Ideologi Konstitusi Piagam Madinah dan Relevansinya dengan Ideologi Pancasila

Nurhadi

Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Azhar Pekanbaru Email: [email protected]

Abstrak

Piagam Madinah sebagai dokumen konstitusi pertama dalam Islam, mempunyai hubungan denganPancasila dalam Piagam Jakarta sebagai ideologi keagamaan, hal ini menunjukkan Piagam Madinah ada relevansi dengan nilai-nilai falsafat Pancasila sebagai ideologi bangsa . Tulisan ini, memaparkan kajian filosofis-normatif dari butir- butir Piagam Madinah dengan butir-butir Pancasila dalam Piagam Jakarta. Penelitian akan membuktikan bahwa Ideologi Konstitusi Piagam Madinah sangat relevan dengan Piagam Jakarta dengan butir-butir nilai Filosofis Pancasila. Pada Sila Katuhanan yang Maha Esa dalam Piagam Madinah ada pada Pasal-pasal yang berkaitan dengan ketauhidan dan aqidah. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dalam Piagam Madinah ada pada Pasal-pasal yang berkaitan dengan HAM. Sila Persatuan Indonesia dalam Piagam Madinah ada pada Pasal-pasal yang berkaitan dengan persatuan dan kesatuan serta persaudaraan. Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan dalam Piagam Madinah ada pada Pasal-pasal berkaitan dengan musyawarah dan kesepakatan. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia dalam Piagam Madinah ada pada Pasal-pasal yang berkaitan dengan kesamaan dan persamaan dalam hukum dan HAM.

Kata Kunci: konstitusi, Piagam Madinah, relevansi, ideologi Pancasila.

Abstract

The Medina Charter as the first constitutional document in Islam, has relationship with Pancasila in the as religious ideology. It shows that the Medina Charter has relevance to the philosophical values of Pancasila as the ideology of the Indonesia. This paper presents the relationship between the Medina Charter abbd Pancasia from normative and philosophical point of view in order to prove that the Constitution's Ideology of the Medina Charter is very relevant to the Jakarta Charter with the Philosophical values of Pancasila. The first principle (or Sila) of Pancasila Belief in one supreme being is in line with article in the Medina Charter about monotheism and aqedah. The second Sila of Pncasila Just and Civilized Humanitarism is in relation with the Articles about Human Rights in the Medina Charter. The third Sila of Pancasila about the comitment to the unity of Indonesia is also stated in Articles of Medina Charter about unity and brotherhood. The forth principle about the idea of people led or governed by wise politics in line with the Articles about deliberation and agreement. The last principle about the commitment to Social Justice for All Indonesian People is similar with the law of human rights in the Medina Charter.

Keywords: constitution, Medina Charter, relevance, Pancasila ideology.

107 Volksgeist Vol. 2 No. 1 Juni 2019 DOI 10.24090/volksgeist.v2i1.1778

Sejarah Artikel didambakan sepanjang sejarah umat manusia seperti prinsip keadilan. Prinsip Diterima: 11 Oktober 2018; keadilan dalam berbagai dimensinya Direview: 2 Desember 2018; merupakan cita-cita tertinggi umat Diterima: 18 Juni 2019; manusia yang terkadang tidak mudah Diterbitkan: 30 Juni 2019; direalisasikan. 3 Sitasi: V.2.1 volksgeist 2019. Pada umumnya unsur-unsur yang harus ada bagi terwujudnya dan Pendahuluan berdirinya sebuah negara adalah, Islam memiliki nilai-nilai dasar pertama; adanya bangsa yang mendiami pembangunan kemasyarakatan yang wilayah tertentu di belahan bumi ini, sejahtera untuk diaplikasikan di muka kedua; adanya institusi yang diterima bumi (seperti; keadilan, nilai-nilai baik oleh bangsa tersebut dan kebaikan, kedamaian, tenggangrasa, direalisasikan oleh pemegang saling menghormati, kasih sayang, tidak kekuasaan, dan ketiga; adanya sistem membeda-bedakan, dsb) tidak akan yang ditaati dan mengatur jenjang- berubah sampai kapanpun, hanya jalan jenjang kekuasaan serta kebebasan untuk menuju ke arah itu, tentu akan politik yang menjadi identitas bangsa fariatif, karena terkait konteks yang ada.1 tersebut sehingga tidak mengekor Pada term keadilan, nilai-nilai kebaikan, kepada negara lain.4 kedamaian, tenggang rasa, saling Selama kurang lebih 13 tahun di menghormati, kasih sayang, tidak Mekah, Nabi Muhammad dan umat membeda-bedakan dalam pengertian Islam belum mempunyai kekuatan dan secara terminologis akan banyak kesatuan politik yang menguasai suatu perbedaan yang tidak habis-habisnya wilayah.5 Umat Islam menjadi satu untuk dikaji oleh sebab akan ditemukan komunitas yang bebas dan merdeka jelas perbedaan konseptual yang setelah (Nabi) pada tahun 622 M hijrah mencolok, antar agama misalnya. Inilah ke Madinah yang sebelumnya disebut yang kemudian akhir-akhir ini Yatsrib. Jika di Mekah mereka membawa para tokoh cendekiawan sebelumnya merupakan umat lemah Muslim di Indonesia (khususnya) yang tertindas, maka di Madinah mereka membangun berbagai pondasi dialog mempunyai kedudukan yang baik, kuat, antar agama. Pondasi yang paling dan dapat berdiri sendiri.6 populer tapi beresiko adalah aplikasi filsafat.2 3 Hariyanto, “Prinsip Keadilan dan Bagi umat manusia, prinsip Musyawarah dalam Hukum Islam serta keadilan merupakan salah satu prinsip Impelementasinya dalam Negara Hukum Indonesia,” Justitia Islamica 11, no. 1 (Juni yang sangat penting dalam pergaulannya 2014): 43. dengan komunitas masyarakat atau 4 Imam Amrusi Jailani, “Piagam Negara. Bahkan boleh dikatakan tidak Madinah: Landasan Filosofis Konstitusi Negara ada prinsip dasar yang sedemikian Demokratis,” al-Daulah: Jurnal Hukum dan Perundangan Islam 6, no. 2 (20 Oktober 2016): 270, https://doi.org/10.15642/ad.2016.6.2.269- 1 Luqman Rico Khashogi, “Konsep 295. Ummah Dalam Piagam Madinah,” IN RIGHT: 5 Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Jurnal Agama dan Hak Azazi Manusia 2, no. 1 Berbagai Aspeknya, I (Jakarta: Penerbit (24 Maret 2017): 94, http://ejournal.uin- Universitas Indonesia, 1985), 92. suka.ac.id/syariah/inright/article/view/1234. 6 Munawir Sjadzali, Islam dan Tata 2 Khashogi, 95. Negara: Ajaran, Sejarah, Dan Pemikiran

108 Nurhadi Volksgeist Vol. 2 No. 1 Juni 2019 DOI 10.24090/volksgeist.v2i1.1778

Setibanya Nabi Muhammad saw Khazraj. Kota itu agaknya sudah sejak di Madinah dan diterima penduduk zaman kuno dengan nama Yatsrib atau Madinah, dan menjadi pemimpin menurut catatan ilmu bumi Yetroba.9 penduduk kota itu. Rasulullah saw Keberhasilan Nabi Muhammad Saw., segera meletakkan dasar - dasar dalam membentuk masyarakat Muslim kehidupan yang kokoh bagi pemben- awalnya berbentuk negara kota (city tukan suatu masyarakat baru. Inilah awal state), tetapi dengan dukungan dari berdirinya pranata sosial politik dalam beberapa kabilah dari semua penjuru sejarah perkembangan Islam. Sebagai Jazirah Arab, kemudian terbentuk produk yang lahir dari rahim peradaban sebuah Negara Bangsa (Nation State) Islam, Piagam Madinah diakui sebagai dalam babak pembangunan ummah baru bentuk perjanjian dan kesepakatan Madinah (new society).10 bersama bagi kepentingan membangun Jika dilihat prinsip-prinsip pokok masyarakat Madinah yang plural, adil, yang ada dalam Piagam Madinah, dan berkeadaban.7 agaknya tidak berlebihan kalau Piagam Historis lahirnya konstitusi Jakarta (Pancasila), dasar Negara Madinah (constitution of Medina) tidak Indonesia, dapat dibandingkan sekalipun lepas dari pembahasan Piagam Madinah tidak dapat disamakan dengan prinsip- (charter of Medina), tentunya tidak lepas prinsip yang dikandung Piagam pula dari pembicaraan tentang masya- Madinah.11 Kedudukan dan fungsi rakat (society) di Madinah, utamanya Pancasila pun bagi Umat Islam pada masa Nabi Muhammad Saw. dalam Indonesia kiranya ada persamaan. Hal catatan sejarah, Yatsrib pada waktu itu ini dapat dimaklumi bahwa lahirnya merupakan suatu lingkungan oase yang Pancasila merupakan obyektifikasi subur.8 Kota itu (Madinah) dihuni oleh Islam, yaitu penerjemahan nilai-nilai orang-orang Arab Pagan atau musyrik internal ke dalam kategori-kategori dengan suku-suku utama ‘Aus dan

