Intertekstual Dekonstruktif Novel Lambung Mangkurat Atas Hikayat Banjar Dan Tutur Candi

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Intertekstual Dekonstruktif Novel Lambung Mangkurat Atas Hikayat Banjar Dan Tutur Candi ALINEA ::: JURNAL BAHASA SASTRA DAN PENGAJARAN P-ISSN: 2301 – 6345 I E-ISSN: 2614-7599 http://jurnal.unsur.ac.id/ajbsi INTERTEKSTUAL DEKONSTRUKTIF NOVEL LAMBUNG MANGKURAT ATAS HIKAYAT BANJAR DAN TUTUR CANDI Dewi Alfianti & Ahsani Taqwiem Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin ______________ Abstrak : Riwayat artikel: Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui interteksualitas dan dekonstruksi novel “Lambung Mangkurat”, dan dua hipogramnya, “Hikayat Banjar” dan “Tutur Dikirim: 6 Desember 2019 Candi”. Penelitian dilakukan menggunakan analisis intertekstual model Julia Direvisi: 6 Januari 2020 Kristeva dan dekonstruksi Jaqcues Derrida. Hasil analisis menunjukkan ada Diterima: 8 Februari 2020 sejumlah perbedaan pada bagian jalan cerita dan penokohan. Pada novel tidak Diterbitkan: 30 April 2020 ada hal-hal gaib, berbeda dengan dalam kedua hipogram. Tokoh Lambung Mangkurat dan Junjung Buih dalam novel diberi atribut serba sempurna sementara di dalam novel muncul dengan segala kekurangan dan kelemahan sebagaiman manusia biasa yang memiliki ambisi, kelemahan, dan ketakutana __________ yang di dalam dua hipogram tidak ada. Di dalam novel Lambung Mangkurat Katakunci: diceritakan berhasil menjadi Raja Nagara Dipa berkat bantuan Gajah Mada, juga dicerita terjadi pemberontakan Kerajaan Kuripan yang di dua hipogram dekonstruktif tidak. Perbedaan ini terjadi sebagai upaya pengarang untuk menafsirkan ulang intertekstual dan memaknai kembali cerita Lambung Mangkurat dalam perspektif yang lebih Lambung Mangkurat sesuai dengan zamannya. Abstract: This paper aims to find out the intertexuality and deconstruction of the novel _______________________ "Lambung Mangkurat", and two hypograms, "Hikayat Banjar" and "Tutur Alamat surat Candi". The study was conducted using intertextual analysis of Julia Kristeva's model and Jaqcues Derrida's deconstruction. The analysis shows that there are [email protected] a number of differences in the part of the storyline and characterizations. In the novel there are no supernatural things, different from the two hipograms. The gastric characters of Mangkurat and Junjung Buih in the novel are given all- round attributes while in the novel appear with all the shortcomings and weaknesses as an ordinary human being who has ambition, weakness, and fear which in his two hypotheses do not exist. In the novel Lambung Mangkurat is said to have succeeded in becoming Raja Nagara Dipa with the help of Gajah Mada, there was also a story of a revolt of the Kingdom of Kuripan which in two hypograms did not. This difference occurs as the author's attempt to reinterpret and reinterpret the story of Lambung Mangkurat in a perspective that is more appropriate to the era. PENDAHULUAN menghubungkan apa yang sedang dia baca dengan sesuatu yang mungkin pernah dibaca, Dalam kehidupan sehari-hari, manusia didengar, atau dilihatnya di suatu waktu di sering melakukan tindak asosiatif dengan masa lampau. Pada akhirnya, pembahasan menghubungkan satu hal dengan hal lainnya, sederhana tentang asosiasi ini kemudian bisa termasuk menghubungkan satu teks dengan berkembang menjadi sesuatu yang lebih teks lainnya. Asosiasi berkaitan dengan kompleks karena ketika membahas satu teks pengetahuan yang dimiliki sebelumnya dan (lisan atau tulisan) kita mungkin akan dihubungkan dengan apa yang sedang di- membahas jalinan-jalinan asosiatif antara teks identifikasi saat ini. Terkait dengan teks, itu dengan teks-teks lainnya. kemampuan asosiatif inilah yang memung- kinkan seorang penulis dan pembaca teks 2 Alinea, Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajaran Volume 9, (1) April 2020, hal. 