Modul 2 Modul 2

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Modul 2 Modul 2 MODUL 2 MODUL 2 Shu ecock/Kock Menari Indah di Udara i Hak Cipta © 2017 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dilindungi Undang-Undang Kata Pengantar Perpustakaan Nasional RI. Data Katalog dalam Terbitan (KDT) Olahraga dan Rekreasi Paket B Tingkatan III Modul Tema 2 : Shuttecock/Kock Menari Indah di Udara Penulis: Aris Priyanto endidikan kesetaraan sebagai pendidikan alternatif memberikan layanan kepada mayarakat yang karena kondisi geografi s, sosial budaya, ekonomi dan psikologis tidak berkesempatan mengiku- Diterbitkan oleh: Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan- ti pendidikan dasar dan menengah di jalur pendidikan formal. Kurikulum pendidikan kesetaraan Ditjen Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat-Kementerian Pendidikan dan P dikembangkan mengacu pada kurikulum 2013 pendidikan dasar dan menengah hasil revisi berdasarkan Kebudayaan, 2018 peraturan Mendikbud No.24 tahun 2016. Proses adaptasi kurikulum 2013 ke dalam kurikulum pendidikan iv+ 36 hlm + illustrasi + foto; 21 x 28,5 cm kesetaraan adalah melalui proses kontekstualisasi dan fungsionalisasi dari masing-masing kompetensi dasar, sehingga peserta didik memahami makna dari setiap kompetensi yang dipelajari. ISBN ....-.....-............-....-.... Pembelajaran pendidikan kesetaraan menggunakan prinsip fl exible learning sesuai dengan karakteristik peserta didik kesetaraan. Penerapan prinsip pembelajaran tersebut menggunakan sistem pembelajaran modular dimana peserta didik memiliki kebebasan dalam penyelesaian tiap modul yang di sajikan. Kon- sekuensi dari sistem tersebut adalah perlunya disusun modul pembelajaran pendidikan kesetaraan yang memungkinkan peserta didik untuk belajar dan melakukan evaluasi ketuntasan secara mandiri. Tahun 2017 Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan, Direktorat Jendral Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat mengembangkan modul pembelajaran pendidikan kesetaraan dengan melibatkan Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemdikbud, para akademisi, pamong belajar, guru dan tutor pendidikan kesetaraan. Modul pendidikan kesetaraan disediakan mulai paket A tingkat kompe- tensi 2 (kelas 4 Paket A). Sedangkan untuk peserta didik Paket A usia sekolah, modul tingkat kompetensi 1 (Paket A setara SD kelas 1-3) menggunakan buku pelajaran Sekolah Dasar kelas 1-3, karena mereka masih memerlukan banyak bimbingan guru/tutor dan belum bisa belajar secara mandiri. Kami mengucapkan terimakasih atas partisipasi dari Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemdikbud, para akademisi, pamong belajar, guru, tutor pendidikan kesetaraan dan semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan modul ini. Jakarta, Desember 2017 Direktur Jenderal ttd Modul Dinamis: Modul ini merupakan salah satu contoh bahan ajar pendidikan kesetaraan yang Harris Iskandar berbasis pada kompetensi inti dan kompetensi dasar dan didesain sesuai kurikulum 2013. Sehingga modul ini merupakan dokumen yang bersifat dinamis dan terbuka lebar sesuai dengan kebutuhan dan kondisi daerah masing-masing, namun merujuk pada tercapainya standar kompetensi dasar. ii Olahraga dan Rekreasi Paket B Tingkatan III Modul Tema 2 Shu ecock/Kock Menari Indah di Udara iii Daftar Isi SHUTTLECOCK/KOCK MENARI INDAH DI UDARA Halaman Judul ................................................................................. i Kata Pengantar ................................................................................ iii Daftar Isi .......................................................................................... iv Pengantar Modul .............................................................................. 