POLITIK IDENTITAS DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH DKI (Studi Analisis Wacana Terhadap Pidato di Kepulauan Seribu Pada Tanggal 27 September 2016)

Disusun Oleh : Muammar Achmat Tahir 110906072

Dosen Pembimbing : Husnul Isa Harahap, S.Sos, M.Si

DEPARTEMEN ILMU POLITIK FAKULTAS SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2018

Universitas Sumatera Utara UNIVERITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU POLITIK

MUAMMAR ACHMAT TAHIR (110906072) POLITIK IDENTITAS DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH DKI JAKARTA (Studi Analisis Wacana Terhadap Pidato Basuki Tjahaja Purnama di Kepulauan Seribu Pada Tanggal 27 September 2016)

Rincian skripsi: 109 halaman, 21 buku, 8 majalah, 11 jurnal harian, 1 skripsi, 4 Undang-Undang, dan 19 situs internet.

ABSTRAK Penelitian ini mencoba menguraikan makna dari penyebutan kata Al- Maidah Ayat 51 yang ada pada pidato Basuki Tjahaja Purnama tanggal 27 September 2016 di Kepulauan Seribu dilihat dari perspektif identitas Laclau dan Mouffe. Penelitan ini dilatarbelakangi oleh kontroversi pidato Basuki Tjahaja Purnama di Kepulauan Seribu yang berujung pada kasus hukum atas dugaan Penodaan Agama. Akhir dari proses persidangan atas kasus tersebut ialah dikeluarkannya Putusan Majelis Hakim PN Jakarta Utara yang menyatakan bahwa Basuki terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindakan pidana penodaan agama, dan menjatukan pidana kepada Basuki dengan penjara selama dua tahun.

Teori yang digunakan dalam menganalisis penelitian ini ialah teori analisis wacana Teun A. Van Dijk, untuk memahami makna dari pidato Basuki baik secara umum maupun secara khusus yaitu pada bagian penyebutan kata surat Al- Maidah Ayat 51. Teori Wacana Foucault digunakan untuk menjelaskan hubungan antara kekuasaan dan wacana. Terakhir, teori yang digunakan pada penelitian ini ialah teori wacana Laclau dan Mouffe, untuk melihat hubungan secara langsung antara politik dan wacana. Teori Laclau dan Mouffe juga digunakan untuk melihat hubungan antara “identitas” dengan penyebutan kata Al-Maidah ayat 51 yang ada pada pidato tersebut. Dengan menggunakan teknik dokumentasi sebagai teknik pengumpulan data, penelitian ini menggunakan analisis dari dokumen seperti buku, jurnal, harian, majalah, dan lain sebagainya, dan relevansi terhadap teori yang digunakan. Hasil keseluruhan yang diperoleh yakni tema umum pidato Basuki, posisi penyebutan kata Al-Maidah dalam Pidato, makna penyebutan kata Al-Maidah dalam pidato, pendapat Basuki tentang Al-Maidah, dan pendapat Basuki tentang calon Kepala Daerah yang layak untuk dipilih.

ii

Universitas Sumatera Utara (Kata Kunci: Politik Identitas, Pilkada DKI Jakarta, Pidato Basuki Tjahaja, Analisis Wacana)

iii

Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FACULTY OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCE DEPARTEMENT OF POLITICAL SCIENCE

MUAMMAR ACHMAT TAHIR (110906072) POLITICS IDENTITY IN THE ELECTION OF REGIONAL HEADS DKI JAKARTA (Discourse Analysis Studies on speech Basuki Tjahaja Purnama in Kepulauan Seribu on 27th September 2016)

Content: 109 page, 21 books, 8 Magazine, 11 daily journal, 1 thesis, 4 Constitution, and 19 internet sites.

ABSTRACT

This research tried to outlining the meaning of the mention of Al-Maidah verse 51 which is in Basuki Tjahaja Purnama‟s speech on date 27th September 2016 in Kepulauan Seribu seen from the perspective of identity Laclau and Mouffe. This research motivated by the controversy of Basuki Tjahaja Purnama‟s speech in Kepulauan Seribu that led to the case of law and religious defamation. The end of the court case process is the issuance of the decision of the panel of judges PN Jakarta Utara which states that Basuki proven legally and convincingly guilty of criminal act of religion defamation and sentenced Basuki to prison for two years.

The theory which used in this research is Teun A. Van Dijk analysis theory, to understand the meaning of Basuki‟s speech both in general and specifically in the section mentional Al-Maidah verse 51. Foucault discourse theory is used to explain the relationship between power and discourse. The last theory which used in this research is discourse theory of Laclau and Mouffe to see the relationship between identity and the mention of Al-Maidah verse 51 in the speech. The data used in this research has sourced by books, daily journal, magazine, and all that. The overall results obtained are the general theme of Basuki speech, the position of the word Al-Maidah in the speech, Basuki opinion about Al-Maidah verse 51, and the opinion of Basuki about the candidate for the religional head that deserves to be elected.

iv

Universitas Sumatera Utara Keywords: Politics Identity, Local Elections, Basuki Tjahaja Speech, Discourse Analysis.

v

Universitas Sumatera Utara KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunian-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan tahap demi tahap pembuatan skripsi ini. Tidak lupa pula penulis panjatkan shalawat beriring salam kepa Nabi besar junjungan kita Muhammad SAW semoga kita termasuk orang- orang yang mendapatkan pertolongan di hari akhir kelak, amin ya rabbal „alamin.

SkripsiiniberjudulPolitik Identitas Dalam Pemilihan Kepala Daerah Dki Jakarta(Studi Analisis Wacana Terhadap Pidato Basuki Tjahaja Purnama Di Kepulauan Seribu Pada Tanggal 27 September 2016). Skripsi ini diajukan guna memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan strata satu (S1) pada Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Skripsi ini mendeskripsikan tentang maknadaripenyebutan kata Al-MaidahAyat 51 yang ada pada pidato Basuki Tjahaja Purnama tanggal 27 September 2016 di Kepulauan Seribu dilihat dari perspektif identitas Laclau dan Mouffe. Sungguh penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini ke depan. Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian skripsi ini banyak mendapat bantuan dan dukungan baik dari segi materil maupun moril dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimaksih kepada: 1. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si selaku Dekan FISIP Universitas Sumatera Utara 2. Bapak Warjio, MA, Ph.D selaku Ketua Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara 3. Bapak Husnul Isa Harahap , S.Sos, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah mengarahkan, mengkritik, dan memberi saran yang sangat berguna dalam penulisan skripsi ini. 4. Dosen dan Staff pengajar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

vi

Universitas Sumatera Utara 5. Teristimewa kepada Ayah dan juga Ibu Penulis, Bapak M. Nasir Ritonga dan Ibu Ida Sal Murni Pasaribu atas limpahan kasih sayang, pengertian serta kesabarannya memotivasi penulis agar selalu semangat dalam mengerjakan Skripsi ini. 6. Teristimewa kepada adik-adik penulis, Ananda Ade Putra Ritonga, Ega Kurnia Ritonga, dan Septia R. Boru Ritonga, terimakasih atas dukungan yang diberikan kepada penulis. 7. Untuk teman-teman seperjuangan di Ilmu Politik yang telah meluangkan waktu untuk berdiskusi dan juga bantuan dalam bentuk lainnya.

vii

Universitas Sumatera Utara DAFTAR ISI

Halaman Judul ...... i Abstrak ...... ii Abstact ...... iv Kata Pengantar...... vi Daftar Isi ...... vii Daftar Gambar ...... ix Daftar Tabel ...... x BAB I PENDAHULUAN ...... 1 1.1. Latar Belakang ...... 1 1.2. Rumusan Masalah ...... 10 1.3. Pertanyaan Penelitian ...... 11 1.4. Tujuan Penelitian ...... 11 1.5. Manfaat Penelitian ...... 12 1.6. Kerangka Teori...... 12 1.6.1. Politik, Kekuasaan, dan Wacana ...... 12 1.6.2. Analisis Wacana ...... 16 1.6.3. Identitas ...... 21 1.6.4. Studi Terdahulu ...... 24 1.7. Metodologi Penelitian ...... 27 1.7.1. Metode Penelitian...... 27 1.7.2. Jenis Penelitian ...... 27 1.7.3. Teknik Pengumpulan Data ...... 27 1.7.4. Teknik Analisa Data ...... 28 1.8. Sistematika Penulisan...... 31

viii

Universitas Sumatera Utara BAB II PROFIL ...... 32 2.1. Profil Provinsi DKI Jakarta ...... 32 2.2. Profil Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta Tahun 2017 ...... 39 2.3. Profil Basuki Tjahaja Purnama ...... 47 2.4. Isi Pidato Basuki di Kepulauan Seribu 27 September 2016 ...... 55 BAB III PEMAKNAAN SURAT AL-MAIDAH AYAT 51 YANG ADA PADA PIDATO BASUKI TJAHAJA PURNAMA TANGGAL 27 SEPTEMBER 2016 DI KEPULAUAN SERIBU ...... 65 3.1. Tema Umum Pidato Basuki dan Penyebutan Kata Al-Maidah ...... 65 3.2. Makna Dari Penyebutan Kata Al-Maidah Dalam Pidato Basuki ...... 76 3.3. Pandangan Basuki Terkait Oknum-Oknum Yang Menggunakan Surat Al- Maidah 51 Dalam Pemilihan ...... 85 3.4. Kriteria Pemimpin Tepat Dalam Pandangan Basuki ...... 93

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN...... 102 4.1. Kesimpulan ...... 102 4.2. Saran ...... 103 Daftar Pustaka ...... 105

ix

Universitas Sumatera Utara DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Alur Analisis ...... 29 Gambar 2. Peta DKI Jakarta...... 32 Gambar 3. Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kabupaten / Kota di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2010, 2014 dan 2015 ...... 38 Gambar 4. Tahapan Pilkada DKI 2017 ...... 41

DAFTAR TABEL Tabel 1. Elemen-Elemen Analisis Teks Van Djik ...... 18 Tabel 2. Model/Skema Analisis Kognisi Sosial ...... 20 Tabel 3.Luas Daerah dan Pembagian daerah Administrasi DKI Jakarta menurut Kabupaten/Kota Administrasi ...... 33 Tabel 4. Daftar Pemimpin Jakarta ...... 34 Tabel 5. Data Pemilih Terdaftar Pada Putaran Kedua Pilkada DKI Jakarta 2017. 43 Tabel 6. Data Pengguna Hak Pilih DKI Jakarta pada Pilkada 2017 ...... 45 Tabel 7. Jumlah Perolehan Suara Pasangan Calon Pada Pilkada DKI 2017 Putaran Kedua ...... 46 Tabel 8. Bagian-Bagian Pembahasan Yang Ada Pada Pidato Basuki di Kepulauan Seribu Tanggal 27 September 2016 ...... 65 Tabel 9. Kutipan Pidato Basuki Berdasarkan Cerita Utamaa dan Bukan Cerita Utama ...... 72 Tabel 10. Kutipan Basuki Berdasarkan Latar dan Tanpa Latar ...... 80 Tabel 11. Model/ Skema Analisis Kognisi Sosial ...... 86

x

Universitas Sumatera Utara BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Menurut Miriman Budiardjo, diantara berbagai konsep yang ada pada ilmu politik, “kekuasaan” menjadi konsep yang paling banyak dibahas. Hal tersebut tidak mengherankan sebab konsep ini sangat krusial dalam ilmu sosial pada umumnya, dan ilmu politik pada khususnya.Malahan pada suatu ketika politik

(politics) dianggap identik dengan kekuasaan.1

Salah satu tokoh yang juga berbicara tentang kekuasaan ialah

Foucault.Menurutnya strategi kuasa berlangsung dimana-mana. Dimana saja terdapat susunan aturan-aturan, sistem-sistem regulasi, dimana saja ada manusia yang mempunyai hubungan tertentu satu sama lain, disitu kuasa sedang bekerja.

Bagi Foucault, kekuasaan selalu teraktualisasi lewat pengetahuan, dan pengetahuan itu sendiri memiliki efek kuasa. Penyelenggara kekuasaan menurutnya selalu memproduksi pengetahuan sebagai basis kekuasaannya.2

Foucault mengatakan diskursus/wacana merupakan gambaran bagaimana pengetahuan bekerja sebagai kumpulan pernyataan.Wacana/diskursus diartikan sebagai penjelasan, pendefenisian, pengklasifikasian dan pemikiran tentang orang, serta pengetahuan.Wacana tidak terlepas dari relasi kekuasaan, dan berkaitan erat dengan pengetahuan.Wacana berbicara tentang aturan-aturan dan praktek-praktek

1 Miriam Budiardjo. 2013. Dasar Dasar Ilmu Politik Edisi Revisi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. hal. 59 2Eriyanto.2001. Analisis Wacana Pengantar analisis TeksMedia.: LkiS. hal 66

1

Universitas Sumatera Utara yang menghasilkan pernyataan-pernyataan yang berarti pada satu rentang historis tertentu. Melalui wacana, objek pengetahuan diisolasi, diproduksi, dan diberi arti, yang sekaligus merupakan sebuah undang-undang sosial yang menetapkan aturan tentang tata cara yang dapat diterima dalam memperbincangkan, menulis, dan bertindak seputar topik tertentu.3

Melalui pandangan Fochault tentang kekuasaan dan wacana, penting bagi ilmu politik untuk menjadikan pernyataan-pernyataan dari seorang aktor sebagai fokus dari penelaahan, tentunya dalam kaitannya terhadap fenomena politik.

Pernyataan-pernyataan secara lisan dapat disebarkan melalui berbagai cara, salah satunya ialah dengan berpidato. Melalui pidato, seseorang menyampaikan pikiran dalam bentuk kata-kata yang disampaikan kepada banyak orang.4

Ketika seseorang sedang berpidato, mengungkapkan pikiran dan perasaannya, baik melalui media massa atau tidak, banyak pihak yang mempersepsikan hal tersebut sebagai praktek komunikasi.5 Wiliam I. Gorden seperti yang dikutip oleh Mahi M. Hikmat, mengatakan bahwa komunikasi sendiri memiliki berbagai fungsi, salah satu fungsinya ialah berhubungan sosial dengan sesama manusia lainnya dalam upaya memupuk ikatan sosial, membangun aktualisasi diri, bekerja sama dalam berbagai kehidupan guna mempertahankan

3Damsar. 2010. Pengantar Sosiologi politik. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. hal 74 4Panji Gunawan. 2015. Kamus Lengkap Bahasa . : Pustaka Gama. hal. 418 5Mahi M. Hikmat. 2011. Komunikasi Politik Teori dan Praktik dalam Pilkada Langsung.: Simbiosa Rekatama Media. hal 1

2

Universitas Sumatera Utara kelangsungan hidup.6Maka dari itu, pidato tentunya dapat memberi dampak terhadap pembangunan ikatan sosial yang ada.

Bicara soal pidato, pada penghujung tahun 2016 yang lalu Indonesia digemparkan dengan sebuah pidato fenomenal yang disampaikan oleh Basuki

Tjahaja Purnama atau yang dikenal dengan sebutan Ahok. Pidato tersebut dianggap oleh sebagian orang sebagai praktek penistaan/penodaan terhadap agama Islam dan kini telah memasuki proses hukum atas dugaan penodaan agama.

Proses hukum itu diawali pada tanggal 6 Oktober 2016, saat itu Advokat

Cinta Tanah Air melaporkan Basuki ke Bareskrim Markas Besar Polri dengan tuduhan menistakan agama. Setidaknya ada 11 laporan serupa di beberapa

Kepolisian Daerah dengan terlapor Basuki.7 Pasca dilaporkan, lanjutan proses hukum terhadap kasus Basuki tersebut memasuki momentum berikutnya pada tanggal 16 November 2016. Kepala Badan Reserse Kriminal Polri, Komisaris

Jenderal Ari Dono Sukmanto, di Gedung Ruang Pejabat Utama Mabes Polri, mengumumkan Basuki Tjahaya Purnama sebagai tersangka kasus penistaan/penodaan agama. Penetapan Basuki sebagai tersangka tersebut berdasarkan alat bukti video pidato Basuki di Kepulauan Seribu pada 27

September lalu, sejumlah dokumen, dan keterangan sejumlah ahli yang menilai perkara ini perlu ditingkatkan ke tahap penyidikan. 8

6Ibid. Hal. 13 7Ahmad Nurhasim, dkk. 2016. “Dari Pulau Seribu”. Majalah TempoEdisi7-13 November 2016. hal 36 8Tim Kompas. “Hormati Proses Hukum”. Harian Kompas Edisi 17 November 2016. hal. 1

3

Universitas Sumatera Utara Dalam ranah pengadilan, sidang perdana kasus Basuki sendiri dilaksanakan pada tanggal 13 Desember 2016 lalu. Sidang itu beragendakan pembacaan surat dakwaan oleh JPU dan juga pembacaan eksepsi atau nota keberatan oleh pihak Basuki. Jaksa Penuntut Umum mendakwa Ahok dengan dakwaan alternatif Pasal 156 Huruf (a) KUHP atau pasal 156 KUHP tentang

Penodaan Agama. Ahok dinilai secara sengaja telah menghina Al-Qur‟an Surat

Almaidah Ayat 51 saat melakukan kunjungan kerja ke pulau Pramuka, Kecamatan

Kepulauan Seribu Selatan, Pulau Seribu, 27 September lalu.9

Berbeda dengan dakwaan yang disampaikan oleh jaksa, dalam eksepsinya

Basuki menyatakan bahwa yang disampaikan beliau di Kepulauan Seribu bukan dimaksudkan untuk menafsirkan surah Al-Maidah Ayat 51, apalagi berniat menista agama Islam. “Ucapan itu saya maksudkan untuk para oknum politisi yang memanfaatkan Surah Al-Maidah 51 secara tidak benar karena tidak mau bersaing secara sehat dalam persaingan Pilkada,” ungkapnya.10

Diluar proses hukum, reaksi terhadap pidato Basuki juga datang dari

Majelis Ulama Indonesia dengan mengeluarkan sikap keagamaan yang pada intinya menyatakan bahwa Basuki telah menistakan agama Islam. Salah satu tokoh Nahdalatul Ulama yang juga merupakan ketua Majelis Ulama Indonesia

(MUI), Maruf Amin, menyimpulkan bahwa pernyataan Basuki perihal surat Al-

9 Tim Analisa. 2016. “Ahok Jalani Sidang Pertama”. Harian Analisa Edisi 14 Desember 2016. hal. 1 10 Tim kompas. 2016. Penodaan Agama Basuki Didakwa Dengan Dua Pasal. Harian Kompas Edisi 14 Desember 2016. hal 1-15

4

Universitas Sumatera Utara Maidah ayat 51 itu telah menghina Al-quran dan ulama.11Sikap keagaamaan tersebut kemudian dijadikan dasar bagi kelompok Gerakan Nasional Pengawal

Fatwa Majelis MUI (GNPF-MUI) untuk melakukan Aksi demonstrasi pada tanggal 4 November 2016.

Tepat pada tanggal 4 November 2016, ratusan ribu orang yang dikoordinasikan GNPF-MUI tumpah ruah di depan istana negara menuntut

Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok diadili atas dugaan penistaan agama.12Mereka menyampaikan tuntutan agar Basuki diproses hukum atas tuduhan kasus penistaan agama sehubungan dengan pidatonya di Kepulauan

Seribu.13

Sebulan kemudian, pihak GNPF-MUI kembali menggelar aksi lanjutan dengan tema Aksi Bela Islam Jilid III pada 2 Desember 2016.Aksi Bela Islam

Jilid III tersebut diperkirakan diikuti hampir dua juta orang yang dipusatkan di

Monumen Nasional (Monas), Jakarta.Aksi tersebut berlangsung damai dan aman serta mendapatkan pujian dari berbagai kalangan.Presiden sendiri menyampaikan penghargaan dan terima kasih setinggi-tingginya kepada masyarakat yang mengikuti aksi tersebut dengan tertib.14 Aksi tersebut dikatakan

11Bambang Sulistiyo, dkk. 2016.” Elektabilitas Ahok Setelah 4 November”. Majalah Gatra edisi 3-9 November 2016. hal. 19 12Wayan Agus Purnomo, dkk. 2016. “Kabar Intelijen Yang Menyengat Cikeas”. Majalah Tempo 7-13 November 2016.. hal. 32 13Anton Aprianto. 2016. “ Jam-Jam yang Mencengangkan. Majalah Tempo 7-13 November 2016. hal 33 14Tim Analisa. 2016. “Presiden Memuji Aksi Berlangsung Damai Terima kasih Atas Doa Bersama Untuk Bangsa”. Harian Alanisa Edisi 3 Desember 2016. hal. 1

5

Universitas Sumatera Utara berkaitan dengan sikap polri yang tidak menahan Basuki pasca penetapannya sebagai tersangka oleh Bareskrim Polri pada tanggal 16 November 2016 lalu.15

Seperti yang kita ketahui, kasus penodaan agama yang menjerat Basuki sendiri bermula dari Kepulauan Seribu. Tertanggal 27 September 2016, Basuki berpidato dalam rangka kunjungan kerja sebagai Gubernur di depan warga

Kepulauan Seribu tentang pembudidayaan ikan dan menyebutkan soal pemilihan

(Pilkada DKI) serta surat Al-Maidah ayat 51. Video rekamannya kemudian beredar di dunia maya dan oleh sebagian orang dianggap menodai agama Islam.16

Adapun penggalan isi pidato yang dianggap sebagai penodaan agama tersebut ialah sebagai berikut :

“Jadi enggak usah pikiran, „Ah nanti kalau enggak kepilih pasti Ahok programnya bubar.‟Enggak, saya (jadi gubernur) sampai Oktober 2017. Jadi jangan percaya sama orang. Kan, bisa saja dalam hati kecil bapak ibu enggak bisa pilih saya. Karena dibohongin pakai surat Al-Maidah 51 macem-macem gitu lho (peserta pertemuan tertawa). Itu hak bapak ibu, ya. Jadi kalau bapak-ibu perasaan enggak bisa pilih nih saya takut masuk neraka dibodohin gitu ya enggak apa-apa, karena ini kan panggilan pribadi bapak-ibu. Program ini jalan saja.”17 Al-Maidah yang diucapkan oleh Basuki pada saat berpidato merupakan salah satu surat yang terkandung di dalam Al-Qur‟an, sebagai kitab suci umat

Islam. Islam sendiri merupakan Identitas sebagian besar masyarakat Indonesia.

15 Tim FPI. 2016. Aksi Bela Islam Jilid III akan Digelar 2 Desember. Diakses dari www.fpi.or.id/2016/11/aksi-bela-islam-jilid-iii-akan –digelar.html?m=1. Diaksese pada 23 Februari 2017 pukul 22:15 WIB 16Tim kompas. 2016. Penodaan Agama Basuki Didakwa Dengan Dua Pasal. Harian Kompas Edisi 14 Desember 2016 17Ahmad Nurhasim, dkk .Op. Cit. hal. 36

6

Universitas Sumatera Utara Terkait identitas, Laclau dan Mouffe beranggapan bahwa tak ada identitas sosial yang sepenuhnya bisa bebas dari pengaruh diskursus/wacana yang bersifat eksternal, yang akan mendeformasinya dan menghalanginya untuk bisa tertenun sepenuhnya. Setiap posisi subyek merupakan posisi yang bersifat diskursif, maka didalamnya terkandung watak keterbukaan dari setiap diskursus.18

Penyebutan Al-Maidah dalam pidato tersebut terkait pula dengan agenda pemilihan. Pemilihan yang dimaksudnya tidak lain ialah Pilkada DKI 2017.

Seperti yang diungkapnya bahwa“Ucapan itu saya maksudkan untuk para oknum politisi yang memanfaatkan Surah Al-Maidah 51 secara tidak benar karena tidak mau bersaing secara sehat dalam persaingan Pilkada” jelas Basuki.19

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI sendiri merupakan bagian dari pelaksanaan Pilkada serentak 2017 yang diselenggarakan pada 15 Februari 2017 lalu. Pilkada serentak diselenggarakan di tujuh provinsi (Aceh, Bangka Belitung,

DKI Jakarta, Banten, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Papua Barat), 18 kota dan

76 kabupaten atau dengan total 101 daerah pada Pilkada serentak 2017.20

Pilkada 2017 DKI Jakarta putaran petama diikuti oleh tiga pasangan calon

(paslon). Hingga ditutupnya masa pendaftaran pada 23 september lalu, tiga pasangan calon Gubernur dan calon Wakil Gubernur DKI Jakarta telah resmi mendaftar. Yaitu, Basuki Tjahaya Purnama- (PDI

Perjuangan, , NasDem, dan Hanura); -Sylvia

18Ernesto Laclau, Chantal Mouffe. 2008. Hegemoni dan Strategi Sosialis Post Marxisme dan Gerakan Sosial Baru. Yogyakarta: Resist Book.. hal 171 19Tim kompas. 2016. Penodaan Agama Basuki Didakwa Dengan Dua Pasal. Harian Kompas Edisi 14 Desember 2016. hal. 1 20 Sandika Prihatnala, dkk. 2016. “Menanti kejutan kandidat muda”. Majalah GatraEdisi 29 September-5 Oktober 2016. hal. 74

7

Universitas Sumatera Utara Murni (Demokrat, PAN, PPP, dan PKB); dan -

(Gerindra dan PKS).21

Selanjutnya, pada 24 Oktober 2016 lalu Komisi Pemilihan Umum DKI

Jakarta secara resmi menetapkan pasangan calon Gubernur DKI Jakarta dan wakilnya yang bertarung pada pilkada DKI Jakarta 2017. Agus Harimurti

Yudhoyono-Sylviana Murni mendapat nomor urut 1, Basuki Tjahaya Purnama-

Djarot saiful Hidayat nomor urut 2, dan Anies Baswedan-Sandiaga Uni nomor urut 3.22

Penyebutan kata “Al-Maidah” dan “Pilkada” yang menjadi bagian dari pidato Basuki seperti yang kita saksikan telah menyeret Basuki ke pengadilan sebagai terdakwa.Selanjutnya kasus itu bukan saja memasuki ranah hukum, terlebih lagi telah merembet ke wilayah politis, seperti halnya menciptakan demonstrasi besar-besaran, perdebatan di kalangan tokoh-tokoh politik, dan lain sebagainya.Ada yang beranggapan bahwa kasus itu merupakan akibat dari pemelintiran terhadap pidatonya, ada juga yang mengatakan kasus tersebut merupakan bagian dari strategi untuk menjatuhkan elektabilitas Basuki di Pilkada

2017, dan ada pula yang mengatakan bahwa pidato Basuki adalah bentuk penistaan/penodaan terhadap agama.

