Kata Kunci : Megapolitan, Metropolitan, Kola, Perkotaan Abstrak

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Kata Kunci : Megapolitan, Metropolitan, Kola, Perkotaan Abstrak 1 ·~- i" .• , ·: · .. 1 · KONSEP PEMBANGUNAN MEGAPOJ!ITAN; Menuju Megapolitan Banten Raya Anis Fauzt Abstrak: · Banten, mm,paleanprovinsi term11dayang ke 33, na,111111 geliat pembang11nannya, tidale hanya sekedar wacana slogan_ pembang1111an sqja, tapi j11slnl Banten S11dah se/ak lama dikenal dengan wilaylh otonomiyang mamp11 memakm11rlean masyaraleal1t_ya. Basten, dalam pengalaman sefarahnya · S11dah mamp11 me11i- bent11le leawasan megapolitan (madani) dan mengalllr iefrslrllleblr, · sehing,ajelas ada pembagian-pembagian wilayahyang strategi.s secara administratij Dalam 111/isan ini, pen11/is ber11stiha meng11ngleaplean dan perbandingan pembang11nan megapolitan di DK! jakarla, dan . mengarahlean leepada pembang11nan di Banten. Kata Kunci : megapolitan,me tropolitan, kola, perkotaan Pendahuluan Adalah Pak Sutiyoso selaku Gubemur DKI Jakarta (pada waktu . itu) yang pertama kali menggulirkan konsep megapolitan yang menyen- tuh wilayah administrasi Propinsi Banten. Dengan konsep mega- politannya itu, Pak Sutiyoso bemiaksud ingin "menambah" ruang gerak bagi dinamika penduduk ibu kota Jakarta. Perluasan ruang gerak mereka, mau tidak mau, .harus bersinggungan clengan wilayah ad-ministrasi Propinsi Jawa Barat (khususnya wilayah Kabupaten dan Kota Bogor, serta wilayah Kabupaten clan Kota Bekasi, serta wilayah Kota Depok) clan juga wilayah administtasi Propinsi Banten (khususnya Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang). Sangat mungkin terjadi, peluncuran konsep megapolitan versi Pak Sutiyoso diilhami dengan konsep Pembangunan Jabotabek versi mantan Gubemur Tjokropranolo serta konsep Pembangunan Jakarta Raya versi mantan Gubemur Ali sadikin. Dengan konsep mega- politannya, Pak Sutiyoso bermaksud ingin . menjalin kerjasama pengelolaan tata ruang clan ·adrninisttasi publik clengan daerah otonom yang berbatasan 'langsung terhadap wilayah Propinsi. DKI Jakata, antara · ' • Dosen Fakultas Tarbiyah dan Adah IAIN SMH Bantcn dllll STKIP Situs Bantcn Dedikasi 54 Vol. 01 No. 01 (lanuari-Desember) 2008 lain: Kabupaten i'angerang dan Kota Ta ngerang serta Kabupaten Tangerang Selatan (Propinsi Banten), Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi, 'Kabupaten Bogor dan Kota Bogor, serta Kota ·Depok (Propinsi Jawa Barat). Perlu pula diingatkan bahwa "kerjasama" antara pemerintah claerah Propinsi DK.I Jakarta dengan pemerintah daerah Propinsi Jawa Barat telah berhasil membentuk daerah otonom baru yakni Kota Depok. Fenomena pembentukan Kota Depok menggambarkan keberhasilan Pemda DK.I Jakarta dalam melakukan kerjasama dengan daerah lain, sedemikian rupa, sehingga keberadaan daerah otonom Kota Depok tersebut tampaknya lebih besar pemanfaatannya bagi kepentingan pemerintahan daerah Propinsi · DK.I Jakarta daripada kepentingan pemerintahan daerah otonom Kota Depok sencliri·. maupun daerah Propinsi Jawa Barat. Sungguh, fenomena pembentukan Kota Depok merupakan pelajaran sangat berharga bagi pejabat pemerintah daerah Propinsi Banten untuk menjalain atau tidak menjalin kerjasama yang erat dengan pemerintah daerah DK.I Jakarta melalui ide besar mereka yakni Pembentukan Megapolitan versi Pak Sutiyoso. I. Konsep pembangunan Jabotabek, yang meliputi sinergitas . pelaksanaan pembangunan daerah ibu kota Jakarta dengan claerah 1: I penyangga sekitamya (hinterland) yaitu: Kabupaten Bogor clan Kabupaten Bekasi serta Kabupaten Tangerang (Propinsi Jawa Barat, waktu itu). Titik berat konsep Pembangunan Jabotabek aclalah kerjasama pembangunan antar kota yang berdekatan dengan ibu kota negara. Hanya saja, dalam konsep Pembangunan Jabotabek tersebut pusat Kota Jakarta ditempatkan . sebagai Pusat Kegiatan Bisnis (Central Buisnis