BAB I PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Hennes & Mauritz AB merupakan perusahaan multinasional yang bergerak dibidang fashion dan memproduksi busana sendiri. Perusahaan berdiri pada tahun 1947 yang bermarkas di Stockholm, Swedia. Sekarang perusahaan ini beroperasi di lebih dari 28 negara dan mempekerjakan 60.000 pekerja. Fashion brand ini pada awalnya hanyalah toko kecil di kawasan Västerås, Swedia. Awal mula bisnis ini yaitu berasal dari Pria yang berumur 30 tahun bernama Erling Persson, yang mulanya jalan-jalan di New York lalu tertarik untuk menjual pakaian wanita dan akhirnya pada 1947 dia membuka toko bernama Hennes yang memiliki arti perempuan. Kata ini diambil dari bahasa Swedia.

Gambar 1.1 Store H&M ditahun 1947 Sumber : Dokumen H&M

Sepuluh tahun kemudian Mauritz Widforss yang menjadikan nama Hennes menjadi Hennes & Mauritz. Berkat Mauritz kini fashion brand yang mulanya dikhususkan untuk wanita menjual pakaian juga untuk pria dan juga anak kecil. Ekspansi besar-besaran pun membuat mereka memiliki 42 gerai di beberapa wilayah. Lalu di tahun 1973 Hennes & Mauretz mulai menjual pakaian dalam, baik untuk wanita maupun pria. Kemudian di tahun berikutnya Hennes & Mauretz resmi rebranding menjadi H&M. 1.1.2 Lokasi H&M di Menurut Detik Finance, hingga kini brand asal Swedia tersebut udah berekspansi hingga berbagai negara dan memiliki lebih dari 1.000 gerai termasuk salah satunya berada di Indonesia. H&M mulai memasuki Indonesia dengan membuka toko pertamanya di Mall, Selatan. Toko seluas 2.400 meter persegi ini akan dibuka pada 5 Oktober 2013. Alasan untuk memilih Indonesia untuk mengembangkan bisnisnya karena menurut beliau, Indonesia memiliki pasar yang sangat menarik, penduduknya banyak lebih dari 200 juta orang, ini salah satu negara terbesar di dunia, dan ekonominya tumbuh, fashion tinggi, kami melihat banyak mode yang berbeda di sini dan kami menawarkan fashion untuk semua orang. Saya pikir ini kolaborasi yang baik antara konsumen Indonesia dan apa yang ditawarkan H&M.

Gambar 1.2 Logo H&M Sumber : Dokumen H&M Di Indonesia, jumlah store H&M ada 21 store yang tersebar di Indonesia, yaitu : a. Jakarta 1) H&M Grand Indonesia 2) H&M Mall 3) H&M 4) H&M Pik Avenue 5) H&M Gandaria City 6) H&M Lippo Mall Puri 7) H&M

b. Tangerang 1) H&M Aeon BSD City 2) H&M Supermal Karawaci c. 1) H&M Paris Van Java 2) H&M 23 Paskal d. Yogyakarta 1) H&M Hartono Mall e. 1) H&M 2) H&M 3) H&M Kids f. Bali 1) H&M Beachwalk 2) H&M Bali Galeria g. 1) H&M Centre Point 2) H&M Sun Plaza h. Balikpapan 1) H&M Penta City j. Pekanbaru[ 1) H&M Mall SKA

