RAPAT KOMISI V DPR RI DENGAN DIRJEN PERHUBUNGAN LAUT DAN DIRJEN PERHUBUNGAN UDARA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN REPUBLIK

Tahun Sidang : 2020-2021 Masa Persidangan : I Rapat ke- : 16 Jenis Rapat : Rapat Dengar Pendapat Sifat Rapat : Terbuka Hari, Tanggal : Kamis, 10 September 2020 Waktu : Pukul 14.25 s.d. 17.30 WIB Tempat : Ruang Rapat Komisi V DPR RI (KK V) Gedung Nusantara DPR RI, Jakarta Ketua Rapat : H. Andi Iwan Darmawan Aras, S.E.,M.Si./ Wakil Ketua Komisi V DPR RI / F-P.Gerindra Sekretaris Rapat : Nunik Prihatin Budiastuti. Acara : Pembahasan Alokasi Anggaran menurut Fungsi dan Program Anggaran K/L 2021 masing-masing Unit Eselon I Mitra Kerja Komisi V DPR RI dalam Nota Keuangan RAPBN T.A. 2021.

Hadir : 44 Anggota hadir dari 53 Anggota Komisi V DPR RI dengan rincian sebagai berikut:

A. Anggota DPR RI: PIMPINAN : 1. Lasarus, S.Sos, M.Si (F-PDIP) 2. Ir.Ridwan Bae (F-PG) 3. H. Andi Iwan Darmawan Aras, SE., M.Si. (F- Gerindra) 4. H. Syarif Abdullah Alkadrie, SH., MH. (F-Nasdem) 5. Hj. Nurhayati (F-PPP)

1. FRAKSI PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN: 11 orang Anggota dari 11 Anggota: 1. Herson Mayulu, S.IP 2

2. Hj. Sadarestuwati, SP., M.MA. 3. Ir. Sudjadi 4. Sukur Nababan 5. Mochamad Herviano 6. Bob Andika Mamana Sitepu, SH. 7. Sarce Bandaso Tandiasik, SH. 8. H.M.Rifqinizamy Karsayuda 9. Jimmy Demianus Ijie 10. Bambang Suryadi, SH, MH 11. H. Irmadi Lubis

2. FRAKSI PARTAI GOLKAR: 4 orang Anggota dari 7 Anggota: 1. Drs. Hamka B Kady, MS 2. Dr.H.Gatot Sudjito.,M.Si 3. H. Hasan Basri Agus 4. H. Tubagus Haerul Jaman.,SE

3. FRAKSI PARTAI GERINDRA: 6 orang Anggota dari 6 Anggota: 1. Hj.Novita Wijayanti.,SE.,MM 2. Sudewo, ST., MT. 3. Iis Edhy Prabowo.,S.Hum.,MM 4. Drs.H.Mulyadi.,MMA 5. Ir. Eddy Santana Putra, MT 6. Ir. Sumail Abdullah

4. FRAKSI PARTAI NASIONAL DEMOKRAT 2 orang Anggota dari 4 Anggota: 1. Drs.H.Soehartono 2. Sri Wahyuni

5. FRAKSI PKB: 6 orang Anggota dari 6 Anggota: 1. Neng Eem Marhamah Zulfa Hiz, S.Th.I 2. H. Irmawan. S.Sos., MM. 3. Ruslan M Daud 4. Sofyan Ali.,S.Ag.,SH.,M.Pd. 5. H. Dedi Wahidi, S.Pd. 6. H. Syafiuddin, S.Sos

6. FRAKSI PARTAI DEMOKRAT: 4 orang Anggota dari 5 Anggota: 1. Willem Wandik.,S.Sos 2. H.Irwan.,S.IP.,MP 3. drh. Jhoni Allen Marbun 4. Ir. H. Ishak Mekki, MM

7. FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA: 2 orang Anggota dari 4 Anggota:

3

1. H. Syahrul Aidi Maazat, Lc., MA 2. H. Suryadi Jaya Purnama, ST

8. FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL: 3 orang Anggota dari 4 Anggota: 1. H. A. Bakri, H. M, SE. 2. H. Boyman Harun, SH. 3. Athari Ghauthi Ardi

9. FRAKSI PPP: 1 orang Anggota dari 1 Anggota: 1. H. Muh Aras, S.Pd, MM

B. UNDANGAN : 1. Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan RI (Ir. R. Agus H. Purnomo, M.M,) 2. Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan RI (Ir. Novie Riyanto R., MSEA) 3. Sesditjen Udara (Nur Isnin) 4. Sesditjen Hubud (F. Budi. P) 5. Dir. Bandara (Nafhan S) 6. Ditjen Hubla (Yan P.D) 7. Sesditjen Hubla (Andi Haprono)

KETUA RAPAT/WAKIL KETUA KOMISI V DPR RI (H. ANDI IWAN DARMAWAN ARAS, S.E.,M.Si./F- GERINDRA):

(suara sebagian tidak terekam) Rapat Komisi V DPR RI dengan Dirjen Perhubungan Laut dan Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, hari Kamis 10 September 2020 pukul 14.00 Waktu Indonesia Bagian Barat sampai selesai.

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh. Selamat siang dan salam sejahtera bagi kita semua.

Yang terhormat Pimpinan dan Anggota Komisi V DPR RI. Yang terhormat Saudara Dirjen Perhubungan Laut dan Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Republik Indonesia beserta jajarannya. Serta Hadirin yang kami hormati.

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga pada hari ini kita dapat bertemu untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab kita dalam keadaan sehat walafiat secara fisik dan virtual zoom cloud meeting dari tempat masing-masing.

Menurut laporan dari Sekretariat Komisi V DPR RI saat ini Rapat Komisi V DPR RI telah diikuti oleh 29 orang dari 53 Anggota dan terdiri dari 9

4

Fraksi, sehingga telah memenuhi kuorum. Oleh karena itu sebagaimana ketentuan yang diatur dalam Pasal 281 Peraturan DPR RI tentang Tata Tertib izinkanlah kami membuka Rapat Dengar Pendapat hari ini dan sesuai ketentuan Pasal 276 ayat (1) Rapat Dengar Pendapat Komisi V DPR RI pada hari ini dinyatakan terbuka untuk umum.

(RAPAT DIBUKA PUKUL 14.25 WIB)

Kami ucapkan terima kasih kepada Dirjen Perhubungan Laut dan Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan beserta jajarannya yang hadir secara fisik dan para Kepala Unit Penyelenggara Pelabuhan kelas 1 dan kelas 2 dan Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara kelas 1 dan kelas 1 khusus secara virtual telah memenuhi undangan kami dalam Rapat Dengar Pendapat pada hari ini diagendakan acara membahas alokasi anggaran menurut fungsi dan program masing-masing unit Eselon 1 mitra kerja Komisi V DPR RI dalam nota keuangan RAPBN tahun anggaran 2021.

Pimpinan, Anggota Komisi V DPR RI dan para Dirjen Kementerian Perhubungan yang kami hormati.

Sebelum kita membahas lebih lanjut pokok acara pada hari ini, perlu kiranya kami informasikan hasil kesimpulan yang telah disepakati dalam rapat kerja dengan Menteri PUPR, Menteri Perhubungan dan Menteri Desa PDTT pada tanggal 2 September 2020 antara lain yaitu:

1. Komisi V DPR RI memahami penjelasan Kementerian Perhubungan terhadap Alokasi Anggaran Masing-masing Kementerian dalam RAPBN Tahun Anggaran 2021 berdasarkan Surat Bersama Menteri Keuangan dan Menteri PPN/Kepala Bappenas Nomor S692/MK02/2020 dan B636/MPPN/D8/KU0101/08/2020, tanggal 5 Agustus 2020 perihal Pagu Anggaran Kementerian Lembaga dan Penyelesaian Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Lembaga Tahun Anggaran 2021 sebagai berikut;

Kementerian Perhubungan pagu kebutuhan Rp75.754.039.461.000,- Nota Keuangan RAPBN Tahun Anggaran 2021 Rp45.664.041.141.000,- terdapat selisih sebesar Rp30.089.998.320.000,-.

2. Komisi V DPR RI bersama Kementerian PUPR, Kementerian Perhubungan dan Kementerian Desa PDT dan Transmigrasi sepakat bahwa program-program strategis nasional yang bermanfaat bagi rakyat pada umumnya serta program padat karya akan disesuaikan dengan saran pendapat dan usulan Komisi V DPR RI sebagaimana yang disampaikan dalam rangkaian Rapat Pembicaraan Pendahuluan APBN Tahun Anggaran 2021 serta disesuaikan dengan hasil pembahasan alokasi anggaran untuk fungsi dan program masing- masing unit Eselon I dalam Nota Keuangan RAPBN Tahun Anggaran 2021 pada Rapat Dengar Pendapat mendatang.

5

Kami berharap apa yang menjadi perhatian banyak Anggota Komisi V mengenai sistem transportasi umum berkeadilan dan bermanfaat bagi rakyat di seluruh pelosok Indonesia dapat direalisasikan pada program-program perwujudan angkutan laut yang murah, mudah, simple dan kompetitif dan peningkatan konektivitas transportasi laut di Dirjen Perhubungan Laut.

Beberapa hal yang perlu juga diperhatikan untuk program unggulan pemerintah seperti program tol laut 2019-2024 bagaimana progresnya sejauh ini dan bagaimana strategi konektivitas di RAPBN 2021. Sementara kita ketahui masih terdapat banyak keluhan masyarakat terkait muatan logistik, subsidi angkutan perintis dan upaya modernisasi pemeriksaan penumpang serta muatan transportasi laut selama pandemi Covid-19.

Untuk RKP dan Rencana Alokasi Anggaran Tahun Anggaran 2021 bidang perhubungan udara, sebagaimana masukan dari Komisi V saat Rapat Kerja sebelumnya masyarakat membutuhkan kejelasan berapa banyak bandara yang telah dilakukan simulasi untuk percepatan penyelesaian pembangunan bandara-bandara pada RAPBN 2021 sehingga bisa segera difungsikan di 2021.

Sebagai catatan mungkin perlu pula disampaikan program-program ke depan terkait dukungan terhadap peningkatan aspek keselamatan dan keamanan penerbangan dalam rangka tindak lanjut hasil audit lembaga internasional seperti ICAO, FAA dan EU. Selanjutnya untuk antisipasi mungkin perlu pula dikaji kemungkinan skenario yang akan dijalankan apabila terjadi lagi refocusing untuk tahun Anggaran 2021.

Saudara-saudara yang kami hormati.

Demikian pengantar dari kami. Selanjutnya kami berikan kesempatan kepada Dirjen Kementerian Perhubungan untuk menyampaikan alokasi anggaran menurut fungsi dan program masing-masing unit Eselon I mitra kerja Komisi V DPR RI dalam Nota Keuangan RAPBN Tahun Anggaran 2021.

Kami persilakan kepada Dirjen Perhubungan Laut dan Dan Dirjen Perhubungan Udara untuk menyampaikan penjelasannya. Silakan Pak dimulai dengan Pak Dirjen Perhubungan Laut.

DIRJEN PERHUBUNGAN LAUT KEMENTERIAN PERHUBUNGAN R.I. (Ir. R. AGUS H. PURNOMO, M.M.):

Terima kasih.

Bismillaahirrahmaanirrahiim. Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh. Selamat sore untuk kita semua.

Yang kami hormati Bapak Ketua Komisi V DPR RI. Bapak-Bapak Wakil Ketua Komisi V. Para Bapak Ibu Anggota Komisi V yang kami hormati.

6

Kawan-kawan semua yang hadir.

Jadi tadi disampaikan bahwa kawan-kawan di luar Jakarta yang Eselon II para Syahbandar, Kepala Otoritas Pelabuhan dan yang lain bergabung melalui video conference Bapak jadi semua mereka bergabung yang ada di sini adalah para Eselon II para Direktur dan...(rekaman suara kurang jelas) di kantor di jakarta.

Bapak Ibu sekalian yang kami hormati.

Seperti disampaikan oleh Bapak Pimpinan, bahwa Rapat Kerja kali ini adalah merupakan tindak lanjut dari rapat dengan Bapak Menteri Perhubungan pada tanggal 2 hari Rabu yang lalu. Selanjutnya dapat kami sampaikan bahwa kami ingin menyampaikan rencana kerja pada tahun 2021 untuk seluruh kegiatan di Perhubungan Laut.

Pada kesempatan pertama perlu dapat kami sampaikan bahwa berkaitan dengan kebijakan pengalokasian serta kronologi pagu anggaran Ditjen Perhubungan Laut Tahun 2021, dimana berdasarkan arah kebijakan sesuai RKP Tahun 2021 tema pembangunan berupa mempercepat pemulihan ekonomi dan reformasi sosial di mana fokus sub sektor Perhubungan Laut yaitu pada prioritas nasional 1 berupa ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan berkualitas dan berkeadilan dan prioritas nasional 5 berupa infrastruktur untuk ekonomi dan pelayanan dasar.

Lebih lanjut terdapat kebijakan Dirjen Perhubungan Laut sesuai dengan rencana strategis tahun 2024 yaitu terdapat 6 pilar utama yang meliputi yang pertama adalah perwujudan angkutan laut yang murah, , simpel dan kompetitif. Yang kedua peningkatan konektivitas transportasi laut. Yang ketiga penyediaan infrastruktur pelabuhan laut yang berdaya saing. Yang keempat peningkatan kepatuhan terhadap regulasi keselamatan dan keamanan pelayaran. Yang kelima peningkatan efektivitas penegakan hukum di laut. Yang keenam adalah meningkatkan integrasi dalam pengelolaan organisasi.

Selanjutnya dapat kami informasikan pula bahwa dalam penyusunan anggaran tahun anggaran 2021, terdapat perubahan sistem penganggaran yang telah dilakukan pembahasan secara intensif bersama Kementerian Keuangan dan Kementerian Bappenas, di mana program Ditjen Perhubungan Laut semula berupa program pengelolaan dan penyelenggaraan transportasi laut menjadi dua program yaitu program dukungan manajemen dan program infrastruktur konektivitas. Sehingga ke depan dengan adanya redesign sistem penganggaran tersebut akan dapat mewujudkan perencanaan dan pelaksanaan anggaran yang lebih sederhana, optimal dan akuntabel.

Bapak-Bapak Pimpinan Komisi V dan Anggota yang kami hormati.

Berdasarkan hal tersebut strategi penganggaran Dirjen Perhubungan Laut tahun 2021 difokuskan pada 8 hal pokok. Yang pertama adalah pemenuhan anggaran luncuran, jadi karena tahun 2020 ini banyak yang

7

dipotong, kami akan memenuhi bagaimana luncuran kegiatan yang berdamPak pada penghematan tahun 2020. Kedua juga pemenuhan anggaran sebagai damPak optimalisasi atau pemotongan anggaran tahun 2020. Kemudian pemenuhan proyek prioritas nasional sesuai dengan RKP tahun 2021. Kemudian penyelesaian tunggakan yang belum tuntas. Kelima pemenuhan pengalokasian tambahan anggaran sesuai surat bersama pagu anggaran tahun 2021. Ke enam penyelesaian proyek-proyek yang didanai melalui pendanaan SBSN. Kemudian ketujuh pemenuhan kegiatan prioritas bidang tahun 2021 antara lain pemenuhan pidato Presiden, Program Strategis Nasional (PSN), pemenuhan program prioritas RPJMN dan Renstra tahun 2020-2024. Pemenuhan kegiatan pendukung konektivitas nasional pariwisata industri dan kawasan 3TP, serta pengalokasian kegiatan padat karya dalam rangka mempercepat pemulihan ekonomi nasional. Kemudian adalah pemenuhan kegiatan tindak lanjut aspirasi Komisi V DPR RI.

Bapak Ibu sekalian yang kami hormati.

Selanjutnya dapat kami sampaikan kronologi penganggaran Dirjen Perhubungan Laut tahun 2021 yaitu pagu kebutuhan sebesar Rp15,3 Triliun, pagu indikatif sebesar Rp10,2 Triliun, Pagu anggaran sebesar Rp11,4 Triliun, di mana terdapat tambahan anggaran sebesar Rp1,1 Triliun dari postur pagu indikatif sebelumnya dengan rincian anggaran per program sebagai berikut: program dukungan manajemen teknis sebesar 3,3 Triliun, program infrastruktur dan konektivitas sebesar Rp8,1 Triliun.

Para Pimpinan Bapak Ibu sekalilan yang kami hormati.

Selanjutnya terkait dengan postur dan komposisi pagu anggaran Ditjen Perhubungan Laut tahun 2021 rincian postur pagu anggaran pada masing- masing bidang dapat kami laporkan sebagai berikut: 1. Bidang lalu lintas dan angkutan laut sebesar 2,2 Triliun; 2. Bidang kepelabuhanan sebesar 23,5 Triliun; 3. Bidang kenavigasian sebesar 1,5 Triliun; kemudian 4. Bidang perkapalan kepelautan Rp66 Miliar; 5. Bidang KPLP...(rekaman suara kurang jelas) laut dan pantai Rp861 Miliar; 6. Bidang kesekretariatan sebesar Rp3,6 Triliun.

Selanjutnya komposisi Pagu Anggaran Direktorat Jenderal Perhubungan Laut tahun 2021 sesuai dengan jenis belanja yaitu belanja pegawai Rp1,9 Triliun atau 17%, belanja operasional sebesar Rp1,07 Triliun sebesar 9%, belanja non-operasional sebesar Rp8,4 Triliun atau sebesar 74%.

Kemudian berdasarkan sumber dana yang dapat dirinci sebagai berikut: rupiah murni sebesar 8,2 Triliun 72%, pinjaman luar negeri 668,6 Miliar atau 6%, kemudian SBSN Rp225 Miliar atau sebesar 2% dan dari PNBP sebesar Rp2,2 Triliun atau sebesar 20%.

Bapak Ibu para Pimpinan dan Anggota DPR Komisi V yang kami hormati.

8

Berdasarkan target sesuai RKP 2021 terdapat perubahan alokasi untuk proyek prioritas nasional, di mana pagu indikatif sebelumnya teralokasi sebesar Rp3,2 Triliun dan pagu anggaran sebesar menjadi sebesar Rp3,7 Triliun. Terkait detil penjelasan dapat dilihat dalam tayangan slide mengenai fokus program Ditjen Perhubungan Laut sesuai dengan RKP tahun 2021 meliputi: 1. Pemulihan pasca bencana dan daerah terdamPak Kota Palu dan sekitarnya; 2. Keselamatan dan keamanan transportasi; 3. Peningkatan konektivitas pendukung pertumbuhan ekonomi; 4. Pembangunan dan pengembangan pelabuhan laut; 5. Penyelenggaraan...(rekaman suara kurang jelas) tol laut dan perintis angkutan laut; 6. Pengembangan teknologi informasi pelayaran.

Selanjutnya dapat kami sampaikan highlight program prioritas tahun 2021. Di mana secara garis besar output dan outcome Ditjen Perhubungan Laut tahun 2021 sebagai berikut:

Satu, kegiatan infrastruktur konektivitas transportasi laut meliputi output prioritas berupa pembangunan pengembangan rehabilitasi...(rekaman suara kurang jelas) pelabuhan, pengerukan kolam pelabuhan dan...(rekaman suara kurang jelas) pelayaran, pengadaan alat bongkar muat. Outcome-nya berupa meningkatnya kapasitas dan produktivitas paspel dalam rangka mendukung kawasan industri pariwisata dan kawasan 3TP (Tertinggal Terdepan Terluar dan Perbatasan).

Kegiatan pelayanan transportasi laut meliputi ouput prioritas, berupa penyelenggaraan angkutan laut perintis, ternak, tol laut dan...(rekaman suara kurang jelas), pembangunan kapal Bottom Glass dan pembangunan sistem Inaportnet. Outcome-nya adalah berupa meningkatnya konektivitas dan jaringan pelayanan antar wilayah, menurunkan disparitas harga kebutuhan pokok, optimalisasi pelayanan dan pada kawasan pariwisata dan meningkatkan kerja operasional pelabuhan melalui vitalisasi dan melalui cargo and passanger services.

Kemudian kegiatan keselamatan transportasi laut meliputi output prioritas berupa pembangunan fasilitas kenavigasian dan telekomunikasi pelayaran,...(rekaman suara kurang jelas) kapal patroli KPLP dan pembangunan sistem informasi kepelautan...(rekaman suara kurang jelas) kecil dan...(rekaman suara kurang jelas). Outcome-nya berupa peningkatan meningkatnya keselamatan pelayaran melalui...(rekaman suara kurang jelas) kecelakaan kapal dan meningkatkan efektivitas produktivitas penerbitan perizinan di bidang kepelautan.

Bapak-Bapak sekalian yang kami hormati.

Selanjutnya highlight program prioritas Ditjen Perhubungan Laut tahun 2021 meliputi penyelenggaraan angkutan laut perintis sebanyak 110 trayek tol

9

laut, sorry Mohon maaf penyelenggaraan angkutan laut perintis sebanyak 110 trayek, tol laut sebanyak 22 trayek, angkutan laut ternak sebanyak 6 trayek.

