Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Juli 2019

Deskripsi Fisik Tokoh Novel Karya STA dan Karya AP

Oleh Kahfie Nazaruddin Iing Sunarti Nola Miranda Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung Email : [email protected]

Abstract

This research was aimed to describe the physical description of the main characters in the novel of Layar Terkembang by and Belenggu by and their use as teaching material in high school. This research used descriptive qualitative method. The results of this study indicate the physical description of the main characters in the novel Layar Terkembang and Belenggu in terms of accelerating the presentation of characters, which are presented gradually, the method of presenting characters is presented analytically, types of descriptions use subjective descriptions, and descriptions of symbolic signs. The results of this study are teaching materials that can be used in novel learning in 12th grade high school even semester in order to make the students understand that a character is as one of the intrinsic elements found in the novel Layar Terkembang by Sutan Takdir Alisjahbana and Belenggu by Armijn Pane with Basic Competence 3.9 Analyzing content and language Feature of the novel.

Keywords: physical description of characters, novels, and teaching material

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan deskripsi fisik tokoh utama dalam novel Layar Terkembang Karya Sutan Takdir Alisjahbana dan Belenggu Karya Armijn Pane dan pemanfaatannya sebagai materi ajar di SMA. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan deskripsi fisik tokoh utama dalam novel Layar Terkembang dan Belenggu ditinjau dari akselerasi penyajian tokoh yaitu disajikan secara berangsur, metode penyajian tokoh disajikan secara analitik, jenis deskripsi menggunakan deskripsi subjektif, dan deskripsi jenis tanda simbolik. Hasil penelitian ini berupa materi ajar yang dapat digunakan dalam pembelajaran novel di SMA kelas 12 semester genap yang bertujuan agar siswa mampu memahami tokoh sebagai salah satu unsur intrinsik yang terdapat pada novel Layar Terkembang Karya Sutan Takdir Alisjahbana dan Belenggu Karya Armijn Pane dengan Kompetensi Dasar 3.9 Menganalisis isi dan kebahasaan novel.

Kata kunci: deskripsi fisik tokoh, novel, dan materi ajar

Prodi Pend.Bahasa dan Sastra FKIP Universitas Lampung Halaman 1

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Juli 2019

1. PENDAHULUAN Deskripsi fisik mengenai bentuk fisik seseorang yaitu bertujuan untuk Sastra berasal dari (Sanskerta: memberikan gambaran yang sejelas- shastra) ialah kata serapan bahasa jelasnya tentang keadaan tubuh Sanskerta sastra yang berarti teks seorang tokoh, sehingga para yang mengandung instruksi atau pembaca dapat memperoleh pedoman. Dari kata dasar sas yang gambaran yang jelas mengenai orang berarti instruksi atau ajarann. Dalam itu dan dapat mengenal tokohnya bahasa Indonesia kata ini biasa kembali apabila ia menjumpainya digunakan untuk merujuk kepada pada suatu kesempatan kelak (Keraf, kesusastraan atau sebuah jenis tulisan 2017:149). yang memiliki arti atau keindahan tertentu (Agni, 2009: 4). Penggambaran tokoh dalam novel, biasanya didukung oleh tema dalam Karya yang termasuk dalam kategori cerita tersebut. Menurut Stanton sastra yaitu novel, cerita/cerpen (dalam Nurgiyantoro, 2007: 70) tema (tertulis/ lisan), syair, pantun, ialah makna sebuah cerita yang sandiwara/drama, dan secara khusus menerangkan sebagian lukisan/kaligrafi (Agni, 2009: 5). besar unsurnya dengan cara yang Salah satu bentuk karya sastra ialah sederhana. Tema menurut Stanton novel. Novel merupakan lebih kurang bersinonim dengan ide pengungkapan dari hasil atau nilai- utama (central idea) dan tujuan nilai kehidupan manusia (dalam utamanya (central purpose). Tema jangka yang lebih panjang) dan dapat dipandang sebagai dasar cerita, terjadi konflik-konflik yang akhirnya gagasan umum sebuah karya novel, menyebabkan terjadinya perubahan sehingga untuk menggambarkan jalan hidup antara para pelakunya. tokoh dalam sebuah cerita, pembaca Menurut Jassin (dalam Faruk, 1997: harus mengetahui terlebih dahulu 265) novel ialah cerita mengenai tema dalam cerita tersebut, karena salah satu episode dalam kehidupan tema landasan untuk membahas manusia, suatu kejadian yang luar deskripsi fisik tokoh agar biasa dalam kehidupan itu, sebuah penggambaran tentang tokoh yang kritis yang memungkinkan terjadinya dilakukan oleh pengarang sampai perubahan nasib pada manusia. kepada pembaca.