Menarik kiranya jika pidato kontroversial tersebut dielaborasi menggunakan perspektif politik untuk dapat menghasilkan pemahaman yang mendalam melalui sudut pandang Ilmu Politik. Tentunya, elaborasi kepolitikan

21Bambang Sulistiyo, dkk. 2016. “Mahalnya Kursi DKI-1”. Majalah GatraEdisi 29 September-5 Oktober 2016. hal. 26 22Nurhasim. 2016. “Setelah Jadi Tersangka”. Tempo Edisi 21-27 November 2016. hal. 34

8

Universitas Sumatera Utara terhadap pidato itu akan efektif jika menggunakan pendekatan yang tepat pula.

Untuk itu relevan kiranya jika pendekatan ilmu politik yang mumpuni dalam meneliti bahasa, kalimat, dan makna yang terkandung dalam sebuah pidato digunakan pada skripsi ini.

Dalam studi Ilmu Politik sendiri, salah satu pendekatan yang memberikan fokus terhadap bahasa dan kalimat ialah pendekatan analisis wacana.Dalam politik, istilah wacana yang diterjemahkan dari kata discourse tidak bisa dilepaskan dari pemikiran Foucault yang melihat realitas sosial sebagai arena diskursif, yang merupakan kompetisi tentang bagaimana makna dan pengorganisasian institusi serta proses-proses sosial itu diberi makna melalui cara- cara khas. Dalam pengertian demikian, wacana merujuk pada berbagai cara yang tersedia untuk berbicara atau menulis guna menghasilkan makna yang didalamnya melibatkan beroperasinya kekuasaan untuk menghasilkan objek dan efek tertentu.23

Mengenai kaitan antara politik dan wacana, Laclau dan Mouffe mengatakan, teori wacana/discourse meliputi seperangkat pemahaman luas terhadap politik (the political), yang tak semata-mata dibatasi oleh lembaga- lembaga (institusi-institusi), namun lebih dari itu, the political dipahami sebagai sesuatu yang bersifat konstitutif terhadap (makna) sosial, dan secara parsial

(contingent) pemaknaannya ditetapkan (fixed) dalam konstruksi-konstruksi

23Mudjia Rahardjo. 2010. Hermeneutika Gadamerian Kuasa Bahasa dalam Wacana Politik Gusdur.:UIN-Maliki Press. hal 67

9

Universitas Sumatera Utara sosial.24Untuk itu menarik pula kiranya jika penelitian ini memberikan tekanan kepada perspeftif Laclau dan Mouffe.

1.2. Rumusan Masalah

Salah satu konsep politik yang paling banyak dibahas ialah

“kekuasaan”.kekuasaan itu sendiri menurut Fouchault dapat dijalankan melalui wacana. Melalui wacana, pernyataan-pernyataan disebarkan. Pidato dalam hal ini menjadi salah satu cara untuk menyampaikan pernyataan-pernyataan oleh seseorang kepada khalayak umum.

Pidato sendiri dianggap sebagai media komunikasi, dan salah satu fungsi komunikasi ialah membangun ikatan sosial.Ekspektasi terhadap dampak kontruktif dari pidato kemudian menemui sebuah fenomena yang berbanding terbalik.Fenomena tersebut ialah terkait pidato Basuki Tjahaja Purnama yang menuai protes, polemik, lebih-lebih menyeretnya ke kursi pesakitan atau pengadilan.

Pidato itu menjadi masalah dikarenakan dalam salah satu pembahasannya,

Basuki menyebutkan soal Al-Maidah yang merupakan surat yang terkandung dalam Al-Qur‟an sebagai kitab suci umat Islam. Penyebutan kata Al-Maidah dalam pidato tersebut terkait pula dengan pernyataan beliau mengenai pemilihan yang tak lain ialah Pilkada DKI.

Teori wacana merupakan salah satu pendekatan dalam Ilmu Politik yang dapat digunakan dalam meenganalisa pernyataan, penggunaan bahasa,

24Daniel Hutagalung.“Hegemoni dan Demokrasi Rasdikal Plural: Membaca Laclau dan Mouffe. Dalam Ernesto Laclau, Chantal Mouffe. 2008. Hegemoni dan Strategi Sosialis. Yogyakarta: Resist Book. hal xxix

10

Universitas Sumatera Utara pemaknaan, yang ada pada sebuah pidato.Dalam konteks pidato Basuki, penyebutan Al-Maidah dan pemilihan tentu memiliki makna sendiri oleh

Basuki.Dengan menggunakan perspektif wacana, diharapkan penelitian ini dapat melihat pemaknaan Al-Maidah yang ada pada pidato Basuki tersebut.

Penyebutan kata Al-Maidah dan pemilihan dalam pidato itu menjadi suatu masalah karena dianggap pula sebagai penodaan terhadap agama Islam.Islam sendiri merupakan identitas sebagian Masyarakat Indonesia.Mengenai identitas,

Laclau dan Mouffe mengatakan bahwa identitas memiliki watak terbuka terhadap diskursus/wacana.Berkaitan dengan hal tersebut, menarik jika penelitian ini diarahkan untuk melihat kaitan antara pemaknaan Al-Maidah oleh Basuki terhadap wacana identitas dalam Pilkada DKI.

1.3. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah yang dipaparkan diatas, maka yang menjadi pertanyaan penelitian dalam skripsi ini ialah : Bagaimana pemaknaan surat Al-Maidah ayat 51 yang ada pada pidato

Basuki tanggal 27 September 2016 di Kepulauan Seribu dilihat dari perspektif identitas Laclau dan Mouffe?

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini ialah :

a. Untuk mendeskripsikan profil Basuki Tjahaja Purnama, isi pidato

Basuki di Kepulauan Seribu tertanggak 27 September 2016, Profil

DKI Jakarta, dan Profil Pilkada DKI 2017.

11

Universitas Sumatera Utara b. Untuk mendeskripsikan pemaknaan surat Al-Maidah ayat 51 yang

ada pada pidato Basuki tanggal 27 September 2016 di Kepulauan

Seribu dilihat dari perspektif identitas Laclau dan Mouffe.

1.5. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

a. Secara teoritis, penelitian ini merupakan kajian ilmu politik yang

dapat memberikan kontribusi terhadap pembahasam politik

identitas dalam pilkada DKI Jakarta 2017 dalam perspektif wacana.

b. Secara akademis atau kelembagaan penelitian ini diharapkan

berguna kedepannya bagi literatur yang ada dalam kajian ilmu

politik, khususnya pada Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

c. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat menambah

pengetahuan dan wawasan mengenai politik identitas dalam

pilkada DKI Jakarta 2017 dalam perspektif wacana.

1.6. Kerangka Teori

1.6.1. Politik, Kekuasaan, dan Wacana

Delian Noer seperti dikutip oleh Miriam Budiadjo mengatakan, ilmu politik memusatkan perhatian pada masalah kekuasaan dalam kehidupan bersama atau masyarakat.Kehidupan seperti ini tidak terbatas pada bidang hukum semata- mata, dan tidak pula pada negara yang tumbuhnya dalam sejarah manusia yang relatif baru.Di luar bidang hukum serta disaat sebelum negara ada, masalah

12

Universitas Sumatera Utara kekuasaan itu pun telah ada.Hanya dalam zaman modern inilah memang kekuasaan itu berhubungan erat dengan negara.25

Dalam perbendaharaan ilmu politik terdapat sejumlah hal yang berkaitan dengan konsep kekuasaan (power), seperti influence (pengaruh), persuasion

(persuasi), manipulasi, coercion, force, dan kewenangan (authority). Influence ialah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain agar mengubah sikap dan perlakunya secara sukarela. Persuasion adalah kemampuan meyakinkan orang lain dengan argumentasi untuk melakukan sesuatu. Manipulasi dalam hal ini ialah penggunaan pengaruh yang mana pihak terpengaruhi tidak menyadari bahwa tingkahlakunya, sebenarnya telah mematuhi keinginan pemegang kekuasaan.

Selanjutnya ialah coercion, pada konsep ini peragaan kekuasaan atau ancaman paksaan dilakukan oleh seseorang atau kelompok terhadap pihak lain agar bersikap dan berperilaku sesuai dengan kehendak pihak pemilik kekuasaan, seperti penangkapan polisi dan melapor secara reguler kepada pihak militer.

Selanjutnya, force ialah penggunaan tekanan fisik, seperti membatasi kebebasan, menimbulkan rasa sakit terhadap pihak lain agar melakukan sesuatu.26

Terakhir,kewenangan merupakan kekuasaan yang memiliki keabsahan

(legitimate power), sedangkan kekuasaan tidak selalu memiliki keabsahan.27Lebih jauh lagi Prof Miriam Budiardjo menjelaskan bahwa keabsahan/legitimasi adalah keyakinan anggota-anggota masyarakat bahwa wewenang yang ada pada seseorang, kelompok, atau penguasa adalah wajar dan patut dihormati.Kewajaran

25Miriam Budiardjo. Op.Cit. hal 18-19 26Ramlan Surbakti. 2010. Memahami Ilmu Politik. Jakarta : PT Gramedia Widiasrana Indonesia. hal. 71-72 27Ibid. hal. 108

13

Universitas Sumatera Utara ini berdasarkan persepsi bahwa pelaksanaan wewenang itu sesuai dengan asas- asas dan prosedur yang sudah diterima secara luas dengan ketentuan-ketentuan dan prosedur yang sah.28

Perumusan paling umum mengenai kekuasaan ialah kemampuan seorang pelaku untuk mempengaruhi perilaku seorang pelaku lain, sehingga perilakuknya menjadi sesuai dengan keinginan dari pelaku yang mempunyai kekuasaan. Dalam perumusan ini, pelaku bisa berupa seseorang, sekelompok orang, atau suatu kolektifitas. Jadi, dapat dikatakan A mempunya kekuasaan atas B, jika A dapat menyebabkan B bertindak sesuai dengan keinginan A. Dalam hal ini diasumsikan bahwa B sebenarnya mempunyai niat lain dari pada yang dikehendaki A.

Kekuasaan selalu berlangsung antara sekurang-kurangnya dua pihak, jadi ada hubungan antara dua pihak atau lebih.29

Tokoh yang juga membahas tentang kekuasaan ialah Michel Foucault.

Baginya, kekuasaan tidak dimiliki, melainkan dipraktekkan dalam suatu ruang lingkup dimana ada banyak posisi yang secara strategis berkaitan satu sama lain.

Kekuasaan dianggap memproduksi pengetahuan dan bukan saja karena pengetahuan itu berguna bagi kuasa.Lebih jauh lagi dikarenakan pengetahuan itu sendiri mengandung kuasa seperti juga kuasa yang mengandung pengetahuan.Baginya, tidak ada pengetahuan tanpa kuasa dan tidak ada kuasa

28Miriam Budiardjo. Op.Cit. hal. 64-65 29Ibid. hal 60

14

Universitas Sumatera Utara tanpa pengetahuan. Kuasa dan pengetahuan merupakan dua sisi yang menyangkut proses yang sama.30

Foucault mengatakan diskursus/wacana merupakan gambaran bagaimana pengetahuan bekerja sebagai kumpulan pernyataan.Wacana/diskursus diartikan sebagai penjelasan, pendefenisian, pengklasifikasian dan pemikiran tentang orang, dan pengetahuan.Wacana tidak terlepas dari relasi kekuasaan, dan berkait erat dengan pengetahuan.Wacana berbicara tentang aturan-aturan dan praktek-praktek yang menghasilkan pernyataan-pernyataan yang berarti pada satu rentang historis tertentu. Melalui wacana, objek pengetahuan diisolasi, diproduksi, dan diberi arti, yang sekaligus merupakan sebuah undang-undang sosial yang menetapkan aturan tentang tata cara yang dapat diterima dalam memperbincangkan, menulis, dan bertindak seputar topik tertentu.31

Bagi Foucault, Strategi kuasa tidak bekerja melalui jalan penindasan dalam artian represifitas. Kekuasaan itu memproduksi realitas, kekuasaan memproduksi lingkup obyek dan ritus-ritus kebenaran.32 Baginya, wacana adalah cara satu-satunya bagi kita untuk memahami realitas. Wacana baginya ialah sistem-sistem pemikiran atau sistem gagasan yang berkaitan satu sama lain serta memberi kita pengetahuan mengenai dunia.33

Kekuasaan itu dalam hubungannya dengan wacana, penting untuk melihat apa yang disebut sebagai kontrol. Satu orang atau kelompok mengontrol orang

30K. Bertens. 2001. Filsafat Barat Kontemporer Prancis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. hal. 320-321 31Damsar.Op.Cit. hal 74 32K. Bertens. Op.Cit. hal 322 33Akhyar Yusuf Lubis. 2016. Posmodernisme :Teori dan Metode. Depok: Rajagrafindo Persada. hal. 83

15

Universitas Sumatera Utara atau kelompok lain lewat wacana. Kontrol disini tidaklah harus selalu dalam bentuk fisik tetapi juga melalui kontrol secara mental dan psikis. Kontrol dapat dilakukan dengan berbagai cara yang salah satunya ialah dengan cara mengontrol struktur wacana. Misalnya, dari penonjolan atau pemakaian kata-kata.34

Mengenai kaitan antara politik dan wacana, Laclau dan Mouffe mengatakan, teori wacana/discourse meliputi seperangkat pemahaman luas terhadap politik (the political), yang tak semata-mata dibatasi oleh lembaga- lembaga (institusi-institusi), namun lebih dari itu, the political dipahami sebagai sesuatu yang bersifat konstitutif terhadap (makna) sosial, dan secara parsial

(contingent) pemaknaannya ditetapkan (fixed) dalam konstruksi-konstruksi sosial.35Sederhananya, politik dalam perspektif ini kita artikan sebagai praktek pemaknaan terhadap yang sosial.

Perspektif wacana yang dipaparkan diatas akan menjadi pembimbing untuk melihat efek kuasa dari setiap pernyataan, pendapat, dan pemaknaan yang terkandung pada pidato Basuki Tjahaja Purnama. Dengan ini, maka pidato Basuki dapat dilihat dari sudut pandang kepolitikan, yaitu kuasa dan wacana.

1.6.2. Analisis Wacana

Istilah Analisis Wacana adalah istilah umum yang dipakai dalam banyak disiplin ilmu dan dengan berbagai pengertian.Secara umum analisis wacana didefenisikan sebagai studi mengenai bahasa/pemakaian bahasa.Salah satu

34Eriyanto. Op.Cit. hal 12 35Daniel Hutagalung.“Hegemoni dan Demokrasi Rasdikal Plural: Membaca Laclau dan Mouffe. Dalam Ernesto Laclau, Chantal Mouffe. 2008. Hegemoni dan Strategi Sosialis. Yogyakarta: Resist Book. hal xxix

16

Universitas Sumatera Utara paradigma yang terdapat dalam analisis wacana ialah paradigma kritis.Bahasa dalam pandangan kritis dipahami sebagai representasi yang berperan dalam membentuk subjek tertentu, tema-tema wacana tertentu, maupun strategi-strategi di dalamnya. Oleh karena itu, analisis wacana dipakai untuk membongkar kuasa yang ada dalam setiap proses bahasa. Dalam pandangan seperti ini, analisis wacana selalu melihat keterkaitan antara bahasa dan kekuasaan, terutama dalam pembentukan subjek, dan berbagai tindakan representasi yang ada dalam masyarakat36

Analisis wacana dalam paradigma ini menekankan pada konstelasi kekuatan yang terjadi pada proses produksi dan reproduksi makna. Individu tidak dianggap sebagai subjek yang netral yang bisa menafsirkan secara bebas sesuai dengan pikirannya, karena sangat berhubungan dan dipengaruhi oleh kekuatan sosial yang ada dalam masyarakat.37

Salah satu tokoh yang membahas analisis wacana ialah Teun A.Van Dijk.

Wacana olehnya digmabarkan mempunyai beberapa dimensi/bangunan yang diantaranya ialah teks, dan kognisi sosial,.Dalam model analisisnya, teks diteliti untuk melihat bagaimana struktur teks dan strategi wacana yang dipakai untuk menegaskan tema tertentu. Pada level kognisi sosial, dipelajari proses produksi teks yang melibatkan kognisi individu dari orang memproduksi teks.38

Van Dijk melihat suatu teks terdiri atas beberapa struktur/tingkatan yang masing-masing bagian saling mendukung.Ia membaginya ke dalam tiga tingkatan.

36Eriyanto.Op.Cit hal 3-6 37Ibid. hal 6 38Ibid. hal 224

17

Universitas Sumatera Utara Pertama, struktur makro, hal ini merupakan makna global/umum dari suatu teks yang dapat diamati dengan melihat topik atau tema yang dikedepankan dalam suatu teks.Kedua ialah superstruktur, hal ini merupakan struktur wacana yang berhubungan dengan kerangka struktur teks, bagaimana bagian-bagian teks tersusun ke dalam berita secara utuh.Ketiga, strutur mikro ialah makna wacana yang dapat diamati dari bagian kecil dari suatu teks yakni kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, parafrase, dan gambar.39 Berikut akan diuraikan elemen-elemen yang terdapat dalam analisis teks Van Dijk.

Tabel 1. Elemen-elemen Analisis Teks Van Dijk40

SRUKTUR TEKS HAL YANG DIAMATI ELEMEN

Tematik41 Topik

Struktur Makro Tema/topik yang dikedepankan dalam suatu

teks.

Skematik Skema

Superstruktur Bagaimana bagian dan urutan teks

diskemakan dalam teks utuh

Semantik Latar, detil, Struktur mikro Makna yang ingin ditekankan dalam teks maksud,

39Ibid.hal 225-226 40Ibid. hal 228 41Menurut Eriyanto. Dalam melihat elemen tematik, Van Dijk mengenalkan gagasan penting yaitu koherensi global. Yakni bagian-bagian dalam teks kalau dirunut menunjuk pada suatu titik gagasan umum, dan bagian- bagian itu saling mendukung satu sama lain untuk menggambarkan topik umum tersebut. topik menggambarkan tema umum dari suatu teks, topik ini akan didukung oleh sub topik satu dan lainnya yang saling mendukung terbetuknya topik umum.

18

Universitas Sumatera Utara berita. Misal dengan memberi detil pada praanggapan,

suatu sisi atau membuat eksplisit satu sisi nominalisasi.

dan mengurangi detil sisi lain

Sintaksis Bentuk

Bagaimana kalimat (bentuk, susunan) yang kalimat, Struktur mikro dipilih. koherensi,

kata ganti.

Stilistik Leksikon

Bagaimana pilihan kata yang dipakai dalam Struktur mikro teks berita.

Retoris Grafis,

Bagaiamana dan dengan cara apa penekanan metafora, Struktur mikro dilakukan ekspresi.

Selain analisis teks, yang kemudian menjadi gagasan penting Van Dijk ialah tentang analisis kognisi sosial.menurutnya, analisis wacana tidak hanya membatasi perhatinya pada struktur teks, tetapi juga bagaimana suatu teks diproduksi. Dalam kerangka analisis Van Dijk, perlu ada penelitian mengenai kognisi sosial : kesadaran mental yang dimiliki oleh orang yang memproduksi teks. 42

42Ibid. hal 259-260

19

Universitas Sumatera Utara Dalam pandangan Van Dijk, analisis wacana tidak dibatasi hanya pada struktur teks, karena struktur wacana itu sendiri menunjukkan atau menandakan sejumlah makna, pendapat, dan ideologi.Untuk membongkar bagaimana makna tersembunyi dari teks, kita membutuhkan suatu analisis kognisi dan konteks sosial. Pendekatan kognitif didasarkan pada asumsi bahwa teks tidak mempunyai makna, tetapi makna itu diberikan oleh pemakai bahasa atau lebih tepatnya proses kesadaran mental dari pemakai bahasa. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu penelitian atas representasi kognisi dan strategi pihak yang memproduksi teks.Karena setiap teks pada dasarnya dihasilkan lewat kesadaran, pengetahuan, prasangka, atau pengetahuan tertentu atas suatu peristiwa.43 Ada beberapa model yang dapat digunakan dalam melihat aspek kognisi sosial, sebagaimana dijelaskan berikut 44:

Tabel 2. Model/Skema Analisis Kognisi Sosial

Skema person (Person schemas). Skema ini menggambarkan bagaimana seseorang menggambarkan dan memandang orang lain.

Skema Diri (Self Schemas). Skema ini berhubungan dengan bagaimana diri sendiri di pandang, dipahami, dan digambarkan oleh seseorang.

Skema Peran (Role Schemas). Skema ini berhubungan dengan seseorang memandang dan menggambarkan peranan dan posisi yang ditempati seseorang dalam masyarakat.

43Ibid. hal 260 44Ibid. hal. 262-263

20

Universitas Sumatera Utara Skema Peristiwa (Event Schemas). Skema ini barang kali yang paling banyak dipakai, karena hampir setiap hari kita selalu melihat, mendengar peristiwa yang lalu lalang. Dan setiap peristiwa selalu kita tafsirkan dan maknai dalam skema tertentu. Umumnya, skema peristiwa inilah yang paling banyak dipakai.

Model analisis Van Dijk dapat digunakan dalam melihat teks pidato

Basuki Tjahaya Purnama saat di Kepulauan Seribu. Melalui analisis teks tersebut, kita dapat melihat makna seperti apa yang diprosuksi Basuki melalui pidato tersebut, khususnya terkait Al-Maidah yang merupkan identitas Islam, dan juga

Pilkada DKI 2017 yang menjadi fokus dari skripsi ini. Kemudian analisis kognisi sosial menjadi pelengkap atas penelaahan terhadap berbagai pemaknaan yang dijelaskan oleh analisis teks.Melalui analisis ini, kita dapat melihat bagaimana aspek kognitif Basuki Tjahaya Purnama yang mempengaruhinya dalam memberikan pemaknaan terhadan objek-objek pemaknaan yang terdapat dalam teks tersebut.

1.6.3. Identitas

Identitas berasal dari bahasa Inggris, yakni “Identity” yang berarti ciri-ciri, tanda-tanda atau jati diri.Ciri-ciri ini dapat berupa ciri-ciri fisik maupun nonfisik.Sebagai jati diri, identitas memiliki dua pengertian.Pertama, merujuk pada sesuatu yang melekat dalam diri seseorang. Kedua, merupakan surat keterangan atau riwayat hidup seseorang. Identitas didapat melalui dua sumber yakni aturan-aturan sosial yang menjelaskan definisi dari tingkah laku tertentu dan

21

Universitas Sumatera Utara sejarah hidup seseorang. Identitas dapat diketahui dengan cara melakukan interaksi dengan orang lain. Interaksi ini menjadi jalan bagi seseorang untuk mendapat pengakuan atas identitasnya dan penentu diterima atau tidaknya seseorang dalam suatu golongan.Hank Johnston, Enrique Larana dan Joseph R.

Gusfied menyatakan bahwa identitas terbagi menjadi identitas individu dan identitas kolektif.45

Menurut Stuart Hall, identitas seseorang tidak dapat dilepaskan dari sense

(rasa kesadaran) terhadap ikatan kolektivitas. Dari pernyataan tersebut, maka ketika identitas diformulasikan sbagai sesuatu yang membuat seseorang memiliki berbagai persamaan dengan orang lain, maka pada saat yang bersamaan juga identitas memformulasikan otherness (keberbedaan) atau sesuatu yang diluar persamaan-persamaan tersebut.Sehingga karakteristik identitas bukan hanya dibentuk oleh ikatan kolektif, melainkan juga oleh kategori-kategori pembeda

(categories of difference).46

Kemudian, Laclau dan Mouffe mengatakan bahwa keterbukaan dunia sosial sebagai ciri penentu dari tatanan sosial yang ada dan beranekaraman.Sifat rapuh dari masyarakat dan ketidakmampuannya untuk menjinakkan medan-medan perbedaan yang ada merupakan alasan mengapa dunia sosial itu merupakan keterbukaan.Tatanan sosial tak bisa dipahami sebagai sebuah prinsip fundamental.Tak ada konsep pemersatu yang spesifik dari masyarakat karena

45Mariana Dede. 2008. Demokrasi dan Politik Desentralisasi.Jakarta: Graha Ilmu.hal. 85 46Arie Setyaningrum. 2005. “Memetakan Lokasi bagi Politik Identitas dalam Wacana Politik Poskolonial”. Yogyakarta. Jurnal Mandatory Politik Perlawanan. hal 26

22

Universitas Sumatera Utara dunia sosial itu sendiri tak punya esensi.47 Konsepsi yang menolak setiap pendekatan esensialis terhadap relasi-relasi sosial haruslah juga menyatakan secara tegas sifat rapuh dari setiap identitas dan ketidakmungkinan menetapkan secara fixed makna dari elemen elemen dalam pengertian harfiahnya.48

Laclau dan Mouffe mengatakan, identitas utuh tidak dapat eksis, orang akan cenderung mencari identitas lain dalam di dalam sistem pembedaan.