1 Pengantar Modul Deskripsi Modul ............................................................................... 2 Petunjuk Penggunaan Modul ........................................................... 3 Olahraga permainan adalah olahraga beregu yang dimainkan oleh beberapa orang yang mem- Tujuan yang Diharapkan Setelah Mempelajari Modul ..................... 3 betuk regu dan saling memainkan baik bola maupun alat untuk mencetak skor terbanyak un- UNIT 1 PERJALANAN SANG LEGENDA BULUTANGKIS ........... 4 tuk mendapatkan kemenangan. Di dunia olahraga terdapat beberapa olahraga permainan, ada A. Pengertian dan Sejarah Singkat Bulutangkis .................. 4 diantaranya olahraga permainan menggunakan bola sebagai alatnya. Permainan bola ini juga B. Legenda Olahragawan Bulutangkis Indonesia ................ 6 dibagi menjadi dua antara lain permainan bola kecil dan bola besar. Permainan bola besar ada- C. Permainan Bola Kecil Tradisional dan Manfaatnya ......... 9 lah permainan yang biasa dilakukan menggunakan ukuran bola yang besar dan anggota tubuh Penugasan 1 ................................................................... 10 sebagai penggeraknya,knya, sedangkansedangkan Penugasan 2 ................................................................... 10 permainan bola kecilkecil biasanyabiasanya UNIT 2 LATIHAN BULUTANGKIS UNTUK PEMULA .................... 11 menggunakan alat lain untuk me- A. Pemanasan Sebelum Memulai Latihan ........................... 11 mainkannya. B. Teknik Dasar Permainan Bulutangkis .............................. 12 Permainan bola kecilcil dapat C. Sarana Prasarana Latihan Bulutangkis ............................ 19 di ke lompokkan menjadinjadi dua D. Peraturan dalam Permainan Bulutangkis ........................ 22 jenis, yaitu permainannan bola Penugasan 1 ................................................................... 26 kecil tradisional/rekretifkkretif dan m Penugasan 2 ................................................................... 26 co permainan bola kecilcil umum. n.co UNIT 3 AYO BERMAIN BULUTANGKIS ........................................ 27 into adm Permainan bo la kecilcil tradisional/tradisional/ badm wf bwf A. Variasi Teknik Permainan Bulutangkis ............................. 27 /bwf /bw /b rekreatif pada dasarnyaaarnya merupa-merupa- g B. Peraturan Umum dalam Permainan Bulutangkis ............ 29 .org kan permainan yangnng menggu-menggu- arum C. Pemanasan Sebelum Bertanding .................................... 30 pbdj nakan bola kecil dee ngnganan pirantipiranti Penugasan 1 ................................................................... 31 www. lain dan ha nya berkembangkembang er: umb u Penugasan 2 ................................................................... 31 sumber: www.pbdjarum.org/bwfbadminton.com sumb su secara lokal di dae rrarahh ttertentuertteentutu Penugasan 3 ................................................................... 31 saja sehingga terkadangaadang peratur-peeraatuur-r- Rangkuman ..................................................................................... 32 annya tidak pasti. ContohContoh per-peer- Daftar Pustaka ................................................................................. 33 mainan bola kecil tradisional/radisional// Profl Penulis ..................................................................................... 