Kajian Awal Keaslian Struktur Dari Arsitektur Tradisional Di Sumatera

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Kajian Awal Keaslian Struktur Dari Arsitektur Tradisional Di Sumatera Seminar Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia (IPLBI) 4, 001-008, Februari 2020 https://doi.org/10.32315/sem.4.001 Kajian Awal Keaslian Struktur dari Arsitektur Tradisional di Sumatera Ari Siswanto Korespondensi : [email protected] Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya Abstrak Arsitektur dan struktur dari beberapa tipe rumah tradisional di Sumatera memiliki keaslian yang tidak disadari karena belum banyak penelitian tentang hal tersebut. Keaslian yang tidak mendapatkan pengaruh dari budaya di luar Indonesia karena memang kontekstual dengan budaya dan lingkungan setempat. Rumah tradisional berbentuk panggung menggunakan struktur kayu tanpa paku yang memiliki fleksibilitas gerakan jika terjadi goncangan akibat gempa bumi yang akrab di wilayah Sumatera Bagian Barat. Keaslian arsitektur dan struktur tradisional di Sumatera merupakan mahakarya di bidang bangunan yang membanggakan dan memperoleh apresiasi mendalam secara global. Sebaliknya, penghargaan dari bangsa Indonesia terhadap arsitektur dan struktur asli Indonesia masih sangat kurang. Beberapa tipe rumah tradisional di Sumatera menunjukkan keaslian arsitektur dan struktur yang mengagumkan dan sesuai dengan prinsip arsitektur dan struktur masa kini. Prinsip dan filosofi struktur bagian bawah asli Indonesia masih tetap relevan dan dapat menjadi inspirasi bagi para arsitek dan ahli struktur secara lokal maupun global. Kata-kunci: arsitektur, keaslian, struktur, Sumatera, tradisional Pendahuluan Hindu, Buddha, Kristen, Islam, Cina dan Eropa (Barat) yang telah mempengaruhi arsitektur Pulau Sumatera dihuni oleh beberapa suku tradisional di Sumatera bahkan di Indonesia. bangsa yang memiliki berbagai tipe arsitektur Walaupun demikian, masih terdapat beberapa tradisional yang telah melekat dengan arsitektur tradisional di Sumatera yang tidak kehidupan mereka selama beberapa generasi mendapatkan pengaruh dari kebudayaan luar, secara turun temurun (Alain & Viaro, 2007; Ari, setidak-tidaknya struktur bagian bawah 2009; Mukhtar, Pangarsa, & Wulandari, 2013). misalnya Lamban Tuha di Sumatera Selatan, Di bagian barat pulau Sumatera adalah daerah omo Sebua (rumah kepala suku) dan omo Hada rawan bencana gempa bumi dari Lampung (rumah rakyat) di Nias, rumah tradisional Batak sampai Aceh karena dilewati patahan Semangko dan Rumah Gadang (Alain & Viaro, 2007). serta berdekatan dengan dua lempeng Eurasia dan Indo-Australia (Siswanto & Hariza, 2013; Rumah tradisional di Sumatera pada umumnya Taviana & Simbolon, 2018). Beberapa suku adalah rumah panggung kayu sedangkan bahan bangsa yang tinggal di daerah bangunan lain yang dipakai diantaranya adalah pedalaman/hinterland dan di beberapa pulau di bambu, ijuk dan batu sebagai umpak bangunan sebelah barat Sumatera telah bermukim lebih (Ari, 2009; Luthan et al., 2014; Siswanto & dahulu sebelum para pendatang dari luar masuk. Hariza, 2013). Struktur bangunan pada Hal ini memberikan kontribusi terhadap keaslian umumnya adalah indigenous technology yang kebudayaan mereka termasuk rumah tradisional. memperlihatkan keaslian (authenticity) yang Saat ini, budaya para pendatang telah mungkin sama atau mirip diantara arsitektur mempengaruhi berbagai aspek kehidupan tradisional dari suku bangsa yang berbeda tapi termasuk rumah tradisional. Yang dimaksud secara logis atau prinsip memiliki perbedaan dengan budaya dari luar dalam artikel ini adalah dengan langgam arsitektur dan struktur Kelompok Keahlian Teknologi Bangunan, SAPPK, Institut Teknologi Bandung Prosiding Seminar Struktur Dalam Arsitektur 2020 | 001 Kelompok Kerja Struktur Konstruksi IPLBI ISBN : xxxxx- E-ISBN : xxxxx Kajian Awal Keaslian Struktur