Teungku Muhammad Daud Beureueh Dan Jasa-Jasa Dari Masyarakat Aceh Ketika Bereaksi

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Teungku Muhammad Daud Beureueh Dan Jasa-Jasa Dari Masyarakat Aceh Ketika Bereaksi INSANCITA: Journal of Islamic Studies in Indonesia and Southeast Asia, VolumeVolume 4(1), 3(2), February August 20182019 BAMBANG SATRIYA, ANDI SUWIRTA & AYI BUDI SANTOSA Volume 3(2), August 2018 Print ISSN 2443-2776 Ulama Pejuang dari Serambi Mekkah: Contents Teungku Muhammad Daud Beureueh Sambutan. [ii] dan Peranannya dalam Revolusi Indonesia HILAL WANI & SAKINA KHAZIR, Critical Analysis on Islamophobia,di Aceh, Politics of 1945-1950Misunderstanding, and Religious Fundamentalism. [99-116] ABSTRAKSI: Penelitian ini – dengan menggunakan pendekatan kualitatif, metode sejarah, dan studi pustaka – mengkaji sosok Teungku EDIMuhammad SUHARDI Daud Beureueh, EKADJATI sebagai ulama, pejuang, yang memiliki pengaruh besar pada masa revolusi Indonesia di Aceh, 1945-1950. Hasil penelitian menunjukan bahwa kondisi politik dan sosial-ekonomi di Aceh pasca kemerdekaan Indonesia tidak stabil. Kemudian, FatahillahTeungku Muhammad sebagai Daud Tokoh Beureueh Historis: berperan penting dalam peristiwa Cumbok, dengan memberikan penyadaran terhadap Pemerintah SamaDaerah atau agar memperhatikan Bedakah dengan konflik horizontal Sunan yang Gunung sedang terjadi Djati? dan menginstruksikan[117-124] untuk memobilisasi pasukan guna menyerang kaum Uleebalang (bangsawan) di Pidie, Aceh. Ia pun mampu menghentikan gerakan TPR (Tentara Perjuangan Rakyat) pimpinan Husin al-Mujahid. Ketika menjabat sebagai Gubernur Militer Aceh, Langkat, dan Tanah Karo, Teungku Muhammad Daud Beureueh mampu HAJImeleburkan AWANG berbagai laskarASBOL perjuangan BIN ke dalam HAJI tubuh MAIL TNI (Tentara, Nasional Indonesia); dan menjadi salah satu inisiator pengumpulan dana untuk pembelian pesawat terbang Indonesia. Sikap yang diambil oleh Teungku Muhammad Daud Beureueh adalah menolak ketika YayasanAceh hendak Sultan digabungkan Haji ke Hassanaldalam Provinsi Bolkiah, Sumatera Utara, 1992-2012: sehingga hal ini membuatnya kecewa kepada Pemerintah Pusat di Jakarta, Sejarah,khususnya Perumahan,kepada Presiden Soekarno. dan Melayu Islam Beraja. [125-144] KATA KUNCI: Teungku Muhammad Daud Beureueh; Ulama Aceh; Peranan; Revolusi Indonesia. SONDANGABSTRACT: “Warrior SENINTA Cleric from theDEBORA Porch of Mecca: SITUMORANG Teungku Muhammad Daud, Beureueh and His Role in the Indonesian Revolution Experiencesin Aceh, 1945-1950”. Learning This Strategyresearch – using for qualitativethe Development approaches, historical of Religious methods, and Teen literature. [145-160] studies – examines the figure of Teungku Muhammad Daud Beureueh, as a warrior cleric, who had a great influence during the Indonesian revolutionary period in Aceh, 1945-1950. The results showed that the political and socio-economic conditions in Aceh after Indonesia’s independence were unstable. Then, ANDITeungku SUWIRTA Muhammad Daud, Beureueh played an important role in the Cumbok incident, by giving awareness to the Regional Government to pay attention to the horizontal conflict that was happening and instructed to mobilize troops to attack the “Uleebalang” (Aristocrats) in PersPidie, dan Aceh. Kritik He was alsoSosial able topada stop the Masa TPR (People’s Orde Struggle Baru: Army) Kasus movement BAPINDO led by Husin Tahunal-Mujahid. 