PERANAN BADAN PENYELIDIK USAHA-USAHA PERSIAPAN KEMERDEKAAN (BPUPKI) 1945 DALAM PROSES MENUJU KEMERDEKAAN INDONESIA

Nana Setialaksana 1 Dosen Universitas Siliwangi (UNSIL) Jl. Siliwangi No. 24 Kota Tasikmalaya 46115 Jawa Barat

ABSTRAK Tujuan pembentukan BPUPKI oleh pemerintah Jepang, yaitu hanya menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan namun kenyataan sebenarnya ialah “Merancang Undang Undang Dasar Indonesia yang merdeka dan berdaulat”. Kiranya dapat dipahami bahwa BPUPKI yang mewakili seluruh bangsa Indonesia benar-benar mengambil nasibnya ditangan sendiri untuk menentukan persiapan kemerdekaannya, artinya tidak menurut saja kepada ketentuan Juridis formil dan keinginan kolonialis Jepang. Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah suatu penelitian yang bersifat mejelajah. Karena yang diteliti adalah suatu masalah yang terjadi di masa lampau, penulis mempergunakan metode penelitian historis.. Metode penelitian historis adalah suatu metode untuk membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan objektifitas, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasikan, mensintesiskan bukti-bukti untuk menegakan fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat.

Kata Kunci: BPUPK dan BPUPKI

ABSTRACT The aim of Japan Government to establish the BPUPKI is not only to investigate the efforts of liberating Indonesia, but also “To Arrange an Independent Indonesia’s Constitution”. It is realized that BPUPKI which are represent the whole of Indonesian as the determinant in preparing Indonesia’s liberation. It means, they should decided it by themselves not according to Japan Colonialist’s desire or formal juridical decision. The research tends to exploration research since the object of the research is an issue which is happened in past time and historical research is used as the method of the research. Historical research method is a method to arrange the past time reconstruction systematically and objectively by collecting, evaluating, verifying, and synthesize the evidences to obtain a clear fact and a strong conclusion.

Keywords: BPUPK and BPUPKI

PENDAHULUAN Jepang terpaksa bersiasat “murah hati” dengan cara menjanjikan kemerdekaan untuk menarik Pemerintahan Kolonial Belanda di hati bangsa Indonesia, Pemerintah Jepang Indonesia berakhir ketika Perang Dunia II membentuk Panitia Pemeriksa dan Tata digantikan oleh kekuasaan pemerintahan militer Negara dengan tugas menyelidiki adat dan tata Jepang yang mengaku dirinya “Pemimpin Asia negara Indonesia lama untuk disumbangkan dan Saudara Tua bangsa Indonesia”, namun kepada Jepang. kenyataannya, dalam lapangan politik Pada tanggal 7 September 1944 di dalam pemerintah Jepang itu tiada bedanya dengan sidang istimewa ke-85 Teikoku Ginkai penjajahan lainnya yang selalu menekan cita-cita (Parlemen Jepang) di Tokyo, Perdana Menteri kemerdekaan bangsa Indonesia. Kemudian di Koiso (pengganti Perdana Menteri Tojo) dalam perlawanan terhadap Sekutu (barat) mengumumkan tentang pendirian pemerintah makin lama makin terdesak dan mendapat Kemaharajaan Jepang, bahwa daerah Hindia kekalahan-kekalahan, maka Pemerintahan Timur (Indonesia) diperkenankan merdeka kelak

1 Penulis Koresponden E-mail address: [email protected] doi: http://dx.doi.org/10.25157/ja.v4i2.904 Copyright©2017 Jurnal Artefak e-ISSN: 2580-0027