dari Arsitektur Tradisional di Sumatera bangunan dari budaya luar (Zain, 2014). Budaya dan sungai sejak masa sebelum Sriwijaya telah barat mengenal struktur atap yang dinamakan memberikan dampak adanya perubahan dan kuda-kuda dengan struktur segitiga atau pembauran budaya termasuk pada rumah berbentuk segitiga yang dominan dan skoor. tradisional. Walaupun demikian, masih terdapat beberapa tipe rumah tradisional yang langgam Langgam arsitektur dan struktur tradisional di arsitektur dan strukturnya mampu bertahan dari Sumatera adalah rumah panggung kayu yang pengaruh budaya luar, dengan kata lain masih dapat dibongkar-pasang dengan mudah. asli. Keaslian langgam arsitektur dan struktur rumah tradisional yang dimaksud adalah tidak Bentuk elemen budaya luar yang dipengaruhi oleh budaya dari luar. Dengan mempengaruhi arsitektur tradisional demikian, artikel ini membahas unsur lokal arsitektur dan struktur tradisional di Sumatera Budaya dan arsitektur Cina memiliki pengaruh yang asli. besar dan dikenal secara luas di Sumatera melalui para pendatang Cina. Mereka bermukim Tujuan penelitian adalah melakukan kajian awal dan membangun rumah/bangunan dengan struktur bagian bawah dari arsitektur tradisional arsitektur Cina yang spesifik dan mudah dikenal, di Sumatera yang merupakan pemikiran dan misalnya bentuk atap dan dougong semacam karya asli masyarakat lokal serta membuat skoor berukir yang terkadang bertingkat (Li, analisis keterkaitan struktur bagian bawah dari Hong, Zhu, Yang, & Sensing, 2005). berbagai rumah tradisional di Sumatera. Arsitektur Cina diperkenalkan melalui bangunan Metode Penelitian klenteng, wihara, rumah panggung dan rumah Rakit. Bentuk arsitektur dengan atap pelana Penelitian kualitatif ini menggunakan metode atau perisai yang melengkung didukung oleh studi kasus yang meliputi beberapa obyek rangka atap bukan berbentuk segitiga menjadi penelitian di lokasi yang berbeda (Creswell, ciri yang mudah dikenal. Selain itu, ornamen 2007). Pengumpulan data dilakukan dengan dan ukiran khas Cina serta interior berupa cara observasi, pengukuran, pengambilan foto lukisan dan teknik laquer adalah ciri budaya dan penggambaran (Lamban Tuha, Pasemah Cina (gambar 1). dan Minanga), sedangkan cara observasi dan pengambilan foto dilakukann untuk pengambilan data rumah Nias, Batak Karo, Gadang, Lampung, dan Bendang). Wawancara dilakukan dengan beberapa partisipan yang memiliki kompetensi dengan arsitektur dan struktur rumah tradisional. Data dianalisis berdasarkan prinsip struktur dan fungsi serta diperbandingkan. Lokasi penelitian meliputi provinsi Sumatera Gambar 1. Tipikal struktur rangka atap yang Selatan, Lampung, Sumatera Barat, Riau dan dipengaruhi budaya Cina. Sumatera Utara. Obyek penelitian adalah tradisional yang terdapat di provinsi tersebut. Beberapa masjid lama di Sumatera memperlihatkan ciri arsitektur yang dipengaruhi Hasil dan Pembahasan budaya Cina, Arab, kolonial maupun agama Hindu gambar 1, kanan). Hal yang paling mudah Masuknya agama dari luar seperti Hindu-Buddha, dilihat adalah dari bentuk arsitektur dan struktur Islam, dan Kristen serta budaya berbagai masjid yang mendapat pengaruh dari budaya bangsa seperti India, Cina dan Arab telah luar. memberikan pengaruh yang besar terhadap rumah tradisional di Indonesia. Wilayah Sumatera yang terbuka untuk perdagangan laut 002 | Prosiding Seminar Struktur Dalam Arsitektur IPLBI 2020 Siswanto, A. sebagai umpak, untuk landasan/tumpuan kolom kayu dari rumah panggung (Gruber & Herbig, 2006; Siswanto & Hariza, 2013). Sumatera Utara memiliki delapan kelompok etnis yang merepresentasikan penduduk asli Gambar 2. Ornamen atau ukiran-ukiran yang yaitu Melayu, Toba, Karo, Mandailing, dipengaruhi budaya Hindu dan Arab. Angkola/Sipirok, Papak/Dairi, Simalungun dan Nias (Luthan et al., 2014). Beberapa suku Pengaruh budaya Cina dan Arab serta agama