Zai

Gambar 1. Lompat batu Nias (Sumber: https://museumnusantara.com) Waktu dan Tempat Pelaksanaan Tradisi Lompat Batu Proses Pelaksanaan tradisi lompat batu ini biasanya diadakan pada waktu yang telah disepakati dan ditentukan oleh anggota masyarakat dan pemimpin adat di mana akan diikuti oleh pemuda yang sudah beranjak dewasa (Gulo, 2012). Untuk tempat pelaksaanaan tradisi lompat batu ini dilakukan ditempat khusus yang sudah disediakan sebelumnya oleh anggota masyarakat. Biasanya tempatnya telah didoakan oleh ketua adat supaya roh-roh jahat tidak masuk dan tidak mengganggu para pemuda yang akan hendak melakukan tradisi lompat batu. Biasanya setiap kampung yang sering melakukan tradisi ini memiliki tempat tersendiri yang digunakan secara turun temurun. dapat disimpulkan bahwa tradisi lompat batu di Nias Tempat tersebut ditandai dengan batu setinggi meter dan masih terus dijaga dan dilestarikan hingga saat ini. Namun, ketebalan 40 cm yang nantinya dilompati para pemuda. seiring berjalannya waktu tradisi tersebut sudah bukan menjadi syarat untuk mengikuti peperangan dan syarat Pelaksanaan Tradisi Lompat Batu untuk menikah atau pun syarat membentuk keluarga bagi Proses pelaksanaan tradisi lompat batu biasanya kaum laki-laki, sebab awal dari tujuan masyarakat suku dihadiri oleh anggota masyarakat setempat. Kemudian nias melakukan tradisi ini untuk persiapan peperangan, para peserta bersiap dengan menggunakan baju pejuang dan menguji ketangkasan dari seorang laki-laki melainkan Nias menunggu waktunya masing-masing. Kemudian menjadi salah satu simbol budaya masyarakat Nias yang para peserta bersiap. Saat sudah gilirannya, peserta diturunkan dari generasi kegenarasi berikutnya dan dijaga akan mengambil ancang-ancang yang tidak terlalu jauh. keberadaannya hingga saat ini. Kemudian berlari kencang dan menginjakkan kaki pada sebongkah batu sebagai tumpuannya, lalu melompat ke * * * udara dan melewati batu besar setinggi dua meter tersebut. Saat melompat, peserta tidak boleh sampai menyentuh RUJUKAN batu besar tersebut, apabila menyentuh maka dia belum Bahar, H. Muhammad, and Akkase Teng berhasil. 2017 Filsafat Kebudayaan Dan Sastra (Dalam Perspektif Sejarah).” 5(1):2354–7294. Nilai-Nilai dalam Tradisi Lompat Batu Tradisi Lompat Batu ini tidak hanya sekedar Gulo, Adil Niat permainan maupun upacara biasa, namun juga memiliki 2012 Degradasi Budaya Dalam Upacara Perkawinan nilai-nilai khusus yang ada didalamnya, terutama nilai Masyarakat Nias di Denpasar. Kajian Budaya kehidupan, nilai budaya, nilai kebersamaan (Nias and Universitas Udayana 1(1):52–61. Labuah, 2017). 1. Nilai Kehidupan Gulo, Hubari 2. Nilai Budaya 2011 Hoho Faluaya Tradisi Lisan Masyarakat Nias di Desa 3. Nilai Kebersamaan Bawömataluo, Kecamatan Fanayama, Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara: Analisis Teks dan Struktur Musik. KESIMPULAN Dari pembahasan makalah ini, secara keseluruhan

Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 | 85 | LOMPAT BATU SEBAGAI SIMBOL TRADISI KEBUDAYAAN SUKU NIAS

Karmadi, AD. 2007 Budaya Lokal Sebagai Warisan Budaya Dan Upaya Pelestariannya. Makalah disampaikan pada Dialog ….

Nias, Masyarakat, and D. I. Labuah 2017 MANALUIFAURI: Antara Tradisi Dan Kebutuhan Dalam Masyarakat Nias Di Labuah Gunuang. Nahdatul Hazmi.” 6(2):158–68.

Religius, Jiwa, and Generasi Muda 2018 “No Title.” Tradisi Memaos Sebagai Media Edukatif Untuk Membangun Jiwa Religius Generasi Muda ii:97–111.

Syuaib Intan, Muhammad Fadhlan, and Nasruddin 2019 ‘OMO HADA’ Arsitektur Tradisional Nias Selatan Diambang Kepunahan. Kalpataru 27(2):105. doi: 10.24832/kpt.v27i2.458.

| 86 | Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 Alisha Sugianto

TEKNOLOGI DIGITAL DALAM KARYA SENI KONTEMPORER VIDEO MAPPING SEMBILAN MATAHARI DI INDONESIA

Alisha Sugianto Program Seni Rupa Murni, Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha Jl. Surya Sumantri No.65, Bandung-40164 E-mail: [email protected] / 081290995443

ABSTRACT

Digital technology is developing rapidly in the 21st century, especially in Indonesia, which has a strong influence in the arts, just as Indonesian contemporary art also experienced development. The emergence of fully automated and sophisticated digital technology encourages artists to create works of art beyond their limits compared to those created by traditional ones. This research process is to identify Indonesian artist who involve new media arts to explore the potential of digital technology as a tool for creating contemporary artworks using video mapping techniques. Discussion of the works of art uses the literature study method from various discourse sources, including two contemporary Indonesian artworks entitled “Constellation Neverland 2.0” and “Kala Kini Nanti” by Sembilan Matahari. The results of the study show a comparison of the aspects of the similarities and differences in the process of creating art works by Indonesian artists implementing the same video mapping techniques.

Key Words: Contemporary Art, Digital Technology, Indonesian Artist, New Media Art, Video Mapping.

PENDAHULUAN mungkin (Mell & Grance, 2011). Inovasi digital mendorong Istilah seni kontemporer biasanya mengacu pada era transformasi digital menjadi semakin canggih, ketika definisi seni yang diciptakan setelah masa Perang Dunia informasi diubah menjadi bentuk sederhana yang berupa Dua, sebagai penjelasan yang lazim digunakan oleh kritikus angka biner 1 dan 0 bantuan alat digital berupa komputer. seni, kurator, dan guru. Seni kontemporer dianggap sebagai Proses tersebut dinamakan digitalisasi, untuk mengonversi seni yang avant-garde (Marder, 2012). Istilah seni rupa material yang diciptakan di dalam format lain, mereduksinya kontemporer di dunia menimbulkan perdebatan, karena menjadi angka 1 dan 0 (Swain & Panda, 2009). New Media tidak ada ciri khusus untuk menunjukkan pada bentuk Art atau dalam Seni Media Baru didefinisikan sebagai salah seni yang baku. Istilah seni kontemporer lebih dikenal satu genre seni yang diciptakan dengan bantuan teknologi sebagai seni modern. Persentuhan seni rupa Indonesia canggih yang baru (Pereira, 2015). Seni media baru dengan seni rupa modern terbatas pada corak, gaya, dan mengubah pemahaman seni tentang estetika dan juga prinsip estetika tertentu (Jim Supangkat dalam Dharsono, gaya hidup. Karakteristiknya berbeda dari seni tradisional, 2004, hlm. 224). Abad ke-21 adalah puncak perkembangan ekspresi seni media baru bukan sebagai teknologi tetapi revolusi digital yang sukses membuka peluang bagi bentuk seni yang berkembang dari teknologi. Pada saat seniman muda di Indonesia, teknologi digital mulai yang sama, estetika seni media baru muncul karena subjek, terintegrasi ke dalam seni Indonesia sebagai trend anak objek, dan lingkungan mengadaptasi perubahan baru muda. Dunia terus berputar, apa yang dianggap baru hari (Guo dkk., 2014). Skala perambahan media dan teknologi ini akan segera menjadi bagian dari sejarah (Rani, 2018). baru-baru ini ke dalam lingkungan kerja dan proses kerja Kemampuan teknologi digital diminati masyarakat karena diiringi pergolakan yang jauh lebih besar daripada pada serba otomatis, dengan fasilitas komputasi awan (cloud zaman sekarang dan memengaruhi bidang seni yang luas computing), memungkinkan untuk akses ke dalam jaringan (Grau, 2003, hlm. 1). Edward A. Shanken (2011) mengatakan, komputer yang tersedia di manapun dengan mudah dan media baru tidak hanya menawarkan kemungkinan yang diakses secara cepat sebagai upaya pengelolaan seminimal lebih luas untuk seni tetapi juga menawarkan wawasan

Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 | 87 | TEKNOLOGI DIGITAL DALAM KARYA SENI KONTEMPORER VIDEO MAPPING SEMBILAN MATAHARI DI INDONESIA berharga tentang aplikasi estetika dan implikasi sosial dari Gambar 1. Kala Kini Nanti – Instalasi digital Sembilan Matahari (Sumber: www.merdeka.com) sains dan teknologi. Video mapping adalah seni dimana sejumlah proyektor bekerja sama di atas sebuah permukaan datar maupun bersudut untuk menciptakan tampilan visual yang menakjubkan, dengan teknik pemetaan yang mampu menciptakan menciptakan proyeksi ilusi fantastis dan lingkungan yang imersif (Pennington, 2018).

METODE Metode untuk dalam memperoleh data menggunakan pendekatan penelitian secara kualitatif. fauna atau flora fantasi juga astrofotografi. Warna yang Metode penelitian bertujuan untuk menafsirkan makna dominan ungu, biru, kuning, dan merah muda. Karya dan atau menjelaskan sebuah fenomena agar masuk merupakan kolaborasi digital antara Sembilan Matahari akal berdasarkan pengertian dari narasumber (Denzin & Art Space, EPSON, dan Motiviga. Hanya berupa animasi Lincoln, 2005, hlm. 3). Kedua adalah pendekatan deskriptif, visual 2D. Menggunakan warna yang cerah dan kontras. hasil yang terhimpun di jelaskan secara deskriptif dengan Efek visual animasi untuk kesan imersif dan juga sistem rinci. Data penelitian di dapat dari hasil riset studi pustaka. suara yang menghasilkan ilusi 8D. Dunia fantasi tidak Metode ini berupaya menjelaskan dan menggambarkan dapat di replikasi ke dalam dunia nyata, karena merupakan secara fakta karakteristik objek atau subjek yang diteliti hasil olah imajinasi manusia karya ini membawa dunia untuk mendekati sebuah kebenaran. Metode kualitatif imajinasi menjadi kenyataan sebagai bentuk pelarian dari deskriptif digunakan untuk memperoleh data yang di dari dunia nyata. Dengan teknologi yang canggih, dunia nyata hasil studi pustaka dari berbagai sumber di internet, dari dan dunia fantasi pun menjadi lebur, selain hanya dari jurnal hingga laman web yang valid agar dapat menggali visualnya ada juga sound system yang menciptakan ilusi berbagai informasi dengan tujuan menjawab permasalahan suara 8D. Karya hasil kolaborasi yang modern dan canggih, utama. Metode kritik seni terdiri dari deskripsi, analisis, mengangkat tema tentang keagungan alam, tujuan utama interpretasi, dan evaluasi. Metode tersebut digunakan instalasi ini sebagai hiburan, karena letaknya galeri ini sesuai dengan langkah yang berurutan, sehingga dibuat berada di sebuah tempat perbelanjaan. Pengunjung tidak dengan uraian yang menyeluruh dan akurat karena dapat berinteraksi secara langsung dengan karya nya tetapi merupakan dasar dari semua aspek kritik lainnya; penilaian seolah-olah berada di dalam ruangan virtual tersebut, dan opini harus sampai proses observasi telah selesai maka cocok instalasi ini menjadi spot untuk berswafoto. (Feldman, 1992, hlm. 487). B. Constellation Neverland 2.0 (2020) Karya seni kontemporer yang menggunakan teknik

HASIL KAJIAN video mapping, juga 2D dan 3D yang dihadirkan secara A. Kala Kini Nanti (2020) ‘immersive’ dengan ukuran yang besar di sebuah gudang Sebuah instalasi seni digital yang menghadirkan kosong. Enam buah proyektor untuk memvisualisasikan dunia imajinasi virtual menggunakan teknik video mapping. animasi yang bertemakan kosmos dan astrofotografi. Ditempatkan dalam ruangan tertutup berukuran 200 m2. Pengembangan karya instalasi ini memanfaatkan material Ada lima layar yang dapat dipandang dari berbagai sisi (360 seperti dakron untuk jadi awan dan kardus bekas sebagai derajat). Tiap sisi menampilkan video yang dipancarkan penyangga pijakan, dengan nuansa biru muda, ungu, biru oleh proyektor cahaya ke permukaan tembok sekitarnya tua, hijau, dan juga pink. Elemen yang menjadi titik utama turut diiringi musik dengan sound system untuk ilusi 8D. perpaduan antara bentuk 3D dan 2D untuk memberikan Gambar berganti tiap lima menit, yang menampilkan kesan ruang yang kuat warna yang cerah dan kontras.

| 88 | Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 Alisha Sugianto

Gambar 2. Constellation Neverland 2.0 - membuka peluang bagi seniman muda atau tua untuk Instalasi digital Sembilan Matahari (Sumber: www.merdeka.com) menghasilkan karya yang baru dan terjangkau masyarakat luas. Seni media baru menciptakan karya seni dengan estetika yang berbeda, seni tradisional berada di aliran mainstream yang ketika dikombinasikan dengan teknologi menjadi sebuah kebaruan (novelty).

* * *

RUJUKAN Memadukan sebuah dunia imajinasi di atas awan untuk Denzin, N. K., & Lincoln, Y. S. dirasakan oleh pengamat. Dunia fantasi yang tidak mampu 2005 The Sage Handbook Of Qualitative Third Edition. In dicapai oleh akal manusia. Oleh karena itu, teknologi N. K. Denzin & Y. S. Lincoln (Eds.), SAGE Publications memiliki peran sebagai penghubung imajinasi dan (3rd ed.). Sage. ation/40910531_An_Overview_of_ realitas. Mengangkat tema yang keagungan langit dalam Digitization_of_Information_Resources area kecil, menghasilkan ilusi ruang yang fantastis dan Feldman, E. B., & Berleant, A. unik, visualisasinya yang realis dan teknik video mapping 1992 Varieties of Visual Experience: Art as Image and mendorong lebih jauh dengan adanya elemen 3D. Hasil Idea(J. Greenspun (ed.); 4th ed., Vol. 8, Issue 1). H.N. komparasi kedua karya seni menggunakan teori Kritik Abram. Seni Feldman, kedua karya menunjukkan perbedaan dan persamaan. Kesamaan karya yang diciptakan oleh kelompok Grau, O. seniman Sembilan Matahari dilihat dari sisi penggunaan 2003 Introduction: Virtual art: from illusion to immersion. teknologi digital dengan teknik Video Mapping dan In Virtual art: from illusion to immersion animasi dengan lingkungan dan objek alam sebagai tema (p. 23). The MIT Press. http://sites.uci.edu/ keseluruhan. Warna yang dimunculkan dominan kontras summerart12a/files/2018/06/Oliver-Grau- dan cerah seperti biru dan ungu. Konsep dari kedua karya Virtual-Art-From-Illusion-to-Immersion.pdf adalah merealisasikan dunia imajinasi ke dalam dunia nyata melalui teknologi digital. Perbedaan dari kedua karya Guo, Y., Wang, D., & Cui, W. seni instalasi adalah penggunaan alat pendukung, material 2014 The Study of New Media Art Aesthetic. Proceedings bekas seperti dakron juga kardus dan sound system of the International Conference on Education, canggih. Perbedaan luas area yang digunakan, dan tujuan Language, Art and Intercultural Communication, karya instalasi tersebut diciptakan. 451–453. https://doi.org/10.2991/icelaic-14. 2014.113 KESIMPULAN Teknologi membuka peluang bagi seniman muda Kartika, S. D. maupun tua untuk menghasilkan karya yang dapat 2004 Seni Rupa Modern. In Rekayasa Sains (1st ed.). dijangkau masyarakat. Banyak masyarakat yang belum Rekayasa Sains. https://doi.org/10.36456/b. sepenuhnya familiar dengan teknologi digital, karena nusantara.ol2.no1.a1715 minimnya pengetahuan dan tidak semua teknologi digital Marder,K. dapat dijangkau oleh masyarakat di Indonesia. Media seni 2012 Understanding Contemporary Art. https://www. dapat menjadi wadah ilmu yang mengenalkan masyarakat aristos.org/aris-12/contemporaryart.htm terhadap teknologi. Perlahan seni media baru dapat membuka pengetahuan terhadap teknologi digital di masa Mell, P. M., & Grance, T. modern, seni media baru menjadi wadah. Teknologi juga 2011 The NIST definition of cloud computing. Public

Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 | 89 | TEKNOLOGI DIGITAL DALAM KARYA SENI KONTEMPORER VIDEO MAPPING SEMBILAN MATAHARI DI INDONESIA

Cloud Computing: Security and PrivacyGuidelines, 3. https://doi.org/10.6028/NIST.SP.800-145

Pennington, A. 2018 What Is Projection Mapping? https://newsandviews. dataton.com/what-is-projection-mapping

Pereira, L. 2015 Why Is It so Difficult to Define New Media Art? https://www.widewalls.ch/magazine/new-media- art-definition

Rani, A. 2018 Digital Technology : It’s Role In Art Creativity. Journal of Commerce & Trade, XIII, 5. https://doi. org/10.26703/jct.v13i2-9

Shanken, E. 2011 New Media, Art-Science, and Contemporary Art: Towards a Hybrid Discourse? Artnodes, 11, 14. https://doi.org/10.7238/a.v0i11.1212

Swain, D. K., & Panda, K. C. 2009 An Overview of Digitization of Information Resources. XXVII All India IASLIC Conference on Library/ Information Users in Digital Era, 7. https://www. researchgate.net

| 90 | Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 Adini Futy

BONEKA “MENONG” SEBAGAI IKON PURWAKARTA

Andini Futy Program Studi Seni Rupa Murni Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Budaya Indonesia Bandung Email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana perkembangan dan proses penciptaan serta makna dan nilai- nilai budaya tradisi khususnya tradisi kerajinan keramik. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Objek penelitian ialah kerajinan Boneka Menong yang dibuat di Kec. Plered Desa Raya Anjun. Penelitian ini difokuskan pada Boneka Menong sebagai Ikon dari Kabupaten Purwakarta yang diproduksi oleh beberapa pengrajin keramik Plered. Data diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses penciptaan Boneka Menong ialah hasil dari sebuah pengalaman yang masing-masing memiliki makna pada suatu aksesoris yang digunakan. Dan Menong ini memiliki nilai fungsi yang diambil dari salah satu kerajinan keramik berupa kendi, juga memiliki nilai estetis yang dilihat dari bentuk maupun maknanya.

Kata kunci: Boneka Menong, Makna, Nilai, Keramik

ABSTRACT

This study aims to describe how the development and process of creation as well as the meaning and values of traditional culture, especially the ceramics tradition. This research is a qualitative descriptive study. The object of research is the Menong Doll craft made in the district. Plered Desa Raya Anjun. This research focuses on the Menong Doll as an icon of Purwakarta Regency which is produced by several Plered ceramic craftsmen. Data obtained through observation, interviews, and documentation. The results of this study indicate that the process of creating the Menong Doll is the result of an experience, each of which has meaning in the accessories used. And this Menong has a function value taken from one of the ceramic crafts in the form of a jug, it also has an aesthetic value seen from its shape and meaning.

Keywords: : Traditional Arts, Tapis, Existence.

