Pelindungan Hukum Terhadap Minuman Alkohol Tradisional Khas Indonesia

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Pelindungan Hukum Terhadap Minuman Alkohol Tradisional Khas Indonesia Pelindungan Hukum terhadap Minuman Alkohol Tradisional Khas Indonesia Legal Protection towards Indonesian Traditional Alcoholic Beverages Cita Yustisia Serfiyani,* Iswi Hariyani,** Citi Rahmati Serfiyani*** *Fakultas Hukum Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Jalan Dukuh Kupang XXV/54, Surabaya, **Fakultas Hukum Universitas Jember, Jalan Kalimantan 37 Jember, ***Fakultas Hukum Universitas Airlangga, Jalan Airlangga 4-6 Surabaya Email: [email protected] Naskah diterima: 27 Juni 2020 Naskah direvisi: 28 September 2020 Naskah diterbitkan: 1 November 2020 Abstract Traditional alcoholic beverages have existed in Indonesian culture and society for various purposes. Its existence has been influenced by the concoction of alcoholic beverages which adversely affects the traditional alcoholic beverages’ image. These beverages are actually Intellectual Property Rights, IPR-based products of cultural heritage with indications of origin that have characteristics so that they cannot be compared to other countries’ alcoholic beverages, even though current regulations still regulate the opposite. This paper examines the legal protection of Indonesian traditional alcoholic beverages which are also adapted to their characteristics and the influence of Indonesian legal culture on these traditional alcoholic beverages. This research is a normative study with statutory, conceptual, and comparative approach method with South Korea and France as a comparison. Prudent and objective legal protection from the point of view of IPR for traditional alcoholic beverages is expected to develop positive aspects while still anticipating negative ones. This study concludes that Indonesian traditional alcoholic beverages that fulfill 3 unique characteristics can be protected as intangible cultural heritage (public property) or an indication of origin (belongs to local communities), although what is more appropriate now is an indication of origin so that the Government needs to adjust the regulatory design, especially at the national level, according to the indication of origin. Keywords: traditional alcohol beverages; cultural heritage; indication of origin Abstrak Minuman alkohol tradisional telah ada di budaya masyarakat Indonesia dengan berbagai tujuan peruntukan. Perkembangan eksistensinya dipengaruhi oleh minuman beralkohol racikan yang memberi pengaruh buruk ke citra alkohol tradisional. Minuman alkohol tradisional sesungguhnya merupakan produk berbasis kekayaan intelektual di bidang warisan budaya dan indikasi asal yang memiliki karakteristik sehingga tidak dapat disamakan dengan minuman beralkohol lainnya, meskipun regulasi yang ada saat ini masih mengatur sebaliknya. Tulisan ini meneliti mengenai pelindungan hukum minuman alkohol tradisional khas Indonesia yang disesuaikan pula dengan karakteristiknya dan pengaruh budaya hukum masyarakat Indonesia terhadap minuman alkohol tradisional tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian normatif dengan metode pendekatan perundang-undangan, pendekatan konseptual, serta pendekatan perbandingan dengan Korea Selatan dan Prancis. Pelindungan hukum yang bijak dan objektif dari sudut pandang Hak atas Kekayaan Intelektual (HKI) terhadap minuman alkohol tradisional diharapkan dapat mengembangkan aspek positif dengan tetap mengantisipasi aspek negatifnya. Penelitian ini menyimpulkan bahwa minuman alkohol tradisional khas Indonesia yang memenuhi 3 karakteristik khusus dapat dilindungi sebagai warisan budaya tak benda (milik publik) ataupun indikasi asal (milik masyarakat lokal) walaupun yang lebih tepat untuk diterapkan saat ini adalah indikasi asal sehingga Pemerintah perlu menyesuaikan perancangan regulasi di tingkat pusat sesuai indikasi asal. Kata kunci: minuman alkohol tradisional; warisan budaya; indikasi asal CITA YUSTISIA SERFIYANI, dkk.: Pelindungan Hukum terhadap Minuman Alkohol... 