Halaman | 109 Jurnal Artefak: History and Education, Vol.4 No.2 September 2017 dikemudian hari. Latar belakang dikeluarkannya Laporan pertama dilakukan oleh Ichibangase, pernyataan tersebut, karena semakin terdesaknya wakil ketua (ketua muda) Badan Penyelidik dan angkatan perang Jepang (Marwatidjoened anggota istimewa. Dilaporkan bahwa, semua Poesponegoro, 1990:66). anggota istimewa Badan Penyelidik telah siap Pada tanggal 1 Maret 1945 Pemerintahan untuk kepentingan persidangan Badan Jepang mengumumkan pembentukan Badan Penyelidik. Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemudian menyusul giliran ketua Badan Kemerdekaan Indonesia (Dokuritsu Zyumbi Penyelidik K.R.T. Radjiman Wediodiningrat Tyoosakai). Ini merupakan suatu langkah yang melaporkan bahwa, anggota Badan pertama bagi pelaksanaan janji kemerdekaan Penyelidik telah hadir dan siap untuk Indonesia di kemudian hari. melaksanakan segala tugas yang dibebankan kepada Badan Penyelidik. Juga dilaporkan segala sesuatunya yang diperlukan dan disiapkan METODE PENELITIAN untuk keperluan sidang Badan Penyelidik (Nugroho N, 1971 : 28). Tanggal 27 Mei 1945 Metode yang penulis gunakan dalam itu, boleh dikatakan merupakan gladi bersih penelitian ini adalah suatu penelitian yang untuk persiapan pelantikan anggota Badan bersifat mejelajah. Karena yang diteliti adalah Penyelidik yang akan dilaksanakan keesokan suatu masalah yang terjadi di masa lampau, harinya pada tanggal 28 Mei 1945. Sidang penulis mempergunakan metode penelitian Badan Penyelidik itu adalah merupakan sidang historis.. Metode penelitian historis adalah suatu yang berat, penuh resiko, karena sidang tersebut metode untuk membuat rekonstruksi masa menyangkut kelanjutan nasib bangsa Indonesia lampau secara sistematis dan objektifitas, di kemudian hari apabila tercapai cita-cita dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, kemerdekaan. memverifikasikan, mensintesiskan bukti-bukti Besok paginya, yaitu tanggal 28 Mei untuk menegakan fakta dan memperoleh 1945, jam 10.00, anggota Badan Penyelidik dan kesimpulan yang kuat. anggota istimewa dari bangsa Jepang sudah hadir di Gedung Tyoo Sangi Iin. Mereka berkumpul mengadakan upacara pengibaran HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sang Saka Merah-Putih bersama-sama dengan bendera dari kebangsaan Jepang Hiromaru Pembentukan BPUPKI (Matahari terbit). Selanjutnya, bendera BPUPKI (Dokuritsu Zyumbi Tyoosakai) kebangsaan Indonesia Merah-Putih boleh yang dibentuk tanggal 29 April 1945, belum dikibarkan di tempat-tempat resmi disamping dapat melaksanakan tugasnya karena belum ada bendera Hiromaru. Upacaranya sederhana tapi pelantikan para anggota secara resmi oleh penuh hidmat dan mengharukan. pemerintah Jepang. Persiapan-persiapan untuk Anggota Badan Penyelidik dan para pelaksanaan sidang Badan Penyelidik terus undangan lainnya sudah hadir pada jam 14.15 di dilakukan. Sebagai tempat persidangan Gedung Tyoo Sangi Iin. Pembesar-pembesar ditetapkan di Gedung Volksraad, yaitu suatu yang hadir dalam pelantikan itu adalah : Saiko bangunan bergaya klasik Yunani-Romawi yang Sikikan, Gunseikan, para pembesar dari terletak di Pejambon. Gedung itu sebelumnya Gunseikanbu, Soomubutyo (semacam sekretaris dipergunakan untuk sidang-sidang Perwakilan negara), perwira-perwira tinggi Bala tentara Rakyat di jaman Belanda (Moh. Ridhwan Indra, Jepang, ketua muda Tyoo Sangi Iin R.A.A. 1987:41). Kusumo Utojo, dan lain-lain. Hari Minggu tanggal 27 Mei 1945 jam 10.30 semua anggota Badan Penyelidik beserta Sidang BPUPK anggota istimewa sudah hadir dengan pakaian Permulaan sidang pertama pada tanggal rapi di Gumseikanbu (Kantor Gunseikan yang 29 Mei 1945 dibuka oleh Ketua Badan sekarang ditempati oleh Pertamina di jalan Penyelidik Dr. Radjiman Wediodiningrat Perwira No. 2 Pusat). Setelah Gunseikan (Ismaun, 1978 : 113). Yang bertindak sebagai tiba, upacara segera dimulai, Gunseikan sebagai pembicara pada tanggal 29 Mei 1945 antara lain: kepala pemerintahan sipil di Jawa menerima Muhammad Yamin, Margono, Sastrodiningrat, laporan tentang persiapan untuk Wiranatakoesoemah, Soemitro, Woerjoningrat, menyelenggarakan sidang Badan Penyelidik. Soerjo, Dasaad, Soesanto, Roseno, dan lain-lain.

