(7) Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 6
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
-L KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGI]NAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL , REPUBLIK INDONESIA PDTUNJUK PELAKSANAAN NO. 3 IJUKI AKISESMEN/03/2021 TENTANG PENANDAAN (TAC,GINq KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFI-A,SI KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Menimbang: bahwa dalam rangka melaksanakan amanat Pasal 1l Ayat (7) Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 6 Tahun 2019 tentang Tata Cara Penyusunan Kebijakan Pengendalian Inflasi dalam Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional, perlu menetapkan Petunjuk Pelaksanaan tentang Penandaan (Taggingl Kebijakan Pengendalian Inflasi di Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional; Mengingat : 1 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO3 Nomor 47, Tambahal Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2020 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran 2- Kementerian Negara/ Lembaga; 4 Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2Ol7 tentang Sinkronisasi Proses Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional Tahunan; 5 Keputusan Presiden No. 23 Tahun 20 17 tentang Tim Pengendalian Inflasi Nasional (TPIN); 6 Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 202i tentang Tata Cara Penl,usunan, Penelaahan, dan Perubahan Rencana Kerja Kementerian/Lembaga; Peraturan Menteri Perencanaal Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Nomor 6 Tahun 2019 tentang Tata Cara Peny'usunan Kebijakan Pengendalian Inflasi dalam Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional; 8 Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 14 Tahun 2O2O tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional; MEMUTUSI(AN: Menetapkan PETUNJUK PELAKSANAAN TENTANG PENANDAAN (TAGGINq KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFLASI KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL. PERTAMA Menetapkan Petunjuk Pelaksanaan tentang Penandaan (Taggingl Kebijakan Pengendalian Inflasi di Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan -3- Pembangunan Nasional, sebagaimana tercantum dalam Lampiran Petunjuk Pelaksanaan ini yang merupakan satu kesatuan dan bagian tak terpisahkan dalam Petunjuk Pelaksanaan ini. KEDUA Petunjuk Pelaksanaan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 25 Maret 2O2l SEKRETARIS KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ SEKRETARIS UTAMA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASION AL,K HIMAWAN HARIYOGA LAMPIRAN PETUNJUK PELAKSANAAN NO. 3 /JUKLAK/SESMEN/03 I 2O2r TANGGAL 25 MARET 2021 PETUNJUK PELAKSANAAN TENTANG PENILAIAN KERJA PEGAWAI KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL I DAFTAR ISI DAFTAR ISI .ii DAFTAR ANAK LAMPIRAN BABIr DYNAMICTAGGTNG SySTEM........ ........................-10- A. Proses Penandaan dalam Siklus Perencanaan dan Penganggaran- 10- B. Redesain Sistem Perencanaan dan Penganggaran.......................-13- B.1 Prinsip Program KIL .........,.... ....-15- B.2 Prinsip Kegiatan K|L............... ........................-16- 8.3 Delinisi dan Ruang Lingkup Kegiatan K1L............................-16- B.4 Prinsip Peny,usunan KRO dan RO K/L ............-77- C. Rincian Output sebagai Basis Penandaan...................................-i9- D. Penandaan Anggaran Berbasis Sistem.......... .........-2O- BAB III IDENTIFIKASI OUTPW...., ,,,,,,,,,,,,,-23- A. Identifikasi Output Pengendalian Inflasi........... ......-23- BAB IV PENUTUP .................-29- DAMAR ANAK LAMPIRAN l. Prosedur Penandaan Anggaran pada Sistem KRISNA; 2. Tabel Identihkasi Program terkait Pengendalian Inflasi; 3. Contoh Identifikasi Arsitektur Program terkait Pengendalian Inflasi Tahun 2021; 4. Contoh Identilikasi Rincian Output terkait Pengendalian Inflasi Tahun 2021. BAB I PtrNDAHULUAN A. Latar Belakang Inflasi merupakan salah satu indikator makroekonomi yang berdampak signifikan terhadap capaian pembangunan. Laju inflasi yang rendah dan stabil sangat penting untuk menjaga daya beli dan mendorong konsumsi masyarakat, sehingga dapat mendukung akselerasi pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. Inflasi sangat berpengaruh terhadap banyak indikator pembangunan ekonomi, diantaranya: kemiskinan, daya saing, akumulasi aset, utang pemerintah, pendapatan masyarakat, serta dunia usaha. Dalam jangka menengah dan jangka panjang, bahkan inflasi dapat menggerus pertumbuhan ekonomi secara signiiikan (Dewan and Hussein, 2001; Carlos, 2003; Bittencourt, 