49Makna dari identitas sosial menjadi sesuatu yang tertangguhkan secara terus menerus.50Selanjutnya mereka mengatakan bahwa sifat identitas itu memiliki watak tak lengkap, terbuka dan bisa dinegoisasikan secara politik.Inilah yang disebutnya sebagai logika overdeterminasi51 Bagi logika ini, arti dari setiap identitas itu teroverdeterminasi karena segenap arti harfiah sangat bisa ditumbangkan dan dilampaui jauh dari membentuk totalisasi yang esensialis atau jauh dari menciptakan pembedaan yang esensialis antar obyek-obyek, kehadiran beberapa obyek dalam obyek-obyek yang lain mencegah kemungkinan terfiksasinya identitas-identitas mereka.52

Ketaktentuan (unfixity) posisi subjek menjadi syarat dari setiap identitas sosial.53Dalam setiap masyarakat, setiap agen sosial adalah lokus bagi multiplisitas dari relasi-relasi sosial.Bukan hanya satu relasi sosial tertentu, namun beranekaragam relasi sosial seperti relasi produksi, seks, ras, nasionalitas,

47Ernesto Laclau, Chantal Mouffe. Op.Cit. hal 137-138 48Ibid. hal. 138 49Ahmad Taufan Damanik.2010. Hasan Tiro Dari Imajinasi Negara Islam ke Imajinasi Etno- Nasionalis.Jakarta:FES. hal 21 (pdf) 50Ernesto Laclau, Chantal Mouffe. Op. Cit. hal 129 51Ibid. hal.151 52Ibid. hal. 151 53Ibid. hal 129

23

Universitas Sumatera Utara lingkungan tetangga, dll.Semua hubungan sosial ini mendeterminasi personalitas atau posisi subyek, karena itu setiap agen sosial merupakan lokus dari sejumlah posisi subyek dan tidak dapat direduksi hanya kepada satu posisi.Contohnya, seseorang buruh yang ada dalam hubungan produksi, adalah juga laki-laki atau perempuan, berwarna kulit putih atau hitam, beragama Khatolik atau Protestan, berkebangsaan Perancis atau Jerman, dan seterusnya.Subyektifitas seseorang bukanlah konstruksi yang hanya berdasarkan pada satu hubungan sosial tertentu.Terlebih lagi setiap posisi sosial, setiap posisi subyek, masing-masing, di dalamnya merupakan lokus dari kemungkinan konstruksi.54

Dalam melihat identitas sosial, mereka beranggapan bahwa tak ada identitas sosial yang sepenuhnya bisa bebas dari pengaruh diskursus yang bersifat eksternal yang akan mendeformasinya dan menghalanginya untuk bisa tertenun sepenuhnya. Setiap posisi subyek merupakan posisi yang bersifat diskursif, maka didalamnya terkandung watak keterbukaan dari setiap diskursus.55

Al-Maidah merupakan surat yang terkandung di dalam agama Islam. Islam merupakan salah satu identitas agama yang ada di Indonesia.Teori identitas sangat relevan untuk dijadikan pembimbing dalam menganalisa kaitan antara pemaknaan

Al-Maidah terhadap wacana Identitas.

1.6.4. Studi Terdahulu

Ada beberapa penelitian yang relevan untuk dijadikan rujukan dalam penelitian ini.Pertama, penelitian Analisis Wacana Kritis Terhadap Pidato

54Daniel Hutagalung. Op.Cit. hal. xxxv 55Ernesto Laclau, Chantal Mouffe. Op.Cit. hal 171

24

Universitas Sumatera Utara Kenegaraan Soekarno pada Tanggal 17 Agustus 1966 oleh Farah Annisa

Harahap.Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif dengan metode analisis wacana kritis.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik pengumpulan data kepustakaan (library research). Dari hasil penelitian tersebut, maka disimpulkan bahwa: Wacana yang diangkat oleh Soekarno pada pidato kenegaraan ini adalah wacana „demokrasi terpimpin yang merupakan demokrasi pancasila dan demokrasi asli Indonesia asli‟. Soekarno membangun wacana tersebut dengan mereview hal-hal yang terjadi di masa lampau dengan menyebutnya sebagai crucial period.56

Penelitian ini menggunakan model analisis Van Dijk untuk mengetahui strategi pemakaian kata dan pemikiran Soekarno mengenai Crucial

Periode.Selain itu, penelitan ini juga menggunakan analisis Foucault untuk melihat relasi kuasa yang ada pada pemakaian bahasa tersebut.terakhir penelitian ini menggunakan teoari sistem persamaan, sistem pembedaan, dan Hegemoni yang untuk memaparkan wacana demokrasi terpimpin.

Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Farah Annisa Harahap terhadap penelitian ini terletak pada pemilihan masalah.Masalah yang diangkat dalam penelitan ini ialah penyebutan Al-Maidah dan Pemilihan dalam pidato Basuki di

Kepulauan Seribu.Kemudian, wacana yang dielaborasi ialah wacana idenitas dalam Pilkada DKI.

56Farah Anisa Harahap. 2015. Analisis Wacana Kritis Terhadap Pidato Kenegaraan Soekarno Pada Tanggal 17 Agustus 1966. Skripsi. Medan : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. hal iv- v.

25

Universitas Sumatera Utara Penelitian Kedua yaitu Pidato Politik

Tentang 10 Tahun Masa Kinerja Kepemimpinannya (Analisis Wacana Kritis

Model Teun A van Dijk Pidato Politik SBY Dalam Agenda Lima Tahun Kedepan

Partai Demokrat) oleh Eka Nuryunita.Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif dengan metode analisis wacana kritis.Teknik Pengumpulan data yang digunakan adalah teknik pengumpulan data kepustakaan (library research) yaitu data yang bersumber dari tulisan-tulisan, artikel, buku, jurnal, dan internet. Dari hasil penelitian tersebut, maka disimpulkan bahwa intepretasi global makna teks dari pidato Politik SBY tersebut merupakan pencitraan politik untuk mempengaruhi pemilih 2014. Yang mana dalam proses lahirnya teks tersebut dipengaruhi oleh idiologi pembuat teks. wacana tersebut juga terlihat kontras dengan kondisi realitas Masyarakat Indonesia.57

Selain berbeda dalam hal masalah yang akan diteliti, perbedan penelitian oleh Eka Nuryunita dan penelitian ini terletak pada pemakaian teori yang tidak terbatas pada analisis model Van Dijk. Melainkan juga menggunakan teori identitas untuk melihat kaitan pemaknaan Al-Maidah dan pemilihan dalam pidato tersebut.Selain itu, penelitan ini juga mencoba mendeskripsikan pemaknaan terhadap kaitan antara Al-Maidah terhadap identitas tersebut sebagai bagian dari konstruksi wacana identitas dalam Pilkada DKI.

57Eka Nuryunita. 2014. Pidato Politik Susilo Bambang Yudhoyono Tentang 10 Tahun Masa Kinerja Kepemimpinannya (Analisis Wacana Kritis Model Teun A van Dijk Pidato Politik SBY Dalam Agenda Lima Tahun Kedepan Partai Demokrat.[Pdf]. Skripsi. Ponorogo: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Ponorogo. hal. xiv.

26

Universitas Sumatera Utara 1.7. Metodologi Penelitian

1.7.1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitan kualitatif. Metode penelitian kualitatif merupakan suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci, dan melakukan studi pada situasi yang dialami.Bogdan dan Taylor mengatakan bahwa metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata- kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.58

1.7.2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian desktriftif.Jenis penelitian deskriptif adalah jenis jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan ihwal masalah atau objek tertentu secara rinci.Penelitian deskriptif dilakukan untuk menjawab sebuah atau beberapa pertanyaan mengenai keadaan objek atau subjek yang diamati secara rinci.59

1.7.3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan penelitian ini adalah Teknik

Dokumentasi.Arikunto seperti yang dikutip oleh Dr. Iskandar, Mpd, mengatakan

58Iskandar.2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Gaung Persada. Hal 11 59Bagong Suyatno,Sutinah. 2005. Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekata .Jakarta: Kencana Prenada Media Group. hal 17-18.

27

Universitas Sumatera Utara “Teknik Dokumentasi ialah mencari data mengenai hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, agenda dan sebagainya”.60

Adapun data-data yang akan dikumpulkan dalam proses penelitian ini adalah catatan, transkrip, buku, surat kabar, agenda dan sebagainya, yang terkait dengan pidato Basuki Tjahaja Purnama di Kepulauan Seribu tertanggal 27

September 2016, dan juga terkait Pilkada DKI 2017.

1.7.4. Teknik Analisis Data

Teknik Anisisis data yang digunanakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisa data kualitatif, yaitu dengan menekankan analisanya pada sebuah proses pengambilan kesimpulan secara induktif serta analisa pada fenomena yang sedang diamati dengan menggunakan metode ilmiah.61

Pertama, Analisis Teks model Van Dijk. Dilakukan secara induktif yaitu dengan melihat fakta-fakta khusus terhadap isi pidato tersebut terkait Al-Maidah dan Pilkada, untuk menghasilkan pemahaman mengenai strategi pemaknaan

Basuki terhadap Al-Maidah dan Pilkada melalui pidato tersebut.

Kedua, Analisis Kognisi model Van Dijk. Dilakukan secara induktif dengan mengutip pernyataan-pernyataan Basuki yang berkaitan dengan Al-

Maidah yang disampaikannya diluar isi pidato 27 September 2016, hal ini dilakukan untuk mendeskripsikan pemaham Basuki mengenai Al-Maidah dan

Pilkada yang mempengaruhi strategi pemaknaan pada pidato tersebut.

60Iskandar. Op.Cit. hal. 134 61Burhan Bungin. 2008. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana. hal. 103

28

Universitas Sumatera Utara Ketiga, identitas. Analisis dilakukan dengan cara melihat kaitan antara pemaknaan Al-Maidah terhadap identitas islam dan identitas-identitas lainnya yang disebutkan Basuki melalui pidato tersebut dengan menggunakan teori

Identitas Laclau dan Mouffe.

Adapun alur analisis yang akan dilakukan ialah sebagai berikut :

Gambar 1. Alur Analisis

29

Universitas Sumatera Utara Dengan ini, maka pidato ini dianalisis menggunakan salah satu pendekatan yang ada pada politik, yaitu kekuasaan dan wacana.Sehingga penilitan ini dapat mendeskripsikan politik identitas dalam pilkada DKI melalui studi analisis wacana terhadap pidato Basuki Tjahaja Purnama.

30

Universitas Sumatera Utara 1.8. Sistematika Penulisan

BAB I :PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,

pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

kerangka teori, metodologi penelitian, dan sistematika penelitian.

BAB II :PROFIL

Bab ini berisi profil Basuki, isi pidato Basuki, profil DKI Jakarta,

dan Profil Pilkada DKI.

BAB III :PEMAKNAAN SURAT AL-MAIDAH AYAT 51 YANG ADA

PIDATO BASUKI TANGGAL 27 SEPTEMBER 2016 DI

KEPULAUAN SERIBU DILIHAT DARI PERSPEKTIF

IDENTITAS LACLAU DAN MOUFFE.

Bab ini akan mendeskripsikan strategi pemaknaan Basuki terkait

Al-Maidah & Pemilihan melalui pidato di Kepulauan Seribu,

pemahaman Basuki terkait Al-Maidah dan Pemilihan, kaitan antara

pemaknaan Al-Maidah terhadap berbagai identitas yang disebut

basuki dalam pidato, dan wacana identitas dalam Pilkada DKI

BAB IV :PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan yang telah didapat dari hasil analisis data

pada bab sebelumnya. Disertai pula saran atas hasil penelitian yang

telah dilakukan.

31

Universitas Sumatera Utara BAB II

PROFIL

2.1. Profil Provinsi DKI Jakarta

Secara geografis, luas provinsi wilayah DKI Jakarta, berdasarkan SK

Gubernur Nomor 171 Tahun 2007, adalah berupa daratan seluas 662,33 km2 dan berupa lautan seluas 6.977,5 km2. Wilayah DKI memiliki tidak kurang dari 110 buah pulau yang tersebar di kepulauan seribu.Provinsi DKI Jakarta memiliki batas-batas yang diantaranya sebelah utara berbatasan dengan laut Jawa, sementara di sebelah selatan dan timur berbatasan dengan wilayah Provinsi Jawa

Barat, sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Banten.62

Gambar 2. Peta DKI Jakarta

Sumber: BPS DKI Jakarta63

62Badan Pusat Statistik DKI Jakarta.2016. Jakarta Dalam Angka 2016.DKI Jakarta: BPS Provinsi DKI Jakarta..hal 3 (pdf) 63Ibid. hal 5

32

Universitas Sumatera Utara Dalam struktur wilayah administrasi, DKI Jakarta mengalami pemekaran wilayah pada tahun 2001 dari yang sebelumnya hanya 5 kotamadya saja, menjadi

1 kabupaten administrasi dan 5 kota administrasi. Selain itu, wilayah administrasi yang berada di bawah 1 kabupaten administrasi dan 5 kota administrasi tersebut juga mengalami pemekaran, yang semula 43 kecamatan menjadi 44 kecamatan, dan dari 265 kelurahan menjadi 267 kelurahan.64

Tabel 3. Luas Daerah dan Pembagian daerah Administrasi DKI Jakarta

menurut Kabupaten/Kota Administrasi

Luas Kabupaten/Kota Banyaknya Banyaknya NO Area Administrasi Kecamatan kelurahan (km2)

1 Kepulauan Seribu 8,70 2 6

2 Jakarta Selatan 141.27 10 65

3 Jakarta Timur 188,03 10 65

4 Jakarta Pusat 48,13 8 44

5 Jakarta Barat 129,54 8 56

6 Jakarta Utara 146,66 6 31

DKI Jakarta 662,33 44 267

Sumber: BPS DKI Jakarta65

Sejarah panjang Jakarta sejak era awal kemerdekaan hingga saat ini telah menorehkan berbagai catatan penting bagi provinsi tersebut, salah satunya ialah

64Ibid. hal 28 65Ibid. hal 11

33

Universitas Sumatera Utara dinamika kepemimpinan dari yang semula dipimpin oleh seorang yang menyandang status walikota hingga dipimpin oleh gubernur. Sejak September

1945 pemerintahan kota Jakarta ditetapkan menjadi pemerintah Nasional Kota

Djakarta, dan pemerintahan dipegang oleh seorang walikota sampai akhir tahun

1960. Pada perkembangannya, sesuai dengan UU No. 5 Tahun 1974 tentang pokok-pokok pemerintahan di daerah, ditetapkan Jakarta sebagai Ibukota negara

RI yang merupakan salah satu dari 26 Daerah Otonomi Tingkat I (Provinsi) di

Indonesia.66 Adapun pejabat Walikota dan Gubernur terdahulu yang pernah memimpin Jakarta ialah sebagai berikut :

Tabel 4. Daftar Pemimpin Jakarta

No Nama Status Periode

1 Walikota 1945-1951

2 Walikota 1951-1953

3 Sudiro Walikota 1953-1960

4 Dr. Sumarno, Mayjen Gubernur 1960-1965

TNI AD (Purn)

5 Gubernur 1965-1966

6 H. , Letjen Gubernur 1966-1977

TNI AL (Marinir

Purn)

7 H. Tjorkropranolo, Gubernur 1977-1982

66Ibid. hal 27

34

Universitas Sumatera Utara Letjen TNI AD (Purn)

8 R. , Mayjen Gubernur 1982-1987

TNI AD (Purn)

9 Wiyogo Gubernur 1987-1992

Atmodarminto, Letjen

TNI AD

10 H. Surjadi Soedirdja, Gubernur 1992

Mayjen TNI AD

11 , Letjen TNI Gubernur 1997-2007

AD (Purn)

12 DR. Ing. H. Fauzi Gubernur 2007-2012

Bowo

13 Joko Widodo Gubernur 2012-2014

14 Ir. Basuki Tjahaja Gubernur 2014-2017

Purnama, MM

Sumber: BPS DKI Jakarta67

Provinsi DKI Jakarta sebagai ibukota negara, memiliki status istimewa dan diberikan otonomi khusus berdasarkan UU Nomor 29 Tahun 2007.Dengan menyandang status khusus, seluruh kebijakan mengenai pemerintahan maupun

67Ibid. hal 27-28

35

Universitas Sumatera Utara anggaran ditentukan pada tingkat provinsi karena lembaga legislatif hanya ada pada tingkat Provinsi.68

Dalam hal mekanisme pemilihan kepala daerah, saat ini DKI Jakarta sebagai salah satu provinsi yang ada di Indonesia juga menyelenggarakan pemilihan gubernur dan wakil gubernur dengan mengikuti tahapan pilkada serentak yang berlaku di Indonesia.Namun, kendati pilkada DKI mengikuti tahapan pilkada serentak seperti provinsi lainnya, aturan mengenai pilkada DKI juga diatur secara kuhusus dalam UU No 29 Tahun 2007. Pasal 10 UU tersebut menjelaskan sebagai berikut:

“ Pemerintah Provinsi DKI Jakata dipimpin oleh satu orang Gubernur dan

dibantu oleh satu orang Wakil Gubernur yang dipilih secara langsung

melalui pemilihan umum kepala daeran dan wakil kepala daerah”.69

Selanjutnya yang menjadikan Pilkada DKI berbeda dengan pilkada daerah-daerah lain ialah adanya putaran kedua yang pada pilkada DKI 2017 lalu diikuti oleh Basuki-Djarot sebagai pasangan calon nomor urut 2, dan Anies-Sandi sebagai pasangan calon nomor urut 3. Kedua pasangan tersebut pada saat sebelumnya mengalahkan pasangan Agus-Sylvi pada putaran pertama, namun tak satu pun dari pasangan yang ada mencapai suara lebih dari 50%, hingga pada perkembanggannya diadakanlah Pilkada DKI putaran kedua.Adapun perbedaan tersebut terjadi dikarenakan adanya UU No 29 tahun 2007. Pasal 11 UU tersebut menjelaskan sebagai berikut:

68Ibid. hal 28 69Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2007 Tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Sebagai Ibukota Negara Indonesia. hal 9 (pdf)

36

Universitas Sumatera Utara “Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur yang memperoleh suara

lebih dari 50% (lima puluh persen) ditetapkan sebagai gubernur dan wakil

gubernur terpilih”.70

“Dalam hal tidak ada pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur yang

memperoleh suara 50%, diadakan pemilihan Gubernur dan Wakil

Gubernur putaran kedua yang diikuti oleh pasangan calon yang

memperoleh suara terbanyak pertama dan kedua pada putaran pertama”.71

Hal tersebutlah yang kemudian menjadikan DKI Jakarta sebagai satu- satunya daerah di Indonesia yang menyelenggarakan pilkada dengan mekanisme 2 tahap pada pilkada serentak 2017 lalu.Saat ini Pilkada DKI telah usai dan memasuki masa transisi kepemimpinan.Berakhirnya Pilkada DKI tentunya menjadi pertanda pula bagi usainya Pemilihan Kepala Daerah Serentak 2017 di

Indonesia.Untuk memperdalam pemahaman kita mengenai Pilkada DKI 2017, maka pembahasan tersebut akan dilanjutkan pada bagian selanjutnya.

Sebelum melanjutkan pembahasan mengenai Pilkada DKI 2017, kita akan beralih sebentar ke topik yang lain mengenai Ibukota Indonesia tersebut. DKI

Jakarta secara administrasi kependudukan pada tahun 2015 memiliki jumlah penduduk sebesar 10.122.924 yang tersebar di 5 kota dan 1 kabupaten administrasi. Persebaran terbanyak penduduk DKI Jakarta sendiri berada di Kota

Jakarta Timur dengan jumlah 2.843.816 penduduk di tahun 2015.Sebaliknya persebaran paling sedikit dari penduduk DKI Jakarta berada di Kabupaten

70Ibid 71Ibid

37

Universitas Sumatera Utara Administrasi Kep.Seribu dengan jumlah 23.340 penduduk pada tahun 2015 lalu.Mengenai persebaran penduduk DKI Jakarta, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada penjelasan gambar yang ada di bawah.

Gambar 3. Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk

Menurut Kabupaten/Kota di Povinsi DKI Jakarta Tahun 2010, 2014 dan

2015.

Sumber: BPS DKI Jakarta72

Seperti yang kita ketahui, DKI Jakarta sebagai Ibukota Republik Indonesia merupakan salah satu provinsi yang ada di Indonesia.dengan berbagai macam fakta yang ada pada Provinsi tersebut, diharapkan pemaparan diatas dapat membantu kita untuk memahami fakta-fakta mengenai DKI Jakarta.

72Badan Pusat Statistik DKI Jakarta. Op. Cit. Hal 59

38

Universitas Sumatera Utara

2.2. Profil Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta Tahun 2017

Secara konstitusional, Pemilihan kepala daerah/Pilkada diatur dalam pasal

18 ayat (4) UUD 1945. Pasal tersebut berbunyi “Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-masing sebagai kepala pemerintahan daerah Provinsi, Kabupaten, dan

Kota dipilih secara demokratis”.73Selanjutnya defenisi Pilkada diatur pula di dalam UU No. 8 Tahun 2015 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota.

Pasal 1 ayat (1) UU tersebut mendefenisikan Pilkada sebagai berikut “Pemilihan

Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, Serta Walikota dan

Wakil Walikota yang selanjutnya disebut pemilihan adalah pelaksanaan kedaulatan rakyat di wilayah provinsi dan kabupaten/kota untuk memilih

Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan

Wakil Walikota secara langsung dan demokratis.74

Pelaksanaan Pilkada Langsung bersumber dari sebuah landasan berpikir yang ideal, yakni melakukan pemilihan secara demokratis sehingga dapat melahirkan pasangan pejabat eksekutif yang berkualitas dan mampu mengelolah pemerintahan secara lebih efektif, efisien, dan produktif serta mampu mensejahterakan rakyat.Oleh karena itu, Pilkada Langsung bukan hanya dipandang sebagai pelaksanaan hajatan demokrasi, terlebih lagi dimaknai sebagai ikhtiar terbaik dari masyarakat untuk memilih pemimpin daerah secara demokratis

73UUD‟45. Jakarta: Penerbit Sandro. hal.94 74UU RI No. 8 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas UUD No 1 Tahun 2015 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU No 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota Menjadi UU [pdf]. Diakses dari situs http://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/1627.pdf. Pada 4 Maret 2017 Pukul 20:20 WIB.

39

Universitas Sumatera Utara agar dapat menghasilkan pemimpin berkualitas, jujur, dan profesional dalam mengemban tugasnya.75

Saat ini kita sedang berada pada era Pilkada serentak.Mengenai istilah serentak, Ramlan Surbakti mengatakan bahwa istilah serentak disini memiliki beberapa pegertian.Pengertian “serentak” pertama bertujuan efisiensi, sedangkan pengertian serentak kedua bertujuan luas, yaitu efektifitas pemerintah daerah dan konsolidasi demokrasi.Mengenai efisiensi, ketika tiada hari tanpa pilkada, daerah mengeluarkan anggaran yang tidak sedikit.Setiap daerah paling sedikit menyelenggarakan Pilkada dua kali, yaitu pemilihan Gubenur dan pemilihan

Bupati/Walikota.Honoranium panitia pelaksana merupakan pos anggaran yang terbesar. Karena pilkada dapat dikatakan melibatkan semua pihak, seperti pemilih, partai politik, pemantau, Ormas, pemerintah, polisi dan penegak hukum lainnya, serta media massa, maka tenaga, waktu, dan dana yang dicurahkan akan sangat besar. Selain itu, karena Pilkada merupakan persaingan antar-pasangan calon, maka konflik acap kali tak terhindarkan. Jika Pilkada diselenggarakan secara serentak lima tahun sekali, maka akan berlangsung efisiensi dalam semua aspek.76

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI sendiri merupakan bagian dari pelaksanaan Pilkada serentak 2017 yang diselenggarakan pada 15 Februari 2017 lalu. Pilkada serentak diselenggarakan di tujuh provinsi (Aceh, Bangka Belitung,

DKI Jakarta, Banten, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Papua Barat), 18 kota dan

75Mahi M. Hikmat. Op. Cit.. hal. 164 76Ramlan Surbakti.”Pilkada Serentak yang Demokratis”. Dalam Rambe Kamarul Zaman. 2016. Perjalanan Panjang Pilkada Serentak Jakarta Selatan: Penerbit Expose. hal. XLII-XLIV

40

Universitas Sumatera Utara 76 kabupaten atau dengan total 101 daerah pada Pilkada serentak 2017.77Dalam pelaksanaan pemilihan tersebut, KPU DKI Jakarta sebagai pihak penyelenggara menetapkan serangkaian tahapan-tahapan dari Pilkada DKI 2017 sebagai panduan dari setiap kegiatan Pilkada tersebut.Adapun tahapan tersebut ialah sebagai berikut :

Gambar 4. Tahapan Pilkada DKI 2017

Sumber :Diolah dari Poster tahapan utama PILKADA DKI 2017 KPU DKI

Jakarta78

77Sandika Prihatnala, dkk. 2016. “Menanti kejutan kandidat muda”. Majalah GatraEdisi 29 September-5 Oktober 2016. Hal. 74 78https://kpujakarta.go.id/img/poster-tahapan-NEW.png. Diakses pada pkl 21:02 tanggal 04 Mei 2017.

41

Universitas Sumatera Utara Pilkada 2017 DKI Jakarta putaran pertama diikuti oleh tiga pasangan calon (paslon). Hingga ditutupnya masa pendaftaran pada 23 september lalu, tiga pasangan calon Gubernur dan calon Wakil Gubernur DKI Jakarta telah resmi mendaftar. Yaitu, Basuki Tjahaya Purnama-Djarot Saiful Hidayat (PDI

Perjuangan, Golkar, NasDem, dan Hanura); Agus Harimurti Yudhoyono-Sylvia

Murni (Demokrat, PAN, PPP, dan PKB); dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno

(Gerindra dan PKS).79

Selanjutnya, pada 24 Oktober 2016 lalu Komisi Pemilihan Umum DKI

Jakarta secara resmi menetapkan pasangan calon Gubernur DKI Jakarta dan wakilnya yang bertarung pada pilkada DKI Jakarta 2017. Agus Harimurti

Yudhoyono-Sylviana Murni mendapat nomor urut 1, Basuki Tjahaya Purnama-

Djarot saiful Hidayat nomor urut 2, dan Anies Baswedan-Sandiaga Uni nomor urut 3.80

Setelah melewati berbagai tahapan yang ada, akhirnya Pilkada DKI 2017 putaran pertama pun selesai.Berdasarkan hasil rapat pleno terbuka rekapitulasi suara putaran pertama tingkat provinsi KPUD DKI Jakarta yang dilaksanakan pada 26 Febrruari 2017, pasangan Basuki-Djarot memperoleh 2.364.577 suara.Mereka unggul atas pasangan Anies-Sandi dengan perolehan suara

2.197.333.Sedangkan pasangan Agus-Sylviana hanya mendapatkan 937.955 suara. Dari hasil tersebut, maka persentase suara yang ada ialah Agus-Sylvi sebanyak 17,05 % Basuki-Djarot 42,99% dan Anies-Sandi sebanyak 39,95 % dari

79Bambang Sulistiyo, dkk. 2016. “Mahalnya Kursi DKI-1”. Majalah GatraEdisi 29 September-5 Oktober 2016. hal. 26 80Tim Tempo. 2016. “Setelah Jadi Tersangka”. Tempo Edisi 21-27 November 2016. Hal. 34

42

Universitas Sumatera Utara jumlah total suara sah.Ketua KPUD DKI Jakarta Soemarno dalam rapat tersebut kemudian menyatakan Pilgub DKI Jakarta 2017 berlangsung dua putaran.