267 I. Pendahuluan alkohol tradisional hanya untuk kegiatan budaya Minuman alkohol tradisional telah menjadi dan agama di masyarakat adat setempat tanpa bagian dalam kehidupan sebagian masyarakat memberi peluang bagi produk minuman alkohol Indonesia di berbagai wilayah nusantara sejak tradisional untuk diproduksi guna manfaat lain dahulu kala. Minuman alkohol tradisional yang lebih luas seperti ikon pariwisata, oleh- khas Indonesia seperti arak Bali, ballo, moke, oleh dan lainnya sebagian bagian dari warisan dan lainnya secara historis tidak hanya sekedar budaya turun temurun. minuman yang mengandung kadar alkohol Peristiwa hukum yang terjadi di masyarakat tertentu namun memiliki peran serta nilai seringkali masih terjadi ketidaksinkronan (value) dalam kehidupan masyarakat adat antara regulasi, masyarakat dan aparat penegak sejak dahulu kala mulai dari ritual keagamaan, hukum dalam penegakan hukum. Tujuan ritual adat istiadat, dan simbol dalam hukum hanya dapat dicapai dengan pelaksanaan kegiatan kehidupan sehari-hari. Minuman ini aturan hukum yang sejalan dengan tujuan dipergunakan sebagaimana mestinya dengan hukum tersebut. Tujuan hukum terkandung pembatasan-pembatasan oleh masyarakat adat dalam aturan hukum tertulis, namun bukan yang bersangkutan. berarti tujuan hukum yang tidak dituangkan Dalam perkembangannya, hadir pula dalam aturan hukum tertulis seperti ketertiban produk minuman alkohol impor yang masuk umum, keadilan, kepastian hukum dan asas- ke Indonesia dan mendominasi pasar alkohol asas hukum lain menjadi tidak sama pentingnya. saat ini serta beredar pula minuman alkohol Aturan hukum yang bertentangan dengan racikan atau oplosan yang berbahaya namun penegakan hukum dan penindakan hukum dijual bebas secara ilegal. Kehadiran minuman terhadap semua jenis minuman beralkohol alkohol jenis ini melonggarkan pembatasan termasuk minuman alkohol tradisional khas konsumsi minuman alkohol di Indonesia Indonesia dapat menimbulkan permasalahan dan mempengaruhi citra minuman alkohol hukum. tradisional yang sudah lebih dulu hadir di Mengkaji mengenai minuman alkohol budaya masyarakat Indonesia sejak ratusan tradisional merupakan isu sensitif dan cenderung bahkan ribuan tahun lalu. kontroversial mengingat minuman beralkohol, Upaya pemerintah dalam mengatur dan terlepas tradisional ataupun non tradisional, membatasi peredaran minuman beralkohol termasuk ke dalam kategori produk haram melalui dasar hukum yang ada saat ini di dimana Indonesia merupakan negara dengan antaranya Peraturan Menteri Perdagangan mayoritas penduduk muslim. Padahal, penilaian Nomor 6 Tahun 2015 tentang Perubahan seseorang terhadap minuman alkohol tradisional Kedua Atas Peraturan Menteri Perdagangan sesungguhnya tergantung dari sudut pandang Nomor 20 Tahun 2014 tentang Pengendalian yang dipilih. Apabila kajian hukum dilakukan dan Pengawasan Terhadap Pengadaan, dari sudut pandang ilmu hukum pelindungan Peredaran dan Penjualan Minuman Beralkohol konsumen misalnya, maka peredaran alkohol (Permendag No. 6/2015) serta Peraturan tradisional diperbolehkan untuk memenuhi Presiden No. 74 Tahun 2013 tentang kebutuhan konsumen non muslim, kecuali Pengendalian dan Pengawasan Minuman untuk produk alkohol tradisional yang belum Beralkohol (Peraturan Presiden No. 74/2013) memiliki legalitas. Begitu pula saat kajian yang masih tampak menyamaratakan perlakuan hukum dilakukan dari sudut pandang ilmu antara minuman alkohol impor, racikan dan hukum Islam jelas alkohol tradisional tergolong tradisional. Pelarangan ini akan diperkuat pula produk haram bagi umat muslim. Kajian akan dengan dirumuskannya Rancangan Undang- menjadi berbeda apabila ditinjau dari sudut Undang (RUU) tentang Larangan Minuman pandang budaya hukum dan Hak atas Kekayaan Beralkohol yang memosisikan pemanfaatan Intelektual (HKI). Berdasarkan