2O12; Kasidi, 2013). Inflasi menjadi perhatian karena inflasi langsung berpengaruh terhadap kesejahteraan hidup, dan bagi dunia usaha laju inflasi merupakan faktor yang sangat penting dalam membuat berbagai keputusan. Pencapaian suatu target inflasi dengan tingkat fluktuasi yang minimal merupakan kerangka dasar tujuan kebijakan ekonomi makro di berbagai negara, baik negara maju maupun negara berkembang. Inflasi yang rendah dan stabil mencerminkan stabilitas kondisi ekonomi makro. Faktor ini sangat penting bagi terselenggaranya proses pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Berbagai penelitian telah menunjukkan adanya hubungan yang negatif antara inflasi dan pertumbuhan ekonomi meskipun pada suatu batasan tertentu inflasi merupakan indikasi berjalannya roda kegiatan ekonomi. Inflasi yang cenderung tinggi berkaitan erat dengan besarnya biaya yang harus dikeluarkan dalam suatu kegiatan ekonomi, yang pada gilirannya menentukan tingkat efisiensi suatu perekonomian. Besarnya biaya "ekstra" yang harus dikeluarkan oleh pelaku usaha ini akan 1_ mempengaruhi keputusan bisnis pengusaha dalam melakukan ekspansi dan/atau berproduksi. Situasi pergerakan inflasi yang berfluktuasi secara tajam menimbulkan ketidakpastian bagi pengusaha dalam menentukan rencana bisnisnya. Kondisi ini secara agregat berdampak pada peran investasi yang lebih konservatif dalam perekonomian dan menekan laju produktivitas kegiatan usaha (Fischer, 1993). Penelitian yang dilakukan oleh Bappenas menunjukkan bahwa inflasi merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi investasi baru. Tingginya inflasi maupun ketidakstabilannya akan dapat menghambat perkembangan investasi baru. Tingkat inflasi suatu negara turut menentukan daya saing ekspor dalam pasar internasional. Inflasi yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi di negara-negara pesaing dagang menyebabkan harga komoditas ekspor menjadi tidak kompetitif. Inflasi yang tinggi juga memicu turunnya pendapatan riil sehingga menggerus daya beli masyarakat. Penelitian yang dilakukan oieh Barro (1995) menunjukkan bahwa terjadinya kenaikan inflasi yang tinggi memiliki pengaruh yang negatif pada pendapatan per kapita masyarakat. Daiam jangka panjang, efek dari kenaikan inflasi ini secara substantif menurunkan tingkat kesejahteraan masyarakat suatu negara. Implikasi negatif yang ditimbulkan dari ketidakstabilan dan kenaikan inflasi yang tinggi menjadi suatu konsensus bagi para pengambil kebijakan ekonomi makro dan bank sentral untuk menitikberatkan pencapaian tingkat inflasi yang stabil sebagai tujuan utama kebijakan. Karakteristik inflasi di Indonesia sangat unik mengingat kondisi poiitis- geografis Indonesia sebagai negara kepulauan. Dari hasil penelitian, karakteristik inflasi di Indonesia masih cenderung bergejolak yang terutama dipengaruhi oleh sisi supply (sisi penawaran) terutama terkait gangguan produksi, distribusi maupun kebijakan Pemerintah. Data historis menunjukan bahwa inflasi yang berasal dari komponen harga bergejolak (uolatile /oods) dan harga diatur Pemerintah (administered pnces) merupakan penyumbang fluktuasi inflasi umum (headline -3 inflationl yang terjadi (Gambar 1.1). Gambar 1.1 Perkembangan Inflasi Berdasarkan Komponen, 2015-2020 \2 10 8 o 6 a 4 2 0 {rlllri o o o o o lnflasiUmum lnflasilnti Harga Bergejolak Diatur Pemerintah - -lnflasi -lnflasiHarga Sumber: BPS Berdasarkan karakteristik inflasi yang masih rentan terhadap shocks dua komponen tersebut, pengendalian inflasi memerlukan kerja sama dan koordinasi lintas instansi secara holistik dan integratif. Komitmen Pemerintah dan Bank Indonesia untuk meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi dalam rangka mendukung kebijakan pengendalian inflasi, secara formal dikukuhkan dengan terbitnya Keputusan Presiden Nomor 23 Tahun 2017 tentang Tim Pengendalian Inflasi Nasional (TPIN). TPIN terdiri dari Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP), Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi, dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten/Kota. Adapun tujuan dibentuknya TPIN adalah untuk menjaga laju inflasi yang rendah dan stabil sebagai prasyarat pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan. Secara umum, Tim Pengendalian Inflasi Nasional memiliki tugas untuk melakukan koordinasi dan sinkronisasi kebijakan pengendalian inflasi untuk mencapai sasaran inflasi yang ditetapkan pemerintah. Dalam Keputusan Presiden tersebut, pihak-pihak memiliki mandat untuk berkontribusi dalam pengendalian inflasi adalah: 1 . Bank Indonesia -4- 2 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian