Investigasi Etnomatematika Terhadap Budaya Dan

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Investigasi Etnomatematika Terhadap Budaya Dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI TESIS INVESTIGASI ETNOMATEMATIKA TERHADAP BUDAYA DAN ARSITEKTUR OMO SEBUA NIAS UTARA DAN PENERAPANNYA DALAM PENYUSUNAN LKPD UNTUK PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA AN ETHNOMATHEMATICAL INVESTIGATION OF THE CULTURE AND ARCHITECTURE OF OMO SEBUA IN NORTH NIAS AND ITS IMPLEMENTATION IN THE DEVELOPMENT OF STUDENTS’ WORKSHEET FOR MATHEMATICS LEARNING IN THE JUNIOR HIGH SCHOOL Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh derajat Magister Pendidikan pada Program Magister Pendidikan Matematika Novanolo Christovori Zebua 161442010 PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020 i PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI MOTTO “Fakta unik, banyak manusia yang menghidari sakit, lelah dan jenuh. Bersyukurlah ketika kita merasakan sakit, lelah dan jenuh. Hal itu yang membuat manusia, manusia” nzebua080819 iv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Dengan ini saya menyatakan bahwa pada tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya/kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Yogyakarta, 12 Juni 2020 Novanolo Christovori Zebua v PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiwa Universitas Sanata Dharma: Nama : Novanolo Christovori Zebua Nomor Mahasiswa : 161442010 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma suatu karya ilmiah yang berjudul : INVESTIGASI ETNOMATEMATIKA TERHADAP BUDAYA DAN ARSITEKTUR OMO SEBUA NIAS UTARA DAN PENERAPANNYA DALAM PENYUSUNAN LKPD UNTUK PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma baik untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk keperluan akademis tanpa meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 12 Juni 2020 Yang menyatakan Novanolo Christovori Zebua vi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala berkat yang telah diberikan-Nya, sehingga tesis ini dapat diselesaikan. Tesis dengan judul “Investigasi Etnomatematika Terhadap Budaya dan Arsitektur Omo Sebua Nias Utara dan Penerapannya dalam Penyusunan LKPD untuk Pembelajaran Matematika di Sekolah Menengah Pertama” ini ditujukan untuk memenuhi sebagian persyaratan akademik guna memperoleh gelar Master Pendidikan Matematika Strata Dua Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Peneliti menyadari bahwa tanpa pimpinan Tuhan, serta bimbingan, bantuan dan doa dari berbagai pihak, tesis ini tidak akan dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pengerjaan tesis ini, yaitu kepada: 1) Yayasan Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan belajar dengan lingkungan dan dosen yang berkualitas selama ini. 2) Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd, selaku Ketua Jurusan Magister Pendidikan Matematika yang telah memfasilitasi program belajar yang interaktif sehingga dapat mengakomodir kebutuhan mahasiswanya. 3) Bapak Prof. Dr. St. Suwarsono, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan doa, bimbingan dan banyak memberikan masukan kepada peneliti. vii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4) Seluruh dosen yang telah membantu peneliti selama mengenyam pendidikan di Universitas Sanata Dharma. 5) Keluarga penulis yaitu A. Novan Zebua, I. Novan Zebua, Andra Zebua, dan Fani Zebua yang telah memberikan dukungan materi dan doa terbaik selama peneliti mengenyam pendidikan. 6) Istri tercinta, Ellin Carlina, yang selalu ada di samping saya, mendukung, mendoakan serta mengingatkan untuk tetap semangat dan fokus menyelesaikan pendidikan saya. 7) Teman-teman seperjuangan (Magister Pendidikan Matematika USD angkatan 2016 genap dan ganjil) yang telah berbagi suka dan duka semasa perkuliahan. 