Novel ditulis oleh pengarang sebagai Penggambaran tokoh dalam sebuah bentuk pengungkapan realitas karya fiksi berupa prosa dapat dilihat kehidupan manusia. Ada 2 unsur dari dua segi yakni yang pertama pokok yang membangun sebuah adalah dari segi tradisioal dan kedua karya sastra (novel), yaitu unsur yakni dari segi pihak naratif. Secara intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur tradisional terdapat dua cara yakni intrinsik novel meliputi alur, tema, berangsur dan seketika dan segi amanat, latar, sudut pandang, gaya pihak naratif terdapat dua cara juga bahasa, tokoh dan penokohan, yakni ekspositoris/analitik dan sedangkan unsur ekstrinsik novel dramatik. Cara berangsur ialah cara meliputi nilai religius, psikologi, yang dipilih oleh penulis untuk politik, moral, sosial budaya, dan menyajikan tokoh dalam novel lain-lain (Nurgiyantoro, 2007: 10). secara perlahan, maksudnya ialah

Prodi Pend.Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 2

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Juli 2019

tokoh digambarkan oleh penulis deskripsi fisik yang digambarkan sedikit demi sedikit tetapi terdapat di oleh penulis (Rozelle, 2015: 2). awal hingga akhir cerita, sehingga Tokoh dapat dikenalkan dengan dua cara pertama ini lebih menyerupai cara yakni disebutkan namanya dan kehidupan manusia yang sebenarnya. dideskripsikan fisiknya atau sifat- Pada cara pertama kita seperti sifatnya. Melalui deskripsi (harus mengenal orang sedikit demi sedikit terurai) dan penyebutan (tidak dan pemahaman kita mengenai dideskripsikan) dan yang paling mereka dibangun melalui banyak mudah di deskripsikan di awal cerita pertemuan kecil dan observasi ialah deskripsi fisik tokoh. Deskripsi (Macauley, 1987: 88-89). Cara fisik tokoh dalam sebuah karya fiksi seketika adalah cara yang dipilih itu penting guna membuat pembaca penulis untuk menggambarkan tokoh mengenal tokoh tokoh utama dalam sejak awal cerita saja, sehingga novel. pembaca akan lebih cepat mengenal tokoh yang dimaksud. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah satuan-satuan Teknik ekspositoris/analitik dan bahasa yang menggambarkan teknik dramatik merupakan deskripsi fisik tokoh tersebut. Fisik penyajian tokoh secara langsung dan yang dimaksud adalah semua yang tidak langsung. Teknik berasal dari tubuh, yang dikenakan ekspositoris/analitik ialah pelukisan oleh tokoh, dan segala sesuatu yang tokoh cerita dilakukan dengan dapat ditangkap oleh panca indra. memberikan deskripsi, uraian, atau Teknik pelukisan fisik tokoh adalah penjelasan secara langsung. Teknik keadaan fisik seseorang yang dramatik kedirian tokoh ditampilkan merujuk pada watak tokoh dapat melalui berbagai aktivitas yang digunakan teori simbol dan indeks, dilakukan, baik secara verbal yakni deskripsi berdasarkan jenis maupun nonverbal. Indentifikasi tanda. Jenis tanda indeks terjadi tokoh menjadi penting bagi penulis apabila deskripsi fisik yang novel karena indentifikasi tokoh digambarkan oleh pengarang tidak harus disampaikan oleh penulis merujuk pada watak tokoh, secepat-cepatnya dan semudah- sedangkan jenis tanda simbol terjadi mudahnya terjadi ketika novelnya apabila deskripsi fisik yang dibaca oleh pembaca, artinya novelis digambarkan oleh pengarang harus menulis novelnya begitu rupa merujuk pada watak tokoh agar pembaca secepat mungkin (Nazaruddin, 2015: 23). mampu mengindentikkan dirinya pada tokoh-tokoh tersebut. Peneliti menggunakan 2 novel dalam penelitian ini, yaitu Layar Salah satu caranya adalah dengan Terkembang Karya Sutan Takdir membuat tokoh tersebut semenarik Alisjahbana yang diterbitkan oleh mungkin bagi pembaca sehingga pada tahun 1936 dan tokoh tersebut harus dikenalkan novel Belenggu Karya Armijn Pane secepatnya oleh novelis pada yang diterbitkan pertama kali oleh pembaca, agar pembaca mampu pada tahun 1940 merasakan menjadi tokoh tersebut sebagai sumber data dalam penelitian dan menikmati bacaannya melalui ini.

