<<

ISSN : 2407 – 1315 AGRITEPA, Vol. IV, No.2, Januari – Juni 2018

IDENTIFIKASI PANGAN TRADISIONAL DI KABUPATEN KEPAHIANG PROVINSI BENGKULU

IDENTIFICATION OF IN KEPAHIANG DISTRICK BENGKULU PROVINCE

Reni Yunita, Hesti Nur’aini Program Studi Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian, Universitas Dehasen Bengkulu Email : [email protected]

ABSTRAK

Pangan lokal adalah pangan tradisional yang dihasilkan dari suatu daerah di yang terdiri dari berbagai macam makanan pokok, maupun makanan ringan. Pangan tradisional adalah pangan yang sudah turun temurun dihasilkan atau dikonsumsi, menggunakan bahan lokal dan diolah secara khas di suatu daerah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis produk pangan lokal dan menganalisis sifat makronutrien yang terdapat dalam makanan tradisional di Kabupaten Kepahiang, Analisis penelitian ini menggunakan analisis deskriptif. Hasil analisis menunjukkan bahwa pangan tradisional di Kabupaten Kepahiang terdiri dari 18 jenis makanan yaitu 8 jenis jajanan, 4 jenis lauk pauk dan 6 jenis minuman. Analisis makronutrien pada mengandung 3,98 % protein, 4,93% lemak dan 23,45 % karbohidrat. Serawo mengandung 3,87 % protein, 5,12% lemak dan 22,89 % karbohidrat, sedangkan bajik mengandung 3,67 % protein, 5,45% lemak dan 22,54% karbohidrat.

Kata kunci: pangan tradisional, Kabupaten Kepahiang, makronutrien

ABSTRACT

Local food is a traditional food that is produced from an area in Indonesia that consists of a wide variety of staple foods, and . Traditional food is food that has been handed down generated or consumed, using local materials and processed typically in an area. This study aims to identify the types of local food products and analyze the nature of macronutrients contained in traditional foods in Kepahiang District, this study analysis using descriptive analysis. The analysis showed that the traditional food in Kepahiang District consists of 18 types of foods are 8 types of snacks, 4 kinds of side dishes and 6 different types of . Analysis macronutrient in lemang containing 3.98% protein, 4.93% fat and 23.45% carbohydrates. Serawo containing 3.87% protein, 5.12% fat and carbohydrates 22.89%, while the virtuous containing 3.67% protein, 5.45% fat and 22.54% carbohydrates.

Keywords: traditional food, Kepahiang District, macronutrient

123

ISSN : 2407 – 1315 AGRITEPA, Vol. IV, No.2, Januari – Juni 2018

PENDAHULUAN telah dimanfaatkan oleh masyarakat Kabupaten Kepahiang merupakan sebagai bahan pangan maupun pelengkap daerah hasil pemekaran dari Kabupaten upacara adat. Tanaman pangan lokal yang Rejang Lebong yang berdiri pada 7 dimaksud dalam tulisan ini adalah Januari 2004 berdasarkan UU No.39 tanaman yang dapat menjadi sumber Tahun 2003, dengan motto Kepahiang pangan alternatif yang dapat dijadikan Kabupaten Alami (Asri Laksana Emas makanan cemilan dan memjadi makanan dan Intan). Potensi investasi daerah ini khas Kabupaten Kepahiang juga menjadi meliputi daerah pariwisata, pertanian, ciri khas pada daerah dan menjdi suatu perkebunan dan perik anan (mencakup olahan makanan yang dijadikan makanan agribisnis dan agroindustri) hasil kegiatan oleh-oleh Khas Kabupaten Kepahiang. agraris masyarakat Kepahiang relatif Tanaman pangan lokal yang telah mudah dipasarkan. Ini terkait dengan dimanfaatkan masyarakat sebagai sumber lokasi kabupaten yang strategis. Letaknya pangan secara turun-temurun adalah yang berada di daerah perlintasan, umbi-umbian dan kacang- kacangan ditunjang dengan sarana jalan yang (Widowati 2001). Sehingga perlunya terbilang mulus, dan kemudahan mengkarakterisasi pangan tradisional di transportasi di dalamnya (Anonim, 2010). Kabupaten Kepahiang, Provinsi Pangan lokal adalah pangan Bengkulu. tradisional yang dihasilkan dari suatu daerah di Indonesia yang terdiri dari METODE PENELITIAN berbagai macam makanan olahan Bahan makanan pokok, maupun makanan Bahan penelitian adalah bahan tambahan. Pangan lokal dapat dijadikan untuk survei dan produk pangan lokal sebagai suatu ciri khas di suatu daerah. hasil survei. Kabupaten kepahiang terdapat banyak berbagai jenis makanan olahan yang Alat dibuat dari bahan umbi-umbian, sayur- Alat yang digunakan dalam sayuran maupun dari buah-buahan yang penelitian ini adalah: diolah menjadi berbagai jenis makanan 1. Alat survei adalah alat tulis, kamera ringan. dan kuisioner Berbagai sumber pangan lokal Di 2. Alat analisis kimia adalah timbangan, Kabupaten Kepahiang, baik yang telah oven, desikator, oven blower, soxhlet, dibudidayakan maupun yang tumbuh liar, tabung reaksi, labu, erlenmeyer. 124

ISSN : 2407 – 1315 AGRITEPA, Vol. IV, No.2, Januari – Juni 2018

Cara Penelitian 2. Responden produsen yaitu dimana Penelitian ini dilaksanakan melalui peneliti mengetahui proses pengolahan tiga tahapan yaitu sebagai berikut : dari berbagai jenis makanan yang khas Tahap I :Inventarisasi produk pangan Di Kabupaten Kepahiang Provinsi lokal di Kabupaten Kepahiang Bengkulu. A. Penentuan lokasi survei 3. Responden tokoh adat dimana peneliti Di Kabupaten Kepahiang terdiri mengetahui berbagai jenis makanan dari delapan kecamatan, untuk yang khas di Kabupaten Kepahiang mendapatkan data jenis pangan lokal di Provinsi Bengkulu. Kabupaten Kepahiang, peneliti melakukan C. Pelaksanaan survei survei di Kecamatan Kepahiang dan Pelaksanaan survei dilakukan Kecamatan Kabawetan pemilihan lokasi dengan cara mendatangi dan memberikan survei dilakukan dengan cara sengaja kuisioner ke penjual, tokoh adat dan dengan pertimbangan karena Kecamatan produsen yang di lokasi yang sudah Kabawetan salah satu sentral produsen ditentukan. jenis makanan olahan dan di Kecamatan Kepahiang telah menjadi sentral pusat Tahap II : Analisis makronutrien oleh-oleh di Kabupaten Kepahiang. produk pangan lokal terdiri dari: B. Penentuan responden A. Analisis kadar lemak (Lehninger Responden dalam penelitian ini (1982) terdiri dari tiga golongan yaitru: B . Analisis kadar protein (Sudarmaji 1. Responden penjual yaitu dimana dkk, 1996) peneliti melakukan penelitian melalui C. Analisis kadar karbohidrat responden penjual dengan cara (Winarno,.1997) mendatangi penjual dan memberikan kuisioner dan mengetahui makanan Sumber Data. yang khas apa saja yang dijual di Sumber data penelitian ini terdiri Kabupaten Kepahiang peneliti dari 2 yaitu data primer dan data melakukan penelitian yang sekunder. Data primer dilakukan dengan berlokasikan Di Kecamatan metode observasi dan wawancara Kepahiang karena Di Kecamatan kemudian data sekunder dilakukan dengan Kepahiang merupakan sentral penjual metode studi pustaka. Observasi yaitu makanan oleh – oleh tepatnya di Desa merupakan pengumpulan data dengan cara Tebat Monok . pengamatan langsung ke objek penelitian, 125

ISSN : 2407 – 1315 AGRITEPA, Vol. IV, No.2, Januari – Juni 2018 wawancara yaitu metode pengumpulan secara spesifik Kabupaten Kepahiang data dengan cara mengadakan tanya jawab memiliki makanan khas yang sering atau wawancara langsung kepada digunakan saat acara adat, pernikahan, responden untuk mendapatkan data yang hari menanam padi dan panen hasil dibutuhkan dengan alat bantu kuisioner, kebun. Produk pangan lokal yang ada di yang akan dilakukan pada minggu Kabupaten Kepahiang dari hasil yang pertama dan ketiga dalam waktu satu diamati dalam penelitian ini terdapat 18 bulan. Sedangkan studi pustaka yaitu jenis makanan yang terdiri dari, 8 jenis metode pengumpulan data yang jajanan 4 jenis lauk pauk dan 6 jenis bersumber dari buku–buku atau hasil minuman. penelitian terdahulu yang berhubungan dengan masalah penelitian. Kemudian Minuman sampel sampel makanan diteliti di 1.Bioa kawo laboraturium pertanian atau di Bioa kawo adalah sebutan air dari laboraturium teknologi industri pertanian. masyarat Desa Kepahiang dari Suku Hejang/Rejang, bioa kawo sebagai Analisis Penelitian minuman khas Rejang dan itu juga Analisis penelitian ini dikarenakan Desa Kepahiang.Kabupaten menggunakan analisis deskriptik yaitu Kepahiang mayoritas petani kopi dan suatu bentuk penelitian yang ditujukan proses pembuatan bioa kawo juga sagat untuk mendeskripsikan fenomena- mudah yaitu dengan cara pencampuran fenomena yang ada, baik fenomena gula, kopi dan air dengan takaran sesuai alamiah maupun fenomena buatan selera. manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, 2. Cinul hubungan, kesamaan, dan perbedaan Cinul adalah sebutan dari antara fenomena yang satu dengan masyarakat Desa Kepahiang dari suku fenomena lainnya (Sukmadinata, 2006) hejang/rejang, yang sering dibuat saat hari panen, pesta.cinul ini sama dengan cendol HASIL DAN PEMBAHASAN pada umumunya yang membedakan dari Produk Pangan Lokal di Kabupaten proses pengolahannya saja. Kepahiang Pangan lokal adalah suatu makanan yang ada pada di setiap daerah 126

ISSN : 2407 – 1315 AGRITEPA, Vol. IV, No.2, Januari – Juni 2018

Tabel 1. Karakterisasi Pangan Lokal Jenis - Jenis Makanan Minuman Lauk Pauk Jajanan Bioh kawo lemeah Serawo Cinul Gulai buah kepayang Benik/ lemang Bubur rayak Nasi berkat Cucur pandan Senaweh tat Serawo lepang Juada tlo Serawo nioa Bajik Lepek Bolu koja Sumber: data primer

3. Serawo Lepang berubah warna merah itu sudah cukup,dan Serawo lepang adalah minuman bioa senaweh siap diminum yang dibuat dari buah lepang atau sebutan 6. Bubur rayak lain dari buah timun yang diserut Bubur rayak adalah salah satu menggunakan sendok dan diberi gula makanan khas Kabupaten Kepahiang yang dengan sesui selera. terbuat dari tepung beras dan proses 4. Serawo nioa pengolahan yang langsung diatas wajan Serawo nioa adalah minuman yang ambil sesendok adonan bubur mentah, dibuat dari buah kelapa yang diserut dan masukkan ke cetakan cendol. Tekan atau dicampur gula, serawo nioa ini sering digosok-gosokkan menggunakan dibuat oleh masyarakat Suku Rejang pada punggung sendok tepat diatas kuah bubur saat acara penurunan bayi, ruahan. yang sedang direbus tadi sehingga adonan 5. Bioa Senaweh berjatuhan kedalam kuah. Kerjakan terus Bioa senaweh adalah rebusan sampai adonan bubur habis. Tambahkan batang senaweh yang diminum airnya gula pasir dan garam secukupnya. sebagai minuman penambah energi ,cara membuat bioa senaweh juga cukup mudah Lauk Pauk dengan merebus batang senaweh ketika 1. Gulai Lemeah air. Sudah menjadi ½ dari air awal dan air Gulai lemeah adalah sebuah nama makanan khas Rejang. Komposisinya

