Quick viewing(Text Mode)

Diplomasi Publik Oleh Korean Cultural Center (KCC) Di Indonesia

Diplomasi Publik Oleh Korean Cultural Center (KCC) Di Indonesia

Universitas Katolik Parahyangan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Hubungan Internasional

Terakreditasi A SK BAN –PT NO: 451/SK/BAN-PT/Akred/S/XI/2014

Diplomasi Publik oleh Korean (KCC) di

Skripsi

Oleh Tiara Dewi Aghnia 2015330026

Bandung

2019

Universitas Katolik Parahyangan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Program Studi Hubungan Internasional

Terakreditasi A SK BAN –PT NO: 451/SK/BAN-PT/Akred/S/XI/2014

Diplomasi Publik oleh Korean Cultural Center (KCC) di Indonesia

Skripsi

Oleh Tiara Dewi Aghnia 2015330026

Pembimbing Sukawarsini Djelantik, Ph.D.

Bandung 2019

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Hubungan Internasional

Tanda Pengesahan Skripsi

Nama : Tiara Dewi Aghnia Nomor Pokok : 2015330026 Judul : Diplomasi Publik oleh Korean Cultural Center (KCC) di Indonesia

Telah diuji dalam Ujian Sidang jenjang Sarjana Pada Rabu, 17 Juli 2019 Dan dinyatakan LULUS

Tim Penguji Ketua sidang merangkap anggota Giandi Kartasasmita, S.IP., M.A. : ______

Sekretaris Sukawarsini Djelantik, Ph.D. : ______

Anggota Dr. Atom Ginting Munthe : ______

Mengesahkan, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Dr. Pius Sugeng Prasetyo, M.Si

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Tiara Dewi Aghnia NPM : 2015330026 Jurusan : Ilmu Hubungan Internasional Judul : Diplomasi Publik oleh Korean Cultural Center (KCC) di Indonesia

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini merupakan hasil karya tulis ilmiah sendiri dan bukanlah merupakan karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar akademik oleh pihak lain. Adapun karya atau pendapat pihak lain yang dikutip, ditulis sesuai dengan kaidah penulisan ilmiah yang berlaku.

Pernyataan ini saya buat dengan penuh tanggung jawab dan bersedia menerima konsekuensi apapun sesuai aturan yang berlaku apabila dikemudian hari diketahui bahwa pernyataan ini tidak benar.

Bandung, 22 Juli 2019

Tiara Dewi Aghnia

i

ABSTRAK

Nama : Tiara Dewi Aghnia NPM : 2015330026 Judul : Diplomasi Publik oleh Korean Cultural Center (KCC) di Indonesia

Korea Selatan dan Indonesia memilki hubungan bilateral yang telah dibangun selama hampir 46 tahun. Bagi Korea Selatan, Indonesia merupakan salah satu negara yang memberi keuntungan dalam sumber daya. Oleh karena itu, untuk tetap menjaga hubungan baik, Korea Selatan perlu meningkatkan citra positif di Indonesia. Menyebarnya budaya Korea Selatan melalui hallyu dimanfaatkan Korea Selatan dalam melakukan diplomasi publik di Indonesia. Korea Selatan membangun sebuah pusat kebudayaan yaitu Korean Cultural Center (KCC) di Indonesia. KCC bertujuan memperkenalkan dan mempromosikan budaya Korea Selatan untuk meningkatkan citra positif di mata publik Indonesia dan menjaga hubungan baik. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan upaya-upaya KCC dalam mendukung aktivitas diplomasi publik Korea Selatan di Indonesia. Upaya- upaya dilakukan KCC yaitu dengan memperkenalkan dan mempromosikan budaya tradisional dan populer, antara lain dengan mengadakan acara Seollal, kegiatan kelas bahasa dan budaya Korea, pertunjukan seni musik dan tarian tradisional, lomba pidato, Korea Indonesia Film Festival (KIFF), berkolaborasi dengan acara Fashion Week (JFW),dan menyebarkan informasi terkait Korea Selatan pada laman resmi dan media sosial. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan KCC melibatkan aktor-aktor non pemerintah antara lain profesional, bisnis, masyarakat sipil, institusi pendidikan, dan media. Namun keterlibatan media lokal masih berperan sedikit di dalam kegiatan KCC yang cakupannya kecil. Upaya-upaya KCC dalam mendukung aktivitas diplomasi publik Korea Selatan efektif dalam meningkatkan citra positif di mata Indonesia karena keterlibatan aktor-aktor non- pemerintah sebagai pendukung dan respon masyarakat Indonesia yang positif. Selain itu upaya-upaya KCC berhasil mencapai tahap-tahap dalam hirarki diplomasi publik.

Kata Kunci: Korean Cultural Center; Korea Selatan; Indonesia; Diplomasi Publik; Budaya; Hallyu

ii

ABSTRACT

Name : Tiara Dewi Aghnia NPM : 2015330026 Title : Public Diplomacy of Korean Cultural Center (KCC) in Indonesia

South Korea and Indonesia have bilateral relations that have been built for almost 46 years. For , Indonesia is one of the countries that provides benefits in resources. Therefore, to maintain good relations, South Korea needs to improve its positive image in Indonesia. The spread of South Korean culture through hallyu is used by South Korea in conducting public diplomacy in Indonesia. In order to do that, South Korea builds Korean Cultural Center (KCC) in Indonesia. KCC supports South Korea’s public diplomacy by introducing and promoting South Korean culture to enhance the positive image in the eyes of the Indonesian public and support good relations. The purpose of this research is to explain KCC's efforts in supporting South Korea's public diplomacy activities in Indonesia. KCC's efforts are introducing and encouraging traditional and popular culture, including holding Seollal event, and culture classes, traditional music and dance performances event, speech competitions, Korea Indonesia Film Festival (KIFF), collaborating with Jakarta Fashion Week (JFW), and posting the information related to South Korean on official pages and social media. The activities that carried out by KCC involve non-government actors such as professionals, businesses, civil society, educational institutions, and the media. However, local media participation is still small in some of KCC activities which has small scope. KCC's efforts in supporting South Korea's public diplomacy activities were effective in enhancing a positive image in the eyes of Indonesia because it involved non-governmental actors as a support and positive response from the Indonesian people. In addition, the KCC's efforts succeeded in reaching the stages in the public diplomacy hierarchy.

