BAB 2 DATA DAN ANALISA

2.1 Sumber Data 2.1.1 Studi Pustaka Penulis mengumpulkan data membeli buku dan majalah yang berhubungan tentang sejarah dan kisah kedirgantaraan 2.1.2 Website Penulis juga mengambil data dari website yang berhubungan tentang sejarah dan kisah kedirgantaraan contohnya www.indoflyer.net dan dari beberapa blog 2.1.2.1 Hasil survei Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kuisioner adalah alat riset/survey yang terdiri atas serangkaian pertanyaan tertulis, bertujuan mendapatkan tanggapan dari kelompok orang terpilih melalui wawancara pribadi dan daftar pertanyaan. Sedangkan angket merupakan daftar pertanyaan tertulis mengenai masalah tertentu dengan ruang untuk jawaban bagi setiap pertanyaan.

Kuisioner dan angket merupakan salah satu metode pengumpulan data melalui pendekatan kuantitatif. Kuisioner ini disebarkan secara online (Online-Survey) kepada 100 orang responden secara acak sesuai dengan target market primer

Dari survei yang dilakukan penulis dapat membuat suatu diagram grafik mengenai pengetahuan subjek terhadap sejarah dan tokoh tokohdirgantaraIndonesia

15

2.1.3 Wawancara Penulis juga melakukan wawancara dengan pakar dan redaksi majalah angkasa selaku orang yang paham betul dan memiliki data tentang dunia dirgantara wawancara juga dilakukan dengan Managing editor pt.elex media komputindo untuk mendapatkan data insight mengenai jenis buku dan karakteristik usia dan gayanya.Penulis juga melakukan sedikit wawancara dengan anak veteran pilot pada masa perjuangan. 2.1.3.1 Hasil Wawancara Dari wawancara yang dilakukan dengan redaktur majalah angkasa,bapak Benny Rachmadi,penulis mendapatkan data perbandingan Kegiatan yang berhubungan dengan kedirgantaraan dari waktu ke waktu

Dari data yang didapat terjadi penurunan signifikan dalam hal kegiatan kedirgantaraan mulai dari atraksi udara,pameran pesawat militer,sampai joy flight yang diadakan decade 1952-1958 adalah dekade emas dalam hal dirgantara di Indonesia karena rutinnya kegiatan yang berhubungan dirgantara ini diadakan,pada tahun 1996 sempat terjadi gebrakan dengan diadakannya Indonesia air show yang cukup megah dan berhasil menarik minat banyak masyarakat untuk datang,tetapi sayangnya kegiatan serupa tidak lagi diselenggarakan di tahun tahun berikutnya. Hal ini pulalah yang mendorong masyarakat untuk menjadi kurang peka serta mengenal dunia dirgantara di Indonesia Dari wawancara yang dilakukan dengan Managing editor dari pt.elex media bapak Paulus Eko Nugroho penulis mendapatkan gambaran bahwa buku sejarah untuk usia dewasa 25-30 tahun ke atas memiliki karakteristik buku memiliki tebal 200-250 halaman dan didominasi oleh teks,ilustrasi yang digunakan umumnya ilustrasi yang sangat realis dan dilengkapi dengan foto foto yang dapat menjelaskan kejadian, sedangkan untuk usia remaja antara 13-16 tahun untuk tema sejarah lebih dianjurkan untuk lebih mengenalkan pembaca pada subjek yang akan diangkat sebelum masuk kedalam sejarah dibalik subjek tersebut,untuk masalah ilustrasi usia tersebut lebih menyukai gaya dengan warna warna yang solid dan dengan gaya gambar ber outline yang komikal.Untuk penerbitan buku sejarah tentang pesawat Indonesia pada umumnya masih dinikmati oleh kalangan tertentu karena tipikal pada buku sejarah pesawat ini adalah text book yang didominasi oleh teks dan minim gambar maka buku jenis ini kurang diminati oleh anak muda.