“sebagaimana diatur dalam pasal 36 ayat 1 dan 2 peraturan KPU Nomor 16 Tahun

2016, jika tidak ada pasangan calon yang meraih lebih dari 50% suara maka dipastikan Pilgub DKI dilanjutkan dengan putaran kedua,”.81

Pada putaran kedua Pilkada DKI 2017, dua pasangan calon yang mendapatkan suara terbanyak pertama dan kedua yaitu pasangan Basuki-Djarot dan pasangan Anies-Sandi kembali bertanding untuk mendapatkan suara terbanyak dari jutaan pemilih yang terdaftar pada kontestasi pemilihan kepala daerah tersebut. Jumlah pemilih terdaftar yang ada pada putaran kedua Pilkada

DKI 2017 sendiri mencapai 7.335.473 yang tersebar di 5 Kota dan 1 Kabupaten

Administrasi yang ada di Provinsi DKI Jakarta.

Tabel 5. Data Pemilih Terdaftar Pada Putaran Kedua Pilkada DKI Jakarta 2017

Jumlah Kota Kota Kota Kota Kota Data Kabupaten Akhir Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Pemilih Seribu (DKI Pusat Utara Timur Selatan Barat Jakarta) Pemilih terdaftar dalam Daftar 757.515 1.129.494 17.695 2.025.157 1.606.921 1.681.498 7.218.280 Pemilih Tetap (DPT) Pemilih terdaftar dalam Daftar 800 1.264 88 1.053 1.303 1.399 5.970 Pemilih Pindahan (DPPh) Pemilih terdaftar dalam Daftar 8.728 20.922 83 33.919 23.136 24.498 111.286 Pemilih Tambahan

81Tim Analisa. 2017. “Hasil Pleno KPU DKI Jakarta”. Harian Analisa edisi senin 27 Februari 2017.hal. 11

43

Universitas Sumatera Utara (DPTb)/ pengguna KTP elektronik atau surat keterangan Jumlah Pemilih 767.043 1.151.680 17.866 2.060.129 1.631.360 1.707.395 7.335.473 (DPT+DPPh +DPTb) Sumber :Diolah dari Data KPU Provinsi DKI Jakarta82

Seperti yang kita lihat pada tabel diatas, jutaan pemilih yang terdaftar tersebut tersebar di 5 Kota dan 1 Kabupaten Administrasi. Diantara keenam

Kabupaten/kota tersebut, dapat kita lihat pula bahwa Kota Jakarta Timur merupakan kota dengan jumlah pemilih terdaftar terbanyak pada putaran kedua

Pilkada DKI 2017, yaitu dengan jumlah pemilih 2.060.129. Sedangkan urutan

Kabupaten/Kota dengan jumlah pemilih terdaftar paling sedikit ditempati oleh

Kabupaten Admistrasi Kep.Seribu dengan Jumlah pemilih terdaftar sebanyak

17.866.Selain tersebar di 6 Kabupaten/Kota, para pemilih terdaftar tersebut juga tersebar di 13.034 TPS yang ada di Provinsi DKI Jakarta.83

Selanjutnya diantara 7.335.473 pemilih terdaftar tersebut, terdapat pengguna hak pilih dengan jumlah 5.649.428. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat partisipasi/pengguna hak pilih pada putaran kedua Pilkada DKI 2017 ialah sebanyak 77,01%. Lebih jelasnya dapat kita lihat pada tabel berikut.

82KPU Provinsi DKI Jakarta. 2017. Berita acara rekapitulasi perhitungan suara tingkat provinsi pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernir DKI Jakarta tahun 2017putaran kedua. http://kpujakarta.go.id/file_data/BA%20Hasil%20Rekap%20Perolehan%20Suara%20Putaran%20Kedua%20 ok.pdf. Diakses 4 Mei 2017 pada pkl 21:08 83https://pilkada2017.kpu.go.id/hasil/2/t1/dki_jakarta. Diakses pada tanggal 4 Mei 2017 Pkl 21:14

44

Universitas Sumatera Utara Tabel 6. Data Pengguna Hak Pilih DKI Jakarta pada Pilkada 2017

Jumlah Data Kota Kota Kota Kota Kota Kabupaten Akhir Pengguna Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Seribu (DKI Hak Pilih Pusat Utara Timur Selatan Barat Jakarta) Pengguna Hak Pilih dalam Daftar 573.730 870.088 14.184 1.588.961 1.203.968 1.281.865 5.532.436 Pemilih Tetap (DPT) Pengguna Hak Pilih dalam Daftar 746 1.231 88 1.013 1.257 1.371 5.706 Pemilih Pindahan (DPPh) Pengguna Hak Pilih dalam Daftar Pemilih Tambahan (DPTb)/ 8.728 20.922 83 33.919 23.136 24.498 111.286 pengguna KTP elektronik atau surat keterangan Jumlah Pengguna Hak Pilih 582.844 892.241 14.355 1.623.893 1.228.361 1.307.734 5.649.428 (DPT+DPPh +DPTb) Sumber :Diolah dari Data KPU Provinsi DKI Jakarta84

Putaran kedua yang diikuti oleh 5.649.428 atau 77,01% pemilih terdaftar yang ada di DKI Jakarta tersebut pun akhirnya selesai digelar. Berdasarkan data

KPU, pasangan Anis-Sandi mendapatkan suara sebanyak 57,96 % suara unggul dari pasangan Basuki-Djarot yang hanya mendapatkan 42,03% suara.85

84KPU Provinsi DKI Jakarta. 2017. Berita acara rekapitulasi perhitungan suara tingkat provinsi pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernir DKI Jakarta tahun 2017putaran kedua. http://kpujakarta.go.id/file_data/BA%20Hasil%20Rekap%20Perolehan%20Suara%20Putaran%20Kedua%20 ok.pdf. Diakses 4 Mei 2017 pada pkl 21:08 85https://pilkada2017.kpu.go.id/hasil/2/t1/dki_jakarta. Diakses pada tanggal 4 Mei 2017 Pkl 21:12.

45

Universitas Sumatera Utara Tabel 7. Jumlah Perolehan Suara Pasangan Calon Pada Pilkada DKI 2017 Putaran Kedua

Jumlah Jumlah Perolehan Kota Kota Kota Kota Kota Kabupaten Akhir Suara Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Seribu (DKI Pasangan Pusat Utara Timur Selatan Barat Jakarta) Calon Basuki Tjahaja 2.350.366 Purnama dan 243.416 418.068 5.391 612.093 459.639 611.759 Djarot Saiful (42,03%) Hidayat Anies Rasyid Baswedan 3.240.987 dan 333.033 466.340 8.796 993.173 754.665 684.980 Sandiaga (57,96%) Salahuddin Uno Jumlah Suara Sah 576.449 884.408 14.187 1.605.266 1.214.304 1.296.739 5.591.353 Calon Jumlah Suarah tidak 6.395 7.833 168 18.627 14.045 10.995 58.075 Sah Seluruh Calon Jumlah Suara Sah 582.844 892.241 14.355 1.623.893 1.228.361 1.307.734 5.649.428 dan Tidak Sah Sumber :Diolah dari Data KPU Provinsi DKI Jakarta86

Pada akhirnya Pilkada DKI Jakarta 2017 pun berakhir.Hal tersebut ditandai dengan digelarnya tahapan akhir dari seluruh rangkaian Pilkada DKI

2017 yang telah ditetapkan KPU DKI Jakarta, tahapan tersebut ialah penetapan pasangan calon.Jumat 5 Mei 2017, KPU DKI Jakarta menetapkan Anies –Sandi sebagai Gubernur dan Wakil Gubenur DKI Jakarta terpilih periode 2017-2022 dan akan dilantik pada oktober 2017.87

86KPU Provinsi DKI Jakarta. 2017. Berita acara rekapitulasi perhitungan suara tingkat provinsi pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernir DKI Jakarta tahun 2017putaran kedua. http://kpujakarta.go.id/file_data/BA%20Hasil%20Rekap%20Perolehan%20Suara%20Putaran%20Kedua%20 ok.pdf. Diakses 4 Mei 2017 pada pkl 21:08 87Tim Kompas. 2017. Gubernur Jakarta Jerpilih. Harian Kompas edisi 6 Mei 2017. Hal 1

46

Universitas Sumatera Utara 2.3. Profil Basuki Tjahaja Purnama

Basuki lahir di , Belitung Timur pada 29 Juni 1966 sebagai keturunan Tionghoa-Indonesia dari suku Hakka.Beliau tercatat sebagai putra pertama Alm.Indra Tjahaja Purnama (Tjoeng Kiem Nam) dan Buniarti

Ningsih (Boen Nen Tjaw).Anak kedua yaitu Baisuri lahir pada tahun berikutnya.diikuti oleh kelahiran Fifi, Harry, dan Frans yang meninggal karena kecelakaan saat remaja.88

Ketika lahir, nama Ahok sesungguhnya hanya Basuki saja bahkan yang tercantum di rapor SMA-nya pun hanya Basuki. Pria yang hobi nonton film ini menjelaskan pada wartawan, “Namun, setelah saya di SMA, nama saya ditambah dengan nama depan Ayah yakni Indra. Jadi, nama saya Basuki Indra”.Ayah dari

Nicholas, Daud dan Nia ini lantas melanjutkan, “Lalu, sebagai orang keturunan, saya harus punya Surat Bukti Kewarganegaraan Indonesia (SKBRI). Dan petugas mengganti nama saya menjadi Basuki Tjahaja Purnama karena peraturan tidak membolehkan penggunaan nama depan orang, harus nama belakang”.89

Saat kecil, Basuki Tjahaja Purnama dipanggil Banhok oleh sang Ayah.

“Ban” berarti puluhan ribu dan “Hok” berarti belajar. Saat digabungkan keduanya bermakna Belajar di Segala Bidang. “Ayah ingin saya tak pernah berhenti belajar agar menjadi orang sukses”, ujar Ahok. Pria yang menikah dengan perempuan

Medan bernama Veronica Tan ini lantas dikenal luas dengan panggilan “Ahok”.90

88Meicky Shoreamanis Panggabean.2016. AHOK Wawancara Ekslusif dengan Ahok, Keluarga, Sahabat, dan Warga. Jakarta: Noura Books. Hal. 3 89 Ibid. hal 3 90Ibid hal 3

47

Universitas Sumatera Utara Basuki atau Ahok menempuh sekolah dasar di SDN No. 03, Gantung,

Belitung Timur pada tahun 1971-1977. Sedangkan untuk jenjang selanjutnya beliau bersekolah di SMPN 1, Gantung, Belitung Timur sejak tahun 1978-

1981.91Ahok kemudian melanjutkan studinya ke Sekolah Menengah Atas PSKD

III. Untuk program sarjana, Ahok mengambil Fakultas Teknologi Mineral Jurusan

Teknik Geologi Universitas Trisakti dan lulus pada 1990.92 Sedangkan untuk program magisternya diperoleh dari Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulia

Jakarta jurusan Magister Manajemen dan lulus pada tahun 1994.93

Dalam dunia politik, Ahok bergabung dengan Partai Perhimpunan

Indonesia Baru (PPIB) yang saat itu dipimpin oleh Dr. Sjahrir.Pada pemilu 2004

Ahok mencalonkan diri sebagai anggota legislatif dari PPIB. Dengan keuangan yang sangat terbatas dan model kampanye yang lain dari yang lain, yaitu menolak memberikan uang kepada rakyat, Ahok terpilih menjadi anggota DPRD

Kabupaten Belitung Timur periode 2004-2009.94

Setelah 7 bulanmenjadi anggota DPRD yaitu pada tahun 2005, muncul banyak dukungan dari rakyat kepada Ahok untuk menjadi bupati. Maju sebagai calon Bupati Belitung Timur pada 2005, Ahok secara mengejutkan berhasil mengantongi suara 37,13% dan menjadi Bupati Belitung Timur periode 2005-

91Kpu Jakarta. 2016. Daftar Riwayat Hidup Calon Gubernur [Pdf]. Diakses dari situs https://kpujakarta.go.id/file_lampiran/BB2%20BASUKI%20-%20DJAROT.pdf. Diakses pkl 20:14 tanggal 04 Mei 2017. 92Meicky Shoreamanis Panggabean. Op.Cit. Hal 4 93Kpu Jakarta. 2016. Daftar Riwayat Hidup Calon Gubernur [Pdf]. Diakses dari situs https://kpujakarta.go.id/file_lampiran/BB2%20BASUKI%20-%20DJAROT.pdf. Diakses pkl 20:14 tanggal 04 Mei 2017. 94Meicky Shoreamanis Panggabean . Op.Cit. hal 4

48

Universitas Sumatera Utara 2010.95Pada saat itu Ahok berpasangan dengan Khairul Efendi, mereka berdua didukung oleh partai PPIB dan PNBK.96

Tak sampai menyelesaikan masa baktinya, pada tahun 2007 Ahok mengundurkan diri dari posisinya sebagai Bupati Belitung Timur dan ikut serta dalam pemilihan gubernur Bangka Belitung. Namun kali ini Ahok yang maju sebagai calon Gubernur kalah dari pasangan lain dalam kontestasi tersebut.97

Dalam pemilu legislatif 2009 dia maju sebagai caleg dari Golkar.Meski awalnya ditempatkan pada nomor urut keempat dari daftar caleg (padahal hanya tersedia 3 kursi), dia berhasil mendapatkan suara terbanyak dan memperoleh kursi

DPR berkat perubahan sistem pembagian kursi dari nomor urut menjadi suara terbanyak.98

Selama di DPR, dia duduk di komisi II. Dia dikenal oleh kawan dan lawan sebagai figur yang apa adanya, vokal, dan mudah diakses oleh masyarakat banyak. Lewat kiprahnya di DPR dia menciptakan standar baru: Anggota-anggota

DPR semestinyalah bersikap bersih, transparan, dan professional (BTP). Dia bisa dikatakan sebagai pionir dalam pelaporan aktivitas kerja DPR baik dalam proses pembahasan UU maupun dalam berbagai kunjungan kerja.99

Pada 2006, Ahok dinobatkan oleh Majalah Tempo sebagai salah satu dari

10 tokoh yang mengubah Indonesia.Pada 2007, dia dinobatkan sebagai Tokoh

Anti-Korupsi dari penyelenggara negara oleh Gerakan Tiga Pilar Kemitraan yang

95Ibid hal 4-5 96http://ahok.org/tentang-ahok/hello-world/ . diakses pada tanggal 10 September 2017 PKL 19:29. 97https://m.detik.com/news/berita/d-3496531/jejak-politik-ahok-dari-belitung-timur-tertahan-di-cipinang. Diakses pada tanggal 6 September 2017 Pkl 21:05 98Meicky Shoreamanis Panggabean . Op.Cit. hal 7 99ibid hal 7

49

Universitas Sumatera Utara terdiri dari KADIN, Kementerian Pendayagunaan Aparatr Negara, dan

Masyarakat Transparansi Indonesia.100

Pada 2012 nama Ahok kian mencuat karena dipilih Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon wakil Gubernur DKI Jakarta dari PDI-P dan Gerindra. Setelah melalui dua tahap pemilihan , akhirnya Jokowi-Ahok ditetapkan sebagai pemenang dan dilantik sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2012-2017 pada 15 Oktober 2012.101 Kemudian pada tahun 2014 Jokowi maju sebagai capres 2014, sehingga berdasarkan Keppres yang dikeluarkan oleh

SBY terkait pemberhentian sementara Jokowi sebagai gubernur DKI Jakarta otomatis Ahok menjadi pelaksana tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta terhitung mulai 1 Juni 2014.102

Pada perkembangannya pilpres 2014 menjadikan Jokowi sebagai presiden terpilih sehingga beliau harus meninggalkan jabatannya sebagai Gubernur DKI

Jakarta. Sejalan dengan pemberhentian Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta kemudian Ahok yang sebelumnya hanya menjabat sebagai Plt Gubernur kemudian dilantik menjadi gubernur defenitif DKI Jakarta pada 19 November

2014 sesuai Keppres No. 130/P/2014 tentang pengesahan, pemberhentian Wagub

DKI Jakarta dan pengangkatan Gubernur DKI Jakarta.103

100ibid hal 7 101ibid hal 7 102http://news.liputan6.com/read/2057018/ahok-mulai-gantikan-peran-jokowi-jadi-plt-gubernur-dki- jakartaDiakses pada tanggal 7 agustus 2017 22:08 WIB. 103https://m.tempo.co/read/news/2014/11/19/231623044/sah-ahok-resmi-jadi-gubernur-dki-jakarta. Diakses 7 agustus 2017 pukul 22:16.

50

Universitas Sumatera Utara Lanjutan karir Basuki sebagai Gubernur DKI Jakarta pasca dilantik tahun

2014 kemudian berhenti sementara dengan alasan cuti untuk mengikuti pilkada

DKI Jakarta.Meski sempat melakukan perlawanan dengan mengajukan uji materi terhadap ketentuan UU Pilkada No 8 Tahun 2015 pasal 70 ayat 3 mengenai cuti kampanye bagi petahana di Mahkamah Konstitusi.Ahok akhirnya bersedia untuk cuti terhitung semenjak peresmian serah terima nota pengantar tugas pada 26

Oktober 2016 kepada Soemarsono Dirjen Otonomi Daerah Kemendagri.104

Sehabis masa cuti kampanye Ahok beserta wakilnya Djarot kembali menjabat sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta.setelah melalui putaran pertama dari pilkada 2017 Ahok kembali menjabat sebagai gubernur.Prosesi serah terima jabatan dilaksanakan di Balai Kota, Sabtu 11

Februari 2017.105

Dikarenakan Ahok lolos pada putaran kedua pilkada DKI Jakarta maka untuk mengikuti tahapan selanjutnya Ahok harus kembali cuti dari statusnya sebagai gubernur DKI Jakarta.Sama dengan waktu sebelumnya kepemimpinan

DKI kembali dijabat oleh Sumarsono dengan status Plt Gubernur.Serah terima jabatan dilakukan pada 6 Maret 2017.Maka Ahok kembali cuti untuk mengikuti

104Tim Viva. 2016. Peran Pelaksana Tugas Setelah Gubernur Cuti. http://www.viva.co.id/indepth/fokus/839903-peran-pelaksana-tugas-setelah-gubernur-cuti. Diakses 8 Agustus 2017 pukul 22:30 WIB 105Ari Sandita Murti. 2017. Cuti Kampanye Berakhir, Ahok Kembali jadi Gubernur DKI Jakarta. https://metro.sindonews.com/read/1179091/171/cuti-kampanye-berakhir-ahok-kembali-jadi-gubernur-dki- jakarta-1486829414. 9 Agustus 2017 Pukul 15:42 WIB

51

Universitas Sumatera Utara pilkada DKI Jakarta putaran kedua terhitung mulai 7 Maret 2017 hinggan 15 April

2017.106

Berakhirnya masa kampanye pilkada DKI Jakarta, Ahok kembali menjabat sebagai Gubernur pada 16 April 2017 setelah melakukan prosesi serah terima jabatan di Balai kota pada 15 April 2017.107Namun, berhubung Ahok tersandung kasus hukum penistaan agama lantaran mengutip Surat Al Maidah ayat 51 saat berpidato di Kepulauan Seribu, pada 27 September 2016.Ahok didakwa dengan dua pasal alternatif, yakni Pasal 156a KUHP dan atau Pasal 156 KUHP.108

Setelah melalui proses persidangan Ahok secara resmi menyandang status terpidana yang dijatuhi hukuman selama 2 tahun oleh Majelis Hakim Pengadilan

Negeri Jakarta Utara dan ditahan di Rumah Tahanan (Rutan) Cipinang Jakarta.

Vonis dua tahun penjara tersebut dibacakan Majelis Hakim Pengadilan Negeri

(PN) Jakarta Utara dalam sidang putusan yang digelar di kompleks Kementerian pertanian, Ragunan, Jakarta Selatan, 9 Mei 2017.Melalui putusan tersebut, Ketua

Majelis Hakim Dwiarso Budi juga memerintahkan agar Ahok langsung ditahan.Majelis hakim menyatakan bahwa “Ahok terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan penodaan agama”.Vonis majelis hakim ini lebih berat

106Lenny Tristia Tambun. 2017. Sumarsono Resmi Kembali Jabat Plt Gubernur DKI. http://www.beritasatu.com/aktualitas/417889-sumarsono-resmi-kembali-jabat-plt-gubernur-dki.html. 9 Agustus 2017. Pukul 16:46 WIB. 107https://pilkada.tempo.co/read/news/2017/04/15/348866356/cuti-kampanye-usai-ahok-jadi-gubernur-lagi. Pukul 16:53 WIB 9 Agustus 2017. Larissa Huda. 2017. 108http://news.liputan6.com/read/2945837/ahok-ditahan-mendagri-tunjuk-djarot-jadi-plt-gubernur-dki pukul 17:13 WIB 9 Agustus 2017. Ahmad Romadoni. 2017.

52

Universitas Sumatera Utara daripada tuntutan jaksa penuntut umum (JPU) yang hanya menuntut Ahok satu tahun penjara dengan masa percobaan dua tahun.109

Selanjutnya, Menteri Dalam Negeri langsung mengangkat

Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat sebagai pelaksana tugas (PLT) sekitar beberapa jam setelah Ahok resmi ditahan Rutan Cipinang. Pengangkatan

Djarot sebagai PLT Gubernur DKI ditandai dengan penyerahan surat pengangkatan oleh Tjahjo selaku Mendagri di Balai Kota.Tjahjo menjelaskan,

Djarot akan menjalankan tugas sebagai plt Gubernur hingga ada keputusan tetap terhadap status hukum Ahok. Jabatan plt tersebut bisa juga berakhir seiring dengan berakhirnya masa jabatan Ahok-Djarot dalam memimpin Jakarta, beliau juga mengatakan bahwa pihaknya akan meminta salinan putusan dari majelis hakim PN Jakarta Utara sebagai dasar penghentian sementara Ahok dari jabatannya karena telah menyadang status sebagai terpidana .110

Dalam menanggapi vonis dua tahun tersebut, pada awalnya tim penasihat uhukum Basuki atau Ahok mendaftarkan memori banding ke PN Jakarta Utara.

Tak berselang lama, Veronica yang merupakan istri dari Ahok datang untuk mencabut upaya banding tersebut.111 Dikatakan bahwa upaya pencabutan banding tersebut merupakan keinginan dari Ahok sendiri, dalam pernyataannya lewat

109Bima Setiadi, dkk. 2017. “Ahok Divonis Dua Tahun Penjara”.Koran Sindo Edisi 10 Mei 2017. Hal 1-15. 110Bima Setiadi, dkk. 2017. “Menjabat PLT Gubernur, Djarot Fokus Selesaikan Anggaran”. Koran Sindo Edisi 10 Mei 2017. Hal 2 111Tim Kompas. 2017. “Vonis Basuki Keluarga Dukung Terima Putusan”. Harian Kompas Edisi 24 Mei 2017. Hal 1-19

53

Universitas Sumatera Utara sepucuk surat yang dibacakan oleh istrinya, Veronica Tan, Ahok mengatakan bahwa ia menerima hukuman yang kini dijalaninya.112

Berkaitan dengan statusnya yang pada saat itu sebagai Gubernur DKI

Jakarta nonaktif, Basuki sendiri sudah menandatangani surat permohonan pengunduran diri sebagai Gubenur. Hal itu dibenarkan oleh Direktur Jenderal

Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri Soemarsono. Soemarsono mengatakan surat pengunduran diri Ahok itu diserahkan pada hari selasa 23 Mei

2017. Soemarsono juga mengatakan bahwa surat pengunduran diri tersebut dapat dijadikan dasar untuk melakukan pemberhentian tetap terhadap Basuki Tjahata

Purnama alias Ahok dari statusnya sebagai Gubernur DKI Jakarta.113

Setelah Ahok resmi mengundurkan diri dari jabatan Gubernur DKI, kemudian Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantik Djarot Saiful Hidayat sebagai

Gubernur DKI Jakarta. Prosesi pelantikan Djarot dilaksanakan di Istana Merdeka,

Jakarta, pada hari Kamis 15 Juni 2017.114Djarot akan menjabat sampai Oktober

2017. Dengan kata lain, dia hanya akan menjabat selama 4 bulan.115

Basuki atau Ahok telah melewati berbagai peristiwa politik dalam karirnya, dari mulai berkarir di tingkat kabupaten hingga menjadi gubenur DKI

Jakarta. Beliau sendiri pada akhirnya harus mengakui kekalahannya pada pertarungan Pilkada DKI 2017 putaran kedua, pada saat itu beliau bertarung

112Dian Ramdhani. 2017. “Ahok Siap Jalani Hukuman 2 Tahun”. Koran Sindo Edisi 24 Mei 2017. Hal 5 113https://www.google.co.id/amp/amp.kompas.com/regional/read/2017/05/24/14371721/ahok.tanda.tangani.s urat.pengunduran.diri.sebagai.gubernur.dki . diakses pada tanggal 14 September 2017 PKL : 21:36 114http://news.metrotvnews.com/metro/0kpJ5a7N-djarot-resmi-jadi-gubernur-dki. Diakses pada tanggal 18 September 2017 pkl: 20:26 115https://news.detik.com/berita/d-3531375/cuma-4-bulan-djarot-gubernur-dki-dengan-masa-jabatan- terpendek. Diakses pada tanggal 18 September 2017 pkl 20:32.

54

Universitas Sumatera Utara melawan pasangan Anies-Sandi. Tak lama setelah itu, Ahok divonis dua tahun penjara oleh hakim pengadilan negeri atas kasus hukum yang menjeratnya, dan saat ini Ahok sendiri sedang mendekam di penjara.

