-L KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGI]NAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL , REPUBLIK

PDTUNJUK PELAKSANAAN NO. 3 IJUKI AKISESMEN/03/2021 TENTANG PENANDAAN (TAC,GINq KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFI-A,SI KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Menimbang: bahwa dalam rangka melaksanakan amanat Pasal 1l Ayat (7) Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 6 Tahun 2019 tentang Tata Cara Penyusunan Kebijakan Pengendalian Inflasi dalam Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional, perlu menetapkan Petunjuk Pelaksanaan tentang Penandaan (Taggingl Kebijakan Pengendalian Inflasi di Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional;

Mengingat : 1 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO3 Nomor 47, Tambahal Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2020 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran 2-

Kementerian Negara/ Lembaga; 4 Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2Ol7 tentang Sinkronisasi Proses Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional Tahunan; 5 Keputusan Presiden No. 23 Tahun 20 17 tentang Tim Pengendalian Inflasi Nasional (TPIN); 6 Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 202i tentang Tata Cara Penl,usunan, Penelaahan, dan Perubahan Rencana Kerja Kementerian/Lembaga; Peraturan Menteri Perencanaal Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Nomor 6 Tahun 2019 tentang Tata Cara Peny'usunan Kebijakan Pengendalian Inflasi dalam Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional; 8 Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 14 Tahun 2O2O tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional;

MEMUTUSI(AN:

Menetapkan PETUNJUK PELAKSANAAN TENTANG PENANDAAN (TAGGINq KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFLASI KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL. PERTAMA Menetapkan Petunjuk Pelaksanaan tentang Penandaan (Taggingl Kebijakan Pengendalian Inflasi di Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan -3-

Pembangunan Nasional, sebagaimana tercantum dalam Lampiran Petunjuk Pelaksanaan ini yang merupakan satu kesatuan dan bagian tak terpisahkan dalam Petunjuk Pelaksanaan ini.

KEDUA Petunjuk Pelaksanaan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 25 Maret 2O2l

SEKRETARIS KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ SEKRETARIS UTAMA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASION AL,K

HIMAWAN HARIYOGA LAMPIRAN PETUNJUK PELAKSANAAN

NO. 3 /JUKLAK/SESMEN/03 I 2O2r TANGGAL 25 MARET 2021

PETUNJUK PELAKSANAAN TENTANG PENILAIAN KERJA PEGAWAI KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL I

DAFTAR ISI DAFTAR ISI .ii DAFTAR ANAK LAMPIRAN

BABIr DYNAMICTAGGTNG SySTEM...... -10- A. Proses Penandaan dalam Siklus Perencanaan dan Penganggaran- 10- B. Redesain Sistem Perencanaan dan Penganggaran...... -13- B.1 Prinsip Program KIL ...... ,...... -15- B.2 Prinsip Kegiatan K|L...... -16- 8.3 Delinisi dan Ruang Lingkup Kegiatan K1L...... -16- B.4 Prinsip Peny,usunan KRO dan RO K/L ...... -77- C. Rincian Output sebagai Basis Penandaan...... -i9- D. Penandaan Anggaran Berbasis Sistem...... -2O-

BAB III IDENTIFIKASI OUTPW...., ,,,,,,,,,,,,,-23- A. Identifikasi Output Pengendalian Inflasi...... -23-

BAB IV PENUTUP ...... -29- DAMAR ANAK LAMPIRAN l. Prosedur Penandaan Anggaran pada Sistem KRISNA; 2. Tabel Identihkasi Program terkait Pengendalian Inflasi; 3. Contoh Identifikasi Arsitektur Program terkait Pengendalian Inflasi Tahun 2021; 4. Contoh Identilikasi Rincian Output terkait Pengendalian Inflasi Tahun 2021. BAB I

PtrNDAHULUAN

A. Latar Belakang

Inflasi merupakan salah satu indikator makroekonomi yang berdampak signifikan terhadap capaian pembangunan. Laju inflasi yang rendah dan stabil sangat penting untuk menjaga daya beli dan mendorong konsumsi masyarakat, sehingga dapat mendukung akselerasi pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. Inflasi sangat berpengaruh terhadap banyak indikator pembangunan ekonomi, diantaranya: kemiskinan, daya saing, akumulasi aset, utang pemerintah, pendapatan masyarakat, serta dunia usaha. Dalam jangka menengah dan jangka panjang, bahkan inflasi dapat menggerus pertumbuhan ekonomi secara signiiikan (Dewan and Hussein, 2001; Carlos, 2003; Bittencourt, 2O12; Kasidi, 2013). Inflasi menjadi perhatian karena inflasi langsung berpengaruh terhadap kesejahteraan hidup, dan bagi dunia usaha laju inflasi merupakan faktor yang sangat penting dalam membuat berbagai keputusan.

Pencapaian suatu target inflasi dengan tingkat fluktuasi yang minimal merupakan kerangka dasar tujuan kebijakan ekonomi makro di berbagai negara, baik negara maju maupun negara berkembang. Inflasi yang rendah dan stabil mencerminkan stabilitas kondisi ekonomi makro. Faktor ini sangat penting bagi terselenggaranya proses pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Berbagai penelitian telah menunjukkan adanya hubungan yang negatif antara inflasi dan pertumbuhan ekonomi meskipun pada suatu batasan tertentu inflasi merupakan indikasi berjalannya roda kegiatan ekonomi.

Inflasi yang cenderung tinggi berkaitan erat dengan besarnya biaya yang harus dikeluarkan dalam suatu kegiatan ekonomi, yang pada gilirannya menentukan tingkat efisiensi suatu perekonomian. Besarnya biaya "ekstra" yang harus dikeluarkan oleh pelaku usaha ini akan 1_ mempengaruhi keputusan bisnis pengusaha dalam melakukan ekspansi dan/atau berproduksi. Situasi pergerakan inflasi yang berfluktuasi secara tajam menimbulkan ketidakpastian bagi pengusaha dalam menentukan rencana bisnisnya. Kondisi ini secara agregat berdampak pada peran investasi yang lebih konservatif dalam perekonomian dan menekan laju produktivitas kegiatan usaha (Fischer, 1993). Penelitian yang dilakukan oleh Bappenas menunjukkan bahwa inflasi merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi investasi baru. Tingginya inflasi maupun ketidakstabilannya akan dapat menghambat perkembangan investasi baru.

Tingkat inflasi suatu negara turut menentukan daya saing ekspor dalam pasar internasional. Inflasi yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi di negara-negara pesaing dagang menyebabkan harga komoditas ekspor menjadi tidak kompetitif. Inflasi yang tinggi juga memicu turunnya pendapatan riil sehingga menggerus daya beli masyarakat. Penelitian yang dilakukan oieh Barro (1995) menunjukkan bahwa terjadinya kenaikan inflasi yang tinggi memiliki pengaruh yang negatif pada pendapatan per kapita masyarakat. Daiam jangka panjang, efek dari kenaikan inflasi ini secara substantif menurunkan tingkat kesejahteraan masyarakat suatu negara. Implikasi negatif yang ditimbulkan dari ketidakstabilan dan kenaikan inflasi yang tinggi menjadi suatu konsensus bagi para pengambil kebijakan ekonomi makro dan bank sentral untuk menitikberatkan pencapaian tingkat inflasi yang stabil sebagai tujuan utama kebijakan.

Karakteristik inflasi di Indonesia sangat unik mengingat kondisi poiitis- geografis Indonesia sebagai negara kepulauan. Dari hasil penelitian, karakteristik inflasi di Indonesia masih cenderung bergejolak yang terutama dipengaruhi oleh sisi supply (sisi penawaran) terutama terkait gangguan produksi, distribusi maupun kebijakan Pemerintah. Data historis menunjukan bahwa inflasi yang berasal dari komponen harga bergejolak (uolatile /oods) dan harga diatur Pemerintah (administered pnces) merupakan penyumbang fluktuasi inflasi umum (headline -3 inflationl yang terjadi (Gambar 1.1).

Gambar 1.1 Perkembangan Inflasi Berdasarkan Komponen, 2015-2020

\2

10

8

o 6 a 4

2

0 {rlllri

o o o o o

lnflasiUmum lnflasilnti Harga Bergejolak Diatur Pemerintah - -lnflasi -lnflasiHarga Sumber: BPS

Berdasarkan karakteristik inflasi yang masih rentan terhadap shocks dua komponen tersebut, pengendalian inflasi memerlukan kerja sama dan koordinasi lintas instansi secara holistik dan integratif. Komitmen Pemerintah dan Bank Indonesia untuk meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi dalam rangka mendukung kebijakan pengendalian inflasi, secara formal dikukuhkan dengan terbitnya Keputusan Presiden Nomor 23 Tahun 2017 tentang Tim Pengendalian Inflasi Nasional (TPIN). TPIN terdiri dari Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP), Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi, dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten/Kota. Adapun tujuan dibentuknya TPIN adalah untuk menjaga laju inflasi yang rendah dan stabil sebagai prasyarat pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan. Secara umum, Tim Pengendalian Inflasi Nasional memiliki tugas untuk melakukan koordinasi dan sinkronisasi kebijakan pengendalian inflasi untuk mencapai sasaran inflasi yang ditetapkan pemerintah.

Dalam Keputusan Presiden tersebut, pihak-pihak memiliki mandat untuk berkontribusi dalam pengendalian inflasi adalah:

1 . Bank Indonesia -4-

2 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian o Kementerian Keuangan

4 Kementerian Dalam Negeri

5 Kementerian Perdagangan

6 Kementerian Pertanian

7 Kementerian Perhubungan

8 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

9 Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Bappenas

10. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

11. Kementerian Badan Usaha Milik Negara

12. Sekretaris Kabinet

13. Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Di luar pihak-pihak yang disebutkan di atas, tidak menutup kemungkinan terdapat K/L lain yang sebenarnya telah turut serta berkontribusi dalam upaya mendukung pengendalian inflasi di Indonesia, namun tidak secara khusus diberi amanat sebagaimana dituangkan dalam Keputusan Presiden Nomor 23 Tahun 2Ol7 tenlang Tim Pengendalian Inflasi Nasional.

Kebijakan pengendalian inflasi yang kemudian diterjemahkan menjadi strategi kunci pengendalian inflasi 4K (Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, Komunikasi Efektif) sejatinya telah diimplementasikan dalam program/kegiatan yang melekat pada beberapa KIL yang diturunkan ke dalam program/ kegiatan baik di pusat dan daerah. Untuk itu, dalam rangka optimalisasi perencanaan dan penganggaran pembangunan nasional serta mengawal implementasi program/kegiatan terkait pengendalian inflasi nasional, pada tahun 2Ol9 Kementerian Perencalaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas menetapkan Peraturan -5

Menteri PPN Nomor 6 Tahun 20 19 tentang Tata Cara Pen),usunan Kebij akan Pengendalian Inflasi dalam Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional. Peraturan Menteri (Permen) tersebut secara operasional perlu diturunkan menjadi petunjuk teknis/petunjuk pelaksanaan untuk mengoptimalkan peran Kementerian PPN/Bappenas sebagai anggota TPIN dalam mengawal pencapaian sasaran dan strategi pengendalian inflasi.

Permen tersebut mengamanatkan perlunya dilakukan penandaan (taSSind output kegiatan dan anggaran terkait kebijakan pengendalian inflasi. Urgensi diperlukannya petunjuk pelaksanaan tagging ini dikarenakan kebijakan pengendalian inflasi tersebar dalam banyak program/kegiatan lintas sektor dan lintas K/L. Hal tersebut berdampak pada kompleksnya pengendalian dari implementasi program/kegiatan terkait. Penandaan (tagging) tersebut dapat menjadi alat untuk mengidentifikasi jenis output yaflg terkait dengan upaya pengendalian inflasi secara tepat serta memudahkan dalam proses pemantauan dan evaluasi terhadap efektivitas program/kegiatan pengendalian inflasi yang telah dilakukan. Pada akhirnya, tagging ini diharapkan dapat mendorong efektivitas serta efisiensi dalam perencanaan dan penganggaran, khususnya untuk mencapai sasaran inflasi yang telah ditetapkan.

B. Maksud

Petunjuk pelaksanaan ini disusun sebagai pedoman bagi Tim Sinkronisasi Kebijakan Pengendalian Inflasi (SPKPI) Kementerian PPN/Bappenas dalam melakukan penandaan sebagai proses mengidentifikasi jenis output yang terkait dengan upaya pengendalian inflasi.

C. Ruang Lingkup Petunjuk pelaksanaan ini mencakup mengenai proses identifikasi rincian output yal:g berkaitan dengan kebijakan pengendalian inflasi di KIL, -6-

D. Definisi Dalam Petunjuk Pelaksanaan Penandaan Inflasi ini yang dimaksud dengan: 1. Kementerian Negara yang selanjutnya disebut Kementerial adalah perangkat pemerintah yang membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan. 2. l,embaga adalah organisasi nonkementerian dan instansi lain pengguna anggaran yang dibentuk untuk melaksanakan tugas tertentu berdasarkan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 atau peraturan perundang-undangan lainnya. 3. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional yang selanjutnya disebut Kementerian Perencanaan adalah kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan nasional. 4. Inflasi ada,lah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. 5. Deflasi merupakan kebalikan dari inflasi, yakni penurunan harga barang secara umum dan terus menerus 6. Inflasi Inti yaitu komponen inflasi yang cenderung menetap atau persisten di dalam pergerakan inflasi dan dipengaruhi oleh faktor fundamental, seperti: interaksi permintaan penawaran, nilai tukar, harga komoditi internasional, inflasi mitra dagang, ekspektasi Inflasi dari pedagang dan konsumen. 7. Inflasi Harga Yang Diatur Pemerintah adalah Inflasi yang dominan dipengaruhi oleh kejutan berupa kebijakan harga pemerintah, seperti harga BBM bersubsidi, tarif listrik, dan lain-lain. 8. Inflasi Harga Makanan Bergejolak adalah Inflasi yang dominan dipengaruhi oleh kejutan dalam kelompok bahan makanan seperti panen, gangguan alam, atau faktor perkembangan harga komoditas pangan domestik maupun perkembangan harga komoditas pangan internasional. -7

9. Pengendalian Inflasi adalah upaya yang dilakukan oleh Pemerintah, baik di tingkat Pusat maupun Daerah untuk mengelola tekanan harga yang berasal dari sisi permintaan agregat serta faktor yang bersifat kejutan (shocks) dari sisi penawaran agregat dalam rangka mencapai sasaran inflasi. 10. Sasaran Inflasi adalah suatu tingkat inflasi yang ingin dicapai dalam suatu kurun waktu tertentu.