16

2.1.3.2 Hasil Pengamatan Dari hasil pengamatan penulis di Toko buku dan hasil diskusi dengan anggota forum indoflyer.net,penulis akhirnya dapat menyimpulkan Faktor faktor yang membuat sejarah dirgantara Indonesia kurang dikenal masyarakat adalah: -Kurangnya Literatur yang membahas hal tersebut -Literatur yang ada,kurang menarik dari segi desain -Buku buku yang ada masih bersifat text book sehingga hanya dibaca oleh orang yang benar benar menyukai dan mengerti dunia dirgantara (bukan orang awam)

2.1.4 Studi Visual Penulis juga melakukan pengamatan ke museum satria mandalam dan museum dirgantara mandala jogja untuk melihat beberapa pesawat yang memiliki sejarah historis dan mengamati data data pada pesawat tersebut.

2.1.5 Data Umum Data ini bersumber dari media cetak maupun elektronik 2.1.5.1 Definisi Pilot

Pilot adalah sebutan untuk orang yang mengemudikan pesawat terbang. Sebagai sebuah profesi yang menuntut keahlian/skill dalam mengemudikan sebuah pesawat, seorang pilot harus menempuh ujian resmi yang diadakan oleh sekolah penerbangan. Jika dinyatakan lulus dalam ujian, seorang pilot akan mendapat sertifikasi terbang, yaitu suatu surat pengakuan kemampuan sang pilot untuk menerbangkan pesawat dengan tipe/ukuran tertentu. Keahlian seorang pilot dalam menerbangkan pesawat komersial merupakan dasar utama yang menentukan kualitas seorang pilot. Faktor-faktor pendukung keahlian seorang pilot selain surat sertifikasi adalah jumlah jam terbang yang telah dimiliki. Keselamatan pesawat dalam suatu penerbangan adalah tanggung jawab seorang pilot, sedang keselamatan dan kenyamanan penumpang selama penerbangan adalah tanggungjawab awak kabin.

2.1.5.2 Definisi Pesawat tempur Pesawat tempur adalah pesawat militer yang dirancang untuk menyerang pesawat lain di udara. Berbeda dengan pesawat pengebom, yang dirancang untuk menyerang target di permukaan. Pesawat tempur relatif lebih kecil, cepat, dan lincah. Pesawat tempur awalnya dikembangkan pada Perang Dunia I untuk menghadapi pesawat pengebom dan balon udara yang mulai lazim digunakan untuk melakukan serangan darat dan pengintaian. Pesawat tempur pertama awalnya berupa pesawat sayap ganda kayu yang diberi senapan mesin ringan. Pada Perang Dunia II, pesawat tempur lebih banyak dibuat dari logam, bersayap tunggal, dan menggunakan senapan mesin yang tertanam pada sayap. Setelah Perang Dunia II, mesin

17

turbojet mulai menggantikan mesin piston, dan peluru kendali mulai digunakan untuk menggantikan senapan mesin sebagai senjata utama. Klasifikasi pesawat tempur dibuat berdasarkan generasi. Penggunaan generasi ini awalnya digunakan petinggi pertahanan di Rusia, yang menyebut F-22 Raptor Amerika Serikat sebagai pesawat tempur "generasi kelima".

Pesawat tempur adalah pesawat yang digunakan untuk perang di udara. Umumnya pesawat tempur berbentuk ramping, dapat bergerak lincah, membawa canon (senapan mesin) serta rudal danbom, berkecepatan tinggi, dilengkapi dengan perlengkapan avionik yang lebih banyak daripada pesawat sipil/penumpang seperti radar yang mampu mendeteksi lawan dalam jarak jauh serta mengunci sasaran lawan. Terlebih lagi dilengkapi dengan peralatan pengecoh dan pengacau radar, sampai berkemampuan "siluman" (stealth).

2.1.5.3 Sejarah Pesawat tempur di Indonesia Hari itu 27 Oktober 1945, sehari menjelang peringatan 17 tahun Sumpah Pemuda, di Pangkalan Maguwo, terlihat ada kesibukan. Nampak para teknisi sedang berada di sekitar sebuah pesawat Cureng yang bertanda bulat Merah Putih, mempersiapkan segala sesuatunya untuk sebuah penerbangan yang direncanakan. Mereka menginginkan sebuah pesawat Merah Putih terbang hari itu, untuk membangkitkan Sumpah Pemuda. Komodor Udara , yang lebih dikenal dengan sebutan Pak Adi, adalah satu-satunya penerbang Indonesia yang berada di Pangkalan Maguwo. Hari itu, Pak Adi akan terbang bersama Cureng Merah Putih pesawat tempur hasil rampasan dari sisa sisa pesawat jepang. Upaya itu membawa hasil. Pak Adi membawa terbang Pesawat Cureng Merah Putih tersebut berputar- putar di Angkasa Pangkalan Maguwo disaksikan dengan rasa kagum oleh seluruh anggota pangkalan yang berada dibawah. Itulah awal mula sebuah pesawat Indonesia bertanda Merah Putih terbang di angkasa Indonesia yang merdeka.