1994 While serving as the Military dalamGovernor Sorotan of Aceh, Langkat, Surat and Kabar Tanah RepublikaKaro, Teungku Muhammaddi Jakarta Daud. [161-186] Beureueh was able to fuse various paramilitary troops into the Indonesian Armed Forces; and became one of the initiators of the collection of funds for the purchase of Indonesian airplanes. The attitude taken by Teungku Muhammad Daud Beureueh was to refuse when Aceh was about to be integrated into the Province of North Sumatra, so Info-insancita-edutainmentthis made him disappointed in the Central Government. [187-198] in Jakarta, especially to President Soekarno. KEY WORD: Teungku Muhammad Daud Beureueh; Acehnese Ulema; Role; Indonesian Revolution. INSANCITA: Journal of Islamic Studies in Indonesia and Southeast Asia will provide a peer-reviewed forum for the publication of thought-leadershipAbout the Authors: articles, Bambang briefings, Satriya, discussion, S.Pd. adalahapplied Alumniresearch, Departemencase and comparative Pendidikan studies, Sejarah expert FPIPS comment UPI and(Fakultas analysis Pendidikan on the key Ilmuissues Pengetahuan surrounding theSosial, Islamic Universitas studies in Pendidikan general, not Indonesia) only in Indonesia di Bandung. but also Andi in Southeast Suwirta, Asia M.Hum. and around dan Ayithe world,Budi Santosa,and its various M.Si. adalahaspects. Dosen Analysis Senior will bedi practicalDepartemen and rigorousPendidikan in nature. Sejarah The FPIPS INSANCITA UPI di Bandung, journal, Jawawith printBarat, ISSN Indonesia. 2443-2776, Untuk was kepentingan firstly published aka- demik,on February penulis 5, bisa 2016, dihubungi in the context melalui to alamat commemorate emel: [email protected] the Dies Natalies of HMI dan (Himpunan [email protected] Mahasiswa Islam or Islamic Students Association)Suggested in Citation:Indonesia. Satriya, The INSANCITA Bambang, Andijournal Suwirta has been & Ayiorganized Budi Santosa.by the Alumni (2019). of “UlamaHMI who Pejuang work asdari Lecturers Serambi at Mekkah:the HEIs Teungku(Higher EducationMuhammad Institutions) Daud Beureueh in Indonesia; dan Peranannya and published dalam by Minda Revolusi Masagi Indonesia Press as di a Aceh, publisher 1945-1950” owned by inASPENSI INSANCITA: (the Association Journal of Islamicof Indonesian Studies Scholarsin Indonesia of History and Southeast Education) Asia in, VolumeBandung, 4(1), West February, Java, Indonesia. pp.35-54. The Bandung, INSANCITA West journalJava, Indonesia: is published Minda twice Masagi a year Pressi.e. every owned February by ASPENSI, and August. with All ISSN articles 2443-1776 full text (print)in PDF and are ISSNfree to 2657-0491be accessed and(online). down load from the website at: www.journals. mindamas.com/index.php/insancitaArticle Timeline: Accepted (October 28, 2018); Revised (December 27, 2018); and Published (February 28, 2019). © 20182019 Minda Masagi Press owned by ASPENSI in Bandung, West Java, Indonesia 35i p-ISSN 2443-2776, e-ISSNISSN 2657-04912443-2776, and www.journals.mindamas.com/index.php/insancita BAMBANG SATRIYA, ANDI SUWIRTA & AYI BUDI SANTOSA, Ulama Pejuang dari Serambi Mekkah PENDAHULUAN revolusi berlangsung di Aceh (Roring, Masa revolusi di Indonesia tidak hanya 2000; Ibrahimy, 2001; Fajar, 2015; Gade terjadi di pusat pemerintahan, seperti & Don, 2018; dan Siregar, 2018). Jakarta dan Yogyakarta, melainkan terjadi Di Aceh pernah terjadi peristiwa hampir di seluruh wilayah Indonesia, penting, yakni perang saudara yang tidak terkecuali wilayah Aceh (Reid, melibatkan masyarakat sipil melawan 1974; Drooglever, 1999; and Vickers, masyarakat sipil. Perang ini sering 2005). Wilayah yang disebutkan terakhir dinamakan sebagai “Peristiwa Cumbok”. ini memiliki dinamika dan kekhasan Seperti diketahui bahwa di Aceh terdapat tersendiri, ketika masa mempertahankan dua buah kekuatan besar, yakni kaum kemerdekaan berlangsung. Hal ini terbukti ulama yang sering disebut Teungku; bahwa Aceh tidak mengalami pendudukan dan kaum adat atau bangsawan dengan kembali oleh Belanda. Meskipun Belanda sebutan Teuku, yang biasa disebut juga sudah mencoba memaksa masuk, namun sebagai kaum Uleebalang (Daud, 2006; mereka merasa kesulitan dan hanya Heryati, 2015; dan Satriya, Suwirta & mampu berada di wilayah terluar Aceh Santosa, 2018). (Kahin, 1995; Ricklefs, 2007; dan Satriya, Beberapa hal yang membuat Peristiwa Suwirta & Santosa, 2018). Cumbok ini terjadi adalah adanya Mungkin Belanda telah belajar dari perbedaan kepentingan antara kedua Perang Aceh, 1879-1908, bahwa rakyat kelompok besar di Aceh tersebut. Aceh sulit untuk