Politik Peng Pendidikan Ting Politik Penguatan Institusi

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Politik Peng Pendidikan Ting Politik Penguatan Institusi POLITIK PENGUATAN INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI ISLAM INDONESIA (Telaah Historis Transformasi FA-UII Ke PTAIN Era Menteri Agama K.H. A. Wahid Hasyim) Darul Abror STAIAI As-Shiddiqiyah Lempuing Jaya OKI Sumsel E-mail: [email protected] Abstract the regime, in ways thatt arear more adaptive and This study aims to devevelop scientific prioritize stability and inteinterests all groups by treasures on the focus of educacational political reflecting competitive, comompromise, cooperative studies that are not yet familiariliar in Indonesia, and tassammuh and tawassusuth processes to reduce especially regarding the politics of strengthening conflict between groups withith the aim of obtaining Islamic education institutions Era of the Minister of alternative solutions. Religion K.H.A. Wahid Hasyim IndIndonesia that has never been studied by anyone,e, so this study Keywords: Politics, Islamamic Higher Education, becomes important to study. ThThis study uses "Interest Groups Theory" whichich has been K.H.A. Wahid Hasyim. incorporated in The Politics of Education Association (PEA) as an analysis knknife so that it is Abstrak relevant to the context of the ddiscussion. The Penelitian ini bertujuan untuk method in this study uses the quaualitative method mengembangkan khazanahah ilmiah pada fokus "Library Research" with an educacational political kajian politik pendidikan yayang belum familier di approach with historical style.le. Whereas in Indonesia khususnya tentantang Politik penguatan collecting data obtained do documumentation study institusi pendidikan tingi Islaslam Era Menteri Agama and interview, and data analysis tectechnique used by K.H.A. Wahid Hasyim InIndonesia yang belum qualitative circular analysis technique by pernah ditelitioleh siapapunpun,sehingga kajian ini describing, classifying and combininining. In this study menjadi penting untuk dditeliti. Penelitian ini there were two important findindings. First, the menggunakan “Interest GrGroups Theory” yang emergence of a program of strengthngthening Islamic sudah tergabung dalam Thehe Politics of Education higher education institutions in IndIndonesia on the Association (PEA) sebagaagai pisau analisisnya basis of the construction of internarnal and external sehingga relevan dengan konteks factors was the existence of the "B"Balance Motive" pembahasan.Metode dalamlam penelitian ini praxis by using a rational and spirspiritual approach menggunakan metode kualitatif “Library which was emphasized in the concecept and practice, Reseach”dengan pendekatantan politik pendidikan namely the balance between scienience and piety, dengan corak historisris.Sedangkan dalam between logic and morality, betweeeen religious and pengumpulan data diperoeroleh melakukanstudi public education, both must complemlement each other dokumentasi dan wawancarcara, dan teknik analisa which is confirmed through the politiclitical program of data yang digunakan dendengan teknik analisis his institutional notion which is to establish a kualitatif melingkar ddengan memerikan, "complete Islamic University andd library" which menggolongkan dan mmenggabungkan.Dalam makes PTAIN a modern embryoo of civilization penelitian ini teradapatt ddua temuan penting, under the control of the Ministrytry Religion. The Pertama, munculnya progragram penguatan institusi second finding, in practice, is the inteinteraction pattern pendidikan tinggi Islam di Indonesia atas dasar used by the era of the Minister off RReligion of K.H. konstruksi faktor internal dadan eksternalnya adalah A. Wahid Hasyim in the processs oof strengthening adanya praksis “Motiftif Imbang” dengan Islamic higher education institutionsns in Indonesia is menggunakan pendekatan rasrasional dengan spiritual an interaction pattern of "A"Accommodative yang ditegaskan dalam kokonsep dan praksisnya, Compromistic Associative", namelyely the pattern of yakni adanya keseimbabangan antara ilmu interaction that has an indicationtion of "balanced" pengetahuan dan taqwa, antantara logika dan akhlak, synthesis with secular groups, evenven training with antara pendidikan agama ddan umum, keduanya harus saling melengkapi yang diteitegaskan melalui pemangku kebijakan pendndidikan Islam, yakni program politik gagasan institusiotusionalnya yakni “Kementerian Agama”. mendirikan “Universitas Islam lelengkap beserta Di era Menteri AgamaAg K.H. A. Wahid perpustkaannya” yang nondikotomtomik, sehingga Hasyim memang memilikiki realitas sejarah yang menjadikan PTAIN sebagai embmbrio peradaban modern di bawah kontrol Kemenenterian Agama. jauh dijangkau oleh kaum ataua masyarakat awam Temuan kedua, pada praksisnya,a, pola interaksi pada umumnya.Permasalahahan yang mendasar di yang digunakan era Menteri Agamaa K.H. A. Wahid eranya adalah pada masa penjajahanpen Belanda yang Hasyim dalam proses penguguatan institusi memperkuat basis kolonianialsiasi sosial, politik pendidikan tinggi Islam di Indonesnesia adalah pola maupun ideologisnya.Salahlah satu peninggalan interaksi “Asosiatif Akomodatif sejarah yang paling bernernilai negatif adalah Kompromistis”yakni polainteraksisi yang memiliki peninggalan “Dikotomi ilmumu pengetahuan” antara indikasi sintesis “imbang” denengan golongan sekuler, bahkan bergaining denganan rezim, dengan pengetahuan Islam denganan pengetahuan umum. cara yang lebih adaptif serta mmemprioritaskan Praksis dikotomi ilmu pengengetahuan di Indonesia stabilitas dan kepentingan semua gogolongan dengan sengaja didesain oleh keloelompok “Barat” untuk refleksi proses yangkompetitif,titif, kompromistis, memperkuat basis ideologis yang kooperatif, dantassammuhsertatawtawassuth untuk berkesinambungan sehinggaga memiliki implikasi mengurangi konflikantar groupss dengan tujuan negatif terhadap persatuan babangsa, dengan harapan mendapatkan solusi alternatif. adanya sekulerisasi sosio-id-ideologis melalui jalur Kata Kunci: Politik, Pendidikanan Tinggi Islam, “pendidikan”, khususnya padpada institusi pen didikan K.H.A. Wahid Hasyim. Islam di Indonesia, sehinggaga keberpihakan “Barat” lebih kental dan berpengaruhuh secara kontinyu. Pendidikan Islam di Indodonesia era orde Hal di atas dapatpat dilihat dari politik lama mengalami suatu prosesses politik dan penjajah Belanda pada wakaktu itu, usaha yang pendidikan dengan kompleksitass ddinamika yang dilakukan penjajah dengan ddua hal, yakni kedalam berimplikasi positif maupun negatiftif. Positifnya hal dan keluar, kedalam dengngan cara menghalangi itu menjadi spirit bagi bangsa untuktuk lebih asosiatif pikiran-pikiran modern ddalam Islam dengan dengan jiwa nasionalismenya, ddemikian pula mempertahankan yang kolot-lot-kolot, kemudian yang dengan halnegatifnya, adanyaya signifikansi keluar dengan mengenalkanan dunia terpelajar akan diskriminasi pendidikan pada tujutujuan dan esensi gambaran jelek pada Islam,, sehinggas enggan untuk pendidikan oleh penjajah Belanda.Haa.Hal ini tentunya ke Islam, dengan kata lainn penjajahanp tidak hanya dapat dipahami secara kompleksks dengan multi dengan cara lahiriyah, melainlainkan dengan batiniyah, faktornya dalam fakta-fakta hishistoris.Sehingga maka penjajahan kebudayaaaan adalah yang paling perkembangan pendidikan Islam bisa dikatakan penting, hal ini sesuai dengangan yang diutarakan oleh terhambat sekaligus tertantang dalamlam penguatannya ahli pikir penjajah, C. Snououck Hurgronje, dengan khususnya dalam aspek pendidikaikan di pesantren tegas bahwa “memasukkann pendidikanp barat pada lebih-lebih di perguruan tinggii Islamnya. Di rakyat, nanti dengan sendiriirinya ia akan menjauhi pesantren, para Kyai sebelumlumnya memang pendidikannya yang dulu,lu, artinya pendidikan mengkhawatirkan pendidikan mododel Eropa yang Islam,“makin lama mamakin jauh dengan lebih menekankan pengembangan rarasionalitas ilmu Islam”.