Wacana

PANGLIMA ABDUL WAHAB: PAHLAWAN TIGA ZAMAN

Oleh:

Pendahuluan perjuangannya. Akan tetapi, untuk memberikan informasi kepada masyarakat, Selama penjajahan Belanda di khususnya generasi muda yang sering kali Aceh terjadi banyak perlawanan dari rakyat. tidak mengetahui sisi kehidupan dan Perlawanan-perlawanan terjadi dalam skala pengabdian para pejuang, sehingga mereka besar dan kecil serta dalam ruang lingkup kurang memahami nilai-nilai perjuangan dan waktu yang berbeda. Semua dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena perlawanan tersebut merupakan tindakan itu, kisah perjuangan Pang Hab dan nilai- dari rakyat sebagai reaksi dalam upaya nilai kejuangannya menjadi penting membebaskan diri dari cengkraman dipahami ketika kebanyakan orang penjajah. Meskipun dalam kadar dan bentuk menikmati hasil perjuangan dari para yang berbeda, perlawanan rakyat Aceh pendahulunya. terhadap kolonial Belanda, pendudukan Jepang, dan perang kemerdekaan dapat dijumpai hampir di setiap daerah. Silsilah Pang Wahab Pada permulaannya, rakyat Aceh Pahlawan Aceh yang masih hidup di bawah pimpinan sultan, uleebalang, dan sampai zaman setelah kemerdekaan ulama melakukan perang frontal terhadap Republik Indonesia dan mendapat piagam Belanda. Setelah itu, rakyat Aceh masih tanda kehormatan dan bintang jasa dari juga melakukan perang gerilya terhadap Presiden Republik Indonesia, , Belanda. Namun, ketika banyak pemimpin ialah Pang Hab. Pang Hab berasal dari Aceh ditangkap, gugur atau diasingkan dan keturunan uleebalang XXII Mukim, perlawanan dapat dipatahkan dengan susah panglima sagoe-nya bergelar Panglima payah oleh pihak Belanda,. Rakyat Aceh Polem Sri Muda Perkasa.1 masih terus mengadakan perlawanan dengan cara perseorangan melakukan Pang Hab bukan satu-satunya pembunuhan-pembunuhan terhadap uleebalang dalam lingkungan sagoe/kawom penjajah. yang dipimpin Panglima Polem Muda Perkasa. Sagoe XXII Mukim juga memiliki Salah satu perlawanan rakyat para uleebalang lain di bawahnya, di terhadap penjajahan yang unik dan belum antaranya: banyak diutarakan adalah perlawanan yang dilakukan oleh Panglima Abdul Wahab 1. Pang Raden, (alias Pang Den), alias Pang Hab. Perjuangan Pang Hab meninggal pada tahun melawan penjajah yang dituangkan dalam 1920-an, artikel ini, bukan sekedar mendokumentasikan rekaman