9 M. Fatkhan, “Piagam Madinah (Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia, 1993), (Konstitusi Pertama Negara Muslim),” Eksploria 10 Lihat juga ; Muhammad Latif Fauzi, “Konsep 1, no. VII (2009): 66; Lihat juga. Ahmad Negara Dalam Perspektif Piagam Madinah Dan Zayyadi, “Sejarah Konstitusi Madinah Nabi Piagam Jakarta,” Al-Mawarid: Jurnal Hukum Muhammad Saw (Analisis Piagam Madinah dan Islam 13, no. 0 (12 Januari 2013): 85–86, Relevansinya di Indonesia),” Jurnal Supremasi https://journal.uii.ac.id/JHI/article/view/2809. Hukum 4, no. 1 (Juni 2015): 178. 7 J. Suyuti Pulungan, Fiqih Siyasah 10 Abd. Salam Arief, “Konsep Ummah (Jakarta: Lembaga Studi Islam dan dalam Piagam Madinah,” Al-Jamiah 50 (1992): Kemasyarakatan, 1995), 82; M. Mukhlis 85 Lihat juga; H.L. Beck dan N.J.G.Kaptein, Fahruddin, “Muatan Nilai Dan Prinsip Piagam “Pertentangan Antara Nabi dan Golongan Madinah Dan Pancasila: Analisa Perbandingan,” Oposisi di Madinah,” dalam Pandangan Barat ULUL ALBAB Jurnal Studi Islam 12, no. 1 (20 Terhadap Islam Lama, vol. 4 (Jurnal INIS September 2013): 2, (Indonesian Netherlands Cooperation in Islamic https://doi.org/10.18860/ua.v0i0.2399 lihat juga ; Studies), 1989), 54–55; John L Esposito, Islam J. Suyuthi Pulungan, Prinsip-Prinsip Warna Warni: Ragam Ekspresi Menuju “Jalan Pemerintahan dalam Piagam Madinah Ditinjau Lurus,” trans. oleh Arif Maftuhin (Jakarta: dari Pandangan Al-Qur’an. (Jakarta: Rajawali Paramadina, 2004), 15 Lihat Juga; Zayyadi, Pers, 1996), 5. “Sejarah Konstitusi Madinah Nabi Muhammad 8 Kota Madinah (dahulu: Yastrib) secara Saw (Analisis Piagam Madinah dan sosiologis masyarakat tidak homogen, tetapi Relevansinya di Indonesia),” 178–79. heterogen yaitu terdiri dari bangsa Arab dan 11 Pulungan, Fiqih Siyasah, 77–78 Lihat Yahudi. Lihat Rahmad Asril Pohan, Toleransi juga ; Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Inklusif: Menapak Jejak Sejarah Kebebasan Aspeknya, 92–93; Pulungan, Prinsip-Prinsip Beragama dalam Piagam Madinah (Yogyakarta: Pemerintahan dalam Piagam Madinah Ditinjau Kaukaba Dipantara, 2014), 11. dari Pandangan Al-Qur’an., 1–2.

Ideologi Konstitusi 109 Volksgeist Vol. 2 No. 1 Juni 2019 DOI 10.24090/volksgeist.v2i1.1778 objektif. Obyektifitas inilah yang akan warganya.15 Dukungan ini tidak menghindarkan masyarakat dari diperoleh secara tiba-tiba, tapi diawali dominasi.12 dengan kesepakatan-kesepakatan mereka Realita dan fakta keberagaman dengan beliau ketika masih berada di Indonesia dari sisi agama, etnis, suku Mekkah, kemudian tumbuh dengan dan budaya tidak bisa kita bantah dan perlahan-lahan.16 Namun, dukungan itu merupakan kekayaan bangsa. Indonesia belum membuat posisi beliau benar- diikat dengan semangat kebangsaan benar mantap, karena penduduk tanpa membedakan agama, etnis, suku Madinah terbagi ke dalam kelompok- dan budaya dalam melakukan hubungan kelompok sosial yang saling berbeda relasi dan interaksi sosial. Telah dalam cara piker dan kepentingan.17 disepakati bersama pula kalau Madinah adalah sebuah kota pemerintahan Indonesia menganut kurang lebih berjarak 400 kilometer di sistem demokrasi. Namun, fakta sebelah utara kota Makkah. Penduduk multikutural, multiagama dan multietnis kota Madinah terdiri dari beberapa suku diatas bisa menjadi potensi friksi, Arab dan Yahudi.18 Madinah didiami Kasalahan semacam ini akan oleh berbagai golongan suku bangsa menyebabkan terganggunya semangat Arab dan bangsa Yahudi, yang kebangsaan dan cita-cita demokrasi.13 menganut agama dan keyakinan yang Hubungan antara Piagam Madinah dan berbeda-beda masyarakat Madinah yang Piagam Jakarta yang erat kaitannya majemuk yaitu terdiri dari kaum dengan ideologi keagamaan yang muslimin (kaum Anshar dan Muhajirin), tertuang dalam falsafat Negara Indonesia bangsa Yahudi kaum Aus dan Khajraj19 yaitu Pancasila. Maka dalam tulisan ini, (bani Quraizah, bani Nadhir, dan bani ingin memaparkan kajian filosofis Qoinuqo’, dan bangsa Arab yang belum normatif dari butir-butir Piagam memeluk Islam.20 Kemajemukan ini Madinah dengan butir-butir Pancasila. bertambah kompleks setelah sebagian penduduknya memeluk agama Islam dan Historis Piagam Madinah setelah Nabi Muhammad beserta Nabi Muhammad hijrah ke pengikutnya dari Mekkah hijrah ke kota Madinah pada tahun 622 M. dan disambut dengan baik oleh penduduk 15 Muhammad Husain Haikal, Hayât kota tersebut.14 Madinah era baru dalam Muhammad, trans. oleh Ali Audah (Jakarta: usaha mengefektifkan dakwahnya, Litera AntarNusa, 1990), 227. 16 H. Zainal Arifin Abbas, Peri Hidup karena Nabi Muhammad saw Muhammad Rasulullah saw (Medan: Firma memperoleh dukungan kuat dari Rahmat, 1964), 1246. 17 Pulungan, Prinsip-Prinsip Pemerintahan dalam Piagam Madinah Ditinjau dari Pandangan Al-Qur’an., 87. 12 M. Abdul Karim, Menggali Muatan 18 Nurcholish Majid, Islam Agama Pancasila dalam Perspektif Islam (Yogyakarta: Peradaban: Membangun Makna Dan Relevansi Surya Raya, 2004), 46. Doktrin Islam Dalam Sejarah (Jakarta: 13 Fitrah Hamdani, “Piagam Madinah dan Paramadina, 1995), 41. Demokrasi di Indonesia (Studi Tentang 19 Perlu diketahui bahwa kaum Anshar Kontribusi Piagam Madinah Terhadap Konsep dari kabilah Khazraj sebagian besar menyembah Demokrasi dalam Undang-Undang Dasar berhala. Dan orang-orang Yahudi sendiri 1945),” Penelitian (Surakarta: Fakultas Hukum menganut aliran monoteisme dikaruniai ilmu dan Universitas Muhammadiyah, 2013), i. kitab suci. Lihat Ibn Hisyam, Sirah Nabawiyah 14 Rukman Abdul Rahman Said, (Bekasi: PT. Darul Falah, 2015), 389. “Hubungan Islam dan Yahudi Dalam Lintasan 20 Zainul Abidin Ahmad, Membentuk Sejarah,” al-Asas, Dakwah (FUAD) IAIN Palopo Negara Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1960), III, no. 1 (April 2015): 46. 93–94.

110 Nurhadi Volksgeist Vol. 2 No. 1 Juni 2019 DOI 10.24090/volksgeist.v2i1.1778

Madinah.21 Heterogenitas penduduk sebagai rasul secara otomatis merupakan Madinah tidak hanya didasarkan atas kepala Negara.27 Beliau membuat perbedaan agama dan keyakinan tetapi penataan dan pengendalian sosial yang juga dalam hal etnis, bangsa, asal mengatur hubungan antar golongan daerah, kelas sosial serta adat dalam kehidupan sosial, ekonomi, kebiasaan.22 Hal ini yang menyebabkan politik, dan agama, dengan tahapan- tiap golongan memiliki corak pikir dan tahapan berikut:28 bertindak sesuai dengan filosofi hidup 1. Membangun masjid yang selain dan kepentingannya. Faktor-faktor ini sebagai tempat ibadah juga pulalah yang tampaknya sering digunakan sebagai tempat mengakibatkan mudahnya timbul musyawarah. konflik antara mereka.23 2. Menciptakan persaudaraan yang Kehidupan model masyarakat di nyata antara orang Islam Madinah Madinah memerlukan penataan dan dan Mekkah. Untuk memperkokoh pengendalian sosial politik secara bijak persatuan dan kesatuan, kelompok dengan membuat undang-undang dan kaum mukminin dipersaudarakan peraturan yang dapat menciptakan rasa atas dasar akidah yang intinya aman, damai atas dasar keserasian dan adalah kasih sayang dan kerjasama. keadilan, serta dapat diterima seluruh Dengan cara itu, mereka semakin golongan.24 Ideologi yang dibangun oleh kokoh karena tidak ada lagi nabi adalah ideologi pemersatu dengan perbedaan antara pendatang bahasa yang bisa diterima oleh berbagai (Muhajirin) dan pribumi (Anshar). pihak, yaitu, kemanusiaan.25 Bahkan, ikatan mereka melebihi Nabi Muhammad saw ikatan kekeluargaan, sehingga, al- mempunyai kedudukan, bukan saja Quran menggambarkan dalam sebagai kepala agama, tetapi sebagai surah al-Hasyr ayat 9 sebagai juga sebagai kepala Negara. Dengan berikut: kata lain, dalam diri nabi terkumpul dua kekuasaan, kekuasaan spiritual dan    .  kekuasan duniawi.26 Kedudukannya        21 Muchsin, Muhammad Rais, dan Wahyu Tribowo, Sebuah Ikhtisar Piagam Madinnah, Filsafat Timur, Filosof Islam Dan      Pemikirannya: Al-Kindi, Ar Razi, Al-Farabi, Ibnu Maskawaih, Ibnu Sina, Al-Ghazali, Ibnu Thufail, Ibnu Rusyid, Ibnu Khaldun (Jakarta:       STIH IBLAM, 2004), 1. 22 Ali Irsyad, “Piagam Madinah dan Pengaruhnya terhadap Masyarakat Madinah,” Penelitian (Yogyakarta: Fakultas Adab Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam UIN Sunan Kalijaga, 2009), 1. 23 Fahruddin, “Muatan Nilai Dan Prinsip Piagam Madinah Dan Pancasila,” 4. Jurnal Studi Lintas Agama 8, no. 2 (31 24 Syarqowi Abdurrahman Asy-, Desember 2013): 53, Muhammad sang Pembebas, trans. oleh Ilyas https://doi.org/10.24042/adyan.v8i2.586. Siraj (Yogyakarta: Penerbitan Universitas Atma 27 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Jaya, 2000), 136–37. (Jakarta: Rajawali Pers, 1999), 25. 25 Fahruddin, “Muatan Nilai Dan Prinsip 28 Juwairiyah Dahlan, “Piagam Madinah Piagam Madinah Dan Pancasila,” 4–5. dan Konsep Ummah,” Jurnal Paramedia; Jurnal 26 Bukhori Abdul Shomad, “Piagam Komunikasi dan Informasi Keagamaan XV (Juni Madinah Dan Resolusi Konflik,” Al-Adyan: 1999): 64.

Ideologi Konstitusi 111 Volksgeist Vol. 2 No. 1 Juni 2019 DOI 10.24090/volksgeist.v2i1.1778

Catatan historis membuktikan       bahwa jauh sebelum pemikiran Barat mencetuskan konsep Negara kons-     titusional, sejarah Islam telah menge- mukakan bahwa sepanjang masa Artinya: Dan orang-orang yang Telah Rasulullah Muhammad saw.30 telah lahir menempati kota Madinah dan konstitusi tertulis pertama yaitu Piagam Telah beriman (Anshor) Madinah. Piagam Madinah ini adalah sebelum (kedatangan) mereka dokumen konstitusional negara yang (Muhajirin), mereka (Anshor) dicetuskan oleh Nabi Muhammad saw 'mencintai' orang yang sebagai fondasi negara Madinah.31 berhijrah kepada mereka Bahkan W. Montgomery Watt menya- (Muhajirin). dan mereka takan bahwa dokumen tersebut (Piagama (Anshor) tiada menaruh Madinah) secara umum diakui secara keinginan dalam hati mereka autentik, sekaligus telah menjadi sumber terhadap apa-apa yang ide yang mendasari negara Islam.32 diberikan kepada mereka Piagam Madinah ini merupakan (Muhajirin); dan mereka piagam tertulispertama dalam sejarah mengutamakan (orang-orang umat manusiayang dapat dibandingkan Muhajirin), atas diri mereka denganpengertian konstitusi dalam sendiri, sekalipun mereka systemketatanegaraan modern.33 Dalam dalam kesusahan. dan siapa narasi historisnya, Piagam Madinah yang dipelihara dari kekikiran ditetapkan sebagai piagam politik yang dirinya, mereka Itulah orang digunakan sebagai siasat Rasulullah saw orang yang beruntung (QS. Al- pasca-hijrah ke Madinah yang dimak- Hasyr: 9). sudkan untuk membina kesatuan Juga dalam surah al- kehidupan berbagai golongan warga Hujarat ayat 10 sebagai Madinah.34 berikut: Kandungan “piagam madinah” terdiri dari 47 pasal, terdapat 23 pasal membicarakan tentang hubungan antara      umat Islam yaitu: antara Kaum Anshar

       30 Hanif Fudin Al-Azhar, “Refleksi Normatif Mengenal Ṣaḥīfah Al-Madīnah Artinya: Orang-orang beriman itu Terhadap Konstitusi Negara Indonesia,” Volksgeist: Jurnal Ilmu Hukum Dan Konstitusi Sesungguhnya bersaudara. 1, no. 1 (29 Mei 2018): 4, sebab itu damaikanlah https://doi.org/10.24090/volksgeist.v1i1.1617. (perbaikilah hubungan) antara 31 Jimly Asshiddiqie, Pengantar Ilmu kedua saudaramu itu dan Hukum Tata Negara (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), 85. takutlah terhadap Allah, supaya 32 Dahlan Thaib dan dkk, Teori dan kamu mendapat rahmat (Hujarat Hukum Konstitusi (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), : 10). 31. 3. Membuat perjanjian tertulis atau 33 Al-Azhar, “Refleksi Normatif piagam yang ditujukan untuk Mengenal Ṣaḥīfah Al-Madīnah Terhadap 29 Konstitusi Negara Indonesia,” 5. seluruh penduduk Madinah. 34 Ahmad Sukardja, Hukum Tata Negara & Hukum Administrasi Negara: Dalam 29 Fahruddin, “Muatan Nilai Dan Prinsip Perspektif Fikih Siyasah (Jakarta: Sinar Grafika, Piagam Madinah Dan Pancasila,” 4. 2014), 67.

112 Nurhadi Volksgeist Vol. 2 No. 1 Juni 2019 DOI 10.24090/volksgeist.v2i1.1778 dan Kaum Muhajirin, 24 pasal lain tinjauan modern dinilai mengagumkan.37 membicarakan tentang hubungan umat Dalam konstitusi itulah untuk pertama Islam dengan umat lain termasuk kalinya dirumuskan ide-ide yang kini Yahudi.35 Maka dapat dikatakan bahwa menjadi pandangan hidup modern, Piagam Madinah suatu “Dokumen seperti kebebasan beragama, kebera- Politik” yang pertama berisi HAM dan gaman, multikulturalism, humanism dan Toleransi beragama yang patut dikagumi hak setiap kelompok untuk mengatur sepanjang sejarah, karena dengan hidup sesuai dengan keyakinannya, Piagam Madinah tersebut HAM dan kemerdekaan hubungan ekonomi, dan Toleransi beragama terwujud dan lain-lain.38 Selain itu juga ditegaskan tercipta. Berangkat dari sekilas adanya suatu kewajiban umum, yaitu keterangan di atas maka makalah ini partisipasi dalam usaha pertahanan akan merekonstruksi kembali lahirnya bersama menghadapi musuh dari luar, Piagam Madinah yang merupakan dan menjunjung tinggi nilai-nilai tonggak sejarah berdirinya Negera humanis.39 Madinah.36 Piagam Madinah merupakan Histori Piagam Jakarta dokumen perjanjian yang dibuat pada Pemerintah Jepang pada tanggal masa Rasulullah saw bersama dengan 1 Maret 1945 akan mengumumkan dua orang-orang Islam dan pihak lain hal yang diperkirakan akan dapat (Yahudi) yang tinggal di-Yasrib membuat rakyat Indonesia gembira, (Madinah). Piagam tersebut memuat adapun dua hal itu adalah: 1). Akan pokok-pokok pikiran yang dari sudut didirikannya Dokuritsu Zyunbi Tyo- osakai atau biasa disebut dengan sebutan Badang Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia 35 Teks Piagam Madinah mengikuti versi (BPUPKI);40 2). Akan diperluskannya Ibn Hisyam, Syafi Al-Rahman Al-Mubarak pembicaraan mengenai kemerdekaan Fawri, Muhammad Hamidullah, dan Muhammad Indonesia sebagaimana yang telah Mamduh al-Arabi sementara terjemahnya mengikuti Ahmad Sukardja dalam disertasinya yang dibukukan menjadi Ibn Hisyam, Piagam Madinah dan Undang-Undang Dasar 1945: 37 A Hasymy, Sejarah kebudayaan Islam kajian perbandingan tentang dasar hidup (Jakarta [Indonesia: Bulan Bintang, 1975), 55. bersama dalam masyarakat yang majemuk 38 Shafiyyur-rahman Al-Mubarakfury, (Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia, 1995), Sirah nabawiyah, trans. oleh Suchail Suyuti 47–57, (Jakarta: Gema Insani, t.t.), 127. http://books.google.com/books?id=kOIxAAAA 39 Nurcholish Majid, Bosco Carvallo, dan MAAJ; Hisyam, Sirah Nabawiyah, 31–35; Abu Dasrizal, Aspirasi Umat Islam Indonesia al-‘Abbas Ahmad bin ‘Abd al-Halim bin (Jakarta: Lembaga Penunjang Pembangunan Taymiyyah al-Harrani, al-Sharim al-Maslul ‘ala Nasional, 1983), 11. Syatim al-Rasul (Bairut: Dar Ibn Hazm, 1417), 40 BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha- 129–33; Lihat juga Ibn Kasir, al-Bidayah wa al- Usaha Persiapan Kemerdekaan Nihâyah, III (Mesir: Dar al-Ma’arif, t.t.), 224– Indonesia/Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai), 25; Jailani, “Piagam Madinah,” 281; Ahmad dibentuk oleh pemerintah Jepang pada 29 April Sukardja, Piagam Madinah Dan Undang- 1945 dan dilantik pada 28 Mei 1945. Selama Undang Dasar 1945: Kajian Perbandingan bertugas BPUPKI melaksanakan dua masa Tentang Dasar Hidup Bersama dalam sidang. Masa sidang pertama berlangsung dari Masyarakat yang Majemuk (Jakarta: Penerbit 29 Mei 1945 hingga 1 Juni 1945, dan masa Universitas Indonesia, 1995), 45; Fauzi, sidang kedua berlangsung dari 10 hingga 16 Juli “Konsep Negara Dalam Perspektif Piagam 1945. Lihat Mujar Ibnu Syarif, “Spirit Piagam Madinah Dan Piagam Jakarta,” 89. Jakarta Dalam Undang-Undang Dasar 1945,” 36 Shomad, “Piagam Madinah Dan JURNAL CITA HUKUM 4, no. 1 (2 Juni 2016): Resolusi Konflik,” 54. 16, https://doi.org/10.15408/jch.v4i1.3568.

Ideologi Konstitusi 113 Volksgeist Vol. 2 No. 1 Juni 2019 DOI 10.24090/volksgeist.v2i1.1778 dijanjikan Jepang pada tanggal 7 Djajadiningrat; 23). Prof. Dr. ; September 1944.41 24). Prof. Ir. R. Rooseno; 25). Mr. R. Demi mewujudkan dan merea- Pandji Singgih; 26). Mr. Ny. Maria Ulfa lisasikan janji yang telah di ucapkan dan Santoso; 27). R.M.T.A. Soerjo; 28). R. telah di umumkan oleh Pemerintah Rooslan Wongsokoesoemo; 29). Mr. R. Jepang tersebut, maka pada hari ulang Soesanto Tirtoprodjo; 30). Ny. R.S.S. tahun Kaisar Jepang “Tenno Heikal”, Soenarjo Mangoenpoespito; 31). Dr. R. dikeluarkannya maklumat yang berisi Boentaran Martoatmodjo; 32). Liem pembentukan suatu badan yang Koem Hian; 33). Mr. J. Latuharhary; diberinama Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai 34). Mr. R. Hindromartono; 35). R. atau biasa disebut dengan sebutan Soekardjo Wirjopranoto; 36). Hadji Ah. Badang Penyelidik Usaha-usaha Sanoesi; 37). A.M. Dasaad; 38). Mr. Tan Persiapan Kemerdekaan Indonesia Eng Hoa; 39). Ir. R.M.P. Soerachman (BPUPKI) pada tanggal 29 April 1945 Tjokroadisoerjo; 40). R.A.A. Soemitro yang diketuai oleh Dr. Radjiman Kolopaking Poerbonegoro; 41). Widyodiningrat dan R.P. sebgai K.R.M.T.H. Woerjaningrat; 42). Mr. A. wakil ketuanya.42 Soebardjo; 43). Prof. Dr. R. Djenal Dengan nada yang sama menurut Asikin Widjajakoesoemo; 44). Muhammad Yamin sebagaimana yang Abikoesoemo Tjokrosoejoso; 45). dikutip oleh J.C.T. Simoangkir, S.H, Parade Harahap; 46). Mr. R.M. ; menyebutkan, adapun nama-nama 47). K.H.M. Mansoer; 48). Drs. anggota-anggota BPUPKI tersebut K.R.M.A. Sosrodiningrat; 49). Mr. R. adalah: 1). Ir. Soekarno; 2). Mr. Soewandi; 50). K.H.A. Wachid Hasjim; Muhammad Yamin; 3). Dr. R. 51). P.F. Dahlen; 52). Dr. Soekiman; Koesoemah Atmadja; 4). R. Adoelrahim 53). Mr. K.R.M.T. Wongsonagoro; 54). Pratalykrama; 5). R. Aris; 6). K.H. R. Oto Iskandar Dinata; 55). A. Dewantara; 7). K. Bagoes H. Baswedan; 56). Abdul Kadir; 57). Dr. Hadikoesoemo; 8). B.P.H. Bintoro; 9). Samsi; 58). Mr. A.A. Maramis; 59). Mr. A.K. Moezakkir; 10). B.P.H. R. Samsoedin; 60). Me.R. Poeroebojo; 11). R.A.A. Wiranata- Sastromoeljono; 61). Dr. K.R.T, koesoemo; 12). Ir. R. Asharsoetedjoe Radjman Wediodiningrat; 62). Moenandar; 13). Oeij Tiang Tjoei; 14). R.P.Soeroso.43 Drs. Moh. Hatta; 15). Oeij Tjong Hauw; Badan Penyelidikan ini mem- 16). H. Agoes Salim; 17). M. Soetardjo punyai tugas-tugas khusus yang Kartohadikoesoemo; 18). R.M. Margono dibebankan atas mereka. Diantara tugas Djojohadikoesoemo; 19). K.H. Abdul tersebut adalah menyelenggarakan Halim; 20). K.H. Masjkoer; 21). R. pemeriksaan dasar tentang hal-hal yang Soedirman; 22). Prof. Dr. P.A.H. dianggap penting, rancangan-rancangan dan penyelidikan-penyelidikan yang 41 Rozikin Daman, Pancasila Dasar berhubungan dengan usaha mendirikan Falsafah Negara (Jakarta: RajaGrafindo Indonesia yang merdeka di kemudian Persada, 1995), 42. hari, termasuk soal-soal yang 42 H. Endang Saifuddin Anshari, Piagam menyangkut dasar-dasar negara, Jakarta 22 Juni 1945 dan Sejarah Konsensus Undang-undang Dasar dan pembelaan Nasional Antara Nasionalis Islami Dan Nasionalis “Sekular” Tentang Dasar Negara Republik Indonesia 1945-1959 (Jakarta: CV 43 J. C. T Simorangkir, Penetapan UUD : Rajawali, 1986), 16; Lihat juga Muhammad Dilihat dari Segi Ilmu Hukum Tata Negara Yamin, Indonesia, dan Constitution, Indonesia. (Jakarta: Gunung Agung, 1984), 10– Pembahasan Undang-Undang Dasar Republik 11; Lihat juga Daman, Pancasila Dasar Indonesia (Djakarta: Prapantja, 1969), 239. Falsafah Negara, 43–44.

114 Nurhadi Volksgeist Vol. 2 No. 1 Juni 2019 DOI 10.24090/volksgeist.v2i1.1778 tanah air. Hal yang sama juga Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan dikemukakan oleh Gunseikan dan Indonesia (BPUKI), untuk itu disusunlah Siakoo Sikikan pada upacara pelantikan sebuah piagam yang kemudian terkenal anggota Badan Penyelidik. Pelantikan- dengan nama ”Piagam Jakarta”, yang di nya berlangsung pada tanggal 28 Mei dalamnya terdapat rumusan dan sis- 1945. Sehari setelah dilantik, badan ini tematika yang kelak menjadi Pancasila menjalankan tugasnya yaitu sidang sebagai berikut:48 1) Ketuhanan, dengan pertama yang jatuh pada tanggal 29 Mei kewajiban menjalankan syariat Islam sampai dengan 1 Juni 1945. Dan sidang bagi pemuluk-pemeluknya, 2) Kemanu- kedua dilaksanakan pada tanggal 10 Juli siaan yang adil dan beradab, 3) sampai 17 Juli 1945.44 Persatuan Indonesia, 4) Kerakyatan yang Konsepsi demokrasi yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan terkandung dalam UUD 1945 sendiri dalam permusyawaratan perwakilan, dan merupakan hasil perumusan para pendiri 5) Keadilan bagi seluruh rakyat Negara Indonesia di dalam persidangan Indonesia.49 BPUPKI dan PPKI pada tahun 1945.45 Perwakilan tersebut berjumlah Gagasan yang berkembang di dalam Sembilan tokoh.50 Kesembilan tokoh perumusan itu sendiri merupakan hasil nasional tersebut adalah:51 Ir. Soekarno, dari pergolakan pemikiran yang Drs. , A.A. Maramis, berkembang selama masa pergerakan Abikusno Tjokrosujoso, Abdulkahar kemerdekaan yang terjadi sejak awal Muzakir, H. , Achmad abad ke-20.46 Oleh karena itu, gagasan Subardjo, K.H. Wachid Hasjim, dan Mr. demokrasi yang berkembang dalam Muhammad Yamin.52 perumusan UUD 1945 bukan merupakan Selanjutnya dalam sidang-sidang hasil pemikiran sesaat, tetapi hasil perumusan dasar negara, terlihat ada dua perenungan yang mendalam dari para paham. Pertama, yang menganjurkan pendiri negara, setelah mengalami agar Indonesia didirikan sebagai negara perjuangan pergerakan kemerdekaan Islam, kedua, anjuran negara nasionalis- yang cukup lama. Di dalamnya sekuler, seperti diusulkan Hatta, yaitu terkandung keinginan mengenai arah Negara persatuan nasional yang perkembangan kehidupan bangsa yang memisahkan unsur negara dan agama, hendak dipimpin.47 bukan Negara Islam.53 Ternyata di Tepatnya pada tanggal 22 Juni 1945 sembilan tokoh nasional yang juga 48 Putri M, “Sejarah Panitia Sembilan dan tokoh-tokoh Dokuritso Junbi Chooisakai Sejarah Piagam Jakarta,” 2–4. mengadakan pertemuan untuk mem- 49 Fahruddin, “Muatan Nilai Dan Prinsip bahas pidato serta usul-usul mengenai Piagam Madinah Dan Pancasila,” 8–9. 50 asas dasar yang telah dikemukakan Anshari, Piagam Jakarta 22 Juni 1945 dalam sidang-sidang Badan Penyelidik dan Sejarah Konsensus Nasional Antara Nasionalis Islami Dan Nasionalis “Sekular” Tentang Dasar Negara Republik Indonesia 44 Daman, Pancasila Dasar Falsafah 1945-1959, 6. Negara, 43–44. 51 Hasan Muari Ambarf, Suplemen 45 Anshari, Piagam Jakarta 22 Juni 1945 Ensiklopedia (Jakarta: PT. Ikrar Mandiriabadi, dan Sejarah Konsensus Nasional Antara 2001), 146. Nasionalis Islami Dan Nasionalis “Sekular” 52 Dardji Darmodiharjo dan dkk, Santiaji Tentang Dasar Negara Republik Indonesia Pancasila (Surabaya: Usaha Nasional, 1992), 30; 1945-1959, xiv. Lihat juga Darsita, “Sejarah Perumusan 46 Chikita Putri M, “Sejarah Panitia Pancasila dalam hubugannya dengan Sembilan dan Sejarah Piagam Jakarta,” t.t., 1–2. Proklamasi,” t.t., 9. 47 Aidul Fitriciadah Azhari, Demokrasi 53 Alva Agus Widodo, “Bingkai Islam dan Autokrasi (Surakarta: SI, 2010), 1–2. dalam Demokratisasi di Indonesia” (Yogyakarta:

Ideologi Konstitusi 115 Volksgeist Vol. 2 No. 1 Juni 2019 DOI 10.24090/volksgeist.v2i1.1778 dalam Naskah Persiapan UUD 1945 jilid kinan salah satu agama terhadap agama II yang disusun oleh Yamin tidak lain dalam satu negara.58 Akhirnya memuat satupun pidato para anggota Pancasila tercipta, dan dapat diterima nasionalis Islam. Yang dimuat dalam oleh berbagai kelompok yang ada. naskah tersebut hanyalah tiga, yaitu (1) Kearifan inilah yang harus dijaga pidato Soekarno, (2) pidato Yamin, dan bersama, agar kerukunan negara ini (3) pidato Soepomo.54 tidak terusik oleh keegoisan kelompok Lahirnya Piagam Jakarta adalah tertentu yang ingin memaksakan hasil kompromi tentang dasar negara kehendaknya, di tengah pluralitas bangsa Indonesia yang dirumuskan oleh Panitia ini.59 Sembilan dan disetujui pada tanggal 22 Juni 1945 antara pihak Islam dan kaum Piagam Madinah Perspektif Pancasila kebangsaan (nasionalis).55 Panitia Sebelum menganalisis Piagam Sembilan merupakan panitia kecil yang Madinah dengan Pancasila, maka dibentuk oleh BPUPKI. Pada saat penulis akan memaparkan teks asli penyusunan UUD pada Sidang Kedua Piagam Jakarta sebagai bentuk asli dari BPUPKI, Piagam Jakarta dijadikan Pancasila, yaitu:“Piagam Jakarta”60: Muqaddimah (preambule). Selanjutnya Bahwa sesungguhnja kemerdekaan itu pada pengesahan UUD 45 pada tanggal jalah hak segala bangsa, dan oleh sebab 18 Agustus 1945 oleh Panitia Persiapan itu maka penjajahan di atas dunia harus Kemerdekaan Indonesia (PPKI). UUD dihapuskan, karena tidak sesuai dengan 45 yang telah disahkan oleh PPKI terdiri perikemanusiaan dan perikeadilan. Dan dari dua bagian, yaitu bagian perjuangan pergerakan kemerdekaan “pembukaan” dan bagian “batang tubuh Indonesia telah sampai (lah) kepada saat UUD” yang berisi 37 Pasal, 1 Aturan yang berbahagia dengan selamat- Peralihan terdiri atas 4 pasal, 1 Aturan sentausa mengantarkan rakyat Indonesia Tambahan terdiri 2 Ayat.56 Istilah kedepan pintu gerbang Negara Indonesia Muqaddimah diubah menjadi yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil Pembukaan UUD setelah butir pertama dan makmur. Atas berkat Rahmat Allah diganti menjadi Ketuhanan Yang Maha Yang Maha Kuasa, dan dengan Esa. Perubahan butir pertama dilakukan didorongkan oleh keinginan luhur, oleh Drs. M. Hatta atas usul A.A. supaja berkehidupan kebangsaan jang Maramis setelah berkonsultasi dengan bebas, maka rakyat Indonesia Teuku Muhammad Hassan, Kasman menyatakan dengan ini kemer- Singodimedjo dan Ki Bagus dekaannya. Kemudian dari pada itu Hadikusumo.57 untuk membentuk suatu Pemerintah Realita sejarah menunjukan Negara Indonesia Merdeka yang bahwa, pemikir bangsa telah arif dan melindungi segenap bangsa Indonesia bijaksana untuk menghilangkan dan seluruh tumpah-darah Indonesia, keegoisan dalam memaksakan keya- dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, Fakultas Usuluddin Jurusan Perbandingan dan ikut melaksanakan ketertiban dunia Agama UIN Sunan Kalijaga, 2005), 75. yang berdasarkan kemerdekaan, 54 Fahruddin, “Muatan Nilai Dan Prinsip Piagam Madinah Dan Pancasila,” 9. 55 Darsita, “Sejarah Perumusan Pancasila 58 Syarif, “Spirit Piagam Jakarta Dalam dalam hubugannya dengan Proklamasi,” 13. Undang-Undang Dasar 1945,” 17. 56 Darmodiharjo dan dkk, Santiaji 59 Fahruddin, “Muatan Nilai Dan Prinsip Pancasila, 30–31. Piagam Madinah Dan Pancasila,” 10. 57 Fahruddin, “Muatan Nilai Dan Prinsip 60Cikal bakal Pembukaan UUD 1945 Piagam Madinah Dan Pancasila,” 9. yang terdiri dari empat alinea.

116 Nurhadi Volksgeist Vol. 2 No. 1 Juni 2019 DOI 10.24090/volksgeist.v2i1.1778 perdamaian abadi dan keadilan sosial, menurut dasar kemanusiaan yang adil makadisusunlah kemerdekaan kebang- dan beradab,63 persatuan Indonesia,64 saan Indonesia itu dalam suatu Hukum dan kerakjatan yang dipimpin oleh Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk hikmat kebijaksanaan dalam dalam suatu susunan Negara Republik permusyawaratan perwakilan,65 serta Indnesia, yang berkedaulatan rayat, dengan mewujudkan suatu keadilan dengan berdasar kepada:61 “KeTuhanan, sosial bagi seluruh rakjat dengan kewajiban menjalankan syari’at Indonesia”66.Jakarta, 22 Juni 1945. Islam bagi pemeluk-pemeluknya,62 Diketahui oleh Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, A.A. Maramis, Abikusno 61Cikal bakal Isi dari dasar Negara yiatu Tjokrosujoso, Abdulkahar Muzakir, Pancasila. H.A. Salim, Achmad Subardjo, Wachid 62 BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha- Hasjim, Muhammad Yamin.Dari Piagam Usaha Persiapan Kemerdekaan Jakarta diatas, maka Pancasila berada Indonesia/Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai), 67 dibentuk oleh pemerintah Jepang pada 29 April dalam akhir dari alinea keempat. 1945 dan dilantik pada 28 Mei 1945. Selama Dalam menganalisis Piagam bertugas BPUPKI melaksanakan dua masa Madinah dalam Perspektif Piagam sidang. Masa sidang pertama berlangsung dari Jakarta dalam hal ini terletak pada nilai- 29 Mei 1945 hingga 1 Juni 1945, dan masa nilai Piagam Jakarta dalam unsur nilai sidang kedua berlangsung dari 10 hingga 16 Juli 1945. Lihat Bahtiar Effendy, Islam dan Negara: filososfis Pancasila, analisa dengan Transformasi Pemikiran dan Praktik Politik menggunakan filosofis nilai-nilai dari Islam di Indonesia (Jakarta: Paramadina, 1998), Pancasila, maka penulis akan 88–89; Sejalan dengan gagasan tersebut ketika pada tanggal 13 Juli 1945 ketua panitia kecil mengajukan rancangan pertama pasal 4 ayat 2 Ketuhanan Yang Maha Esa dengan kewajiban UUD 1945 tentang presiden kepada sidang menjalankan Syari’at Islam bagi pemeluk- paripurna BPUPKI, yang berbunyi: “Yang dapat pemeluknya”, karena sulit untuk menerapkan menjadi Presiden dan Wakil Presiden hanya syari’at Islam jika presiden adalah non-Muslim. orang Indonesia asli”, Wahid Hasjim Untuk menghilangkan kontradiksi tersebut dia mengusulkan agar pada akhir pasal 4 ayat 2 mengusulkan agar pasal 28 segera tersebut ditambahkan kata-kata “yang beragama diamandemen. Jika presiden Republik Indonesia Islam”. Selanjutnya, Wahid Hasjim juga tidak disyaratkan seorang Muslim, maka mengusulkan agar pada awal pasal 29 tentang menurut dia, pasal 28 harus diamandemen lebih agama dicantumkan kata-kata “Agama negara jelas lagi menjadi, “Agama resmi negara ialah agama Islam”. Usulan Wahid Hasjim Republik Indonesia adalah Islam”. Kalimat ini tersebut mendapat dukungan dari Sukiman lebih simpel ketimbang rancangan pertama karena apa yang diusulkan Wahid Hasjim itu, sebagaimana dikutip di atas. Akan tetapi, bila menurut dia, di samping tidak akan membawa bunyi pasal 28 tetap ingin dipertahankan, maka akibat apa-apa, juga akan memuaskan rakyat. pasal 7 harus diubah menjadi, “Presiden harus Lihat Anshari, Piagam Jakarta 22 Juni 1945 dan seorang Muslim”. Lihat Muhammad Yamin, Sejarah Konsensus Nasional Antara Nasionalis Naskah persiapan Undang-undang dasar 1945 Islami Dan Nasionalis “Sekular” Tentang Dasar (Djakarta: Jajasan Prapantja, 1971), 380; Negara Republik Indonesia 1945-1959, 33–34; Masykuri Abdillah, Demokrasi di Persimpangan Syarif, “Spirit Piagam Jakarta Dalam Undang- Makna Respon Intelektual Muslim Indonesia Undang Dasar 1945,” 17–19; Sejalan dengan Terhadap Konsep Demokrasi (1966-1993), 1 ed. pendapatnya tersebut, Masjkur yang melihat (Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya, 1999), adanya kontradiksi antara pasal 9 dan pasal 28 180–90. rancangan UUD 1945, menyarankan agar isi 63Sila Kedua kedua pasal tersebut disinkronkan satu sama lain. 64Sila Ketiga Menurut dia, berdasarkan pasal 9 yang berbunyi, 65Sila Keempat “Presiden bersumpah sesuai dengan agamanya”, 66Sila Kelima dapat ditarik kesimpulan bahwa presiden RI 67 Indonesia, UUD 1945 Hasil tidak harus seorang Muslim. Hal ini, menurut Amandemen & Proses Amandemen UUD 1945 dia, bertentangan dengan pasal 28 yang Secara Lengkap : Dilengkapi dengan Piagam berbunyi, “Negara berdasarkan kepada Jakarta (Jakarta: Sinar Grafika, 2002), 78–79.

Ideologi Konstitusi 117 Volksgeist Vol. 2 No. 1 Juni 2019 DOI 10.24090/volksgeist.v2i1.1778 menggunakan tabel analisis, agar penyesalan dan te- memudahkan memetakanya bagi penulis busan. dan memudahkan memahaminya bagi Pasal 25: Kaum pembaca, lihat tabel analisis berikut ini: Yahudi dari Bani & lsquo;Awf adalah satu umat dengan muk- Pancasila minin. Bagi kaum (lima sila) Piagam Madinah (47 Yahudi agama mereka, Piagam Jakarta Pasal) dan bagi kaum (empat alinea) muslimin agama Pasal 13: Orang-orang mereka. Juga (kebe- mukmin yang takwa basan ini berlaku) bagi harus menentang sekutu-sekutu dan diri orang yang di antara mereka sendiri, kecua- mereka mencari atau li bagi yang zalim dan menuntut sesuatu se- jahat. Hal demikian cara zalim, jahat, me- akan merusak diri dan lakukan permusuhan keluarganya. atau kerusakan di Pasal 47: Sesung- kalangan mukminin. guhnya Piagam ini Kekuatan mereka tidak membela orang bersatu dalam menen- zalim dan khianat. tangnya, sekalipun ia Orang yang keluar anak dari salah se- (bepergian) aman, dan orang di antara Katuhanan yang orang berada di mereka. Maha Esa Madinah aman, kecua- Pasal 14: Seorang (Ketuhanan, dengan li orang yang zalim mukmin tidak boleh kewajiban dan khianat. Allah membunuh orang ber- menjalankan adalah penjamin orang iman lainnya lantaran syari’at Islam bagi yang berbuat baik dan (membunuh) orang pemeluk- takwa. kafir. Tidak boleh pula pemeluknya) Pasal 2: Kaum orang mukmin mem- Muhajirin (pendatang) bantu orang kafir un- Sila Pancasila ini dari Quraisy sesuai tuk (membunuh) orang jika di analisa akan keadaan (kebiasaan) beriman. sejalan dengan Kemanusiaan yang mereka, bahu-mem- Pasal 22: Tidak Piagam Madinah Adil dan Beradab bahu membayar diat di dibenarkan bagi orang Pasal 13, 14, 22, 25 (Menurut dasar antara mereka dan mukmin yang menga- dan 47. kemanusiaan yang mereka membayar te- kui piagam ini, per- adil dan beradab) busan tawanan dengan caya pada Allah dan cara yang baik dan adil Hari Akhir, untuk Sila Pancasila ini di antara mukminin. membantu pembunuh jika di analisa akan Pasal 3: Banu &- dan memberi tempat sejalan dengan lsquo; Awf, sesuai kediaman kepadanya. Piagam Madinah keadaan (kebiasaan) Siapa yang memberi Pasal 2 s/d 16, 19 mereka, bahu-mem- bantuan atau s/d 21, 23, 24, 26 bahu membayar diat di menyediakan tempat s/d 36, 40, 43 dan antara mereka seperti tinggal bagi pelanggar 47. semula, dan setiap itu, akan mendapat suku membayar tebu- kutukan dan kemur- san tawanan dengan kaan Allah di hari baik dan adil di antara kiamat, dan tidak mukminin. diterima daripadanya

118 Nurhadi Volksgeist Vol. 2 No. 1 Juni 2019 DOI 10.24090/volksgeist.v2i1.1778

Pasal 4: Banu suku membayar tebu- Sarsquoidah, sesuai san tawanan dengan keadaan (kebiasaan) cara yang baik dan adil mereka, bahu-mem- di antara mukminin. bahu membayar diat di Pasal 9: Banu al-Nabit, antara mereka (seperti) sesuai keadaan (kebia- semula, dan setiap saan) mereka, bahu- suku membayar tebu- membahu membayar san tawanan dengan diat di antara mereka cara yang baik dan adil (seperti) semula, dan di antara mukminin. setiap suku membayar Pasal 5: Banu al-Hars, tebusan tawanan sesuai keadaan (kebia- dengan cara yang baik saan) mereka, bahu- dan adil di antara membahu membayar mukminin. diat di antara mereka Pasal 10: Banu al- (seperti) semula, dan ’ Aws, sesuai setiap suku membayar keadaan (kebiasaan) tebusan tawanan de- mereka, bahu-mem- ngan cara yang baik bahu membayar diat di dan adil di antara antara mereka (seperti) mukminin. semula, dan setiap Pasal 6: Banu Jusyam, suku membayar tebu- sesuai keadaan (kebia- san tawanan dengan saan) mereka, bahu- cara yang baik dan adil membahu membayar di antara mukminin. diat di antara mereka Pasal 11: Sesung- (seperti) semula, dan guhnya mukminin setiap suku membayar tidak boleh membiar- tebusan tawanan kan orang yang berat dengan cara yang baik menanggung utang di dan adil di antara antara mereka, tetapi mukminin. membantunya dengan Pasal 7: Banu al- baik dalam pembaya- Najjar, sesuai keadaan ran tebusan atau diat. (kebiasaan) mereka, Pasal 12: Seorang bahu - membahu mukmin tidak diboleh- membayar diat di kan membuat perseku- antara mereka (seperti) tuan dengan sekutu semula, dan setiap mukmin lainnya, suku membayar tanpa persetujuan dari tebusan tawanan padanya. dengan cara yang baik Pasal 13: Orang-orang dan adil di antara mukmin yang takwa mukminin. harus menentang Pasal 8: Banu & lsquo; orang yang di antara Amr Ibn & lsquo; mereka mencari atau Awf, sesuai keadaan menuntut sesuatu (kebiasaan) mereka, secara zalim, jahat, bahu-membahu melakukan membayar diat di permusuhan atau keru- antara mereka (seperti) sakan di kalangan semula, dan setiap mukminin. Kekuatan

Ideologi Konstitusi 119 Volksgeist Vol. 2 No. 1 Juni 2019 DOI 10.24090/volksgeist.v2i1.1778

mereka bersatu dalam bukti atas perbuatan- menentangnya, sekali- nya, harus dihukum pun ia anak dari salah bunuh, kecuali wali si seorang di antara terbunuh rela (mene- mereka. rima diat). Segenap Pasal 14: Seorang orang beriman harus mukmin tidak boleh bersatu dalam meng- membunuh orang beri- hukumnya. man lainnya lantaran Pasal 23: Apabila (membunuh) orang kamu berselisih ten- kafir. Tidak boleh pula tang sesuatu, penye- orang mukmin mem- lesaiannya menurut bantu orang kafir (ketentuan) Allah untuk (membunuh) ‘azza wa jalla orang beriman. dan (keputusan) Pasal 15: Jaminan Muhammad saw. Allah satu. Jaminan Pasal 24: Kaum (perlindungan) Yahudi memikul biaya diberikan oleh mereka bersama mukminin yang dekat. Sesung- selama dalam pepe- guhnya mukminin itu rangan. saling membantu, Pasal 26: Kaum tidak tergantung pada Yahudi Banu Najjar golongan lain. diperlakukan sama Pasal 16: Sesung- seperti Yahudi Banu & guhnya orang Yahudi lsquo; Awf. yang mengikuti kita Pasal 27: Kaum berhak atas perto- Yahudi Banu Hars longan dan santunan, diperlakukan sama sepanjang (mukminin) seperti Yahudi Banu tidak terzalimi dan ‘ Awf. ditentang (olehnya). Pasal 28: Kaum Pasal 19: Orang-orang Yahudi Banu Sa & mukmin itu membalas rsquo;idah pembunuh mukmin diperlakukan sama lainnya dalam seperti Yahudi Banu peperangan di jalan ‘ Awf. Allah. Orang-orang Pasal 29: Kaum beriman dan bertakwa Yahudi Banu Jusyam berada pada petunjuk diperlakukan sama yang terbaik dan lurus. seperti Yahudi Banu & Pasal 20: Orang lsquo; Awf. musyrik (Yatsrib) Pasal 30: Kaum dilarang melindungi Yahudi Banu al- harta dan jiwa orang ’ Aws (musyrik) Quraisy, diperlakukan sama dan tidak boleh seperti Yahudi Banu & bercampur tangan lsquo; Awf. melawan orang beri- Pasal 31: Kaum man. Yahudi Banu Sa& Pasal 21: Barang siapa Isquo; labah diper- yang membunuh orang lakukan sama seperti beriman dan cukup Yahudi Banu &

120 Nurhadi Volksgeist Vol. 2 No. 1 Juni 2019 DOI 10.24090/volksgeist.v2i1.1778

lsquo;Awf, kecuali khianat. orang zalim atau Pasal 43: Sungguh khianat. Hukumannya tidak ada perlindungan hanya menimpa diri bagi Quraisy (Mek- dan keluarganya. kah) dan juga bagi Pasal 32: Suku Jafnah pendukung mereka. dari Sa & Isquo; labah Pasal 47: Sesung- (diperlakukan) sama guhnya Piagam ini seperti mereka (Banu tidak membela orang Sa’labah). zalim dan khianat. Pasal 33: Banu Orang yang keluar Syutaybah (bepergian) aman, dan (diperlakukan) sama orang berada di seperti Yahudi Banu Madinah aman, ‘Awf. kecuali orang yang Sesungguhnya zalim dan khianat. kebaikan (kesetiaan) Allah adalah penjamin itu lain dari kejahatan orang yang berbuat (khianat). baik dan takwa. Pasal 34: Sekutu- Pasal 1: Sesung- sekutu guhnya mereka satu Sa’labah umat, lain dari (diperlakukan) sama (komunitas) manusia seperti mereka (Banu lain. Sa’labah). Pasal 15: Jaminan Pasal 35: Kerabat Allah satu. Jaminan Yahudi (di luar kota (perlindungan) diberi- Madinah) sama seperti kan oleh mereka yang mereka (Yahudi). dekat. Sesungguhnya Pasal 36: Tidak mukminin itu saling seorang pun dibenar- membantu, tidak ter- Persatuan Indonesia kan (untuk perang), gantung pada golo- (Persatuan kecuali seizin Muham- ngan lain. Indonesia) mad saw. Ia tidak Pasal 16: Sesung-

boleh dihalangi (me- guhnya orang Yahudi Sila Pancasila ini nuntut pembalasan) yang mengikuti kita jika di analisa akan luka (yang dibuat berhak atas pertolo- sejalan dengan orang lain). Siapa ngan dan santunan, Piagam Madinah berbuat jahat (mem- sepanjang (mukminin) Pasal 1, 15 s/d 18, bunuh), maka balasan tidak terzalimi dan 25, 37 s/d 39, 44 s/d kejahatan itu akan ditentang (olehnya). 46. menimpa diri dan Pasal 17: Perdamaian keluarganya, kecuali ia mukminin adalah satu. teraniaya. Sesung- Seorang mukmin tidak guhnya Allah sangat boleh membuat perda- membenarkan maian tanpa ikut serta (ketentuan) ini. mukmin lainnya di Pasal 40: Orang yang dalam suatu pepe- mendapat jaminan rangan di jalan Allah (diperlakukan) seperti Allah, kecuali atas diri penjamin, sepan- dasar kesamaan dan jang tidak bertindak keadilan di antara merugikan dan tidak mereka.

Ideologi Konstitusi 121 Volksgeist Vol. 2 No. 1 Juni 2019 DOI 10.24090/volksgeist.v2i1.1778

Pasal 18: Setiap (pendukung Piagam) pasukan yang berpe- bahu-membahu dalam rang bersama kita menghadapi penye- harus bahu-membahu rang kota Yatsrib. satu sama lain. Pasal 45: Apabila Pasal 25: Kaum mereka (pendukung Yahudi dari Bani & piagam) diajak lsquo; Awf adalah berdamai dan mereka satu umat dengan (pihak lawan) meme- mukminin. Bagi kaum nuhi perdamaian serta Yahudi agama melaksanakan per- mereka, dan bagi damaian itu, maka kaum muslimin agama perdamaian itu harus mereka. Juga dipatuhi. Jika mereka (kebebasan ini diajak berdamai berlaku) bagi sekutu- seperti itu, kaum sekutu dan diri mereka mukminin wajib me- sendiri, kecuali bagi menuhi ajakan dan yang zalim dan jahat. melaksanakan per- Hal demikian akan damaian itu, kecuali merusak diri dan terhadap orang yang keluarganya. menyerang agama. Pasal 37: Bagi kaum Setiap orang wajib Yahudi ada kewajiban melaksanakan (kewa- biaya, dan bagi kaum jiban) masing-masing muslimin ada kewa- sesuai tugasnya. jiban biaya. Mereka Pasal 46: Kaum (Yahudi dan musli- yahudi al- & rsquo; min) bantu-membantu Aws, sekutu dan diri dalam menghadapi mereka memiliki hak musuh Piagam ini. dan kewajiban seperti Mereka saling mem- kelompok lain pen- beri saran dan nasihat. dukung Piagam ini, Memenuhi janji lawan dengan perlakuan dari khianat. Sese- yang baik dan penuh orang tidak menang- dari semua pendu- gung hukuman akibat kung Piagam ini. (kesalahan) sekutunya. Sesungguhnya kebai- Pembelaan diberikan kan (kesetiaan) itu kepada pihak yang berbeda dari kejahat- teraniaya. an (pengkhianatan). Pasal 38: Kamu Setiap orang bertang- Yahudi memikul biaya gungjawab atas per- bersama mukminin buatannya. Sesung- selama dalam pepe- guhnya Allah paling rangan. membenarkan dan Pasal 39: Sesung- memandang baik isi guhnya Yatsrib itu Piagam ini. tanahnya & ldquo; Pasal 36: Tidak haram & rdquo; (suci) seorang pun dibenar- bagi warga Piagam kan (untuk perang), ini. kecuali seizin Muham- Pasal 44: Mereka mad saw. Ia tidak