2.4. Isi Pidato Basuki di Kepulauan Seribu 27 September 2016116

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu.

(Hadirin menjawab salam Ahok)

Yang saya hormati anggota DPR RI dari dapil DKI, juga DPRD DKI, ada Pak Bupati tentu juga kepala dinas, kepala Biro, dan Bapak-Bapak dari Kelautan Perikananya, dan untuk semua tokoh masyarakat yang hadir ketempat ini yang gak bisa saya sebutkan satu persatu semua. Sekali lagi selamat pagi semua.

(Hadirin menjawab “selamat pagi”)

Saya kalau ke Pulau Seribu saya bilang saya masih ingat kampung saya. (Hadirin bertepuk tangan Makanya waktu saya, waktu saya turun, saya liat Pak Lurah saya panggil Pak Kades, (Para hadirin tertawa) karena taunya Kades.

Nah, Saya waktu jadi Bupati,saya memimpikan.. itu. .budidaya. Karna, manusia ini sekarang makin lama makin banyak, kita daratan gak cukup buat pelihara makan manusia. Bapak Ibu yang kerja nelayan yang ngerti nelayan tidak mungkin kita terus melakukan proses penangkapan ikan juga, nggak ada cerita itu. Seluruh dunia sudah berbicara budidaya, dan kita dikaruniai tempat yang begitu luas. Saya ingat kemarin di psikotes, isi gambar, saya gambar laut, saya bilang ini ada kekayaan yang kita lupakan.

Saya dulu di Belitung nggak ada orang yang kerja, jauh jaraknya. Ini jaraknya ke Jakarta gitu deket. Orang kan suka bicara gitu ya, kemana saja saya ditugaskan saya mau, asal masih bisa lihat monas, kira-kira gitu. Itu maksudnya

116 Pemprov DKI Jakarta. 2016. “Video Lengkap AHOK Blusukan ke Kepulauan Seribu & Berdialog Dengan Warga”. Diakses dari https://www.youtube.com/watch?v=N2Bn5JKTGkI&feature=youtu.be.

55

Universitas Sumatera Utara kerja di kantor yang mahal gitu loh. Ya kan kalau kita dulu kerja waktu sekolah lulus itu begitu bilangnya. Saya bersedia Pak ditempatkan kerja dimana saja pak. Terus ditanda tangan, asal masih lihat monas ya Pak ya. Ya kalau di Papua kan repot saya Pak.

Jadi sekarang bayangkan orang pulau seribu bisa deket ke Jakarta. Saya dulu punya temen, kerja di pulau, pulau Belitung ada pulau-pulau kecil lagi. Dia punya tanaman pisang ambon, pisang raja, pisang kepok itu sampai busuk sampai dia bisa berbulan-bulan tidak makan nasi. Kenapa? Sayang itu pisang, diamakan pisang sama ikan selama kerja disana. Kenapa? Karena pisangnya gak mungkin carter kapal untuk di bawake Jakarta jual.

Nah sekarang orang pulauSeribu, kita November akan datang kapal lagi yang besar seperti yang sekarang punya ini, kapalnya kapal apa itu? Sabuk Nusantara. November akan masuk lagi saya pengen tiap pagi dari Jakarta ke Pulau Seribu dari Pulau Seribu ke Jakarta jadi ada dua, ini bawa barang semua murah. 1 tonnya cuma 5000 jadi 5 rupiah per kilo kalau bawa barang. (Hadirin bertepuk tangan)

Jadi saya ingin Bapak Ibu ada hasil apapun bisa kerja dengan baik tanaman apapun bisa. Mau tanaman daun kelor bisa. Saya juga lagi bilang sama pak Syahmuni tadi. Saya bilang pulau ini pengalaman saya di Belitung, kalau pulau yang terpencil terisolasi boleh piaraayam, boleh piara telur. Itu perdanya salah itu saya bilang aturannya itu. Piara ayam jarang kenak sampah kalau di pulau. Dan pengalaman kami, telur yang di…ayam yang di lepas di pulau ini dikelolah yang baik ayam kampung, biasa itu baik. Jadi kan mesti masuk kesitu, jadi tadi itu siapa.

Sama kayak budidaya, jadi kita punya aturan main. Saya bilang juga sama Pak Adnan Januri, saya orangnya sederhana saja. Sebenarnya begini, kalau bapak ibu gak mau rajin gak mau kerja, out aja udah gak usah banyak omong sama saya. Keluar aja udah. Lalu kalau saya nggak makan gimana? Noh peliaran lu makan

56

Universitas Sumatera Utara tiga kali sehari noh lu makan, (Hadirin tertawa) tapi lo kurung di panti. Itu lagi dibangun di Ciangir Tangerang. Jadi kalau aku gak mau kerja ni gak bisa makan, sini anak lu saya sekolahin. Loh saya mau ngapain?Lo di kurung ajagua kasi makan gratis tiga kali.

Tapi yang mau kerja harus, kita juga tidak ingin per kelompok bagi rata. Untuk mulai awal, saya udah minta diubah sistemnya. Karena banyak orang kalau per kelompok, saya pengalaman jadi bupati, bagi sapi per kelompok jadi rendang, bagi perahu nelayan per kelompok nggak semua nelayan, jadi lama-lama males. Hancur tu kapal bagus-bagus gede-gede. Bapak-ibu nelayan saya tau persis saya Belitung ni main. Namanya bantuan kapal dari pusat, udah korupsi kadang- kadang, kayunya jelek, tuasnya jelek, betul nggak pak? (Hadirin menjawab “betul..”sambil bertepuk tangan)Udah kacau.

Saya ngerti betul, makanya saya menentang itu, sama kayak beras raskin. Tahun ini kita akan coba beras raskin ya gag bu? (sambil menunjuk salah satu pns yang duduk di depan)sayagakmaulagipemerintahsubsidi 7000 perkilo, lalu katanya beras raskinitu di beli 1400-1800. Berarti yang ada jelek lagi, gak mau. Saya uda bilang sama pak Jokowi, kita minta mentahnya saja, betul gak?(Hadirin menjawab “betul..”sambil bertepuk tangan).

Berarti mentahnya kita kirim, jadi misalnya si A, misalnya Ahok dapet jatah beras raskin 20 kilo, pemerintah subsidi berapa? 7000. Yasudah sini 140 ribu masuk rekening saya. Saya punya uang 140 ribu, saya mau beli beras apa? Mau beli beras jepang 30 ribu sekilo juga boleh ya gak? Masa seumur hidup gak pernah coba beras jepang, boleh.

Itu yang kita mau, tapi semua itu terkendali dengan nama yang jelas. Jadi kalau yang main-main, oh coret. Saya selalu tegaskan sama Bapak Ibu juga, jangan juga terpengaruh ini urusan dengan pilkada ya. Saya mau ingatin, kalau ada yang lebih baik dari saya, kerjanya lebih bener dari saya, lebih jujur dari saya Bapak Ibu jangan pilih saya, Bapak Ibu kalau pilih saya Bapak Ibu bodoh. Masa

57

Universitas Sumatera Utara punya duit beli motor Jepang beli motor Cina, mau gak? Harganya sama beli motor Jepang atau Cina gua tanyak. (Hadirin menjawab “Jepang..”) Motor Jepang dong.

Jadi kalau ada yang lebih bagus dari saya lebih baik dari saya jangan pilih saya jadi Gubernur Bapak Ibu, pilih dia(Hadirin bertepuk tangan)supaya jelas. Gitu loh, tapi orang yang nggak pengalaman cuma jual obat Bapak pilih ya bodoh juga nanti. Beli kucing dalem karung juga gituloh. Tukang jual obat banyak, jual kecap selalu kecap nomer 1 betul gak?.

Orang kampanye sama. Kalau saya gak pernah jual kecap saya nomer 1, silahkan tanding. Kalau ada yang lebih baik dari saya, lebih terbukti dari saya jangan pilih saya Bapak Ibu. Sangat fair. Dan program tambak ini jalan gak, oh jalan saya bikin sistem sangat baik. Anda nggak ada saya, program yang saya lempar pasti jalan.

Kecuali Bapak Ibu temukan Bupati atau Gubernur yang memang korup. Kalau dia tidak korup, ini nggak berani korup. Kalau kepalanya lurus, bawahnya gak berani gak lurus. Pasti(Hadirin bertepuk tangan), kalau kepalanya bengkok ya bengkok semua, sederhana ini. Jadi soal tambak, saya mau bikin sistem begini. Bapak Ibu kerja, tidak mau berkelompok, berkelompok hanya buat pertemanan. Masing-masing orang harus tanggung jawab sanggup berapa. Bagi hasil berapa. Bagi hasilnya gampang, uda potong semua biaya, Bapak Ibuk yang kerja 80 %. Mana ada bos gitu baik hati ya nggak.80 bapak ibuk lo, kami 20…Pemda, enak aja duit Pemda kok masa gratis, bagi dong. Untung uda Bupati, kalau sama bos- bos kan kamu 10 saya 90 betul gak? (Hadirin menjawab “Betul..”).

Ini kalian 80 kami 20. Jadi 20 ini buat siapa? Bukan buat kami, kami ini orang tua. Jadi Bapak Ibu udah mulai kompak, udah keliatan mana yang tukang bohong mana yang cuma tukang pintar ngomong kan banyak ni. Tukang mintak jatah, banyak ni orang ni. Jadi mulai kelihatan mana yang rajin mana yang pintar, pasti biasa orang yang rajin yang jujur tuh berteman ama yang jujur. Yang

58

Universitas Sumatera Utara ngerokok pasti berteman sama yang ngerokok, yang gak ngerokok berteman sama yang nggak ngerokok kira-kira gitu kan. Jadi boleh berkelompok, kita akan bentukkan koperasi. Tapi koperasi bukan kepala untung duluan, nggak ada.

Jadi koperasi kita, ini harus dari pertemanan tadi. Bapak Ibu seleksi anggota yang jujur yang baik. Kalau yang nggak jujur yang nggak baik yang nggak produksi tambaknya buang. Nggak usah diajak, nggak usah takut dia kelaparan percaya ama saya orang malas itu jarang yang mati kelaparan loh, karena dia nggak malu jadi dia minta makan. Jadi nggak usah pusing liat orang kek gitu. Nah lalu, koperasi inilah 20 % pem, dari kami nanti, keuntungan tadi kami akan bagikan ke koperasi.

Kami nggak ambil uang tapi sekarang gak bisa karena kami gak tau siapa, bentuk koperasi dulu. KUD itu langsung dapet untung duluan, bukan koperasi unit desa tuh. (Hadirin tertawa)Kepala untung duluan. Pengalaman kan saya bilang Bapak Ibu, ada berapa banyak koperasi kita yang sukses berhasil. Bikin anggotanya makmur. Tapi kalau koperasi didirikan dari pembudidaya yang jujur dan rajin, dia pribadi dapet 80 % uda kaya, lalu 20 % di tarok di koperasi yang dia juga anggota didalamnya.

Makanya saya sengaja bawa DPR-RI, saya ingin kalau ini berhasil ini dicontek seluruh Indonesia. Kita juga harap bahwa DPRD nanti bukan cuma ini. Lalu bagaimana Bapak Ibu, ini sedikit provokator ya, saya juga suami kan, saya juga laki-laki kok, kita juga. Tapi kadang-kadang yang lebih rajin jujur itu Ibu- Ibu. Jadi budidaya ini bila perlu kalau lakinya malas kasi ke isterinya saja, pak Bupati semua ya. Supaya suami nggak boleh macam-macam, Ibunya punya duit kaya lo, jadi nggak pulang juga nggak apa apa. (Hadirin tertawa).

Ya kan, bila perlu ganti pemain baru ya nggak, punya duit. Jadi ini zaman emansipasi ini nggak mudah di suami ama isteri ini. Lu macam-macam ditinggal juga lu. Ini mesti ada keseimbangan ini,ini mesti kalau Ibu-Ibu mau kenapa saya

59

Universitas Sumatera Utara berani tawarkan semua ke Bapak Ibu asal yang rajin yang mau kerja ya, Bapak aja keluar dari sini mandangnya laut begitu luas, nggak usah beli ni tanah.

Jadi kalau semua tambak berhasil kita akan bangun pasar, bangunhome storagedisini, nanti ada orang mau ekspor ikan pun bisa langsung jemput ke Pulau Seribu. Dan berarti dia berani beli dengan harga yang lebih tinggi.(Hadirin bertepuk tangan).Belum lagi turis, belum lagi turis kita ada tempat mau bangunresort silahkan, pulau pribadi silahkan, turis-turis akan datang, dia akan kami bangunkan juga restoran terapung kalau uda rame, supaya Ibu-Ibu bisa masak turis akan langsung beli, tarok.

Pulau seribu nggak ada tempat yang lebih hebat dari ini. dekat ibu kota, satu jam saja udah, setengah jam udah liat laut yang bagus, Maldives masih jauh.Jadi saya harap Bapak Ibu manfaatin kesempatan ini.Itu soal piara ayam telur juga harus dipikirkan isolasi, karena kita butuh makanan banyak. Tiap hari orang lahir gitu banyak, yang lahir sama yang mati ni, lebih banyak yang lahir sekarang, kacau gak.

Kalau dia imbang nggak apa-apa, apa lagi sekarang orang Jakarta ni orang Jakarta begitu lahir ni sekarang ini orang Pulau Seribu begitu lahir dia bisa hidup rata-rata 76 tahun sekarang. Kalau di Jakarta Selatan 79 tahun. Jadi sekarang indeks pembangunan manusia kita tinggi sekali, indeks pembangunan manusia itu dihitung berapa lama dia sekolah sedang Jakarta rata-rata sekolah 10 tahun.

Dulu Jogja lebih bagus, dulu orang Jogja sekolahnya paling lama lapan gak putus. Sekarang orang Jakarta 10 tahun, orang Jogja Cuma 9 tahun rata-rata sekolah, jangan salah lo. Kalau guru-guru Jogja bagus nggak? Bagus jakarta kalah, kalau guru orang Jogja itu baik, tapi putus sekolah di Jogja yang SMA itu udah capai 14 %, 13 ya 13 % , di Jakarta hanya 0,4 kenapa? Karena KJP kita jalan. Nah saya yakin ada program yang lulus perguruan tinggi negeri dikasi 18 juta nanti disurvey lagi tahun ini, tahun depan pasti diatas 10 tahun orang Jakarta

60

Universitas Sumatera Utara akan sekolah. Nah kalau Bapak Ibu kesehatan jaga dengan baik umur Bapak Ibupasti diatas 80 tahun.

Dunia, jadi indeks pembangunan manusia dianggap bagus kalau capai angkat diatas 80. Jadi itu apa angka yang diukur, lama sekolah, lama apa kesempatan hidup misal berapa panjang usianya sama daya beli. Kita udah mencapai 78,99. Jakarta tertinggi di seluruh Indonesia. Berarti saya dan seluruh DPRD hanya perlu menganggarkan progam yang tepat untuk menambah 1,01. Kalau mencapai 1,01 maka Jakarta standar dunia 80 angkanya.Dan saya yakin survey tahun ini dan tahun depan akan mendekati kesitu. Nah jadi kalau Bapak Ibu sakit jangan main dokter-dokteran sinsei-sinseian ya. Jangan beli cap naga, cap gajah, cap beruang, cap macan, sembarangan minum, jadi kena struk nanti. Lebih baik kalau nggak sehat datang ke puskesmas terdekat, diperiksa dengan baik. Supaya tau ini bisa bakal struk atau tidak.

Semua orang ingin pingin umur panjang. Nah saya yakin, sekarang Bapak Ibu KTP Pulau Seribu kalau naik bus keJakarta di dalam nggak bayar lo Bapak Ibutau nggak? (hadirin merespon Ahok). Itu untuk apa supaya dompet Bapak Ibu nggak kempes maksud saya. Nah kita juga lagi siapin kapal, saya lagi hitung apakah nanti tuk sabuk kapal apa? (Hadirin menjawab “sabuk nusantara”). Sabuk, sabuk nusantara tadi kalau ada dua, saya tinggal hitung apakah perlu kami subsidi harganya. Sekarang bayar berapa? 15 ribu ya? Saya lagi hitung apakah saya mau bikin kapal sendiri atau saya bayar subsidi mereka, Bapak Ibu cukup bayar 3 setengah, atau bayar 7 ribu pulang pergi termasuk naik bus gratis.

Nah kekurangannya kami yang bayar, kami lagi hitung. (Hadirin bertepuk tangan)Nah ini untuk apa, supaya Bapak Ibu, kayak teman saya yang di pulau tadi kan, panen satu sisir pulau apa pisang raja saja kalau tanem pisang, atau dia daun kelor saja Ibu-Ibu berani tuh naik kapal jualan ke Pasar Jaya. Atau disini bisa kita buka agen pasar jaya. Kami mau buka pasar sini, kita punya perkulakan, bisa juga

61

Universitas Sumatera Utara hanya antar ke pulau terdekat, kami akan titip lewat kapal Sabuk Nusantara tadi, untuk dijual.

Jadi kalau Bapak Ibu pengen jalan-jalan juga gampang, orang naik busnya naik kapal murah kok. Langsung bawa pisang satu tandan, naik bus semua bisa jualan di pasar yang kami sediakan balik sudah jadi uang. Sehingga Bapak Ibu akan mulai rajin tanam cabe. Pulautanam cabe bagus sekali lo dari pasir. Ya kan, jadi kita ini mesti disiapain, misalnya pake apa kek, pake plastik.

Pokoknya yang mau kerja saya mau kerja sama. Berapa bagi untungnya? 80, 20. Adil kan?(Hadirin menjawab “Adil..”). Kalau nggak adil lu cari tauke yang mana nggak bakalan kasi deh. Cuma tauke Ahok yang kasi 80 buat lu. 80, 20 nah ini yang mau, kalau ini kita kerjakan setahun dua tahun dengan baik ya Pak ya, saya yakin BapakIbu punya duit banyak pasti pada haji hajah gelarnya. (Hadirin bersorak “Amin..”). Punya duit, minimal umroh lah uda punya duit.

Nah ini semua tersedia Tuhan kasi di laut begitu banyak. Kalau ada orang kami yang khilaf, korup, mintak, rente macem-macem laporkan nggak usah khawatir, langsung kita berhentikan sebagai PNS. (Hadirin bertepuk tangan).Nanti tinggal lapor, sms kami, udahlah. Aku paling seneng berhentiin PNS yang nakal. Karena gaji PNS DKI terlalu mahal soalnya. Yang paling rendah dapet 13 juta sebulan, jadi kalau diberhentikan lumayan berhenti 1000 hemat 13 milyar sebulan.(Hadirin bertepuk tangan)

Kalau 13 milyar sebulan ni dibikinin tambak, budidaya, wah sampai bingung nyari orang. Bener gak Pak Bupati? Saya aja suka ngancam Pak Bupati. Kalau Bupati kerja nggak bener ni. Gua mau bubari Bupati di Bellitung ni eh di Pulau Seribu. Gua jadiin camat aja disini, ngapain piara Bupati nggak ada guna betul nggak?(Hadirin bertepuk tangan dan bersorak) Jadi Pulau Seribu kita mintak, makanya gua bawak DPR ubah UUnya DKI Jakarta tidak ada kabupaten Pulau Seribu. Orang cuma 20 ribu kurang lebih ngapain diurusin orang gitu banyak. Habisin ratusan milyar, mendingan semua gua kirimin duit mentahnya ke

62

Universitas Sumatera Utara orang Pulau Seribu. Dari pada banyak urusan pejabat. Ini pikiran, pikiran dagang aja, saya ini orang dagang saya pikir dagang aja.

Sekarang anggaran berapa pulau seribu? 400 m? 1 trilyun? 400 m, 400 milyar setahun. Orang Pulau Seribu cuma 20 ribuan ya? 24 rb, kalau gua bagi 10 juta, 240 m, ya setahun gua kasi dua puluh juta satu orang wah makmur semua lu, bubarin kabupatennya.(Hadirin tertawa) Tapi nggak benar lah tu, kita bernegara nggak boleh, tapi kalau dia macam-macam gua lakuin nih.

Nah ini jadi kita saling jaga, jadi Bapak Ibu juga nggak usah khawatir ini pemilihankan dimajuin, jadi kalo saya tidak terpilih pun Bapak Ibu, saya berhentinya Oktober 2017. Jadi kalo program ini kita jalankan dengan baik pun, Bapak Ibu masih sempat panen sama saya. Sekalipun saya tidak terpilih jadi Gubernur.jadi saya ingin ceritanya supaya Bapak Ibu semangat. Jadi gak usah pikiran, ah, nanti kalo gak kepilih, pasti, Ahok programnya bubar.gak, saya sampai Oktober 2017.

Jadi jangan percaya sama orang, kan bisa aja dalam hati kecil Bapak Ibu, gak bisa pilih saya, ya ntar dibohongin pake surat Al Maidah surat 51 macam- macam gitu lho. Itu hak Bapak Ibu ya. Jadi kaloBapak Ibu, perasaan, gak bisa pilih nih, karena saya takut masuk neraka, dibodohin gitu ya, gak papa. Karena inikan panggilan pribadi Bapak Ibu, program ini jalan saja.Ya jadi Bapak Ibu gak usah merasa gak enak, dalam nuraninya gak bisa pilih Ahok, gak suka ama Ahok.tapi programnya, gue kalo terima, gue gak enak dong ama dia, gue utang budi. Jangan.Kalo Bapak Ibu punya perasaan gak enak, nanti mati pelan-pelan lho kena struk.(Hadirin tertawa).

Jadi ang..bukananggap, ini semua adalah hak Bapak Ibu sebagai warga DKI.

Kebetulan saya Gubernur mempunyai program ini.Jadi tidak ada hubungannya dengan perasaan Bapak Ibu mau pilih siapa.Ya…saya kira itu. Kalo yang benci

63

Universitas Sumatera Utara sama saya, jangan emosi, terus dicolok, waktu pemilihan, colok foto saya. Wah, jadi kepilih lagi saya.(Hadirin tertawa).Jadi kalau benci sama saya, coloknya musti berkali-kali baru batal. Tapi kalo cuma sekali, eh kepilih dong gua. Saya kira itu, jadi silahkan kalo mau tanya, terimakasih. (Hadirin bertepuk tangan)

64

Universitas Sumatera Utara BAB III

PEMAKNAAN SURAT AL-MAIDAH AYAT 51 YANG ADA PADA

PIDATO BASUKI TJAHAJA PURNAMA TANGGAL 27 SEPTEMBER

2016 DI KEPULAUAN SERIBU

3.1. Tema Umum Pidato Basuki Dan Penyebutan Kata Al-Maidah.

Pada beberapa waktu yang lalu pidato Basuki di Kepulauan Seribu menuai pro dan kontra. Bahkan, pidato itu memasuki ranah hukum atas laporan sejumlah pihak.Putusan akhir dari Majelis Hakim PN Jakarta Utara atas kasus tersebut menyatakan bahwa Basuki terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindakan pidana penodaan agama, dan menjatukan pidana kepada

Basuki dengan penjara selama dua tahun.117

Kasus ituberawal dari pernyataan Basukiterkait Surat Al-Maidah ayat 51 yang ada pada pidatonya di Kepulauan Seribu.Saat itu ia berpidato dalam rangka kunjungan kerja sebagai Gubernur DKI Jakarta.118Pidato itu terdiri dari berbagai macam pembahasan. secara ringkas bagian-bagian pembahasan yang ada pada pidato itu ialah sebagai berikut:

TABEL 8. Bagian-Bagian Pembahasan Yang Ada Pada Pidato Basuki di

Kepulauan Seribu Tangal 27 September

NO BAGIAN PEMBAHASAN

1 Bagian 1 Basuki menyapa para hadirin 2 Bagian 2 Ahok menyatakan bahwa kepulauan seribu mengingatkan beliau

117 Mahkamah Agung RI. 2016. Putusan Nomor 1537/Pid.B/2016/Pn.Jkt Utr. Jakarta..hal. 616 [Pdf] 118 Tim kompas. 2016. Penodaan Agama Basuki Didakwa Dengan Dua Pasal. Harian Kompas Edisi 14 Desember 2016

65

Universitas Sumatera Utara dengan kampung beliau. 3 Bagian 3 Impian Basuki tentang budidaya saat beliau menjabat sebagai bupati 4 Bagian 4 Ahok disini memyampaikan kepada hadirin bahwa jarak antara kepulauan seribu dan Jakarta sebagai kota besar begitu dekat, hal tersebut mendukung warga untuk memasarkan hasil budidayanya ke Jakarta. 5 Bagian 5 Pada bagian ini Ahok menyampaikan bahwa ia menginginkan masyarakat di tempat tersebut dapat mengerjakan apapun dengan hasil yang baik. 6 Bagian 6 Pada bagian ini Ahok menyampaikan bahwa ia tidak perduli dengan orang yang tidak rajin bekerja. 7 Bagian 7 Pada bagian ini Ahok menjelaskan bahwa dalam kegiatan budidaya tersbut dia tidak sepakat dengan sistem kelompok bagi rata.. 8 Bagian 8 Ahok menegaskan bahwa program budidayanya tak ada hubungannya dengan pilkada dan mengisyarat bahwa ia tidak memaksa masyarakat untuk memilih dirinya jikalau ada yang memiliki kinerja lebih baik dibandingkan kinerja dirinya. Kemudian Ahok mengingatkan bahwa calon yang menyatakan produknya nomor satu namun tidak berpengalaman berarti hanya sekedar kampanye. Dia menegaskan bahwa dia siap bertanding dan membebaskan masyarakat untuk menetapkan pilihannya. 9 Bagian 9 Ahok menjelaskan kepada warga tentang bagi hasil dari program budidaya yang ia jalankan yaitu 80% masyarakat dan 20% untuk pemda. 10 Bagian 10 Ahok menjelaskan bahwa masyarakat akan membentuk bentuk koperasi 11 Bagian 11 Ahok menjelaskan bahwa bagi hasil 20% untuk pemerintah daerah tersebut akan disalurkan ke koperasi 12 Bagian 12 Ahok menjelaskan bahwa dia membawa salah satu DPR-RI supaya bila program budidaya ini berhasil bisa diterapkan ke seluruh daerah di Indonesia. 13 Bagian 13 Ahok menjelaskan bahwa programnya hanya untuk orang yang rajin

66

Universitas Sumatera Utara tidak peduli apakah dia pria atau wanita. 14 Bagian 14 Ahok menyampaikan beberapa rencana pembangunan yang dapat mendukung kegiatan budidaya di kepulauan seribu. Seperti pembangunan pasar, Home Storage, dll. 15 Bagian 15 Ahok mendorong masyarakat kepulauan seribu agar terus meningkatkan produktivitas untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Dia juga mengatakan bahwa kebutuhan masyarakat semakin meningkat, laju pertumbuhan penduduk juga meningkat, masyarakat harus semakin produktif. 16 Bagian 16 Ahok menjelaskan bahwa pemda akan mempermudah akses transportasi bagi masyarakat pulau tersebut untuk berpergian ke Jakarta. Dia menjelaskan rencananya tentang penambahan kapal beserta rencana subsidi terkait tarif kapal tersebut. Selain itu dia mengatakan bahwa masyarakat di pulau tersebut sudah dapat merasakan tarif gratis jika menggunakan bus di Jakarta. 17 Bagian 17 Ahok menjelaskan rencana pemda untuk mempermudah akses transportasi bagi masyarakat pulau tersebut juga bertujuan untuk mendukung masyarakat tersebut dalam memasarkan hasil produksi masyarakat. 18 Bagian 18 Ahok menegaskan bahwa beliau ingin bekerjasama dengan orang- orang yang giat bekerja. Ahok juga meyakinkan warga bahwa jika warga bekerja dengan baik maka warga pasti mampu meningkatkan penghsilannya. 19 Bagian 19 Ahok menghimbau warga supaya melaporkan kepada pemda jika terdapat oknum-oknum yang berusaha mengganggu kegiatan budidaya tersebut, seperti minta jatah dan lain sebagainya. 20 Bagian 20 Ahok menegaskan kalau masyarakat tak perlu khwatir program tsb akan dibubarkan berhubung ahok tidak terpilih. Ahok menghimbau kepada masyarakat agar program tersebut dijalankan dengan baik walaupun pada bulan oktober 2017 DKI Jakarta akan melaksanakan Pemilihan Kepala Daerah yang baru. 21 Bagian 21 Ahok mengatakan bahwa program tersebut harus tetap dijalankan

67

Universitas Sumatera Utara walaupun masyarakat tidak memilih beliau. Pada bagian ini ahok juga menyinggung oknum-oknum yang membohongi masyarakat dengan menyinggunkan surat Al-Maidah ayat 51 untuk dapat dipilih. 22 Bagian 22 Ahok menegaskan bahwa warga berhak menentukan siapa pemimpin yang ingin dipilih dan program budidaya tersebut tidak ada hubungannya dengan pemilihan. Membedah pidato Basuki akan sangat menarik jika menggunakan teori yang relevan. Disini penulis memilih teori Van Dijk terkait analisis teks untuk digunakan dalam menganalisa pidato Basuki.