8) Teman-teman peneliti Bella, Arif, Januar dan lainnya yang telah mendukung dalam doa sehingga peneliti dapat menyelesaikan tugas ini. Akhir kata, peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan pada tesis ini. Peneliti menyadari hal tersebut sehingga kritik dan saran dari pembaca sangat bermanfaat bagi peneliti. Yogyakarta, 12 Juni 2020 Penulis viii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRAK Novanolo Christovori Zebua, 2020. Investigasi Etnomatematika terhadap Budaya dan Arsitektur Omo Sebua Nias Utara dan Penerapannya dalam Penyusunan LKPD untuk Pembelajaran Matematika di Sekolah Menengah Pertama. Tesis. Program Studi Magister Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Nias merupakan salah satu suku bangsa Indonesia dengan kebudayaan Omo Sebua yang sarat akan konsep dan prinsip matematika di dalamnya. Tujuan penelitian ini adalah 1) menyajikan deskripsi secara lengkap mengenai proses dan hasil pembangunan Omo Sebua di Nias Utara pada jaman dulu, 2) menyajikan hasil penelitian Aktivitas Fundamental Matematis yang dilakukan masyarakat Nias Utara dalam membangun Omo Sebua di Nias, 3) menyajikan hasil penelitian Objek Langsung Pembelajaran Matematika yang terkandung di dalam budaya dan arsitektur Omo Sebua dan 4) menyajikan hasil perencanaan LKPD dengan menggunakan pendekatan Etnomatematika yang dapat membantu konstruksi pengetahuan peserta didik di Nias Utara. Penelitian ini melibatkan dua metode penelitian yaitu penelitian etnografi dan penelitian pengembangan menggunakan R2D2. Instrumen primer penelitian ini adalah peneliti sendiri sedangkan narasumber penelitian ini melibatkan 3 pihak yaitu: tuka atau tukang, pemilik rumah dan budayawan setempat. Instrumen sekunder penelitian berupa catatan penelitian, hasil wawancara, video rekaman serta dokumentasi di lapangan. Hasil penelitian terhadap Aktivitas Fundamental Matematis yang diusulkan Bishop, yaitu: Counting, Locating, Measuring, Designing, Playing dan Explainging, serta Objek Langsung Pembelajaran Matematika oleh Gagne, yaitu: Fakta, Konsep, Prinsip dan Ketrampilan Matematika, yang ditemukan menjelaskan bahwa salah satu kebudayaan Nias yaitu Omo Sebua mengandung prinsip matematika yang kental dalam proses pembangunan serta struktur yang dimiliki. Kebudayaan tersebut layak menjadi dasar konstruksi pengetahuan peserta didik pada ilmu pengetahuan matematika mereka. Diharapkan hasil implementasi dari hasil penelitian ini, dalam bentuk Lembar Kerja Peserta Didik, mampu membantu dalam menyelesaikan masalah yang terjadi pada peserta didik di Nias khususnya di bagian utara pulau Nias. Kata Kunci: Etnomatematika, Omo Sebua Nias Utara, LKPD Matematika. ix PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRACT Novanolo Christovori Zebua, 2020. An Ethnomathematical Investigation of The Culture and Architecture of Omo Sebua in North Nias and Its Implementation in The Development of Students’ Worksheet for Mathematics Learning in The Junior High School. Thesis. Master of Mathematics Education Program, Department of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma Unviersity, Yogyakarta. Nias is one of the ethnic groups of Indonesia with Omo Sebua culture which is full of mathematical concepts and principles in it. The purpose of this study is to 1) present a complete description of the process and result of developing traditional Omo Sebua in North Nias, 2) present the results of research on Mathematical Fundamental Activities carried out by the people of North Nias in building Omo Sebua in Nias, 3) present the results of research into direct object of Mathematical Learning contained in the culture and architecture of Omo Sebua and 4) presens the results of LKPD (Worksheet) planning using the Ethnomatematics approach that can help construct the knowledge of students in North Nias. This research involves two research methods namely ethnographic research and development research using R2D2. The primary instrument of this research is the researcher himself, while the informants of this study involve 3 speakers namely: tuka or handyman, homeowner and local cultural expert. The secondary instruments are in the form of research notes, interviews, video recordings and documentation in the field. The results of the research consisted on the Fundamental Mathematical Activities proposed by Bishop (Counting, Locating, Measuring, Designing, Playing and Explaining) as well as the direct objects of Mathematics Learning by Gagne (Facts, Concepts, Principles and Mathematical Skills). It was found that Omo Sebua contains strong mathematical principles in the construction process and in the structure. The culture of Omo Sebua can be used as the bases to construct students' mathematical knowledge. The result
