Intertekstual Dekonstruktif Novel Lambung Mangkurat Atas Hikayat Banjar Dan Tutur Candi
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
ALINEA ::: JURNAL BAHASA SASTRA DAN PENGAJARAN P-ISSN: 2301 – 6345 I E-ISSN: 2614-7599 http://jurnal.unsur.ac.id/ajbsi INTERTEKSTUAL DEKONSTRUKTIF NOVEL LAMBUNG MANGKURAT ATAS HIKAYAT BANJAR DAN TUTUR CANDI Dewi Alfianti & Ahsani Taqwiem Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin ______________ Abstrak : Riwayat artikel: Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui interteksualitas dan dekonstruksi novel “Lambung Mangkurat”, dan dua hipogramnya, “Hikayat Banjar” dan “Tutur Dikirim: 6 Desember 2019 Candi”. Penelitian dilakukan menggunakan analisis intertekstual model Julia Direvisi: 6 Januari 2020 Kristeva dan dekonstruksi Jaqcues Derrida. Hasil analisis menunjukkan ada Diterima: 8 Februari 2020 sejumlah perbedaan pada bagian jalan cerita dan penokohan. Pada novel tidak Diterbitkan: 30 April 2020 ada hal-hal gaib, berbeda dengan dalam kedua hipogram. Tokoh Lambung Mangkurat dan Junjung Buih dalam novel diberi atribut serba sempurna sementara di dalam novel muncul dengan segala kekurangan dan kelemahan sebagaiman manusia biasa yang memiliki ambisi, kelemahan, dan ketakutana __________ yang di dalam dua hipogram tidak ada. Di dalam novel Lambung Mangkurat Katakunci: diceritakan berhasil menjadi Raja Nagara Dipa berkat bantuan Gajah Mada, juga dicerita terjadi pemberontakan Kerajaan Kuripan yang di dua hipogram dekonstruktif tidak. Perbedaan ini terjadi sebagai upaya pengarang untuk menafsirkan ulang intertekstual dan memaknai kembali cerita Lambung Mangkurat dalam perspektif yang lebih Lambung Mangkurat sesuai dengan zamannya. Abstract: This paper aims to find out the intertexuality and deconstruction of the novel _______________________ "Lambung Mangkurat", and two hypograms, "Hikayat Banjar" and "Tutur Alamat surat Candi". The study was conducted using intertextual analysis of Julia Kristeva's model and Jaqcues Derrida's deconstruction. The analysis shows that there are [email protected] a number of differences in the part of the storyline and characterizations. In the novel there are no supernatural things, different from the two hipograms. The gastric characters of Mangkurat and Junjung Buih in the novel are given all- round attributes while in the novel appear with all the shortcomings and weaknesses as an ordinary human being who has ambition, weakness, and fear which in his two hypotheses do not exist. In the novel Lambung Mangkurat is said to have succeeded in becoming Raja Nagara Dipa with the help of Gajah Mada, there was also a story of a revolt of the Kingdom of Kuripan which in two hypograms did not. This difference occurs as the author's attempt to reinterpret and reinterpret the story of Lambung Mangkurat in a perspective that is more appropriate to the era. PENDAHULUAN menghubungkan apa yang sedang dia baca dengan sesuatu yang mungkin pernah dibaca, Dalam kehidupan sehari-hari, manusia didengar, atau dilihatnya di suatu waktu di sering melakukan tindak asosiatif dengan masa lampau. Pada akhirnya, pembahasan menghubungkan satu hal dengan hal lainnya, sederhana tentang asosiasi ini kemudian bisa termasuk menghubungkan satu teks dengan berkembang menjadi sesuatu yang lebih teks lainnya. Asosiasi berkaitan dengan kompleks karena ketika membahas satu teks pengetahuan yang dimiliki sebelumnya dan (lisan atau tulisan) kita mungkin akan dihubungkan dengan apa yang sedang di- membahas jalinan-jalinan asosiatif antara teks identifikasi saat ini. Terkait dengan teks, itu dengan teks-teks lainnya. kemampuan asosiatif inilah yang memung- kinkan seorang penulis dan pembaca teks 2 Alinea, Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajaran Volume 9, (1) April 2020, hal. 1-15 Saat mendengar cerita rakyat dan atau Dalam khazanah kesusastraan Melayu, mitos “Malin Kundang” di Sumatera Barat, sejumlah manuskrip mengenai kesultanan “Sitanggang” di Malaka, dan “Raden Banjar di Kalimantan Tenggara (hari ini meli- Pengantin” di Kalimantan Selatan, misalnya, puti Kalimantan Selatan, sebagian Kalimantan besar kemungkinan pembaca akan menyim- Tengah dan Timur) telah ditulis pada abad ke- pulkan keterkaitan antara ketiganya karena ada 19, di antaranya adalah Hikayat Banjar dan kemiripan struktur dan isi ceritanya yaitu Tutur Candi yang menceritakan asal mula tentang anak durhaka yang dikutuk menjadi kerajaan Banjar di wilayah Kalimantan batu. Asosiasi tentu tidak salah, karena cerita Tenggara dan perkembangannya. Keduanya itu secara lisan lahir dan dituturkan di satu diduga sebagai hipogram dari novel Lambung tempat lalu menyebar dan mengalami penye- Mangkurat yang ditulis oleh Randu Alamsyah suaian dengan kebudayaan di wilayah sebaran beberapa ratus tahun setelahnya. Novel yang barunya hingga melahirkan cerita-cerita lain terbit pada tahun 2018 ini