ditaklukkan, sehingga Kalangan Uleebalang tidak seluruhnya mereka mengurungkan niat untuk kembali mendukung proklamasi kemerdekaan menguasai Aceh. Oleh karena itu, dapat Indonesia. Mereka menginginkan Belanda dikatakan bahwa Belanda tidak mampu untuk memerintah kembali di Indonesia. menguasai Aceh secara keseluruhan Hal ini juga ditengarai bahwa telah lama selama masa revolusi Indonesia, 1945- sebetulnya ada hubungan yang tidak 1950 (Zentgraaf, 1983; Veer, 1987; dan harmonis antara kaum ulama dan kaum Ricklefs, 2007). pamong praja di Aceh. Kalangan ulama Pada masa yang terkenal akan gejolak menuding bahwa Uleebalang hanya menjadi sosial dan politik ini, banyak peristiwa boneka penjajah Belanda (Daud, 2006; yang mewarnai perjalanan sejarah Aceh. Dewanto ed., 2011:8; dan Heryati, 2015). Di samping itu, banyak bermunculan pula Selama Peristiwa Cumbok, Teungku tokoh-tokoh pada masa berkenaan. Tokoh- Muhammad Daud Beureueh memiliki tokoh tersebut tidak hanya muncul, peranan yang penting. Setelah Peristiwa melainkan memiliki peranan yang Cumbok, posisi ulama mengalami menonjol selama masa revolusi Indonesia perubahan dalam kancah perpolitikan di Aceh. Tokoh-tokoh yang bermunculan di Aceh. Keadaan tersebut diperkuat pada masa itu, antara lain, Teuku Nyak dengan adanya gerakan TPR (Tentara Arif, Mr. Teuku Mohammad Hasan, Perjuangan Rakyat), yang menginginkan Mr. S.M. Amin, Ali Hasjmy, dan tidak semua Uleebalang turun dari jabatan terkecuali Teungku Muhammad Daud pada pemerintah lokal di Aceh. Gerakan Beureueh, yang menjadi salah satu tokoh yang dipimpin oleh Husin al-Mujahid ini dengan peranan penting selama masa menganggap jika mereka, para Uleebalang, 36 © 2019 Minda Masagi Press owned by ASPENSI in Bandung, West Java, Indonesia p-ISSN 2443-2776, e-ISSN 2657-0491, and www.journals.mindamas.com/index.php/insancita
Recommended publications
  • PEMIKIRAN DAN TINDAKAN POLITIK HASAN TIRO Oleh: Abrar Muhammad Yus Mahasiswa Program Pascasarjana UIN Ar-Raniry Banda Aceh E-Mail: [email protected]
    PEMIKIRAN DAN TINDAKAN POLITIK HASAN TIRO Oleh: Abrar Muhammad Yus Mahasiswa Program Pascasarjana UIN Ar-Raniry Banda Aceh e-mail: [email protected] Abstrak Pergolakan politik rakyat Aceh pada dasarnya bersifat kesinambungan perjuangan politik bagi rakyat dan bangsa Aceh. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya tokoh-tokoh pejuang politik Aceh yang lahir dan dikenal kegigihannya dalam memperjuangkan ide-ide perjuangannya. Untuk melakukan kajian terhadap tokoh-tokoh tersebut, dapat dilihat dari pendekatan ataupun pola serta periode perjuangan politik yang dilakukan oleh para tokoh tersebut. Hasan Tiro sebagai tokoh “pejuang-politik” disamping itu ia juga sebagai “pemikir- pejuang” misalnya, secara umum dapat dilihat dalam tiga periode perjuangannya yaitu: pertama, periode ketika ia masih muda dan sekaligus sebagai penerus perjuangan Tgk. Daud Beureueh, kedua, periode ketika mendeklarasikan Gerakan Aceh Merdeka (GAM), dan ketiga, periode penyesuaian perjuangan politik yang dalam periode ini Hasan Tiro mengalami pergeseran nilai ide-ide perjuangan politiknya, dari semangat nilai-nilai keagamaan berubah kearah yang kecenderungannya bersifat “sekuler”. Hal ini dapat dilihat dari perubahan tujuan perjuangan Hasan Tiro, serta pola perjuangan politiknya yang pada akhirnya harus berakhir di meja perundingan Helsinki. Kata Kunci: pemikiran politik, hasan tiro A. Sketsa Sosial-Politik Hasan Tiro Sejarah mencatat bahwa rakyat Aceh tidak dapat ditaklukkan oleh Belanda dengan cara yang militeristik, karena perang terhadap Belanda dalam pandangan rakyat Aceh merupakan perang suci “jihad fisabilillah,” yang bermakna jika mati akan disebut syahid karena didorong oleh semangat aqidah Islamiyah, yang sudah mengakar sangat kuat dalam pemahaman rakyat Aceh. Oleh karena itu, perang ini telah melibatkan semua lapisan masyarakat tidak terkecuali siapapun bahkan kaum perempuan sekalipun. Para ulama berperan penting dalam mengobarkan semangat jihad dalam perang tersebut.