34 rekreatif misal nya: kkasti,asti, bola bekel, boi-boian,an, iv Olahraga dan Rekreasi Paket B Tingkatan III Modul Tema 2 Shu ecock/Kock Menari Indah di Udara 1 gundu, dll. Sedangkan permainan bola kecil umum merupakan permainan menggunakan bola 11. Melatihkan variasi teknik/keterampilan gerak dasar permainan bola kecil sederhana yang ada kecil dan piranti lain yang sudah berkembang dan diselenggarakan secara nasional maupun di daerah setempat. internasional sehingga sudah mempunyai standar peraturan tersendiri. Contoh permainan bola 12. Mempraktikkan variasi teknik/keterampilan gerak dasar permainan bola kecil tradisional/ rek- kecil umum misalnya: tenis meja, tenis, bulutangkis, softball, tolak peluru,dll. reatif yang ada di daerah setempat. Pada modul ini hanya akan membahas tentang salah satu jenis permainan bola kecil, yaitu bulutangkis. Pembahasan tentang permainan bulutangkis ini secara garis besar adalah terkait Petunjuk Penggunaan Modul sejarah, pengertian, sarana-prasarana, peraturan, dan teknik dalam permainan bulutangkis. Secara umum, cara penggunaan modul pada setiap kegiatan pembelajaran Pendidikan Olah- Deskripsi Modul raga dan Rekreasi sesuai sekenario yang disajikan. Modul ini dapat digunakan secara mandiri ataupun dengan bimbingan tutor. Mempelajari modul ini dapat dimulai dengan membaca secara Modul 2 ini berjudul “Shuttecock/Kock Menari Indah di Udara (Bulutangkis)” merupakan materi sungguh-sungguh paparan materi sebagimana tersajikan dalam modul. Dalam membaca modul belajar Mata Pelajaran Pendidikan Olahraga dan Rekreasi Sekolah Menegah Pertama (SMP). dimulai dari paparan awal sampai ke paparan akhir secara berurutan karena sajian modul di- Penulisan modul ini dikembangkan sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan dalam cabang susun dengan urutan tersebut. Di tengah-tengah uraian materi diselingi dengan tugas-tugas olahraga sepak bola. Dalam modul ini akan dibahas beberapa materi sebagai berikut: yang secara individual harus dikerjakan. Tugas-tugas tersebut dimaksudkan untuk memperkuat • Unit 1: Perjalanan Sang Legenda Bulutangkis pemahaman akan materi yang tersajikan. Apabila dalam mengerjakan tugas-tugas tersebut • Unit 2: Latihan Bulutangkis untuk Pemula mengalami kesulitan, maka dapat berkonsultasi dengan tutor untuk meminta bantuan pembimb- • Unit 3: Ayo Bermain Bulutangkis ingan. Tugas-tugas tersebut selanjutkan dikumpulkan kepada tutor untuk memperoleh klarifi kasi Kompetensi yang diharapkan setelah siswa mempelajari modul ini antara lain: kebenaran dalam mengerjakannya. Dari hasil penugasan tersebut digunakan
Recommended publications
  • List of Entries
    List of Entries 1. Aik Htun 3 34. Chan Wai Chang, Rose 82 2. Aing Khun 5 35. Chao Tzee Cheng 83 3. Alim, Markus 7 36. Charoen Siriwatthanaphakdi 4. Amphon Bulaphakdi 9 85 5. Ang Kiukok 11 37. Châu Traàn Taïo 87 6. Ang Peng Siong 14 38. Châu Vaên Xöông 90 7. Ang, Samuel Dee 16 39. Cheah Fook Ling, Jeffrey 92 8. Ang-See, Teresita 18 40. Chee Soon Juan 95 9. Aquino, Corazon Cojuangco 21 41. Chee Swee Lee 97 10. Aung Twin 24 42. Chen Chong Swee 99 11. Aw Boon Haw 26 43. Chen, David 101 12. Bai Yao 28 44. Chen, Georgette 103 13. Bangayan, Teofilo Tan 30 45. Chen Huiming 105 14. Banharn Silpa-archa 33 46. Chen Lieh Fu 107 15. Benedicto, Francisco 35 47. Chen Su Lan 109 16. Botan 38 48. Chen Wen Hsi 111 17. Budianta, Melani 40 49. Cheng Ching Chuan, Johnny 18. Budiman, Arief 43 113 19. Bunchu Rotchanasathian 45 50. Cheng Heng Jem, William 116 20. Cabangon Chua, Antonio 49 51. Cheong Soo Pieng 119 21. Cao Hoàng Laõnh 51 52. Chia Boon Leong 121 22. Cao Trieàu Phát 54 53. Chiam See Tong 123 23. Cham Tao Soon 57 54. Chiang See Ngoh, Claire 126 24. Chamlong Srimuang 59 55. Chien Ho 128 25. Chan Ah Kow 62 56. Chiew Chee Phoong 130 26. Chan, Carlos 64 57. Chin Fung Kee 132 27. Chan Choy Siong 67 58. Chin Peng 135 28. Chan Heng Chee 69 59. Chin Poy Wu, Henry 138 29. Chan, Jose Mari 71 60.