2.1.5.4 Tokoh-Tokoh Penerbang Tempur Indonesia 1.Agustinus Adisucipto Agustinus Adisutjipto, (lahir di Salatiga, Jawa Tengah, 3 Juli 1916 dan meninggal di Bantul, Yogyakarta, 29 Juli 1947 pada umur 31 tahun) adalah seorang pahlawan nasional dan seorang komodor udara Indonesia. Adisutjipto dilahirkan 3 Juli 1916 di Salatiga, mengenyam pendidikan GHS (Geneeskundige Hoge School) (Sekolah Tinggi Kedokteran) dan lulusan Sekolah Penerbang Militaire Luchtvaart di Kalijati. Pada tanggal 15 November 1945, Adisutjipto mendirikan Sekolah Penerbang di Yogyakarta, tepatnya di Lapangan Udara Maguwo, yang kemudian diganti

18

namanya menjadi Bandara Adisutjipto, untuk mengenang jasa beliau sebagai pahlawan nasional. Pada saat Agresi Militer Belanda I, Adisujipto dan Abdulrahman Saleh diperintahkan terbang ke India. Penerobosan blokade udara Belanda menuju India dan Pakistan berhasil dilakukan. Namun dalam perjalanan pulang membawa bantuan obat-obatan dari Malaya, pesawat Dakota VT- CLA ditumpanginya jatuh ditembak oleh dua pesawat P-40 Kittyhawk Belanda di Dusun Ngoto pada tanggal 29 Juli 1947. Beliau dimakamkan di pekaman umum Kuncen I dan II, dan kemudian pada tanggal 14 Juli 2000 dipindahkan ke Monumen Perjuangan di Desa Ngoto, Bantul, Yogyakarta.

2. Petrus Getrudus Otto Noordraven

Noordraven adalah seorang putra keturunan Belanda yang lahir di Cimahi, Bandung pada tanggal 15 Desember 1921, ayahnya seorang tentara Belanda dan Ibunya adalah seorang Bidan keturunan Ambon yang bernama Humbertina Frausina. Dalam sejarahnya Noordraven pernah mengecam pendidikan di MULO dan pada tahun 1942 Noordraven diterima sebagai siswa penerbang sukarela, dimana awalnya dia akan dijadikan Tail Gunner. Pada tanggal 1 Maret 1942 Noordraven bersama 800 siswa penerbang lainnya diberangkatkan ke Australia dengan menggunakan kapal laut dari Cilacap untuk memulai training terbang di kota Adelaide. Almarhum pernah menerbangkan pesawat B-25 Mitchel guna mendukung operasi penumpasan RMS. Berdasarkan data yang terhimpun Noordraven juga merupakan salah satu mantan pendiri cikal-bakal terbentuknya Koopsau, Noordraven juga tercatat pernah menjadi Instruktur pada tahun 1947 di Kalijati selama satu tahun, pernah menjabat sebagai Komandan Pangkalan Udara Halim PK serta tercatat juga pernah menjabat sebagai Komandan Skadron Udara 1, 3 dan 4 secara bersamaan / merangkap yaitu; dengan cara sehari menjadi Komandan Skadron Udara 1, besoknya sebagai Komandan Skadron Udara 3, dan lusa sebagai Komandan Skadron 4. Selama menjadi komandan almarhum hanya dua kali menerbangkan pesawat P-51 Mustang. Skadron Udara 1 menempati hanggar selatan, Skadron Udara 3 menempati hanggar Timur dan Skadron Udara 4 menempati Hanggar Utara. Setelah Komando Group Komposisi (KGK) terbentuk, Noordraven juga tercatat sebagai Komandan pertama pada saat itu. Semasa aktif dikedinasan TNI AU almarhum juga dikenal sebagai sosok Nasionalis yang memiliki jiwa Patriotisme yang tinggi, hal ini terlihat dari pengabdian beliau dalam membela Tanah Air Indonesia walaupun beliau adalah seorang putera keturunan Belanda.

3.Ignatius Dewanto

19

Karier militer Dewanto dimulai saat ia bergabung dengan Tentara Pelajar (TP). Dewanto tergabung ke dalam kesatuan Slamet Riyadi. Kariernya cukup gemilang hingga dipercaya sebagai kepala regu (1950). Sebelumnya (1948) pernah menjadi kepala pabrik granat di TP. Usai gencatan senjata (1948), Dewanto ditempatkan di Semarang khusus bagi TP yang mampu berbahasa Belanda untuk dijadikan counterpart antara polisi militerBelanda dengan tentara Indonesia. Tanggal 25 Juli 1950, lewat pengumuman Kementerian Pertahanan RI, dinyatakan bahwa Staf Angkatan Udara membutuhkan penerbang. Dewanto lantas mendaftar. Dewanto sempat dikirim ke Trans Ocean Airlines Oakland Airport (TALOA), California, November 1950 untuk jadi penerbang. Setelah lulus, pada tahun 1954 Dewanto masuk Skadron Udara 3 tempat bercokolnya P-51 Mustang sebagai instruktur. Ignatius dewanto adalah orang pertama yang melakukan air to air dog fight (pertarungan pesawat lawan pesawat) di Indonesia ini terjadi ketika ia ditugaskan dalam operasi militer menumpas pemberontakan permesta,ia berhasil menembak jatuh B-26 yang diterbangkan seorang serdadu bayaran bernama Allen Lawrence Pope beserta juru radio Hary Rantung (bekas AURI), terbakar dan tercebur ke laut. 4. Leo Wattimena. Marsekal Muda (Purn) Leonardus Willem Johanes Wattimena lahir di 3 Juli 1927, anak ke-4 dari 6 bersaudara, ia bergabung dengan AURI pada usia 23 tahun di tahun 1950. Kemudian ia mendapat beasiswa sekolah terbang di TALOA Amerika Serikat, dan menjadi lulusan terbaik.

Fisik yang dimiliki seorang Leo Wattimena memang sangat ideal bagi seorang penerbang tempur : leher pendek, kekar, dan bertubuh gempal, dengan postur seperti ini biasanya tahan dan mampu berhadapan dengan gaya G yang tinggi.

Leo Wattimena sering melakukan hal-hal yang dianggap kelewat batas dengan P51D Mustangnya, tak heran, ia pun akhirnya banyak mendapat gelar, seperti "Penerbang Gila", "G-Maniac", atau "Pilot Luar Biasa"....

Banyak sekali atraksi "Ugal-Ugalan" yang sering di lakukan beliau, seperti melakukan Roll di ketinggian yang masih rendah, pernah juga ia melewati bagian bawah jembatan Ampera di Palembang dengan mustangnya, terkadang ia juga bermain-main dengan mustangnya dengan melewati dua buah tiang atau gedung!!!

Namun, ia tidak melakukan kegiatan "ugal-ugalan" itu secara sembrono, semuanya ia lakukan dengan latihan dan perhitungan yang amat sangat matang. Seorang penerbang Mustang pernah mencoba gaya terbang "ugal-ugalan" macam beliau itu, namun sang penerbang itu diperingatkan oleh Pak Roesmin Noerjadin (yang juga salah satu legenda P-51D Mustang) agar jangan meniru "orang Gila" itu jika ingin jadi penerbang tempur!

20

Malang menimpa Penerbang Mustang Letnan I Udara Subagyo, lantaran ia meniru gaya "ugal-ugalan" Leo Wattimena ini, ia pun gugur di lanud Husein Sastranegara Bandung, pesawat Mustang yang di terbangi nya crash dan hancur berantakan di landasan....

Leo Wattimena juga dikenal sebagai orang yang keras dan tempramental, banyak murid penerbang yang ketakutan saat ia menjadi instruktur, hukuman yang diberikan oleh Leo kepada siswanya tidak sekedar push up, cabut bulu kaki atau lainnya, melainkan hukuman nya adalah ikut terbang "ugal-ugalan" bersamanya dan di jungkir balikkan sampai semaput!

