Pelindungan Hukum Terhadap Minuman Alkohol Tradisional Khas Indonesia
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Pelindungan Hukum terhadap Minuman Alkohol Tradisional Khas Indonesia Legal Protection towards Indonesian Traditional Alcoholic Beverages Cita Yustisia Serfiyani,* Iswi Hariyani,** Citi Rahmati Serfiyani*** *Fakultas Hukum Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Jalan Dukuh Kupang XXV/54, Surabaya, **Fakultas Hukum Universitas Jember, Jalan Kalimantan 37 Jember, ***Fakultas Hukum Universitas Airlangga, Jalan Airlangga 4-6 Surabaya Email: [email protected] Naskah diterima: 27 Juni 2020 Naskah direvisi: 28 September 2020 Naskah diterbitkan: 1 November 2020 Abstract Traditional alcoholic beverages have existed in Indonesian culture and society for various purposes. Its existence has been influenced by the concoction of alcoholic beverages which adversely affects the traditional alcoholic beverages’ image. These beverages are actually Intellectual Property Rights, IPR-based products of cultural heritage with indications of origin that have characteristics so that they cannot be compared to other countries’ alcoholic beverages, even though current regulations still regulate the opposite. This paper examines the legal protection of Indonesian traditional alcoholic beverages which are also adapted to their characteristics and the influence of Indonesian legal culture on these traditional alcoholic beverages. This research is a normative study with statutory, conceptual, and comparative approach method with South Korea and France as a comparison. Prudent and objective legal protection from the point of view of IPR for traditional alcoholic beverages is expected to develop positive aspects while still anticipating negative ones. This study concludes that Indonesian traditional alcoholic beverages that fulfill 3 unique characteristics can be protected as intangible cultural heritage (public property) or an indication of origin (belongs to local communities), although what is more appropriate now is an indication of origin so that the Government needs to adjust the regulatory design, especially at the national level, according to the indication of origin. Keywords: traditional alcohol beverages; cultural heritage; indication of origin Abstrak Minuman alkohol tradisional telah ada di budaya masyarakat Indonesia dengan berbagai tujuan peruntukan. Perkembangan eksistensinya dipengaruhi oleh minuman beralkohol racikan yang memberi pengaruh buruk ke citra alkohol tradisional. Minuman alkohol tradisional sesungguhnya merupakan produk berbasis kekayaan intelektual di bidang warisan budaya dan indikasi asal yang memiliki karakteristik sehingga tidak dapat disamakan dengan minuman beralkohol lainnya, meskipun regulasi yang ada saat ini masih mengatur sebaliknya. Tulisan ini meneliti mengenai pelindungan hukum minuman alkohol tradisional khas Indonesia yang disesuaikan pula dengan karakteristiknya dan pengaruh budaya hukum masyarakat Indonesia terhadap minuman alkohol tradisional tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian normatif dengan metode pendekatan perundang-undangan, pendekatan konseptual, serta pendekatan perbandingan dengan Korea Selatan dan Prancis. Pelindungan hukum yang bijak dan objektif dari sudut pandang Hak atas Kekayaan Intelektual (HKI) terhadap minuman alkohol tradisional diharapkan dapat mengembangkan aspek positif dengan tetap mengantisipasi aspek negatifnya. Penelitian ini menyimpulkan bahwa minuman alkohol tradisional khas Indonesia yang memenuhi 3 karakteristik khusus dapat dilindungi sebagai warisan budaya tak benda (milik publik) ataupun indikasi asal (milik masyarakat lokal) walaupun yang lebih tepat untuk diterapkan saat ini adalah indikasi asal sehingga Pemerintah perlu menyesuaikan perancangan regulasi di tingkat pusat sesuai indikasi asal. Kata kunci: minuman alkohol tradisional; warisan budaya; indikasi asal CITA YUSTISIA SERFIYANI, dkk.: Pelindungan Hukum terhadap Minuman Alkohol... 267 I. Pendahuluan alkohol tradisional hanya untuk kegiatan budaya Minuman alkohol tradisional telah menjadi dan agama di masyarakat adat setempat tanpa bagian dalam kehidupan sebagian masyarakat memberi peluang bagi produk minuman alkohol Indonesia di berbagai wilayah nusantara sejak tradisional untuk diproduksi guna manfaat lain dahulu kala. Minuman alkohol tradisional yang lebih luas seperti ikon pariwisata, oleh- khas Indonesia seperti arak Bali, ballo, moke, oleh dan lainnya sebagian bagian dari warisan dan lainnya secara historis tidak hanya sekedar budaya turun temurun. minuman yang mengandung kadar alkohol Peristiwa hukum yang terjadi di masyarakat tertentu namun memiliki peran serta nilai seringkali masih terjadi ketidaksinkronan (value) dalam kehidupan masyarakat adat antara regulasi, masyarakat dan aparat penegak sejak dahulu