    [Show full text]
  • Buku Olah Raga B-2 Awal.Indd
    MODUL 2 MODUL 2 Shu ecock/Kock Menari Indah di Udara 1 Kata Pengantar Daftar Isi HALAMAN SAMPUL .................................................................................... 1 endidikan kesetaraan sebagai pendidikan alternatif memberikan layanan kepada mayarakat yang DAFTAR ISI ................................................................................................... 2 karena kondisi geografis, sosial budaya, ekonomi dan psikologis tidak berkesempatan mengikuti A. Deskripsi Modul ....................................................................................... 3 pendidikan dasar dan menengah di jalur pendidikan formal. Kurikulum pendidikan kesetaraan P B. Petunjuk Penggunaan Modul .................................................................. 4 dikembangkan mengacu pada kurikulum 2013 pendidikan dasar dan menengah hasil revisi berdasarkan C. Tujuan Modul .......................................................................................... 5 peraturan Mendikbud No.24 tahun 2016. Proses adaptasi kurikulum 2013 ke dalam kurikulum pendidikan kesetaraan adalah melalui proses kontekstualisasi dan fungsionalisasi dari masing-masing kompetensi D. Pengantar Modul ..................................................................................... 5 dasar, sehingga peserta didik memahami makna dari setiap kompetensi yang dipelajari. Unit 1 Perjalanan Sang Legenda Bulutangkis .......................................... 6 Pembelajaran pendidikan kesetaraan menggunakan prinsip flexible learning sesuai dengan karakteristik
    [Show full text]
  • History of Badminton
    Facts and Records History of Badminton In 1873, the Duke of Beaufort held a lawn party at his country house in the village of Badminton, Gloucestershire. A game of Poona was played on that day and became popular among British society’s elite. The new party sport became known as “the Badminton game”. In 1877, the Bath Badminton Club was formed and developed the first official set of rules. The Badminton Association was formed at a meeting in Southsea on 13th September 1893. It was the first National Association in the world and framed the rules for the Association and for the game. The popularity of the sport increased rapidly with 300 clubs being introduced by the 1920’s. Rising to 9,000 shortly after World War Π. The International Badminton Federation (IBF) was formed in 1934 with nine founding members: England, Ireland, Scotland, Wales, Denmark, Holland, Canada, New Zealand and France and as a consequence the Badminton Association became the Badminton Association of England. From nine founding members, the IBF, now called the Badminton World Federation (BWF), has over 160 member countries. The future of Badminton looks bright. Badminton was officially granted Olympic status in the 1992 Barcelona Games. Indonesia was the dominant force in that first Olympic tournament, winning two golds, a silver and a bronze; the country’s first Olympic medals in its history. More than 1.1 billion people watched the 1992 Olympic Badminton competition on television. Eight years later, and more than a century after introducing Badminton to the world, Britain claimed their first medal in the Olympics when Simon Archer and Jo Goode achieved Mixed Doubles Bronze in Sydney.