    [Show full text]
  • Pelaksanaan Syariat Islam Di Aceh Sebagai Otonomi Khusus Yang Simetris
    Prof. Dr. Al Yasa` Abubakar, MA. PELAKSANAAN Syariat Islam DI ACEH SEBAGAI OTONOMI KHUSUS YANG ASIMETRIS (Sejarah Dan Perjuangan) Dinas Syariat Islam Aceh Tahun 2020 PELAKSANAAN SYARIAT ISLAM DI ACEH SEBAGAI OTONOMI KHUSUS YANG ASIMETRIS (SEJARAH DAN PERJUANGAN) Prof. Dr. Al Yasa` Abubakar, MA. Editor : DR. EMK. Alidar, S.Ag., M.Hum Tata Letak Isi : Muhammad Sufri Desain Cover : Syahreza Diterbitkan oleh: Dinas Syariat Islam Aceh Jln T. Nyak Arief No.221, Jeulingke. Banda Aceh Email : [email protected] Telp : (0651) 7551313 Fax : (0651) 7551312, (0651) 7551314 Bekerjasama dengan Percetakan: CV. Rumoh Cetak Jalan Utama Rukoh, Syiahkuala, Banda Aceh Email: [email protected] | Hp: 08116888292 Dinas Syariat Islam Aceh viii + 224 hlm. 14 x 21 cm. ISBN. 978-602-58950-5-0 Pengantar penulis BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM Puji dan syukur penulis persembahkan ke hadirat Allah Swt. atas segala karunia dan rahmat yang dilimpahkan- Nya, shalawat dan salam penulis haturkan ke pangkuan Nabi Muhammad Rasul penutup dan penghulu para nabi--yang diutus sebagai rahmat untuk semesta alam, serta kepada semua keluarga dan Sahabat beliau. Dengan izin serta karunia Allah Swt. penulisn buku dengn judul PELAKSANAAN SYARIAT ISLAM DI ACEH SEBAGAI OTONOMI KHUSUS YANG ASIMETRIS (Sejarah Dan Perjuangan) telah dapat penulis rampungkan dan selesaikan penulisannya. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada semua pihak yang telah membantu penulis, dengan caranya masing-masing, sehingga tulisan ini dapat penulis rampungkan. Terutama sekali kepada para mahasiswa, para peneliti dan para peminat yang sering mengajukan pertanyaan yang tajam dan menggelitik, kritik yang pedas, atau pujian berlebihan yang tidak menggembirakan, baik mengenai isi buku yang penulis tulis, atau juga mengenai kebijakan, dan kenyataan nyata pelaksanaan qanun- qanun yang berkaitan dengna syariat Islam selama ini.
    [Show full text]
  • National Heroes in Indonesian History Text Book
    Paramita:Paramita: Historical Historical Studies Studies Journal, Journal, 29(2) 29(2) 2019: 2019 119 -129 ISSN: 0854-0039, E-ISSN: 2407-5825 DOI: http://dx.doi.org/10.15294/paramita.v29i2.16217 NATIONAL HEROES IN INDONESIAN HISTORY TEXT BOOK Suwito Eko Pramono, Tsabit Azinar Ahmad, Putri Agus Wijayati Department of History, Faculty of Social Sciences, Universitas Negeri Semarang ABSTRACT ABSTRAK History education has an essential role in Pendidikan sejarah memiliki peran penting building the character of society. One of the dalam membangun karakter masyarakat. Sa- advantages of learning history in terms of val- lah satu keuntungan dari belajar sejarah dalam ue inculcation is the existence of a hero who is hal penanaman nilai adalah keberadaan pahla- made a role model. Historical figures become wan yang dijadikan panutan. Tokoh sejarah best practices in the internalization of values. menjadi praktik terbaik dalam internalisasi However, the study of heroism and efforts to nilai. Namun, studi tentang kepahlawanan instill it in history learning has not been done dan upaya menanamkannya dalam pembelaja- much. Therefore, researchers are interested in ran sejarah belum banyak dilakukan. Oleh reviewing the values of bravery and internali- karena itu, peneliti tertarik untuk meninjau zation in education. Through textbook studies nilai-nilai keberanian dan internalisasi dalam and curriculum analysis, researchers can col- pendidikan. Melalui studi buku teks dan ana- lect data about national heroes in the context lisis kurikulum, peneliti dapat mengumpulkan of learning. The results showed that not all data tentang pahlawan nasional dalam national heroes were included in textbooks. konteks pembelajaran. Hasil penelitian Besides, not all the heroes mentioned in the menunjukkan bahwa tidak semua pahlawan book are specifically reviewed.