Recommended publications
  • Same Planet, a Different World
    The following is a firsthand account of a medical-relief mission to western Indonesia that Dennis Whitehead, MD ’75, undertook in March 2005 in response to severe earthquakes that devastated the region only months after the tsunami struck. As this issue of Buffalo Physician was going to press, Hurricane Katrina hit the Gulf Coast. We contacted Whitehead and asked him if he had been involved in relief efforts following the storm. We learned he had just Same Planet, a Different World returned from six days of working with the Louisiana Department of Health and Hospitals to support search-and- rescue efforts in downtown New Orleans, assist boat crews in the flooded areas, treat rescue workers, complete MEDICAL RELIEF IN INDONESIA, POST-TSUNAMI AND EARTHQUAKE EMS site surveys and examine shelter patients in rural St. Tammany Parish, northeast of New Orleans. By DENNIS C. WHITEHEAD, MD ’75 At our request, Whitehead agreed to report on his Gulf Coast experience in the next issue of Buffalo Physician. —S. A. UNGER, EDITOR All that remains of Banda Aceh’s densely populated residential area. The hills in the background shielded most of the downtown business district. Nias Island Same Planet, a Different World India Indian Ocean Cambodia My thirtieth medical class reunion took place this past April, and I was looking forward to it very much. I have greatly enjoyed seeing my Sumatra classmates every five years and catching up on their lives. My former room- Malaysia mate, Jack Freer, MD ’75, now a clinical professor of medicine at UB, was 8.7 earthquake coordinator for our class this year and I promised him I would be there for the festivities.
    [Show full text]
  • Hans Harmakaputra, Interfaith Relations in Contemporary Indonesia
    Key Issues in Religion and World Affairs Interfaith Relations in Contemporary Indonesia: Challenges and Progress Hans Abdiel Harmakaputra PhD Student in Comparative Theology, Boston College I. Introduction In February 2014 Christian Solidarity Worldwide (CSW) published a report concerning the rise of religious intolerance across Indonesia. Entitled Indonesia: Pluralism in Peril,1 this study portrays the problems plaguing interfaith relations in Indonesia, where many religious minorities suffer from persecution and injustice. The report lists five main factors contributing to the rise of religious intolerance: (1) the spread of extremist ideology through media channels, such as the internet, religious pamphlets, DVDs, and other means, funded from inside and outside the country; (2) the attitude of local, provincial, and national authorities; (3) the implementation of discriminatory laws and regulations; (4) weakness of law enforcement on the part of police and the judiciary in cases where religious minorities are victimized; and (5) the unwillingness of a “silent majority” to speak out against intolerance.2 This list of factors shows that the government bears considerable responsibility. Nevertheless, the hope for a better way to manage Indonesia’s diversity was one reason why Joko Widodo was elected president of the Republic of Indonesia in October 2014. Joko Widodo (popularly known as “Jokowi”) is a popular leader with a relatively positive governing record. He was the mayor of Surakarta (Solo) from 2005 to 2012, and then the governor of Jakarta from 2012 to 2014. People had great expectations for Jokowi’s administration, and there have been positive improvements during his term. However, Human Rights Watch (HRW) World Report 2016 presents negative data regarding his record on human rights in the year 2015, including those pertaining to interfaith relations.3 The document 1 The pdf version of the report can be downloaded freely from Christian Solidarity Worldwide, “Indonesia: Pluralism in Peril,” February 14, 2014.