mempunyai rumah adat/ tradisional yang Hindu terlihat pada ornamen dan ukiran dari berbeda dan masih tetap dihuni seperti Toba, rumah Limas di Palembang. Penggunaan Karo dan Nias. Lokasi tempat tinggal di kaligrafi pada ukiran merupakan pengaruh Arab pedalaman dan pulau-pulau di sebelah barat sedangkan warna ukiran dengan teknik laquer Sumatera telah memberikan perlindungan adalah pengaruh Cina (gambar 2). Selanjutnya, terhadap keaslian rumah tradisional mereka dari dapat dilihat adanya bentuk naga pada ornamen pengaruh budaya luar. rumah Limas. Gambar 3. Ornamen dan ukiran dari rumah Limas yang dipengaruhi teknologi dan budaya Kolonial. Gambar 4. Struktur bagian bawah rumah Batak karo Walaupun rumah Limas telah identik dengan di desa Dokan Sumatera Utara berupa tumpukan Palembang dan Sumatera Selatan, Belanda batang kayu di atas umpak batu. memberikan kontribusi pengaruh pada rumah Desa Dokan, kecamatan Merek, Kabupaten Karo Limas. Penggunaan bahan besi tuang untuk yang telah ditetapkan sebagai desa wisata listplank, pagar dan konsol (gambar 3, kiri) serta budaya secara langsung telah menyadarkan simbol mahkota pada ukiran yang terdapat di warga desa terutama pemilik rumah Batak Karo atas pintu adalah pengaruh Belanda (gambar 3, untuk melestarikan rumah tradisional multi kanan) keluarga dan mempertahankan keasliannya Arsitektur dan struktur asli arsitektur (Domenig, 2008). Secara umum, struktur rumah tradisional multi keluarga Batak Karo adalah tanpa diperkuat dengan paku sehingga memiliki Arsitektur tradisional di Sumatera yang unik dan kemampuan bergoyang yang fleksibel saat memiliki banyak langgam adalah sesuai dengan terjadi gempa bumi (gambar 4). budaya dan konteks lingkungan mereka. Secara filosofi dan prinsip, bagian bangunan dibagi Struktur bagian bawah dari rumah panggung menjadi tiga yaitu bagian kaki (bawah), badan Batak Karo merupkan susunan/tumpukan balok (tengah) dan kepala (atas) yang dipresentasikan kayu sepanjang rumah, ditumpu oleh pondasi sebagai bagian dari konstruksi bangunan rumah umpak. Cara penyusunan balok
Recommended publications
  • Ungkapan Bentuk Dan Makna Filosofi Atap Masjid Raya Sumatera Barat, Padang, Indonesia
    Supriatna, Handayani, Ungkapan Bentuk dan makna Filosofi Ata Masjid Raya Sumatera Barat Volume 4 – Nomor 2 – Juni 2021 p-ISSN 2621-1610 e-ISSN 2620-9934 http://ejournal.upi.edu/index.php/jaz - e-mail: [email protected] doi.org/10.17509/jaz.v4i2.32964 UNGKAPAN BENTUK DAN MAKNA FILOSOFI ATAP MASJID RAYA SUMATERA BARAT, PADANG, INDONESIA 1 Article History: Cecep Supriatna First draft received: Sri Handayani2 24 Maret 2021 1 Program studi Arsitektur S-2, FPTK Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Indonesia Revised: 2 Program studi Pendidikan teknologi Agro Industri, FPTK Universitas Pendidikan Indonesia, 26 April 2021 Bandung Indonesia Accepted: Jl. Dr. Setiabudhi No. 207 Bandung, Indonesia, 40154 10 Juni 2021 Email: [email protected] First online: [email protected] 10 Juni 2021 Abstract: Islamic architecture appears not only as mere ornament, but is a media that plays Final proof received: an important role that has its own charm for every visitor/user, because a good design must Print: respond to geography, location, climate, size, culture and others. The dome-shaped mosque 15 Juni 2021 building has thrived in the Islamic world and has become a symbol of expression of the structure and identity of a mosque. However, in the last two decades, many mosques without Online domes have appeared in Indonesia. Mosques with modern geometric elements are 15 Juni 2021 increasingly standing majestically in several areas in Indonesia. Some architects began to Jurnal Arsitektur ZONASI eliminate the dome element in the mosque, but still displayed Islamic values. One of the is indexed and listed in mosques without a dome is the Great Mosque of West Sumatra.