Region), sedangkan kota-kota sekitamya difungsikan sebagai daerah hinterland (penyangga dan pendukung kebutuhan hiclup · penduduk) bagi kepentingan pemerintah clan penclucluk Kota Jakarta. Sungguh suatu perlakuan yang tidak proporsional. Mestinya kerjasama yang dibangun dalam bentuk kemitraan yang sejajar, yang tidak mengenal hinterland maupun central bisnis region. · Konsep pembangunan Jakarta Raya versi mantan Gubernur Ali · Sadikin, bermaksud mengembangkan pembangunan regional yang · berwawasan lingkungan, seclemikian rupa sehingga diperlukan keterpaduan pola clan sistem pembangunan antar daerah. Dalam hal ini, Pemcla Propinsi DKI Jakarta berkehendak menjadi inspirator sekaligus pengenclali bagi perkembangan pembangunan regional di sekitamya, · rnulai dari Kawasan Puncak (Kabupaten Cianjur) - Kabupaten Bogor - Kabupaten Bekasi-Kabupaten Tangerang clan bahkan Kabupaten Serang (semuanya merupakan bagian regional dari Propinsijawa Ba-rat, waktu Mcnuju Mcgapolitan Banten Raya 55 Anis Fauzi itu). Dengan konsep Pembanguari Jakarta Raya versi Pak Ali .Sadikin, . diharapkan akan terbentuk keseimbangan pembangunan regional yang· berwawasan lingkungan yang lebih banyak menguntungkan .penduduk clan pemerintah daerah lbu Kota Jakarta. · Berclasarkan la tar belakang di atas, jelaslah bahwa konsep megapolitan yang digulirkan oleh Pak Sutiyoso clan ditawarkan · kepada Gubemur Banten maupun Gubemur jawa Barat, merupakan satu rangkaian dengan pola pembanguna yang pemah digulirkan· sebelumnya, yakni konsep Pembanunan Jakarta Raya versi Pak Ni Sadikin clan Konsep Pembangunan jabotabek versi Pak Tjokropranolo. Perma-· salahannya adalah: apakah Pemda Propinsi Banten yang baru . berusia hampir 8 tahun ini, punya konsep tersendiri tentang pembangunan claerahnya yang seirama clengan konsep Pembangunan Megapolitan versi Pak Sutiyoso ? · Dalam kesempatan ini, penulis.. bermaksud memperkenalkan konsep 1' Megapolitan Banten Raya" yang merupakan cikal bakal bagi pembentukan Megapolitan Khas Banten. Pembahasan · Ada dua konsep utama yang menjadi fokus pembahasan dalam makalah ini, yakni konsep metropolitan dan konsep megapolitan, Selain itu, masih ada lagi dua konsep ikutannya yang tidak bisa dilepaskan dari kedua · konsep utama tersebut, yang penulis maksudkan adalah . konsep kota clan. konsep perkotaan. 1. Konsep Megapolitan dan Metropolitan . Dalam terminologi geografi perkotaan, konsep metropolitan dimaknai sebagai · sebuah kota yang berpenduduk lebih dari satu juta jiwa. Sedangkan konsep megapolitan dimaknai sebagai konsentrasi penduduk (kota) yang berjumlah .lebih dari 25 juta jiwa yang erat jalinarinya, berdesak-desakan di kota untuk mencari kenikmatan hidup (Daljoeni, 1987 : 25). Dalam pengertian lainnya, metroplitan bisa dimaknakan sebagai . gabungan beberapa kota · besar yang mernbentuk kota baru dengan jumlah penduduk lebih dari satu juta. Bila diperlukan, gabungan kota- kota itu membentuk satu kota, bahkan membentuk kota kembar. Contoh . paling mudah adalah pembentukan Kota Bandarlampung (yang semula gabungan Kota Tanjungkarang dengan Kota Telukbetung). Khusus di wilayah Propinsi Banten, kemungkinan besar. penggabungan Kota Dedikasi 56 Vol. 01 No. 01 (lanuari-Desember) 2008 . G:ilego,n dan Kora Serang akan mernbentuk kota. kembar denga 'nama i K~tatB~da,;: Banten» Nao;· pembentukan-Kota Bahdar11Bapten1 inilah ~. cika)i;bakal '.metropolitan di Banten; Sedangkan t , penggabungan 1 I(ota · Tangerang darr Kota'.Tigara~sa· (ibu kota ·Kabupa'ten-'.fangeJrang) hampir .sempuma' membentukrmetropolitaa. TinggaLmewujudkaniset,nacam re-. unifikasi antara .Pemeritah Daerah: Kota/Tangerang' dengan. Pernerintah Daerah Kabupaten · Tangerang.: ·Adapuri pembentuk Kota Kembar Pandeglang clan Rangkasbitung, tampaknya membutuhkan waktu yang lebih lama. Katakankalah, kalau pembentukan .Kota Kembar Tangerang . Raya butuh waktu 3 tahun