1 l. Strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan organiasi dengan tantangan lingkungan dan dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama organisasi dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi. 12. Strategi Pengendalian Inflasi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu untuk memastikan tercapainya Sasaran Inflasi. 13. Peta Jalan Pengendalian Inflasi adalah panduan yang disusun oleh TPIP sebagai rekomendasi bagi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam penyrrsunan RKP dan RKPD, yang memuat arah kebijakan, strategi kebijakan, dan program strategis pengendalian inflasi. 14. Rencana Kerja Kementerian/l,embaga, yang selanjutnya disingkat Renja KIL adalah dokumen rencana kerja tahunan Kementerian/ lembaga. 15. Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/ Lembaga, yang selarjutnya disingkat RKA-K/L adalah dokumen rencana keuangan tahunan Kementerial/ Lembaga yang disusun menurut bagian anggaran Kementerian/Lembaga. 16. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang selanjutnya disingkat APBN adalah rencana keuangan tahunan Pemerintah Pusat yang ditetapkan dengan undang-undang. 17. Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah/ lembaga untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi -8-

€mggaran, atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi pemerintah. 18. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa satuan kerja sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu program dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya baik yang berupa personil, barang modal termasuk peralatal dan teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis sumber daya tersebut sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa 19. Keluaran (output) adalah barang atau jasa yang dihasilkan oleh kuasa pengguna anggaran level unit kerja eselon 2 atau satuan keda yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian Sasaran Kegiatan. 20. Klasifikasi Rincian Output, yang selanjutnya disingkat KRO, adalah kumpulan rincian output yang disusun dengan mengelompokkan atau mengklasifikasikan muatan Keluaran (Attputl Kegiatan yang sejenis/ serumpun berdasarkan sektor/bidang/jenis tertentu secara sistematis. 21. Rincian Output, yang selanjutnya disingkat RO, adalah Keluaran (Outputl Kegiatan riil yang sangat spesifik yang dihasilkan oleh unit kerja kementerian/ lembaga yang berfokus pada isu dan/atau lokasi tertentu. 22. Hasll (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran dari kegiatan-kegiatan dalam satu program. 23. Sistem Informasi KRISNA-Rencana Kerja Kementerian/ kmbaga yang selanjutnya disebut Sistem Informasi KRISNA-RENJAKL adalah subsistem dari Sistem Informasi KRISNA yang memuat data perencanaan, penganggaran, dan informasi kinerja Renja KIL. 24. Penandaan anggaran (budget taggingl adalah pengelompokan output anggaran sesuai dengan kategori yang telah ditentukan -9-

yang wajib dilakukan oleh Kementerian/ lembaga. 25. Dgnamic Tagging adalah penandaan atas Keluarar. (output) Kementerian/Lembaga berdasarkan suatu isu tertentu yang tidak terbatas pada tematik anggaran pada siklus perencanaan dan penganggaran serta dapat disesuaikan sewaktu-waktu sesuai kebutuhan berdasarkan kesepakatan para pihak. 26. Tim Pengendalian Inflasi Nasional yang selanjutnya disingkat TPIN adalah tim koordinasi pengendalian inflasi antar Kementerian/Lembaga, baik yang berkedudukan di Pusat maupun Daerah, sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Presiden Nomor 23 Tahun 2017 tentang Tim Pengendalian Inflasi Nasional. 27. Tim Pengendalian Inflasi Pusat yang selanjutnya disingkat TPIP adalah bagian dari TPIN yang berkedudukan di tingkat Pusat. 28. Tim Pengendalian Inflasi Daerah yang selanjutnya disingkat TPID adalah bagian dari TPIN yang berkedudukan di tingkat Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. 29. Tirr, Sinkronisasi Perencanaan Kebijakan Pengendalian Inflasi yang selanjutnya disingkat Tim SPKPI adalah tim lintas direktorat sektor di Kementerian Perencanaan yang bertugas melakukan koordinasi dan sinkronisasi perencanaan kebijakan pengendalian Inflasi dengan Kementerian/Lembaga terkait. - l0 -

BAB II DYNAMIC TANGGING SYSTEM

Dynamic tagging Sgstem anggaran pengendalian inflasi tidak mengikuti siklus perencanaan dan penganggaran namun tetap menggunakan sistem terbaru yang berbasis daring (onlinel, yaitu KRISNA-RENJAKL dimana sebelumnya menggunakan sistem Arsitektur dan Informasi Kinerja (ADIK).

Siklus penyusunan Renja KIL dan Rencana Kerja Angaran (RKA K/L) akan berjalan megikuti timeline seperti biasa, namun akan ada satu tools khusus untuk dapat melakukan dynamic tagging. Dgnamic Tagging merupakan tagging atau penandaan yang dilakukan berdasarkan isu (misalnya: isu covid, isu Pemulihan Eknomi Nasional (PEN), Pengendalian Inflasi, dll). Yang membedakan dynamic tagging dan tagging tematik yang saat ini ada, diantaranya adalah: (i) dynamic tagging tidak mengikuti siklus perencanaan dan penganggaran seperti tagging tematik; dan (ii) dynamic tagging dilakukan oleh koordinator dibantu oleh anggota tim perencanaan kebijakan pengendalian inflasi berdasarkan surat persetujuan dan kesepakatan dengan KlLyang mengampu program ter- tagging pengendalian inflasi. Meskipun memiliki perbedaan yang cukup fundamental, namun dgnamic tagging memiiiki kesamaan yailnt tagging atau penandaan dilakukan pada leve1 RO. Kumpulan tagging tersebut akan masuk ke dalam list tagging yang digunakan sebagai controlling dalam berbagai dokumen baik perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, hingga monitoring dan evaluasi.

A. Proses Penandaan dalam Siklus Perencanaan dan Penganggaran

Proses Penandaan dalam Sikus Perencanaan dan Penganggaran sebagaimana gambar 2.2 dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Proses penandaan dinamis Pengendalian Inflasi dimulai dengan evaluasi hasil penandaan tahun sebelumnya dan sosialisasi - 11-

penandaan anggar€rn pengendalian inflasi tahun berikutnya pada bulan Januari - Februari. 2. Untuk penandaan anggaran tahun berikutnya dilakukan penandaan rincian output pengendalian inflasi oleh Tim Sinkronisasi Kebijakan Pengendalian Inflasi (SPKPI) Kementerian PPN/Bappenas yang merupakan UKE II sektor terkait. Proses dilakukan melalui aplikasi KRISNA bulan April - Mei pada saat periode pagu indikatif serta penelaahan penandaan anggaran oleh DJA pada KRISNA di bulan Juni - Juli. 3. Untuk hasil penandaan anggaran tahun sebelumnya dilakukan validasi hasil penandaErn anggar€rn oleh Direktorat Keuangan Negara dan Analisis Moneter - Bappenas berkoordinasi dengan Sekretariat TPIP dan K/L pada bulan Maret - April, evaluasi realisasi dari data K/L terkait.

Gambar 2.2 Proses Penandaan dalam Siklus Perencanaan dan Penganggaran

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aut

Ht tfi..nlm RancarRar T-t Perpres RXP RTP ValidariH T-t TaBgint T,1 Publikari €}/alua!i Ret lae$idg t+l T+1 t+1 [valuari dan PerBndaan pada 9eoelaahan gada Sorhlisasi (nl${A XRISNA

Dalam periode evaluasi dan sosialisasi, Kementerian PPN/Bappenas c.q. Direktorat Keuangan Negara dan Analisis Moneter, berkoordinasi dengan Sekretariat TPIP dan DJA untuk mengadakan pertemuan intensif dengan Tim Sinkronisasi Kebijakan Pengendalian Inflasi (SPKPI) Kementerian PPN/Bappenas untuk membahas hasil identifikasi tiap K/L terhadap rincian output pengendalian inflasi, serta memberikan masukan lokus prioritas pelaksanaan komponen pada RO yang ditandai. Pada pertemuan tersebut anggota Tim SPKPI dapat melakukan identifikasi -12-

(penambahan/pengurangan) atas penandaan anggaran yang telah dilakukan sebelumnya.

A. 1 T\rjuan dari pertemuan evaluasi dan sosialisasi:

Mengidentifikasi dan memberikan rekomendasi terhadap rincran output yang berhubungan dengan kebijakan pengendalian inflasi, serta lokasi prioritas pelaksanaan kegiatan oleh K/L baik yang berdampak langsung maupun tidak langsung terhadap pencapaian sasaran inflasi nasional.

A.2 Proses pertemuan evaluasi dan sosialisasi:

1. Direktorat Keuangan Negara dan Analisis Moneter Kementerian PPB/Bappenas menjelaskan kebijakan pengendalian inflasi yang dituangkan di dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) pada tahun berikutnya. 2. Tirr' Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) c.q Pokja Pusat dan Sekretariat memberikan gambaran umum substansi kebijakan dan mekanisme penandaan anggaran pengendalian inflasi. 3. Direktorat Alokasi Pendanaan Pembangunan Bappenas sebagai unit yang mengelola sistem perencanaan akan memberikan materi tentang tata cara penandaan di dalam aplikasi KRISNA. 4. Direktorat Sektor yang merupakan anggota Tim SPKPI Kementerian PPN/Bappenas berkoordinasi dengan K/L mitranya sebagai unit teknis yang mengusulkan dan akan melaksanakan kegiatan, untuk memberikan data tentang rincian output terkait pengendalian inflasi mencakup didalamnya capaian kinerja dan anggaran.

A.3 Penjelasan detail proses pertemuan evaluasi dan sosialisasi:

Dalam pertemuan tersebut, akan didiskusikan bersama antara Kementerian Keuangan, Bappenas (c.q Direktorat Keuangan Negara dan Analisis Moneter dar' KIL anggota TPIP lainnya untuk melakukan identifikasi output dan hasil penandaan sebelumnya (bila ada) serta merekomendasikan lokasi prioritas. Pertemuan tersebut ditindaklanjuti - 13 -

dengan validasi hasil penandaan anggaran secara intensif dengan alokasi waktu yang dianggap memadai. Mengingat fokus utama pertemuan adalah mengidentifikasi output terkait pengendalian inflasi, maka kehadiran perwakilan Tim SPKPI rr,illa KIL teknis yang memahami/menangani pengendalian inflasi sangat penting untuk dapat berdiskusi bersama dan mengidentifikasi output yang berhubungan dengan pengendalian inflasi.

B. Redesain Sistem Perencanaan dan Penganggaran

Sebagaimana amanat Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahwn 2017 tentang Sinkronisasi Proses Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional untuk meningkatkan keterpaduan pembangunan nasional berbasis Tematik, Holistik, Integratif dan Spasial (THIS) dan mewujudkan implementasi Moneg Follou Program, maka pada tahun 2O2O telah dilakukan Redesain Sistem Perencanaan dan Penganggaran (RSPP). RSPP bertujuan antara lain untuk:

I memperkuat penerapan anggaran berbasis kinerja; c meningkatkan konvergensi Program dan Kegiatan antar K/L dalam konteks perencanaan THIS, sehingga mengurangi terjadinya tumpang tindih Program dan Kegiatan antar K/L; 3 meningkatkan keselarasan rumusan Program dan Kegiatan antara dokumen perencanaan dan dokumen penganggaran; 4 men)'Lrsun informasi kinerja perencanaan dan penganggaran yang mudah dipahami oleh publik; 5 mendorong K/L untuk menerapkan ualue for money dalam proses perencanaan dan penganggaran serta pelaksanaannya; 6 meningkatkan integrasi belanja antar K/L (level Pemerintah Pusat) dan belanja Pusat-Daerah; 7 mewujudkan keterkaitan dan keselarasan antara Visi Misi Presiden, Fokus Pembangunan (arahan Presiden), serta 7 Agenda Pembangunan, Tugas dan Fungsi KIL dan Daerah; dan 8 mewujudkan keselarasan rumusan nomenklatur Program, -1.4-

Kegiatan, Keluatan (Output) Kegiatan yang mencerrnir.kan "real uorl{ (konkret). RSPP memberikan implikasi, antara lain:

a. Program tidak lagi mencerminkan tugas fungsi unit eselon 1, tetapi lebih mencerminkan tugas fungsi K/L, serta dirumuskan oleh Kementerian Keuangan dan Kementerian PPN/Bappenas dengan berkoordinasi kepada K/L terkait. b. Sasaran Program (Outcome\ mencerminkan hasil kinerja Program yang ingin dicapai secara Nasional. Bagi Program yang digunakan bersifat lintas K/L atau lintas unit eselon l, maka rumusan Sasaran Program dan Indikator dapat dirumuskan berbeda sesuai dengan tugas dan fungsi unit kerja dan sesuai dengan kontribusinya dalam mewujudkan sasaran Program dimaksud. c. Kegiatan tidak disusun dengan nomenklatur yang identik dengan Unit Kerja Eselon II (dua) atau Satuan Kerja vertikal dari K/L, namun lebih mencerminkan aktivitas yang dilaksanakan oleh unit untuk menghasilkan keluaran dalam rangka mendukung terwujudnya sasaran. Kegiatan dapat bersifat lintas

Unit Kerja Eselon 11 (dua) dalam Unit Kerja Eselon I (satu) yang sama atau lintas Unit Kerja Eselon I (satu) dalam K/L yang sama.

d. Keiuaran (Output) Kegiatan harus mencerminkan " real utork" atau "ege catchin!', merupakan produk akhir dari pelaksaan Kegiatan. Rumusan output dibedakan menjadi: KRO dan RO. Dengan adanya RSPP maka terjadi perubahan struktur database sebagaimana ditunjukkan pada tabel 2.1. - 15 -