Dari 9 kota yang tersebar di Indonesia yang memiliki store H&M, salah satunya berada di Kota Bandung. Kota Bandung adalah ibu kota Jawa Barat. Selain pusat kota yang berada di Jawa Barat, kota Bandung juga terkenal dengan sebutan “Kota Fashion” atau “Paris Van Java”. Maka dari itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian di Kota Bandung ini. Dengan citra Kota Bandung yang identic dengan Fashion, dan H&M ini bergerak dibidang fashion maka penulis memutuskan untuk melakukan penelitian di Kota bandung, dengan 2 store H&M yaitu di 23Paskal Bandung Shopping Center dan Paris Van Java Shopping Center. 1.2 Latar Belakang Penelitian Perkembangan fashion di Indonesia era Globalisasi ini sangatlah Dinamis.. Trend dalam fashion selalu mengalami perubahan yang begitu cepat. Hal ini didukung oleh pernyataan menurut direktur Pengembangan Produk Ekspor dan Kementrian Perdagangan, Bapak Dody Edward, bahwa nilai ekspor produk fashion Indonesia selama lima tahun terakhir tumbuh sebesar 10,58% dan tercatat mencapai US$ 5,96 miliar hingga Juni 2013. Menurut sumber media Kompas (2016), Dua sektor yakni fashion dan kerajinan menghasilkan separuh pendapatan industri kreatif. Sementara itu, catatan Kementerian Perdagangan menunjukkan bahwa 6,3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia berasal dari industri kreatif. Sumbangan industri kreatif itu setara dengan 8,7 miliar dollar AS. Selain itu menurut sumber media Bekraf (2017), Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) untuk melakukan Survei Khusus Ekonomi Kreatif (SKEK) menurut hasil survei yang dilakukan ekonomi di Indonesia didominasi oleh 3 subsektor yaitu kuliner sebesar 41,69%, fashion sebesar 18,15% dan kriya sebesar 15,70%. Menurut Direktur Jendral (Dirjen) Industri Kecil dan Menengah Kementrian Perindustrian, ibu Euis Saedah mengatakan bahwa rencana Indonesia menjadi kiblat busana muslim sedunia pada tahun 2017 harus adanya sarana pendukung untuk rencana tersebut maka perlu adanya sarana promosi yang juga besar. Dengan berkembangnya kegiatan bisnis di Indonesia membuat banyaknya brand ritel International yang mulai menjajahkan bisnisnya di Indonesia. Hal ini didukung oleh pernyataan Wakil Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Satria Hamid yang menjelaskan bahwa saat ini perusahaan-perusahaan ritel yang berminat untuk berinvestasi di Indonesia masih dalam tahap penjajakan. Perusahaan ritel yang masuk tersebut bergerak di beberapa sektor, contohnya convenience store, department store, hingga ritel untuk brand-brand fashion internasional dunia. "Yang sedang menjajaki dengan pihak asosiasi itu ada lebih dari 5 tetapi mereka masih wait and see. Menurut sumber media Detik Finance (2013), Salah satu brand ritel Internasional yang memasuki Indonesia yaitu H&M. H&M yaitu brand yang berasal dari Swedia, menjadi salah satu perusahaan ritel yang akan membuka gerai nya di Indonesia. Menurut Pemilik merek fashion Hennes & Mauritz AB (H&M) bersiap memasarkan produknya di Indonesia dengan membuka toko pertamanya di Gandaria City Mall, Jakarta Selatan. Toko seluas 2.400 meter persegi ini akan dibuka pada 5 Oktober 2013. Alasan untuk memilih Indonesia untuk mengembangkan bisnisnya karena menurut beliau, Indonesia memiliki pasar yang sangat menarik, penduduknya banyak lebih dari 200 juta orang, ini salah satu negara terbesar di dunia, dan ekonominya tumbuh, fashion tinggi, kami melihat banyak mode yang berbeda di sini dan kami menawarkan fashion untuk semua orang. Saya pikir ini kolaborasi yang baik antara konsumen Indonesia dan apa yang ditawarkan H&M. Menurut Kementerian Pariwisata (2014), Sekarang Kota Bandung telah menjadi Kota Kreatif yang sudah diakui oleh dunia. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Mari Elka Pangestu melakukan kunjungan kerja untuk melihat pengembangan ekonomi ekonomi kreatif di daerah daerah yang ada di Indonesia. Sejak tahun 2012, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sudah melakukan Sosialisasi kegiatan Pengajuan Kota Kreatif ke UNESCO, salah satu diantaranya di Kota Bandung. Berdasarkan 7 tema yang sudah ditetapkan UNESCO yaitu : Literature, Film, Music, Craft and Folk Art, Desain, Media Arts dan Gastronomy, diperoleh kesepakatan bahwa Kota Bandung akan mengusung tema Desain Tata Kota berdasarkan pada setiap aktivitasnya. Menurut sumber media Info Bandung, Paris van Java adalah sebutan pada zaman kolonial Belanda untuk Kota Bandung, yang artinya “Paris dari Jawa” julukan ini diberikan sekitar tahun 1920 – 1925. Menurut sejarah, kota Bandung dahulu kala terkenal dengan keindahan alam dan kesejukan udaranya. Tidak hanya itu saja. Kota Bandung pun terkenal sebagai pusat belanja dan tempat memajang pakaian model terbaru dari Paris saat itu, tidak heran jika Bandung menjadi acuan trend fashion di Indonesia. Menurut Ridwan Hutagalung, seorang Sejarawan. Bandung sebagai Paris-nya Pulau Jawa muncul karena adanya perkembangan pesat mode Paris yang berbarengan dengan antusiasme di Bandung pada trend fashion. Dalam sebuah bisnis ritel, ada yang harus diperhatikan karena akan berpengaruh dengan proses penjualan. Sudarsono (2017) “visual merchandising ialah teknik dalam mempresentasikan tampilan barang dagangan sangat menarik (eye- catching) dan ditujukan pada pelanggan potensial (Jain et al., 2012)”. Tujuan utama dari aktivitas visual merchandising, adalah untuk meningkatkan daya tarik (attraction) terhadap merek dan produk tertentu pada rak-rak pajang, memengaruhi konsumen untuk membeli lebih banyak, serta mendapat sales profit. Selain itu, hal yang dapat berpengaruh terhadap penjualan yaitu Sales Promotion. Promosi Penjualan Menurut Daryanto dalam Jurnal Firman Satriawan dan Eka Yuliana S.T., M.S.M. (2015:20) Sales Promotion adalah kumpulan kiat insentif yang berbeda-beda, umumnya berjangka pendek, dirancang untuk mendorong pembelian yang lebih cepat atau lebih besar dari suatu produk atau jasa tertentu. Untuk memperkuat proses penjualan, tentunya harus memakai strategi yang nantinya akan membuat keputusan pelanggan untuk pembelian. Menurut Binar Utami (2016) Impulse buying adalah tindakan membeli yang tidak direncanakan sebelumnya, konsumen yang tertarik secara emosional seringkali tidak melibatkan rasionalitas dalam proses pengambilan keputusan.