Keywords: Korean Cultural Center; South Korea; Indonesia; Public Diploamcy; Culture; Hallyu

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT , berkat rahmat dan izinnya, penulis dapat menyelsaikan skripsi berjudul “Diplomasi Publik oleh Korean Cultural

Center (KCC) di Indonesia”. Skripsi ini disusun sebagai syarat kelulusan Strata-1

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik, Universitas Katolik Parahyangan. Skripsi ini membahas mengenai upaya- upaya Korean Cultural Center (KCC) dalam mendukung aktivitas diplomasi publik

Korea Selatan di Indonesia. Dalam proses penyusunan, tidak sedikit hambatan yang dilalui. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Sukawarsini

Djelantik, Ph. D., selaku dosen pebimbing yang tiada hentinya membantu dan mengarahkan dalam proses penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan dan hal-hal yang kurang berkenan dalam skripsi ini. Penulis sangat terbuka untuk menerima kritik dan saran sehingga penulis dapat membuat skripsi yang baik.

Bandung, 22 Juli 2019

Tiara Dewi Aghnia

iv

UCAPAN TERIMAKASIH

Dalam penyusunan skirpsi ini penulis ingin menghaturkan terimakasih kepada pihak-pihak yang terlibat dalam membantu, mendukung, dan memberi bantuan kepada penulis. Setiap dukungan dan kontribusi sangat berarti bagi penulis dan penulis sangat bersyukur akan hal tersebut. Semoga suatu hari nanti penulis dapat membalas semua kebaikan dari pihak-pihak yang terlibat. Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih khususnya kepada: Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT – atas berkat, hikmat, karunia, dan kuasa-Nya penulis dapat menyelsesaikan proses penyusunan skripsi ini. Rasa syukur yang tak terhingga penulis haturkan atas semua takdir dan kuasa yang diberikan sehingga penulis mampu berada pada tahap ini. Semoga penulis tidak pernah berhenti bersyukur dan mampu melangkah ke kehidupan baru selanjutnya. Orang tua penulis, Mamah, Papah, Mamih – Terima kasih yang sebesar- besarnya selalu mendukung penulis dalam setiap proses kehidupan yang penulis hadapi. Terima kasih telah mendukung penulis selama proses perkuliahan. Keberhasilan penulis dalam melewati setiap proses dalam perkuliahan tidak terlepas dari setiap doa yang dipanjatkan Mamah, Papah, dan Mamih kepada Allah SWT. Mah, Pah, Mih, semoga suatu saat penulis dapat membahagiakan dan membanggakan kalian. Terima kasih, terima kasih, terima kasih. Saya – terima kasih mau berjuang sampai pada titik ini. Proses perkuliahan sampai pada titik ini tentu bukan hal yang mudah dijalani. Terima kasih telah menjadi pribadi yang kuat dapat melalui semua tantangan yang dihadapi selama proses perkuliahan. Bismillah, perjuangan baru dimulai semoga senantiasa menjadi pribadi yang pantang menyerah. Dosen pembimbing, Sukawarsini Djelantik, Ph. D., yang telah membantu banyak penulis dalam proses penyusunan skripsi ini dari seminar sampai sidang. Terimakasih telah sabar dan menghadapi penulis dengan baik. Banyak pelajaran- pelajaran yang dapat penulis ambil selama proses bimbingan dengan Mba. Semoga Mba Suke sehat selalu kedepannya dan semakin sukses Mba. Dosen-dosen HI Unpar yang telah memberikan pelajaran tidak sekedar mata kuliah tetapi banyak pelajaran kehidupan yang bisa dipelajari – Mba Syl, Mas Gi, Mas Apres, Mba Andrea, Mas Anjar, Mas Pur, Mas Ir, Mba Jess, Mba Anggi, Mas Sapta, Mas Nyoman, Mas Abe, Mas Idil, Mas Mangadar, Mba Ratih, Mas Adri, Mba Nophie, Bang Atom, Alm. Mas Nur, Alm. Mba Diandra, dan Alm. Mas Bob. Penulis sangat bersyukur menjadi bagian dari HI Unpar. Tim Gembira, Ricky, Jabel, Caca, Kezia, Esy, Putri. Terima kasih yang sebesar-besarnya telah menjadi teman yang baik hati selama hampir 4 tahun. Teman nongkrong, gabut, karaoke, bahkan menginap. Selama proses perkuliahan, ada kalanya penulis merasa minder di antara kalian yang sangat hebat tapi kalian

v

menerima penulis dengan baik hati. Penulis sangat bersyukur memilki kalian semoga suatu hari nanti penulis dapat membalas kebaikan kalian dan See you on top guys! Rubi dan Uyung, eonni dan oppa ku terimakasih banyak! Kalian yang tau banget gimana perjuangan penulis dari sampai ada titik ini! I have no words to describe how blessed I am to have you both. May I see you both more often in Jakarta soon! Tunggu ya! Iqbal, Ka Itho, Ka Kemas, Teh Sipa, Buna Ega, Wa Irva, Wa Alin, Wa Ena, dan Zaky. Orang-orang yang menjadi saksi perjuangan penulis dalam menyusun skripsi ini, yang selalu ada setiap hari-hari penulis. Terimakasih selalu mendukung penulis dan terimakasih atas kejutan setelah sidang yang tidak disangka-sangka! I’ll count that day as one of my precious moment that I never forget in my life. Sayang. A Ganjar, Milly, Ka Adit, Chandra, Ben, Ka Dita, Teh Wila. Terimakasih selalu mendukung penulis. Walaupun jarang ketemu tapi dukungan kalian sangat berharga. Terimakasih banyak atas hiburan-hiburan selmaa proses skripsi di dalam grup kita. XOXO Junet, Ocha, Bojeg, Jilan, dan teman-teman Jegow lainnya. Terimakasih banyak atas dukungan kalian selama proses penulisan skripsi ini. Terimakasih atas pesan-pesan semangat kalian untuk penulis. Saranghaeyo! Sannia, Grace, dan Icha. Teman seperjuangan dan seperbimbingan skripsi. Terimakasih banyak sudah sama-sama berjuang dan saling menyemangati dari awal seminar sampai skripsi dan sidang. The world should be ready for welcoming us in the jungle! Semangat! Akhirnya bisa wisuda bareng! Teman-teman #2019SHubInt terimakasih banyak telah menjadi teman yang sama – sama berjuang akhirnya tercapai 2019 Sarjana Hubungan Internasional! Terimakasih telah menjadi teman senasib di perkuliahan selama 4 tahun yang sama-sama ngerasa kuliah telat padahal kita normal (karena yang lulus 3,5 tahun banyak hehe). See you on top guys!

