Nana Setialaksana1
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
PERANAN BADAN PENYELIDIK USAHA-USAHA PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA (BPUPKI) 1945 DALAM PROSES MENUJU KEMERDEKAAN INDONESIA Nana Setialaksana 1 Dosen Universitas Siliwangi (UNSIL) Jl. Siliwangi No. 24 Kota Tasikmalaya 46115 Jawa Barat ABSTRAK Tujuan pembentukan BPUPKI oleh pemerintah Jepang, yaitu hanya menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan namun kenyataan sebenarnya ialah “Merancang Undang Undang Dasar Indonesia yang merdeka dan berdaulat”. Kiranya dapat dipahami bahwa BPUPKI yang mewakili seluruh bangsa Indonesia benar-benar mengambil nasibnya ditangan sendiri untuk menentukan persiapan kemerdekaannya, artinya tidak menurut saja kepada ketentuan Juridis formil dan keinginan kolonialis Jepang. Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah suatu penelitian yang bersifat mejelajah. Karena yang diteliti adalah suatu masalah yang terjadi di masa lampau, penulis mempergunakan metode penelitian historis.. Metode penelitian historis adalah suatu metode untuk membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan objektifitas, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasikan, mensintesiskan bukti-bukti untuk menegakan fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat. Kata Kunci: BPUPK dan BPUPKI ABSTRACT The aim of Japan Government to establish the BPUPKI is not only to investigate the efforts of liberating Indonesia, but also “To Arrange an Independent Indonesia’s Constitution”. It is realized that BPUPKI which are represent the whole of Indonesian as the determinant in preparing Indonesia’s liberation. It means, they should decided it by themselves not according to Japan Colonialist’s desire or formal juridical decision. The research tends to exploration research since the object of the research is an issue which is happened in past time and historical research is used as the method of the research. Historical research method is a method to arrange the past time reconstruction systematically and objectively by collecting, evaluating, verifying, and synthesize the evidences to obtain a clear fact and a strong conclusion. Keywords: BPUPK and BPUPKI PENDAHULUAN Jepang terpaksa bersiasat “murah hati” dengan cara menjanjikan kemerdekaan untuk menarik Pemerintahan Kolonial Belanda di hati bangsa Indonesia, Pemerintah Jepang Indonesia berakhir ketika Perang Dunia II membentuk Panitia Pemeriksa Adat dan Tata digantikan oleh kekuasaan pemerintahan militer Negara dengan tugas menyelidiki adat dan tata Jepang yang mengaku dirinya “Pemimpin Asia negara Indonesia lama untuk disumbangkan dan Saudara Tua bangsa Indonesia”, namun kepada Jepang. kenyataannya, dalam lapangan politik Pada tanggal 7 September 1944 di dalam pemerintah Jepang itu tiada bedanya dengan sidang istimewa ke-85 Teikoku Ginkai penjajahan lainnya yang selalu menekan cita-cita (Parlemen Jepang) di Tokyo, Perdana Menteri kemerdekaan bangsa Indonesia. Kemudian di Koiso (pengganti Perdana Menteri Tojo) dalam perlawanan terhadap Sekutu (barat) mengumumkan tentang pendirian pemerintah makin lama makin terdesak dan mendapat Kemaharajaan Jepang, bahwa daerah Hindia kekalahan-kekalahan, maka Pemerintahan Timur (Indonesia) diperkenankan merdeka kelak 1 Penulis Koresponden E-mail address: [email protected] doi: http://dx.doi.org/10.25157/ja.v4i2.904 Copyright©2017 Jurnal Artefak e-ISSN: 2580-0027 Halaman | 109 Jurnal Artefak: History and Education, Vol.4 No.2 September 2017 dikemudian hari. Latar belakang dikeluarkannya Laporan pertama dilakukan oleh Ichibangase, pernyataan tersebut, karena semakin terdesaknya wakil ketua (ketua muda) Badan Penyelidik dan angkatan perang Jepang (Marwatidjoened anggota istimewa. Dilaporkan bahwa, semua Poesponegoro, 1990:66). anggota istimewa Badan Penyelidik telah siap Pada tanggal 1 Maret 1945 Pemerintahan untuk kepentingan persidangan Badan Jepang mengumumkan pembentukan Badan Penyelidik. Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemudian menyusul giliran ketua Badan Kemerdekaan Indonesia (Dokuritsu Zyumbi Penyelidik K.R.T. Radjiman Wediodiningrat Tyoosakai). Ini merupakan suatu langkah yang melaporkan bahwa, anggota Badan pertama bagi pelaksanaan janji kemerdekaan Penyelidik telah hadir dan siap untuk Indonesia di kemudian hari. melaksanakan segala tugas yang dibebankan kepada Badan Penyelidik. Juga dilaporkan segala sesuatunya yang diperlukan dan disiapkan METODE PENELITIAN untuk keperluan sidang Badan Penyelidik (Nugroho N, 1971 : 28). Tanggal 27 Mei 1945 Metode yang penulis gunakan dalam itu, boleh dikatakan merupakan gladi bersih penelitian ini adalah suatu penelitian yang untuk persiapan pelantikan anggota Badan bersifat mejelajah. Karena yang diteliti adalah Penyelidik yang akan dilaksanakan keesokan suatu masalah yang terjadi di masa lampau, harinya pada tanggal 28 Mei 1945. Sidang penulis mempergunakan metode penelitian Badan Penyelidik itu adalah merupakan sidang historis.. Metode penelitian historis adalah suatu yang berat, penuh resiko, karena sidang tersebut metode untuk membuat rekonstruksi masa menyangkut kelanjutan nasib bangsa Indonesia lampau secara sistematis dan objektifitas, di kemudian hari apabila tercapai cita-cita dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, kemerdekaan. memverifikasikan, mensintesiskan bukti-bukti Besok paginya, yaitu tanggal 28 Mei untuk menegakan fakta dan memperoleh 1945, jam 10.00, anggota Badan Penyelidik dan kesimpulan yang kuat. anggota istimewa dari bangsa Jepang sudah hadir di Gedung Tyoo Sangi Iin. Mereka berkumpul mengadakan upacara pengibaran HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sang Saka Merah-Putih bersama-sama dengan bendera dari kebangsaan Jepang Hiromaru Pembentukan BPUPKI (Matahari terbit). Selanjutnya, bendera BPUPKI (Dokuritsu Zyumbi Tyoosakai) kebangsaan Indonesia Merah-Putih boleh yang dibentuk tanggal 29 April 1945, belum dikibarkan di tempat-tempat resmi disamping dapat melaksanakan tugasnya karena belum ada bendera Hiromaru. Upacaranya sederhana tapi pelantikan para anggota secara resmi oleh penuh hidmat dan mengharukan. pemerintah Jepang. Persiapan-persiapan untuk Anggota Badan Penyelidik dan para pelaksanaan sidang Badan Penyelidik terus undangan lainnya sudah hadir pada jam 14.15 di dilakukan. Sebagai tempat persidangan Gedung Tyoo Sangi Iin. Pembesar-pembesar ditetapkan di Gedung Volksraad, yaitu suatu yang hadir dalam pelantikan itu adalah : Saiko bangunan