1-15 Saat mendengar cerita rakyat dan atau Dalam khazanah kesusastraan Melayu, mitos “Malin Kundang” di Sumatera Barat, sejumlah manuskrip mengenai kesultanan “Sitanggang” di Malaka, dan “Raden Banjar di Kalimantan Tenggara (hari ini meli- Pengantin” di Kalimantan Selatan, misalnya, puti Kalimantan Selatan, sebagian Kalimantan besar kemungkinan pembaca akan menyim- Tengah dan Timur) telah ditulis pada abad ke- pulkan keterkaitan antara ketiganya karena ada 19, di antaranya adalah Hikayat Banjar dan kemiripan struktur dan isi ceritanya yaitu Tutur Candi yang menceritakan asal mula tentang anak durhaka yang dikutuk menjadi kerajaan Banjar di wilayah Kalimantan batu. Asosiasi tentu tidak salah, karena cerita Tenggara dan perkembangannya. Keduanya itu secara lisan lahir dan dituturkan di satu diduga sebagai hipogram dari novel Lambung tempat lalu menyebar dan mengalami penye- Mangkurat yang ditulis oleh Randu Alamsyah suaian dengan kebudayaan di wilayah sebaran beberapa ratus tahun setelahnya. Novel yang barunya hingga melahirkan cerita-cerita lain terbit pada tahun 2018 ini diterbitkan oleh yang sangat mirip. Laksana, grup Diva Press dan didistribusikan secara nasional. Contoh keterkaitan ketiga teks (lisan) di atas yang secara asosiatif dimaknai sebagai Novel Lambung Mangkurat memiliki cerita-cerita yang sangat mirip itu dapat dimensi yang sama dengan novel-novel lain dijelaskan dengan intertekstualitas. Dalam yang berbicara tentang sejarah (atau mitos) pandangan interteksual, dunia teks adalah raja dan penguasa pada masa kerajaan Hindu- dunia ketika teks-teks (lisan atau tertulis) Budha, seperti novel Gajah Mada karya saling terhubung, bertalian, pengaruh-meme- Langit Kresna Hadi, Senopati Pamungkas ngaruhi satu dengan yang lainnya. Tidak ada karya Arswendo Atmowiloto, atau Arok Dedes teks yang hadir dari ruang hampa tanpa karya Pramoedya Ananta Toer. Ia novel yang pengaruh apapun dari teks-teks sebelumnya. berangkat dari cerita perpaduan mitos dan Terhadap teks pendahulunya (hipogram), teks sejarah Nusantara jauh sebelum negara yang hadir kemudian senantiasa memberikan Indonesia dibentuk. Cerita-cerita yang telah geliat baru, pemaknaan baru, dan bentuk baru. lekat selama berabad-abad dengan pemahaman Hal ini terjadi karena teks lahir dalam kurun masyarakat tentang bagaimana nenek mo- yang lebih kemudian daripada hipogram, yangnya di masa lalu, kejayaan dan berada dalam lintasan pengalaman dunia yang keruntuhan mereka. Cerita yang membentuk lebih kompleks dari hipogramnya itu. teks identitas bangsa kita hari ini. selanjutnya itu bisa menjadi penguat, pe- nyanggah, atau bahkan perusak hipogramnya. Bagi masyarakat Banjar sendiri, cerita Dalam posisi ini, teks baru itu men- Hikayat Banjar adalah cerita mistis dan sakral dekonstruksi hipogramnya. mengenai asal usul mereka. Eksistensi mereka berawal dari cerita ini, dan dari cerita inilah Kaitan antara intertekstualitas dan de- identitas urang Banjar dibentuk. Karena konstruksi menjadi tak terelakkan karena dianggap berkaitan dengan hikayat yang peristiwa pengaruh mempengaruhi antara menceritakan asal muasal kerajaan Banjar, hipogram dan teks selanjutnya selalu terjadi novel Lambung Mangkurat juga pernah secara dekonstruktif. Tidak ada teks selan- dibedah di Universitas Lambung Mangkurat, jutnya yang sama persis dengan hipogramnya. Banjarmasin, oleh sejarawan Helius Teks yang hadir belakangan ini akan Sjamsuddin dalam konteks komparasi kese- memainkan peranannya baik sebagai penguat, jarahan dengan buku-buku hipogramnya. opisisi, atau bahkan perusak hipogramnya. OLeh karena itu, menarik untuk melihat Tulisan berikut ini akan membicarakan bagaimana sebuah teks mendekonstruksi intertekstualitas novel Lambung Mangkurat terhadap hipogramnya. terhadap Hikayat Banjar dan Tutur Candi serta akan membahas bagaimana novel Dewi Alfianti & Ahsani T.: Intertekstual Dekonstruktif …. 