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...... i ABSTRACT ...... ii KATA PENGANTAR ...... iii UCAPAN TERIMAKASIH...... iv DAFTAR ISI ...... vi DAFTAR GAMBAR ...... viii DAFTAR SINGKATAN ...... ix BAB 1 PENDAHULUAN ...... 1 1.1. Latar Belakang...... 1 1.2. Identifikasi Masalah ...... 4 1.3. Pembatasan Masalah ...... 7 1.4. Perumusan Masalah ...... 7 1.5. Tujuan Penelitian ...... 8 1.6. Kegunaan Penelitian ...... 8 1.7. Kajian Pustaka ...... 8 1.8. Kerangka Pemikiran ...... 11 1.9. Metode Penelitian ...... 16 1.10. Teknik Pengumpulan Data ...... 17 1.11. Sistematika Pembahasan ...... 17 BAB II DIPLOMASI PUBLIK KOREA SELATAN ...... 18 2.1. Kepentingan Nasional Korea Selatan yang Dimanifestasikan Melalui Public Diplomacy Act ...... 19 2.2. Strategi Dipomasi Publik ...... 23 2.3. Aktor Diplomasi Publik Korea Selatan ...... 25 2.4. Budaya Korea Selatan ...... 26 2.4.1. Budaya Tradisonal Korea Selatan ...... 27 2.4.2. Budaya Populer Korea Selatan...... 31 2.5. KCC Sebagai Instrumen Pendukung Diplomasi Publik Korea Selatan di Indonesia...... 37

vii

BAB III UPAYA-UPAYA KOREAN CULTURAL CENTER (KCC) DALAM MENDUKUNG KEGIATAN DIPLOMASI PUBLIK KOREA SELATAN DI INDONESIA ...... 41 3.1. Memperkenalkan Budaya Tradisional Korea Selatan ...... 42 3.1.1. Menyelenggarakan Acara Seollal ...... 42 3.1.2. Memperkenalkan Bahasa Korea ...... 45 3.1.3. Memperkenalkan Seni Tradisional ...... 49 3.1.5. Memperkenalkan Makanan Korea Selatan ...... 53 3.2. Mempromosikan Budaya Populer Korea Selatan...... 55 3.2.1. Menyelenggarakan Acara K-Pop Academy ...... 56 3.2.2. Berkolaborasi dengan Jakarta Fashion Week ...... 60 3.2.3. Menyelenggarakan Acara Korea Indonesia Film Festival (KIFF) . 64 BAB IV KESIMPULAN ...... 74 DAFTAR PUSTAKA ...... 77

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Diplomasi Multi Jalur………………………………………………15 Gambar 3.1 Pelaksanaan Seollal…………………………………………………43 Gambar 3.2 Respon Positif Masyarakat Indoensia terhadap Acara Seollal ……..44 Gambar 3.3 Pelaksanaan Sejong Hakdang Speech Contest……………………...46 Gambar 3.4 Pelaksanaan Pertunjukan Seni………………………………………50 Gambar 3.5 Respon Positif Masyarakat Indonesia terhadap acara Watch a GOOD Performance: Traditional Korean Song and Dance………………………….….51 Gambar 3.6 Pelaksanaan The Global Taste of Korea “Hansik Contest” UNJ K- Food Campus Festival 2017 …………………………………………………….54 Gambar 3.7 Penampilan Evaluasi Kelas Dance Academy……………………...57 Gambar 3.8 Unggahan Salah Satu Peserta K-Pop Academy 2017…………...….58 Gambar 3.9 Respon Positif Salah Satu Peserta dalam Mengapresiasi Kelas Lain………………………………………………………………………………59 Gambar 3.10. Peragaan Busana TWEE pada Jakarta Fashion Week 2017…… 61 Gambar 3.11. Publikasi Media oleh Majalah Gadis……………………………..63 Gambar 3.12. Penyelenggaraan Korean Film Festival 2017…………………….65 Gambar 3.13. Respon Positif Salah Satu Penonton KIFF………….…………... 66 Gambar 3.14 Publikasi Media The Seoul Story pada acara KIFF 2018…………..68 Gambar 3.15. Penggunaan Tagar Terbanyak di Indonesaia pada Tahun 2016.....70 Gambar 3.16. Penggunaan Tagar Terbanyak di Indonesia pada Tahun 2017...... 71 Gambar 3.17. Penggunaan Tagar Terbanyak di Indonesia pada Tahun 2018…...72 Gambar 3.18. Akun Vlive BTS dan EXO……………………………………...... 72

ix

DAFTAR SINGKATAN

I.Y.K.Y I Know You Know

JFW Jakarta Fashion Week

KCC Korean Cultural Center

KIFF Korea Indonesia Film Festival

MLA Modern Language Association

PLN Politik Luar Negeri

UAE

UNJ Universitas Negeri Jakarta

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Budaya merupakan sebuah identitas yang melekat bagi suatu negara.

Identitas dan citra sebuah negara dapat dibedakan melalui ciri khas kebudayaannya.1 Ciri khas tersebut membuat masyarkat dunia lebih mudah dalam mengenali suatu negara. Selain dari itu, akan memudahkan negara untuk mempertahankan eksistensinya di dunia internasional. Seperti contohnya broadway yang melekat identitasnya pada Amerika Serikat, Jepang dengan ciri khas anime dan manga, Indonesia dengan musik angklung, dan berbagai kebudayaan lainnya.

Dalam Hubungan Internasional, budaya memiliki peran dalam diplomasi.