122 Nurhadi Volksgeist Vol. 2 No. 1 Juni 2019 DOI 10.24090/volksgeist.v2i1.1778

boleh dihalangi (me- dengan baik dan adil nuntut pembalasan) di antara mukminin. luka (yang dibuat Pasal 4: Banu Sa & Kerakyatan yang orang lain). Siapa rsquo;idah, sesuai dipimpin oleh Hik- berbuat jahat (mem- keadaan (kebiasaan) mat Kebijaksanaan bunuh), maka balasan mereka, bahu-mem- dalam Permusya- kejahatan itu akan bahu membayar diat waratan Perwakilan menimpa diri dan di antara mereka (Dan kerakyatan keluarganya, kecuali (seperti) semula, dan yang dipimpin oleh ia teraniaya. Sesung- setiap suku membayar hikmat kebijaksa- guhnya Allah sangat tebusan tawanan naan dalam permu- membenarkan dengan cara yang baik syawaratan (ketentuan) ini. dan adil di antara perwakilan) Pasal 41: Tidak boleh mukminin. jaminan diberikan, Pasal 5: Banu al-Hars, Sila Pancasila ini kecuali seizin ahlinya. sesuai keadaan (kebia- jika di analisa akan Pasal 42: Bila terjadi saan) mereka, bahu- sejalan dengan suatu peristiwa atau membahu membayar Piagam Madinah perselisihan di antara diat di antara mereka Pasal 36, 41 dan 42 pendukung Piagam (seperti) semula, dan ini, yang dikhawa- setiap suku membayar tirkan menimbulkan tebusan tawanan deng- bahaya, diserahkan an cara yang baik dan penyelesaiannya adil di antara menurut (ketentuan) mukminin. Allah ‘azza wa Pasal 6: Banu Jusyam, jalla, dan (keputusan) sesuai keadaan (kebia- Muhammad saw. saan) mereka, bahu- Sesungguhnya Allah membahu membayar paling memelihara dan diat di antara mereka memandang baik isi (seperti) semula, dan Piagam ini. setiap suku membayar Pasal 2: Kaum tebusan tawanan deng- Muhajirin (pendatang) an cara yang baik dan dari Quraisy sesuai adil di antara Keadilan Sosial keadaan (kebiasaan) mukminin. bagi Seluruh Rakyat mereka, bahu-mem- Pasal 7: Banu al- Indonesia bahu membayar diat Najjar, sesuai keadaan (Serta dengan di antara mereka dan (kebiasaan) mereka, mewujudkan suatu mereka membayar te- bahu-membahu mem- keadilan sosial bagi busan tawanan dengan bayar diat di antara seluruh rakyat cara yang baik dan mereka (seperti) Indonesia) adil di antara muk- semula, dan setiap minin. suku membayar Sila Pancasila ini Pasal 3: Banu & tebusan tawanan jika di analisa akan lsquo; Awf, sesuai dengan cara yang baik sejalan dengan keadaan (kebiasaan) dan adil di antara Piagam Madinah mereka, bahu-mem- mukminin. Pasal 2 s/d 21, 23, bahu membayar diat Pasal 8: Banu & lsquo; 24, 26 s/d 36, 40, 43 di antara mereka Amr Ibn & lsquo; dan 47. seperti semula, dan Awf, sesuai keadaan setiap suku membayar (kebiasaan) mereka, tebusan tawanan bahu-membahu

Ideologi Konstitusi 123 Volksgeist Vol. 2 No. 1 Juni 2019 DOI 10.24090/volksgeist.v2i1.1778

membayar diat di melakukan antara mereka (seperti) permusuhan atau semula, dan setiap kerusakan di kalangan suku membayar te- mukminin. Kekuatan busan tawanan dengan mereka bersatu dalam cara yang baik dan adil menentangnya, di antara mukminin. sekalipun ia anak dari Pasal 9: Banu al-Nabit, salah seorang di antara sesuai keadaan (kebia- mereka. saan) mereka, bahu- Pasal 16: Sesung- membahu membayar guhnya orang Yahudi diat di antara mereka yang mengikuti kita (seperti) semula, dan berhak atas perto- setiap suku membayar longan dan santunan, tebusan tawanan sepanjang (mukminin) dengan cara yang baik tidak terzalimi dan dan adil di antara ditentang (olehnya). mukminin. Pasal 19: Orang-orang Pasal 10: Banu al-& mukmin itu membalas rsquo; Aws, sesuai pembunuh mukmin keadaan (kebiasaan) lainnya dalam pepe- mereka, bahu-mem- rangan di jalan Allah. bahu membayar diat Orang-orang beriman di antara mereka dan bertakwa berada (seperti) semula, dan pada petunjuk yang setiap suku membayar terbaik dan lurus. tebusan tawanan Pasal 20: Orang dengan cara yang baik musyrik (Yatsrib) dan adil di antara dilarang melindungi mukminin. harta dan jiwa orang Pasal 11: Sesung- (musyrik) Quraisy, guhnya mukminin dan tidak boleh tidak boleh membiar- bercampur tangan me- kan orang yang berat lawan orang beriman. menanggung utang di Pasal 21: Barang siapa antara mereka, tetapi yang membunuh membantunya dengan orang beriman dan baik dalam pembaya- cukup bukti atas ran tebusan atau diat. perbuatannya, harus Pasal 12: Seorang dihukum bunuh, ke- mukmin tidak diboleh- cuali wali si terbunuh kan membuat perseku- rela (menerima diat). tuan dengan sekutu Segenap orang ber- mukmin lainnya, tan- iman harus bersatu pa persetujuan dari dalam menghu- padanya. kumnya. Pasal 13: Orang-orang Pasal 23: Apabila mukmin yang takwa kamu berselisih ten- harus menentang tang sesuatu, pen- orang yang di antara yelesaiannya menurut mereka mencari atau (ketentuan) Allah menuntut sesuatu ‘azza wa jalla secara zalim, jahat, dan (keputusan)

124 Nurhadi Volksgeist Vol. 2 No. 1 Juni 2019 DOI 10.24090/volksgeist.v2i1.1778

Muhammad saw. itu lain dari kejahatan Pasal 24: Kaum Pasal 34: Sekutu- Yahudi memikul biaya sekutu Sa & rsquo; bersama mukminin labah (diperlakukan) selama dalam pepe- sama seperti mereka rangan. (Banu Sa & rsquo; Pasal 26: Kaum labah). Yahudi Banu Najjar Pasal 35: Kerabat diperlakukan sama Yahudi (di luar kota seperti Yahudi Banu Madinah) sama seperti & lsquo; Awf. mereka (Yahudi). Pasal 27: Kaum Pasal 36: Tidak Yahudi Banu Hars seorang pun dibenar- diperlakukan sama kan (untuk perang), seperti Yahudi Banu kecuali seizin & lsquo; Awf. Muhammad saw. Ia Pasal 28: Kaum tidak boleh dihalangi Yahudi Banu Sa & (menuntut pemba- rsquo;idah lasan) luka (yang diperlakukan sama dibuat orang lain). seperti Yahudi Banu Siapa berbuat jahat & lsquo; Awf. (membunuh), maka Pasal 29: Kaum balasan kejahatan itu Yahudi Banu Jusyam akan menimpa diri diperlakukan sama dan keluarganya, seperti Yahudi Banu kecuali ia teraniaya. & lsquo; Awf. Sesungguhnya Allah Pasal 30: Kaum sangat membenarkan Yahudi Banu al- & (ketentuan) ini. rsquo; Aws diper- Pasal 40: Orang yang lakukan sama seperti mendapat jaminan Yahudi Banu & lsquo. seperti diri penjamin, Pasal 31: Kaum sepan-jang tidak Yahudi Banu Sa & bertindak merugikan rsquo; labah diper- dan tidak khianat. lakukan sama seperti Pasal 43: Sungguh Yahudi Banu & lsquo; tidak ada perlindungan Awf, kecuali orang bagi Quraisy (Mek- zalim atau khianat. kah) dan juga bagi Hukumannya hanya pendukung mereka. menimpa diri dan Pasal 47: Sesung- keluarganya. guhnya Piagam ini Pasal 32: Suku Jafnah tidak membela orang dari Sa & rsquo;labah zalim dan khianat. (diperlakukan) sama Orang yang keluar seperti mereka (Banu (bepergian) aman, dan Sa & rsquo; labah). orang berada di Pasal 33: Banu Madinah aman, ke- Syutaybah (diper- cuali orang yang zalim lakukan) sama seperti dan khianat. Allah Yahudi Banu & lsquo; adalah penjamin orang Awf. Sesungguhnya yang berbuat baik dan kebaikan (kesetiaan) takwa.

Ideologi Konstitusi 125 Volksgeist Vol. 2 No. 1 Juni 2019 DOI 10.24090/volksgeist.v2i1.1778