sudut pandang 268 NEGARA HUKUM: Vol. 11, No. 2, November 2020 HKI, minuman alkohol tradisional hendaknya sudut pandang maupun kontradiksi yang dipandang sebagai produk yang mengandung tercermin dari penyusunan dasar hukum tentang unsur HKI. Oleh sebab itu, perlu dikaji lebih minuman alkohol tradisional di Indonesia lanjut tentang eksistensi minuman alkohol yang masih tidak sejalan dengan karakteristik tradisional untuk menentukan keberadaannya minuman alkohol tradisional. Hal ini diperumit di ranah HKI. Negara-negara lain di dunia pula dengan adanya kontroversi agama dan etika seperti Korea Selatan, Jepang, Brasil, Prancis, dalam pengaruh budaya hukum masyarakat Skandinavia, China dan lain-lain tidak hanya Indonesia terhadap keberadaan minuman sekedar minuman yang berisiko buruk namun alkohol tradisional dalam konteks halal dan menganggap minuman alkohol tradisional haram suatu produk. Obyektifitas berpikir khas negara mereka sebagai produk berbasis diperlukan dalam menimbang keseimbangan HKI, baik sebagai bagian dari intangible cultural antara dampak positif dan negatif dari minuman heritage (warisan budaya tak benda) dan ada alkohol tradisional sebagai entitas yang tidak pula yang menganggapnya sebagai bagian dari dapat disamakan dengan produk minuman indikasi asal. Adapun penelitian ini akan lebih beralkohol jenis lain. fokus kepada pelindungan hukum minuman Belum ada penelitian yang secara khusus alkohol tradisional di Korea Selatan dan Prancis mengkaji pelindungan hukum terhadap sebagai perbandingan. minuman alkohol tradisional khas Indonesia Perlu ditinjau pula hubungan antara dikaitkan dengan aspek kekayaan intelektual budaya hukum masyarakat sebagai bagian dan aspek hukum lain yang bersinggungan. dari sub sistem hukum selain materi hukum Oleh sebab itu, dapat dipastikan bahwa dan struktur hukum terhadap pelestarian penelitian ini memiliki aspek kebaruan
Recommended publications
  • Kaae, Leonard Kuuleinamoku, July 19, 2012 Leonard Kuuleinamoku Kaae, 84, of Honolulu, a Retired Hawaiian Tug & Barge Seaman and an Army Veteran, Died
    Kaae, Leonard Kuuleinamoku, July 19, 2012 Leonard Kuuleinamoku Kaae, 84, of Honolulu, a retired Hawaiian Tug & Barge seaman and an Army veteran, died. He was born in Honolulu. He is survived by wife Ruth H. and sisters Ethel Hardley and Rose Giltner. Private services. [Honolulu Star-Advertiser 11 August 2012] Kaahanui, Agnes Lily Kahihiulaokalani, 77, of Honolulu, Hawaii, passed away June 14, 2012 at Kuakini Medical Center. Born July 10, 1934 in Honolulu, Hawaii. She was retired Maintenance Housekeeping Personel at Iolani Palace. She is survived by sons, Clifford Kalani (Marylyn) Kaahanui, Clyde Haumea Kaahanui, Cyrus Kamea Aloha Kaahanui, Hiromi (Jeanette) Fukuzawa; daughters, Katherine Ku’ulei Kaahanui, Kathleen Kuuipo (Arthur) Sing, Karen Kehaulani Kaahanui; 14 grandchildren; 10 great-grandchildren; sister, Rebecca Leimomi Naha. Visitation 10:00 a.m. Thursday (7/19) at Mililani Downtown Mortuary, Funeral Service 11:00 a.m., Burial 2:00 p.m. at Hawaiian Memorial Park Cemetery. Casual Attire. Flowers Welcome. [Honolulu Star-Advertiser 17 July 2012] Kaahanui, Agnes Lily Kahihiulaokalani, June 14, 2012 Agnes Lily Kahihiulaokalani Kaahanui, 77, of Honolulu, a retired Iolani Palace maintenance housekeeping worker, died in Kuakini Medical Center. She was born in Honolulu. She is survived by sons Clifford K., Clyde H. and Cyrus K. Kaahanui, and Hiromi Fukuzawa; daughters Katherine K. and Karen K. Kaahanui, and Kathleen K. Sing; sister Rebecca L. Naha; 14 grandchildren; and 10 great- grandchildren. Visitation: 10 a.m. Thursday at Mililani Downtown Mortuary. Services: 11 a.m. Burial: 2 p.m. at Hawaiian Memorial Park. Casual attire. Flowers welcome. [Honolulu Star- Advertiser 17 July 2012] Kaahanui, Carolyn Luana, July 21, 2012 Carolyn Luana Kaahanui, 59, of Kahului, a Makena Surf housekeeping department employee, died in Maui Memorial Medical Center.