Budaya dijadikan sebuah instrumen diplomasi oleh negara-negara. Adapun diplomasi yang dimaksudkan adalah diplomasi publik yang erat kaitannya dengan soft power. Soft power adalah kemampuan negara untuk menarik dan mengajak tanpa menggunakan paksaan.2 Dengan kata lain soft power bisa menjadi cara pendekatan sebuah negara tanpa menggunakan kekerasan dengan cara yang lebih damai. Dalam hal ini, diplomasi publik seringkali menjadi alat yang penting untuk soft power dalam mencapai kepentingan nasional. Instrumen yang digunakan

1 Koentjaraningrat, Kebudayaan Mentalitas Dan Pembangunan (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2004). diakses pada 28 Februari 2019 2 Jan Melissen, “The New Public Diplomacy: Soft Power in International Relations,” The New Public Diplomacy, 2005,.http://culturaldiplomacy.org/academy/pdf/research/books/soft_power/The_New_Public_Dip lomacy.pdf diakses 28 Februari 2019

1

2

adalah hal-hal yang bersifat intangible diantaranya nilai-nilai politik, kebijakan, dan tentu budaya.

Korea Selatan menggunakan diplomasi publik sebagai soft power dalam menyebarkan budaya untuk meningkatkan citra negara. Korea Selatan cukup baik dalam menjaga dan melestarikan kebudayaan secara terprogram dan terstruktur.

Selain itu, Korea Selatan juga berusaha untuk menyebarkan kebudayaannya ke seluruh dunia melalui hallyu. Hallyu merupakan budaya populer Korea Selatan mencakup musik, film, drama, kosmetik, fashion, dan yang lainnya. Hallyu menunjukan perkembangan pesat di Kawasan Asia dan global sejak kemunculannya.3 Oleh sebab itu hallyu dijadikan “alat” oleh Korea Selatan dalam melakukan diplomasi publik.

Diplomasi Publik Korea Selatan melalui hallyu dilakukan selain untuk menyebarkan budaya, juga untuk meningkatkan kerjasama dengan negara-negara lain. Salah satu negara yang menjadi tujuan diplomasi publik Korea Selatan adalah

Indonesia. Korea Selatan dan Indonesia mempunyai hubungan hampir 46 tahun semenjak dibukanya hubungan konsuler pada tahun 1966.4 Hubungan diplomatik diantara keduanya mulai dibuka pada tahun 1973.5 Korea Selatan dan Indonesia terus berupaya untuk meningkatkan kerjasama baik dalam hubungan bilateral, regional, maupun multilateral.

3 Euny Hong, Korean Cool : Strategi Inovatif Di Balik Ledakan Budaya Pop Korea (Jakarta: Bentang Pustaka, 2016), diakses pada 2 Januari 2019 4 “Profil Negara Dan Hubungan Bilateral,” Kedutaan Besar Republik Indonesia Di Seoul, Republik Korea, https://kemlu.go.id/seoul/id/pages/hubungan_bilateral/558/etc-menu. diakses 2 Januari 2019 5 Ibid.

3

Dalam hubungan bilateral, nilai-nilai dan citra sebuah negara berperan penting dalam meningkatkan kerjasama. Untuk meningkatkan citra positif negara,

Soft power merupakan komponen yang dibutuhkan karena lebih menyentuh segala aktor baik negara maupun non-negara6. Dalam hal ini, Korea Selatan memanfaatkan budaya sebagai soft power untuk meningkatkan citra positif di

Indonesia, ditandai dengan munculnya hallyu di Indonesia. Korea Selatan dianggap sukses dalam meningkatkan citra positif di Indonesia maupun di mata internasional dengan menyebarkan hallyu. Di Indonesia sendiri hallyu telah menyebar sangat luas dari tahun 2006 sampai 2018 melalui drama serial korea, film, dan musik. Hallyu dianggap sebagai Invasi Korea Selatan dalam soft power dan menjadi prioritas dalam meningkatkan citra positif.7 Sejak kemunculannya, hallyu memberikan dampak positif terhadap beberapa aspek di Korea Selatan seperti ekonomi dan pariwisata.

Untuk tetap menciptakan hubungan baik dan memperkuat kerjasama di

Indonesia, Korea Selatan melakukan upaya-upaya dengan mempergunakan berbagai instrumen dalam diplomasi publik. Salah satu upaya diplomasi publik tersebut diwujudkan dengan membangun pusat kebudayaan sebagai ruang publik dan wadah promosi budaya. Diplomasi publik Korea Selatan ada di bawah koordinasi tiga institusi khusus negara yaitu Kementrian Budaya, Olahraga, dan

6 Jan Phillip N. E., “The Effectiveness of Soft & Hard Power in Contemporary International Relations”, E-International Relations Student, https://www.e-ir.info/2014/05/14/the-effectiveness- of-soft-hard-power-in-contemporary-international-relations/ diakses pada 5 Oktober 2018 7 Danny Yatim, “Hallyu and the ”, The Jakarta Post, https://www.thejakartapost.com/life/2017/02/13/essay-hallyu-the-korean-wave.html diakses 5 Januari 2019

4

Pariwisata, Kementrian Luar Negeri, dan Kementrian Pendidikan.8 Untuk mendukung aktivitas diplomasi publik, Kementrian Budaya, Olahraga, dan pariwisata mendirikan Korean Cultural Center (KCC) sebagai ruang publik dan pusat kebudayaan Korea Selatan di 41 negara.9 Salah satunya adalah Indoensia.

Diplomasi publik Korea Selatan melalui KCC dikemas dengan berbagai acara yang berbeda untuk menarik perhatian masyarakat Indonesia terhadap budaya Korea.

1.2. Identifikasi Masalah

Korea Selatan dan Indonesia mempunyai hubungan bilateral yang cukup erat selama 46 tahun. 10 Kerjasama yang dilakukan Korea Selatan dan Indonesia mencakup di beberapa bidang yaitu politik, ekonomi, ketenagakerjaan, pendidikan, dan sosial budaya. 11 Kerjasama antara Korea Selatan dan Indonesia telah masuk ke dalam kemitraan strategis pada tahun 2006.12 Di Tahun 2018, hubungan kerjasama

Korea Selatan dan Indonesia berkembang menjadi kemitraan strategis khusus.