PENDAHULUAN peralatan rumah tangga saja, tetapi peningkatan kualitas Karya Seni tradisi yang masih ada sampai saat ini, produk terjadi pada tahun 1978. Para pengrajin saat itu salah satunya, yaitu kerajinan keramik. Keramik sudah mampu mengubah jenis produksi dari peralatan rumah banyak dikenal di berbagai Negara, bahkan hampir semua tangga menjadi keramik hias dan kerajinan yang memiliki Negara memiliki benda yang berbahan baku tanah liat. nilai fungsi dan nilai estetis. Salah satu kerajinan hias yang Tidak heran jika ditemukannya peninggalan-peninggalan menjadi ikon plered yaitu “Boneka Menong”. keramik dari masa lampau yang sudah diwariskan dengan Boneka Menong merupakan boneka kerajinan hias cara turun-temurun. Keramik juga sudah banyak dikenal di berbahan dasar tanah liat yang pertama kali dibuat pada Indonesia, salah satunya yaitu keramik di daerah Plered tahun 1980-an oleh salah satu pengrajin desa Anjun Kabupaten Purwakarta. bernama Yanto. Hal yang menarik dari kerajinan Menong Seni tradisi keramik pada Kecamatan Plered juga dapat dilihat dari hiasan pakaian dan aksesoris khususnya desa Raya Ajun sudah dikenal sebagai kawasan yang digunakannya. Maka Menong ini memiliki Makna industri keramik. Saat itu keramik yang di produksi berupa Simbolik dan memiliki niali fungsi dan nilai estetis. Dalam

Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 | 91 | BONEKA “MENONG” SEBAGAI IKON PURWAKRTA kajian Darminto (dalam Heryati dkk, 1987: 2) menyatakan sentra keramik tertua dibandingkan dengan sentra lainnya, bahwa seni tradisional memiliki kekhasan tersendiri, yakni seperti Malang, Lombok, dsb. Keramik Plered mengandung nilai-nilai estetik, dan disebut dengan seni ini juga sudah melahirkan 4 generasi, dari mulai seni tradisi kriya, seni kriya ini adalah seni terapan yang diciptakan sampai seni modern”. Dalam perkembangannya, kerajinan dengan kesadaran dan keindahan untuk di pergunakan keramik saat ini tidak lagi hanya perkakas rumah tangga dalam kehidupan sehari-hari. saja, tetapi kerajinan keramik plered saat ini sudah banyak menghasilkan kerajinan hias atau souvenir, salah satunya yang berkembang adalah kerajinan boneka “Menong”. METODE Menong di plered pertama kali dibuat pada tahun Berdasarkan pada permasalahan yang ada dan 1980, oleh salah satu pengrajin keramik plered bernama agar penelitian ini berjalan dengan lancar, maka bentuk Yanto. Menong diciptakan dari hasil Pengalaman Yanto penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. semasa ia merantau ke beberapa daerah di Indonesia. (Moleong, 2005: 4) mendefinisikan metode kulalitatif Ia menyimak ornamen pakaian adat daerah juga sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data mamadukannya dengan karakteristik sosial budaya deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang- Purwakarta sebagai tanah kelahirannya, maka terciptalah orang dan perilaku yang dapat diamati. Dalam penelitian boneka Menong yang banyak disebut masyarakat sebagai kualitatif metode yang biasanya dimanfaatkan adalah Menong “Nasional”. wawancara, pengamatan, dan pemanfaatan dokumen. Seiring dengan perkembangannya, Menong di Sumber data yang digunakan ialah data primer dan modifikasi oleh pengrajin keramik Plered yaitu Bram sekunder. Data primer merupakan data penelitian yang Creative. Mereka memodifikasikan Menong dengan karakter dihasilkan oleh seseorang yang mengetahui bagaimana wayang yang merupakan saran dari Bupati Purwakarta sejarah perkembangan Keramik Plered. Maka, penulis sendiri yaitu Dedi Mulyadi pada tahun 2014. Namun untuk melakukannya dengan cara wawancara. Data sekunder Menong ini memiliki karakter dua muka. Kerajinan ini diberi merupakan data yang diperoleh dari sumber lain, berupa nama Menong “Diyangta”, sehingga kerajinan ini resmi buku-buku atau literatur-literatur yang relevan. menjadi souvenir khas Purwakarta, bahkan sudah menjadi Teknik pengumpulan data menggunakan teknik Ikon Purwakarta sendiri. Jika dilihat dari kerajinan Menong observasi yaitu teknik yang dipakai untuk mengumpulkan terdapat aksesoris yang diambil dari berbagai daerah di data dengan cara melihat dan mendengar, wawancara yaitu Indonesia dan Jawa Barat, sehingga kerajinan ini memiliki teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab antara makna simbolik yang ditinjau dari bentuk maupun warna. peneliti dan narasumber, dan dokumentasi diperlukan Menong Nasional ini memiliki wajah yang untuk melengkapi hal-hal yang kurang cukup, berupa menggambarkan wanita cantik dengan warna kuning dokumen atau catatan tersimpan. langsat, bibir yang tipis dan alis panjang. Hal ini mencerminkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki paras yang cantik dan anggun. Terdapat mahkota siger yang PEMBAHASAN berasal dari daerah Lampung yang merupakan simbolisasi Sentra Keramik Plered berada di Kabupaten sifat feminism. Purwakarta tepatnya di Desa Raya Anjun, yang memiliki Bunga kamboja yang disematkan pada telinga penari sekitar 200 unit dan 3000 pekerja.Dalam hasil wawancara pendet atau legong Bali menjadi simbolisasi keabadian pada 15 November 2020 di UPTD Litbang Keramik dan melambangkan segala sesuatu yang bersifat positif. Plered, Jujun Junaedi selaku narasumber menjelaskan, Begitu juga dengan bunga melati yang dibilang sebagai bahwa“Sejarah keramik plered ini sudah ada sejak masa bunga nasional Indonesia memiliki makna yang berkesan penjajahan Belanda sekitar tahun 1795. Dan pembuatan lembut dan sederhana. Motif pakaian juga berasal dari kerajinan keramik di Plered sendiri sudah menjadi turun- pakaian tradisional suku dayak atau Ta’a yang merupakan temurun yang dimulai sejak tahun 1904 dan menjadi simbolisasi dari pemersatu.Dalam Menong juga terdapat

| 92 | Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 Adini Futy

Gambar 1. Menong Gambar 2. Menong Diyanta (Sumber:Infopwk, 2014) (Sumber: Andini Futty, 2020)

rumbai tali serat yang menyerupai rok tradisional . yang menyimbolkan sifat manusia baik dan buruk. Putih Menong Nasional menggunakan warna seperti menyimbolkan kesucian dan kejujuran sifat manusia yang Merah yang menyimbolkan sikap hidup dengan ketegasan baik dan positif. Kuning emas menyimbolkan kemakmuran berprilaku, bertindak, dan berpikir. Kuning menyimbolkan dan sifat ceria. Menong sendiri memiliki nilai fungsi yang keagungan dan kekayaan. Putih menyimbolkan kesucian diambil tempat menyimpan air yaitu kendi Dimana kendi hati dan pemersatu. Hitam menyimbolkan keteguhan dan ini merupakan benda yang sangat dibutuhkan oleh manusia keabadian. hidup maupun mati. Untuk menambah nilai jual, salah satu Menong Diyangta memiliki 2 wajah yang pengrajin keramik Plered memodifikasi sebagai kerajinan menyimbolkan sifat baik atau jahat.Anting ikat yang yang memiliki nilai fungsi dan hias, juga memiliki nilai menghiasi bagian kepala melambangkan persatuan estetis yang dilihat dari media tanah liat, bentuk visual dan kesatuan yang mengikat masyarakat Purwakarta. karya, tema dan konsep yang dihadirkan hingga pesan atau Bagian mahkota, terdapat simbol bunga melati yang makna dibalik sebuah keramik. melambangkan putih dan suci. Dibawahnya terdapat lambang galuh pakuan yang artinya, perasaan hati atau jiwa yang teguh dan konsisten terhadap kewibawaan KESIMPULAN budaya sunda. Sembilan titik yang terdapat pada bagian Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa seni Tradisi mahkota menyimbolkan sembilan langkah program kerja masih melekat dan berkembang sampai sekarang, salah pemerintahan Kab. Purwakarta. Pada bagian depan dan satunya di Kab. Purwakarta khsusnya Desa Raya Anjun belakang terdapat gapura yang diberi nama “Indung Kec. Plered. Seni tradisi ini berupa kerajinan keramik yang Rahayu”. Gapura ini memiliki makna, dimana ibu ialah akar menjadi sumber mata pencaharian masyarakat Plered, kemuliaan hidup. Manusia akan memperoleh kemuliaan dan menjadi salah satu ikon kabupaten Purwakarta juga manakala dirinya memperoleh pengampunan dariibunya. menjadi suatu kebanggaan dari sekian kerajinan yang ada di Dibagian samping terdapat simbol mahkota Binokasih, wilayah pemerintah Jawa Barat. Juga sebagai sarana dalam sebagai perlambangan busana seseorang yang dimuliakan. memajukan kebudayaan lokal yang berkesinambungan Dibawahnya terdapat sepasang kujang kembar sahate, dengan Undang-Undang yang memiliki makna bahwa manusia hakikatnya memiliki kembaran dalam batinnya sendiri, yang membuat suasana hati identik dengan pola tindak manusia dalam realitas. * * * Menong Diyangta menggunakan warna, seperti hitam

Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 | 93 | BONEKA “MENONG” SEBAGAI IKON PURWAKRTA

RUJUKAN Prawira, Alpiandi. 2017, Menong: Boneka Keramik Dari Purwakarta Wujud Ragam Budaya Nusantara. Purwakarta. Rosadi, H. 2018, Keramik Plered, Purwakarta, Jawa Barat Riwayatmu Kini. Jakarta: Universitas Trisakti.

| 94 | Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 Bintang Gumilar PERUBAHAN FUNGSI KESENIAN ONDEL-ONDEL PADA ERA MODERN

Bintang Gumilar Program Studi Seni Rupa Murni Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Budaya Indonesia Bandung Email: [email protected]

ABSTRAK

Perkembangan zaman semakin hari semakin pesat, tak hanya lingkungannya yang berkembang namun juga kesenian budaya ikut berkembang, salah satu nya Kesenian Ondel Ondel, kesenian Ondel Ondel dizaman sekarang mengalami perubahan fungsi, hal tersebut tidak menyimpang mencari nafkah dengan mengamen. Ondel Ondel tidak salah, namun yang menyimpang ketika ada beberapa oknum Ondel Ondel yang mengamen atau meminta minta dengan cara yang salah atau kurang baik.hal tersebut secara tidak langsung meresahkan masyarakat,yang dulu nya Ondel Ondel sebagai kesenian yang memiliki fungsi penolak bala, pengusir wabah penyakit, dan juga pengusir roh nenek moyang kini berbalik menakut nakuti warga dengan cara meminta nya meresahkan ketika mengamen yang harus nya menjadi hiburan namun menjadi ketakutan,oleh karena itu penelitian ini dibuat sebagai pengetahuan bagaimana sejarah kesenian Ondel Ondel pada awalnya kemudian dapat mengetahui bagaimana kesenian tersebut dan juga mencari tahu bagaimana perkembangan kesenian Ondel Ondel di Negara kita dan hal apa yang harus dilakukan ketika bertemu dengan oknum yang seperti itu,karena sebagai generasi muda kita wajib melestarikan kebudayaan atau kesenian kita sendiri dengan cara yang baik agar nama yang tersebar juga baik dan sebagai generasi baru juga kita wajib memiliki pengetahuan mengenai kebudayaan Ondel Ondel dan cinta kepada budaya kita sendiri

Kata kunci: Ondel - Ondel, Fungsi,Kesenian ABSTRACT

The development of the times is rapidly increasing, not only the environment developing but also the cultural arts are also developing, one of which is the Ondel Ondel Art, the Ondel Ondel art in this era is experiencing a change in function, it does not deviate from earning a living by singing Ondel Ondel is not wrong, but what deviated when there were some Ondel Ondel people who were singing or asking for them in the wrong or not good way. This indirectly disturbed the public, which previously Ondel Ondel was an art that had the function of repelling reinforcements, repelling epidemics, and also driving out the spirits of grandmothers. ancestors are now turning to frightening residents by asking them to worry when singing, which should be entertainment, but they become frightened, therefore this research is made as a knowledge of how the history of Ondel art Ondel is initially able to find out how the art is and also find out how the development of art Ondel Ondel in our country and what to do when meeting people like that, because as a young generation we are obliged to preserve our own culture or art in a good way so that the name that is spread is also good and as a new generation we are also obliged to have knowledge about Ondel Ondel culture and love for our own culture.

Keywords: Ondel-ondel, Funcition, Art

PENDAHULUAN rangka dari anyaman bambu agar lebih ringan saat dipikul Ondel Ondel adalah salah satu kesenian yang atau di mainkan saat atraksi di dalamnya.Wajah dari ondel berasal dari daerah Ibukota Jakarta,kesenian ini berbentuk ondel ini berwujud topeng dengan rambut di kepala yang pertunjukan untuk orang orang betawi yang biasanya berada berbahan ijuk,ondel ondel yang laki laki biasanya berwajah pada acara acara rakyat betawi,wujud dari ondel ondel warna merah,kalau yang perempuan biasanya dicat dengan ini berupa seperti patung sepasang pria dan perempuan warna putih. yang menggambarkan leluhur atau nenek moyang yang Asal usul dari ondel ondel ini banyak versinya, pada menjaga desa dan anak cucu.ondel ondel ini berbentuk awalnya ada yang mengatakan ondel ondel ini bisa menjadi boneka yang memiliki tinggi 2,5 meter dengan berisikan penolak bala atau gangguan dari roh atau setan yang

Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 | 95 | PERUBAHAN FUNGSI KESENIAN ONDEL-ONDEL PADA ERA MODERN

Gambar 1. Ondel -ondel yang lebih akurat dengan data yang ada dilapangan, (Sumber : Wikipedia,2020) selain itu juga bisa mempermudah kita ketika mengolah data yang didapat,data yang dihasilkan bisa dijelaskan secara objektif, penelitian ini dipakai sebagai rancangan obyektif dan macam macam data tulisan dan pengamatan pelaku.Dalam metode kualitatif mengutamakan penalaran,definisi,dan berbagai penelitian yang memiliki kaitan dengan keseharian, selain itu juga berfokus pada hasil akhir. 1. Pengumpulan Data : a. Observasi : Observasi adalah suatu kegiatan pada pelaksanaan proses atau objek dengan tujuan gentayangan, kemudian setelah itu ondel ondel semakin mengetahui suatu pengetahuan pada sebuah kesini biasanya digunakan untuk meramaikan berbagai fenomena atas dasar gagasan serta pengetahuan pesta rakyat bisa juga menjadi penyambut ketika ada tamu yang sudah dimiliki sebelumnya demi memetik yang terhormat,perkembangan zaman yang makin canggih informasi informasi yang di ingin diketahui dalam tidak akan memudarkan ondel ondel ini dizaman sekarang suatu penelitian. kesenian itu tetap lestari, banyak ondel ondel kita jumpai b. Wawancara : Wawancara adalah suatu proses yang dijalanan ibu kota sebagai pencari rezeki atau nafkah, dilakukan ketika kita ingin mengetahui jawaban dari ondel ondel mengelillingi perkampungan penduduk, kota rumusan masalah yang kita punya untuk membantu kota dan pinggir jalan, menurut saya dizaman sekarang penggalian informasi dalam penelitian. kesenian itu beralih fungsi memang masih menjadi salah c. Dokumentasi : Dokumentasi adalah sebuah catatan satu cara untuk melestarikan kesenian tersebut dengan akan sebuah peristiwa yang sudah terjadi, ditujukan cara itu namun dilihat kebelakang bagaimana asal usul untuk mengetahui informasi yang sudah ada kesenian itu ada sebagai pengusir roh namun sekarang sebelumnya atau menyimpan arsip dokumen untuk sebagai mata pencarian atau mengamen. Apakah kesenian informasi kedepannya. tersebut hanya sebatas hiburan atau masih mengandung d. Studi literatur yaitu belajar memahami melalui cara nilai tradisi yang baik banyak pertanyaan akan perubahan dengan membaca jurnal dan buku yang berkaitan dari fungsi ondel ondel tersebut ? oleh karena itu alasan dengan judul sebagai acuan refrensi. saya melakukan penelitian ini ingin mengetahui bagaimana 2. Instrumen Penelitian : ondel ondel sebenarnya dan apakah ondel ondel yang Dalam melakukan penelitian ini, instrumen yang sekarang tetap menarik atau malah meresahkan masyarakat dapat membantu dalam mencari informasi dan pengetahuan karena banyak pengamen ondel ondel yang kurang ramah adalah masyarakat atau manusia, yang berkaitan dengan ataupun mereka berpakaian seperti “gelandangan” seperti kesenian Ondel Ondel, selain itu beberapa alat penunjang tidak terlihat niat dalam menunjukan kesenian betawi ini dalam melakukan penelitian yaitu alat tulis,alat rekam, dan jatuh nya terlihat seperti pengemis, untuk itu proposal ponsel, kamera dan keperluan lainnya.yang paling penting penelitian ini dibuat sebagai pembelajaran kita semua pertanyaan yang akan ditanyakan kepada narasumber. akan budaya ondel ondel tersebut. 3. Analisis Data : Analisis data adalah sebuah kegiatan mencari serta menyusun menurut sistematis data yang sudah didapatkan METODE seletah wawancara,data lapangan dan informasi lainnya Metode Penelitian yang digunakan dalam agar sebuah penelitian dapat dijelaskan kepada orang lain penelitian ini memakai metode deskriptif kualitatif sebab lebih mudah dimengerti.Untuk menganalisis data butuh di perkirakan dapat membantu dalam menggali informasi beberapa langkah yaitu reduksi data dan deskripsi data.

| 96 | Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 Bintang Gumilar

Data yang didapat diseleksi kemudian dianalisis berikutnya Gambar 2. Ondel -ondel (Sumber : orbitdigital.net,2017) dikelompok kan,Data yang didapat merupakan hasil dari pengamatan,wawancara,atautulisan,setelah itu barulah dapat dibuat kesimpulan.