kedepan, .: ~1temudia:n .pembentukan Kota Kembar Cilegon-Serang .butuh waktu: ·G. · tahun kedepan, maka pem- .bentukan , Kota Kembar Pandeglang-Rangkasbitung . membutuhkan waktu minimal 12 tahunkedepan, Jadi, secara utopis maupun forcasing, pembenrukan Megapolitan Banten akanterwujud dalam tempo paling ,cepat· 15 tahun. mendatang. Proyek pembentukan -Megapolitan Banten Raya inipun hanya benar-benar akan terwujud kalau.seluruh eksponen pemerintahan daerah beserta segenap masyarakatnya .sebagian besar rnendukung dan membuktikan dukungannya. · , • , , 'Dalarn kehidupan pembangunan perkotaan di negara kita saatini, kota yang bisa dimasukan dalam kategori metropolitan antara lain: Kota Jakarta,. Kota Bandung, Kota Semarang, Kota Yogyakarta, ,da:n,1J{ota Surabaya. (di Pulau Jiiwa). Sedangkan Kota Serang sebagai ibu kota Propinsi ... Banten, ' untuk sementara · ini, masih belum bisa. dimasukan dalam kategori metropolitan (lantaran jumlahpenduduknya' diperkirakan 1· belum mencapai angka satu juta lebih). < • • • ·It! -,: (: .,, .Adapun kota-kota yang berpotensi besar ; 1 rnembentuk megapolitan antara lain: Kota Jakarta, dengan syarat hams didukung oleh beberapa kota lainnya yang berdekatan. sebagai kandidat kota hinterland-nya; .Kota Bandung, dengan semboyan Bandung,Raya, yang juga harus didukung oleh kota-kota besar di sekitarnya . seperti: .Kota · Cimahi, Kota Garut, Kota Sumedang, clan Kota Subang, serta Kota Cianjur; . Kota Semarang, yang harus didukung oleh kota-kota besar sekitamya..Kota Yokyakarta, .yang juga harus didukung oleh kota-kota. besar sekitarnya: serta Kota Surbaya, dengan semboyan Gerbang Kerto Susilo-nya, yang .didukung oleh Kota Gresik - Kota Blambangan - Kota Mojokerto »- Kota Siduarjov-dan KotaLamongan . Apabila konsep. metropolitan· banyak 'terbentuk . <di Pulau Jawa, dan diperkuat denganpembentukan. megapolitanjjakarta - Bandung - Sc:m,~rang--< ;'£qgyakarta,--serta Surabayaj.imaka.suatu saat nanti di Pulau J awa. pun,; akan rerbentuk : fenomena , satu , ~(!)ta satu . pulau. Konsep . _Menuju,Megapoljtan,Banten Raya 57· Anis Fauzi pembentukan satu kota,
Recommended publications
  • AHOK DALAM ARENA KOMUNIKASI POLITIK DI INDONESIA (Dalam Perspektif Teori Arena Pierre Bourdieu) SKRIPSI
    AHOK DALAM ARENA KOMUNIKASI POLITIK DI INDONESIA (Dalam Perspektif Teori Arena Pierre Bourdieu) SKRIPSI Diajukan kepada Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Surabaya “Almamater Wartawan Surabaya” untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana Ilmu Komunikasi Disusun Oleh: SYSKA LIANA NPM: 10.31.3673 KEKHUSUSAN : BROADCASTING SEKOLAH TINGGI ILMU KOMUNIKASI ALMAMATER WARTAWAN SURABAYA 2015 ABSTRAK Skripsi berjudul “Ahok dalam Arena Komunikasi Politik di Indonesia (Dalam Perspektif Teori Arena Pierre Bourdieu)” ini bertujuan untuk mengetahui posisi Ahok dalam arena komunikasi politik di Indonesia. Dalam skripsi ini, Ahok dipahami sebagai komunikator politik yang memiliki strategi dan modal tertentu dalam upaya untuk melanggengkan dan memperjuangkan posisinya sebagai subjek dalam arena komunikasi politik di Indonesia. Pemilihan topik penelitian ini disebabkan oleh keberadaan Ahok yang menarik untuk dikaji secara mendalam dalam konteks komunikasi politik. Untuk mengungkap permasalahan yang dimunculkan dalam skripsi ini, peneliti berdasar pada metode penelitian kualitatif. Adapun pemilihan metode terebut disebabkan oleh relevansi metode dalam mengungkap permasalahan penelitian. Relevansi tersebut tampak pada kemampuan metode ini dalam mengungkap hal-hal esensial dari perilaku atau gaya komunikasi Ahok. Sebagai penajam analisis, peneliti menggunakan teori Arena Pierre Bourdieu. Secara sederhana, teori Arena merupakan teori yang dapat digunakan untuk menganalisis posisi subjek dalam memenangkan atau melestarikan posisinya
    [Show full text]
  • Initiating Bus Rapid Transit in Jakarta, Indonesia