3 Lambung Mangkurat mendekonstruksi dua Kedua kajian postruktural ini dibahas hipogramnya, Hikayat Banjar dan Tutur secara terpisah, padahal keduanya memiliki Candi. relevansi. Keduanya sama-sama membicara- kan lebih dari satu teks dan hubungan antara Kajian intertekstualitas dan dekonstruksi keduanya. Salah satu artikel jurnal yang merupakan kajian yang lazim dalam po- mengaitkan antara dua kajian ini adalah artikel struktural sebagai sebuah respon pada fokus berjudul Dekonstruksi Struktur Penceritaan pembacaan teks yang hanya melihat struktr dalam Novel Arok-Dedes: Kajian Intertekstual internal teks sastra. Kedua pendekatan ini (Purwanti). Meski sama-sama membahas melihat teks pada relevansinya dengan teks kaitan antarteks dengan pendekatan interteks lain baik dalam hubungan pengaruh-meme- dekonstruksi, tulisan yang berjudul Interteks ngaruhi teks tersebut dengan teks lainnya Dekonstruktif Novel Lambung Mangkurat atas maupun usaha teks untuk membangun ulang Hikayat Banjar dan Tutur Candi ini memiliki pemahaman berbeda terhadap teks lain. kebaruan terutama pada obyek tulisan, dan pada dimensi teks yang merupakan perpaduan Secara terpisah, dua kajian ini telah teks sastra kontempirer dan klasik. menjadi pendekatan yang cukup mapan dan banyak digunakan dalam memahami dan Intertekstual dan Dekonstruksi menguraikan sebuah teks sastra. Untuk kajian intertekstual misalnya, ada sejumlah penelitian Intertekstual adalah pandangan yang teks sastra yang menggunakan pendekatan ini, melihat teks tidak sebagai teks an sich , tetapi misalnya artikel ilmiah berjudul Kajian In- teks ditarik dalam hubungannya dengan teks- tertekstual Sang Pemimpi Karya Andrea teks lainnya. Teks dibuat dari apa yang disebut Hirata dan Mengejar-ngejar Mimpi Karya teksualitas budaya atau sosial. Dalam hal ini, Dedi Padiku (Yaumi), atau dalam bentuk tesis, teks bukan ihwal individual atau objek karya Asep Supriadi yang berjudul Trans- terisolasi, tapi lebih dari itu, ia adalah formasi Nilai-Nilai Ajaran Islam dalam Ayat- perpaduan tekstualitas budaya. Teks individual Ayat Cinta Karya Habiburrahman
Recommended publications
  • A Short History of Indonesia: the Unlikely Nation?
    History Indonesia PAGES 13/2/03 8:28 AM Page i A SHORT HISTORY OF INDONESIA History Indonesia PAGES 13/2/03 8:28 AM Page ii Short History of Asia Series Series Editor: Milton Osborne Milton Osborne has had an association with the Asian region for over 40 years as an academic, public servant and independent writer. He is the author of eight books on Asian topics, including Southeast Asia: An Introductory History, first published in 1979 and now in its eighth edition, and, most recently, The Mekong: Turbulent Past, Uncertain Future, published in 2000. History Indonesia PAGES 13/2/03 8:28 AM Page iii A SHORT HISTORY OF INDONESIA THE UNLIKELY NATION? Colin Brown History Indonesia PAGES 13/2/03 8:28 AM Page iv First published in 2003 Copyright © Colin Brown 2003 All rights reserved. No part of this book may be reproduced or transmitted in any form or by any means, electronic or mechanical, including photocopying, recording or by any information storage and retrieval system, without prior permission in writing from the publisher. The Australian Copyright Act 1968 (the Act) allows a maximum of one chapter or 10 per cent of this book, whichever is the greater, to be photocopied by any educational institution for its educational purposes provided that the educational institution (or body that administers it) has given a remuneration notice to Copyright Agency Limited (CAL) under the Act. Allen & Unwin 83 Alexander Street Crows Nest NSW 2065 Australia Phone: (61 2) 8425 0100 Fax: (61 2) 9906 2218 Email: [email protected] Web: www.allenandunwin.com National Library of Australia Cataloguing-in-Publication entry: Brown, Colin, A short history of Indonesia : the unlikely nation? Bibliography.
