Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik putusan.mahkamahagung.go.id

P U T U S A N Nomor 678 PK/Pdt/2014

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Mahkamah Agung MRepublik A H K A M A H A G U N G Indonesia memeriksa perkara perdata dalam peninjauan kembali telah memutuskan sebagai berikut dalam perkara: I. PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA c.q. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, berkedudukan di Jalan Lapangan Banteng Timur Nomor 2-4, Pusat, yang diwakili oleh atas nama Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sekretaris Jenderal, Kiagus Ahmad Badaruddin, dalam hal ini memberi kuasa kepada Dr. Indra Surya, S.H., LL.M., dan kawan-kawan, semuanya adalah Pegawai pada Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan Republik Indonesia, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 19 Juni 2014; II. PT (PERSERO), berkedudukan di Jalan M.H. Thamrin Nomor 11, Jakarta Pusat, yang diwakili oleh Direktur Utama, Mira Amahorseya, beralamat di Jalan Tulodong Bawah VIII/44, RT.091 RW.001, Kelurahan Senayan, Kecamatan Mahkamah AgungKebayoran Republik Baru, Kotamadya Jakarta Selatan, Indonesia dalam hal ini memberi kuasa kepada Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, S.H., M.Sc., Para Advokat, beralamat di 88 Kasablanka Office Tower, Tower A, Lantai 19, Kota Kasablanka, Jalan Casablanca, Kavling 88, Jakarta, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 14 Mei 2014; Pemohon Peninjauan Kembali I dan II dahulu Pemohon Kasasi I dan II/Tergugat III dan I/Pembanding III dan I; Melawan: 1. FARIDA DJAYA, bertempat tinggal di Taman Laguna Blok K4/1, RT.003/002, Jatikarya, Kota Bekasi; 2. NOOR M.AULIA, bertempat tinggal di Taman Laguna Blok K4/1, RT.003/002, Jatikarya, Kota Bekasi; 3. ERNA, bertempat tinggal di Kedoya Raya Nomor 101, RT.008/004, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, bertindak untuk diri sendiri dan selaku kuasa dari Ronald Djaya Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 1 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Ibrahim, bertempat tinggal di Jalan Cilandak V, Kavling 5, RT.002/003, Cilandak Barat, Jakarta Selatan; 4. FLORA DJAJA, bertempat tinggal di Depok Indah II Blok E Mahkamah AgungNomor 6Republik, RT.02/15 Beji, Kota Depok; Indonesia 5. SUSANTO JAYA, bertempat tinggal di Taman Laguna Blok K4/1, RT.003/002, Jatikarya, Kota Bekasi; 6. FATIMAH TINA, bertempat tinggal di Taman Laguna Blok K4/1, RT.003/002, Jatikarya, Kota Bekasi; 7. LIAWATI HASANAH, bertempat tinggal di Taman Laguna Blok K4/1, RT.003/002, Jatikarya, Kota Bekasi; 8. GRETA TANDJAJA IRWAN, BA., bertempat tinggal di Jalan Mega Asri 3 Blok AI Nomor 15, RT.007/007, Sukaraja Cicendo, ; Para Termohon Peninjauan Kembali dahulu Para Termohon Kasasi/Para Penggugat/Para Terbanding; Dan: 1. PT BANDHA GHARA REKSA PERSERO, berkedudukan di Kalibesar Timur Nomor 5-7 Jakarta; 2. Dr. KENNETH HIDAYAT, bertempat tinggal di Jalan A.R.Hakim Nomor 5, RT.015 RW.010, Kebon Sirih, Menteng, Mahkamah AgungJakarta Pusat; Republik Indonesia 3. BADAN PERTANAHAN NASIONAL RI c.q. KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL DKI JAKARTA c.q. KEPALA KANTOR PERTANAHAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN, berkedudukan di Jalan Prapanca Raya Nomor 9, Jakarta Selatan; 4. PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA c.q. PEMERINTAH DAERAH PROVINSI DKI JAKARTA c.q. WALIKOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN c.q. KECAMATAN PANCORAN JAKARTA SELATAN c.q. KEPALA KELURAHAN PANCORAN JAKARTA SELATAN, berkedudukan di Jalan Pancoran Barat III Nomor 55, Jakarta Selatan; 5. PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA c.q. PEMERINTAH DAERAH PROVINSI DKI JAKARTA c.q. WALIKOTA KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN c.q. KEPALA KECAMA- TAN MAMPANG PRAPATAN, JAKARTA SELATAN, Mahkamah Agungberkedudukan diRepublik Jalan Mampang Prapatan XIII, Jakarta IndonesiaSelatan;

Hal. 2 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

6. PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA c.q. PEMERINTAH DAERAH PROVINSI DKI JAKARTA c.q. WALIKOTA KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN c.q. KECAMATAN Mahkamah AgungPANCORAN Republik JAKARTA SELATAN Indonesia c.q. KEPALA KELURAHAN CIKOKO PANCORAN JAKARTA SELATAN, berkedudukan di Jalan Cikoko Barat III, Jakarta Selatan; 7. PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA c.q. PEMERINTAH DAERAH PROVINSI DKI JAKARTA c.q. WALIKOTA ADMINIS- TRASI JAKARTA SELATAN c.q. KEPALA KECAMATAN PANCORAN JAKARTA SELATAN, berkedudukan di Jalan Pangadegan Timur II/2, Jakarta Selatan; 8. BUDIONO WIDJAJA SARJANA HUKUM, NOTARIS KOTA JAKARTA SELATAN, berkedudukan di Jalan Tebet Barat I Nomor 22, Jakarta Selatan; Para Turut Termohon Peninjauan Kembali dahulu Pemohon Kasasi III dan Para Turut Termohon Kasasi/Tergugat IV, Tergugat II dan Para Turut Tergugat/Pembanding IV dan Para Turut Terbanding; Mahkamah Agung tersebut; Membaca surat-surat yang bersangkutan; Mahkamah AgungMenimbang, bahwa Republik dari surat-surat yang bersangkutan Indonesiaternyata Pemohon Peninjauan Kembali I dan II dahulu sebagai Permohon Kasasi I dan II/ Tergugat III dan I/Pembanding III dan I telah mengajukan permohonan peninjauan kembali terhadap Putusan Mahkamah Agung Nomor 205 K/PDT/2013 tanggal 23 Juli 2013 yang telah berkekuatan hukum tetap, dalam perkaranya melawan Para Termohon Peninjauan Kembali dahulu sebagai Para Termohon Kasasi/Para Penggugat/Para Terbanding dengan posita perkara sebagai berikut: Gugatan Memenuhi Syarat Formil; Pertama-tama, Para Penggugat menyatakan bahwa gugatan yang diajukan dalam perkara ini, memenuhi syarat formil tata tertib beracara yang ditentukan oleh undang-undang seperti yang dijelaskan di bawah ini; Pengajuan gugatan ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Memenuhi Syarat Pasal 118 ayat (2) HIR; Sesuai dengan ketentuan yang digariskan pada Pasal 118 ayat (2) HIR, Mahkamahapabila Agungyang ditarik sebagai TergugatRepublik lebih dari seorang, memberi Indonesia hak opsi

Hal. 3 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

kepada Penggugat untuk memilih salah satu dari Pengadilan Negeri di tempat mana salah seorang Tergugat bertempat tinggal; Ternyata, pihak yang ditarik sebagai Tergugat terdiri dari beberapa orang Mahkamah Agungdan tempat tinggal mereka Republik tidak berada dalam satu daerah Indonesiahukum Pengadilan Negeri yang sama. Dengan demikian, Para Penggugat dapat mengajukan gugatan di salah satu Pengadilan Negeri berdasar asas actor sequitur forum rei dengan hak opsi sesuai Pasal 118 ayat (2) HIR; Terbukti, beberapa dari Tergugat bertempat tinggal di wilayah hukum Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, yakni Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III, dan Tergugat IV. Oleh karena itu, pengajuan gugatan ini ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat memenuhi syarat formil ditinjau dari aspek kompetensi/yurisdiksi relative; Hubungan Hukum (Rechtsbetrekking) Antara Para Penggugat Dengan Para Tergugat. Mengenai Hubungan Hukum (Rechtsbetrekking) antara Para Penggugat dengan Para Tergugat, dapat dikemukakan fakta-fakta berikut: 1. Bahwa Para Penggugat adalah ahli waris yang sah dari Mulja Djaja Tan Laing Hin berdasarkan Akta Keterangan waris Nomor 08, Tanggal 9 April 2008 yang dibuat dihadapan Notaris Rawat Erawadi,S.H., yang merangkum dan membuktikan bahwa: Mahkamah Agung- Penggugat I adalah istriRepublik yang sah dari Mulja Djaja Tan Liang IndonesiaHin, dan - Penggugat II sampai dengan Penggugat VIII adalah anak kandungnya, selanjutnya, Mulja Djaya Tan Liang Hun sebagai pewaris, meninggalkan tanah total luas 34.916 m2 dan di atasnya ada 3 bangunan gudang masing-masing luasnya 3.000 m2, terletak di Jalan Pancoran Timur II/4 Jakarta Selatan yang telah menjadi warisan kepada Para Penggugat; 2. Bahwa Tergugat I adalah Peseroan Terbatas (PT ) Milik Negara, beralamat di Jakarta Pusat, yang menguasai lahan tanah dan bangunan gudang milik Para Penggugat yang terletak di Jalan Pancoran Timur II/4, Jakarta Selatan, secara melawan hak yang luas seluruhnya 34.916 m2 terdiri dari 22 bidang tanah sebagaimana yang tercatat dalam Buku Register Akta Jual Beli tahun 1964 yang ada di Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan dan sebagian tanah dijual oleh Tergugat I ke Tergugat II seluas 12.640 m2, maka sisanya seluas 23.500 m2 berikut bangunan 3 (tiga) Gudang di atas tanah tersebut yang masing-masing luas bangunan gudang 3.000 m2 yang Mahkamah Agungsekarang dikuasainya; Republik Indonesia

Hal. 4 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

3. Bahwa Tergugat II adalah perorangan yaitu pembeli tanah dari Tergugat I seluas 12.640 m2 dari tanah yang dikuasai Tergugat I dari seluas 34.916 m2 tanpa setahu dan persetujuan pemilik/Para Penggugat; Mahkamah Agung4. Bahwa Tergugat IIIRepublik adalah Badan Hukum Publik Indonesia yaitu pihak yang menguasai dan menggunakan lahan milik Para Penggugat seluas 12.640 m2 yang didapat dari Tergugat II, tanpa setahu dan persetujuan pemilik yang sah (Para Penggugat); 5. Bahwa Tergugat IV adalah Perseroan Terbatas Milik Negara yaitu pihak yang menyewa tanah dan gudang dari Tergugat I dari tahun 1992; 6. Bahwa Turut Tergugat I adalah Kantor Pertanahan Jakarta Selatan yang membawahi lokasi objek gugatan dan sekaligus ikut serta menandatangani sebagai saksi Perjanjian Pelepasan dan Penyerahan Hak tertanggal 4 Oktober 1980 antara Tergugat II selaku yang melepaskan hak dan Tergugat III selaku yang menerima pelepasan hak; 7. Bahwa Turut Tergugat II adalah Kelurahan Pancoran, Jakarta Selatan yang membawahi objek gugatan sebelum pemekaran pada tahun 1986 dan ikut menandatangani sebagai saksi Perjanjian Pelepasan dan Penyerahan Hak tertanggal 4 Oktober 1980 antara Tergugat II selaku yang melepaskan hak dan Tergugat III yang menerima pelepasan hak; 8. Bahwa Turut Tergugat III adalah Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Mahkamah AgungSelatan yang membawahi Republikobjek gugatan sebelum pemekaran Indonesia pada tahun 1986, yang memiliki dan menyimpan Buku Register asli Akta Jual Beli Tahun 1964, serta ikut menandatangani sebagai saksi Perjanjian Pelepasan dan Penyerahan Hak tertanggal 4 Oktober 1980 antara Tergugat II selaku yang melepaskan hak dan Tergugat III yang menerima pelepasan hak, ditandatangani oleh Zarkali, BA.; 9. Bahwa Turut Tergugat IV adalah Kelurahan Cikoko, Jakarta Selatan yang membawahi objek gugatan setelah pemekaran wilayah pada tahun 1986 sampai dengan sekarang; 10. Bahwa Turut Tergugat V adalah Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan yang membawahi objek gugatan setelah pemekaran wilayah pada tahun 1986 sampai dengan sekarang; 11. Bahwa Turut Tergugat VI adalah Notaris Protokol dari Notaris Eliza Pondaag, Notaris Jakarta; Hak Kepemilikan Para Penggugat Atas Objek Tanah Terperkara; 1. Bahwa Para Penggugat adalah ahli waris satu satunya yang sah dari Mahkamah aAgunglmarhum Mulja Djaja Tan Republik Liang Hin berdasarkan Akta Keterangan Indonesia waris

Hal. 5 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Nomor 08, Tanggal 9 April 2008 yang dibuat dihadapan Notaris Rawat Erawdi,S.H., (bukti P- 1); 2. Bahwa Mulja Djaja Tan Liang Hin meninggal Tahun 1996 (bukti P-2); Mahkamah Agung3. Bahwa almarhum Mulja Republik Djaja Tan Liang Hin semasa hidupnya Indonesia sejak tanggal 16 dan 19 Oktober 1964 telah memiliki 22 bidang tanah dengan cara membeli dari para pemilik asal yang terletak di Jalan Pancoran Timur II/4, Cikoko, Jakarta Selatan, yang sekarang dikenal dengan Gudang Sarinah, total luas 34.916 m2 yang tercatat dibuku register Akta Jual Beli Tahun 1964 dari Nomor Akta 156 sampai dengan 177 dari Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan (bukti P - 3), dengan batas-batas secara global yang sudah dipagar tembok: - Selatan Tanah masyarakat; - Barat Jalan Pancoran Timur II; - Utara Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi; - Timur Tanah Masyarakat; 4. Bahwa almarhum Mulja Djaja Tan Liang Hin memiliki tanah dimaksud adalah dengan cara membeli tanggal 16 dan 19 Oktober 1964 dari para pemilik tanah asal seluas 34.916 terdiri dari 22 bidang tanah yang masing-masing memliki luas dan nomor kohir tersendiri sebagaimana yang tercatat dalam register akta jual beli tahun 1964 dari nomor 156 sampai dengan 177 di Mahkamah AgungKecamatan Mampang PrapRepublikatan, Jakarta Selatan sebagaiman Indonesiaa yang tercatat dalam bukti P-3, sampai saat ini belum pernah diperjualbelikan atau dialihkan haknya kepada siapapun dan di atas tanah tersebut ada 3 bangunan gudang yang masing-masing luasnya 3.000 m2; 5. Bahwa 22 (dua puluh dua) bidang tanah dimaksud yang ada dalam Buku Register Akta Jual Beli Tahun 1964 adalah sebagai berikut:

No. Luas/m2 No. Akta Pembeli Penjual Tanggal Status Tanah

Abdulah Milik DI Kohir 293 1 156 Mulja Djaja Tan Liang Hin 16 Okt'64 1.242 Soma Blok 373

Murtaha b Milik D.I Kohir 2 157 Mulja Djaja Tan Liang Hin 16 Okt'64 1.112 Derahman 409 Blok 461 Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 6 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Milik D.I Kohir 3 158 Mulja Djaja Tan Liang Hin Amsir b mina 16 Okt'64 372 409 Blok 461

Mahkamah Agung Republik MlikIndonesia D.I Kohir 4 159 Mulja Djaja Tan Liang Hin H. Moh. Tojib 16 Okt'64 1.197 Blok 461

Milik D.I Kohir 5 160 Mulja Djaja Tan Liang Hin Sukria 16 Okt'64 60 412 Blok 461

Milik D.I Kohir 6 161 Mulja Djaja Tan Liang Hin Marmaja 16 Okt'64 4.352 316 Blok 398

Saprin H. Milik D.I Kohir 7 162 Mulja Djaja Tan Liang Hin 16 Okt'64 11.132 Geni 273 Blok 461

Muhamad b Milik D.I Kohir 8 163 Mulja Djaja Tan Liang Hin 16 Okt'64 60 riih 415 Blok 461

Abdulah b Milik D.I Kohir 9 164 Mulja Djaja Tan Liang Hin 16 Okt'64 167 Mahkamah Agung Republikmina 410 BlokIndonesia 461

Asenah b Milik D.I Kohir 10 165 Mulja Djaja Tan Liang Hin 16 Okt'64 1.378 Hasan 316 Blok 461

Mujani b Milik D.I Kohir 11 166 Mulja Djaja Tan Liang Hin 16 Okt'64 198 derahman 414 Blok 461

Milik D.I Kohir 12 167 Mulja Djaja Tan Liang Hin Tawir b siun 16 Okt'64 1.458 414 Blok 461

Milik D.I Kohir 2.087 13 168 Mulja Djaja Tan Liang Hin Saaip hasan 16 Okt'64 269 Blok 461

Murtaha b Milik D.I Kohir 14 169 Mulja Djaja Tan Liang Hin 19 Okt'64 263 Mahkamah Agung Republikrahman 418 Blok 475Indonesia

Hal. 7 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Milik D.I Kohir 15 170 Mulja Djaja Tan Liang Hin Matzan b Mui 19 Okt'64 401 416 Blok 475

Mahkamah Agung RepublikMuhamad b Milik Indonesia D.I Kohir 16 171 Mulja Djaja Tan Liang Hin 19 Okt'64 1.299 derahim 421 Blok 475

Milik D.I Kohir 17 172 Mulja Djaja Tan Liang Hin Salip b Riun 19 Okt'64 138 422 Blok 475

Milik D.I Kohir 18 173 Mulja Djaja Tan Liang Hin Sarbini b Riun 19 Okt'64 866 417 Blok 475

Muhamad Milik D.I Kohir 19 174 Mulja Djaja Tan Liang Hin 19 Okt'64 1.344 Riih 423 Blok 475

Abd. Milik D.I Kohir 20 175 Mulja Djaja Tan Liang Hin Hamid b 19 Okt'64 1.790 419 Blok 475 Siban

Sawijah Milik D.I Kohir 21 176 Mulja Djaja Tan Liang Hin 19 Okt'64 1.518 Mahkamah Agung RepublikMukidi 414 BlokIndonesia 475

Satiri b Milik D.I Kohir 22 177 Mulja Djaja Tan Liang Hin 19 Okt'64 1.501 Mardjuk 414 Blok 475

Total 34.916

6. Bahwa sesungguhnya tanah dimaksud dalam objek perkara a quo adalah awalnya merupakan pesanan Tergugat I melalui Direktur Utama Periode Pertama yaitu Dr. Soeharto kepada Suami/Orang Tua Para Penggugat (Mulja Djaja Tan Liang Hin), akan tetapi sampai saat ini tidak terjadi transaksi jual beli atau pengalihan hak dalam bentuk apapun; Dalil Pokok Gugatan: Para Tergugat Melakukan PMH (Perbuatan Melawan Hukum); MahkamahA. PMHAgungYang Dilakukan Tergugat RepublikI; Indonesia

Hal. 8 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

1. Pada tahun 1962 Presiden Rl pertama Ir. Soekarno muhibah ke Jepang, ikut dalam rombongan adalah Dr. Soeharto selaku Pejabat Bapenas dan Suami/OrangTua Para Penggugat (Mulja Djaja Tan Liang Hin) diikut Mahkamah Agungsertakan oleh D r. Republik Soeharto dalam rombongan selaku Indonesia pegusaha, Dr. Soeharto dan Mulja Djaja Tan Liang Hin adalah kolega bisnis dan sekaligus sahabat; 2. Bahwa sepulang dari Jepang didirikanlah Perusahaan negara pada tahun 1962 yang sekarang dikenal dengan nama PT Sarinah Persero (Tergugat I) dan Direktur Utama Periode Pertama Tergugat I adalah Dr. Soeharto; 3. Bahwa Dr. Soeharto meminta bantuan kepada Suami/OrangTua Para Penggugat (Mulja Djaja Tan Liang Hin) untuk menyiapkan tanah dan gudang di Jakarta Selatan. Setelah mendapat persetujuan tentang lokasi dan harganya pada saat itu antara Tergugat I dan Suami/Orang Tua Para Penggugat, maka dimulailah pelaksanaan pembebasan oleh Suami/Orang tua Para Penggugat sebagaimana yang tercatat dalam register jual beli di Kecamatan mampang Prapatan tertanggal 16 dan 19 Oktober 1964 dengan biaya sendiri/pribadi, tidak menggunakan dana Tergugat I sebagaimana dalam bukti P-3; 4. Bahwa setelah selesai dibebaskan dari pemilik asal dan dimutasi ke Suami/Orang Tua Para Penggugat, maka sejak tanggal 16 dan 19 Mahkamah AgungOktober 1964 sampai Republiksekarang tercatat atas nama Mulja IndonesiaDjaja Tan Liang Hin dalam Buku Register jual beli tahun 1964 sebagai pemilik terakhir; 5. Bahwa selanjutnya pada saat itu (sekitar tahun 1966) surat-surat tanah tersebut diminta oleh Tergugat I melalui Dr. Soeharto selaku Direktur Utama dengan alasan untuk diteliti dan diserahkan ke Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan untuk dibuatkan akta jual belinya antara Tergugat I dengan Suami/Orang Tua Para Penggugat (Mulja Djaja Tan Liang Hin) dan pembayaran akan dilaksanakan pada saat penanda tanganan akta jual beli tersebut, akan tetapi kenyataannya akta jual beli tersebut tidak pernah dibuat sampai sekarang. Penyerahan surat-surat tanah kepada Tergugat I dasarnya adalah kepercayaan dan tidak ada tanda terima, karena suasana kebathinan hubungan baik persahabatan antara Dr. Soeharto selaku Direktur Utama Tergugat I dengan Mulja Djaja Tan Liang Hin (Suami/Orang Tua Para Penggugat); 6. Bahwa pada saat itu Tergugat I minta dibangunkan gudang kepada Suami/ Orang Tua Para Penggugat, dan permohonan Tergugat I dipenuhi Mahkamah Agungoleh Suami/Orang Tua ParaRepublik Penggugat, sehingga berdirilah Indonesia 3 gudang

Hal. 9 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

yang masing-masing luas bangunannya 3.000 m2 yang sekarang dikenal dengan Gudang Sarinah; 7. Bahwa pada saat itu/Tergugat I belum dapat merealisasi transakasi Mahkamah Agungdengan Suami/O rangRepublik Tua para Penggugat atas objek tanahIndonesiaa quo karena alasan keuangan, dan minta penundaan yang disertai permintaan agar dijinkan untuk menggunakan gudang tersebut lebih dahulu, kalau sudah ada uang pasti dibayar, permintaan Tergugat I untuk menggunakan memanfaatkannya diperbolehkan oleh Suami/ Orang Tua Para Penggugat, akan tetapi penguasaan fisik tanah dan bangunan tetap berada dalam kekuasaan Tergugat I dan sampai sekarang belum pernah ada transaksi jual beli atau perikatan dalam bentuk apapun antara Tergugat I dengan Suami/Orang Tua Para Penggugat. Inilah kronologis penguasaan fisik oleh Tergugat I; 8. Bahwa sampai saat ini surat-surat tanah milik Para Penggugat yang diserahkan ke Tergugat I melalui Dr. Soeharto belum pernah dikembalikan kepada Para Penggugat (masih berada di Tergugat I), sehingga penguasaan Tergugat I atas tanah yang terletak di Jalan Pancoran Timur 11/4, Jakarta Selatan seluas 23.500 m2 dapat dikategorikan sebagai perbuatan melawan hukum, karena penguasaan dilakukan secara tanpa hak yang menimbulkan kerugian materiil dan immateriil kepada Para Mahkamah AgungPenggugat; Republik Indonesia 9. Bahwa Dr. Soeharto telah meninggal sekitar tahun 2006; B. PMH Yang Dilakukan Tergugat II Dan III; 1. Bahwa tanpa sepengetahuan Suami/Orang Tua Para Penggugat tanah tersebut dijual sebagian oleh Tergugat I kepada Dr.Kenneth Hidayat (Tergugat II) seluas 12.640 m2 dengan menggunakan copy perjanjian Jual Beli tertanggal 1 Agustus 1964 dihadapan Pejabat Notaris Eliza Pondaag bentuknya perikatan untuk jual beli Nomor 3 Tanggal 3 April 1973 dan akta pemindahan dan penyerahan hak Nomor 82, tanggal 29 Agustus 1975, dengan batas - batas tanah: (bukti P - 4); - Selatan Tanah Pecahannya (Mulja Djaja Tan Liang Hin); - Barat Jalan Pancoran Timur II; - Utara Kantor Kementrian Transmigrasi dan Tenaga Kerja Rl; - Timur Tanah Masyarakat; 2. Bahwa tanah tersebut pada poin 16 di atas telah dijual kembali oleh Tergugat II kepada Tergugat III dengan Perjanjian Pelepasan dan Mahkamah AgungPenyerahan Hak tertanggal Republik 4 Oktober 1980 antara Tergugat Indonesia II dengan