Halaman | 110 Nana Setialaksana Peranan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) 1945 Dalam Proses Menuju Kemerdekaan Indonesia Sedangkan pada tanggal 30 Mei 1945 tercatat Ekonomi Sosialis atau sistem ekonomi yang bertindak sebagai pembicara antara lain : Moh. berkeadilan sosial. Sedangkan pidato dari ketiga Hatta, H. Agoes Salim, Samsoedin, tokoh diatas merupakan tanggapan langsung atas , Abdoel Kadir, Soerachman, “tantangan” dari pidato Ketua Badan Penyelidik Soewandi, Abdoel Rahim, Soetardjo, dan Dr. Radjiman Wediodiningrat mengenai Soekiman. Pada tanggal 31 Mei 1945 tercatat “Indonesia Merdeka apa dasarnya ?”. (Moh. sebagai pembicara : Muh. Yamin, Sanusi, Ridwan Indra, 1987 : 54). Subarjo, Soekarno, Hadikoesoemo, dan pada Mr. Muh.Yamin pada tanggal 29 Mei tanggal 1 Juni 1945 tercatat Kaswedan, 1945 menyampaikan prasaran / usul yang Moezzakir, Soekarno, Latoeharhary dan disiapkan secara tertulis lebih dahulu dengan Soekardjo. judul “Azas dan Dasar Negara Kebangsaan Selanjutnya hasil sidang Badan Republik Indonesia”. (Mr. Muh. Yamin, 1959 : Penyelidik disebarluaskan kedaerah-daerah 87) yang terdiri dari lima dasar dan azas yaitu, melalui utusan-utusan yang ditugaskan ke peri kebangsaan, peri kemanusiaan, peri daerah untuk menjelaskan hasil-hasil yang ketuhanan, peri kerakyatan, dan kesejahteraan diperoleh selama persidangan pertama Badan rakyat/keadilan sosial (Muh. Yamin, 1959 : 87- Penyelidik yaitu dari tanggal 29 Mei s/d 1 Juni 88). Pidato Muh. Yamin pada tanggal 29 mei 1945. 1945 selain menyinggung tentang dasar negara, Dalam hal itu bahwa, yang menonjol status warga negara keturunan seperti peranakan dalam persidangan ialah perasaan kesatuan Arab, Cina, sehingga untuk hal tersebut Wakil antara sesama anggota Badan Penyelidik, dan Ketua RP. menginterupsi pidato Yamin semua anggota memahami azas dan bentuk agar perihal warga negara tersebut dibicarakan negara yang akan dibentuk dalam negara lain waktu saja. Sehingga terjadilah sedikit Indonesia itu nanti. Pada sidang pertama Badan perdebatan antara Muh. Yamin dengan Wakil Penyelidik, telah dibahas mengenai hal yang Ketua RP. Soeroso. mendasar secara mendalam berkenaan dengan Sementara itu golongan Islam, antara lain dasar-dasar Indonesia Merdeka. Selama masa K.H. Wahid Hasjim, Ki Bagoes Hadikoesoemo, sidang pertama terdapat tiga orang pembicara H. Agoes Salim, K.H. Abdoel Kahar Moezzakir, yang menonjol mengemukakan pandangan- dalam sidang BPUPKI mengusulkan konsepsi, pandangan mereka tentang dasar-dasar negara agar Dasar Negara Indonesia Merdeka adalah Indonesia merdeka, yaitu terdiri dari: Islam. Usul dari konsepsi itupun tidak mendapat 1) Mr. Muhammad Yamin, menyampaikan kesepakatan dari sidang. Pada tanggal 31 Mei pidatonya pada tanggal 29 Mei 1945 1945 yang berpidato pertama ialah Prof. Dr. berjudul “Azas dan Dasar Negara Mr.R. mengemukakan tentang teori Indonesia Merdeka”. negara juridis, politis dan sosiologis, syarat- 2) Prof. Dr. Mr. R. Soepomo syarat berdirinya negara, bentuk negara dan menyampaikan pidatonya pada tanggal bentuk pemerintahan serta hubungan antara 31 Mei 1945, tentang masalah “Dasar- negara dengan agama. Sebagai pembicara kedua dasarnya Negara Indonesia Merdeka”. ialah Mr. Muhammad Yamin yang menguraikan 3) Ir. Soekarno, menyampaikan pidatonya tentang Dasar Negara-Kebangsaan Indonesia pada tanggal 1 Juni 1945 tentang “Dasar atas dasar tinjauan juridis, historis, politis, Indonesia Merdeka”, (Muhammad sosiologis, geografis dan konstitusional yang Yamin, 1945 : 123). meliputi seluruh Nusantara. Pokok-pokok pidato Prof. Dr. Mr. R. Selain itu, Mr. Muhammad Yamin Soepomo itu membicarakan mengenai syarat menyampaikan lagi pidatonya pada tanggal 31 mutlak dan adanya suatu negara terutama adanya Mei 1945 mengenai “Daerah Negara Indonesia. faktor konstitutif, baik dari sudut hukum maupun Pidato-pidato dari anggota lain tidak dari sudut formal. Soepomo mengatakan adanya mengetengahkan tentang masalah dasar-dasar suatu negara harus ada suatu daerah (territority) secara terperinci, misalnya Drs. Moh. Hattta rakyat dan harus ada pemerintah yang berdaulat hanya menyampaikan pidatonya mengenai (souvereign) sebagaimana syarat-syatat yang Ekonomi pada tanggal 30 Mei 1945, teks pidato dikeluarkan oleh hukum internasional. Moh. Hatta tidak dapat diketahui lagi dimana Selain itu Soepomo mengemukakan kini, hanya pada pokoknya Moh. Hatta masalah mengenai staat idea, maka untuk itu mengetengahkan pernyataan mengenai sistem Soepomo telah memaparkan tentang teori-teori