    [Show full text]
  • LAPORAN PENELITIAN No : 09/Pen.Arsitektur/UKP/2011 STUDI STRUKTUR DAN KONSTRUKSI RUMAH TRADISIONAL SUKU BATAK TOBA, MINANGKABAU
    LAPORAN PENELITIAN No : 09/Pen.Arsitektur/UKP/2011 STUDI STRUKTUR DAN KONSTRUKSI RUMAH TRADISIONAL SUKU BATAK TOBA, MINANGKABAU DAN TORAJA Oleh: Esti Asih Nurdiah, ST., MT. JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS KRISTEN PETRA SURABAYA 2011 i HALAMAN PENGESAHAN 1. a. Judul : Studi Struktur dan Konstruksi Rumah Tradisional Suku Batak Toba, Minangkabau dan Toraja. b. Bidang Ilmu : Struktur Arsitektur c. Nomor Penelitian : 09/Pen.Arsitektur/UKP/2011 2. Ketua Peneliti a. Nama Lengkap dan Gelar : Esti Asih Nurdiah, ST., MT. b. Jenis Kelamin : Perempuan c. Pangkat/Golongan/NIP : IIIB / 08-005 d. Jabatan Akademik : Asisten Ahli e. Fakultas/Jurusan : FTSP / Arsitektur f. Universitas : Universitas Kristen Petra 3. Jumlah Tim Peneliti : - 4. Lokasi Penelitian : Universitas Kristen Petra 5. Kerjasama dengan Instansi Lain : - 6. Jangka Waktu Penelitian : 1 tahun 7. Biaya : a. Sumber dari UK Petra : Rp. 1.640.650 b. Sumber Lainnya : - Total : Rp. 1.640.650 Surabaya, 12 September 2011 Mengetahui, Ketua Jurusan Arsitektur Ketua Peneliti Agus Dwi Hariyanto, ST., M.Sc. Esti Asih Nurdiah, ST., MT. NIP. : 99-033 NIP. : 08-005 Menyetujui, Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Ir. Handoko Sugiharto, MT. NIP: 84-028 ii ABSTRAK Keindahan arsitektur nusantara telah dikenal luas dan banyak dieksplorasi sejak masa Kolonial atau penjajahan bangsa asing di kepulauan nusantara. Arsitektur nusantara sebagian besar merupakan bangunan rumah tinggal yang dibangun berdasarkan adat dan tradisi setempat. Proses pendirian rumah tradisional sejak awal penentuan lokasi hingga didirikan dan dihuni, tidak pernah lepas dari pengaruh adat, kepercayaan dan tradisi. Oleh karena itu, arsitektur nusantara seringkali disebut juga sebagai Arsitektur Tradisional atau Rumah Tradisional.
    [Show full text]
  • Surau Nagari Lubuk Bauk Dan Surau Gadang Bintungan Sumatera Barat : Tinjauan Gaya Bangunan Dan Makna Ornamen
    Surau Nagari Lubuk Bauk dan Surau Gadang Bintungan Sumatera Barat : Tinjauan Gaya Bangunan dan Makna Ornamen Ivo Giovanni, Isman Pratama Nasution Departemen Arkeologi, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia E-mail: [email protected] Abstrak Artikel ini membahas bangunan surau di Sumatera Barat yaitu Surau Nagari Lubuk Bauk dan Surau Gadang Bintungan. Tujuannya adalah untuk melihat pengaruh adat pada bangunan surau berdasarkan tinjauan arsitektur dan makna ornamennya. Selain itu, dilakukan perbandingan antara surau dengan bangunan tradisional Minangkabau lainnya, yaitu rumah gadang dengan menggunakan metode deskriptif analitis. Hal ini dilakukan agar unsur-unsur adat yang terlihat pada surau dapat diuraikan dengan jelas, sehingga dapat diketahui makna dari setiap unsur adat tersebut dan peran surau bagi masyarakat Minangkabau pada saat surau tersebut dibangun. Berdasarkan kajian ini dapat diketahui bahwa Surau Nagari Lubuk Bauk dan Surau Gadang Bintungan memiliki bangunan yang berbeda. Surau Nagari Lubuk Bauk memiliki bentuk yang bertingkat, karena hal ini dipengaruhi oleh aliran adat Koto Piliang yang menganut paham aristokrasi, sedangkan Surau Gadang Bintungan tidak bertingkat karena dipengaruhi oleh aliran adat Bodi Caniago, yang menganut paham demokrasi. Selain itu ragam hias ornamen yang terdapat pada surau ini juga memiliki makna yang mengandung pesan moral yang dapat dijadikan sebagai pedoman hidup bagi masyarakat Minangkabau. Kata Kunci: Adat Minangkabau, Bangunan tradisional, Surau Gadang Bintungan, Surau Nagari Lubuk Bauk. Surau Nagari Lubuk Bauk and Surau Gadang Bintungan of West Sumatra: A study of Architectural Style and the Meaning of the Ornament. Abstract This article discusses about surau (little Mosque) in West Sumatra, namely Surau Nagari Lubuk Bauk and Surau Gadang Bintungan. The aim of this article is to see the tradition influences in the buildings, based on their architectures and the meaning of ornaments.