Prodi Pend.Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 3

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Juli 2019

Novel Layar Terkembang merupakan Penelitian sejenis sebelumnya telah Karya Sutan Takdir Alisjhabana. dilakukan oleh 1) Ria Anggraini Sutan Takdir Alisjahbana ialah (2014) dari Universitas Lampung sastrawan pada era Poedjangga dengan judul skripsi “Deskripsi Latar Baroe pada tahun 1933 sampai 1942 dan Fungsinya dalam Novel Cinta di Sutan Takdir Alisjahbana sebagai dalam Gelas dan Implikasinya pada salah satu pendiri Poedjangga Baroe. Pembelajaran Sastra di SMA”. Karya-karya dari Sutan Takdir Penelitian tersebut meneliti tentang Alisjhabana yang menjadi inspirasi deskripsi latar, perbedaannya dengan bagi generasi muda. Salah satu penelitian ini yaitu terletak pada karyanya yang terkenal yang objeknya, penelitian ini fokus pada dihasilkan oleh Sutan Takdir deskripsi fisik tokoh dan pemanfaatannya sebagai materi ajar di Alisjahbana ialah novel Layar SMA, Pada penelitian sebelumnya Terkembang yang diterbitkan oleh fokus pada deskripsi latar dan Balai Pustaka pada tahun 1937 implikasinya pada pembelajaran sastra memiliki alur yang yang teratur di SMA. Deskripsi latar sehingga mendukung keseluruhan menggambarkan tentang tempat, cerita. Penyajian bahasa yang situasi, dan suasana dalam sebuah digunakan menggunakan bahasa cerita, sedangkan deskripsi fisik tersirat yang penuh makna sehingga menggambarkan ciri fisik tokoh-tokoh membuat pembaca penasaran dengan cerita. isi novel tersebut. Tokoh yang diperkenalkan oleh pengarang 2) Heti Kus Endang (2019) dari melalui penggambaran deskripsi fisik Universitas Lampung dengan judul membuat pembaca tertarik untuk skripsi “Deskripsi Fisik Tokoh Utama mengenal tokoh yang ada dalam dalam Novel Harimau-Harimau dan cerita. Maut dan Cinta Karya Mochtar Lubis dan Rancangan Pembelajaran Sastra di Novel kedua, yaitu Belenggu ialah SMA. Perbedaan dengan penelitian ini salah satu novel Indonesia Karya yaitu terdapat pada subjeknya. Armijn Pane. Belenggu merupakan Penelitian ini menggunakan novel satu-satunya novel yang diterbitkan karya Sutan Takdir Alisjahbana dan majalah Poedjangga Baroe dan novel Armijn Pane sebagai Subjek psikologis Indonesia pertama. penelitian sedangkan penelitian Heti Penulis Muhammad Balfas Kus Endang menggunakan novel karya Mochtar Lubis. menyebutkan Belenggu merupakan novel Indonesia terbaik dari sebelum Materi pembelajaran mengenai novel perang kemerdekaan. Belenggu telah berdasarkan kompetensi inti dalam diberi penghargaan Anugerah Seni Kurikulum 2013, yaitu pada KD 3.9 dari pemerintah pada tahun 1969 dan Menganalisis isi dan kebahasaan mampu mengarahkan pembaca novel. Dalam KD tersebut terdapat kepada gambaran-gambaran realitas indikator menemukan unsur intrinsik kehidupan para tokoh melalui cerita dan ekstrinsik dalam novel. Melalui yang terkandung dalam novel penggambaran deskripsi fisik tokoh tersebut. Peneliti tertarik untuk utama yang merupakan bagian unsur meneliti bagaimana penggambaran intrinsik dalam novel. deskripsi fisik tokoh utama dalam novel Belenggu.

Prodi Pend.Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 4

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Juli 2019

Deskripsi fisik tokoh yang 3. HASIL DAN PEMBAHASAN dimanfatkan sebagai materi ajar diharapkan mampu menjadi bahan A. Hasil Penelitian referensi dalam proses pembelajaran, karena deskripsi fisik sangat penting Hasil penelitian menyatakan bahwa guna mengindentifikasi tokoh dalam ditemukan data deskripsi fisik tokoh karya sastra novel, yaitu unsur Maria dalam novel Layar intrinsik novel tersebut. Deskripsi Terkembang Karya Sutan Takdir fisik yang ditemukan dalam sebuah Alisjahbana terkumpul 47 data. novel juga bermanfaat bagi peserta Berikut ini adalah pokok-pokok didik dalam menginterprestasi novel bahasan berdasarkan temuan yang yang digunakan dalam pembelajaran. diperoleh dari pengelolaan data.

2. METODE PENELITIAN Tabel 1: Data Deskripsi Fisik Tokoh Maria dalam Novel Layar Penelitian ini bertujuan untuk Terkembang Karya Sutan Takdir mendeskripsikan deskripsi fisik Alisjahbana. tokoh utama dalam novel Layar No. Indikator Struktur Jml. Terkembang Karya Sutan Takdir Data Alisjahbana dan Belenggu Karya 1 Akselerasi Deskripsi 47 Armijn Pane, sehingga penelitian ini Penyajian Berangsur menggunakan suatu metode untuk Tokoh Deskripsi 0 mencapai tujuan penelitian tersebut. Seketika Metode yang digunakan dalam 2 Metode Deskripsi 42 penelitian ini adalah deskriptif Penyajian Analitik kualitatif pada sebuah novel yang Tokoh Deskripsi 5 akan dimanfaatkan sebagai mataeri Dramatik ajar di SMA. Alasan memilih 3 Jenis Deskripsi 39 metode deskriptif karena pada hasil Deskripsi Subjektif dan pembahasan penelitian ini akan Deskripsi 8 digunakan kata-kata atau kalimat Objektif yang menjelaskan secara detail dan 4 Deskripsi Deskirpsi 0 rinci tentang deskripsi fisik tokoh berdasarkan Indeks utama dalam novel Layar Jenis Tanda Deskirpsi 47 Terkembang Karya Sutan Takdir Simbolik Alisjahbana dan Belenggu Karya Armijn Pane. Deksirpsi fisik tokoh Sukartono yang penulis temukan dalam novel Sumber data dalam penelitian ini Belenggu Karya Armijn Pane ialah novel Layar Terkembang karya terkumpul 16 data. Berikut ini adalah Sutan Takdir Alisjahbana dan pokok-pokok bahasan berdasarkan Belenggu karya Armijn Pane. Data temuan yang diperoleh dari dalam penelitian ini adalah satuan pengelolaan data. bahasa yang menggambarkan deskripsi fisik yang terdapat dalam Tabel 2: Data Deskripsi Fisik Tokoh novel Layar Terkembang karya Sukartono dalam Novel Belenggu Sutan Takdir Alisjahbana dan Karya Armijn Pane Belenggu karya Armijn Pane.