    Initiating Bus Rapid Transit in Jakarta, Indonesia John P. Ernst On February 1, 2004, a 12.9-km (8-mi) bus rapid transit (BRT) line began the more developed nations, the cities involved there frequently lack revenue operation in Jakarta, Indonesia. The BRT line has incorporated three critical characteristics more common to cities in developing most of the characteristics of BRT systems. The line was implemented in countries: only 9 months at a cost of less than US$1 million/km ($1.6 million/mi). Two additional lines are scheduled to begin operation in 2005 and triple 1. High population densities, the size of the BRT. While design shortcomings for the road surface and 2. Significant existing modal share of bus public transportation, terminals have impaired performance of the system, public reaction has and been positive. Travel time over the whole corridor has been reduced by 3. Financial constraints providing a strong political impetus to 59 min at peak hour. Average ridership is about 49,000/day at a flat fare reduce, eliminate, or prevent continuous subsidies for public transit of 30 cents. Furthermore, 20% of BRT riders have switched from private operation. motorized modes, and private bus operators have been supportive of expanding Jakarta’s BRT. Immediate improvements are needed in the These three characteristics combine to favor the development of areas of fiscal handling of revenues and reconfiguring of other bus routes. financially self-sustaining BRT systems that can operate without gov- The TransJakarta BRT is reducing transport emissions for Jakarta and ernment subsidy after initial government expenditures to reallocate providing an alternative to congested streets.
    [Show full text]
  • Beberapa Tahun Belakangan, Konstelasi Politik DKI Jakarta Memanas. Tahun 2007 Merupakan Tahun Dimulainya Pemilihan Gubernur
    Jurnal PolGov Vol. I No. 1, 2019 35 Gubernur DKI Jakarta Dipilih Presiden: Sebuah Wacana yang Patut Dipertimbangkan Agung Wicaksono1 Abstrak Tulisan ini bertujuan untuk mempertimbangkan wacana pemilihan gubernur DKI Jakarta oleh presiden. Wacana ini bisa dianggap sebagai jalan keluar dari kegaduhan politik yang ditimbulkan akibat pemilihan gubernur (pilgub) DKI Jakarta. Pilgub DKI Jakarta bermuara pada iklim politik yang tidak sehat. Polarisasi masyarakat semakin menguat dan itu tidak hanya terjadi di DKI Jakarta tetapi seluruh pelosok negeri. Masyarakat yang secara politik tidak terkait dengan DKI Jakarta pun turut ambil bagian dalam memanaskan situasi politik. Instabilitas politik di DKI Jakarta bisa berdampak pada instabilitas ekonomi. Tulisan ini berusaha menelaah wacana pemilihan gubernur DKI Jakarta oleh presiden dengan menggunakan konsep desentralisasi asimetris. Ada dua mekanisme yang bisa digunakan, yakni mekanisme “minimum demokrasi prosedural” dan “zero demokrasi prosedural”. Studi literatur digunakan untuk menyintesiskan data-data dan argumentasi yang dibangun oleh penulis. Harapannya, tulisan ini bisa memberikan pemikiran dan alternatif baru dalam khazanah ilmu politik, khususnya dalam kajian mengenai pemilihan kepala daerah. Kata Kunci: DKI Jakarta; Pilkada; Desentralisasi Asimetris Pendahuluan Beberapa tahun belakangan, konstelasi politik DKI Jakarta memanas. Tahun 2007 merupakan tahun dimulainya pemilihan gubernur (pilgub) DKI Jakarta secara langsung oleh rakyat.2 Kemudian, 1 Penulis adalah dosen pada Program Studi Ilmu Pemerintahan, Universitas Islam Riau 2 Pemilihan Gubernur DKI Jakarta tahun 2007 Jakarta hanya diikuti oleh dua pasangan, yakni Fauzi Bowo-Prijanto dan Adang Daradjatun-Dani Anwar. Dari tiga pilgub yang telah terjadi di Jakarta pasca dipilih langsung oleh rakyat (2007, 2012, dan 2016), pilgub ini tergolong lebih minim gejolak. Pilgub ini dimenangkan oleh Fauzi Bowo-Prijanto dengan mendapat suara sebesar 57,87%.