diterbitkan oleh yang sangat mirip. Laksana, grup Diva Press dan didistribusikan secara nasional. Contoh keterkaitan ketiga teks (lisan) di atas yang secara asosiatif dimaknai sebagai Novel Lambung Mangkurat memiliki cerita-cerita yang sangat mirip itu dapat dimensi yang sama dengan novel-novel lain dijelaskan dengan intertekstualitas. Dalam yang berbicara tentang sejarah (atau mitos) pandangan interteksual, dunia teks adalah raja dan penguasa pada masa kerajaan Hindu- dunia ketika teks-teks (lisan atau tertulis) Budha, seperti novel Gajah Mada karya saling terhubung, bertalian, pengaruh-meme- Langit Kresna Hadi, Senopati Pamungkas ngaruhi satu dengan yang lainnya. Tidak ada karya Arswendo Atmowiloto, atau Arok Dedes teks yang hadir dari ruang hampa tanpa karya Pramoedya Ananta Toer. Ia novel yang pengaruh apapun dari teks-teks sebelumnya. berangkat dari cerita perpaduan mitos dan Terhadap teks pendahulunya (hipogram), teks sejarah Nusantara jauh sebelum negara yang hadir kemudian senantiasa memberikan Indonesia dibentuk. Cerita-cerita yang telah geliat baru, pemaknaan baru, dan bentuk baru. lekat selama berabad-abad dengan pemahaman Hal ini terjadi karena teks lahir dalam kurun masyarakat tentang bagaimana nenek mo- yang lebih kemudian daripada hipogram, yangnya di masa lalu, kejayaan dan berada dalam lintasan pengalaman dunia yang keruntuhan mereka. Cerita yang membentuk lebih kompleks dari hipogramnya itu. teks identitas bangsa kita hari ini. selanjutnya itu bisa menjadi penguat, pe- nyanggah, atau bahkan perusak hipogramnya. Bagi masyarakat Banjar sendiri, cerita Dalam posisi ini, teks baru itu men- Hikayat Banjar adalah cerita mistis dan sakral dekonstruksi hipogramnya. mengenai asal usul mereka. Eksistensi mereka berawal dari cerita ini, dan dari cerita inilah Kaitan antara intertekstualitas dan de- identitas urang Banjar dibentuk. Karena konstruksi menjadi tak terelakkan karena dianggap berkaitan dengan hikayat yang peristiwa pengaruh mempengaruhi antara menceritakan asal muasal kerajaan Banjar, hipogram dan teks selanjutnya selalu terjadi novel Lambung Mangkurat juga pernah secara dekonstruktif. Tidak ada teks selan- dibedah di Universitas Lambung Mangkurat, jutnya yang sama persis dengan hipogramnya. Banjarmasin, oleh sejarawan Helius Teks yang hadir belakangan ini akan Sjamsuddin dalam konteks komparasi kese- memainkan peranannya baik sebagai penguat, jarahan dengan buku-buku hipogramnya. opisisi, atau bahkan perusak hipogramnya. OLeh karena itu, menarik untuk melihat Tulisan berikut ini akan membicarakan bagaimana sebuah teks mendekonstruksi intertekstualitas novel Lambung Mangkurat terhadap hipogramnya. terhadap Hikayat Banjar dan Tutur Candi serta akan membahas bagaimana novel Dewi Alfianti & Ahsani T.: Intertekstual Dekonstruktif …. 3 Lambung Mangkurat mendekonstruksi dua Kedua kajian postruktural ini dibahas hipogramnya, Hikayat Banjar dan Tutur secara terpisah, padahal keduanya memiliki Candi. relevansi. Keduanya sama-sama membicara- kan lebih dari satu teks dan hubungan antara Kajian intertekstualitas dan dekonstruksi keduanya. Salah satu artikel jurnal yang merupakan kajian yang lazim dalam po- mengaitkan antara dua kajian ini adalah artikel struktural sebagai sebuah respon pada fokus berjudul Dekonstruksi Struktur Penceritaan pembacaan teks yang hanya melihat struktr dalam Novel Arok-Dedes: Kajian Intertekstual internal teks sastra. Kedua pendekatan ini (Purwanti). Meski sama-sama membahas melihat teks pada relevansinya dengan teks kaitan antarteks dengan pendekatan interteks lain baik dalam hubungan pengaruh-meme- dekonstruksi, tulisan yang berjudul Interteks ngaruhi teks tersebut dengan teks lainnya Dekonstruktif Novel Lambung Mangkurat atas maupun usaha teks untuk membangun ulang Hikayat Banjar dan Tutur Candi ini memiliki pemahaman berbeda terhadap teks lain. kebaruan terutama pada obyek tulisan, dan pada dimensi teks yang merupakan perpaduan Secara terpisah, dua kajian ini telah teks sastra kontempirer dan klasik. menjadi pendekatan yang cukup mapan dan banyak digunakan dalam memahami dan Intertekstual dan Dekonstruksi menguraikan sebuah teks sastra. Untuk kajian intertekstual misalnya, ada sejumlah penelitian Intertekstual adalah pandangan yang teks sastra yang menggunakan pendekatan ini, melihat teks tidak sebagai teks an sich , tetapi misalnya artikel ilmiah berjudul Kajian In- teks ditarik dalam hubungannya dengan teks- tertekstual Sang Pemimpi Karya Andrea teks lainnya. Teks dibuat dari apa yang disebut Hirata dan Mengejar-ngejar Mimpi Karya teksualitas budaya atau sosial. Dalam hal ini, Dedi Padiku (Yaumi), atau dalam bentuk tesis, teks bukan ihwal individual atau objek karya Asep Supriadi yang berjudul Trans- terisolasi, tapi lebih dari itu, ia adalah formasi Nilai-Nilai Ajaran Islam dalam Ayat- perpaduan tekstualitas budaya. Teks individual Ayat Cinta Karya Habiburrahman