PEMBAHASAN Sejarah Kesenian Ondel Ondel Masyarakat betawi memiliki kesenian yang cukup terkenal diseluruh Indonesia, salah satu nya Ondel Ondel, kesenian itu merupakan budaya asli Indonesia tepatnya budaya khas ibukota Jakarta. Pada zaman dulu Ondel Ondel masa itu,di kunjungannya, ia juga melihat pertunjukan digunakan sebagai ritual yang berkaitan mistis berbeda tarian dengan boneka besar.akan tetapi karena perbedaan dengan sekarang yang menjadikan Ondel Ondel sebagai budaya dan tradisi,serta keterbatasan dalam terjemahan hiburan.Pada zaman dulu Ondel Ondel, terkenal dengan dia membuat buku dengan judul “Batavia, The Garden Of nama ”Barongan” nama tersebut berasal dari sebuah kalimat The East” ia tidak menuliskan jenis tarian yang ia lihat ajakan bahasa betawi yaitu “Ngarak bareng nyok” dari situlah sebelumnya. namanya berkembang jadi sebutan untuk Boneka raksasa Ketika membuat Ondel Ondel diperlukan ritual dengan sebuatan Barongan kemudian jadilah Ondel Ondel. sakral yang tidak dapat dilakukan dengan sembarang. Berdasarkan cerita yang ada dimasyarakat, pada zaman hal yang perlu disiapkan oleh pengrajin dalam membuat dull banyak penyakit yang tidak Ondel Ondel yaitu seperti menyiapkan syarat dan sesajen Diketahui orang Betawi. Orang orang betawi seperti Kemenyan, Kembang 7 rupa dan lain nya.Karena berfikiran kalau penyakit tersebut disebabkan oleh roh dipercaya hal tersebut bisa menolak roh jahat masuk ke roh jahat yang memasuki kampung mereka,oleh karena dalam Ondel Ondel. Cara seperti itu masih digunakan itu masyarakat betawi membuat sebuah ritual dengan sampai tahun 1980 an,setelah masa itu ada nya pergeseran memasuki boneka raksasa yang memiliki tampang seram ritual dan fungsi Ondel Ondel dan proses pembuatannya dengan ganja yang dihisapkan ke boneka,kemudian pun iut berubah.Tradisi turun temurun seperti itu mulai boneka tersebut diarak keliling kampung setelahnya ditingglkan dan dilupakan,contoh nya seperti dulu nya penyakit hilang dari kampung tersebut.Disitulah asal Ondel Ondel meminta mandate atau ganja sebelum pentas, muasal Ondel Ondel dijadikan sebagai boneka raksasa kemudian diganti dengan rokok lisong. Perkembangan yang bisa menolak bala serta mengusir wabah penyakit zaman membuat Ondel Ondel berkembang juga di gunakan dan roh jahat. Masayarakat Betawi menjadikan Ondel sebagai peramai dalam acara pesta rakyat,pernikahan, Ondel sosok personafikasi roh nenek moyang atau leluhur khitanan dan juga ketika ada penyambutan tamu yang melindungi masyarakat betawi. kehormatan dan acara resmi. Pada Tahun (1966-1977) Menurut catatan sejarah Ondel Ondel bukan boneka ketika masa Gubernur Ali Sadikin, Ondel Ondel dijadikan raksasa yang satu satu nya yang ada dibatavia atau Jakarta. Boneka Seni Khas Betawi. Pada saat pertunjukannya Ondel Pedangan dari Inggris bernama W.Scott memiliki buku Ondel menggoyangkan anggota tubuhnya menoleh kanan yang menuliskan kalau boneka seperti Ondel Ondel sudah kiri kepalanya, dengan di iringi music khas betawi seperti ada sebelum tahun 1600 an, akan tetapi pedangang inggris Tanjidor, Ningnong Bende dan lainnya. tidak mengerti bahas betawi pada saat itu, tulisan yang dibuat hanya atas dasasr yang ia lihat dengan mata kepala Unsur Kesenian Ondel Ondel sendiri dan gambar yang dibuatnya.Seorang pendatang Kesenian Ondel-Ondel tidak hanya sebatas hiburan dari Amerika juga pernah mengalami perbedaan bahasa,ia semata namun juga merupakan unsur kesenian,dibalik bernama E.R.Schidmopre, ia berkunjung ke Batavia pada bentuk Ondel Ondel ada beberapa makna yang terkandung

Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 | 97 | PERUBAHAN FUNGSI KESENIAN ONDEL-ONDEL PADA ERA MODERN didalamnya,contohnya seperti Boneka tersebut memiliki pengusir roh jahat dari suatu kampung dan juga penolak dua jenis yaitu yang perempuan dan yang laki laki.menurut bala serta mengusir wabah penyakit, kemudian mengikuti bapak Firli narasumber dari “Sanggar Betawi Mamit Cs zaman tahun ke tahun Ondel Ondel memiliki fungsi sebagai ”Ondel Ondel yang membedakan laki laki dan perempuan hiburan yang meramaikan acara pesta rakyat seperti yaitu laki laki mempunyai wajah berwarna merah dan pernikahan,khitanan,menyambut tamu dan lain lainnya. yang perempuan berwajah putih,beliau mengatakan hal tersebut merupakan salah satu cata untuk melestarikan kalau merah dan putih itu diambil dari bendera Indonesia kesenian tersebut walaupun sudah melupakan tradisi ritual yang berwarna merah putih,kalau arti dari laki laki yang dalam pembuatan boneka nya, kemudian dizaman modern berwajah merah mempunyai makna kemarahan, keberanian, Ondel Ondel berubah fungsi konsep nya sama dengan kecemburuan, dan kekesalan. Sedangkan yang berwarna hiburan dijalan akan tetapi memiliki cara yang kurang baik putih melambangkan kecantikan, kesucian. Ondel Ondel Seperti meminta minta perubahan fungsi tersebut laki berwajah merah menandakan kekesalan karena pada belum diketahui mengapa dan atas dasar apa, apakah hal saat pementasan Ondel Ondel yang perempuan digoda tersebut boleh menjadikan sebuah tradisi atau budaya oleh Ondel Ondel lainnya makanya pada saat pementasan dengan kegiatan seperti itu? Penelitan kali ini membahas seringkali Ondel Ondel saling berputar mengejar karena mengenai perubahan fungsi tersebut. kesel perempuannya di goda oleh yang lain. Selain itu bapak Firli juga menjelaskan kalau hiasan Fungsi Dimasa Lampau yang dikepala memiliki makna menggambarkan nama Ondel Ondel bukanlah sebuah benda yang tidak nama nabi ada dua puluh lima, hiasan yang ada dikepala memiliki fungsi, pada masing masing zaman kesenian ini ondel ondel mahkota kuncup berjumlah dua puluh lima memiliki fungsi nya tersendiri, seperti fungsi kesenian melambangkan nama nama Nabi dan hiasan kuncup ini pada zaman dulu, zaman awal muncul nya kesenian dibelakangnya hanya sebagai peramai dan sebagai fungsi ini difungsi kan sebagai penolak bala, pengusir wabah keindahan, kalau dari pakaian Ondel Ondel bapak Firli penyakit, pembuang sial dan lain lainnya. Kesenian ini menjelaskan Ondel Ondel tidak punya makna tertentu juga tidak hanya semata mata membawa Ondel Ondel pada pakaiannya hanya mengikuti suasana saja. keliling kampung akan tetapi sebelumnya diadakan Tidak hanya itu kesenian Ondel Ondel juga sebuah ritual yang berisikan seperti bacaan bacaan jampi melibatkan kesenian musik seperti Gambang Keromong jampi atau mantra serta penyuguhan sajen kepada roh yang mengiringi pada saat pementasan, biasanya urutan nenek moyang agar diberikan kekuatan dan kelancaran acara Ondel Ondel sebelum mengarak Ondel Ondel keliling pada saat membawa boneka Ondel Ondel. Tidak hanya pada zaman dulu dilakukan ritual agar diberi kelancaran itu bapak Firli menjelaskan “kesenian Ondel Ondel pada karena Ondel Ondel pada zaman dulu memiliki bobot yang awalnya bukan disebut Ondel Ondel akan tetapi , cukup berat kemudian setelah itu dimulai lah mengarak kata tersebut diambil dari kata ngarak bareng bareng Ondel Ondel keliling desa dan perkampungan sebagai atau keliling barengan seperti hal yang dilakukan ketika penolak bala ataupun hiburan. selesai ritual Boneka tersebut diarak keliling kampung secara bersama sama. Nama Ondel Ondel muncul seiring Fungsi Kesenian Ondel Ondel perkembangan zaman karena pada saat itu Alm Benyamin Ondel Ondel merupakan sebuah kesenian yang Sueb menciptakan lagu yang berjudul Ondel Ondel. memiliki fungsi,ketika sudah menjadi kesenian atau kebudayaan pasti memiliki suatu fungsi, Ondel Ondel Fungsi Di Masa Sekarang memiliki fungsi dengan memikuti perkembangan zaman Perkembangan zaman semakin hari semakin yang ada mulai dari Sejarah awal ditemukan sampai saat maju, banyak sekali perubahan yang dialami baik dari ini.sebuah kesenian pada umum nya memiliki fungsi atau lingkungan, kondisi alam dan lainnya, begitu juga manusia tujuan sebagai hiburan,namun pada Ondel Ondel ketika ikut berubah dari gaya berpakaian dan kehidupannya, zaman dahulu Ondel Ondel memiliki fungsi sebagai tidak hanya disitu Kesenian Ondel Ondel juga mengalami

| 98 | Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 Bintang Gumilar perubahan fungsi perubahan fungsi ini terjadi karena ada KESIMPULAN dua faktor, yang pertama merupakan faktor diresmikan nya Kesimpulan yang didapat dari penelitan perubahan pementasan Ondel Ondel dijalanan yang kedua merupakan fungsi kesenian Ondel Ondel adalah, pada zaman dulu Faktor Pementasan Ondel Ondel dijalanan karena faktor Ondel Ondel memiliki nama Barongan yang memiliki arti kebutuhan. Menurut narasumber Bapak Firli menjelaskan keliling bareng bareng atau biasa akrab disebut ngarak ”Kesenian Ondel Ondel mulai terjadi pementasan dijalanan bareng bareng,kemudian salah satu Seniman musisi pada zaman disahkan gubernur Anis, kemudian setelah itu Benyamin sueb memberi nama Ondel Ondel, Fungsi dari semakin banyak Kesenian ini kita lihat dijalanan, tidak Ondel Ondel dulu nya sebagai pengusir wabah atau tolak hanya itu pementasan di jalan bukan karena itu saja bala dan juga dijadikan sebagai pengusir roh jahat, namun melainkan kondisi faktor ekonomi yang kurang menjadikan itu zaman dulu tetapi seiring perkembangan zaman Ondel Ondel Ondel sebagai pilihan dalam mata pencarian satu Ondel juga dijadikan sebagai Kebudayaan kesenian khas sisi mereka menutupi kebutuhan hidup dan satu sisi Betawi atau Jakarta dan barulah banyak pementasan Ondel mereka melestarikan kebudayaan Betawi tersebut. Ondel sebagai Hiburan masyarakat dan juga pementasan Pementasan Ondel Ondel jalanan biasanya Ondel Ondel dijalan yang disahkan oleh pemerintah, dilakukan dari sanggar sanggar yang ingin melestarikan namun tidak hanya itu karena disahkan nya pementasan kebudayaan betawi melalui remaja remaja yang memiliki Ondel Ondel dijalanan barulah banyak orang yang kegiatan kosong,mereka bilang dizaman sekarang banyak berniat melestarikan kesenian Ondel Ondel dengan cara sekali remaja yang salah pergaulan dan tidak mau ikut mengamen,mengamen disini tujukan sebagai pilihan dalam melestarikan budaya oleh karena itu masing masing mencari kebutuhan hidup dikarenakan susahnya lapangan sanggar biasanya mengajak para remaja mengamen Ondel pekerjaan dizaman sekarang dan juga perekonomian dari Ondel,hal tersebut dilakukan sebagai wujud kepedulian pengamen Ondel Ondel memang kurang oleh karena itu masyarakat remaja terhadap budaya dan juga sebagai daripada menimbulkan hal negatif untuk orang lain lebih pengisi waktu kosong, hal tersebut dilakukan untuk baik mencari uang atau nafkah dengan mengamen Ondel menghindari salah pergaulan remaja dan menghindari Ondel, hal tersebut tidak salah mencari uang dengan kenakalan kenakalan yang biasa dilakukan oleh remaja, mengamen Ondel Ondel namun yang pasti hal negatifnya maka kegiatan tersebut dilakukan oleh anak anak yang ada saja oknum yang mengamen Ondel Ondel kesannya masih muda, hal tersebut menjadi dampak positif apabila seperti meminta minta atau memalak itu sudah diluar masih diberi peraturan akan tetapi ada Oknum kesenian norma adat istiadat seharus nya dilakukan tindakan seperti Ondel Ondel yang justru membuat pelestarian yang laporkan atau tegur jika menemukan Ondel Ondel yang dilakukan anak muda ini terlihat negative. Hal tersebut saya tidak sesuai dengan aturan dan menyimpang dari adat tanya kepada bapak Firli mengenai tanggapan tersebut, istiadat kesenian dan kebudayaan. beliau menjelaskan ”hal seperti itu tidak harus dilakukan dan tidak boleh kalau sampai ada Oknum pengamen Ondel Ondel yang berkata kasar atau tidak sopan,hal tersebut merusak Kesenian dan pelaku nya harus dihukum apabila * * * ketahuan seperti itu”. Beliau tidak menyetujui hal tersebut karena melanggar norma dan sangat tidak pantas dilakukan, beliau menyarankan kalau kita bertemu Pengamen Ondel RUJUKAN Ondel yang seperti itu lebih baik laporkan atau langsung Khoiri,Agniya. memberikan teguran kepada Oknum nya, atau dilaporkan 2016.’Ngamen’Ondel Ondel Jadi Daya arik Wisata.Dikutip kepada sanggar yang bersangkutan. dari website:https://www.cnnindonesia.com/ gaya-hidup/20160622164128-269- 140160/ ngamen-ondelondel-jadi-daya-tarik-wisata/ Liliweri, Alo.

Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 | 99 | PERUBAHAN FUNGSI KESENIAN ONDEL-ONDEL PADA ERA MODERN

2002. Makna Budaya dalam Komunikasi Antar Budaya. Yogyakarta: PT LkiS Pelangi Aksara Munthe, Jenda dkk. 2017 Potret Pergeseran Nilai Ondel-ondel. Dikutip dari website : http://validnews.co/Potret-Pergeseran- Nilai-Ondel-ondel-V0000587 Kustopo, 2008 Mengenal Kesenian Nasional 6 : Ondel Ondel,Semarang : ALPRIN Sanggar Betawi Mamit CS;Bapak Firli

| 100 | Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 Isma Awal Fitroh Cahyani

PENELITIAN BATIK PENYU SUKABUMI

Isma Awal Fitroh Cahyani Program Studi Seni Rupa Murni Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Budaya Indonesia Bandung Email: [email protected]

ABSTRAK

Batik merupakan warisan budaya asli Indonesia, Indonesia terkenal dengan budaya batiknya dan sudah ditetapkan oleh UNESCO sebagai budaya asli dari Indonesia. Di Indonesia terdapat daerah-daerah pengrajin batik dengan gaya, motif, corak dan teknik yang berbeda. Sukabumi merupakan daerah pengrajin batik yang baru dengan batik motif Penyu sebagai ikon. Batik Penyu merupakan salah satu keanearagaman motif batik yang terdapat di Indonesia. Batik penyu memiliki objek utama yaitu penyu hijau dan beberapa bentuk seperti ornamen dan bentuk lainnya. Dalam tulisan ini akan membahas mengenai sejarah perkembangan batik penyu, makna simbolik batik penyu dan nilai filosofis batik penyu yang berasal dari Sukabumi, Jawa Barat.

Kata kunci: Batik, Batik Penyu, Sejarah, Makna Simbolik dan Nilai Filosofi

ABSTRACT

Batik is an original cultural heritage of Indonesia, Batik in Indonesia is very famous and has been designated by UNESCO as the original . there are areas of batik craftsmen with different styles, motifs, patterns and techniques. Sukabumi is a new batik craftsman area with the Turtle motif as it’sicon.Turtle Batik is one of the various batik motifs found in Indonesia. Turtle batik has the main object, namely the green turtle and several forms such as ornaments and other forms. In this paper, we will discuss the history of the development of turtle batik, the symbolic meaning of turtle batik and the philosophical values of turtle batik originating from Sukabumi, West Java.

Keywords: : Batik, Turtle Batik, History, Symbolic Meaning, Philosophical Values.

PENDAHULUAN motif khasnya. Upaya ini juga didukung oleh pemerintah, Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya disebutkan dalam situs resmi pemerintah Kota Sukabumi dan adat istiadat, negara kesatuan dengan pulau dan suku bahwa peresmian batik Sukabumi diadakan pada hari yang berbeda-beda, menghasilkan budaya yang beragam. Jumat 26 Desember 2008. Pada perkembangannya Salah satu warisan yang hingga kini masih berkembang sekarang sudah banyak motif Batik khas Sukabumi, batik yaitu batik. Penyu merupakan ikon dari Batik Sukabumi, oleh karena itu Batik merupakan warisan budaya asli Indonesia, saya tertarik untuk melakukan penelitian tentang sejarah Indonesia terkenal dengan budaya batiknya dan sudah perkembangan, makna simbolik dan nilai filosofis batik ditetapkan oleh UNESCO sebagai budaya asli Indonesia, Penyu khas Sukabumi Jawa Barat. batik tumbuh dan berkembang diseluruh pelosok, terdapat lebih dari ratusan motif batik berasal dari berbagai daerah dengan keunikan dan khasnya masingmasing. Di Indonesia METODE terdapat daerahdaerah pengrajin batik dengan gaya, motif, Penelitian ini menggunakan jenis penelitian corak dan teknik yang berbeda. Sukabumi merupakan Kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskripsi daerah pengrajin batik baru, yang memiliki beberapa Analisis. Objek untuk penelitian ini adalah Seni Tradisi Batik

Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 | 101 | PENELITIANBATIK PENYU SUKABUMI

“Penyu” khas Sukabumi Jawa Barat. Teknik pengambilan Gambar 1. Batik Penyu Ngapung (Sumber : Tenny H. 2020) informasi wawancara dengan Informan dan beberapa sumber buku dan Jurnal yang memberikan informasi mengenai Batik Penyu. Dalam metode penelitian akan dilaksanakan dengan sumber data utama dalam penelitian kualitatif yaitu kata-kata dan tindakan, kemudian selebihnya merupakan data tambahan, seperti dokumen, buku-buku, artikel dan lain-lain. Teknik Pengumpulan Data dengan Wawancara,

Obsevasi dan Dokumentasi. Instrumen Penelitian akan Gambar 2. Batik Penyu Ikan (Sumber :Isma. 2020) menggunakan Human Instrument, yaitu penulis yang akan langsung menjadi instrumen penelitian. Teknik Analisis Data dilakukan dengan Reduksi Data, Penyajian Data dan Penarikan Kesimpulan.

PEMBAHASAN Sejarah perkembangan batik Penyu berkembang berbarengan dengan motif batik lain yang ada di Sukabumi Gambar 3. Batik Penyu Jajar dan diresmikan menjadi ikon dari batik Sukabumi. Motif Sumber :Isma. 2020) utama dari batik Penyu adalah Penyu hijau. Penyu hijau memberikan inspirasi bagi para pengrajin batik dalam pembuatan motif batik Penyu. Dalam perkembangannya terdapat beberapa jenis dari batik penyu yang beragam dan tersebar di sentrasentra batik Sukabumi, diantaranya batik Penyu Ngapung, Penyu Ikan Merah, Penyu Jajar dan Penyu Batok Hijau. Berikut ini penjelasan jenis motif penyu di Sukabumi : Gambar 4. Batik Penyu Batok Hijau 1. Motif Penyu Ngapung (Sumber : Isma. 2020) Batik motif Penyu Ngapungmerupakan hasil dari kreasi seorang pengrajin batik Sukabumi bernama Ibu Tenny Hasyanti. Motif batik dengan objek penyu yang digambarkan dengan posisi yang tidak beraturan, memiliki warna dasar biru. Diproduksi di Sentra Batik Penyu Ngapung, Jl, Cibatu. 2. Motif Penyu Ikan Merah Batik penyu ikan merah banyak di gemari dan menjadi motif batik yang populer dikalangan masyarakat Penyu jajar berasal bahasa Sunda yang memiliki arti Sukabumi atau luar kota. Pembuatan batik penyu penyu yang berbaris. Motif batik penyu jajarmemiliki ikan merah menggunakan teknik cap yang berbentuk objek penyu, motif daun dan pinggiran batik dengan persegi dengan motif lima ekor penyu, dua ekor ikan motif penyu. Pembuatan batik penyu jajar menggunakan dan delapan bunga. Diproduksi di sentra batik Kenari, teknik cap yang berbentuk persegi. Diproduksi di sentra Jl. Kenari. Pondok Batik, Kadudampit 3. Motif Penyu Jajar 4. Motif Penyu Batok Hijau

| 102 | Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 Isma Awal Fitroh Cahyani