    [Show full text]
  • CHAPTER V CLOSING 5.1 Conclusion Ethnic Minority Entrepreneurship Has Become a Phenomenon That Is Widely Found in All Parts of T
    CHAPTER V CLOSING 5.1 Conclusion Ethnic minority entrepreneurship has become a phenomenon that is widely found in all parts of the world. This type of entrepreneurship is driven by migration out of the place of origin to get better opportunities in other areas. The movement that occurs causes people from one ethnic group to join with other ethnic groups in the destination. This assimilation causes ethnic migrants to be outnumbered by local ethnic groups in the destination that have been there for a long time. This has led to the term ethnic minority. Efforts to earn income through doing business by ethnic minority then formed the term ethnic minority entrepreneurship. Nias is an ethnic who has a long history with West Sumatra area, especially the city of Padang. Although still outnumbered by Minangkabau ethnicity, Nias people in Padang City already have strong roots because of the nature of Nias people who have a strong sense of kinship. From an economic standpoint, over time, progressive changes have been found in the economic order of the Nias community in the city of Padang. In the past Nias people only worked as farmers, becoming fishermen or laborers in the city of Padang. Now, Nias people in Padang who are a minority have found livelihoods in various fields, including entrepreneurship. Those who originally came with limited language differences, mediocre education and did not have the capital managed to make a 132 decent living and raise the dignity of their ancestors who had set foot first in the city of Padang with low standard of life.
    [Show full text]
  • North Nias Regency
    LAFAU BEACH MAP NORTH NIAS REGENCY NORTH NIAS REGENCY NIAS ISLAND NIAS ISLAND WEST NUSA TENGGARA PROVINCE Pasir Berbunyi Beach Tureloto Beach Lotu Lafau Beach Gunung Sitoli C. TURELOTO BEACH Binaka Airport Coordinate : 1°25’49,65‘’ N & 97°8‘29,95’‘E Tourism Business Opportunities (including the investment code for every business ield): Gido a. Star hotel (5511) Lahomi b. Food and Beverages Service : Restaurant (56101), Café (56303) & Bar (56301) c. Spa (96122) and Villa (55194) Lolomatua Mountain d. Sport Facilities: Tennis Field (93116) and Golf Course (93112) e. Recreational Park (93232) and Theme Park (93210) f. Organization of Meeting, Incentive, Conference and Exhibition (82301) g. Enclave Management (91022) of the “Living Road history” ethnic village Hinako Archipelago INVITATION TO INVEST IN TOURISM BASED COMMUNITY DEVELOPMENT AT : Teluk Dalam ADDRESS Deputy for Tourism Destination and Tourism Industry Development Sapta Pesona Building, 4th Floor Contact Us : INDONESIA Jl. Merdeka Barat No. 17 [email protected] Jakarta Pusat 10110 [email protected] Indonesia T : +62 21 3838040, 3838029 www.kemenpar.go.id F : +62 21 34833865 www.indonesia-tourism-investment.com PRESENTING NORTH NIAS REGENCY, NIAS ISLAND, NORTH SUMATRA PROVINCE. MARKETING 2. TOURISM DEVELOPMENT In order to optimize the tourism development in Nias 1. DEVELOPMENT OVERVIEW Island, the local government implemented several marketing strategy as follows: a. Quality and quantity improvement of the Nias A. PASIR BERBUNYI BEACH Island tourism marketing program through a Coordinate : 1°29’22,71‘’ N & 97°20‘54,73’‘E wide variety of media promotion and extend its Tourism Business Opportunities (including the reach.