Prodi Pend.Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 5

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Juli 2019

No. Indikator Struktur Jml. 1. Tema Novel Layar Tekembang Data 1 Akselerasi Deskripsi 16 Menurut Hartoko dan Rahmanto Penyajian Berangsur (dalam Nurgiyantoro, 2007: 68) tema Tokoh Deskripsi 0 merupakan gagasan umum yang Seketika menopang sebuah karya sastra dan 2 Metode Deskripsi 15 yang terkandung di dalam teks Penyajian Analitik sebagai struktur semantis dan yang Tokoh Deskripsi 1 menyangkut persamaan-persamaan Dramatik atau perbedaan-perbedaan. Tema 3 Jenis Deskripsi 15 dalam Layar Terkembang karya Deskripsi Subjektif Sutan Takdir Alisjahbana adalah Deskripsi 1 adalah Percintaan. Objektif 4 Deskripsi Deskirpsi 0 Percintaan berdasarkan Indeks Jenis Tanda Deskirpsi 16 Tokoh utama dalam novel Layar Simbolik Terkembang karya Sutan Takdir Alisjahbana ialah Maria. Maria Hasil penelitian tersebut dalam novel merupakan wanita yang berusia 20 Layar Terkembang Karya Sutan tahun. Ia murid H.B.S. Carpentier Takdir Alisjahbana dan Belenggu Alting Stiching kelas penghabisan Karya Armijn Pane menunjukkan dan putri dari Raden Wiriaatmaja. bahwa pengarang lebih banyak Maria mempunyai seorang kakak menggunakan deskripsi berangsur, yang bernama Tuti yang berusia 25 analitik, subjektif, dan simbolik tahun yang menjadi seoarang guru dalam menyampaikan deskripsi fisik pada sekolah H.I.S. Arjuna di Petojo. tokoh utamanya. Di jalan Gang Hauber turun B. Pembahasan dalam Novel anak muda dari sepeda ialah Layar Terkembang Karya Yusuf. Dalam sepuluh hari ini Sutan Takdir Alisjahbana telah kelima kalinya ia datang ke rumah R. Wiriataatmaja itu. Pada bagian ini disajikan Tiap-tiap pagi ia menantikan pembahasan hasil penelitian Maria di hadapan mengenai deskripsi fisik tokoh utama Alaidruslaan dan dari sana Maria dalam novel Layar sama-sama pergi ke sekolah . Terkembang Karya Sutan Takdir Tuti dan ayahnya merasa Alisjahbana dan pemanfaatannya bahwa antara anak muda sebagai materi ajar di SMA. Berikut berdua itu sedang tumbuh tali dipaparkan pembahasan perihal perhubungan yang halus. deskripsi fisik tokoh utama Maria Apabila Yusuf datang , dalam novel Layar Terkembang selalulah diterima mereka ditinjau dari akselerasi penyajian dengan lemah-lembut dan rasa tokoh, metode penyajian tokoh, jenis hormat (Layar Terkembang, deskripsi, dan deskripsi watak 2011: 26). bedasarkan jenis tanda.

Prodi Pend.Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 6

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Juli 2019

2. Deskripisi Fisik Tokoh Maria Berdasarkan hal tersebut telah dijelaskan bahwa deskripsi fisik Pengumpulan data megenai deskripsi Maria dijelaskan secara berangsur fisik tokoh Maria memberikan 47 karena saat mengenal seseorang kita data yang tersebar di sepanjang awal tidak akan mengetahui orang itu cerita sampai dengan akhir cerita. sekaligus melainkan secara bertahap Seluruh data itu disertakan sebagai sedikit demi sedikit. Sama halnya berikut ini. dengan Maria, kita belajar memahami Maria secara berangsur , a. Deskripsi Berangsur Tokoh sedikit demi sedikit. Maria b. Deskripsi Analitik Tokoh Maria Dari sudut akselerasi penyajian tokoh ditemukan bahwa deskripsi fisik Ditinjau dari segi metode penyajian tokoh Maria dilakukan secara tokohnya Layar Terkembang berangsur. Seluruh data yang menyajikan tokoh Maria secara berjumlah 47 itu ditemukan tersebar analitik. Dari 47 data deskripsi fisik di 35 halaman dari 198 halaman tokoh Maria ditemukan 42 data yang Layar Terkembang. Data pertama disajikan secara analitik dan 5 data terdapat di bagian pertama novel, secara dramatik. Deskripsi fisik yaitu halaman 2 dan data terakhir Maria, yang dilakukan dengan terdapat di halaman 192. metode dramatik seperti pada kutipan sebagai berikut. Deskripsi fisik Maria diberikan tidak secara sekaligus dalam bentuk potret Tetapi tidak, yang terutama sekali jadi melainkan secara sekali menarik hatinya ialah berangsur. Tabel tersebut Maria. Mukanya lebih berseri- memperlihatkan bahwa aspek fisik seri, matanya menyinarkan Maria dideskripsikan dari awal cerita kegirangan hidup, dan bibirnya halaman 2 sampai dengan halaman senantiasa tersenyum 192 seperti pada kutipan sebagai menyingkapkan giginya yang berikut. putih (Layar Terkembang, hal. 16). Tetapi tidak, yang terutama sekali menarik hatinya ialah Maria. Sebentar Yusuf mengikuti Maria Mukanya lebih berseri-seri, dengan matanya dan dari matanya menyinarkan kegirangan hatinya timbul lagi pengakuan hidup, dan bibirnya senantiasa akan kecantikan gadis itu (Layar tersenyum menyingkapkan Terkembang, hal. 23). giginya yang putih (Layar Terkembang, 2011: 16). Data tersebut menunjukkan deskripsi fisik tokoh Maria dilukiskan secara Maria mengangkat mukanya dramatik, karena pada kutipan melihat kepada Yusuf dan tersebut juru bicara tidak langsung matanya yang besar hitam yang melukiskan mengenai deskripsi fisik jelita itu berat rupanya (Layar Maria melainkan melalui tokoh lain. Terkembang, hal. 77). Deskripsi dengan menggunakan metode dramatik, pengarang tidak