Tabel 2.1 Perbandingan Struktur Program Existing dengan Hasil RSPP

Existing Redesain Program Pogram Sasaran Program Sasaran Program Indikator Kinerja Program Indikator Kinerja Program Output Program Output Program Indikator Attput Program Indikator Output Program Kegiatan Kegiatan Sasaran Kegiatan Sasaran Kegiatan Output Kegiatan Klasifikasi Rincian Output (KROI Indikator Output Kegiatan Sub-Output Rincian Output (ROl Komponen Komponen

8.1 Prinsip Program K/L

Program merupakan alat kebijakan Qtolicg tooll yang dimiliki oleh K/L dalam menjabarkan tugas dan fungsi sesuai visi dan misi Presiden, yang dilaksanakan oleh satu atau lebih Unit Kerja Eselon I (satu). Berdasarkan delinisi tersebut, prinsip Program KIL dalam redesain sistem perencanaan dan penganggaran adalah sebagai berikut:

1. Program mencerminkan tugas dan fungsi KlLyang dapat digunakan oleh I (satu) atau lebih Unit Kerja Eselon l, serta dirumuskan oleh Kementerian Keuangan dan Kementerian PPN/Bappenas dengan berkoordinasi kepada K/L terkait. Rumusan Program yang digunakan dalam APBD, dapat diselaraskan dengan Program-Program Belanja K/L Pemerintah Pusat. 2. Sasaran Program mencerminkan hasil kinerja Program yang ingin dicapai Secara Nasional. Bagi Program yang digunakan bersifat lintas K/L atau lintas Unit Kerja Eselon I (satu), maka rumusan Sasaran Program dan Indikator Kinerja Program dapat dirumuskan berbeda sesuai tugas dan fungsi unit kerja yang dimaksud serta sesuai dengan kontribusinya dalam Program tersebut. 3. Indikator Kinerja Program merupakan alat ukur untuk menilai capaian kinerja Program dan rumusannya dapat bersifat kualitatif/ kuantitatif. -16-

8.2 Prinsip Kegiatan K/L

Ttrmpang tindih (duplikasi) Kegiatan antar KIL serta banyaknya Kegiatan yang tidak mencerminkan tugas dan fungsi K/L menjadi faktor penting yang melatarbelakangi lahirnya urgensi untuk melakukan redesain Kegiatan K/L. Pasca Redesain Program KIL yarg berhasil menciptakan integrasi dan konvergensi Program K/L melalui Program Lintas, kebutuhan untuk meningkatkan efisiensi anggaran belanja negara melalui integrasi dan konvergensi Kegiatan K/L pun semakin tinggi. Redesain Kegiatan K/L dilaksanakan guna menjawab kebutuhan sebagaimana dimaksud di atas. Dengan adanya Redesain K/L, Kegiatan kini tidak lagi mencerminkan tugas dan fungsi Unit Kerja Eselon Il (dua) atau Satuan Kerja vertikal dari K/L tersebut sehingga memungkinkan Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh iebih dari 1 (satu) Unit Kerja Eselon Il (dua). Hal tersebut diharapkan dapat mencerminkan Kegiatan sebagai suatu aktivitas yang dilaksanakan oleh KIL untuk menghasilkan RO dalam rangka mendukung terwujudnya sasaran pembangunan. Sesuai dengan redesain Program maka redesain Kegiatan dilakukan dengan membedakan Kegiatan yang bersifat Generik dan Kegiatan yang bersifat Teknis. Kegiatan generik terkait dengan dukungan manajemen sedang Kegiatan teknis terkait dengan Program teknis baik yang bersifat lintas maupun yang bersifat spesifik.

B.3 Definisi dan Ruang Lingkup Kegiatan K/L

Sebagaimana Redesain Program K/L, Redesain Kegiatan K/L dilakukan dengan membedakan Kegiatan sesuai sifatnya, yakni Kegiatan Generik dan Kegiatan Teknis. Kegiatan Generik adalah Kegiatan yang mendukung pelaksanaan internal K/L (dukungan manajemen internal) dan Kegiatan Teknis adalah Kegiatan yang mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi K/L daiam mendukung sasaran pembangunan nasional. Kegiatan Generik -17 - digunakan oleh Unit Kerja Eseion I1 yang memiliki karakteristik sejenis sebagai unit pendukung, seperti unit kerja di bawah Sekretariat Jenderal, Inspektorat Jenderal, Badan Diklat, serta kesekretariatan Direktorat Jenderal/ Kedeputian yang memiliki Program Dukungan Manajemen Kegiatan Teknis sendiri dapat dibedakan sesuai unit kerja pelaksananya, yakni Kegiatan Spesifik dan Kegiatan Lintas. Kegiatan Spesifik adalah Kegiatan yang dilaksanakan oleh 1 (satu) Unit Kerja Spesifik sedangkan Kegiatan Lintas adalah Kegiatan yang dilaksanakan oleh beberapa Unit Kerja Eselon Il (dua).

8.4 Prinsip Penyusunan KRO dan RO K/L

Keluaran (Output) memiliki posisi yang penting pada Kerangka Kerja Logis (Logical Framework), yaitu sebagai titik pertemuan antara bottom up dengan top doun processes. Proses bottom up merupakan siklus dimana input digunakan dalam proses untuk menghasilkan outpu\ sedangkan proses rop dotun merupakan penjabaran sasaran pembangunan ke dalam sasaran strategis, sasaran Program dan sasaran Kegiatan secara sistematis dan berkelanjutan (sequencel. Dengan mempertimbangkan bahwa tiap K/L menyusun Keluaran (Outputl yang berbeda-beda baik dari segi jenis, ruang lingkup maupun satuannya, lahirlah kebutuhan untuk melakukan penataan kembali keluaran (outputl dengan mengelompokkan keluaran (outputl yang sejenis serta menyeragamkan satuan dari keluaran (output\ tersebut guna memastikan bahwa rumusan Keluaran (Outputl yang disusun sesuai dengan definisi, konsep, dan ruang lingkup muatan Keluaran (Output\ sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan serta sesuai dengan tugas dan fungsi K/L. Rumusan nomenklatur output dalam RSP dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu: 1. KRO, yang merupakan kumpulan atas RO yang disusun dengan mengelompokkan atau mengklasifi kasikan muatan Keluaran (Outputl yang sejenis/serumpun berdasarkan sektor/bidang/jenis tertentu - 18 -

secara sistematis. 2. RO, Keluaran (outputl riil yang sangat spesifik yang dihasilkan oleh unit kerja KIL yang berfokus pada isu dan/atau lokasi tertentu serta berkaitan langsung dengan tugas dan fungsi unit kerja tersebut dalam mendukung pencapaian sasaran Kegiatan yang telah ditetapkan.

Karakteristik KRO Kementerian Lembaga, antara lain:

1. Nomenklatur KRO berupa barang atau jasa; 2. KRO merupakan pengelompokan atau klasifikasi RO yang sejenis; 3. KRO bukan merupakan output riil yang menggambarkan pencapaian sasaran Kegiatan secara langsung; 4. KRO bersifat umum, sehingga dapat digunakan oleh banyak bahkan semua K/L; 5. KRO mempunyai satuan tertentu; 6. KRO bersifat standar dan tertutup sehingga perubahan atas nomenklatur maupun satuan KRO yang telah ditetapkan hanya dapat diiakukan setelah mendapatkan persetujuan dari Kementerian PPN/Bappenas dan Kementerian Keuangan; dan 7. KRO bersifat comparable dimana output, satuan alokasi anggaran antar masing-masing KRO dapat diperbandingkan satu dengan lainnya.

Karakteristik RO Kementerian Lembaga, terdiri atas:

1. Nomenklatur RO berupa barang dan jasa; 2. Nomenklatur RO menggambarkan fokus/lokus tertentu suatu Kegiatan; 3. RO merup akan output riil yang menggambarkan pencapaian sasaran 4. Kegiatan unit kerja pelaksana secara langsung; 5. RO bersifat sangat spesifik (unik) sehingga mencerminkan tugas dan fungsi unit kerja yang menghasilkannya; 6. Satuan pada RO sama dengan satuan pada KRO; dan 7. RO bersifat terbuka dimana KIL dapat menyusun dan mengubah -19-

nomenklatur RO secara mandiri.

C. RO sebagai Basis Penandaan Anggaran

RO adalah produk akhir yang dihasilkan Pemerintah baik berupa (barang infrastruktur/ non infrastruktur) atau jasa fiasa regulasi/jasa non regulasi) untuk mencapai sasaran kegiatan dalam rangka mendukung kine{a pembangunan. RO yang dihasilkan oleh K/L bersifat unik dan spesifik sehingga Nomenklatur RO dapat berbeda antar KlL. RO adalah barang/jasa riil (produk akhir) yang dihasilkan dari pelaksanaan kegiatan suatu unit/satker. Dalam hal ini, RO harus dibuat secara rinci disertai dengan jumlah (volume) barang/jasa riil yang dihasilkan, sehingga memudahkan proses costing untuk pen)'usunan anggaran. Dgnomic tagging anggaran pengendalian inflasi dilakukan pada level Rincian Output karena tingkatan ini mempunyai informasi yang tepat untuk mengetahui indikator capaian dan besaran dana yang dialokasikan. Hal ini akan memudahkan untuk mengidentifikasi dan menelaah kesesuaiannya dengan definisi dan cakupan kegiatan pengendalian inflasi. Level RO menjadi pilihan tepat untuk penandaaan karena telah mampu mencerminkan aktivitas yang diiakukan oleh unit atau satuan kerja (satker) terkait, tanpa perlu memeriksa capaian secara rinci yang akan membutuhkan lebih banyak waktu dan usaha. Proses penandaan di level RO ini nantinya dilakukan dalam aplikasi KRISNA. Proses penandaan di ievel RO ini nantinya dilakukan dalam aplikasi KRISNA dengan menginput nomenklatur tematik pada saat pengisian RO. -20 -

Gambar 2.3 Struktur Data KRISNA

Xt M€ NIE RIAI'I/LIMB"AGA

IT{DIKATOR KIT.IERJA PiOGRAM sAsARA PROGflAfu PROGRAM

IIIO|(AION OUTPUT OUTPUT PROGRAM PEOGRAM

II'Dl(ATOR (INERJA l(t6'A1AN SASARAI1 rcGIATAN (EGIATAI'I

KRO rtorKAToR xRo

RO tirolGToR Ro

r roKAsr Ro r,i h r\ rI n].|l.,i.. r.r.r lL!rn:,rl..rFhlnF

KOMPONTT{

Sumber: Direktorat Alokasi Pendanaan Pembangunan, 2O2O

D. Penandaan Anggaran Berbasis Sistem

Dgnamic tagging penandaan anggaran pada masing-masing anggaran dapat dilakukan sesuai dengan definisi dan cakupan setiap tema/isu. Dalam sistem KRISNA, terdapat pilihan untuk melakukan penandaan untuk beberapa kategori, yakni Nawa Cita, Prioritas Nasional, Janji Presiden, dan Tematik. Saat ini terdapat 8 tema tagging tematik yaitu: 1. Anggaran infrastruktur; 2. Kerjasmaa Selatan-Selatan dan Triangular (KSST); 3. Anggaran Responsif Gender; 4. Mitigasi Perubahan lklim; 5. Anggaran Pendidikan; 6. Anggaran Kesehatan; 7. Adaptasi Perubahan iklim; dan 8. Upaya Konvergensi Penanganan Sfunting.

Saat ini Direktorat Alokasi Pendanaan Pembangunan Bappenas merumuskan altematif sistem penandaan selain Tematik, yaitu -21 - dinamakan Penandaan Dinamis (Dgnamic Tagging). Penandaan anggaran pengendalian inflasi ini merupakan tema baru yang akan diusulkan sebagai bagian dari tagging dynamic sebagaimana tagging SDGs yang ada saat ini. Penandaan dinamis memangkas birokrasi yang semula penandaan dilakukan oleh K/L terkait dengan approval DJA, menjadi dilakukan oleh Bappenas dalam aplikasi KRISNA-RENJAKL sesuai dengan tujuan dan kebutuhan penandaan. Dalam implementasinya, penandaan dinamis merupakan mekanisme monitoring-evaluasi yang lebih fleksibel untuk pengendalian kegiatan sesuai tujuan dan sasaran tagging. Secara khusus, dynamic tagging akan dilakukan dengan menggunakan tools baru dalam aplikasi KRISNA-RENJAKL yang akan dikembangkan untuk Renja TA 2022. Secara umum, proses pelaksanaan dgnamic tagging dapat dijelaskan sebagai berikut:

1 . Koordinator dalam hal ini Direktorat Keuangan Negara dan Analisis Moneter bersama dengan anggota TPIP dan Tim SPKPI melakukan identifikasi program/kegiatan KIL yang mendukung kebijakan

pengendalian inflasi. Suatu program / kegiatan dapat di-tagging lebih dari satu sehingga Direktorat KNAM selaku koordinator harus mampu melihat besar kontribusi suatu program/ kegiatan terhadap pengendalian kebijakan inflasi, hal ini berkaitan dengan besaran anggaran program/kegiatan tersebut yang mendukung kebijakan pengendalian inflasi. 2. Pertemuan multipihak dengan K/L terkait untuk persetujuan dan kesepakatan atas daftar program/kegiatan yang ter-tagging mendukung kebijakan pengendalia inflasi. Persetujuan dan kesepakatan dituangkan dalam suatu dokumen resmi berupa surat bersama yang ditandatangani oleh pihak terkait. 3. Direktorat KNAM selaku koordinator melakukan tagging atau penandaan sesuai dengan surat persetujuan dan kesepakatan multipihak. Berdasarkan penandaan tersebut akan diperoleh list tagging, yang diserahkan kepada Direktorat Pemantauan, Evaluasi, & Pengendalian Pembangunan Sektoral agar dapat dilakukan ).)

monitoring dan evaluasi atas program/ kegiatan yang ter-tagging dalam kebijakan pengendalian inflasi. 4. Direktorat Sistem Penganggaran, DJA sebagai unit yang men5rusun anggaran dan mengelola sistem penganggaran akan memberikan akses kepada Bappenas atas program/kegiatan yang termasuk ke dalam list tagging pengendalian inflasi sehingga pihak Bappenas dalam hal ini koordinator tim dapat melaksanakan monitoring dan mengevaluasi.