Batik batok hijau motif yang menggambarkan putih memberikan kesan suci bersih dan warna hitam kesan penyu dengan berbagai posisi, ornamen yang mirip kekuatan dan ketegasan, warna hitam pada motif membuat dengan benda laut dan gelembunggelembung kecil, batik terlihat gagah dan indah. Warna yang digunakan batik ini berwarna dasar hijau. Pembuatannya yang pada batik memiliki makna yang menjadi harapan yang menggunakan alat printing membuat batik ini banyak baik.Nilai filosofis dari batik penyu Sukabumi berasal dari di produksi, karena lebih cepat dan efektif. Diproduksi bentuk motif itu sendiri, yaitu penyu hijau. Penyu adalah di sentra batik Kenar, Jl. Kenari Bhayangkara. hewan yang langka. Nilai filosofis motif batik hadir karena Makna bentuk penyu dari motif batik yaitu diambil munculnya tekad dari pengrajin untuk membuat motif dari siklus hidup anak penyu (tukik) yang berjuang untuk batik, pengrajin menaruh harapan ketika membuat motif bertahan hidup menuju ke laut lepas. Jika diibaratkan batik Penyu dapat memperkenalkan penyu hijau kepada dengan penjuangan hidup manusia yang penuh dengan khalayak luas dengan diabadikan menjadi motif batik. rintangan, agar bisa hidup yang lebih baik. Selain itu siklus Selain itu juga mengajarkan bahwa kita sebagai manusia hidup penyu dapat menjadi cerminan hidup manusia yang hidup berdampingan dengan alam, tidak serakah dan dalam mencapai segala hal yang diinginkan perlu usaha tetap menjaga kelestarian lingkungan. dan proses dan jangan mudah menyerah. Selain itu hewan penyu memiliki arti panjang umur, karena yang kita ketahui penyu merupakan hewan yang berumur panjang. KESIMPULAN Ikan merupakan salah satu spesies biota laut, bentuk Seni Tradisi merupakan seni yang berlandasan sikap ikan ditambahkan sebagai motif batik bersamadengan dan cara berpikir yang berpegang teguh pada nilai, norma, penyu, karena penyu dan ikan memiliki tempat tinggal yang filsafat, adat kebiasaan yang diwariskan dari generasi sama yaitu di laut. Penambahan bentuk ikan menambah ke generasi dan di pertahankan hingga sekarang. Seni kesan di dalam laut dalam motif batik. Motif bunga pada tradisi di Indonesia dimulai sejak masa prasejarah yang batik sering diumpai di batik Sukabumi, tidak menutup menghasilkan beberapa karya seni yang bersifat tradisional, kemungkinan jika motif bunga di padukan dengan motif salah satu nya yaitu budaya Batik., salah satu wilayah batik lain seperti motif penyu, motif bunga memiliki arti di Indonesia yang berupaya melestarikan budaya batik keindahan. Daun pada batik penyu jajar yang dipadukan yaitu Sukabumi sebagai wilayah pengrajin batik baru di dengan bentuk penyu, cerminan kondisi geografis Sukabumi Indonesia dengan motif khas penyu dan terus berkembang yang banyak terdapat pohon diperbukitan dan pegunungan. hingga menghasilkan motif-motif yang menarik. Ornamen pada motif penyu batok hijau ornamen yang Dalam Perkembangannya terdapat beberapa jenis mirip dengan tumbuhan di dasar laut ditambahkan, agar dari batik penyu yang beragam dan tersebar di sentrasentra kita menyadari bahwa di dasar laut banyak hal yang indah, batik Sukabumi, diantaranya batik Penyu Ngapung, Penyu maka harus tetap dijaga kelestariannya. Gelembung pada Ikan Merah, Penyu Jajar dan Penyu Batok Hijau. Motif motif batik penyu batok hijau menggambarkan sebuah arti tersebut memiliki makna baik dari bentuk warna maupun kehidupan. nilai filosofis . Secara garis besar motif penyu dibuat Warna yang digunakan pada motif batik Penyu pengrajin batik, agar kita dapat menjaga kelestarian hewan Sukabumi, warna tersebut adalah warna merah yang penyu hijau . memiliki makna kesan kekuatan, keberanian dan diartikan sebagai semangat yang dihubungkan dengan anak-anak penyu yang berjuang bertahan hidup mempertahankan * * * diri, warna biru melambangkan habitat asli penyu yaitu laut, warna hijau melambangkan kesan aman, tentram dan damai, warna kuning memberikan kesan ceria dan RUJUKAN perdamaian, warna orange memberikan kesan yang positif Ayu, Diah P, dan juga warna orange memiliki arti kreatifitas, warna 2015, Sejarah perkembangan, Makna dan Filosofis Batik

Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 | 103 | PENELITIANBATIK PENYU SUKABUMI

Srikit Khas Skripsi. Hamidin, Aep S. 2010. Batik: Warisan BudayaAsli Indonesia: Narasi. Indah, Grenita S, 2018, Kajian Estetik Batik Sekar Jagat Motif Mancungan:Skripsi. Suhartanti, Cornita. 2014, Penciptaan Batik Penyu Ngapung Karya Tenny Haryanti, Kabupaten Sukabumi: Jurnal,

| 104 | Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 Sari Dewi Kuncoroputri PELESTARIAN CERITA RAKYAT INDONESIA: UTARA DI TENGAH BHARATAYUDDHA Sari Dewi Kuncoroputri Program Studi Seni Rupa Murni, Universitas Kristen Maranatha Alamat Instansi: Jl. Surya Sumantri No.65, Sukawarna, Kec. Sukajadi, Kota Bandung, Jawa Barat 40164 E-mail: [email protected] telp. 08986048830

ABSTRAK

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memperkenalkan cerita rakyat yang terkenal di Indonesia dan sudah tidak asing lagi di kalangan umum. Salah satunya adalah cerita yang berjudul “Mahabharata”. Cerita epos telah diturunkan dari generasi ke generasi. Kegiatan penulisan ini diadakan pada hari Sabtu, 12 Desember 2020 jam 09.57 WIB. Perang Bharatayuddha merupakan perang yang pecah antara Kaum Pandawa Lima dan Kaum Kurawa. Penulis mengangkat tokoh yang bukan dari kedua kaum tersebut, yaitu Raden Utara yang memihak Kaum Pandawa Lima. Tujuan penulis mengangkat tokoh ini di dalam karya penulis adalah untuk memperkenalkan salah satu tokoh di luar kedua kaum tersebut yang juga terlibat di dalam Perang Bharatayuddha dan juga memiliki suatu kharakter yang baik untuk diterapkan di masa depan.

Kata Kunci: Mahabharata, Perang Bharatayuddha, Raden Utara, panglima, masalah kepemimpinan.

PENDAHULUAN sebagai pimpinan harus rela mengorbankan kepentingan Indonesia adalah salah satu negara dengan kekayaan pribadinya dan mengutamakan kepentingan umum. kebudayaan terbanyak di dunia. Kekayaan ini terdiri dari Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, kekayaan adat-istiadat, bentuk rumah ibadat, tarian, baju penulis akan merumuskan masalah dalam makalah ini, daerah, makanan daerah, dan cerita rakyat. Akan tetapi, yaitu bagaimana memvisualisasikan teks cerita wayang seiring berjalannya waktu, perkembangan teknologi telah ke dalam seni lukis. Tujuan penulisan makalah ini adalah menyebar di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. menunjukkan proses penciptaan menggunakan metode Hal inilah yang menyebabkan budaya Indonesia mulai studi literatur yang dipadukan dengan perenungan dari ditinggalkan. Maka dari itu, tujuan penulisan makalah studi literatur lalu praktik. Manfaat yang penulis peroleh ini adalah untuk kembali mengenalkan kekayaan budaya dari penulisan makalah ini adalah bisa menambah Indonesia kepada generasi muda di masa kini supaya wawasan tentang beberapa tokoh yang tidak termasuk budaya ini tetap dapat bertahan di masa depan. Kaum Pandawa Lima dan Kaum Kurawa, salah satunya Salah satu kekayaan Indonesia yang akan penulis adalah Raden Utara yang juga cukup terkenal, meski tidak perkenalkan adalah cerita wayang. Salah satunya adalah sepopuler Pandawa dan Kurawa. Selain itu, penulis juga cerita epos Mahabharata. Cerita ini telah diturunkan bisa belajar dari kepemimpinan tokoh ini. dari generasi ke generasi hingga sekarang. Penulis hanya menyorot adegan Perang Bharatayuddha dalam pembahasan Mahabharata ini karena penulis ingin METODOLOGI mengangkat salah satu tokoh yang terlibat di dalam Metode yang digunakan dalam penulisan makalah perang besar ini tetapi bukan berasal dari kedua kaum ini adalah metode deskriptif analitis. Teknik pengumpulan ini, yaitu Raden Utara. Raden Utara ini diangkat sebagai data yang penulis terapkan yaitu teknik studi literatur. panglima perang di pihak Pandawa dalam Perang Bharatayuddha, tetapi ia yang pertama kali gugur dalam perang tersebut. Saya memperkenalkannya melalui lukisan untuk menunjukkan bahwa seseorang yang ditunjuk

Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 | 105 | PELESTARIAN CERITA RAKYAT INDONESIA: UTARA DI TENGAH BHARATAYUDDHA

Gambar 1. Utara di Tengah Bharatayuddha, Utara bahwa setelah mendapatkan kepercayaan untuk Ukuran 80 x 60 cm, media acrylic on canvas (2020) menjadi pemimpin, seseorang harus mau mengutamakan (Sumber: Penulis, 2020) kepentingan umum atau bersama di atas kepentingan pribadi demi mewujudkan target bersama.

KESIMPULAN Berdasarkan penjelasan yang telah disampaikan di atas, dapat ditarik garis merah bahwa ada beberapa hal yang bisa diteladani dari Raden Utara, yaitu setelah ditunjuk menjadi pemimpin, seseorang harus mengorbankan kepentingan pribadi dan mengutamakan kepentingan bersama untuk mencapai target yang dikehendaki.

HASIL KAJIAN *** Mahabharata adalah salah satu epos besar di mana Perang Bharatayuddha adalah klimaks dari cerita ini. Perang

Bharatayuddha adalah perang saudara yang pecah karena Rujukan Kaum Pandawa Lima kalah judi dengan Kaum Kurawa. Di Anonim. dalam peperangan 18 hari ini, ada salah satu tokoh di luar 2020. http://mahabharata-story.blogspot.com/2014/08/ kedua kaum yang sedang bentrok, tetapi ia ada di pihak latar-belakang.html. (diakses hari Sabtu, 12 Pandawa. Ia bernama Raden Utara, panglima perang, Desember 2020, jam 12.02 WIB) yang pertama kali gugur karena dibunuh oleh Bisma yang Anonim. memihak Kurawa. 2020.https://id.wikipedia.org/wiki/ Mahabharata#:~:text=kekuasaan%20 Dalam mengaplikasikan adegan yang tertera Maharaja%20BharataLatar%20 dalam teks ini, penulis melakukan studi literatur, baik dari belakang,gagal%20mengadakan%20upacara%20 sumber-sumber di internet, maupun dari buku. Setelah korban%20ular.&text=Kemudian%20 melakukan studi ini, penulis tertarik dengan tokoh Raden Kuru%20menurunkan%20raja%2Draja%20 Utara karena meski tidak seterkenal Kaum Pandawa Lima Hastinapura%20yang%20menjadi%20tokoh%20 dan Kaum Kurawa, tokoh ini tetap memiliki peran penting utam a%20Mahabharata. (diakses hari Sabtu, 12 di dalam perang ini, yaitu sebagai panglima perang di Desember 2020, jam 12.04 WIB) pihak Pandawa. Sebelum diaplikasikan ke kertas dan Anonim. sebelum masuk ke kanvas, penulis melakukan perenungan 2020. https://www.wasiwa.com/2014/01/ringkasan- (berimajinasi). Hasil dari perenungan atau imajinasi inilah crita-mahabharata.html (diakses hari Sabtu, 12 yang diterapkan ke kertas lalu ke kanvas. Raden Utara Desember 2020, jam 12.45 WIB) menjadi tokoh utama dari lukisan ini karena perannya Hardjowirogo. sebagai panglima perang atau pemimpin perang. Kepala 1989. Sejarah Wayang Purwa. Jakarta: Balai Pustaka. Raden Utara berwarna abu-abu sebagai proses menuju Anonim. warna hitam yang artinya menuju kedewasaan. Warna- 2020. https://text-id.123dok.com/document/ eqod04w7z-warna-muka-wayang-makna- warna membara yang penulis gunakan dalam lukisan ini simbolis-warna- wayang-kulit-purwa-di-desa- untuk menimbulkan kesan perang. Berdasarkan proses tunahan.html (diakses hari Minggu, 13 Desember berkarya ini, dari tahap hingga finishing di kanvas, penulis 2020, jam 12.55 WIB) mendapatkan pesan moral dari kepemimpinan Raden

| 106 | Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 Sekar Ayu Kuncoroputri PELESTARIAN CERITA WAYANG INDONESIA: NAKULA DAN SADEWA DI PEPERANGAN BHARATAYUDDHA Sekar Ayu Kuncoroputri Program Studi Seni Rupa Murni, Universitas Kristen Maranatha Alamat Instansi: Jl. Surya Sumantri No.65, Sukawarna, Kec. Sukajadi, Kota Bandung, Jawa Barat 40164 E-mail: [email protected] telp. 089603944002

ABSTRAK

Makalah ini dibuat untuk memperkenalkan salah satu cerita wayang yang terkenal di Negara Indonesia. Salah satunya adalah cerita Mahabharata. Kegiatan ini diadakan pada hari Sabtu, 12 Desember 2020, pada pukul 10.06 WIB. Peperangan Barathayuddha, bagian cerita Mahabharata yang paling terkenal merupakan peperangan yang pecah antarkeluarga sendiri, di antaranya adalah Pandawa Lima dan Kurawa. Penulis mengangkat beberapa tokoh yang merupakan anggota dari Pandawa Lima, yaitu Nakula dan Sadewa. Meskipun mereka tidak menonjol, peran mereka sangat penting bahkan saat sebelum Peperangan Bharatayuddha pecah. Tujuannya adalah untuk merespon para generasi muda yang merasa tidak percaya diri karena peran yang dimiliki dianggap kecil dan tidak berpengaruh.

Kata Kunci: Mahabharata, Barathayuddha, Pandawa Lima, Nakula, Sadewa

PENDAHULUAN penulis bernama Nakula dan Sadewa. Meskipun kedua Indonesia merupakan negara yang kaya akan ksatria ini tidak sesakti saudara-saudaranya, Nakula dan budaya, agama, ras, suku, dan sebagainya. Indonesia juga Sadewa tetap memegang peran penting dalam Peperangan terkenal akan kekayaannya akan budaya daerah, seperti Bharatayuddha. Penulis mengangkat kedua tokoh ini untuk tarian, makanan, baju, cerita rakyat, dan sebagainya. Akan merespon para generasi muda yang tidak percaya diri akan tetapi, kekayaan budaya ini mulai tergerus oleh arus peran mereka yang dianggap kecil dan tidak berpengaruh globalisasi yang terjadi di seluruh dunia. Maka dari itu, seperti Nakula dan Sadewa. penulisan makalah ini bertujuan untuk memperkenalkan Berdasarkan latar belakang yang sudah disampaikan, kembali kepada para generasi muda kekayaan budaya penulis akan merumuskan masalah, yaitu bagaimana Indonesia beserta nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung menyampaikan konsep penciptaan cerita wayang kepada di dalamnya, agar negara kita bisa bertahan menghadapi masyarakat Indonesia. Tujuan penulisan makalah ini adalah arus globalisasi yang begitu cepat dan menyeluruh. untuk mendeskripsikan konsep cerita wayang berupa Cerita wayang Indonesia merupakan salah satu Nakula dan Sadewa yang dituangkan ke dalam karya seni budaya Indonesia dalam bentuk cerita lisan dan tulisan yang lukis. diwariskan secara turun-temurun. Cerita wayang berisikan sikap, perilaku, dan memiliki nilai-nilai kearifan lokal yang berhubungan dengan terjadinya peristiwa, kejadian, dan METODOLOGI sebagainya. Salah satunya adalah Mahabharata, salah satu Metode yang digunakan dalam penulisan makalah kisah kepahlawanan atau epos besar sastra kuno Indonesia ini adalah metode deskriptif analitis. Teknik yang digunakan yang menceritakan tentang perebutan takhta Hastinapura dalam menerapkan metode ini adalah teknik studi literatur. oleh Pandawa dan Kurawa. Salah satu bagian kisah yang penulis sorot yaitu Peperangan Bharatayudha yang HASIL KAJIAN merupakan bagian dari usaha perebutan takhta tersebut. Mahabharata merupakan kisah kepahlawanan Berdasarkan adegan tersebut, penulis mengangkat yang menceritakan tentang perebutan takhta Hastinapura dua tokoh terkenal dari anggota Pandawa melalui lukisan yang dilakukan oleh Pandawa dan Kurawa. Salah satu

Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 | 107 | PELESTARIAN CERITA WAYANG INDONESIA: NAKULA DAN SADEWA DI PEPERANGAN BHARATAYUDDHA

Gambar 1. Nakula-Sadewa di Peperangan Bharatayudha, yang berperan kecil, tetapi berpengaruh besar di tengah ukuran 80 x 60 cm, media acrylic on canvas (2020) Peperangan Bharatayuddha dan juga menyeimbangkan (Sumber: Penulis, 2020) komposisi lukisan. Kedua ksatria ini dibuat saling membelakangi untuk saling melindungi satu sama lain agar di tengah pertempuran, Nakula dan Sadewa tidak mudah diserang musuh, baik dari arah depan maupun belakang.

KESIMPULAN Berdasarkan penjelasan yang sudah disampaikan, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa Nakula dan Sadewa memiliki peran yang penting sekalipun mereka tidak menonjol seperti saudara-saudaranya. Hasilnya, Prabu Salya tidak mau melawan keponakannya sendiri. Dalam penerapannya sebagai generasi muda, meskipun usaha mereka adalah melalui Peperangan Bharatayuddha. memiliki peran yang kecil dan berlatar belakang tidak Sebelum peperangan ini pecah, Pandawa khawatir akan menonjol, tetaplah harus mengerjakan bagiannya dengan kesaktian Prabu Salya, paman Pandawa, yang berada di sebaik mungkin, karena sekecil apapun usaha kita, tetap pihak Kurawa. Maka dari itu, Nakula dan Sadewa diutus akan berpengaruh bagi hidup kita dan orang lain di masa atas kebijaksanaan Sri Kresna untuk meredakan amarah depan. Prabu Salya. Setelah itu, Prabu Salya tidak bersemangat untuk bertempur melawan Pandawa agar peperangan ini dimenangkan oleh Pandawa. *** Cara penulis menyampaikan konsep penciptaan cerita wayang kepada masyarakat Indonesia adalah dengan memindahkan dari cerita lisan atau tertulis ke dalam bentuk Rujukan rupa 2D atau lukisan. Tujuannya adalah agar masyarakat Anonim. Indonesia sanggup mengenali tokoh-tokoh yang berperan 2020. http://mahabharata-story.blogspot.com/2014/08/ dalam Peperangan Bharatayuddha dan mengetahui adegan latar-belakang.html. Diakses, Sabtu, 12 Desember tersebut merupakan adegan dari cerita Mahabharata. 2020 pukul 15.04 WIB. Warna yang penulis gunakan untuk menggambarkan Hardjowirogo. suasana Peperangan Bharatayuddha adalah warna cokelat 1989. Sejarah Wayang Purwa. Jakarta: Balai Pustaka. dan hitam untuk menambahkan kesan tegang dalam perang. Tokoh Nakula dan Sadewa dibuat dengan ukuran besar karena meskipun usaha mereka kecil, mereka tetap melakukan bagiannya dengan baik yang pada akhirnya berpengaruh di saat pertempuran. Selain itu, kedua tokoh ini dibuat dengan warna kuning agar kontras dengan latar belakang yang gelap. Agar terkesan berada di tengah pertempuran, diberikan sosok-sosok wayang kecil dan berwarna gelap agar tidak mengalahkan kedua tokoh yang berukuran besar dan berwarna terang tersebut. Komposisi yang digunakan adalah center agar fokus penonton diarahkan kepada tokoh Nakula dan Sadewa

| 108 | Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 Wulandari

PERKEMBANGAN KESENIAN TUTUNGGULAN KAMPUNG SAMBAWA KABUPATEN TASIKMALAYA

Wulandari Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Budaya Indonesia Bandung Jalan Buahbatu No. 212 Bandung 40265 Email : [email protected]

ABSTRAK

Perkembangan kesenian Tutunggulan dikampung Sambawa Kabupaten Tasikmalaya merupakan judul dari penelitian ini, tujuannya untuk mendeskripsikan mengenai gambaran umum lahirnya kesenian tradisional Tutunggulan juga perkembangan kesenian Tutunggulan dikampung Sambawa. Untuk menggali data-data digunakan metode penelitian kualitatif, dan etnografi. Data terkumpul melalui teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Seluruh data diolah dengan teknik reduksi, display, dan verifikasi. Temuan dan hasil penelitian perkembangan kesenian Tutunggulan yaitu mengenai asal usul, pelaksanaan, perkembangan, fungsi, ciri khas, makna, nilai budaya, dan upaya dari kesenian Tutunggulan dikampung Sambawa. Kesenian ini turun-temurun dari generasi ke generasi tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi dan hiburan tetapi sekaligus juga untuk mengekspresikan wujud ideologi masyarakat kampung Sambawa. Kesenian tradisional Tutunggulan dikampung Sambawa yang dikenal bersifat ritual dan sakral mulai tergeser dan sedikit demi sedikit kehilangan fungsinya. Perlahan demi perlahan mulai kurang berkembang dan ditinggalkan oleh masyarakat pendukungnya. Kondisi ini dapat dikatakan sebagai tahap dari penurunan perkembangan kesenian Tutunggulan di kampung Sambawa.