    [Show full text]
  • Bracing Sebagai Teknologi Kontrol Seismik Pada Struktur Rumah Tradisonal Sumatra
    E-ISSN : 2621-4164 Vol. 01 No 02 Desember 2018 BRACING SEBAGAI TEKNOLOGI KONTROL SEISMIK PADA STRUKTUR RUMAH TRADISONAL SUMATRA Mohammad Ihsan 1Universitas Bakrie *)Kawasan Rasuna Epicentrum, Jl. H. R. Rasuna Said No.Kav. C-22, RT.2/RW.5, Karet Kuningan, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12940 Abstract Sumatra Island is earthquake hazard area in Indonesia, because two continental plates generate subduction zone. In Sumatra there are many traditional house, function of traditional house is dwellings as well as community meeting halls because that have cultural and historical values. The ancestors have also learned a lot about natural events they have experienced, from this experience they can make earthquake resistant structures for large earthquake, the result is that the Traditional Houses can still stand firm. One of the seismic control technologies in Sumatran traditional house is bracing. In this paper the structure of Sumatran Traditional Houses modeled by numerical analysis and analyzed dynamically behavior from its structure. The analysis revealed the secrets of seismic bracing control in the structure of the Sumatran Traditional House. Keywords: Sumatran Traditional House, Earthquake, Bracing Abstrak Pulau Sumatra merupakan salah satu daerah rawan gempa di Indonesia karena terdapatnya pertemuan dua lempengan benua. Di Pulau Sumatra masih banyak Rumah Tradisional baik yang difungsikan sebagai tempat tinggal maupun sebagai Rumah Adat yang mempunyai nilai budaya dan historis dan seringkali berfungsi sebagi balai pertemuan masyarakat. Para leluhur juga telah banyak belajar dengan kejadian alam yang pernah mereka alami sehingga mereka dapat membuat struktur tahan gempa dan jika terjadi gempa besar Rumah Tradisional masih dapat berdiri kokoh.
    [Show full text]
  • Riwayat Hidup Seseorang) Juga Merupakan Bagian Dari Obyek Penelitian Sejarah
    Analisis Sejarah, Volume 7, No. 1, 2018 © Labor Sejarah, Universitas Andalas GAGASAN STUDI KOMPARATIF PENELITIAN DAN PENULISAN SEJARAH KEPULAUAN NIAS1 Anatona Gulo (Ketua Jurusan Sejarah, Fak. Ilmu Budaya Universitas Andalas; Penasehat DPD HIMNI Provinsi Sumatera Barat) Email : [email protected] Abstrak Biografi (riwayat hidup seseorang) juga merupakan bagian dari obyek penelitian sejarah. Seperti kisah-kisah sejarah pada umumnya, para sejarawan dan penulis sejarah juga sudah banyak yang melakukan penelitian dan menulis biografi. Dari karya biografi ini, dapat diketahui nama, daerah asal dan riwayat hidup lengkap seseorang, yang pada umumnya mereka ini dikategorikan sebagai tokoh. Dari sekian banyak biografi tokoh yang sudah ditulis, sebagian di antaranya diusulkan dan sudah mendapatkan gelar sebagai pahlawan. Gelar pahlawan yang disematkan kepada seorang tokoh, sangat erat kaitannya dengan aktivitas perjuangan yang dilakukan oleh tokoh tersebut semasa hidupnya. Di Indonesia, gelar pahlawan diberikan kepada tokoh-tokoh pejuang, baik yang berjuang pada masa pergerakan Nasional dalam merebut kemerdekaan, maupun yang berjuang untuk mempertahan dan mengisi kemerdekaan. Kata Kunci : Nias 1 Disampaikan dalam forum Rapat Kerja Nasional (Rakernas) DPP Himpunan Masyarakat Nias Indonesia (HIMNI), Jakarta, 15-16 Juli 2017. Dengan judul asli Penelitian Dan Penulisan Sejarah Kepulauan Nias Secara Komprehensif Serta Biografi Tokoh-Tokoh Masyarakat Nias: Sebuah Gagasan ~ 1 ~ Analisis Sejarah, Volume 7, No. 1, 2018 © Labor Sejarah, Universitas Andalas sejarah Mesir di Afrika, sejarah I. PENGANTAR Persia, Asyria dan Babylonia di “JASMERAH”. Jangan sekali-kali Timur Tengah, peradaban lembah melupakan sejarah!”. Demikian salah Sungai Indus di India dan lembah satu statemen yang pernah Sungai Hoang Ho di China, sejarah diucapkan oleh proklamator kebudayaan suku Indian di Amerika sekaligus Presiden Republik dan suku Aborigin di Australia atau Indonesia pertama, Ir.
