E03358 Rumah Bambu.Pdf
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
r u m a h Y.B. MANGUNWIJA b a m b u Y.B. MANGUNWIJA Y A Y A RUMAH BAMBU adalah kumpulan cerpen Romo Mangun yang pertama dan terakhir kali diterbitkan. Sebagian besar cerpen-cerpen itu ditemukan di rumah penulis, di Kuwera, Yogyakarta, dalam keadaan penuh koreksi dan sulit dibaca. Dari duapuluh cerpen yang ada dalam buku ini, hanya tiga yang pernah dipublikasikan. rumah bambu Hampir semua tema cerita dalam buku ini adalah peristiwa-peristiwa yang kelihatan sederhana, sepele, dan mungkin remeh. Memang, Romo Mangun adalah sosok yang dikenal sederhana, lembut, mudah terharu dengan penderitaan orang lain, tetapi kalau perlu, bisa juga keras. Bila hari hujan, ia sering membayangkan nasib anak-anak gelandangan yang tidur di emper-emper toko. Kalau sudah gelisah, ia lantas berjalan mengelilingi meja makan, bisa sampai lebih dari 15 kali. pustaka-indo.blogspot.com Buku ini menantang kita untuk merasakan kehidupan manusia yang mung kin tidak pernah kita bayangkan. kumpulan cerpen SASTRA r u m a h ISBN: 978-979-91-0462-5 KPG (KEPUSTAKAAN POPULER GRAMEDIA) Gedung Kompas Gramedia, Blok 1 Lt. 3 Jl. Palmerah Barat 29-37, Jakarta 10270 Y.B. MANGUNWIJA Y A b a m b u Telp. 021-53650110, 53650111 ext. 3362-3364 9 789799 104625 Fax. 53698044, www.penerbitkpg.com KPG: 901 12 0556 facebook: Penerbit KPG ; twitter: @penerbitkpg Y.B. MANGUNWIJA Y A Cover Rumah Bambu CU6.indd 1 6/5/12 4:46 PM Rumah Bambu pustaka-indo.blogspot.com Isi Rumah Bambu.indd 1 6/5/12 5:18:44 PM Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta Lingkup Hak Cipta pustaka-indo.blogspot.com Pasal 2: 1. Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengumum kan atau memperbanyak Ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ketentuan Pidana Pasal 72: 1. Barangsiapa dengan sengaja atau tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimak sud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara ma sing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp1.000.000,00 (sa tu juta rupiah), atau pi dana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). 2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana di mak sud pa da ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 tahun dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). Isi Rumah Bambu.indd 2 6/5/12 5:18:44 PM Rumah Bambu K u m p u l a n C e r p e n Y.B. Mangunwijaya Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) Isi Rumah Bambu.indd 3 6/5/12 5:18:45 PM Rumah Bambu Y.B. Mangunwijaya © KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) KPG: 901 12 0556 Cetakan Pertama, Maret 2000 Cetakan Keenam, Juni 2012 Penyunting Joko Pinurbo Th. Kushardini Perancang Sampul Boy Bayu Anggara Penataletak B. Esti W.U. MANGUNWIJAYA, Y.B. Rumah Bambu Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia), 2012 xii + 200 hlm.; 13,5 x 20 cm ISBN-13: 978-979-91-0462-5 Dicetak oleh Grafika Mardi Yuana, Bogor. Isi di luar tanggung jawab percetakan. Isi Rumah Bambu.indd 4 6/5/12 5:18:45 PM Daftar Isi Pengantar vii Tak Ada Jalan Lain 1 Cat Kaleng 10 Sungai Batu 16 Hadiah Abang 23 Colt Kemarau 