    [Show full text]
  • Kesultanan Banjarmasin Dalam Lintas Perdagangan Nusantara Abad Ke-Xviii
    KESULTANAN BANJARMASIN DALAM LINTAS PERDAGANGAN NUSANTARA ABAD KE-XVIII Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum.) Oleh: IBNU WICAKSONO NIM: 105022000839 PROGRAM STUDI SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H./2010 M. KESULTANAN BANJARMASIN DALAM LINTAS PERDAGANGAN NUSANTARA ABAD KE-XVIII Skripsi Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum) Oleh IBNU WICAKSONO NIM: 105022000839 Pembimbing, Dr. Amelia Fauzia, M.A. NIP: 197103251999032004 PROGRAM STUDI SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H./2010 M. PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi Berjudul KESULTANAN BANJARMASIN DALAM LINTAS PERDAGANGAN NUSANTARA ABAD KE-XVIII telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 28 Januari 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Humaniora (S.Hum) pada Program Studi Sejarah dan Peradaban Islam. Jakarta, 28 Januari 2010 Sidang Munaqasyah Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota, Drs. H. M. Ma’ruf Misbah, M.A. Drs. Usep Abdul Matin, S.Ag.,MA.MA. NIP:195912221991031003 NIP: 196808071998031002 Anggota, Penguji, Pembimbing, Dr. H. Abd. Wahid Hasyim, M.A. Dr. Amelia Fauzia, M.A. NIP: 195608171986031006 NIP: 197103251999032004 ABSTRAKSI Ibnu Wicaksono Kesultanan Banjarmasin dalam Lintas Perdagangan Nusantara Abad ke- XVIII Perdagangan Nusantara semenjak abad XVII mulai mengalami kemunduran, yang diakibatkan oleh dua faktor, Pertama, ekspansi Kesultanan Mataram di wilayah pantai Utara Jawa, ekspansi Kesultanan Mataram bertujuan untuk melakukan sentralisasi kekuasaan agar semua wilayah-wilayah yang berada di pantai Utara Jawa di bawah kekuasaan Kesultanan Mataram.
    [Show full text]
  • Al-Qur'an Dalam Okultisme Nusantara
    RELIGIA ISSN 1411-1632 (Paper) E-ISSN 2527-5992 (Online) Vol. 20, No.1, 2017 Website : http://e-journal.stain-pekalongan.ac.id/index.php/Religia AL-QUR’AN DALAM OKULTISME NUSANTARA (STUDI ATAS TRANSFORMASI AYAT AL-QUR’AN DALAM MANTERA-MANTERA LOKAL) Asep N. Musadad STAI Sunan Pandanaran Yogyakarta email: [email protected] Abstrak: Artikel ini mendiskusikantransformasi ayat-ayat al-Qur’an dalam beberapa mantera lokal di nusantara. Fenomena tersebut merupakan salah satu bentuk resepsi masyarakat lokal terhadap al-Qur’an dalam bingkai okultisme, atau kepercayaan terhadap kekuatan supranatural.Diawali dengan pengantar singkat terkait okultisme nusantara, secara khusus, artikel ini meneliti mantera yang berasal dari Banjar, Jawa- Using, dan Sunda-Priangan.Hal yang ditelusuri adalah terkait model transformasi dan resepsi yang tercermin dalam beberapa mantera bersangkutan. Beberapa temuan memperlihatkan adanya sebuah gambaran yang unik terkait bagaimana al-Qur’an bertransformasi dalam beberapa mantera dengan bentuk yang beragam. Pada akhirnya, ia mencerminkan salah satu persinggungan antara “spektrum” Islam dengan kearifan lokal di nusantara. This article aims to discuss the transformation of Qur’anic verses into local magical spells in the archipelago. This kind of phenomenon is one of the native’s reception of the Qur’an in the light of occultism, namely the belief in supernatural forces. Started with the preliminary sketch on the occultism in the archipelago, this article explores particularly some representative incantations from Banjarese, Javanese-Using, and Sundanese-Priangan. Modes of transformation and reception as represented in the selected incantations are the major discussion here. The findings lead to the unique picture on how the Qur’anic verses were transformed into several incantations with various modes.
    [Show full text]
  • IPS Paket B Final Modul 5 Cikal Bakal Kebudayaan-Awal.Indd
    MODUL 5 MODUL 5 Cikal Bakal Kebudayaan Masyarakat Indonesia i Kata Pengantar Daftar Isi endidikan kesetaraan sebagai pendidikan alternatif memberikan layanan kepada mayarakat yang HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i karena kondisi geografis, sosial budaya, ekonomi dan psikologis tidak berkesempatan mengikuti Kata Pengantar.............................................................................................. ii pendidikan dasar dan menengah di jalur pendidikan formal. Kurikulum pendidikan kesetaraan P Daftar Isi ....................................................................................................... iii dikembangkan mengacu pada kurikulum 2013 pendidikan dasar dan menengah hasil revisi berdasarkan Petunjuk Penggunaan Modul ........................................................................ 1 peraturan Mendikbud No.24 tahun 2016. Proses adaptasi kurikulum 2013 ke dalam kurikulum pendidikan Tujuan Yang Diharapkan Setelah Mempelajari Modul .................................. 2 kesetaraan adalah melalui proses kontekstualisasi dan fungsionalisasi dari masing-masing kompetensi dasar, sehingga peserta didik memahami makna dari setiap kompetensi yang dipelajari. MATERI 1 MASA PRAAKSARA DI INDONESIA ......................................... 3 Pembelajaran pendidikan kesetaraan menggunakan prinsip flexible learning sesuai dengan karakteristik A. Pengertian Masa Praaksara .................................................... 3 peserta didik kesetaraan.