1 Teuku Ibrahim Alfian, Perang di Jalan Allah: Perang Aceh 1873-1912, : Pustaka Sinar Harapan, 1987, hlm. 39.

Haba No.97/2020 26

Wacana

2. Pang Husin (alias Pang Usen), Abdul Wahab, A. Hasjmy, Teungku komandan batalyon yang ditugaskan Hasballah Indrapuri, dan Ahmad Abdullah.3 mempertahankan Kuta Cot Gle; gugur Pang Hab pernah menikah 6 kali selama pada tahun 1880-an bersama seluruh hidupnya, tetapi bukan dalam satu masa. prajuritnya. Kuta Cot Gle kemudian Dia yang dikaruniakan umur panjang dan dikuasai oleh pihak Belanda (Pang senantiasa didahului meninggal oleh istri- Husin adalah kakek T.A. Sakti dari istrinya, kemudian Pang Hab menikah lagi pihak ibunya), dan dengan istri yang lain 3. Pang Abbas (alias dengan Pang Abah), Istri pertama bernama Pandan dia terus berjuang dari satu tempat ke meninggal pada tahun 1902 dalam usia 35 tempat yang lain; tidak tercapai cita- tahun dengan meninggalkan seorang anak. citanya untuk syahid di medan perang. Istri kedua bernama Siti Hawa, meninggal Namun, di seluruh tubuhnya terdapat pada tahun 1919 dalam usia 45 tahun dan bekas-bekas luka warisan perang, jari- meninggalkan 3 orang anak. Istri ketiga jari kirinya putus sama sekali kecuali bernama Kaoy, meninggal pada tahun 1929 ibu jari akibat sebuah pertempuran jarak dalam usia 50 tahun dan meninggalkan 2 dekat dengan Belanda. Pang Abah wafat orang anak. Istri keempat bernama Aisyah, pada tahun 1936 dalam usia 127 tahun. meninggal pada tahun 1932 dalam usia 50 Saat hidup di usia tua tubuhnya masih tahun, tanpa meninggalkan anak. Istri kuat, matanya masih terang, terlinganya kelima bernama Nyak Maneh, meninggal masih berfungsi, dan giginya masih kuat pada usia 70 tahun, meninggalkan 4 orang untuk memamah pinang ketika makan anak dan hidup terus setelah meninggal sirih.2 suaminya Pang Hab, istri kelima inilah yang menerima pensiun janda. Istri keenam Abdul Wahab alias Pang Hab lahir bernama Aisyah (sama nama dengan istri pada tahun 1862 di Kampung Keumire keempat), meninggal pada tahun 1960 Kecamatan Seulimuem Kabupaten Aceh dalam usia 50 tahun, dengan meninggalkan Besar. Ayahnya bernama Pang Ibrahim seorang anak. Dari kelima orang istrinya, (alias Pang Him). Dia salah seorang Pang Hab mewariskan 11 orang anak, pahlawan perang melawan Belanda yang sementara istri keempat tidak mewariskan turut berjuang Bersama Teungku Chik keturunan. Dalam usia 101 tahun, Pang Muhammad Saman Tiro, abang Wahab meninggal dunia pada tahun 1963 kandungnya Abdurrahman, gugur dalam dan dimakamkan di kampungnya di bawah perang sabil yang dipimpin Teungku Chik bayang-bayang pepohonan rimbun yang Di Tiro (alias Teungku Chik Muhammad menyejukkan.4 Saman Tiro). Saudara sepupu Pang Hab (anak adik ayahnya), Muhammad Hasan, gugur dalam perjuangan mempertahankan jembatan Keumire, Seulimuem, Aceh Besar pada Februari 1942. Pertempuran Keumire ialah bagian dari perlawanan rakyat Aceh terhadap kolonialisme Belanda menjelang kedatangan tentara Jepang. Perlawanan rakyat Aceh mulai meletus di Seulimuem, Aceh Besar, di bawah pimpinan Teungku Pang Wahab

2 A. Hasjmy, “Pang Wahab Panglima 3 Hasan Saleh, Mengapa Aceh Bergolak, Perang Sabil”, Harian Waspada, Medan, Kamis, 19 Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1992, hlm. 23. Maret 1992. 4 Ibid.

27 Haba No.97/2020

Wacana

Pang Wahab dan Kontribusinya Tgk. Hasan Hanafiah, Wakil: Tgk. Nyak terhadap Republik Cut. Kepala Staf: T. R. Idris. Resimen V Aceh Tengah/Takengon/Kutacane, Setelah ayahnya gugur dalam Komandan: Ilyas Leube, Kepala Staf: Saleh perang sabil, Abdul Wahab diambil sebagai Adry.6 “anak angkat” Panglima Polem Teuku Cut Banta, Panglima Sagoe XXII Mukim. Terdapat beberapa hal yang Setelah remaja, Abdul Wahab dilatih menyebabkan pertempuran Medan Area, menjadi prajurit tentara dalam lingkungan yang rakyat Aceh turut serta berjuangdi Sagoe XXII Mukim dan berhasil menjadi Medan Area, yakni kedatangan tentara seorang mujahid yang tangguh. Pang Inggris (Sekutu) yang diboncengi NICA. Wahab kemudian diangkat oleh Panglima Setelah Jepang menyerahkan dirinya pada Sri Muda Perkasa, Teungku Raja Kuala Sekutu setelah kekalahannya di Perang (putra dari Panglima Polem Sri Muda Dunia II, terjadi penyerahan kekuasaan Perkasa Teuku Nyak Banta), Panglima Jepang kepada Sekutu yang dilakukan oleh Sagoe XXII Mukim, menjadi salah seorang Komando Asia Tenggara (South East Asia uleebalang. Sama halnya dengan Pang Command atau SEAC) di bawah pimpinan Abbas, Pang Wahab tidak berhasil Laksamana Lord Louis Mounbatten. mencapai cita-citanya, yaitu menjadi syahid Pasukan Sekutu yang bertugas di Indonesia dalam medan perang. Pang Wahab diberi ialah AFNEI (Allied Forces Netherlands kesempatan oleh Allah untuk hidup terus, East Indies) yang dipimpin Sir Philip sehingga sempat berjuang lagi untuk Christison. AFNEI adalah komando mengusir Belanda menjelang kedatangan bawahan dari SEAC yang memiliki tugas Jepang pada tahun 1942. sebagai berikut. Menerima penyerahan kekuasaan dari Jepang. Membebaskan para Setelah Proklamasi Kemerdekaan tawanan perang serta interniran Sekutu. Republik Indonesia, Pang Wahab Melucuti orang-orang Jepang dan menggabungkan diri dalam Barisan memulangkan mereka ke negaranya. Mujahidin Divisi Teungku Chik Di Tiro Menjaga keamanan dan ketertiban. yang dipimpin oleh Teungku Muhammad Mengumpulkan keterangan guna Daud Beureu’eh dan Cekmat Rahmany. menyelidiki berbagai pihak yang dianggap Bersama pasukan Mujahidin Divisi sebagai penjahat perang. Teungku Chik Di Tiro, Pang Wahab ikut berperang di Medan Area.5 Susunan Pasukan Sekutu (Inggris) kepengurusan Divisi X/Tgk. Cik Ditiro mendarat di Medan pada 9 Oktober 1945 di sebagai berikut. Pimpinan divisi, bawah pimpinan T. E. D Kelly. Kedatangan Komandan: Cek Mat Rachmany, Kepala tersebut awalnya disambut dengan senang Staf: Abdul Muthalib. Resimen: Resimen oleh rakyat Indonesia, termasuk rakyat Aceh Besar di Kutaradja, Komandan Medan. Namun, kedatangan pasukan Resimen: Said Usman. Resimen II Aceh Sekutu ternyata diboncengi oleh NICA. Hal Pidie di Sigli, Komandan Resimen: Said ini menyebabkan munculnya sikap curiga Usman, Wakil: Tgk. Amin Syamy. Resimen dan bermusuhan dari rakyat Indonesia. III Bireuen-Lhok Seumawe-Langsa Kedatangan NICA ke Indonesia didorong Komandan Resimen: A. Muthalib, Wakil: oleh keinginannya untuk kembali Tgk. Yusuf Berawang. Resimen IV Aceh menegakkan kekuasaan Hindia-Belanda di Barat di Meulaboh, Komandan Resimen: Indonesia. Kedatangan Pasukan Sekutu ini