Dalam melihat suatu teks, Van Dijk mengatakan bahwa teks terdiri dari beberapa struktur/tingkatan, salah satunya ialah struktur makro yang merupakan makna global/tema umum dari suatu teks yang dapat diamati dengan melihat topik atau tema yang dikedepankan dalam suatu teks119. Untuk melihat elemen tematik tersebut Van Dijk mengenalkan gagasan penting yaitu “koherensi global”. Yakni bagian-bagian dalam teks kalau dirunut menunjuk pada suatu titik gagasan umum, dan bagian-bagian itu saling mendukung satu sama lain untuk menggambarkan topik umum tersebut. Topik menggambarkan tema umum dari suatu teks, topik ini akan didukung oleh sub topik satu dan lainnya yang saling mendukung terbetuknya topik umum, sehingga dengan subbagian yang saling mendukung antara satu dan lainnya, teks secara keseluruhan membentuk teks yang koheren dan utuh.120

Sejalan dengan gagasan Van Dijk tentang koherensi global yang melihat kesesuaian antar sub-topik dalam melihat tema umum dari suatu teks, tabel diatas

119 Ibid. hal 225-226 120 Ibid. hal 230

68

Universitas Sumatera Utara disajikan untuk membagi sub-topik atau pembahasan-pembahasa yang lebih khusus dari pidato Basuki. Dari tabel itu terelihat bahwa setiap bagian khusus atau sub-topik yang ada pada keseluruhan pidato mengacu dan terkait erat dengan pembahasan budidaya ikan di Kepulauan Seribu. Jika kita lihat dari persfektif Van

Dijk tentang koherensi golbal, maka struktur makro atau tema unum dari pidato tersebut ialah“Program Budidaya ikan di Kepulauan Seribu.”.

Sejauh ini kita telah melihat bahwa tema umum dari pidato Basuki ialah

“Program budidaya ikan di Kepulauan Seribu”. lalu yang menjadi masalah bagi pidato itu ialah adanya penyebutan kata surat Al-Maidah 51. Penulis akan mencoba mengulas pada bagian mana penyebutan kata surat Al-maidah itu ditempatkan dan bagaimana kaitannya dengan teks pidato secara keseluruhan.

Untuk melihat itu, penulis kembali menggunakan teoari Van Dijk sebagai pembimbing.

Selain struktur makro, Van Dijk dalam teorinya juga mengenalkan konsep“superstruktur/skematik” sebagai struktur/tingkatan kedua yang ada pada analisis teks. Konsep supertruktur merupakan struktur wacana yang berhubungan dengan kerangka struktur teks, atau bagaimana bagian-bagian teks tersusun ke dalam teks secara utuh.121

Bagian pidato Basuki secara garis besar terdiri dari bagian awal, bagian pertengahan, dan bagian akhir. Ahok memulai pidato ini dengan menyapa para hadirin.Setelah menyapa para hadirin, kemudian Ahok menyampaikan kesan yang

121Ibid.hal 225-226

69

Universitas Sumatera Utara ia rasakan ketika datang ke Kepulauan Seribu. Bagian ini merupakan bagian awal dari pidato Basuki. Pada bagian awal itu, Basuki juga memaparkan pendapatnya tentang budidaya seperti yang ada pada kutipan berikut:

“Nah, Saya waktu jadi Bupati,saya memimpikan.. itu. .budidaya. Karna, manusia ini sekarang makin lama makin banyak, kita daratan gak cukup buat pelihara makan manusia. Bapak Ibu yang kerja nelayan yang ngerti nelayan tidak mungkin kita terus melakukan proses penangkapan ikan juga, nggak ada cerita itu. Seluruh dunia sudah berbicara budidaya, dan kita dikaruniai tempat yang begitu luas.” 122 Kutipan diatas menunjukkan bahwa pada bagian awal pidatonya,

Basukitidak langsung membahas secara spesifik program budidya di Kepulauan

Seribu, melainkan memulainya dengan pandangan terkait budidaya, disini yang disampaikan ialah pandangan terkait budidaya secara unversal. Van Dijk sendiri mengatakan dalam melihat suatu teks, salah satu elemen penting yang harus dilihat pada superstruktur/kerangka teks ialah leadatau pengantar. Lead dianggap sebagai ringkasan pengantar yang disampaikan sebelum masuk ke inti pembahasan. lead umumnya menunjukkan tema yang ingin ditampilkan dalam suatu teks.123 Mengacu kepada pandangan Van Dijk, maka dapat dikatakan bahwa kutipan diatas ialah sebuah ringkasan pengatar yang disampaikan oleh Basuki.

Ringkasan yang disampaikan ialah terkait pentingnya budidaya sebagai pengantar untuk masuk ke dalam inti pembahasan.

122 Pemprov DKI Jakarta. Op.Cit. 123 Eriyanto. Op.Cit. Hal. 189

70

Universitas Sumatera Utara Pada bagian sebelumnya telah dipaparkan bahwa tema umum dari pidato tersebut ialah Program budidaya ikan di Kepuluan Seribu. Tema umum tersebut merupakan inti dari pembahasan yang ada pada pidato. Dalam menyampaikan inti pembahasan tersebut, Basuki menyampaikan beberapa sub-topik atau pembahasan-pembahasan khusus di dalam pidatonya. Salah satu dari sub-topik itu itu ialah sebagai berikut:

“Jadi sekarang bayangkan orang pulau seribu bisa deket ke Jakarta. Saya dulu punya temen, kerja di pulau, pulau Belitung ada pulau- pulau kecil lagi. Dia punya tanaman pisang ambon, pisang raja, pisang kepok itu sampai busuk sampai dia bisa berbulan-bulan tidak makan nasi. Kenapa? Sayang itu pisang, diamakan pisang sama ikan selama kerja disana. Kenapa? Karena pisangnya gak mungkin carter kapal untuk di bawake Jakarta jual. Nah sekarang orang pulau Seribu, kita November akan datang kapal lagi yang besar seperti yang sekarang punya ini, kapalnya kapal apa itu? Sabuk Nusantara. November akan masuk lagi saya pengen tiap pagi dari Jakarta ke Pulau Seribu dari Pulau Seribu ke Jakarta jadi ada dua, ini bawa barang semua murah. 1 tonnya cuma 5000 jadi 5 rupiah per kilo kalau bawa barang.” Pada kutipan ini beliau meceritakan tentang akses transportasi di

Kepulauan Seribu. Bagian ini memiliki kaitan yang lebih spesifik terhadap program budidaya ikan di Kepulauan Seribu, bisa dikatakan bahwa bagian ini merupakan salah satu dari inti pembahasan yang ingin disampaikan pidato tersebut. Kutipan diatas juga menyajikan cerita tentang pulau belitung yang dikaitkan dengan Kepulauan Seribu. cerita pulau Belitung yang terangkai ke

71

Universitas Sumatera Utara dalam pembahasan transportasi di Kepulauan Seribu diatas tentunya tidak disajikan tanpa alasan.

Van Dijk secara jelas mengatakan bahwa arti penting dari skematik atau alur dari suatu teks ialah strategi seseorang untuk mendukung topik tertentu yang ingin disampaikan dengan menyusun bagian-bagian dengan susunan tertentu. 124

Untuk melihat skema yang tersusun ke dalam suatu teks, Van Dijk juga mengemukakan konsep yang ia sebut storyatau cerita.125 Satu hal yang penting dari konsep Story/cerita ialah kisah utama atau cerita utama, ini merupakan peristiwa utama ataupun topik utama yang ingin disampaikan dalam suatu teks.126

Kisah utama atau cerita utama yang ada pada kutipan diatas ialah terkait akses transportasi di Kepulauan Seribu. Kisah utama itu disampaikan pada bagian

“Jadi sekarang bayangkan orang pulau seribu bisa deket ke Jakarta.” Kemudian kalimat itu dilanjutkan dengan cerita pulau belitung. Setelah menceritakan tentang keadaan pulau belitung, basuki kembali lagi ke pembahasan tentang Kepulauan

Seribu. Cerita pulau Belitung bukanlah topik utama dari pidato tersebut. Jika kita membagi kutipan diatas dengan memisahkan antara cerita utama dan yang bukan cerita utama, maka cerita tersebut terbagi ke dalam bagian berikut:

Tabel 9. Kutipan Pidato Basuki Berdasarkan Cerita Utama dan

Bukan Cerita utama

No Cerita utama Bukan Cerita Utama 1 “Jadi sekarang bayangkan orang pulau Saya dulu punya temen, kerja di

124Ibid. Hal.234 125Ibid. Hal 236 126 Ibid.

72

Universitas Sumatera Utara seribu bisa deket ke Jakarta.” pulau, pulau Belitung ada pulau- 2 “Nah sekarang orang pulau Seribu, kita pulau kecil lagi. Dia punya November akan datang kapal lagi yang tanaman pisang ambon, pisang besar seperti yang sekarang punya ini, raja, pisang kepok itu sampai kapalnya kapal apa itu? Sabuk busuk sampai dia bisa berbulan- Nusantara. November akan masuk lagi bulan tidak makan nasi. Kenapa? saya pengen tiap pagi dari Jakarta ke Sayang itu pisang, diamakan Pulau Seribu dari Pulau Seribu ke pisang sama ikan selama kerja Jakarta jadi ada dua, ini bawa barang disana. Kenapa? Karena semua murah. 1 tonnya cuma 5000 jadi pisangnya gak mungkin carter 5 rupiah per kilo kalau bawa barang.” kapal untuk di bawake Jakarta jual. Van Dijk mengatakan bahwa Story tidak hanya berisikan kisah utama melainkan juga didalamnya terdapat latar yang fungsinya ialah mendukung kisah utama yang hendak disampaikan oleh teks. latar yang dimaksud ialah cerita yang berada di luar kejadian utama/ cerita utama namun menjadi penyangga kuat bagi kisah utama dalam menyampaikan pesan yang ada di dalamnya. Sederhananya, latar umumnya dipakai untuk memberikan konteks atas cerita utama yang disampaikan kepada khalayak.127

Dari pandangan Van Dijk tersebut, maka dapat dikatakan bahwa cerita

Basuki tentang Pulau Belitung yang ada diatas merupakan latar yang ia sajikan untuk mendukung kisah utama. kisah utama disini ialah tentang program budidaya ikan di Kepulauan Seribu. Latar tersebut mencoba menggambarkan perbandingan jarak, akses transportasi dan fasilitas di kedua tempat yaitu Kepulauan Seribu

127 Ibid. Hal 232-233

73

Universitas Sumatera Utara (topik utama)) dan Pulau Belitung (latar). Konteks yang ingin ditampilkan disini ialah keadaan Kepulauan Seribu yang dekat dengan ibukota, memiliki fasilitas berupa kapal, dan murahnya akses transportasi, hal-hal tersebut berguna untuk menunjang mobilitas warga Kepulauan Seribu termasuk memasarkan hasil produksinya.

Sub-topik atau kutipan yang kita bahas diatas merupakan salah satu bagian dari pidato Basuki. Ada banyak lagi sub-topik yang disampaikan basuki melalui pidatonya tersebut. Keseluruhan sub-topik tersebut mengacu dan terkait erat dengan tema prorgam budidaya ikan di Kepuluan Seribu. Contoh lain dari sub- topik yang ada di pidato tersebut ialah sebagai berikut:

“Jadi soal tambak, saya mau bikin sistem begini. Bapak Ibu kerja, tidak mau berkelompok, berkelompok hanya buat pertemanan. Masing-masing orang harus tanggung jawab sanggup berapa. Bagi hasil berapa. Bagi hasilnya gampang, uda potong semua biaya, Bapak Ibuk yang kerja 80 %. Mana ada bos gitu baik hati ya nggak.80 bapak ibuk lo, kami 20…Pemda” Kutipan-kutipan yang ditampilkan dalam tulisan ini menggambarkan keterkaitan antara berbagai sub-topik dengan tema umum pidato. Keselurahan sub-topik yang ada di pidato tersebut bisa dilihat pada teks lengkap yang tersaji di bab dua.

Kemudian yang menjadi kotroversial dari pidato ini ialah pada bagian penyebutan kata surat Al-Maidah ayat 51 oleh Basuki. Bagian tersebut merupakan bagian-bagian akhir dari pidato itu. Berikut kutipan dari bagian tersebut:

74

Universitas Sumatera Utara “Jadi jangan percaya sama orang, kan bisa aja dalam hati kecil Bapak Ibu, gak bisa pilih saya, ya ntar dibohongin pake surat Al Maidah 51 macam-macam gitu lho. Itu hak Bapak Ibu ya. Jadi kalo Bapak Ibu, perasaan, gak bisa pilih nih, karena saya takut masuk neraka, dibodohin gitu ya, gak papa. Karena inikan panggilan pribadi Bapak Ibu, program ini jalan saja.Ya jadi Bapak Ibu gak usah merasa gak enak, dalam nuraninya gak bisa pilih Ahok, gak suka ama Ahok.tapi programnya, gue kalo terima, gue gak enak dong ama dia, gue utang budi. Jangan.Kalo Bapak Ibu punya perasaan gak enak, nanti mati pelan-pelan lho kena struk.” Kutipan diatas juga membahas tentang program budidaya ikan (kisah utama). Namun Basuki juga menghubungkan pembahasan tentang program tersebut dengan surat Al-Maidah ayat 51. Disini Basuki kembali memunculkan sebuah latar tentang situasi yang pada saat itu menjelang Pilkada DKI 2017.

Basuki mengawalinya dengan menyampaikan anggapannya terkait pilihan politik masyarakat Kepulauan Seribu yang bisa saja tidak memilihnya dengan berbagai alasan seperti karena adanya faktor dibohongi pakai surat Al-Maidah ayat 51, takut masuk neraka. Kemudian beliau mengatakan bahwa pilihan politik adalah hak dari masyarakat. Selanjutnya ia menghubungkan latar situasi politik pada saat itu dengan program budidaya ikan (kisah utama) yakni dengan menyampaikan program tersebut jalan saja walaupun masyarakat setempat tidak memilihnya di

Pilkada DKI 2017.

Sejauh ini kita dapat melihat bahwa penggunaan kata surat Al-Maidah yang ada pada pidato Basuki disampaikan untuk memberi latar berupa situasi

75

Universitas Sumatera Utara politik pada saat itu yang kemudian dihubungkannya dengan program budidaya ikan (kisah utama). Jadi, posisi dari pembahasan terkait surat Al-Maidah di pidato itu ialah sebagai latar yang mendukung kisah utama atau pembahasan program budidaya ikan.

Dari pembahasan ini ada beberapa hal yang kita dapatkan terkait pidato

Basuki di Kepulauan Seribu. Pertama, setelah melihat bagian-bagian yang ada pada pidato tersebut dengan menganalisanya menggunakan teori Van Dijk tentang struktur makro/tematik, maka dapat dilihat bahwa tema umum/makna global yang ingin disampaikan oleh Basuki melalui pidato tersebut ialah tentang program budidaya ikan di Kepulauan Seribu.

Kedua, dengan melihat alur dari pidato yang disampaikan oleh basuki menggunakan teori Van Dijk tentang superstruktur teks, maka kita dapat melihat bagaimana Basuki merangkai alur pembahasan tentang program budidaya ikan melalui pidato itu. Beliau membuka dengan menyapa para hadirin, kemudian memberi sebuah ringkasan pengantar tentang program budidaya ikan, lalu beliau memaparkan inti pembahasan tentang program budidaya ikan yang didalamnya juga terdapat cerita latar yang. salah satu dari cerita latar itu ialah bagian yang didalamnya terdapat penyebutan kata surat Al-Maidah. Jadi penyebutan kata Al-

Maidah dalam pidato tersebut merupakan bagian kecil dari pidato Basuki yang secara umum bertemakan program budidaya ikan.

3.2. Makna Dari Penyebutan Kata Al-Maidah Dalam Pidato Basuki

76

Universitas Sumatera Utara Pada bagian sebelumnya kita telah dibahas bahwa penyebutan kata Al-

Maidah dalam pidato Basuki menjadi permasalahan dan dianggap sebagai tindakan pidana penodaan agama. Penyebutan kata Al-Maidah pada pidato tersebut merupakan cerita latar yang disampaikan oleh Basuki dalam membahas program budidaya ikan di Kepulauan Seribu. Untuk melihat lebih dalam kalimat yang menjadi masalah tersebut, kali ini penulis akan mencoba mengelaborasi lebih dalam arti/makna dari penyebutan kata Al-Maidah yang ada pada pidato itu.

Penyebutan kata Al-Maidah pada pidato itu merupakan bagian kecil atau sub-pembahasan dari keseluruhan pidato Basuki. Dalam melihat struktur yang lebih kacil dari suatu teks, Van Dijk melengkapi analisis teksnya dengan struktur teks yang terakhir yaitu struktur mikro. Bersama dengan struktur makro/tematik dan superstruktur/skematik, maka struktur mikro menjadi satu dari tiga struktur teks yang dilihat Van Dijk dalam menganailsa wacana yang ada pada suatu teks.

Dalam perspektif Van Dijk, struktur mikro adalah makna wacana yang dapat diamati dari bagian kecil suatu teks seperti pemakaian kata, kalimat, proposisi, anak kalimat dan lainnya.128

Pemakaian kata, kalimat, proposisi, ataupun retorika tertentu dipahami

Van Dijk sebagai bagian dari strategi dari seseorang. Pemakaian kata, kalimat, gaya tertentu bukan semata-mata dipandang sebagai cara berkomunikasi tetapi juga sebagai politik berkomunikasi atau suatu cara untuk mempengaruhi pendapat umum, menciptakan dukungan, memperkuat legitimasi, dan menyingkirkan lawan

128 Ibid. Hal 226

77

Universitas Sumatera Utara atau penentang. Kata-kata tertentu mungkin dipilih untuk mempertegas pilihan dan sikap, membentuk kesadaran politik, dan sebagainya.129

Ada beberapa aspek yang ditekankan oleh Van Dijk dalam melihat struktur mikro dari suatu teks, salah satunya ialah aspek semantik. Semantik disini ialah makna yang ingin ditekankan dalam teks berita. Misal dengan memberi detil pada suatu sisi atau membuat eksplisit satu sisi dan mengurangi detil sisi lain.130

Salah satu elemen yang digunakan oleh Van Dijk dalam melihat aspek semantik dari suatu teks ialah latar. Dalam teori Van Dijk, latar tidak hanya digunakan dalam melihat skema atau alur dari suatu teks namun juga digunakan untuk melihat struktur mikro dari suatu teks. Menurutnya, latar merupakan bagian teks yang dapat mempengaruhi semantik (arti) yang ingin ditampilkan. Latar yang ditampilkan oleh suatu teks menentukan ke arah mana pandangan khalayak hendak dibawa. Latar dapat menjadi alasan pembenar atas gagasan yang diajukan.131

Penyebutan kata Al-Maidah yang ada pada pidato Basuki merupakan latar yang disampaikan beliau untuk mendukung pembahasannya terkait program budidaya ikan. Hal itu sudah kita bahas pada saat kita membedah skema atau alur pidato Basuki yang ada di bagian sebelumnya. Kutipan dari bagian tersebut ialah sebagai berikut:

“Jadi jangan percaya sama orang, kan bisa aja dalam hati kecil Bapak Ibu, gak bisa pilih saya, ya ntar dibohongin pake surat Al

129 Ibid. Hal.227-228 130 Ibid. 228 131 Ibid. 235

78

Universitas Sumatera Utara Maidah 51 macam-macam gitu lho. Itu hak Bapak Ibu ya. Jadi kalo Bapak Ibu, perasaan, gak bisa pilih nih, karena saya takut masuk neraka, dibodohin gitu ya, gak papa. Karena inikan panggilan pribadi Bapak Ibu, program ini jalan saja.Ya jadi Bapak Ibu gak usah merasa gak enak, dalam nuraninya gak bisa pilih Ahok, gak suka ama Ahok.tapi programnya, gue kalo terima, gue gak enak dong ama dia, gue utang budi. Jangan.Kalo Bapak Ibu punya perasaan gak enak, nanti mati pelan-pelan lho kena struk.” Analisis tematik terhadap pidato Basuki yang dilakukan pada bagian sebelumnya telah menunjukkan bahwa tema umum dari pidato tersebut ialah

“program budidaya ikan di Kepulauan Seribu”. Tema tersebut menjadi inti pembahasan pada pidato itu. Bagian kecil pidato yang didalamnya terdapat penyebutan kata Al-Maidah pada kutipan diatas juga bagian dari pembahasan program Budidaya Ikan di Kepulauan Seribu. Kalimat yang secara jelas menyebutkan tentang program pada kutipan diatas ialah “Program ini jalan saja.Ya jadi Bapak Ibu gak usah merasa gak enak, dalam nuraninya gak bisa pilih Ahok, gak suka ama Ahok.tapi programnya, gue kalo terima, gue gak enak dong ama dia, gue utang budi. Jangan.”. Bagian yang secara jelas membahas program tersebut merupakan kisah utama.

Dalam menyampaikan kisah utama/cerita utama tersebut, Ahok telebih dahulu menyampaikan sebuah latar berupa alasan-alasan masyarakat dtidak memilih beliau di Pilkada DKI Jakarta. Seperti yang diungkapkan Basuki bahwa“Ucapan itu saya maksudkan untuk para oknum politisi yang

79

Universitas Sumatera Utara memanfaatkan Surah Al-Maidah 51 secara tidak benar karena tidak mau bersaing secara sehat dalam persaingan Pilkada”.132

Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan bahwa latar merupakan bagian yang disajikan untuk mendukung kisah utama. Bagian pidato yang menyebutkan kata Al-Maidah itu menyajikan kedua hal tersebut, yaitu latar dan kisah utama. untuk melihat dengan jelas posisi dari latar dan kisah utama yang ada pada bagian pidato Basuki tersebut, maka tabel dibawah akan memperlihatkan susunan kutipan tersebut baik dengan menggunakan latar maupun tanpa latar.

Tabel 10. Kutipan Basuki Berdasarkan Latar dan Tanpa Latar

Kutipan Jadi jangan percaya sama orang, kan bisa aja dalam hati kecil Bapak lengkap Ibu, gak bisa pilih saya, ya ntar dibohongin pake surat Al Maidah 51 macam-macam gitu lho. Itu hak Bapak Ibu ya. Jadi kalo Bapak Ibu, perasaan, gak bisa pilih nih, karena saya takut masuk neraka, dibodohin gitu ya, gak papa. Karena inikan panggilan pribadi Bapak Ibu, program ini jalan saja.Ya jadi Bapak Ibu gak usah merasa gak enak, dalam nuraninya gak bisa pilih Ahok, gak suka ama Ahok.tapi programnya, gue kalo terima, gue gak enak dong ama dia, gue utang budi. Jangan.Kalo Bapak Ibu punya perasaan gak enak, nanti mati pelan-pelan lho kena struk. Kutipan tanpa Program ini jalan saja.Ya jadi Bapak Ibu gak usah merasa gak enak, latar dalam nuraninya gak bisa pilih Ahok, gak suka ama Ahok.tapi programnya, gue kalo terima, gue gak enak dong ama dia, gue utang budi. Jangan” Dari Tabel diatas, kita dapat melihat bahwa cerita utama yang ada pada kutipan tersebut ialah terkait keinginan Basuki agar masyarakat tetap menjalankan program tersebut walaupun masyarakat tidak memilihnya. Namun, sebelum

132 Tim kompas. Op.Cit.

80

Universitas Sumatera Utara memasuki cerita utama tersebut beliau menyampaikan sebuah latar berupa anggapan beliau mengenai alasan-alasan masyarakat tidak memilih beliau di

Pilkada. Alasan tersebut berupa dibohongi pakai surat Al-Maidah 51, alasan takut masuk neraka, dan lain sebagainya. Jadi, makna yang disampaikan melalui latar tersebut ialah mengenai anggapan Basuki bahwa bisa saja ia tidak dipilih oleh masyarakat Kepulauan seribu dengan berbagai alasan, kemudian latar tersebut dikaitkannya dengan kisah utama yaitu keinginannya agar progam tersebut tetap berjalan walaupun masyarakat tidak memilihnya.