Berbagai operasi militer pernah dipimpin oleh Leo Wattimena diantaranya Operasi Nunusaku menumpas PERMESTA pada 15 Mei 1958, Pemberontakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia, DI/TII, Dwikora dan Trikora. Puncak karir Leo Wattimena sebagai perwira operasi terjadi pada tahun 1961, saat itu ia dipercaya sebagai Wakil Panglima Operasi II Operasi Pembebasan Irian Barat.

Setelah ia pensiun, Leo sempat bekerja di sebuah perusahaan kabel, hingga pada suatu saat ia bertemu dengan KASAU Marsekal (Purn) Ashadi Tjahjadi dan memnintanya menjadi Penasihat Ahli KASAU. Namun penyakit asma yang mulai dideritanya membuat kondisi kesehatan fisik Leo yang gagah tersebut berangsur menurun. Tubuh ideal penerbang tempur yang dimiliknya lama kelamaan semakin kurus dan hingga akhirnya harus betul2 di topang oleh tongkat.

Leonardus Willem Johanes Wattimena akhirnya meninggal dunia pada 18 April 1976 dan dimakamkan lengkap dengan pakaian penerbang AURI dan dimakamkan berdampingan dengan salah satu legenda mustang lainnya, Komodor Udara (Purn) Ignatius Dewanto di taman makam pahlawan Kalibata, Jakarta. Pesawat P-51D Mustang reigtrasi F-303 yang biasa di terbangkan oleh si "Penerbang Gila" ini kini menjadi monumen di depan pintu masuk Pangkalan Udara Halim Perdana Kusuma.

2.1.5.5 Jenis Pesawat yang dimiliki Indonesia Pada decade 1945-1966 c-47 Dakota

21

P-51 Mustang

Satu pesawat B-25

B-26 Invader

Mig-15

Mig-17

Mig-19

22

Mig-21

UF-2

BT-13

AT-16

L-29

AT-16 Harvard

23

Grumman Goose

2.2 Identifikasi Masalah Soekarno pernah berkata bahwa bangsa besar adalah bangsa yang menghargai jasa-jasa pahlawannya. Sayangnya, banyak orang berjasa di negeri ini yang tidak mendapat penghargaan layak Seperti para pilot pesawat tempur Indonesia,yang sudah bersusah payah mempertahankan kemerdekaan pada saat itu tetapi sekarang kisahnya sudah tenggelam,dan hilang dimakan waktu .

Generasi muda yang kurang mengenal dan mengetahui dunia dirgantara Indonesia dimasa lalu ,padahal Indonesia memiliki sejarah yang cukup membanggakan di bidang dirgantara khususnya dibidang alutista (alat utama system senjata)dan pilot tempurnya yang berprestasi

Bagi bangsa Indonesia, kedirgantaraan diyakini mengandung banyak hal yang baik dan bermanfaat. Oleh sebab itu, sosialisasi akan hal hal tentang kedirgantaraan amat diperlukan untuk pengembangan sumberdaya manusia yang dibutuhkan oleh bidang ini. Salah satunya tentu melalui program- program “awareness” (peningkatan kesadaran), dan pengembangan “air- mindedness” (cinta dirgantara).Program sosialisasi pengembangan kecintaan terhadap dirgantara ini mulai digalakkan pada decade 50-an antara tahun 1950-1958.kegiatannya bermacam macam mulai dari pembentukan RAU (Radio Angkatan Udara),pameran dirgantara,dibentuknya aero club untuk melahirkan para penerbang sipil,aero modeling, sampai pembuatan undian yang pemenangnya mendapatkan hadiah terbang bersama pesawat dari TNI- AU

Kegiatan ini terus dilakukan rutin sampai pertengahan tahun 1960- an,selanjutnya pamor nya kian meredup dan tenggelam,pada masa orde baru sempat diadakan acara Indonesia air show yang dilakukan setiap tahun yang menjadi ajang unjuk gigi semua unsur TNI-AU mulai dari akrobatik,parade,sampai penggunaan alutista baru.Air show yang terbesar dan termegah terjadi pada pemerintahan Presiden Soeharto,yang kali ini melibatkan kesatuan angkatan udara dari seluruh dunia.yang diselenggarakan di Bandar udara soekarno hatta cengkareng pada tahun 1996. IAS'96 adalah Pameran Dirgantara atau Airshow ketiga terbesar setelah Paris Airshow di Le Bourget dan Farnborough Airshow di London.