5 A.K. Jakobi, Aceh Daerah Modal: Long Aceh: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, March ke Medan Area, Jakarta: Yayasan Seulawah RI- Proyek Pengembangan Permuseuman Daerah 001, 1992, hlm. 118. Istimewa Aceh, 1982, hlm. 151-152. 6 T. Ibrahim Alfian dkk. Revolusi Kemerdekaan Indonesia di Aceh (1945-1949), Banda

Haba No.97/2020 28

Wacana

mengundang perlawanan rakyat Indonesia Rakyat untuk memperkuat perlawanan di untuk mempertahankan kemerdekaan dan kota Medan. Seusai pertemuan para kedaulatan Republik Indonesia. Berbagai komando yang berjuang di Medan Area, tindakan perlawanan terhadap sekutu pada 19 Agustus 1946 di Kabanjahe telah muncul di berbagai daerah, seperti Medan. terbentuk Barisan Pemuda Indonesia (BPI) yang berganti nama menjadi Komando Terjadi sebuah insiden yang Resimen Laskar Rakyat cabang Tanah menyebabkan kemarahan rakyat Medan di Karo. Laskar Rakyat tersebut dipimpin oleh sebuah hotel. Hotel tersebut berada di Jalan Matang Sitepu sebagai ketua umum dan Bali, Medan pada 13 Oktober 1945. dibantu oleh Tama Ginting, Payung Seorang penghuni hotel (Pasukan NICA) Bangun, Selamat Ginting, Rakutta merampas lencana merah putih yang Sembiring, R. M. Pandia dari N. V Mas dipakai pemuda Indonesia dan kemudian Persada Koran Karo-Karo dan Keterangan menginjak-injak lencana tersebut. Hal Sebayang. tersebut mengundang kemarahan hingga terjadi perusakan dan penyerangan terhadap Barisan Laskar Rakyat hotel yang banyak dihuni pasukan NICA. menggabungkan semua potensi pimpinan Selain itu, barisan pemuda bersama Tentara pemuda dengan barisan-barisan Keamanan Rakyat (TKR) bertempur perjuangannya ke dalam Barisan Pemuda melawan Sekutu dan NICA sebagai upaya Indonesia. Termasuk di dalamnya bekas merebut dan mengambil alih gedung- Gyugun atau Heiho, seperti Djamin gedung pemerintahan dari tangan Jepang Ginting, Nelang Sembiring, dan Bom pada 13 Oktober 1945. Ginting. Sementara itu, yang berasal dari Talapeta yakni Payung Bangun, Meriam Inggris mengeluarkan ultimatum Ginting, Gandil Bangun, dan Tampe Malem kepada bangsa Indonesia supaya Sinulingga. Dari N. V. Mas Persada adalah menyerahkan senjata kepada Sekutu, tetapi Koran Karo-karo. Sementara itu, yang ultimatum tersebut tidak pernah dihiraukan. berasal dari Pusera Medan adalah Selamat Sekutu kemudian memasang papan yang Ginting, Rakutta Sembiring, dan Tampak bertuliskan “Fixed Boundaries Medan Sebayang. Selain itu, terdapat pula potensi- Area” atau batas resmi wilayah Medan di potensi pemuda lain, seperti Matang Sitepu berbagai pinggiran dari kota Medan. Hal ini dan Tama Ginting. merupakan tantangan bagi para pemuda Medan. Sekutu dan NICA, pada 10 Komando Laskar Rakyat Desember 1945, melancarkan serangan selanjutnya berubah menjadi BKR (Badan besar-besaran terhadap kota Medan. Kemanan Rakyat) yang merupakan tentara Serangan tersebut menyebabkan banyak resmi pemerintah. Djamin Ginting korban berjatuhan dari kedua belah pihak. ditetapkan sebagai Komando Pasukan Teras Sekutu kemudian berhasil menduduki kota bersama-sama Nelang Sembiring dan Bom Medan dan untuk sementara waktu pusat Ginting, serta anggota lainnya, seperti perjuangan rakyat Medan dipindahkan ke Selamat Ginting, Rimrim Ginting, Nahud Siantar. Perlawanan para laskar pemuda pun Bangun, Kapiten Purba, dan Tampak dipindahkan keluar kota Medan. Sebayang. Pada umumnya anggota BKR Perlawanan rakyat terhadap Sekutu pun adalah para mantan anggota Gyugun atau semakin sengit pada 10 Agustus 1946 di Heiho dan barisan-barisan bentukan Jepang. Tebing Tinggi. Djamin Ginting adalah mantan komando pleton Gyugun yang ditunjuk menjadi Selanjutnya, diadakan pertemuan Komandan Batalyon BKR Tanah Karo. di antara para Komandan pasukan yang berjuang di Medan Area. Mereka Demi melanjutkan perjuangan di memutuskan dibentuknya satu komando Medan, pada Agustus 1946 dibentuklah yang bernama Komando Resimen Laskar Komando Resimen Laskar Rakyat Medan