(Atjeh, 930-931). pengetahuan dan sikap duniawi yanyang dinilai dapat Sesuai historis di atas, terdapat dua melunturkan budi luhur bangsa Indodonesia, sehingga point dasar bagi penelitneliti dengan mencoba mereka memperkuat terlebih ddahulu tradisi merenung dan deep analislisys nilai-nilai historis pendidikan pesantren dalam rangkaka menjaga budi yang perlu dijelaskan dalamda sudut pandang luhur bangsa. (Dhofier, 2011,1, 168).Dengan yang lebih signifikan,n, yakni fokus pada demikian, besarnya harapan umamat Islam untuk memperoleh pendidikan yang nonon-diskriminatif penguatan institusi pendidindidikan tinggi Islam di nilai-nilai dengan menjaga etika kkemanusiaannya Indonesia era Menteri AgAgama K.H.A Wahid yang tentunya harapan itu tercurcurahkan kepada Hasyim. Maka setidaknyanya ada tiga peristiwa yang melatar belakangi kondisi sosio-politik tampaknya memiliki kekeinginan menjadikan yang relevan pada penelitiann inini, khususnya alumninya sebagai pelanjutt ajarana Hindu dan ajaran atas implikasi negatif kolonialisakolonialisasilisasi pendidikan Budha, sehingga menggugaugah hati K.H. Wahid yang “Dikotomik” di IndoneIndonesia.ndonesia. Pertama, Hasyim untuk mendirikan PPerguruan Tinggi Islam Negeri.(Suryanegara, Ahmadad Mansur, 2016, 288). Adanya spirit yang tinggi dadari golongan Peneliti lebih memahami maknam filosofisnya dari nasionalis sekuler dalam prosprosesoses penguatan rengkarnasi sebagai prosesms menghidupkan kembali paradigma dan kemajuan bangsbangsangsa yang lebih unsur-unsur kejayaan sepeeperti era sebelumnya dikotomik atau yang lebih tepatt dedengan bahasa sehingga statment tersebutt di anggap lebih berpihak sekuler model Barat yang bebelum relevan pada model kemajuan Hindu-du-Budha atau lebih tepat paradigmanya dengan identitass kkeislaman dan menjauh dari nilai-nilai
Recommended publications
  • Action Research from Concept to Practice : a Study of Action Research Applications Within Indonesian Community Education and Development Programs
    University of Massachusetts Amherst ScholarWorks@UMass Amherst Doctoral Dissertations 1896 - February 2014 1-1-1989 Action research from concept to practice : a study of action research applications within Indonesian community education and development programs. Douglas Russell Dilts University of Massachusetts Amherst Follow this and additional works at: https://scholarworks.umass.edu/dissertations_1 Recommended Citation Dilts, Douglas Russell, "Action research from concept to practice : a study of action research applications within Indonesian community education and development programs." (1989). Doctoral Dissertations 1896 - February 2014. 2060. https://scholarworks.umass.edu/dissertations_1/2060 This Open Access Dissertation is brought to you for free and open access by ScholarWorks@UMass Amherst. It has been accepted for inclusion in Doctoral Dissertations 1896 - February 2014 by an authorized administrator of ScholarWorks@UMass Amherst. For more information, please contact [email protected]. ACTION RESEARCH FROM CONCEPT TO PRACTICE; A STUDY OF ACTION RESEARCH APPLICATIONS WITHIN INDONESIAN COMMUNITY EDUCATION AND DEVELOPMENT PROGRAMS A Dissertation Presented by DOUGLAS RUSSELL DILTS Submitted to the Graduate School of the University of Massachusetts in partial fulfillment of the requirements for the degree of DOCTOR OF EDUCATION September, 1989 School of Education Copyright by Douglas Russell Dilts 1989 All Rights Reserved ACTION RESEARCH FROM CONCEPT TO PRACTICE: A StUDY OF ACTION RESEARCH APPLICATIONS WITHIN INDONESIAN COMMUNITY EDUCATION AND DEVELOPMENT PROGRAMS A Dissertation Presented by DOUGLAS RUSSELL DILTS Approved as to style and content by: David Kinsey, " Member Alfred Hudson, Member Marian Haring-Hidore Dean, School of Education ACKNOWLEDGMENTS This dissertation grew out of over five years of experience with actual programs and people in a variety of settings in Indonesia.