Guna memudahkan proses identifikasi RO pengendalian inflasi, pada bab selanjutnya akan dijelaskan tata cara identiiikasr output dan beberapa contoh output pengendalian inflasi yang telah diidentifikasi BAB III IDENTIFIKASI OUTPUT

A. Identifikasi Output Pengendalian Inflasi

Sebagaimana teiah dijelaskan pada bab sebelumnya,KlL diharapkan dapat mengidentifikasi output yang terkait pengendalian inflasi secara mandiri (sefassesmenf). Proses identifikasi dapat dilakukan dengan cara menilai apakah output tersebut berkontribusi, baik secara langsung maupun tidak langsung, pada salah satu aspek pengendaiian inflasi yang meliputi:

1. Keterjangkauan harga manggambarkan serangkaian kebijakan/ langkah koordinatif yang ditujukan untuk mewujudkan terciptanya kewajaran pada tingkat harga barang/jasa, tanpa mengganggu ekosistem yang kondusif bagi produsen dalam jangka panjang. Kebijakan ini ditujukan dalam rangka menjaga daya beli konsumen/masyarakat agar tetap memadai untuk membeii barang/jasa. Dalam rangka menciptakan keterjangkauan harga, beberapa strategi yang dapat ditempuh diantaranya meliputi alokasi anggaran subsidi, bantuan dan jaminan periindungan sosial, operasi pasar khususnya menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN).

2. Ketersediaan pasokan menggambarkan serangkaian kebijakan/langkah koordinatif yang ditujukan untuk menjamin ketersediaan pasokan barang/jasa antarwaktu dan antarwilayah sehingga masyarakat dapat menjangkau barang/jasa tersebut pada tingkat harga yang wajar. Strategi untuk menjaga ketersediaan pasokan diantaranya melalui kebijakan peningkatan produktivitas pertanian (perbaikan manajemen tanam, bantuan alsintan, subsidi, optimalisasi penl'uluhan pertanian), tata niaga pangan, alokasi Cadangan Pangan Pemerintah Pusat (CPP), penyediaan infrastruktur penyimpanan pertanian, dan pendukungnya, kerjasama antardaerah, pengembangan food estate, UU Cipta Kerja untuk ketahanan pangan, perluasan Toko Tani Indonesia serta kebijakan-kebijakan peningkatan kapasitas produksi lainnya.

3. Kelancaran distribusi menggambarkan serangkaian kebijakan/ langkah koordinatif dalam rangka memastikan distribusi barang/jasa tidak terhambat sehingga memberikan tekanan pada tingkat harga. Strategi menjaga kelancaran distribusi barang diupayakan melalui pemenuhan kecukupan jumlah dan kondisi infrastruktur, meningkatkan konektivitas antardaerah, mengawasi kedisiplinan pelaku pasar dalam proses distribusi, perluasan pemanfaatam digital e-commerce untuk mendukung UMKM pertaian, serta menciptakan sistem logistik yang efisien dan efektif (efisiensi rantai distribusi).

4. Komunikasi efektif menggambarkan serangkaian kebijakan/langkah koordinatif dalam rangka menjangkar ekspektasi masyarakat atas harga barang/jasa supaya tetap positif, baik untuk saat ini, maupun masa yang akan datang. Strategi komunikasi efektif diimplementasikan melalui pembangunan sistem informasi harga pangan yang memadai, publikasi/komunikasi kebijakan oleh K/L, untuk menjangkar ekspektasi inflasi masyarakat, serta moral suasion untuk mendorong perbaikan pola konsumsi masyarakat.

Apabila suatu outpu, teridentifikasi telah berkontribusi atau berkaitan dengan salah satu dari empat aspek di atas, maka outpuf dimaksud dapat dikategorikan sebagai output yar:g berkontribusi terhadap pengendalian inflasi. Self-assesmenf terhadap output sebaiknya dilakukan oleh satker pemilik output, mengingat satker tersebut yang mengerti secara detail tujuan dan output dari kegiatan yang dilakukan. Setelah melakukan self-assesment, setiap KIL dapat melaksanakan penandaan anggaran pengendalian inflasi. -25 -

Untuk membantu proses self-assesment, satker dapat menggunakan pembagian kegiatan pengendalian inflasi sebagaimana tertuang dalam Buku Peta Jalan Pengendalian Inflasi periode yang berlaku. Dalam Buku Peta Jalan Pengendalian Inflasi periode yang berlaku dijelaskan mengenai strategi utama pengendalian inflasi, program strategis, sub program serta indikator keberhasilan strategi pengendalian inflasi. Kriteria dalam penandaan output mengacu pada program turunan dari strategi utama pengendalian inflasi berdasarkan Peta Jalan Pengendalian Inflasi.

Tabel 3.i

Strategi Utama 4K Berdasarkan Peta Jalan Inflasi Periode yang Berlaku

Strategi Program/ Subprogram Indikator Keberhasilan Keterjangkauan Stabilisasi Harga: Penurunan inflasi dan Harga l.Sinkronisasi perencanaan volatilitas inflasi sepuluh kebijakan pengendalian inflasi komoditas pangarl strategis dalam dokumen perencanaan berturut-turut dalam 2 tahun pembangunan nasional terakhir 2. Optimalisasi Operasi Pasar (OP) dan Pasar Murah (PM) 3. Menjaga volatilitas nilai tukar melalui pengembangan instrumen derivatif suku bunga dan nilai tukar untuk mendukung pelaksanaan lindung nilai, termasuk infrastruktur pasar keuangan Pengelolaan Permintaan: 1. Menjaga keseimbangan internal perekonomian melalui I implementasi kebjjakan moneter 2. Sosialisasi diversifikasi konsumsi bahan makanan melalui pemanfaatan program di Desa, Kelurahan, Puskesmas dan Sekolah Ketersediaan Penguatan Produksi, Cadangan (1)Peningkatan rendeman Pasokan Pangan Pemerintah (CPP) dan beras dari level saat ini Pengelolaan Impo-Ekspor Pangan: sebesar 637o 1. Peningkatan produksi melalui (2)Ketersediaan Cadangan peningkatan produktivitas dan Pangan Pemerintah (CPP) perluasan areal utamanya Cadangan -26 -

2. Penguatan Cadangan Pangan Beras Pemerintah (CBP) Pemerintah (CPP) melalui sebesarl-l,5jutaton pengelolaan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dan optimalisasi penggunaan dana Cadangan Stabilisasi Harga Pangan (CSHP). 3. Penguatan pengelolaan impor- ekspor yang difokuskan pada ketepatan jumlah dan liming pelaksanaan impor. Memperkuat Kelembagaan: 1. Perluasan asuransi pertanian 2. Optimalisasi pemanfaatan Sistem Resi Gudang (SRG) I untuk menjaga stok pangan nasional 3. Perluasan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pertanian 4. Perluasan implementasi kartu tani 5. Mendorong transisi kelembagaan petani menjadi lembaga ekonomi petani 6. Memperkuat pasokan bahan bakar non BBM Kelancaran Mendorong Kedasama Penurunan disparitas harga Distribusi Perdagangan Antar Daerah: sepuluh komoditas pangan 1. Mengoptimalkan peran swasta strategis antara level provinsi dan BUMD dengan model dengan level nasional serta bisnis kerja sama disparitas harga antar waktu perdagangan yang difokuskan pada sepuluh komoditas utama 2. Implementasi pitot project berdasarkan komoditas atau daerah Meningkatkan lnfrastruktur Perdagangan: 1. Membentuk tnnouation lab antara lain digital business incubator, fntech uillage dan mendorong fasilitasi dan adrr'sory UMKM untuk memanfaatkan p latform digital farming. 2. Pengembangan Pasar Induk Beras (PIB) dan sarana konektivitasnya di tujuh sentra produksi di Jawa dan luar Jawa Komunikasi Perbaikan Kualitas Data: (1) Ekspektasi inflasi yang trfektif 1. Penyusunan Kebijakan Satu terjangkar dalam sasaran Peta (KSP) lahan pertanian inflasi; 2. Peningkatan korelasi data (2) Akurasi informasi yang Pusat Informasi Harga Pangan dicerminkan melalui Strategis (PIHPS) dan BPS korelasi inflasi sepuluh melalui peningkatan kualitas komoditas pangan verifikasi data strategis yang diperoleh 3. Penguatan data PIHPS yang dari Pusat Informasi terintegrasi dari konsumen, Harga Pangan Strategis produsen dan pedagang besar, (PIHPS) dengan data yang termasuk data stok dikeluarkan oleh BPS 4. Perbaikan kualitas data inflasi adalah minimal sebesar pangan dan barang strategis 0,8 dalam satu tahun lainnya termasuk data terakhir; produksi dan stok Memperkuat Koordinasi Pusat Tingkat kehandalan TPID dan Daerah: dalam pencapaian inflasi l. Kebijakan administered pice daerah meningkat. yang sesuai dengan sasaran inflasi IHK 2. Peningkatan kapasitas anggota TPID melalui kegiatan capacitA building 3. Penguatan kelembagaan TPID melalui evaluasi kinerja TPID

Seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya, kebijakan pengendalian inflasi yang kemudian diterjemahkan menjadi strategi kunci pengendalian inflasi 4K (Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, Komunikasi Efektif) sejatinya telah diimplementasikan dalam program/kegiatan yang melekat pada beberapa KIL yang diturunkan ke dalam Program/ Kegiatan di daerah. Untuk memudahkan penandaan (tagging) anggaran terkait pengendalian inflasi, Kementerian PPN/Bappenas telah melakukan identifikasi awai program K/L terkait pengendalian inflasi (Lampiran 2). Hasil identifikasi tersebut dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan penandaan pada rincian output program pengendalian inflasi.

Berikut merupakan beberapa ilustrasi RO yang berkaitan dengan pengendalian inflasi dalam dokumen RKP 2O27 berdasarkan -28 - identifikasi awal yang dilakukan oleh Kementerian PPN/ Bappenas (Tabel 3.2). Untuk memudahkan penandaan, identifikasi RO lebih lanjut dapat dilihat pada lampiran 4.

Tabel 3.2

RO yang Mendukung Pengendalian Inflasi dalam RKP 2021

Kementerian / Lembaga Rincian Output (RO)

Kementerian Perdagangan 00 1 -Pengembangan Gudarg SRG dengan Warehouse Management System (WMS) Kementerian Perdagangan 004-Kebijakan Impor Pangan yang Harmonis dengan Kebijakan Pangan Nasional

Kementerian Pertanian 00 1 -Saraaa Pascapanen Tanaman Pangan

Kementerian Pertanian 02 1-Penerapan GAP

Kementerian Desa, Pembangunan 001- Sarana pasca panen yang Daerah Tertinggal Dan Transmigrasi disediakan di daerah perbatasan Kementerian Desa, Pembangunan O0l-Sarana pasca Panen yang Daerah Tertinggal Dan Tran smigrasi disediakan di daerah pulau kecil dan terluar Kementerian Perindu strian 001-Perbaikan Rantai Pasok di Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar Melalui Transformasi Industri 4.0 Kementerian Energi Dan Sumber Daya 001-Rekomendasi Reviu dan Evaluasi Mineral Subsidi Listrik Tepat Sasaran

Kementerian Energi Dan Sumber Daya 019-Supewisi Progres Pembangunan Mineral Penyalur BBM 1 Harga Kementerian Perhubungan 005-Subsidi Operasi Angkutan Udara Kargo Kementerian Perhubungan o03-Layanan Angkutan Ternak Prioritas Nasiona-1 -29 -

Kementerian Sosial 20l-Keluarga Yang Mendapat Bantuan Sosial Bersyarat Kementerian Sosial 10l-Layanan Penyelenggaraaan Program Kartu Sembako Kementerian Kelautan Dan Perikanan 003-Sarana Pasca Panen

Kementerian Kelautan Dan Perikanan OO1-Gudang Beku Kementerian Peke{aan Umum Dan 034-Food estate di karvasan eks PLG Perumahan Rakyat Tengah Kementerian Peke{aan Umum Dan O1l-Jalan Trans pada 18 Pulau Perumahan Rakyat Tertinggal, Terluar, dan Terdepan (MP) Kementerian Koperasi Dan Usaha Kecil 001-UKM yang difasilitasi penguatan Dan Menengah sarana dan prasarana produksi BAB IV PENUTUP

Penandaan anggaran pengendalian inflasi merupakan inisiatif strategis da-lam rangka memudahkan identifikasi RO serta besaran alokasi anggaran untuk setiap kegiatan yang mendukung tercapainya sasaran inflasi nasional. Fokus utama dalam proses penandaan anggaran pengendalian inflasi ini adalah memastikan bahwa kegiatan yang ditandai (tagging) benar- benar mencerminkan kegiatan yang mendukung pengendalian inflasi. Dalam hal ini, kontribusi dan peran aktif K/ L sangat penting dalam men3rusun dan mengidentifikasi rincian output terkait pengendalian inflasi serta melakukan penandaan di dalam sistem KRISNA pada periode perencanaan dan penganggaran.

Petunjuk pelaksanaan ini diharapkan dapat mempermudah dan membantu perencana di kementerian/lembaga untuk menyusun anggaran pengendalian inflasi dalam konteks anggaran berbasis kinerja. Seluruh kementerian/lembaga dapat menggunakan petunjuk pelaksanaan ini sebagai acuan kerja dalam menyrrsun kebijakan/ program/ kegiatan dan pelaporan akuntabilitas kinerja pengendalian inflasi.