Halaman | 111 Jurnal Artefak: History and Education, Vol.4 No.2 September 2017 ilmu negara yang ada di dunia, disinggungnya Soekarno mula-mula mengemukakan tentang mengenai teori perorangan, yaitu negara terdiri adanya pemikiran yang “Zwaarwichtig”, atas dasar, teori perseorangan, teori individualis, membicarakan hal-hal sekecil-kecilnya atau seperti yang diajarkan oleh Thomas Hobbes dan jelimet yang mengajak hadirin untuk permintaan John Locke pada abad ke 17, Jean Jacques ketua sidang, yaitu mencari dasar negara Rousseu abad ke 18, Hebert Spancer abad 19, Indonesia Merdeka, untuk itu terlebih dahulu H.J. Laski abad ke 20. Menurut aliran ini negara perlu beliau mengajak sejarah lahirnya negara- ialah masyarakat hukum (legal society) yang negara di dunia dan membanding- disusun atas kontrak seluruh individu dalam bandingkannya satu sama lainnya bahwa masyarakat itulah yang disebut “Contract timbulnya dan isi negara itu berbeda-beda sesuai Social”. dengan keadaan bangsa masing-masing. Disinggung pula mengenai teori negara Oleh karena itu, Bung Karno dengan dari teori golongan (Classtheory) sebagai yang tandas mengemukakan terlebih dahulu tentang diajarkan oleh Marx, Engels dan Lenin yang arti dan sangat pentingnya kita medeka terlebih mengatakan, bahwa negara sebagai alat dari dahulu, Bung Karno dalam pidatonya suatu golongan untuk menindas golongan yang mengatakan: “……bahwa kemerdekaan, lain. Dikemukakan pula aliran pikiran lain lagi politieke orafhankelijkheid, political pengertian negara ialah teori yang dinamakan indefendence ta’lain dan ta’bukan adalah suatu teori integralistik, yang diajarkan oleh Sinoza, jembatan, satu jembatan emas …”. (Muh. Yamin Adam Muller, Hegel dan lain-lain abad 18 dan 1959: 62-63). 19. Menurut pikiran ini, negara ialah tidak untuk Menurut beliau Merdeka artinya adalah menjamin kepentingan seseorang atau golongan, political, indefendence atau politiche akan tetapi menjamin kepentingan masyarakat orafhandkelijkheid yaitu kemerdekaan politik. seluruhnya sebagai persatuan. Dianjurkan bahwa kita harus berani merdeka Negara ialah susunan masyarakat yang sekarang ini juga karena kemerdekaan itu integral. Segala golongan, segala bagian, segala merupakan jembatan emas, dan diseberangnya anggotanya berhubungan erat satu sama lain dan kita membangun untuk menyempurnakan merupakan persatuan masyarakat yang organis, masyarakat dan negara, kita bangun dalam yang terpenting dalam negara yang berdasarkan segala bidang kehidupan. Selanjutnya Bung aliran pikiran integral ialah penghidupan bangsa Karno memberikan contoh-contoh, bahwa seluruhnya. Negara tidak memihak sesuatu hampir semua negara yang timbul dan ada di golongan yang kuat, atau yang paling besar, dunia ini didirikan atas dasar suatu cita-cita tidak menganggap kepentingan seseorang filsafat atau weltan schaung tertentu, misalnya sebagai pusat akan tetapi negara menjamin atas dasar Islam, Uni Soviet atas keselamatan hidup bangsa seluruhnya sebagai dasar komunisme, Amerika Serikat atas dasar persatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan. liberalism, Jerman-Hitler atas dasar nazisme, Pembangunan negara bersifat barang yang Tiongkok Nasionalisme atas dasar Sun Min Chui bernyawa. Karenanya corak dan bentuknya dan sebagainya. harus disesuaikan dengan keadaan umum pada Kemudian beliau juga mengajak kepada masa sekarang dan harus mempunyai anggota sidang “Kita bersama-sama mencari keistimewaan yang sesuai dengan keadaan persatuan philosophische grondslag, mencari umum tadi. Janganlah kita meniru belaka satu Weltanschaung yang kita semuanya setuju”. susunan negara lain (Muh. Yamin, 1959 L 110- (Muh. Yamin, 1959 : 68). Bahwa kita mencari 111). Soepomo menyimpulkan bahwa, negara suatu modus, bukan konpromi, yang kita sama- yang cocok dengan bentuk negara yang akan sama setuju karena kita hendak mendirikan didirikan sebagai negara Indonesia merdeka Negara Indonesia Merdeka bukan untuk satu adalah negara yang integralistik. orang atau bukan untuk satu golongan, Pada tanggal 1 Juni 1945, sidang Badan melainkan hendak mendirikan suatu negara Penyelidik belum memperoleh kesepakatan semua buat semua. yang dimaksudkan oleh ketua sidang, padahal Dasar yang baik untuk Negara Indonesia sidang sudah berlangsung tiga hari sejak tanggal adalah kemerdekaan, tidak meniru Amerika, 29 Mei 1945, maka pada gilirannya, Ir. Soekarno Rusia, Saudi Arabia mapun Tiongkok tetapi kita berpidato untuk mengemukakan pendapatnya mendirikan negara atas dasar suatu cita-cita secara lisan tanpa teks. Pidato itu dicatat secara sendiri atas dasar kepribadian bangsa kita stenograf oleh Notulis. Dalam pidatonya, Ir. sendiri. Kemudian Bung karno mengemukakan

Halaman | 112 Nana Setialaksana Peranan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) 1945 Dalam Proses Menuju Kemerdekaan Indonesia pendapatnya apa yang diminta oleh ketua sidang, dan perikemanusiaan diperas menjadi satu diberi yaitu “Philosofische gronslag” fondemen, nama socio-nationalisme. filsafat pikiran yang sedalam-dalamnya, jiwa, Dasar yang berikutnya, yaitu demokrasi hasrat yang sedalam-dalamnya untuk diatasnya yang bukan demokrasi barat, tetapi politiek- didirikan Gedung Indonesia Merdeka kekal economieche democratie, yaitu politiche- abadi (Muh. Yamin, 1959 : 61). democratie dengan sociale rechtuaardigheid, Bung Karno mengajak semuanya: demokrasi denagn kesejahteraan, diperas “Marilah kita mengamalkan, jalankan agama, menjadi satu dengan diberi nama Socio- baik Islam maupun Kristen dengan cara Democratie. Tinggal bagi ke-Tuhanan Yang berkeadaban. Artinya adalah hormat Maha Esa yang menghormati satu sama lain. menghormati satu sama lain, toleransi, saling Jadi yang asalnya lima, telah menjadi tiga yang menghormati agama masing-masing maupun beliau namakan Tri Sila yang berisi : agama orang lain, sebagaimana telah diberi suri 1) Socio-Nationalisme tauladan oleh Nabi Muhammad maupun Nabi 2) Socio-Democratie Isa”. Disinilah, dalam pengakuan azas yang 3) Ke-Tuhanan. (Ismaun, 1978 : 159) kelima segenap agama yang ada di Indonesia sekarang ini akan mendapat tempat yang sebaik- Sosio-Nationalisme, adalah gabungan sila baiknya. Dan negara kita akan ber-Tuhan pula. kebangsaan dengan sila perikemanusiaan. Jadi Dasar negara yang telah dikemukakan sebagai faham Kebangsaan Indonesia adalah faham usul Bung karno kepada sidang BPUPKI kebangsaan yang berperikemanusiaan atau tersebut di atas yang terdiri dari lima azas atau disebut juga nationalisme, yaitu bangsa yang prinsip itu diberi nama yang berisi hidup bersama dalam kekeluargaan Bangsa- lima azas pokok fundamental yang merupakan bangsa. Socio-Democratie adalah merupakan satu rangkaian kesatuan yang bulat, yaitu: gabungan dari sila demokrasi dan kesejahteraan 1) Kebangsaan Indonesia, sosial atau Keadilan Sosial. Jadi, faham 2) Internsionalisme atau perikemanusiaan, demokrasi yang dianut adalah demokrasi atau 3) Mufakat atau demokrasi, persamaan seluruh rakyatnya, Negara-negaranya 4) Kesejahteraan social, dan baik dalam lapangan politik, sosial, ekonomi, 5) Ke-Tuhanan Yang Maha Esa. (Ismaun, kebudayaan, maupun agama. Dan kesemuanya 1978 : 157) itu harus dijiwai oleh Sila ke-Tuhanan Yang Maha Esa. Perasan atau singkatan Pancasila ini Panca artinya lima dan sila artinya azas menunjukkan, bahwa tiap-tiap sila dari Pancasila atau dasar. Di atas kelima dasar itulah kita yang diusulkan Bung Karno itu tidaklah berdiri mendirikan Negara Indonesia yang kekal dan sendiri-sendiri terlepas satu sama lainnya, tetapi abadi. Nama Pancasila itu dipergunakan dan kelima unsur-unsur dari Pancasila itu merupakan beliau usulkan menurut petunjuk seorang teman satu rangkaian kesatuan yanag bulat. beliau, seorang ahli bahasa (yang dimaksudkan Selanjutnya, Bung Karno menawarkan lagi hadir sebagai anggota BPUPKI dan duduk di kepada sidang, barangkali sidang tidak sebelah kanan Bung Karno, yakni Mr. Muh. setuju/senang kepada Tri Sila, maka Tri Sila Yamin). Pancadharma tidak tepat digunakan, diperas lagi menjadi satu. Sebagaimana telah karena “Dharma” artinya “Kewajiban” dikemukakan tadi, kita mendirikan negara sedangkan sidang waktu itu memang hendak Indonesia yang kita semua harus mencari dasar Indonesia Merdeka. mendukungnya, bukan dari satu orang atau satu Walaupun dasar Pancasila itu sudah golongan, tetapi Indonesia buat Indonesia, menjadi keyakinan pribadi Bung Karno untuk semua buat semua. Jadi yang lima diperas dijadikan falsafah Negara Indonesia Merdeka, menjadi tiga dan yang tiga diperas menjadi satu, namun pada waktu itu beliau terlebih dahulu maka dapatlah satu perkataan Indonesia tulen, kepada hadirin menawarkan untuk yaitu perkataaan “Gotong-royong” Negara mempersilahkan memilih bilangan azas/dasar Indonesia yang kita dirikan haruslah negara negara yang dusepakati bersama. Selanjutnya gotong-royong. Bung Karno mengemukakan usul alternatifnya Gotong-royong adalah faham yang bahwa Pancasila boleh diperas sehingga tinggal dinamis, menggambarkan satu usaha, satu amal, tiga saja. satu pekerjaan, satu karya, satu gawe bersama- Dua dasar yang pertama, yaitu sama. Gotong royong adalah pembantingan internasionalisme dan kebangsaan, kebangsaan tulang bersama, keringat bersama, perjuangan

Halaman | 113 Jurnal Artefak: History and Education, Vol.4 No.2 September 2017 bantu-membantu bersama. Amal semua menjelma dengan sendirinya, menjadi realitet, kepentingan semua, keringat semua buat menjadi kenyataan jika tidak dengan perjuangan. kebahagian semua. Holopis-kuntul baris buat Janganlah Weltanschung yang diadakan kepentingan bersama. Dan itulah yang disebut oleh manusia, janganpun yang diadakan oleh Gotong-royong. Ekasila yang berisi azas, prinsip Hitler, oleh Stallin, oleh Lenin, atau oleh Sun gotong-royong ialah mendirikan negara gotong Yat Sen, “De Mensch” manusia harus royong, satu buat semua, dan semua buat satu, perjuangkan itu. Tanpa perjuangan, manusia itu serta semua buat semua. tidak akan menjadi realitet bahkan, lebih dari itu Satu buat semua artinya mendirikan satu : zonder perjuangan manusia tidak ada satu hal negara, bukan banyak negara, negara-negara agama, tidak ada cita-cita agama yang dapat bagian misalnya. Satu artinya satu negara menjadi realitet. Janganpun buatan manusia kesatuan Indonesia, “buat semua” artinya untuk seperti filsafat, Weltanschaung, seperti Pancasila semua rakyat, seluruh rakyat Indonesia tanpa itu, sedangkan perintah Tuhan yang tertulis kecuali, tidak pilih kasih, tidak boleh membeda- dalam Kitab Suci Al-Qur’an, zwart op wit (hitam bedakan. “Semua buat satu”, artinya “semua” di atas putih) tidak dapat menjelma menjadi adalah seluruh rakyat Indonesia tanpa kecuali realitet zonder perjuangan manusia yang wajib bekerja, berjuang bersama untuk dinamakan umat Islam. Begitu pula perkataan- kepentingan, “buat satu”, artinya untuk satu perkataan yang tertulis dalam kitab Injil, cita-cita negara Indonesia. Bukan untuk satu orang, satu yang termasuk di dalamnya tidak dapat golongan atau satu kelompok manusia yang menjelma zonder perjuangan umat Kristen. sedang memegang kekuasaan (pemerintah). Maka dari itu, jikalau bangsa Indonesia Sedang istilah “semua buat semua”, artinya ingin supaya Pancasila yang saya usulkan itu jelas, kita semua tanpa kecuali mendirikan satu menjadi satu realitet, yaitu jika kita ingin hidup negara Indonesia bersama-sama didukung oleh menjadi satu bangsa, satu nationalitet yang semua golongan, kemudia kepentingan kita merdeka, ingin hidup sebagai anggota dunia semua, menjadi perumahan bersama Indonesia yang merdeka yang penuh dengan buat Indonesia. perikemanusiaan, ingin hidup diatas dasar Kemudian, Bung Karno mempersilahkan permusyawaratan, ingin hidup sejahtera dan kepada sidang untuk memilih, mana yang aman dengan ke-Tuhanan yang luas dan disepakati bersama, apakah Pancasila, Trisila, sempurna, jangan lupa syarat untuk atau Ekasila?. Diperingatkan kepada hadirin menyelenggarakannya, ialah perjuangan, dan bahwa disaat menyusun dasar-dasar filsafat sekali lagi perjuangan. Indonesia Merdeka itu, kita hidup di dalam masa Jangan mengira bahwa dengan berdirinya peperangan. Di masa-masa peperangan itulah negara Indonesia Merdeka itu perjuangan telah kita mendirikan Negara Indonesia, di dalam berakhir. Dalam Indonesia merdeka itu, gunturnya peperangan, Beliau mengucapkan perjuangan kita harus berjalan hanya lain syukur Alhamdulillah kepada Alloh Subhanahu sifatnya, coraknya dengan perjuangan. Sebagai wata’ala, bahwa kita mendirikan Negara negara yang bersatu, berjuang terus Indonesia bukan di dalam sinarnya bulan menyelenggarakan apa yang kita cita-citakan di purnama, tetapi di bawah palu godam dalam Pancasila. Bung Karno mengakhiri peperangan dan di dalam api peperangan. pidatonya dengan menegaskan bahwa Timbulah Indonesia Merdeka yang demikian itu “Indonesia” hanya bisa merdeka, jika bangsa adalah Negara Indonesia yang lambat laun Indonesia berani mengambil resiko dengan jiwa menjadi kuat. berkobar-kobar, dengan tekad “Merdeka”, Bung Karno, sekali lagi menyatakan sekarang ini juga, “Merdeka atau mati”. keyakinannya, sesuai dengan usul-usul beberapa Apabila kita baca hasil “stenografi anggota barangkali perlu diadakan verslag” Nampak jelas, bahwa usul Bung Karno “noodmatregel” peraturan yang bersifat secara keseluruhan mengenai Pancasila pada sementara. Tetapi dasarnya, isinya Indonesia prinsipnya mendapat sambutan baik dari sidang yang kekal abadi menurut pendapat beliau BPUPKI. Tetapi, usul yang ditawarkan kepada haruslah Pancasila, namun terserah kepada sidang yaitu Pancasila sebagai “dasar filsafat sidang, usul itu diterima atau tidak, terserah. Negara Indoneisa Merdeka” itu, pada tanggal 1 Beliau sendiri mengisyafi, bahwa tidak ada satu Juni 1945 tidak mendapat kesepakatan yang cita-cita, satu filsafat, satu Weltanschaung dapat bulat dari sidang BPUPKI.Baik usul Bung Karno dan usul Mr. Muhammad Yamin, maupaun usul

Halaman | 114 Nana Setialaksana Peranan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) 1945 Dalam Proses Menuju Kemerdekaan Indonesia golongan Islam sebagai prasaran atau bahan- 19) Tuan Myano bahan mentah itu diperdebatkan, diolah, digodog (Ismaun, 1981:147). lebih lanjut oleh sidang sehingga “matang” kemudian dirumuskan, sehingga nanti nampak b. Panitia Perancang Bagian Pembelaan kesempurnaan.Setelah melakukan beberapa kali Tanah Air. persidangan dan melalui perdebatan yang 1) Ketua panjang akhirnya dapat dirumuskan dasar-dasar merangkap anggota negara RI, maka tugas BPUPKI selesai 2) Abdul Kadir kemudian pemerintah Jepang membentuk PPKI 3) Asikin Natanegara yang bertugas mempersiapkan segala sesuatu 4) P.H. Bintoro yang berkaitan dengan kemerdekaan Indonesia. 5) Mr. B. Hendratono 6) Abdul Kaharmuzakar Sidang BPUPKI 7) H. Achmad sanusi Sidang BPUPKI yang kedua dilaksanakan 8) R. Asharsutedjo Moenandar pada tanggal 10 Juli sampai 17 Juli 1945 9) Mr. Samsudin bertempat di gedung Pejambon Jakarta, dimulai 10) Mr. Sukardjo Wiropranoto pukul 10.00. sidang dibuka oleh ketua BPUPKI 11) R.M.T.A. Soeryo Dr. Radjiman Widiodiningrat, dengan terlebih 12) Abdul Kaffar dahulu memperkenalkan anggota baru yaitu : 13) K.H. Maskur Abdul Fatah, Asikin Natanegara, Surio 14) K.H. Hamijoyo, Mohammad Noor, Tuan Besar Abdul 15) R.A.A. Sumitro Kolopaking Kaffar. (, 1965:145). 16) R. Sidang hari pertama dilaksanakan pada 17) R. Aris tanggal 10 Juli 1945 yang dipimpin langsung 18) Mohammad Noor oleh ketua BPUPKI yaitu Dr. Radjiman 19) R. Abulrahim patalykrama Widiodiningrat. Diakhir persidangan hari 20) pertama dilakukan pembentukan tiga panitia 21) Dr. R. Buntaran Martomojo kerja, pertama, panitia untuk merancang 22) Ruslan Wongsokusumo Undang-undang Dasar, kedua, panitia untuk 23) Ny. Sunaryo mempelajari hal pembelaan tanah air dan ketiga 24) Tuan Tanaka Anggota istimewa. panitia untuk mempelajari hal keuangan dan (Ismaun 1981:148) perekonomian. Susunan ketiga panitia tersebut adalah: c. Panitia Perancang Ekonomi dan a. Panitia Perancang Undang-undang Keuangan dasar. 1. Drs. Muhammad Hatta sebagai Ketua : Ir. Soekarno Ketua merangkap anggota Anggota : 2. Ir. R.M.O. Soerahman 1) R. Otto Iskandar Dinata Tjokroadisoerio 2) B.P.H. Porboyo 3. R.M. Margono Djojohadikusumo 3) Haji 4. M. Sutardjo 4) Mr. Achmad Subardjo 5. Dr. Samsi 5) Prof. Dr. Mr. Supomo 6. Prof Ir. Roeseno 6) Ny. Maria Ulfah Santos 7. P. Soerjohamidjojo 7) K.H. 8. Ki Hadjar Dewantoro 8) Parada harahap 9. Dr. R. Koesoemah Atmadja 9) Mr. J. Latulahari 10. A.M. Dasaad 10) Mr. 11. Oei Tjiong hauw 11) Mr. 12. Prof Dr. Djenal Asikin Widjaja 12) Mr. K.P.R.T. Wongsonegoro kusumah 13) K.R.T.H. Wuryaningrat 13. P.F. dahler 14) Mr. R.P.Singgih 14. Mr. Muhamad besar 15) Mr. Tan Eng Hoa 15. Mr. Muhammad Yamin 16) Prof dr. P.A. Husein Djayaniningrat 16. A. Baswedan 17) Dr. Sukiman Sirosandjoyo 17. Ki bagus Hadikusumo 18) Mr. A.A maramis 18. Mr.R. Sastromujono