Korea Selatan, negara dengan populasi 51,5 juta dan pendapatan per kapita US $

28.000 membutuhkan Indonesia sebagai negara dengan kekayaan sumber daya alam.13 Indonesia merupakan salah satu partner negara yang penting dikarenakan kekayaan sumber daya yang dimiliki baik alam maupun manusia. Perusahaan-

8.Muzaffar S. ABDUAZIMOV, “Public Diplomacy: Reappraising the South Korean Case through an Evolutionary Approach,” Korea Journal 57, no. 3 (2019): 83–111, https://doi.org/10.25024/kj.2017.57.3.83.diakses pada 5 Januari 2019 9 “Korea Information-Government,” Korean Cultural Center NY, https://www.koreanculture.org/korea-information-government. diakses pada 2 Januari 2019 10 “Hubungan Bilateral”, Kedutaan Republik Indonesiadi Seoul Republik Korea, https://www.kemlu.go.id/seoul/id/Pages/HUBUNGAN-BILATERAL.aspx# diakses 2 Januari 2019 11 Ibid. 12 “Indonesia and Korea Partnership”, The Jakarta Post, https://www.thejakartapost.com/academia/2017/11/09/editorial-indonesia-korea-partnership.html diakses pada 20 Maret 2019 13 Ibid.

5

perusahaan Korea Selatan yang didukung penuh oleh pemerintah banyak melakukan bisnis di Indonesia karena sumber daya alam utama bahan baku yang dimiliki Indonesia seperti timber, karet, dan rotan yang sangat dibutuhkan dalam sektor manufaktur. Sedangkan Korea Selatan merupakan negara dengan sedikit sumber daya alam, sehingga membutuhkan Indonesia yang kaya akan sumber daya alam untuk mengembangkan bisnis. 14 Selain itu, Indonesia juga menawarkan pasar yang besar bagi Korea Selatan sehingga hal tersebut menjadikan Indonesia sebagai tempat yang ideal untuk investor-investor Korea Selatan. Oleh karena itu, bagi

Korea Selatan, Indonesia merupakan salah satu negara yang penting dalam memberi pengaruh terhadap perkembangan perekonomian. Atas dasar hal tersebut maka Korea Selatan perlu meningkatkan citra positif di Indonesia untuk menjaga hubungan baik dan meningkatkan kerjasama diantara kedua negara.

Upaya untuk meningkatkan citra positif tersebut dilakukan dengan menggunakan instrumen budaya melalui diplomasi publik. Di Indonesia, budaya

Korea Selatan sangat digemari oleh masyarakat terutama di kalangan remaja.

Banyak masyarakat Indonesia yang menunjukannya dengan mengikuti gaya berpakaian, mendengarkan dan menari musik K-Pop, menonton konser K-Pop, membeli produk kecantikan Korea, mencoba masakan tradisional Korea, dan yang lainnya. Dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2018, tercatat ada sebanyak 25 konser K-Pop di Indonesia yang selalu ramai didatangi. Selain itu, media sosial

KCC Indonesia di twitter “@kcc_indonesia” mempuyai pengikut sebanyak

31.90015 begitupun di Instagram “@kcc.id” sebanyak 28.50016 dan di facebook

14 “Indonesia and Korea Partnership”, The Jakarta Post, Op. Cit., diakses pada 20 Maret 2019 15 “@KCC_Indonesia”, Twitter, https://twitter.com/KCC_Indonesia diakses pada 20 Maret 2019 16 “@KCC.id”, Instagram, https://www.instagram.com/kcc.id/?hl=en diakses pada 20 Maret 2019

6

sebanyak 168.916.17 Jumlah tersebut merupakan yang terbanyak jika dibandingkan dengan media sosial KCC di negara lain.

Jika membandingkan perkembangan budaya populer negara lain di

Indonesia, budaya populer Amerika selalu menjadi sorotan dan kiblat dalam bidang mode maupun gaya hidup sejak dulu.18 Namun sekarang budaya Korea Selatan mempunyai peluang untuk menjadi trend di Indonesia dikarenakan antusias masyarakat Indonesia terhadap budaya Korea Selatan sangat besar. Hal tersebut juga didukung oleh lebih banyaknya media dan akses terhadap segala hal mengenai budaya Korea yang ditemukan di Indonesia seperti stasiun TV, aplikasi menonton

K-Drama, media sosial, restoran Korea, toko brand kecantikan Korea, dan yang lainnya. Ditambah KCC sebagai pusat kebudayaan rutin melakukan kegiatan- kegiatan yang berhubungan dengan budaya Korea yang selalu ramai diikuti oleh masyarakat Indonesia.

Karena animo masyarakat Indonesia yang besar terhadap budaya Korea, maka Korea Selatan memanfaatkan peluang tersebut untuk menggunakan budaya sebagai alat dalam meningkatkan citra positif di Indonesia yang disalurkan melalui

KCC. Budaya menjadi aspek yang penting untuk membangun saling pengertian dan hormat dalam rangka membina hubungan yang harmonis antar negara.19

17 “Korean Cultural Center”, Facebook https://www.facebook.com/KCCIndonesia/?hc_ref=ARRYe6mGB_oKPoffrLlYQO2HjCOz3u-4- dYMcBq8Y7iO83_9vhaAoPH8VT8LCjK8Boc&__tn__=kC-R diakses pada 20 Maret 2019 18 Franka Soeria, “Indonesia Selangkah Menuju Kiblat Fashion Modest Dunia”, Tribun, http://www.tribunnews.com/lifestyle/2018/12/15/indonesia-selangkah-menuju-kiblat-fashion- modest-dunia diakses pada 20 Maret 2019 19 A Masyhur Effendi, Hukum Diplomatik Internasional Hubungan Politik Bebas Aktif, Asas Hukum DIplomatik dalam Era Ketergantungan Antarbangsa, (Surabaya: Usaha Nasional, 1993), 136 diakses pada 20 maret 2019

7

Pemanfaatan budaya sebagai instrumen diplomasi publik, diharapkan dapat menjaga hubungan baik dan meningkatkan kerjasama antara kedua negara.

1.3. Pembatasan Masalah

Penelitian ini difokuskan pada upaya-upaya diplomasi publik Korean

Cultural Center (KCC) dalam menyebarkan budaya Korea Selatan di Indonesia.

Penulis memilih KCC karena merupakan salah satu lembaga yang langsung berada di bawah Kementrian Budaya, Olahraga, dan Pariwisata Korea Selatan. KCC juga secara langsung menyentuh lapisan masyarakat Indonesia dan aktif melakukan diplomasi publik dalam mempromosikan budaya Korea. Rentang waktu penelitian adalah tahun 2016 hingga 2018. Penelitian dibatasi mulai 2016 karena pada tahun tersebut Korea Selatan pertama kali membentuk legitimasi hukum terkait kebijakan diplomasi publik yaitu Public Diplomacy Act. Di dalam Public Diplomacy Act diatur mengenai strategi dan aktor-aktor dalam melaksanakan diplomasi publik.