    [Show full text]
  • Soekarno Dan Kemerdekaan Republik Indonesia
    SOEKARNO DAN PERJUANGAN DALAM MEWUJUDKAN KEMERDEKAAN RI (1942-1945) SKRIPSI Robby Chairil 103022027521 FAKULTAS ADAB HUMANIORA JURUSAN SEJARAH PERADABAN ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 / 1431 H ABSTRAKSI Robby Chairi Perjuangan Soekarno Dalam Mewujudkan Kemerdekaan RI (1942-1945) Perjuangan Soekarno dimulaii pada saat beliau mendirika Partai Nasional Indoonesia (PNI) tahun 1927, dan dijadikannya sebagai kendaraan poliitiknya. Atas aktivitasnya di PNI yang selalu menujuu kearah kemerdekaan Indonesia, ditambah lagi dengan pemikiran dan sikapnya yang anti Kolonialliisme dan Imperialisme, dan selalu menentang selalu menentang Kapitalisme-Imperialisme. Dengan perjuangan Soekarno bersama teman-temannya pada waktu itu dan bantuan Tentara Jepang, penjajahan Belanda dapat diusir dari Indonesia. Atas bantuan Jepang mengusir Belanda dari Indonesia, maka timbulah penjajah baru di Indonesia yaitu Jepang pada tahun 1942. Kedatangan tentara Jepang ke Indonesia bermula ingin mencari minyak dan karet, dan disambut dengan gembira oleh rakyat Indonesia yang dianggap akan membantu rakyat Indonesia mewuudkan kemakmuran bagi bangsa-bangsa Asia. Bahkan, pada waktu kekuuasaan Jepang di Indonesia, Soekarno dengan tterpaksa turut serta bekerja sama dengan Jepang dan ikut ambil bagian dalam organisassi buatan Jepang yaitu, Jawa Hokokai, Pusat Tenaga Rakyyat (PUTERA), Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI), dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Terjalinnya kerjasama dengan Jepang, membawa dampak yang sangat besar baginya yaitu, Soekarno dijulukii sebagai Kolaborator dan penjahat perang, Soekarno memanfaatkan kerjasama itu dengan menciptakan suatu pergerakan menuju Indonesia merdeka. Dengan pemikiran, sikap dan ucapan Sokarno yang selalu menentang Kolonialisme, Kapitaisme, Imperialisme, dan bantuan teman seperjuangan Soekarno pada waktu itu, akhirnya dapat mendeklarasikan teks Proklamasi di rumah Soekarno, di Jalan Pengangsaan Timur No. 56, pada harri Jumat tanggal 17 Agustus 1945.
    [Show full text]
  • Evaluasi Rencana Pembangunan Jalan Lingkar Di Kota Banda Aceh
    EVALUASI RENCANA PEMBANGUNAN JALAN LINGKAR DI KOTA BANDA ACEH Yustina Niken R. Hendra Jurusan Teknik Sipil Universitas Katolik Parahyangan Jln. Ciumbuleuit 94, Bandung 40141 [email protected] Abstract The population of the City of Banda Aceh in the disaster prone areas, after the tsunami disaster, are likely to increase. The development of the area and the level of population mobility in the city, especially in areas prone to tsunami, created a variety of transportation problems in the city center and its surrounding areas. Therefore, in response to these conditions, the Government plans solutions to overcome the transportation problems. One of the solutions is to construct a ring road for the City of Banda Aceh. In this study, the implementation of two different development scenarios for the ring road construction was evaluated. For the Do Something in scenario 1, the construction of the ring road will be in 2031, while for the Do Something scenario 2, the ring road will be built in 2026. The average reduction of the V/C ratio given by the Do Something scenario 1 is 9.0%, which is less than that given by the Do Something scenario 2 (9.6%). It is concluded that the Do Something scenario 2 gives better results than the Do Something scenario 1. Keywords: engineering, traffic, geometric, scenario Abstrak Jumlah penduduk Kota Banda Aceh di daerah rawan bencana, pascabencana tsunami, cenderung bertambah. Pengembangan wilayah dan tingkat mobilitas penduduk di dalam kota, terutama di daerah rawan bencana tsunami, menyebabkan berbagai permasalahan transportasi yang berfokus di pusat kota dan sekitarnya. Oleh karena itu, menanggapi kondisi ini, pemerintah merencanakan solusi untuk mengatasi permasalahan transportasi tersebut.
    [Show full text]
  • Rencana Ppembelajaran
    RENCANA PPEMBELAJARAN Sekolah : SMA Negeri Mojoagung Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia Guru/Surel : Fendy Suhartanto, S.S.,Gr./[email protected] Kelas/ Program : XI (Sepuluh)/ IPA-IPS Waktu : 90 Menit (menyesuaikan waktu belajar masa COVID-19) Materi Pokok : Peranan Tokoh-Tokoh Proklamator Tujuan Belajar 3.9.1. Melalui media power point, peserta didik dapat mendeskripsikan tokoh-tokoh proklamator dalam peristiwa proklamasi kemerdekaan. 3.9.2. Melalui membaca literatur, peserta didik dapat menganalisis peranan tokoh-tokoh proklamator dalam peristiwa proklamasi kemerdekaan. 3.9.3. Melalui diskusi di forum googleclassroom, peserta didik dapat mengevaluasi kelebihan dan kelemahan tokoh-tokoh proklamator dan perannya dalam peristiwa proklamasi kemerdekaan. 3.9.4. Melalui LKPD, peserta didik dapat mengkaitkan peran dan nilai-nilai perjuangan antar tokoh proklamator. 4.9.1. Melalui studi kepustakaan, peserta didik dapat membuat esai tentang pasang surut hubungan antara Soekarno dengan Mohammad Hatta. Materi Belajar Peran dan nilai perjuangan tokoh proklamator. Kegiatan Pembelajaran Model: 1. Berdoa dan persiapan kelas di googleclassroom. Pembelajaran 2. Guru memberikan materi yang diupload di googleclassroom Kooperatif berupa: Berbasis Proyek a) PPT tentang peran dan nilai perjuangan tokoh proklamator. b) PDF Buku Seri Pengenalan Tokoh Sekitar Proklamasi Produk: Kemerdekaan. 1 Esai pasang surut c) Video Karikatur Sejarah Proklamasi Kemerdekaan. hubungan 3. Guru mengupload tugas dalam bentuk Lembar Kerja Peserta Soekarno dan Didik (LKPD) di googleclassroom. Peserta didik wajib Hatta mengerjakan dan mengirim kembali di googleclassroom. 4. Guru menginstruksikan untuk melakukan diskusi di forum Deskripsi: googleclassroom. Peserta didik 5. Hasil diskusi dapat digunakan sebagai referensi mengerjakan secara kolaboratif Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). mengerjakan 6. Setelah diskusi, guru kemudian memberikan penguatan LKPD materi pelajaran kepada peserta didik.