    [Show full text]
  • Action Research from Concept to Practice : a Study of Action Research Applications Within Indonesian Community Education and Development Programs
    University of Massachusetts Amherst ScholarWorks@UMass Amherst Doctoral Dissertations 1896 - February 2014 1-1-1989 Action research from concept to practice : a study of action research applications within Indonesian community education and development programs. Douglas Russell Dilts University of Massachusetts Amherst Follow this and additional works at: https://scholarworks.umass.edu/dissertations_1 Recommended Citation Dilts, Douglas Russell, "Action research from concept to practice : a study of action research applications within Indonesian community education and development programs." (1989). Doctoral Dissertations 1896 - February 2014. 2060. https://scholarworks.umass.edu/dissertations_1/2060 This Open Access Dissertation is brought to you for free and open access by ScholarWorks@UMass Amherst. It has been accepted for inclusion in Doctoral Dissertations 1896 - February 2014 by an authorized administrator of ScholarWorks@UMass Amherst. For more information, please contact [email protected]. ACTION RESEARCH FROM CONCEPT TO PRACTICE; A STUDY OF ACTION RESEARCH APPLICATIONS WITHIN INDONESIAN COMMUNITY EDUCATION AND DEVELOPMENT PROGRAMS A Dissertation Presented by DOUGLAS RUSSELL DILTS Submitted to the Graduate School of the University of Massachusetts in partial fulfillment of the requirements for the degree of DOCTOR OF EDUCATION September, 1989 School of Education Copyright by Douglas Russell Dilts 1989 All Rights Reserved ACTION RESEARCH FROM CONCEPT TO PRACTICE: A StUDY OF ACTION RESEARCH APPLICATIONS WITHIN INDONESIAN COMMUNITY EDUCATION AND DEVELOPMENT PROGRAMS A Dissertation Presented by DOUGLAS RUSSELL DILTS Approved as to style and content by: David Kinsey, " Member Alfred Hudson, Member Marian Haring-Hidore Dean, School of Education ACKNOWLEDGMENTS This dissertation grew out of over five years of experience with actual programs and people in a variety of settings in Indonesia.
    [Show full text]
  • Political Orientation of Nahdatul Ulama After Muhtamar IX
    Advances in Social Science, Education and Humanities Research, volume 226 1st International Conference on Social Sciences (ICSS 2018) Political Orientation of Nahdatul Ulama After Muhtamar IX 1st Eko Satriya Hermawan 2nd Rojil Nugroho Bayu Aji 3rd Riyadi History Education Department, History Education Department History Education Department, Universitas Negeri Surabaya Universitas Negeri Surabaya Universitas Negeri Surabaya Surabaya, Indonesia Surabaya, Indonesia Surabaya, Indonesia email: [email protected] email: [email protected] email: [email protected] Abstract–Nahdatul Ulama (NU) is currently the largest Muslim- traditionalist cleric, traders and landlords are the economic based community organization in Indonesia. Looking at the basis of (school) pesantren and cleric families, which can historical view, that NU used to be a political party, even winning threaten the coffers of the traditionalist cleric economy.[2] the election in Sidorajo, East Java. This study uses a The most obvious conflict, was when deciding on methodological approach of history to see the uniqueness of NU the representation of the Dutch East Indies in the Islamic in winning the election in 1955. Authentic documents and in- World Congress held in Mecca in 1926. The traditionalists, depth interviews were conducted to gain a past representation far beyond the discourse that developed in society. worried about not having the opportunity to become representatives in the activity. On that basis, Wahab Keywords— NU, Politics, and Islam Chasbullah, through the approval of Hasyim Asj'ari, invited the leading clerics from traditionalist circles to his home in Surabaya on January 31, 1926. The meeting had two aims: I. INTRODUCTION first, to ratify the creation of the Hijaz Committee which would send a delegation to the congress in Mecca .