127

ISSN : 2407 – 1315 AGRITEPA, Vol. IV, No.2, Januari – Juni 2018 terdiri dari rebung yang dicincang-cincang berkat sama dengan proses pengolahan dan dicampur ikan air tawar seperti ikan serawo, hal ini hanya membedakan mujair, sepat, maupun ikan-ikan kecil artinya saja, jika serawo kue ketan yang yang hidup di air tawar. Setelah cincangan di beri bunga diatasnya ( kelapa dan gula rebung yang dicampur dengan ikan merah) sebagai lambang kecerian adat( tersebut diaduk-aduk, maka adonan pernikahan, penurunan bayi, upacara adat) tersebut disimpan ke dalam wadah yang sedangkan nasih berkat yang cara dilapisi dengan daun pisang dan ditutup pernyajian yang berbeda dengan serawo rapat-rapat proses fermentasi ini kalau nasi berkat bunganya dibawah dan membutuhkan waktu minimal selama tiga dibungkusi dengan daun pisang hari melambangkan kesedihan (musibah 2. Gulai Buah Kepayang kematian.) Gulai buah kepayang adalah suatu gulai yang sering dibuat oleh masyarat Jajanan kepahiang,karena buah kepayang juga 1. Serawo sebagai sejarah tercipta nama Desa Serawo salah satu makanan khas Kepahiang Kecamatan Kepahiang karena Kabupaten Kepahiang itu dikarenakan pada jaman dahulu didaerah itu banyak serawo makanan yang wajib ada pada saat nya tumbuh batang kepayang, gulai buah acara besar seperti upacara adat, kepayang itu dibuat setelah proses pernikahan, nurun bayi, dan hari panen perendaman buah kepayang selama 3-5 di pada masyarakat Kabupaten Kepahiang air lewat. terkhusus Suku Rejang, serawo makanan yang terbuat dari beras ketan yang 3. Punjung dimasak dan di beri gula merah dan Punjung adalah cara penyajian kelapa. nasi beserta lauk-pauknya dalam bentuk 2. Benik/Lemang kerucut; karena itu disebut pula 'nasi Lemang merupakan makanan dari '. Olahan nasi yang dipakai beras ketan yang dimasak dalam seruas umumnya berupa nasi . bambu, setelah sebelumnya digulung 4. Nasi berkat dengan selembar daun pisang. Gulungan Nasi berkat yaitu makanan yang daun bambu berisi beras ketan dicampur dibuat dari beras ketan putih yang santan kelapa ini kemudian dimasukkan dimasak dan disajikan dengan gulah ke dalam seruas bambu lalu dibakar merah dan kelapa, proses pengolahan nasi sampai matang. Lemang lebih nikmat 128

ISSN : 2407 – 1315 AGRITEPA, Vol. IV, No.2, Januari – Juni 2018 disantap hangat-hangat. Cara dalam baki atau tampah, baru setelah mengkonsumsi lemang berbeda-beda dari dingin adonan dapat dipotong potong, daerah ke daerah. Lemang dijadikan karena apabila dalam keadaan panas makanan perayaan oleh suku Rejang yang adonan belum mengeras dan sulit disajikan pada pesta-pesta adat mereka. dibentuk (Rochani, 2012). Makanan ini Bagi Suku Rejang. lemang biasa disantap banyak diproduksi secara tradisional oleh saat hari raya Idul Fitri atau Idul Adha. masyarakat di berbagai daerah. Terkhusus 3. Kabupaten Kepahiang bajik juga menjadi Kue cucur adalah yang berbentuk makanan yang paforit dan banyak disukai bulat dan sering dibuat variasi bulatan oleh masyarakat Kabupaten Kepahiang, bulatan di tengah yang berwarna seperti bajik ini sering sekali ditemuakan pada gorong dan berasa manis dan gemuk acara adat, pesta per5nikahan ataupun rasanya ini sering digunakan pada suku pada upacara adat.

Rejang makanan pendambing zikir 7. B olu koja atau tholibun Bolu koja adalah makanan khas 4. Juada Tlo Kabupaten Kepahiang yang memiliki Juada tlo adalah kue yang dibuat tekstur kenyal dan lembut. kue ini banyak menggunakan bahan kelapa gula halus diminati karena rasanya yang enak. Bolu dan sagu ini juga termasuk dari makan koja merupakan makanan khas dalam khas kabupaten kepahiang golongan kue yang berasal dari daerah 5. Lepek Ubi Kayu Bengkulu terkhusus didaerah Kabupaten Lepek ubi kayu / singkong Kepahiang bolu koja menjadi makan merupakan jenis kue atau makanan yang paforit dan Khs bagi msyarakat memiliki bahan dasr ubi kayu yang Kabupaten Kepahiang. diparut dan d beri garam dan gula 8. Kue Tat . kemudian melalui proses pemasakan Kue tat adalah kue berbentuk segi dengan cara dikukus. empat seperti tart namun dengan tampilan

6. Bajik seperti pie, bias anya bertopping nenas. Bajik adalah kue basah yang Konon kue ini dulu merupakan makanan dibuat dari ketan kukus dicampur dengan khas para raja Bengkulu. Setiap daerah santan dan gula jawa atau gula pasir, tentunya memiliki makanan unik dan khas namun jika menggunakan gula pasir, tersendiri, termasuk Kabupaten harus menambahkan zat pewarna Kepahiang tentunya. Salah satu yang khas makanan. Setelah kering, adonan dicetak di Kabupaten Kepahiang ini adalah kue 129

ISSN : 2407 – 1315 AGRITEPA, Vol. IV, No.2, Januari – Juni 2018 yang bernama Juada Bay Tat. kue karakterisasi yang hampir serupa. Adapun berbentuk segi empat ini terbuat dari jenis makanan yang diuji lemang, serawo tepung gandum, gula pasir, telur ayam dan dan bajik dengan parameter yang diuji mentega. Setelah kue jadi kemudian kadar lemak, kadar protein dan kadar barulah dioleskan diatasnya. Rasanya karbohidrat. lembut dan sedikit renyah dengan manis selai nenas yang manis mengigit membuat 1. /Bajik kue ini banyak disukai Wajik adalah panganan semi basah hasil pengolahan beras ketan, gula dan Analisis Makronutrien Produk Pangan santan kelapa, dengan atau tanpa Lokal di Kabupaten Kepahiang penambahan bahan tambahan makanan Makronutrien adalah zat gizi lainnya (SNI 01-4272-1996). Wajik (nutrien) yang memberikan energi bagi merupakan makanan tradisional yang tubuh yang diperlukan tubuh dalam telah dikenal masyarakat melayu seperti jumlah besar untuk bertahan hidup. Indonesia, dan Singapura. Wajik Terdapat tiga jenis makronutrien yaitu biasa disajikan untuk camilan disaat karbohidrat, protein dan lemak, santai. Berbeda dengan hasil olahan beras Karbohidrat, protein dan lemak m asing- ketan yang lain seperti jenang, masing memberikan energi dalam jumlah babat maupun krasikan, pada wajik beras yang berbeda. Telah diketahui berbagai ketan tidak ditepungkan terlebih dahulu, jenis makanan dan pangan lokal yang sehingga tekstur dari wajik berbeda dari khas di Kabupaten Kepahiang, dari jenang , krasikan maupun wingko berbagai jenis makanan peneliti memilih babat. Kelebihan dari wajik adalah tiga macam jenis makanan dari memiliki rasa yang khas yaitu manis dan keseluruhan makanan yang ada, untuk legit sehingga cocok sebagai makanan dilakukan analisa makronutrien, peneliti camilan. Secara umum wajik memiliki membuat batasan untuk analisis hanya bentuk persegi empat atau jajar genjang, untuk makanan jajanan saja, dengan memiliki tekstur semibasah dan agak menganalisis 3 (tiga) sampel makanan lengket karena berasal dari beras ketan yaitu lemang, serawo dan bajik. Hal ini yang memiliki kadar amilopektin yang ditentukan dengan pertimbangan bahan tinggi (Darmadjati, 1980). Oleh karena itu sampel makanan tersebut terbuat dari bahan baku beras ketan tidak dapat diganti bahan baku yang sejenis yaitu beras ketan dengan beras biasa. sehingga dimungkinkan memiliki 130