Prodi Pend.Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 7

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Juli 2019

mendeskripsikan secara eksplisit c. Deskripsi Subjektif Tokoh sifat dan tingkah laku tokoh. Maria Pengarang membiarkan tokoh cerita untuk menunjukkan kediriannya Suatu deskrispi dapat bersifat sendiri melaluli berbagai aktivitas subjektif atau objektif. Seperti halnya yang dilakukan baik secara verbal dengan deskrispi fisik Maria. Dengan lewat kata, maupun nonverbal lewat mencermati kata-kata yang tindakan atau tingkah laku dan juga dipergunakan untuk mendeskripsikan peristiwa yang terjadi. fisik Maria, dapat disimpulkan bahwa deskripsinya lebih subjektif Sedangkan, deskripsi dengan metode daripada objektif seperti pada analitik seorang pembaca sudah kutipan sebagai berikut. diberi tahu oleh pengarang mengenai tokoh cerita. Tokoh cerita hadir dan Muka yang muda agak dihadirkan oleh pengarang ke kepanjang-panjangan oleh karena hadapan pembaca tidak berbelit-belit, ramping dan kecil badannya melainkan begitu saja sehingga (Layar Tekembang, hal. 2). pembaca akan lebih mudah memahami ciri-ciri kedirian tokoh Berdasarkan kutipan tersebut penulis tanpa harus menafsirkan sendiri menyebutkan muka Maria yang dengan kemungkinan kurang tepat kepanjang-panjangan oleh karena atau salah tafsir. Seperti dalam Layar ramping dan kecil badannya Terkembang penyajian tokoh yang termasuk ke dalam subjektif, karena digunakan oleh penulis ialah pengarang tidak langsung menggunakan metode analitik menyebutkan muka yang kepanjang- sehingga pengarang menempatkan panjangan Maria secara jelas peran pasif kepada pembaca. sehingga membuat pembaca harus Pembaca lebih mudah menerima apa berpikir mengenai bentuk muka yang hendak dideskripsikan oleh Maria dan mempunyai penafsiran pengarang mengenai fisik Maria yang berbeda mengenai bentuk muka seperti pada kutipan sebagai berikut. Maria yang agak kepanjang- panjaangan. Rambutnya yang lebat dan amat terjaga, teranyam berbelit-belit d. Deskripsi Berdasarkan Jenis bergulung merupakan dua Tanda sanggul yang permai (Layar Terkembang, hal. 2). Deskripsi berdasarkan jenis tanda, tokoh Maria dalam novel Layar "Sesungguhnya demikian", jawab Terkembang termasuk ke dalam jenis Maria, setelah menggelengkan tanda simbolik, karena deskripsi fisik kepalanya untuk menjauhkan yang ditemukan mencerminkan rambut yang halus yang menutupi watak tokoh Maria. Maria memiliki mukanya (Layar Terkembang, hal. watak yang baik, periang, mudah 7) kagum, mudah memuji dan memuja. Watak yang dimiliki Maria tersebut sesuai dengan deskripsi fisik yang pengarang lukiskan. Fisik Maria dideskripsikan sebagai seorang muda

Prodi Pend.Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 8

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Juli 2019

yang berumur 20 tahun, deskripsi ditinjau dari akselerasi penyajian pakaian dan fisiknya mencerminkan tokoh, metode penyajian tokoh, jenis Maria seorang perempuan yang deskripsi, dan deskripsi bedasarkan sederhana, cantik, dan baik. Perangai jenis tanda. Maria yang baik itu digambarkan pengarang dengan deskripsi fisik 1. Tema Novel Belenggu yang baik pula mulai dari suara Maria yang lemah lembut seperti Tema yang terdapat di dalam novel pada kutipan berikut ini. Belenggu karya Armijn Pane ialah ketidaksetiaan atau perselingkuhan Yang muda, yang lena mengiring yang dilakukan oleh tokoh utamanya, dari belakang, memakai rok pual yaitu Sukartono. sutra yang cokelat warnanya serta belus pual sustra yang Ketidaksetiaan/ Perselingkuhan kekuning-kuningan. Tangan belus itu yang panjang terbuat Novel Belenggu karya Armijn Pane dari georgette yang halus manyajikan tokoh utamanya ialah berkerut-kerut, menggembang di Sukartono. Sukartono merupakan pergelangan tangan, sangat seorang dokter dan mempunyai istri manis rupanya ?" (Layar yang bernama Sumartini. Terkembang, hal. 2). Pada novel Belenggu konflik yang Maria bangkit sekali terjadi di rumah tangga Sukartono perhatiannya kepada anak yang dan Sumartini sudah diceritakan di jenaka dan berani itu. Berseri- awal halaman, yaitu tentang serilah mukanya dan dengan hubungannya yang sedang tidak baik suaranya yang lemah lembut dengan istrinya Sumartini. katanya, "Adik mau ke mana?" Ia Pertemuan dokter Sukartono dengan mendekat dan seraya dibelai- pasiennya yang bernama Yah belainya rambut yang halus merupakan awal terjadinya kepirang-pirangan itu perselingkuhan yang dilakukan oleh disambungnya pula, "Adik manis Sukartono dalam rumah tangganya betul! Siapa nama adik?" (Layar bersama Sumartini. Sehari setelah Terkembang, hal. 6). memeriksa pasiennya yang bernama Yah, dokter Sukartono kembali C. Pembahasan dalam Novel mengunjunginya kembali, karena Belenggu Karya Armijn Pane telah berjanji untuk datang ke sana lagi. Pada bagian ini disajikan pembahasan hasil penelitian Malam-malam selanjutnya dokter mengenai deskripsi fisik tokoh utama Sukartono sering mendatangi Yah, Sukartono dalam novel Belenggu rumah keduanya. Awalnya dokter Karya Armijn Pane dan Sukartono merasa bersalah pada pemanfaatannya sebagai materi ajar istrinya. Tetapi, lama-lama, tiada di SMA. Berikut dipaparkan muncul lagi bersalah itu karena pembahasan deskripsi fisik tokoh dianggapnya, sudah biasa dan sudah utamaSukartono dalam novel semestinya. Dokter Sukartono Belenggu Karya Armijn Pane teringat akan Sumartini yang dahulu,