    [Show full text]
  • Tipologi Peradilan Agama Pada Masa Kerajaan Islam Nusantara Oleh
    Penelitian Kompetitif Individual 2016 Tipologi Peradilan Agama Pada Masa Kerajaan Islam Nusantara Oleh : Qodariah Barkah Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang 2016 1 Kata Pengantar Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat, hidayah, dan inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Sholawat dan salam selalu dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Berserta keluarga, sahabat serta pengikutnya hingga akhir zaman. Dalam proses penelitian ini penulis banyak mendapatkan bantuan yang sangat berharga dari berbagai pihak. Adalah keniscayaan bagi penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua yang turut berjasa dalam menyelesaikan penelitian ini. Tanpa mnegurangi rasa hormat, saya mengucapkan terimakasih atas semua pihak yang membantu penyelesaian penelitian ini. Dalam karya ini,penulis menyadari bahwa dengan adanya bimbingan, bantuan, dorongan dan petunjuk dari semua pihak, maka penelitian ini dapat diselesaikan. Untuk itu penulis patut mengucapkan terimakasih yang tidak terhingga dan penghargaan setinggi- tingginya terutama kepada yang terhormat: 1. Rektor UIN Raden Fatah Palembang. 2. Ketua LP2M. 3. Kepala Pusat Penelitian. 4. Seluruh sahabat-sahabat yang ikut memberikan masukan, dorongan dan sebagainya. 5. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Demikian pula kritik dan saran, yang senantiasa penulis harapkan, demi perbaikan buku ini di masa-masa yang akan datang. Akhirnya penulis berharap semoga penelitian ini bermanfaat bagi pembaca sekalian. Amin ya Robbal’alamiin. Palembang, 22 September 20`16 2 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PENGANTAR PENULIS i DAFTAR ISI ii BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang 1 b. Rumusan Masalah 10 c. Tujuan Penelitian 10 d. Manfaat Penelitian 10 e. Kerangka Teori 11 f. Tinjauan Pustaka 13 g. Metode Penelitian 14 h.
    [Show full text]
  • Daftar Pustaka Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka 265 DAFTAR PUSTAKA Abbas, Siradjuddin, 1984a, I‘tiqad Ahlussunnah wal Jama`ah , Jakarta: Pustaka Tarbiyah. ------------------------, 1984b, 40 Masalah Agama , Jil. IV, Jakarta: Pustaka Tarbiyah. Abduh, Muhammad, 1969, Ris>lah at-Tauh}i>d, Tkp: tp. Abdullah, Abdul Rahman Haji, 1997, Pemikiran Islam di Malaysia: Sejarah dan Aliran , Jakarta: Gema Insani Press. Abdullah, H.W. Muhd. Shaghir, 1983, Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari Matahari Islam , Pontianak: al-Fathanah. Abdullah, Taufik dan Sharon Shiddique ( ed .), 1988, Tradisi dan Kebangkitan Islam di Asia Tenggara , Jakarta: LP3ES. Abdullah, Taufik, ( ed .), 1992, Sejarah Ummat Islam Indonesia , Jakarta: MUI. Abdullah, M. Amin, 2004, Studi Agama: Normativitas atau Historisitas? , Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Abdullah, Taufik, 1987, Islam dan Masyarakat: Pantuan Sejarah Indonesia, Jakarta: LP3ES. Abdulwahid, Idat, 1991. Kajian Semiotik Folklor (Mantra) di Jawa Barat. Laporan Penelitian. Bandung: Lembaga Penelitian Universitas Padjadjaran. Ahmad, Khursin, 1983, Pesan Islam , penerj. Achsin Mohammad, Bandung: Pustaka. Ahmad, M.M. Zuhuruddin, 1993, Mystic Tendencies in Islam: in the Light of the Qur’an and Traditions, Delhi: Low Price Publications. Amdjad Al-Hafidh, 1999, Keistimewaan dan Peranan Al-Asma Ul-Husna di Zaman Modern, Semarang: Yayasan Majelis Khidmah Al-Asma-Ul-Husna. Amin, M. Masyhur, 1995, Dinamika Islam: Sejarah Transformasi dan Kebangkitan , Yogyakarta: Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Amuli, Jawad, 2003, Hikmah dan Makna Haji , Bogor: Cahaya. Albanese, Cahtherine L., 1999, America Religions and Religion , 3rd Edition, Albany, NY: Wadsworth Publishing Company. Ali, Abdullah Yusuf, 1983, The Holy Qur’an, Text, Translation and Commentary , Brentwood, Maryland: Amana Corp. Ali, Maulana Muhammad, 1991, Holy Qur’an: Arabic Text, English Translation and Com- mentary , Seventh Edition, U.S.A.: Ahmadiyah Anjuman Isha`at Islam, Lahore, Inc.