    [Show full text]
  • Perdebatan Tentang Dasar Negara Pada Sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (Bpupk) 29 Mei—17 Juli 1945
    PERDEBATAN TENTANG DASAR NEGARA PADA SIDANG BADAN PENYELIDIK USAHA-USAHA PERSIAPAN KEMERDEKAAN (BPUPK) 29 MEI—17 JULI 1945 WIDY ROSSANI RAHAYU NPM 0702040354 FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA UNIVERSITAS INDONESIA 2008 Perdebatan dasar..., Widy Rossani Rahayu, FIB UI, 2008 1 PERDEBATAN TENTANG DASAR NEGARA PADA SIDANG BADAN PENYELIDIK USAHA-USAHA PERSIAPAN KEMERDEKAAN (BPUPK) 29 MEI–17 JULI 1945 Skripsi diajukan untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Humaniora Oleh WIDY ROSSANI RAHAYU NPM 0702040354 Program Studi Ilmu Sejarah FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA UNIVERSITAS INDONESIA 2008 Perdebatan dasar..., Widy Rossani Rahayu, FIB UI, 2008 2 KATA PENGANTAR Puji serta syukur tiada terkira penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang sungguh hanya karena rahmat dan kasih sayang-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini ditengah berbagai kendala yang dihadapi. Ucapan terima kasih dan salam takzim penulis haturkan kepada kedua orang tua, yang telah dengan sabar tetap mendukung putrinya, walaupun putrinya ini sempat melalaikan amanah yang diberikan dalam menyelesaikan masa studinya. Semoga Allah membalas dengan balasan yang jauh lebih baik. Kepada bapak Abdurrakhman M. Hum selaku pembimbing, yang tetap sabar membimbing penulis dan memberikan semangat di saat penulis mendapatkan kendala dalam penulisan. Kepada Ibu Dwi Mulyatari M. A., sebagai pembaca yang telah memberikan banyak saran untuk penulis, sehingga kekurangan-kekurangan dalam penulisan dapat diperbaiki. Kepada Ibu Siswantari M. Hum selaku koordinator skripsi dan bapak Muhammad Iskandar M. Hum selaku ketua Program Studi Sejarah yang juga telah memberikan banyak saran untuk penulisan skripsi ini. Kepada seluruh pengajar Program Studi Sejarah, penulis ucapakan terima kasih untuk bimbingan dan ilmu-ilmu yang telah diberikan. Kepada Bapak RM. A. B.
    [Show full text]
  • Indonesia's Ulama and Politics
    Indonesia's ulama and politics Martin van Bruinessen, "Indonesia's ulama and politics: caught between legitimising the status quo and searching for alternatives", Prisma — The Indonesian Indicator (Jakarta), No. 49 (1990), 52-69. Indonesia’s Ulama and Politics: Caught Between Legitimising the Status Quo And Searching for Alternatives The relationship between ulama, ‘men of Islamic learning,’ and umara, ‘holders of political power,’ has always been ambivalent. On the one hand, ulama at least in the Sunni tradition have always provided religious legitimation for the de facto power holders. On the other hand, there is also a general awareness that power corrupts and that proximity to those in power impairs the ulama’s moral authority and the integrity of their learning. There is a well-known hadith to that effect, often quoted in popular sermons: “the worst among the ulama are those who go and see the umara, while the best among the umara are those who come and see the ulama.” It has been pointed out that this hadith is actually ‘weak’ (da`if), meaning that its attribution to the Prophet is considered very dubious.[1] The fact that it is frequently quoted by ulama and popular preachers in Indonesia nevertheless indicates that the saying expresses something about which they have strong feelings. In a recent research project on the Indonesian ulama’s worldview, about half the ulama interviewed volunteered this hadith when asked what was the correct form of Islam-state relations.[2] Moral, economic and political independence (kemandirian) vis-à-vis the government is a quality that almost all respondents considered essential.
    [Show full text]
  • BAB II GENEALOGI K.H. MASJKUR A. Biografi KH. Masjkur Masjkur
    BAB II GENEALOGI K.H. MASJKUR A. Biografi KH. Masjkur Masjkur lahir di Singosari, Malang, tahun 1899 M / 1315 H. Ia dilahirkan dari pasangan Maksum dengan Maemunah. Maksum adalah seorang perantauan yang berasal dari sebuah dusun di kaki gunung Muria, Kudus, Jawa Tengah. Ia datang ke Singosari memenuhi perintah ibunya untuk mencari ayahnya yang pergi meninggalkan kampung halaman. Oleh ibunya dia diberitahu “ Ayahmu telah lama meninggalkan kampung. Pergilah engkau mencarinya ke arah Timur”. Ke arah Timur ! Itu saja keterangan yang diperolehnya dari ibunya. Hanya dengan membawa sebilah keris pemberian ibunya, Maksum pun berangkat mencari ayahnya.1 Setelah perjalanan yang begitu panjang pengembaraanya sampai di daerah Singosari, Malang. Sewaktu Maksum mendengar bahwa di Singosari ada yang dikabarkan berasal dari daerahnya, hatinya pun seakan-akan tidak sabar lagi. Langkahnya dipercepat, dengan harapan agar dapat segera bertatap muka dengan pria itu. Siapa tahu, bahwa pria itu memang ayah kandungnya yang selama ini dicarinya. Ternyata bahwa orang laki-laki yang mengaku berasal dari daerah Jepara itu bukanlah ayahnya, melainkan hanya kenalan ayahnya. Dari sinilah ia mendapatkan berita bahwa ayahnya sudah tiada. Mendengar berita tersebut Maksum pun terhenyak seketika. Apa yang akan ia lakukan sekarang, mengingat 1 Farhan Ismail, Wawancara, Singosari, 27 Desmber 2013. 17 18 perjalanan yang sangat jauh yang dia tempuh. Maksum pun merasa segan untuk kembali ke Jepara di kaki gunung Muria. 2 Dia pun mendapat keterangan bahwa di sekitar situ ada sebuah pesantren yang dipimpin Kyai Rohim. Tergeraklah hati Maksum untuk menjadi santri di pesantren tersebut. Maksum pun akhirnya tinggal di pesantren yang dipimpin oleh Kyai Rohim. Berkat kerajinan, ketekunan, dan kejujuranya akhirnya Maksum dijadikan menantu oleh Kyai Rohim, dikawinkan oleh anak perempuanya Maemunah.
    [Show full text]
  • Pemikiran KH Masjkur Dalam Mendesain Lembaga Pendidikan Islam Berbasis Kebangsaan
    Akademika ISSN (p) 2085-7470 ISSN (e) 2621-8828 | Vol. 15 No. 2 (2021) | 1-14 Pemikiran KH Masjkur dalam Mendesain Lembaga Pendidikan Islam Berbasis Kebangsaan Maskuri Fakultas Agama Islam Universitas Islam Malang E-mail: [email protected] Imam Safi’i Fakultas Agama Islam Universitas Islam Malang E-mail: imam.safi’[email protected] Hepi Ikmal Fakultas Agama Islam Universitas Islam Lamongan E-mail: [email protected] Abstrak: Ulama dan Kiai memiliki peran penting sebagai pejuang kemerdekaan, munculnya resolusi jihad adalah salah satu solusi kebangkitan nusantara dalam melawan penjajah saat itu. Pada kurun revolusi, salah satu nama penting dalam perjuangan kebangsaan yang perlu dicatat adalah Kiai Masjkur. Kiai Masjkur mendirikan dan mengelola lembaga pendidikan Islam yang diberi nama Misbahul Wathan. Kiai Masjkur mendirikan Misbahul Wathon sebagai cita-cita mengembangkan pendidikan kebangsaan untuk bumi putera. Dalam penelitian ini menggunakan kualitatif, jenis penelitian kepustakaan. Tujuannya Dalam kajian ini adalah mengungkap perjuangan Kyai Masjkur dalam dunia pendidikan yaitu tentang 1) mengungkap idiologi ahlisunnah waljamaah dalam pendidikan Islam yang dirintis oleh Kyai Masjkur. 2) Desain penyelenggaraan pendidikan Islam dalam membangun Nasionalisme 3) aksi pengembangan pendidikan Islam yang menunjukkan nasionalisme 4) Pendidikan Islam sebagai realitas sikap Nasionalisme. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa Kiai Masjkur sebagai ulama’ dan pejuang kemerdekaan Indonesa. Dan yang menjadi penting lagi adalah beliau merintis lembaga pendidikan Islam misbahul wathon yang didasarkan dengan idiologi Aswaja dan beliau mendesain pendidikan modern pada saat masa berjuang menuju kemerdekaan dengan kurikulum yang sudah tertata. Serta hasil dari pendidikan berwawasan kebangsaan yang didirikan oleh kyai masjkur menumbuhkan sikap patriotis, para pejuang yang siap untuk mengorbankan jiwa raga untuk kemerdekaan republic Indonesia.
    [Show full text]
  • Set Madani # Isi 16X23.Pmd
    NEGARA MADANI Aktualisasi Nilai-nilai Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, sebagaimana yang diatur dan diubah dari Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002, bahwa: Kutipan Pasal 113 (1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah). (2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). (3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). (4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah). Dr. Idrus Ruslan, M.Ag.