    [Show full text]
  • 2477-2771 E-ISSN : 2477-8241 Candrasangkala
    ISSN : 2477-2771 Candrasangkala: Jurnal Pendidikan dan Sejarah E-ISSN : 2477-8241 Vol. 7 No. 1 Tahun 2021 MENELUSURI PERJALANAN KULINER PEDAGANG KAKI LIMA MENJADI PEDAGANG BINTANG LIMA: SOTO BETAWI H. MARUF (1943-1983) Kurniawati,1* M. Hasmi Yanuardi,2 Siti Azizah3 *1,2,3 Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta, Jakarta *Email: [email protected] Diterima: 25 Oktober 2021, Disetujui: 29 Oktober 2020, Dipublikasikan: 31 Mei 2021 Abstract: This study describes the economic activities in the food administration sector of one of the legendary food restaurants in Jakarta, namely Soto Betawi Haji Maruf. In its management, the business managed to overcome various challenges of social change occurred during 1943-1983. The purpose of this study was to find out that the government’s policy towards the city of Jakarta from 1943-1983 had a major impact on the food administration process of Soto Betawi Haji Maruf. The research method used is historical research with two main discussions, namely the beginning of the establishment of Soto Maruf (1943-1945), and the dynamics of the mobilization of Soto Maruf (1946-1983) from Boplo Market, Gondangdia Railway Post, Cikini Flower Market, and Taman Ismail Marzuki. The results of this study show that the dynamics of socio-economic changes in Jakarta during 1943-1983 has made Soto Betawi Haji Maruf experience a difficult business process, starting from a peddler walking around in and out kampong, renting a kiosk, eviction events, up to owning a restaurant. The existence of a good business management process made Soto Betawi Haji Maruf able to survive for 40 years in going through various challenges of socio-economic changes in Jakarta during 1943-1983.
    [Show full text]
  • 23 Populasi MIGRATION, ETHNICITY and LOCAL
    Populasi Volume 24 Nomor 2 2016 Halaman 23-36 MIGRATION, ETHNICITY AND LOCAL POLITICS: THE CASE OF JAKARTA, INDONESIA Aulia Hadi and Riwanto Tirtosudarmo Research Center for Society and Culture, Indonesian Institute of Sciences Correspondence: Aulia Hadi (email: [email protected]) Abstract As the capital city of a country with the world’s fourth largest population, Jakarta, like many other big cities in the developing economies, for example, Mexico City or New Delhi, hosts migrants from all regions of the country. Without a doubt, Jakarta has increasingly become the major core of the agglomeration processes transforming it and its satellite cities into a Mega Urban Region (MUR). This paper traces historically the interactions between migration, ethnicities and local politics in Jakarta from the 1960s to the 2000s focusing on the latest development, in which the phenomenon ‘Ahok’, the nickname of Basuki Tjahaja Purnama, a Chinese-Christian from the small district of Belitung, has become an increasingly popular Governor of Jakarta. The paper argues that through the recent developments in Jakarta the politics have apparently been transformed into more civic, rather than ethnic politics. The nature of Jakarta as a proliferating migrant city transcends narrow cultural identities as well as conventional party politics into a more active citizenry through the widespread use of social media. Keywords: migration, ethnicity, local politics, new media Introduction had already started in the 17th century. Because of the low number of inhabitants, the Government of the Dutch East Indies The interconnection between migration, encouraged people to move to Batavia1 to ethnicity and politics has been thoroughly meet its labour needs.