    [Show full text]
  • KBK’S Ungdom Sm Esterskaber
    Badmintonudstyr til alle . Den rigtige vejledning, de rigtige kvaliter og de rigtige priser finder De hos os. Sportgoods — Steelfighter m / V S ............................................. kr. 120,00 Sportgoods — Exclusive m / Im perial .............................................. 120,00 Sportgoods — M etalac m / Tarm .................................................. „ 90,00 Sportgoods — Sussex m / Spiralux .............................................. „ 50,00 Sportgoods — Steelm aster m / Spiralux ......................................... 45,00 E . K ops — Special m / V S ............................................................... „ 145,00 É. Kops — VM m. Imperial .......................................................... „ 135,00 E. K ops — E M m / C om m ander ............................................................. 98,00 E. Kops — DM m / Superb ............................................................... ,, 75,00 D unlop — M axply m / Im perial ............................................................. 1 2 5,00 Grays — Silver Gray m / VS ..................................... ............................ 128,00 Beklædning til dam er og herrer. De bedste kvaliteter — de rigtige priser. Opstrengningspriser: POULHOm Victor Imperial .................. kr. 45,00 VS Malay ................................. 43,00 Victor Commander ............ „ 40,00 Victor Superb ..................... „ 35,00 Hvid spun nylon ..................... 14,00 Silkegade 11 • Kebenhavn K • C. 1122 2 Bedaktion: Knud Lunøe (ansvarshavende), P. Andersensvej
    [Show full text]
  • Danmarks Kampe I Thomas Cup Turneringen
    D BF’s medlemstal pr. 1. januar 1970 Aktive Aktive under 16 år Aktive i alt Passive I alt 1970 I alt 1969 Kreds Klubber herrer damer drenge piger 1970 København. .................... 38 5.362 2.806 772 909 9.849 472 10.321 10.353 Sjælland .......................... 112 7.391 3.984 1.952 1.492 14.819 312 15.131 14.602 Lolland-Falster ............ 41 1.343 836 361 293 2 .833 67 2.900 2.760 Fyn .................................. 71 3.344 1.860 975 781 6.960 0 6.960 6.718 Jylland ............................ 230 9.212 4.488 2.959 2.165 18.824 1.934 20.758 17 .151 Bornholm ........................ 14 375 244 178 91 888 0 888 807 DBF pr. 1/1 1970 ......... 506 27.027 14.218 7.197 5.731 54.173 2.785 56.958 DBF pr. 1/1 1969 ...... 533 25.202 13.553 6.924 5.328 51.007 1.384 - 52.39 1 Rådhuspladsen, Kbhvn. V. Tlf. 1212 34 Biilowsvej 50, Kbhvn. V. Tlf. 3912 34 Gladsaxe Møllevej 14, Søb. Hovedvejen 149, Glostrup Islevdalvej 100, Rødovre Tlf. 69 12 34 Tlf. 4512 34 Tlf. 9112 34 Lyøvej 20, Frederiksberg Amager Landevej 102-104 Røde Mellemvej 6, Kbh. S. Tlf. FA 78 88 Tlf. 5112 34 Tlf. 55 54 56 2 badminton officielt organ for Dansk Badminton Forbund under Dansk Idræts-Forbund og The International Badminton Federation. ☆ Bedaktion: Knud Lunøe (ansvarshavende), Ørne vej 65, 2400 København NV. Tlf. (01) 34 9191 (efter kl. 18). Giro 286 77. ☆ DBF’s kantor: Vester Voldgade 11, 1552 København V.
    [Show full text]
  • The Cult of Guangze Zunwang and Its Religious Network in the Chinese Diaspora, 19Th Century—2009
    SACRED TIES ACROSS THE SEAS: THE CULT OF GUANGZE ZUNWANG AND ITS RELIGIOUS NETWORK IN THE CHINESE DIASPORA, 19TH CENTURY—2009 CHIA MENG TAT JACK (B.A. (Hons.), NUS) A THESIS SUBMITTED FOR THE DEGREE OF MASTER OF ARTS DEPARTMENT OF HISTORY NATIONAL UNIVERSITY OF SINGAPORE 2009 ii Acknowledgements Truly, those who are good people are thankful and grateful. Vinaya IV 55 Many people and institutions have assisted me in the course of writing this thesis, and I am truly grateful to all of them. First of all, I wish to thank my advisor, Assoc Prof Huang Jianli, for his guidance, fatherly concern, and for reading the earlier drafts and making many insightful suggestions. I am grateful to Assoc Prof Thomas DuBois for his encouragement, friendship, and sound advice throughout my education at the National University of Singapore (NUS). I give my heartfelt thanks to Dr Quek Ser Hwee for her constant encouragement and helpful guidance. Many teachers have taught me over the past few years, but a few do deserve special mention: Barbara Andaya, Tim Barnard, Beatrice Chong, Ian Gordon, Hong Lysa, Bruce Lockhart, Shelley Low, Tony Reid, Sai Siew Min, and Yang Bin. They have taught me what it takes to be a good history teacher. I am very grateful to the administrative staff and graduate community at the Department of History for making my two years of graduate studies so fun and enjoyable. Kelly Lau, our friendly graduate secretary, has provided me with a great deal of assistance and helpful advice. Guo Jingyu, Hu Wen, Edgar Liao, Liu Guoyi, Ng Eng Ping, Pang Yang Huei, Robin Chee, Shu Shengqi, Wang Luman, Wei Bingbing, Yang Shaoyun, Yang Zhiqiang, Jackie Yoong, and Zhang Jing, are just few of the many who have constantly helped and supported me.