    [Show full text]
  • Bentuk-Bentuk Mitos Dalam Cerita Rakyat Banjar the Myth Types in Banjar’S Folklore
    Tuah Talino Volume 12 Nomor 1 Edisi Juli 2018 Balai Bahasa Kalimantan Barat BENTUK-BENTUK MITOS DALAM CERITA RAKYAT BANJAR THE MYTH TYPES IN BANJAR’S FOLKLORE Saefuddin Balai Bahasa Kalimantan Selatan [email protected] ABSTRAK Masalah yang dikaji dalam penelitian ini ialah bagaimana bentuk- bentuk mitos dalam cerita rakyat Banjar. Tujuan penelitian ini akan mengungkap bentuk-bentuk mitos dalam cerita rakyat Banjar. Cerita rakyat yang berbentuk mite ialah salah satu jenis sastra lama dan bersifat anonim. Cerita mitos bukan milik perseorangan, tetapi dihasilkan oleh masyarakat. Penyebarannya dilakukan dari mulut ke mulut. Mitos secara umum berhubungan dengan kisah-kisah tentang keajaiban dan erat hubungannya dengan kepercayaan terhadap dewa- dewa mendapat tempat luas dalam masyarakat. Kisah-kisah mitos dapat dilihat pada cerita rakyat Banjar, salah satunya ialah cerita Puteri Junjung Buih yang menceritakan tentang manusia yang lahir dari hasil pertapaan dan manusia lahir dari buih. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode deskriptif-kualitatif. Metode deskriptif ialah suatu metode untuk memperoleh informasi tentang narasi dalam cerita mitos secara lebih terperinci. Hasil penelitian memberi gambaran tentang bentuk-bentuk mitos dalam cerita rakyat Banjar di Kalimantan Selatan. Kata kunci: Mitos, cerita rakyat Banjar ABSTRACT The problem which is discussed in this study is how the types of myth in Banjar’s foklore are. The aim of this study is to reveal the types of myth in Banjar’s folklore. The myth in folklore is one of old literatures and is anonymous. Myth is not belong to an individual, but it is produced by a society. The dissemination was done from mouth to mouth.
    [Show full text]
  • Inventory of the Oriental Manuscripts of the Library of the University of Leiden
    INVENTORIES OF COLLECTIONS OF ORIENTAL MANUSCRIPTS INVENTORY OF THE ORIENTAL MANUSCRIPTS OF THE LIBRARY OF THE UNIVERSITY OF LEIDEN VOLUME 7 MANUSCRIPTS OR. 6001 – OR. 7000 REGISTERED IN LEIDEN UNIVERSITY LIBRARY IN THE PERIOD BETWEEN MAY 1917 AND 1946 COMPILED BY JAN JUST WITKAM PROFESSOR OF PALEOGRAPHY AND CODICOLOGY OF THE ISLAMIC WORLD IN LEIDEN UNIVERSITY INTERPRES LEGATI WARNERIANI TER LUGT PRESS LEIDEN 2007 © Copyright by Jan Just Witkam & Ter Lugt Press, Leiden, The Netherlands, 2006, 2007. The form and contents of the present inventory are protected by Dutch and international copyright law and database legislation. All use other than within the framework of the law is forbidden and liable to prosecution. All rights reserved. No part of this publication may be reproduced, translated, stored in a retrieval system, or transmitted in any form or by any means, electronic, mechanical, photocopying, recording or otherwise, without prior written permission of the author and the publisher. First electronic publication: 17 September 2006. Latest update: 30 July 2007 Copyright by Jan Just Witkam & Ter Lugt Press, Leiden, The Netherlands, 2006, 2007 2 PREFACE The arrangement of the present volume of the Inventories of Oriental manuscripts in Leiden University Library does not differ in any specific way from the volumes which have been published earlier (vols. 5, 6, 12, 13, 14, 20, 22 and 25). For the sake of brevity I refer to my prefaces in those volumes. A few essentials my be repeated here. Not all manuscripts mentioned in the present volume were viewed by autopsy. The sheer number of manuscripts makes this impossible.