    [Show full text]
  • An Amerind Etymological Dictionary
    An Amerind Etymological Dictionary c 2007 by Merritt Ruhlen ! Printed in the United States of America Library of Congress Cataloging-in-Publication Data Greenberg, Joseph H. Ruhlen, Merritt An Amerind Etymological Dictionary Bibliography: p. Includes indexes. 1. Amerind Languages—Etymology—Classification. I. Title. P000.G0 2007 000!.012 00-00000 ISBN 0-0000-0000-0 (alk. paper) This book is dedicated to the Amerind people, the first Americans Preface The present volume is a revison, extension, and refinement of the ev- idence for the Amerind linguistic family that was initially offered in Greenberg (1987). This revision entails (1) the correction of a num- ber of forms, and the elimination of others, on the basis of criticism by specialists in various Amerind languages; (2) the consolidation of certain Amerind subgroup etymologies (given in Greenberg 1987) into Amerind etymologies; (3) the addition of many reconstructions from different levels of Amerind, based on a comprehensive database of all known reconstructions for Amerind subfamilies; and, finally, (4) the addition of a number of new Amerind etymologies presented here for the first time. I believe the present work represents an advance over the original, but it is at the same time simply one step forward on a project that will never be finished. M. R. September 2007 Contents Introduction 1 Dictionary 11 Maps 272 Classification of Amerind Languages 274 References 283 Semantic Index 296 Introduction This volume presents the lexical and grammatical evidence that defines the Amerind linguistic family. The evidence is presented in terms of 913 etymolo- gies, arranged alphabetically according to the English gloss.
    [Show full text]
  • Cover Skripsi
    RITUAL ETU MASYARAKAT KAMPUNG OLAEWA FLORES 1978 – 1981 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Program Studi Ilmu Sejarah Disusun Oleh Kriwirinus Yosida Kalvaristo 024314021 PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007 i ii iii Persembahan Skripsi Ini Saya Persembahkan Buat: Tuhanku Yesus Kristus, yang sangat baik dan penuh kesetiaan yang tinggi terhadap saya. Karena kasihnya dan kebesaran kuasanyalah saya bisa menyelesaikan Skripsi. Banyak halangan, rintangan yang mencoba menerjang saya, tak kuasa saya menahan derita ini, namun karena kepasrahan yang saya serahkan kepadanya dan atas doa darinya yang memberikan kesabaran bagi saya, halangan, rintangan yang mencoba menerjang saya luntur berkat kekuatan Tuhanku Yesus Kristus. Thanks Tuhan.... Kedua orang tuaku: Hyasintus. Proklamasi Maxi Ebutho dan Yohanna Fransiska Sarjumiyati yang selalu memberikan doanya, mengajarkan bagaimana pentingnya hidup, bagaimana memberikan cinta kasih, dan bagaimana hidup dengan kesederhanaan, bagaimana menahan rasa gengsi yang tinggi. Terimakasih, I Love You Papa, I Love You Mama. Adikku Yohanes Baptista yang sangat jenius. Makasih ya dek atas segala nasehat, doamu, kesabaranmu. Tanpa kamu saya tidak akan bisa seperti sekarang ini. My Sweet Girls ”Maria Magdalena Wijayanti/White Pig” yang selalu setia menungguku dan sabar membimbingku, kemarahanmu adalah kekuatanku, kasihmu adalah surgaku, kesabaranmu adalah cahaya hidup bagiku. Bapak, Ibuku di Wonosobo yang selalu menasehatiku layaknya orang tuaku sendiri, terimakasih atas semuanya. Almamater saya yang saya cintai, kebanggaan yang takkan pernah saya lupakan sampai kapanpun: Fakultas Sastra Program Studi Ilmu Sejarah Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. THANKS YOU ALL iv MOTTO: ”Takkan Ada Yang Tak Mungkin BisaJika Kita Bisa Berkata Bisa” v Pernyataan Keaslian Karya Skripsi ini merupakan karya sendiri dan belum pernah saya ajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan di perguruan tinggi.