Karena adanya Public Diplomacy Act, maka KCC sebagai bagian dari aktor diplomasi publik melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk mendukung kegiatan diplomasi publik Korea Selatan di Indonesia. Tahun 2018 menjadi tahun pembatas karena tanggal 2 September 2018, Closing Ceremony Asian Games dilaksanakan di

Indonesia yang turut mengundang dua artis K-Pop ternama, dalam acara tersebut artis K-Pop disambut dengan antusias oleh masyarakat Indonesia

1.4. Perumusan Masalah

Setelah mengidentifikasi masalah, maka pertanyaan penelitian dirumuskan sebagai berikut, “Bagaimana Upaya-upaya Korean Cultural Center (KCC) dalam Mendukung Kegiatan Diplomasi Publik Korea Selatan di Indonesia pada Tahun 2016-2018 ?”

8

1.5. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis upaya-upaya Diplomasi Publik

Korea Selatan melalui Korean Cultural Center (KCC).

1.6. Kegunaan Penelitian

Penulis berharap penelitian ini dapat menjadi referensi bagi peneliti lain yang mengkaji dan meneliti mengenai diplomasi publik khususnya melalui Korean

Cultural Center.

1.7. Kajian Pustaka

Dalam proses penelitian, ditemukan beberapa literatur yang membahas mengenai diplomasi publik. Dari beberapa literatur, penulis akan menggunakan 3 literatur yang memiliki fokus isu yang sama. Adapaun literatur tersebut akan membantu penulis dalam menemukan referensi dan menjadi acuan dalam menulis.

Literatur pertama adalah artikel berjudul A Strategic Approach to Public

Diplomacy in South Korea dalam jurnal Korea’s Public Diplomacy yang ditulis oleh Felicia Istad.20 Felicia menganalisis pentingnya faktor budaya dalam diplomasi publik sebagai soft power. Industri budaya Korea telah mengalami transformasi yang signifikan dalam dua dekade terakhir. Faktor-faktor yang mendukung kesuksesan konten budaya tersebut adalah liberalisasi market, globalisasi, dan subsidi pemerintah. Budaya Pop Korea menjadi salah satu aset utama Korea Selatan dalam hal soft power. Meledaknya Budaya Pop Korea Selatan menjadi lahan industri yang sangat besar dan menjanjikan karena daya tarik asing yang diluar

20 Felicia Istad, “A Strategic Approach to Public Diplomacy in South Korea”, Korea’s Public Diplomacy, no. 1, (Desember 2016) : 49-56, https://www.researchgate.net/publication/315738290_A_Strategic_Approach_to_Public_Diploma cy_in_South_Korea diakses pada 25 September 2018

9

batas. Felicia juga menjelaskan bahwa Budaya Pop Korea dijadikan alat untuk cultural engagement dan pembangunan ekonomi. Hallyu yang dikenal sebagai globalisasi budaya popular Korea Selatan, telah dijadikan pilar dalam diplomasi publik dan budaya. Selain itu, karena pentingnya pengaruh hallyu dalam citra Korea

Selatan, maka pemerintah meningkatkan usahanya dalam kebijakan negara untuk mempromosikan hallyu.21 Persamaan dalam literatur dan penelitian yang dilakukan penulis adalah bahwa kedua penelitian memiliki pembahasan bagaimana hallyu dijadikan pilar dalam diplomasi publik Korea. Perbedaan terdapat pada fokus pembahasan dimana penelitian yang dilakukan penulis memiliki fokus pembahasan pada Korean Cultural Center (KCC) sebagai instrumen diplomasi publik Korea

Selatan dalam menyebarkan pengaruh hallyu.

Artikel kedua berjudul South Korea and Brokering `K-

Culture Outside Asia yang dimuat dalam Jurnal Korean Histories oleh Joana Elfin

Hwang. Dalam artikel ini dijelaskan bahwa Korea Selatan merupakan salah satu negara yang menyadari arti strategis dari diplomasi publik. Jika dilihat dari implementasi dan pendekatan yang dilakukan pemerintah Korea Selatan dalam menjalankan diplomasi kebudayaan, Korea Selatan mempunyai tujuan untuk memperoleh prestise di luar negeri. Dalam upaya mendapatkan prestise tersebut,

Korea Selatan menggunakan instrumen budaya populer yang dikenal dengan hallyu. Korea Selatan menjadikan budaya populer sebagai ujung tombak dalam rangka memuluskan penerimaan kepada masyarakat di negara sasaran. Menurut

Hwang, keaslian dari budaya akan menjadi hal penting dalam konteks pelaksanaan

21 Felicia Istad, “A Strategic Approach to Public Diplomacy in South Korea”, Op. Cit., diakses pada 25 September 2018

10

diplomasi kebudayaan.22 Dalam artikel ini, Hwang lebih fokus dalam membahas bagaimana keaslian dari budaya Korea Selatan yang menjadi hal penting dalam diplomasi kebudayaan. Dari literatur ini, penulis mendapatkan informasi tambahan mengenai bagaimana kunci dari kesuksesan penyebaran budaya Korea dari aspek keaslian dari budaya itu sendiri.

Literatur selanjutnya yaitu dari buku Diplomasi Publik: Meretas Jalan bagi

Harmoni dalam Hubungan Antarnegara yang ditulis oleh Iva Rachmawati.23 Buku ini membahas mengenai strategi, tujuan dan aktor dalam diplomasi publik. Buku ini juga membahas diplomasi di beberapa negara salah satunya adalah Korea

Selatan. Aktor-aktor dalam diplomasi publik baik negara maupun non-negara dibahas di dalam buku ini. Di dalam buku ini juga dibahas bagaimana diplomasi publik dapat meningkatkan people to people contact atau hubungan antar masyarakat.24 Buku ini memberikan informasi kepada penulis mengenai konsep dasar, startegi, maupun aktor pada diplomasi publik.

Dari ketiga literatur diatas, belum dibahas peran Korean Cultural Center dalam pelaksanaan diplomasi publik Korea Selatan, juga belum ada penelitian yang membahas mengenai Indonesia sebagai negara tujuan Diplomasi Publik. Dalam rangka mengisi kekosongan dari hasil penelitian tersebut maka penulis akan melakukan penelitian mengenai diplomasi publik Korea Selatan di Indonesia melalui Korean Cultural Center (KCC).