    [Show full text]
  • The Bugis Chronicle of Bone
    THE BUGIS CHRONICLE OF BONE THE BUGIS CHRONICLE OF BONE TRANSLATED AND EDITED BY CAMPBELL MACKNIGHT, MUKHLIS PAENI AND MUHLIS HADRAWI Published by ANU Press The Australian National University Acton ACT 2601, Australia Email: [email protected] Available to download for free at press.anu.edu.au ISBN (print): 9781760463571 ISBN (online): 9781760463588 WorldCat (print): 1140933926 WorldCat (online): 1140933873 DOI: 10.22459/BCB.2020 This title is published under a Creative Commons Attribution-NonCommercial- NoDerivatives 4.0 International (CC BY-NC-ND 4.0). The full licence terms are available at creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0/legalcode Cover design and layout by ANU Press. Cover image: The rice fields of Bone display the agricultural basis of the kingdom, while the lontar palms provided the original medium for Bugis writing (photograph by Campbell Macknight). The sword, La Téariduni, an item in the regalia of Bone, indicates military might. The chronicle records its name being used to represent the kingdom in a treaty from the middle of the sixteenth century (image from Perelaer 1872, vol. 2, plate 1). This edition © 2020 ANU Press Contents Figures, maps and plates vii Acknowledgements ix Preface xi Introduction 1 1. The Chronicle of Bone in Bugis historiography 1 2. The definition of the work 5 3. The manuscript 6 4. The choice of this version of the work 7 5. Principles of transcription 10 6. Principles of translation 13 7. The nature of the work 14 8. The date of the work and the problem of the end 21 9. Early Western-language comment on the events of the chronicle 26 10.
    [Show full text]
  • Perkembangan Islam Di Kesultanan Banjarmasin
    SOSIOHUMANIKA: Jurnal Pendidikan Sains Sosial dan Kemanusiaan, 8(1) Mei 2015 ITA SYAMTASIYAH AHYAT Perkembangan Islam di Kesultanan Banjarmasin RESUME: Kesultanan Banjarmasin merupakan kelanjutan dari kerajaan Hindu sebelumnya, yakni Negara Dipa dan Negara Daha. Bermula dari perkampungan orang-orang Melayu, kemudian menjadi pelabuhan yang dilalui oleh para pedagang Muslim dalam pelayarannya untuk mendapatkan rempah-rempah dan lainnya, kesultanan Banjarmasin berkembang menjadi kerajaan penting di Kalimantan Selatan. Kesultanan Banjarmasin berdiri pada awal abad ke-16 M dengan nama ibukota yang sama dan terletak di muara Sungai Barito. Banjarmasin, selain sebagai kota pelabuhan, juga merupakan ibu kota kerajaan, keraton, dan kompleks pemukiman, sehingga pantaslah Banjarmasin disebut suatu “kota”. Kesultanan Banjarmasin dengan pemerintahan Pangeran Samudra, yang bergelar “Sultan Suryanullah”, misalnya, merupakan penguasa Islam pertama di Kalimantan Selatan, yang terjadi pada masa awal abad ke-16, dan di-Islam-kan oleh Penghulu dari kesultanan Demak di Jawa Tengah. Kesultanan Banjarmasin mempunyai daerah kekuasaan, yang merupakan kelanjutan dari kerajaan Negara Daha. Daerah kekuasaan kesultanan Banjarmasin selanjutnya, yakni pada masa pemerintahan Pangeran Suryanata, sebagaimana diceritakan oleh “Hikayat Banjar” dan “Hikayat Lembu Mangkurat”, adalah negara/kota/ daerah seperti Kutai, Berau, Karasikan, Lawai, dan Sambas. Perkembangan kesultanan ini bersamaan dengan penyebaran Islam, sehingga Islam sangat mewarnai corak kesultanan dalam hal budaya, sosial, politik, dan juga ekonomi. Islam, dengan kata lain, telah melahirkan suatu peradaban yang khas di kesultanan Banjarnasin. KATA KUNCI: Kesultanan Banjarmasin, pedagang Muslim, kesultanan Demak, penyebaran Islam, dan peradaban Islam di Kalimantan Selatan. ABSTRACT: “The Development of Islam in Banjarmasin Sultanate”. The sultanate of Banjarmasin is a continuation of the previous Hindu kingdoms, the Dipa State and Daha State.