    [Show full text]
  • Tiga Tipe Tata Ruang Desa Tradisional Di Nias Selatan, Sumatera Utara
    KALPATARU, Majalah Arkeologi Vol. 28 No.2, November 2019 (45-60) TIGA TIPE TATA RUANG DESA TRADISIONAL DI NIAS SELATAN, SUMATERA UTARA Three Types of Spatial Patterns in South Nias Traditional Villages, North Sumatera Elyada Wigati Pramaresti Museum Ullen Sentalu, Jalan Boyong KM. 25, Kaliurang Barat, Hargobinangun, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta [email protected] Naskah diterima : 31 Juli 2019 Naskah diperiksa : 10 Agustus 2019 Naskah disetujui : 29 Oktober 2019 Abstract. South Nias is one of many regions in Indonesia that still mantains the existence of traditional settlement. Villages in this regency have unique characteristic shown from their linear forms with two rows of houses facing each other. Although the villages all seem similar, but in fact, there are three different spatial patterns. This research would be related with the disparity of these traditional settlement patterns. Qualitative method was used in this research by obtaining data through field observations, interviews, and literature study. The result reveals that the traditional settlement patterns were in the shapes of branched linear, I-shaped linear, and T-shaped linear. This classification was based on the variation of shapes and location of the village material components. Another purpose in this research is to do a documentation about South Nias traditional villages including their original components which become scarce nowadays due to being damaged by natural factors or deliberately replaced by modern components. Keywords: South Nias, Traditional Village, Spatial Pattern Abstrak. Nias Selatan adalah salah satu wilayah di Indonesia yang masih mempertahankan keberadaan permukiman tradisional. Desa-desa yang ditemukan di kabupaten tersebut memiliki karakteristik yang unik, yaitu berbentuk linear dengan dua baris rumah yang saling berhadapan.
    [Show full text]
  • Circumnavigation of Sumatra an In-Depth Exploration of the Wonders of Sumatra Aboard the MS Caledonian Sky 8Th to 24Th October 2016 Clown Fish Lake Toba
    LAUNCH OFFER - SAVE UP TO £1000 PER PERSON Circumnavigation of Sumatra An in-depthaboard exploration the MSth ofOctober Caledonian the wonders 2016 Sky of Sumatra 8th to 24 Clown Fish Lake Toba oin us for a rare event, a circumnavigation of the world’s Our View sixth largest island. Opportunities to visit Sumatra, a land of After our successful voyages MALAYSIA J Gunung Leuser history and mystery are scarce and are usually limited to one around Sumatra in 2013, we Banda Aceh National Park region of the island. Our visit in the autumn of 2016 will be all are delighted to be returning Belawan once again with an in-depth Medan encompassing and include opportunities to see orangutans in Simeulue Islands Malacca exploration of the island. Lake Toba Nias Island their natural habitat, to snorkel over coral reefs, to visit remote Separated from mainland Asia Singapore Bukittinggi by the Strait of Malacca and from islands where native indigenous people still live in isolation, SUMATRA free to practice their timeless tribal lore and to explore where Java by the Strait of Sunda, Sumatra Siberut Island Padang lies at the heart of geological and few have been before. Our voyage will be one of contrasts, Bengkulu Belitung cultural crossroads. Spectacular Islands from lush rainforests to diverse cultures, spectacular wildlife volcanoes and mysterious calderas Krakatau and an intriguing history, all of which will be made all the more are many along the Barisan Island captivating by our onboard expedition team who are experts in Mountains, the long spinal range of Marco Polo and is often the island following Sumatra’s west referred to as the Isle of Gold: the natural world.
    [Show full text]
  • Bracing Sebagai Teknologi Kontrol Seismik Pada Struktur Rumah Tradisonal Sumatra
    E-ISSN : 2621-4164 Vol. 01 No 02 Desember 2018 BRACING SEBAGAI TEKNOLOGI KONTROL SEISMIK PADA STRUKTUR RUMAH TRADISONAL SUMATRA Mohammad Ihsan 1Universitas Bakrie *)Kawasan Rasuna Epicentrum, Jl. H. R. Rasuna Said No.Kav. C-22, RT.2/RW.5, Karet Kuningan, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12940 Abstract Sumatra Island is earthquake hazard area in Indonesia, because two continental plates generate subduction zone. In Sumatra there are many traditional house, function of traditional house is dwellings as well as community meeting halls because that have cultural and historical values. The ancestors have also learned a lot about natural events they have experienced, from this experience they can make earthquake resistant structures for large earthquake, the result is that the Traditional Houses can still stand firm. One of the seismic control technologies in Sumatran traditional house is bracing. In this paper the structure of Sumatran Traditional Houses modeled by numerical analysis and analyzed dynamically behavior from its structure. The analysis revealed the secrets of seismic bracing control in the structure of the Sumatran Traditional House. Keywords: Sumatran Traditional House, Earthquake, Bracing Abstrak Pulau Sumatra merupakan salah satu daerah rawan gempa di Indonesia karena terdapatnya pertemuan dua lempengan benua. Di Pulau Sumatra masih banyak Rumah Tradisional baik yang difungsikan sebagai tempat tinggal maupun sebagai Rumah Adat yang mempunyai nilai budaya dan historis dan seringkali berfungsi sebagi balai pertemuan masyarakat. Para leluhur juga telah banyak belajar dengan kejadian alam yang pernah mereka alami sehingga mereka dapat membuat struktur tahan gempa dan jika terjadi gempa besar Rumah Tradisional masih dapat berdiri kokoh.