    [Show full text]
  • Tjokropranolo. General Sudirman. the Leader Who Finally Destroyed Colonialism in Indonesia
    Document generated on 10/01/2021 6:23 a.m. Journal of Conflict Studies Tjokropranolo. General Sudirman. The Leader Who Finally Destroyed Colonialism in Indonesia. Translated by Libby Krahling, Bert Jordan and Steve Dawson. Canberra: Australian Defence Studies Centre, 1995. Lucian M. Ashworth Volume 16, Number 2, Fall 1996 URI: https://id.erudit.org/iderudit/jcs16_02br02 See table of contents Publisher(s) The University of New Brunswick ISSN 1198-8614 (print) 1715-5673 (digital) Explore this journal Cite this review Ashworth, L. M. (1996). Review of [Tjokropranolo. General Sudirman. The Leader Who Finally Destroyed Colonialism in Indonesia. Translated by Libby Krahling, Bert Jordan and Steve Dawson. Canberra: Australian Defence Studies Centre, 1995.] Journal of Conflict Studies, 16(2), 137–138. All rights reserved © Centre for Conflict Studies, UNB, 1996 This document is protected by copyright law. Use of the services of Érudit (including reproduction) is subject to its terms and conditions, which can be viewed online. https://apropos.erudit.org/en/users/policy-on-use/ This article is disseminated and preserved by Érudit. Érudit is a non-profit inter-university consortium of the Université de Montréal, Université Laval, and the Université du Québec à Montréal. Its mission is to promote and disseminate research. https://www.erudit.org/en/ Tjokropranolo. General Sudirman. The Leader Who Finally Destroyed Colonialism in Indonesia. Translated by Libby Krahling, Bert Jordan and Steve Dawson. Canberra: Australian Defence Studies Centre, 1995. Every now and again seemingly ordinary people find themselves flung into an epoch- making event. Sudirman, a school teacher in the then Dutch East Indies, found himself called upon to lead the Indonesian army during the Indonesian war of independence against the Dutch.
    [Show full text]
  • Gaya Komunikasi Pemimpin Di Media
    GAYA KOMUNIKASI PEMIMPIN DI MEDIA (Analisis Semiotika Gaya Komunikasi Basuki Tjahaja Purnama “ Ahok” Dalam Tayangan Mata Najwa On Stage “ Semua Karena Ahok “ Di Metro TV) SKRIPSI MAWADDATUR RAHMAH 130904145 Program Studi Jurnalistik UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI MEDAN 2018 i Universitas Sumatera Utara GAYA KOMUNIKASI PEMIMPIN DI MEDIA (Analisis Semiotika Gaya Komunikasi Basuki Tjahaja Purnama “ Ahok” Dalam Tayangan Mata Najwa On Stage “ Semua Karena Ahok “ Di Metro TV) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Program Strata 1 (S1) pada Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara MAWADDATUR RAHMAH 130904145 Program Studi Jurnalistik DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2018 ii Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI LEMBAR PERSETUJUAN Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh : Nama : Mawaddatur Rahmah NIM : 130904145 Departemen : Ilmu Komunikasi Judul Skripsi : GAYA KOMUNIKASI PEMIMPIN DI MEDIA (Analisis Semiotika Gaya Komunikasi Basuki Tjahaja Purnama “Ahok” Dalam Tayangan Mata Najwa On Stage “Semua Karena Ahok” Di Metro TV) Dosen Pembimbing Ketua Departemen Yovita Sabarina Sitepu, S.Sos, M.Si Dra.Dewi Kurniawati, M.Si. Ph.D NIP.198011072006042002 NIP. 196505241989032001 Dekan FISIP USU Dr. Muryanto Amin, M.Si NIP. 197409302005011002 ii Universitas Sumatera
    [Show full text]
  • The Professionalisation of the Indonesian Military
    The Professionalisation of the Indonesian Military Robertus Anugerah Purwoko Putro A thesis submitted to the University of New South Wales In fulfilment of the requirements for the degree of Doctor of Philosophy School of Humanities and Social Sciences July 2012 STATEMENTS Originality Statement I hereby declare that this submission is my own work and to the best of my knowledge it contains no materials previously published or written by another person, or substantial proportions of material which have been accepted for the award of any other degree or diploma at UNSW or any other educational institution, except where due acknowledgement is made in the thesis. Any contribution made to the research by others, with whom I have worked at UNSW or elsewhere, is explicitly acknowledged in the thesis. I also declare that the intellectual content of this thesis is the product of my own work, except to the extent that assistance from others in the project's design and conception or in style, presentation and linguistic expression is acknowledged. Copyright Statement I hereby grant to the University of New South Wales or its agents the right to archive and to make available my thesis or dissertation in whole or in part in all forms of media, now or hereafter known. I retain all property rights, such as patent rights. I also retain the right to use in future works (such as articles or books) all or part of this thesis or dissertation. Authenticity Statement I certify that the Library deposit digital copy is a direct equivalent of the final officially approved version of my thesis.