24

sayangnya air show tidak lagi dilakukan di tahun tahun berikutnya dan lambat laun kesadaran generasi muda pada dunia dirgantara Indonesia pun menurun.Menurut survey yang dilakukan majalah angkasa pada tahun 2009 menyebutkan hanya 23 dari 100 orang responden yang mengaku mengetahui sejarah dirgantara Indonesia.survey lain membandingkan kegiatan pengembangan kedirgantaraan antara tahun 1952-1958 dengan tahun 2000- 2008 dengan hasil 89% pada tahun 1952-1958 dan hanya 11% kegiatan dirgantara yang dilakukan pada tahun 2000-2008.

Kondisi pesawat pesawat yang dimonumenkan atau dimuseumkan,relatif tidak terawat dengan baik oleh pemerintah sehingga akhirnya dikelola/dibantu perawatannya oleh pihak swasta,masalahnya adalah ketika pesawat tersebut dirawat/di cat kembali ,tampilan asli pesawat seringkali dirubah sesuai kehendak dari pihak swasta yang berkepentingan tersebut sehingga dapat merusak sisi historis dari pesawat pesawat tersebut

2.3 Data Khusus

2.3.1 Konsep Buku 2.3.1.1 Kategori Penulis akan membuat buku cerita sejarah dengan ilustrasi sebagai kategori buku dalam perancangan visual tugas akhir ini.

2.3.1.2 Judul Buku Judul Buku yang saya akan ambil adalah pahlawan udara indonesia1945-1966

2.3.13 Konsep Buku Buku ini akan menggunakan soft cover pada bagian cover untuk menekan harga produksi dari buku ini sendiri,selain itu nantinya akan ada paket ekonomis yang akan memisahkan buku ini sesuai dengan kisah kisah dari pilot yang ada ,hal ini dilakukan untuk bisa meluaskan penyebaran dari target audiens buku ini yang utama nya adalah remaja,agar bisa dinikmati oleh semua kalangan 2.3.1.4 Data Penerbit

PT. Gramedia Pustaka Utama, adalah anak perusahaan dari Kelompok Kompas Gramedia yang bergerak di bidang penerbitan buku yang mulai menerbitkan buku sejak tahun 1974. Buku fiksi pertama yang diterbitkan penerbit ini adalah novel Karmila, karya Marga T, yang disusul dengan buku seri anak-anak seperti Cerita dari Lima Benua, Album Cerita Ternama, dll. Terbitan buku non-fiksi pertama Gramedia adalah Hanya Satu Bumi karya Barbara Ward dan René Dubois dengan bekerjasama dengan Yayasan Obor.

25

Gramedia Pustaka Utama selalu menerbitkan buku-buku bermutu baik terjemahan maupun karya asli dalam negeri, diantaranya untuk jenis fiksi adalah Harry Potter karya JK. Rowling, novel2 karya Sidney Sheldon, Agatha Christie, Marry Higgins Clark, Sandara Brown, novel2 Mira W, Maria A. Sardjono, Hilman, dan masih banyak lagi. Untuk nonfiksi ada karya2 Robert Kiyosaki, Stephen Covey, dan lain – lain.

Gedung Kompas Gramedia - Penerbitan Tower II, lantai 4-5 Jl. Palmerah Barat 29-37 Jakarta 10270

2.3.15 Spesifikasi Buku

- Naskah : Majalah Angkasa

- Desain : Muhammad Amin

- Ilustrasi : Muhammad Amin

- Ukuran : 21,5 cm x 27,5 cm

- Material Cover : Softcover

- Material Isi : Lynx opaque 216 gsm

- Finishing : Lem panas

- Tebal : 120 Halaman

- Warna : Full Colour

2.3.16 Struktur Isi Buku Sinopsis

Buku ini akan membahas pencapaian dan kisah kisah pertempuran yang dilakukan oleh para penerbang indonesia dari tahun 1945 sampai 1962