Kata kunci: Kesenian Tutunggulan, Kampung Sambawa, Kesenian Tradisional

ABSTRACT

The development of Tutunggulan art in Sambawa District Tasikmalaya is the title of this research, the purpose of which is to describe the general picture of the birth of traditional art Tutunggulan also the development of Tutunggulan art in Sambawa village. To dig up the data used qualitative research methods, and ethnography. Data collected through observation techniques, interviews and documentation. All data is processed with reduction, display and verification techniques. The findings and results of research on the development of Tutunggulan art that is about the origin, implementation, development, function, characteristics, meaning, cultural value, and efforts of the art Tutunggulan Sambawa village. This art is hereditary from generation to generation not only serves as a means of communication and entertainment but also as an expression of the ideology of Sambawa village people. Traditional art of Tutunggulan in Sambawa which is known to be ritual and sacred began to shift and little by little lost its function. Slowly, it began to grow less developed and abandoned by the supporting community. This condition can be said as a stage of the decline of the development of Tutunggulan art in Sambawa.

Keywords: Tutunggulan Art, Sambawa Village, Traditional Art

PENDAHULUAN hiburan. Dalam perkembangannya kesenian mengalami Kesenian merupakan bagian dari kebudayaan yang perubahan dari masa ke masa, baik dari fungsi, bentuk, lahir dari hasil budi daya manusia untuk mengekspresikan waditra, dan penampilannya. Kesenian yang masih rasa keindahan, kebebasan dari dalam jiwanya. Kesenian berkembang di masyarakat adalah kesenian tradisional juga mempunyai fungsi lain yaitu sebagai pemelihara dan dan kesenian modern. Namun di sini penulis mengambil pelestarian keberagaman adat istiadat yang ada di sebuah kesenian tradisional untuk dijadikan bahan penelitian. daerah. Kesenian tradisional merupakan kesenian yang Kesenian adalah salah satu unsur kebudayaan yang dimiliki oleh daerah tertentu yang menjadi ciri khas daerah tumbuh juga berkembang dimasyarakat, dan dilakukan tersebut. Kesenian tradisional sebagai identitas kultural oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan, baik dalam masyarakat pendukungnya yang berfungsi secara sosial sistem kepercayaan, sistem sosial, maupun sebagai sarana dan ritual, juga dipercaya masyarakat tidak sekadar sebagai

Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 | 109 | PERKEMBANGAN KESENIAN TUTUNGGULAN KAMPUNG SAMBAWA KABUPATEN TASIKMALAYA hiburan yang menciptakan kegembiraan, namun ia juga METODE menjadi media yang mampu memfasilitasi doa dan harapan Pendekatan yang digunakan adalah metode mereka. Kesenian tradisional dipengaruhi oleh berbagai penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif berfokus pada aspek, antara lain letak geografis, mata pencaharian, pemahaman terhadap fenomena sosial yang terjadi di dan kepercayaan. Aspek yang menonjol dalam kesenian masyarakat yang berkait dengan kehidupan sehari-hari. tradisional di Indonesia pada umunya adalah sangat terkait Metode kualitatif menghasilkan data deskriptif berupa pada aspek mata pencaharian dan kepercayaan. ucapan, tulisan, dan perilaku orang-orang yang diamati Masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Jawa mengenai perkembangan kesenian Tutunggulan dikampung Barat sebagian besar masih memegang teguh nilai-nilai Sambawa. Kemudian dengan metode penelitian etnografi budaya warisan nenek moyang. Mereka beranggapan dianggap mampu menggali informasi secara luas dan bahwa suatu tradisi yang telah dilaksanakan secara mendalam. Jenis penelitiannya menggunakan deskriptif turun temurun harus tetap dilakukan oleh masyarakat. analisis dan studi etnografis karena dirasa cocok untuk Hal ini menjadi penting diteruskan oleh penerusnya agar mengetahui fenomena yang saat ini sedang berlangsung, kelangsungan kehidupan pada masyarakat tersebut tetap juga memiliki kesinkronan dengan objek yang diteliti, yang terjaga. sama-sama berhubungan dengan masyarakat. Salah satu kesenian tradisional tersebut diantara- Nya adalah kesenian utunggulan. Kesenian Tutunggulan yaitu kesenian tradisional yang unik, di mana alat musik HASIL KAJIAN utama yang digunakan hanya alu dan lesung. Kesenian Tutunggulan berawal dari kebiasaan masyarakat tradisional Tutunggulan, terlahir dari proses pewarisan yang dilakukan turun-temurun dan terus berkembang secara turun temurun dari generasi ke generasi. Kesenian hingga saat ini. Dari hasil pengamatan di lapangan seni Tutunggulan yang masih berkembang di masyarakat Sunda buhun Tutunggulan ini awalnya berkembang dari kebiasaan ini masih mencerminkan kepercayaan nenek moyang masyarakat yang dilakukan turun-temurun. (animisme). Kesenian tradisional Tutunggulan yang dikenal Tutunggulan pada awalnya digunakan masyarakat bersifat ritual dan sakral mulai tergeser dan sedikit untuk memberaskan padi, karena mayoritas masyarakat demi sedikit kehilangan fungsinya. Hal ini bukan berarti dikampung Sambawa bermata pencaharian sebagai petani. membuat kesenian Tutunggulan punah begitu saja, ada Hal ini dilatar belakangi oleh letak geografis daerah berbagai kesenian Tutunggulan yang masih menunjukkan kampung Sambawa. Pada umumnya, petani di pedesaan keberadaannya dan secara kreatif terus berkembang tanpa memanfaatkan segala sumber daya alam yang ada harus terkikis oleh modernisasi. Contohnya seperti di bukan bertujuan untuk mengambil keuntungan sebesar- kampung Sambawa, Desa Setiawaras, Kecamatan Cibalong, besarnya dari aktivitas pertanian tersebut, melainkan Kabupaten Tasikmalaya yang masih melestarikan kesenian untuk mendapatkan sebuah keberkahan dalam memenuhi Tutunggulan. kebutuhan pokok bagi kelangsungan hidupnya. Dalam Berdasarkan pemaparan di atas, adapun alasan kesenian Tutunggulan padi yang diperoleh dari hasil penulis untuk mengkaji kesenian Tutunggulan tersebut panen tersebut kemudian ditumbuk. Selama menumbuk, yaitu, penulis ingin mengangkat kesenian Tutunggulan terkadang suara yang dihasilkan dari bentrokan alu dan agar bisa lebih dikenal oleh masyarakat daerah lainnya, lisung tersebut menjadi mainan dan hiburan para ibu-ibu, dan penulis melihat seni tradisi Tutunggulan yang sambil bersenda gurau satu sama lain menghilangkan mulai melesap hilang. Padahal seni Tutunggulan dalam lelah, hingga tidak terasa bunyi-bunyian yang dihasilkan perjalanannya memiliki nilai histori tentang patriotisme menjadi harmonis dan padi pun telah berubah menjadi dan religi. beras Peralatan (alat musik) yang digunakan dalam kesenian Tutunggulan ini cukup sederhana dan memanfaatkan sumber daya alam yang ada di lingkungan

| 110 | Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 Wulandari

Gambar 1. Praktik Kesenian Tutunggulan di untuk memberi tahu kepada masyarakat lain bahwa ada Kampung Adat Kuta Tambaksari, Ciamis (Sumber: Google, 2013) orang yang meninggal. Karena pada zaman dahulu belum ada alat-alat modern seperti sepiker, sehingga masyarakat menggunakan kesenian Tutunggulan tersebut untuk dijadikan sebagai alat komunikasi. Biasanya para pemain memainkan kesenian Tutunggulan ketika sudah menjelang sore yaitu sekitar jam 17.00 WIB, dan untuk durasinya hanya sekitar 30 menit. Pada awalnya sebelum fungsi-fungsi di atas kesenian Tutunggulan dilakukan untuk kegiatan penyimpanan padi

Gambar 2. Lesung dan Alu yang masih tersisa di Kampung Sambawa ke lumbung karena masyarakat di kampung Sambawa (Sumber: Penulis, 2020) mayoritasnya bekerja sebagai petani, sebelum menanam padi biasanya terlebih dahulu melaksanakan ritual atau adat istiadat. Kebiasaan ini bertujuan untuk mengucapkan rasa syukur atas nikmat dan kesempatan yang diberikan oleh Tuhan untuk mengelola sawah sampai waktu panen tiba. Lagu yang dibawakan yaitu Lutung Luncat. Selanjutnya kampung Sambawa, seperti: lesung (lisung), alu (halu). sebagai lagu penghormattan terhadap dibawakan Pemain Tutunggulan semuanya perempuan. Mereka lagu Titiran Diadu yang dibawakan secara instrumentalia berjumlah 5 orang diantara-Nya : 1 orang pemegang melalui bunyi Tutunggulan. alu-indung yang bertugas sebagai lesung atau keajegan Selain itu juga keunikan atau ciri khas yang ketukan, 1 orang pemegang alu-kokoprak yang bertugas menjadi pembeda dari kesenian Tutunggulan ini yaitu memainkan ketukan, 1 orang pemegang alu-kikitir yang masih berpegang erat pada adat istiadat darah atau bertugas memberi ornamen pada alu-kokoprak, sehingga masyarakat bisa menyebutnya dengan istilah “Tali Karuhun terdengar bersahutan; dan 2 orang pemegang alu-gerenung Saka” contohnya pada fungsi kesenian Tutunggulan yang dan gerenong yang bertugas memainkan tabuhan lagu. dijadikan sebagai simbol adanya orang yang meninggal, Adapun pakaian yang dikenakan adalah pakaian sehari- masyarakat menggunakan sisa ikatan padi (Geugeusan) hari yang berupa: kain-kebaya, sinjang, dan tutup kepala yang sudah ditumbuk, lalu dibakar untuk dikeramaskan (kerudung). Dalam praktiknya kesenian Tutunggulan hanya pada orang yang sudah meninggal. Konon katanya melibatkan 5 orang pemain. hal ini sudah menjadi adat istiadat dan pembeda dari Ketika Tutunggulan belum berkembang menjadi kesenian Tutunggulan dikampung Sambawa dengan sebuah atraksi kesenian, ia hanya berfungsi sebagai alat seni Tutunggulan didaerah yang lain. Selain itu ciri khas komunikasi. Seperti pemberitahuan kepada orang lain kesenian Tutunggulan ini juga teletak pada adat istiadat bahwa di suatu tempat terdapat penghuninya. Dan ketika dan pakem yang sudah turun-temurun. Ini artinya, kesenian telah menjadi sebuah kesenian pun fungsi komunikasi masih ini tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi dan tetap ada, yaitu sebagai penyambutan datangnya bulan hiburan tetapi sekaligus juga untuk mengekspresikan Mulud yaitu bulan di mana dilahirkannya Nabi Muhammad wujud ideologi masyarakat kampung Sambawa. SAW (25 Sapar - 1 Mulud) atau lebih dikenal oleh masyarakat Sebagaimana kesenian pada umumnya, kesenian Sambawa dengan sebutan “Mapag Bulan”, Selain itu Tutunggulan jika dicermati secara mendalam juga tidak Tutunggulan juga digunakan masyarakat Sambawa untuk hanya mengandung nilai estetika semata, tetapi ada Nyinglar Samagaha (gerhana bulan). Masyarakat meyakini nilai-nilai lain yang terkandung di dalamnya. Nilai-nilai dengan menabuh lesung menggunakan alu (Tutunggulan) itu antara lain adalah gotongroyong, ketertiban dan atau gerhana bulan tersebut akan segera berakhir. Kesenian keteraturan. Nilai gotongroyong tersebut tercermin pada Tutunggulan juga merupakan alat komunikasi tepatnya saat pengolahan padi menjadi beras ketika ada tetangga

Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 | 111 | PERKEMBANGAN KESENIAN TUTUNGGULAN KAMPUNG SAMBAWA KABUPATEN TASIKMALAYA yang seusai panen. Dengan sukarela para tetangga terancam dan tidak akan mampu mempertahankan membantunya sembari bertutunggulan. Sedangkan, nilai keberadaannya, dan akan tergerus, tersisihkan, dan pada ketertiban dan atau keteraturan tercermin dalam seni akhirnya punah. Kondisi seperti inilah yang kini tengah Tutunggulan itu sendiri. Dalam hal ini antar pemegang alu dihadapi oleh kesenian Tutunggulan dikampung Sambawa. harus tahu persis kapan harus menumbuknya, sehingga Kini kesenian Tutunggulan sudah sangat jarang ditampilkan tidak terjadi benturan antar alu. dan dipertunjukkan. Generasi mudanya yang diharapkan Keberadaan seni tradisi dimasyarakat dapat melestarikannya (melindungi, memelihara, menjaga, mempresentasikan ideologi tradisional yang mereka mempertahankan, dan mengembangkannya) justru miliki. Dalam ideologi tersebut biasanya berisi ajaran tidak banyak yang meminatinya. Mereka umumnya lebih tentang makna kehidupan yang menjadi pegangan hidup menyukai kesenian kontemporer ketimbang kesenian masyarakat, tentang apa yang harus dilakukan agar menjadi tradisional yang dianggapnya sebagai ketinggalan alias manusia yang baik, baik sebagai individu, maupun sebagai kuno dan atau kampungan. Kondisi yang demikian pada makhluk sosial. Pernyataan ini senada dengan ungkapan gilirannya membuat kesenian Tutunggulan bagaikan Jakob Sumardjo tentang ideologi. Dalam bukunya, Sumardjo “Kerokot yang tumbuh di atas batu” (hidup segan mati tak (2001: 13-19) menguraikan bahwa: hendak) yang malah hampir punah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: “Kekuatan kesenian tradisi terletak pada hubungan (1) Pada saat ini sulit menemukan orang yang yang erat antara seni tradisi dengan kebudayaan menguasai kesenian Tutunggulan. Karena tokoh masyarakat asli masyarakat, serta pada kebiasaan-kebiasaan yang bisa dibilang sesepuh dikampung Sambawa kini satu yang mereka lakukan. Adaptasi tersebut juga dapat persatu sudah tidak ada. (2) Rendahnya tingkat apresiasi menimbulkan unsur kesakralan dalam kesenian terhadap kesenian Tutunggulan di kalangan generasi karena ada kepatuhan terhadap nilai-nilai yang muda khususnya ibu-ibu muda. (3) Peralatan kesenian berlaku di masa lalu”. Tutunggulan yang semakin langka, karena peralatan Namun menurutnya pula, ideologi seni sudah pemberasan padi sudah mulai tergantikan dengan mesin mulai luntur bagi kehidupan seni tradisi. Seni tradisi yang heler. (4) Semakin berkurangnya lahan persawahan, memiliki nilai tradisional masyarakat kini dipertanyakan sehingga aktivitas yang berkenaan dengan pemberasan eksistensinya. tradisional semakin langka. Seiring perkembangan zaman, kesenian Kesulitan tentang alat musik untuk bisa Tutunggulan yang ada dikampung Sambawa ini, perlahan melestarikan seni buhun ini pernah diungkapkan seorang demi perlahan mulai kurang berkembang dan ditinggalkan tokoh pemain kesenian Tutunggulan Bapak Wawan, dalam oleh masyarakat pendukungnya. Kondisi ini dapat suatu obrolan khusus dengan penulis. Menurut beliau, tidak dikatakan sebagai tahap dari penurunan perkembangan berkembangnya seni Tutunggulan ini, meski ada beberapa kesenian Tutunggulan, ketika jenis-jenis kesenian modern seniman yang terus menghidupkannya, tapi nasibnya pun mulai merasuki masyarakat pedesaan kampung Sambawa. hanya jalan di tempat bahkan terkesan makin memudar, Salah satu yang berhubungan dengan fenomena kesenian karena terkendala oleh pakem. Pada akhirnya, kesulitan- tradisional ini yaitu budaya luar yang bergerak masuk kesulitan tersebut yang menjadikan ketidaktertarikan / ke dalam negeri. Pandangan penulis mengenai hal ini, kurang minatnya generasi muda untuk menjadi pelaku seharusnya pemerintah bisa mendorong untuk tetap seni yang mampu menjaga dan melestarikan serta melestarikan dan mempertahankan eksistensi kesenian mengembangkan seni tradisi ini. buhun Tutunggulan dan tidak perlu dihentikan atau dibekukan sebagai seni warisan, justru dilanjutkan dalam interaksi terbuka dengan unsur-unsur budaya global dan KESIMPULAN budaya lokal yang sudah ada. Jika hal ini tidak dilakukan Kesenian Tutunggulan merupakan kesenian buhun maka keberadaan seni buhun Tutunggulan akan semakin tradisional dari Jawa Barat dimana alat musik utama

| 112 | Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 Wulandari yang hanya menggunakan alu dan lesung. Seni buhun sebutan nama orang yang memukul bagian lesung tersebut. Tutunggulan ini berawal dari tradisi yang berkembang Seperti kokoprak, titir, gerenceng, tololol, dan gedug atau di daerah agraris khususnya di Jawa Barat. Kesenian bedug. Biasanya kesenian Tutunggulan dilakukan secara Tutunggulan khususnya dikampung Sambawa Kabupaten berkelompok atau bersama-sama, dan dimainkan pada Tasikmalaya terletak di Desa Setiawaras Kecamatan waktu sore hari. Lagu yang dinyanyikan sudah memiliki Cibalong, lahir karena berawal dari kebiasaan masyarakat pakem sebagai lagu wajib, yaitu lagu Titiran Diadu dan menumbuk padi dengan alu dan lesung yang menghasilkan Lutung Kasarung. Pemain kesenian tutunggulan semuanya suara berirama, sehingga menjadi sebuah kesenian. perempuan. Mereka berjumlah 5 orang. Adapun pakaian Kesenian ini awalnya digunakan masyarakat untuk yang dikenakan adalah pakaian sehari-hari yang berupa memberaskan padi, dan menyimpan ke lumbung karena kebaya, sinjang, dan tutup kepala (kerudung). masyarakat di kampung Sambawa mayoritasnya bekerja Tutunggulan sebagai kesenian tradisional biasanya sebagai petani. Selain itu hal ini dilatar belakangi oleh letak memiliki pakem atau ciri yaitu raga, rasa dan wirama. Selain geografis daerah kampung Sambawa. Sebelum menanam itu juga keunikan atau ciri khas yang menjadi pembeda dari padi biasanya terlebih dahulu melaksanakan ritual atau kesenian Tutunggulan ini, yaitu masih berpegang erat pada adat istiadat. Kebiasaan ini bertujuan untuk mengucapkan adat istiadat darah atau masyarakat bisa menyebutnya rasa syukur atas nikmat dan kesempatan yang diberikan dengan istilah “Tali Karuhun Saka”. Contohnya pada fungsi oleh Tuhan untuk mengelola sawah sampai waktu panen kesenian Tutunggulan yang dijadikan sebagai simbol tiba. Selain itu, tujuan utama kegiatan ini adalah menuai adanya orang yang meninggal, masyarakat menggunakan padi untuk dijadikan indung paré yang diikuti dengan sisa ikatan padi (Geugeusan) yang sudah ditumbuk, lalu menyediakan berbagai barang-barang untuk keperluan dibakar untuk dikeramaskan pada orang yang sudah menghormati Dewi Sri, menurut kepercayaan urang Sunda meninggal. Ini artinya, kesenian ini tidak hanya berfungsi khususnya di kampung Sambawa yang sering mereka sebut sebagai alat komunikasi dan hiburan tetapi sekaligus Nyi Pohaci Sanghyang, yang diyakini oleh masyarakat juga sebagai pengekspresian wujud ideologi masyarakat sebagai dewi padi atau dewi kesuburan. kampung Sambawa. Kesenian Tutunggulan yang masih berkembang di Ada nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya. masyarakat kampung Sambawa ini masih mencerminkan Nilai-nilai itu diantara-Nya gotongroyong, ketertiban dan kepercayaan nenek moyang (animisme). Konon keteraturan. Selain itu, kesenian Tutunggulan ini memiliki katanya kesenian Tutunggulan berawal dari kebiasaan makna yaitu berupa ajaran tentang makna kehidupan yang nenek moyang yang dilakukan secara turun temurun menjadi pegangan hidup masyarakat, tentang apa yang dari generasi-ke generasi. Bahkan ketika terjadinya harus dilakukan agar menjadi manusia yang baik, baik penyebaran agama Islam di pulau Jawa. Tutunggulan ini sebagai individu, maupun sebagai makhluk sosial. dipakai untuk memanggil mengumpulkan masyarakat Kesenian tradisional Tutunggulan dikampung kampung untuk menyambut datangnya bulan Mulud Sambawa yang dikenal bersifat ritual dan sakral mulai yaitu bulan dimana dilahirkannya Nabi Muhammad SAW tergeser dan sedikit demi sedikit kehilangan fungsinya. (25 Sapar - 1 Mulud) atau lebih dikenal oleh masyarakat Perlahan demi perlahan mulai kurang berkembang dan Sambawa dengan sebutan “Mapag Bulan”. Namun disisi ditinggalkan oleh masyarakat pendukungnya. Kondisi lain kesenian Tutunggulan ini memiliki banyak fungsi ini dapat dikatakan sebagai tahap dari penurunan seperti proses menyebarkan dan mengembangkan agama perkembangan kesenian Tutunggulan, ketika jenis-jenis Islam, Nyinglar Samagaha (gerhana bulan), memberi tahu kesenian modern mulai merasuki masyarakat pedesaan kepada masyarakat lain bahwa ada orang yang meninggal. kampung Sambawa. Generasi mudanya yang diharapkan Biasanya para pemain memainkan kesenian Tutunggulan dapat melestarikannya (melindungi, memelihara, menjaga, ketika sudah menjelang sore yaitu sekitar jam 17.00 WIB, mempertahankan, dan mengembangkannya) justru dan untuk durasinya hanya sekitar 30 menit. tidak banyak yang meminatinya. Mereka umumnya lebih Dalam praktiknya kesenian Tutunggulan memiliki menyukai kesenian kontemporer ketimbang kesenian

Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 | 113 | PERKEMBANGAN KESENIAN TUTUNGGULAN KAMPUNG SAMBAWA KABUPATEN TASIKMALAYA tradisional yang dianggapnya sebagai ketinggalan alias kuno dan atau kampungan.

* * *

RUJUKAN

Alwasilah, A. C. 2003 The Basics of Designing and Conducting Qualitative Research. Jakarta: Pustaka Jaya

Andriani, P. 2015 The Existence of Traditional Arts Gondang Buhun In Ciamis. Journal of Siliwangi Tasikmalaya University

Koentjaraningrat. 1958 Anthropological Methods in Public and Cultural Investigations in Indonesia

Vemialit, Ressy. 2016 Tutunggulan Cianjur, Jawa Barat. Cianjur Santosa, Budhi. 1981 Arts and Cultural Values

Windasari. W. 2012 Art Tutunggulan in Mekarjaya Village, Kiarapedes District, Purwakarta Regency

Yulyani, Novika 2016 Development of Tutunggulan Art in Purwakarta Regency in 1990-2012

Yoeti. A.O. 1985 Preserving Traditional Cultural Arts That Are Almost Extinct

| 114 | Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 Muhamad Prasatyo Nugroho

EKSISITENSI KAIN TAPIS LAMPUNG SEBAGAI SALAH SATU WARISAN KEBUDAYAAN TRADISIONAL INDONESIA

Muhamad Prasatyo Nugroh Program Studi Seni Rupa Murni Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Budaya Indonesia Bandung Email: [email protected]

ABSTRAK

Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya. Budaya yang dimiliki Indonesia merupakan hasil turun temurun dari nenek moyang. Salah satu warisan kebudayaan Indonesia dalam bidang tekstil, adalah Kain Tapis Lampung. Tapis Lampung adalah sejenis kain yang biasa digunakan oleh masyarakat Lampung terutama para gadis dan wanita suku Lampung. Tapis dibuat dengan cara menenun, menggunakan benang emas atau benang perak. Kain tenun tapis merupakan perangkat yang berkaitan dengan kegiatan spiritual dan religi masyarakat Lampung. Seiring berkembangnya zaman dan arus globalisasi yang terjadi begitu cepat, ketertarikan terhadap kain tapis Lampung tidak diimbangi dengan pengetahuan dasar dan makna-makna filosofi yang terkandung di dalam kain tapis Lampung itu sendiri. Untuk menjaga aktualisasi seni tradisional kain tapis Lampung, dibutuhkan langkah-langkah preservasi guna mencegah kepunahan budaya lokal tersebut.

Kata kunci: Kesenian Tradisional, Tapis, Eksistensi.

ABSTRACT

Indonesia is a country rich of culture. The culture that Indonesian has is the result of heredity from our ancestors. One of Indonesia’s cultural heritages in the textile sector, is Tapis Lampung. Tapis Lampung is a type of cloth commonly used by the people of Lampung, especially girls and women from the Lampung tribe. Tapis are made by weaving, using gold or silver spun. Tapis woven cloth is a device related to the spiritual and religious activities of Lampung society. As times have developed and the flow of globalization that happening so fast, the interest in Lampung’s Tapis, is not matched by the basic knowledge and philosophical meanings contained in the Lampung filter cloth itself. To maintain the actualization of the traditional Tapis Lampung art, preservation steps are needed to prevent the extinction of the local culture.

Keywords: : Traditional Arts, Tapis, Existence.

PENDAHULUAN berpikir dan bertindak suatu kaum atau masyarakat, yang Indonesia adalah negara kepualauan terbesar berpegang teguh terhadap adat kebiasaan, norma, dan di dunia yang terdiri dari 34 provinsi dengan jumlah filsafat yang telah ada dari zaman terdahulu. Turunan penduduk 250 juta jiwa. Indonesia memiliki banyak dari kata tradisional adalah tradisi. Menurut Kamus Besar provinsi yang didalamnya terdapat suku-suku dan budaya Bahasa Indonesia (KBBI), tradisi adalah: “Adat kebiasaan turun-temurun dari yang beragam. Perbedaan suku bangsa satu dengan yang nenek moyang yang masih dijalankan oleh lainnya di setiap daerah menjadikan Indonesia memiliki masyarakat, yang berangkat dari penilaian beragam bahasa, budaya, adat istiadat, lagu daerah, tarian atau anggapan bahwa cara-cara yang daerah, pakaian daerah hingga kerajianan tradisional. telah ada merupakan yang paling baik dan Berbagai macam hal diatas dapat kita simpulkan menjadi benar” (KBBI, 2005:1208) sebuah seni tradisional. Seni tradisional adalah unsur kesenian yang menjadi bagian 2hidup masyarakat dalam Mengingat seni tradisional adalah hasil budaya suatu kaum, suku, atau bangsa tertentu. Seni tradisional turun temurun, maka tidak heran jika sifatnya tergolong juga dapat diartikan sebagai sebuah sikap atau cara masih sangat terikat terhadap berbagai aturan dan pakem

Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 | 115 | EKSISITENSI KAIN TAPIS LAMPUNG SEBAGAI SALAH SATU WARISAN KEBUDAYAAN TRADISIONAL INDONESIA di masyarakat tersebut. Beberapa prinsip-prinsip hasil Seiring dengan semakin berkembangnya zaman budaya juga sering dikaitkan dengan kepercayaan dan dan arus globalisasi yang terjadi begitu cepat, ketertarikan legenda sekitar, sehingga dapat dikatakan seni tradisional terhadap kain tradisional tapis Lampung tidak diimbangi juga bersifat spriritual serta religius. Karena sifatnya yang dengan pengetahuan dasar dan makna-makna filosofi yang lekat dengan hidup masyarakat, seni tradisional harus terkandung di dalam kain tapis Lampung itu sendiri. Ada bersifat aktual. Untuk menjaga aktualisasi seni tradisional kalanya para peminat kain tapis Lampung klasik hanya tentunya dibutuhkan langkahlangkah preservasi agar seni tertarik terhadap keindahan visual yang terdapat di kain tradisional tidak musnah. tapis Lampung itu saja. Para peminat klasik tersebut Salah satu warisan budaya Lampung yang perlu terkadang tidak mengetahui ataupun mendalami makna- dilestarikan adalah Tapis. Tapis adalah sejenis kain sarung makna apa saja yang terkandung dalam motif kain tapis yang biasa digunakan oleh masyarakat Lampung terutama Lampung. Sesugguhnya jika kita mempelajari lebih dalam, oleh para gadis dan wanita suku Lampung. Kain ini kain tapis Lampung menyimpan begitu banyak makna memiliki ragam hias dari setiap jenisnya. Ragam hias pada filosofis di dalamnya. kain Tapis dibuat dengan cara menenun dan menggunakan benang emas atau perak. Fungsi dari kain tenun tapis sendiri adalah sebagai simbol yang terkandung pada METODE lambang yang menjadi ragam hias motifnya. Pada mulanya, Berdasarkan masalah yang akan diteliti, maka ragam hias yang dilukiskan pada pakaian tenun umumnya penelitian ini dapat digolongkan kedalam jenis penelitian mempunyai arti atau bentuk abstrak dari satu objek. Kain kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian tenun tapis merupakan perangkat yang memiliki makna dimana data yang dianalisis merupakan data kualitatif. beraneka ragam yang berhubungan dengan kepercayaan, Dalam metode penelitian ini menggunakan deskiptif perasaan sakral dan pemuasan akan cita rasa kaindahan. kualitatif karena dapat membantu dalam proses Tapis Lampung termasuk kerajian tradisional karena memperoleh informasi akurat terkait data lapangan dan peralatan yang digunakan dalam membuat kain dasar memudahkan dalam memperoleh data yang diperoleh, dan motif-motif hiasnya masih sederhana. Seiring dengan sehingga data hasil dapat disajikan secara objektif. Metode perkembangan zaman kain tapis mengalami berbagai kualitatif lebih menekankan pada proses penalaran, definisi perkembangan. terhadap situasi tertentu, dan kebanyakan penelitian Perkembangan yang terjadi merupakan salah satu yang dilakukan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. upaya dalam penyempurnaan kain tapis, baik secara teknik Penelitian jenis kualitatif ini juga lebih menekankan pada pembuatan kain tapis, bentuk motif kain tapis, maupun proses dibandingkan produk atau outcome. Untuk 3 urutan metode penerapaan motif kain tapis Lampung pada kain aktivitas yang akan dilakukan dapat berbeda-beda, hal ini dasarnya.Proses penyempurnaan ini tentunya tidak terjadi tegantung pada kondisi dan banyaknya jumlah gejala yang secara instan, melaikan menyesuaikan dengan perubahan ditentukan. dan perkembangan yang terjadi mengikuti arus globalisasi. Dengan demikian, dalam penelitian kualitatif Perkembangan teknik pembuatan kain tapis Lampung peneliti perlu untuk membekali diri dengan pengetahuan dan juga motif pada kain tapis Lampung terjadi akibat yang memadai terkait permasalahan yang akan ditelitinya. berbagai pengaruh dari kebudayaa-kebudayaan lain. Selain Sedangkan pendekatan yang akan digunakan dalam itu faktor lainnya juga terjadi karena terjalinnya kontak penelitian ini adalah pendekatan etnografi. Pendekatan sosial, interaksi sesama masyarakat, dan juga komunikasi etnografi adalah pendekatan empiris dan teoritis yang antar masyarakat adat Lampung dengan kebudayaan luar bertujuan untuk mendapatkan deskriptif serta analisis Lampung. Komunikasi yang terjadi antar masyarakat di yang mendalam terkait kebudayaan berdasarkan penelitian Indonesia sangat mendukung dalam hal pertukaran ide, lapangan yang intensif. Pendekatan ini memusatkan pikiran, dan kreasi seni, sehingga motif yang muncul di usaha untuk menemukan bagaimana masyarakat tiap-tiap kain tradisional Indonesia semakin berkembang. mengorganisasikan budaya mereka dalam pikiran (mind)

| 116 | Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 Muhamad Prasatyo Nugroho mereka dan kemudian menggunakan budaya tersebut Gambar 1. Pelepai (Sumber:National Museum van Wereldculturen | The Netherlands. dalam kehidupannya. 2021.)

PEMBAHASAN Masyarakat Lampung memiliki sebuah semboyan yang digunakan sebagai identitas asli masyrakat Lampung, penguasa. Dalam bahasa Jawa kuno, ”apis” atau akar, dan yaitu “Sai Bumi Ruwa Jurai” atau “Satu Bumi Dua Jiwa”. kata “tap” merupakan makna susunan baik atau lajur demi Sesuai dengan semboyan yang dimilikinya, masyarakat lajur. Pada masa perdagangan tekstil di abad ke-16 dan 17, Provinsi Lampung dibagi menjadi dua suku utama, yaitu para pedagang Inggris, Portugis dan Belanda menyebut Suku Lampung Pesisir dan Suku Lampung Pepadun. tekstil ini dengan sebutan ostilas tapes, taffes, tapes Meskipun keduanya sama-sama menjadi masyarakat asli, chindes. Sehingga saat ini tapis diartikan sebagai tenunan namun kedua suku ini memiliki perbedaan yang cukup yang diberi hiasan atau ornamen yang disusun khusus mencolok, baik dari segi bahasa yang digunakan maupun dalam jalur-jalur horizontal. tata cara yang digunakan dalam adat istiadat lainnya. Masyarakat Lampung telah mengenal kegiatan 1. Lampung Pesisir tenun-menenun sejak abad ke-1 Masehi, hal ini sependapat Masyarakat ini merupakan masyarakat suku asli dengan apa yang dikatakan oleh Van der Hoop, pada masa Lampung yang mendiami wilayah pesisir Lampung. itu masyarakat Lampung telah menenun kain brokat yang Wilayah cakupannya terdiri dari wilayah Teluk, disebut kain nampan dan kain sutra yang disebut kain Meninting, Semangka, Belalau/Krui, Komering, Ranau, pelepai dengan teknik kunci dan kait (key and rhomboid dan Cikoneng/Banten. Secara bahasa masyarakat shape) dengan sebuah motif pohon hayat dan sebuah Lampung pesisir menggunakan dialek A atau Api. bangunan berbentuk kapal berisi roh orang yang telah 2. Lampung Pepadun meninggal. Pola ini berkaitan dengan budaya kaum Masyarakat ini mendiami wilayah dataran rendah peladang dan kaum peramu. Pohon hayat biasa diartikan dan dataran tinggi. Wilayahnya melliputi daerah sebagai perantara antara dunia atas dan dunia bawah. Abung, Tulangbawang, Way Kanan dan Pubiyan. Untuk Pohon hayat adalah dunia tengah, pucuknya ada di langit penggunaan bahasa, masyarakat Lampung pepadun dan akarnya di dalam bumi. menggunakan dialek O atau Nyou. Pada masyarakat berpola pikir peramu, kematian Masyarakat Lampung menganggap penting sebuah membawa kehidupan. Penghubung antara manusia dan asal-usul dasar genealogis sebagai sebuah kelompok Dewa pun melalui korban kematian. Seiring dengan berdasarkan sifat, sejarah, dan faktor teritorialnya. hadirnya kematian, masyarakat percaya kesuburan akan Masyarakat Lampung mengakui bahwa mereka berasal datang. Dalam setiap kegiatan upacara adat, kain selalu dari satu keturunan yang sama dan tempat yang sama, memiliki peran yang 4 penting. Kain selain memberikan yaitu Sakala Bhra. Sakala berarti ‘titisan’, sedangkan bhra sebuah perlambangan ritual, kehadiaran kain juga berarti ‘yang dimuliakan’ atau ‘dewa’. Berdasarkan daerah menandakan tingkat sosial pemilik kain. asal Sakala Bhra ini garis keturunan dapat ditelusur, dan kedudukan seseorang di dalam adat dapat ditentukan. MOTIF, FUNGSI, DAN PROSES PEMBUATAN Kain Tapis biasanya dibuat oleh wanita, baik ibu SEJARAH rumah tangga maupun gadisgadis (muli-muli) ketika waktu Penggunaan kata tapis pada mulanya tercatat senggang. Pembuatan kain ini bertujuan untuk memenuhi dalam prasasti Jawa abad ke-sembilan yang menunjuk tuntutan adat istiadat yang dianggap sakral. Tahap pada suatu wastra atau kain tradisional yang kaya akan paling awal pembuatan Kain Tapis adalah pemintalan makn serta memiliki nilai yang tinggi, sehingga dijadikan kapas (khambak) menjadi benang katun, dan pemintalan persembahan atau hadiah dari raja-raja kepada sang kepompong ulat sutera menjadi benang emas. Kemudian

Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 | 117 | EKSISITENSI KAIN TAPIS LAMPUNG SEBAGAI SALAH SATU WARISAN KEBUDAYAAN TRADISIONAL INDONESIA

Gambar 2. Tapis Gajah Meghem Gambar.3 Tapis Inuh (Sumber: TapisLampung2015.blogspot. 2021.) (Sumber: National Museum van Wereldculturen | The Netherlands. 2021.)

benang-benang tersebut diawetkan dengan cara direndam dalam air yang dicampur dengan akar serai wangi. Setelah Kegiatan ini pada mulanya dilakukan untuk mengisi waktu proses pengawetan selesai, tahap selanjutnya adalah senggang dengan tujuan memenuhi kebutuhan tuntutan proses pewarnaan benang dengan menggunakan bahan- adat istiadat. Pembuatan kain tapis Lampung pada masa bahan alami. lampau dianggap sebagai sebagai suatu yang sakral. Di Untuk mendapatkan benang berwarna coklat dalam budaya masyarakat Lampung, kepemilikan kain misalnya, benang katun direndam dalam air yang dicampur tapis menjadi suatu hal yang wajib, terlebih jika didalam dengan serbuk kulit kayu mahoni atau kalit kayu durian. keluarga tersebut memiliki anak perempuan. Para gadis Setelah warna benang sesuai dengan warna yang diinginkan, Lampung menenun kain tapis guna mempersiapkan diri ke maka benang direndam dalam air yang dicampur daun sirih. jenjang pernikahan. Perendaman ini bertujuan agar warna benang tidak mudah Menurut sejarah, pembuatan kain tapis sudah ada luntur. Setelah benang yang dibutuhkan siap, maka tahap dan bekembang sejak abad ke-1 masehi. Kebudayaan selanjutnya adalah merajut benang menjadi kain. Setelah Dongson dari Asia, Hindu, Budha, Islam, dan juga Eropa kain terbentuk, maka tahapan selanjutnya adalah membuat merupakan kebudayaan yang cukup dominan sebagai motif-motif, seperti motif floral, fauna, geometris, dan pengaruh dalam perkembangan motif kain tapis Lampung. figuratif dengan menggunakan benang-benang berwarna. Pada masa penjajahan Belanda, tapis terbilang cukup Selanjutnya motif tersebut disulam (sistem cucuk) dengan berkembang di masyarakat, namun pada masa penjajahan benang emas dan benang perak. Tapis tidak hanya memiliki Jepang kegiatan membuat tapis sempat terhenti. Kerajian fungsi sebagai benda pakai atau praktis saja, namun kain tapis Lampung mulai muncul kembali pasca kemerdekaan tapis memiliki fungsi bersifat simbolis. Kain tapis Lampung Indonesia pada tahun 1945. juga memiliki fungsi sosial, ekonomi, religi, dan estetika.