ISSN : 2407 – 1315 AGRITEPA, Vol. IV, No.2, Januari – Juni 2018

Tabel 2. Analisis Makronutrien Produk Pangan Lokal di Kabupaten Kepahiang No Sampel Parameter Kadar Protein Kadar Lemak Kadar Karbohidrat (%) (%) (%) 1 Lemang 3,98 4,93 23,45 2 Serawo 3,87 5,12, 22,89 3 Bajik 3,67 5 ,45 22,54 Sumber: data primer

Rasa dari wajik juga khas, karena dan kadar karbohidrat sudah memenuhi menggunakan gula jawa dan santan maka standar SNI 2986:2013. camilan ini berasa legit dan gurih. Secara umum wajik berwarna kecoklatan yang 2. Serawo berasal dari gula merah atau gula jawa, Serawo penganan semibasah namun ada pula wajik yang diinovasi (Intermediet moisture food) menjadi berwana-warni dengan hasil pengolahan beras ketan, gula dan penambahan pewarna makanan. santan kelapa, dengan atau tanpa Makanan ini banyak diproduksi penambahan bahan tambahan makanan secara tradisional oleh masyarakat di lainnya. Serawo makanan yang terbuat berbagai daerah. Terkhusus Kabupaten dari beras ketan yang dimasak dan di beri Kepahiang wajik juga menjadi makanan gula merah dan kelapa. Serawo juga yang favorit dan banyak disukai oleh tergolong makanan semi basah sama hal masyarakat Kabupaten Kepahiang. nya dengan kue , proses pengolahan Berdasarkan SNI 2986:2013 kandungan kue serawo dan lupis juga sama yang protein wajik 4,11% dengan batas membedakan jenis kue ini terdapat pada minimal 3,0 dan kandungan lemak wajik cara penyajiannya sehingga peneliti sebesar 8,78% dengan batas minimal mengambil perbandingan serawo dengan lemak 5,0%. Dari hasil analisi telah kue lupis. Kue Lupis Ketan adalah diketahui kandungan gizi pada wajik yaitu makanan cemilan yang biasa dikonsumsi kadar lemak 5,45 %, kadar protein 3, 67% oleh masyarakat Indonesia. Kue Lupis dan kadar karbohidrat 22, 54 %, sehingga Ketan mengandung energi sebesar 164 hasil analisi kadar lemak, kadar protein kilokalori, protein 1,8 %, karbohidrat 34,5 %, lemak 2,1 % (Anonim, 2016), dari

131

ISSN : 2407 – 1315 AGRITEPA, Vol. IV, No.2, Januari – Juni 2018 hasil analisis serawo kandungan protein tenaga didalam sebatang lemang ialah sebesar 3.87 %, kandungan lemak 5,12 % 3,778 kalori yang mana 52% dan kandungan karbaohidrat 28,89 %. disumbangkan oleh santan kelapa. Karna standar mutu serawo belum ada adalah makanan cemilan ringan yang sehingga penulis membandingkan hasil biasa dikonsumsi oleh masyarakat analisa kandungan protein, lemak dan Indonesia. Lemper mengandung energi karbohidrat dari kue lupis. Sehingga dari sebesar 177 kilokalori, protein 3 %, hasil analisis kandungan protein, lemak karbohidrat 34,7 %, lemak 2,9 % Hasil dan karbohidrat serawo sudah memenuhi tersebut didapat dari melakukan penelitian standar mutu, terhadap 80 gram lemper , dengan jumlah yang dapat dimakan sebanyak 100 % 3. Lemang/Benik (Anonim, 2016). Karna tidak ditemukan Lemang merupakan makanan sumber kandungan protein, lemak dan dari beras ketan yang dimasak dalam karbohidrat lemang maka penulis seruas bambu, setelah sebelumnya membandingkan dengan kandungan digulung dengan selembar daun pisang. protein, lemak dan karbohidrat lemper. Gulungan daun bambu berisi tepung Dari hasil analisis terhadap lemang yang beras dicampur santan kelapa ini diperoleh dari Kabupaten Kepahiang kemudian dimasukkan ke dalam seruas mengandung karbohidrat 23,45% bambu lalu dibakar sampai matang. kandungan protein 3,98 % dan kandungan Lemang lebih nikmat disantap hangat- lemak 4,93% sehingga jika dibandingkan hangat. Cara mengonsumsi lemang dengan kandungan lemper hasil analisis berbeda-beda dari daerah ke daerah. Ada lemang sudah memenuhi standar. yang senang menikmatinya dengan cara manis (ditambah selai, kinca, serikaya) KESIMPULAN atau dengan cara asin (, telur, dan Pangan tradisional yang khas di lauk-pauk lainnya), atau ada juga yang Kabupaten Kepahiang dari hasil yang memakannya dengan buah-buahan diamati dalam penelitian ini terdapat 18 seperti . Mengikuti kebanyakan jenis makanan yang terdiri dari, 8 jenis resep, 500 gram tepung pulut dan 750 ml jajanan 4 jenis lauk pauk dan 6 jenis santan kelapa pekat diperlukan bagi minuman. Telah disimpulkan tiga jenis menghasilkan sebatang lemang yang baik. makan itu telah melalui analisis Berdasarkan analisis nutrisi menggunakan makronutrien dengan parameter yang software nutritionst, anggaran jumlah telah diuji yaitu lemang mengandung 132

ISSN : 2407 – 1315 AGRITEPA, Vol. IV, No.2, Januari – Juni 2018

3,98 % kadar protein 4, 93 kadar lemak Aksara. Food Review Referensi Industri & Teknologi Pangan dan 23, 45 % kadar karbohidrat. Serawo Indonesia Volume VI No. 10 mengandung 3, 87 % kadar protein 5, 12 Oktober 2011. Mill, geoffrey E, 2000 Tindakan kadar lemak dan 22, 89 kadar Penelitian, Sebuah Guru Untuk karbohidrat.dan bajik 3, 67 % kadar Peneliti.Jesrey:Prentice.Malang Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. protein 5,45 kadar lemak dan 22, 54 kadar : Penebar Swadaya. karbohidrat. Sudarmaji, S, . 1996. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Penerbit

Liberty: DAFTAR PUSTAK A Sugiyono, 1997, Statistika untuk Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian,: Alfabeta Penelitian : Suatu Pendekatan Sukmadinata. , 2006. Metode Penelitian Praktek. : Rineka Cipta. Jakarta Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Darmasih. 1997 Lokakarya Fungsional Bandung Peneliti.Penetapan Kadar Lemak Widowati, S. dan D.S. Damardjati. 2001. Lehninger AL. 1982. Dasar Dasar Menggali sumber pangan lokal. Biokimia Jilid I.Jakarta :Maggy Majalah Pangan. Badan Urusan Thenawijaya, Penerjemah Logistik, Jakarta. Erlangga.Terjemahan dari Winarno ,FG.1997.Kimia Pangan dan Principels Of Biochemistry,Jakarta Gizi : Gramedia Jakarta Louhenapessy, J.E. . 2010. Sagu: Harapan Dan Tantangan. Jakarta: Bumi

133