kala mulai dari ritual keagamaan, hukum dalam penegakan hukum. Tujuan ritual adat istiadat, dan simbol dalam hukum hanya dapat dicapai dengan pelaksanaan kegiatan kehidupan sehari-hari. Minuman ini aturan hukum yang sejalan dengan tujuan dipergunakan sebagaimana mestinya dengan hukum tersebut. Tujuan hukum terkandung pembatasan-pembatasan oleh masyarakat adat dalam aturan hukum tertulis, namun bukan yang bersangkutan. berarti tujuan hukum yang tidak dituangkan Dalam perkembangannya, hadir pula dalam aturan hukum tertulis seperti ketertiban produk minuman alkohol impor yang masuk umum, keadilan, kepastian hukum dan asas- ke Indonesia dan mendominasi pasar alkohol asas hukum lain menjadi tidak sama pentingnya. saat ini serta beredar pula minuman alkohol Aturan hukum yang bertentangan dengan racikan atau oplosan yang berbahaya namun penegakan hukum dan penindakan hukum dijual bebas secara ilegal. Kehadiran minuman terhadap semua jenis minuman beralkohol alkohol jenis ini melonggarkan pembatasan termasuk minuman alkohol tradisional khas konsumsi minuman alkohol di Indonesia Indonesia dapat menimbulkan permasalahan dan mempengaruhi citra minuman alkohol hukum. tradisional yang sudah lebih dulu hadir di Mengkaji mengenai minuman alkohol budaya masyarakat Indonesia sejak ratusan tradisional merupakan isu sensitif dan cenderung bahkan ribuan tahun lalu. kontroversial mengingat minuman beralkohol, Upaya pemerintah dalam mengatur dan terlepas tradisional ataupun non tradisional, membatasi peredaran minuman beralkohol termasuk ke dalam kategori produk haram melalui dasar hukum yang ada saat ini di dimana Indonesia merupakan negara dengan antaranya Peraturan Menteri Perdagangan mayoritas penduduk muslim. Padahal, penilaian Nomor 6 Tahun 2015 tentang Perubahan seseorang terhadap minuman alkohol tradisional Kedua Atas Peraturan Menteri Perdagangan sesungguhnya tergantung dari sudut pandang Nomor 20 Tahun 2014 tentang Pengendalian yang dipilih. Apabila kajian hukum dilakukan dan Pengawasan Terhadap Pengadaan, dari sudut pandang ilmu hukum pelindungan Peredaran dan Penjualan Minuman Beralkohol konsumen misalnya, maka peredaran alkohol (Permendag No. 6/2015) serta Peraturan tradisional diperbolehkan untuk memenuhi Presiden No. 74 Tahun 2013 tentang kebutuhan konsumen non muslim, kecuali Pengendalian dan Pengawasan Minuman untuk produk alkohol tradisional yang belum Beralkohol (Peraturan Presiden No. 74/2013) memiliki legalitas. Begitu pula saat kajian yang masih tampak menyamaratakan perlakuan hukum dilakukan dari sudut pandang ilmu antara minuman alkohol impor, racikan dan hukum Islam jelas alkohol tradisional tergolong tradisional. Pelarangan ini akan diperkuat pula produk haram bagi umat muslim. Kajian akan dengan dirumuskannya Rancangan Undang- menjadi berbeda apabila ditinjau dari sudut Undang (RUU) tentang Larangan Minuman pandang budaya hukum dan Hak atas Kekayaan Beralkohol yang memosisikan pemanfaatan Intelektual (HKI). Berdasarkan sudut pandang 268 NEGARA HUKUM: Vol. 11, No. 2, November 2020 HKI, minuman alkohol tradisional hendaknya sudut pandang maupun kontradiksi yang dipandang sebagai produk yang mengandung tercermin dari penyusunan dasar hukum tentang unsur HKI. Oleh sebab itu, perlu dikaji lebih minuman alkohol tradisional di Indonesia lanjut tentang eksistensi minuman alkohol yang masih tidak sejalan dengan karakteristik tradisional untuk menentukan keberadaannya minuman alkohol tradisional. Hal ini diperumit di ranah HKI. Negara-negara lain di dunia pula dengan adanya kontroversi agama dan etika seperti Korea Selatan, Jepang, Brasil, Prancis, dalam pengaruh budaya hukum masyarakat Skandinavia, China dan lain-lain tidak hanya Indonesia terhadap keberadaan minuman sekedar minuman yang berisiko buruk namun alkohol tradisional dalam konteks halal dan menganggap minuman alkohol tradisional haram suatu produk. Obyektifitas berpikir khas negara mereka sebagai produk berbasis diperlukan dalam menimbang keseimbangan HKI, baik sebagai bagian dari intangible cultural antara dampak positif dan negatif dari minuman heritage (warisan budaya tak benda) dan ada alkohol tradisional sebagai entitas yang tidak pula yang menganggapnya sebagai bagian dari dapat disamakan dengan produk minuman indikasi asal. Adapun penelitian ini akan lebih beralkohol jenis lain. fokus kepada pelindungan hukum minuman Belum ada penelitian yang secara khusus alkohol tradisional di Korea Selatan dan Prancis mengkaji pelindungan hukum terhadap sebagai perbandingan. minuman alkohol tradisional khas Indonesia Perlu ditinjau pula hubungan antara dikaitkan dengan aspek kekayaan intelektual budaya hukum masyarakat sebagai bagian dan aspek hukum lain yang bersinggungan. dari sub sistem hukum selain materi hukum Oleh sebab itu, dapat dipastikan bahwa dan struktur hukum terhadap pelestarian penelitian ini memiliki aspek kebaruan