Kemudian berikutnya adalah penyelenggaraan angkutan...(rekaman suara kurang jelas) sebanyak 20 unit. Kemudian pembangunan pelabuhan baru lanjutan pembangunan dan KDP serta rehabilitasi paspel sebanyak 82 lokasi. Kemudian pembangunan dan rehabilitasi gedung pelayanan Ditjen Perhubungan Laut sebanyak 88 lokasi. Kemudian pembangunan dan rehabilitasi Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) pelayaran sebanyak 150 unit. Kemudian pembangunan dan rehabilitasi telekomunikasi pelayaran sebanyak 63 Paket. Pembangunan kapal patroli KPLP sebanyak 44 unit. Kemudian pembangunan kapal Bottom Glass sebanyak 4 unit dan pembangunan integrasi sistem informasi IT dalam rangka optimalisasi pelayanan di Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.

Selanjutnya secara rinci kami sampaikan sebaran pembangunan infrastruktur transportasi laut pada wilayah per provinsi mulai dari pulau Sumatera kemudian Jawa , kemudian , , Nusa Tenggara, , , kemudian juga tol rute pelayanan angkut baik perintis, tol laut maupun PSO Pelni seperti dalam tayangan.

Bapak Ibu sekalian, para Pimpinan dan Anggota Komisi V yang kami hormati.

Selanjutnya dapat kami sampaikan juga berkaitan dengan identifikasi rencana sebaran pagu anggaran tahun 2021 dalam rangka pelaksanaan padat karya di lingkuntan Ditjen Perhubungan Laut sebagai upaya mendorong pemulihan ekonomi nasional, di mana total anggaran sebesar Rp95,4 Miliar yang bersumber dari kegiatan swakelola berupa pemeliharaan aset perkantoran dan pemeliharaan aset teknis baik fasilitas pelabuhan, kenavigasian maupun KPLP. Jadi anggaran 95,4 ini ril untuk kegiatan swakelola berupa pemeliharaan aset perkantoran dan yang lain. Detil sebaran per pulau dalam tayangan yang kami sampaikan.

Ke depan berkaitan dengan rencana pelaksanaan kegiatan padat karya akan kami identifikasi dari kegiatan yang bersumber dari pekerjaan kontraktual pembangunan infrastruktur transportasi laut sehingga keterlibatan masyarakat yang terdamPak permasalahan ekonomi akibat pandemi Covid- 19 dapat semakin teratasi dengan semakin tingginya peran pemerintah. Jadi Bapak Ibu sekalian selain tadi kami juga sudah mengidentifikasi kalau yang...(rekaman suara kurang jelas) kontraktual masih dimungkinkan untuk melibatkan masyarakat yang unskill untuk padat karya.

Selanjutnya kami juga menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada Bapak Ibu Anggota Komisi yang kami hormati, yang sudah terlibat dalam program padat karya tahun 2020 ini, di mana dari Perhubungan Laut sudah melakukan padat karya sebanyak 3.200 orang, jadi hampir sudah 75% dari target. Ini kami akan terus melakukan sampai dengan akhir tahun 2020 di banyak lokasi di seluruh UPT di lingkungan Perhubungan Laut.

10

Demikian yang dapat kami sampaikan, kami mohon masukan, arahan dan kami siap memberikan penjelasan apabila diperlukan dan terima kasih atas dukungan selama ini dan yang akan datang. Terima kasih.

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Wa'alaikumsalam warrahmatullaahi wabarakatuh.

Selanjutnya kami persilakan kepada Bapak Dirjen Perhubungan Udara.

DIRJEN PERHUBUNGAN UDARA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN R.I. (Ir. NOVIE RIYANTO R., MSEA):

Terima kasih Bapak.

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Yang kami hormati Bapak Ketua, para Wakil Ketua dan para Anggota Komisi V DPR RI.

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh. Selamat sore dan salam sejahtera untuk kita semua.

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat Taufik dan hidayah-Nya kita dapat hadir pada acara Rapat Dengar Pendapat Komisi V DPR RI bersama Direktur Jenderal Perhubungan Udara dengan agenda pembahasan alokasi menurut fungsi dan program anggaran Kementerian lembaga 2021 unit Eselon 1 Kementerian Perhubungan mitra kerja Komisi V DPR RI dalam Nota Keuangan RAPBN Tahun Anggaran 2021.

Bapak Ketua, Wakil Ketua dan para Anggota Komisi V DPR RI yang kami hormati.

Dalam kesempatan ini izinkan kami menyampaikan paparan rincian alokasi anggaran RAPBN Tahun Anggaran 2021 untuk fungsi dan program unit organisasi Eselon I Kementerian Perhubungan sub sektor transportasi udara dengan susunan pokok pembahasan sebagai berikut.

Yang pertama adalah kronologis pagu anggaran tahun 2021 Ditjen Perhubungan Udara. Yang kedua postur dan komposisi pagu anggaran tahun anggaran 2021 Ditjen Perhubungan Udara, tema RKP 2021 dan target sasaran Renstra Ditjen Perhubungan Udara. Empat, prioritas anggaran tahun anggaran 2021 Ditjen Perhubungan Udara. Kelima adalah highlight kegiatan prioritas tahun anggaran 2021 Ditjen Perhubungan Udara.

Bapak Ketua, Wakil Ketua dan para Anggota Komisi V DPR RI yang kami hormati.

11

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa damPak dari pandemi covid-19 ini sangat terasa di berbagai sektor. Tidak hanya sektor kesehatan, namun sektor ekonomi secara tidak langsung mengalami damPak yang cukup serius. Dalam hal ini sektor transportasi udara pun tidak terlepas dari damPak tersebut.

Dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2020 mengenai Perubahan Postur dan Rincian Anggaran pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2021 Pasal 1 disebutkan bahwa “Untuk melaksanakan kebijakan langkah-langkah yang diperlukan dalam rangka penanganan pandemi Covid 2019 dan atau menghadapi ancaman sistem yang membahayakan perekonomian nasional dan atau stabilitas sistem keuangan dilakukan perubahan terhadap postur dan rincian APBN tahun 2020”. Hal ini tentunya berpengaruh terhadap postur anggaran APBN Tahun Anggaran 2021 yang mengalami perubahan dan komposisi awal pagu kebutuhan sebagaimana yang diusulkan.

Merujuk pada timeline proses penyusunan anggaran Ditjen Perhubungan Udara telah melakukan pembahasan usulan kebutuhan kegiatan anggaran 2021 bersama dengan Satker-satker di lingkungan Ditjen Perhubungan Udara dan berkoordinasi dengan pemerintah daerah dengan nilai total pagu kebutuhan Tahun Anggaran 2021 sebesar 19.656.166.000.000,-.

Sesuai surat bersama Menteri Keuangan RI dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor S376/MK.02 2020 dan B310/MPPN/D.8PP0402 /05 2020, tanggal 8 Mei 2020, perihal Pagu Indikatif Belanja K/L Tahun Anggaran 2021 Ditjen Perhubungan Udara mendapatkan Pagu Indikatif Tahun Anggaran 2021 sebesar Rp9.178.810.786.000,-.

Kemudian melalui surat bersama Menteri Keuangan RI dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor S692MK02 2020 dan B636MPPND8KU010108 2020, tanggal 6 Agustus 2020 Ditjen Perhubungan Laut mendapatkan pagu anggaran tahun anggaran 2021 sebesar Rp10.558.628.167.000,-. Terdapat perubahan pagu dari semula pagu indikatif sebesar 9,17 Triliun menjadi pagu anggaran sebesar 10,55 Triliun. Adapun rincian perubahan tersebut adalah sebagai berikut:

Pagu Indikatif Tahun Anggaran 2021 1 sebesar awalnya 9 Triliun 178 Miliar, tambahan pagu SBSN sebesar 292 Miliar, tambahan pagu claster dukungan konektivitas bandara hap perintis dan akses kawasan prioritas sebesar 829 Miliar, tambahan pagu claster pemeliharaan dan perawatan infrastruktur bandara sebesar Rp315 Miliar, pengurangan pagu PNBP sebesar 37.523.153.000,- pengurangan pagu BLU sebesar Rp19.783.000.903,-. Total Pagu Anggaran Tahun 2021 menjadi Rp10.588.628.167.000,-.

12

Sebagaimana rincian di atas dapat disampaikan bahwa terdapat penambahan pagu kluster dukungan konektivitas bandara hap perintis dan akses kawasan prioritas dan pagu klaster pemeliharaan dan perawatan infrastruktur bandara, maka sesuai lampiran surat bersama pagu anggaran tahun anggaran 2021 terjadi penambahan lokasi ataupun kegiatan prioritas nasional dalam RKP 2021 dari semula 50 lokasi atau kegiatan prioritas pada pagu indikatif menjadi 71 lokasi atau kegiatan prioritas pada pagu anggaran dengan total alokasi untuk keperintisan sebesar 607 Miliar atau tetap dan alokasi kebandarudaraan sebesar 3.376.000.000.000,- bertambah sebesar 1,145 Triliun dari semula 2,231 Triliun.

Bapak Ketua, Wakil Ketua dan para Anggota Komisi V DPR RI yang kami hormati.

Selanjutnya kami menyampaikan komposisi pagu anggaran tahun 2021 Ditjen Perhubungan Udara menurut sumber dana adalah rupiah murni sebesar 8,09 Triliun atau 76,7%, PNBP sebesar 885 Miliar atau 8,4%, BLU sebesar 302 Miliar atau sebesar 2,9%, SBSN sebesar 1,22 Triliun atau 11,6%, PHLN sebesar 48 Miliar atau 0,5%.

Adapun komposisi pagu anggaran tahun 2021 Ditjen Perhubungan Udara menurut jenis belanja sebagai berikut: belanja modal rupiah murni sebesar 5,08 Triliun atau sebesar 48,2%, belanja operasional yang meliputi satu, belanja pegawai sebesar 848 Miliar 8%, belanja barang mengikat sebesar 702 Miliar atau 6,7%, belanja barang tidak mengikat rupiah murni sebesar 1,46 Triliun atau 13,8%, PNBP BLU sebesar 1,18 Triliun atau sebesar 11,2%, belanja modal SBSN sebesar 1,22 Triliun atau sebesar 11,6%, belanja modal PHLN sebesar 48 Miliar atau 0,5%.

Dapat kami sampaikan pula untuk proporsional anggaran per wilayah Indonesia masih 84% untuk wilayah timur dan 16% wilayah barat, tentunya tetap mempertimbangkan prioritas kegiatan di masing-masing lokasi.

Kemudian dapat kami sampaikan rekapitulasi postur pagu anggaran Ditjen Perhubungan Udara tahun 2021 yang telah disesuaikan dengan redesign sistem penganggaran di mana Ditjen Perhubungan Udara mempunyai dua program yaitu satu program infrastruktur konektivitas sebesar 8,45 Triliun; 2, program dukungan manajemen sebesar 2,1 Triliun.

Bapak Ketua, Wakil Ketua dan para Anggota Komisi V DPR RI yang kami hormati.

Dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi dan reformasi sosial sebagaimana tema RKP 2021 Kementerian Perhubungan menggarisbawahi bahwa fokus pembangunan tahun 2021 adalah percepatan pemulihan industri pariwisata dan investasi, reformasi sistem kesehatan nasional, reformasi sistem perlindungan sosial, reformasi sistem ketahanan bencana. Oleh karenanya Ditjen Perhubungan Udara di dalam RKP tahun 2021 ini berfokus pada prioritas nasional 5 yaitu memperkuat infrastruktur untuk mendukung pengembangan ekonomi dan pelayanan dasar.

13

Dalam hal ini Ditjen Perhubungan Udara berupaya untuk mendukung pemulihan pembangunan nasional pasca pandemi covid-19 dengan cara: 1. Pembangunan infrastruktur layanan dasar konektivitas dan perkotaan. 2. Optimalisasi kegiatan yang menggunakan metode padat karya.

Dalam rangka mendukung program pemerintah serta untuk meningkatkan aspek keselamatan dan keamanan penerbangan, Ditjen Perhubungan Udara telah menyusun program-program sebagaimana yang tercantum dan ditetapkan di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional RPJMN dan outlook Rencana Strategis atau Renstra Direktorat Jenderal Perhubungan Udara tahun 2020-2024.

Target RPJMN sub sektor transportasi udara sampai dengan Tahun 2022 sampai dengan 2024 adalah sebagai berikut: 1. Program prioritas infrastruktur ekonomi, indikator kinerja tepat waktu, on time performance penerbangan adalah 90%, kegiatan prioritas konektivitas udara, indikator, jumlah rute jembatan udara 43 rute, jumlah bandara baru yang dibangun 21 lokasi, jumlah bandar udara hap primer yang ditingkatkan kapasitasnya 10 lokasi, jumlah bandara perairan atau waterbase airport yang dibangun adalah 5 lokasi. 2. Program prioritas infrastruktur pelayanan dasar. kegiatan prioritas, keselamatan dan keamanan transportasi indikator adalah rasio kejadian kecelakaan penerbangan per satu juta penerbangan berupa rasio ini.

Bapak Ketua, Wakil Ketua dan para Anggota Komisi V DPR RI yang kami hormati.

Secara garis besar kami menyampaikan pedoman dalam menentukan fokus sasaran serta kebijakan pembangunan sektor transportasi udara pada tahun 2021 adalah sebagai berikut:

Yang pertama adalah direktif Presiden, Wakil Presiden, hasil rapat terbatas kabinet, hasil kunjungan kerja dan masukan Rapat Kerja dan Rapat Dengar Pendapat Komisi V DPR RI, program strategis nasional, prioritas nasional dalam RKP tahun 2021 dan rolling ataupun perguliran PN nasional 2020 ke 2021 sebagai dampak pemotongan anggaran.

Program prioritas dalam RPJMN 2020 sampai dengan 2024 yaitu 21 bandara baru bandara IKN, pesawat kalibrasi penerbangan, keselamatan penerbangan dan keperintisan. Program kerakyatan dengan pembangunan dan pengembangan daerah perbatasan dan jembatan udara, dukungan terhadap konektivitas nasional melalui pengembangan bandara di daerah perbatasan, terisolir atau terluar dan rawan bencana, dukungan terhadap kawasan industri KEK khusus KSPN dan KEK pariwisata, dukungan terhadap peningkatan aspek keselamatan dan keamanan penerbangan dalam rangka tindak lanjut hasil audit lembaga internasional seperti ICAO, FAA dan EU,

14

dukungan dan kolaborasi terkait dengan kesiapan pelayanan transportasi udara pasca pemulihan akibat kondisi pandemi Covid-19. Yang terakhir adalah dukungan terhadap pemulihan ekonomi nasional.

Kemudian untuk skala prioritas penajaman kebijakan KL Ditjen Perhubungan Udara berfokus kepada: 1. Kegiatan carry over yang tertunda di tahun 2020; 2. Kegiatan kontrak tahun jamak atau multiyears contract; 3. Dukungan belanja operasional dan belanja non-operasional yang berkarakteristik operasional; 4. Prioritas K/L atau Tusi K/L dan prioritas nasional yang berlanjut; 5. Biaya operasional atau unit Satker belanja pegawai dan belanja barang operasional; 6. Dukungan kegiatan padat karya.

Bapak Ketua, Wakil Ketua, para Anggota Komisi V DPR RI yang kami hormati.

Selanjutnya kami sampaikan profil anggaran yang harus dipenuhi dalam pagu anggaran Ditjen Perhubungan Udara dari tahun anggaran 2021 adalah sebagai berikut:

1. Sumber dana PHLN dengan nilai 48 Miliar merupakan anggaran sumber dana PHLN atau pinjaman dana hibah luar negeri dari ADD; 2. Sumber dana SBSN dengan nilai 1,22 Triliun terdiri atas pembangunan di Bandara Nabire Baru Ciboru Fakfak Baru, Rokot Baru dan mohon maaf dan Rokot Baru; 3. Sumber dana BLU dengan nilai 302 Miliar digunakan untuk dukungan operasional BLU di 6 Satker BLU; 4. Sumber dana PNBP dengan nilai 885 Miliar merupakan honor PNBP peningkatan SDM dan mendukung dukungan teknis lainnya, fasilitas navigasi penerbangan dan mekanisme MP terpusat untuk membantu program keselamatan dan keamanan penerbangan di Satker Ditjen Perhubungan Udara. 5. Sumber dana rupiah murni terdiri atas: a. Belanja pegawai sebesar 848 Miliar itu untuk 168 Satker; b. Belanja barang mengikat sebesar 702 Miliar untuk belanja operasional Satker seperti langganan listrik, telepon internet, pemeliharaan fasilitas tenaga, tenaga kebersihan di terminal, tenaga...(rekaman suara kurang jelas) dan lain-lain di 168 Satker; c. Belanja barang tidak mengikat terdiri dari keperintisan dengan nilai 607 Miliar, kemudian juga pengawasan dan pengendalian dengan nilai 497 Miliar yaitu belanja barang dukungan keselamatan penerbangan, ramcek, inspeksi untuk Inspektur Penerbangan, training peningkatan kompetensi Inspektur Penerbangan dan lain- lain pada kantor pusat dan 10 kantor otoritas Bandar Udara; d. Belanja modal murni eh rupiah murni terdiri dari: (a) Program prioritas nasional senilai 3,37 Triliun yang merupakan pemenuhan RKP 2020 direktif Presiden, Raker, RDP, Kunker dan Rapim;

15

(b) Program prioritas bidang multiyears contract akibat pemotongan program tahun 2020 di 48 Satker senilai 849,57 Miliar; (c) Carry over pekerjaan akibat pemotongan program tahun 2020 di 118 lokasi senilai 792,492 Miliar; (d) Tunggakan atau pekerjaan lewat tahun senilai 147,91 Miliar; terakhir adalah (e) Prioritas bidang di luar list prioritas nasional guna pemenuhan operasional dokumen perencanaan dan dukungan lainnya sebesar 305,8 Miliar.

Bapak Ketua, Wakil Ketua, para Anggota Komisi V DPR RI yang kami hormati.

Dapat kami sampaikan beberapa highlight kegiatan prioritas Tahun Anggaran 2021 Dirjen Perhubungan Udara sebagai berikut:

Sesuai arahan Bapak Presiden RI sebagai bentuk komitmen Pemerintah dalam mendukung percepatan pengentasan kemiskinan, sekaligus mengurangi dampak ekonomi masyarakat terdampak pandemi Covid-19 pada tahun anggaran 2021 Ditjen Perhubungan Udara akan melaksanakan kegiatan dengan skema padat karya pada bandara-bandara di 29 provinsi, 149 lokasi kabupaten kota dan akan menyerap sekitar 5.000 tenaga kerja. Adapun contoh jenis kegiatannya adalah sebagai berikut: pemotongan rumput...(rekaman suara kurang jelas), pembersihan saluran, pengecatan dan pembersihan terminal, pengecatan dan pembersihan gedung kantor serta gedung operasional, pengecatan marka runway, dan lain-lain.

Sesuai target RPJMN 2020-2024 dalam kurun waktu 2020-2024 terdapat pembangunan 21 Bandar Udara baru di mana 10 Bandar Udara akan siap operasi sebagai berikut: 1. Mandailing Natal Di Provinsi Sumatera Utara, target operasi 2023; 2. Mentawai di provinsi Sumatera Barat, target operasi 2022; 3. Singkawang di kawasan Provinsi Kalimantan Tengah, target operasi 2024; 4. Ngloram Tjepu di provinsi Jawa Tengah, target operasi 2021; 5. Bangkai Laut di provinsi Sulawesi Tengah, target operasi 2023; 6. Pahuwato di Provinsi , target operasi 2024; 7. Bolaang Mongondow di Provinsi Sulawesi Utara, target operasi 2024; 8. Siboru Fakfak di Provinsi Papua Barat, target operasi 2022; 9. Nabire Baru di Provinsi Papua, target operasi 2022; 10. Sopoham di Provinsi Papua, target operasi 2024 .

Kemudian guna pemenuhan peningkatan konektivitas udara dilaksanakan program keperintisan dan jembatan udara sebagai berikut: 1. Keperintisan pendukung konektivitas di 20 KPA atau 199 rute dengan 9.300...(rekaman suara kurang jelas); 2. Keperintisan cargo pendukung jalur logistik pada 5 KPA yaitu 40 rute dan 2.375...(rekaman suara kurang jelas); 3. Keperintisan subsidi operasi cargo 1 KPA 1 rute; 4. Pembangunan 7 bandara hap jembatan udara.

16

Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi pada tahun anggaran 2021, Ditjen Perhubungan Udara fokus pada: 1. Lokasi KSPN yaitu Bandara Sibisa, Bandara Pitu, Bandara Marinda, Bandara Matohara dan Bandara Komodo; 2. Satu lokasi dukungan IKBM yaitu Bandara Apt Pranoto; 3. Satu lokasi rehabilitasi pasca bencana yaitu Bandara Mutiara Palu; 4. Lima lokasi dukungan kawasan industri yaitu Bandara Mutiara Palu, Bandara Haluoleo Kendari, Bandara Morowali, Bandara Bintuni dan Bandara Bapak Ibu; 5. Tiga lokasi pengembangan hap primer yaitu Bandara Rendani, Bandara Deo dan Bandara Mutiara Palu.