SEKRETARIS KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN /'ta NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

_- HIMAWAN HARIYOGA Anak Lampiran 1 Prosedur Penandaan Anggaran pada Sistem KRISNA

Etr m,orour!, q

o E -

- Open . Mensp€silikasikan Unit Organisasi[s 2 Pengampu RO Anak Lampiran 2

Tabel ldentifikasi Program terkait Pengendalian Inflasi

Strategi Program K/L Pelaksana Keterjangkauan 1) Operasi Pasar dalam Rangka Kementerian Perdagangan dan Harga Ketersediaan Pasokan dan BULOG Stabilisasi Harga (KPSH) oleh Kementerian Perdagangan dan BULOG 2) Penerapan subsidi listrik untuk Kementerian Energi dan kelompok/kelas tertentu Sumber Daya Mineral 3) Kebijakan kartu sembako Kementerian Sosial 4) Kebijakan penetapan HPP, harga Kementerian Perdagangan acuan dan harga referensi Ketersediaan 1) Kebijakan yang terkait Kementerian Pertanian, Pasokan pembentukan Cadangan Pangan Kementerian Perdagangan, Pemerintah (dan komoditas Pemerintah Daerah strategis lain diluar beras) baik di Pusat maupun daerah, termasuk kebiiakan pengadaan Luar Negeri 2) Subsidi pupuk, bantuan Kementerian Pertanian alsintan/ saprodi pertanian, kebijakan Subsidi Bunga Kredit, Korporatisasi pertanian, pencetakan sawah baru 3) Kebijakan penjaminan kredit Kementerian Koperasi dan Iewat KUR sektor produksi Usaha Kecil dan Menengah 4) Kebijakan sektoral yang Beberapa K/ L mendorong kerjasama antar daerah terkait Kelancaran 1) Pembangunan infrastruktur jalan Kementerian Pekerjaan Umum Distribusi dan jembatan untuk mendukung dan Perumahan Rakyat ialur logistik kebutuhan pokok 2) Kebijakan tol laut Kementerian Perhubungan 3) Kebljakan Bantuan distribusi Kementerian Pertanian logistik pangan Komunikasi 1) Pengembangan sistem informasi Kementerian Pertanian, Efektif harga pangan Kementerian Perdagangan, Bank Indonesia 2) Peningkatan kualitas data, Badan Pusat Statistik, Badan termasuk sinkronisasi data Pertanahan Nasional, dan pangan Kementerian Pertanian -l-

Anak Lampiran 3

Contoh Identifikasi Arsitektur Program terkait Pengendalian Inflasi Tahun 202 1

K/L: Kementeian Sosial 1. Kebijakan Program Sembako Arsitektur Kode Nomenklatur Vol Satuan

Program 27 DQ-Program Perlindungan Sosial I Sasaran 1 Meningkatnya kemandirian sosial ekonomi keluarga miskin Program dan rentan Indikator Persentase (%) keluarga miskin 47 Persen Kinerja dan rentan yang meningkat Program aksesnya dalam menerima bantuan pemenuhan kebutuhan dasar Persentase (%) keluarga miskin 54 Persen dan rental yarrg meningkat produktifitas sosial ekonominya Output 7 Kemampuan pemenuhan Program kebutuhan dasar dan kemandirian ekonomi keluarga miskin dan rentan Indikator Penduduk Miskin dan Rentan 15,6 juta Keluarga Output yang memperoleh bantuan sosial Penerima sembako Manfaat Kegiatan )tt / ., Penanganan Fakir Miskin Wilayah 5.513.785 Keluarga I 547 4 Penanganan Fakir Miskin Wilayah 5.238.338 II 5875 Penanganan Fakir Miskin Wilayah 4.847.877

III I Sasaran 1 Terpenuhinya Kebutuhan Dasar Keluarga Miskin dan Rentan I Kegiatan di Wilayah I Terpenuhinya Kebutuhan Dasar Keluarga Miskin dan Rentan di Wilavah II Terpenuhinya Kebutuhan Dasar Keluarga Miskin dan Rentan di Wilayah III Indikator 3 Keluarga Miskin dan Rentan Yang

Kine{a Memperoleh Bantuan Sosial I Kegiatan Pangan Melalui Kartu Sembako Klasihkasi QEB Bantuan Keluarga Rincian Output Rincian Output 3 KPM Yang Memperoleh Bantuan Sosial Pangan Melalui Program Sembako l,okasi Rincian 0 Pusat Output Komponen 53 Penyaluran Bantuan Sosial

2. Kebijakan Program Keluarga Harapan Arsitektur Kode Nomenklatur Kode Satuan Program 27 DQ-Program Perlindungan Sosial Sasaran 5 Meningkatnya kemandirian keluarga miskin, kelompok rentan I Program dan masyarakat rawan bencana dalam pemenuhan kebutuhan dasar dan kesiapsiagaan bencana melalui perlindungan sosial adaptif Indikator Presentase (%) KPM PKH yang 20 Persen Kine{a mengalami perubahan perilaku Program Presentase (%) KPM PKH yang 12 Persen graduasi dari total penerima saat ini Output J kemandirian keluarga miskin, Program kelompok rentan dan masyarakat rawan bencana dalam pemenuhan kebutuhan dasar dan kesiapsiagaan bencana melalui perlindungan sosial adaptif lndikator Penduduk Miskin dan Rentan 10.000.000 Keluarga Output yang Memperoleh Bantuan Sosial Penerima Tunai Manfaat Bersyarat Kegiatan 2251 Jaminan Sosial Keluarga 10.ooo.o00 Keluarga

Sasaran 1 Meningkatkan kemampuan keluarga miskin dan rentan untuk Kegiatan mengakses layanan kebutuhan dasar Indikator 1 Keluarga miskin yang Kinerja mendapatkan bantuan tunai Kegiatan bersyarat Klasifikasi QEB Bantuan Keluarga Rincian Output Rincian Output 2 Keluarga yang mendapat bantuan sosial bersyarat Lokasi Rincian 0 Pu sat Output Komponen 101 Penyaluran Bantuan Sosial Bersvarat Anak Lampiran 4

Contoh Identifikasi Rincian Output terkait Pengendalian Inflasi Tahun 2021

Kementerian/ L,embaga Rincian Output

Kementerian Pekerjaan Umum Dan 062-Danau Limboto yang direvitalisasi Perumahan Rakyat Kementerian Pekerjaan Umum Dan 064-Danau Sentani yang direvitalisasi Perumahan Rakyat Kementerian Pekerjaan Umum Dan 065-Danau Ayamaru yang direvitalisasi Perumahan Rakyat Kementerian Pekerjaan Umum Dan 066-Revitalisasi Rowojombor Kabupaten Klaten Perumahan Rakyat Kementerian Pekerjaan Umum Dan 067-Sistem Pemantauan Bendungan Tapin Perumahan Rakyat Kementerian Pekerjaan Umum Dan 001-Prasarana Air baku Embung Cikalong yang Perumahan Rakvat dibangun Kementerian Pekerjaan Umum Dan OO2-Longstorage Air Baku Kab. Serang yang Perumahan Rakyat dibangun Kementerian Pekerjaan Umum Dan 00 1 -Emergency Reconstruction and Perumahan Ra$at Rehabilitation Assistance (for Palu) (ADB) untuk I I Air Baku yang direhabilitasi Kementerian Pekerjaan Umum Dan O02-Saluran Pembawa Air Baku Karian (KSCS) Perumahan Rakyat vang dibangun Kementerian Pekerjaan Umum Dan 003-Prasarana Air baku Bendungan Gondang Perumahan Rakyat yang dibangun Kementerian Peke{aan Umum Dan 004-Prasarana Air baku Tapin yang dibangun Perumahan Rakyat Kementerian Pekerjaan Umum Dan 005-Prasarana Air baku Bajulmati yang Perumahan Rakyat I dibangun Kementerian Pekerjaan Umum Dan 006-Prasarana Air baku Waduk Jatigede yang Perumahan Rakyat dibangun Kementerian Pekerjaan Umum Dan 0O7-Prasarana Air baku sistem Kesugihan yang Perumahan Rakyat dibanzun Kementerian Peke{aan Umum Dan oo8-Prasarana Air baku KEK Kendal yang Perumahan Rakyat dibanzun Kementerian Pekerjaan Umum Dan 009-Prasarana Air baku sistem Gandus yang Perumahan Rakyat dibangun Kementerian Pekerjaan Umum Dan 0l0-Prasarana Air baku Kota Pekalongan yang Perumahan Rakvat dibangun I Kementerian Pekerjaan Umum Dan 01 1-Prasarana Air baku Long Storage Yeh Perumahan Rakyat Empas yang dibangun Kementerian Pekerjaan Umum Dan 0l2-Prasarana Air baku Aur Duri yang dibangun Perumahan Rakyat Kementerian Pekerjaan Umum Dan 0l3-Prasarana Air Baku Jonggol dan Perumahan Rakvat Klapanunggal yang dibangun Kementerian Pekerjaan Umum Darr 014-Bendung Karet Tarvangsari yang Perumahan Rakyat direhabilitasi Kementerian Pekerjaan Umum Dan 0 15-Food Estate Humbanghasundutan yang Perumahan Rakyat dikembangkan Kementerian Pekerjaan Umum Dan 016-Penyediaan air hortikultura Kab. Belu yang Perumahan Rakyat dibangun Kementerian Pekerjaan Umum Dan 04l-Peyediaan Air Baku Bendungan Pengga ')

Perumahan Ra$at untuk KEK Mandalika di Kab. t mbok Tengah yang dibangun Kementerian Pekerjaan Umum Dan 001-Pembangunan Jalan Perumahan Rakvat Kementerian Pekeiaan Umum Dan 002-Pelebaran Jalan Menambah Lajur Perumahan Ralq/at Kementerian Pekerjaan Umum Dan O03-Pembangunan Jalan Bebas Hambatan Perumahan Rakyat Kementerian Pekeiaan Umum Dan OO4-Pembangunan Jalan Trans Merauke- Perumahan Rakyat Sorong (MP) Kementerian Pekerjaan Umum Dan 005-Pembangunan Jalan Strategis (ProPN) Perumahan Rakyat Kementerian Pekerjaan Umum Dal 006-Pembangunan Jalan Kawasan Prioritas Perumahan Rakvat (ProPN) Kementerian Pekerjaan Umum Dan 007-Pembangunan Jalan Akses Simpul Perumahan Rakyat Transportasi (ProPN) Kementerian Pekerjaan Umum Dan 0O8-Pembangunan Jalan Trans pada 18 Pulau Perumahan Rakyat Tertinggal, Terluar, dan Terdepan (MP) Kementerian Pekerjaan Umum Dan 009-Pembangunan Jalan Perkotaan (Jalan Perumahan Rakvat Lingkar) Kementerian Pekerjaan Umum Dan 00 1 -Pembangunan Jembatan Perumahan Rakyat Kementerian Pekerjaan Umum Dan 002-Pembangunan Perumahan Rakyat Flyover/ Underpass / Terowongan Kementerian Pekerjaan Umum Dan OO3-Pembangunan Jembatan Trans Papua Perumahan Rakyat Merauke-Sorone (MP) Kementerian Pekerjaan Umum Dan 004-Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) Perumahan Ralq/at Kementedan Pekerjaan Umum Dan 005-Pembangunan Jembatan Kawasan Prioritas Perumahan Rakyat (ProPN) Kementerian Pekerjaan Umum Dan 006-Pembangunan Jembatan Akses Simpul Perumahan Rakyat Transportasi (ProPN) Kementerian Pekerjaan Umum Dan OO7-Pembangunan Jembatan Trans pada 18 Perumahan Rakyat Pulau Tertinggal, Terluar, dan Terdepan Kementerian Pekerjaan Umum Dan 00 1-Preservasi Pemeliharaan Rutin Jalan Perumahan Rakyat Kementerian Pekerjaan Umum Dan 002-Preservasi Rekonstruksi, Rehabilitasi Jalan Perumahan Rakyat Kementerian Pekerjaan Umum Dan 003-Pelebaran Jalan Menuju Standar Perumahan Rakyat Kementerian Pekerjaan Umum Dan 007-Jalan Trans Papua Merauke-Sorong (MP) Perumahan Rakyat Kementerian Pekerjaan Umum Dan 0O8-Jalan Strategis (ProPN) Perumahan Rakyat Kementerian Pekerjaan Umum Dan OO9-Jalan Kawasan Priodtas (ProPN) Perumahan Rakyat Kementerian Peke{aan Umum Dan 01O-Jalan Akses Simpul Transportasi (ProPN) Perumahan Rakyat Kementerian Pekerjaan Umum Dan 01 1-Jalan Trans pada 18 Pulau Tertinggal, Perumahan Rakyat Terluar, dan Terdepan (MP) Kementerian Pekerjaan Umum Dan 00 1 -Preservasi Rutin Jembatan Perumahan Rakyat Kementerian Pekerjaan Umum Dan 002-Preservasi Jembatan Perumahan Rakvat Kementerian Pekerjaan Umum Dan 003-Penggantian Jembatan Perumahan Rakyat Kementerian Pekerjaan Umum Dan 005-Jembatan pada Jalan Trans Papua Perumahan Rakyat Merauke-Sorong (MP) J