30 Malam Basah 38 Pahlawan Kami 46 Pagi Itu 58 Rheinstein 65 Rumah Bambu 88 Pilot 95 Mbah Benguk 111 Renungan Poppustaka-indo.blogspot.com 116 Dua Gerilyawan 127 Lampu Warisan 131 Mbak Pung 139 Thithut 152 Narada 156 Puyuk Gonggong 161 Natal 1945 168 Tentang Penulis 195 Tentang Penyunting 199 Isi Rumah Bambu.indd 5 6/5/12 5:18:45 PM Isi Rumah Bambu.indd 6 6/5/12 5:18:45 PM Pengantar DA satu peristiwa dalam hidup Romo Mangun Ayang di kemu di an hari menjadi cerita “legendaris”. Seorang teman me nyebut peristiwa itu sebagai tragedi lem kanji. Suatu ketika Ro mo Ma ngun menyuruh salah seorang pembantunya membuat lem kan ji. Kebetulan Romo sedang membutuhkan banyak lem, se men tara ia enggan membelinya di toko. Selain mahal dan bikin boros, memang demikianlah prinsipnya: jangan mudah membeli sesuatu yang sebenarnya dapat dibuat sendiri. Lem kanji yang di pesan pun jadi. Celaka, Romo bukan nya senang tetapi malah marah. Sebab, lem kanji itu terlalu banyak sehingga mubazir. Sam bil marah Romo mengambil piring, sendok, garam, lalu menyo dor kan kepada si Isi Rumah Bambu.indd 7 6/5/12 5:18:45 PM rumah bambu pengantar pembuat lem kanji itu dan menyu ruh me makannya. Kami tidak tahu bagaimana kelanjutan ceritanya, ta pi peristiwa itu benar-benar terjadi. Suatu hari Romo Mangun menangkap basah sese- orang sedang memangkasi dahan-dahan pohon yang merimbun dan men juntai di halaman depan rumahnya di Kuwera. Maksudnya: supa ya halaman rumah Romo ke- lihatan lebih terang dan ra pi. Tetapi Romo malah berang. Sambil berceloteh tentang perlunya menjaga sumber air, lingkungan alami dan sebagainya, ia me minta agar orang itu menyambung-nyambung kembali dahan-da han itu ke pohonnya, entah bagai mana cara nya. Kami pun ti dak tahu bagaimana kelan jutan ceritanya, tapi peristiwa itu memang terjadi. Itulah sekelumit dari kehidupan sehari-hari Romo Mangun. Lucu, aneh, dan mungkin menjengkelkan. Dan ia seorang tokoh dengan nama besar. Di balik nama besarnya,pustaka-indo.blogspot.com ternyata ia paling senang dan bangga dengan “status sosial”-nya sebagai ma nu sia biasa, manusia sehari-hari. Sebagai manusia sehari-hari, tokoh kita ini masih sempat mengingatkan anak-anak asuh- nya agar kalau menaruh serbet untuk mengelap piring harus digantungkan, kalau menaruh sendok pegangannya harus di a tas, kalau makan jangan berlebihan, dan sebagainya. Suatu si ang ia beserta sejumlah anak asuhnya duduk mengelilingi meja makan. Di meja makan tersedia viii ix Isi Rumah Bambu.indd 8 6/5/12 5:18:45 PM rumah bambu pengantar satu toples kue stik sebagai ma kan an kecil. Anak-anak dipersilakan me ngam bil kue stik itu bergiliran. Anak yang men da pat giliran pertama dengan bernafsu lang sung me- ngambil satu genggam. “Jangan rakus! Ambil satu dulu!” kata Romo dengan keras. Banyak yang merasakan, Romo Mangun sehari-hari adalah pribadi yang sering membingungkan. Lembut, terbuka, tapi se ring juga keras, bahkan otoriter. Tegar, perkasa, tapi juga sa ngat sensitif. Sederhana sekaligus kompleks, bahkan rumit. Hangat, humoris, sekaligus sinis. Toleran, tapi juga mudah be rang. Serba kritis, tapi juga sering menunjukkan sifatnya yang an ti