22 Joana Elfvin-Hwang, “South Korea Cultural Diplomacy and Brokering `K-Culture Outside Asia”, Op. Cit., diakses 3 September 2018 23 Iva Rachmawati, Diplomasi Publik: Meretas Jalan bagi Harmoni dalam Hubungan Antarnegara, (Yogyakarta: Calpulis, 2016), diakses pada 23 September 2018 24 Ibid.

11

1.8. Kerangka Pemikiran

Politik Luar Negeri (PLN) merupakan strategi, rencana, dan tindakan yang dibuat oleh para pembuat keputusan negara terhadap negara lain atau unit-unit internasional yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu sesuai dengan kepentingan nasional.25 Politik luar negeri mengacu pada upaya negara dalam memperoleh keuntungan dari lingkungan eksternal.26 Diplomasi erat kaitannya dengan politik luar negeri dikarenakan diplomasi merupakan implementasi kebijakan luar negeri.27 Diplomasi memainkan peran penting dalam membentuk apa yang terjadi di lingkup hubungan internasional karena berhubungan dengan pengelolaan hubungan antar negara dengan aktor di dalam hubungan internasional.28 Dalam diplomasi, negara menyediakan wakil dalam kepentingan politik satu negara untuk berinteraksi dengan negara lain dalam mencapai kepentingan nasional.

Globalisasi dan revolusi teknologi telah membawa perubahan pada praktik diplomasi. Berkembangnya teknologi membuat peran diplomat sebagai bagian dari diplomasi tradisional kurang signifikan. Oleh karena itu, perlu dilakukan aktivitas- aktivitas yang lebih melibatkan masyarakat utnuk mendukung diplomasi tradisional. Aktivitas tersebut mengacu pada diplomasi publik. Diplomasi publik

25 Jack C. Plano and Ray Olton, The International Relations Dictionary: Fourth Edition (Santa Barbara: ABC-Clio, 1988 ), diaksea pada 2 Oktober 2018 26 James N. Rossenau. Gavin Boyd. dan Kenneth W. Thompson, World Politics: An Introduction (New York:The Free Press, 1976), diakses pada 2 Oktober 2018 27 Sukawarsini Djelantik, Diplomasi dalam Politik Global, (Bandung:Unpar Press, 2016), diakses pada 2 Oktober 2018 28 R. P. Barston, Modern Diplomacy (: Routledge, 2013). Diakses pada 2 Oktober 2018

12

bukan berarti menggantikan, namun melengkapi upaya – upaya yang dilakukan pemerintah dalam diplomasi tradisional.29

Diplomasi publik dapat mendukung keberhasilan diplomasi jalur pertama bersama dengan aktor-aktor non-negara. Diplomasi publik bertujuan untuk menumbuhkan opini masyarakat yang positif di negara lain melalui interaksi dengan kelompok-kelompok kepentingan.30 Diplomasi publik digunakan sebagai salah satu alat untuk pengukuhan identitas diri dari suatu negara, atau lebih dikenal sebagai nation branding. Secara konsep dan prakteknya diplomasi publik digunakan untuk mengukur, membangun dan mengatur reputasi dari suatu negara dengan menempatkan pentingnya nilai simbol dari suatu produk yang pada akhirnya menempatkan negara untuk memperkuat karakteristik khas dari negara tersebut.31 Dalam pelaksanaannya diplomasi publik juga memerlukan strategi yang didasarkan pada tujuan politik luar negeri. Jika proses diplomasi tradisional dikembangkan melalui mekanisme government to government relations, maka diplomasi publik lebih ditekankan pada government to people atau bahkan people to people relations karena lebih menyentuh pada lapisan masyarakat.32

Nicholas J. Cull berargumen bahwa diplomasi publik merupakan proses dalam membentuk pengaruh terhadap opini dan sikap publik melalui komunikasi antarbudaya. Komunikasi antarbudaya menjadi syarat diplomasi publik karena berkaitan dengan pengaruh terhadap sikap masyarakat dan terciptanya saling

29 Sukawarsini Djelantik, Diplomasi antara Teori dan Praktik (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012) 30 Ibid. 31 Gyorgi Szondi, “Public Diplomacy and Nation Branding”, Clingendael Discussion Papers in Diplomacy, no. 112, https://www.diplomacy.edu/public-diplomacy-and-nation-branding- conceptual-similarities-and-differences diakses 2 Oktober 2018 32 Ibid.

13

pengertian. Saling pengertian akan terbentuk ketika ada keselarasan dalam cara pandang terhadap budaya satu sama lain diantara negara dan masyarakat. Nicholas

J. Cull juga mengatakan bahwa terdapat satu komponen penting dalam diplomasi publik yaitu diplomasi budaya yang menggunakan budaya sebagai instrumen utama dalam upaya yang dilakukan. Diplomasi budaya juga dimanfaatkan aktor hubungan internasional dalam mengelola hubungan baik dengan negara termasuk publiknya menggunakan sumber daya budaya untuk meningkatkan eksistensi.33

Mark Leonard menejelaskan hirarki dari tujuan diplomasi publik melalui empat tahapan. Tahap pertama, meningkatkan keakraban antara negara dengan publik asing. Tahap ini dilakukan dengan meningkatkan pengetahuan publik internasional mengenai sebuah negara. Tahap kedua adalah meningkatkan apresiasi publik terhadap sebuah negara sebagai, dampaknya adalah terbentuknya presepsi positif. Tahap ketiga adalah membangun keterikatan antara negara dan publik asing. Ketika ketiga tahap diplomasi publik tercapai, maka suatu negara dapat mencapai tahap ke empat yaitu memengaruhi publik maupun pemerintahan lain atas keterikatan yang sudah terjalin.34

Sebagai bagian dari Diplomasi Publik, Milton C. Cummings mendefinisikan diplomasi pubdaya merupakan pertukaran ide, informasi, seni, dan aspek budaya lainnya di antara masyarakat untuk menciptakan saling pengertian.35

Salah satu instrumen yang menjadi daya tarik dalam upaya menarik perhatian

33 Nicholas J. Cull, Public Diplomacy: Lesson from The Past (: Figueroa Press, 2009) 34Mark Leonard, Public Diplomacy, (London:The Foreign Policy Centre, 2002), hal. 8. Diakses pada 28 September 2018 35 Millton C. Cummings, Cultural Diplomacy And The Government: A Survey, (Washington DC: Center for Arts and Culture, 2003) diakses pada 28 September 2018

14

publik internasional adalah budaya.36 Koenjaraningrat mengartikan budaya sebagai keseluruhan perilaku manusia serta hasil yang diperoleh melalui pembelajaran dan semuanya tersusun di dalam kehidupan masyarakat. Terdapat tujuh unsur kebudayan secara universal antara lain, bahasa, agama, seni, pendidikan, kemasyarakatan, organisasi kemasyarakatan, dan sistem mata pencaharian37 Unsur- unsur tersebut yang dapat menjadi pengaruh atau dipengaruhi oleh tiap budaya yang ada di dunia.38 Oleh karena itu budaya dapat dijadikan sebagai salah satu instrumen dalam diplomasi publik dalam mempengaruhi sikap dan pandangan masyarakat terhadap identitas sebuah negara.