Hal. 10 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Tergugat III disaksikan para Pejabat Negara tanpa sepengetahuan dan persetujuan Para Penggugat (Bukti P – 5); 3. Bahwa bukan baru sekarang para Penggugat mengajukan tuntutan Mahkamah Agungkepada Tergugat RepublikI maupun ke Tergugat II dan II I. Indonesia Sejak tahun 1980 ketika Sdr.Jhony Husein Kepala Divisi Hukum Tergugat I datang pada Suami/Orang Tua Para Penggugat yang meminta bantuan untuk memenangkan perkara yang digugat pihak lain yaitu Sdr.Hanari selaku Penggugat pada tahun 1980 dan permintaan itu ditolak oleh Suami/Orang Tua Para Penggugat karena kecewa baru mengetahui tanahnya sebagian sudah dijual kepada Tergugat II dan Tergugat III, dan tanpa ijin dari Suami/Orang Tua Para Penggugat, Tergugat I untuk memenangkan perkara tersebut menggunakan data tanah milik para Penggugat yang tercatat di Buku Register Akta Jual Beli Tahun 1964 di Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, seolah-olah Tergugat I pemilik tanah tersebut dengan membeli dari Mulja Djaja Tan Liang Hin (Suami/Orang Tua Para Penggugat) berdasar Perjanjian Jual Beli tertanggal 1 Agustus 1964 padahal perjanjian itu tidak ada tanda tangan Suami/Orang Tua Para Penggugat tetapi hanya TTD; 4. Bahwa pada tahun 1980 tersebut Suami/Orang Tua Para Penggugat mengajukan keberatan dan tuntutan dan sekaligus minta pertanggung Mahkamah Agungjawaban secara lisan kepadaRepublik Tergugat I melalui Dr. Soeharto Indonesiaselaku mantan Direktur Utama Tergugat I periode awal sekitar Tahun 1962 sampai dengan 1967, namun Dr. Soeharto mengatakan jangan menuntut secara hukum nanti malah akan kehilangan tanah, sabar nantipun akan bayar; 5. Bahwa bahkan Tergugat I sebagai Perusahaan Milik Negara bersama dengan Tergugat III selaku Badan Hukum Publik (Negara) telah menggunakan Jasa Obstipus yang pada saat masa orde baru merupakan alat dan lembaga yang sangat ditakuti karena dipimpin oleh seorang militer (TNI), Posisi Suami/Oran Tua para Penggugat sangat tidak menguntungkan pada saat itu apalagi yang bersangkutan karena orang Tionghoa, jadi memilih diam mengikuti saran Dr. Soeharto tersebut; 6. Bahwa pada tahun 1992 Tergugat I mengundang Suami/Orang Tua Para Penggugat di Kantornya Jalan MH.Thamrin Nomor 11, Jakarta Pusat untuk menerima pembayaran. Pada saat itu kondisi fisik Suami/Orang Tua Para Penggugat sedang sakit, maka yang datang menemui Tergugat I untuk mewakili beliau adalah Penggugat I dan Penggugat III, dan Mahkamah Agungditerima oleh Sdr.Jhony Republik Husein yang mengatakan bahwa karenaIndonesia tanah

Hal. 11 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

ini akan dibeli oleh PT Sucofindo, maka dibutuhkan tanda tangan Mulja Djaja Tan Liang Hin (Suami/Orang Tua Para Penggugat) dan dimintakan agar Mulja Djaja Tan Liang Hin menanda tangani Perjanjian Jual beli Mahkamah Agungyang harganya Rp101.000.000, Republik00 Permintaan tersebut Indonesia ditolak oleh Para Penggugat I dan III, sampai akhirnya Mulja Djaja Tan Liang Hin meninggal dunia Tahun 1996, selanjutnya perjuangan ini dilanjutkan oleh Para Penggugat selaku ahli waris. Oleh karena Para Penggugat awam hukum maka menunjuk Tb.Ganda Atmaja,S.H.,M.Hum., Advokat, untuk memperjuangkan mendapatkan kembali tanah tersebut pada tahun 2009; Pertemuan Di Kecamatan Pancoran Untuk Mengetahui Bukti Tergugat I; 1. Bahwa untuk mengetahui lebih jauh bukti yang dimiliki Tergugat I maka Para Pengggugat melalui kuasa hukumnya meminta bantuan Pihak Kecamatan Pancoran untuk dipertemukan dengan Tergugat I, sehingga Pihak Kecamatan Pancoran mengundang Para Penggugat dan Tergugat I di Kantor Kecamatan Pancoran sampai 2 (dua) kali, pada pertemuan pertama tanggal 8 Oktober 2009 dipimpin langsung oleh Bapak Camat Pancoran, dan ketika itu ditanyakan masing-masing bukti kepemilikannya. Para Penggugat memperlihatkan buku Register akta jual beli tahun 1964 dari Kecamatan Mampang Prapatan copy dan aslinya; Dimulai dengan kata-kata sebaliknya Tergugat I menyatakan bahwa tanah Mahkamah Agungyang dikuasainya tersebutRepublik diperoleh dengan jalan Indonesia membeli dari Suami/Orang Tua Para Penggugat dengan memperlihat copy Perjanjian Jual Beli 1 Agustus 1964 antara Tergugat I selaku pembeli dan Mulja Djaja Tan Liang Hin (suami/OrangTua Para Penggugat) selaku penjual, dan setelah diteliti pada saat itu oleh Bapak Camat, Perjanjian tersebut tidak ada aslinya dan tidak ada tanda tangannya (Bukti P-6); 2. Pertemuan berikutnya tanggal 14 Oktober 2009, dan pada pertemuan itu ditanya masing-masing pihak apa ada bukti tambahan Tergugat I menjawab ada dan menunjukan surat Rekomendasi Permohonan Hak atas Tanah Negara Nomor 25/1.932.53, tenggal 18 November 1999 dari Kelurahan Cikoko yang ditanda tangani oleh Lurah Cikoko yaitu Sdr.H.Mukri dan diketahui oleh Camat Pancoran Nomor 197/Pan/Xl/1999, tanggal 18 - 11 - 1999 akan tetapi ada tidak solusinya dan pemecahannya, maka pertemuan ditingkatkan oleh Para Penggugat ditingkat Wali Kota Administrasi Jakarta Selatan (Bukti P -7); Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 12 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Pertemuan Di Kantor Wali Kota Administrasi Jakarta Selatan Untuk Mengetahui Keabsahan Surat Rekomendasi Nomor 25/1.932.53, Tanggal 18 November 1999; Mahkamah Agung1. Bahwa Para Penggugat Republik melalui kuasa hukumnya mengajukan Indonesia permohonan ke Wali Kota Administrasi Jakarta Selatan agar dipertemukan kembali antara Para Penggugat dengan Tergugat I, Permohonan itu ditindak lanjuti oleh Kantor Wali Kota Administrasi Jakarta Selatan dan para pihak dipertemukan tanggal 14 Januari 2010 langsung dipimpin oleh Bapak Wakil Wali Kota Administrasi Jakarta Selatan yaitu Bapak H.M Anas Efendi, S.H., M.M., kepada para pihak ditanyakan bukti masing-masing atas tanah tersebut. Para Penggugat memperlihat copy dan asli buku Register Jual Beli Tahun 1964 dari Kecamatan Mampang Prapatan dan Tergugat I menyatakan tanah yang dikuasainya adalah membeli dari Mulja Djaja Tan Liang Hin (orang tua Para Penggugat) dengan memperlihatkan copy Perjanjian Jual Beli 1 Agustus 1964 yang tidak ada tandatangannya dan tidak ada aslinya, serta copy rekomendasi Permohonan Hak atas Tanah Negara Nomor 25/1.932.53, tenggal 18 November 1999 dari Kelurahan Cikoko yang ditandatangani oleh Lurah Cikoko yaitu Sdr.H.Mukri dan diketahui oleh Camat Pancoran Nomor 197/Pan/XI/1999, tanggal 18 - 11 -1999 dari Kelurahan Cikoko dan tidak ada aslinya; Pertemuan dilanjutkan pada tanggal 2 Februari 2010 untuk mengcross Mahkamah Agungcheck bukti masing-masing Republik pihak kepada pejabat yang membuatIndonesia, karena pada saat pertemuan pertama tanggal 14 januari 2010 Kecamatan Mampang Prapatan tidak diundang begitu juga Lurah Cikoko ketika itu yaitu Sdr. H. Mukri; 2. Bahwa pada pertemuan tanggal 2 Februari 2010 langsung ditanyakan oleh pimpinan rapat yaitu Bapak H. M. Anas Efendi, S.H., M.M., selaku Wakil Wali Kota Administrasi Jakarta Selatan kepada Bapak Camat Mampang Prapatan tentang bukti dari pihak Para Penggugat dan dijawab oleh Bapak Camat Mampang Prapatan bahwa benar buku register Jual Beli Tahun 1964 dari Nomor 156 sampai dengan 177 atas nama Mulja Djaja Tan Liang Hin itu terdaftar di Kecamatan Mampang Prapatan dan sampai saat itu belum pernah ada mutasi ke pihak manapun termasuk kepada Tergugat I dan jawaban ini dicatat dalam notulen rapat tanggal 5 Februari 2010; Begitu juga terhadap bukti Tergugat I mengenai Rekomendasi Permohonan Hak atas Tanah Negara Nomor 25/1.932.53, tenggal 18 November 1999 dari Kelurahan Cikoko yang ditanda tangani oleh Lurah Cikoko yaitu Sdr.H.Mukri Mahkamah danAgung diketahui oleh Camat PancoranRepublikNomor 197/Pan/XI/1999, tanggalIndonesia 18-11-

Hal. 13 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

999 dari Lurah Cikoko yang ditandatangani Sdr.H.Mukri dan ditanyakan langsung kepada Sdr.H.Mukri dan dijawab oleh Sdr.H.Mukri dengan tegas bahwa tidak pernah mendatangani surat tersebut. Sedang Kecamatan Mahkamah AgungPancoran mengatakan Republik nomor surat tersebut tidak tercatat Indonesia dalam register arsip. Jawaban ini ada tercantum dalam notulen rapat tanggal 5 Februari 2010 Nomor 6, 7 dan 8 (bukti P - 8); 3. Bahwa berdasar fakta-fakta yuridis dari 2 (dua) pertemuan di Kecamatan Pancoran dan di Kantor Wali Kota Adminstrasi Jakarta Selatan tersebut, terbukti bahwa Tergugat I tidak dapat membuktikan dasar kepemilikannya atas tanah a quo; Keterkaitan Tergugat II, Tergugat III Dan Tergugat IV; 1. Bahwa seperti yang dijelaskan di atas, telah terjadi rangkaian perbuatan jual beli tanpa hak dan tanpa persetujuan Para Penggugat antara Tergugat I, Tergugat II, dan Tergugat III; 2. Bahwa bentuk perbuatan tersebut Tergugat I menjual sebagian tanah milik Para Penggugat kepada Tergugat II seluas 12.640 m2 (dua belas ribu enam ratus empat puluh meter persegi) dengan menggunakan copy Perjanjian Jual Beli tertanggal 1 Agustus 1964 dihadapan Pejabat Notaris Eliza Pondaag bentuknya perikatan untuk Jual Beli Nomor 3 Tanggal 3 April 1973 Dan Akta Pemindahan dan Penyerahan Hak Nomor 82, tanggal 29 Agustus 1975; Mahkamah 3Agung. Bahwa selanjutnya Tergugat Republik II membuat Perjanjian PenyerahanIndonesia dan Pelepasan Hak kepada Tergugat III, tanggal 4 Oktober 1980 disaksikan Para Pejabat Negara (Kantor Agraria Jakarta Selatan, Camat Mampang Prapatan, Lurah Pancoran, Opstibpus); 4. Bahwa dengan leluasa Tergugat III membangun Gedung 8 lantai di atas tanah Para Penggugat pada tahun 1980, karena ada campur tangan Opstibpus dan Suami/Orang Tua Para Penggugat yaitu Mulja Djaja Tan Liang Hin tidak berdaya, hanya bisa mengikuti saran dari Dr. Soeharto untuk bersabar nantipun pasti akan dibayar dan tidak boleh memproses secara hukum malahan nantinya akan kehilangan semuanya; 5. Bahwa mengingat Tergugat I bukan pemilik yang sah atas tanah yang dikuasainya, maka perikatan untuk Jual Beli Nomor 3 Tanggal 3 April 1973 dan akta pemindahan dan penyerahan hak Nomor 82, tanggal 29 Agustus 1975 antara Tergugat I karena bertentangan dengan Pasal 1341 KUHPerdata Sebab penguasaannya dan penjualannya dilakukan tanpa persetujuan Para Penggugat sebagai Pemilik dengan Tergugat II adalah Mahkamah tidakAgung mempunyai kekuatan Republik hukum berlaku. Begitu juga dengan IndonesiaPerjanjian

Hal. 14 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Penyerahan dan Pelepasan Hak tertanggal 4 Oktober 1980 yang disaksikan Para Pejabat Negara (Kantor Agraria Jakarta Selatan, Kantor Kecamatan Mampang Prapatan Jakarta Selatan, Kantor Kelurahan Pancoran Jakarta Mahkamah AgungSelatan) antara Tergugat Republik II dengan Tergugat III adalah Indonesia tidak mempunyai kekuatan hukum berlaku; 6. Bahwa penguasaan Tergugat IV sebagai penyewa dari Tergugat I untuk 3 Gudang seluas seluruhnya 9.000 m2 dari tahun 1992 melanggar Pasal 1341 KUHPerdata, oleh karena itu segala perjanjian yang dibuat antara Tergugat I dan Tergugat IV yang menyangkut tanah dan bangunan milik Para Penggugat, tidak mengikat kepada Para Penggugat secara hukum dan Tergugat IV harus segera mengosongkan tanah dan bangunan tersebut; 7. Bahwa antara Tergugat I dan Tergugat IV terdapat Addendum Nomor DUT/015 A/1/2009, Nomor 014/Direksi/Perj/l/2009 tertanggal 21 Januari 2009 untuk 5 tahun yaitu sampai dengan 2014, dari perjanjian yang telah lalu yaitu Nomor 010 A/Direksi/Perj/EPII/2004 tertanggal 12 Februari 2004, untuk 5 tahun periode 2004 sampai dengan 2009, sesuai dengan asas conhacterende party (contracting party) yang digariskan Pasal 1340 KUHPerdata hanya mengikat kepada Tergugat I dengan Tergugat IV berdasarkan Pasal 1338 ayat 1 Jo. Pasal 1340 KUHPerdata dan tidak mengikat kepada pihak Para Penggugat oleh karena Tergugat IV harus Mahkamah Agungsegera mengosongkan tanahRepublik dan bangunan milik para Penggugat Indonesia; Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III, Dan Tergugat IV Telah Melakukan Perbuatan Melawan Hukum Yang Diatur Dalam Pasal 1365 KUHPerdata; 1. Bahwa sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 1365 KUHPerdata, maka suatu perbuatan melawan hukum harus memenuhi unsur-unsur, sebagai berikut: a. Adanya suatu perbuatan; b. Perbuatan tersebut melawan hukum; c. Adanya kesalahan dari pihak pelaku; d. Adanya kerugian bagi korban; e. Adanya hubungan kausal antara perbuatan dan kerugian (fuady Munir, Perbuatan Melawan Hukum Pendekatan Kontemporer, 10); 2. Bahwa Tergugat I sejak disomasi oleh Para Penggugat melalui kuasa hukum Para Penggugat sebanyak 3 (tiga) kali yaitu somasi ke I tanggal 11 Januari 2010, Somasi ke II tanggal 18 Februari 2010 dan Somasi ke III tanggal 24 Februari 2010 agar segera mengosongkan tanah dan bangunan Mahkamah tersebutAgung (bukti P - 9); Republik Indonesia

Hal. 15 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

3. Bahwa tanggapan atas somasi tersebut diatas dari Tergugat I menunjukan sikap yang tidak peduli, bahkan melalui kuasa hukum Tergugat I menyampaikan dalam suratnya tertanggal 9 Maret 2010 bahwa tanah Mahkamah Agungtersebut adalah milik RepublikTergugat I berdasarkan bukti copy Indonesiaperjanjian jual beli tertanggal 1 Agustus 1964 yang tidak ada tanda tangannya. Ini menunjukan bahwa sikap Tergugat I ingin tetap menguasai tanah dan bangunan tersebut tanpa hak (zonder reeht, without right) dan secara melawan hukum (wederrektclyk, emlawfee lact) yang bukan miliknya, sehingga dapat disimpulkan unsur suatu perbuatan dan perbuatan melawan hukum dalam Pasal 1365 KUH Perdata dapat terpenuhi (bukti P-10); 4. Bahwa Tergugat I dengan sadar dan sengaja telah menjual tanah milik Para Penggugat ke Tergugat II pada tahun 1973 tanpa hak dan tanpa persetujuan Para Penggugat sebagai pemilik sebagaimana dalam bukti P-4; 5. Bahwa sejak tahun 1992 sampai sekarang gudang tersebut disewakan oleh Tergugat I ke Tergugat IV. Merupakan fakta hukum bahwa Tergugat I melakukan perbuatan melawan hukum dengan sengaja memperkaya diri sendiri diatas tanah dan bangunan milik Para Penggugat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa unsur kesalahan yaitu dengan sengaja dari Tergugat I dalam Pasal 1365 KUHPerdata telah terpenuhi; 6. Bahwa selama ini Para Penggugat tidak bisa memanfaatkan tanah dan Mahkamah Agungbangunan tersebut karena Republik tanah dan bangunan tersebut dikuasai IndonesiaTergugat I dan Tergugat III, para pengggugat mengalami kerugian materiil (materiiie- schade, material damages) dan kerugian immaterial (immaterial schade, immaterial lamages); 7. Bahwa sekarang ini Tergugat I berusaha untuk melegalisasi tanah dan bangunan gudang tersebut dengan cara berkilah agar pemerintah daerah dalam hal ini Kantor Wali Kota Administrasi Jakarta Selatan dan Kantor Pertanahan Jakarta Selatan agar bisa mengamankan aset negara dan bahkan Tergugat I sekarang ini sedang berusaha membentuk Tim sertipikasi tanah Milik Para Penggugat yang terletak di Jalan Pancoran Timur II/4 Jakarta Selatan, yang terdiri dari Bagian Hukum Wali Kota Administrasi Jakarta Selatan; Kanwil Pertanahan DKI Jakarta, dan Kantor Pertanahan Jakarta Selatan, bertitik tolak dari usaha yang dilakukan Tergugat I terbukti ingin menguasai tanah yang bukan miliknya, maka unsur perbuatan yang dirumuskan dalam Pasal 1365 KUHPerdata telah terpenuhi (bukti P-11); 8. Bahwa unsur melawan hukum sejak 1919 diartikan dalam arti yang seluas- Mahkamah luasnya,Agung yaitu meliputi: Republik Indonesia

Hal. 16 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

a. Melanggar Undang Undang; b. Melanggar hak orang lain; c. Bertentangan dengan kewajiban hukum si pelaku atau; Mahkamah Agungd. Bertentangan dengan Republik kesusilaan atau; Indonesia e. Bertentangan dengan sikap baik dalam bermasyarakat untuk memperhatikan kepentingan orang lain; 9. Bahwa dari rumusan pada poin 41 terbukti Tergugat I telah memenuhi rumusan perbuatan telah melawan hukum dalam bentuk melanggar hak keberadaan Para Penggugat, buktinya adalah menduduki tanah dan menjual kepada Tergugat II dan menyewakan tanah dan 3 bangunan gudang milik Para Penggugat dikategori perbuatan melanggar hak orang lain; 10.Bahwa penerapan Pasal 1365 KUHPerdata, menurut undang-undang dan yurisprudensi mensyaratkan adanya kesalahan pada si Pelaku. Tergugat I awalnya hanya diberikan untuk memanfaatkan saja oleh Orang Tua Para Penggugat bukan untuk dimiliki telah dengan sengaja berusaha memiliki dan bahkan telah menjual sebagian kepada Tergugat II seluas 12.640 m2 dan ke 3 (tiga) gudang disewakan ke Tergugat IV sejak tahun 1992 sampai sekarang, dengan demikian dari perbuatan Tergugat I dengan sengaja menjual dan menyewakan kepada pihak lain, sehingga unsur kesalahan Tergugat I telah terpenuhi melakukan perbuatan melawan hukum yang Mahkamah Agungdiatur dalam Pasal 1365 RepublikKUH Perdata; Indonesia 11.Bahwa Tergugat II adalah pembeli yang tidak beriktikad baik (sekwader trown, bad faith). Begitu juga dengan Tergugat III adalah pembeli yang tidak beriktikad baik. Sama halnya dengan Tergugat IV adalah Penyewa yang tidak beriktikad baik, oleh karena itu bahwa tindakan Tergugat II, Tergugat III menguasai dan menduduki tanah milik para Penggugat adalah perbuatan Melawan hukum (onrechtmatige daad, em lawfeel act) dan Tergugat IV menyewa tanah dan ke 3 bangunan gudang tersebut dari tahun 1992 sampai sekarang adalah merupakan perbuatan melawan hukum yang telah memenuhi unsur-unsur perbuatan melawan hukum sebagaimana yang diatur dalam Pasal 1365 KUHPerdata; Tuntutan Ganti Rugi Materiil Yang Para Penggugat Tuntut Atas Sewa Gudang. 1. Bahwa Perjanjian Sewa dibuat per 5 (lima) tahun dan yang masih berjalan sampai dengan tahun 2014 adalah berdasarkan Adendum perjanjian Nomor DUT/015 A/1/2009, Nomor 014/Direksi/Perj/l/2009 tertanggal 21 Januari 2009 yang ditanda tangani dari Pihak Tergugat I adalah Drs. Ketut Arnaya Mahkamah danAgung dari Pihak Tergugat IV adalahRepublik Mulyanto, rinciannya sebagai Indonesia berikut:

Hal. 17 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Periode Luas Harga Total keterangan gudang I, II, sewa/bulan/Rp pertahun/Rp

01/06/09 sampai 9000 30.316,00 3.274.128.000,00 12 bulan dengan Mahkamah Agung31/05/2010 Republik Indonesia 01/06/2010 9000 32.135,00 1.735.290.000,00 6 bulan sampai dengan Okt 2010 Total A 5.009.418.000,00

Terbilang: lima miliar sembilan juta empat ratus delapan belas ribu rupiah; 2. Bahwa berdasarkan perjanjian yang telah lalu yaitu Nomor 010 A/Direksi/ Perj/EPII/2004 tertanggal 12 Februari 2004, untuk 5 tahun periode 2004 sampai dengan 2009 yang ditandatangani dari Pihak Tergugat I adalah Drs.Ketut Arnaya dan dari pihak Tergugat IV adalah Mulyanto, dengan perincian sebagai berikut: periode Luas gudang I, II, Harga Total per 5keterangan Ill/m2 sewa/bulan/Rp tahun/Rp

1-06-2004 9.000. 23.500,00 12.640.000.000,00 5 tahun (60 sampai bulan) dengan 31 - Mahkamah 05Agung-2009 Republik Indonesia Total B 12.640.000.000,00

Terbilang : dua belas miliar enam ratus empat puluh juta rupiah; 3. Bahwa berdasarkan perjanjian Nomor 001 J/DIROP/E/l/1998, CJ4K.09/HK.401/PMS/98 tertanggal 22 Januari 1998, perjanjian ini berlaku untuk 5 tahun yaitu periode 1998 sampai dengan 2003, yang ditanda tangani oleh Drs.Imanu Widodo (Tergugat I) dan R.Samto Pramono,BSc., (Tergugat IV), dengan perincian sebagai berikut: Periode Luas Harga Total per 5 keterangan gudang sewa/bulan/Rp tahun/Rp

I, II/m2

1-01-1998 6000 12.500,00 4.500.000.000,00 5 Tahun (60 sampai bulan) dengan 31- Mahkamah03 -Agung2003 Republik Indonesia

Hal. 18 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Total C 4.500.000.000,00

Terbilang : empat miliar lima ratus juta rupiah;