    [Show full text]
  • Wayfinder Itinerary
    E KOMO MAI O'AHU Wayfinder Itinerary TheHawaiiVacationGuide.com Wayfinder Itinerary Turtle Bay Haleiwa Windward (wet side) Pearl Harbor Kailua Ko Olina Honolulu Leeward Waikiki (dry side) TABLE OF CONTENTS Introduction COVID Testing Program: Step-By-Step Video O'ahu in a Nutshell: Video Guide Excursion Days 1. Waikiki Beach 2. Waikiki Adventure 3. Windward Waimanalo 4. Windward Kailua 5. North Shore Country Living 6. Honolulu Seeing the City 7. Leeward Ko Olina Quick Hits Favorite Tours Snorkel Guide TheHawaiiVacationGuide.com Wayfinder Itinerary Aloha! Thank you so much for purchasing our itinerary and entrusting us to help make your vacation the absolute best it can be. We are so excited to share our favorite spots with you. We designed this itinerary to be a grab-and-go type guide. That is, we don’t expect you to do all seven of these excursion days in a row. That would be exhausting. Instead, we hope that if you want to venture out and explore an area one day, our excursion days can help you do just that, without wasting precious time researching. For example, say you really want to see all that the north shore offers. Flip to our North Shore Country Living excursion and follow the guide. We’ve mapped out your day to make the most of your time, get in the best sights, and make sure you’re not backtracking all over the place. Don’t feel like doing a full-day itinerary but you want to know what is the best restaurant/beach/tour in your area? This is where our Quick Hits section comes in.
    [Show full text]
  • Rhyming Dictionary
    Merriam-Webster's Rhyming Dictionary Merriam-Webster, Incorporated Springfield, Massachusetts A GENUINE MERRIAM-WEBSTER The name Webster alone is no guarantee of excellence. It is used by a number of publishers and may serve mainly to mislead an unwary buyer. Merriam-Webster™ is the name you should look for when you consider the purchase of dictionaries or other fine reference books. It carries the reputation of a company that has been publishing since 1831 and is your assurance of quality and authority. Copyright © 2002 by Merriam-Webster, Incorporated Library of Congress Cataloging-in-Publication Data Merriam-Webster's rhyming dictionary, p. cm. ISBN 0-87779-632-7 1. English language-Rhyme-Dictionaries. I. Title: Rhyming dictionary. II. Merriam-Webster, Inc. PE1519 .M47 2002 423'.l-dc21 2001052192 All rights reserved. No part of this book covered by the copyrights hereon may be reproduced or copied in any form or by any means—graphic, electronic, or mechanical, including photocopying, taping, or information storage and retrieval systems—without written permission of the publisher. Printed and bound in the United States of America 234RRD/H05040302 Explanatory Notes MERRIAM-WEBSTER's RHYMING DICTIONARY is a listing of words grouped according to the way they rhyme. The words are drawn from Merriam- Webster's Collegiate Dictionary. Though many uncommon words can be found here, many highly technical or obscure words have been omitted, as have words whose only meanings are vulgar or offensive. Rhyming sound Words in this book are gathered into entries on the basis of their rhyming sound. The rhyming sound is the last part of the word, from the vowel sound in the last stressed syllable to the end of the word.