EKSISTENSI KAIN TAPIS DI MASA LAMPAU EKSISTENSI KAIN TAPIS DI MASA KINI Pesona keindahan tenunan kain tapis Lampung Dewasa ini, kain tenun Tapis Lampung banyak tidak hanya sekedar buah dari kerajinan tradisional mengalami modifikasi sesuai dengan perkembangan masyarakat Lampung, lebih dari itu kain tapis menjadi zaman. Hal ini dilakukan tanpa mengurangi nilai dan filosofi sebuah simbol bentuk keselarasan kehidupan masyarakat yang terkandung dalam penggunaan pakaian adat Kain Lampung terhadap alam dan sang pencipta. Eksistensi kain Tapis Lampung. Kini, kain tapis bisa dikenakan oleh siapa tapis Lampung ini ditempuh melalui rentan waktu yang saja, tak harus orang dengan keturunan asli Lampung. Kain cukup lama, secara bertahap kain tapis mengarah kepada tapis juga tidak hanya digunakan di acara adat saja, namun kesempurnaan teknik tenun, lalu dilanjutkan dengan proses kain tenun tapis juga kini mulai digunakan di kehidupan kreatif masingmasing daerah sesuai dengan perkembangan sehari-hari dan juga diaplikasikan dalam berbagai ragam terhadap kebudayaan masyarakat tersebut. item fashion. Kiprahnya pun sudah melalang buana Kerajinan kain tapis Lampung dibuat oleh para dalam ajang bertaraf nasional daninternasional. Pada wanita, baik para ibu rumah tangga maupun para gadis. masa sekarang, kain tapis sudah banyak diperjual belikan

| 118 | Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 Muhamad Prasatyo Nugroho secara bebas. Hal ini dipengaruhi oleh perkembangan harus masyarakat keturunan asli Lampung. Kain tenun tapis zaman dan kebutuhan konsumsi yang berkaitan dengan Lampung juga kini mulai banyak digunakan di kehidupan kepentingan sosial. Secara tidak sadar, fungsi utama pada sehari-hari. kain tapis mulai diabaikan. Di era ini produk kain tapis yang dijual di pasaran lebih banyak berasal dari hasil produksi pabrikpabrik modern. Hal ini dianggap lebih praktis dan * * * lebih cepat. Penggunaan bahan pewarna pun kini telah banyak menggunakan pewarna tekstil, karena dirasa lebih RUJUKAN cepat dan praktis. Bukri, Husin Sayuti, Soepangat, Sukiji, Pegeseran pola hidup masyarakat di zaman sekarang 1977. Sejarah Daerah Lampung. Pusat Penelitian Sejarah membuat kain tapis bukan lagi menjadi benda yang hanya dan Budaya, Departemen Pendidikan dan dipakai berdasarkan status sosialnya. Di era sekarang Kebudayaan. siapapun bisa menggunakan kain tapis Lampung. Namun, Firmansyah, Junaidi. dibeberapa upacara adat penggunaan terhadap kain tapis 1997. Mengenal Sulam Tapis Lampung. Bandar Lampung : masih digunakan sesuai mengikuti aturan adat, dan jenis Gunung Pesagi. kain tapis yang digunakan juga masih berdasarkan status Martiara, Rina. sosial masyarakatnya. 2014. Cangget: Identitas Kultural Lampung Sebagai bagian dari Keragaman Budaya Indonesia. Yogyakarta: ISI Yogyakarta. KESIMPULAN Novialista, Mentari. Kain tapis merupakan salah satu kerajinan 2018. “PesanPesan Dakwah Motif Kain Tapis Lampung tradisional Indonesia yang berasal dari provinsi Lampung. Dalam Pandangan Budayawan Lampung”. Skripsi. Kain tapis merupakan kerajinan tradisional hasil tenun Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Komunikasi dan yang menggunakan benang emas atau perak, umumnya Penyiaran Islam, Universitas IAIN, Lampung. kain tapis digunakan oleh wanita suku adat Lampung. Novitasari, Candra. Terdapat begitu banyak jenis dan motif pada kain tapis 2020. “9 Jenis Motif Tapis Lampung, Penjelasan dan Lampung, hal ini dikarenakan terdapat dua suku utama di Gambar”. Lampung, yaitu Saibatin dan Pepadun. Sugiyono. Motif-motif pada kain tapis Lampung berasal 2011. Metode PenelitianPendidikan: Pendekatan dari tangkapan visual masyarakat terhadap lingkungan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: alam, flora dan fauna sekitar. Berbagai motif tersebut Alfabeta. memiliki makna filosofi yang mendalam terkait kehidupan Susan, Stainback. masyarakat Lampung, baik hubungan antar manusia 1988. Understanding & Conducting Qualitative Research. maupun hubungan kepada Sang Pencipta. Eksistensi kain Kendall/Hunt Publishing Compani: Dubuque, tapis Lampung ini ditempuh melalui rentan waktu yang lowa. cukup lama, secara bertahap kain tapis mengarah kepada Susiana. kesempurnaan teknik tenun. Pada masa sekarang ini kain 2017. “Motif Kain Tapis Pada Kerajinan Tradisional Adat tenun Tapis Lampung banyak mengalami modifikasi sesuai Lampung Dalam Perspektif Etnomatematika dengan perkembangan zaman. Hal ini dilakukan tanpa Sebagai Kekayaan Matematika dan Budaya. mengurangi nilai dan filosofi yang terkandung dalam kain Skripsi. Tarbiyah dan Keguruan, Pendidikan Tapis Lampung. Dulu, kain tapis hanya bisa digunakan Matematika, Universitas IAIN, Lampung. untuk keperluan upacara adat istiadat saja dan motif yang digunakan harus sesuai dengan golongan pemakainya. Namun kini kain tapis bisa dikenakan oleh siapa saja, tidak

Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 | 119 | RUPA VISUAL KESENIAN TRADISIONAL WAYANG BAMBU DI KOTA BOGOR RUPA VISUAL KESENIAN TRADISIONAL WAYANG BAMBU DI KOTA BOGOR

Nurul Siyamita Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Budaya Indonesia Bandung Jalan Buahbatu No. 212 Bandung 40265 Email : [email protected]

ABSTRAK

Kesenian Wayang merupakan salah satu karya seni aseli Indonesia yang sudah mendunia ini memiliki ragam jenis dan bentuk yang berbeda-beda di setiap daerahnya. Namun selain itu semua masih ada lagi Wayang yang menjadi ciri khas wilayah Bogor dan sekitarnya, yaitu Wayang Bambu dari Desa Cijahe. Ki Darajat Iskandar sang penggagas ide kesenian Wayang Bambu ini, Sejak awal tahun 2000 sampai sekarang, Sesuai namanya, Rupa visual dari Wayang ini memang terbuat dari Bambu yang dianyam menjadi bagian tubuh dan kepala, lalu diberi hias-hiasan baju dari kertas, manik-manik dan kain. Salah satu misi pertunjukan Wayang Bambu adalah membuat tontonan yang menjadi tuntunan.

Kata kunci: Wayang Bambu, Rupa visual, Makna

ABSTRACT

Wayang art is one of Indonesia’s original works of art that has gone global and has a variety of types and forms that vary in each region. However, apart from that, there are still puppets that are characteristic of the Bogor region and its surroundings, namely the Bamboo Wayang from Cijahe Village. Ki Darajat Iskandar, the initiator of the bamboo puppet art idea, since the beginning of 2000 until now, As the name implies, the visual form of this puppet is indeed made of bamboo which is woven into the body and head, then decorated with clothes made of paper, beads. and cloth. One of the missions of the Bamboo Wayang performance is to make shows that serve as guidance.

Keywords: Bamboo puppet, visual form, meaning

PENDAHULUAN co.id,Bogor 2017). Kesenian Wayang merupakan salah satu karya seni Ketua pelaksana Pagelaran Seni Budaya Wayang aseli Indonesia yang sudah mendunia ini memiliki ragam Bambu, Gatut Susanta mengatakan pertunjukan digelar jenis dan bentuk yang berbeda-beda di setiap daerahnya. sebagai gambaran betapa bangganya menjadi warga Seperti yang sudah terkenal antara lain Wayang kulit dari Bogor untuk mempertahankan dan mengangkat kekayaan Jawa, Wayang golek dari Bandung dan Wayang suked dari seni dan budaya. “Seni budaya yang mempunyai nilai-nilai Tegal dan lain-lain. Namun selain itu semua masih ada luhur yang melekat sebagi karakter dan ciri Bogor masa lagi Wayang yang menjadi ciri khas wilayah Bogor dan lalu, kini, dan masa datang,” (Gatut susanta 2017). sekitarnya, yaitu Wayang Bambu dari Desa Cijahe. Sesuai namanya, Wayang ini terbuat dari Bambu Masyarakat Bogor sudah sepatutnya bangga karena yang dianyam menjadi bagian tubuh dan kepala, lalu diberi kesenian ini berkembang di Kampung Cijahe, Kelurahan hias-hiasan baju dari kertas, manik-manik dan kain. Hanya Curug Mekar, Kecamatan Bogor Barat. Ki Darajat Iskandar saja pada bagian wajah Wayang ini tidak diberi cat, tidak sang penggagas ide kesenian Wayang Bambu ini, Sejak memiliki mimik wajah seperti pada umumnya Wayang awal tahun 2000 sampai sekarang, beliau telah ratusan golek atau pun Wayang kulit. Ki Darajat Iskandar sengaja kali mengadakan pagelaran Wayang Bambu dan tak jarang tidak memberikan wajah pada Wayang-Wayang ciptaannya beliau mendapat penghargaan dari ajang lomba-lomba dengan tujuan agar tidak menghilangkan unsur estetik dari yang diselenggarakan dari banyak pihak. Bahkan menurut anyaman Bambu itu sendiri. penuturan beliau, kesenian Wayang Bambu desa Cijahe ini sudah pernah digelar di sembilan negara. (Republika.

| 120 | Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 Nurul Siyamita

METODE bertukar informasi dan ide melalui proses tanya jawab. 1. Metode Penelitian. Proses tanya jawab tersebut dilakukan pewawancara Penelitian ini bersifat kualitatif dengan pendekatan kepada narasumber yang bertujuan untuk mendapatkan deskriptif Analisis. Menurut I Made Winartha (2006:155), informasi dari narasumber. Wawancara dengan narasumber metode adeskriptif analisis adalah menganalisis, terpercaya Kampung Cijahe, bertanya langsung mengenai menggambarkan, dan meringkas berbagai kondisi, situasi Wayang Bambu langsung dengan Ki Drajat yang merupakan dari berbagai data yang dikumpulkan berupa hasil penemu Wayang Bambo. wawacara atau pengamatan mengnai masalah yang diteliti b) Studi kepustakan mencari dan mengumpulkan data yang terjadi di lapangan. Sedangkan menurut Sugiyono melalui media buku, hasil Penelitian Jurnal Ilmiah, Media (2008:14) merupakan metode yang digunakan untuk cetak atau Internet yang berhubungan dengan Kesenian meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti Wayang Bambu. adalah sebagi instrumen kunci. Metode penelitian ini c) Observasi langsung dengan mendatangi lokasi Penelitian sering digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang yang berada di Kampung Cijahe tepatnya di rumah Ki Drajat alamiah yakni obyek yang berkembang apa adanya, tidak melihat serta menyentuh langsung keunikan Wayang dimanipulasi oleh Peneliti, dan kehadiran peneliti tidak Bambo dan observasi langsung melihat lingkungan sekitar mempengaruhi dinamika pada obyek tersebut dimana masyarakat Kampung Cijahe. peneliti adalah instrumen kunci. Objek Penelitian yaitu d) Mendokumentasikan hasil wawancara dengan perekam Rupa Visual Wayang Bambu Bogor dalam artian nyata suara serta dapat mengabadikanya dengan cara foto objek dan meneliti secara langsung ke Narasumber tokoh dalam yang di teliti. penciptaan Wayang Bambu yaitu Ki Drajat serta kunjungan 4. Teknik Analisis Data langsung ke lingkungan Kampung Cijahe, Kelurahan Curug Data yang diperoleh baik dari studi kepustakaan Mekar, Kecamatan Bogor Barat. maupun dari Penelitian lapangan akan dianalisis secara 2. Sumber Data. deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif yaitu Sumber data narasumber atau informan yang metode analisis data yang mengelompokan dan menyeleksi dimintai keterangan atau data dan untuk sumber data data yang diperoleh dari Penelitian lapangan menurut tambahannya yaitu dokumen, buku-buku, majalah, artikel kualitas dan kebenarannya, kemudian dihubungkan dengan dan lain-lain. Menurut Lofland dalam Moleong (2011 : 157). teori-teori, yang diperoleh jawaban atas permasalahan yang digunakan mencakup bahan Primer, Sekunder, dan yang dirumuskan. Data yang telah disajikan selanjutnya di Bahan Tersier, yaitu: buat kesimpulan, sehingga terdapat tulisan yang menjadi a. Data Primer, yaitu bahan-bahan yang mengikat seperti simpulan dari penelitian Wayang Bambu Bogor.. hasil wawancara dari Narasumber / tokoh masyarakat yaitu pencipta Wayang Bambu Ki Drajat. b. Data Sekunder, yaitu bahan-bahan yang erat HASIL KAJIAN hubungannya dengan bahan hukum primer dan dapat Wayang yang terbuat dari helaian Bambu dengan membantu menganalisa serta memahami bahan primer, karakter yang berbeda-beda yang berasal dari kota Bogor Buku dengan tema yang sesuai. yang di ciptakan oleh Ki Darajat. Bentuk Wayang bambu c. Data Tersier, yaitu bahan-bahan yang memberikan mirip dengan Wayang golek. Begitu pun dengan kostum informasi Tentang bahan primer dan bahan ekunder, berupa yang dikenakannya. Bedanya, wajah Wayang bambu Jurnal, Penelitian Ilmiah, Skripsi, Media cetak, Artikel Ilmiah polos tanpa lukisan. Sedangkan Wayang golek biasanya yang diperoleh dari website yang berhubungan dengan dilukis dengan lengkap. Ada mata, hidung, bibir, sehingga Kesenian Wayang Bambu. menyerupai wajah manusia. Wayang bambu memang 3. Teknik Pengumpulan Data. sengaja dibuat polos. Tujuannya agar penonton bebas a) Sugiyono (2009: 231) menjelaskan wawancara berimajinasi tentang wajah tokoh Wayang tersebut. Uniknya adalah pertemuan yang dilakukan oleh dua orang guna lagi, dada Wayang bambu bisa digerak naik turunkan. Jadi

Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 | 121 | RUPA VISUAL KESENIAN TRADISIONAL WAYANG BAMBU DI KOTA BOGOR

Wayang ini bisa kelihatan seperti orang bernafas terkenal ke mancanegara dan Wayang Bambu pun banyak Awal mula Wayang Bambu terinspirasi dari impian diminati sebagai cendramata hingga di ekspor ke beberapa masa kecilnya, ketika di usia kanak-kanak Ki Drajat sering negara. Pagelaran Wayang Bambu sama seperti Wayang sekali diajak oleh sang Ayah untuk menonton pagelaran Golek menggukanan Gedebog cau atau pelepah batang Wayang di setiap ada kesempatan tak pernah terlewatkan pisang sebagai dudukan utama diiringi oleh gamelan dan untuk menikmati pementasan Wayang. Hingga hari-hari sinden. Namun yang mebedakanya adalah alur cerita yang masa kecil bermain Ki Drajat berimajinasi seputaran dibawakan membawakan topik dari konflik di kehidupan Wayang, hingga suatu ketika ketika Ki Drajat kecil ingin masyarakat sehari-hari masalah politik, keagaaman, memiliki Wayang sendiri, timbulah inisiatif membuat masalah rumah tangga hingga kenakalan remaja. wayang dari bekas Besek yang ditemukanya di dekat Cerita yang disampaikan penuh dengan pesan moral tempat sampah dan dibuatnya wayang mainan. Biasanya namun di bawakan dengan cara yang kocak dan penuh Ki Darajat membuat satu Wayang Bambu tersebut kesan. Tujuan utamanya adalah memberikan ilmu yang membutuhkan waktu 4 hari sampai 1 minggu pengerjaan bermanfaat, dengan bahasa Sunda dan alur cerita yang karna proses yang lama adalah menjemur bambu dibawah mengikuti perkembangan zaman sehingga lebih diminati sianar matahari langsung untuk hasil yang benar-benar oleh masyarakat. Ciri khas unik Wayang Bambu adalah kering membutuhkan waktu 2 hingga 3 hari bila suaca bagian wajahnya tidak di cat dan dibentuk bagian wajah sedang cerah, sedangkan perakitan dan memasang pernak- hanya dengan lekukan-lekukan helaian bambu, dengan pernih hanya butuh 1 sampai 2 hari. tujuan khas esteteik dari wayangnya dan penonton bebas Selain digunakan untuk pagelaran Wayang, pengrajin berimajinasi dengan wajah para tokoh Wayang Bambu. membuat Wayang Bambu juga untuk di jual sebagai Cindramata atau menjadi salah satu ciri khas kenang- kenangan kota Bogor Ki Darajat pencipta sekaligus dalang dari Wayang Bambu tersebut, membuat Wayang Bambu * * * bukan hanya untuk hiburan semata melainkan tersimpan pesan pesan moral di setiap aliur cerita nya “Tontonan yang menjadi Tuntunan”, karna alur cerita Wayang Bambu RUJUKAN sendiri mempunyai hal yang berbeda dengan Wayang Adimata Eka Surya yang lain, yaitu bukan bercerita tentang cerita Rama dan 2017 Melirik pagelaran kreasi Wayang Bambu. Shinta atau dongeng-dongeng yang sudah ada melainkan Bandung: Rekreatif menceritakan kejadian sehari-hari” cerita yang dibawakan dalam pagelaranya terisnpirasi konflik kehidupan sehari- Farihah Alda hari seperti masalah politik, keagaaman, masalah rumah 2017 Wayang Bambu harta yang pernah hilang. Bogor: tangga hingga kenakalan remaja. Cerita yang disampaikan Kawan GNFI penuh dengan pesan moral namun di bawakan dengan cara yang kocak dan penuh kesan. Hidayat Anwar 2012 Penelitian Kualitatif penjelasan lengkap. Bogor: Uji statistik KESIMPULAN Wayang Bambu adalah salah satu mahakarya dari Jurnal Lenteng Agung seniman luar biasa warga asal Bogor, Kampung Cijahe. Ki 2017 Wayang Bambu potensi khas kampung Cijahe. Drajat adalah Dalang profesional yang berani berinovasi Jakarta: Kampus Tercinta IISIP membuat wayang dengan ciri khas tersendiri yang terbuat dari Bambu. Berkat bakat seni yang telah ada sedari kecil Rahmawati Anisya Ki Drajat mampu mempopulerkan Wayang Bambu hingga 2019 Aspek perkembangan.

| 122 | Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 Ainun Nur Fadilah

UNSUR KERUPAAN YANG MENJADI SIMBOL TRADISI DALAM KESENIAN SASAPIAN DESA CIHIDEUNG

Ainun Nur Fadilah Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Budaya Indonesia Bandung Jalan Buahbatu No. 212 Bandung 40265 Email : [email protected]

ABSTRACT

Traditional art is one of the cultural heritages that will be preserved from generation to generation. The arts have a major influence on a society up to its own country. Culture is the root of art, including traditional arts. Culture is a result of human creation, whether created from the environment itself or the habits of the local community. Traditional arts can become an identity for the area, and traditional arts can also improve the social life of the community.