    [Show full text]
  • Eksistansi Rumah Tradisonal Padang Dalam Menghadapi Perubahan Iklim Dan Tantangan Jaman
    Simposium Nasional RAPI XI FT UMS – 2012 ISSN : 1412-9612 EKSISTANSI RUMAH TRADISONAL PADANG DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM DAN TANTANGAN JAMAN Purwanita Setijanti 1, Johan Silas 2, Susetyo Firmaningtyas 3, Hartatik 4 Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh November, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111, Telp. 031 5924301 1Email: [email protected] 2Email: [email protected] 3Email: [email protected] 4Email: [email protected] Abstrak Keberadaan rumah tradisional telah melalui proses yang sangat panjang dan terbukti mampu mengakomodasi kebutuhan penghuninya dan tanggap pada kondisi alam. Akan tetapi seiring dengan perubahan gaya hidup, perubahan iklim dan bencana alam seperti gempa bumi telah menjadi masalah utama rumah tradisional di Indonesia. Perubahan-perubahan tersebut menyebabkan rumah tradisional dianggap tidak mampu lagi mengakomodasikan kebutuhan penghuni, baik dari sisi desain, sosial maupun teknologi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan metode kualitatif. Sebagai sampel penelitian dipilih rumah tradisional Padang, di Propinsi Sumatera Barat. Bangunan rumah taradisional Padang teruji tahan terhadap gempa yang terjadi pada tahun 2007 dan tahun 2009. Rumah Tradisional Padang tidak dikenal secara luas, masyarakat umumnya lebih mengenal rumah Gadang atau rumah Bagonjong yang juga berasal dari Sumatera Barat. Hasil dari penelitian ini berupa tipologi rumah tradisional Padang yang telah ada dan masih tetap eksis berdasarkan bahan, bentuk, fungsi dan keterkaitan dengan tata nilai-nilai sosial, aspek teknis bangunan dan aspek lingkungan dan iklim setempat diharapkan dapat ditemukan benang merah aspek- aspek normatif pada bangunan rumah tradisional yang perlu dipertahankan. Dengan ditemukannya esensi/inti dari rumah tradisional Padang tersebut diharapkan dapat dikembangkan bentuk arsitektur yang menjawab tantangan perubahan iklim dan jaman namun tetap didasarkan atas norma bangunan tradisional.
    [Show full text]
  • Museum of Nias Earthquake (Vernacular Architecture)
    International Journal of Architecture and Urbanism Vol. 03, No. 02, 2019 | 132 – 139 Museum of Nias Earthquake (Vernacular Architecture) Oscar A. Halawa1*, Nelson Siahaan1 1Department of Architecture, Faculty of Engineering, Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia Abstract. Museum of Nias Earthquake is about a place to reintroduce local wisdom from Nias Island that related to their history and traditional building technology in response to earthquake disasters, with the aim of education and tourism. Nowadays, modern civilization marginalized a local culture. Vernacular themes are a solution in presenting the results of local-themed design. It will become an example of how to apply the local wisdom in contemporary building design, with the aim of reintroducing local sense. To achieve a vernacular theme, it started by using local materials, abstraction of local traditional houses, application of symbols and meanings from traditional building cosmology, and using observation and literature methodology. The result of this design is to meet the community needs for tourism objects that have a locality feel in Gunungsitoli City, Nias. Keywords: earthquake, local wisdom, museum, tourism, vernacularism. 1. Introduction Indonesia as the largest archipelago country in the world has the most extensive coastal line as well. The state has many cultures, traditions, and ethnicity that spread over 13,487 islands and one of them is The Nias Islands. This small archipelago located on the western tip of Sumatra Island has an area over 5,625 km3 and a population of nearly 900,000. The livelihoods on this island rely heavily on the agricultural sectors, such as rubber, coconut, and coffee, etc.
    [Show full text]
  • Tradisi Dan Kebudayaan Nusantara.Indd
    Undang Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Perubahan atas Undang Undang Nomor 12 Tahun 1997 Pasal 44 Tentang Hak Cipta 1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memper- banyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). 2. Barangsiapa dengan sengaja menyerahkan, menyiarkan, memamerkan, meng edarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta atau hak terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). Editor: Sumanto Al Qurtuby & Izak Y.M. Lattu TRADISI DAN KEBUDAYAAN NUSANTARA © Copyright Nusantara Institutes ISBN: 978-602-6418-39-5 Editor : Sumanto Al Qutuby & Izak Y. M. Lattu Desain Cover dan Isi : Abdus Salam Cetakan Pertama, Agustus 2019 Penerbit: Lembaga Studi Sosial dan Agama (eLSA) Press Perumahan Bukit Walisongo Permai, Jl. Sunan Ampel Blok V No. 11 Tambakaji- Ngaliyan-Semarang 50185 Telp. (024)7627587 CP: 085727170205 (Wahib), 082225129241 (Salam), E-mail: [email protected] Website: www.elsaonline.com/toko.elsaonline.com © Hak pengarang dan penerbit dilindungi undang-undang No. 19 Tahun 2002. Dilarang memproduksi sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis dari penerbit. PRAKATA Oleh Jahja Setiaatmadja Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk ndonesia memiliki kekayaan ragam tradisi dan budaya yang terbentang dari Sabang sampai Marauke dan dari Miagas ke IPulau Rote.