    [Show full text]
  • Bab Ii Landasan Teori
    BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Kuliner Kuliner merupakan sebuah hobi campuran yang biasa disebut dengan wisata kuliner yang tujuannya untuk makan dan berjalan-jalan (wisata, berpergian). Namun, biasanya kata kuliner lenig memacu kepada makanannya dibandingkan dengan jalan- jalan. Kata kuliner berasal dari bahasa Inggris, yaitu culinary yang berarti “urusan masak memasak”. Kata kuliner tersebut menjadi luas di Indonesia karena adanya media masa dan televisi. Berdasarkan pengertian tersebut, bagi anda yang memiliki hobi jalan-jalan dan makan sangat cocok untuk melakukan kegiatan kuliner ini. Karena mencari hal yang baru sama seperti belajar, dan kuliner juga memiliki arti sebagai mencari hal yang baru dalam bidang makanan dan berpergian. 2.1.1 Definisi Kuliner Kuliner adalah suatu bagian hidup yang erat kaitannya dengan konsumsi makanan sehari-hari karena setiap orang memerlukan makanan yang sangat dibutuhkan sehari-hari. Mulai dari makanan yang sederhana hingga makanan yang berkelas tinggi dan mewah. Semua itu, membutuhkan pengolahan yang serba berkualitas dan bergizi. Sebenarnya kuliner merupakan bagian/sub daripada esensi gastronomi. Sementara istilah kuliner itu sendiri adalah masakan atau dalam bahasa dapur mempunyai sinonim/arti yang sama dengan istilah cuisine . Secara harafiah, kuliner adalah kata yang biasa digunakan untuk merujuk pada sesuatu yang berhubungan dengan memasak atau profesi kuliner. Profesi kuliner sendiri dapat diartikan profesi untuk memasak atau mempersiapkan produk makanan, seperti chef, management restaurant , ahli penata diet, ahli gizi dan sebagainya. Produk makanan merupakan hasil proses pengolahan bahan mentah menjadi makanan siap dihidangkan melalui kegiatan memasak. 7 8 2.1.2 Definisi Wisata Kuliner Berikut adalah definisi dari Wisata Kuliner : • Wisata kuliner adalah tempat yang dimana menyediakan berbagai fasilitas pelayanan dan aktivitas kuliner yang terpadu untuk memenuhi kebutuhan wisatawan yang dibangun untuk rekreasi, relaksasi, pendidikan dan kesehatan.
    [Show full text]
  • The Johns News
    THE JOHNS ^ NEWS.V 3 VoLrMK X.—No. 28 . ST. JOHNS, MICHIGAN, THURSDAY AFTERNOON, MARCH 2, 1899 . ONE DOLLAR A YEAR of Cliatoa coaaty. N(» E.XTKKMISTS WANTED OVID TlCKBTi CHOSEN, il at Jaaha—ba ITMK raopua pai AOAXK im IEnEI)tlTIIFORa;^H»ah to yoa without A DEADLXK AHEIID. or OOOU COH« SOUNDS A WmilM; shall always bold I ia thM highaat eakeeai. tW kiad expraa- A e RAiili AMD JDOOMmtT. ■ia—of t—at aad aoaf —MMe expraaasd Tht* l^eoplo^M party* RepHbNcM CoHHty Judicial C4Niveatioa ^Icaas aa DiMI Smy§ a bare Iqr my Mlow eltoamm. where 1 hare Way Rim 7*linMRli St. la diaruiaioM the appmaebiaa raa— , bare a—iu ioahad ho—a at OvMaad will Hved aad epeat tha beat part of lav man- for the aorai —tioa of »-and Ida tee for vU>; State Exiati. Earaeat Coatest. llabt thia epriaa for —prrmaey ia villaip* Wall An«Mled. bood.* ’ froM tlK ShhUi. la— otlearN. a baaiaw uuui aaid to Tub . Tke r—iarka were ewthnaiaetipnJl.v re- .Nawa thia waUc: “The eomiac .yaar will j Movevaamat. Imat jraar tha Osht «aa Mirad, and the coav —tion adloarned be a bafd uae for tha iBcoaaaM board aa, iwaetically "wat” vsiam "dry" and the witkoat farther action. CliitoB and Gratiot Have Twelre It baM tiaaa fur the piwaaat. ttaaiMwa Whidi Oiftit to Siock tke Nonl ‘‘weta’’carried the d —. In the mean- Jadre Was Badoned CoatempiBted to be Ballt fTom Mbt- of the viUaict* will Bot iwrmitaoj further Sense of Any Comauuiity. tlme. Iiowever, both the ealouii keepers PositkNM.
