Direktori Kekayaan Dan Keragaman Budaya Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Direktori Kekayaan dan Keragaman Budaya Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2017 ii KATALOG DALAM TERBITAN Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktori Kekayaan dan Keragaman Budaya Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Disusun oleh: Bidang Pendayagunaan dan Pelayanan. Jakarta: Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan, Kemendikbud, 2017 vii, 169 1. Direktori 2. Budaya 3. Yogyakarta i. Judul ii. PDSPK Penyusun: Dwi Winanto Hadi Bakti Utama Pengarah: Siti Sofiah Ilustrator; Bakti Utama © 2017, PDSPK Kemdikbud RI iii Kata Pengantar Alhamdulillah kami panjatkan ke hidarat Allah Subhanahu wa ta’ala karena Direktori Kekayaan dan Keragaman Budaya Provinsi Daerah Isimewa Yogyakarta telah behasil disusun. Direktori ini dilakukan untuk mengetahui kekayaan dan keragaman budaya yang terdapat di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Direktori ini menguraikan kekayaan dan keragaman budaya Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta menurut data Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) DIY, Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) DIY, Dinas Kebudayaan Provinsi DIY, serta Dinas-Dinas Kebudayaan di Kota/ Kabupaten seluruh DIY. Direktori ini menggambarkan kekayaan budaya benda dan tak benda. Direktori ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pihak terkait dalam rangka memberikan gambaran kekayaan dan keragaman budaya dan peningkatan kinerja kebudayaan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Ucapan terima kasih disampaikan kepada para pihak yang telah membantu sehingga Direktori ini terwujud. Kritik dan saran yang konstruktif terhadap Direktori ini diterima dengan hati terbuka. Jakarta, November 2017 Kepala Pusat, Dr. Ir. Bastari, M.A. NIP. 196607301990011001 iv DAFTAR ISI Hal Sampul Luar i Sampul Dalam ii Kata Pengantar iii Daftar Isi iv Bab I PENDAHULUAN 1 A. Pengantar 1 B. Urgensi Direktori Keragaman dan Kekayaan Budaya 2 C. Sistematika Penulisan 3 Bab II KERANGKA DAN METODE PENULISAN DIREKTORI KERAGAMAN DAN KEKAYAAN BUDAYA DI PROVINSI 4 DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA A. Budaya Benda 4 B. Budaya Tak Benda 5 C. Metode Penulisan Direktori Keragaman Budaya DIY 13 Bab III DIREKTORI KEKAYAAN DAN KERAGAMAN BUDAYA BENDA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 15 A. Direktori Cagar Budaya 15 B. Direktori Museum 89 Bab IV DIREKTORI KEKAYAAN DAN KERAGAMAN DAN KEKAYAAN BUDAYA TAKBENDA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 99 A. Direktori Sejarah 100 B. Direktori Tradisi 116 C. Direktori Kepercayaan Terhadap Tuhan YME 132 D. Direktori Kesenian 139 v E. Direktori Perfilman 152 F. Direktori Warisan Budaya Takbenda 155 Bab V PENUTUP 166 Daftar Pustaka 170 vi Daftar Tabel Hal Tabel 1. Rekapitulasi Direktori Keragaman Budaya Benda 15 Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tabel 2. Rekapitulasi Direktori Warisan Budaya Takbenda 99 di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta vii BAB I PENDAHULUAN A. Pengantar Indonesia adalah negara dengan budaya yang beragam. Negara yang melingkupi lebih dari 17.000 pulau ini memiliki 665 bahasa daerah1. Sumber lain menyebutkan tidak kurang 707 bahasa daerah terdapat di Indonesia2. Kekayaan budaya juga tampak dari keanekaragaman suku bangsa di Indonesia. Menurut Zulyani Hidayah (2015) tidak kurang 600 suku bangsa terdapat di Indonesia. Sementara LeBar, antropolog berkebangsaan Amerika, menyebutkan bahwa terdapat 962 suku bangsa di negeri ini3. Keragaman tersebut pada hakikatnya adalah kekayaan bangsa. Alasan pertama adalah potensi ekonomi yang yang dihadirkan dari keragaman budaya tersebut. Di Australia, pada tahun 2008 kawasan warisan budaya menyumbangkan lebih dari AU$ 12 miliar dan menyediakan lebih dari 40.000 lapangan pekerjaan. Sementara itu, di Inggris wisata warisan budaya juga menghasilkan GDP lebih dari £ 20 miliar (tahun 2010)4. Jika potensi yang sama juga mampu dimanfaatkan dengan baik di Indonesia, tentu saja keragaman budaya ini dapat berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Alasan yang lain, seperti dinyatakan dalam sebuah publikasi UNESCO, budaya sejatinya merupakan“kendaraan” untuk meningkatkan stabilitas dan kohesi sosial, melestarikan lingkungan, serta mendorong masyarakat untuk menjadi inovatif dan kreatif terutama dalam menghadapi bencana dan konflik5. Jadi, semakin beragam budaya yang kita miliki semakin besar pula modal sosial yang dimiliki bangsa ini. 1 Lihat: Amri Marzali (2015), Mengelola Bhineka Tunggal Ika Indonesia. 2 http://www.ethnologue.com/country/ID 3 Op. Cit. 4 Lihat: UNESCO. 2012. “The power of Culture for Development” hal 5. 