Keyword: Art, Environment, Habits, Community, Traditional

PENDAHULUAN METODE Indonesia merupakan sebuah kepulauan yang besar, Penelitian terhadap kesenian sasapian tersebut memiliki berbagai macam suku bangsa yang beragam. meneiliti dalam aspek visual terutama seni rupa dengan Keberagaman ini menjadikan Indonesia penuh akan tujuan ikut serta dalam pelestariannya. Kesenian sebuah kebudayaan dan kesenian. Kebudayaan merupakan sasapian hanya akan berkembang apabila memiliki kebiasaan atau kepercayaan yang diyakini dan dilakukan dukungan budayaan dan masyarakat aktif di daerah oleh masyarakat setempat. Kebudayaan ini harus dijaga dan tersebut. Untuk itu perlu dilakukan sebuah penilian yang dilestarikan agar tetap menjadi kekayaan dari setiap daerah. bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk Kesenian lahir dari suatu kebudayaan yang akan menjadi tetap menghidupkan kesenian sasapian. Untuk melalukan suatu warisan secara turun-temurun. Kesenian yang lahir penelitian ini saya akan menggunakan metode kualitatif. dari sebuah kebudayaan bisa disebut dengan kesenian Dengan metode kualitatif yang cenderung kepada sebuah tradisi atau kesenian tradisional. Banyak sekali kesenian analisa yang deskriptif, akan membuat penelitian ini tradisional yang mulai tidak dikenal oleh masyarakat saat lebih jelas dalam mencari sebuah informasi, serta dengan ini. Salah satu yang akan dibahas adalah kesenian sasapian metode ini akan mendapatkan fakta yang ada dalam di desa Cihideung tepat nya di Parongpong. sebuah penelitian yang akan dikaji. Proses pada penelitian Kesenian Sasapian merupakan salah satu kualitatif, akan melibatkan upaya seperti mengajukan perwujudan jati diri dari sebuah bangsa Indonesia, yang sebuah pertanyaan yang mendalam, mengumpulkan dan dapat menjadi gambaran kehidupan masyarakat setempat mencari data yang lebih spesifik, serta menganalisa data di desa Cihideung. Kesenian sasapian ini berbentuk sebuah dari mulai tema umum sampai yang lebih spesifik. seni pertunjukan, yang didalamnya memiliki nilai seni rupa, seni gerak dan seni musik. Dalam penelitian ini saya akan meneliti lebih dalam terhadap aspek visual dan mencari HASIL KAJIAN unsur-unsur seni rupa serta mencari sebuah simbol yang Sasapian merupakan bentuk kesenian yang dikemas terkandung dalam kesenian sasapian ini. dalam sebuah kesenian pertujukan. Sasapian ini merupakan pesta rakyat yang saat ini digunakan sebagai pertunjukan

Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 | 123 | UNSUR KERUPAAN YANG MENJADI SIMBOL TRADISI DALAM KESENIAN SASAPIAN DESA CIHIDEUNG untuk memeriahkan hari kemerdekaan. Pengambilan nama unsur seni visual. Berikut beberpa unsur seni rupa yang ada sasapian ini sendiri berasal dari objek yang digunakan dalam kesenian sasapian. yaitu sapi. Sapi dijadikan ikon dari kesenian ini sebagai a. Titik, pada kesenian sasapian ini memiliki titik tumpu lambang dari kesuburan dan kemakmuran yang menjadi utama sebagai pusat keseimbangan saat bermain. Titiknya cerita dari desa Cihideung tersebut. Bentuk kesenian ini berada didalam stuktur bentuk sasapian, yaitu tempat merupakan sebuah permainan dimana akan ada warga pegangan pemain saat memainkan sasapian, letaknya ada yang menyerang sapi. Cerita dari permainan ini karena sapi dibagian tengah disisi kiri dan kanan badan sasapian. merupakan sebuah lambang kemakmuran maka warga b. Garis, dalam kesenian sasapian ini jika dilihat dari yang serakah akan membumburu sapi tersebut. struktur sasapian memiliki garis horizontal dan vertikal, Bentuk beberapa analisa dari kesenian sasapian dibuat sebanyak 48 bilah bambu, 27 bambu vertikal dan yang tidak saya dapat dalam studi literatur, namun dari 21 horizontal. hasil observasi yang telah saya lalukan banyak sekali c. Bidang, Bidang berupa sebuah corak dengan media kain hal yang ada dalam kesenian sasapian ini, berikut yang hitam berbentuk segi empat atau seperti belah dapat saya anilisa berdasarkan hasil penelitian yang telah yang diletakan di punggung sapi. dilakukan : d. Bentuk, memiliki dua bentuk di bagian kepala dan badan 1. Bentuk kesenian sasapian dalam unsur pertunjukan yaitu kepala yang mengerucut dan bentuk badan seperti a. Seni Musik (Menggunakan alat musik yang tidak dapat huruf U terbalik. digunakan secara tunggal) e. Ruang, ruangan dalam sasapian berbentuk seperti huruf b. Seni Tari (Gerakan mengikuti irama pemusik namun tidak “U” terbalik. Ruang ini memiliki ukuran panjang 2meter dan ada pola khusus) lebar lengkungnya 120 cm. c. Seni Teater (Setiap pemain memiliki peran tersendiri f. Warna, kesenian sasapian memiliki tiga komponen berdasarkan alur cerita dalam permainan yang telah warna utama yaitu hitam, merah dan puitih. Warna hitam turun-temurun) (karakteristik sapi), Warna merah dan putih (simbol 2. Bentuk kesenian sasapian dalam unsur rupa. Media kemerdekaan Indonesia), dan terakhir warna bagian rambut sasapian ini merupakan hasil Seni Rupa yang memiliki (sesuai kreatifitas pembuat) aturan serta stuktur yang khusus. Lalu ada properti Dalam sebuah kesenian tradisi tidak dapat kita pendukung berupa senjata yang di buat khusus, dan juga pungkiri bahwa kegiatannya memiliki simbol-simbol ada kostum para pemaian. yang kental dengan dunia yang tak kasat mata. Simbol ini 3. Bentuk kesenian sasapian dalam unsur Bela diri. Dalam kadang tidak dapat dilihat oleh padangan manusia, namun kesenian sasapian ini para pemain memiliki dasar bela beberapa pihak akan mengerti dan merasakan. Dalam diri, karena dalam proses bermain perlu ketangkasan dan kesenian sasapian yang telah penulis lakukan, sasapian strategi khusus. ini merupakan kesenian tradisi yang masih hidup dan Bentuk visual dalam kesenian atau sering disebut sangat bermakna bagi sebuah daerah. Berikut beberapa dengan seni visual berasal dari bahasa inggris yang artinya simbol yang dapat ditemukan oleh penulis dalam kesenian “seni yang terlihat”. Kesenian Sasapian ini masuk kedalam sasapian. seni visual, dimana karyanya dapat dilihat oleh padangan a. Simbol Ikon Sapi manusia, serta dapat dirasakan oleh jiwa manusia. Sapi menjadi sebuah simbol kesuburan pada desa Tepatnya seni visual lebih condong terhadap seni rupa atau Cihideung, dimana sapi sangat membantu masyarakatnya bentuk rupa. Walaupun kesenian sasapian ini merupakan dalam bidang pertanian. kesenian pertunjukan, namun kesenian sasapian memiliki b. Simbol Pada Ritual Sasapian unsur rupa yang menjadi visualisasi dari kesenian sasapian Dalam kesenian sasapian sebelum acara ada sebagai bentuk pendukung terciptanya kesenenian ini. beberapa ritual sebagai simbol bentuk penghargaan Dalam sebuah karya seni rupa memiliki beberapa unsur terhadap makhluk lain yang berada dibumi ini. yang membentuk sebuah karya atau sering disebut dengan

| 124 | Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 Ainun Nur Fadilah c. Simbol pada Media Sasapian Gustriano Media yang dugunakan tidak jauh dari alam, hal ini 2020 Wawancara dari “Unsur Kerupaan Yang Menjadi menyimbolkan mayarakat Cihideung menjaga nilai-nilai Simbol Tradisi Dalam Kesenian Sasapian Desa estetika alam dan tidak ingin kesenian sasapian ini berubah Cihideung”. Bandung modern sehingga hilangnya nilai tradisi. d. Simbol Struktur Bentuk Sasapian Nafsika, salsa Solli Sasapian memiliki struktur yang dirangkai dalam 2019 Analisis Visual Kesenian Sasapian Desa Cihideung. hitungan ganjil. Ada pendapat mengatakan bahwa angka Jurnal seni dan pembelajarannya. Vol.1(2) 66 ganjil menjadi simbol mistis, namun perhitungan ganjil membantu mengunci struktur. Richards, Chester 2020 Pengertian Unsur dan Jenis Seni Visual. Karenklewis KESIMPULAN Kesenian sasapian ini merupakan kesenian Rinaldi, Rizki pertunjukan yang memiliki nilai seni rupa, seni teater, 2015 Kesenian sasapian Pada Acara Salametan Irung- seni musik dan bela diri. Kesenian Tradisi ini merupakan irung di Cihideung Parongpong Kabupaten kekayaan budaya Indonesia yang telah berdiri selama 4 Bandung Barat. [online]. (http://repository.upi. generasi. Kesenian sasapian merupakan sebuah bentuk edu/17347/4/SSM 0906583 chapter1.pdf diakses karya yang memiliki media utama bambu. Bentuk visualnya pada 2020) tidak terlalu mirip dengan sapi yang sesungguhnya, namun memiliki nilai estetika dan sejarah yang tinggi. Dalam Sitanggang, Sabar kesenian tradisi ini sangat kental dengan proses-proses 2019 Kata “Sapi” Memang Penuh Arti. Abadi kini tradisi yang dilakukan, serta media-media yang dipilih berhubungan dengan mistis. Namun tahun ke tahun Sugiyono kesenian sasapian ini mulai luntur seni tradisinya, sehingga 2011 Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan masyarakat kurang menghargai dan menjaga kesenian Kualitataif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta sasapian ini. Selain dari pada sebuah kesenian tradisi, kesenian sasapian ini merupakan sebuah kesenian yang mejadi simbol kemerdekaan oleh sebab itu kesenian ini masih terus belangsung dalam setiap tahunnya terutama pada tanggal 17 Agustus sebagai sebuah perayaan hari kemerdekaan.

* * *

RUJUKAN Adiyana, Endang 2020 Wawancara dari “Unsur Kerupaan Yang Menjadi Simbol Tradisi Dalam Kesenian Sasapian Desa Cihideung”. Bandung

Ernis 2005 Dasar Konsep Visual. Padang: Universitas Negeri Padang

Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 | 125 | UNSUR KERUPAAN YANG MENJADI SIMBOL TRADISI DALAM KESENIAN SASAPIAN DESA CIHIDEUNG

| 126 | Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 Evani Sarah

VISUAL ARTISTIK TARI KEMBANG BEKASI

Evania Sarah Program Studi Seni Rupa Murni Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Budaya Indonesia Bandung Email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian dengan judul VISUAL ARTISTIK TARI KEMBANG BEKASI yang ditulis berdasarkan pengamatan terhadap apresiasi salah satu budaya Tari Topeng yang ada di wilayah Kota Bekasi. Permasalahan yang dibahas meliputi latar belakang atau sejarah Tari Kembang Bekasi, Struktur Tari Kembang Bekasi, serta detail busana dan rias Tari Kembang Bekasi. Tari Kembang Bekasi merupakan kesenian asli dari Kota Bekasi yang diperkenalkan pada tahun 2010 oleh Eem Biliyanti. Busana dari Tari Kembang Bekasi memiliki bermacam-macam varian warna yang memiliki makna tersendiri. Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah Tari Kembang Bekasi merupakan salah satu dari rumpun tari kreasi Betawi yang diciptakan pada tahun 2010, dan berkat dorongan serta dukungan dari warga dan pemerintah Kota Bekasi, tarian ini digolongkan menjadi tari kelompok yang menggunakan properti seperti kipas dan Topeng merah.

Kata kunci: Struktur budaya, Kostum dan Rias Tari Kembang Bekasi.

ABSTRACT

The research entitled VISUAL ARTISTIK TARI KEMBANG BEKASI was written based on the observation of the appreciation of one of the Tari Topeng cultures in Bekasi City. The issues discussed include the background or history of Tari Kembang Bekasi, Tari Kembang Bekasi Structure, and details of the clothing and make-up of the Tari Kembang Bekasi. Tari Kembang Bekasi is an original art from Bekasi City which was introduced in 2010 by Eem Biliyanti. The clothing of Tari Kembang Bekasi has a variety of color variants that have their own meaning. The conclusion that can be drawn from this research is that Tari Kembang Bekasi is one of the Betawi creations created in 2010, and thanks to the encouragement and support of the residents and the government of Bekasi City, this dance is classified into a group dance that uses properties such as fan and red mask.

Keywords: Cultural structure, costumes and make-up of Tari Kembang Bekasi.

PENDAHULUAN yang menarik, karena dalam pertunjukannya, menggunakan Seni budaya selama ini sering diberi makna sangat dua properti, yaitu kedok (topeng) dan kipas. Tari Kembang beragam, sebagaimana terlihat dalam buku-buku teks Bekasi ini termasuk kedalam tarian kelompok atau tunggal, yang berkaitan dengan kesenian dan kebudayaan. Hal yang ditarikan oleh perempuan secara rampak. Tarian ini tersebut menggambarkan bahwa kebudayaan itu saling mendapat respond yang positif dari warga Bekasi, sehingga berkesinambungan, walaupun di setiap wilayah atau tempat seringkali Tari Kembang Bekasi mendapat tanggap atau memiliki kebudayaannya masing-masing. Sama halnya panggilan untuk acara-acara seperti acara pernikahan, dengan kesenian yang menjadi identitas di setiap daerah hajatan, khitanan, acara festival budaya, bahkan sebagai di Indonesia yang memiliki ciri khas dengan tradisinya acara pembukaan atau penerimaan tamu. masing-masing. Dalam pembahasan ini, Bekasi termasuk ke suku Betawi pinggiran yang mendapatkan pengaruh sangat besar, baik dalam seni dan budayanya. Salah satu METODE contoh terdapat di bidang seni tari, yaitu Tari Kembang Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Bekasi. Tari Kembang Bekasi merupakan merupakan tarian metode penelitian deskriptif analisis dengan melakukan

Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 | 127 | VISUAL ARTISTIK TARI KEMBANG BEKASI pendekatan secara kualitatif. Metode ini merupakan salah Gambar 1. Topeng Tari Kembang Bekasi (Sumber : Instagram (@sinarseliasih).2020) satu metode penelitian untuk memecahkan masalah yang dilakukan dengan cara mendeskriptifkan dan menganilisis di mana peneliti menjelaskan situasi dan bagaimana bentuk pertunjukan Tari Kembang Bekasi sesuai rumusan masalah yang telah dirumuskan.

PEMBAHASAN Sebelum berdirinya topeng Seli Asih yang merupakan cikal bakal topeng Kota Bekasi grup Sinar Seli Asih, nama “Seli” diambil dari nama bapak Seli sendiri, yaitu kakek dari Sukarsa (pemimpin sanggar Seli Asih saat ini) dan Asih, yang mempunyai arti sayang atau lestari. Gambar 2. Busana/kostum Tari Kembang Bekasi (Sumber : Instagram (@sinarseliasih)2017) Sanggar tari ini dibentuk dalam grupTopeng Cilik, dimana para anggotanya merupakan cucu-cucu dan cicit-cicit dari bapak Seli sendiri. Sampai pada tanggal 18 September 2007, Suwarta Seli meninggal dunia dan kepemimpinannya dilanjutkan oleh anaknya yang bernama Sukarsa Suwarta Putra. Hingga saat ini, nama grup Topeng Seli Asih berubah menjadi Topeng Kota Bekasi Group Sinar Seli Asih. Dalam penelitian ini ada beberapa orang yang peneliti wawancara, antara lain Sukarsa Suwarsa Putra yang merupakan ahli musik Tari Topeng khas Bekasi juga pembuat musik Tari Kembang Bekasi, sekaligus sebagai ketua dan pendiri sanggar Tari Sinar Seli Asih serta Eem KESIMPULAN biliyanti selaku koreografi Tari Kembang Bekasi . Dari Tari Kembang Bekasi merupakan kesenian asli dari Hasil wawancara, telah terkumpulnya data-data penelitian Kota Bekasi yang diperkenalkan pada tahun 2010 oleh Eem yang kemudian bertujuan untuk dijadikan laporan hasil Biliyanti. Beliau menciptakan Tari Kembang Bekasi bermula penelitian. Tarian ini sudah termasuk ke dalam satu bagian karena terinspirasi dari Ronggeng Topeng atau Kembang yang terdiri dari ketalu (instrumen pembuka), tarian topeng Topeng yang diistimewakan dan diprimadonakan dalam tunggal, kemudian tari kreasi yang memuat dodogeran pertunjukan Topeng Bekasi. Tari Kembang Bekasi sepintas sampai Tari Kembang Bekasi. Dalam kostumnya ada mirip Tari Ronggeng, namun tarian ini memiliki gerakan kedok atau topeng dan kipas. Untuk penggunaan topeng yang lebih rumit. Tari Kembang Bekasi bisa dilakukan digunakan ketika menit-menit terakhir saat pementasan secara kelompok atau tunggal. Busana Tari Kembang Tari Kembang Bekasi. Untuk batasan usia penari biasanya Bekasi memiliki bermacam-macam warna terdiri dari dilakukan bagi penari yang sudah dewasa dan mahir atau warna merah, kuning dan hijau, warna ini digunakan oleh ahli. Pelatih tidak memberikan pengajaran pada murid yang pencipta Tari Kembang Bekasi sebagaibentuk keceriaan, masih pemula, karena Tari Kembang Bekasi merupakan kelincahan, dan pemberani dari seorang perempuan. Pada salah satu tarian yang cukup sulit untuk dilakukan. Sebab, warna merah melambangkan sebagai pemberani, cinta, banyak gerakan tarinya yang telah divariasikan. Tari gelora dan serta menyimbolkan kebudayaan dari Tionghoa, Kembang Bekasi rutin dilakukan pelatihannya setiap tahun. warna hijau menggambarkan keceriaan dan kesejukan pada seorang perempuan, warna kuning yaitu melambangkan kebahagiaan kegembiraan, kehangatan dan kerjasama bagi

| 128 | Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 Evani Sarah seorang wanita. Sang penari juga menggunakan celana pangsi yang dipadu kain sebagai bawahan sebagai bentuk kegagahan seorang wanita dan dilengkapi dengan penghias kepala seperti aksesori konde cepol, bando kembang, dan anting. Untuk penggunaan topengnya bermula dari penggambaran antar 2 tokoh, pertama tokoh ronggeng dan tokoh bodor prianya yang diangkat berdasarkan dari sejarah Tari Ronggeng itu sendiri (warisan budaya Betawi).

* * *

RUJUKAN Nurmansyah. 2015. TARI KEMBANG BEKASI DI SANGGAR Sinar Seli sih KOTA BEKASI. [Skripsi] Bandung: Universitas endidikan Indonesia. (http://repository.upi. du/22473/4/S_SDT_1002937_Chapter1 diakses 22 Januari 2021). Wahyuni Siti. 2020. Budaya Bekasi. Redaksi, (Online) (https://www. jejakperadaban.id/2020/08/budaya-bekasi.html diakses 22 Januari 2021). Sopandi, Andi et.al. 2005. Profil Budaya Masyarakat di Kota Bekasi, Dinas ariwisata Pemuda dan Pemberdayaan Perempuan, Pemerintah Kota Bekasi. Sopandi. 2009. Sejarah dan Budaya Kota Bekasi, sebuah Catatan Perkembangan Sejarah dan Budaya Masyarakat Bekasi. Bekasi: Dinas Pemuda Olahraga, Kebudayaan, dan Kepariwisataan.

Proceeding/ARTiVac#1/12/2020 | 129 |