    [Show full text]
  • Disclose Huge Aid Offer to North Viet WASHINGTON (AP) - North Vietnam Was Told Last Year It Might Get up to $2.5 Billion of a Potential $7.5-Bil- Lion, Five-Year U.S
    Marlboro Heavy Snow Snow ending late this after- - noksvith 4 inches or more ac- Red Bank, Freehold FINAL cuiindatlon. Partly cloudy and coEtonight and tomorrow. ' Long Branch EDItlON Monmonlh County's Outstanding Home Newspaper VOL 94 NCU52 RED BANK, N. J. FRIDAY, JANUARY 28,1972 TEN CENTS Disclose Huge Aid Offer to North Viet WASHINGTON (AP) - North Vietnam was told last year it might get up to $2.5 billion of a potential $7.5-bil- lion, five-year U.S. postwar reconstruction program for Indochina after a peace set- tlement, Nixon administration officials have disclosed. Administration strategists said also that the test still lies ahead on whether Hanoi will negotiate seriously on Presi- dent Nixon's eight-point peace offer. A current theory here is that North Vietnam and the Viet Cong, reportedly build- ing up for an offensive next month, will want to decide first whether South Vietnam can defend itself without U.S. troops and whether Nixon's offer has wide public support in the United States. Secretary of State William P. Rogers told newsmen yes- terday he was somewhat en- couraged because North Viet- namese negotiators did not re- ject Nixon's plan as it was .ibf D'-Urdl publicly presented at Pans ,:THrSM5 THE ARMY? — ^It'S^Hnfl B'S« the crowning touch at yesterday's Soul Food Mess at Ft. that morning, though they •Wlbnmouth, Is carved by. Mej&iteEggfiftt Frqnklin Pace as Spec. 4 Gloria Slater of Poughkeepsle, N.Y., piled invective on it. He said -<in<f <Spec, 5 William Davis of Harmtrorfl, Pa., serve the f Ixln's.
    [Show full text]
  • Issues Facing the Traditional Fish Products Industry in Southeast Asia
    9th JIRCAS International Symposium 2002 - 'Value-Addition to Agricultural Products', I I 5-12/ Issues facing the traditional fish products industry in Southeast Asia Yeap Soon-Eong* and Tan Sen-Min Marine Fisheries Research Department, Southeast Asian Fisheries Development Centre, 2 Perahu Road, Singapore 718915 Abstract In Southeast Asia, traditional fish products represent a significantly large part of total fish utilization and are a major source of animal protein. As a result, these products are vitally important to food security, especially con­ sidering that most of them go to marginalized sectors of the population. Traditional fish products are generally of low value and intended mainly for the domestic market, although some specialty products are of high value and other products, such as fish sauce, are also now being exported. Issues facing the industry are: obtaining a reliable supply of raw materials-particularly good-quality raw materials; a lack of infrastructure; poor processing tech­ niques; a poor knowledge base; inadequate marketing; and a lack of food safety standards. To address these issues and improve traditional fish products, it is essential that the Southeast Asian countries promote and pre­ serve the production and use of these products, strengthen research and training activities, improve their market­ ing, and ensure that they meet food safety standards. However, in an effort to improve these products, their unique nature and their cultural and social importance should not be compromised. Introduction to the Marine Fisheries These are achieved through MFRD's three core activi­ ties, namely research and development, training and Research Department extension, and information services.
    [Show full text]
  • Peraturan Bupati Ende Nomor Tahun Tentang Rencana Kerja
    PERATURAN BUPATI ENDE NOMOR TAHUN TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN ENDE TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN ENDE TAHUN 2013 B U P A T I E N D E PERATURAN BUPATI ENDE NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN ENDE TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ENDE, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional serta mewujudkan konsistensi dan sinergitas antara perencanaan dan pelaksanaan pembangunan yang diselenggarakan oleh Pemerintah dan Pemerintah Provinsi, maka dipandang perlu menyusun Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Ende Tahun 2014 sebagai dokumen perencanaan tahunan daerah yang merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Ende; b. bahwa Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Ende Tahun 2014 merupakan landasan strategi dan kebijaksanaan pembangunan di Kabupaten Ende yang harus dipedomani oleh semua Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam menentukan dan menetapkan skala prioritas perencanaan dan pelaksanaan kegiatan- kegiatan serta usaha-usaha pembangunan yang akan dilaksanakan dalam Tahun 2014 di Kabupaten Ende; c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Bupati tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2012; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II Dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3.