Untuk penguatan infrastruktur kawasan tertinggal dan ketahanan bencana terdapat 43 bandara penunjang daerah perbatasan, 72 bandara penunjang daerah terisolir dan 61 bandara penunjang daerah penanganan bencana.

Pada slide berikut kami sampaikan peta sebaran peta kegiatan prioritas pagu anggaran tahun 2021 per pulau. 1. Pulau Sumatera dengan kegiatan prioritas di 15 bandara yang tersebar di 7 provinsi; 2. Pulau Kalimantan dengan kegiatan prioritas di 15 bandara yang tersebar di 5 provinsi; 3. Pulau Jawa dengan kegiatan prioritas di 5 bandara yang tersebar di 3 Provinsi; 4. Pulau Nusa Tenggara dengan kegiatan prioritas di 7 bandara yang tersebar di 2 Provinsi; 5. Pulau Sulawesi dengan kegiatan prioritas di 13 bandara yang tersebar di 6 provinsi; 6. Pulau Maluku dan Papua dengan kegiatan di 25 bandara yang tersebar pada 4 provinsi.

Bapak Ketua, Wakil Ketua dan para Anggota Komisi V DPR RI yang kami hormati.

Berikut kami sampaikan beberapa program kegiatan yang menjadi fokus dan perhatian serta aspirasi Bapak Ibu Anggota Komisi V di dalam Rapat Kerja, Rapat Dengar Pendapat dan kunjungan kerja yang kami identifikasi sebagaimana tercantum di dalam lampiran.

Bapak Ketua, Wakil Ketua dan para Anggota Komisi V DPR RI yang kami hormati.

Demikianlah penyampaian pokok-pokok bahasan dalam penyusunan RAPBN tahun 2021, khususnya untuk sektor transportasi udara. Besar harapan kami masukkan serta dukungan Bapak Ketua, Wakil Ketua dan seluruh Anggota Komisi V DPR RI demi tercapainya pelayanan jasa transportasi udara yang nyaman aman dan selamat kepada seluruh masyarakat pengguna transportasi udara. Terima kasih.

17

Wabillaahittaufik Walhidayah. Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Wa'alaikumsalam warrahmatullaahi wabarakatuh.

Demikian penjelasan yang telah disampaikan oleh para Dirjen Kementerian Perhubungan. Selanjutnya kami akan mempersilakan kepada Anggota Komisi V DPR RI untuk menyampaikan pendapat dan pertanyaan. Kami akan memberikan waktu 3 menit per Anggota, mengingat waktu yang cukup terbatas dan pertama akan kami serahkan kesempatan kepada Pak Hasan Basri Agus, kami persilakan Pak.

F-PG (H. HASAN BASRI AGUS):

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh.

Yang saya hormati Bapak Ketua dan Wakil Ketua. Yang saya hormati rekan-rekan Anggota Komisi V DPR RI. Yang saya hormati Bapak Dirjen dan para Staf, Hadirin sekalian yang berbahagia.

Ada beberapa hal yang ingin kami sampaikan. Pertama masalah Pelabuhan Ujung Jabung Pak...(rekaman suara kurang jelas). Kami dilihat di situ dianggarkan sekitar 5 Miliar dan kami dapat memahami bahwa karena ya apa namanya jalan ke arah situ memang belum selesai dan masih mengarah ke sana, tetapi khusus masalah tanah lokasi kami lihat anda belum selesaikan dan tadi saya sudah kontak di provinsi bahwa segera tanah itu diselesaikan penyerahan kepada Ditjen Perhubungan Laut. Yang jelas tanah yang disiapkan dulu itu adalah 100 Hektar Pak, cukup luas itu yang sudah kita bebaskan yang sudah dibayar. Jadi oleh sebab itu sekalian kalau memang bisa berapalah besar 5 Miliar kalau bisa ditambah lagi Pak anggaran ini dan mudah-mudahan ada penambahan anggaran nanti pada pembicaraan di anggaran. Jadi minimal kalau bisa sekitar 15 Miliar Pak. Kami bertiga mengusulkan seperti itu khusus Pelabuhan Ujung Jabung.

Yang kedua masalah bandara Pak, bandara di khususnya bandara apa namanya Sultan Thaha, kami terima kasih sekali perkembangan bandara itu cukup baik dan terakhir sudah terutama terminalnya sudah cukup baik dan bagus dan membanggakan kami semua, tapi ada satu hal yang tolong mungkin yang sangat kelihatannya memang begitu pesawat turun masalah runway Pak. Runway yang ada sekarang itu eksistingnya kalau tidak salah sekitar 22 2.220 Meter. Ada yang mengatakan 2.600, saya pikir masih 2.220 mungkin saya kurang tahu persis. Sebenarnya masih mungkin ditambahkan perpanjangan runway itu bisa mencapai sekitar 3.000 Meter supaya aman. Sekarang itu kalau posisi pesawat turun sangat mendesak sekali, rasanya di dalam itu luar biasa itunya terganggunya goncangan pesawat karena masih...(rekaman suara kurang jelas) runway. persoalannya

18

adalah memang di ujung landasan itu ada jalan, jalan umum, tapi sebenarnya tanah bandara itu masih panjang ke sana lagi. Nah yang dimungkinkan adalah kita bisa membuat jalan itu dijadikan underpass Pak di atasnya misal landasan pesawat dari pada kita memutar jauh ke ujung untuk membangun jalan baru. Jadi oleh sebab itu ya kami mengharapkan kalau bisa memang tolong diperhatikan masalah runway Bandara Sultan Thaha Jambi ini. Yang jelas sekali lagi kami mengucapkan terima kasih dari Anggota Komisi V di Jambi teman-teman.

Dan khusus masalah Bandara Kerinci dan Muara Bungo, itu saya lihat dalam rencana pelaksanaannya sudah termasuk program. Kami ucapkan terima kasih banyak Pak. Mudah-mudahan kelengkapan dari segi teknis terutama Bandara Muara Bungo ini apa semakin tahun semakin ditingkatkan, yang jelas bandara ini sudah bisa melayani setiap hari bisa mungkin 2 kali 1 hari penerbangan dan ini memang di tengah-tengah Provinsi Jambi dan tengah-tengah Pulau Sumatera. Ada beberapa kabupaten yang bisa dilayani yaitu Kabupaten Dharmasraya Sumatera Barat, Bungo, termasuk juga Sarolangun dan Kabupaten Merangin. Jadi 4 kabupaten termasuk juga kabupaten di wilayah yang sebelah arah ke selatan juga pada Provinsi Riau.

Itu saja yang bisa kami sampaikan, terima kasih Pak Dirjen.

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Wa'alaikumsalam warrahmatullaahi wabarakatuh.

Selanjutnya kami persilakan ke Ibu Sadarestuwati, siap-siap Pak Gatot Sudjito.

F-PDIP (Hj. SADARESTUWATI, S.P., M.MA.):

Terima kasih Pimpinan.

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh.

Pimpinan dan seluruh Anggota Komisi V yang saya hormati dan Pak Dirjen Perhubungan Laut juga Pak Dirjen Perhubungan Udara beserta jajaran.

Saya ini tidak punya laut Pak, kalau di Mojokerto di Jombang, di Nganjuk tetapi kan ada itu di Surabaya Pak Dapil-nya bukan hanya Jombang, Dapil-nya Jawa Timur. Nah maka dari itu beberapa waktu yang lalu kita pernah juga melakukan kunjungan kerja di pelabuhan Telaga Biru, pelabuhan ternak karena memang pada waktu itu juga pembangunan belum terselesaikan, maka dari itu saya kira perlu adanya perhatian khusus untuk Pelabuhan Telaga Biru ini. Saya kurang tahu apakah infrastruktur jalannya sudah mendukung ya sekarang? sudah ya Pak ya? ya jadi saya kira ini perlu diperhatikan Pak, juga dengan apa untuk Pelabuhan Branta yang memang ini

19

mungkin bukan pelabuhan yang terlalu ramai, tapi kan ini menjadi salah satu pelabuhan untuk bongkar muatnya garam juga industri Migas dan juga apa untuk kapal penumpang Madura-Probolinggo. Jadi saya kira dengan kondisi apa namanya dermaga yang dibangun tahun 2002 itu dan saat ini kondisinya sudah mengalami korusi saya kira ini juga perlu disegera kita tangani. Saya kira berapapun nanti yang penting bisa segera tertangani dari pada kalau sudah parah nanti kita juga akan memakan biaya yang lebih besar lagi.

Begitu juga kalau untuk udara saya juga tidak punya bandara ini, bandaranya nanti yang mau dibangun di Kediri kebetulan ini tidak menggunakan APBN ya Pak Dirjen? ya sehingga bentuknya murni swasta dan untuk, saya kira yang untuk Jember Pak yang perlu diperhatikan. Jember ini juga dulu masalahnya Pak Jokowi Pak Presiden pernah menjanjikan untuk menjadikan Jember ini jadi Bandara Haji, akan tetapi coba dievaluasi lagi apakah memang memungkinkan, karena Jember ini sangat dekat dengan Banyuwangi. Saya kurang tahu ini dulu kenapa ada pemaksaan membangun bandara di dua apa kabupaten yang cukup berdekatan...(rekaman suara kurang jelas) tidak juga ditangani atau ada campur tangan pemerintah, saya kira ini juga tidak akan bisa berjalan tetap saja seperti sekarang, tinggal untuk menghidupkan ini tentunya harus ada satu campur tangan pemerintah baik pusat maupun daerah untuk bisa menghidupkan bandara yang ada di Jember ini.

Saya kira itu saja dari saya Pak. Terima kasih.

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Wa'alaikumsalam warrahmatullaahi wabarakatuh.

Selanjutnya Pak Gatot silakan Pak.

F-PG (Dr.H. GATOT SUDJITO, M.Si.):

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh.

Pimpinan Rapat dan Pimpinan DPR yaitu adalah Pak ada Pak Ketua Pimpinan Komisi V Pak Ketua Pak Lasarus, Pak Ridwan Bae, Pak Iwan dan Bu Nurhayati yang sangat kami hormati saya cintai Teman-teman Komisi V yang hadir secara fisik maupun secara virtual, yang tidak lupa saya sampaikan terima kasih dan yang terhormat Pak Dirjen Laut dan Dirjen Udara dengan seluruh Staf yang menyertai.

Saya tidak apa namanya menyampaikan beberapa hal, tapi sebelumnya berkali-kali saya juga menirukan teman-teman Banggar bahwa di dalam politik anggaran antara kemitraan kita di dalam Undang-undang APBN itu ada Pasal 12 ayat (2) terkait dengan hak-hak Anggota, terkait dengan aspirasi itu slotnya itu harus disediakan. Tadi macam-macam tadi ada yang padat karya dan sebagainya, tetapi itu adalah undang-undangnya begitu, ada

20

tidak harus kita apa mempunyai posisi yang seimbang dalam arti anggaran aspirasi yang perlu di apa namanya disediakan oleh mitra kita.

Nah Pak Dirjen, konektivitas terkait dengan persoalan NKRI itu yang paling cukup strategis adalah laut dan udara percepatannya itu baik itu adalah untuk mengatasi apa bagaimana termasuk adalah Papua yang apa disuarakan terus oleh sahabat saya itu Pak Jimmy ya Pak Jimmy ya Pak ya. Kemudian apa Kepulauan terluar yang dekat dengan tetangga jangan sampai itu mereka itu justru pindah kewarganegaraan ini menjadi persoalan dan koordinasi ini tentunya adalah dengan TNI barangkali tentang persoalan pertahanan.

Nah Oleh karena itu saya ingin menyampaikan beberapa hal terkait dengan udara. Udara karena ini persoalan anggaran, saya melihat mencermati bahwa ada satu hal yang menjadi contoh itu yang diberikan oleh Dirjen Udara terkait dengan programnya tentang membangun 37 rute di Papua Pak itu adalah jembatan udara. Nah itu ditunjukkan di situ ada indikator yang baik kenapa itu dilakukan, itu indikatornya adalah menurunnya bahan-bahan pokok sebesar 50%. Jadi ini sesuatu indikator yang ditunjukkan ini dibangun dengan indikator jelas gitu. Jadi kenapa itu adalah indikatornya dibangun maka dampak positifnya adalah akan menurunnya harga bahan pokok sebesar 50%. Ini yang yang saya apresiasi bahwa indikator ini terukur dalam persoalan ini.

Kemudian yang saya tanyakan untuk Udara, Bapak itu mestinya adalah di dalam belanja operasional itu adalah isinya adalah belanja pegawai dan belanja barang mengikat, tetapi Bapak di dalam uraian Bapak ini dipisah. Ini apakah ada sesuatu yang anu mohon penjelasan. Biasanya kelazimannya adalah belanja operasional itu meliputi belanja pegawai dan belanja barang mengikat. Ini tapi dalam paparan Bapak ini, ini dipisah, belanja pegawai sendiri, kemudian belanja operasional sendiri. Mudah-mudahan Bapak kaitanya dengan bandara udara yang ada di Jawa Timur yang sudah barang tentu itu cukup strategis untuk kepentingan nasional itu Bandara Juanda Pak, tetapi Bandara Juanda di dalam pengembangannya adalah terminal 2 itu kesulitan akses untuk bisa ke tol maupun untuk urusan percepatan untuk penumpang bisa cepat sampai ke bandara.

Saya kemarin terbang bersama Jenderal apa Lanudal Angkatan Laut yang punya kekuasaan di bandara, dia menyampaikan dan mengelompokkan. Saya sangat terbuka saja dan kita tidak maulah bahwa ini milik kita dan cuma kita perlu bicara selama ini memang mereka tidak mendapatkan kompensasi apapun ini yang dikeluhkan dia. Saya pikir Pak Dirjen ini bisa ditindaklanjuti sehingga persoalan potret terminal 2 ini akan lebih baik mestinya dari pada terminal 1 terkait dengan akses jalan.

Kemudian untuk Dirjen Laut, kami mempunyai catatan-catatan yang tentang yang pertama adalah tidak ada tampilan yang namanya ini apa namanya di-input secara baik itu adalah belanja non-operasional yang isinya adalah itu adalah belanja barang yang tidak mengikat dan belanja modalnya itu tidak ada tampilan ini, mohon mohon penjelasan itu nanti.

21

Dan kemudian kami mendapatkan catatan-catatan yang pertama kaitannya dengan apa namanya dwelling time itu tetap targetnya 2001 itu hanya tiga hari, padahal Bapak Ibu sekalian Pak Dirjen itu target itu adalah target 2016. Itu sudah disampaikan itu. Nah oleh karena itu kalau kita bicara persoalan negara ke tetangga, negara tetangga maupun dunia ini ini targetnya sudah jam. Nah ini mohon penjelasan dan saya melihat bahwa peningkatan-peningkatan persoalan konektivitas itu targetnya apa? itu secara lokal atau secara global? untuk sekarang mestinya karena kalau kita catat bahwa tingkat hunian artinya kapal hadir di Indonesia itu ini Indonesia itu sudah peringkat yang ke-9 dengan kedatangannya itu sekitar 150.429, bahkan sekarang kalau sekarang dihitung barangkali lebih dari pada itu. Nah sudah barang tentu ini mempunyai konsekuensi bahwa kalau kita lihat potret bahwa kita masih kalah dengan negara tetangga kaitannya baik itu tentang indikator tentang infrastruktur pelabuhan dan sebagainya.

Oleh karena itu tentunya adalah ada indikator-indikator yang ditunjukkan seperti tadi ditunjukkan oleh Dirjen Udara itu ada indikator yang jelas. Nah ini indikatornya ini adalah untuk kepentingan lokal ataukah kepentingan global? artinya dunia ukurannya begitu, karena ini persoalan pelabuhan. Saya pikir pelabuhan dan Pelabuhan Darat eh Udara dan pelabuhan Laut sekarang sangat diperbaiki luar biasa, tetapi harus betul-betul difungsikan dan dioptimalisasikan agar betul-betul bisa memenuhi harapan sebagai negara kepulauan bahkan kita citra di dalam dunia itu adalah cukup baik, tetapi harus ditingkatkan terus karena kerawanan tentang laut dan udara untuk setiap saat terhadap gangguan-gangguan karena itu potensi alam kita, ini perlu artinya perlu optimalisasi antara laut dan udara.

KETUA RAPAT:

Pak Gatot sudah semua ini Pak?

F-PG (Dr.H. GATOT SUDJITO, M.Si.):

Terima kasih saya pikir itu yang bisa saya sampaikan, yang jelas mohon Pak yang namanya aspirasi kami barangkali Pak Dirjen Laut kaitannya Pacitan yang sudah katanya Pak Menteri itu tidak mungkin berarti proyek pemerintah itu adalah proyek pemerintah yang mangkrak itu menjadi sebuah kinerja yang buruk. Nah oleh karena itu perlu ada solusi, oleh karena itu Pelabuhan Pacitan itu mau diapakan? Apakah ini menjadi sebuah monumen terhadap ketidaksuksesan program pemerintah dan itu uang rakyat sudah ditanam di situ. Mohon perhatian Pak Dirjen Laut. Terima kasih.

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Wa'alaikumsalam warrahmatullaahi wabarakatuh.

22

Pak Gatot ngambil jatah tiga orang ini. Selanjutnya kami persilakan ke Pak Bambang Suryadi.

F-PDIP (BAMBANG SURYADI, S.H., M.H.):

Terima kasih Pimpinan.

Bismillaahirrahmaanirrahiim. Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh. Selamat sore. Salam sejahtera.

Ketua, Wakil Ketua, Bapak Ibu Anggota Komisi V yang saya hormati. Pak Dirjen Perhubungan Laut serta jajarannya. Dirjen Perhubungan Udara beserta jajarannya.

Saya awali dari Udara dulu Pak Novie. itu ada tiga bandara komersil dan satu punyanya Angkatan Udara Astra Ksetra atau Lanud Pangeran M. Bunyamin. Saya kok dapet isu yang kurang sedap katanya Bandara Raden Intan itu kelasnya diturunin dari bandara internasional, tidak? Oh ya terima kasih kalau tidak. Ini kawan-kawan DPRD provinsi yang nanya ke saya.

Yang kedua Bandara Taufik Kiemas seperti apa kita Raker terdahulu ini ada permintaan dari Pimpinan kami supaya runway-nya diperpanjang dan di jawaban Bapak 2021 dianggarkan pembebasan lahan sekaligus penimbunan...(rekaman suara kurang jelas)-nya. Apa tidak cukup duitnya Pak kalau langsung pelapisan diselesaikan 2021 gitu?

Terus Gatot Subroto yang punya Angkatan Darat di Kabupaten Way Kanan di dalam jawaban Bapak juga akan pelapisan atau pengerasan runway. Saya berharap di 2021 itu walaupun di ujung-ujung tahun Pak kalau bisa Gatot Subroto itu sudah operasi gitu, ini harapan kami mohon ini dijawab karena kebetulan saya ada penugasan di Kabupaten Way Kanan ini Pak.

Terus balik juga seperti yang masih pada yang kemarin-kemarin juga aspirasi pada kawan-kawan semua, ini soal padat karya tunai. Kami sih sistemnya berharap kaya di PUPR ada di poskan sebuah kegiatan alokasinya yang menentukan adalah kami Komisi V ini terus dengan sistem apakah itu kelompok, kelompoknya kelompok apa mereka langsung yang mengelola itu. Mohon ini teknisnya diperjelas Pak bahwa di baik laut maupun udara ada kegiatan padat karya. Kalau kami berharap saya khususnya berharap teknisnya seperti ada di Kementerian PUPR itu walaupun tidak mungkin sebanyak itu tidak sebanding dengan juga anggarannya.

Yang terakhir Pak Dirjen Udara, komplain saya kemarin, saya dari Lampung ke Jakarta naik Lion. Saya sudah WA Bapak apakah apa istilahnya penuh itu Pak Bukan penuhlah 3/4, tapi yang jelas dari bangku 7 dari depan itu semua 6 artinya full itu yang untuk jajaran, coba ini sudah saya seingat

23

saya beberapa kali Anggota Komisi V ini komplain Pak. Ini harusnya ada tindak lanjutlah ada sanksi yang tegas.

Terus pada teman-teman yang di lapangan Pak, kami berharap koordinasinyalah, kawan-kawan yang di masing-masing provinsi ya jangan kita mau ya harapannya Bapak perintahin sajalah kalau Anggota Komisi V di provinsi ini ada ini coba dikontak kalau ada hal-hal yang, itu untuk ke Pak Novie.