Untuk mendukung keberhasilan tujuan diplomasi publik maka diperlukan peran aktor – aktor non-negara untuk mendukung aktivitas diplomasi aktor negara.

Diplomasi pada awalnya hanya terdiri dari jalur pertama dan jalur kedua. Jalur pertama merupakan diplomasi resmi yang dilakukan oleh aktor pemerintah.

Interaksi diplomasi jalur pertama bersifat state-to-state atau government-to government. Sedangkan jalur kedua merupakan diplomasi yang dilakukan oleh aktor non pemerintah. Louise Diamond dan John W. McDonald lalu mengembangangkan aktor non-negara ke dalam diplomasi multi jalur.39 Adanya diplomasi multi jalur tidak menghilangkan jalur pertama, melainkan sebagai pendukung keberhasilan diplomasi resmi yang dilakukan pemerintah.

36 Koenjaraningrat, Kebudayaan, Mentalitas, dan Pembangunan, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004) diakses pada 2 Oktober 2018 37 Clyde Kluckhohn yang dimuat dalam Koenjaraningrat, Kebudayaan, Mentalitas, dan Pembangunan, diakses pada 2 Oktober 2018 38 Ibid. 39 John W. McDonald, “The Institute for Multi-Track Diplomacy” 3, no. 2 (2013): 66–70. Diakses pada 2 Oktober 2018

15

Gambar 1.1 Diplomasi Multi Jalur

Sumber: Multi-track Diplomacy lihat di https://www.beyondintractability.org/essay/multi- track-diplomacy

Jalur kedua merupakan professional / non-pemerintah. Dalam jalur ini, aktor-aktor diplomasi membantu membangun jalan bagi komunikasi yang dapat mendorong jalur pertama. Jalur ketiga yaitu diplomasi yang dilakukan oleh aktor bisnis. Aktivitas –aktivitas diplomasi yang ada dalam jalur ini berada di dalam lingkup bisnis. Aktor-aktor yang terlibat merupakan pelaku-pelaku bisnis. Jalur keempat merupakan masyarakat sipil yang melibatkan personal. Diplomasi pada jalur ini bersifat grassroots karena memungkinkan adanya interaksi langsung antar publik. Dalam jalur ini, masyarakat dapat ikut serta perpartisipasi dalam aktivitas diplomasi melalui kegiatan-kegiatan yang sifatnya informal.40 Jalur kelima yaitu institusi. Diplomasi jalur ini dilakukan melalui pelatihan, riset, dan pendidikan.41

Aktor-aktor yang berperan datang dari institusi-institusi pendidikan. Jalur

40 “John W. McDonald, “The Institute for Multi-Track Diplomacy”, Op. Cit., diakses pada 2 Oktober 2018 41 Ibid.

16

keeenam yaitu aktivis. Diplomasi dalam jalur ini dilakukan melalui advokasi para aktivis dengan mengangkat isu – isu tertentu seperti sosial, gender, kesenjangan, dan yang lain lain. Aktor –aktor diplomasi yang berperan biasanya datang dari organisasi –organisasi aktivis tertentu. Jalur ketujuh yaitu agama. Aktor dalam jalur ini datang dari komunitas agama. Diplomasi yang dilakukan mengangkat isu- isu yang berdasarkan pada keyakinan. Jalur kedelapan adalah pendanaan.

Diplomasi dalam jalur ini merupakan kegiatan yang dibantu dengan adanya pendanaan. Jalur kesembilan yaitu media. Dalam jalur ini, diplomasi dilaksanakan dengan adanya penyebaran informasi dan komunikasi. Diplomasi pada jalur ini memanfaatkan kemajuan teknologi informasi yang dapat menembus batas geografis.42

1.9. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang dilakukan dengan pengumpulan data secara medalam.43 Penelitian deskriptif dilakukan untuk menjelaskan secara sistematis keterkaitan hubungan antara perilaku dan variabel dalam sebuah peristiwa atau fenomena.44 Dalam penelitian ini, variabel yang dimaksud adalah masyarakat Indonesia.

42 “John W. McDonald, “The Institute for Multi-Track Diplomacy”, Op. Cit. 43 John W. Creswell, Research Design (London: SAGE Publications, 2009) 44 Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia), hal. 111.

17

1.10. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini didukung dengan teknik pengumpulan data berupa kajian pustaka terhadap buku, surat kabar, dokumen, jurnal hubungan internasional, dan sumber lainnya yang didapat melalui akses internet. Selain itu, penelitian ini juga turut menggunakan data sekunder yang didapat melalui jurnal-jurnal yang dikelompokkan sesuai keperluan yang kemudian dianalisis.

1.11. Sistematika Pembahasan

Penelitian dibagi ke dalam 4 bab. Bab 1 merupakan pendahuluan yang memaparkan latar belakang, identifikasi, pembatasan, rumusan masalah. Dalam pendahuluan juga dipaparkan tujuan, kegunaan, dan metode penelitian, kajian pustaka, kerangka pemikiran, teknik pengumpulan data, serta sistematika pembahasan. Bab 2 membahas kebijakan diplomasi publik Korea Selatan termasuk strategi yang dilakukan serta hallyu sebagai instrumen diplomasi publik dan KCC sebagai pusat kebudayaan Korea Selatan. Bab 3 membahas upaya-upaya KCC dalam mendukung Diplomasi Publik Korea Selatan di Indonesia. Bab 4 merupakan kesimpulan.