    [Show full text]
  • Relasi Agama Dan Pancasila Menurut Pemikiran K.H Wahid Hasyim Dan Relevansinya Dengan Kondisi Indonesia Saat Ini
    RELASI AGAMA DAN PANCASILA MENURUT PEMIKIRAN K.H WAHID HASYIM DAN RELEVANSINYA DENGAN KONDISI INDONESIA SAAT INI skripsi Diajukan Kepada Fakultas Syari’ah dan Hukum Untuk Memenuhi Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H) Oleh: Aliza Aulia NIM : 1113045000051 PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/2019 M ABSTRAK Aliza Aulia. NIM 1113045000051. RELASI AGAMA DAN PANCASILA MENURUT PEMIKIRAN K.H WAHID HASYIM DAN RELEVANSINYA. Program studi Hukum Tata Negara (Siyasah), Fakultas Syari’ah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1440 H/2019 M. Studi ini menegaskan bagaimana hubungan Pancasila sebagai dasar ideologi Negara Kesatuan Republik Indonesia, dengan Islam yang merupakan agama mayoritas penduduk Indonesia. Pembahasan ini menjadi menarik, karena persoalan Islam dan Pancasila telah menjadi perdebatan panjang sejak pertama kali perumusan dasar Negara Indonesia sampai hari ini, termasuk pemikiran K.H Wahid Hasyim tentang agama dan Pancasila. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kepustakaan (Library Research) dengan metode kualitatif yang bersifat deskriptif, yakni penulis berusaha menggambarkan objek penelitian, yaitu pemikiran K.H Wahid Hasyim tentang relasi agama dan Pancasila. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dalam menilai relasi agama dan Pancasila, K.H Wahid Hasyim bisa dikategorikan seorang yang substansialis, yang berpandangan relasi agama dan Pancasila sebagai hubungan yang simbiosis mutualistik. Negara dan agama saling menopang dan mengisi, tanpa saling berhadapan secara konfrontatif. K.H Wahid Hasyim ini memiliki tipikal pemikir yang substansialis, yang menghendaki agar agama ditempatkan dalam posisi strategis dalam kehidupan bernegara. Pemikirannya dipengaruhi oleh pemikiran politik yang bercorak sunni klasik, sesuai dengan latar belakang dari kalangan pesantren.
    [Show full text]
  • Kamus Sejarah Indonesia Nation Formation Jilid I
    KAMUS SEJARAH INDONESIA NATION FORMATION JILID I KAMUS SEJARAH INDONOESIA NATION FORMATION JILID I KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 2017 KAMUS SEJARAH INDONOESIA JILID I NATION FORMATION PENGARAH Hilmar Farid (Direktur Jenderal Kebudayaan) Triana Wulandari (Direktur Sejarah) NARASUMBER Suharja, Amurwani Dwi Lestariningsih, Abdurahman, Didik Pradjoko EDITOR Susanto Zuhdi, Nursam PEMBACA UTAMA Taufik Abdullah PENULIS Dian Andika Winda, Dirga Fawakih, Ghamal Satya Mohammad, Saleh As’ad Djamhari, Teuku Reza Fadeli, Tirmizi TATA LETAK DAN GRAFIS M. Abduh, Kurniawan SEKRETARIAT DAN PRODUKSI Tirmizi, Isak Purba, Bariyo, Haryanto, Maemunah, Dwi Artiningsih Budi Harjo Sayoga, Esti Warastika, Martina Safitry, Dirga Fawakih PENERBIT Direktorat Sejarah Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jalan Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta 10270 Tlp/Fax: 021-5725042017 ISBN 978-602-1289-76-1 KATA PENGANTAR DIREKTUR SEJARAH Kesulitan yang seringkali ditemukan guru sejarah dalam proses pembelajaran adalah munculnya istilah-istilah kesejarahan yang sulit dan tidak ditemukan penjelasannya dalam buku teks pelajaran sejarah. Ketiadaan penjelasan atau penjelasan yang tidak komprehensif dalam buku teks menjadi salah satu penghambat bagi guru dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, diperlukan buku kamus yang memuat daftar informasi kesejarahan yang dapat memudahkan guru khususnya dan umumnya masyarakat luas dalam mencari istilah-istilah sulit yang kerap ditemukan dalam pembelajaran sejarah. Berangkat dari