kritik. Mudah trenyuh dan terharu pada penderitaan orang lain dan mudah tersentak oleh setiap bentuk penindasan, tetapi sikap nya sendiri tidak jarang membuat orang lain tersiksa dan menderita. Seorang teman pernah ditugaskan menjadi notulis dalam rapat-rapat yang diselenggarakan oleh Romo Mangun dan beberapa koleganya. Teman itu sering pusing dan jengkel ka re- na setiap kali harus mengubah-ubah isi notulen yang telah di bu at nya. Pasalnya, Romo sering menyangkal apa yang pernah di ka ta kan nya sendiri; sebaliknya, ia sering mengklaim pernah me ngatakan sesuatu yang sebenarnya tidak pernah ia katakan. Di am-diam teman tadi berkesimpulan bahwa tampak nya ia lebih dituntut untuk menuliskan apa yang dipikirkan oleh Romo viii ix Isi Rumah Bambu.indd 9 6/5/12 5:18:45 PM rumah bambu pengantar ketimbang apa yang diucapkan nya. Peristiwa-peristiwa sehari-hari semacam itulah yang membayang di benak (dan hati) kami ketika membaca ulang dan menyun ting cerita-cerita yang kini tersaji dalam antologi ini. Peristiwa-peristiwa kecil, mungkin remeh, sepele, tetapi sarat makna. Cerita-cerita yang memancarkan kesederhanaan, baik tema, tokoh, peristiwa maupun gaya penuturannya. Keseder ha na an yang aromanya dapat kita hirup pula dalam karya-karya Ahmad Tohari, salah seorang pengarang yang memang dikagumi oleh Romo Mangun. Mungkin benar, Romo Mangun adalah sosok yang “mem bi ngung kan”. Tidak mudah dipahami, bahkan potensial untuk disalahpahami. Maklum, tokoh yang kami kenal sebagai pekerja keras yang sangat disiplin dan teliti ini benar-benar seorang seni man dalam hidup dan karyanya. Sebagai seorang seniman, ia cenderung memperlakukan banyak hal dalam kerangka pro ses kreatif. Ada prinsip yang dipegang teguh, selebihnya ter- serah pada proses. Banyak hal bisa berkembang, berubah, dalam proses. Bahkan banyak hal muncul, ditemukan, justru dalam proses. Tapi itu berarti mensyaratkan keterbukaan dan keren dah-hatian terhadap proses. Lebih dari itu: kegigihan ber proses. Lihatlah misalnya karya- karya arsitekturnya yang ja rang sesuai dengan rancangan awalnya. Bahkan dalam banyak kasus ia tidak pernah x xi Isi Rumah Bambu.indd 10 6/5/12 5:18:45 PM rumah bambu pengantar menyiapkan suatu rancangan awal yang baku. Dinamis, sarat improvisasi, meskipun lalu sering terkesan kurang sistematis. Senantiasa waspada terhadap kemapanan, karena ia sering terancam untuk dimapankan. Hidup dan karya Romo Mangun memang penuh simbol. Bah kan ia sendiri adalah simbol. Melalui karya- karyanya ini, al mar hum mengajak dan menantang kita untuk menyelami dan meng urai berbagai simbol. Berjumpa dengan tokoh-tokoh ceri ta nya, kami teringat satu hal lagi dalam hidup Romo Mangun. Sa at makan malam, ketika hujan, ia sering gelisah membayangkan nasib anak-anak gelandangan yang tidur di emper-emper toko. Kalau sudah gelisah, biasanya ia lantas berjalan mengelilingi meja makan, bisa sampai lebih dari 15 kali. Kami mengumpulkan, mengetik ulang, dan me- nyunting cer pen-cerpen ini berdasarkan berkas-berkas yang “sempat ter do kumen tasi” di rumah penga rangnya di Kuwera. Kondisi seba gi an naskah “parah”: ruwet, penuh koreksi, dan sulit dibaca.