Ke Pak Agus, mudah-mudahan belum terinci saja, saya seingat saya pernah menyampaikan ke Pak Agus juga kepada Sesditjen sampean yang baru pada saat masih menjabat di Lampung. Di Lampung Selatan itu Bupati pernah mengusulkan saya lagi nyari-nyari catatannya belum ketemu dan pernah kita bahas itu Pak ada salah satu pelabuhan yang milik pemerintah daerah minta di apa direhab tapi memang rehab berat itu, itu aktivitasnya luar biasa itu yang di Lampung Selatan. Mohon itu menjadi prioritas karena saya juga belum melihat di Lampung cuma ada satu kegiatan...(rekaman suara kurang jelas) yang lainnya kayaknya belum muncul, sama mohon dipertegas kembali pelabuhan rakyat yang selesai pembangunan di awal 2020 kemarin. Pak Sesditjen pernah menginfokan itu akan dikelola bersama dengan Pelindo kalau tidak salah dan ini seperti apa? Itu saja Pimpinan, terima kasih. Kurang lebih Mohon maaf saya akhiri.

Wabillaahittaufik Walhidayah. Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Wa'alaikumsalam warrahmatullaahi wabarakatuh.

Selanjutnya kami persilakan ke Pak Syafiuddin.

F-PKB (H. SYAFIUDDIN, S.Sos.):

Terima kasih.

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh.

Saudara Pimpinan dan Rekan-rekan Anggota Komisi V yang saya banggakan. Para Dirjen Kementerian Perhubungan baik Udara ataupun Laut yang hadir.

Karena tadi lupa sudah dipanggil duluan waktu yang pembahasan yang awalnya Pak jadi yang ini yang laut dan udara sudah hadir saat ini. Saya tidak terlalu banyak yang saya ucapkan namun saya bersyukur dan menyampaikan apresiasi yang luar biasa terhadap dua Dirjen ini ya karena kemarin-kemarin pada waktu RDP kita ini memang menginginkan Madura itu ada anggaran untuk di anggaran prioritas, namun Alhamdulillah di dua Dirjen ini kita masuk khususnya di Jawa Timur lokasinya semuanya di Madura. Luar biasa Pak nanti di RDP berikutnya kalau memang Bapak minta hadiah saya

24

bawakan jamu atau kalau tidak mau jamu yang tukang jamunya atau yang memasak jamu yang memakai jamu. Saking saking senengnya saya ini luar biasa ini. Jadi ada 2 Pelabuhan ya di Branta sama Telaga Biru ini khusus yang di laut. Terus yang di Dirjen Udara ini pengembangan di tetap di lapangan Trunojoyo Sumenep. Mudah-mudahan ini menjadi pintu masuk Pak karena memang saya dari awal minta dukungan dari Pimpinan Komisi beserta teman-teman Komisi yang lain ini memang Madura luar biasa sangat tertinggal gitu, jadi mudah-mudahan atas periode kita ini Pak mudah- mudahan ini menjadi momentum yang bagus, sehingga Madura ini kalau menurut dukun memang madunya Indonesia Raya. Jadi kalau Madura terbelakang Indonesia tidak akan maju Pak gitu.

Jadi mungkin cukup itu aja Pak. Selanjutnya mungkin tidak ada yang perlu saya sampaikan kembali Pak. Mudah-mudahan ini tetap menjadi sebuah continue ya komitmen kontinuitas berkelanjutan untuk membangun Madura. Terima kasih Pimpinan. Kurang lebihnya saya mohon maaf.

Wallaahulmuafik illa aqwamittoriq. Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Terima kasih Pak Syafiuddin, tapi perlu diketahui Pak bukan hanya Pak Dirjen yang butuh jamunya tadi, kita juga butuh ini Pak. Apalagi pembuat jamunya.

Selanjutnya kami persilakan ke Pak Mulyadi.

F-P.GERINDRA (Drs.H. MULYADI, M.MA.):

Terima kasih Pimpinan.

Bismillaahirrahmaanirrahiim. Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahita’ala Wabarakatuh.

Pimpinan yang nyaris lengkap yang saya hormati. Anggota Komisi V yang saya banggakan. Serta Pak Dirjen Perhubungan Laut dan Pak Dirjen Perhubungan Udara beserta seluruh jajaran yang saya hormati.

Saya tidak akan masuk secara detail tentang pagu anggaran dan seterusnya Pak, tapi saya harus mengingatkan tentang selalu saja hal yang harus menjadi substansi dari aktivitas kita adalah bagaimana kesempatan jabatan ini dipergunakan secara maksimal Pak, terutama hari ini pemasukan negara sangat terbatas Menkeu-nya fundrising gagal terus, bahkan tidak maksimal. Artinya kita sebagai pengguna anggaran harus betul-betul memiliki roadmap yang jelas, kemudian setiap anggaran itu tidak lagi dialokasikan untuk hal-hal yang sebenarnya tidak bisa dirasakan atau bahkan tidak memiliki nilai tambah Pak. Ini substansi penting supaya indikator bahwa keberhasilan kinerja hanya diukur berdasarkan serapan anggaran, saya kira

25

itu harus di-reset Pak. Ke depan anggaran yang dialokasikan itu apakah bisa optimal bisa memiliki nilai tambah dan mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat Pak. Tidak menggurui Pak, kita sharing karena kami punya fungsi pengawasan.

Kemudian yang kedua Pak tentang roadmap pembangunan itu sendiri. Kita harusnya berorientasi kepada bagaimana anggaran yang terbatas itu bisa juga berangkat dari rekomendasi dari tata kelola aset manajemen yang sudah kita laksanakan sebelumnya. Saya tadi terkaget-kaget dengan target pembukaan bandara-bandara baru Pak ya, itu saya tidak terbayang kalau misalnya itu hidup kemudian aktivitasnya mohon apa Pak seperti nasib Kertajati. Anggaran 6 Triliun sekarang seperti monumen Pak. Kesibukan bandaranya dipindahkan lagi ke Bandara Husein Bandung.

Nah kita kan harusnya barangkali dengan segala hormat bahwa keputusan untuk pembangunan pastinya harus didahului dengan kajian-kajian yang komprehensif, bahkan harus ada semacam koordinasi lintas kementerian misalnya. Akses ke Kertajati tidak didukung dengan pembangunan infrastruktur, akibatnya apa, Kertajati-nya menjadi tidak optimal dan seterusnya ya.

Tadi seperti Pelabuhan Pacitan ya Pak Gatot ya, artinya kesannya jadi monumen kan sayang Pak. Kalau orientasi pembangunan kita hanya berdasarkan serapan anggaran, berdasarkan project tapi tidak berdasarkan fungsi dan nilai tambah terhadap peningkatan kehidupan masyarakat, ini bukan saatnya lagi Pak. Kita sudah sangat terbatas, masyarakat juga ingin merasakan dan mohon izin Pak kalau target-target pembangunan itu hanya orientasi kinerja dan serapan anggaran, tapi sekali lagi masyarakat tidak bisa merasakan, saya kira itu gedung-gedung yang megah itu hanya sebagai pemandangan saja dan itu menjadi konsen kita bersama ke depan bahwa sekali lagi bahwa pembangunan yang kita laksanakan itu harus benar-benar memiliki fungsi dan nilai tambah.

Terakhir Pak, hari ini Bapak-bapak datang bersama jajaran mengkaji usulan-usulan dengan orientasi anggaran-anggaran yang sudah dialokasikan sesuai dengan perencanaan dan rencana-rencana strategisnya Pak. Ini seperti proposal dimasukkan ke DPR, nanti DPR menyambut titip proposal juga ke kementerian gitu ya. Nah artinya apa, kita harus menjadi mitra sungguhan Pak, bukan mitra bayangan. Pada saat Bapak mengajukan proposal, kita mengusulkan juga proposal balik supaya keberadaan kita sebagai mitra betul-betul mitra bukan mitra bayangan ya. Kita perjuangkan apa yang Bapak usulkan, tapi kami juga diberi ruang supaya kami juga memiliki peranan di daerah pemilihan yang saya kira Bapak juga harus memberikan prioritas, karena itu sudah diatur oleh Undang-undang APBN dan seterusnya.

Saya kira itu saja Pimpinan untuk saling mengingatkan. Terima kasih. Akhirul qalam.

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahita’ala wabarakatuh.

26

KETUA RAPAT:

Wa'alaikumsalam warrahmatullaahi wabarakatuh.

Ya selanjutnya kami persilakan ke Pak Hamka B. Kady.

F-PG (Drs. HAMKA B. KADY, M.S.):

Bismillaahirrahmaanirrahiim. Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh.

Pimpinan dan seluruh Anggota yang saya hormati. Pak Dirjen dan seluruh jajarannya Dirjen Laut dan Dirjen Udara.

Saya tidak terlalu banyak. Saya sudah melihat tapi belum secara detil benar ada beberapa pembangunan seperti kalau di laut Pak saya mau mengelaborasi lagi rencana Bapak di Sulawesi Selatan mengenai pembangunan Pelabuhan Kajang ya Pak ya dan sebagainya. Nanti kita akan kaji, saya lihat dulu apa yang harus dilakukan terhadap itu. Itu saja komentar saya di Laut.

Kemudian yang kedua Perhubungan Udara, juga sudah masuk mengenai Bandara Selayar Pak ya, tetapi hanya pelapisan ya Pak, apakah memungkinkan untuk perpanjangan lagi? Itu yang di udara. Saya kira itu saja yang bisa saya sampaikan. Terima kasih.

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Wa'alaikumsalam warrahmatullaahi wabarakatuh.

Selanjutnya kami persilakan ke Pak Irwan, silakan.

F-PD (Dr.H. IRWAN, S.IP., M.P.):

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh.

Yang saya hormati Komisi V, Wakil Ketua Komisi V serta Anggota Komisi V DPR RI yang saya banggakan. Yang saya hormati Dirjen Perhubungan Laut beserta para Direktur dan jajaran. Yang saya hormati Bapak Dirjen Perhubungan Udara beserta para Direktur dan jajaran.

Saya langsung saja Pak sedikit pendalaman terkait paparan dari kedua Dirjen Perhubungan Laut dan Perhubungan Laut. Terima kasih karena ada beberapa rencana pengembangan pelabuhan ya di Kalimantan Timur baik rehab rehabilitasi fasilitas pelabuhan maupun perbaikan Talud pelabuhan

27

rencana, tapi yang menjadi penekanan saya Pak Dirjen bahwa untuk rehabilitasi fasilitas pelabuhan yang di Sangkulirang itu, itu memang lanjutan...(rekaman suara kurang jelas) dari tahun ini karena adanya pandemi Covid, tapi yang terpenting sebenarnya kebetulan pada saat Reses kemarin saya melakukan peninjauan langsung ke pelabuhan Sangkulirang di Oku Timur itu karena pelabuhan ini sudah cukup lama ya saya masih ingat masih sekolah SMP sudah beroperasi pelabuhan ini dan sampai sekarang saya tanya ke UPT-nya itu fungsionalnya sudah cukup kontribusi kepada negara cukup tinggi ya 35 Miliar per tahun dan saya pikir itu terus akan berkembang karena di sampingnya juga sudah masuk dalam kawasan industri dan pelabuhan internasional ditambah Kawasan Ekonomi Khusus Semaloy, tapi fasilitas daratnya ini masih sangat memprihatinkan Pak Dirjen.

Saya lihat langsung di sana jalan jadi disana dermaga hanya dermaganya saja yang ada, jadi barusan juga selesai ada kantornya, tapi gudang kemudian terminal pelabuhan, termasuk juga rumah dan mess pegawai belum ada sama sekali, bahkan jalan lingkungannya yang menuju ke pelabuhannya itu becek itu, saya lihat langsung truk-truk masuk itu sebagian jalannya itu sudah kubangan, sehingga menurut saya untuk beroperasinya sebuah pelabuhan dan sudah tentu fasilitas daratnya ini harus sangat-sangat dibenahi ya Pak Dirjen, karena fungsional pelabuhan ini sudah memberikan kontribusi saya pikir dari target-target yang diberikan oleh Kementerian Perhubungan. Itu mungkin yang untuk Dirjen Perhubungan Laut terkait apa namanya realisasi fasilitas darat yang pembangunan fasilitas darat Pelabuhan Sangkulirang.

Sedangkan untuk Dirjen Perhubungan Udara, di sini ada beberapa rencana pengembangan bandara dan apa itu Pranoto, kemudian Kalimarau di Berau serta Bandara Melalan di Kutai Barat, satu yang ingin saya sampaikan pada kesempatan ini Pak Dirjen bahwa di Kalimantan Timur itu ada satu Kabupaten Kutai Timur yang mana juga menjadi tempat tinggal saya, belum mempunyai bandara udara, hanya ada bandara milik dari sebuah tambang terbesar di Asia Tenggara yang berkontribusi pada republik ini, tapi belum ada bandara sama sekali. Sedangkan di sini juga ada kawasan ekonomi khusus, kawasan industri dan pelabuhan internasional yang ditetapkan oleh Pak Presiden dan juga luas kabupaten ini sangat luas lebih luas dari pada Jawa Barat dan Banten. Sehingga sangat berkepentingan sekali kemudian jika Kementerian Perhubungan apa namanya membangun dan mengembangkan Bandara Sangkima di Kutai Timur karena Bandara Sangkima ini sudah dihibahkan oleh Pertamina, sudah ada runway eksisting mungkin itu nanti yang bisa dikembangkan atau dipanjangkan karena DED dan FS-nya juga sudah selesai Pak Dirjen. Nah itu mudah-mudahan bisa dianalisis dengan baik dan diwujudkan.

Dan yang terakhir terima kasih kemarin sudah bersama-sama Pak melaksanakan padat karya di Bandara APT Pranoto bersama Pak Menteri juga sama Pak Dirjen. Langsung masyarakat ada beberapa puluh orang ya kemarin 70 sampai 100 orang langsung membersihkan drainase runway, kemudian lingkungan bandara dan langsung dibayarkan ya Pak Dirjen ya, jadi padat karya tunai dan tentu ini tidak berhenti di APT Pranoto. Jadi ada

28

beberapa bandara di Kaltim mudah-mudahan tahun depan kita bisa lakukan padat karya tunai lagi dan bisa bersama-sama dalam pelaksanaannya.

Itu Pimpinan yang bisa kami sampaikan. Terima kasih banyak, nanti pada selesai rapat kami juga menyampaikan usulan untuk Udara dan Laut Kementerian Perhubungan. Terima kasih.

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Wa'alaikumsalam.

Pak Irwan boleh sekarang Pak kalau mau dikasih. Boleh, boleh, silakan. Tanda tangan dulu, tapi kalau sudah dikasih jangan langsung pulang ya Pak. Ya terima kasih Pak Irwan.

Selanjutnya kami persilakan kepada Bapak Boyman Harun.

F-PAN (H. BOYMAN HARUN, S.H.)

Terima kasih Pimpinan.

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh.

Ketua dan Wakil Ketua Komisi V beserta seluruh Anggota Komisi V yang saya hormati. Dirjen Perhubungan Laut dan Dirjen Udara yang saya hormati beserta seluruh jajaran.

Sebelumnya saya ucapkan terima kasih Pak telah memprioritaskan Bandar Udara Singkawang, semoga secepatnya Bandar Udara Singkawang ini bisa beroperasional mengingat Singkawang ini adalah daerah paling tengah Pak, paling tengah yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Kalimantan Barat untuk transportasi baik ke Jakarta maupun ke daerah lainnya.

Kemudian Pak, berkaitan dengan Dirjen Udara, saya selalu mengingatkan kembali bahwa di Kabupaten Ketapang Bandar Udara Rahadi Oesman di Kalimantan Barat itu sudah lama keberadaannya ada rencana relokasi tetapi tidak timbul-timbul saya lihat. Harapan saya terhadap Bandar Udara Rahadi Oesman yang ada di Kabupaten Ketapang agar pesawat yang rute Jakarta-Ketapang itu dimasukkan kembali Pak. Dari sejak saya masuk di sini Pak Saya sudah sampaikan kepada Dirjen Udara saya minta itu dimasukkan kembali, karena manfaatnya sangat besar sekali, bisa dua kali penerbangan Pak antara Ketapang-Jakarta tidak perlu lagi ke Pontianak hanya menempuh waktu 1 jam. Jadi saya pikir menggalakkan bandara yang baru bagus tetapi bandara yang sudah ada harus dimanfaatkan itu lebih baik. Terima kasih itu saja Pak untuk Dirjen Udara.

29

Kemudian untuk Laut Pak, di Kabupaten Ketapang Itu Pak hanya ada dua pelabuhan laut berkapasitas skala nasional. Satu di Ketapang, yang satunya di Kecamatan Kendawangan di Kabupaten Ketapang juga. Di mana Kendawangan itu sudah ditetapkan pemerintah sebagai daerah industri, berdirinya perusahaan-perusahaan raksasa di sana, hampir satu juta hektar perkebunan kelapa sawit di sana, ada pelabuhan di Kecamatan Kendawangan kelas 2 kalau tidak salah, kapasitasnya hanya 160 Meter kalau tidak salah hanya dua kapal yang bisa berlabuh di situ Pak, bertambat di situ. Sementara bongkar muat di sana sangat padat Pak, artinya antriannya lama karena hanya bisa dua kapal yang berlabuh di situ, yang lainnya harus berlabuh di laut sambil menunggu antrian dan bongkar-bongkar di sana itu tidak terbatas barang apa saja Pak, baik dari perkebunan maupun pabrik- pabrik yang ada di Kecamatan Kendawangan WHW yang investasinya 50 Triliun, kemudian bouxit itu Pak, alumina yang di ekspor ke China sana, kemudian ada perusahaan Chinese juga di sana yang kapasitasnya 40 Triliun sangat besar tetapi pelabuhannya tidak memadai. Pelabuhannya sudah dibangun dari tahun 96 kalau tidak salah Pak, sudah pernah diajukan tetapi belum mendapat pengesahan dari Pak Menteri, sehingga pembangunannya terhenti.

Jadi untuk itu dalam kesempatan ini saya minta Pak agar dimasukkan dalam skala prioritas 2021 ini untuk pelebarannya Pak, pelebaran pelabuhan, kemudian fasilitas umumnya masih sangat minim sekali, bahkan kantinnya pun tidak punya. Sementara pelabuhan tersebut dilabuhi oleh kapal-kapal yang tonasenya ribuan ton, termasuk penggalian-penggalian sungai muaranya Pak.

Jadi kalau di Kabupaten Ketapang itu Pak, di Kabupaten Ketapangnya itu ada juga pelabuhan, tetapi untuk tonasenya sangat kecil, airnya bergantung pada pasir dari hulu. Jadi pelabuhannya tidak bisa dikeruk, kalau dikeruk hari ini entar seminggu lagi muaranya dangkal lagi, karena ditimpa oleh pasir yang dari hulu. Jadi pelabuhan yang sangat memenuhi syarat itu ya di Kendawangan itu, artinya dalamnya bisa sampai 8 sampai 9 Meter di muaranya itu. Jadi kalau 1000 ton atau 2000 ton itu bisa masuk ke Pelabuhan Kecamatan Kendawangan.

Untuk itu dalam kesempatan ini Pak saya ingatkan kembali Pak dalam rangka percepatan pelayanan untuk transportasi laut dan peningkatan ekonomi masyarakat agar masyarakat mendapatkan manfaat dari beroperasinya pelabuhan itu, karena banyaknya Pak perusahaan-perusahaan yang ada di Kecamatan Kendawangan, baik perkebunan maupun pertambangan. Saya minta kepada Dirjen Perhubungan terutama laut agar secepatnya meninjau kembali untuk melakukan pelebaran Pak, pelebaran pelabuhan tersebut agar antri bongkar muat kapal di situ tidak terlalu lama, karena barang-barang yang dibongkar itu segala macam mau besi, mau pupuk, mau apapun beras, gula, semua di situ, sementara hanya dua kapal yang bisa berlabuh di situ karena panjangnya hanya 160 Meter Pak.

30

Itu saja Pak harapan saya, sekali lagi masukkan dalam skala prioritas pelebaran Pelabuhan Kendawangan Kabupaten Ketapang terima kasih. Terima kasih Pimpinan.

Wabillaahittaufik Walhidayah. Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Wa'alaikumsalam.

Selanjutnya Pak Aras. Oh Pak Aras tidak ada Pak, jadi pertanyaan Pak Aras biasanya sama dengan pertanyaannya Pak Hamka kurang lebih sama. Ya kan satu Dapil.

Selanjutnya kami persilakan ke Pak Suryadi Jaya Purnama.

F-PKS (H. SURYADI JAYA PURNAMA, S.T.):

Terima kasih Pak Pimpinan.

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh. Selamat sore. Selamat siang dan salam sejahtera bagi kita semua.

Pimpinan Komisi dan Rekan-rekan Anggota yang saya hormati. Pak Dirjen Laut, Dirjen Udara serta seluruh jajaran.

Pertama saya ke Udara dulu. Terima kasih Pak Bandara Tuan Guru Abdul Majid di Lombok saat ini sedang dalam pengembangan dan mudah- mudahan bisa segera selesai untuk mendukung event Moto GP 2021. Namun demikian masih ada dua bandara strategis lagi yang ada di NTB, yang pertama adalah Bandara Sultan Salahudin di Bima, dan Bandara Sultan Kaharudin di Sumbawa. Jadi bandara ini merupakan bandara yang sangat strategis karena berada diantara 2 KSPN ya, Mandalika dan Labuan Bajo di Pulau Komodo. Jadi ini mungkin perlu perhatian termasuk juga fasilitas sisi udara dan daratnya.

Berikutnya untuk Dirjen Laut Pak, saya membaca tadi dari laporan dan juga apa yang dipresentasikan, ya sebetulnya kalau kita bicara laut, laut itu ada di luar Jawa, tapi ternyata tadi alokasi anggarannya 54% ada di Jawa dan Bali. Jadi barangkali harus mulai ada kebijakan ya yang afirmatif untuk daerah-daerah di luar Jawa dan Bali karena sesungguhnya laut itu ada di luar itu.

Kami di NTB ada 400 pulau yang tentu saja dibatasi oleh laut. Nah oleh karena itu anggarannya untuk 2021 sangat sedikit sekali, sehingga ini perlu menjadi perhatian, salah satunya adalah Pelabuhan Kilo di Dompu Pak. Jadi kawasan itu sudah disepakati oleh Bappenas dari PUPR, termasuk juga

31

Kementerian PMK menjadi kawasan strategis dan pemerintah daerah sudah menetapkan sebagai salah satu kawasan industri perikanan.

Nah oleh karena itu kami mendesak agar Pelabuhan Kilo ini segera direalisasikan. Pemerintah daerah juga sudah menyiapkan lahan seluas 30 Hektar ya dan beberapa persyaratan teknis lainnya sudah disiapkan. Nah oleh karena itu izin Pak Ketua saya juga menyerahkan usulan ini kepada Pak Dirjen, termasuk juga Dirjen-dirjen lain di Kementerian Perhubungan.

Kita berharap kebijakan di Perhubungan Laut ini lebih proporsional ya, untuk NTB dan NTT ini hanya 4% anggarannya. Jadi oleh karena itu mulai 2021 ini saya kira perlu ada program-program tambahan, termasuk juga angkutan perahu ke angkutan masyarakat dari pulau ke pulau dan dari pelabuhan kecil menuju destinasi wisata yang infrastruktur daratnya juga masih belum memadai. Sehingga bagus juga akan dilengkapi dengan transportasi laut.

Barangkali itu Pak Ketua. Saya mohon izin menyerahkan amanah dari daerah pemilihan. Terima kasih.

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Silakan Pak, silakan supaya bisa di atas 4%. Ya kalau setiap provinsi 4% kalau dikali 34 provinsi habis Pak.

F-PKS (H. SURYADI JAYA PURNAMA, S.T.):

NTB NTT.

KETUA RAPAT:

NTB NTT.

F-PKS (H. SURYADI JAYA PURNAMA, S.T.):

Ya.

KETUA RAPAT:

Ya, selanjutnya ke Pak Irmawan Pak.

F-PKB (H. IRMAWAN, S.Sos., M.M.):

Terima kasih.

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh.

Yang kami hormati Pimpinan beserta Bapak Ibu Anggota Komisi V.

32

Yang kami hormati Bapak Dirjen Udara, Dirjen Laut beserta jajarannya.

Tidak banyak yang ingin saya sampaikan Pak, hanya dua poin. Pertama ke Bapak Dirjen Laut dulu Pak. Di ada salah satu dermaga dibangun pasca tsunami dulu Pak, kalau saya tidak salah waktu peresmiannya diresmikan oleh Dirjen Perhubungan Laut juga pada saat itu. Kemudian dermaga tersebut sampai hari ini sudah digunakan untuk ekspor CPO sudah beberapa kali dilakukan ekspor CPO dari dermaga yang berada di Kabupaten Aceh Jaya Calang Pak. Dermaga Calang di Aceh Jaya Pak Dirjen Laut. Kemudian beberapa waktu yang lalu telah digunakan untuk fasilitas ekspor CPO dari dermaga tersebut. Kemudian ada persoalan karena ombaknya tidak stabil di sana, sehingga sering sekali ketika kapal mau merapat ke dermaga tidak bisa karena terganggu oleh ombak tersebut. Maka saya berharap di tahun anggaran 2021 ini agar dermaga tersebut bisa difungsikan secara maksimal, kiranya dapat dibangun apakah pemecah ombak namanya sehingga ombaknya tidak terlalu besar dengan harapan kapalnya bisa merapat setiap saat ke dermaga tersebut. Itu barangkali Pak yang perlu Bapak catat itu adalah Dermaga Calang di Kabupaten Aceh Jaya Pak perlunya ada breakwater atau pemecah ombak biar dermaganya bisa dimanfaatkan secara maksimal.

Kemudian ke Dirjen Udara Pak. Di Kabupaten Gayo Lues ada sebuah dermaga apa pelabuhan perintis di sana yang hari ini baru bisa di apa namanya diterbangi oleh Pesawat Susi Air dengan panjang landasan pacunya sekitar 800. Kemudian di ujungnya ada bukit Pak, jadi kita selalu persoalan ketika kita mau perpanjang runway ini, tidak bisa karena ada bukit di ujungnya. Jadi solusinya bukit ini harus dibuang dulu Pak, jadi kalau tidak, tidak bisa diperpanjang. Jadi sampai hari ini arah landing maupun take off itu dilakukan hanya dari satu sisi. Di samping itu banyak fasilitas-fasilitas lain yang masih sangat manual saya berharap ini juga bisa diprioritaskan di tahun 2021 ini yaitu apa namanya Bandara Patiambang di Kabupaten Gayo Lues Provinsi Aceh. Jadi saya pikir itu saja Pak, sekian, terima kasih.

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Wa'alaikumsalam.

F-PKB (H. IRMAWAN, S.Sos., M.M.):

Ada dokumen juga ini Ketua mau diserahkan sebentar.

KETUA RAPAT:

Silakan Pak, silakan Pak Irmawan. Ya, jadi Pak Dirjen memang ada banyak ya kondisi-kondisi di mana bandara ataupun pelabuhan itu sebenarnya bermasalah dari sisi penetapan lokasi awalnya. Sehingga untuk pengembangan-pengembangan yang seperti yang disampaikan Pak Irmawan tadi menjadi terhambat. Nah mungkin untuk

33

ke depannya dalam proses penetapan lokasi baru bisa benar-benar perencanaannya bisa lebih matang sebelum itu dilaksanakan menjadi suatu kegiatan.

Selanjutnya kami persilakan untuk Pak Ruslan Daud. Pak Ruslan silakan Pak.

F-PKB (RUSLAN M. DAUD):

Terima kasih Pimpinan.

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh.

Yang saya hormati Pimpinan dan seluruh Anggota DPR yang saya muliakan. Bapak Dirjen Laut dan Udara dan seluruh para pembantu beliau yang hadir pada hari ini yang kami hormati.

Jadi sesuai dengan waktu, langsung saja Pak. Yang pertama memang Dirjen Laut dulu, terima kasih ya Pak, Pak Dirjen telah berusaha yaitu Pelabuhan Idi Pak ya, ternyata kita terbentur dengan tanah, tetapi nanti coba kita cari jalan keluar lain mungkin barangkali yang intinya adalah harapan Bupati Aceh Timur dan para rakyat yang ada di situ sangat menginginkan yaitu pelabuhan hadir di Aceh secara khusus adalah Aceh Timur. Terima kasih saya ucapkan sekali lagi Pak Dirjen atas usaha selama ini yang sangat luar biasa mem-follow up kepada Kabalai dan juga seluruh para pembantu yang ada di Provinsi Aceh yang sudah berusaha semaksimal mungkin ternyata terbentur dengan lahan yang saya dapat informasi termasuk dari Pak Dirjen sendiri. Sekali lagi terima kasih.

Nah Dirjen Udara, ini kita di apa di Aceh ataupun di Dapil Aceh 2, ini ada bandara ada dua Pak. Yang pertama adalah Bandara Malikus Saleh, itu terima kasih sudah dimasukkan tadi saat paparan Bapak Dirjen untuk skala prioritas, tetapi itu baru ter-cover yaitu pelapisan. Nah dalam hal ini tentunya adalah kami mohon supaya dapat disempurnakan kembali baik pagarnya dan lain-lain. Maka untuk tahun 2021 ini dapat ditambah item-item yang sudah kami sampaikan secara tertulis di saat RDP ataupun di saat dengan ketemu Menteri secara langsung.

Nah yang kedua itu adalah Bandara Rembele yang terletaknya adalah di Aceh Tengah berjejeran dengan Bener Meriah. Itu adalah bandara yang diresmikan oleh Bapak Presiden kita yaitu Bapak Jokowi berhubung adalah di situ juga itu kampung kedua beliau maka sangat luar biasa kemarin di saat beliau apa hadir ataupun meresmikan bandara Rembili tersebut, tetapi harapan Bapak Bupati yang ada di situ dan juga Bapak Gubernur itu dapat mengesahkan masterplan-nya supaya hal-hal yang mungkin kekurangan menurut yaitu Bapak Dirjen dengan para perangkatnya dari segi tanah itu beliau sudah sanggup kita dengar itu apa 9 Hektar lagi beliau sudah mengakomodir kalau memang masterplan-nya itu apa disahkan. Dan kami dapat informasi masterplan itu tersebut adalah sudah berada di meja Bapak

34

Menteri. Kenapa belum diteken, sampai saat ini kami pun belum tahu yang pasti.

Nah bandara itu adalah memang peruntukannya adalah sedikit banyak juga untuk mengevakuasi, sebab rawan dan juga pernah terjadi gempa bumi di situ, maka alangkah baiknya harapan masyarakat, aspirasi masyarakat yang disampaikan kepada kami termasuknya Kepala Daerah di situ Bapak Bupati yaitu Bener Meriah Abuya Sarkawi menginginkan setidaknya harus hadir satu yaitu gedung untuk menampung barang-barang komoditi yang ada di situ, apalagi di situ secara khusus itu penghasil kopi terbanyak. Bisa kita bayangkan pertahun itu bisa menghasilkan kopi 71.000 Ton. Kalau asumsinya adalah kita uangkan itu bisa mencapai 4,5 Triliun pertahun penghasilan itu kopi yang ada di daerah itu. Maka Bapak Dirjen coba kita pikir kita hadirkan gedung yang layak di situ satu untuk menampung barang- barang mungkin barangkali yang punya masyarakat, sehingga memudahkan untuk mengangkut keluar.

Nah saya pikir banyak yang ingin saya sampaikan tetapi waktu yang tidak bersahabat dengan kita, lebih baik saya serahkan secara tertulis kepada Bapak Dirjen. Terima kasih Bapak Ketua dan seluruh para Pimpinan Komisi V.

Wallaahulmuafik illa aqwamittoriq. Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Wa'alaikumsalam.

F-PKB (RUSLAN M. DAUD):

Izin Pimpinan saya serahkan ya.

KETUA RAPAT:

Oh ya silakan Pak, silakan Pak Ruslan. Bisikan-bisikannya Pak mantap sekali.

Ya, selanjutnya kami persilakan kepada Bapak Sumail Abdullah, siap- siap Kakak Willem.

F-P.GERINDRA (Ir. SUMAIL ABDULLAH):

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh. Pak Ketua yang saya hormati, dari dua-duanya nampaknya pada ganteng semua dan kita apresiasi ini Pak, Pak Iwan, Pak Lasarus ini memang luar biasa ini. Pujian sedikit siapa tahu ada reward nanti. Bapak-bapak dan Teman-teman Anggota, Pak Dirjen Perhubungan Laut dan Perhubungan Udara.

35

Salam kenal dulu Pak. Saya Sumail Pak Anggota baru di sini stok lama mudah-mudahan namanya diingat-ingat nama saya ini Sumail, biasanya Ismail, kenapa Sumail ya tentu ada sejarahnya, nanti pada kesempatan kita ngopi-ngopi akan saya jelaskan Pak.

Yang pertama saya tentu akan menyampaikan kaitannya dengan karena saya berasal dari Situbondo dan Bondowoso Pak ini jadi perhatian khusus bagi kami. Dua kabupaten ini sedikit ketinggalan dibanding dengan kabupaten-kabupaten lainnya. Akan tetapi yang berkenaan dengan apa bahasan kita hari ini ada namanya Pelabuhan Panarukan Pak. Pelabuhan Panarukan itu dikenal sejak abad 16 zaman Deandles zaman Belanda dan merupakan tulang punggung aktivitas ekonomi untuk wilayah sekitarnya. Dulunya Panarukan ini nama kabupaten. Di tahun 1900-an kemudian berubah digeser namanya menjadi Kabupaten Situbondo yang merupakan bagian dari keresidenan...(rekaman suara kurang jelas).

Di 2014 pelabuhan ini juga sudah dibangun Pak, dibangun dan diresmikan 2016, akan tetapi kondisinya saat ini sangat miris meranalah kata orang di sana. Ada pesan yang disampaikan kepada kami untuk kemudian ada peningkatan terhadap pembangunan pelabuhan yang ada di sana. Sehingga pembangunan itu tidak hanya sekedar apa berbasis serapan saja tetapi kemudian ada peningkatan yang berakibat fungsinya itu kemudian betul-betul bermanfaat untuk menunjang aktivitas ekonomi di sana. 2014 dibangun, 2016 diresmikan, akan tetapi sampai sekarang tidak ada aktivitas bongkar muat di sana kan sayang Pak. Sementara fasilitas-fasilitas penunjang yang lain sudah tersedia. Ada juga nilai...(rekaman suara kurang jelas) history-nya ya.

Dulu pelabuhan ini berfungsi juga untuk apa namanya lalu lintas pengiriman barang-barang antar pulau di nusantara bahkan ke Eropa. Sayang sekali kalau hari ini kemudian mati karena tidak ada afirmasi dari kita. Sehingga fungsi pelabuhan ini hari ini yang saya dengar juga beralih ke Probolinggo, beralih ke, padahal Tapal Kuda ini memberikan kontribusi 75% ya terhadap ekspor non-Migas di Jawa Timur. Nah bila Panarukan ini betul- betul dibangun tentu akan mengurangi beban-beban yang ada di pelabuhan- pelabuhan yang saya maksud tadi. Jalannya tidak terurus, lampunya juga sudah pada mati, bahkan kalau malam hari banyak anak-anak muda di situ melakukan aktivitas-aktivitas yang secara susila kurang baik. Nah sementara Situbondo ini merupakan kota santri.

Saya dapat titipan dari para Kyai di sana agar betul-betul diperhatikan ini Pak. Dalam waktu dekat saya juga akan melakukan kunjungan ke sana, mohon Kepala Kantor KSOP yang ada di sana nanti bisa bersama-sama dengan kami.

Yang berikutnya untuk Dirjen Perhubungan Laut juga kaitannya dengan muatan-muatan yang overload yang melewati LCT Pelabuhan Ketapang mau ke Gilimanuk Pak. Ketapang tadi disebut juga ada di Kalimantan, tapi kami juga punya Ketapang yang di Banyuwangi ya. Bila tidak ditertibkan ini akan membahayakan transportasi laut, utamanya kapal-kapal.

36

Barangkali kita sering mendengar pak bahwa bahkan kemudian ada yang tenggelam dan lain sebagainya seperti itu kan, ini menyangkut keselamatan. Miris sekali apalagi nanti di musim-musim anginnya sedang kencang Pak. Itu air laut dengan apa namanya batas-batas safety-nya kapal itu sudah sangat mepet sekali, ini mon nanti untuk segera apa namanya ditertibkan.

Yang berikutnya tentang juga fungsi Pelabuhan Tanjung Wangi, yang saat ini juga berfungsi untuk Pelabuhan Tanjung apa namanya petikemas juga mohon ditingkatkan Pak, sehingga…(rekaman suara kurang jelas) itu terjadi, apa namanya banyak dimanfaatkan dan bisa menggerakkan perekonomian di sana. Itu untuk apa namanya Dirjen Perhubungan Laut.

Kalau Udara Pak Dirjen di Banyuwangi itu ada juga Bandar Udara yang saat ini statusnya sudah menjadi bandara internasional, namun perlu ditingkatkan apa pendukung-pendukung pelengkap yang lain karena Banyuwangi ini menjadi penyangga apabila terjadi apa namanya penumpukan ataupun ada kejadian-kejadian alam seperti erupsi Gunung Agung tempo hari Pak. Jadi hampir semua pesawat itu banyak singgah di Banyuwangi karena fasilitasnya sebagai apa pendukungnya tidak memadai, maka apa namanya kurang-kurang maksimal kemudian, bahkan bila ada event-event internasional semacam World Economic Forum yang ada di Bali pesawat-pesawat itu banyak bersandar di Banyuwangi. Statusnya internasional tapi garbarata juga tidak ada ini kan sangat disayangkan Pak. Mohon nanti itu di apa namanya menjadi atensi.

Nah bagaimana nanti bentuk garbaratanya karena di Banyuwangi itu punya arsitektur sendiri Pak bandaranya itu ya, mengadopsi kearifan lokal mungkin tidak sama garbaratanya dengan tempat-tempat lain. Saya hampir setiap dua minggu ke Banyuwangi Pak karena turun dari pesawat jaraknya kurang lebih 200 Meter sehingga kalau tidak pakai topi semakin habis rambut saya nanti Pak. Kira-kira itu Pak Ketua dan Bapak Dirjen terima kasih.

Wassalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Wa'alaikumsalam warrahmatullaahi wabarakatuh.

Biasanya yang mengadopsi kearifan lokal itu bandaranya pak, garbarata kalau tidak salah hampir semua sama.

Selanjutnya kami persilakan ke Willem Wandik dan terakhir ke Pak Bob Andika.

F-PD (WILLEM WANDIK, S.Sos.):

Baik pak Ketua.

37

Bapak Ibu Anggota Komisi V dan juga Dirjen Perhubungan Udara serta jajarannya. Dirjen Perhubungan Laut beserta jajarannya yang kami hormati.

Dari kami singkat saja nanti usulan secara tertulis akan kami sampaikan. Pertama terkait dengan usulan pembangunan penyelenggaraan angkutan laut dan sungai perintis itu terkait dengan pembangunan pelabuhan, pengembangan pelabuhan, dermaga laut dan juga sungai di kawasan- kawasan tertinggal.

Terus yang kedua itu usulan penyediaan penyelenggaraan angkutan laut dan sungai perintis dengan dukungan penyediaan kapal barang dan kapal penumpang bisa lakukan pengadaan kapal cepat seperti 150 GP itu untuk Kabupaten Waropen, Mamberamo Raya dan Boven Digul.

Terus terang di kawasan-kawasan ini memang agak ekstrim, ada sungai-sungai besar dan laut juga karena biar langsung dengan lepas laut sehingga ketika musim hujan itu kadang warga di sana mengalami kesulitan, terutama para penyelenggara di sana pemerintah daerah baik Pemerintah Tingkat Kabupaten, Kecamatan dan juga Desa dalam memberikan layanan kepada warga.

Dan yang berikut kepada Perhubungan Udara, Dirjen Perhubungan Udara. Di Papua sampai hari ini memang transportasi utama adalah transportasi udara, dimana distribusi jatah beras ASN atau TNI Polri bahkan ngantar gaji saja harus carter pesawat, sekali terbang 50 juta, mau balik lagi udah 5 Juta, 100 Juta habis. Sehingga ini biasanya mempengaruhi...(rekaman suara kurang jelas) dan inflasi yang begitu tinggi, sehingga berapa pun uang dikirim ke Papua itu selalu nilainya berkurang, habis.

Oleh karena itu di sini kami masih membutuhkan usulan pembangunan sarana dan prasarana angkutan udara perintis untuk penumpang cargo dan juga BBMD Papua dan usulan pengembangan bandara di daerah terisolir dan juga terbelakang dan kawasan-kawasan ini juga sering dihadapkan pada bencana seperti gelombang laut yang tinggi, terus juga curah hujan tinggi sehingga banyak terjadi insiden baik di laut maupun di darat.

Oleh karena secara detil kami akan sampaikan secara tertulis pada kesempatan ini. Sekian, terima kasih.

KETUA RAPAT:

Silakan Pak, silakan. Selanjutnya Pak Bob Andika.

F-PDIP (BOB ANDIKA MAMANA SITEPU, S.H.):

Terima kasih Pimpinan.

Yang saya hormati Pimpinan Komisi V beserta Anggota Komisi V.

38

Yang saya hormati juga Dirjen Perhubungan Udara dan Dirjen Perhubungan Laut beserta jajaran.

Di sini saya langsung saja Pak ke Dirjen pertama Dirjen Perhubungan Laut. Pak saya ada beberapa usulan yang saya mohon nanti jadi catatan sama Bapak. Ada satu pelabuhan di Pangkalan Brandan Kabupaten Langkat ini mempunyai sejarah ini bagi Sumatera Utara karena dulunya ini dipakai oleh Pertamina Pak. Jadi ini tolong diperhatikan Pak karena sekarang Pelabuhan Pangkalan Brandan tersebut saya lihat kurang diperhatikan, karena ada dua itu Pak Pangkalan Susu itu punya Pertamina Pak dan Brandan ini...(rekaman suara kurang jelas) perhatikan, pangkalan Susu pun kurang dan satu lagi Pak ada namanya Pelabuhan Tanjung Ledong ini di Labuhan Batu Utara. Ini pun dulu pelabuhan pertama yang dipakai oleh masyarakat Sumatera Utara. Dulu ini adalah pelabuhan yang menuju ke Malaysia dulu Pak. Nah dan ini pun ini nampaknya kurang diperhatikan. Mungkin ini yang untuk Perhubungan Laut.

Untuk Perhubungan Udara, tadi saya lihat Pak ada pembangunan Bandara Madina Pak. Ya ini kami ucapkan juga terima kasih kepada Pak Dirjen telah memperhatikan Madina, Kabupaten Madina ada pembangunan bandara udara, tapi Pak perlu juga ke depan perlu juga kajian Pak, karena apa, karena mulai tadi saya lihat juga ada Bandar Udara Silangit, terus ada Bandar Udara apa tadi Pak satu lagi yang sebelum Silangit Pak yang mau Bapak bangun? Perintis itu Pak Sibisa. Nah ini ada juga nanti Bandara Madina Pak Kabupaten Madina ini Mandailing Natal. Ini semua ini Pak satu jalur ini Pak, antara Sibisa dan Silangit cuma jarak tempuhnya hampir 2 jam Pak. Dari Silangit ke Madina ini hampir 6 jam. Sedangkan ada jarak tempuh dari Bandar Udara Kualanamu saja ke Labuhan Batu ini Pak ujug perbatasan dengan Riau ini hampir 8 jam.

Nah jadi perlu juga kajian-kajian ini Pak karena di Pantai Barat ini cukup perlu juga perhatian Pak, nah jangan di Pantai Timur saja yang sudah ada Sibisa, sudah ada Silangit, ini lagi Madina. Ini harus jangan maksud saya jangan ada nanti ego-ego saja karena kesukuan itu Pak itu yang perlu harus kita perhatikan, karena semua ini masyarakat perlu mempunyai hak yang sama dalam merasakan pembangunan. Jadi mungkin ini Pak yang sedikit saya sampaikan, perlu juga nanti perhatikan Pak yang bandara yang akan kajian-kajian Bapak yang untuk melihat di Pantai Baratnya Pak. Mungkin ini Pak, terima kasih.

KETUA RAPAT:

Tidak ada yang mau diserahkan Pak?

F-PDIP (BOB ANDIKA MAMANA SITEPU, S.H.):

Tidak ada Pimpinan, usulan saja ini Pak.

39

KETUA RAPAT:

Untuk Anggota yang hadir secara fisik sudah selesai rampung semuanya. Sekarang kita akan beralih kepada.

F-PD (WILLEM WANDIK, S.Sos.):

Pak Ketua, interupsi.

KETUA RAPAT:

Ya silakan Pak.

F-PD (WILLEM WANDIK, S.Sos.):

Interupsi 1 menit, 1 detik, 1 detik.

KETUA RAPAT:

Jangan 1 detik, 30 detik.

F-PD (WILLEM WANDIK, S.Sos.):

Baik Pak Ketua izin. Pak Dirjen Perhubungan Laut, saya ingatkan lagi itu kami di Papua, kepentingan penyelenggaraan PON ke 2021 itu di sana kami sudah lakukan survey meninjau untuk mengurai kemacetan saat penyelenggaraan PON itu nanti akan diadakan lewat transportasi Danau Sentani, oleh karena itu selain transportasi darat, juga akan kami membutuhkan pembangunan dermaga atau pelabuhan danau supaya baik para atlit maupun tamu kita dari Jakarta baik kami dari Komisi V atau mungkin dari para kementerian lembaga atau Presiden rombongan datang tidak harus lewat jalan darat, tapi bisa menikmati keindahan Danau Sentani dan melihat itu keindahan bukit-bukit Danau Sentani lewat transportasi danau. Oleh karena itu kami membutuhkan pembangunan dermaga tiga titik, baik depan stadium utama maupun juga di depan Bandara Sentani dan juga di Waena.

KETUA RAPAT:

1 menti 10 detik. Cukup? Oke. Kita beralih kepada Anggota yang menghadiri rapat ini secara virtual. Saya persilakan kepada Dinda Rifqinizami. Adinda Rifqi.

F-PDIP (H.M. RIFQINIZAMY KARSAYUDA):

Siap Kanda.

40

KETUA RAPAT:

Silakan.

F-PDIP (H.M. RIFQINIZAMY KARSAYUDA):

Terima kasih Pimpinan.

Bismillaahirrahmaanirrahiim. Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh.

Pimpinan dan Anggota Komisi V DPR RI yang saya hormati. Dirjen Perhubungan Laut dan Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Republik Indonesia beserta seluruh jajaran yang berhadir baik fisik maupun virtual.

Pertama, izinkan melalui forum yang terhormat ini sebagaimana tadi telah disampaikan oleh beberapa senior kita punya pengalaman beberapa pekerjaan-pekerjaan program proyek yang dilaksanakan baik di Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara yang sampai saat ini asetnya belum termanfaatkan secara maksimal. Ada Bandar Udara Kertajati di Jawa Barat, misalnya ada Pelabuhan Batanjung di Kabupaten Kapuas Kalimantan Tengah yang sudah beberapa lama pelabuhan itu dibangun namun sampai sekarang akses menuju pelabuhan belum dibuat dengan baik dan pelabuhannya belum beroperasional.

Pelabuhan Betanjung ini beruntung karena Kabupaten Koala Kapuas beberapa kecamatannya akan menjadi sarana pengembangan food estate yang akan dilakukan oleh pemerintah, karena itu menurut saya kejadian Kertajati, Batanjung dan lain-lain itu harus betul-betul menjadi pelajaran berharga bagi kita semua dalam perencanaan termasuk perencanaan anggaran.

Di Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kalimantan hanya mendapatkan 6% dari total anggaran yang dialokasikan oleh Direktorat Jenderal ini, karena itu kami pikir beberapa isu-isu penting di Kalimantan selain rencana tentang perpindahan Ibu Kota Negara maka isu lain terkait dengan bagaimana Kalimantan ini juga berbatasan dengan negara-negara tetangga itu juga menjadi isu yang penting untuk dalam rangka peningkatan anggaran di sektor perhubungan laut.

Yang ketiga baik Perhubungan Laut maupun Udara ini kan juga memiliki peran public services yang tidak kecil, karena itu kendati ini mungkin bukan momentum yang terlalu tepat, saya menghimbau agar PNBP yang dihasilkan oleh Direktorat Jenderal Laut dan Udara ini bisa dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, karena dengan PNBP yang cukup baik, kemudian pemasukan ke APBN-nya juga baik, maka tentu kedua Direktorat Jenderal ini tidak hanya dalam tanda kutip mengandalkan APBN sebagai sarana pembelanjaan tetapi juga APBN sebagai sebuah sarana pemasukan kepada keuangan negara.

41

Terakhir saya mengucapkan terima kasih kepada Pak Novie Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub yang telah memberikan jawaban tertulis. Saya kira dalam paparannya kepada kami semua di Komisi V, terutama kepada saya terkait dengan usulan bandar udara di Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Dalam paparan itu disebutkan bahwa bandar udara di Kabupaten Hulu Sungai Tengah tidak terlalu visible karena sudah ada bandar udara yang bersifat khusus yang bisa digunakan untuk kepentingan umum yaitu Bandar Udara Warukin di Kabupaten Tabalong.

Pak Dirjen, Bandar Warukin ini bandara yang sudah lama milik PT. Pertamina Persero, yang sampai saat ini keberadaannya belum fungsional dengan baik. Yang kedua mohon kajian atau visibilities studies terkait bandara yang kami usulkan untuk dilanjutkan agar bisa dilihat betul secara komprehensif kedudukan bandara itu bukan hanya dilihat dari jumlah Kilo Meter dengan bandara yang ada, dalam hal ini Warukin yang tidak operasional, tetapi juga bagaimana posisi strategisnya di tengah-tengah kabupaten-kabupaten lain di sekitarnya.

Dan yang terakhir tentu kendati secara teknis sering disebutkan bahwa satu bandara dengan bandara yang lain itu idealnya terpisah 200 Kilo Meter, namun kita tahu di banyak tempat bandara satu dengan bandara lain itu bisa dibangun atas kebutuhan-kebutuhan tertentu sepanjangi tu dinyatakan visible ke depan. Saya tetap mengusulkan bandar udara ini bisa dibangun, bukan sebagai bandara khusus yang untuk kepentingan umum seperti yang ada di Warukin, tapi betul-betul bandara umum di bawah Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.

Saya kira itu yang bisa saya sampaikan, mohon maaf saya tidak bisa berhadir fisik hari ini, tidak bisa melihat kegantengan Kanda Iwan Aras dan Kanda Lasarus serta Bang Ridwan Bae yang ada di depan. Saya sedang berada di Banjarmasin tapi untuk mengelabui saya pakai background ruangan saya di DPR RI, itulah canggihnya dunia visual.

Wabillaahittaufik walhidayah. Waridho walinayah. Wallahul muwafiq Ila aqwamith Thariq. Wassalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh. Selamat sore. Salam sejahtera untuk kita semua.

KETUA RAPAT:

Wa'alaikumsalam warrahmatullaahi wabarakatuh..

Dinda kalau tampil lewat layar ini kelihatan lebih gemuk loh Dinda.

Selanjutnya untuk Anggota semuanya sudah selesai menyampaikan pertanyaan dan tanggapannya dan saat ini kita ke meja Pimpinan, saya persilakan ke Pak Ketua Pak Lasarus.

42

KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.Sos., M.Si.):

Oke Pak Iwan.

Pak Dirjen Laut dan Dirjen Udara beserta jajarannya yang hadir baik fisik maupun virtual.

Pertama saya ke Dirjen Udara, saya lihat tadi di paparan Pak Novie saya ke Dapil dulu Pak, nanti baru secara umum. Singkawan oke, kemudian Sintang, Tapas Hulu ini kemarin saya ada ke Tapas Hulu Pak terakhir saya baru dari sana. Saya diskusi dengan Bapak Kepala Bandaranya Pak, Pak Novie. Ada rencana pemeriintah daerah setempat dengan akan membebaskan lagi lahan Pak di sisi Barat ya, ujung landasan sisi Baratnya akan dibebaskan nah mungkin untuk sudah bisa dilakukan studi juga Pak untuk perluasan bandara ini. Kemudian terminalnya juga masih kecil sekali, itu yang pertama.

Yang kedua, untuk di Ketapang kalau saya tidak salah tadi Pak Novie…(rekaman suara kurang jelas) ada lihat saya lihat dari paparannya di Ketapang itu ya masih seperti itu, kan ada rencana Ketapang ini saya tidak melihat tadi di Ketapang yang di Kalimantan. Ketapang ini kan kalau saya tidak salah sudah ada penlok baru Pak ya? Nah ini kapan kita mulai apakah masih dilakukan studi, tapi di sini saya lihat tidak masuk di prioritas yang Ketapang. Itu saja barangkali.

Kalau untuk yang bandara. Kemudian juga Pak Novie kita untuk bandara ini untuk yang sekarang sedang dalam konstruksi Pak ya saya pikir kita…(rekaman suara kurang jelas) harus cepat selesai kan Pak, cepat selesaikan sehingga bandara ini bisa berfungsi secara maksimal di mana pun di seluruh Indonesia ini, apalagi sekarang kan kita lihat untuk bandara- bandara yang kecil ini penerbangan kan kurang Pak karena pengaruh Covid ini, ini kesempatan untuk melakukan pekerjaan konstruksi bagus sekali Pak, karena kalau dia operasi kan tidak bisa kerja Pak, nunggu jam terbangnya selesai baru konstruksinya bisa jalan. Saya rasa ini waktu yang baik juga sapik kalau memang kita mau meles pekerjaan-pekerjaan yang di dalam konstruksi supaya kita focus. Output outcome dari bandara ini manfaatnya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat ketika ini selesai dikerjakan. Saya rasa kalau untuk Dirjen Udara hanya itu saja yang saya sampaikan.

Kemudian kelengkapan Pak kelengkapan dari bandara-bandara yang sudah operasional sekarang dari sisi keamanannya dan seterusnya baik apakah perlu dipasang apa namanya…(rekaman suara kurang jelas) dan seterusnya sarana pendukunglah kenavigasian itu Pak Novie saya piker ini juga hal-hal yang penting untuk keselamatan penerbangan, ini berlaku samalah di semua bandara yang memang dianggap kurang, karena kadang- kadang kami masih menemukan keluhan dari Kepala-kepala Bandara itu, ada beberapa fasilitas-fasilitas penting itu masih diperlukan. Contoh seperti Bandara Tebelian itu memang ini Airnav…(rekaman suara kurang jelas) Pak, jadi menara kontrolnya masih pakai di bandara…(rekaman suara kurang

43

jelas) Sintang itu masih memakai Gedung Pemadam Kebakaran Pakualam, ditaruh di atas Gedung Pemadam Kebakaran. Sementara Airnav sendiri belum berpikir untuk membangun di sana. Nah yang begini-begini saya pikir ini menyangkut keselamatan penerbangan. Ya se-urgent-urgent-nya saya pikir is oke lah ya, tapi ke depan kan tidak mungkin kita begitu terus harus kita mulai juga untuk merapikan apa yang sudah ada. Saya rasa itu untuk Dirjen Udara.

Kemudian untuk Dirjen Laut Pak Agus, terima kasih Pak saya rasa mudah-mudahan saya sendiri belum tahu ini sekarang posisi pelabuhan- pelabuhan kita yang dulu sudah kita bangun tetapi belum berfungsi secara maksimal karena jalan akses dan seterusnya dan seterusnya. Ini kan jadi pembicaraan kita dari bahkan 10 tahun terakhir ya dari tahun ke tahun kita bicarakan dan mudah-mudahan di kepemimpinan Pak Agus ini di Dirjen Laut ini pelan namun pasti Pak kita bisa selesaikan satu per satu sehingga pelabuhan-pelabuhan yang sudah kita bangun dan memakan biaya sangat besar ini manfaatnya bisa dirasakan oleh masyarakat.

Pembangunan baru penting Pak, itu penting, tetapi memang kita harus memilah-milah. Kami percayakan sepenuhnya Pak Agus kepada teman- teman pasti melakukan hal yang terbaik, tetapi memang untuk yang sudah kita bangun ini menjadi pikiran kita semua. Saya juga tidak tahu kondisi per hari ini terakhir ya karena tadi di paparan kita juga tidak muncul per hari ini masih berapa banyak pelabuhan-pelabuhan yang tidak ada jalan akses dan seterusnya.

Nah ini dulu saya sudah pernah ngomong dengan Pak Menteri PU dan Perhubungan cobalah kalau yang memang Menteri Perhubungan tidak mampu wah karena itu masuk kategori apa namanya objek vital, karena statusnya pelabuhan itu kan masuk dalam kategori objek vital. Itu kan bisa dibangun jalan strategis harusnya Kementerian PU bisa masuk. Nah ini saya pikir salah satu jalan keluar, karena kita tahu memang Perhubungan kan anggarannya terbatas ya Pak, termasuklah Dirjen Laut juga anggarannya sangat terbatas. Kami mengerti sekali. Kadang-kadang Pak Dirjen pun saya rasa pusing menentukan mana yang menjadi skala prioritas. Ini saya rasa belum lagi Bapak tanggung jawabnya terhadap pelabuhan-pelabuhan baru yang masuk KSPN dan seterusnya. Saya rasa itu barangkali Pak Iwan.

Yang terakhir Pak Dirjen kita dalam siklus anggaran ini saya mau sampaikan masukan dan saran dari teman-teman ini nanti dielaborasi Pak, dielaborasi di Kementerian di Direktorat Jenderal masing-masing. Selanjutnya nanti kita akan sinkronisasi Pak pada tanggal 22 sampai dengan 25 September ini. Nanti kita Rapat Kerja tanggal 15 itu kita Raker penetapan pagu Pak, penetapan pagu kita, penetapan pagu indikatif kita, apakah masih ada tambahan dari Badan Anggaran atau tidak. Kalau ada tambahan kita tetapkan tambahanya, kalau tidak berarti kita tetapkan pagu indikatif yang sudah ada itu tanggal 25 Pak, eh tanggal 15 Minggu depan, berarti kita hari Selasa Bu ya? Hari Selasa Minggu depan. Kemudian nanti sinkronisasi kita di 22 sampai dengan 25.

44

Jadi saya harap di 22 sampai 25 rapat kita tidak perlu molor Pak karena apa yang diusulkan oleh teman-teman sudah masuk. Monggo saja nanti kalau misalnya kriterianya tidak masuk dari sisi teknis dan seterusnyalah Renstra dan seterusnya monggo nanti disampaikan saja Pak kepada teman- teman, apakah nanti yang diusulkan itu sesuai dengan kewenangan pemerintah pusat dalam artian kewenangan Direktorat Jenderal masing- masing bukan wilayahnya pemerintah daerah dan seterusnya, apakah lahannya sudah ada apa belum ini juga perlu disampaikan semua nanti kepada teman-teman, sehingga usulan itu kalau tidak masuk juga dijawab apa alasannya, supaya rapat tidak panjang. Nah kalau memang ini sudah semua sudah masukan sekarang saya lihat kan semua sudah kita kasih kesempatan buat usulan dan seterusnya, maka Anggota juga kita sudah memintakan Pak, sudah menyampaikan usulan dari daerah pemilihannya masing-masing kepada Direktorat Jenderal masing-masing.

Nah ini nanti sudah bisa dilihat Pak mana yang bisa diakomodir, mana yang tidak bisa diakomodir. Nah itu nanti Bapak ketemu lagi kita nanti di tinggal 22 sampai 25 Pak. Kita akan bikin maraton untuk semua Direktorat Jenderal dan tanggal 25 itu kita sudah selesai. Harapan saya sudah selesai ini tanggal 25, jadi kita tidak perlu perpanjang lagi rapat anggaran ini, sehingga kami juga bisa fokus ke program lain yaitu terkait dengan legislasi ya Pak Iwan ya atau Undang-undang Jalan kami di sini Pak sama sekali belum disentuh.

Ini barangkali Pak Dirjen yang perlu saya sampaikan sebagai informasi terkait dengan siklus ini supaya kementerian menyesuaikan ini ya Bapak- bapak menyesuaikan irama ini, bahan pada waktunya siap. Barangkali demikian Pak Iwan.

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Wa'alaikumsalam warrahmatullaahi wabarakatuh.

Terima kasih Ketua. Ternyata secara virtual hadir ini salah satu Pimpinan Komisi V, saya persilakan Pak Syarif Abdullah. Tidak kedengaran Pak atau masih mute?

WAKIL KETUA KOMISI V DPR RI (H. SYARIF ABDULLAH ALKADRIE, S.H., M.H.):

Hallo?

KETUA RAPAT:

Ya, oke, silakan Pak.

45

WAKIL KETUA KOMISI V DPR RI (H. SYARIF ABDULLAH ALKADRIE, S.H., M.H./F-P.NASDEM):

Terima kasih.

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh. Selamat sore.

Pak Ketua dan Wakil Ketua beserta seluruh Anggota Komisi V yang saya hormati, Dirjen Laut dan Dirjen Udara.

Yang berkaitan pertama saya kira tadi sudah berkaitan dengan saya sebenarnya ingin menyambung saja dari Pak Lasarus berkaitan dengan pelabuhan Bandara Kayong yang beberapa waktu lalu sudah berapa kali dari pihak kementerian untuk melakukan ini melakukan peninjauan. Nah tentu ini kita perlu ada penegasanlah dari pihak Kementerian Perhubungan.

Yang kedua, saya kembali berkaitan dengan Kementerian Perhubungan Udara pada suasana Covid ini, saya kira kewajiban tu keselamatan penumpang tetap harus melakukan standar protokol Covid Pak, tapi kalau apa yang disampaikan tidak perlu lagi rapid, syarat-syarat lain ya tentu ini akan membawa suatu persoalan baru bagi keamanan penumpang. Tentu ini saya sekali lagi memohonkan ini untuk pihak Kementerian Perhubungan sebagai pemegang regulasi untuk memperhatikan ini.

Yang kedua, Perhubungan Laut, ada saya kembali ke Dapil saja berkaitan dengan ini. Ada pelabuhan yang dibangun sampai saat ini tidak tergunakan sama sekali secara efektif, karena pelabuhan itu dibangun akses jalannya tidak ada Pak. Itu Pelabuhan Padang Tikar, sudah berkali-kali saya kira sudah sejak 5 tahun yang lalu sampai sekarang sangat disayangkan itu tidak bisa dioperasikan. Nah sehingga ini tentu harus menjadi perhatian kita jangan sampai sudah cukup besar biaya yang dibangun, tetapi juga tidak bisa digunakan. Saya tidak tahu bagaimana pada saat FS-nya pada waktu itu menentukan di situ, tetapi sampai saat ini tidak terbangun. Ini tentu harus menjadi perhatian.

Yang kedua, berkaitan dengan Pelabuhan Singkawang, ya saya kira ini itu kan masih dikelola oleh Perhubungan itu, nah itu kelanjutan dari pada pelabuhan itu saya kira cukup strategis juga.

Kemudian yang terakhir aspirasi dari masyarakat Sambas Pak untuk sekarang itu sudah ada pelayaran kapal cepat dari Batang ke Sintete, tapi yang diperlukan juga masyarakat bisa difasilitasi berkaitan dengan bisa ada kapal cepat yang lewat Sintete itu untuk ke Jakarta maupun ke Pulau Jawa.

Saya kira ini saja mungkin beberapa hal yang saya sampaikan dalam kesempatan ini. Terima kasih.

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh. Selamat sore.

46

KETUA RAPAT:

Wa'alaikumsalam warrahmatullaahi wabarakatuh.

Kita ke tambahan satu Pimpinan ganteng lagi Pak Pak Ridwan Bae, silakan Pak.

WAKIL KETUA KOMISI V DPR RI (Ir. RIDWAN BAE / F-PG):

Terima kasih Pak Pimpinan.

Pak Ketua, Teman-teman Komisi V yang terhormat.

Mungkin begini Pak, yang pertama kepada Dirjen Perhubungan Udara. Daerah saya itu Kabupaten Muna namanya Sugimanuru bandaranya, saya yang bangun dulu mau jadi Bupati Pak. Kalau misalnya bisa itu menjadi perhatian Pak ada usulan dari kita di situ sudah saya serahkan kepada Bapak.

Begitu pula jalan inspeksi yang di Haluoleo Pak itu. Jalan inspeksi di situ, karena itu belum ada, begitu besar bandaranya tapi jalan inspeksinya belum ada Pak. Dua hal itu kepada Pak Dirjen Udara. Oh satu lagi Pak Dirjen Udara, itu pada waktu masih Polana, Polana ya Pak Dirjen ya, Bu Polana itu Kolaka Utara pemerintah daerahnya sudah siapkan lahannya, sudah pematangan lahan bandaranya sampai dengan 62 Hektar, sudah disetujui pada waktu itu waktu saya juga antar saya sendiri yang ke Ibu Polana pada waktu itu, kalau misalnya bisa Penlok-nya sampai sekarang belum turun Pak, belum ditetapkan. Mungkin kalau misalnya bisa juga menjadi perhatian Pak Dirjen, Kabupaten Kolaka Utara Pak. Ini dekat-dekat kampungnya Pak Andi Iwan ini dengan Pak Hamka. Terima kasih Pak Dirjen Udara Pak Novie.

Pak Dirjen Laut, saya kira Bapak sudah tau, Pak Dirjen Laut semua Pak saya sudah usul sama Bapak ya, jadi saya tidak lagi pembicaraan apa- apa, yang jelas bahwa saya berharap apa yang menjadi usulan kita menjadi perhatian Pak Dirjen. Saya terima kasih sekail lagi Pak Ketua.

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Wa'alaikumsalam warrahmatullaahi wabarakatuh.

Ini sekarang giliran saya mungkin Pak Dirjen, sedikit-sedikit. Yang pertama saya mau mengucapkan selamat datang dulu ke Pak Andi Hartono selamat datang di ruang Komisi V lagi Pak dan selamat atas promosinya sebagai Sesditjen Perhubungan Laut.

Pak Dirjen Laut, saya paling pertama mau menanyakan ini Pak dalam dokumen yang Bapak berikan nama kegiatan itu ada yang dicetak hitam

47

semua, ada yang dicetak pakai bintang dan warna biru, itu bedanya apa ya Pak? apakah kemudian yang warna biru ini masih cadangan atau sudah masuk, yang hitam ini yang bagaimana, ataukah sama saja atau hanya kesalahan pencetakan saja? karena kami dulu punya pengalaman Pak Ditjen Bina Marga mereka masukkan semua usulan teman-teman tapi warna cetakannya beda warna merah sama warna hitam, begitu kami tanyakan bahasanya yang warna merah itu dicadangkan aja Pak. Jadi jangan seolah- olah itu kemudian dimasukkan dalam dokumen tetapi kemudian tidak menjadi program di 2021. Mungkin nanti Pak Dirjen bisa jawab menyangkut masalah itu.

Yang kedua di laut Pak, saat ini Pelabuhan Palopo Sulawesi Selatan itu juga butuh pengembangan fasilitas pelabuhan lautnya, khususnya untuk penambahan trestle dan dermaga. Jadi mungkin saya kalau tidak salah kemarin itu sudah dilengkapi data dukung dan RGP-nya. Mudah-mudahan saya lihat dalam tabel ini belum ada Pak Dirjen semoga masih memungkinkan untuk bisa menjadi program.

Selanjutnya untuk Pak Dirjen Udara, kami mungkin tidak berbicara program lagi, karena pada dasarnya apa yang disampaikan oleh Pak Hamka dan Pak Haji Aras juga itu juga sama yang kami sampaikan yaitu apa namanya Bandara Udara Selayar dan Kabupaten Bone ya. Selayar ini Pak jangan seperti itu mungkin Bapak jangan sekedar dianggarkan saja seolah- olah itu hanya bangunan-bangunan pelengkap, tapi di sana memang butuh pengembangan karena ada beberapa wilayah yang tergenang air kalau misalkan apa namanya banjir atau curah hujan cukup tinggi gitu, itu Pak Dirjen.

Selain dari pada itu, saya mau nanya ini bandara-bandara komersil yang biasanya Bapak bangun dengan APBN tapi ternyata setelah menunjukkan potensi memberi keuntungan serta merta diambil alih diserahkan kepada Angkasa Pura, kenapa tidak dikelola sendiri oleh Bapak ataukah mungkin dikerjasamakan dengan pihak swasta lain selain dari pada...(rekaman suara kurang jelas), itu mungkin salah satu pertanyaan saya. Selebihnya sudah tidak ada lagi.

Sebentar Pak, Pak Aras mau bertanya? Oh tidak bisa, maaf Pak, Bapak kan Bapak saya, saya Iwan, Bapak Aras, Iwan Aras, ya saya persilakan Ayahanda dulu ya.

F-PPP (Dr.H. MUH. ARAS, S.Pd., M.M.):

Terima kasih Nanda.

Pimpinan yang terhormat dan kawan-kawan Komisi V yang saya hormati. Pak Dirjen Perhubungan Udara dan Dirjen Perhubungan Laut dan seluruh jajaran dan Hadirin yang sama berbahagia.

Tidak panjang yang saya sampaikan karena sudah terwakili oleh Nanda tadi beberapa, memang yang pernah sudah saya sampaikan kepada

48

Rapat Kerja dan RDP-RDP sebelumnya bahwa tentu terkait dengan pembangunan bandara di Sulawesi Selatan itu menjadi apa namanya konsen kami untuk lebih diperhatikan, mulai dari Bandara Sultan Hasanuddin dan tentu ini perlu dipercepat penyelesaiannya ya gambarnya cukup indah cukup cantik ya mudah-mudahan ke depan menjadi kebanggaan kita dari Sulawesi Selatan. Kemudian Buntu Kunik di Toraja mudah-mudahan segera diresmikan dioperasikan, bahkan kemarin sudah ada penerbangan selama satu minggu gratis, teman-teman banyak yang mencoba dan cuma ada satu kendala di sana kemarin ada sudah ada pelelangan terakhir itu sudah pernah saya WA ke Pak Dirjen, tetapi pelaksanaannya katanya dipindah untuk 2021. Ya mudah-mudahan dalam pelaksanaannya tidak perlu ditender lagi karena kan sudah ada pemenangnya supaya paling tidak prosesnya tidak akan panjang lagi.

Kemudian Boa yang tentu diharapkan juga bisa melayani penerbangan khususnya untuk Ulu Raya, Selayar sudah disampaikan tadi. Ini Bone ini yang disampaikan kepada kami kemarin terkait dengan faktor apa namanya ekonomisnya tidak masuk ya mudah-mudahan promosi-promosi yang dilakukan oleh Kementerian Perhubungan bisa tentu menjadi diminati di daerah itu, karena dari Sulawesi Tenggara ke Bone ini kan pelayarannya cukup padat, sehingga kalau ada pelabuhan udara atau ada bandara mungkin bisa mengurangi kepadatan yang melalui pelabuhan.

Kemudian yang laut, pelabuhan-pelabuhan di Sulawesi Selatan juga cukup banyak, tinggal ditingkatkan fungsinya dan tentu efektivitasnya, sehingga arus barang dan jasa yang tentu keluar masuk di Sulawesi Selatan bisa lebih tentu lebih efektif dan lebih terlayani, apalagi Sulawesi Selatan merupakan pintu gerbang dekat Timur dan bahkan hampir seluruh arus dari luar dari Sulawesi Selatan sangat-sangat intens dilayani supaya bisa lebih maksimal saja. Barangkali itu yang saya sampaikan Pak Pimpinan terima kasih.

Wabillaahittaufik Walhidayah. Wallaahulmuafik illa aqwamittoriq. Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Wa'alaikumsalam.

Terima kasih Ayah Aras. Selanjutnya tadi mau diilanjutkan Pak Hamka? Paman Hamka silakan, 1 menit Pak.

F-PG (Drs. HAMKA B. KADY, M.S.):

Ada yang saya lupa Pak Dirjen Laut ya, tolong diperhatikan mengenai Laboratorium Balai Teknologi Keselamatan Pelayaran Pak Dirjen, ini sejak 5 tahun lalu itu sudah di tidak difungsikan sampai sekarang sehingga investasinya menjadi mubazir kalau tidak diperhatikan lebih lanjut, karena masih memerlukan beberapa perlengkapan nanti sebentar saya akan mudah-

49

mudahan nanti bisa diperhatikan untuk tahun anggaran yang akan datang. Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Ya, ada yang mau diserahkan Pak? Sudah.

Jadi Pak Dirjen, Pak Dirjen Udara maaf saya tambahkan sedikit sekalian masalah Buntu Kunik itu masih ada beberapa kegiatan yang Bapak belum bayarkan apa namanya kegiatan yang sudah terselesaikan dan sudah diperiksa oleh BPK, namun belum dibayarkan oleh pemerintah dalam hal ini Kemenhub. Nah ini mungkin agar supaya Bapak bayar segera karena itu setiap rekanan punya kewajiban saat terlambat didenda kalau Bapak terlambat bayar juga seharusnya didenda, karena ini harus sama kuat mestinya, tapi setidaknya Bapak untuk 2021 di make sure saja pastikan Bapak sudah menganggarkan itu.

Kemudian sudah tidak ada lagi mungkin Pak. Demikian mungkin demikian penjelasan pendapat dan pertanyaan yang telah disampaikan oleh Pimpinan dan Anggota DPR RI. Selanjutnya kami persilakan kepada para Pejabat Eselon I untuk memberi tanggapan, mungkin singkat-singkat saja Pak highlight-nya saja, selebihnya bisa disampaikan secara tertulis.

Saya persilakan pertama kepada Bapak Dirjen Perhubungan Laut.

DIRJEN PERHUBUNGAN LAUT KEMENTERIAN PERHUBUNGAN R.I. (Ir. R. AGUS H. PURNOMO, M.M.):

Ya, terima kasih Pimpinan. Kami ingin menjelaskan secara cepat saja dari masing-masing masukan dan pertanyaan tadi. Yang pertama dari Pak Hasan Basri Pak memang...(rekaman suara kurang jelas) ini setiap tahun kita anggarkan, Alhamdulillah kalau Bapak ini sekarang ini Anggota Komisi V ini betul-betul kondusif dan kooperatif Pak, karena kalau tidak bisa jalan ya tidak bisa jalan, memang karena jalannya belum ada, jadi ya kita harapkan tahun depan, tahun depan ada jalan ternyata belum juga ada jalannya, terus begitu. Ini mohon nanti dipahami seperti itu.

Kemudian yang kedua Ibu Restu sama dengan Pak Syafiuddin tadi tentang Telaga Biru dan Brantas jalan terus. Kemudian yang ketika Pak Gatot Jatim bahwa tadi untuk...(rekaman suara kurang jelas) dijelaskan ada penjelasannya Pak nanti secara tertulis ada. Dwelling time nanti kita monitoring terus Pak, sekarang ini up rate 2,6 hari jadi terus. Kemudian target konektivitas tadi global, kita selalu ngajak ke global, karena di Tanjung Priok ini sekarang kargonya 65% lah itu untuk internasional ya. Kemudian untuk pelabuhan tadi ngelem ya kita cari solusinya karena kita tidak bisa lagi kalau diteruskan.

50

Kemudian untuk Pak Bambang Suryadi, jadi padat karya kami teruskan. Kemudian tadi pelabuhan satu pelabuhan kecil di Lampung saya lupa namanya punya Pemda nanti akan kita lihat tapi kalau apa namanya itu milik Pemda, mungkin harus ada dana khusus untuk itu dari DAK barangkali begitu. Kemudian yang pelabuhan yang dikelola Pelindo sedang dikaji secara komersial, nanti mudah-mudahan bisa jalan.

Kemudian dari Pak Mulyadi, terima kasih Pak masukannya. Memang kami betul-betul sekarang ini asas manfaat betul-betul kami pertimbangkan Pak. Jadi dan Alhamdulillah juga Bapak-Bapak dari Anggota, Ketua Komisi V memahami bahwa kalau tidak bermanfaat kami jelaskan, dokumen juga belum memenuhi Alhamdulillah Bapak-bapak bisa memahami itu, karena kami diperiksa bolak-balik Pak tentang yang lama ini, tapi Alhamdulillaah yang langsung dari Pak Lasarus nyambung nanti akan kita laporkan Pak Polisi ya pelabuhan yang KJP itu karena sudah berangsur-angsur berkurang Pak ya dan Pak Menteri Perhubungan sudah...(rekaman suara kurang jelas) PUPR untuk melanjutkan jalan-jalannya.

Kemudian termasuk tadi diminta untuk kita menjadi partner Anggota DPR atau mitra sungguhan ini hadir para Eselon II daerah Pak, ini saya minta kawan-kawan semua untuk proaktif dengan kan sudah tahu semua para Anggota Komisi V ini siapa sajalah dari daerah, kita punya hampir 300 UPT Pak monggo nanti silakan kita proaktif saling mengontak supaya bisa dioptimalkan bagaimana hubungan sebaik-baiknya supaya bisa berkolaborasi sebaik-baiknya.

Kemudian Pak Hamka, Kajang kita anu Pak bicara man to man saja Pak tidak ada di forum ini. PTKP kita sebenarnya sudah sejak tahun lalu kita genjot untuk dikembangkan Pak, memang waktu itu akan jadi BLU ini sedang kita threat supaya cepat nanti jadi BLU atau kalau tidak mungkin ya kita harus dari anggaran yang lain untuk itu kita akan optimalkan.

Pak Irwan saya kira Kaltim, Kaltim ini akan mendapatkan juga nanti kalau dari...(rekaman suara kurang jelas) development pelabuhan-pelabuhan di Kaltim kan menyangkut IKM. Yang Sangkulirang sisi darat nanti kita akan lihat dulu Pak, karena di program kami memang belum, nanti kawan-kawan di pelabuhan akan melihat ke sana visibilitinya, karena yang sekarang kita bangun hanay di sisi laut dan sebagian untuk penumpukan, untuk tadi kantor dan lain-lain nanti kita lihat, mungkin kalau ada banyak mungkin bisa di sana sinilah, nanti akan kita lihat.

Kemudian Pak Boyman, jadi untuk Ketapang Kendawangan Pak di Kalbar ini juga Pak Ketua Kalbar ini banyak juga pelabuhan-pelabuhan swasta yang langsung bisa ekspor...(rekaman suara kurang jelas) ekspor, dibangun untuk pelabuhan-pelabuhan besar kijing, ini Kendawangan kita lihat apakah bisa dikembangkan atau secara ekonomi harus dikembangkan harus kita lihat dulu Pak karena kalau daripada nanti kita kembangkan terus ternyata tidak optimal ya kami akan lihat dan evaluasi Pak.

51

Kemudian Pak Suryadi, Pak di Lembar itu kita bangun dermaga besar sekali dan Kapal Cruise dalam 5 bulan sudah 12 datang, nanti mungkin akan Presiden akan resmikan ke sana. Yang lain-lain NTT juga akan kita develop dengan World Bank nanti Pak under development pelabuhan-pelabuhan perikanan di sana Pak. Khusus tadi yang untuk Dompu yang tadi temanya Pelabuhan Kilo di Dompu saya belum apa namanya detil nanti kami akan segera report Pak untuk itu.

Kemudian Pak Irmawan, Pak Pelabuhan Calang ini Bupati pernah datang. Jadi waktu itu mereka ada usulan-usulan yang kita sepakati, sebenarnya kalau pemecah ombak itu evaluasi kami tidak diperlukan, di teluk di dalam Pak ya. Jadi nanti mungkin kendalanya apa mungkin akan kita evaluasi lebih detil Pak supaya nanti kita ada solusi supaya kapal-kapal bisa apa namanya bisa berlabuh dengan aman sepanjang waktu ini gitu Pak. Jadi kami sudah ada gambaran di sana.

Kemudian Pak Ruslan Daud, tadi untuk IDI dan yang lain di Aceh Timur kami akan terus, kawan-kawan minta support supaya masalah-masalah dengan daerah sudah clear Pak kami akan support.

Kemudian Pak Sumail Abdullah untuk Penarukan, ini saya kira Bapak Menteri Perhubungan itu malah justru disana sangat apa namanya perhatiannya, nanti kita akan cek tentang yang apa namanya Panarukan ini apa bisa dikembangkan atau tidak, kargonya dari mana dan sebagainya. Kalau Pelabuhan Tanjung Wangi Pelindo III yang akan develop yang akan mengembangkan ke sana.

Pak Willem Wandik nanti detail-detail tentang yang tadi Bapak sampaikan akan kami pelajari dan...(rekaman suara kurang jelas) di sana sudah cukup banyak. Yang untuk khusus angkutan PON yang lewat Danau Sentani nanti akan kami sampaikan ke Dirjen Darat Pak, karena itu urusannya Pak Dirjen Darat akan kami sampaikan kepada beliaunya Pak.

Kemudian Mas Bob Andika, Pangkalan Brandan ya dan Tanjung Ledong ya, saya belum update nanti akan kami cek kalau nanti bisa dikembangkan kita saya kira di sana memang perlu pelabuhan yang cukup besar karena menghadap ke Selat Malaka. Jadi ini nanti untuk kalau terus- terusan...(rekaman suara kurang jelas) dan sebagainya kita perlu antisipasi di sana.

Pak Rifqi, jadi saya kira kalau yang tadi Batanjung kita semua tahu memang jalannya belum ada, di nanti di Kalsel banyak perusahaan private yang akan juga mengembangkan ke sana, mungkin bisa nanti bagaimana optimalisasi di sekitar Kalsel dan Kalteng bisa kita lihat karena banyak yang minat dari swasta.

Bapak-bapak sekalian kemudian tadi Pak Lasarus, Pak Ketua sudah kami sampaikan yang KDP akan kami laporkan berikutnya nanti. Kemudian juga yang lain tapi kami berterima kasih Pak sekarang ini kondisinya Bapak- bapak sekalian dukungannya betul-betul konstruktif apa namanya kalau

52

memang bisa kami akan jalankan, kalau memang belum paling tidak kami studi paling tidak Pak, karena kalau tidak ada studinya nanti bisa berat, jadi paling tidak dokumen-dokumen harus disiapkan semua supaya bisa masuk dalam anggaran gitu Pak. Jadi kami akan lakukan itu mohon apa namanya Bapak-bapak semua postur itu diikuti dan kami juga siap mendukung dengan dokumen-dokumen yang diperlukan.

Kemudian Pak Syarif Abdullah untuk tadi Padang Tikar itu juga sudah Pak Menteri Perhubungan sudah ngirim surat ke Pak Menteri ya Menteri PUPR ini masih dipelajari juga. Kemudian Pelabuhan Singkawang jadi itu juga nanti kita akan lihat karena memang di sana nanti ada kijing ini yang harus kita lihat nanti. Kemudian untuk angkutan cepat dari Sintete ke Jawa kita perlu kaji, karena biasanya para operator kapal itu kalau manis mereka akan nyerang ini, ini kalau belum nyerang berarti mungkin masih perlu mungkin awalan dari kami.

Pak Ridwan Bae Pak Wakil Ketua terima kasih nanti usulannya akan kami inikan sedang yang lainnya sudah Pak. Kemudian Pak Wakil Ketua, Pak Iwan jadi cetak biru dan hitam tidak ada bedanya Pak di situ, cuma supaya beda ini aja Pak tidak ada beda kok biru terus hilang itu tidak Pak jadi sama di kami ya. Terus Palopo kami akan cek dulu Pak, karena Palopo memang di sini belum ada itu Pak.

Kemudian Pak Aras pelabuhan-pelabuhan di apa namanya di Sulsel ini kami optimalkan terus supaya nanti bisa jalan

Saya kira demikian secara singkat kami sangat berterima kasih Pak, Bapak-bapak sekalian sangat mendukung kami. Kami tentu akan Bagaimana bisa tadi betul-betul bermitra dengan sebaik-baiknya sepanjang dokumen keperluan dan lain-lain siap, kami siap men-support. Terima kasih.

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Wa'alaikumsalam warrahmatullaahi wabarakatuh.

Selanjutnya saya persilakan ke Pak Dirjen Perhubungan Udara.

DIRJEN PERHUBUNGAN UDARA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN R.I. (Ir. NOVIE RIYANTO R., MSEA):

Terima kasih Pak Ketua.

Pak Ketua, Pak Wakil Ketua, para Anggota yang saya hormati.

Pertama saya mencoba untuk menjawab pertanyaan Pak Hasan Basri Agus terkait dengan Bandara Sultan Thaha Jambi, kami akan koordinasikan dengan AP2 Pak, karena itu sudah dikelola AP2 dan tentu saja karena ada

53

kaitanya dengan jalan yang dimiliki oleh PU kami akan koordinasikan juga, kami akan dorong.

Kemudian untuk program Bandara Kerinci melanjutkan pekerjaan persiapan pengembangan bandar udara termasuk pengawasan yang terpotong di anggaran 2020, persiapan sisi darat sambil paralel menunggu proses pembebasan lahan oleh Pemda. Jadi untuk Kerinci kami mohon.

Untuk Muara Bungo akan difokuskan kepada pemenuhan kelengkapan dokumen...(Rekaman suara kurang jelas) sisi darat dan sisi udara serta pemenuhan fasilitas penunjang bandara, demikian Pak.

Kemudian untuk Ibu Haji Sadarestuwati terkait dengan Bandara Kediri. Mohon izin itu KPBU, jadi nanti akan dikerjakan oleh Gudang Garam Kalau tidak salah ini sedang proses semuanya dalam proses KPBU.

Kemudian untuk Bandara Jember, pembangunan Jember mayoritas tanahnya adalah perkebunan dan saat ini dikelola oleh UPTD, kami akan koordinasikan lanjut dengan Pemerintah Kabupaten Jember dan Pemprov Jawa Timur.

Untuk pengembangan menjadi Bandara Internasional akan kami evaluasi karena terkait dengan arahan Bapak Presiden terakhir ada banyak pengurangan Pak, tetapi untuk haji tidak. Jadi nanti ada pembedaan ya antara internasional seperti Lampung saya sekaligus menjawab juga, Lampung itu tidak akan ditutup internasionalnya, tapi khusus untuk haji, tapi mungkin penerbangan-penerbangan seperti ke KL, Singapura mungkin akan dimasukkan di Jakarta, tapi untuk haji tetap berjalan sebagaimana biasa.

Kemudian tadi ada pertanyaan terkait dengan dari Pak Gatot ya terkait belanja barang Pak tidak apa-apa saya jawab saja, ini kan direkam Pak jadi saya semua...(rekaman suara kurang jelas) saya jawab. Jadi memang gaji itu belanja akunnya adalah Nomor 51 dan belanja operasional masuk di akun 52 dan ini sudah ditetapkan di dalam SBM atau Standar Biaya Masukan dari Kemenkeu, jadi ini standar akuntansi nasional yang tidak bisa diubah, tentu saja kita hanya mengikuti saja apa yang sudah diimplementasikan oleh pemerintah.

Kemudian terkait dengan Pak Gatot ya ini ada terkait dengan Bandara Juanda, Bandar Udara Juanda mengalami kesulitan akses, kami akan koordinasikan Bapak dengan Angkasa Pura I supaya aksesibilitas untuk ke terminal 2 ini akan menjadi lebih baik.

Selanjutnya ke Pak Bambang Suryadi, di Lampung ada 3 bandar udara yang ada yaitu Raden Intan tadi sudah kami jawab Pak ya tidak akan diturunkan internasionalnya. Kami juga sudah bersurat-surat Pak sering WA Pak dengan Kepala Dinas haji kita support, tetapi internasional misalnya ke Singapura ini yang mungkin akan dibicarakan lebih detail lagi di tingkat kementerian Pak nanti.

54

Selanjutnya untuk Bandara Gatot Subroto pengerasan dan pelapisan nanti kalau bisa...(rekaman suara kurang jelas) bisa dioperasionalkan kita sudah poskan Pak anggaran untuk di 2021 dan mudah-mudahan bisa kita Laksanakan segera mungkin.

Selanjutnya untuk Bandara Taufik Kiemas kondisi eksisting adalah 1300x30 Pak bisa digunakan untuk ATR 72. Ini kami prioritaskan untuk perpanjangan runway menjadi 1600x30 masih membutuhkan pekerjaan timbunan tanah untuk persiapan perpanjangan di tahun 2021 program...(rekaman suara kurang jelas) perpanjangan Pak. Jadi penyiapan lahan sudah kami programkan di 2021 ini.

Selanjutnya kepada Bapak Syafiuddin terkait dengan Madura ya tadi sudah jadi tidak ada pertanyaan. Kami lakukan pembangunan untuk Trunojoyo dan Sumenep kita sudah laksanakan.

Selanjutnya untuk Pak Mulyadi untuk pembangunan dan pengembangan bandar udara di Indonesia kami mengacu kepada target RPJMN yang ditetapkan oleh Bappenas dan juga tatanan kebandarudaraan nasional sesuai dengan keputusan Menteri 166 2019 di mana pemilihan lokasi bandara telah melalui kajian FS dan kajian evaluasi teknis lainnya yang kami evaluasi sebelum ditetapkan penetapan lokasi-lokasinya melalui Peraturan Menteri Perhubungan. Kami ucapkan terima kasih atas catatan dan kami akan tindak lanjuti.

Selanjutnya dari Pak Hamka terkait dengan Bandara Selayar kondisi eksisting saat ini adalah 1600x30 Meter dan telah melayani Pesawat ATR 72 500 atau 600 sebagai bandara pengumpan dan sudah cukup untuk program tahun depan fokus kepada program maintenance kualitas pelayanan dengan pelapisan runway. Jadi kualitas runway-nya akan kita perbaiki dengan panjang landasan yang sudah mencukupi untuk operasional ATR 73.

Selanjutnya kepada Pak Irwan, mohon izin kami sampaikan untuk Bandara Sangkima merupakan bandara khusus untuk usulan Bandara Sangkima telah disampaikan kepada Dirjen Perhubungan Udara. Hasil dari studi dari Pemda ada beberapa catatan yang perlu ditindaklanjuti antara lain status lahan hutan, perlu keterangan lebih lanjut terkait dengan alih fungsi hutan. Kami akan melakukan evaluasi detil terkait hal ini. Untuk kegiatan padat karya akan kami laksanakan di tahun berikutnya sesuai dengan arahan Bapak Presiden untuk kegiatan padat karya.

Selanjutnya untuk Pak Boyman Harun, kami sampaikan untuk penentuan Bandara Ketapang baru kami masih mengkaji kembali terkait dengan pemilihan lokasi sesuai dengan rekomendasi yang diberikan oleh Gubernur di Kayong Utara dan di daerah Ketapang. Kayong Utara hanya kabupaten kecil, penduduknya sedikit, kebanyakan nelayan-nelayan. Potensi penumpangnya masih sedikit Bapak dan ada Sutet serta hutan lindung sehingga maksimal yang dikembangkan hanya dapat 2000 Meter itupun runway kita sudah cukup 1.600. Untuk menggantikan Ketapang eksisting tidak masih perlu kita kaji tingkat signifikansinya ya. Sedangkan untuk Ketapang

55

Baru di RT RW Kabupaten sudah matang merupakan wilayah aerotropolis airport sudah disiapkan ratusan hektar runway bisa sampai dengan 3.500 Meter clear, tidak termasuk areanya TNI Bapak. Kami akan evaluasi penambahan rute Jakarta-Ketapang dan tetap berusaha untuk mendorong kembali maskapai melayani rute ini. Untuk saat ini pada periode winter 2019 telah beroperasi penerbangan dari dan Ketapang menuju Pontianak dan Semarang yang dilayani oleh Nam Air dan menggunakan pesawat ATR 72.

Selanjutnya adalah Pak Irmawan, terkait dengan Bandara Gayo Lues perintis kemudian pesawat Susi Air, di mana bandara itu panjangnya hanya 800 Meter di ujungnya ada bukit Pak ya. Mohon izin akan kami pelajari Bapak, di samping itu untuk Gayo Lues secara teknis pengembangan perlu dikaji konstruksi tanahnya dikarenakan pernah ditemukan adanya aliran air di bawah tanah atau sungai tanah, sungai air tanah untuk pemotongan akan bisa dilaksanakan setelah dilakukan kajian secara menyeluruh. Jadi ada beberapa hal teknis di sana Pak. Nanti kami akan cek Pak dan kami untuk pemotongan bukit tentu saja kita akan lihat seperti apa case-nya dan solusinya seperti apa.

Selanjutnya untuk Pak Ruslan, Bandara Malikul Saleh akan menjadi perhatian untuk program ke depan akan difokuskan kepada perbaikan permukaan runway yang dipotong karena penghematan di 2020, Bapak. Kami akan upayakan untuk bisa masuk ke 2021, akan kami percepat proses pengesahan masterplan, tinggal dilengkapi dengan dokumen administrasi dan juga di bagian hukum diharapkan segera dapat disahkan Bapak akan kami akan menempati.

Selanjutnya untuk Pak Sumail Abdullah terkait dengan status bandara internasional akan kami evaluasi sesuai dengan arahan Bapak Presiden. Untuk pemenuhan fasilitas garbarata akan kami koordinasikan dengan Angkasa Pura Bapak, kami upayakan bisa apabila secara engineering dan services akan meningkatkan. Khusus untuk program peningkatan fasilitas bandara, kami akan sesuaikan dengan masterplan dan RPP yang sudah ada.

Selanjutnya untuk Pak Willem, Pak Willem Wandik, mohon izin kami sampaikan bahwa dukungan program kami Papua sesuai dengan amanah RPJMN yaitu dalam rangka major project jembatan udara. Jadi kami sangat konsen ke sana Bapak, mudah-mudahan masukan Bapak tertulis ini akan bisa kami tindaklanjuti sebaik-baiknya.

Selanjutnya untuk Pak Bob Andika, kami sampaikan bahwa memang betul Pak, Madina menjadi salah satu project prioritas RPJMN 2020-2024 akan kami lanjutkan sesuai dengan target yang sudah ditetapkan. Dan yang kedua kami mengucapkan terima kasih atas masukannya kami akan kaji kembali beberapa usulan bandara di wilayah Pantai Timur Sumatera Utara dan juga beberapa bandara yang kami prioritaskan dibangun. Secara jalur konektivitas serta jaringannya akan kami atur dan susun kembali untuk saling mendukung konsep...(rekaman suara kurang jelas) di daerah Sumatera Utara dan Sumatera Barat.

56

Selanjutnya untuk Bapak Rifqi, menjadi perhatian kami Bapak untuk Bandara Kertajati ini kami terus berusaha dan berkoordinasi dengan Pemda dan PU agar aksesibilitas ke bandara tersebut dapat terselesaikan ke tahun- tahun yang tidak terlalu lama, sehingga Bandara Kertajati yang sangat besar dapat dimanfaatkan secara maksimal. Kemudian untuk ke depan akan kami buatkan kajian khusus terkait dengan usulan yang disampaikan dan akan dilaksanakan di Direktorat Bandar Udara, Direkturnya juga ada di sini Bapak.

Selanjutnya untuk Bapak Ketua, mohon izin Bapak untuk Bandara Pangsuma Kapuas Hulu akan kami evaluasi kembali untuk tahun depan akan kami fokuskan kepada penyusunan dokumen perencanaan RTT sisi udara dan sisi darat. Selanjutnya untuk Ketapang, saat ini masih dalam proses penentuan Bandara Ketapang Baru. Kami masih mengkaji terkait dengan pemilihan lokasi sesuai dengan rekomendasi yang diberikan oleh Gubernur Kayong Utara dan daerah Ketapang. Kami mohon arahan lanjut Bapak untuk Bandara Ketapang.

Selanjutnya untuk masukan terhadap koordinasi dengan Airnav dalam rangka memenuhi fasilitas-fasilitas akan kami lakukan dan kami akan laporkan ke Komisi V terkait dengan pemenuhan fasilitas yang khususnya terkait dengan keselamatan penerbangan.

Untuk Pak Ridwan Bae, mohon izin kami sampaikan kami akan melakukan evaluasi dari sisi kajian teknis dan kelengkapan dokumen program untuk Sugimanuru ya Muna untuk obstacle dan prioritas akan Bandara Huluoleo Kendari terkait dengan leveling runway, optimalisasi kelistrikan untuk jalan inspeksi akan kami evaluasi dan akan kami lakukan usulan.

Selanjutnya untuk bandara Kolaka akan kami percepat proses penetapan lokasi, karena rekomendasi Gubernur baru kami terima terkait dengan salah satu persyaratan kelengkapan dokumen penetapan lokasi.

Selanjutnya untuk Pak Syarif Abdullah, hampir sama ya tadi sudah kami laporkan Pak nanti lebih detil akan kami sampaikan tertulis dengan Pak Ketua juga tadi sudah kami upayakan termasuk juga koordinasi dengan pihak Airnav.

Selanjutnya kepada Pak Andi Iwan Darmawan, kami laporkan bahwa usulan akan kami evaluasi dan pertimbangkan di dalam program 2021, nanti di dalam pendalaman bisa kita lakukan. Selanjutnya ada pertanyaan tadi terkait dengan bandara-bandara yang menguntungkan kok diberikan ke Angkasa Pura. Jadi untuk sekarang sebenarnya kalau kita melihat Undang- undang Nomor 1 Bapak itu tidak hanya ke Angkasa Pura ke swasta pun bisa, sebagai contoh kita sudah mulai Bapak untuk Komodo itu kita melakukan KPBU dengan swasta. Ke depan juga ada Singkawang kita akan juga polakan seperti itu kalau kita lihat secara bisnis itu memberikan benefit kita tawarkan tidak hanya kepada Angkasa Pura Bapak, tapi juga kepada swasta.

Selanjutnya untuk yang terakhir adalah kepada Pak Aras ya, Buntu Kunik Bapak ya. Hutang segera kami bayar Bapak, kami percepat kalau bisa

57

ini 2020 ini kami akan melakukan optimalisasi sehingga bertahap 2020 dan 2021 InsyaAllah sudah lunas.

Demikian Bapak yang kami laporkan. Terima kasih atas waktunya. Waktu dan tempat kami kembalikan.

KETUA RAPAT:

Ini ada sedikit tambahan dari Pak Ridwan Bae. Saya persilakan Pak Ridwan.

WAKIL KETUA KOMISI V DPR RI (Ir. RIDWAN BAE/F-PG):

Terima kasih Pak Ketua. Untuk Pak Dirjen Laut saya lupa Pak, itu Wakatobi itu Pak daerah KSPN Pak 10 destinasi Pak di situ, itu dibangun pelabuhan laut dibangun Pak di situ di Kaledupa itu dan Tomia, tapi di situ Pak ada pendangkalan di mana kapal itu agak susah masuk Pak, jadi itu perlu pengerukan Pak. Jadi kita juga sudah usulkan di situ Pak, jangan sampai Bapak lupa Pak karena percuma sudah diinvestasi begitu banyak baik itu ferry maupun kapal laut tetapi justru alurnya tidak bisa dilewati oleh kapal-kapal laut Pak. Baik, terima kasih Pak Ketua. Pak Dirjen terima kasih.

KETUA RAPAT:

Terima kasih. Bapak Ibu sekalian, kita sudah mendengarkan tanggapan dan jawaban dari Pak Dirjen Darat maupun Pak Didin Udara Kementerian Perhubungan, maka sesuai dengan ketentuan Tata Tertib Pasal 283 kita akan merumuskan kesimpulan atau keputusan Rapat Dengar Pendapat pada hari ini untuk kita sepakati dan kita tanda tangani bersama. Saya bacakan drafat kesimpulannya Pak.

Draft Kesimpulan Rapat Dengar Pendapat Komisi V DPR RI dengan Dirjen Perhubungan Laut dan Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Kamis 10 September 2020.

1. Komisi V DPR RI dapat memahami penjelasan Dirjen Perhubungan Laut dan Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan mengenai Rencana Kerja dan Anggaran Masing-masing Unit Kerja Eselon I Ditjen Perhubungan Laut dan Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Tahun Anggaran 2021 sebagai berikut: a. Ditjen Perhubungan Laut Pagu Kebutuhan Tahun Anggaran 2021 sebesar Rp15.356.541.517.000,- berdasarkan penyesuaian Nota Keuangan RAPBN Tahun 2021 sebesar Rp11.428.194.813.000,- terdapat selisih sebesar Rp3.928.346.704.000,-; b. Ditjen Perhubungan Udara Pagu Kebutuhan Tahun Anggaran 2021 sebesar Rp19.656.166.138.000,- berdasarkan penyesuaian Nota Keuangan RAPBN Tahun 2021 sebesar

58

Rp10.558.628.167.000,- juga terdapat selisih sebesar Rp9.097.537.971.000,-.

Selanjutnya Komisi V DPR RI akan memperjuangkan peningkatan anggaran Ditjen Perhubungan Laut dan Ditjen Perubahan Udara Kementerian Perhubungan sesuai dengan mekanisme dan proses pembahasan Rancangan Undang- undang tentang APBN di DPR RI.

2. Komisi V DPR RI bersama Dirjen Perhubungan Laut dan Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan sepakat bahwa program dan kegiatan masing-masing unit kerja Eselon I Ditjen Perhubungan Laut dan Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan pada Tahun Anggaran 2021 antara lain diprioritaskan dari hasil kunjungan kerja dan masukan serta usulan Komisi V DPR RI dalam rangkaian Rapat RAPBN Tahun Anggaran 2021.

3. Komisi V DPR RI mendesak Ditjen Perhubungan Laut dan Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan untuk mempercepat penyelesaian pelabuhan dan bandara yang sementara dibangun serta memprioritaskan berfungsinya pelabuhan dan bandara, termasuk ketersediaan aksesibilitas infrastruktur jalan yang memadai. Untuk itu Komisi V DPR RI meminta Ditjen Perhubungan Laut dan Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan untuk meningkatkan koordinasi dengan Kementerian terkait. Saya mohon persetujuan Bapak Ibu Anggota Komisi V, Pak Dirjen, apakah kesimpulan tersebut di atas dapat disetujui? Setuju? Pak Dirjen?

(RAPAT: SETUJU)

Saudara-saudara yang kami hormati.

Dengan telah disepakatinya beberapa kesimpulan dan keputusan tersebut, maka rangkaian acara Rapat Dengar Pendapat pada hari ini telah kita selesaikan. Kami mohon maaf apabila ada kata-kata dan tindakan yang kurang berkenan. Sebelum rangkaian acara rapat hari ini ditutup, kami berikan kesempatan kepada saudara Dirjen Kementerian Perhubungan untuk menyampaikan sambutan penutup. Diwakili oleh siapa Pak? Pak Dirjen Laut, silakan Pak.

DIRJEN PERHUBUNGAN LAUT KEMENTERIAN PERHUBUNGAN R.I. (Ir. R. AGUS H. PURNOMO, M.M.):

Bapak Pimpinan, Bapak Ketua Komisi V yang kami hormati. Bapak Wakil Ketua, Bapak-bapak Ibu Anggota Komisi V yang kami hormati

Kami sangat berterima kasih atas dukungannya Alhamdulillah rapat ini sangat kondusif kami sampaikan terima kasih dan tadi ada diminta kita betul-

59

betul jadi mitra sejati InsyaAllah kami akan mengemban itu, kawan-kawan di daerah akan kami perintahkan untuk supaya berhubungan erat dengan Bapak-bapak Ibu sekalian, monggo dimanfaatkan apa yang kami punya resources di daerah. Kami punya banyak orang, Udara banyak orang, monggo dimanfaatkan, sehingga kita bisa betul-betul berkolaborasi sebaik- baiknya dan kami juga berterima kasih bahwa selama saya di sini kondisi apa namanya koordinasinya sangat baik. Kalau memang program tidak mungkin Bapak Ibu sekalian para Pimpinan Anggota Komisi ini bisa memahami itu kami sangat berterima kasih. Jadi InsyaAllah pada periode ini tidak terjadi lagi yang tidak bisa dimanfaatkan. Kami ingin betul-betul yang bermanfaat.

Kami kira itu Bapak Ibu sekalian, kalau ada yang tidak berkenan mohon maaf, terima kasih, tetap mohon dukungannya.

Selamat sore. Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Wa'alaikumsalam warrahmatullaahi wabarakatuh.

Demikian sambutan akhir dari Pak Dirjen, maka Rapat Dengar Pendapat pada hari ini dapat kita tutup dengan ucapan terima kasih dan Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

(RAPAT DITUTUP PUKUL 17.30 WIB)

a.n Ketua Rapat SEKRETARIS RAPAT,

TTD

NUNIK PRIHATIN B, SH. NIP. 196912021998032002