-1945 ,sehari menjelang peringatan 17 tahun Sumpah Pemuda, di Pangkalan Maguwo, Yogyakarta sebuah pesawat Cureng yang bertanda bulat Merah Putih, 26

diterbangkan oleh Komodor Udara Agustinus Adisutjipto, yang lebih dikenal dengan sebutan Pak Adi, adalah satu- satunya penerbang Indonesia yang berada di Pangkalan Maguwo. Hari itu, Pak Adi akan terbang bersama Cureng Merah Putih. Pak Adi membawa terbang Pesawat Cureng Merah Putih tersebut berputar-putar di Angkasa Pangkalan Maguwo Itulah awal mula sebuah pesawat Indonesia bertanda Merah Putih terbang di angkasa Indonesia yang merdeka.

-1947 Salah satu Sejarah monumental yang selalu diperingati jajaran TNI AU tiap tahun adalah apa yang dinamakan Hari Bhakti TNI AU. Peringatan Hari Bhakti TNI AU, dilatar belakangi oleh peristiwa ditembak jatuhnya pesawat pengangkut bantuan Dakota vt-cla yang dipiloti oleh agustinus adisucipto yang terjadi dalam pada 29 Juli 1947.

- 1947Kisah gugurnya halim perdana kusuma ketika melakukan menerbangkan dan mengantarkan amunisi dan senjata dari Thailand ke indonesia

-1950 kisah dua pesawat b-25 mitchel yang dipilotiPGO Noordraven,dan Rj Ismail menumpas pemberontakan rms dengan mengggunakan manuver spit attack dan bom dari drum drum yang berisikan bensin

-1958 kisah pertempuran udara kapten ignatius dewanto yang ditugaskan menyerang b-26 AUREV(Angkatan Udara Revolusioner, AU Permesta) yang melakukan penghancuran di ambon,ini adalah pertama kalinya dilakukan pertempuran di udara yang dilakukan oleh TNI-AU

-Kisah Leo watimenna pilot legendaris TNI-AU

-1960 kisah operasi psy war ke australia dan malaysia yang dilakukan indonesia yang dilakukan oleh pesawat Pembom indonesia TU-16 Badger,dengan menjatuhkan sampah ,selebaran dan makanan kaleng ke tengah tengah kota tanpa terdeteksi oleh radar dan pesawat patroli perbatasan

27

2.4 Data Target Saat Ini Demografi 2.4.1 Target Primer Sex : Laki Laki dan Perempuan Usia : 15-17 tahun Pendidikan : murid sekolah menengah atas Kelas Sosial : A,A+

Geografi Tempat tinggal : Ibukota Provinsi Psikografi Terbuka,imajinatif,menyukai hal hal yang bersifat sejarah dan pengetahuan,high curiosity,tidak suka diekspose,suka berkunjung ke pameran,suka berkunjung ke museum,suka dengan pesawat terbang,suka bermain game,suka menonton film sejarah,cinta dengan tanah air,suka membaca buku dan kisah kisah sejarah dikala Senggang,memiliki account di social network dan suka browsing, Selalu mengikuti perkembangan globalisasi budaya antardaerah/Negara,senang menyapa orang Disekitarnya,suka akan humor,mandiri,kreatif

2.5 Analisa SWOT STRENGTH Buku ini mengangkat sejarah perkembangan angkatan udara Indonesia dan kisah pertempuran atau misi heroik yang pernah dilakukan oleh para penerbang Indonesia,menggunakan ilustrasi berdasarkan data otentik dari berbagai sumber menjadikan buku ini berbeda dari buku buku lainnya karena memberikan pengalaman yang belum pernah tergambarkan yang biasanya terlewatkan oleh dokumentasi foto yang biasa ditampilkan pada buku buku sejarah sejenis Belum adanya buku sejarah yang membahas profil para pilot berbakat TNI AU pada zaman awal kemerdekaan sampai zaman keemasannya secara urut dan rinci Buku sejarah yang mengangkat tema tentang kedirgantaraan yang ada dipasaran kebanyakan masih bersifat text book sehingga buku ilustrasi ini dapat terlihat stand out diantara buku buku lainnya

WEAKNESS Kecenderungan minat pembaca di Indonesia masih didominasi oleh kisah kisah fiksi

28

Pembaca di Indonesia cenderung tidak mau mengeluarkan uang lebih untuk buku produksi dalam negri