Prodi Pend.Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 9

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Juli 2019

dahulu ketika istrinya pergi, dia mencapai tujuannya itu adalah selalu mengatakannya. Kalau dia memulai deskripsi tokoh termasuk tidak ada di rumah ia selalu menulis deskripsi fisik tokoh utamanya. pesan kepada Sukartono terdapat Deskripsi fisik tokoh Sukartono pada kutipan sebagai berikut. mengenai suara Sukartono yang lemah lembut terdapat pada Istriku tak memedulikannku lagi. datahalaman 9 seperti pada kutipan Dahulu kalau akan pergi, dia sebagai berikut. selalu mengatakannya. Kalau aku tak ada di rumah, ia selalu Sambil menyerahkan resep, ia menulis pesan kemaa ia pergi. berkata dengan lemah lembut, Sekarang... entahlah. Kata orang, "Tidak selamanya hari hujan. pernikahan adalah menyatukan Besok pasti akan ada panas juga pikiran, satu tujuan. Tapi setelah (Belenggu, hal. 9). menikah, kami ternyata berbeda paham. Masing-masing hidup Pada halaman 74 tepenulis sendiri.” (Belenggu, hal. 27). melukiskan bentuk tubuh Sukartono yang agak kurus seperti pada data 2. Deskripsi Fisik Tokoh sebagai berikut. Sukartono Mardani melihat Tono bercakap- Pengumpulan data deskripsi fisik cakap dengan Ny. Rusdio. Berdiri tokoh Sukartono terdapat 16 data, di tempat terang, di depan tangga. yang tesebar di awal hingga akhir Wajahnya tampak pucat dan lesu. cerita. Seluruh data tersebut Badannya juga agak kurus. disertakan sebagai lampiran. Berikut Diurungkan niat hendak ini adalah pokok-pokok bahasan mendekati Tono (Belenggu, hal. berdasarkan temuan yang diperoleh 74) dari pengolahan data. b. Deskripsi Analitik Tokoh a. Deskripsi Berangsur Tokoh Sukartono Sukartono Ditinjau dari segi metode penyajian Ditinjau dari sudut akselerasi tokohnya, novel Belenggu penyajian tokoh ditemukan bahwa menyajikan tokoh Sukartono secara deskripsi fisik Sukartono ditemukan analitik. Seluruh data yang berjumlah secara berangsur. Seluruh data yang 16, ditemukan dataanalitik sebanyak berjumlah 16 itu ditemukan di 15 data dan dramtik 1 data. Metode halaman 9 dan data terakhir terdapat penyajian tokoh secara analitik di halaman 129. Penyajian tokoh terdapat pada halaman 63 seperti Sukartono secara berangsur pada data sebagai berikut. merupakan cara yang dilakukan oleh pengarang untuk menarik perhatian Kepala Tono tunduk, terkulai. pembaca agar penasaran dan tertarik Badannya tiada berdaya bagai mengenai tokoh utama novel tersebut anak yang tunduk di hadapan sehingga pembaca tidak akan bapaknya yang sedang marah. berhenti membaca. Salah satu cara Lengan kemejanya tergulung dan yang digunakan oleh novelis dalam

Prodi Pend.Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 10

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Juli 2019

tangannya jatuh lurus di samping Kepala Tono tunduk, terkulai. tubuhnya” (Belenggu, hal. 63). Badannya tiada berdaya bagai anak yang tunduk di hadapan Dalam novel Belenggu, pengarang bapaknya yang sedang marah. menempatkan peran pasif kepada Lengan kemejanya tergulung dan pembaca, sehingga pembaca lebih tangannya jatuh lurus di samping mudah menerima apa yang hendak tubuhnya (Belenggu, hal. 63). dideskripsikannya mengenai tokoh Sukartono. Pengarang tidak ingin Data tersebut menunjukkan deskripsi pembacanya berkutat untuk objektif, pengarang telah menyimpulkn sendiri bagaimana menggambarkan secara jelas Sukartono, melainkan seakan-akan mengenai lengan kemeja yang ingin menyuapi pembaca dengan tergulung, sehingga pembaca tidak gambaran fisik Sukartono sesuai harus berpikir lebih dalam lagi dengan kehendaknya, sehingga tidak mengenai bentuk kemeja Sukartono menumbulkan salah tafsir bagi yang tergulung karena penulis sudah pembaca. meyebutkan dengan jelas. c. Deskripsi Subjektif Tokoh d. Deskripsi Berdasarkan Jenis Sukartono Tanda