Penyebutan kata Al-Maidah yang ada pada pidato Basuki merupakan latar yang ia sajikan untuk menjelaskan alasan-alasan masyarakat tidak memilih beliau di Pilkada DKI.Dalam kutipan pidato Basuki yang menyebutkan kata Al-Maidah itu, Basuki mengatakan bahwa masyarakat tidak memilih beliau dengan alasan dibohongi pakai surat Al-Maidah 51, alasan takut masuk neraka, dan lain sebagainya. Disini masyarakat di posisikan oleh Basuki sebagai pemilih.

Mengenai perilaku pemilih.

Ramlan Surbakti mengakatan ada banyak alasan pemilih memilih kontestan tertentu dalam suatu pemilihan umum. beberapa alasan tersebut seperti faktor ketertarikan terhadap program yang ditonjolkan kontestan, faktor kesamaan agama, faktor kesamaan jenis kelamin, faktor kesamaan tempat tinggal, dan lain sebagainya.133Jika kita mengacu pada pandangan Ramlan Surbakti diatas, maka kita dapat melihat bahwa Basuki beranggapan alasan-alasan masyarakat tidak

133 Ramlan Surbakti. Op.Cit. Hal.186-187

81

Universitas Sumatera Utara memilih beliau hanya didasari oleh faktor agama, yaitu dibohongi pakai surat Al-

Maidah, dan takut masuk neraka.

Dalam aspek semantik, elemen lain yang juga perlu dilihat dari suatu teks ialah detil. Elemen wacana detil berhubungan dengan kontrol informasi yang ditampilkan seseorang. Komuninakator akan menampilkan secara berlebihan informasi yang menguntungkan dirinya. Sebaliknya ia akan menyampaikan sedikit saja jika ada informasi yang merugikannya.134

Dalam kutipan diatas, Basuki meyampaikan bahwa tidak masalah jika ia tidak dipilih dan ia ingin program tetap bejalan. Pesan itu kemudian diikuti dengan anggapan Basuki mengenai alasan-alasan masyarakat untuk tidak memilih dia. Secara umum, tentunya ada banyak faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang untuk menetapkan pilihan politiknya dalam sebuah Pilkada. Namun, melalui kalimat tersebut Basuki semacam memberi detil pada saat ia menguraikan anggapannya tentang alasan masyarakat tidak memilih dia. Basuki mengemukakan alasan masyarakat tersebut dikarenakan dibohongin pake surat Al

Maidah surat 51, masuk neraka. Detil yang dimaskud disini ialah Basuki hanya menampilkan alasan yang berkaiatan dengan agama saja yang mempengaruhi pilihan masyarakat, ia tidak memberi informasi terkait faktor-faktor lain yang mempengaruhi pilihan masyarakat.

Selain semantik, hal lain yang digunakan oleh Van Dijk untuk melihat struktur mikro dari suatu teks ialah aspek Sintaksis. Hal yang dilihat dari sintaksis

134 Eriyanto. Op.Cit. Hal 238

82

Universitas Sumatera Utara ialah Bagaimanakalimat (bentuk, susunan) yang dipilih. Bentuk kalimat berhubungan dengan cara berpikir logis, yaitu kausalitas. Logika kausalitas ini jika diterjemahkan ke dalam bentuk yang lebih rinci ialah susunan subjek, predikat dan objek. Bentuk kausalitas tersebut akan mempengaruhi makna dari suatu kalimat.135

Penyebutan kata Al-Maidah di pidato Basuki tersebut merupakan latar yang ia sampaikan untuk menjelaskan alasan alasan masyarakat tidak memilih dia. Latar tersebut diucapkan beliau dengan berbagai kata-kata yang kemudian menjadi salah satu bagian dari sub-pembahasan yang ada pada pidato tersebut.

Pada latar tersebut basuki menempatkan “bapak-ibu” sebagai subyek pembahasan.

Subyek yang dimaksud ialah pokok pembicaraan atau pokok kalimat.136Melihat kalimat yang ada pada kutitan tentang Al-Maidah tersebut, Basuki menempatkan

“bapak-ibu” tersebut sebagai subyek pelaku dan subyek penderita. Disebut subyek pelaku dikarenakan pada bagian “kan bisa aja dalam hati kecilbapak-ibu, gak bisa pilih saya,” Ahok menempatkan “bapak-ibu” sebagai subyek yang bisa saja melakukan perbuatan tidak memilih Basuki di pilkada DKI. Disini yang dimaksud subyek pelaku ialah yang melakukan perbuatan.137

Sementara itu, subyek penderita yang dimaksud ialah subyek dalam kalimat pasif yang dikenai perbuatan.138 Hal ini tergambar dalam kalimat basuki yang mengatakan “ntar dibohongin pake surat Al Maidah surat 51 macam-macam

135 KBBI. Op.Cit. Hal.228 136 Ibid. Hal. 622 137 Ibid Hal. 623 138 Ibid.

83

Universitas Sumatera Utara gitu lho”. Disini Basuki menempatkan “bapak-Ibu” sebagai subyek yang dikenai perbuatan bohong atau dibohongi. Kata pasif sendiri merupakan kata kerja yang subyeknya menderita atau perbuatannya dilakukan oleh obyek.139

Dari uraian diatas dapat kita lihat bahwa pihak yang dibicarakan ialah

“bapak-ibu” yang tidak lain adalah masyarakat Kepulauan Seribu . Kemudian pidato tersebut disandingkan dengan kata-kata “nggak bisa pilih saya, ya ntar dibohongi pake surat Al-Maidah 51”. Disini terlihat bahwa pihak yang dibicarakan oleh Basuki yaitu “bapak-ibu” yang ada dalam pidatonya merupakan subyek dari susunan kalimat tersebut..

Subyek yang dibicarakan dalam kalimat “ya ntar dibohongi pake surat Al-

Maidah 51” disini menyandang predikat sebagai pihak yang “dibohongi”.

Sementara kedudukan kata Al-Maidah dalam kalimat tersebut merupakan keterangan yang dalam hal ini diartikan sebagai alat yang digunakan untuk membohongi subyek.Basuki melalui kalimat tersebut tidak secara terang-terangan mengatakan siapa objeknya atau siapa pelakunya. Namun, pada bagian tersebut

Basuki juga mengakatan “kan bisa aja dalam hati kecil Bapak Ibu, gak bisa pilih saya,” hal tersebut menunjukkan bahwa yang dibicarakan ialah terkait Pilkada.

Dan predikat yang disematkan kepada subyek sebagai pihak yang dibohongi.

Maka dari itu, sebaliknya predikat yang disandang oleh objek atau pelaku ialah orang yang melakukan kebohongan dalam Pilkada. Sudah barang tentu bahwa obyek yang ada pada kalimat diatas ialah oknum yang terkait dengan pilkada.

139 Ibid. Hal. 609

84

Universitas Sumatera Utara Sementara itu, “surat Al-Maidah 51” yang ada pada kalimat itu merupakan keterangan alat yang digunakan oknum-oknum tersebut.

Dari pembahasan ini, kita dapat melihat bahwa kalimat “Bapak Ibu, gak bisa pilih saya, ya ntar dibohongin pake surat Al Maidah 51” memiliki makna sebagai berikut. Pertama, para hadirin yang disebutkan dalam bentuk kata “bapak- ibu” yang ada pada pidato itu ialah subyek yang dimaksud. Sementara obyeknya ialah oknum-oknum yang terkait dengan pilkada. Kedua, Makna implisit dari kalimat itu sendiri ialah pesan bahwa terdapat sejumlah oknum yang terkait dengan pilkada DKI 2017 melakukan kebohongan dengan menggunakan surat

Al-maidah 51 sehingga berdampak pada pilihan masyarat.

3.3. Pandangan Basuki Terkait Oknum-Oknum Yang Menggunakan Surat

Al-Maidah Ayat 51 Dalam Pemilihan.

Walaupun tidak secara terang-terangan menunjukkan siapa pelaku dari kebohongan yang dimaksud, namun Makna implisit dari penyebutan kata Al-

Maidah dalam pidato Basuki itu ialah mengenai pandangannya tentang sejumlah oknum yangmelakukan kebohongan pada pilkada DKI 2017 dengan menggunakan surat Al-maidah 51 yang berdampak pada pilihan masyarat.

Dalam pandangan Van Dijk, analisis wacana tidak dibatasi hanya pada struktur teks, karena struktur wacana itu sendiri menunjukkan atau menandakan sejumlah makna, pendapat, dan ideologi. Untuk membongkar bagaimana makna tersembunyi dari teks, kita membutuhkan suatu analisis kognisi. Pendekatan kognitif didasarkan pada asumsi bahwa teks tidak mempunyai makna, tetapi

85

Universitas Sumatera Utara makna itu diberikan oleh pemakai bahasa atau lebih tepatnya proses kesadaran mental dari pemakai bahasa. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu penelitian atas representasi kognisi pihak yang memproduksi teks. Karena setiap teks pada dasarnya dihasilkan lewat kesadaran, pengetahuan, prasangka, atau pengetahuan tertentu atas suatu peristiwa.140

Berdasarkan pandangan Van Dijk tersebut, maka menarik kiranya untuk meneliti pandangan Basuki terkait surat Al-Maidah yang mempegaruhi proses berpikirnya. Pandangan tersebut merupakan cerminan dari pemahaman beliau terkait surat Al-Maidah yang kemudian mempengaruhinya dalam menyampaikan pendapat terkait Al-Maidah seperti yang ada di pidato tersebut.

Van Dijk dalam melihat aspek kognitif tersebut memaparkan beberapa model yang dapat digunakansebagaimana dijelaskan berikut 141

Tabel 11. Model/ Skema Analisis Kognisi Sosial

Skema person (Person schemas). Skema ini menggambarkan bagaimana seseorang menggambarkan dan memandang orang lain.

Skema Diri (Self Schemas). Skema ini berhubungan dengan bagaimana diri sendiri di pandang, dipahami, dan digambarkan oleh seseorang.

Skema Peran (Role Schemas). Skema ini berhubungan dengan seseorang memandang dan menggambarkan peranan dan posisi yang ditempati seseorang dalam masyarakat.

140Eriyanto. Op.Cit.. hal 260 141 Ibid. Hal. 262-263

86

Universitas Sumatera Utara Skema Peristiwa (Event Schemas). Skema ini barang kali yang paling banyak dipakai, karena hampir setiap hari kita selalu melihat, mendengar peristiwa yang lalu lalang. Dan setiap peristiwa selalu kita tafsirkan dan maknai dalam skema tertentu. Umumnya, skema peristiwa inilah yang paling banyak dipakai.

Pendapat Basuki terkait Surat Al-Maidah ayat 51 bukan pertama kali beliau sampaikan pada pidato tanggal 27 September 2016 di Kepulauan Seribu.

Sebelum ia berpidato di Kepulauan Seribu tersebut beliau juga pernah menyampaikan pandangannya terkait Al-Maidah. Salah satu pandangan tersebut ia sampaikan melalui buku yang ia tulis, buku tersebut berjudul “Merubah

Indonesia”.

Diatas telah dipaparkan bahwa salah satu skema/model yang digunakan dalam teori Van Dijk untuk melihat kognisi seseorang ialah model Skema person

(Person schemas). Skema ini menggambarkan bagaimana seseorang menggambarkan dan memandang orang lain.

Basuki di dalam buku tersebut mengatakan “ada ayat yang sama yang saya begitu kenal digunakan untuk memecah belah rakyat dengan tujuan memuluskan jalan meraih puncak kekuasaan oleh oknum yang kerasukan roh kolonialisme.

Ayat itu sengaja disebarkan oleh oknum-oknum elite karena tidak bisa bersaing dengan visi-misi program dan integritas pribadinya. Mereka berusaha berlindung dibalik ayat-ayat suci itu agar rakyat dengan konsep seiman memilihnya. Dari oknum elite yang berlindung dibalik ayat suci agama islam mereka menggunakan

87

Universitas Sumatera Utara surat Al-Maidah 51”.142 Disini kita dapat melihat bahwa Basuki menempatkan oknum-oknum yang ia sebutkan diatas sebagai pihak yang memecah belah rakyat untuk tujuan kekuasaan, oknum tersebut menyebarkan ayat yang dalam hal ini ialah surat Al-Maidah 51 karena tidak bisa bersaing visi-misi, program dan integritas. Basuki juga menggambarkan oknum-oknum tersebut sebagai pihak yang berlindung dibalik ayat-ayat suci agar terpilih dengan konsep seiman.

Konsep seiman yang dimaksud Basuki disini ialah kesamaan agama.

Menegenai hal tersebut, di buku tersebut Basuki juga menggambarkan pengalamannya selama ia berkarir di dunia poliik. Ia mengatakan “Dengan dasar seperti itu, saya menarik kesimpulan bahwa kondisi bangsa ini diakibatkan oleh kesalahan pemimpin yang memimpin. Meski pemimpin dipilih langsung oleh rakyat. Salah satu penyebabnya adalah proses perekrutan pemimpin bangsa ini yang bermasalah. Kita lebih banyak menghasilkan pemimpin yang se-suku, se- agama, dan se-ras. Bahkan sebagai dampaknya tidak sedikit yang terpilih sesungguhnya tidak pantas disebut pemimpin. Melainkan hanyalah penguasa dengan roh penjajah kolonialisme yang selalu melakukan politik devide et impera.

Atau politik pemecah belah bangsa. Pengalaman saya selama mengikuti kampanye calon legislatif tingkat II pada pemilu 2004, Pilkada langsung Bupati

Kabupaten Belitung Timur pada tahun 2005, dan Pilkada langsung Gubernur

142 Basuki Tjahaja Purnama. 2008. Merubah Indonesia (The Story of Basuki Tjahaja Purnama). Jakarta: Center for Democracy and Transparency. Hal. 40

88

Universitas Sumatera Utara Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2007 bisa dijadikan contoh nyata tentang hal ini.143

Melalui pernyataan tersebut Basuki menyampaikan bahwa pengalamannya selama berkarir di dunia politik ialah contoh terkait proses perekrutan pemimpin bangsa ini yang lebih banyak menghasilkan pemimpin yang se-suku, se-agama, dan se-ras. Hal ini kemudian secara terang-terangan Basuki jelaskan pada bagian buku tersebut yang berbunyi “Pada pemilu 2004, saya mencalonkan diri menjadi anggota DPRD dari Partai Perhimpunan Indonesia Baru, hasil yang diperoleh hanya 2.7% untuk dua dapil. Kampanye dilakukan seperti partai-partai lain, dari baju kaos sampai bantuan-bantuan sosial. Bedanya kami melakukan pendidikan politik, menyadarkan rakyat untuk memilih partai bukan baju kaos. Tapi, memilih calon berintegritas untuk duduk di DPRD. Oknum-oknum di partai lain menggunakan kampanye SARA menghantam kami.”.144

Selain mengenai pengalamannya pada saat pemilu legislatif 2004, beliau juga menjelaskan pengalamannya pada saat mencalonkan diri sebagai calon

Bupati Belitung Timur. Dalam menceritakan pengalamannya tersebut, ia mengatakan “Tahun 2005, saya mencalonkan diri menjadi bupati. Sekilas tentu saja tidak masuk akal jika dihitung dari unsur primordialisme. Apalagi kampanye negatif dengan unsur SARA tetap dilakukan oleh oknum-oknum elite politik yang tidak bertanggungjawab. Tapi, hasilnya kami memperoleh suara 37,13 % dengan

143 Ibid. Hal 38 144 Ibid. Hal 50

89

Universitas Sumatera Utara tidak menggunakan kampanye secara umum seperti baju kaos dan Money politik.145

Dari cerita Basuki tersebut, kita dapat melihat bahwa beliau menganggap dirinya sebagai korban dari isu SARA yang digunakan oleh sejumlah politisi. Van

Dijk dalam melihat aspek kognitif dari seseorang, juga mengemukakan Skema

Diri (Self Schemas) seperti yang ada dibagian atas pembahasan ini . Skema ini berhubungan dengan bagaimana diri sendiri di pandang, dipahami, dan digambarkan oleh seseorang.

Melalui pandangan Van Dijk tersebut, kita dapat melihat bahwa Basuki di dalam memahami masalah yang berkaitan dengan surat Al-Maidah tersebut, memposisikan dirinya sebagai korban dari sejumlah oknum. Melalui cerita beliau yang ada pada kutipan diatas, Basuki pertama-tama menempatkan oknum-oknum yang ia sebutkan diatas sebagai pihak yang memecah belah rakyat untuk tujuan kekuasaan, oknum tersebut menyebarkan ayat yang dalam hal ini ialah surat Al-

Maidah 51 karena tidak bisa bersaing visi-misi, program dan integritas. Basuki juga menggambarkan oknum-oknum tersebut sebagai pihak yang berlindung dibalik ayat-ayat suci agar terpilih dengan konsep seiman.

Kemudian dia menjelaskan bahwa pengalaman beliau selama berkarir di dunia politik adalah contoh dari proses perekrutan bangsa ini yang dianggapnya bermasalah dikarenakan lebih banyak menghasilkan pemimpin yang se-suku, se- agama, dan se-ras. Secara gamblang beliau menjelaskan pengalamannya pada saat

145 Ibid. Hal 50

90

Universitas Sumatera Utara diserang menggunakan isu SARA oleh sejumlah pihak pada pileg 2004 dan pemilihan bupati Belitung Timur tahun 2005. Jadi, disini ia menempatkan dirinya sebagai korban dari isu SARA yang digunakan oleh sejumlah pihak, salah satu bentuk tindakan SARA yang ia maksud ialah penyebaran surat Al-maidah oleh oknum tersebut yang dianggapnya sebagai praktek berlindung dibalik ayat suci untuk terpilih dengan konsep seiman.

Basuki melalui cerita tersebut memahami peristiwa-peritiwa yang ia alami selama berkarir di dunia politik tersebut sebagai peristiwa yang berkaitang dengan isu SARA. Ini dapat kita lihat melalui ceritanya terkait pileg 2004 dan pemilihan bupati 2005. Jika kita mengacu pada pandangan Van Dijk terkait Skema Peran

(Role Schemas) yang melihatcara seseorang dalam memandang dan menggambarkan peranan dan posisi yang ditempati seseorang dalam masyarakat, maka kita dapat melihat bahwa Basuki menempatkan oknum yang menggunakan isu SARA sebagai oknum yang melakukan perpecahan di tengan masyarakat agar terpilih dengan konsep seiman.

Dalam analisis teks sebelumnya kita telah melihat bahwa secara implisit, makna dari penyebutan kata Al-Maidah yang ada pidato Basuki ialah mengenai adanya sejumlah oknum yang terkait dengan pilkada DKI 2017yang melakukan kebohongan dengan menggunakan surat Al-maidah 51 sehingga berdampak pada pilihan masyarat. Wacana/makna tersebut semakin diperjelas dengan melihat aspek kognisi Basuki terkait surat Al-Maidah ayat 51 seperti yang telah kita bahas sebelumnya.

91

Universitas Sumatera Utara Atas dasar itu, maka makna yang terkandung dalam pidato tersebut ialah sebagai berikut. Pertama, melalui kalimat “Bapak Ibu, gak bisa pilih saya, ya ntar dibohongin pake surat Al Maidah 51”, Basuki sedang menempatkan posisi bapak- ibu yang dalam hal ini ialah masyarakat Kepulauan Seribu sebagai pihak yang dibohongi. Kedua, Makna implisit dari kalimat itu sendiri ialah pesan bahwa terdapat sejumlah oknum yang terkait dengan pilkada DKI 2017 melakukan kebohongan dengan menggunakan surat Al-maidah 51 sehingga berdampak pada pilihan masyarat.

Ketiga, melalui analisa terhadap aspek kognitif Basuki terkait surat Al-

Maidah, maka didapati bahwa Basuki memposisikan dirinya sebagai korban dari isu SARA yang dilakukan oleh sejumlah oknum dalam ajang pemilihan umum.Isu

SARA yang digunakan oleh oknum tersebut dianggap Basuki sebagai praktek memecah belah bangsa, sebagai praktek ketidakberdayaan oknum-oknum tersebut dalam bersaing visi-misi, program dan integritas. Dalam teks tersebut pernyataan terkait Al-Maidah dikatakan dengan kalimat “Bapak Ibu, gak bisa pilih saya, ya ntar dibohongin pake surat Al Maidah 51”, sebagaimana dalam analisa sebelumnya dilihat bahwa kalimat tersebut menempatkan oknum-oknum yang tidak secara eksplisit disampaikan Basuki sebagai pihak yang melakukan praktek

“kebohongan”. Praktek memecah belah bangsa, ketidakberdayaan dalam bersaing visi-misi, program dan integritas, dan pelaku kebohongan yang disematkan oleh

Basuki terhadap oknum-oknum yang dimaksud baik itu melalui pidatonya maupun yang tertera di bukunya tentunya memiliki makna yang negatif atau

92

Universitas Sumatera Utara buruk. Atas dasar itu, oknum yang melakukan kebohongan yang dimaksud pada kalimat “Bapak Ibu, gak bisa pilih saya, ya ntar dibohongin pake surat Al Maidah

51” diposisikan Basuki sebagai oknum yang melakukan tindakan buruk atau salah.

Jadi berdasarkan analisa atas kognisi dan juga teks pidato Basuki, maka dapat dikatakan bahwa melalui penyebutan kalimat “Bapak Ibu, gak bisa pilih saya, ya ntar dibohongin pake surat Al Maidah 51” pada pidatonya tersebut, secara tidak langsung Basuki menggambarkan tindakan salah dari oknum-oknum tertentu yaitu melakukan kebohongan dengan menggunakan Surat Al-Maidah.

3.4. Kriteria Pemimpim Yang Harus Dipilih Rakyat Dalam Pandangan

Basuki

Sebelumnya kita telah membahas bahwa ucapan Basuki tersebut ditujukannya untuk oknum-oknum yang terkait dengan Pilkada DKI. Seperti yang dijelaskan Basuki “Ucapan itu saya maksudkan untuk para oknum politisi yang memanfaatkan Surah Al-Maidah 51 secara tidak benar karena tidak mau bersaing secara sehat dalam persaingan Pilkada,”.146

Pilkada 2017 DKI Jakarta putaran petama diikuti oleh tiga pasangan calon

(paslon). Hingga ditutupnya masa pendaftaran pada 23 september lalu, tiga pasangan calon Gubernur dan calon Wakil Gubernur DKI Jakarta telah resmi mendaftar. Yaitu, Basuki Tjahaya Purnama-Djarot Saiful Hidayat , Agus

Harimurti Yudhoyono-Sylvia Murni, dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.147

146 Tim kompas. Op.Cit. Edisi 14 Desember 2016. hal 1-15 147 Bambang Sulistiyo, dkk. Op.Cit. hal. 26

93

Universitas Sumatera Utara Maka dari itu, Basuki pada saat berpidato pada tanggal 27 September 2016 di

Kepulauan tersebut sudah resmi terdaftar sebagai pasangan calon.

Kepulauan Seribu sendiri merupakan Kabupaten Administrasi yang ada dalam wilayah administrasi Provinsi DKI Jakarta.148Pada pilkada DKI

2017,Pemilih terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) di Kabupaten

Administrasi Kepulauan Seribu ialah sebanyak 17.695.149 Itu artinya, walaupun pada saat itu Basuki berpidato dalam rangka kunjungan kerja sebagai gubernur, namun secara tidak langsung masayarakat yang mendengarkan pidatonya tersebut merupakan bagian dari pemilih yang ada pada Pilkada DKI 2017.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwa penyebutan kata Al-Maidah yang ada pada pidato Basuki merupakan latar yang ia sajikan untuk menjelaskan alasan-alasan masyarakat tidak memilih beliau di Pilkada DKI. Dalam kutipan pidato Basuki yang menyebutkan kata Al-Maidah itu, Basuki mengatakan bahwa masyarakat tidak memilih beliau dengan alasan dibohongi pakai surat Al-Maidah

51, alasan takut masuk neraka, dan lain sebagainya. Disini masyarakat di posisikan oleh Basuki sebagai pemilih.

Selain itu, kita juga telah melihat bahwa melalui penyebutan kalimat

“Bapak Ibu, gak bisa pilih saya, ya ntar dibohongin pake surat Al Maidah 51” pada pidatonya tersebut, secara tidak langsung Basuki menggambarkan tindakan

148 Badan Pusat Statistik DKI Jakarta. Op.Cit hal 11 149KPU Provinsi DKI Jakarta. 2017. Berita acara rekapitulasi perhitungan suara tingkat provinsi pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernir DKI Jakarta tahun 2017putaran kedua. http://kpujakarta.go.id/file_data/BA%20Hasil%20Rekap%20Perolehan%20Suara%20Putaran%20Kedua%20 ok.pdf. Diakses 4 Mei 2017 pada pkl 21:08.

94

Universitas Sumatera Utara salah dari oknum-oknum tertentu yaitu melakukan kebohongan dengan menggunakan Surat Al-Maidah.