Halaman | 115 Jurnal Artefak: History and Education, Vol.4 No.2 September 2017

19. Abdul fatah semua rancangan Hukum Dasar Negara 20. K.H. Mas mansyur Indonesia Merdeka selesai. 21. Oe Tjang Tjoei Dari uraian diatas dapat kita ketahui, 22. R.A.A wiranatakusumah bahwa tujuan pembentukan BPUPKI oleh 23. Mr. R. Suwandi pemerintah Jepang, yaitu hanya menyelidiki 24. Tuan Tokonami Anggota istimewa. usaha-usaha persiapan kemerdekaan namun (Ismaun 1981:147-148). kenyataan sebenarnya ialah “Merancang Undang Undang Dasar Indonesia yang merdeka Bahasan pertama dalam Persidangan dan berdaulat”. Kiranya dapat dipahami bahwa kedua BPUPKI adalah mengenai bentuk negara. BPUPKI yang mewakili seluruh bangsa Hasil pemunggutan suara untuk menunjukan Indonesia benar-benar mengambil nasibnya bentuk negara lain menunjukan 55 menyetujui ditangan sendiri untuk menentukan persiapan bentuk negara Republik, 6 suara memilih kemerdekaannya, artinya tidak menurut saja kerajaan, 2 suara memilih lain-lain dan 1 suara kepada ketentuan Juridis formil dan keinginan blangko.(Muhammad Yamin, 1965:184). kolonialis Jepang. Mengenai wilayah Indonesia sebagian besar menghendaki bekas wilayah Hindia Belanda ditambah dengan Malaya, DAFTAR PUSTAKA Utara, Papua Nugini dan Timor portugis. Persidangan ini membahas pula berkenaan Asmawijaya. 1997. Proses Persidangan dengan penyusunan undang-undang Dasar, BPUPKI Dalam Merumuskan UUD susunan pemerintahan dan bentuk negara antar Negara Indonesia. Jakarta : Media Press unitarisme dan federalis. Haryono, Anwar. 1997. Perjalanan Politik Bangsa Indonesia : Menoleh Ke Belakang Menatap Masa Depan. Jakarta : Gema PENUTUP Insani. Ismaun. 1984. Diktat Pengantar Ilmu Sejarah. Simpulan Bandung: IKIP Dalam masa sidang BPUPKI tanggal 29 Kansil, C.S.T. 1968. Sejarah Perjuangan Mei sampai 1 Juni 1945 merupakan babak Pergerakan Kebangsaan Indonesia. Perancang. Beberapa pembicara yang Jakarta: Erlangga mengemukakan prasaran atau pendapat Lembaga Soekarno-Hatta. 1984. Sejarah diantaranya merupakan anggota “braintrust”, Lahirnya UUD 1945 dan Pancasila. seperti Mr. Muhammad Yamin, Ir. Soekarno, Jakarta : Idayu-Press. Prof. Dr. Mr. R. Soepomo dan lain-lain. Mr. Noer, Deliar. 1987. Partai Islam di Pentas Muh Yamin menyampaikan prasarannya tentang Nasional. Jakarta : Graffiti. “Azas dan Dasar Negara Kebangsaan Republik Notonagoro. 1963. Beberapa Hal Mengenai Indonesia”, juga usul mengenai batas-batas Falsafah Pancasila. Jakarta: C.V. wilayah Indonesia yang akan merdeka meliputi Pantjuran Tudjuh. tanah tumpah darah nusantara warisan sejarah Notosusanto, Nugroho. 1971. Naskah zaman . Prokalamsi yang Otentik dan Rumusan Ir. Soekarno mengusulkan dasar Negara pancasila yang Otentik. Departemen yang diberi nama Pancasila dengan meletakkan Hankam,Pusat Sejarah ABRI. sila kebangsaan terlebih dahulu. Sedangkan Poesponegoro, Marwatidjuned. et.al. 1975. Prof. Dr. Mr. R. Soepomo mengemukakan teori Sejarah Nasional Indonesia Jilid VI. Negara dan syarat-syarat bedirinya negara serta Jakarta : Balai Pustaka prinsip-prinsip negara dan pemerintahan. Dalam Pringgodigdo, A.K, H. 1964. Sejarah masa sidang kedua BPUPKI tanggal 10 Juli Pergerakan Rakyat Indonesia, Jakarta: sampai 17 Juli 1945 ialah merupakan Babak Pustaka Rakyat. Perumusan yang berhasil merumuskan Ridhwan Indra, Moh. 1978. Peristiwa-peristiwa “rancangan dasar negara dan hukum dasar”, di Sekitar Proklamasi 17-08-1945. yakni Piagam Jakarta sebagai Mukadimah, Jakarta: Sinar Grafika. Hukum Dasar, Naskah Pernyataan Indonesia Rutgers, S.J. 1951. Sejarah Pergerakan nasional Merdeka, sehingga pada tanggal 17 Juli 1945 Indonesia, : C.V. Hayam Wuruk

Halaman | 116 Nana Setialaksana Peranan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) 1945 Dalam Proses Menuju Kemerdekaan Indonesia Saifuddin Anshari, H. Endang. 1981. Piagam Jakarta 22 Juni 1945. Jakarta: C.V. Rajawali Sihombing, O.D.P. 1962. Pemoeda Indonesia Menentang Fasisme Djepang, Jakarta: Sinar Djaja. Soebardjo Dj., Ahmad. 1977. Lahirnya Republik Indonesia. Jakarta: PT.Kinta. Soekarno. 1960. Pancasila Dasar Filsafat Negara. Kursus Bung Karno, Jakarta: Yayasan Empu Tantular. Sunoto. 1981. Pancasila: Pendekatan Melalui Sejarah dan Pelaksanaanya, : Hanindita Suharsimi, Arikunto. 1998. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik: Reneka Cipta Surachman, Winarno 1998. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito Wilhem, Donald. 1980. Indonesia Bangkit, Jakarta : UI Press. Yamin, Muhammad. 1959. Naskah Persiapan UUD 1945. Jakarta: Yayasan Prapanca.

Halaman | 117 Jurnal Artefak: History and Education, Vol.4 No.2 September 2017

Halaman | 118