    [Show full text]
  • Bab Iv Peran Kh. Masjkur Dalam Perjuangan
    BAB IV PERAN KH. MASJKUR DALAM PERJUANGAN KEMERDEKAAN INDONESIA A. Perjuangan KH. Masjkur dalam Keprajuritan Indonesia 1. Syuu Sangi-kai (DPRD zaman Jepang) Pada masa pendudukan Jepang, Masjkur terlibat dalam laskar Hizbulloh. Ia mengikuti latihan kemiliteran yang diadakan di Cisarua Bogor pada akhir Februari 1945. Selain itu, Masjkur juga ikut latihan khusus bagi ulama yang diadakan Jepang pada Juli 1945. Masjkur saat itu menjadi utusan dari keresidenan Malang bersama dengan Haji Nuryasin dan H.M. Kholil.1 Ada hal yang baru bagi kaum ulama, yakni lebih memberi penjelasan kepada mereka untuk diberi kesempatan menonton gambar hidup yang mengandung pelajaran dan melukiskan kemajuan di daerah-daerah Asia Timur Raya dalam lapangan kemakmuran dan perindustrian.2 Pelajaran diberikan mulai pukul 08.00 sampai pukul 15.15 sore, dengan catatan tiap hari Jumat istirahat penuh. Sedangkan pada hari Minggu belajar seperti biasa. 1 Azyumardi Azra (ed), Menteri-Menteri Agama RI Biografi Sosial-Politik (Jakarta: PPIM, 1998), 59. 2 Soebagijo I. N., KH. Masjkur (Jakarta: PT. Gunung Agung, 1982), 41. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 52 Yang agak menyulitkan kaum ulama pada umumnya di waktu latihan ialah mereka harus belajar baris-berbaris seperti militer Jepang. Meraka harus bisa melakukan gerak badan yang dalam bahasa Jepang dinamakan taiso. Setelah PM Hideki Todjo kembali ke Tokyo dari perjalanan ke daerah Selatan pertengahan 1943, di depan
    [Show full text]
  • KEPEMIMPINAN K.H. MASJKUR DALAM KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 1947-1955 M SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Adab Dan Ilmu Budaya UIN Su
    KEPEMIMPINAN K.H. MASJKUR DALAM KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 1947-1955 M SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga untuk Memenuhi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum) Oleh: SYAFRUDIN AZIS NIM. : 13120093 JURUSAN SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2017 MOTTO “Kerjakan segala sesuatu sampai tuntas. Sekecil apapun pekerjaan itu jika diselesaikan secara tuntas akan sangat berarti” (K.H. Masjkur) v PERSEMBAHAN Skripsi ini dipersembahkan untuk: Almamater Sejarah dan Kebudayaan Islam (SKI) Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta; Ayah, Ibu, Adik; Almamater SMK Tamansiswa Jetis Yogyakarta; Almamater SMPN 3 Mlati; Almamater SDN Bedog; Persatuan Drum Band Indonesia (PDBI) Pengprov DIY dan Pengkab Sleman; vi ABSTRAK KEPEMIMPINAN K.H. MASJKUR DALAM KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 1947-1955 M Pada tahun 1941 beberapa tokoh pergerakan Islam berkeinginan untuk mendirikan sebuah lembaga Islam dalam pemerintahan Indonesia. Oleh karena itu, atas dasar dari hasil jerih payah perjuangan umat Islam dan mayoritas bangsa Indonesia yang ingin menegakkan dasar negara, maka didirikanlah Departemen Agama pada 3 Januari 1946. Ada pergantian pemimpin dalam Kementerian Agama hingga akhirnya pada tahun 1947 K.H. Masjkur menjabat sebagai Menteri Agama. K.H. Masjkur terpilih beberapa kali periode dalam beberapa kali kabinet saat ia menjadi Menteri Agama. Periodesasi K.H. Masjkur dalam memimpin Kementerian Agama lebih banyak dibandingkan dengan Menteri Agama sebelumnya. Berdasarkan pokok permasalahan tersebut, maka peneliti membahas dalam beberapa rumusan masalah yaitu biografi K.H. Masjkur, kondisi Kementerian Agama sebelum kepemimpinan K.H. Masjkur, dan kiprah K.H. Masjkur sebagai Menteri Agama. Penelitian ini menggunakan pendekatan politik untuk melihat kebijakan- kebijakan yang dikeluarkan oleh K.H.
    [Show full text]