    [Show full text]
  • Rumah Gadang As a Symbolic Representation of Minangkabau Ethnic Identity
    International Journal of Social Science and Humanity, Vol. 5, No. 1, January 2015 Rumah Gadang as a Symbolic Representation of Minangkabau Ethnic Identity Elda Franzia, Yasraf Amir Piliang, and Acep Iwan Saidi the people of Minangkabau bring their culture and tradition Abstract—Minangkabau is one of the ethnic groups in to their new land. Indonesia. This ethnic group is usually known by rumah makan Tradition is always becoming the base of the Minangkabau padang or traditional food stall with spicy and delicious food in culture. People whose travel always looking for their ethnic it, or by the people’s specific choice of earning their living such as being a seller or entrepreneurs. On the other hand, every group’s society. People need to be rooted to their culture. It ethnic group has a symbol or other visual identity use for their constructs their identity. Therefore the traveler is still identification. Rumah Gadang, the traditional house of connected to their villages and clan, and the traveler is always Minangkabau, is one of the symbolic representations of find the way to go back home. Minangkabau’s self identity. The unique visual form of Rumah Identity related to the cultural characteristic of the ethnic Gadang can be seen in many visual identities of Minangkabau’s people in daily basis, such as for rumah makan padang’s logo, group. Rumah gadang is the traditional house of stall’s identity, corporate identity, or as a virtual identity and a Minangkabau ethnic people. The modernization and profile picture in social network site such as Facebook. This globalization have transferred the rumah gadang into the phenomenon is becoming the visual language in Indonesia’s symbolic position of people’s tradition.
    [Show full text]
  • Sosial Budaya Masyarakat Pariangan Dalam Karya Film Dokumenter “Ishlah”
    1 SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT PARIANGAN DALAM KARYA FILM DOKUMENTER “ISHLAH” Nolly Media Putra1 Ediwar dan Gerzon Ajawaila ABSTRAK Karya film dokumenter “Ishlah” merupakan sebuah karya yang terinspirasi dari peristiwa sosial budaya. gagasan dasar diusung berdasarkan beberapa kebiasan bersama masyarakat nagari Pariangan yang dinilai sebagai ruang sosial, sekaligus wadah bagi semua lapisan masyarakat dalam dalam membina hubungan silaturahmi antar sesama, baik itu kebiasaan sehari-hari ataupun kebiasaan-kebiasan seperti upacara adat bahkan keagamaan (upacara Ratik Tagak dan Maulid Nabi) Tema yang diacu adalah nilai sosial budaya yang terdapat pada setiap kebiasan, selain fungsi dasarnya sebagai wadah spiritual, beberapa dari kebiasaan tersebut juga merupakan sebagai ruang sosial (media) yang mampu mempersatukan hubungan antarsesama dan mempererat hubungan silaturahim. Metode garapan dilakukan melalui riset, pengolahan data, penulisan naskah berupa treatment, proses shooting dan editing. Karya ini dibagi kedalam lima segmen. Bagian pertama memvisualkan geografis daerah, bagian kedua, sistem mata pencaharian, bagian ketiga, memvisualkan unsur relegius dan aktivitas mayarakat (anak-anak belajar mengaji, para pemuda belajar pasambahan dan main koa. Pada bagian keempat menggambarkan upacara Ratik Tagak dan Maulid Nabi. Bagian kelima adalah bagian penutup, menggambarkan beberapa rumah gadang yang telah ditinggalkan bahkan sudah mulai rusak, pada 1 Nolly Media Putra, adalah Mahasiswa Program Pascasarjana ISI Padangpanjang 2 bagian ini juga digambarkan beberapa orang yang sedang memperbaiki rumah gadang yang telah rusak tersebut. Kata Kunci: Dokumenter, Upacara Ratik Tagak, Maulid Nabi, silaturrrahmi, nilai sosial. ABSTRACT Ishlah is a documentary movie wich inspired by local culture. Basic idea contructed by social behaviour of peoples who life in Pariangan this social behaviour contains whole peoples live activity such daily activity and cultural ceremony and religious ceremony.