    [Show full text]
  • Beast & Butterflies Menu
    T O S T A R T CRISPY SPINACH 10 TRUFFLE CRISPY 12 dusted with garlic powder FISH SKIN & POTATO CHIPS dusted with black truffle powder BONELESS WINGS 12 SALTED EGG YOLK 12 chicken wings marinated with 3pcs POPCORN CHICKEN 5-spice oyster sauce chicken bites coated with salted egg yolk CRAB PATTIES 14 SATAY 17 infused with lemongrass and thai tom yum meat skewer served with condiments and 6pcs pineapple peanut gravy choice of chicken / beef / mixed DUCK CRISPIES 18 TRUFFLE CHEESE FRIES 15 deep-fried duck rillette wantons with pickled potato fries with white truffle oil and cucumber sprinkles of parmesan cheese SPAM FRIES 13 FRENCH FRIES 8 luncheon meat fries with 2 choices of served with 2 choices of dips dips choice of dips : bacon and cheese wasabi and seaweed mala truffle garlic black pepper basil cheese additional dip @ 1.50 T O S T A R T SALMON AND ALASKAN 28 ROASTED DUCK 8 CRAB SALAD CHAWANMUSHI baby spinach and romaine lettuce with fresh steamed egg with roasted duck meat, topped salmon, ikura, alaskan crab, avocado, shredded with ikura and spring onion nori and kani miso dressing B&B SALAD 12 CRUNCHY GREENS 14 mesclun salad with cherry tomatoes and icy plant with wasabi dressing and sides of marinated black olives sesame miso dutch cucumber choice of wasabi and citrus dressing / balsamic dressing CAESAR SALAD 12 PUMPKIN PUREE SOUP 14 romaine lettuce with bacon bits, parmesan cheese, infused with lemongrass, drizzle with vibrant garlic croutons and caesar anchovies dressing parsley and young onion oil add on grilled chicken / smoked
    [Show full text]
  • The Oxford Democrat: Vol. 62, No. 1
    The Oxford Democrat. NUMBER 1. VOLUME 62. PARIS, MAINE, TUESDAY. JANUARY 1. 1895. "In tho Next day we went down to Marsh· Does your plan contemplate the re- VΚι Κ A STEARNS. began to run up to sixteen per ilay, morning?" "How far is it from Starby to the >Κ. they minster. Francis staid BILL tirement of the greenbacks'?" AMONG THE FARMERS. and during the mouth of December they "Να An hour after I left him. iun?" Dy permission fHE CURRENCY π Fen sum thus: at bedroom door " with mo at Aunt Jane's house, and "Gradually. I up my plan Attorneys À Counselors, have steadfastly held to an average of 8rrent knocked my "About 11 miles. Of." t can U me come I nming that he was in trouble the two IN CENTER3 L· tin· bunks issue ell tin y make MAINE. slxteeu aud a fraction per day. This aud asked to down. 1 frurn tho Fen inn to Marehmin- INTEREST CONGRESS SoKWAT. INN "And in THE LONE «aw that it ConmtH>A<l«Bur u· * over one-half egg per for each hie voice he watt «ο fill Indies made much of him. Wo profitable provided thoroughly S Saatre· pnvtii »*rtcultur*l topic* day pullet, guessed by afraid, iter?" UPON THE FINANCIAL QUESTION. M Beam·. Vwwl 1» > i>iuu>mi!« Alli>n· In heat hi the bo no far auto- H *uUctle>l Vl.lrv-# >li a record that I* very hard to by dressed and came down " lue inspector of polioe, who wae a ■ecured and phui ΗΚϋΙΙ I».
    [Show full text]