Kementerian Pekerjaan Umum Dan 006-Jembatan Strategis (ProPN) Perumahan Rakyat Kementerian Pekerjaan Umum Dan OO7-Jemabtan pada Jalan Kawasan Prioritas Perumahan Rakyat (ProPN) Kementerian Peke{aan Umum Dan 0O8-Jalan Akses Simpul Transportasi (ProPN) Perumahan Rakyat Kementerian Pekerjaan Umum Dan 009-Jembatar pada Jalan Trans di 18 Pulau Perumahan Rakyat Tertinggal, Terluar, dan Terdepan (MP) Kementerian Peke{aan Umum Dan 0 1 2-Pembangunan, Rehabilitasi dan Renovasi Perumahan Rakyat Sarana Prasarana Pasar Kementerian Pekerjaan Umum Dan 0O9-Rencana Induk Pengembangan dan PJM Perumahan Ralqrat untuk mendukung Kawasan Food Estate Kalimantan Tengah Kementerian Pariwisata Dan 001-Koordinasi Penguatan Rantai Pasok Industri Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata Pariwisata dal Ekonomi Kreatif Dan Ekonomi Kreatif Kab/ Kota/ Kawasan yang Difasilitasi Kementerian Koperasi Dan Usaha 001-UKM yang difasilitasi penguatan sarana dan Kecil Dan Menengah prasarana produksi Kementerian Desa, Pembangunan 001-Pasar untuk mendukung Prukades dan Daerah Tertinggal Dan Transmigrasi kegiatan ekonomi yang dibangun Kementerian Desa, Pembangunan 001-Jalan untuk mendukung Prukades dan Daerah Tertinggal Dan Transmigrasi kegiatan ekonomi yang dibangun Kementerian Desa, Pembangunan 001-Sarana Produksi dan Pasca Panen di Daerah Daerah Tertinggal Dan Transmigrasi Tertinggal Rawan Pangan yang disediakan Kementerian Desa, Pembangunan O03-Gudang Pangan l,okal dan l,antai Jemur Daerah Tert inggal Dan Transmigrasi yang dibangun di Daerah Tertinggal Rawan Pangan Kementerian Desa, Pembangunan O01-Sarana pasca Panen yang disediakan di Daerah Teninggal Dan Transmigrasi daerah perbatasan Kementerian Desa, Pembangunan 001-Sarana pasca Panen yang disediakan di Daerah Tertinggal Dan Transmigrasi daerah perbatasan Kementerian Desa, Pembangunan 001-Jalan Strategis Desa yang Ditingkatkan di Daerah Tertinggal Dan Transmigrasi Daerah Perbatasan Kementerian Desa, Pembangunan 001-Prasarana Air Bersih di Daerah Perbatasan Daerah Tertinggal Dan Transmigrasi vang dibangun Kementerian Desa, Pembangunan 001-Sarana pasca Panen yang disediakan di Daerah Tertin ggal Dan Transmigrasi daerah pulau kecil dan terluar Kementerian Desa, Pembangunan 001-Sarana pasca Panen yang disediakan di Daerah Teninggal Dan Transmigrasi daerah pulau kecil dan terluar Kementerian Desa, Pembangunan 001-Prasarana Air Bersih di Pulau Kecil dan Daerah Tertinggal Dan Transmigrasi Terluar yang dibangun Kementerian Desa, Pembangunan 00 1-Jalan Desa Strategis yang dibangun / Daerah Tertinggal Dan Transmigrasi ditingkatkan di Daerah Tertinggal Kementerian Desa, Pembangunan 001-Prasarana Air Bersih di Daerah Tertinggal Daerah Tertinggal Dan Transmigrasi yang Dibanzun Kementerian Desa, Pembangunan 05 1-Bantuan Peralatan Pasca Panen Yang Daerah Tert inRqal Dan Transmigrasi Diberikan di Daerah Terting,qal Kementerian Desa, Pembangunan 004-Bangunan Air yang Dibangun di Satuan Daerah Tertinggal Dan Transmigrasi Permukiman pada Kawasan Transmigrasi Prioritas Nasional Kementerian Desa, Pembangunan 001-Jalan Non-Status yang Dibangun di Satuan Daerah Tertinggal Dan Transmigrasi Permukiman pada Kawasan Transmigrasi Prioritas Nasional Kementerian Desa, Pembangunan 00 1-Jembatan yang Dibangun di Satuan Daerah Tertinggal Dan Transmigrasi Permukiman pada Kawasan Transmigrasi Prioritas Nasional Kementerian Desa, Pembangunan 0O3-Bangunan Air yang Dibangun di Kawasan Daerah Teningqal Dan Transmigrasi Transmigrasi Prioritas Nasional 4-

Kementerian Desa, Pembangunan 006-Bangunan Air yang Dibangun di Kawasan Daerah Tertinggal Dan Transmigrasi Transmigrasi Prioritas Kementerian Kementerian Desa, Pembangunan 001 -Jalan Non-Status yang Dibangun dan Daerah Tertinggal Dan Transmigrasi Ditingkatkan di Kawasan Transmigrasi Prioritas Nasional Kementerian Desa, Pembangunan 002-Jalan Non-Status yang Dibangun dan Daerah Tertinggal Dan Transmigrasi Ditingkatkan di Kawasan Transmigrasi Prioritas Kementerian Kementerian Desa, Pembangunan 001-Jembatan yang Dibangun dan Ditingkatkan Daerah Tertinggal Dan Transmiqrasi di Kawasan Transmigrasi Prioritas Nasional Kementerian Desa, Pembangunan 002-Jembatan yang Dibangun dan Ditingkatkan Daerah Teninggal Dan Transmigrasi di Kawasan Transmigrasi Prioritas Kementerian Kementerian Desa, Pembangunan 001-Bantuan Sarana Produksi Pertanian di Daerah Tertingqal Dan Transmigrasi Kawasan Transmigrasi Prioritas Nasional Kementerian Desa, Pembangunan O02-Bantuan Peralatan Pasca Panen di Kawasan Daerah Tertinggal Dan Transmigrasi Transmigrasi Prioritas Nasional Lembaga Ilmu Pengetahuan 004-Teknologi Konservasi Daerah Aliran Sungai Indonesia (Lipi) Kementerian Perdagan gan 001-Koordinasi Fasilitasi Ekspor dan Impor di Wilayah Perbatasan Kementerian Perdagangan 004 Kebijakan Impor Pangan yang Harmonis dengan Kebijakan Pangan Nasional Kementerian Perdagangan 001 -Rekomendasi Kebijakan Terkait Harga dan Distribusi Barang Kebutuhan Pokok Hasil Pertanian dan Peternakan Kementerian Perdagangan 002-Rekomendasi Kebijakan Harga dan Distribusi Barang Kebutuhan Pokok Hasil lndustri dan Perikanan Kelautan Kementerian Perdagangan 003-Rekomendasi Kebijakan Harga dan Distribusi Barang Penting/ Barang Dalam Pengawasan Kementerian Perdagangan 001-Koordinasi Instansi dan Kunker Barang Kebutuhan Pokok Hasil Pertanian dan Peternakan Kementerian Perdagangan 0O2-Koordinasi lnstansi dan Kunker Barang Kebutuhan Pokok Hasil Industri dan Perikanan Kelautan Kementerian Perdagangan OO3-Koordinasi Instansi dan Kunker Barang Penting Kementerian Perdagangan 004-Koordinasi Intervensi Stabilisasi Harga Bapok Menielane HBKN Kementerian Perdagangan 005-Koordinasi dan Kunker Stabilisasi Harga Bapok Dalam Kondisi Tertentu Kementerian Perdagangan 001-Pengawasan Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Kementerian Perdagangan 00 1 -Pemantauan dan Monitoring Barang Kebutuhan Pokok Hasil Pertanian dan Peternakan Kementerian Perdagangan 002-Pemantauan dan Monitoring Barang Kebutuhan Pokok Hasil Industri dan Perikanan Kelautan Kementerian Perdagangan 003-Pemantauan dan Monitoring Barang Penting Kementerian Perdagangan 0O 1-Penyediaan Data Harga Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Kementerian Perdagangan 00 1 -Pengembangan Gudang SRG dengan Warehouse Management System (WMS) Kementerian Perdagangan 002-Koordinasi Pembangunan/Revitalisasi Pasar Rakvat Kementerian Perdagangan 003 -Koordinasi Pemban gunan/ Revitalisasi Gudang Non SRG Kementerian Perdagangan 003-Fasilitasi Implementasi Pemanfaatan TIK di Pasar Kementerian Perdagangan 00 1 -Pengawasan Sarana Distribusi Kementerian Perdagangan 00 1-Pembangunan/Revitalisasi Pasar Ra$at Kementerian Perdagangan 002-Pembangunan/Revitalisasi Gudang Non SRG Kementerian Perdagangan 00 1-Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Perdagangan Antar Pulau Kementerian Keuangan 00 1 -Pengembangan National [,ogistic Ecosystem

Kementerian Pe anian 00 1 -Percontohan penerapan Teknologi Pertanian Kementerian Pertanian 002-Kelembagaan Ekonomi Petani yang dikembangkan Kementerian Pertanian 00 1 -Wirausahawan Muda Pertanian Kementerian Pertanian 00 1-Sarana Pascapanen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 002-Sarana Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 02 1-Penerapan GAP Kementerian Pertanian 022-Penerapan GHP

Kementerian Pertanian 0 1 0-Sarana Pascapanen Hortkultura Kementerian Pertanian 01 1-Sarana Pengolahan Hortikultura Kementerian Pertanian 010-Prasarana Pascapanen Hortikultura Kementerian Pertanian 01 1-Prasarana Pengolahan Hortikultura Kementerian Pertanian 001- Sarana Pascapanen Tanaman Perkebunan Kementerian Pertanian 002- Sarana Pengolahan Tanaman Perkebunan Kementerian Pertanian 001- Prasarana Pascapanen Tanaman Perkebunan Kementerian Pertanian 002- Prasarana Pengolahan Tanaman Perkebunan I Kementerian Pertanian 001-Lembaga yang teredukasi akses pembiayaan, investasi, jaringan pemasaran dan ekspor Kementerian Pertanian 00l-Sarana Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Kementerian Pertanian 001-Prasarana Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Kementerian Pertanian 001-Fasilitasi Pengembangan Sistem Pertanian Terpadu di Dataran Tinggi Kementerian Pertanian 001-lrigasi Perpipaan Kementerian Pertanian 002-Embung Pertanian Kementerian Pertanian U87-Irigasi Perpompaan Besar Wilayah Timur Kementerian Pertanian U88-Irigasi Perpompaan Menengah Wilayah Timur Kementerian Pertanian U90-lrigasi Perpompaan Besar Wilayah Tengah Kementerian Pertanian U9 1-Irigasi Perpompaan Menengah Wilayah Tengah Kementerian Pertanian U93-Irigasi Perpompaan Besar Wilayah Barat Kementerian Pertanian U94-Irigasi Perpompaan Menengah Wilayah Barat Kementerian Pertanian 00 1-Jaringan Irigasi Tersier -6-

Kementerian Pertanian 00 1-Kawasan Food Estate Kementerian Pertanian 002-Optimasi Lahan Kementerian Pertanian 001-Alat dan Mesin Pertanian Pra Panen Sub Sektor Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 002-Alat dan Mesin Pertanian Pra Panen Sub Sektor Hortikultura Kementerian Pertanian 00 1 -Pangan yang terdistribusi

Kementerian Pertanian 00 1 -Sistem Logistik Pangan Nasional Kementerian Pertanian 001-Pertanian Keluarga Kementerian Pertanian 003-Diversifikasi Pangan Kementerian Pertanian 003-Fasilitasi Pembiayaan mendukung Korporasi Petani Kementerian Pertanian 00i-Model Pertanian Modern I Kementerian Pertanian 5 1 L-Teknologi Pascapanen Pertanian Kementerian Pertanian 512-Teknologi Sumber Daya Lahan Pertanian

Kementerian Pertanian 5 1 3-Teknologi Mekanisasi Pertanian Xementerian Pertanian 503-Teknologi Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 524-Teknologi Hortikultura Kementerian Pertanian 529-Teknologi Perkebunan Kementerian Pertanian 533-Teknologi Peternakan dan Veteriner Kementerian Perindustrian 001-Perbaikan Rantai Pasok di Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar Melalui Transformasi Industri 4.0 Kementerian Perindustrian 00 l-Industri yang diberikan Fasilitasi Peningkatan Ekspor Kementerian Perindu strian 001-Perusahaan di Sektor Industri Makanan Hasil Laut dan Perikanan yg dilakukan pendampingan penerapan industry 4.0 Kementerian Energi Dan Sumber 00l-Penyediaan Elpiji 3 kg yang tepat sasaran I Daya Mineral bagi Masyarakat, Usaha Mikro, Nelayan, dan Petani Sasaran Kementerian Energi Dan Sumber I 001-Rekomendasi Reviu dan Evaluasi Subsidi Daya Mineral Listrik Tepat Sasaran Kementerian Energi Dan Sumber 019-Supervisi Progres Pembangunan Penyalur Daya Mineral BBM I Harga Kementerian Energi Dan Sumber O2O-Pengawasan Pelaksanaan BBM 1 Harga Daya Mineral Kementerian Perhubungan 00 1 -Angkutan Udara Perintis Kementerian Perhubungan Oo2-Angkutan BBM Angkutan Udara Perintis Kementerian Perhubungan 0O3-Angkutan Kargo Perintis Kementerian Perhubungan 0O4-Angkutan BBM untuk Kargo Perintis Kementerian Perhubungan 005-Subsidi Operasi Angkutan Udara Kargo Kementerian Perhubungan 006-Jembatan Udara di Papua Kementerian Perhubungan 00 1-Layanan Angkutan Jalal Perintis (Prioritas Nasional) Kementerian Perhubungan 008-Layanan Angkutan Penyeberangan Perintis (Prioritas Nasional) Kementerian Perhubungan 001-Subsidi Perintis Lintas Krueng Geukeuh - Kuta Blang Kementerian Perhubungan 002-Subsidi Perintis lintas tebing Tinggi - Kuala Tanjung -7

Kementerian Perhubungan 003-Subsidi Perintis lintas Binjai - Besitang - Sei Li t Kementerian Perhubungan OO4-Subsidi Perintis lintas Lubuk Alung - Kayu Tanam Kementerian Perhubungan 005-Subsidi Perintis KA Bandara Internasional Mina bau Kementerian Perhubungan 006-Subsidi Perintis lintas Kertapati - Indralaya Kementerian Perhubungan 007-Subsidi Perintis LRT Sumatera Selatan Kementerian Perhubungan OO8-Subsidi Perintis KA Makassar - Parepare Kementerian Perhubungan 0O9-Subsidi Perintis lintas Purwosari - Wonogiri Kementerian Perhubungan 010-Pembangunan Jalur Ganda KA Kiaracondong - Cicalengka Tahap 1 Segmen Gede bage - Haurpugur Kementerian Perhubungan 011-Pembangunan Jalur Ganda KA Bogor - Sukabumi Kementerian Perhubungan 0l2-Pembangunan Jalur Ganda KA Mojokerto - Sepanjang Kementerian Perhubungan 0l3-Peningkatan Jalur KA Lintas Araskabu - Siantar Kementerian Perhubungan 014-Peningkatan Jalur KA R42 Lintas L,ahat - Lubuklinggau Segmen Bungamas - I Lubuklinggau Kementerian Perhubungan 0 1S-Peningkatan Jalur KA antara Serang - Merak Lintas Rangkasbitung - Merak Kementerian Perhubungan 016-Peningkatan Jalur KA Lintas Bandung - Banjar Kementerian Perhubungan 0l7-Peningkatan Jalur KA Lintas Banjar - Kroya Kementerian Perhubungan 0l8-Peningkatan Jalur KA Lintas Padang- Pariaman Kementerian Perhubungan OO3-Pembangunan Jalur KA Bandara New Yo$/akarta International Airport (NYIA) Kementerian Perhubungan O04-Pembangunan Jalur Kereta Api Solo Balapan - Bandara Adi Soemarmo Kementerian Perhubungan 005-Pembangunan Jalur KA Trans antara Makassar - Parepare Segmen 3 (Makassar - Barrr) Kementerian Perhubungan 006-Pembangunan Fasilitas Perkeretaapian untuk Bekasi s/d Cikarang Kementerian Perhubungan 007-Penertiban Lahan untuk Pembangunan Jalan KA antara Medan - Binjai Kementerian Perhubungan OO8-Penertiban Lahan Jalur KA lintas Rangkasbitung - Labuan Kementerian Perhubungan OO9-Pembebasan Lahan Jalur KA lintas Bekasi - Cikarang Kementerian Perhubungan 0lO-Penertiban Lahan untuk Jalur Ganda KA antara Rancaekek Tanjungsari Kementerian Perhubungan O1 1-Pembangunan Fasilitas Pendukung Jalur Kereta Api Bandara Adi Sumarmo, Solo Kementerian Perhubun gan 00 1-Pembangunan Bandar Udara Bukit Malintang (Mandailing Natal) Kementerian Perhubungan 002-Pembangunan Bandar Udara Baru Mentawai Kementerian Perhubungan OO3-Pembangunan Bandar Udara Murung Raya Kementerian Perhubungan 0O4-Pembangunan Bandar Udara Bolaang Mongondow -8-

Kementerian Perhubungan oos-Pembangunan Bandar Udara Banggai Laut Kementerian Perhubungan 006-Pembangunan Bandara Pahuwato Kementerian Perhubungan 0O7-Pembangunan Bandara Sobaham Kementerian Perhubungan 0O8-Pengembangan Bandara Singkawang Kementerian Perhubungan OO9-Pembangunan Bandara Siboru Fak-Fak Papua Barat Kementerian Perhubungan 0 1 O-Pembangunan Bandara Nabire Baru Kementerian Perhubungan 01 i -Pembangunan Bandara Ngloram

Kementerian Perhubungan 0 1 2-Pengembangan Bandar Udara Wamena

Kementerian Perhubungan 0 1 3-Pengembangan Bandara Illaga Kementerian Perhubungan 0 l4-Pengembangan Bandara Tanah Merah

Kementerian Perhubungan 0 1 5-Pengembangan Bandara Melak

Kementerian Perhubungan 0 1 6-Pengembangan Bandara Mamuju

Kementerian Perhubungan 0 1 7-Pengembangan Bandara Inanwatan Kementerian Perhubungan 018-Pengembangan Bandara Lapter Towe Hitam Kementerian Perhubungan 0 I 9-Pengembangal Bandara Kimaam Kementerian Perhubungan 020-Pengembangan Bandara Malikun Saleh Kementerian Perhubungan 02 1-Pengembangan Bardar Udara Sibisa Kementerian Perhubungan O22-Pengembangan Bandara Sultan Muhammad Salahuddin - Bima Tahap II Kementerian Perhubungan 023-Pengembangan Bandara Tebelian Kementerian Perhubungan O24-Pengembangan Bandar Udara APT Pranoto Kementerian Perhubungan 025-Pengembangan Bandara Nunukan Kementerian Perhubungan 026-Pengembangan Bandara Tanjung Harapan Kementerian Perhubungan 027 Pengembangan Bandara KS Tubun Kementerian Perhubungan O28-Pengembangan Bandara Anggi Kementerian Perhubungan O29-Pengembangan Bandar Udara Domine Eduard Osok Kementerian Perhubungan O30-Pengembangan Bandar Udara Ewer Kementerian Perhubungan 03 l-Pengembangan Bandar Udara Kepi Kementerian Perhubungan 032-Pengembangan Bandara Stefanus Rumbewas - Serui Kementerian Perhubungan O33-Pengembangan Bandara Aroeboesman - Ende Kementerian Perhubungan 034-Pembangunan Bandara Ma-linau Kementerian Perhubungan 035-Pengembangan Bandara Timika Kementerian Perhubungan 036-Pengembangan Bandara Muara Teweh Kementerian Perhubungan 037-Pengembangan Bandara Enggano Kementerian Perhubungal 038-Pengembangan Bandara Tambelan Kementerian Perhubungan 039-Pengembangan Bandara Ranai Kementerian Perhubungan 040-Pengembangan Bandara Soa-Bajawa

Kementerian Perhubungan 04 1 -Pengembangan Baldara Iskandar - Pangkalan Bun Kementerian Perhubungan 042-Pengembangan Bandara Gusti Syamsir Alam-Kotabaru Kementerian Perhubungan O43-Pengembangan Bandara Syukuran Amirudin Amir - Luwuk I o

Kementerian Perhubungan O44-Pengembangan Bandara Andi Jemma Kementerian Perhubungan 045-Pengembangan Bandara Matahora [Wakatobi) Kementerian Perhubungan 046-Pengembangan Bandara Bandanaira Kementerian Perhubungan 047-Pengembangan Bandara Oesman Sadik Labuha Kementerian Perhubungan O48-Pengembangan Bandara Emalamo - Sanala Kementerian Perhubungan 049-Pengembangan Bandara Raja Ampat Kementerian Perhubungan O5O-Pengembangan Bandara Babo Kementerian Perhubungan O51-Pengembangan Bandara Dekai (Nop Goliat Dekai) Kementerian Perhubungan O52- Pengembangan Bandara Oksibil Kementerian Perhubungan 053-Pengembangan Bandara Numfor Kementerian Perhubungan 054-Pengembangan Bandara Juwata - Tarakan Kementerian Perhubungan 055-Pengembangan Bandara Mutiara Sis Al- Jufri-Pa1u Kementerian Perhubungan 056-Pengembangan Bandara Lasikin Kementerian Perhubungan 057-Pengembangan Bandara Rembele Kementerian Perhubungan O58-Pengembangan Bandara Japura - Rengat Kementerian Perhubungan 059-Pengembangan Bandara Dewadaru - Karimun Jawa Kementerian Perhubungan 060-Pengembangan Bandara Gewayantana - Larantuka Kementerian Perhubungan 06I -Pengembangan Bandara Rahadi Usman Kementerian Perhubungan 062 Pengembangan Bandara Kuala Pembuang Kementerian Perhubungan 063-Pengembangan Bandara H Asan Sampit Kementerian Perhubungan 064-Pengembangan bandara Tojo Una-Una Kementerian Perhubungan 065-Pengembangan Bandara Aroepela Selayar Kementerian Perhubungan 066-Pengembangan Bandara Djalaluedin - Kementerian Perhubungan 067-Pengembangan Bandara Gebe Kementerian Perhubungan 068-Pengembangan Bandara Buli Maba Kementerian Perhubungan 069-Pengembangan Bandara Kambuaya Kementerian Perhubungan 070-Pengembangan Bandara Kiwirok Kementerian Perhubungan 071-Pengembangan Bandara Mindiptana Kementerian Perhubungan O72-Pengembangan Bandara Saumlaki (Perpaniangan Runway) Kementerian Perhubungan O73-Pengembangan Bandara Rendali Kementerian Perhubungan 074-Pengembangan Bandara Sinak Kementerian Perhubungan 075-Pengembangan Bandara Long Apung Kementerian Perhubungan 076-Pengembangan Bandara Mopah Kementerian Perhubungan 077-Pengembangan Bandara Bilorai Kementerian Perhubungan O78-Pengembangan Bandara Kamur Kementerian Perhubungan 079-Pengembangan Bandara Dabo Singkep Kementerian Perhubungan O8O-Pengembangan Bandara Amahai I Kementerian Perhubungan 08 1-Pengembangan Bandara Seko Kementerian Perhubungan 082 -Pengembangan Bandara Elelim -10-

Kementerian Perhubungan 083-Pengembangan Bandara Rahadi Senggo Kementerian Perhubungan 084-Pengembangan Bandara Gatot Subroto Kementerian Perhubungan 002-Sistem Logistik Perkotaan Jabodetabek Provinsi DKI Jakarta Kementerian Perhubungan 003-Sistem logistik Perkotaan Jabodetabek Provinsi Jawa Barat Kementerian Perhubungan 004-Sistem Logistik Perkotaan Jabodetabek Provinsi Banten Kementerian Perhubungan 00l-Layanan Angkutan Laut Perintis Prioritas Nasional Kementerian Perhubungan 002-Layanan Angkutan Tol Laut Prioritas Nasional Kementerian Perhubungan 003-Layanan Angkutan Ternak Prioritas Nasional Kementerian Perhubungan 004-Layanan Angkutan Rede Prioritas Nasional Kementerian Sosial 201-Keluarga Yang Mendapat Bantuan Sosial Bersyarat Kementerian Sosial 10 l-Layanan Penyelenggaraaan Program Kartu Sembako Kementerian Sosial 101-KPM Yang Memperoleh Bantuan Sosial Pangan Sembako Pada Direktorat Penanganan Fakir Miskin Wilavah I Kementerian Sosial 102-KPM Yang Memperoleh Bantuan Sosial Pangan Sembako Pada Direktorat Penanganan Fakir Miskin Wilayah II Kementerian Sosial 103-KPM Yang Memperoleh Bantuan Sosial Pangan Sembako Pada Direktorat Penanganan Fakir Miskin Wilayah III Kementerian Sosial 104-KPM Yang Memperoleh Bantuan Sosial Tunai Pada Direktorat Penanganan Fakir Miskin Wilayah I Kementerian Sosial 105-KPM Yang Memperoleh Bantuan Sosial Tunai Pada Direktorat Penanganan Fakir Miskin Wilayah II Kementerian Sosial 106-KPM Yang Memperoleh Bantuan Sosial Tunai Pada Direktorat Penanganan Fakir Miskin Wilayah III Kementerian Kelautan Dan 00 1 -Chest freezer penyimpanan ikan Perikanan Kementerian Kelautan Dan 002-Peralatan pengolahan ikan Perikanan Kementerian Kelautan Dan OOS-Sarana Pasca Panen Perikanan I Kementerian Kelautan Dan 00 1-Gudang Beku Portable Perikanan Kementerian Kelautan Dan 001-Gudang Beku Perikanan Kementerian Kelautan Dan 001-Prasarana/ Infrastruktur di Pesisir dan Perikanan Pulau-Pulau Kecil/Terluar Kementerian Pekerjaan Umum Dan 00l-Daerah irigasi Baliase yang dibangun Perumahan Rakvat Kementerian Pekerjaan Umum Dan 002-Daerah irigasi Batujai (IPDMIP) yang Perumahan Rakyat direhabilitasi Kementerian Peke{aan Umum Dan 003-Daerah irigasi Bintang Bano yang dibangun Perumahan Rakyat Kementerian Pekerjaan Umum Dan OO4-Daerah irigasi Bubi yang dibangun Perumahan Rakyat 1l

Kementerian Pekerjaan Umum Dan 005-Daerah irigasi Dataran Kotamobagu yang Perumahan Rakyat direhabilitasi Kementerian Pekerjaan Umum Dan 006-Daerah irigasi DI Tinco (IPDMIP) yang Perumahan Ra\rat direhabilitasi Kementerian Pekerjaan Umum Dan oo7-Daerah irigasi Gumbasa (EARR dan IRSL) Perumahan Rak5rat yang direhabilitasi Kementerian Pekerjaan Umum Dan 008-Daerah irigasi Jurang Batu (SIMURP) yang Perumahan Ralq/at direhabilitasi Kementerian Peke{aan Umum Dan 009-Daerah irigasi Kalukku yang dibangun Perumahan Rakyat Kementerian Pekerjaan Umum Dan 01o-Daerah irigasi Katua Komplek (lPDMlP) yang Perumahan Rakyat direhabilitasi Kementerian Pekerjaan Umum Dan 0 1 I -Daerah irigasi Kosinggolan yang Perumahan Rakyat direhabilitasi Kementerian Pekerjaan Umum Dan 0 12-Daerah irigasi Lembor (IPDMIP) yang Perumahan Rakyat direhabilitasi Kementerian Pekerjaan Umum Dan 013-Daerah irigasi Maloso yang ditingkatkan Perumahan Rakjrat Kementerian Pekerjaan Umum Dan 014-Daerah irigasi Nggorang (IPDMIP) yang Perumahan Rakyat direhabilitasi Kementerian Peke{aan Umum Dan 0 1s-Daerah irigasi Palaka (IPDMIP) yang Perumahan Rakyat direhabilitasi Kementerian Pekerjaan Umum Dan 016-Daerah irigasi Pamukkulu (SIMURP) yang Perumahan Rakvat direhabilitasi Kementerian Pekerjaan Umum Dan 0l7-Daerah irigasi Pelaperado (IPDMIP) yang Perumahan Rakyat direhabilitasi Kementerian Pekerjaan Umum Dan 018-Daerah irigasi Rababaka kompleks UPDMIP) Perumahan Rakvat yang direhabilitasi Kementerian Pekerjaan Umum Dan 019-Daerah irigasi rawa Anjir Tamban (IPDMIP) Perumahan Rakyat yang direhabilitasi Kementerian Pekerjaan Umum Dan 02O-Daerah irigasi rawa Belanti I dan II (IPDMIP) Perumahan Rakyat yang direhabilitasi Kementerian Pekerjaan Umum Dan 021-Daerah irigasi rawa Tabunganen (IPDMIP) Perumahan Rakyat yang direhabilitasi Kementerian Pekerjaan Umum Dan O22-Daerah irigasi Saddang (IPDMIP) yang Perumahan Rakyat direhabilitasi Kementerian Pekerjaan Umum Dan 023-Daerah irigasi Satarbeleng (IPDMIP) yang Perumahan Rakvat direhabilitasi Kementerian Pekerjaan Umum Dan 024-Daerab irigasi Singkoyo (IPDMIP) yang Perumahan Rakvat direhabilitasi Kementerian Pekerjaan Umum Dan O25-Daerah Irigasi Sinorang Ombulu IPDMIP) Perumahan Rakyat yang direhabilitasi Kementerian Pekerjaan Umum Dan 026-Daerah irigasi Surabaya (IPDMIP) yang Perumahan Rakyat direhabilitasi Kementerian Pekerjaan Umum Dan 027-Daerah irigasi Tanggik (IPDMIP) yang Perumahan Rakyat direhabilitasi Kementerian Pekerjaan Umum Dan O28-Daerah irigasi Tapin (IPDMIP) yartg Perumahan Rakvat direhabilitasi Kementerian Pekerjaan Umum Dan 029-Daerah irigasi Tapin yang dibangun Perumahan Ralqzat Kementerian Pekerjaan Umum Dan 030-Daerah irigasi Tommo yang ditingkatkan Perumahan Rakyat Kementerian Pekerjaan Umum Dan 03 1 -Daerah irigasi Toraut yang direhabilitasi Perumahan Rakvat Kementerian Pekerjaan Umum Dan 032-Daerah irigasi Wae Dingin (IPDMIP) yang Perumahan Rafuat direhabilitasi Kementerian Pekerjaan Umum Dan 033-Daerah irigasi Wawotobi-Ameroro yang Perumahan Rakvat direhabilitasi -t2-

Kementerian Peke{aan Umum Dan 034-Food estate di kawasan eks PLG Kalimantan Perumahan Rakyat Tengah Kementerian Pekedaan Umum Dan 035-Food estate di luar kawasan eks PLG Perumahan Rakyat Kalimantan Tengah Kementerian Pekedaan Umum Dan 036-Daerah irigasi Ciujung yang direhabilitasi Perumahan Rakyat Kementerian Pekerjaan Umum Dan 037-Daerah irigasi Cibaliung yang direhabihtasi Perumahan Rakyat Kementerian Peke4aan Umum Dan O38-Daerah irigasi Ciliman (IPDMIP) yang Perumahan Rakyat direhabilitasi Kementerian Pekerjaan Umum Dan 039-Daerah irigasi Cibaliung (URSIP) yang Perumahan Rakyat direhabilitasi Kementerian Pekerjaan Umum Dan 040-Daerah irigasi Cikaranggeusan (IPDMIP) Perumahan Rakyat yang direhabilitasi Kementerian Pekerjaan Umum Dan 04s-Daerah irigasi Cipanas II (IPDMIP) yang Perumahan Rakyat direhabilitasi Kementerian Pekerjaan Umum Dan 046-Daerah irigasi DI Cikeusik (SIMURP) yang Perumahan Rakyat direhabilitasi Kementerian Pekerjaan Umum Dan 047-Daerah irigasi Rentang yang dimodernisasi Perumahan Rakyat Kementerian Pekerjaan Umum Dan 048-Daerah irigasi Cikunten yang direhabilitasi Perumahan Rakyat Kementerian Pekerjaan Umum Dan 049-Daerah irigasi Manganti yang direhabilitasi Perumahan Rakyat Kementerian Pekerjaan Umum Dan oso-Daerah irigasi Manganti (IPDMIP) yang Perumahan Rakyat direhabilitasi Kementerian Pekerjaan Umum Dan 052-Daerah irigasi Kaliwadas (IPDMIP) yang Perumahan Rakyat direhabilitasi Kementerian Pekerjaan Umum Dan 053-Daerah irigasi Gembong (IPDMIP) yang Perumahan Rakyat direhabilitasi Kementerian Pekerjaan Umum Dan 054-Daerah irigasi Gunung Rowo (IPDMIP) yang Perumahan Ralqzat direhabilitasi Kementerian Pekerjaan Umum Dan O55-Daerah irigasi Sragi (IPDMIP) yang Perumahan Rakyat direhabilitasi Kementerian Pekerjaan Umum Dan 056-Daerah irigasi Pesantren Klethak (IPDMIP) Perumahan Rakyat yans direhabilitasi Kementerian Pekerjaan Umum Dan 057-Daerah irigasi Logung yang ditingkatkan Perumahan Rakyat Kementerian Pekerjaan Umum Dan 058-Daerah irigasi Bodri yang direhabilitasi Perumahan Rakyat Kementerian Peke{aan Umum Dan 059-Daerah irigasi Dumpil yang direhabilitasi Perumahan Rakyat Kementerian Pekefaan Umum Dan 060-Daerah irigasi Jragung yang direhabilitasi Perumahan Rakyat Kementerian Pekerjaan Umum Dan 06 1 -Daerah irigasi Glapan yang direhabilitasi Perumahan Rakyat Kementerian Pekerjaan Umum Dan 062-Daerah irigasi Kupang Krompeng yang Perumahan Rakyat direhabilitasi Kementerian Pekerjaan Umum Dan 063-Daerah irigasi Serayu yang ditingkatkan Perumahan Rakvat Kementerian Pekerjaan Umum Dan 064-Daerah irigasi Slinga yang dibangun Perumahan Rakyat Kementerian Pekeriaan Umum Dan 065-Daerah irigasi Wadaslintang (IPDMIP) yang Perumahan Rakvat ditingkatkan Kementerian Peke{aan Umum Dan 066-Daerah irigasi Kedungputri (SIMURP) yang Perumahan Rakyat direhabilitasi Kementerian Pekerjaan Umum Dan 067-Daerah irigasi Banjarcahaya yang Perumahan Rakvat direhabilitasi -13-

Kementerian Pekerjaan Umum Dan 068-Daerah irigasi SIM (IPDMIP) yang Perumahan Rakyat direhabilitasi Kementerian Pekerjaan Umum Dan 069-Daerah irigasi Waduk Bening yang Perumahan Ra\rat direhabilita si Kementerian Pekerjaan Umum Dan 070-Daerah irigasi Pekalen yang direhabilitasi Perumahan Rakyat Kementerian Pekerjaan Umum Dan 071-Daerah irigasi Talang (SIMURP) yang Perumahan Rakyat direhabilitasi Kementerian Pekerjaan Umum Dan 072-Daerah irigasi Bondoyudo (IPDMIP) yang Perumahan Rakyat direhabilitasi Kementerian Pekerjaan Umum Dan O73-Daerah irigasi Siman (IPDMIP) yang Perumahan Rakyat direhabilitasi Kementerian Pekerjaan Umum Dan 074-Daerah irigasi Mrican (IPDMIP) yang Perumahan Rakvat direhabilitasi Kementerian Pekedaan Umum Dan 075-Daerah irigasi Jambo Aye yang dibangun Perumahan Rakyat Kementerian Pekerjaan Umum Dan 076-Daerah irigasi Lhok guci yang dibangun Perumahan Rakyat Kementerian Pekerjaan Umum Dan 077-Daerah irigasi Baro Raya yang direhabilitasi Perumahan Rakyat Kementerian Pekerjaan Umum Dan 078-Daerah irigasi Jambo Aye (IPDMIP) yang Perumahan Rakyat direhabilitasi Kementerian Pekelaan Umum Dan 079-Daerah irigasi Batang Gadis yang Perumahan Rakyat direhabilitasi Kementerian Pekerjaan Umum Dan 080-Daerah irigasi Batang Ilung yang Perumahan Rakyat direhabilitasi Kementerian Pekerjaan Umum Dan 08 1 -Daerah irigasi Perkotaan yang direhabilitasi Perumahan Rakyat Kementerian Peke{aan Umum Dan 083-Daerah irigasi Sei Ular (SIMURP) yang Perumahan Rakyat direhabilitasi Kementerian Pekerjaan Umum Dan 084-Daerah irigasi Kawasan Sawah Laweh Perumahan Rakyat Tarusan yang dibangun Kementerian Peke{aan Umum Dan 085-Daerah irigasi Batanghari yang ditingkatkan Perumahan Rakyat Kementerian Peke{aan Umum Dan 086-Daerah irigasi Batang Asai yang dibangun Perumahan Rakyat Kementerian Pekerjaan Umum Dan O87-Daerah irigasi Air Manjuto yang Perumahan Rakyat ditingkatkan Kementerian Pekerjaan Umum Dan 088-Daerah irigasi Air Ketahun yang Perumahan Rakyat direhabilitasi Kementerian Pekerjaan Umum Dan 089-Daeral irigasi Air Seluma yang direhabilitasi Perumahan Rakyat Kementerian Pekerjaan Umum Dan 090-Daerah irigasi Lematang yang dibangun Perumahan Rakyat Kementerian Pekerjaan Umum Dan 091-Daerah irigasi (IPDMIP) BBWS Sumatera VIII Perumahan Rakyat I Kementerian Pekerjaan Umum Dan 092-Daerah irigasi Komering yang dibangun Perumahan Rakyat Kementerian Pekerjaan Umum Dan 093-Daerah irigasi rawa Karang Agung hilir yang Perumahan Rakyat direhabilitasi Kementerian Pekerjaan Umum Dan 094-Daerah irigasi Sekampung Batanghari yang Perumahan Rakyat ditingkatkan Kementerian Pekerjaan Umum Dan O95-Daerah irigasi Way Rarem yang ditingkatkan Perumahan Rakyat Kementerian Pekerjaan Umum Dan 096-Daerah irigasi Way Seputih yang Perumahan Rakvat ditingkatkan Kementerian Pekerjaan Umum Dan O97-Daerah irigasi Way Tulung Mas yang Perumahan Rakyat ditingkatkan -14-

Kementerian Pekerjaan Umum Dan O98-Daerah irigasi Way Umpu yang ditingkatkan Perumahan Rakyat Kementerian Pekerjaan Umum Dan O99-Daerah irigasi Raman Utara yang Perumahan Rakyat ditingkatkan Kementerian Pekerjaan Umum Dan l00-Daerah irigasi (IPDMIP) BBWS Mesuji Perumahan Rafuat Sekampung Xementerian Pekerjaan Umum Dan 003-Pembangunan Jalan Bebas Hambatan Perumalan Ralq/at Kementerian Pekerjaan Umum Dan 004-Pembangunan Jalan Trans Papua Merauke- Perumahan Rakvat Sorong (MP) Kementerian Pekerjaan Umum Dan oos-PembanCunan Jalan Strategis (hoPN) Perumahan Rakyat | Kementerian Pekerjaan Umum Dan 006-Pembangunan Jalan Kawasan Prioritas Perumahan Rakyat (ProPN) Kementerian Pekerjaan Umum Dan OO7-Pembangunan Jalan Akses Simpul Perumahan Rakyat Transportasi (ProPN) Kementerian Pekerjaan Umum Dan O08-Pembangunan Jalan Trans pada 18 Pulau Perumahan Rakyat Tertinggal, Terluar, dan Terdepan (MP) Kementerian Pekerjaan Umum Dan 009-Pembangunan Jalan Perkotaan (Jalan Perumahan Rakyat Lingkar) Kementerian Pekerjaan Umum Dan 002-Pembangunan Perumahan Rakyat Flyover / Underpass /Terowongan Kementerian Pekerjaan Umum Dan OO3-Pembangunan Jembatan Trans Papua Perumahan Rakyat Merauke-Sorong (MP) Kementerian Pekerjaan Umum Dan 004-Pembangunan Jembatar Strategis (ProPN) Perumahan Rakyat Kementerian Pekerjaan Umum Dan 005-Pembangunan Jembatan Kawasan Prioritas Perumahan Ralqrat (ProPN) Kementerian Pekerjaan Umum Dan 006-Pembangunan Jembatan Akses Simpul Perumahan Rakyat Transportasi (ProPN) Kementerian Peke{aan Umum Dan OO7-Pembangunan Jembatan Trans pada 18 Perumahan Rakvat Pulau Tertinggal, Terluar, dan Terdepan Kementerian Pekerjaan Umum Dan 007-Jalan Trans Papua Merauke-Sorong (MP) Perumahan Rakyat Kementerian Pekerjaan Umum Dan 008-Jalan Strategis (ProPN) Perumahan Rakvat Kementerian Pekerjaan Umum Dan 009-Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) Perumahan Rakyat Kementerian Pekerjaan Umum Dan 010-Jalan Akses Simpul Transportasi (ProPN) Perumahan Rakyat Kementerian Pekerjaan Umum Dan O 1 1-Jalan Trans pada 18 Pulau Tertinggal, Perumahan Rakyat Terluar, dan Terdepan (MP) Kementerian Pekerjaan Umum Dan 005-Jembatan pada Jalan Trans Papua Perumahan Rakyat Merauke-Sorong (MP) - 15 -

Kementerian Peke{aan Umum Dan 006 Jembatan Strategis (ProPN) Perumahan Rakvat Kementerian Pekerjaan Umum Dan 007-Jembatan pada Jalan Kawasan Prioritas Perumahan Rakyat (ProPN) Kementerian Pekeiaan Umum Dan 008-Jalan Akses Simpul Transportasi (ProPN) Perumahan Rakyat Kementerian Pekerjaan Umum Dan O09-Jembatan pada Jalan Trans di 18 Pulau Perumahan Rakvat Tertingqal, Terluar, dan Terdepan {MP)

SEKRETARIS KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NAS]ONAL /+

HIMAWAN HARIYOGA