    [Show full text]
  • Female Emancipation in a Colonial Context: the Chinese Community in Singapore 1900-1942 Qualification: Phd
    Access to Electronic Thesis Author: Wei-an Yang Thesis title: Female Emancipation in a Colonial Context: the Chinese Community in Singapore 1900-1942 Qualification: PhD This electronic thesis is protected by the Copyright, Designs and Patents Act 1988. No reproduction is permitted without consent of the author. It is also protected by the Creative Commons Licence allowing Attributions-Non-commercial-No derivatives. If this electronic thesis has been edited by the author it will be indicated as such on the title page and in the text. Female Emancipation in a Colonial Context: the Chinese Community in Singapore 1900-1942 By Wei-an Yang A thesis submitted for the degree of Doctor of Philosophy Department of History June 2014 Abstract The advent of female Chinese immigrants was an important factor in shaping the Chinese community from an immigrant society into a stabilized community in Singapore at the beginning of the 20th century. Using a combination of Chinese language press and Colonial Office records, my study explores those primary sources to assess the voices of Chinese women, and examine how Chinese women were constituted as a group in the Chinese community during the colonial era. Chinese newspapers were an effective tool for disseminating information concerning nationalism in China as well as stirring up a consciousness of national identity within the Chinese community. Those activities carried out by the Kuomintang pushed forward the development of Chinese female education, and offered them opportunities to participate in the National Salvation Movement in the 1930s. On the other hand, three archetypes of Chinese woman - prostitutes, mui- tsais (domestic servants) and educated women - are introduced so as to examine their role in the formation of the Singapore Chinese community.
    [Show full text]
  • A Cinematographic Analysis of the Upper Extremity Movements of World Class Players Executing Two Basic Badminton Strokes
    Louisiana State University LSU Digital Commons LSU Historical Dissertations and Theses Graduate School 1970 A Cinematographic Analysis of the Upper Extremity Movements of World Class Players Executing Two Basic Badminton Strokes. James Richard Poole Louisiana State University and Agricultural & Mechanical College Follow this and additional works at: https://digitalcommons.lsu.edu/gradschool_disstheses Recommended Citation Poole, James Richard, "A Cinematographic Analysis of the Upper Extremity Movements of World Class Players Executing Two Basic Badminton Strokes." (1970). LSU Historical Dissertations and Theses. 1879. https://digitalcommons.lsu.edu/gradschool_disstheses/1879 This Dissertation is brought to you for free and open access by the Graduate School at LSU Digital Commons. It has been accepted for inclusion in LSU Historical Dissertations and Theses by an authorized administrator of LSU Digital Commons. For more information, please contact [email protected]. 71-6599 POOLE, James Richard, 1932- A CINEMATOGRAPHIC ANALYSIS OF THE UPPER EXTREMITY MOVEMENTS OF WORLD CLASS PLAYERS EXECUTING TWO BASIC BADMINTON STROKES. The Louisiana State University and Agricultural and Mechanical College, Ed.D., 1970 Education, physical University Microfilms, Inc., Ann Arbor, Michigan A CINEMATOGRAPHIC ANALYSIS OF THE UPPER EXTREMITY MOVEMENTS OF WORLD C U S S PUYERS EXECUTING TWO BASIC BADMINTON STROKES A Dissertation Submitted to the Graduate Faculty of the Louisiana State University and Agricultural and Mechanical College in partial fulfillment of