    [Show full text]
  • Region Kabupaten Kecamatan Kelurahan Alamat Agen Agen Id Nama Agen Pic Agen Jaringan Kantor
    REGION KABUPATEN KECAMATAN KELURAHAN ALAMAT AGEN AGEN ID NAMA AGEN PIC AGEN JARINGAN_KANTOR NORTHERN SUMATERA ACEEH UTARA DEWANTARA ULEE PULO GAMPONG ULEE PULO 213IB0107P000076 INDI CELL INDIRA MAYA RISWADANA PENSION LHOKSEUMAWE NORTHERN SUMATERA ACEEH UTARA SEUNUDDON ALUE CAPLI DUSUN MATANG ARON 213IB0115P000048 DUA PUTRA MANDIRI RATNA JELITA PENSION LHOKSEUMAWE NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM BAET DUSUN KRUENG CUT 213IA0115P000031 KIOS NASI IBU BETA SURYANI PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM BAET JL LAKSAMANA MALAHAYATI 213IA0115P000039 KIOS WARKOP PAYONG 1903 HERI DARMANSYAH PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM BAET JL LAKSAMANA MALAHAYATI 213IA0115P005130 MOCHY CELL ERNI PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM BAET JL LAKSAMANA MALAHAYATI 213IA0115P010046 KIOS ARRAHMAN ARAHMAN KAUNUS PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM BAET JL LAKSAMANA MALAHAYATI 213IA0115P000026 KIOS ZAIMAN ZAIMAN NURDIN S.PT PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM CADEK JL LAKSAMANA MALAHAYATI 213IA0115P010008 ARITA NEW STEEL MASRI PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM CADEK JL LAKSAMANA MALAHAYATI 213IA0115P005091 USAHA HIJRAH SYAIF ANNUR PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM CADEK JL MALAHAYATI 213IA0115P005080 USAHA BARU T ISKANDAR PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM CADEK JL. LAKSAMANA MALAHAYATI 213IA0115P000004 PUTRA MAMA ANWARDI PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH
    [Show full text]
  • I:\Zakiyuddin B\Jurnal\Ijtihad\
    Ijtihad, Jurnal Wacana Hukum Islam dan Kemanusiaan Vol. 15, No. 2 (2015), pp. 159-176, doi : 10.18326/ijtihad.v15i2.159-176 Dinamika mazhab Shafi’i dengan cara Aceh: Studi tentang praktik mazhab di kalangan tokoh agama Zulkarnain IAIN Zawiyah Cot Kala Langsa E-mail: [email protected] DOI: 10.18326/ijtihad.v15i2.159-176 This study of the dynamics of shafi’ite school tried to uncover the diversity of the views regarding certain problems among the scholars of Shafi’ite school and between particular scholar and the imam Shafi’i himself. This focus deal with the dynamics existed in the Shafi’ite books. It should be done in the wise manner, for the dynamics it self was triggered by the certain situation and condition, different contexts, space, time, geography, circumstance and the condition of the nature that give birth to the different legal regulation. To understand the dynamics that occurred in those Shafi’ite books easily, we may borrow the rules of Arabic syntax namely ‘ilm nahw, associated with the rule of istitsna’ which consisted of six letters; illa, ‘adaa, siwa, ghairu, khala and hasya. Those six letters have the same function that is the exemption, but the usage of each letter in the sentence has different rule in Arabic grammar. The dynamics rise dualism of Islamic jurisprudence in Aceh, in which the sharia court refer to the Compilation of Islamic Jurisprudence, while tengku ( local muslim scholars) in Dayah refer to the turas book of Shafi’ite school. Slowly, the friction started between the legal decision issued by the sharia court and the fatwas issued by the tengku of Dayah (local Islamic boarding school), for instance, the issue of talaq, inheritance and other legal issues.