Mahkamah Agung4. Bahwa berdasarkan Republik Perjanjian sewa Nomor 095/DIROP/E/XI Indonesia 1/1998, GAK/270/HK.401/XM.98 tertanggal 18 -12 - 1998, untuk Gudang III, periode 1 Juni 1999 sampai dengan 31 Mei 2004, ditanda tangani oleh Drs.Imanu Widodo (Tergugat I) dan R.Samto Pramono, BSc., (Tergugat IV), dengan perincian sebagai berikut: Periode Luas Harga Total/5 tahun/Rp keterangan gudang Sewa/bulan/Rp

1-01-1999 sampai 3000 17.500,00 3.150.000.000,00 5 tahun (60 bulan) dengan 31-05- 2004 Total D 3.150.000.000,00

Terbilang : tiga miliar seratus lima puluh juta rupiah;

5. Bahwa total keseluruhan uang sewa dari tahun 1998 sampai dengan sekarang yang diterima oleh Tergugat I dari Tergugat IV yaitu Total A + Total B + Total C + Total D = Rp 25.299.418.000,00 (dua puluh lima miliar dua ratus sembilan puluh sembilan juta empat ratus delapan belas ribu rupiah); Mahkamah GantiAgung Rugi Atas Penguasaan Republik Tanah; Indonesia 1. Bahwa akibat perbuatan Tergugat I dimana Para Penggugat tidak bisa memanfaatkan tanah dan bangunan miliknya selama ini, maka timbul kerugian baik materiil maupun immateril, sebagaimana yang diatur dalam Pasal 1365 KUHPerdata; 2. Bahwa kerugian yang timbul kepada Para Penggugat karena tidak bisa memanfaantkan tanah dan bangunan miliknya akibat perbuatan Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III dan Tergugat IV memiliki hubungan kausalitas yang erat dengan kerugian yang Para Penggugat derita dan alami (causalitas verband, causal caus); Besarnya Kerugian Para Penggugat Akibat Perbuatan Tergugat I; 1. Bahwa sebagian tanah sudah dijual oleh Tergugat I Tahun 73 kepada Tergugat II dalam bentuk perikatan untuk jual beli Nomor 3 Tanggal 3 April 1973 dan akta pemindahan dan penyerahan hak Nomor 82, tanggal 29 Agustus 1975 seluas 12.640 m2 dan selanjutnya Tergugat II menjualnya lagi kepada Tergugat III melalui Perjanjian Pelepasan dan Penyerahan Hak Mahkamah tertanggalAgung 4 Oktober 1980 antaraRepublik Tergugat II dengan Tergugat IIIIndonesiadisaksikan

Hal. 19 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

para pejabat negara, maka kerugian materiil Para Penggugat akibat perbuatan Tergugat I yang menjual sebagian tanah seluas 12.640 m2, jika dihitung dengan harga NJOP, maka kerugian materiil tersebut sebesar Mahkamah Agungharga NJOP Tahun Republik 2009 adalah Rp6.800.000,00 IndonesiaX 12.640 m2 = Rp85.952.000.000,00 (delapan puluh lima miliar sembilan ratus lima puluh dua juta rupiah); 2. Bahwa apabila harga sewa gudang antara Tergugat I dan Terugat IV dilanjutkan, maka kerugian materiil Para Penggugat tersebut adalah sebagai berikut: 1. Hasil sewa tersebut dari tahun 1998 sampai dengan sekarang adalah Rp25.299.418.000 (dua puluh lima miliar dua ratus sembilam puluh sembiian juta empat ratus delapan belas ribu rupiah); 2. Penguasaan tanah dari 1966 sampai dengan 1997 yang diperkirakan pukul rata harga per meternya adalah Rp5.000,00 maka perhitungannya adalah Rp5.000 X 30 tahun X 12 bulan X 9.000 m2 = Rp16.200.000.000,00 (enam belas miliar dua ratus juta rupiah); Total kerugian materiil Para Penggugat adalah Rp 85.952.000.000,00 + Rp25.299.418.000,00 + Rp16.200.000.000,00 = Rp127.451.418.000,00 (seratus dua puluh tujuh miliar empat ratus lima puluh satu juta empat ratus delapan bela ribu rupiah); Mahkamah 3Agung. Bahwa akibat perbuatan Republik Tergugat I yang ingin menguasai Indonesia dan memiliki, sampai-sampai melegalkan segala cara, termasuk perbuatan memalsukan sertifikat objek tanah a quo pada tahun 1999 dan pada akhirnya direktur Utama Tergugat I divonis oleh PN Jakarta Pusat Nomor 424/PID.B/2008/PN Jkt.Pst., tanggal 5 Juni 2008 dengan vonis 6 tahun penjara dan dikuatkan oleh PT DKI dengan Putusan Nomor 185/PID/2008/PT DKI, tanggal 20 Agustus 2008 dan dikuatkan oleh MARl dengan Putusan Nomor 2045 K/Pid.Sus/2008, tanggal 10 Desember 2008, selama 45 tahun Para Penggugat menderita fisik dan mental, sampai pada akhirnya suami/orang tua Para Penggugat meninggal dunia tahun 1996. Penderitaan dan kesedihan para Penggugat tidak bisa diperolehkan dengan uang, akan tetapi untuk mengurangi rasa penderitaan dan kesedihan para Penggugat mohon kepada yang terhormat Majelis yang memeriksa perkara ini untuk menghukum Tergugat I membayar kerugian immateriil kepada Para Pengugat sebesar 100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah); Besarnya Kerugian Para Penggugat Akibat Perbuatan Tergugat II Dan MahkamahTergugat AgungIII; Republik Indonesia

Hal. 20 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Bahwa akibat perbuatan Tergugat II dan Tergugat III dimana Para Penggugat tidak bisa memanfaatkan tanah yang seluas 12.640 m2 tersebut dari Tahun 1973 sampai dengan sekarang (Oktober 2010) yaitu selama 37 tahun, jika disewakan oleh Para Penggugat dan dipukul rata harganya Mahkamah Agung2 Republik Indonesia Rp5.000/m /bulan, maka kerugian materiil yang semestinya didapat oleh Para Penggugat akibat perbuatan Tergugat II dan Tergugat III adalah Rp5.000,00 X 37 tahun X 12 bulan X 12.640 m2 = Rp28.060.000.000,00 (dua puluh delapan miliar enam puluh juta rupiah); Kerugian Para Penggugat Akibat Perbuatan Tergugat IV; Bahwa Para Penggugat tidak bisa memanfaatkan tanah dan 3 bangunan gudang milik Para Penggugat karena dikuasai oleh Tergugat IV dari Tahun 1992 sampai dengan sekarang (2010), jika yang menjadikan patokan untuk perhitungan kerugian Para Penggugat adalah kontrak antara Tergugat IV dengan Tergugat I, maka perhitungannya adalah dari tahun 1998 sampai dengan sekarang nilainya adalah RP.25.299.418.000 (dua puluh lima miliar dua ratus sembilan puluh sembilan juta empat ratus delapan belas ribu rupiah) ditambah dengan dari tahun 1992 sampai dengan 1997 (5 tahun) dengan perhitungan 5 tahun X 12 bulan X 9.000m2 X Rp5.000,00 = Rp2.700.000.000,00 (dua miliar tujuh ratus juta rupiah). Jadi total kerugian materiil Para Penggugat akibat perbuatan Tergugat IV adalah sebesar Rp25.299.418.000,00 + Mahkamah Rp2.700.000.000,00Agung = Rp27.999.418.000,00 Republik(dua puluh tujuh Indonesiamiliar sembilan ratus sembilan puluh sembilan juta empat ratus delapan belas ribu rupiah); Kepemilikan Tergugat II Dan Tergugat III Tidak Mempunyai Kekuatan Hukum Berlaku; 1. Bahwa mengingat dasar kepemilikan Tergugat I adalah tidak sah, maka segala perjanjian atau pelepasan hak atas taruah milik para Penggugat yang terletak di Pancoran Timur II/4, Jakarta selatan, yang dilakukan antara Tergugat I dan Tergugat II sebagaimana yang telah dibuat dihadapan Notaris Eliza Pondaag, dengan menggunakan copy Perjanjian Jual Beli tertanggal 1 Agustus1964, dalam bentuk perikatan untuk jual beli Nomor 3 Tanggal 3 April 1973 dan akta pemindahan dan penyerahan hak Nomor 82, tanggal 29 Agustus1975 adalah tidak mempunyai kekuatan hukum berlaku; 2. Bahwa begitu juga dengan Perjanjian Pelepasan dan Penyerahan Hak, tertanggal 4 Oktober 1980 disaksikan para pejabat negara dari Tergugat II ke Tergugat III atas tanah milik para Penggugat yang terletak di Jalan Pancoran Timur 11/4 Jakarta Selatan adalah tidak mempunyai kekuatan Mahkamah hukumAgung berlaku; Republik Indonesia

Hal. 21 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

3. Bahwa Para Penggugat menuntut supaya Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III dan Tergugat IV dihukum dan diperintahkan untuk segera keluar meninggalkan dan mengkosongkan tanah dan bangunan yang menjadi milik Mahkamah AgungPara Penggugat yang Republik sah; Indonesia Sewa Menyewa Antara Tergugat I dan Tergugat IV Adalah Tidak Mempunyai Kekuatan Hukum Berlaku; 1. Bahwa mengingat Tergugat I adalah bukan pemilik yang sah atas tanah dan bangunan yang terletak di Pancoran Timur II/4, Jakarta selatan, maka sewa menyewa antara Tergugat I dan Tergugat IV adalah tidak mempunyai kekuatan hukum berlaku; 2. Bahwa Tergugat IV untuk segera keluar dan mengosongkan dari tanah dan bangunan milik para Penggugat; Keterkaitan Turut Tergugat I, Turut Tergugat II, Turut Tergugat III, Turut Tergugat IV, Turut Tergugat V dan VI; 1. Bahwa diikut sertakan Turut Tergugat I dalam gugatan ini adalah dikarenakan informasi yang didapat Para Penggugat, bahwa Turut Tergugat I pernah menerbitkan Sertipikat Hak Pakai Nomor 1 atas nama Tergugat I. Disamping itu Turut Tergugat I ikut menanda tangani selaku saksi dalam Perjanjian Pelepasan dan Penyerahan Hak tertanggal 4 Oktober 1980 antara Tergugat II dengan Tergugat III; Mahkamah 2Agung. Bahwa diikutsertakannya Republik Turut Tergugat II dalam gugatan Indonesia ini dikarenakan lokasi objek gugatan dahulunya berada di wilayah hukum Turut Tergugat II sebelum pemekaran sekitar tahun 1986. Disamping itu Turut Tergugat II ikut menanda tangani sebagai saksi pada saat itu Sdr. Momo Nasrudin selaku Lurah Pancoran dalam Perjanjian Pelepasan dan Penyerahan Hak tertanggal 4 Oktober 1980 antara Tergugat II dengan Tergugat III, akan tetapi tidak ada Nomor Suratnya; 3. Bahwa sama halnya dengan Turut Tergugat III diikut sertakannya Turut Tergugat III dalam guguatan ini dikarenakan lokasi objek gugatan berada diwilayah hukum Turut Tergugat III. Disamping itu Turut Tergugat III ikut menanda tangani sebagai saksi dalam Perjanjian Pelepasan dan Penyerahan hak, tanggal 4 Oktober 1980 antara Tergugat II dengan Tergugat III, sama halnya tidak ada nomor suratnya; 4. Bahwa kaitan dengan Turut Tergugat IV dan Turut Tergugat V diikutsertakan dalam gugatan ini adalah setelah terjadi pemekaran tahun 1986, bahwa lokasi yang menjadi objek gugatan berada di wilayah hukum Turut Tergugat Mahkamah IVAgung dan Turut Tergugat V; Republik Indonesia

Hal. 22 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

5. Bahwa Turut Tergugat VI diikut sertakan dalam perkara a quo karena Turut Tergugat VI adalah Protokoler dari Notaris Eliza Pondaag, yang terkait dengan arsip-arsip dari Notaris Eliza Pondaag; Mahkamah Agung6. Bahwa mengingat gugatanRepublik Para Penggugat didasarkan Indonesia pada bukti - bukti yang akurat, maka Para Penggugat mohon kepada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk menyatakan putusan dalam perkara ini dapat dijalankan terlebih dahulu walaupun ada verzet, banding, kasasi (uitvoerbaar bi voorraad); Permintaan Sita Jaminan; Untuk menjamin agar tuntutan pembayaran ganti kerugian materiil dan immateriil yang timbul dari PMH yang dilakukan oleh Para Tergugat tidak hampa (illusoir) di kemudian hari apabila putusan telah berkekuatan hukum tetap, beralasan untuk meletakkan sita jaminan (conservatoir beslag) berdasar Pasal 227 HIR terhadap harta kekayaan Para Tergugat. Objek harta Para Tergugat yang diminta untuk diletakkan sita jaminan di atasnya, akan Para Penggugat kemukakan dalam permohonan; 1. Bahwa dikhawatirkan iktikad buruk dari Tergugat I dan Tergugat III untuk mengalihkan tanah dan bangunan milik/Para Penggugat kepada pihak lain sehingga Para Penggugat dirugikan, maka berdasar Pasal 127 ayat (1)HIR Para Penggugat mohon kiranya kepada yang terhormat Bapak Ketua Mahkamah AgungPengadilan Negeri Jakarta Republik Pusat untuk meletakkan sita jaminanIndonesia atas 22 bidang tanah dan bangunan gudang di atasnya atas nama Mulja Djaja Tan Liang Hin, total luas 34.916 m2, yang tercatat dalam Buku Register Akta Jual Beli Tahun 1964 dari Nomor 156 sampai dengan 177 di Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, yang terletak di Jalan Pancoran Timur II/4, Jakarta Selatan, dengan batas-batas secara gobal yang sudah di pagar tembok: - Selatan Tanah masyarakat; - Barat Jalan Pancoran Timur II; - Utara Tanah Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Rl; - Timur Tanah masyarakat; Mohon Sita Jaminan Atas Barang Tidak Bergerak Milik Tergugat I: 1. Bahwa agar gugatan ini tidak sia-sia, mohon kiranya kepada Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk meletakan sita jaminan atas tanah dan bangunan gedung milik Tergugat I, yang terletak di Jalan Thamrin Nomor 11, Jakarta Pusat, dengan batas-batas: Mahkamah Agung- Selatan Jalan Sunda; Republik Indonesia

Hal. 23 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

- Barat Jalan Thamrin; - Utara Jalan Wahid Hasyim; - Timur Gedung Badan Pertanahan Nasional; Mahkamah Agung2. Bahwa telah terbukti Republik iktikad buruk dari Tergugat I yang Indonesia ingin menguasai tanah, maka dikhawatirkan Tergugat I tidak mau melaksanakan isi Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, maka mohon kiranya kepada Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini untuk menghukum Tergugat I membayar uang paksa (dwangsom) sebesar Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) untuk setiap hari kelalaiannya dalam melaksanakan isi putusan dalam perkara ini; 3. Bahwa begitu juga untuk Tergugat II dan III jika tidak mau/patuh atau lalai untuk melaksanakan isi putusan dalam perkara ini, maka mohon kiranya kepada Majelis yang memeriksa perkara ini untuk menghukum Tergugat II dan III membayar uang paksa (dwangsom) sebesar Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) per hari lalai dalam memlaksanakan isi putusan dalam perkara ini; 4. Bahwa begitu juga untuk Tergugat IV jika tidak mau/patuh atau lalai untuk melaksanakan isi putusan dalam perkara ini, maka mohon kiranya kepada Majelis yang memeriksa perkara ini untuk menghukum Tergugat IV membayar uang paksa (dwangsom) sebesar Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) per hari lalai dalam melaksanakan isi putusan dalam perkara ini; Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas Penggugat mohon kepada Mahkamah PengadilaAgungn Negeri Jakarta PusatRepublikagar memberikan putusan sebaga Indonesiai berikut: Dalam Provisi: Menguatkan putusan provisi; Dalam Pokok Perkara: 1. Mengabulkan gugatan Para Penggugat seluruhnya; 2. Menyatakan sita jaminan sah dan berharga; 3. Menyatakan kedudukan hukum Para Penggugat adalah sah sebagai Para Penggugat; 4. Menyatakan Para Tergugat melakukan perbuatan melawan hukum; 5. Menyatakan Para Penggugat adalah adalah ahli waris yang sah dari Mulja Djaja Tan Liang Hin; 6. Menyatakan sah milik Para Penggugat atas 22 bidang tanah dan bangunan gudang yang terletak di Jalan Pancoran Timur ll/4 Jakarta Selatan atas nama Mulja Djaja Tan Liang Hin, total luas 34.916 m2 yang tercatat dalam Buku Register Akta Jual Beli Tahun 1964 dari Nomor 156 sampai dengan Mahkamah 177Agung yang dikeluarkan dari Republik Kecamatan Mampang Prapatan yangIndonesia dikuasai

Hal. 24 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Tergugat I dan Tergugat III, dengan batas -batas secara global yang sudah di pagar tembok: - Selatan Tanah Masyarakat; Mahkamah Agung- Barat Jalan Pancoran Republik Timur II; Indonesia - Utara Kementrian Tenaga Kerja dan transmigrasi Rl; - Timur Tanah masyarakat; 7. Menyatakan Perikatan Untuk Jual Beli Nomor 3 Tanggal 3 April 1973 dan Akta Pemindahan Dan Penyerahan Hak Nomor 82, tanggal 29 Agustus 1975 antara Tergugat I dan Tergugat II yang dibuat di hadapan Notaris Eliza Pondaag adalah tidak mempunyai kekuatan hukum berlaku; 8. Menyatakan Perjanjian Pelepasan dan Penyerahan Hak yang diketahui para pejabat Negara tanggal 4 Oktober 1980 antara Tergugat II dengan Tergugat III adalah tidak mempunyai kekuatan hukum berlaku; 9. Menyatakan sewa menyewa antara Tergugat I dan Tergugat IV berdasarkan Addendum perjanjian Nomor DUT/015 A/1/2009, Nomor 014/Direksi/Perj/l/ 2009 tertanggal 21 Januari 2009 adalah tidak mempunyai kekuatan hukum berlaku; 10.Menghukum Tergugat I dan Tergugat IV untuk menyerahkan tanah dan 3 bangunan gudang, seluas 23.500 m2 (dua puluh tiga ribu lima ratus meter persegi) yang dikuasainya, yang terletak di Pancoran Timur II/4, Jakarta Mahkamah Agungselatan kepada Para Penggugat Republik dalam keadaan kosong; Indonesia 11.Menghukum Tergugat II dan Tergugat III untuk menyerahkan tanah seluas 12.640 m2 (dua belas ribu enam ratus empat puluh meter persegi) yang dikuasainya kepada Para Penggugat dalam keadaan kosong; 12.Menghukum kepada Tergugat III untuk membongkar gedung miliknya atas biaya Tergugat III; 13.Menghukum Tergugat I untuk membayar kerugian materiil kepada Para Penggugat sebesar Rp127.451.418.000,00 (seratus dua puluh tujuh miliar empat ratus lima puluh satu juta empat ratus delapan belas ribu rupiah) seketika dan tunai; 14.Menghukum Tergugat I untuk membayar kerugian immateril kepada Para Penggugat sebesar Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah) seketika dan tunai; 15.Menghukum Tergugat II dan Tergugat III secara tanggung renteng membayar kerugian materiil kepada Para Penggugat sebesar Rp28.060.000.000,00 (dua puluh delapan miliar enam puluh juta rupiah) Mahkamah seketikaAgung dan tunai; Republik Indonesia

Hal. 25 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

16.Menghukum Tergugat IV untuk membayar kerugian materiil kepada Para Penggugat sebesar Rp27.999.418.000,00 (dua puluh tujuh miliar sembilan ratus sembilan puluh sembilan juta empat ratus delapan belas ribu rupiah) Mahkamah Agungseketika dan tunai; Republik Indonesia 17.Menghukum Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III dan Tergugat IV membayar uang paksa (dwangsom) masing-masing Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) per hari atas kelalaian menjalankan isi putusan dalam perkara ini; 18.Menghukum Turut Tergugat I, Turut Tergugat II, Turut Tergugat III, Turut Tergugat IV, Turut Tergugat V dan Turut Tergugat VI untuk mematuhi dan melaksanakan isi putusan dalam perkara ini; 19.Menyatakan putusan ini dapat dijalankan terlebih dahulu walupun ada verzet, banding dan kasasi (uit voerbaar bij voorraad); 20.Menghukum kepada Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III dan Tergugat IV untuk membayar biaya perkara; Atau: Mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono); Menimbang, bahwa terhadap gugatan tersebut Tergugat I, II, III, IV dan Turut Tergugat I mengajukan eksepsi dan selanjutnya Tergugat II dan III juga mengajukan gugatan balik (rekonvensi) pada pokoknya atas dalil-dalil sebagai berikut: Mahkamah AgungEksepsi Tergugat I: Republik Indonesia A. Gugatan Penggugat Daluwarsa (Exception Van Verjaard); 1. Bahwa apabila gugatan a quo akan diperiksa maka secara hukum gugatan a quo telah daluwarsa hal ini disebabkan Tergugat I telah menguasai tanah a quo selama ± 47 tahun sehingga berdasarkan hal tersebut maka gugatan Para Penggugat telah daluwarsa untuk melakukan tuntunan hukum, sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Pasal 1967 KUHPerdata. Dengan kata lain apabila Para Penggugat mengakui sebagai ahli waris dari Tan Liang Hin dan tidak mengakui adanya Perjanjian Jual Beli tanah tertanggal 1 Agustus 1964, maka menurut hukum tuntutan ahli waris telah gugur karena daluwarsa: Pasal 1967 KUHPerdata menyatakan sebagai berikut: "Semua tuntutan hukum, baik yang bersifat kebendaan maupun yang bersifat perorangan, hapus karena lewat waktu dengan lewatnya waktu tiga puluh tahun, sedangkan orang yang menunjuk adanya lewat waktu itu, tidak usah menunjukkan suatu alas hak, dan terhadapnya tak dapat diajukan suatu tangkisan yang didasarkan pada iktikad buruk"; Pasal 835 KUHPerdata menyatakan sebagai berikut: "Ahli waris berhak Mahkamah Agungmengajukan gugatan untuk Republik memperoleh warisannya terhadap semuaIndonesia orang

Hal. 26 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

yang memegang besit atas seluruh atau sebagian warisan itu dengan alas hak ataupun tanpa alas hak, demikian pula terhadap mereka dengan licik menghentikan besit"; Pasal 835 KUHPerdata menyatakan sebagai berikut Mahkamah Agung"Tuntutan itu menjadi Republik lewat waktu dengan lewatnya waktu Indonesia tiga puluh tahun, terhitung dari terbukanya warisan itu"; 2. Bahwa selain itu dalam hukum adat jika seseorang selama sekian waktu memberikan tanahnya tidak dikerjakan, kemudian tanah itu dikerjakan orang lain yang memperolehnya dengan iktikad baik, maka hilanglah haknya untuk menuntut kembali tanah tersebut. Ketentuan dalam UUPA yang mengatakan hapusnya hak atas tanah karena diterlantarkan terdapat pada ketetuan Pasal 27, Pasal 34 dan Pasal 40 UUPA; Pasal 27 UUPA; Hak milik hapus bila: a. Tanahnya jatuh kepada Negara: 1. Karena pencabutan hak berdasarkan Pasal 18; 2. Karena penyerahan dengan sukarela oleh pemiliknya; 3. Karena terlantar; 4. Karena ketentuan Pasal 21 ayat 3 dan Pasal 26 ayat 2; b. Tanahnya musnah; Pasal 34 UUPA; Mahkamah AgungHak guna usaha hapus karenaRepublik: Indonesia a. Jangka waktunya berakhir; b. Dihentikan sebelum jangka waktunya berakhir karena sesuatu syarat tidak dipenuhi; c. Dilepaskan oleh pemegang haknya sebelum jangka waktunya berakhir; d. Dicabut untuk kepentingan umum; e. Diterlantarkan; f. Tanahnya musnah; g. Ketentuan dalam Pasal Pasal 30 ayat 2; Pasal 40 UUPA; Hak guna bangunan hapus karena: a. Jangka waktunya berakhir; b. Dihentikan sebelum jangka waktunya berakhir karena sesuatu syarat tidak dipenuhi; c. Dilepaskan oleh pemegang haknya sebelum jangka waktunya berakhir; d. Dicabut untuk kepentingan umum; Mahkamah eAgung. Diterlantarkan; Republik Indonesia

Hal. 27 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

f. Tanahnya musnah; g. Ketentuan dalam Pasal Pasal 36 ayat 2; 3. Bahwa jauh sebelum berlakunya UUPA telah diimplementasikan Mahkamah Agungsebagaimana yurisprudensi Republik tetap Mahkamah Agung atas Indonesia berbagai sengketa tanah sebagaimana Putusan Mahkamah Agung Rl sebagai berikut: I. Putusan Mahkamah Agung tanggal 10 Januari 1965 Nomor 210/K/ Sip/1055 dalam kasus di Kabupaten Pandeglang, Jawa Barat. Gugatan dinyatakan tidak dapat diterima oleh karena Para Penggugat mendiamkan soalnya sampai 25 tahun harus dianggap menghilangkan haknya (rechtsverwerking); II. Putusan Mahkamah Agung tanggal 24 Mei 1958, Nomor 329/K/Sip/ 1957 dalam kasus di Tapanuli Selatan. Pelepasan hak (rechtsverwerking) di Tapanuli Selatan, apabila sebidang tanah yang diperoleh secara merimba, selama 5 tahun berturut-turut dibiarkan saja oleh yang berhak, maka hak atas tanah itu dianggap telah dilepaskan dan tanah itu oleh Kepala Persekutuan Kampung dapat diberikan kepada orang lain. Kalau yang berhak adalah orang yang belum dewasa yang mempunyai ibu, maka ibunya itulah tidak boleh memberikan tanahnya tidak dikerjakan; III. Putusan Mahkamah Agung tanggal 9 Desember 1975 Nomor 408 K/Sip/ 1973 dalam perkara 1. Tosim, 2. Ruswi, 3. Bu Atma Lawan Nyi Parwita dan Mahkamah Agungkawan-kawan, dengan Republik susunan Majelis: 1. Dr.R.Santoso, IndonesiaPoedjosoebroto, S.H., 2. Sri Widojati Soekito, S.H., 3. R.Z.Asikin Kusumah Atmadja, S.H., menyatakan bahwa karena Para Penggugat Terbanding telah selama 30 Tahun lebih membiarkan tanah-tanah sengketa dikuasai oleh almarhum Ny. Ratiem dan kemudian oleh anak-anaknya hak mereka sebagai ahli waris yang lain dari almarhum Atma untuk menuntut tanah tersebut telah sangat lewat waktu (rechtsverwerking); 4. Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas maka sangat jelas dan terang gugatan a quo telah daluwarsa. Untuk itu sepatutnya Majelis Hakim yang terhormat menolak gugatan a quo atau setidak-tidaknya menyatakan gugatan a quo tidak dapat diterima; B. Gugatan Para Penggugat Kabur (obscuur libel); 1. Bahwa atas gugatan yang diajukan oleh Para Penggugat terbukti bahwa gugatan a quo kabur (obscuur libel) , karena petitum yang merupakan dasar gugatan Penggugat tidak didukung oleh posita dan bertentangan satu sama lainnya, karena Para Penggugat dalam gugatannya mendalilkan hubungan Mahkamah Agunghukum yang timbul adalah Republik antara Para Penggugat dengan Indonesia Tergugat I.

Hal. 28 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Tergugat II dan Tergugat III, sedangkan dalam pada bagian lainnya yang diperingatkan oleh Para Penggugat adalah Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III dan Tergugat IV mendalilkan yang melakukan perbuatan melawan hukum Mahkamah Agungadalah Tergugat I, TergugatRepublik II, Tergugat III dan Tergugat IndonesiaIV; 2. Bahwa posita gugatan Para Penggugat tidak mendukung petitum, dimana hubungan hukum yang timbul adalah antara Para Penggugat dengan Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III akan tetapi pada petitum gugatannya Para Penggugat menyatakan perbuatan melawan hukum dilakukan oleh Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III dan Tergugat IV, serta tidak dijelaskan oleh perbuatan melawan hukum yang mana yang dilakukan oleh Tergugat IV; 3. Bahwa dengan demikian jelas terbukti posita gugatan Para Penggugat saling bertentangan serta posita tidak mendukung petitum gugatan. Oleh karena petitum dalam gugatan tidak didukung dengan posita gugatan, maka jelas gugatan Para Penggugat tersebut adalah tidak jelas dan kabur (obscuur libel) dan harus dinyatakan tidak dapat diterima, sebagaimana disebutkan dalam Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia tanggal 13 Mei 1975, Nomor 67 K/Sip/1975, sebagai berikut: "Bahwa karena petitum tidak sesuai dengan dalil-dalil gugatan (posita) maka permohonan kasasi dapat diterima, dan Putusan Pengadilan Tinggi dan Pengadilan Negeri dibatalkan"; Mahkamah 4Agung. Bahwa selain dari pada Republik itu Para Penggugat dalam gugatannyaIndonesia tidak menjelaskan tanah yang mana dipermasalahkan oleh Para Penggugat, karena Para Penggugat tidak menjelaskan dengan terang objek perkara yang menjadi sengketa dalam perkara a quo dan juga Para Penggugat tidak menjelaskan mengenai dasar kepemilikannya atas tanah tersebut bahkan Para Penggugat tidak menjelaskan mengenai kondisi dan kualitas atas tanah bangunan yang dimaksud; 5. Bahwa dengan demikian jelas terbukti bahwa gugatan Para Penggugat tidak terang atau isinya gelap (onduidelijk) karena tidak menyebutkan dengan jelas mengenai dasar kepemilikan atas tanah dan bangunan tersebut dan juga tidak disebutnya kondisi dan kualitas tanah dan bangunan yang dimaksud; 6. Berdasarkan Pasal 8 Rv, dinyatakan: bahwa pokok-pokok gugatan disertai kesimpulan yang jelas dan tertentu (een duidelijk en bepaalde conclusie) sehingga agar gugatan dianggap memenuhi syarat formil, dalil gugatan harus terang dan jelas atau tegas (duidelijk); 7. Bahwa berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung Rl Nomor 1559 K/Pdt/ Mahkamah 1983Agung tanggal 23-10-1984 danRepublikNomor 1149 K/Sip/1975 tanggal Indonesia 12-4-1974,

Hal. 29 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

terhadap gugatan perkara a quo yang tidak jelas dan kabur maka Majelis Hakim menyatakan gugatan tidak dapat diterima; 8. Bahwa dengan demikian mengacu pada Pasal 8 Rv dan Yurisprudensi Mahkamah Agungtersebut di atas, maka Republik sangat jelas dan terang gugatan a Indonesiaquo tidak jelas dan kabur (obscuur libel). Untuk itu sepatutnya Majelis Hakim yang terhormat menolak gugatan a quo atau setidak-tidaknya menyatakan gugatan a quo tidak dapat diterima; 9. Bahwa dengan demikian jelas terbukti bahwa gugatan yang diajukan Para Penggugat kabur dan seharusnya dinyatakan ditolak;  Eksepsi Tergugat II: A. Eksepsi Mengenai Gugatan Tidak Memenuhi Syarat Materiil; - Bahwa menurut Yurisprudensi Mahkamah Agung Rl Nomor 4K/Sip/ 1958, tanggal 13 Desember 1958, syarat mutlak untuk menggugat seseorang adalah adanya perselisihan hukum antara kedua pihak; - Bahwa sejak membeli, bahkan sebelum menandatangani Perjanjian Perikatan Untuk Jual Beli di hadapan Notaris Eliza Pondaag pada tanggal 3 April 1973 sampai dengan adanya gugatan ini, Tergugat II sama sekali tidak pernah mengenal orang yang bernama Tan Liang Hin (almarhum), suami/orang tua Para Penggugat, maupun Para Penggugat; - Bahwa dengan demikian, sejak tahun 1964 sampai dengan tahun 1973 Mahkamah Agungbahkan sampai dengan Republik tahun meninggalnya Tan Liang Indonesia Hin, yaitu 1996 (gugatan halaman 17, butir 21), Tergugat II sama sekali tidak pernah memiliki hubungan hukum dengan Tan Liang Hin maupun Para Penggugat; - Bahwa karena tidak ada hubungan hukum maka tidak ada pula perselisihan hukum; - Bahwa dengan demikian, gugatan Para Penggugat dalam perkara ini tidak memenuhi syarat materiil; - Bahwa dengan demikian, gugatan Para Penggugat harus dinyatakan ditolak, sekurang-kurangnya tidak dapat diterima; B. Eksepsi Mengenai Kurang Pihak; 1. Bahwa sebagaimana didalilkan oleh Para Penggugat, pihak Opstibpus sangat berperan dalam pembuatan Perjanjian Pelepasan dan Penyerahan Hak (Bukti P-5) dari Tergugat II kepada Tergugat III tanggal 4 Oktober 1980, bahkan turut menjadi saksi, bersama-sama dengan Mahkamah AgungTurut Tergugat I (BPN RepublikJakarta Selatan), Turut Tergugat IndonesiaII (Lurah

Hal. 30 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Pancoran) dan Turut Tergugat III (Camat Mampang Prapatan), (vide: Gugatan: Halaman 21, butir 29 dan 30); 2. Bahwa dalam gugatan ini, Turut Tergugat I, Turut Tergugat II dan Turut Mahkamah AgungTergugat III digugat, Republik tetapi Obstipus, atau minimal PemeriIndonesiantah Republik Indonesia c.q. Presiden Republik Indonesia yang membentuk Obstibpus sama sekali tidak digugat, padahal peran dari Obstipus besar sekali dalam proses pembuatan yang didalilkan sebagai pelepasan dan penyerahan hak dari Tergugat II kepada Tergugat III, tertanggal 4 Oktober 1980 dan pembangunan fisik gedung yang didalilkan sebagai milik Tergugat III di lokasi tanah sengketa; 3. Bahwa dengan demikian, maka gugatan Para Penggugat adalah kurang pihak; 4. Bahwa karena gugatan kurang pihak, maka gugatan Para Penggugat dalam perkara ini harus ditolak, sekurang-kurangnya dinyatakan tidak dapat diterima; C. Eksepsi Mengenai Gugatan Kabur; 1. Bahwa Para Penggugat mendalilkan bahwa Mulja Djaja Tan Liang Hin memiliki tanah, tetapi sama sekali tidak dapat mendalilkan apalagi membuktikan adanya pemenuhan kewajiban dari Mulja Djaja Tan Liang Hin (almarhum) atas tanah yang dimilikinya, misalnya pembayaran IPEDA/ Mahkamah AgungIREDA, sekurang-kurangnya Republik sejak tahun 1964 sampai dengan Indonesia tahun 1973, pada saat Tergugat I mengalihkan tanahnya kepada Tergugat II; 2. Bahwa karena Para Penggugat tidak dapat mendalilkan adanya hubungan hukum antara tanah dengan Mulja Djaja Tan Liang Hin (almarhum), maka gugatan Para Penggugat adalah gugatan yang kabur, dan karena itu harus ditolak, sekurang-kurangnya dinyatakan tidak dapat diterima;  Eksepsi Tergugat III: 1. Bahwa Tergugat III membantah dan menolak semua pendapat, seluruh dalil-dalil Para Penggugat, tuntutan, dan segala sesuatu yang dikemukakan Para Penggugat di dalam gugatannya, kecuali terhadap apa yang diakui secara tegas kebenarannya; 2. Bahwa yang menjadi pokok permasalahan dalam gugatan perkara a quo sebagaimana dikemukakan oleh Para Penggugat baik dalam posita maupun petitum gugatannya, adalah terkait dengan pengakuan Para Penggugat sebagai pemilik atas objek sengketa berupa sebidang tanah beserta bangunan yang terletak di Jalan Pancoran Timur II/4 Jakarta Selatan seluas Mahkamah Agung34.916 m2, yang terdiri dariRepublik 22 bidang tanah sebagaimana Indonesia tercatat atas

Hal. 31 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

nama Para Penggugat/ahli waris di dalam Buku Register Akta Jual Beli tahun 1964 di Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan; 3. Bahwa menurut Para Penggugat, saat ini penguasaan atas tanah dan bangunan yang diakui oleh Para Penggugat sebagai miliknya berada pada Mahkamah Agung Republik2 Indonesia Tergugat I, yaitu seluas 23.500 m dan oleh Tergugat I tanah tersebut dijual sebagian kepada Tergugat II seluas 12.640 m2 yang kemudian oleh Tergugat II tanah tersebut dijual kembali kepada Tergugat III dengan berdasarkan Perjanjian Pelepasan dan Penyerahan Hak tanggal 4 Oktober 1980, dimana transaksi jual beli tersebut terjadi tanpa sepengetahuan pemilik/ahli waris yang sah; A. Eksepsi Gugatan Error in Persona; 1. Bahwa substansi pokok dari gugatan Para Penggugat yang ditujukan terhadap Tergugat III adalah berkenaan dengan penguasaan dan penggunaan lahan seluas 12.640 m2 yang terletak di Jalan Pancoran Timur II/4, Jakarta Selatan yang diakui Para Penggugat sebagai miliknya; 2. Bahwa jika dicermati materi gugatan Para Penggugat yang mengikutsertakan Tergugat III adalah keliru, karena Tergugat III tidak memiliki hubungan hukum sama sekali dengan Para Penggugat; 3. Bahwa bila diteliti dan ditelaah secara lebih cermat, jelas, juridis dan fakta hukum yang ada, jelas bahwa gugatan Para Penggugat adalah salah Mahkamah Agungalamat, karena lokasi Republik lahan yang dikuasai oleh Tergugat Indonesia III adalah tidak sama dengan lahan yang disengketakan Para Penggugat dalam gugatannya; 4. Bahwa objek gugatan Para Penggugat adalah lahan seluas 12.640 m2 yang terletak di Jalan Pancoran Timur II/4 Jakarta Selatan, sedangkan Tergugat III sama sekali tidak pernah menempati lokasi di Jalan Pancoran Timur II/4 Jakarta Selatan; 5. Bahwa seharusnya gugatan ditujukan kepada penghuni alamat tersebut; 6. Bahwa dikarenakan sudah jelas gugatan Para Penggugat kepada Tergugat III adalah tidak jelas dan salah alamat, sehingga menjadikan gugatan a quo tidak sempurna sehingga sudah sepatutnya gugatan a quo oleh Majelis Hakim dinyatakan tidak dapat diterima seluruhnya (niet ontvankelijk verklaard), sesuai dengan Yurisprudensi Tetap Mahkamah Agung Nomor 4 K/Sip/1958 tanggal 13 Desember 1958 yang menyatakan bahwa, "Syarat mutlak untuk menuntut orang di depan Pengadilan adalah adanya perselisihan hukum antara kedua belah pihak”; MahkamahB. TergugatAgung III bukan sebagai PihakRepublik Dalam Perkara A Quo; Indonesia

Hal. 32 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

1. Bahwa gugatan Para Penggugat yang ditujukan kepada Tergugat III adalah tidak tepat dan tidak berdasar hukum, oleh karenanya Tergugat III memohon untuk dikeluarkan sebagai pihak dalam gugatan a quo; Mahkamah Agung2. Bahwa apa yang Republik dijadikan objek sengketa oleh Indonesia Para Penggugat sebagaimana tertulis di dalam surat gugatannya adalah adalah tanah dan bangunan yang terletak di Jalan Pancoran Timur II/4, Jakarta Selatan, dimana Tergugat III tidak pernah menguasai/menempati lokasi tersebut; 3. Bahwa dengan demikian Para Penggugat telah salah alamat dalam mengajukan gugatan terhadap Tergugat III dan gugatan Para Penggugat yang ditujukan kepada Tergugat III sangatlah tidak jelas dan Tergugat III secara otomatis tidak memiliki kepentingan sebagai pihak dalam perkara a quo; 4. Bahwa dikarenakan yang dijadikan pokok permasalahan oleh Para Penggugat dalam perkara a quo adalah tindakan Tergugat III terkait dengan kepemilikan atas tanah objek sengketa tersebut, maka sangat tidak tepat dan keliru apabila Para Penggugat mengikutsertakan Tergugat III dalam gugatan a quo karena Tergugat III merupakan pihak yang tidak terkait sama sekali dengan pokok permasalahan dalam gugatan a quo; 5. Bahwa berdasarkan dalil-dalil tersebut di atas, maka sudah sangat tepat dan berdasar bagi Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk Mahkamah Agungmenyatakan gugatan RepublikPara Penggugat tidak dapat diteri maIndonesia atau setidak- tidaknya menyatakan mengeluarkan Tergugat III sebagai pihak dalam perkara a quo; C. Gugatan Kurang Pihak; 1. Bahwa Para Penggugat dalam posita gugatannya mendalilkan bahwa Perikatan Jual Beli Nomor 3 tanggal 3 April 1973 dan Akta Penyerahan Hak Nomor 82 tanggal 29 Agustus 1975 antara Tergugat I dan Tergugat II yang dibuat di hadapan Notaris Eliza Pondaag seharusnya dinyatakan tidak mempunyai kekuatan hukum yang berlaku; 2. Bahwa akan tetapi Notaris Eliza Pondaag sebagai pihak yang membuat perikatan jual beli dan akta penyerahan hak atas tanah dimaksud tidak diikutsertakan sebagai pihak dalam perkara a quo; 3. Bahwa Notaris Eliza Pondaag adalah pihak yang dapat membuktikan keabsahan perikatan jual beli dan akta penyerahan hak atas tanah yang disengketakan Para Penggugat; 4. Bahwa dengan demikian sudah seharusnya Notaris Eliza Pondaag Mahkamah Agungdiikutsertakan sebagai pihakRepublik dalam perkara a quo, karena denganIndonesia tidak

Hal. 33 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

diikutsertakannya Notaris Eliza Pondaag, maka gugatan menjadi tidak lengkap/sempurna. Oleh karena itu, cukup berdasar hukum dan beralasan apabila gugatan a quo dinyatakan tidak dapat diterima (niet Mahkamah Agungontvankelijk verklaard Republik); Indonesia D. Eksepsi Gugatan Daluwarsa; 1. Bahwa gugatan yang diajukan oleh Para Penggugat harus dinyatakan tidak dapat diterima apabila gugatan Para Penggugat telah melewati batas waktu yang ditentukan oleh ketentuan peraturan perundang- undangan; 2. Bahwa Para Penggugat dalam surat gugatannya mengakui bahwa telah memiliki tanah dimaksud sejak tahun 1964 dari pemilik tanah asal seluas 34.916 m2 yang terdiri dari 22 bidang tanah; 3. Bahwa sesuai dengan ketentuan pada Pasal 1967 KUHPerdata disebutkan, "Segala tuntutan hukum, baik yang bersifat perbendaan maupun yang bersifat perseorangan, hapus karena daluwarsa dengan lewatnya waktu tiga puluh tahun”; 4. Bahwa berdasarkan dalil-dalil tersebut di atas, maka sudah sangat tepat dan berdasarkan hukum bagi Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang memeriksa dan mengadili perkara a quo untuk menyatakan gugatan Para Penggugat tidak dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard); Mahkamah AgungEksepsi Tergugat IV: Republik Indonesia Gugatan Penggugat Salah Pihak (Error In Persona) Khusus Untuk Tergugat IV. 1. Bahwa Tergugat IV menolak dengan tegas seluruh dalil-dalil yang dikemukakan oleh Para Penggugat dalam gugatan a quo, kecuali yang secara tegas diakui kebenarannya oleh Para Tergugat; 2. Bahwa Para Penggugat telah salah dan keliru menarik PT Banda Ghara Reksa (Persero) sebagai Tergugat IV dalam gugatannya, karena kedudukan Tergugat IV adalah sebagai penyewa 3 (tiga) bagunan "gudang" tertutup seluas 9000 m2 di dalam pergudangan Sarinah (Tergugat I), yang terletak di Jalan Gudang Sarinah, Pancoran, Jakarta Selatan berdasarkan Perjanjian Sewa Menyewa Nomor 052/DIRKEU/EA/l11/1993, tertanggal 12 Agustus 1993 Jo. addendum Nomor Add-034/DIRKEU/E/l/1995, tanggal 30 Januari 1995 antara PT Sarinah (Persero)/Tergugat I dan Tergugat IV. Selanjutnya Perjanjian Sewa Menyewa Ruangan antara PT Sarinah (Persero)/ Tergugat I dengan Tergugat IV diperpanjang dengan Perjanjian Nomor 0001J/DIROP/E/l/1998, tertanggal 2 Januari 1998 Jo. Perjanjian Sewa Mahkamah NomorAgung095/DIROP/E/XII/199 Republik8, tertanggal 18 Desember 1998 Jo.IndonesiaAddendum

Hal. 34 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Perjanjian Nomor 043/DIRUT/E/XII/00, tertanggal 7 Desember 2007 Jo. Perjanjian Sewa Nomor 010 A/DIREKSI/Perj./E/ll/2004, tertanggal 12 Februari 2004. Dengan demikian, menarik PT Banda Ghara Reksa (Persero) Mahkamah Agungsebagai Tergugat IV Republiktelah terjadi error in persona dalam Indonesia bentuk salah atau keliru orang yang digugat karena PT Banda Ghara Reksa (Persero) bukanlah pihak yang memiliki "kedudukan dan kapasitas" yang tepat sebagai pihak dalam perkara a quo; 3. Bahwa kedudukan Tergugat IV adalah sebagai penyewa dari PT Sarinah (Persero)/Tergugat I, oleh karena itu Tergugat IV adalah penyewa yang beriktikad baik dan telah memenuhi ketentuan Pasal 1548 KUHPerdata. Dengan demikian, penempatan Tergugat IV sebagai pihak Tergugat dalam gugatan oleh Penggugat sama sekali tidak berdasarkan hukum sehingga gugatan Penggugat harus ditolak; 4. Bahwa dengan status Tergugat IV hanya sebagai penyewa yang beriktikad baik, sehingga dengan demikian justru Tergugat IV yang sebenarnya dirugikan dengan adanya gugatan dari Para Penggugat; 5. Bahwa oleh karena Tergugat IV yang telah dirugikan Para Penggugat, maka jelas-jelas telah terbukti menurut hukum bahwa Tergugat IV bukanlah pihak Tergugat dalam perkara ini; Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas, telah terbukti dengan jelas dan Mahkamah tegasAgung menurut hukum gugatan Republik Para Penggugat menjadi salah pihakIndonesia atau keliru dalam menentukan pihak mana seharusnya yang menjadi Tergugat (error in persona), oleh karenanya sudah selayaknya Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang memeriksa dan mengadili perkara ini menolak gugatan Para Penggugat untuk seluruhnya atau setidak-tidaknya menyatakan gugatan Penggugat sepanjang menyangkut Tergugat IV tidak dapat diterima (niet onvankelijk verklaard);  Eksepsi Turut Tergugat I: Gugatan Penggugat Salah Objek (Error in Objecto); Bahwa Penggugat mendalilkan memiliki 22 bidang tanah yang terletak di Jalan Pancoran Timur II/4, Cikoko, Jakarta Selatan, yang sekarang dikenal dengan Gedung Sarinah, dengan batas-batas secara global yang sudah dipagar tembok sebagai berikut: - Selatan Tanah Masyarakat; - Barat Jalan Pancoran Timur; - Utara Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi; Mahkamah- TimurAgungTanah Masyarakat; Republik Indonesia

Hal. 35 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Namun pada gugatan Penggugat halaman 34 angka 2, Penggugat mendalilkan bahwa diikutsertakan Turut Tergugat I dalam gugatan ini dikarenakan informasi yang didapat Para Penggugat, bahwa Turut Tergugat I pernah menerbitkan Mahkamah AgungSertipikat Hak Pakai NomorRepublik1 atas nama Tergugat I. BahwaIndonesia berdasarkan penelitian pada Peta Pendaftaran yang ada di Kantor Turut Tergugat I, letak Sertipikat Hak Pakai Nomor 1 tidak sesuai dengan batas-batas bidang tanah yang diakui sebagai milik Para Penggugat, oleh karena itu gugatan Penggugat salah objek/error in objecto, sehingga dengan demikian sudah seharusnya Majelis Hakim yang memeriksa, mengadili dan memutus perkara ini menolak gugatan Para Penggugat atau setidak-tidaknya menyatakan gugatan Para Penggugat tidak dapat diterima;  Rekonvensi Tergugat II: 1. Bahwa Penggugat Rekonvensi sama sekali tidak memiliki hubungan hukum dan karena itu tidak mungkin ada perselisihan hukum dengan Para Tergugat Rekonvensi; 2. Bahwa temyata Para Pengugat Rekonvensi telah menggugat Penggugat Rekonvensi dengan alasan telah melakukan perbuatan melawan hukum; 3. Bahwa dalil perbuatan melawan hukum yang didaliikan oleh Para Tergugat Rekonvensi adalah tidak beralasan sebagai berikut: a. Apabila menyangkut Akta Perikatan untuk Jual Beli Nomor 3 tanggal 3 Mahkamah AgungApril 1973 antara Penggugat RepublikRekonvensi dengan PT Sarinah Indonesia(Bukti PRII- I), yang dilanjutkan dengan Akta Pemindahan dan Penyerahan Hak Nomor 82 tanggal 29 Agustus 1975 (Bukti PRII-2), keduanya dibuat dihadapan Eliza Pondaag, Notaris di Jakarta, Penggugat Rekonvensi tidak melakukan perbuatan melawan hukum karena Penggugat Rekonvensi adalah pembeli yang beriktikad baik, yang kepentingannya dijamin oleh PT Sarinah, bahwa tidak akan mendapat tuntutan dari pihak manapun di kemudian hari; b. Apabila menyangkut Akta Penyerahan Hak tertanggal 4 Oktober 1980, maka Para Penggugat harus lebih dahulu membuktikan hal tersebut, dan apabila benar penyerahan terjadi, maka Para Penggugat harus mempersalahkan Obstipus yang berperan dalam proses penyerahan tersebut, karena pada tahun 1976, Tergugat II menanyakan status tanah milik Penggugat Rekonvensi kepada PT Department Store Sarinah, dan dijawab bahwa masih menunggu keputusan Obstipus, dan bahkan Mahkamah Agungsampai tahun 1988, Penggugat RepublikRekonvensi masih dipanggil Indonesia menghadap

Hal. 36 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Obstipus yang membuktikan bahwa sampai tahun 1988 belum ada keputusan Obstipus mengenai status tanah tersebut; 2. Bahwa karena Para Penggugat Dalam Konvensi jelas menyebutkan akta- Mahkamah Agungakta tersebut di atas, Republik maka terbukti bahwa Para Tergugat IndonesiaRekonvensi mengetahui dengan pasti bahwa Penggugat Rekonvensi dibebaskan dari segala tuntutan oleh PT Department Store Indonesia Sarinah, baik sekarang (baca tanggal 29 Agustus 1975) maupun di kemudian hari (baca saat gugatan ini diajukan); 3. Bahwa karena Para Tergugat Rekonvensi telah mengetahui bahwa Penggugat Rekonvensi dibebaskan dari segala tuntutan oleh PT Department Store Sarinah namun masih mengajukan gugatan perbuatan melawan hukum dengan tuntutan ganti rugi yang sangat besar yaitu Rp28.000.000.000,00 (dua puluh delapan miliar rupiah), terhadap Penggugat Rekonvensi, maka jelas terbukti bahwa Para Tergugat Rekonvensi telah melakukan perbuatan melawan hukum terhadap Penggugat Rekonvensi; 4. Bahwa adanya gugatan dan tuntutan ganti rugi yang sedemikian besar telah mengganggu ketenangan kerja dari Penggugat Rekonvensi, baik dinas maupun pribadi, yang hanya dapat teratasi oleh ketegaran dan kekuatan batin dari Penggugat Rekonvensi, sehingga dalam hal ini, Penggugat Mahkamah AgungRekonvensi telah menderita Republik kerugian immaterial yang sangat Indonesia besar; 5. Bahwa kerugian yang besar tersebut bila dihitung secara materiil adalah sebesar Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah); 6. Bahwa Para Tergugat Rekonvensi juga patut dihukum untuk mengumumkan permintaan maaf kepada Penggugat Rekonvensi pada 3 (tiga) media cetak yaitu Kompas, Suara Pembaruan dan Bisnis Indonesia serta 3 (tiga) media elektronik yaitu TV One, Metro TV dan SCTV selama 7 (tujuh) hari berturut-turut; 7. Bahwa untuk menjamin dikabulkannya gugatan yang diajukan oleh Penggugat Rekonvensi, maka adalah patut jika harta benda milik Para Tergugat Rekonvensi dikenakan Sita Jaminan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat; Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas Penggugat dalam rekonvensi menuntut kepada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat supaya memberikan putusan dalam rekonvensi sebagai berikut: 1. Menyatakan menerima gugatan Penggugat Rekonvensi untuk seluruhnya; 2. Menyatakan bahwa tindakan Para Tergugat Rekonvensi yang menggugat Mahkamah AgungPenggugat Dalam Rekonvensi Republik/Tergugat II Dalam Konvensi ,Indonesia sedangkan

Hal. 37 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

diketahuinya bahwa Tergugat II Dalam Konvensi dijamin dan dibebaskan dari segala tuntutan oleh PT Department Store Sarinah adalah merupakan perbuatan melawan hukum; Mahkamah Agung3. Menyatakan sah dan Republik berharga sita jaminan yang telah dijatuhkanIndonesia oleh Juru Sita Pengadilan Negeri Jakarta Pusat; 4. Menyatakan bahwa Penggugat Rekonvensi telah menderita kerugian immateriil, karena perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh Para Tergugat Rekonvensi; 5. Menghukum Para Tergugat Rekonvensi untuk membayar kerugian immateriil kepada Penggugat Rekonvensi sebesar Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah); 6. Menghukum Para Tergugat Rekonvensi untuk mengumumkan permintaan maaf kepada Penggugat Rekonvensi pada 3 (tiga) media cetak yaitu Kompas, Suara Pembaruan dan Bisnis Indonesia serta 3 (tiga) media elektronik yaitu TV One, Metro TV dan Sctv selama 7 (tujuh) hari berturut-turut; 7. Menghukum Para Turut Tergugat Rekonvensi untuk mematuhi putusan dalam perkara ini;  Rekonvensi Tergugat III: 1. Bahwa hal-hal yang telah diuraikan pada bagian konvensi di atas, mohon dianggap sebagai bagian yang integral dan tidak terpisahkan dengan bagian Mahkamah Agungrekonvensi ini sebagai manaRepublik yang akan Penggugat Rekonvensi Indonesia/Tergugat III Konvensi uraikan di bawah ini; 2. Bahwa di dalam surat gugatannya, Para Tergugat Rekonvensi/Para Penggugat Konvensi adalah ahli waris yaitu sebagai pemilik dari objek sengketa berupa tanah dan bangunan yang terletak di Jalan Pancoran Timur Nomor 11/4 yang menurut Para Tergugat Rekonvensi/Para Penggugat Konvensi tanah dan bangunan tersebut penguasaan dan penggunaannya saat ini berada pada Penggugat Rekonvensi/Tergugat III Konvensi; 3. Bahwa Penggugat Rekonvensi/Tergugat III Konvensi sama sekali tidak pernah mempunyai hubungan hukum apapun dengan objek sengketa dalam perkara a quo menguasai serta menggunakan tanah dan bangunan yang terletak di Jalan Pancoran Timur Nomor 11/4, Jakarta Selatan; 4. Bahwa berdasarkan hal tersebut Penggugat Rekonvensi/Tergugat III Konvensi dapat menuntut balik Para Tergugat Rekonvensi/Para Penggugat Konvensi oleh karena gugatan Para Tergugat Rekonvensi/Para Penggugat Konvensi tersebut tidak berdasar dan berdasarkan fakta-fakta yang Mahkamah ditemukanAgung oleh Penggugat RepublikRekonvensi/Tergugat III Konvensi Indonesiamaka

Hal. 38 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 38

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

beralasan hukum bagi Penggugat Rekonvensi/Tergugat III Konvensi untuk menuntut balik atas timbulnya kerugian nyata/riil dari Para Tergugat Rekonvensi/Para Penggugat Konvensi; Mahkamah Agung5. Bahwa Penggugat Rekonvensi Republik/Tergugat III Konvensi menuntut Indonesia balik kepada Para Tergugat Rekonvensi/Para Penggugat Konvensi dihukum membayar kerugian akibat selama proses perkara berjalan yaitu bahwa perbuatan Para Tergugat Rekonvensi/Para Penggugat Konvensi tersebut menimbulkan kerugian immateriil bagi Penggugat Rekonvensi/Tergugat III Konvensi karena permasalahan ini sangat banyak menyita waktu dan pikiran serta tenaga Penggugat Rekonvensi/Tergugat III Konvensi, sehingga menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi Penggugat Rekonvensi/ Tergugat III Konvensi yang semuanya tidak ternilai harganya. Namun apabila kerugian immateriil tersebut hendak dinilai dengan uang adalah patut dinilai sebesar Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah); 6. Bahwa Penggugat Rekonvensi/Tergugat III Konvensi khawatir jikalau Para Tergugat Rekonvensi/Para Penggugat Konvensi tidak melaksanakan isi putusan ini dengan suka rela, untuk itu sangat beralasan apabila terhadap Para Tergugat Rekonvensi/Para Penggugat Konvensi dikenakan kewajiban untuk untuk membayar uang paksa (dwangsom) sebesar Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) setiap harinya yang dapat ditagih segera dan sekaligus oleh Penggugat Mahkamah AgungRekonvensi/Tergugat III RepublikKonvensi, apabila Para Tergugat RekonvensiIndonesia/Para Penggugat Konvensi tidak melakukan putusan perkara gugatan ini; 7. Bahwa karena gugatan Penggugat Rekonvensi/Tergugat III Konvensi ini didasarkan pada bukti-bukti yang otentik sebagaimana disyaratkan oleh Pasal 180 HIR maka dapat kiranya dijatuhkan putusan yang dapat dijalankan terlebih dahulu (uitvoerbaar bij voorraad) walaupun ada bantahan, banding ataupun kasasi dan/atau upaya hukum lainnya dari Para Tergugat Rekonvensi/Para Penggugat Konvensi. Maka beralasan hukum bagi Majelis Hakim untuk mengabulkan gugatan dalam rekonvensi dan nilai ganti rugi sebesar Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah), untuk memberikan peringatan kepada Para Tergugat Rekonvensi/Para Penggugat Konvensi supaya lebih berhati-hati dalam memasukan subjek hukum dalam gugatan; Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas Penggugat dalam rekonvensi menuntut kepada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat supaya memberikan putusan dalam rekonvensi sebagai berikut: - Mengabulkan gugatan Penggugat Rekonvensi/Tergugat III Konvensi untuk Mahkamah seluruhnya;Agung Republik Indonesia

Hal. 39 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 39

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

- Menghukum Para Tergugat Rekonvensi/Para Penggugat Konvensi untuk membayar ganti rugi kepada Penggugat Rekonvensi/Tergugat III Konvensi sebesar Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah) yang dibayar Mahkamah Agungsekaligus dan lunas dihitungRepublik dari sejak perkara didaftarkan Indonesia sampai putusan berkuatan hukum tetap; - Menghukum Para Tergugat Rekonvensi/Para Penggugat Konvensi untuk membayar uang paksa (dwangsom) sebesar Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) setiap hari, apabila lalai dalam melaksanakan putusan; - Menyatakan menghukum Para Tergugat Rekonvensi/Para Penggugat Konvensi untuk membayar seluruh biaya perkara yang timbul; Atau: Mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono); Menimbang, bahwa amar Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor 536/Pdt.G/2010/PN Jkt.Pst., tanggal 28 Juli 2011 adalah sebagai berikut: Dalam Konvensi: Dalam Provisi: - Menolak tuntutan provisi dari Para Penggugat; Dalam Eksepsi: - Menyatakan eksepsi dari Tergugat I, II, III, dan Tergugat IV serta Turut Tergugat I tidak dapat diterima untuk seluruhnya; Mahkamah DalamAgung Pokok Perkara: Republik Indonesia 1. Mengabulkan gugatan Para Penggugat untuk sebagian; 2. Menyatakan Para Penggugat adalah ahli waris yang sah dari Mulya Djaya Tan Liang Hin; 3. Menyatakan kedudukan hukum Para Penggugat adalah sah sebagai Para Penggugat; 4. Menyatakan Tergugat I, II, III dan IV telah melakukan perbuatan melawan hukum; 5. Menyatakan Para Penggugat adalah pemilik yang sah atas 22 bidang tanah dan bangunan gudang yang terletak di Jalan Pancoran Timur II/4, Jakarta Selatan atas nama Mulya Djaya Tan Liang Hin, total luas 34.916 m2 yang tercatat dalam Buku Register Akta Jual Beli Tahun 1964 dari Nomor 156 sampai dengan 177 yang dikeluarkan dari Kecamatan Mampang Prapatan yang dikuasai Tergugat I dan Tergugat III, dengan batas-batas secara global yang sudah dipagar tembok: - Selatan Tanah Masyarakat; Mahkamah Agung- Barat Jalan Pancoran Timur Republik II; Indonesia

Hal. 40 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 40

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

- Utara Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Rl; - Timur Tanah Masyarakat; 6. Menyatakan perikatan untuk jual beli Nomor 3 tanggal 3 April 1973 dan Akta Mahkamah Agungpemindahan dan penyerahanRepublik hak Nomor 82 tanggal Indonesia 29 Agustus 1975 antara Tergugat I dan Tergugat II yang dibuat dihadapan Notaris Eliza Pondaag adalah tidak mempunyai kekuatan hukum berlaku; 7. Menyatakan Perjanjian Pelepasan dan Penyerahan Hak yang diketahui Para Pejabat Negara tanggal 4 Oktober 1980 antara Tergugat II dengan Tergugat III adalah tidak mempunyai kekuatan hukum berlaku; 8. Menyatakan sewa menyewa antara Tergugat I dan Tergugat IV berdasarkan Addendum Perjanjian Nomor DUT/015 A/1/2009, Nomor 014/Direksi/Perj/I/ 2009 tertanggal 21 Januari 2009 adalah tidak mempunyai kekuatan hukum berlaku; 9. Menghukum Tergugat I dan Tergugat IV untuk menyerahkan tanah dan 3 bangunan gudang, seluas 23.500 m2 (dua puluh tiga ribu lima ratus meter persegi) yang dikuasainya, yang terletak di Pancoran Timur II/4, Jakarta Selatan kepada Para Penggugat dalam keadaan kosong; 10. Menghukum Tergugat II dan Tergugat III untuk menyerahkan tanah seluas 12.640 m2 (dua belas ribu enam ratus empat puluh meter persegi) yang dikuasainya, kepada Para Penggugat dalam keadaan kosong; 11. Menghukum Tergugat III untuk membongkar gedung miliknya atas biaya Mahkamah AgungTergugat III; Republik Indonesia 12. Menghukum Tergugat I untuk membayar kerugian materiil kepada Para Penggugat sebesar Rp108.632.000.000,00 (seratus delapan miliar enam ratus tiga puluh dua juta rupiah); 13. Menghukum Tergugat I untuk membayar kerugian immateriil kepada Para Penggugat sebesar Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah); 14. Menghukum Tergugat II dan Tergugat III secara tanggung renteng membayar kerugian materiil kepada Para Penggugat sebesar Rp28.060.800.000,00 (dua puluh delapan miliar enam puluh juta delapan ratus ribu rupiah); 15. Menghukum Tergugat IV untuk membayar kerugian materiil kepada Para Penggugat sebesar Rp25.299.418.000,00 (dua puluh lima miliar dua ratus sembilan puluh sembilan juta empat ratus delapan belas ribu rupiah); 16. Menghukum Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III dan Tergugat IV untuk membayar uang paksa (dwangsom) masing-masing sebesar Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) per hari atas kelalaian menjalankan isi Mahkamah putusanAgung dalam perkara ini; Republik Indonesia

Hal. 41 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 41

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

17. Menghukum Turut Tergugat I, Turut Tergugat II, Turut Tergugat III, Turut Tergugat IV, Turut Tergugat V dan Turut Tergugat VI untuk mematuhi dan melaksanakan isi putusan dalam perkara in i; Mahkamah Agung18. Menolak gugatan P araRepublik Penggugat untuk selebihnya; Indonesia Dalam Rekonvensi: - Menolak gugatan Rekonvensi dari Penggugat Rekonvensi/Tergugat II Konvensi untuk seluruhnya; Dalam Konvensi/Dalam Rekonvensi: Menghukum Tergugat I dan IV Konvensi/Penggugat II dalam Rekonvensi untuk membayar biaya perkara ini sebesar Rp1.841.000,00 (satu juta delapan ratus empat puluh satu ribu rupiah); Menimbang, bahwa amar Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta Nomor 124/ PDT/2012/PT DKI, tanggal 2 Juli 2012 adalah sebagai berikut: - Menerima permohonan banding dari Pembanding I, Pembanding II semula Tergugat I, Tergugat IV dan Pembanding III semula Tergugat III; - Menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor 536/Pdt.G/ 2010/PN Jkt.Pst., tanggal 28 Juli 2011 yang dimohonkan banding tersebut; - Menghukum Pembanding I, Pembanding II semula Tergugat I, Tergugat IV dan Pembanding III semula Tergugat III untuk membayar biaya perkara pada kedua tingkat pengadilan yang dalam tingkat banding ditetapkan sejumlah Mahkamah AgungRp150.000,00 (seratus limaRepublik puluh ribu rupiah); Indonesia Menimbang, bahwa amar Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 205 K/ Pdt/2013 tanggal 23 Juli 2013 yang telah berkekuatan hukum tetap tersebut adalah sebagai berikut: Menolak permohonan kasasi dari Para Pemohon Kasasi/Para Tergugat: 1. PT Sarinah Persero, 2. Pemerintah Republik Indonesia c.q. Kementerian Keuangan Republik Indonesia, 3. PT Bandha Ghara Reksa Persero, tersebut; Menghukum Para Pemohon Kasasi/Para Tergugat untuk membayar biaya perkara dalam tingkat kasasi ini sebesar Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah); Menimbang, bahwa sesudah putusan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap tersebut, yaitu Putusan Mahkamah Agung Nomor 205 K/Pdt/2013 tanggal 23 Juli 2013 diberitahukan kepada Pemohon Kasasi I/Tergugat III/ Pembanding III dan Pemohon Kasasi II/Tergugat I/Pembanding I masing- masing pada tanggal 24 Desember 2013 dan 20 Januari 2014, kemudian terhadapnya oleh Pemohon Kasasi I/Tergugat III/Pembanding III dan Pemohon MahkamahKasasi Agung II/Tergugat I/Pembanding Republik I dengan perantaraan kuasanya Indonesiaberdasarkan

Hal. 42 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 42

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Surat Kuasa Khusus tanggal 19 Juni 2014 dan 14 Mei 2014, diajukan permohonan peninjauan kembali di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat masing-masing pada tanggal 19 Juni 2014 dan 14 Juli 2014, Mahkamah Agungsebagaimana ternyata dariRepublik Akta Permohonan Peninjauan Indonesia Kembali Nomor 14/SRT.Pdt.PK/2014/PN Jkt.Pst., Jo. Nomor 536/Pdt.G/2010/PN Jkt.Pst., dan Akta Permohonan Peninjauan Kembali Nomor 18/SRT.Pdt.PK/2014/PN Jkt.Pst., Jo. Nomor 536/Pdt.G/2010/PN Jkt.Pst., permohonan mana disertai dengan alasan-alasannya yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri tersebut masing-masing pada tanggal 19 Juni 2014 dan 14 Juli 2014; Bahwa memori peninjauan kembali dari Pemohon Peninjauan Kembali I/ Pemohon Kasasi I/Tergugat III/Pembanding III tersebut telah diberitahukan kepada: 1. Pemohon Peninjauan Kembali II/Pemohon Kasasi II/Tergugat I/ Pembanding I pada tanggal 16 Juli 2014; 2. Para Termohon Peninjauan Kembali/Para Termohon Kasasi/Para Penggugat/Para Terbanding masing-masing pada tanggal 25 Agustus 2014 dan 27 Agustus 2014; 3. Para Turut Termohon Peninjauan Kembali/Pemohon Kasasi III dan Para Turut Termohon Kasasi/Tergugat IV, Tergugat II dan Para Turut Tergugat/Pembanding IV dan Para Turut Terbanding masing-masing pada Mahkamah Agungtanggal 16 Juli 2014, 18 JuliRepublik 2014 dan 22 Juli 2014; Indonesia Bahwa memori peninjauan kembali dari Pemohon Peninjauan Kembali II/ Pemohon Kasasi II/Tergugat I/Pembanding I tersebut telah diberitahukan kepada: 1. Pemohon Peninjauan Kembali I/Pemohon Kasasi I/Tergugat III/ Pembanding III pada tanggal 2 September 2014; 2. Para Termohon Peninjauan Kembali/Para Termohon Kasasi/Para Penggugat/Para Terbanding masing-masing pada tanggal 5 September 2014, 8 September 2014, 9 September 2014, 11 September 2014 dan 15 September 2014; 3. Para Turut Termohon Peninjauan Kembali/Pemohon Kasasi III dan Para Turut Termohon Kasasi/Tergugat IV, Tergugat II dan Para Turut Tergugat/Pembanding IV dan Para Turut Terbanding masing-masing pada tanggal 2 September 2014, 5 September 2014 dan 15 September 2014; Bahwa selanjutnya Para Termohon Peninjauan Kembali/Para Termohon Kasasi/Para Penggugat/Para Terbanding dan Termohon Peninjauan Kembali MahkamahIII/Termohon Agung Kasasi II/Turut Republik Tergugat I/Turut Terbanding II Indonesiamengajukan

Hal. 43 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 43

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

jawaban memori peninjauan kembali yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 9 Oktober 2014 dan 25 September 2014; Menimbang, bahwa permohonan peninjauan kembali a quo beserta Mahkamah Agungalasan-alasannya telah diberitahRepublikukan kepada pihak lawan Indonesia dengan saksama, diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang, maka oleh karena itu permohonan peninjauan kembali tersebut secara formal dapat diterima; Menimbang, bahwa Pemohon Peninjauan Kembali I dan II telah mengajukan alasan-alasan peninjauan kembali yang pada pokoknya sebagai berikut:  Memori Peninjauan Kembali dari Pemohon Peninjauan Kembali I. Bahwa Judex Juris telah membuat suatu kekhilafan dan telah melakukan kekeliruan yang nyata untuk memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan dalam hukum acara, yaitu: 1. Bahwa Judex Juris telah salah dalam menerapkan hukum dan telah melakukan kekeliruan secara nyata karena dalam pertimbangan hukumnya menyatakan bahwa eksepsi mengenai daluwarsa gugatan yang diajukan oleh Termohon Kasasi/Para Penggugat tidak beralasan hukum haruslah tidak dapat diterima; a. Bahwa pertimbangan hukum Pengadilan Tinggi DKI Jakarta yang Mahkamah Agungmengambil alih pertimbangan Republik hukum Pengadilan Negeri Indonesia Jakarta Pusat yang dipimpin oleh Hakim Ketua Majelis Nani Indrawati, S.H., M.Hum., dan Hakim Anggota Fx.Jiwo Santoso, S.H., M.Hum., dan H. Herdi Agusten, S,H., M.Hum., telah membuat pertimbangan hukum yang keliru dan bertentangan dengan fakta-fakta; b. Bahwa sangat keliru dan tidak berdasarkan fakta apabila baik Majelis Hakim Pengadilan Tinggi DKI Jakarta maupun Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat menyatakan bahwa eksepsi tentang daluwarsa tentang tuntutan yang dilakukan oleh Para Penggugat tidak cukup beralasan hukum dengan adanya pencegahan (stuiting) dari Para Penggugat; c. Bahwa pendapat ahli M.Yahya Harahap,S.H., mengenai ketentuan daluwarsa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1979 KUHPerdata mengenai pencegahan daluwarsa yang menyatakan bahwa daluwarsa dapat dicegah oleh satu peringatan, suatu gugatan serta oleh setiap Mahkamah Agungperbuatan tuntutan hukum, Republik satu dan lain diberitahukan olehIndonesia seorang