Ditinjau dari jenis tokoh, novel Deskripsi berdasarkan jenis tanda, Belenggu menyajikan deskripsi fisik tokoh Sukartono dalam novel tokoh Sukartono secara subjektif. Belenggu termasuk ke dalam jenis Data subjektif dan objektif mengenai tanda simbolik, karena deskripsi fisik deskripsi fisik tokoh Sukartono yang ditemukan mencerminkan terdapat pada kutipan sebagai watak tokoh Sukartono. Sukartono berikut. memiliki watak yang baik hati, sopan, sabar, lemah lembut, ramah, Sambil menyerahkan resep, ia dan suka menolong. Deskripsi watak berkata dengan lemah lembut, Sukartono sesuai dengan dengan "Tidak selamanya hari hujan. deskripsi fisik yang digambarkan Besok pasti akan ada panas juga” oleh pengarang. Berikut ini data yang (Belenggu, hal. 9). menjukkan Sukartono memiliki watak yang sabar. Data tersebut ialah data subjektif Sukartono yang bersifat subjektif, Hendak terbit marah Tono dalam karena pada tersebut pengarang hati, tetapi urung ia luapkan. Ia menggambarkan suara Sukartono lalu memnuka block note dan yang lemah lembut. Penggambaran tergesa-gesa memasang sepatu suara Sukartono yang lemah lembut (Belenggu, hal. 6) membuat pembaca memiliki penafsiran lain, tokoh lain maupun Selanjutnya, penggambaran deskripsi pembaca bisa menafsirkan penafsiran fisik tokoh Sukartono yang sopan yang berbeda yang tidak sama dan mempunyai suara lemah lembut dengan pengarang. Sedangkan data terdapat pada kutipan sebagai berikut objektif terdapat pada data sebagai ini. berikut.

Prodi Pend.Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 11

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Juli 2019

Sambil menyerahkan resep, ia rasaingin tahunya tentang berkata dengan lemah lembut, ilmupengetahuan, teknologi, seni, "Tidak selamanya hari hujan. budaya, dan humanioradengan Besok pasti akan ada panas juga wawasankemanusiaan, kebangsaan, (Belenggu, hal. 9). kenegaraan, dan peradabanterkait penyebab fenomena dan kejadian, Penggambaran watak Sukartono serta menerapkanpengetahuan yang ramah dan suka menolong prosedural padabidang kajian yang dideskripsikan oleh pengarang spesifik sesuai dengan bakat melalui kutipan sebagai berikut ini. danminatnya untuk memecahkan masalah. “Sedang ada apa? Sebanyak ini tamu kami kali ini?” kata Tono Kompetensi Inti 3 merupakan beramah-tamah (Belenggu, hal. kompetensi pengetahuan dan 33). psikomotorik yang dapat menstimulasi peserta didik untuk Dia tidak mata duitan. Kalau berpikir dan melakukan kegiatan dokter Sukartono tahu bahwa pembelajaran, sehingga mampu pasiennya tidak sanggup menganlisis dan menyajikan hasil membayar, dia akan dari pembelajaran. Adapun menggratiskannya dan dokter kompetensi dasar (KD) yang Sukartono mau dipanggil tengah berkaitan KD 3.9 yaitu menganalisis malam kalau ada yang sakit isi dan kebahasaan novel, adapun (Belenggu, hal.12). indikator pembelajaran, yaitu menganalisis isi novel bedasarkan D. Pemanfaatan Hasil Penelitian unsur intrinsiknya dan menganalisis sebagai Materi Ajar Unsur unsur kebahasan novel. Alokasi Intrinsik dan Kebahasaan waktu yang digunakan yaitu 1 Mg x Novel di SMA 4JP adalah 180 menit. Media yang digunakan dalam proses Berdasarkan hasil penelitian dan pembelajaran adalah novel angkatan pembahasan ciri fisik tokoh utama Balai Pustaka yang berjudul Layar dalam novel Layar Terkembang Terkembang dan Belenggu, sehingga Karya Sutan Takdir Alisjahbana dan peserta didik harus lebih dulu Belenggu Karya Armijn Pane dan mengenal novel mulai dari angkatan pemanfaatannya sebagai Materi Ajar Balai Pustaka. di SMA. Hasil penelitian dan pembahasan dapat dimanfaatkan Materi ajar yang digunakan disusun sebagai materi ajar unsur intrinsik secara sistematis sesuai dengan novel di SMA kelas 12 kurikulum sistematika penulisan materi ajar 2013 edisi revisi 2018. Kompetensi yang secara nasional telah diterbitkan Inti (KI) yang berkaitan ialah Ristekdikti dan digunakan guru kompetensi (pengetahuan), K3 yaitu dalam program Pendidikan dan memahami, menerapkan, Pelatihan Profesi (PLPG), sehingga menganalisis dan menghasilkan materi ajar penokohan mengevaluasipengetahuan faktual, dalam novel dan dapat dimanfaatkan konseptual, prosedural, sebagai materi ajar dalam proses danmetakognitif berdasarkan pembelajaran.