Komentar Basuki terkait pilihan maskarakat yang ada pada pidato tersebut tidak hanya ada pada bagian yang menyebutkan kata Al-Maidah tersebut, namun dalam pidatonya Basuki juga mengatakan “Saya selalu tegaskan sama Bapak Ibu juga, jangan juga terpengaruh ini urusan dengan pilkada ya. Saya mau ingatin, kalau ada yang lebih baik dari saya, kerjanya lebih bener dari saya, lebih jujur dari saya Bapak Ibu jangan pilih saya, Bapak Ibu kalau pilih saya Bapak Ibu bodoh.”150

Selain itu, Basuki juga pernah mengatakan pandangannya terkait kriteria pemimpin yang harus dipilih sebagai berikut:

“Meminjam istilah kamar dagang dan Industri (KADIN) dalam menentukan kriteria dalam memilih pemimpin yakni, BTP (bersih, transparan, dan profesional), maka dapatlah kita optimis, reformasi yang sudah dijalur yang benar dengan adanya pemilu sistem semi distrik, pilkada langsung, dan pilpres langsung, pasti akan menghasilkan pemimpin yang mampu menesejahterkan rakyat dengan terukur melalui Indeks Pembangunan Manusia Indonesia, jika rakyat mampu memutuskan yang seiman/sesama manusia adalah yang mau menolong rakyat keluar dari kemiskinan. Bukan yang mengaku seiman karena beragama yang sama di KTP. Melainan berpedoman pada ukuran BTP (bersih, transparan, dan profesional), sebab bukan untuk seterusnya orang miskin dilupakan, bukan untuk selamanya hilang harapan orang sengsara. Janji kalimat ini bisa kita wujudkan jika para elite politik dan

150 Pemprov DKI Jakarta. Op.Cit.

95

Universitas Sumatera Utara rakyat dalam melaksanakan pemilu, pilpres, dan pilkada sudah cerdas menjalankan pilih BTP (bersih, transparan, dan profesional), bukan SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan).151 Dari kutipan diatas kita dapat melihat bahwa Basuki membagi dua kriteria pemimpin berdasarkan kriteria yang harus dipilih dan kriteria yang bukan atau tidak harus dipilih. Kriteria yang harus dipilih dalam pandangan Basuki ialah pemimpin yang bersih, transparan, dan profesional. Sementera kriteria yang bukan atau tidak harus dipilih ialah pemimpin yang mengaku seiman karena beragama yang sama di KTP. Pada kutipan diatas, Basuki juga pandangannya terkait konsep seiman yang diartikannya sebagai sesama atau kesamanan. Kesamaan yang dimaksud ialah kesamaan yang mendasari pandangan rakyat untuk memilih sesama manusia yang mau menolong rakyat keluar dari kemiskinan

Mengenai kesamaan, Menurut Stuart Hall, identitas seseorang tidak dapat dilepaskan dari sense (rasa kesadaran) terhadap ikatan kolektivitas. Dari pernyataan tersebut, maka ketika identitas diformulasikan sbagai sesuatu yang membuat seseorang memiliki berbagai persamaan dengan orang lain, maka pada saat yang bersamaan juga identitas memformulasikan otherness (keberbedaan) atau sesuatu yang diluar persamaan-persamaan tersebut. Sehingga karakteristik identitas bukan hanya dibentuk oleh ikatan kolektif, melainkan juga oleh kategori- kategori pembeda (categories of difference).152

Stuart Hall pada pandangan diatas membahas tentang identitas. Dalam pandangannya identitas dibentuk dalam rasa kesadaran terhadap ikatan

151 Basuki Tjahaja Purnama . Op.Cit. hal 43 152Arie Setyaningrum. Op.Cit.. hal 26

96

Universitas Sumatera Utara kolektivitas atau kebersamaan. Lebih lanjut identitas dibentuk atas kesamaan seseorang terhadap orang lain, identitas juga dibentuk atas dasar perbedaan terhadap orang lain.

Basuki melalui pidato tersebut sedang merumuskan suatu persamaan yang harus mendasari rakyat dalam memilih kriteria pemimpin, yaitu sama-sama manusia yang mau menolong rakyat keluar dari kemiskinan. Dari sini, ia sedang memformulasikan suatu identitas pemimpin yang harus dipilih oleh rakyat. Selain merumuskan persamaan antara rakyat dan kriteria pemimpin, beliau juga menjelaskan sebuah perbedaan antara rakyat dengan kriteria pemimpin yang bukan atau tidak harus dipilih.

Laclau dan Mouffe juga mengatakan bahwa Ketaktentuan (unfixity) posisi subjek menjadi syarat dari setiap identitas sosial.153Dalam setiap masyarakat, setiap agen sosial adalah lokus bagi multiplisitas dari relasi-relasi sosial. Bukan hanya satu relasi sosial tertentu, namun beranekaragam relasi sosial seperti relasi produksi, seks, ras, nasionalitas, lingkungan tetangga, dll. Semua hubungan sosial ini mendeterminasi personalitas atau posisi subyek, karena itu setiap agen sosial merupakan lokus dari sejumlah posisi subyek dan tidak dapat direduksi hanya kepada satu posisi.154

Dari pandangan laclau tersebut, beliau meggambarkan bahwa setiap orang berada dalam posisi tidak tentu di dalam identitas sosialnya. Hal ini dikarenakan keberagaman hubungan-bungan sosial dianggapnya sebagai kedudukan yang

153Eriyanto. Op.Cit.. hal 129 154Daniel Hutagalung. Op.Cit. hal. xxxv

97

Universitas Sumatera Utara membuat seseorang berada pada berbagai hubungan sosial. Seorang nelayan, juga menempati kedudukan sosial sebagai Islam, Kristen, dll. Maka dari itu seseorang tidak bisa direduksi atau disederhanakan ke dalam satu identitas sosial semata.

Dilihat dari perspektif laclau tersebut, maka anggapan Basuki tentang kesamaan antara rakyat dan kriteria pemimpin yang harus dipilih berdasarkan kesadaran sesama manusia yang mau menolong rakyat keluar dari kemiskinan dapat dilihat sebagai kesamaan identitas yang diterjemahkan Basuki dengan melihat kedudukan sosialnya berdasarkan relasi ekonomi, yaitu kemiskinan.

Selain itu, Basuki juga menyebutkan kedudukan sosial rakyat sebagai penganut agama tertentu, hal itu merupkan relassi sosial yang berdasakan agama. Ada lebih dari satu kedudukan sosial yang membentuk kesamaan rakyat yang disebut

Basuki, yaitu berdasarkan kemiskinan dan juga berdasarkan kedudukannya sebagai penganut agama tertentu.

Kemudian Laclau dan Mouffe mengatakan, identitas utuh tidak dapat eksis, orang akan cenderung mencari identitas lain dalam di dalam sistem pembedaan. 155Makna dari identitas sosial menjadi sesuatu yang tertangguhkan secara terus menerus.156Selanjutnya mereka mengatakan bahwa sifat identitas itu memiliki watak tak lengkap, terbuka dan bisa dinegoisasikan secara politik. Inilah yang disebutnya sebagai logika overdeterminasi157Bagi logika ini, arti dari setiap identitas itu teroverdeterminasi karena segenap arti harfiah sangat bisa ditumbangkan dan dilampaui jauh dari membentuk totalisasi yang esensialis atau

155Ahmad Taufan Damanik.Op.Cit. hal 21 (pdf) 156Ernesto Laclau, Chantal Mouffe. Op. Cit. hal 129 157Ibid. hal.151

98

Universitas Sumatera Utara jauh dari menciptakan pembedaan yang esensialis antar obyek-obyek, kehadiran beberapa obyek dalam obyek-obyek yang lain mencegah kemungkinan terfiksasinya identitas-identitas mereka.158

Jika dengan menyebutkan kesamaan agama antara rakyat dan pemimpin sebagai bentuk identitas bersama, maka identitas yang berdasarkan agama tersebut tidak dapat eksis dengan utuh seperti yang dikatakan laclau. Kehadiran obyek- obyek lain seperti contohnya kedudukan seseorang penganut agama tertentu yang berdampingan dengan kedudukannya sebagai rakyat miskin, ataupun rakyat yang negaranya sedang dihadapkan dengan permasalahan kemiskinan, maka kedudukan sosial seseorang tersebut akan melebur ke dalam dua ataupun lebih dari kedudukan sosial yang ada, yaitu sebagai penganut agama tertentu, ataupun sebagai warga negara terntu.

Dalam melihat identitas sosial, Laclau dan Mouffe beranggapan bahwa tak ada identitas sosial yang sepenuhnya bisa bebas dari pengaruh diskursus yang bersifat eksternal yang akan mendeformasinya dan menghalanginya untuk bisa tertenun sepenuhnya. Setiap posisi subyek merupakan posisi yang bersifat diskursif, maka didalamnya terkandung watak keterbukaan dari setiap diskursus.159

Laclau dan Mouffe mengatakan, teori wacana/discourse meliputi seperangkat pemahaman luas terhadap politik (the political), yang tak semata- mata dibatasi oleh lembaga-lembaga (institusi-institusi), namun lebih dari itu, the

158Ibid. hal. 151 159Ibid.. hal 171

99

Universitas Sumatera Utara political dipahami sebagai sesuatu yang bersifat konstitutif terhadap (makna) sosial, dan secara parsial (contingent) pemaknaannya ditetapkan (fixed) dalam konstruksi-konstruksi sosial.160 Sederhananya, politik dalam perspektif ini kita artikan sebagai praktek pemaknaan terhadap yang sosial.

Diatas kita dapat melihat bahwa Basuki membagi dua kriteria pemimpin berdasarkan kriteria yang harus dipilih dan kriteria yang bukan atau tidak harus dipilih. Kriteria yang harus dipilih dalam pandangan Basuki ialah pemimpin yang bersih, transparan, dan profesional. Sementera kriteria yang bukan atau tidak harus dipilih ialah pemimpin yang mengaku seiman karena beragama yang sama di KTP. Berdasarkan tersebut, disini kita dapat melihat bahwa Basuki sedang melakukan pemaknaan terhadap mana yang harus dipilih dan mana yang tidak harus dipilih.

Diatas juga telah dibahas bahwa jika dilihat dari perspektif laclau, didalam kutipan diatas dapat dilihah bahwa Basuki sedang membicarakan tentang identitas rakyat dalam kedudukan sosialnya sebagai rakyat miskin ataupun rakyat yang ada dalam suatu negara miskin dan rakyat dalam kedudukan sosialnya sebagai pemeluk agama tertentu. Identitas tersebut dikaitkan beliau dengan kriteria pemimpin yang harus dipilih, yaitu dengan memilih pemimpin berdasarkan kesamaan manusia yang ingin menolong rakyat keluar dai kemiskinan, bukan dikarenaka kesamaan agama yang ada di KTP. Mengacu pada pandangan Laclau dan Mouffe tentang identitas dan wacana, maka dapat dikatakan bahwa Basuki

160Daniel Hutagalung. Op.Cit. hal xxix

100

Universitas Sumatera Utara sedang memaknai kriteria pemimpin yang harus dipilih berdasarkan identitas rakyat yang sama-sama ingin keluar dari permasalahan kemiskinan.

Berdasarkan analisa atas kognisi dan juga teks pidato Basuki yang ada pada bagian sebelumnya, maka dapat dilihat bahwa melalui penyebutan kalimat

“Bapak Ibu, gak bisa pilih saya, ya ntar dibohongin pake surat Al Maidah 51” pada pidatonya tersebut, secara tidak langsung Basuki menggambarkan tindakan salah dari oknum-oknum tertentu yaitu melakukan kebohongan dengan menggunakan Surat Al-Maidah. Disini Basuki tidak secara terang-terangan mengatakan bagaimana kriteria pemimpin yang harus dipilih menurutnya. Namun yang menarik adalah Basuki memaknai penggunaan Surat Al-Maidah 51 oleh oknum-oknum yang ia maksud tersebut sebagai praktek kebohongan, berdasarkan pandangan laclau tentang diskursus maka bisa dikatakan bahwa Basuki sedang menyampaikan wacana terkait oknum yang melakukan kebohongan pada bagian pidato tersebut.

Sedangkan wacana tentang kriteria pemimpim yang harus dipilih, secara gamblang dibahas Basuki pada buku yang dikutip diatas. Wacana tersebut disampaikan dengan mengaitkannya dengan identitas rakyat sebagai warnga negara.

101

Universitas Sumatera Utara BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Setelah melakukan analisis eks terhadap pidato Basuki, maka hasil yang ditemukan ialah pertama, Secara keseluruhan pidato Basuki tersebut bertemakan budidayaikan di Kepulauan Seribu. Kedua, penyebutan kata Al-Maidah dalam pidato tersebut merupakan bagian kecil dari pidato Basuki. Ketiga, para hadirin yang disebutkan dalam bentuk kata “bapak-ibu” yang ada pada kalimat “Bapak

Ibu, gak bisa pilih saya, ya ntar dibohongin pake surat Al Maidah 51” ialah diposisikan sebagai subyek atau pihak yang dibohongi. Sementara obyeknya ialah oknum-oknum yang terkait dengan pilkada. Kemudian Makna implisit dari kalimat itu sendiri ialah pesan bahwa terdapat sejumlah oknum yang terkait dengan pilkada DKI 2017 melakukan kebohongan dengan menggunakan surat

Al-maidah 51 sehingga berdampak pada pilihan masyarat.

Selanjutnya, berdasarkan analisa atas kognisi dan juga teks pidato Basuki, ditemukan bahwa melalui penyebutan kalimat “Bapak Ibu, gak bisa pilih saya, ya ntar dibohongin pake surat Al Maidah 51” pada pidatonya tersebut, secara tidak langsung Basuki menggambarkan tindakan salah dari oknum-oknum tertentu yaitu melakukan kebohongan dengan menggunakan Surat Al-Maidah.

Kemudian, Basuki memaknai penggunaan Surat Al-Maidah 51 oleh oknum-oknum yang ia maksud tersebut sebagai praktek kebohongan, berdasarkan pandangan laclau tentang diskursus dikatakan bahwa Basuki sedang

102

Universitas Sumatera Utara menyampaikan wacana terkait oknum yang melakukan kebohongan pada bagian pidato tersebut.

Sedangkan wacana tentang kriteria pemimpim yang harus dipilih, secara gamblang dibahas Basuki pada buku yang dikutip diatas. Wacana tersebut disampaikan dengan mengaitkannya dengan identitas rakyat sebagai warnga negara.

4.1. Saran

Pidato basuki tersebut menjadi masalah karena dianggap sebagai penodaan agama. Maksud Basuki sendiri dilatari oler pandangan terkait penggunaan isu

SARA yang dilakukan oleh sejumlah oknum untuk bersaing dengannya.

Penggunaan isu SARA dalam pemilihan umum memang tidak dibenarkan di

Indonesia, namun Basuki menyampaikannya dengan cara yang salah yaitu dengat kalimat yang tidak secara eksplisit menjelaskan oknum yang beliau maksud.

Sehingga kalimat beliau juga turut menyinggung pihak-pihak yang tidak bersalah lainnya. Kemudian Basuki menyampaikannya dengan memaknai Surat Al-Maidah sebagai alat kebohongan, hal tersebut dianngap oleh majelis hakim sebagai tindak pidana penodaan agama. Untuk itu, maka penulis menyarankan agar kita semua terkhusus Basuki sebagai pihak yang dibahas pada skripsi ini agar tidak menyampaikan pembahasan terkait SARA baik itu dimaksudkan untuk menolak

SARA dan sebagainya dengan cara tidak membuat pihak lain yang tidak bersalah menjadi tersinggung. Hal itu dapat dilakukan dengan cara memaparkan fakta-

103

Universitas Sumatera Utara fakta seputar SARA dengan jelas, faktual, dan tidak memaknai ayat-ayat suci sebagai alat kebohongan.

104

Universitas Sumatera Utara Daftar Pustaka Buku: Bertens, K. 2001. Filsafat Barat Kontemporer Prancis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Budiardjo, Miriam. 2013. Dasar Dasar Ilmu Politik Edisi Revisi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Bungin, Burhan. 2008. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana. Damanik, Ahmad Taufan. 2010. Hasan Tiro Dari Imajinasi Negara Islam ke Imajinasi Etno-Nasionalis. Jakarta:FES. (pdf) Damsar, 2010. Pengantar Sosiologi politik.Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Dede, Mariana . 2008. Demokrasi dan Politik Desentralisasi.Jakarta: Graha Ilmu. Eriyanto. 2001. Analisis Wacana Pengantar analisis TeksMedia.Yogyakarta: LkiS. Hikmat, Mahi M. 2011. Komunikasi Politik Teori dan Praktik dalam Pilkada Langsung.Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Hutagalung, Daniel. 2008. “Hegemoni dan Demokrasi Rasdikal Plural: Membaca Laclau dan Mouffe”. Dalam Ernesto Laclau, Chantal Mouffe. 2008. Hegemoni dan Strategi Sosialis. Yogyakarta: Resist Book. Iskandar. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta : Gaung Persada. Jakarta, Badan Pusat Statistik DKI.2016. Jakarta Dalam Angka 2016.DKI Jakarta: BPS Provinsi DKI Jakarta. Jakarta, KPU Provinsi DKI. 2017. Berita acara rekapitulasi perhitungan suara tingkat provinsi pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta tahun 2017putaran kedua. Laclau, Ernesto, Mouffe, Chantal. 2008. Hegemoni dan Strategi Sosialis Post Marxisme dan Gerakan Sosial Baru. Yogyakarta: Resist Book. Lubis, Akhyar Yusuf. 2016. Posmodernisme :Teori dan Metode. Depok: Rajagrafindo Persada.

105

Universitas Sumatera Utara Panggabean, Meicky Shoreamanis.2016. AHOK Wawancara Ekslusif dengan Ahok, Keluarga, Sahabat, dan Warga.Jakarta: Noura Books. Rahardjo, Mudjia. 2010. Hermeneutika Gadamerian Kuasa Bahasa dalam Wacana Politik Gusdur.Malang:UIN-Maliki Press. Surbakti, Ramlan. 2010. Memahami Ilmu Politik. Jakarta : PT Gramedia Widiasrana Indonesia. Surbakti, Ramlan.”Pilkada Serentak yang Demokratis”. Dalam Rambe Kamarul Zaman. 2016. Perjalanan Panjang Pilkada Serentak Jakarta Selatan: Penerbit Expose. hal. XLII-XLIV Suyatno, Bagong,Sutinah. 2005. Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekata .Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Jurnal, Kamus, Majalah, Skripsi, dan Surat Kabar: Analisa, Tim. 2016. “Ahok Jalani Sidang Pertama”. Harian Analisa Edisi 14 Desember 2016. Analisa, Tim. 2017. “Hasil Pleno KPU DKI Jakarta”. Harian Analisa edisi senin 27 Februari 2017 Analisa, Tim. 2016. “Presiden Memuji Aksi Berlangsung Damai Terima kasih Atas Doa Bersama Untuk Bangsa”. Harian Alanisa Edisi 3 Desember 2016. Aprianto, Anton. 2016. “ Jam-Jam yang Mencengangkan”. Majalah Tempo 7-13 November 2016. Gunawan, Panji. 2015. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Pustaka Gama. Kompas, Tim. 2017. Gubernur Jakarta Terpilih.Harian Kompas edisi 6 Mei 2017 Kompas, Tim. “Hormati Proses Hukum”.Harian Kompas Edisi 17 November 2016. Kompas, Tim. 2016. “Penodaan Agama Basuki Didakwa Dengan Dua Pasal”. Harian Kompas Edisi 14 Desember 2016. Kompas, Tim. 2017. “Vonis Basuki Keluarga Dukung Terima Putusan”. Harian Kompas Edisi 24 Mei 2017. Nurhasim, Ahmad, dkk. 2016. “Dari Pulau Seribu”. Majalah TempoEdisi7-13 November 2016.

106

Universitas Sumatera Utara Nurhasim. 2016. “Setelah Jadi Tersangka”. Tempo Edisi 21-27 November 2016. Nuryunita, Eka. 2014. Pidato Politik Susilo Bambang Yudhoyono Tentang 10 Tahun Masa Kinerja Kepemimpinannya (Analisis Wacana Kritis Model Teun A van Dijk Pidato Politik SBY Dalam Agenda Lima Tahun Kedepan Partai Demokrat. Skripsi. Ponorogo: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Ponorogo. (Pdf) Prihatnala, Sandika, dkk. 2016. “Menanti kejutan kandidat muda”. Majalah GatraEdisi 29 September-5 Oktober 2016. Purnama, Basuki Tjahaja. 2008. Merubah Indonesia (The Story of Basuki Tjahaja Purnama). Jakarta: Center for Democracy and Transparency. Purnomo, Wayan Agus, dkk. 2016. “Kabar Intelijen Yang Menyengat Cikeas”. Majalah Tempo 7-13 November 2016 Ramdhani, Dian. 2017. “Ahok Siap Jalani Hukuman 2 Tahun”. Koran Sindo Edisi 24 Mei 2017 Setiadi, Bima, dkk. 2017. “Ahok Divonis Dua Tahun Penjara”.Koran Sindo Edisi 10 Mei 2017 Setiadi,Bima dkk. 2017. “Menjabat PLT Gubernur, Djarot Fokus Selesaikan Anggaran”. Koran Sindo Edisi 10 Mei 2017 Setyaningrum, Arie. 2005. “Memetakan Lokasi bagi Politik Identitas dalam Wacana Politik Poskolonial”. Yogyakarta.Jurnal Mandatory Politik Perlawanan. Sulistiyo, Bambang, dkk. 2016. “Mahalnya Kursi DKI-1”. Majalah GatraEdisi 29 September-5 Oktober 2016. Sulistiyo, Bambang,dkk. 2016.”Elektabilitas Ahok Setelah 4 November”. Majalah Gatra edisi 3-9 November 2016. Tempo, Tim. 2016. “Setelah Jadi Tersangka”. Tempo Edisi 21-27 November 2016 Situs Internet: FPI, Tim. 2016. Aksi Bela Islam Jilid III akan Digelar 2 Desember. Diakses dari www.fpi.or.id/2016/11/aksi-bela-islam-jilid-iii-akan –digelar.html?m=1. Diakses pada 23 Februari 2017 pukul 22:15 WIB http://ahok.org/tentang-ahok/hello-world/. diakses pada tanggal 10 September 2017 PKL 19:29.

107

Universitas Sumatera Utara https://www.google.co.id/amp/amp.kompas.com/regional/read/2017/05/24/14371 721/ahok.tanda.tangani.surat.pengunduran.diri.sebagai.gubernur.dki . diakses pada tanggal 14 September 2017 PKL : 21:36 https://m.detik.com/news/berita/d-3496531/jejak-politik-ahok-dari-belitung-timur- tertahan-di-cipinang. Diakses pada tanggal 6 September 2017 Pkl 21:05 https://m.tempo.co/read/news/2014/11/19/231623044/sah-ahok-resmi-jadi- gubernur-dki-jakarta. Diakses 7 agustus 2017 pukul 22:16. https://news.detik.com/berita/d-3531375/cuma-4-bulan-djarot-gubernur-dki- dengan-masa-jabatan-terpendek. Diakses pada tanggal 18 September 2017 pkl 20:32. http://news.liputan6.com/read/2057018/ahok-mulai-gantikan-peran-jokowi-jadi- plt-gubernur-dki-jakartaDiakses pada tanggal 7 agustus 2017 22:08 WIB. http://news.liputan6.com/read/2945837/ahok-ditahan-mendagri-tunjuk-djarot-jadi- plt-gubernur-dki pukul 17:13 WIB 9 Agustus 2017 http://news.metrotvnews.com/metro/0kpJ5a7N-djarot-resmi-jadi-gubernur-dki. Diakses pada tanggal 18 September 2017 pkl: 20:26 http://kpujakarta.go.id/file_data/BA%20Hasil%20Rekap%20Perolehan%20Suara %20Putaran%20Kedua%20ok.pdf. Diakses 4 Mei 2017 pada pkl 21:08 https://kpujakarta.go.id/img/poster-tahapan-NEW.png. Diakses pada pkl 21:02 tanggal 04 Mei 2017. https://pilkada2017.kpu.go.id/hasil/2/t1/dki_jakarta. Diakses pada tanggal 4 Mei 2017 Pkl 21:14 https://pilkada.tempo.co/read/news/2017/04/15/348866356/cuti-kampanye-usai- ahok-jadi-gubernur-lagi. Pukul 16:53 WIB 9 Agustus 2017 Jakarta, Kpu. 2016. Daftar Riwayat Hidup Calon Gubernur [Pdf]. Diakses dari situs https://kpujakarta.go.id/file_lampiran/BB2%20BASUKI%20- %20DJAROT.pdf. Diakses pkl 20:14 tanggal 04 Mei 2017. Jakarta Pemprov DKI. 2016. “Video Lengkap AHOK Blusukan ke Kepulauan Seribu & Berdialog Dengan Warga”. Diakses dari https://www.youtube.com/watch?v=N2Bn5JKTGkI&feature=youtu.be. KPU Provinsi DKI Jakarta. 2017. Berita acara rekapitulasi perhitungan suara tingkat provinsi pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernir DKI Jakarta tahun 2017 putaran kedua. http://kpujakarta.go.id/file_data/BA%20Hasil%20Rekap%20Perolehan%2 0Suara%20Putaran%20Kedua%20ok.pdf.

108

Universitas Sumatera Utara Murti, Ari Sandita. 2017. Cuti Kampanye Berakhir, Ahok Kembali jadi Gubernur DKI Jakarta. https://metro.sindonews.com/read/1179091/171/cuti- kampanye-berakhir-ahok-kembali-jadi-gubernur-dki-jakarta-1486829414. 9 Agustus 2017 Pukul 15:42 WIB Tambun, Lenny Tristia. 2017. Sumarsono Resmi Kembali Jabat Plt Gubernur DKI. http://www.beritasatu.com/aktualitas/417889-sumarsono-resmi- kembali-jabat-plt-gubernur-dki.html. 9 Agustus 2017.Pukul 16:46 WIB. Viva, Tim. 2016. Peran Pelaksana Tugas Setelah Gubernur Cuti. http://www.viva.co.id/indepth/fokus/839903-peran-pelaksana-tugas- setelah-gubernur-cuti. Diakses 8 Agustus 2017 pukul 22:30 WIB

Undang-Undang: Mahkamah Agung RI. 2016. Putusan Nomor 1537/Pid.B/2016/Pn.Jkt Utr. Jakarta [Pdf] UUD‟45. Jakarta: Penerbit Sandro. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2007 Tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Sebagai Ibukota Negara Indonesia. UU RI No. 8 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas UUD No 1 Tahun 2015 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU No 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota Menjadi UU [pdf]. Diakses dari situs http://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/1627.pdf. Pada 4 Maret 2017

109

Universitas Sumatera Utara