Hal. 44 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 44

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

pegawai yang berkuasa untuk itu atas nama pihak yang berhak kepada orang yang hendak dicegah memperolehnya dengan jalan daluwarsa; d. Bahwa Pemohon Peninjauan Kembali tegaskan, pendapat ahli M.Yahya Mahkamah AgungHarahap, S.H., diRepublikpersidangan juga menyatakan Indonesia bahwa ketentuan pencegahan daluwarsa tersebut dapat dikesampingkan atau tetap menjadi daluwarsa apabila yang bersangkutan mengajukan pencegahan daluwarsa dengan beritikat buruk dan sengaja mengulur-ulur waktu; e. Bahwa Pemohon Peninjauan Kembali didalam dalil-dalil jawabannya terdahulu mengemukakan bahwa Termohon Peninjauan Kembali mendalilkan orang tuanya mendapatkan tanah dengan cara membeli dari pemilik asal dengan Register Akta Jual Beli tahun 1964 pada saat itu surat-surat tanah tersebut diminta oleh Tergugat I melalui almarhum Dr. Soeharto selaku Direktur Utama; f. Bahwa berdasarkan pengakuan Termohon Peninjauan Kembali tersebut, seandainya benar dalil Termohon Peninjauan Kembali tersebut, maka semestinya gugatan diajukan dan ditujukan kepada almarhum Dr. Soeharto sehingga beliau mempunyai hak jawab. Namun ternyata gugatan baru diajukan setelah beliau meninggal sehingga beliau tidak lagi dapat menjawab/membantah apa yang didalilkan oleh Termohon Kasasi. Kondisi yang seperti ini adalah sangat tidak adil dan cenderung Mahkamah Agungmendiskreditkan almarhum RepublikDr. Soeharto; Indonesia g. Bahwa selain itu, seharusnya Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat juga mempertimbangkan mengapa semasa hidupnya, Mulya Djaja Tan Liang Hin sama sekali tidak mengajukan upaya hukum apapun, padahal Termohon Kasasi didalam dalil gugatannya menyatakan bahwa yang bersangkutan juga menduduki objek sengketa a quo dari tahun 1964 sampai dengan tahun 1993. Hal ini membuktikan bahwa Termohon Peninjauan Kembali (ahli waris) mempunyai iktikad buruk dengan cara mengajukan gugatan pada saat itu; h. Bahwa dengan demikian terbukti bahwa Termohon Peninjauan Kembali secara sengaja mengajukan upaya hukum gugatan yang menunggu setelah Dr. Soeharto meninggal dunia, karena ada ketakutan dari Termohon Peninjauan Kembali apabila gugatan diajukan pada saat Dr. Soeharto masih ada, maka dalil-dalil dan bukti-bukti yang diajukan Termohon Peninjauan Kembali di persidangan akan dimentahkan oleh Mahkamah AgungDr. Soeharto; Republik Indonesia

Hal. 45 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 45

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

i. Bahwa dengan demikian alasan hukum adanya pencegahan daluwarsa (stuiting) atau daluwarsa tersebut sudah tertahan (gestart) merupakan tindakan iktikad buruk dari Termohon Peninjauan Kembali. Serta jelas Mahkamah Agungdan terbukti bahwa Republik pertimbangan hukum dari Majelis Indonesia Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang tidak mengemukakan keseluruhan fakta di persidangan dan mempertimbangkan dalil yang disampaikan oleh Pemohon Peninjauan Kembali adalah tidak tepat dan melanggar hukum; j. Bahwa secara yuridis, gugatan Termohon Peninjauan Kembali/Para Penggugat yang baru mempermasalahkan hak kepemilikannya setelah berpuluh-puluh tahun tersebut adalah terkena daluwarsa dan apabila objek sengketa tersebut juga ikut dikuasai oleh Pemohon Peninjauan Kembali dengan membuktikan hak kepemilikannnya maka seharusnya Termohon Peninjauan Kembali telah melakukan keberatan atau mempermasalahkan hak kepemilikan Pemohon Peninjauan Kembali dari puluhan tahun yang lalu; 2. Bahwa Judex Juris telah salah dalam menerapkan hukum karena mengambil alih begitu saja pendapat hukum Judex Facti, padahal terdapat pertentangan antara pertimbangan mengenai daluwarsa gugatan dengan pertimbangan mengenai hubungan hukum yang mengaitkan Pemohon Peninjauan Kembali/Tergugat III dengan Termohon Peninjauan Kembali/Para Mahkamah AgungPenggugat; Republik Indonesia a. Bahwa dalam pertimbangan Judex Facti yang dikuatkan Judex Juris mengenai ditolaknya eksepsi daluwarsa, salah satunya didasarkan pada Bukti P-12 yaitu yang menyatakan (tentang Akta Pendirian Perseroan Terbatas PT Setra Sari Persero Nomor 5, tanggal 3 Desember 1964, Mulja Djaja Tan Liang Hin menjabat selaku Direktur II dan Akta Perubahan Nomor 22 tanggal 30 Oktober 1968) membuktikan bahwa tanah dan gedung objek sengketa masih diduduki oleh suami/orang tua Para Penggugat sejak tahun 1964 sampai dengan 1993, sehingga adanya pencegahan (stuiting) dari Termohon Peninjauan Kembali/ Termohon Kasasi/Para Penggugat. Dengan demikian secara fakta jelas bahwa Termohon Peninjauan Kembali/Termohon Kasasi/Para Penggugat mengetahui semua peristiwa hukum yang terjadi pada rentang waktu tahun 1964 sampai dengan tahun 1993 atas objek sengketa baik itu mengenai penguasaannya maupun mengenai peralihan-peralihan hak Mahkamah Agungyang terjadi; Republik Indonesia

Hal. 46 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 46

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

b. Bahwa apabila pertimbangan mengenai daluwarsa tersebut dilakukan perbandingan dengan dasar pertimbangan Judex Facti yang dikuatkan Judex Juris dalam memutus perkara a quo yang menyatakan telah Mahkamah Agungditemukan dalil-dalil Republik yang tidak terbantahkan, yaitu: Indonesia 1) Tergugat I (PT Sarinah Persero) menguasai objek sengketa di Jalan Pancoran Timur II/4, Jakarta Selatan, yang luas seluruhnya adalah 34.916 m2 yang diatasnya ada 3 (tiga) bangunan gedung masing- masing luasnya 3.000 m2 dan menjual sebagian objek sengketa seluas 12.640 m2 kepada Tergugat II (Dr.Kenneth Hidayat), dan Tergugat I telah pula menyewakan 3 gudang yang seluruhnya seluas 9.000 m2 dari tahun 1992 kepada Tergugat IV (PT Bandha Ghara Reksa Persero); 2) Bahwa Tergugat II yang telah membeli sebagian objek sengketa seluas 12.640 m2 dari Tergugat I tersebut kemudian membuat Perjanjian Penyerahan dan Pelepasan Hak kepada Tergugat III (Pemerintah Republik Indonesia c.q. Kementerian Keuangan Republik Indonesia), tanggal 4 Oktober 1980; Dengan demikian sebenarnya Judex Facti telah yakin dengan fakta bahwa: 1) Tergugat I menjual sebagian objek sengketa seluas 12.640 m2 Mahkamah Agungkepada Terguga Republikt II pada tahun 1973; Indonesia 2) Atas objek sengketa seluas 12.640 m2 tersebut, Tergugat II membuat Perjanjian Pelepasan Hak kepada Pemohon Peninjauan Kembali/Pemohon Kasasi/Tergugat III pada tanggal 4 Oktober 1980; c. Bahwa berdasarkan kedua fakta hukum tersebut di atas, yaitu fakta yang menyatakan saat Termohon Peninjauan Kembali menduduki objek sengketa pada rentang waktu dari tahun 1964 sampai dengan tahun 1993 dengan terjadinya pelepasan hak antara Tergugat II dengan Pemohon Peninjauan Kembali pada tahun 1980, maka semestinya Judex Juris mempertimbangkan bahwa sangat tidak mungkin apabila Termohon Peninjauan Kembali/Termohon Kasasi/Para Penggugat tidak mengetahui dan tidak melakukan upaya-upaya hukum untuk mencegah terjadinya jual beli objek sengketa antara Tergugat I dengan Tergugat II dan pelepasan hak antara Tergugat II dengan Pemohon Peninjauan Kembali; d. Bahwa dengan demikian pertimbangan Judex Facti yang dikuatkan Judex Juris antara tidak diterimanya eksepsi daluwarsa sangat Mahkamah Agungbertentangan dengan Republik dasar pertimbangan mengenai Indonesia hubungan

Hal. 47 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 47

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh Tergugat I dengan Tergugat II dan Pemohon Kasasi. Pertimbangan tersebut jelas dan terbukti inkonsistensi atau bertentangan satu dengan yang lainnya Mahkamah Agungsehingga sudah Republik sepatutnyalah dan berdasar huku Indonesiam pertimbangan hukum yang dilakukan oleh Judex Facti yang dikuatkan Judex Juris telah keliru secara nyata; e. Bahwa selain fakta-fakta hukum di atas, berdasarkan tambahan bukti yang diajukan oleh Pemohon Peninjauan Kembali pada Tingkat Banding berupa Sertifikat Hak Pakai Nomor 146 Tahun 1998 tanggal 7 Mei 1998 atas nama Departemen Keuangan Republik Indonesia yang terletak di Jalan Pancoran Timur II Nomor 1, RT.010, RW.02, Jakarta Selatan, yang sesuai penunjuk dulunya merupakan Tanah Negara Bekas Eigendom Verp. 6104 seb. dan 6940 seb. dengan perolehan sesuai ketentuan perundang-undangan termasuk kedalam objek sengketa, maka semakin jelas terbukti fakta atau bukti hukum otentik ini sangat tidak mungkin tidak diketahui oleh Termohon Peninjauan Kembali. Bahwa dengan tegas Pemohon Peninjauan Kembali menyatakan selama terbitnya Sertifikat Hak Pakai Nomor 146 tahun 1998 tanggal 7 Mei 1998, sampai dengan saat ini tidak pernah sekalipun seseorang atau badan hukum mengajukan keberatan baik itu secara lisan ataupun tertulis kepada Mahkamah AgungPemohon Peninjauan Republik Kembali; Indonesia 3. Bahwa Judex Juris telah salah dalam menerapkan hukum dan ketentuan perundang-undangan dengan mengabaikan bukti otentik yang dibuktikan secara jelas dan tegas oleh Pemohon Peninjauan Kembali; a. Bahwa apabila memang benar tanah dan bangunan berdasarkan Sertifikat Hak Pakai Nomor 146 Tahun 1998 tanggal 7 Mei 1998 termasuk kedalam objek perkara a quo, maka berdasarkan ketentuan Pasal 32 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah (“PP Nomor 24/1997”) dinyatakan “Dalam hal atas suatu bidang tanah sudah diterbitkan sertipikat secara sah atas nama orang atau badan hukum yang memperoleh tanah tersebut dengan iktikad baik dan secara nyata menguasainya, maka pihak lain yang merasa mempunyai hak atas tanah itu tidak dapat lagi menuntut pelaksanaan hak tersebut apabila dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak diterbitkannya sertipikat itu tidak mengajukan keberatan secara Mahkamah Agungtertulis kepada pemegang Republik sertipikat dan Kepala Kantor Pertanahan Indonesia yang

Hal. 48 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 48

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

bersangkutan ataupun tidak mengajukan gugatan ke pengadilan mengenai penguasaan tanah atau penerbitan sertipikat tersebut”; b. Bahwa gugatan Termohon Peninjauan Kembali yang diajukan setelah 13 Mahkamah Agung(tiga belas) tahun Republik terbitnya Sertifikat Hak Pakai IndonesiaNomor 146 telah menunjukkan bahwa gugatan Termohon Peninjauan Kembali adalah gugatan yang mengada-ada dan tidak berdasar hukum. Bahwa tindakan Termohon Peninjauan Kembali yang baru mengajukan gugatan pada saat sekarang adalah tindakan hukum yang patut dipertanyakan; c. Bahwa Sertifikat Hak Pakai Nomor 146 yang diterbitkan pada tanggal 7 Mei 1998 dengan demikian telah berlaku selama 13 tahun lebih, sehingga berdasarkan ketentuan Pasal 32 ayat (2) PP Nomor 24 Tahun 1997, maka pihak lain tidak terkecuali Para Pengugat tidak dapat lagi menuntut hak atas tanah tersebut; d. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 32 ayat (2) PP Nomor 24/1997 tersebut maka hak Termohon Peninjauan Kembali untuk mengajukan gugatan berkaitan dengan objek gugatan telah melewati batas waktu yang telah ditentukan oleh peraturan perundang-undangan; e. Bahwa diajukannya gugatan a quo oleh Termohon Peninjauan Kembali justru telah menunjukkan bahwa Termohon Peninjauan Kembali adalah pihak yang tidak mempunyai iktikad baik. Hal ini terlihat dari dalil-dalil Mahkamah Agunggugatan Termohon PeninjauanRepublik Kembali yang hanya didasarkanIndonesia pada alasan-alasan yang tidak berdasar hukum dan sangat terlihat jelas merupakan upaya coba-coba serta hanya mengada-ada; f. Bahwa dengan demikian, Putusan Judex Facti yang dikuatkan Judex Juris yang sama sekali tidak mempertimbangkan bukti yang diajukan oleh Pemohon Peninjauan Kembali, putusan tersebut jelas dan terbukti tidak menerapkan dan menegakkan peraturan hukum sebagaimana mestinya, Putusan Judex Facti yang dikuatkan Judex Juris tersebut tidak mendudukan penyelesaian perkara pada proporsi hukum yang sebenarnya. Dengan demikian putusan yang salah menerapkan hukum atau melanggar hukum adalah putusan yang bertentangan dengan prinsip hukum, yang mengakibatkan putusan itu dianggap tidak menurut hukum (wederrechtelijk, unlawfull). Bahwa prinsip hukum ini jelas terbukti, ketika Judex Facti yang dikuatkan Judex Juris mengabaikan ketentuan- ketentuan undang-undang yang telah tegas mengatur hak dan kewenangan Pemohon Peninjauan Kembali terhadap bukti berupa Mahkamah AgungSerifikat Hak Pakai Nomor Republik146 yang diterbitkan pada tanggal Indonesia7 Mei 1998;

Hal. 49 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 49

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

4. Bahwa Judex Juris telah salah dalam menerapkan hukum dengan melakukan pertimbangan terhadap putusan dengan tidak saksama (onvoldoende gemotiveerd, insufficient judgement) mengenai dalil-dalil dan Mahkamah Agungbukti yang disampaikan RepublikTermohon Peninjauan Kembali/ IndonesiaTermohon Kasasi/ Para Penggugat dengan fakta yang sebenarnya dan tak terbantahkan yang dimiliki oleh Pemohon Peninjauan Kembali; a. Bahwa dalil Termohon Peninjauan Kembali/Termohon Kasasi/Para Penggugat yang ditujukan sebagai dasar tuntutan perbuatan melawan hukum kepada Pemohon Peninjauan Kembali adalah jual beli yang dilakukan antara Tergugat I kepada Tergugat II pada tahun 1973 yang dilakukan di hadapan Pejabat Notaris Eliza Pondaag berdasarkan Perikatan Jual Beli Nomor 3 tanggal 3 April 1973 dan Akta Pemindahan dan Penyerahan Hak Nomor 82 tanggal 29 Agustus 1975 yang terletak di Jalan Pancoran Timur II/4, Jakarta Selatan dengan batas-batas tanah: - Selatan Tanah pecahannya (Mulja Djaja Tan Liang Hin); - Barat Jalan Pancoran Timur II; - Utara Kantor Kementerian Transmigrasi dan Tenaga Kerja R.I.; - Timur Tanah Masyarakat; Atas jual beli yang dilakukan oleh Tergugat I kepada Tergugat II, pada tahun 1980 tanah milik Tergugat II tersebut kemudian beralih kepada Mahkamah AgungPemohon Peninjauan RepublikKembali/Pemohon Kasasi/Tergugat Indonesia III berdasarkan Perjanjian Pelepasan dan Penyerahan Hak tertanggal 4 Oktober 1980; b. Bahwa Pemohon Peninjauan Kembali secara tegas telah menyatakan baik dalam Jawaban pada Pengadilan Tingkat Pertama maupun dalam Memori Banding pada Pengadilan Tingkat Banding bahwa dalil Termohon Peninjauan Kembali mengenai letak objek sengketa perkara a quo tersebut salah alamat karena lokasi di Jalan Pancoran Timur II/4, Jakarta Selatan sama sekali tidak pernah Pemohon Peninjauan Kembali tempati; c. Bahwa apabila dicermati dengan saksama, bagaimana Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dapat memutuskan perkara a quo dan menyatakan bahwa Pemohon Peninjauan Kembali menguasai sebagian tanah objek sengketa jika tanpa adanya pemeriksaan setempat atas objek a quo; d. Bahwa sesuai dengan Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) Nomor 7 Tahun 2001 tentang Pemeriksaan Setempat, Majelis Hakim seharusnya melakukan pemeriksaan setempat atas objek perkara, letak, luas, dan Mahkamah Agungbatas tanah guna mendapatkan Republik penjelasan/keterangan secara Indonesia terperinci

Hal. 50 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 50

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

atas objek perkara untuk menghindari putusan tidak dapat dilaksanakan (non executable); e. Bahwa tanpa dilakukannya pemeriksaan setempat, bagaimana mungkin Mahkamah AgungMajelis Hakim dapat Republik meyakini objek yang disengketakan Indonesia oleh Termohon Peninjauan Kembali dalam gugatannya adalah sama dengan objek yang dikuasai Pemohon Peninjauan Kembali berdasarkan Sertifikat Hak Pakai Nomor 146 Tahun 1998 tanggal 7 Mei 1998; f. Bahwa pertimbangan hukum Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dalam Putusan Nomor 536/Pdt.G/2010/PN Jkt.Pst., tanggal 14 Juli 2011 terkait eksepsi Pemohon Peninjauan Kembali tentang gugatan Termohon Peninjauan Kembali yang salah alamat adalah pertimbangan hukum yang sangat keliru dan tidak beralasan hukum sama sekali, maka sesuai dengan ketentuan beracara di peradilan, ditariknya Pemohon Peninjauan Kembali dalam perkara ini jelaslah tidak dapat dibenarkan karena Pemohon Peninjauan Kembali sama sekali tidak memiliki hubungan hukum dengan Termohon Peninjauan Kembali. Maka Pemohon Peninjauan Kembali mohon kepada Majelis Hakim Tingkat Peninjauan Kembali yang memeriksa dan mengadili perkara kasasi a quo untuk menyatakan gugatan Termohon Peninjauan Kembali tidak dapat diterima karena bertentangan dengan Yurisprudensi Tetap Mahkamah Agung Nomor 4 K/Sip/1958 tanggal 13 Mahkamah AgungDesember 1958 yang Republik menyatakan bahwa, “Syarat mutlak Indonesia untuk menuntut orang di depan pengadilan adalah adanya perselisihan hukum antara kedua belah pihak”; g. Bahwa berdasarkan fakta dan ketentuan hukum pembuktian sebagaimana tersebut di atas, jelas dan terbukti Judex Facti maupun Judex Juris dalam melakukan pertimbangan putusan sangat atau terlampau singkat, kabur, dan tidak kongkret. Dengan demikian jelas bahwa pertimbangan yang singkat dan kabur yang dilakukan oleh Judex Facti maupun Judex Juris sama sekali tidak mempertimbangkan fakta-fakta yang ditemukan di dalam persidangan secara menyeluruh dan kongkret; 5. Bahwa Judex Juris telah secara nyata salah menerapkan hukum dalam pertimbangan mengenai kedudukan Pemohon Peninjauan Kembali sebagai pihak dalam perkara a quo; a. Bahwa didalam pertimbangan Judex Facti yang dikuatkan Judex Juris (Majelis Hakim Pengadilan Tinggi DKI Jakarta dan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat) pada halaman 125 yang menyatakan bahwa terpenuhinya unsur Mahkamah Agungadanya perbuatan yang dilakRepublikukan oleh Pemohon Peninjauan KembaliIndonesiaadalah

Hal. 51 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 51

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

karena Tergugat I telah menguasai objek sengketa milik suami/orangtua Termohon Peninjauan Kembali, kemudian menjual sebagian tanah sengketa seluas 12.640 m2 kepada Dr.Kenneth Hidayat (Tergugat II), selanjutnya Mahkamah AgungTergugat II telah Republik membuat Perjanjian Pelepasan dan Indonesia Penyerahan Hak tertanggal 4 Oktober 1980 dengan Pemohon Peninjauan Kembali. Selain itu Tergugat I telah menyewakan 3 gudang seluas seluruhnya 9.000 m2 kepada Tergugat IV adalah terkualifikasi sebagai perbuatan sebagaimana definisi yang telah terurai di atas; b. Bahwa Pemohon Peninjauan Kembali jelas-jelas tidak menempati objek sengketa dalam perkara a quo sebagaimana dikemukakan Termohon Peninjauan Kembali dalam gugatannya. Dimana saat ini Pemohon Peninjauan Kembali sekali lagi tegaskan, gugatan a quo seharusnya ditujukan kepada penghuni yang menempati lahan tersebut, yaitu dengan alamat di Jalan Pancoran Timur II/4, Jakarta Selatan; c. Bahwa dengan demikian Termohon Peninjauan Kembali telah salah alamat dalam mengajukan gugatan terhadap Pemohon Peninjauan Kembali dan gugatan yang ditujukan kepada Pemohon Peninjauan Kembali sangatlah tidak jelas dan Pemohon Peninjauan Kembali secara otomatis tidak memiliki kepentingan sebagai pihak dalam perkara a quo; d. Bahwa Pemohon Peninjauan Kembali sampaikan, sesuai tambahan Mahkamah Agungbuktinya yang telah Republik disampaikan pada upaya hukum Indonesia banding yaitu bahwa dapat Pemohon Peninjauan Kembali tegaskan, Pemohon Peninjauan Kembali menguasai dan menempati tanah dan bangunan secara sah demi hukum berdasarkan Sertifikat Hak Pakai Nomor 146 Tahun 1998 tanggal 7 Mei 1998 atas nama Departemen Keuangan Republik Indonesia yang terletak di Jalan Pancoran Timur II Nomor 1, RT.010 RW.02 Jakarta Selatan yang sesuai penunjuk dulunya merupakan Tanah Negara Bekas Eigendom Verp. 6104 seb. dan 6940 seb. dengan perolehan sesuai ketentuan perundang-undangan; e. Bahwa oleh karena dalam hal ini Pemohon Peninjauan Kembali tidak memiliki kepentingan sebagai pihak dalam perkara a quo maka gugatan Termohon Peninjauan Kembali yang ditujukan kepada Pemohon Peninjauan Kembali adalah tidak tepat dan tidak berdasar hukum, oleh karenanya Pemohon Peninjauan Kembali memohon untuk dikeluarkan sebagai pihak dalam perkara a quo; 6. Bahwa Judex Juris telah salah dalam menerapkan hukum karena Mahkamah mengAgungabaikan kewenangan Republik hukum dari pejabat/instansi yang Indonesia berdasarkan

Hal. 52 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 52

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

amanat perundang-undangan mempunyai peranan penting dalam membuktikan sengketa kepemilikan atas tanah; a. Bahwa Majelis Hakim Pengadilan Tinggi DKI Jakarta dan Pengadilan Mahkamah AgungNegeri Jakarta PusatRepublik dalam pertimbangan hukumnya Indonesia pada Putusan perkara Nomor 536/Pdt.G/PN Jkt.Pst., tanggal 14 Juli 2011, di halaman 114 strip pertama, berpendapat bahwa Termohon Peninjauan Kembali lah yang menentukan siapa yang digugatnya, juga titel gugatan Termohon Peninjauan Kembali adalah mengenai perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh Tergugat I, Tergugat II, Pemohon Peninjauan Kembali/Tergugat III, dan Tergugat IV yang berarti Notaris tidak digugat maka tidak menyebabkan kurangnya pihak dalam gugatan a quo; b. Bahwa Termohon Peninjauan Kembali dalam surat gugatannya mendalilkan bahwa Perikatan Jual Beli Nomor 3 tanggal 3 April 1973 dan Akta Penyerahan Hak Nomor 82 tanggal 29 Agustus 1975 antara Tergugat I dan Tergugat II yang dibuat di hadapan Notaris Eliza Pondaag seharusnya dinyatakan tidak mempunyai kekuatan hukum yang berlaku. Dimana dalam hal ini Notaris Eliza Pondaag sebagai pihak yang membuat perikatan jual beli dan akta penyerahan hak atas tanah dimaksud tidak diikutsertakan sebagai pihak dalam perkara a quo; c. Bahwa seharusnya Termohon Peninjauan Kembali membuktikan Mahkamah Agungkebenarannya jika TergugatRepublik VI merupakan Protokoler dariIndonesia Notaris Eliza Pondaag, karena dalam perkara ini Notaris Eliza Pondaag lah pihak yang dapat membuktikan keabsahan Perikatan Jual Beli dan Akta Penyerahan Hak atas tanah yang disengketakan oleh Termohon Peninjauan Kembali/ Para Penggugat; d. Bahwa putusan Judex Facti yang dikuatkan Judex Juris hanya mempertimbangkan bahwa ketidakikutsertaan Notaris dalam gugatan karena merupakan hak dari Termohon Peninjauan Kembali. Pertimbangan tersebut adalah keliru dan tidak berdasar hukum karena Notaris sebagai pejabat publik merupakan pihak yang berkepentingan dalam perkara a quo mutlak harus diikutsertakan/ ditarik karena produk hukum yang dikeluarkannya dimintakan untuk dinyatakan batal demi hukum; e. Bahwa apabila permohonan untuk menyatakan akta-akta tersebut batal demi hukum kemudian dikabulkan oleh Majelis Hakim, maka tentu Notaris Eliza Pondaag sebagai pihak yang mengeluarkan produk hukum Mahkamah Agungdimaksud akan dirugikan Republik mengingat sebagai pihak Indonesia yang tidak