bergaya klasik Yunani-Romawi yang Sikikan, Gunseikan, para pembesar dari terletak di Pejambon. Gedung itu sebelumnya Gunseikanbu, Soomubutyo (semacam sekretaris dipergunakan untuk sidang-sidang Perwakilan negara), perwira-perwira tinggi Bala tentara Rakyat di jaman Belanda (Moh. Ridhwan Indra, Jepang, ketua muda Tyoo Sangi Iin R.A.A. 1987:41). Kusumo Utojo, dan lain-lain. Hari Minggu tanggal 27 Mei 1945 jam 10.30 semua anggota Badan Penyelidik beserta Sidang BPUPK anggota istimewa sudah hadir dengan pakaian Permulaan sidang pertama pada tanggal rapi di Gumseikanbu (Kantor Gunseikan yang 29 Mei 1945 dibuka oleh Ketua Badan sekarang ditempati oleh Pertamina di jalan Penyelidik Dr. Radjiman Wediodiningrat Perwira No. 2 Jakarta Pusat). Setelah Gunseikan (Ismaun, 1978 : 113). Yang bertindak sebagai tiba, upacara segera dimulai, Gunseikan sebagai pembicara pada tanggal 29 Mei 1945 antara lain: kepala pemerintahan sipil di Jawa menerima Muhammad Yamin, Margono, Sastrodiningrat, laporan tentang persiapan untuk Wiranatakoesoemah, Soemitro, Woerjoningrat, menyelenggarakan sidang Badan Penyelidik. Soerjo, Dasaad, Soesanto, Roseno, dan lain-lain. Halaman | 110 Nana Setialaksana Peranan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) 1945 Dalam Proses Menuju Kemerdekaan Indonesia Sedangkan pada tanggal 30 Mei 1945 tercatat Ekonomi Sosialis atau sistem ekonomi yang bertindak sebagai pembicara antara lain : Moh. berkeadilan sosial. Sedangkan pidato dari ketiga Hatta, H. Agoes Salim, Samsoedin, tokoh diatas merupakan tanggapan langsung atas Wongsonegoro, Abdoel Kadir, Soerachman, “tantangan” dari pidato Ketua Badan Penyelidik Soewandi, Abdoel Rahim, Soetardjo, dan Dr. Radjiman Wediodiningrat mengenai Soekiman. Pada tanggal 31 Mei 1945 tercatat “Indonesia Merdeka apa dasarnya ?”. (Moh. sebagai pembicara : Muh. Yamin, Sanusi, Ridwan Indra, 1987 : 54). Subarjo, Soekarno, Hadikoesoemo, dan pada Mr. Muh.Yamin pada tanggal 29 Mei tanggal 1 Juni 1945 tercatat Kaswedan, 1945 menyampaikan prasaran / usul yang Moezzakir, Soekarno, Latoeharhary dan disiapkan secara tertulis lebih dahulu dengan Soekardjo. judul “Azas dan Dasar Negara Kebangsaan Selanjutnya hasil sidang Badan Republik Indonesia”. (Mr. Muh. Yamin, 1959 : Penyelidik disebarluaskan kedaerah-daerah 87) yang terdiri dari lima dasar dan azas yaitu, melalui utusan-utusan yang ditugaskan ke peri kebangsaan, peri kemanusiaan, peri daerah untuk menjelaskan hasil-hasil yang ketuhanan, peri kerakyatan, dan kesejahteraan diperoleh selama persidangan pertama Badan rakyat/keadilan sosial (Muh. Yamin, 1959 : 87- Penyelidik yaitu dari tanggal 29 Mei s/d 1 Juni 88). Pidato Muh. Yamin pada tanggal 29 mei 1945. 1945 selain menyinggung tentang dasar negara, Dalam hal itu bahwa, yang menonjol status warga negara keturunan seperti peranakan dalam persidangan ialah perasaan kesatuan Arab, Cina, sehingga untuk hal tersebut Wakil antara sesama anggota Badan Penyelidik, dan Ketua RP. Soeroso menginterupsi pidato Yamin semua anggota memahami azas dan bentuk agar perihal warga negara tersebut dibicarakan negara yang akan dibentuk dalam negara lain waktu saja. Sehingga terjadilah sedikit Indonesia itu nanti. Pada sidang pertama Badan perdebatan antara Muh. Yamin dengan Wakil Penyelidik,