    [Show full text]
  • Kajian Awal Keaslian Struktur Dari Arsitektur Tradisional Di Sumatera
    Seminar Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia (IPLBI) 4, 001-008, Februari 2020 https://doi.org/10.32315/sem.4.001 Kajian Awal Keaslian Struktur dari Arsitektur Tradisional di Sumatera Ari Siswanto Korespondensi : [email protected] Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya Abstrak Arsitektur dan struktur dari beberapa tipe rumah tradisional di Sumatera memiliki keaslian yang tidak disadari karena belum banyak penelitian tentang hal tersebut. Keaslian yang tidak mendapatkan pengaruh dari budaya di luar Indonesia karena memang kontekstual dengan budaya dan lingkungan setempat. Rumah tradisional berbentuk panggung menggunakan struktur kayu tanpa paku yang memiliki fleksibilitas gerakan jika terjadi goncangan akibat gempa bumi yang akrab di wilayah Sumatera Bagian Barat. Keaslian arsitektur dan struktur tradisional di Sumatera merupakan mahakarya di bidang bangunan yang membanggakan dan memperoleh apresiasi mendalam secara global. Sebaliknya, penghargaan dari bangsa Indonesia terhadap arsitektur dan struktur asli Indonesia masih sangat kurang. Beberapa tipe rumah tradisional di Sumatera menunjukkan keaslian arsitektur dan struktur yang mengagumkan dan sesuai dengan prinsip arsitektur dan struktur masa kini. Prinsip dan filosofi struktur bagian bawah asli Indonesia masih tetap relevan dan dapat menjadi inspirasi bagi para arsitek dan ahli struktur secara lokal maupun global. Kata-kunci: arsitektur, keaslian, struktur, Sumatera, tradisional Pendahuluan Hindu, Buddha, Kristen, Islam, Cina dan Eropa (Barat) yang telah mempengaruhi arsitektur Pulau Sumatera dihuni oleh beberapa suku tradisional di Sumatera bahkan di Indonesia. bangsa yang memiliki berbagai tipe arsitektur Walaupun demikian, masih terdapat beberapa tradisional yang telah melekat dengan arsitektur tradisional di Sumatera yang tidak kehidupan mereka selama beberapa generasi mendapatkan pengaruh dari kebudayaan luar, secara turun temurun (Alain & Viaro, 2007; Ari, setidak-tidaknya struktur bagian bawah 2009; Mukhtar, Pangarsa, & Wulandari, 2013).