Kesimpulan Jurnal Ilmu Hukum Dan Ideologi Konstitusi Piagam Konstitusi 1, no. 1 (29 Mei Madinah sangat relevan dengan Piagam 2018): 1–10. Jakarta dengan butir-butir nilai Filosofis https://doi.org/10.24090/volksgei Pancasila. Pada Sila Katuhanan yang st.v1i1.1617. Maha Esa dalam Piagam Madinah ada Al-Mubarakfury, Shafiyyur-rahman. pada Pasal-pasal yang berkaitan dengan Sirah nabawiyah. Diterjemahkan ketauhidan dan aqidah. Sila oleh Suchail Suyuti. Jakarta: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab Gema Insani, t.t. dalam Piagam Madinah ada pada Pasal- Ambarf, Hasan Muari. Suplemen pasal yang berkaitan dengan HAM. Sila Ensiklopedia. Jakarta: PT. Ikrar Persatuan Indonesia dalam Piagam Mandiriabadi, 2001. Madinah ada pada Pasal-pasal yang Anshari, H. Endang Saifuddin. Piagam berkaitan dengan persatuan dan kesatuan Jakarta 22 Juni 1945 dan serta persaudaraan. Sila Kerakyatan Sejarah Konsensus Nasional yang dipimpin oleh Hikmat Antara Nasionalis Islami Dan Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Nasionalis “Sekular” Tentang Perwakilan dalam Piagam Madinah ada Dasar Negara Republik pada Pasal-pasal berkaitan dengan Indonesia 1945-1959. Jakarta: musyawarah dan kesepakatan. Sila CV Rajawali, 1986. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Arief, Abd. Salam. “Konsep Ummah Indonesia dalam Piagam Madinah ada dalam Piagam Madinah.” Al- pada Pasal-pasal yang berkaitan dengan Jamiah 50 (1992). kesamaan dan persamaan dalam hukum Asshiddiqie, Jimly. Pengantar Ilmu dan HAM. Hukum Tata Negara. Jakarta: Rajawali Pers, 2015. Daftar Pustaka Azhari, Aidul Fitriciadah. Demokrasi dan Autokrasi. Surakarta: SI, Abbas, H. Zainal Arifin. Peri Hidup 2010. Muhammad Rasulullah saw. Beck, H.L., dan N.J.G.Kaptein. Medan: Firma Rahmat, 1964. “Pertentangan Antara Nabi dan Abdillah, Masykuri. Demokrasi di Golongan Oposisi di Madinah.” Persimpangan Makna Respon Dalam Pandangan Barat Intelektual Muslim Indonesia Terhadap Islam Lama, Vol. 4. Terhadap Konsep Demokrasi Jurnal INIS (Indonesian (1966-1993). 1 ed. Yogyakarta: Netherlands Cooperation in PT Tiara Wacana Yogya, 1999. Islamic Studies), 1989. Abdurrahman Asy-, Syarqowi. Dahlan, Juwairiyah. “Piagam Madinah Muhammad sang Pembebas. dan Konsep Ummah.” Jurnal Diterjemahkan oleh Ilyas Siraj. Paramedia; Jurnal Komunikasi Yogyakarta: Penerbitan dan Informasi Keagamaan XV Universitas Atma Jaya, 2000. (Juni 1999). Ahmad, Zainul Abidin. Membentuk Daman, Rozikin. Pancasila Dasar Negara Islam. Jakarta: Bulan Falsafah Negara. Jakarta: Bintang, 1960. RajaGrafindo Persada, 1995. Al-Azhar, Hanif Fudin. “Refleksi Darmodiharjo, Dardji, dan dkk. Santiaji Normatif Mengenal Ṣaḥīfah Al- Pancasila. Surabaya: Usaha Madīnah Terhadap Konstitusi Nasional, 1992. Negara Indonesia.” Volksgeist:

126 Nurhadi Volksgeist Vol. 2 No. 1 Juni 2019 DOI 10.24090/volksgeist.v2i1.1778

Darsita. “Sejarah Perumusan Pancasila dalam Negara Hukum dalam hubugannya dengan Indonesia.” Justitia Islamica 11, Proklamasi,” t.t. no. 1 (Juni 2014). Effendy, Bahtiar. Islam dan Negara: Harrani, Abu al-‘Abbas Ahmad bin Transformasi Pemikiran dan ‘Abd al-Halim bin Taymiyyah Praktik Politik Islam di al-. al-Sharim al-Maslul ‘ala Indonesia. Jakarta: Paramadina, Syatim al-Rasul. Bairut: Dar Ibn 1998. Hazm, 1417. Esposito, John L. Islam Warna Warni: Hasymy, A. Sejarah kebudayaan Islam. Ragam Ekspresi Menuju “Jalan Jakarta [Indonesia: Bulan Lurus.” Diterjemahkan oleh Arif Bintang, 1975. Maftuhin. Jakarta: Paramadina, Hisyam, Ibn. Piagam Madinah dan 2004. Undang-Undang Dasar 1945: Fahruddin, M. Mukhlis. “Muatan Nilai kajian perbandingan tentang Dan Prinsip Piagam Madinah dasar hidup bersama dalam Dan Pancasila: Analisa masyarakat yang majemuk. Perbandingan.” ULUL ALBAB Jakarta: Penerbit Universitas Jurnal Studi Islam 12, no. 1 (20 Indonesia, 1995. September 2013): 96–109. http://books.google.com/books?i https://doi.org/10.18860/ua.v0i0. d=kOIxAAAAMAAJ. 2399. ———. Sirah Nabawiyah. Bekasi: PT. Fatkhan, M. “Piagam Madinah Darul Falah, 2015. (Konstitusi Pertama Negara Indonesia. UUD 1945 Hasil Amandemen Muslim).” Eksploria 1, no. VII & Proses Amandemen UUD (2009). 1945 Secara Lengkap : Fauzi, Muhammad Latif. “Konsep Dilengkapi dengan Piagam Negara Dalam Perspektif Piagam Jakarta. Jakarta: Sinar Grafika, Madinah Dan Piagam Jakarta.” 2002. Al-Mawarid: Jurnal Hukum Irsyad, Ali. “Piagam Madinah dan Islam 13, no. 0 (12 Januari Pengaruhnya terhadap 2013). Masyarakat Madinah.” https://journal.uii.ac.id/JHI/articl Penelitian. Yogyakarta: Fakultas e/view/2809. Adab Jurusan Sejarah dan Haikal, Muhammad Husain. Hayât Kebudayaan Islam UIN Sunan Muhammad. Diterjemahkan oleh Kalijaga, 2009. Ali Audah. Jakarta: Litera Jailani, Imam Amrusi. “Piagam AntarNusa, 1990. Madinah: Landasan Filosofis Hamdani, Fitrah. “Piagam Madinah dan Konstitusi Negara Demokratis.” Demokrasi di Indonesia (Studi al-Daulah: Jurnal Hukum dan Tentang Kontribusi Piagam Perundangan Islam 6, no. 2 (20 Madinah Terhadap Konsep Oktober 2016): 269–95. Demokrasi dalam Undang- https://doi.org/10.15642/ad.2016. Undang Dasar 1945).” 6.2.269-295. Penelitian. Surakarta: Fakultas Karim, M. Abdul. Menggali Muatan Hukum Universitas Pancasila dalam Perspektif Muhammadiyah, 2013. Islam. Yogyakarta: Surya Raya, Hariyanto. “Prinsip Keadilan dan 2004. Musyawarah dalam Hukum Kasir, Ibn. al-Bidayah wa al-Nihâyah. Islam serta Impelementasinya III. Mesir: Dar al-Ma’arif, t.t.

Ideologi Konstitusi 127 Volksgeist Vol. 2 No. 1 Juni 2019 DOI 10.24090/volksgeist.v2i1.1778

Khashogi, Luqman Rico. “Konsep Said, Rukman Abdul Rahman. Ummah Dalam Piagam “Hubungan Islam dan Yahudi Madinah.” IN RIGHT: Jurnal Dalam Lintasan Sejarah.” al- Agama dan Hak Azazi Manusia Asas, Dakwah (FUAD) IAIN 2, no. 1 (24 Maret 2017). Palopo III, no. 1 (April 2015). http://ejournal.uin- Shomad, Bukhori Abdul. “Piagam suka.ac.id/syariah/inright/article/ Madinah Dan Resolusi Konflik.” view/1234. Al-Adyan: Jurnal Studi Lintas Majid, Nurcholish. Islam Agama Agama 8, no. 2 (31 Desember Peradaban: Membangun Makna 2013): 53–66. Dan Relevansi Doktrin Islam https://doi.org/10.24042/adyan.v Dalam Sejarah. Jakarta: 8i2.586. Paramadina, 1995. Simorangkir, J. C. T. Penetapan UUD : Majid, Nurcholish, Bosco Carvallo, dan Dilihat dari Segi Ilmu Hukum Dasrizal. Aspirasi Umat Islam Tata Negara Indonesia. Jakarta: Indonesia. Jakarta: Lembaga Gunung Agung, 1984. Penunjang Pembangunan Sjadzali, Munawir. Islam dan Tata Nasional, 1983. Negara: Ajaran, Sejarah, Dan Muchsin, Muhammad Rais, dan Wahyu Pemikiran. Jakarta: Penerbit Tribowo. Sebuah Ikhtisar Universitas Indonesia, 1993. Piagam Madinnah, Filsafat Sukardja, Ahmad. Hukum Tata Negara Timur, Filosof Islam Dan & Hukum Administrasi Negara: Pemikirannya: Al-Kindi, Ar Razi, Dalam Perspektif Fikih Siyasah. Al-Farabi, Ibnu Maskawaih, Jakarta: Sinar Grafika, 2014. Ibnu Sina, Al-Ghazali, Ibnu ———. Piagam Madinah Dan Undang- Thufail, Ibnu Rusyid, Ibnu Undang Dasar 1945: Kajian Khaldun. Jakarta: STIH IBLAM, Perbandingan Tentang Dasar 2004. Hidup Bersama dalam Nasution, Harun. Islam Ditinjau dari Masyarakat yang Majemuk. Berbagai Aspeknya. I. Jakarta: Jakarta: Penerbit Universitas Penerbit Universitas Indonesia, Indonesia, 1995. 1985. Syarif, Mujar Ibnu. “Spirit Piagam Pohan, Rahmad Asril. Toleransi Jakarta Dalam Undang-Undang Inklusif: Menapak Jejak Sejarah Dasar 1945.” JURNAL CITA Kebebasan Beragama dalam HUKUM 4, no. 1 (2 Juni 2016). Piagam Madinah. Yogyakarta: https://doi.org/10.15408/jch.v4i1. Kaukaba Dipantara, 2014. 3568. Pulungan, J. Suyuthi. Prinsip-Prinsip Thaib, Dahlan, dan dkk. Teori dan Pemerintahan dalam Piagam Hukum Konstitusi. Jakarta: Madinah Ditinjau dari Rajawali Pers, 2013. Pandangan Al-Qur’an. Jakarta: Widodo, Alva Agus. “Bingkai Islam Rajawali Pers, 1996. dalam Demokratisasi di Pulungan, J. Suyuti. Fiqih Siyasah. Indonesia.” Yogyakarta: Fakultas Jakarta: Lembaga Studi Islam Usuluddin Jurusan Perbandingan dan Kemasyarakatan, 1995. Agama UIN Sunan Kalijaga, Putri M, Chikita. “Sejarah Panitia 2005. Sembilan dan Sejarah Piagam Yamin, Muhammad. Naskah persiapan Jakarta,” t.t. Undang-undang dasar 1945.

128 Nurhadi Volksgeist Vol. 2 No. 1 Juni 2019 DOI 10.24090/volksgeist.v2i1.1778

Djakarta: Jajasan Prapantja, 1971. Yamin, Muhammad, Indonesia, dan Constitution. Pembahasan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia. Djakarta: Prapantja, 1969. Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Rajawali Pers, 1999. Zayyadi, Ahmad. “Sejarah Konstitusi Madinah Nabi Muhammad Saw (Analisis Piagam Madinah dan Relevansinya di Indonesia).” Jurnal Supremasi Hukum 4, no. 1 (Juni 2015).

Ideologi Konstitusi 129