    [Show full text]
  • Download File
    SBKRI NO WAY Untuk Masa Depan Tanpa Diskriminasi Perpustakaan Nasional RI: Katalog Dalam Terbitan (KDT) SBKRI NO WAY Untuk Masa Depan Tanpa Diskriminasi Penulis: Mega Christina xii + 145 hlm, ; 12.5 x 18 Cm ISBN: 979-1158-10-X Cetakan Pertama, September 2006 Diterbitkan oleh : Yappika Aliansi Masyarakat Sipil untuk Demokrasi Desain Sampul : Moelanka Tata Letak : Moelanka I have a dream that one day this nation will rise up and live out the true meaning of its creed: “We hold these truths to be self-evident: that all men are created equal”.... I have a dream that my four children will one day live in a nation where they will not be judged by the color of their skin but by the content of their character. I have a dream today. Martin Luther King, Jr iii Daftar Isi Prakata ................................................... vii Bab I SBKRI Masa Kanak-Kanak .... 1 Bab II SBKRI Saat Penulis Dewasa . 21 BAB III SBKRI Masa Keppres No. 56/1996 ........................... 29 BAB IV Upaya Penghapusan SBKRI .................................... 37 BAB V Hantu SBKRI Masih Bergentayangan..................... 47 BAB VI Diskriminasi Pencatatan Perkawinan ............................ 67 BAB VII SBKRI Harus Dilawan ............ 77 Lampiran 1 LSM Anti-diskriminasi ........ 101 Lampiran 2 Undang-undang No.12/2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia ............ 103 Lampiran 3 Daftar Singkatan ................ 145 v PRAKATA encintai Indonesia bisa dilakukan dengan berbagai M cara. Salah satunya dengan demonstrasi di jalan meneriakkan jeritan rakyat yang tertindas. Saat ini, dengan tulisanlah penulis ingin meneriakkan suara mereka yang selama puluhan tahun kehilangan hak mendasarnya, hak sebagai warga negara. Semua ini gara-gara kebijakan pemerintah yang tidak bijak.
    [Show full text]
  • JSP Vol 05 No 08 1967Apr
    Jy/ v/ *r i w^jS^M Number 8 April, 1967 Volume 5 EIGHTH BRITISH EMPIRE AND COMMONWEALTH GAMES - John La Porta - The Eighth British Empire and Commonwealth Games at Kingston, Jamaica, opened on Aug­ ust 4, 1966, and closed on August 13th. Jamaica was the smallest independent country ever to stage the games and we-nt all out to show the Commonwealth the great promotional capa­ bilities of the youngest country ever to host the Games. A total of 1,143 competitors from thirty-four countries were housed in the University of the West Indies buildings, which also had served as the village for the 1962 Central American and Caribbean Games. Three of the nine Games sports (boxing, cycling, and track and field) were held at the National Stadium, which was built for the independence celebrations and has a seating capacity of 33,000 of which 6,000 seats are under cover. A new Convention Hall (home of badminton and wrestling events) was constructed at a cost of 250,000 pounds especially for these Games; it Is situated opposite the National Stadium and adjacent to the swimming pool. The shooting events were held at Warelka Range, which Is behind the Stadium, and at Twichenham Park, which is twelve miles outside Kingston. Weight lifting took place at the Ward Theater in downtown Kingston with a seating capacity of one thousand. The coeduca­ tional school, Excelsior, was used to stage the fencing events. Postal Emissions On August 2, 1966, East Africa issued a set of four stamps commemorating the Games. This set was designed and printed by Harrison and Sons, Ltd., of London.