    [Show full text]
  • Merangkai Ingatan Penghilangan Paksa Di Indonesia
    PULANGKAN MEREKA! Merangkai Ingatan Penghilangan Paksa di Indonesia PULANGKAN MEREKA! Merangkai Ingatan Penghilangan Paksa di Indonesia Proyek ini didukung oleh Uni Eropa Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM) 2012 Pulangkan Mereka! Merangkai Ingatan Penghilangan Paksa di Indonesia / Tim Penulis: Anak Agung Gde Putra, Ari Yurino, E. Rini Pratsnawati, Muhammad Arman, Mohamad Zaki Hussein, Razif, Nashrun Marzuki, Nasrun, Otto Adi Yulianto, Paijo, Roro Sawita, Th. J. Erlijna, Wahyudi Djafar, Zainal Abidin/ Penyunting: M. Fauzi -Jakarta: Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM), 2012 Cetakan Pertama: 2012 xvi, 468 hlm.: 15, 24 x 22, 86 cm ISBN 978-979-8981-43-2 Pulangkan Mereka! Merangkai Ingatan Penghilangan Paksa di Indonesia Tim Penulis Anak Agung Gde Putra, Ari Yurino, E. Rini Pratsnawati, Muhammad Arman, Mohamad Zaki Hussein, Razif, Nashrun Marzuki, Nasrun, Otto Adi Yulianto, Paijo, Roro Sawita, Th. J. Erlijna, Wahyudi Djafar, Zainal Abidin Penyunting M. Fauzi Ilustrasi Arip Hidayat Pracetak dan Rancang Sampul Alit Ambara Semua penerbitan ELSAM didedikasikan kepada para korban pelanggaran hak asasi manusia, selain sebagai bagian dari usaha pemajuan dan perlindungan hak asasi manusia di Indonesia. Dokumen ini diproduksi dengan dukungan dari Uni Eropa. Isi dari dokumen ini sepenuhnya merupakan tanggungjawab ELSAM dan tidak merefleksikan pendapat dari Uni Eropa. Penerbit Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM) Jalan Siaga II No. 31, Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta 12510 Telp.: 021-797 2662, 021-7919 2564 Fax: 021-7919 25219 Email: [email protected] Web: www.elsam.or.id Linimasa: @elsamnews @ElsamLibrary Daftar Isi Kata Pengantar vii Ucapan Terimakasih x Daftar Akronim dan Sinonim xi Pendahuluan 1 Sejarah Berlanjut 7 I.
    [Show full text]
  • The Politics of Military Reform in Post-Suharto Indonesia: Elite Conflict, Nationalism, and Institutional Resistance
    Policy Studies 23 The Politics of Military Reform in Post-Suharto Indonesia: Elite Conflict, Nationalism, and Institutional Resistance Marcus Mietzner East-West Center Washington East-West Center The East-West Center is an internationally recognized education and research organization established by the U.S. Congress in 1960 to strengthen understanding and relations between the United States and the countries of the Asia Pacific. Through its programs of cooperative study, training, seminars, and research, the Center works to promote a stable, peaceful, and prosperous Asia Pacific community in which the United States is a leading and valued partner. Funding for the Center comes from the U.S. government, private foundations, individuals, cor- porations, and a number of Asia Pacific governments. East-West Center Washington Established on September 1, 2001, the primary function of the East- West Center Washington is to further the East-West Center mission and the institutional objective of building a peaceful and prosperous Asia Pacific community through substantive programming activities focused on the theme of conflict reduction, political change in the direction of open, accountable, and participatory politics, and American understanding of and engagement in Asia Pacific affairs. The Politics of Military Reform in Post-Suharto Indonesia: Elite Conflict, Nationalism, and Institutional Resistance Policy Studies 23 ___________ The Politics of Military Reform in Post-Suharto Indonesia: Elite Conflict, Nationalism, and Institutional Resistance _____________________ Marcus Mietzner Copyright © 2006 by the East-West Center Washington The Politics of Military Reform in Post-Suharto Indonesia: Elite Conflict, Nationalism, and Institutional Resistance by Marcus Mietzner ISBN 978-1-932728-45-3 (online version) ISSN 1547-1330 (online version) Online at: www.eastwestcenterwashington.org/publications East-West Center Washington 1819 L Street, NW, Suite 200 Washington, D.C.