    [Show full text]
  • BAB IV RUANG KETIGA PERJUMPAAN NIAS PADANG KRISTEN DAN MINANGKABAU MUSLIM 4.1. Pendahuluan Salah Satu Bukti Yang Dapat Menunjukk
    76 BAB IV RUANG KETIGA PERJUMPAAN NIAS PADANG KRISTEN DAN MINANGKABAU MUSLIM 4.1. Pendahuluan Salah satu bukti yang dapat menunjukkan kuatnya pengaruh Islam di kota Padang adalah ketiadaan tersedianya pilihan mata pelajaran agama lain selain Islam di sekolah negeri. Akibatnya ketika jadwal mata pelajaran agama berlangsung maka tidak jarang siswa dan siswi non-muslim diberi izin ke perpustakaan untuk menggunakan jam pelajaran tersebut atau bahkan diperbolehkan pulang duluan jikalau jadwalnya terletak di akhir jam pelajaran. Hal ini menuntut siswa dan siswi non-muslim harus memiliki cara lain untuk mendapatkan haknya yaitu memperoleh ilmu dari mata pelajaran agama yang merupakan mata pelajaran wajib. Situasi ini juga dialami oleh anak-anak Nias Padang Kristen yang memilih bersekolah di sekolah negeri. Masalah ini pun ditanggapi oleh pihak gereja yang merupakan lembaga keagamaan dan bekerjasama dengan departemen agama kota Padang. Gereja BNKP yang ada di Padang memberikan solusi kepada anggota jemaat yang menjadi siswa dan siswi sekolah negeri dengan menyediakan tenaga pengajar untuk mata pelajaran agama Kristen. Selain itu, departemen agama juga mengeluarkan blanko penilaian yang sah kepada pihak gereja untuk dapat memenuhi kebutuhan siswa dan siswi dalam penilaian raport di sekolah negeri. Sikap ini 77 merupakan satu dari sekian banyak hal yang terjadi di dalam ruang ketiga orang Nias Padang Kristen. Tindakan ini menjadi strategi yang mampu membantu mereka untuk dapat bertahan sebagai masyarakat diaspora dan minoritas. Bhabha mengatakan dalam teorinya bahwa hal yang dilakukan oleh pihak terjajah di dalam ruang ketiga merupakan sesuatu yang “beyond” dimana ia tidak meninggalkan masa lalu namun juga tidak sepenuhnya menyerahkan diri kepada hal yang baru.
    [Show full text]
  • A STUDY of the NIAS REVIVAL in INDONESIA Julia Theis Dermawan 1. Introduction in the Years Betwe
    [AJPS 6:2 (2003), pp. 247-263] A STUDY OF THE NIAS REVIVAL IN INDONESIA Julia Theis Dermawan 1. Introduction In the years between 1915 and 1940, the Niasan church in Indonesia rapidly grew. During this twenty-five year period, between the Golden Jubilee and the Diamond Jubilee, the number of baptized believers in Nias increased from about 20,000 to 135,000. The great revival movement that occurred in the island caused this phenomenal growth. Known as the Fangesa Dodo (“the Great Repentance”),1 it manifested a great conviction for and confession of sin. This paper is a historical report on the Nias revival from available sources and will show how it contributed to the overall growth of the church. This paper has also a pragmatic purpose: to remind all Asian Christians of the importance of the outpouring of the Holy Spirit for the growth of Christianity in Asia today. 2. The Location of the Revival 2.1 Geography Nias is the largest of a chain of Indonesian islands in the Indian Ocean off the west coast of Sumatra. It has an area of 1,569 square miles (or 4,064 sq. km) and is subject to earthquakes. The chief town is Gunung Sitoli on the northeast coast.2 1 Lee Ira Bruckner, “The History and Character of the Niasan People Movement in Indonesia, 1865-1940” (D.Miss. dissertation, Fuller Theological Seminary, 1979), p. 86. 2 “Nias,” The Encyclopedia Americana International Edition (Danbury, Conn.: Grolier, c1997), vol. 20, p. 300. 248 Asian Journal of Pentecostal Studies 6:2 (2003) 2.2 People Most of the 400,000 people are descendants of Proto-Malays who built megalithic tombs all over the island.