    [Show full text]
  • Facts and Records
    Badminton England Facts and Records Index (cltr + click to jump to a particular section): 1. History of Badminton 2. Olympic Games 3. World Championships 4. Sudirman Cup 5. Thomas Cup 6. Uber Cup 7. Commonwealth Games 8. European Individual Championships 9. European Mixed Championships 10. England International Caps 11. All England Open Badminton Championships 12. England’s Record in International Matches 13. The Stuart Wyatt Trophy 14. International Open Tournaments 15. International Challenge Tournaments 16. English National Championships 17. The All England Seniors’ Open Championships 18. English National Junior Championships 19. Inter-County Championships 20. National Leisure Centre Championships 21. Masters County Challenge 22. Masters County Championships 23. English Recipients for Honours for Services to Badminton 24. Recipients of Awards made by Badminton Association of England Badminton England Facts & Records: Page 1 of 86 As at May 2021 Please contact [email protected] to suggest any amendments. Badminton England Facts and Records 25. English recipients of Awards made by the Badminton World Federation 1. The History of Badminton: Badminton House and Estate lies in the heart of the Gloucestershire countryside and is the private home of the 12th Duke and Duchess of Beaufort and the Somerset family. The House is not normally open to the general public, it dates from the 17th century and is set in a beautiful deer park which hosts the world-famous Badminton Horse Trials. The Great Hall at Badminton House is famous for an incident on a rainy day in 1863 when the game of badminton was said to have been invented by friends of the 8th Duke of Beaufort.
    [Show full text]
  • Ferry Sonneville
    FERRY SONNEVILLE _. Karya dan Pengabdiannya MILIK DEPDIKBUD TIDAK DIPERDAGANGKAN FERRY SONNEVILLE Karya dan Pengabdiannya Oleh: Wisnu Subagyo p . 1 Nomor lnduk : I Tanggal ii 0 ,_DEC 20W DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT SEJARAH DAN NILAI TRADISIONAL PROYEK INVENTARISASI DAN DOKUMENTASI SEJARAH NASIONAL JAKARTA 1985 SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL KEBUDAY AAN Proyek lnventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional (IDSN) yang berada pada Direktorat Sejarah dan Nilai Tradi­ sional Departemen Pendidikan dan Kebudayaan telah berhasil menerbitkan seri buku-buku biografi tokoh dan pahlawan nasional. Saya menyambut dengan gembira hasil penerbitan tersebut. Buku-buku tersebut dapat diselesaikan berkat adanya kerja sama antara para penulis dengan tenaga-tenaga di dalam proyek. Karena baru merupakan langkah pertama, maka dalam buku-buku hasil Proyek IDSN itu masih terdapat kelemahan dan kekurangan. Diharapkan hal itu dapat disempurnakan pada masa yang akan datang. Usaha penulisan buku-buku kesejarahan wajib kita ting­ katkan untuk memupuk, memperkaya dan memberi corak pa­ da kebudayaan nasional dengan tetap memelihara dan mem­ bina tradisi dan peninggalan sejarah yang mempunyai nilai perjuangan bangsa, kebanggaan serta kemanfaatan nasional. Saya meng1'arapkan dengan terbitnya buK.u-buku ini da­ pat menarribah sarana penelitian dan kepustakaan yang diperlu­ kan untuk pembangunan bangsa dan negara, khususnya pem- iii bangunan kebudayaan. Akhirnya saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penerbitan ini. Jakarta, Desember 1984 Direktur Jenderal Kebudayaan )f M� Prof. Dr. Haryati Soebadio NIP. 1301191 23 iv KATA PENGANTAR Proyek lnventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional merupakan salah satu proyek dalam lingkungan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Direktorat Jenderal Kebudaya­ an, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yang antara lain mengerjakan penulisan biografi "tokoh" yang telah berjasa da­ lam masyarakat.
    [Show full text]