    [Show full text]
  • Kerusuhan Mei 1998 Di Pasar Minggu: Salah Satu Kecamatan Di Jakarta Selatan
    KERUSUHAN MEI 1998 DI PASAR MINGGU: SALAH SATU KECAMATAN DI JAKARTA SELATAN SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos.) Oleh: Imam Setiono Kusdiharso NIM 3111415001 JURUSAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2020 i ii iii iv MOTO DAN PERSEMBAHAN • Saya tidak peduli jika tidak ada yang menyukai saya. Saya tidak diciptakan di dunia ini untuk menghibur semua orang. (Oreki Hotaro) • Semakin anda tidak berpengalaman, semakin Anda ingin pamer. (Oreki Hotaro) • Saya tidak mau menjadi pengecut yang menyerah tanpa berusaha. (Shirase Kobuchizawa) Persembahan 1. Ibu Kusriyah dan Bapak Bambang Ciptodiharso selaku orang tua penulis yang selalu memberikan dukungan dan doa. 2. Teman-teman seperjuangan Ilmu Sejarah Unnes 2015, terima kasih untuk waktu kebersamaan baik suka maupun duka. 3. Almameterku. v PRAKATA Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Kerusuhan Mei 1998 di Pasar Minggu: Salah Satu Kecamatan di Jakarta Selatan”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial pada Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ini, keberhasilan bukan semata-mata diraih oleh penulis saja, melainkan diperoleh melalui dorongan dari berbagai pihak yang berjasa serta terkait dalam penyusunan karya tulis ini. Dengan kerendahan hati penulis, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada Pak Jayusman selaku dosen pembimbing penulis yang telah membimbing dari awal penulisan skripsi. Penulis berterima kasih kepada beliau yang telah memberikan saran kepada penulis. Saran-saran yang diberikan oleh beliau selalu memberikan gambaran kepada penulis bagaimana step by step dalam penulisan skripsi.
    [Show full text]
  • Indonesia's Transformation and the Stability of Southeast Asia
    INDONESIA’S TRANSFORMATION and the Stability of Southeast Asia Angel Rabasa • Peter Chalk Prepared for the United States Air Force Approved for public release; distribution unlimited ProjectR AIR FORCE The research reported here was sponsored by the United States Air Force under Contract F49642-01-C-0003. Further information may be obtained from the Strategic Planning Division, Directorate of Plans, Hq USAF. Library of Congress Cataloging-in-Publication Data Rabasa, Angel. Indonesia’s transformation and the stability of Southeast Asia / Angel Rabasa, Peter Chalk. p. cm. Includes bibliographical references. “MR-1344.” ISBN 0-8330-3006-X 1. National security—Indonesia. 2. Indonesia—Strategic aspects. 3. Indonesia— Politics and government—1998– 4. Asia, Southeastern—Strategic aspects. 5. National security—Asia, Southeastern. I. Chalk, Peter. II. Title. UA853.I5 R33 2001 959.804—dc21 2001031904 Cover Photograph: Moslem Indonesians shout “Allahu Akbar” (God is Great) as they demonstrate in front of the National Commission of Human Rights in Jakarta, 10 January 2000. Courtesy of AGENCE FRANCE-PRESSE (AFP) PHOTO/Dimas. RAND is a nonprofit institution that helps improve policy and decisionmaking through research and analysis. RAND® is a registered trademark. RAND’s publications do not necessarily reflect the opinions or policies of its research sponsors. Cover design by Maritta Tapanainen © Copyright 2001 RAND All rights reserved. No part of this book may be reproduced in any form by any electronic or mechanical means (including photocopying,
    [Show full text]