    [Show full text]
  • BAB III LATAR BELAKANG BERDIRINYA KEMENTERIAN AGAMA DI INDONESIA A. Periodesasi Berdirinya Kementerian Agama 1. Masa Jepang Sete
    40 BAB III LATAR BELAKANG BERDIRINYA KEMENTERIAN AGAMA DI INDONESIA A. Periodesasi Berdirinya Kementerian Agama 1. Masa Jepang Setelah Jepang dapat mengontrol wilayah Indonesia, Jepang mulai mencari cara agar mendapat bantuan dari bangsa Indonesia, terutama komunitas Muslim dan pemimpin nasional, agar memperkuat posisinya di Indonesia. Pada mulanya, penguasa Jepang menyatukan pemimpin bangsa Indonesia: Soekarno, M. Hatta, Ki Hajar Dewantara dan K.H. Mas Mansur, pemimpin yang berperan semasa penjajahan Belanda dengan diberikan kepercayaan kepada mereka dalam mengontrol urusan negara, terutama menyiapkan dasar berdirinya Negara Republik Indonesia pada tahun 1945. Di samping itu, untuk mendapatkan simpati dari kalangan Muslim, bangsa Jepang mulai mengadakan kontak dengan ulama’. Dengan demikian, ulama’ kemudian muncul sebagai salah satu elemen yang sangat penting dalam perpolitikan bangsa Indonesia. Bangsa Jepang menyadari pentingnya mempunyai sebuah federasi yang memayungi segala bentuk organisasi keagamaan (Islam) sehingga seluruh pemimpin umat Islam berkumpul dan dapat disatukan, yang dengan demikian umat Islam lebih mudah diberdayakan guna membantu keinginan bangsa Jepang. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 41 Untuk itu bangsa Jepang memperbolehkan kembali berdirirnya MIAI pada tahun 1942, akan tetapi belum genap setahun, federasi ini dilarang dan kemudian diganti dengan Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia) yang didirikan pada tanggal 24 Oktober 1943. Masyumi adalah federasi umat Islam yang bergerak di luar masalah perpolitikan. Sebagai figur utama pemimpinnya adalah K.H. Hasyim Asy’ari, akan tetapi kedudukan ini hanya sebatas penghormatan karena Hasyim Asy’ari tetap tinggal di pesantrennya, dan membiarkan anaknya K.H.
    [Show full text]
  • PEMIKIRAN PENDIDIKAN DAN DAKWAH Konstribusi A
    Dr. Syabuddin Gade, M.Ag PEMIKIRAN PENDIDIKAN DAN DAKWAH Konstribusi A. Hasjmy Menghadapi Multi Krisis di Aceh Penyunting: Prof. Madya Dr. Hj. Abdul Ghafar Don (Universiti Kebangsaan Malaysia) Diterbitkan Oleh: ArraniryPress - Lembaga Naskah Aceh (NASA) ~ i ~ PERPUSTAKAAN NASIONAL: KATALOG DALAM TERBITAN (KDT) PEMIKIRAN PENDIDIKAN DAN DAKWAH Konstribusi A. Hasjmy Menghadapi Multi Krisis di Aceh Edisi Pertama, Cet. 1 Tahun 2017 ArraniryPress dan Lembaga Naskah Aceh (NASA) xx + 439 hlm. 13 cm x 20.5 cm ISBN : 978-602-7837-06-5 Hak Cipta Pada Penulis All rights Reserved Cetakan Pertama, Oktober 2017 Pengarang : Dr. Syabuddin Gade, M.Ag Penyunting : Prof. Madya Dr. Hj. Abdul Ghafar Don Layout/Tata letak : LKASGroup Diterbitkan atas kerjasama: ArraniryPress Jl. Lingkar Kampus Darussalam Banda Aceh 23111 Telp. (0651) - 7552921/Fax. (0651) - 7552922 E-mail: [email protected] Lembaga Naskah Aceh (NASA) JL. Ulee Kareng - Lamreung, Desa Ie Masen, No. 9A Kecamatan Ulee Kareng Banda Aceh 23117 Telp./Fax. : 0651-635016 E-mail: [email protected] ~ ii ~ PENGANTAR PENULIS A. Hasjmy dikenali bukan sahaja sebagai sasterawan, poli- tikus, sejarawan dan ulama, tetapi juga sebagai tokoh pen- didikan dan dakwah di Aceh. Tambahan lagi, kepakaran A. Hasjmy dalam beberapa bidang keilmuan yang terkesan “en- siklopedik” bukanlah “isapan jempol belaka”, tetapi dibuktikan dengan karya tulis yang mencapai hampir 60 karya. Semua ini merupakan warisan berguna bagi generasi Aceh masa kini dan masa hadapan khususnya dan bagi umat manusia pada umumnya. Kajian terhadap pemikiran A. Hasjmy, setakat ini memang banyak mendapat perhatian dari pelbagai kalangan. Dalam buku Badruzzaman Ismail, et al., Delapan puluh tahun melalui jalan raya dunia A.