Hal. 53 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 53

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

diikutsertakan dalam perkara a quo tidak memiliki hak untuk menjelaskan keabsahan produk hukumnya di persidangan; f. Bahwa dengan demikian jelas terbukti sudah seharusnya Notaris Eliza Mahkamah AgungPondaag diikutsertakan Republik sebagai pihak dalam perkara Indonesiaa quo, karena dengan tidak diikutsertakannya Notaris Eliza Pondaag sebagai pihak dalam perkara a quo, maka gugatan menjadi tidak lengkap/sempurna dan oleh karena itu cukup beralasan dan berdasar hukum apabila pertimbangan Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat adalah keliru; 7. Bahwa Judex Juris telah secara nyata melakukan kesalahan dalam menerapkan hukum karena mengabaikan fakta hukum yang sebenarnya merupakan fakta/logika hukum sederhana terkait dengan pembuktian keberadaan suami/orang tua Termohon Peninjauan Kembali pada saat menduduki objek perkara a quo; a. Bahwa seandainya benar tanah objek sengketa yang didalilkan itu merupakan tanah yang dimaksud oleh Termohon Peninjauan Kembali, Pemohon Peninjauan Kembali sangat keberatan dengan pertimbangan hukum Hakim Pertama yang menilai Termohon Peninjauan Kembali mempunyai hak atas tanah objek sengketa a quo sebagaimana diuraikan dalam posita gugatan Termohon Peninjauan Kembali terkait hubungan hukum antara Pemohon Peninjauan Kembali dengan objek sengketa; Mahkamah Agungb. Bahwa pertimbangan RepublikJudex Facti yang dikuatkan Judex Indonesia Juris tersebut jelas hanya semata-mata berdasarkan dalil dari Termohon Peninjauan Kembali bahwa dalam perkara dimaksud, sesuai dengan Yurisprudensi MARI Nomor 951 K/Sip/1973 Jo. Pasal 28 (1) Undang Undang Nomor 14 Tahun 1970 yang menyatakan bahwa pemeriksaan yang hanya memperhatikan keberatan-keberatan salah satu pihak saja adalah salah, dan hakim dalam menjatuhkan putusan dan memeriksa perkara harus objektif dan tidak boleh memihak; c. Bahwa berdasarkan pertimbangan Majelis Hakim pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang dijadikan sebagai pertimbangan hukum Pengadilan Tinggi menyatakan bahwa tanah dan gedung objek sengketa masih diduduki oleh suami/orang tua Termohon Peninjauan Kembali sejak tahun 1964 sampai dengan tahun 1993 (vide bukti P-12); d. Bahwa berdasarkan Akta Perikatan Jual Beli Nomor 3 tanggal 3 April 1973 (vide bukti T II – 1), Tergugat I telah menjual sebagian dari tanah yang diduduki oleh suami/orang tua Termohon Peninjauan Kembali Mahkamah Agungtersebut di atas kepada TergugatRepublik II; Indonesia

Hal. 54 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 54

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

e. Bahwa Akta Perikatan Jual Beli Nomor 3 tanggal 3 April 1973 telah ditindaklanjuti dengan Perjanjian Pemindahan dan Penyerahan Hak tanggal 29 Agustus 1975 (vide bukti T II – 4) yang ditandatangani oleh Tergugat I dan Mahkamah AgungTergugat II, namun Republik sama sekali tidak ada keberatan dariIndonesia pihak manapun mengenai kepemilikan tanah termasuk dari suami/orang tua Termohon Peninjauan Kembali yang pada saat itu menduduki tanah tersebut; f. Bahwa sesuai dengan Akta Perjanjian Pengosongan Nomor 79 tanggal 29 Agustus 1975 (vide bukti T II – 19), Akta Perjanjian Pengosongan Nomor 80 tanggal 29 Agustus 1975 (vide bukti T II – 20), dan Akta Perjanjian Pengosongan Nomor 81 tanggal 29 Agustus 1975 (vide bukti T II – 21), juga telah dilakukan pengosongan atas tanah dimaksud; g. Bahwa berdasarkan bukti-bukti dan dalil-dalil sebagaimana dimaksud pada angka 3 sampai dengan angka 6 tersebut di atas dapat Pemohon Peninjauan Kembali simpulkan bahwa suami/orang tua Termohon Peninjauan Kembali yang menurut pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah menduduki objek sengketa a quo menjadi tidak logis dan aneh apabila tidak melakukan keberatan atau upaya-upaya hukum lainnya terhadap terjadinya pengalihan hak atas tanah objek sengketa a quo; h. Bahwa jelas dan terbukti, pertimbangan Judex Facti yang dikuatkan Mahkamah AgungJudex Juris tidak berdasarkanRepublik fakta-fakta/dalil-dalil yang Indonesia terungkap di persidangan secara keseluruhan dan tidak mempunyai konsistensi dalam menyampaikan pertimbangan-pertimbangan hukumnya sehingga Putusan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat harus dibatalkan karena tidak sesuai dengan kaedah-kaedah hukum; i. Bahwa Pemohon Peninjauan Kembali sangat keberatan dengan pertimbangan Judex Facti yang dikuatkan Judex Juris yang menyatakan bahwa mengenai perbuatan Pemohon Peninjauan Kembali yang telah membuat Perjanjian Pelepasan dan Penyerahan Hak tertanggal 4 Oktober 1980 dengan Tergugat II terhadap sebagian objek sengketa seluas 12.640 m2 adalah terkualifikasi sebagai perbuatan melawan hukum pula karena sebagian objek sengketa tersebut adalah bagian dari objek sengketa yang dikuasai oleh Tergugat I yang telah terbukti penguasaan tersebut tanpa alas hak yang sah/tanpa memiliki dasar kepemilikan, adalah pertimbangan yang keliru dan tidak berdasarkan fakta-fakta hukum; j. Bahwa Pemohon Peninjauan Kembali tegaskan kembali, apabila benar Mahkamah Agungtelah terjadi Perjanjian Republik Pelepasan dan Penyerahan Hak Indonesia tertanggal 4

Hal. 55 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 55

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Oktober 1980 antara Pemohon Peninjauan Kembali dengan Tergugat II atas sebagian objek sengketa yang juga diduduki oleh Termohon Peninjauan Kembali dari tahun 1964 sampai dengan 1993, kategori dan Mahkamah Agungunsur-unsur manakah Republik yang menjadikan perjanjian tersebut Indonesia sebagai dasar dari perbuatan melawan hukum Pemohon Peninjauan Kembali, mengingat hal-hal sebagai berikut: 1) Bahwa seharusnya Pemohon Peninjauan Kembali mempunyai perlindungan hukum dan harus mendapat perlindungan hukum sebagai pembeli yang beriktikad baik karena jelas dan terbukti bahwa sebagian tanah objek sengketa yang menjadi objek perjanjian tersebut secara hukum pada tahun 1980 merupakan milik dari Tergugat II dan tidak mempunyai kaitan sama sekali dengan Tergugat I apalagi dengan Termohon Peninjauan Kembali. Sehingga sudah tepat dan berdasar hukum apabila Pemohon Peninjauan Kembali melakukan perjanjian peralihan hak atas tanah dengan Tergugat II. Dengan demikian Pemohon Peninjauan Kembali seharusnya diakui sebagai pembeli yang beriktikad baik karena tidak mengetahui adanya sengketa kepemilikan yang terjadi antara Termohon Peninjauan Kembali dan Tergugat I; 2) Bahwa memang benar Tergugat I melakukan perbuatan melawan Mahkamah Agunghukum karena menguasaiRepublik objek tanah sengketa a quoIndonesiapada tahun 1964, hal tersebut tidak serta merta menjadikan dasar perbuatan melawan hukum atas perjanjian antara Pemohon Peninjauan Kembali dengan Tergugat II. Bahwa sangat tidak adil dan berdasar hukum apabila suatu peristiwa hukum yang terjadi pada tahun 1964 antara Termohon Peninjauan Kembali dengan Tergugat I menjadikan alasan hukum terhadap perbuatan hukum yang dilakukan pada tahun 1980 antara Pemohon Peninjauan Kembali dengan Tergugat II yang sama sekali tidak mengetahui adanya perbuatan-perbuatan hukum yang dilakukan Tergugat I dengan Termohon Peninjauan Kembali pada tahun 1964. Dengan demikian pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tersebut sangat keliru karena tidak memberikan perlindungan hukum kepada pihak-pihak yang bertindak dengan iktikad baik dan tunduk serta patuh kepada ketentuan peraturan perundang-undangan; 3) Bahwa selain itu didalam dalil yang disampaikan Pemohon Mahkamah AgungPeninjauan Kembali padaRepublik persidangan di Pengadilan NegeriIndonesia Jakarta

Hal. 56 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 56

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Pusat, jelas-jelas menyatakan bahwa Pemohon Peninjauan Kembali sama sekali tidak menguasai tanah yang beralamat di Jalan Pancoran Timur II/4 sehingga tidak tepat apabila Pemohon Peninjauan Kembali Mahkamah Agungdinyatakan telah Republik melakukan perbuatan melawan Indonesia hukum dan harus membayar ganti rugi sebagaimana dituntut oleh Termohon Kasasi; 8. Bahwa Judex Juris telah terbukti khilaf dengan mengabaikan dan tidak menguji sama sekali pembuktian yang disampaikan Pemohon Peninjauan Kembali terkait dengan hubungan perbuatan melawan hukum yang dinyatakan secara sepihak kepada Pemohon Peninjauan Kembali; a. Bahwa perlu Pemohon Peninjauan Kembali tegaskan didalam dalil gugatan Termohon Peninjauan Kembali sama sekali tidak dapat membuktikan bahwa Pemohon Peninjauan Kembali telah melakukan perbuatan melawan hukum. Bahwa didalam pertimbangannya, Judex Facti yang dikuatkan Judex Juris terkesan mengait-kaitkan hubungan hukum antara peristiwa hukum yang dilakukan Termohon Peninjauan Kembali dengan Tergugat I dan peristiwa hukum yang dilakukan Tergugat II dengan Pemohon Peninjauan Kembali; b. Bahwa putusan pertimbangan hukum Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor 536/Pdt.G/2010/PN Jkt.Pst., tanggal 14 Juli 2011 memperlihatkan ketidakadilan Majelis Hakim. Bahwa Judex Facti yang Mahkamah Agungdikuatkan Judex Juris Republikdalam memberikan pertimbangan Indonesiahukumnya tidak secara menyeluruh bahkan tidak memberikan dasar hukum dalam pertimbangannya akan tetapi amar putusan yang dijatuhkan oleh Majelis Hakim menuruti hampir seluruh permohonan dari pihak Termohon Peninjauan Kembali/Termohon Kasasi/Para Penggugat; c. Bahwa dapat Pemohon Peninjauan Kembali tegaskan, Pemohon Peninjauan Kembali menguasai dan menempati tanah dan bangunan secara sah demi hukum berdasarkan Sertifikat Hak Pakai Nomor 146 Tahun 1998 tanggal 7 Mei 1998 atas nama Departemen Keuangan Republik Indonesia yang terletak di Jalan Pancoran Timur II Nomor 1, RT.010 RW.02, Jakarta Selatan yang sesuai penunjuk dulunya merupakan Tanah Negara Bekas Eigendom Verp. 6104 seb. dan 6940 seb. dengan perolehan sesuai ketentuan perundang-undangan; d. Bahwa apabila memang benar tanah dan bangunan berdasarkan Sertifikat Hak Pakai Nomor 146 Tahun 1998 tanggal 7 Mei 1998 termasuk kedalam objek perkara a quo, maka Pemohon Peninjauan Mahkamah AgungKembali memohon Majeli Republiks Hakim pada tingkat Peninjauan Indonesia Kembali,

Hal. 57 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 57

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

memutuskan perkara a quo dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: 1) Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 32 ayat (2) Peraturan Mahkamah AgungPemerintah Nomor Republik24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Indonesia Tanah (“PP Nomor 24/1997”) dinyatakan “Dalam hal atas suatu bidang tanah sudah diterbitkan sertipikat secara sah atas nama orang atau badan hukum yang memperoleh tanah tersebut dengan iktikad baik dan secara nyata menguasainya, maka pihak lain yang merasa mempunyai hak atas tanah itu tidak dapat lagi menuntut pelaksanaan hak tersebut apabila dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak diterbitkannya sertipikat itu tidak mengajukan keberatan secara tertulis kepada pemegang sertipikat dan Kepala Kantor Pertanahan yang bersangkutan ataupun tidak mengajukan gugatan ke pengadilan mengenai penguasaan tanah atau penerbitan sertipikat tersebut”; 2) Bahwa Sertifikat Hak Pakai Nomor 146 yang diterbitkan pada tanggal 7 Mei 1998 dengan demikian telah berlaku selama 13 tahun lebih, sehingga berdasarkan ketentuan Pasal 32 ayat (2) PP Nomor 24 Tahun 1997, maka pihak lain tidak terkecuali Para Penggugat tidak dapat lagi menuntut hak atas tanah tersebut; 3) Bahwa perolehan tanah yang terletak di Jalan Pancoran Timur II Mahkamah AgungNomor 1, RT.010 Republik RW.02, Jakarta Selatan, Kelurahan IndonesiaPancoran, Kecamatan Pancoran, Kotamadya Jakarta Selatan, Propinsi Daerah Ibukota Jakarta berdasarkan Sertifikat Hak Pakai Nomor 146 tahun 1998 tanggal 7 Mei 1998 atas nama pemegang hak Departemen Keuangan Republik Indonesia telah sesuai ketentuan perundang- undangan yang berlaku; 4) Bahwa Pemohon Peninjauan Kembali merupakan pembeli yang beriktikad baik dan oleh karenanya haruslah mendapat perlindungan hukum. Bahwa berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Nomor 1230 K/Sip/1980 tanggal 29 Maret 1982 jis. Yurisprudensi Mahkamah Agung R.I. Nomor 126 K/Sip/1962 tanggal 19 Juni 1962 dengan tegas dinyatakan “Bahwa Pembeli Tanah yang beriktikad baik harus dilindungi”; 5) Bahwa berdasarkan pembuktian yang disampaikan Pemohon Peninjauan Kembali tersebut di atas seharusnya berdasarkan kaidah hukum, Judex Facti mempunyai kewajiban untuk menjadikan bukti Mahkamah Agungtersebut sebagai pertimbangan Republik hukumnya dan menguji Indonesia hubungan

Hal. 58 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 58

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

pembuktian tersebut dengan dalil-dalil yang diajukan oleh Termohon Peninjauan Kembali. Dengan demikian pertimbangan Judex Facti yang dikuatkan Judex Juris tidak secara sepihak dalam menentukan Mahkamah Agungperbuatan melawan Republik hukum kepada Pemohon Peninjauan Indonesia Kembali; 9. Bahwa Judex Juris telah lalai karena secara nyata mengabaikan dan melampaui batas kewenangan dari instansi lain terkait dengan unsur kesalahan yang didalilkan telah dilakukan Pemohon Peninjauan Kembali; a. Bahwa Pemohon Peninjauan Kembali tegaskan, sangatlah terlalu sederhana dan cepat apabila Judex Facti yang dikuatkan Judex Juris mengaitkan unsur kesalahan yang dilakukan Pemohon Peninjauan Kembali sebagaimana pertimbangannya pada halaman 133 Putusan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang diambil alih sebagai pertimbangan hukum Pengadilan Tinggi, menyatakan bahwa: “Ketentuan Pasal 1365 KUHPerdata mensyaratkan adanya unsur kesalahan dari si pelaku, termasuk juga adanya unsur kesengajaan (dolus) atau adanya unsur kelalaian (culpa) dan termasuk adanya alasan pembenar dan pemaaf”; “Bahwa jika hal-hal tersebut dikaitkan dengan gugatan Termohon Kasasi, dimana berdasarkan bukti-bukti surat yang diajukan oleh kedua belah pihak sebagaimana telah dipertimbangkan di atas maka telah terbukti Mahkamah Agungpula bahwa Tergugat Republik I, Tergugat II, Pemohon Kasasi sertaIndonesia Tergugat IV telah melakukan kesalahan sebab Tergugat I secara dengan sengaja menguasai objek sengketa dengan tanpa dasar hukum yang sah sedangkan Tergugat II telah melakukan kelalaian (culpa) dengan tidak meneliti keabsahan kepemilikan objek sengketa oleh Tergugat I, demikian pula Pemohon Kasasi dan Tergugat IV secara hukum wajib untuk meneliti proses hukum dan keabsahan atas kepemilikan objek sengketa yang dikuasai dan diakui adalah milik Tergugat I tersebut sehingga unsur kesalahan tersebut telah terpenuhi pula”; b. Bahwa pertimbangan unsur kesalahan tersebut jelas-jelas juga sangat terkait dengan produk hukum yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang sebagaimana diamanahkan oleh peraturan perundang- undangan. Bahwa Judex Facti yang dikuatkan Judex Juris tanpa melakukan pengujian terhadap produk hukum yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang mengenai kepemilikan atas tanah membuat pertimbangan hukum yang menyatakan bahwa kepemilikan atas objek Mahkamah Agungsengketa yang dilakukan Republik oleh Tergugat II dan Pemohon Indonesia Peninjauan

Hal. 59 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 59

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Kembali dengan melakukan kesalahan (culpa) dengan tidak meneliti keabsahan kepemilikan objek sengketa oleh Tergugat I; c. Bahwa dengan dalil tersebut apabila Pemohon Peninjauan Kembali Mahkamah Agungmempunyai bukti kepemilikanRepublik yang sah atas tanah maka Indonesia dapat dikatakan bahwa Judex Facti dan Judex Juris dengan melampaui kewenangannya secara nyata mengabaikan dan membatalkan suatu produk hukum yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang atas kepemilikan tanah yang didasarkan oleh amanah perundang-undangan didalam hal ini Badan Pertanahan Nasional (BPN); d. Bahwa apabila dikaitkan dengan dalil Judex Facti yang dikuatkan Judex Juris yang mengatakan bahwa Perjanjian Pelepasan Hak atas objek sengketa seluas 12.640 m2 tanggal 4 Oktober 1980 antara Tergugat II dengan Pemohon Peninjauan Kembali dengan unsur kesalahan tersebut di atas, maka sudah jelas dan pasti Pemohon Peninjauan Kembali sebagai Instansi Pemerintah yang taat hukum dalam memperoleh tanah yang dijadikan sebagai aset negara dan melakukan prosedural sebagaimana ditentukan oleh peraturan perundang-undangan; e. Bahwa terbukti secara jelas sejak tahun 1980 hingga saat ini tidak ada satupun keberatan atau sanggahan yang ditujukan kepada Pemohon Peninjauan Kembali atas Perjanjian Pelepasan hak tersebut. Bahwa Mahkamah Agungdengan pertimbangan RepublikJudex Facti yang tidak menyeluruh Indonesia dan parsial serta melampaui wewenang tersebut membuktikan bahwa tidak ada kepastian hukum dan perlindungan hukum kepada Pemohon Peninjauan Kembali, yang telah menguasai fisik tanah secara terus menerus tanpa terputus-putus dan merupakan pembeli yang beriktikad baik yang dilindungi oleh undang-undang; f. Bahwa seandainya benar (quod non) Sertifikat Hak Pakai Nomor 146 tahun 1998 tanggal 7 Mei 1998 yang dibuktikan oleh Pemohon Peninjauan Kembali pada upaya hukum banding merupakan bagian dari objek sengketa, maka terbukti bahwa Judex Facti dalam membuat pertimbangan melampaui batas wewenang dan keliru menerapkan hukum. Bahwa Pemohon Peninjauan Kembali tegaskan sebagai instansi pemerintah yang dalam melakukan perbuatan/kegiatan apapun selalu tunduk dan patuh sebagaimana yang telah ditentukan perundang-undangan; g. Bahwa Pemohon Peninjauan Kembali tegaskan sesuai ketentuan dan lazimnya suatu proses peralihan hak atas suatu tanah, sudah pasti Mahkamah AgungPemohon Peninjauan Republik Kembali akan melakukan berbagai Indonesia macam

Hal. 60 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 60

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

identifikasi dan klarifikasi atas status dan kepemilikan tanah tersebut yang sebelumnya pasti dilakukan secara hati-hati dan menyeluruh; Bahwa sudah jelas dan pasti sesuai ketentuan perundang-undangan, Mahkamah Agungpengajuan status atauRepublik hak kepemilikan atas tanah tersebut Indonesia diajukan oleh Pemohon Peninjauan Kembali kepada instansi yang berwenang (BPN); h. Bahwa BPN sebagai instansi yang mempunyai wewenang dalam menetapkan kepemilikan atas tanah pasti dan berdasar hukum sebelum membuat penetapan atas kepemilikan akan melakukan berbagai macam metode pengujian atas status tanah tersebut sehingga BPN dalam mengeluarkan suatu produk hukum berupa sertifikat kepemilikan yang dijamin dan dilindungi kepastiannya oleh undang-undang dan negara; i. Bahwa berdasarkan fakta dan bukti hukum yang disampaikan Pemohon Peninjauan Kembali di atas terbukti bahwa Judex Facti maupun Judex Juris telah melampaui batas kewenangannya dan salah menerapkan hukum dalam mempertimbangkan adanya unsur kesalahan yang didalilkan telah dilakukan oleh Pemohon Peninjauan Kembali; 10.Bahwa Judex Juris telah salah dalam menerapkan hukum terkait dalil adanya kerugian yang dialami oleh Pemohon Peninjauan Kembali dengan secara sepihak hanya mempertimbangkan dalil dan perhitungan yang disampaikan Termohon Peninjauan Kembali; Mahkamah Agunga. Bahwa dalam pertimbangan Republik hukumnya Majelis Hakim Pengadilan Indonesia Negeri Jakarta Pusat yang diambil alih sebagai pertimbangan hukum Pengadilan Tinggi DKI Jakarta yang kemudian dikuatkan dengan Putusan Kasasi Mahkamah Agung pada halaman 134 hanya mengatakan bahwa kerugian materiil maupun immateriil yang didalilkan oleh Termohon Peninjauan Kembali tersebut adalah beralasan hukum karena Para Tergugat telah terbukti menguasai objek sengketa secara melawan hukum yang menyebabkan Termohon Peninjauan Kembali sebagai ahli waris dari Mulja Djaja Tan Liang Hin tidak dapat memanfaatkan objek sengketa tersebut dalam tenggang waktu yang cukup lama, yang tentu menimbulkan kerugian materiil dan immateriil; b. Bahwa pertimbangan adanya kerugian tersebut melanggar prinsip-prinsip kepastian dan keadilan, yaitu: 1) Bahwa pertimbangan Judex Facti yang dikuatkan Judex Juris yang mengatakan bahwa Para Tergugat telah secara melawan hukum yang menyebabkan Termohon Peninjauan Kembali menderita kerugian Mahkamah Agungadalah dalil yang sangat Republik tidak adil dan melanggar kepastian Indonesia hukum