    [Show full text]
  • A JAWI SOURCEBOOK for the STUDY of MALAY PALAEOGRAPHY ∗ and ORTHOGRAPHY Introduction
    Annabel Teh Gallop A JAWI SOURCEBOOK FOR THE STUDY OF MALAY PALAEOGRAPHY ∗ AND ORTHOGRAPHY Introduction This special issue of Indonesia and the Malay World was compiled by friends and col- leagues as a tribute to Professor E. Ulrich Kratz’s three decades of teaching Jawi and tra- ditional Malay literature at the School of Oriental and African Studies, University of London, and to mark his 70th birthday on 14 October 2014. Reflecting Ulrich’s deep inter- est in Malay manuscript texts and letters over many years (see the list of publications com- piled by Helen Cordell in this issue), this Festschrift takes the rather unusual form of a compilation of reproductions of Malay manuscripts in Jawi script, accompanied by commen- taries on the handwriting and spelling. Nearly all the manuscripts are dated or firmly date- able, and come from known locations. The hope is that this issue will be useful as a sourcebook for the study of the development of Jawi script, and in particular its palaeography and orthography, over the course of nearly three and a half centuries. The manuscripts pre- sented date from the end of the 16th century to the early 20th century, and originate from all corners of the Malay world, from Aceh to Aru and from Melaka to Mindanao, as well as from Malay communities in Sri Lanka and Mecca. Arabic script in Southeast Asia It is highly likely that there may have been an Islamic presence in Southeast Asia – in the form of individual traders and travellers of Muslim faith, as well as small groups of local converts – from the early centuries of the Hijra era, but it is generally accepted that the Downloaded by [Universiteit Leiden / LUMC] at 02:58 25 June 2016 institutionalisation of Islam which occurred with the formal conversion of the ruler of a state first took place in the Malay archipelago around the 13th century AD in north Sumatra.
    [Show full text]
  • Sekilas Tentang Kerajaan Negara Dipa Di Kalimantan Selatan: Sebuah Analisis Antara Mitologi Dan Realitas Sejarah *
    SEKILAS TENTANG KERAJAAN NEGARA DIPA DI KALIMANTAN SELATAN: SEBUAH ANALISIS ANTARA MITOLOGI DAN REALITAS SEJARAH * Rusdi Effendi † [email protected] PENDAHULUAN Sebuah pemikiran mendasar yang perlu disadari oleh siapapun adalah kesulitan awal yang harus diterima apabila ingin mengetahui masa lampau tentang keberadaan kerajaan Negara Dipa. Pertanyaan yang muncul lebih awal dibenak pikiran kita adalah Kapan kerajaan Negara Dipa hadir atau ada di wilayah Kalimantan Selatan? Apakah berkaitan dengan bangunan Candi Agung di Amuntai Kabupaten Hulu Sungai Utara Provinsi Kalimantan Selatan saat ini? Siapa pendiri kerajaan Negara Dipa? Apakah ada suku lain sebagai penduduk asli sebelum kerajaan Negara Dipa berdiri? Bagaimana proses perkembangannya setelah kerajaan Negara Dipa berdiri? Tentu banyak lagi pertanyaan yang muncul untuk menjawab tentang kerajaan Negara Dipa yang pernah ada dalam catatan sejarah di daerah Provinsi Kalimantan Selatan. Sebahagian Urang Banjar sekarang tentu masih mengingat cerita- cerita, bahwa Kesultanan Banjar yang terakhir sebagai penguasa di daerah Kalimantan Selatan dan telah dihapus oleh pemerintah kolonial Belanda 11 Juni 1860 di sela-sela berkecamuknya Perang Banjar (1859-1865) dan wilayah Kesultanan Banjar dijadikan wilayah jajahan Belanda. Namun sampai saat ini leluhur Urang Banjar masih dikenang dan disebut-sebut dalam lingkungan keluarga Urang Banjar (Banjar Pahuluan, Banjar Batang Banyu dan Banjar Kuala) tentang moyang leluhurnya di Candi Agung Amuntai, di kala Urang Banjar merasa senang dan berkemampuan ekonomi mereka berkunjung ke Candi Agung, dikala susah dan sakit yang sulit obat medisnya kadang sebahagian Urang Banjar kembali datang berkunjung ke telaga disekitar Candi Agung di Amuntai untuk dimandikan atas bantuan juru kunci. Candi Agung adalah * Disampaikan pada Seminar Nasional Kesejarahan, Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Lambung Mangkurat.
    [Show full text]