    [Show full text]
  • 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Gadang
    1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Gadang merupakan rumah komunal masyarakat Minangkabau, rumah ini juga disebut dengan nama lain oleh masyarakat setempat dengan nama Rumah Bagonjong atau ada juga yang menyebut dengan nama lain dengan Rumah Baanjuang. Oleh karena itu, baik dari gaya, hiasan bagian dalam dan luar serta fungsi sosial budaya Rumah Gadang mencerminkan kebudayaan dan nilai ke- Minangkabauan. Rumah Gadang berfungsi sebagai rumah tempat tinggal bagi anggota keluarga satu kaum, yang mana merupakan perlambangan kehadiran satu kaum dalam satu nagari, serta sebagai pusat kehidupan dan kerukunan seperti tempat bermufakat keluarga kaum dan melaksanakan upacara. Bahkan sebagai tempat merawat anggota keluarga yang sakit. Rumah Gadang biasanya dibangun di atas sebidang tanah milik keluarga induk di dalam suku atau kaum yang secara turun temurun dan hanya dimiliki atau diwarisi kepada perempuan pada kaum tersebut. Di halaman depan Rumah Gadang biasanya terdapat dua buah bangunan rangkiang, yang digunakan untuk menyimpan padi. Kata “Gadang” dalam bahasa Minangkabau artinya besar. Maka Rumah Gadang biasa memiliki ukuran besar dan sering digunakan untuk menyelesaikan urusan besar, seperti musyawarah adat dan upacara perkawinan. Rumah Gadang memiliki bentuk seperti rumah panggung dan persegi panjang. Lantainya terbuat 2 dari kayu. Atapnya menonjol dan mencuat ke atas. Biasanya dicat dengan warna coklat tua. Arsitektur Rumah Gadang yang unik ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang melihatnya. Rumah Gadang menurut adat dimiliki oleh kaum perempuan yang akan terus diwariskan oleh seorang ibu kepada anak perempuannya di bawah kewenangan pemimpin kaum atau suku yang lazim disebut Mamak Kaum. Berdasarkan adat Minangkabau, setiap Rumah Gadang didiami oleh keluarga besar pihak istri yang terdiri atas nenek, anak-anak perempuan dan cucu perempuan.
    [Show full text]
  • UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
    SIMBOL KEKUASAAN RAJA PADA INTERIOR RUMAH ADAT OMO SEBUA DESA BAWOMATALUO NIAS SELATAN JURNAL Disusun oleh : Aditiya Giri Saputra 1111 8100 23 PROGRAM STUDI DESAIN INTERIOR JURUSAN DESAIN FAKULTAS SENI RUPA INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA 2017 i UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta 2 UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta ABSTRAK SIMBOL KEKUASAAN RAJA PADA RUMAH ADAT OMO SEBUA DESA BAWOMATALUO NIAS SELATAN Aditiya Giri Saputra Program Studi Desain Interior, Institut Seni Indonesia Yogyakarta Email : [email protected] Penelitian ini bertujuan mengungkap bagaimana arti atau makna dari simbol-simbol yang berbentuk ornament atau ragam hias yang menunjukkan sebuah simbol kekuasaan Raja, dengan meninjaunya dari aspek ikonografi. Seperti pada kebudayaan lain rumah adat merupakan sebuah cerminan dari kebiasaan masyarakat itu sendiri dalam melakukan aktivitas jangka pendek maupun jangka panjang. Rumah adat Omo Sebua merupakan sebuah warisan budaya dari nenek moyang Suku Nias di Besa Bawomataluo yang kental aan tradisi megalitik. dilihat dari asal usulnya, masyarakat Nias merupakan masyarakat yang heterogen sehingga terjadilah akulturasi budaya di dalammya. masyarakat nias memiliki pertimbangan dalam pembangunan sebuah Rumah Adat Omo Sebua, termasuk dalam memberikan ragam hias dan setting ruang. semua element interior pada Rumah Adat Omo Sebua merupakan cerminan atau symbol dari pemiliknya. Rumah Adat Omo Sebua adalah sebuah rumah yang dibangun dengan berbagai macam simbol yang menjadi sebuah legitimasi bagi Raja untuk mempertegas kekuasaannya. kata kunci : Simbol, kekuasaan, makna, raja, interior rumah adat. A. PENDAHULUAN Desa Bawomataluo merupakan sebuah desa adat dengan masyarakat yang dikenal masih menjaga dan melestarikan budaya dari nenek moyang mereka. Masyarakat yang tinggal di Desa Bawomataluo merupakan masyarakat asli yang menyebut diri mereka dengan sebutan Ono Niha (Orang Nias).
    [Show full text]