OPPORTUNITY Dengan diangkatnya tema dirgantara tersebut namun dikemas dengan tampilan visual yang unik dan dapat melukiskan peristiwa yang terjadi maka diharapkan hal tersebut akan menjadi selling point tersendiri dalam penjualan buku ini Adanya komunitas pecinta dunia dirgantara khususnya dalam bidang militer yang selalu mendukung hal hal yang berkaitan dengan bidang tersebut

THREAT Kurangnya minat dan kecintaan masyarakat pada hal kedirgantaraan Indonesia Mindset masyarakat indonesia yang menganggap dirgantara militer indonesia ketingalan zaman dan tidak keren Dalam hal ilustrasi kebanyakan orangtidak memperhatikan sisi estetis dari sebuah buku,jika suatu orang menyukai ilustrasi maka kemungkinan ia akan pergi kebagian komik di toko buku

2.6 Data Pembanding Penulis telah melakukan riset dan kesimpulan yang didapat adalah tidak ada buku sejarah dirgantara militer Indonesia dengan pendekatan ilustrasi sebelumnya,buku buku yang adapun kebanyakan tidak diperjualbelikan melainkan hanya menjadi hak milik dari perpustakaan museum,dan hanya bisa dibaca di tempat.Maka dalam hal ini penulis akan memberikan contoh contoh literatur dari buku buku yang ada saat ini.

Kompetitor langsung Adalah buku buku yang membahas tema yang serupa namun masih terbatas pada text book dan buku yang berisi foto foto sejarah

Catur windu TNI-AU 1945-1977

29

Pahlawan Dirgantara Pintu Gerbang Negara

Kompetitor Tidak Langsung Buku yang mengulas masalah perang (biasanya kisah perang dunia ke 2) dilengkapi dengan info visual yang lengkap mulai dari foto sampai gabungan foto dengan ilustrasi. mengingat banyaknya dokumentasi dan data yang lengkap pada saat tersebut

30

2.7 Data Analisa Partner

Majalah Angkasa Visi: Menjadi sumber informasi terpercaya di seputar dunia kedirgantaraan, dan juga merupakan jembatan menuju masyarakat dengan pemahaman yang luas di bidang kedirgantaraan. Misi: Meningkatkan minat kedirgantaraan pada masyarakat luas termasuk generasi muda bangsa Indonesia Diantara sekian puluh majalah terbitan dalam negeri, percaya atau tidak Angkasa adalah yang tertua. Angkasa diterbitkan pertama kali oleh Dinas Penerangan TNI AU pada Mei 1950. Presiden Soekarno bahkan berkenan memberikan kata pengantar untuk edisi pertama. Presiden antara lain berpesan: "Tanah Air kita bersifat kepulauan. Dan letaknya pun amat penting sekali dalam hubungan internasional! Saya harap tiap-tiap orang Indonesia menginsafi pentingnya penerbangan bagi bangsa kita itu. Dengan gembira saya sambut terbitnya majalah Angkasa ini." Pesan tersebut tentunya masih mengandung makna mendalam yang tak lekang dimakan waktu. Kini, setelah beberapa kali berubah penampilan dan melakukan diversifikasi usaha, Sebagai sumber informasi terpercaya di seputar dunia kedirgantaraan, angkasa- juga merupakan jembatan menuju masyarakat dengan pemahaman yang luas di bidang kedirgantaraan. Untuk itu, selain menjadi panduan, kami akan membuka diri pula menjadi referensi, media-komunikasi, dan wadah interaksi bagi Anda para pemirsa. Majalah Angkasa dikerjakan oleh Tim Khusus Redaksi Angkasa, salah satu unit usaha dari PT Gramedia Majalah, dan dapat tampil kehadapan Anda pemirsa budiman berkat dukungan teknis dari PT Kompas Media. Beberapa tahun lalu kami sebenarnya sudah tampil kehadapan para pemirsa, namun problem teknis telah menghentikan pengoperasiannya untuk sementara waktu. Januari 2006 mudah-mudahan menjadi pijakan baru bagi kelahiran kembali majalah ini. Warna dan semangat baru yang kami tawarkan mudah- mudahan juga menjadi daya tarik khusus bagi Anda sekalian.

31