29 Haba No.97/2020

Wacana

Area. Komando resimen tersebut terus Perjalanan sejarah masyarakat Aceh dalam mengadakan serangan terhadap Sekutu di memperjuangkan kemerdekaan telah wilayah Medan. Hampir di setiap wilayah melahirkan aneka pengorbanan dan terjadi perlawanan rakyat terhadap berbagai derita. Dalam kurun waktu itu Sekutu, Belanda, dan Jepang. Pertempuran telah banyak darah mengalir membasahi tersebut terjadi juga di daerah lainnya, bumi. seperti Aceh. Rakyat Aceh ikut berperang di Dari sejarah perjuangan Pang Hab Medan Area untuk menghadang agar dapat diketahui betapa dahsyatnya Sekutu tidak masuk ke Aceh. semangat perlawanan rakyat Aceh terhadap Karena jasa-jasanya kepada negara penjajahan. Ini adalah perjalanan sejarah sebagai pahlawan tiga zaman, pada 17 yang nyaris terlupakan. Ketika sebagian Agustus 1961, Presiden rakyat sudah hidup dengan kemewahan, Republik Indonesia, Sukarno, justru nilai perjuangan para pendahulunya menganugerahkan piagam tanda dilupakan. kehormatan Setya Lencana Perintis Pertanyaan selalu ada, apakah Pergerakan Kemerdekaan kepada Pang generasi sesudahnya dapat menyimak Wahab. Atas nama Presiden Republik perjalanan sejarah perjuangan itu, sehingga Indonesia, pada 17 Agustus 1961, dalam gerak dan langkah mereka senantiasa Gubernur/Kepala Daerah Istimewa menghayati nilai-nilai perjuangan dan Aceh, A. Hasjmy, menyerahkan piagam keikhlasan. Apakah mereka tidak dapat tanda kehormatan dan menyematkan menyingkirkan atau setidaknya tidak turut bintang tanda jasa pada dada pahlawan tiga menabur kerikil-kerikil tajam di atas jalan zaman, Pang Wahab.7 raya perjalanan sejarah dan kehidupan umat Penutup manusia di bumi tercinta ini. Rakyat Aceh telah melakukan perjuangan kemerdekaan Indonesia dengan sungguh-sungguh, baik dengan harta maupun jiwa.

Sudirman, S.S., M. Hum. adalah Peneliti Ahli Madya pada

Balai Pelestarian Nilai Budaya Aceh

7 Ali Hasjmy, “Pang Wahab Panglima Perang Sabil”, oleh A. Hasjmy, Harian Waspada, Medan, Kamis, 19 Maret 1992.

Haba No.97/2020 30