5 Ibid. 1 Sayangnya, potensi kekayaan budaya tersebut belum banyak termanfaatkan di Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah tidak tersedianya data kebudayaan yang lengkap dan akurat yang mampu menggambarkan keragaman budaya di negeri ini secara detail. Direktori ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan untuk menghadirkan data kebudayaan yang akurat tersebut. Direktori ini berupaya memotret keragaman budaya di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebagai daerah budaya, DIY selayaknya menjadi role model atas proses pembangunan kebudayaan bagi wilayah-wilayah lainnya sehingga ketersediaan informasi budaya yang lengkap di wilayah ini mutlak diperlukan. Ketersediaan informasi budaya ini akan sangat bermanfaat bagi upaya mengatasi permasalahan dalam pelestarian dan pengembangan kebudayaan. B. Urgensi Direktori Keragaman dan Kekayaan Budaya Terdapat beberapa isu strategis kebudayaan juga menguatkan pentingnya menyusun direktori kebudayaan di Indonesia. Pertama, bahwa paradigma pembangunan saat ini tidak saja dilihat dari sudut pandang ekonomi, tetapi juga nilai-nilai budaya dan kemanusiaan. Kedua, kebudayaan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari implementasi konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Ketiga, terjadinya kesenjangan perkembangan kebudayaan antar daerah di indonesia yang dipengaruhi oleh bebagai faktor. Terakhir, kebudayaan merupakan salah satu parameter pencapaian Milenium Development Goals (MDGs) (Sekretariat Direktorat Jenderal Kebudayaan, 2013) . Dengan memahami peran budaya dan bagaimana hal itu saling berhubungan dengan aspek-aspek lain dari pembangunan, pengambil keputusan dapat dengan tepat menempatkan budaya sebagai salah satu unsur penting saat membuat kebijakan-kebijakan. Ketersediaan data kebudayaan yang memadai diharapkan memberikan ilustrasi tentang bagaimana budaya berkontribusi dalam pengentasan kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi, bagaimana budaya dapat 2 menyediakan pilihan yang lebih banyak bagi masyarakat dalam menjalani kehidupannya, dan bagaimana budaya dapat menjadi sarana yang sustainable (berkelanjutan) bagi pemerintah untuk membimbing masyarakat mencapai tujuan- tujuan penting yang lain dari pembangunan. Adanya data kekayaan dan keragaman budaya akan menjadi acuan bagi daerah-daerah di Indonesia untuk meningkatkan pembangunannya khususnya di bidang kebudayaan. Dengan demikian, ketersediaan data yang akurat mengenai keragaman budaya sangat bermanfaat terutama bagi pemerintah pusat maupun daerah terkait usaha pelestarian kebudayaan. Data keragaman budaya ini secara teknis sangat bermanfaat bagi perencanaan, monitoring, dan evaluasi kebijakan- kebijakan pelestarian budaya. Data keragaman budaya ini nantinya juga dapat diakses oleh publik dalam format yang informatif sehingga memungkinkan setiap pemangku kepentingan untuk dapat memanfaatkannya baik untuk tujuan pendidikan, pariwisata dan tujuan-tujuan praktis lainnya. C. Sistematika Penulisan Direktori Keragaman dan Kekayaan Budaya di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ini disusun dalam lima bab. Bab awal ini terutama menguraikan arti penting dari penyusunan direktori keragaman dan kekayaan budaya di Provinsi DIY. Pada bab dua akan diuraikan kerangka direktori yang menjelaskan sistem kategori data yang digunakan dalam direktori ini serta definisi operasional atas konsep-konsep yang digunakan. Pada bab kedua ini juga akan diterangkan metode dalam penulisan direktori keragaman dan kekayaan budaya di Provinsi DIY ini. Dua bab selanjutnya akan menguraikan direktori kekayaan dan keragaman budaya benda (bab III) dan direktori kekayaan dan keragaman budaya tak benda (bab IV). Terakhir pada bab V akan kami uraikan beberapa refleksi serta tindak lanjut dyang dapat dilakukan dari penulisan direktori keragaman dan kekayaan budaya di Provinsi DIY ini. 3 BAB II KERANGKA DAN METODE PENULISAN DIREKTORI KERAGAMAN DAN KEKAYAAN BUDAYA DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Penulisan direktori keragaman dan kekayaan budaya di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dimulai dengan membangun kerangka direktori. Seperti akan diuraikan dalam bab ini, pencatatan budaya dalam direktori ini dibagi dalam dua domain besar yaitu: budaya benda (tangible culture) dan budaya takbenda (intangible culture). Selanjutnya, akan diuraikan juga dalam bab ini metode dalam penulisan direktori keragaman dan kekayaan budaya di DIY. A. Budaya Benda Dalam direktori ini data terkait budaya benda terdiri atas data cagar budaya dan data museum. Pengertian dari masing-masing istilah tersebut adalah sebagai berikut. 1. Cagar Budaya Yang dimaksud cagar budaya adalah warisan budaya berupa benda cagar budaya, bangunan cagar budaya, struktur cagar budaya, situs cagar budaya dan kawasan cagar budaya di darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama dan/atau kebudayaan melalui proses penetapan (UU Nomor 11 tahun 2010 tentang cagar budaya). Berdasar