    [Show full text]
  • Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
    RENCANA PPEMBELAJARAN Sekolah : SMA Negeri Mojoagung Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia Guru/Surel : Fendy Suhartanto, S.S.,Gr./[email protected] Kelas/ Program : XI (Sepuluh)/ IPA-IPS Waktu : 90 Menit (menyesuaikan waktu belajar masa COVID-19) Materi Pokok : Peranan Tokoh-Tokoh Proklamator Tujuan Belajar 3.9.1. Melalui media power point, peserta didik dapat mendeskripsikan tokoh-tokoh proklamator dalam peristiwa proklamasi kemerdekaan. 3.9.2. Melalui membaca literatur, peserta didik dapat menganalisis peranan tokoh-tokoh proklamator dalam peristiwa proklamasi kemerdekaan. 3.9.3. Melalui diskusi di forum googleclassroom, peserta didik dapat mengevaluasi kelebihan dan kelemahan tokoh-tokoh proklamator dan perannya dalam peristiwa proklamasi kemerdekaan. 3.9.4. Melalui LKPD, peserta didik dapat mengkaitkan peran dan nilai-nilai perjuangan antar tokoh proklamator. 4.9.1. Melalui studi kepustakaan, peserta didik dapat membuat esai tentang pasang surut hubungan antara Soekarno dengan Mohammad Hatta. Materi Belajar Peran dan nilai perjuangan tokoh proklamator. Kegiatan Pembelajaran Model: 1. Berdoa dan persiapan kelas di googleclassroom. Pembelajaran 2. Guru memberikan materi yang diupload di googleclassroom Kooperatif berupa: Berbasis Proyek a) PPT tentang peran dan nilai perjuangan tokoh proklamator. b) PDF Buku Seri Pengenalan Tokoh Sekitar Proklamasi Produk: Kemerdekaan. 1 Esai pasang surut c) Video Karikatur Sejarah Proklamasi Kemerdekaan. hubungan 3. Guru mengupload tugas dalam bentuk Lembar Kerja Peserta Soekarno dan Didik (LKPD) di googleclassroom. Peserta didik wajib Hatta mengerjakan dan mengirim kembali di googleclassroom. 4. Guru menginstruksikan untuk melakukan diskusi di forum Deskripsi: googleclassroom. Peserta didik 5. Hasil diskusi dapat digunakan sebagai referensi mengerjakan secara kolaboratif Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). mengerjakan 6. Setelah diskusi, guru kemudian memberikan penguatan LKPD materi pelajaran kepada peserta didik.
    [Show full text]
  • BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemerdekaan Indonesia Berhasil Diproklamirkan Pada Tanggal 17 Agustus 1945 Di Jakarta Oleh S
    BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemerdekaan Indonesia berhasil diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 di Jakarta oleh Soekarno dan Hatta. Untuk mewujudkan suatu Pemerintahan yang berdaulat maka disusunlah keputusan-keputusan dan kelembagaan yang dapat menjalankan roda Pemerintahan. Sebagaimana yang disebut Sudharmono1 Panitian Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), dalam sidangnya tanggal 22 Agustus 1945 menetapkan keputusan membentuk : 1. Komite Nasional; 2. Partai Nasional Indonesia; dan 3. Badan Keamanan Rakyat.” Sebelumnya, sidang PPKI pada tanggal 19 Agustus 1945 telah mengambil keputusan dengan membagi wilayah administratif Republik Indonesia menjadi 8 (delapan) propinsi yakni Sumatera, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sunda Kecil, Maluku, Sulawesi, dan Kalimantan. Untuk Pulau Sumatera yang ditetapkan menjadi satu propinsi yakni propinsi Sumatera dengan Gubernurnya ditetapkan Mr. Teuku Moehammad Hassan. Menurut Sinar2 Mr. Teuku Muhammad Hasan mengikuti acara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Jakarta kemudian diangkat oleh Presiden Soekarno,menjadi Gubernur Sumatera. 1Sudharmono, dkk. (1985:24). 30 Tahun Indonesia Merdeka 1945-1949 2Sinar, dkk. (1997:141). Denyut Nadi Revolusi Indonesia Muhammad TWH3 menyatakan Teuku Moh. Hasan selaku Gubernur Sumatera mengambil berbagai keputusan atas nama Pemerintahan Pusat. Di antara ketetapan itu adalah peraturan pelaksanaan Pemerintahan untuk Gubernur- Gubernur Muda di Sumatera. Lebih lanjut diungkapkan oleh Mansur4 dalam bukunya The Golden Bridge bahwa dalam sidangnya yang pertama tanggal 17 – 19 April 1946 di Bukittinggi, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan nama Dewan Perwakilan Sumatera memutuskan dibaginya Propinsi Sumatera secara administratif dalam 3 Sub Propinsi yaitu : a. Sub Propinsi Sumatera Utara meliputi Keresidenan Aceh, Sumatera Timur, dan Tapanuli, b. Sub Propinsi Sumatera Tengah meliputi Keresidenan Sumatera Barat, Jambi, dan Riau, dan c. Sub Propinsi Sumatera Selatan meliputi Keresidenan Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung dan Palembang.
    [Show full text]