Gambar 1.3 Toko H&M Sumber : www.tripadvisor.co.id

Dalam pelaksanaanya, H&M juga sangat memperhatikan kepuasan pelanggan. Mulai dari penataan atau penempatan barang yang sangat baik (Visual Merchadising) dan juga H&M sering menarik pelanggan dengan adanya beberapa diskon atau potongan harga (Sales Promotion). “ Pemasaran kita adalah kartu undangan ke toko kita” (The H&M Ways) “Kita menggunakan paduan dari media eksternal yang selalu berkembang untuk menjangkau pelanggan kita. Yang terpenting dari semua ini adalah toko kita – terutama jendela pajangnya – dan toko online kita. Pemasaran H&M memiliki dampak utama dan sangat penting bagi kita untuk menyampaikan citra yang positif dan bahwa para model menggambarkan fesyen kita dengan cara yang baik dan sehat. Citra periklanan H&M bukan bertujuan untuk mengomunikasikan sesuatu yang ideal, melainkan kisaran gaya, sikap, dan latar belakang etnik. Kampanye itu dirancang jelas dan sederhana, dan bertujuan untuk menginformasikan pelanggan kita tentang hal-hal baru di H&M. Semua pemasaran kita adalah bagian dari pengalaman berbelanja, bertujuan untuk memandu dan menginspirasikan pelanggan untuk menemukan produk fesyen yang tepat di toko kita dan secara online. Kegiatan pemasaran H&M mematuhi pedoman periklanan ICC” (The H&M Ways). Menurut Sari dan Suryani (2014), Impulse buying dapat terjadi akibat pengaruh stimulus di tempat belanja yang berupa rangsangan eksternal yaitu merchandising, promosi dan atmosfir toko. Berdasarkan latar belakang yang diuraikan tersebut maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam masalah yang dihadapi H&M terutama yang berkaitan dengan Impulse Buying melalui pendekatan penelitian lebih mendalam dengan tema utama : “ Pengaruh Visual Merchandising dan Sales Promotion terhadap Impulse Buying Pada H&M di Kota Bandung ”.

1.3 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian permasalahan yang telah dikemukakan pada latar belakang penulis mengangkat beberapa rumusan masalah yang akan diangkat menjadi acuan penelitian ini, yaitu : a. Bagaimana Visual Merhandising pada H&M di Kota Bandung ? b. Bagaimana Sales Promotion pada H&M di Kota Bandung ? c. Bagaimana Impulse Buying pada H&M di Kota Bandung ? d. Seberapa besar pengaruh Visual Merchandising dan Sales Promotion terhadap Impulse Buying pada H&M di Kota Bandung secara Simultan ? e. Seberapa besar pengaruh Visual Merchandising dan Sales Promotion terhadap Impulse Buying pada H&M di Kota Bandung secara Parsial ?

1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis : a. Visual Merhandising pada H&M di Kota Bandung. b. Sales Promotion pada H&M di Kota Bandung. c. Impulse Buying pada H&M di Kota Bandung. d. Besarnya pengaruh Visual Merchandising dan Sales Promotion terhadap Impulse Buying pada H&M di Kota Bandung secara Simultan . e. Besarnya pengaruh Visual Merchandising dan Sales Promotion terhadap Impulse Buying pada H&M di Kota Bandung secara Parsial.

1.5 Kegunaan Penelitian Kegunaan dari penelitian ini adalah : a. Aspek Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi teori dan memperkaya khazanah keilmuan dalam bidang pemasaran khususnya untuk memahami Pengaruh Visual Marchandising dan Sales Promotion terhadap Impulse Buying pada H&M di Kota Bandung . Selain itu, beberapa penemuan yang di dapat dalam penelitian ini juga dapat dijadikan referensi untuk penelitian dengan bidang kajian sejenis. b. Aspek Praktis Menambah wawasan bagi mahasiswa/i untuk membantu memahami pengetahuan dibidang Pemasaran yang khususnya untuk mengetahui manfaat dari Visual Marchandising, Sales Promotion, dan Impulse Buying disetiap kegiatan Kewirausahaan.

1.6 Sistematika Penulisan Penelitian ini berjudul Pengaruh Visual Merchandising dan Sales Promotion terhadap Impulse Buying Pada H&M di Kota Bandung. Adapun ssistematika penulisannya sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN Bab ini menguraikan tentang Gambaran Umum Objek Penelitian, Latar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menguraikan tentang Tinjauan Pustaka, Kerangka Pemikiran, Hipotesis Penelitian, dan Ruang Lingkup Penelitian.

BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan tentang Jenis Penelitian, Variabel Oprasional, Tahapan Penelitian, Populasi dan Sampel, Pengumpulan Data, Uji Validitas dan Reliabilitas, Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan tentang Karakteristik Responden, Hasil Penelitian, dan Pembahasan Penelitian.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini menguraikan tentang Kesimpulan dan Saran Mengenai Penelitian.