    [Show full text]
  • Riwayat Hidup Seseorang) Juga Merupakan Bagian Dari Obyek Penelitian Sejarah
    Analisis Sejarah, Volume 7, No. 1, 2018 © Labor Sejarah, Universitas Andalas GAGASAN STUDI KOMPARATIF PENELITIAN DAN PENULISAN SEJARAH KEPULAUAN NIAS1 Anatona Gulo (Ketua Jurusan Sejarah, Fak. Ilmu Budaya Universitas Andalas; Penasehat DPD HIMNI Provinsi Sumatera Barat) Email : [email protected] Abstrak Biografi (riwayat hidup seseorang) juga merupakan bagian dari obyek penelitian sejarah. Seperti kisah-kisah sejarah pada umumnya, para sejarawan dan penulis sejarah juga sudah banyak yang melakukan penelitian dan menulis biografi. Dari karya biografi ini, dapat diketahui nama, daerah asal dan riwayat hidup lengkap seseorang, yang pada umumnya mereka ini dikategorikan sebagai tokoh. Dari sekian banyak biografi tokoh yang sudah ditulis, sebagian di antaranya diusulkan dan sudah mendapatkan gelar sebagai pahlawan. Gelar pahlawan yang disematkan kepada seorang tokoh, sangat erat kaitannya dengan aktivitas perjuangan yang dilakukan oleh tokoh tersebut semasa hidupnya. Di Indonesia, gelar pahlawan diberikan kepada tokoh-tokoh pejuang, baik yang berjuang pada masa pergerakan Nasional dalam merebut kemerdekaan, maupun yang berjuang untuk mempertahan dan mengisi kemerdekaan. Kata Kunci : Nias 1 Disampaikan dalam forum Rapat Kerja Nasional (Rakernas) DPP Himpunan Masyarakat Nias Indonesia (HIMNI), Jakarta, 15-16 Juli 2017. Dengan judul asli Penelitian Dan Penulisan Sejarah Kepulauan Nias Secara Komprehensif Serta Biografi Tokoh-Tokoh Masyarakat Nias: Sebuah Gagasan ~ 1 ~ Analisis Sejarah, Volume 7, No. 1, 2018 © Labor Sejarah, Universitas Andalas sejarah Mesir di Afrika, sejarah I. PENGANTAR Persia, Asyria dan Babylonia di “JASMERAH”. Jangan sekali-kali Timur Tengah, peradaban lembah melupakan sejarah!”. Demikian salah Sungai Indus di India dan lembah satu statemen yang pernah Sungai Hoang Ho di China, sejarah diucapkan oleh proklamator kebudayaan suku Indian di Amerika sekaligus Presiden Republik dan suku Aborigin di Australia atau Indonesia pertama, Ir.
    [Show full text]
  • Originating Outside the Island, Westerners As Well As Non-Westerners, on the Other
    ACCULTURATION IN TANG NIHA (THE ISLAND OF NIAS)I James Danandj aj a University of Indonesia, Djakarta Acculturation on' Nias is discussed with special attention to religion and the role of missionaries as agents of change. The traditional social organization and religion are reviewed, followed by an examination of the processes of Dutch colonization and missionization by German Protest- ants. The role of an indigenous revitalization movement in the Christianization of Nias is dis- cussed at length. Finally, the Nias case is placed within a broader framework of acculturation and change. (acculturation, Christianity, colonial- ism, culture change, culture contact, Indonesia, Nias, religion, revitalization movements) I. INTRODUCTION The topic of this paper is acculturation on the island of Nias. Nias is a small island of 4,000 square kilometers, located off the west coast of Sumatra in the Republic of Indonesia. By acculturation I mean what Robert Redfield, Ralph Linton, and Melville J. Herskovits (1936) defined as: "Those phenomena which result when groups of individuals having different cultures come into continuous first-hand contact, with subsequent changes in the original cultural patterns of either or both groups." I shall discuss acculturation in terms of the culture of the indigenous people of Nias on the one hand, and the cultures of immigrants originating outside the island, Westerners as well as non-Westerners, on the other. The Westerners include Dutch and British colonial officers (civil as well as military) and German Protestant missionaries. The non-Westerners include other Indonesian ethnic groups, such as the Atjehnese traders and slavers, Minangkabau traders, Buginese migrants, Mr.
    [Show full text]