Prodi Pend.Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 12

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Juli 2019

4. PENUTUP menggambarkan deskripsi fisik tokoh utamanya. Bedasarkan penelitian yang telah 6. Hasil penelitian deskripsi fisik dilakukan, dapat disimpulkan hal-hal tokoh utama Maria dalam novel sebagai berikut. Layar Terkembang karya Sutan 1. Tema yang telah ditentukan dalam Takdir Alisjahbana dan tokoh novel Layar Terkembang ialah utama Sukartono dalam novel percintaan tokoh utamanya, yaitu Belenggu karya Armijn Pane dapat Maria dengan pemuda bernama dimanfaatkan sebagai materi ajar Yusuf, sedangkan tema dalam di SMA kelas 12 semester genap novel Belenggu ialah kurikulum 2013 edisi revisi 2018, ketidaksetiaan/ perselingkuhan sesuai dengan KD 3.9 tokoh Sukartono terhadap istrinya menganalisis isi dan kebahasaan Sumartini dengan perempuan novel. bernama Yah. 2. Deskripsi fisik tokoh utama Maria Berdasarkan hasil penletian dan dalam novel Layar Terkembang pembahasan yang telah dipaparkan dan tokoh utama Sukartono dalam pada bagian pembahasan, terdapat novel Belenggu ditinjau dari beberapa saran khususnya bagi akselerasi penyajian tokoh, beberapa pihak sebagai berikut. pengarang menggunakan teknik 1. Novel Layar Terkembang Karya berangsur untuk menyampaikan Sutan Takdir Alisjahbana dan deskripsi fisik tokoh utamanya. Belenggu Karya Armijn Pane 3. Deskripsi fisik tokoh utama Maria dapatdigunakansebagaibahanbaca dalam novel Layar Terkembang antambahan bagi mahasiswa dan tokoh utama Sukartono dalam untukmeningkatkan pengetahuan novel Belenggu ditinjau dari dan bahan referensi. teknik penyajian tokoh, pengarang 2. Novel Layar Terkembang Karya menggunakan teknik analitik Sutan Takdir Alisjahbana dan untuk menyampaikan desrkipsi Belenggu Karya Armijn Pane fisik tokoh utamanya. dapatdigunakansebagaibahanbaca 4. Deskripsi fisik tokoh utama Maria antambahandalampembelajaran dalam novel Layar Terkembang Bahasadan dan tokoh utama Sukartono dalam SastraIndonesia.Haltersebutbertuj novel Belenggu ditinjau dari jenis uanuntukmeningkatkanpemahama deskripsi, pengarang nsiswa dalam menentukan tema menggunakan jenis deskripsi dan penokohan (teknik penyajian subjektivas dalam tokoh) dalam novel. menggambarkan deskripsi fisik 3. Bagi peneliti sastra, penelitian ini tokoh utamanya. dapat membantu untuk meneliti 5. Deskripsi watak tokoh utama periodesasi sastra dari tahun 20- Maria dalam novel Layar an hingga sekarang mengenai cara Terkembang dan tokoh utama pengarang menyampaikan tokoh Sukartono dalam novel Belenggu utama dalam novel yang ditinjau dari jenis tanda, ditulisnya, karena suatu saat pengarang menggunakan jenis penelitian ini akan menjadi tanda simbolik dalam kumpulan data untuk membedakan bahwapara

Prodi Pend.Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 13

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Juli 2019

sastrawan mempunyai Keraf, Gorys. 2007. Eksposisi dan karakterisitik masing-masing Deskripsi. : Nusa Indah. dalam menggambarkan deskripsi fisik tokoh dalam novel dari Kus Endang, Heti, Munaris dan Ali zaman angkatan Balai Pustaka Mustofa. 2019. Deskripsi Fisik hingga kini. Tokoh Utama Novel Harimau- Harimau dan Maut Dan Cinta DAFTAR PUSTAKA Karya Mochtar Lubis dan Rancangan Pembelajaran Sastra Agni, Binar. 2009. Sastra Indonesia di SMA.. Universitas Lampung: Lengkap. Jakarta: Hi-Fest Jurnal Kata. Publishing. http://jurnal.fkip.unila.ac.id/inde x.php/BINDO1/article/view/177 Alisjahbana, Sutan Takdir. 2011. 51 (Dikutip pada tanggal 02 Juli Layar Terkembang. Jakarta: PT 2019). Balai Pustaka. Nazaruddin, Kahfie. 2015. Anggraini, Ria, Kahfie Nazaruddin Pengantar Semiotika. dan Ali Mustofa. 2014. Deskripsi : Graha Ilmu. Latar dan Fungsinya dalam Novel Cinta di Dalam Gelas Karya Nurgiyantoro, Burhan. 2007. Teori Andrea Hirata dan Implikasinya Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: pada Pembelajaran Sastra di Gadjah Mada University Press. SMA. Universitas Lampung: Jurnal Kata. Pane, Armijn. 2013. Belenggu. http://jurnal.fkip.unila.ac.id/inde Jakarta: PT Balai Pustaka. x.php/BINDO1/article/view/664 6 (Dikutip pada tanggal 02 Juli Rozelle, 2015. Sastra Indonesia 2019). Kontemporer. Medan: Graha Ilmu.

Prodi Pend.Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 14