Hal. 61 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 61

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Pemohon Peninjauan Kembali. Bahwa dengan tegas Pemohon Peninjauan Kembali nyatakan didalam pertimbangan hukum Judex Facti yang dikuatkan Judex Juris sama sekali tidak pernah Mahkamah Agungmenyatakan atauRepublik membuktikan Pemohon Peninjauan Indonesia Kembali telah menduduki objek sengketa. Dalil dalam pertimbangan Judex Facti yang dikuatkan Judex Juris terhadap Pemohon Peninjauan Kembali hanya mengait-kaitkan Pemohon Peninjauan Kembali dengan perkara a quo karena adanya Akta Pelepasan Hak tahun 1980 dengan Tergugat II. Bahwa sangat tidak adil dan menciderai prinsip hukum apabila tanpa adanya bukti, dalil, pertimbangan Judex Facti yang bisa menjelaskan bahwa Pemohon Peninjauan Kembali menduduki objek sengketa, namun dengan tiba-tiba dan dipaksakan, didalam unsur kerugian Pemohon Peninjauan Kembali dinyatakan telah menduduki objek sengketa serta ikut menanggung kerugian yang diderita oleh Termohon Peninjauan Kembali; 2) Apabila dikaitkan dengan metode penghitungan jumlah kerugian yang diderita oleh Termohon Peninjauan Kembali bahwa jelas dan terbukti Termohon Peninjauan Kembali hanya melakukan penghitungan berdasarkan asumsi belaka tanpa melibatkan suatu badan atau instansi yang sesuai ketentuan perundang-undangan berhak untuk Mahkamah Agungmelakukan penilaian Republik dan penghitungan suatu aset tertentu; Indonesia 11. Bahwa Judex Juris nyata-nyata telah khilaf membuat pertimbangan hukum dengan mengabaikan fakta-fakta yang ada dan Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 7 Tahun 2012 tentang Rumusan Hasil Rapat Pleno Kamar Mahkamah Agung Sebagai Pedoman Pelaksanaan Tugas Bagi Pengadilan; a. Bahwa dalam pertimbangan hukum Majelis Hakim tingkat kasasi pada halaman 87 putusan Mahkamah Agung Nomor 205 K/PDT/2013 dinyatakan bahwa, ”Sesuai dengan fakta di persidangan, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa sebelum melakukan transaksi Tergugat II, Tergugat III, dan Tergugat IV telah melakukan penelitian mengenai status tanah objek sengketa sehingga para Tergugat bukan termasuk pembeli/ penyewa beriktikad baik meskipun transaksi tersebut dilakukan di depan pejabat yang berwenang”, adalah pertimbangan yang keliru; b. Bahwa Judex Juris dalam membuat pertimbangan hukum mengabaikan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 7 Tahun 2012 tentang Rumusan Hasil Rapat Pleno Kamar Mahkamah AgungMahkamah Agung SebagaiRepublik Pedoman Pelaksanaan TugasIndonesia Bagi

Hal. 62 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 62

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Pengadilan pada Rapat kamar perdata Mahkamah Agung Republik Indonesia dinyatakan pada bagian Sub Kamar Perdata Umum angka IX bahwa, ”Perlindungan harus diberikan kepada pembeli yang iktikad baik Mahkamah Agungsekalipun kemudian Republik diketahui bahwa penjual adalah Indonesia orang yang tidak berhak (objek jual beli tanah); Pemilik asal hanya dapat mengajukan gugatan ganti rugi kepada Penjual yang tidak berhak”; c. Bahwa Judex Juris dalam membuat pertimbangan hukum mengabaikan ketentuan mengenai prinsip-prinsip hukum yang ada dalam ketentuan mengenai Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah. Bahwa pendaftaran tanah pada hakekatnya adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah secara terus menerus, berkesinambungan dan teratur meliputi pengumpulan, pengolahan, pembukuan, dan penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis dalam bentuk peta dan daftar. Bahwa dalam melakukan rangkaian pendaftaran tanah sampai dengan terbitnya suatu sertifikat hak pakai, sangat tidak mungkin Badan Pertanahan Nasional tidak melakukan penelitian dan klarifikasi atas asal usul tanah serta peristiwa peralihan/perolehan haknya sehingga menerbitkan suatu alas hak atas tanah/sertifikat hak pakai tersebut; Mahkamah Agungd. Bahwa berdasar fakta Republik-fakta dan ketentuan-ketentuan tersebut Indonesiaseandainya benar (quod non) Sertifikat Hak Pakai Nomor 146 Tahun 1998 tanggal 7 Mei 1998 atas nama Kementerian Keuangan in casu Pemohon Peninjau Kembali merupakan bagian dari objek perkara a quo¸ maka sangat tidak beralasan hukum apabila Pemohon Peninjauan Kembali dinyatakan telah melakukan perbuatan melawan hukum dan menyerahkan objek sengketa tersebut kepada Termohon Peninjauan Kembali; e. Bahwa dengan fakta dan ketentuan hukum sebagaimana maksud di atas, semestinya pihak-pihak yang harus dihukum adalah pihak-pihak yang senyata-nyatanyalah yang telah melakukan perbuatan melawan hukum;  Memori Pemohon Peninjauan Kembali dari Pemohon Peninjauan Kembali II: A. Ditemukannya Bukti Baru Yang Bersifat Menentukan Yang Pada Waktu Perkara Diperiksa Tidak Dapat Ditemukan (Novum) (Pasal 67 huruf b UU MA); Ditemukan surat-surat bukti baru yang bersifat menentukan (Novum) yang pada waktu perkara a quo diperiksa/disidangkan pada tingkat Pertama, tingkat Banding, sampai adanya Putusan Kasasi Mahkamah Agung Nomor 205 MahkamahK/Pdt/2013, Agung tanggal 23 Juli 2013 Republik, tidak pernah diajukan sebagai aIndonesialat bukti dan

Hal. 63 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 63

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

atau dijadikan dasar penilaian pembuktian oleh Majelis Hakim yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara a quo sebagaimana ditentukan dalam Pasal 67 huruf b UU MA. Novum tersebut melekat dalam alat bukti surat berupa Mahkamah Agungkeadaan baru yang ketiRepublikka perkara diperiksa belum Indonesia diungkap dalam persidangan; Suatu keadaan baru/fakta berkualifikasi sebagai Novum menurut Pasal 67 huruf b UU MA apabila memenuhi syarat-syarat: 1. Bukti surat yang isinya memuat suatu fakta yang sudah ada pada saat persidangan ketika perkara diperiksa dan sebelum diputus; 2. Fakta yang sudah ada dalam surat itu belum diajukan dan diperiksa atau terungkap di dalam persidangan ketika perkara diperiksa dan sebelum diputus, melainkan baru diketahui/ditemukan setelah perkara diputus; 3. Apabila diajukan dan diperiksa dan dipertimbangkan oleh pengadilan, maka putusan pengadilan akan berlainan dengan putusan pengadilan yang terakhir; Novum tersebut ditemukan oleh Desinara Theresia Siregar di Jakarta dan Depok pada tanggal 11, 21, 23, 24, 25 April 2014 dan 26 Mei 2014, dan di Bandung pada tanggal tanggal 24 April 2014. Bukti-bukti tersebut belum pernah diajukan sebagai bukti dalam persidangan sebelumnya, sehingga bukti-bukti dimaksud dapat diterima untuk dipertimbangkan dalam tingkat Peninjauan Kembali ini, hal mana sesuai dengan Yurisprudensi Tetap Mahkamah Agung Mahkamah NomorAgung422 K/Sip/1959 tanggal Republik 28 November 1959, yang intinya Indonesia berbunyi, "Hal yang merupakan Novum ialah yang belum pernah diajukan dalam pemeriksaan tingkat pertama dan pemeriksaan tingkat banding, ..."; Alat bukti baru (Novum) yang diajukan Pemohon PK adalah sebagai berikut: 1. Novum Pertama: Surat Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I. Nomor AHU.4.AH.10.01-53, tanggal 21 April 2014 Perihal Permohonan Informasi Status Kewarganegaraan Tan Liang Hin (Bukti PK-I); a. Surat ini ditemukan pada tanggal tanggal 25 April 2014, oleh karenanya masih dalam tenggang waktu 180 (seratus delapan puluh) hari sesuai ketentuan undang-undang; b. Surat tersebut menerangkan bahwa berdasarkan data yang ada pada Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum, Tan Liang Hin tidak terdaftar dalam permohonan pewarganegaraan. Dengan keterangan tersebut dapat dipastikan bahwa Tan Liang Hin bukanlah Warga Negara Mahkamah AgungIndonesia; Republik Indonesia

Hal. 64 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 64

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

c. Tan Liang Hin tidak pernah terbukti Melepaskan Kewarganegaraan Republik Rakyat Tiongkok untuk Tetap Menjadi Warga Negara Republik Indonesia. Undang Undang Nomor 2 Tahun 1958 tentang Persetujuan Mahkamah AgungAntara Republik Republik Indonesia Dan Republik Rakyat TiongkokIndonesia Mengenai Soal Dwikewarganegaraan mewajibkan kepada setiap orang yang mempunyai dwikewarganegaraan untuk menentukan pilihannya, apakah ia akan melepaskan kewarganegaraan RRC dan menjadi warganegara Indonesia, atau tetap menjadi warganegara RRC dengan kehilangan kewarganegaraan Indonesia (vide Pasal 1 UU Nomor Tahun 1958). Bagi dwikewarganegaraan yang dewasa tidak menyatakan pilihannya dalam waktu 2 tahun berlaku ketentuan: i. Ia dianggap telah memilih kewarganegaraan RRC, kalau ayahnya keturunan Cina; ii. Ia dianggap telah memilih kewarganegaraan Indonesia, kalau ayahnya keturunan Indonesia (vide Pasal V UU Nomor 2 Tahun 1958); d. Menurut Pasal II ketentuan-ketentuan Konversi Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) tanah usaha dapat dikonversi menjadi hak milik apabila pemiliknya memenuhi ketentuan Pasal 21 UUPA, yaitu harus WNI Tunggal, tidak boleh WNI dengan Dwikewarganegaraan; Mahkamah Agunge. Tan Liang Hin tidakRepublik boleh membeli tanah usaha Indonesia dari penduduk setempat, karena berdasarkan Bukti PK-I Tan Liang Hin pada saat membeli tanah-tanah usaha tersebut dari penduduk setempat bukan berstatus WNI Tunggal. Bahkan seharusnya yang bersangkutan terkena sanksi Pasal 26 ayat 2 UUPA yang berbunyi sebagai berikut: ”Setiap jual beli, penukaran, penghibahan, pemberian dengan wasiat dan perbuatan-perbuatan lain yang dimaksudkan untuk langsung atau tidak langsung memindahkan hak milik kepada orang asing, kepada seorang warganegara yang disamping kewarganegaraan Indonesianya mempunyai kewarganegaraan asing atau kepada suatu badan hukum, kecuali yang ditetapkan oleh Pemerintah termaksud dalam Pasal 21 ayat 2, adalah batal karena hukum dan tanahnya jatuh kepada Negara, dengan ketentuan, bahwa hak-hak pihak lain yang membebaninya tetap berlangsung serta semua pembayaran yang telah diterima oleh pemilik tidak dapat dituntut kembali”; Mahkamah Agungf. Pasal I ayat 1 Ketentuan Republik Konversi UUPA berbunyi: Indonesia

Hal. 65 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 65

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

“Hak eigendom dikonversi menjadi hak milik jika yang mempunyainya memenuhi syarat sebagai pemilik, yaitu WNI yang berkewarganegaraan tunggal atau badan hukum yang ditunjuk sebagai yang dapat mempunyai Mahkamah Agunghak milik”; Republik Indonesia g. Untuk memperoleh penegasan tentang status “yang mempunyainya”, pada tanggal 24 September 1960 itu, maka ditentukan dalam Pasal 2 Peraturan Menteri Agraria Nomor 2 Tahun 1960, bahwa orang-orang WNI (baik ia asli atau pun tidak asli) yang pada tanggal itu telah berkewarganegaraan tunggal dalam waktu 6 (enam) bulan yaitu sebelum 24 Maret 1961 wajib datang pada Kepala Kantor Pendaftaran Tanah (KKPT ) yang bersangkutan untuk memberi ketegasan mengenai kewarganegaraannya itu. Selanjutnya Pasal 4 PMA Nomor 2 Tahun 1960 menyatakan,“Hak-hak eigendom yang setelah jangka waktu 6 (enam) bulan tersebut pada Pasal 2 lampau pemiliknya tidak datang pada KKPT atau yang pemiliknya tidak dapat membuktikan, bahwa ia berkewarganegaraan Indonesia tunggal, oleh KKPT dicatat pada asli aktanya sebagai dikonversi menjadi Hak Guna Bangunan, dengan jangka waktu 20 (dua puluh) tahun.” Kemudian Peraturan Menteri Dalam Negeri (PMDN) Nomor 2 Tahun 1970 yang isinya, “Barang siapa yang pada tanggal 24 September 1960 mempunyai tanah dengan hak Mahkamah Agungbarat yang dikonversi Republik menjadi Hak Guna Bangunan (HGB)Indonesia dan Hak Guna Usaha (HGU) dan hingga berlakunya peraturan ini belum mempunyai sertipikatnya, diwajibkan sebelum tanggal 24 September 1970 datang ke kantor pendaftaran tanah untuk meminta sertipikat yang bersangkutan. Jika tidak, maka HGB dan HGU dianggap telah hapus sejak 24 September 1971; Kesimpulan: Berdasarkan Bukti PK-I jual beli atau pemindahkan hak milik atas tanah yang pernah terjadi kepada Tan Liang Hin adalah batal hukum, sebagaimana ditentukan Pasal 26 ayat 2 UUPA; 2. Novum Kedua: 1) Berita Acara Sita Eksekusi Nomor 06/Del/2014/PN Jkt.Sel., Jo. Nomor 07/2014.Eks., Jo. Nomor 536/Pdt.G/2010/PN Jkt.Pst., Jo. Nomor 124/ PDT/2012/PT DKI, Jo. Nomor 205 K/Pdt/2013 tanggal 8 April 2014 (Bukti PK-II.A); 2) Surat Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Nomor W7-Dd.Ht.04. Mahkamah Agung10.029.2014 1031 tanggal Republik 17 April 2014, perihal Permohonan Indonesia Bantuan

Hal. 66 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 66

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

untuk Melakukan Sita Eksekusi Dalam Perkara Nomor 07/2014.Eks yang ditujukan kepada Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (Bukti PK-II.B); Mahkamah Agung3) Surat Ketua PengadilanRepublik Negeri Jakarta Pusat IndonesiaNomor W10- U.1.Ht.07/2014.Eks., Jo. Nomor 536/Pdt.G/2010/PN Jkt.Pst., V.2014.01.5962.Estu tanggal 22 Mei 2014, perihal Penjelasan tentang Pelaksanaan Sita Eksekusi Yang Ditujukan Kepada Pemohon Eksekusi (Bukti PK-II.C); a. Surat ini ditemukan pada tanggal 11, 21 April 2014 dan 26 Mei 2014, oleh karenanya masih dalam tenggang waktu 180 (seratus delapan puluh) hari sesuai ketentuan undang-undang; b. Bukti PK-II.A, PK-II.B dan PK-II.C tersebut pada intinya menerangkan bahwa oleh karena adanya ketidakjelasan mengenai batas-batas tanah yang akan disita serta adanya perbedaan luas tanah maka sita eksekusi tidak dapat dilaksanakan; c. Selengkapnya Bukti PK-II.C dikutip sebagai berikut: “Bahwa berdasarkan hal tersebut di atas setelah Pengadilan Negeri Jakarta Pusat memperhatikan permasalahan dan dokumen dalam perkara a quo serta Berita Acara Sita Eksekusi yang dibuat oleh Jurusita Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tertanggal 08 Mahkamah AgungApril 2014 Nomor Republik06/Del/2014/PN Jkt.Sel., Jo. 07/2014.EksIndonesiaJo. Nomor 536/Pdt.G/2010/PN Jkt.Pst., Jo. Nomor 124/PDT/2012/PT DKI, Jo. Nomor 205 K/Pdt/2013, terhadap: - Tanah dan 3 bangunan gudang, seluas 23.500 m2, (dua puluh tiga ribu lima ratus meter persegi) yang dikuasainya, dan tanah seluas 12.640 m2 (dua belas ribu enam ratus empat puluh meter persegi) yang terletak di Pancoran Timur II/4 Jakarta Selatan, atas nama Mulya Djaya Tan Liang Hin, total luas 34.916 m2, yang tercatat dalam Buku Register Akta Jual Beli tahun 1964 dari Nomor 156 sampai dengan Nomor 177 yang dikeluarkan dari Kecamatan Mampang Prapatan yang dikuasai Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III dan IV, dengan batas- batas secara global yang sudah di pagar tembok: - Selatan Tanah Masyarakat; - Barat Jalan Pancoran Timur II; - Utara Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI; Mahkamah Agung- Timur Tanah Republik Masyarakat; Indonesia

Hal. 67 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 67

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Sesuai Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tertanggal 12 Maret 2014 Nomor 07/2014.Eks., Jo. Nomor 536/ Pdt.G/2010/PN Jkt.Pst., Jo. Nomor 124/PDT/2012/PT DKI, Jo. Mahkamah AgungNomor 205 RepublikK/Pdt/2013 tentang Sita Eksekusi , bahIndonesiawa pelaksanaan eksekusi atas objek dalam perkara a quo menjadi kabur (obscuur libel), oleh karenanya tidak dapat dijalankan”; d. Berdasarkan Bukti PK-IIA, PK-II.B dan PK-II.C dapat diketahui bahwa Penggugat dalam menyusun objek sengketa tidak menjelaskan secara rinci tanah mana yang dipermasalahkan, sehingga tidak diketahui batas-batasnya. Selain itu total luas tanah objek gugatan adalah 34.916 m2 sedangkan luas tanah milik Termohon PK asalnya adalah 36.140 m2, sehingga terdapat selisih seluas 1.224 m2; e. Bahwa terbukti objek gugatan tidak jelas atau kabur karena batas- batas tanah sengketa tidak sesuai dengan keadaan senyatanya di lokasi sengketa, dengan demikian sesuai Yurisprudensi Tetap Mahkamah Agung Putusan Nomor 81 K/Sip/1971 tanggal 9 Juli 1973, “karena setelah diadakan pemeriksaan setempat oleh Pengadilan Negeri atas perintah Mahkamah Agung, tanah yang dikuasai Tergugat ternyata tidak sama batas-batas dan luasnya Mahkamah Agungdengan yang terrcantum Republik dalam gugatan, gugatan hIndonesiaarus dinyatakan tidak dapat diterima,” maka gugatan Penggugat mestilah dinyatakan tidak dapat diterima. Yurisprudensi Tetap Mahkamah Agung tersebut tentang syarat dalam menyusun gugatan, khusus gugatan mengenai tanah, harus menyebut dengan jelas letak, batas-batas dan ukuran tanah. Tidak memenuhi syarat diatas gugatan menjadi tidak sempurna dan gugatan dinyatakan tidak dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard); f. Dengan demikian adalah sangat beralasan hukum apabila Majelis Hakim Agung pada tingkat peninjauan kembali membatalkan Putusan Kasasi Mahkamah Agung Nomor 205 K/Pdt/2013, tanggal 23 Juli 2013, yang telah menguatkan Putusan Banding Nomor 124/Pdt/2012/ PT DKI, tanggal 2 Juli 2012 Jo. Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor 536/Pdt.G/2010/PN Jkt.Pst., tanggal 28 Juli 2011 karena gugatan kabur disebabkan tidak jelas objek sengketanya; 3. Novum Ketiga. Mahkamah AgungSurat Keterangan Nomor 307/SR/UM/IV/2014Republik yang dikeluarkan Indonesia oleh Lurah

Hal. 68 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 68

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung (Bukti PK-III.A) yang menerangkan bahwa: Nama : Greta Tandjaja Irwan, B.A.; Mahkamah AgungAlamat : Komplek Republik Mega Asri III Nomor 15 RT. 07 RW.Indonesia 07 Kelurahan Sukaraja Kecamatan Cicendo; Tidak terdaftar sebagai penduduk RW 07 mengacu pada data buku induk kependudukan RT.07 RW.07, Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung; Surat ini ditemukan pada tanggal 24 April 2014, oleh karenanya masih dalam tenggang waktu 180 (seratus delapan puluh) hari sesuai ketentuan undang-undang; 4. Novum Keempat. Surat Nomor 471/215-Disdukcapil tanggal 18 Maret 2014 Perihal Data Kependudukan yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bandung (Bukti PK-III.B) yang menerangkan bahwa: Nama : Greta Tandjaja Irwan, B.A.; Alamat : Jalan Mega Asri III Nomor 15 RT.007 RW.007, Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Cicendo, Bandung; Tidak terdaftar pada Data Base Kependudukan Disdukcapil Kota Bandung; a. Surat ini ditemukan pada tanggal tanggal 24 April 2014 oleh karenanya Mahkamah Agungmasih dalam tenggang Republik waktu 180 (seratus delapan p uluhIndonesia) hari sesuai ketentuan undang-undang; b. Bukti PK–III.A dan PK–III.B ini membuktikan dan menerangkan bahwa Greta Tandjaja Irwan, B.A., (Penggugat VIII) bukan warga RT.07 RW.07 Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung sesuai alamat dalam gugatan; c. Identitas Greta Tandjaja Irwan, B.A., sebagai Penggugat tidak lengkap bahkan tidak jelas; d. Dengan demikian sangat berdasarkan hukum apabila Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini menyatakan menolak gugatan atau setidak- tidaknya menyatakan gugatan tidak dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard); 5. Novum Kelima. Surat Keterangan Nomor 454/SK/KU-04/III/2014 tanggal 20 Maret 2014 yang dikeluarkan oleh Pengurus RW 04 Kedoya Utara, Jakarta Barat (Bukti PK-IV) yang menerangkan bahwa: Mahkamah AgungNama : Erna; Republik Indonesia

Hal. 69 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 69

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Alamat : Jalan Kedoya Raya Nomor 101 RT.008/04, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat; Tidak terdaftar di Rukun Tetangga 008/04 Kedoya Utara maupun di Rukun Mahkamah AgungTetangga sekitarnya Republikdi wilayah Rukun Warga 04; Indonesia a. Surat ini ditemukan pada tanggal tanggal 23 April 2014, oleh karenanya masih dalam tenggang waktu 180 (seratus delapan puluh) hari sesuai ketentuan undang-undang; b. Bukti PK–IV ini membuktikan dan menerangkan bahwa Erna (Penggugat III) bukan warga Rukun Tetangga 008/04, maupun di Rukun Tetangga sekitarnya di wilayah Rukun Warga 04 Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat sesuai alamat dalam gugatan; c. Identitas Erna sebagai Penggugat tidak lengkap bahkan tidak jelas; Dengan demikian sangat berdasarkan hukum apabila Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini menyatakan menolak gugatan atau setidak- tidaknya menyatakan gugatan tidak dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard); 6. Novum Keenam. Surat Keterangan tanggal 24 Maret 2014 yang dikeluarkan oleh Pengurus RT.02/15 Perumahan Depok Indah II, Kelurahan Beji, Kecamatan Beji, Kota Depok (Bukti PK-V) yang menerangkan bahwa: Mahkamah AgungNama : Flora Djaja ; Republik Indonesia Alamat : Perum Depok Indah II Blok E Nomor 6 RT/RW.002/015, Beji, Kota Depok; Yang bersangkutan sudah tidak menempati/tinggal di alamat Perumahan Depok Indah II Blok E Nomor 6 RT/RW.002/015, Beji, Kota Depok. Dan bahwa yang bersangkutan dahulu adalah pengontrak di rumah tersebut dan yang sekarang sudah pindah alamat; a. Surat ini ditemukan pada tanggal 25 April 2014 oleh karenanya masih dalam tenggang waktu 180 (seratus delapan puluh) hari sesuai ketentuan undang-undang; b. Bukti PK–V ini membuktikan dan menerangkan bahwa Flora Djaja (Penggugat IV) bukan warga Perum Depok Indah II Blok E Nomor 6 RT/RW.002/015, Beji, Kota Depok sesuai alamat dalam gugatan; c. Ia hanya mengontrak di alamat tersebut tanpa memiliki identitas yang sah sebagai alat bukti otentik, karena itu patut dipertanyakan kebenaran identitasnya; Mahkamah AgungKesimpulan: Republik Indonesia

Hal. 70 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 70

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

a. Berdasarkan Bukti PK–IIIA, PK–IIIB, PK–IV dan PK-V tersebut di atas diketahui fakta bahwa Penggugat tidak jelas identitasnya, sehingga gugatan Penggugat menjadi cacat formil. Gugatan yang diajukan oleh Mahkamah AgungPengugat tidak memenuhiRepublik persyaratan isi gugatan berdasarkanIndonesia Pasal 8 Sub 3 Burgerlijke-Rechtsvorderings (BRv) yang mengharuskan isi Gugatan terdiri dari: 1) Indentitas lengkap para pihak; 2) Fundamentum Petendi (Positum); 3) Petitum; b. Berdasarkan empat Novum di atas (Bukti PK–IIIA, PK–IIIB, PK–IV dan PK–V) secara yuridis formal, gugatan Penggugat seharusnya dinyatakan tidak dapat diterima oleh karena baik subjek maupun objek sengketa tidak jelas. Batas-batas objek sengketa tidak jelas dan luas objek sengketa pun tidak sesuai kenyataan di lapangan, demikian juga Penggugat Greta Tandjaja Irwan, B.A., Erna dan Flora Djaja tidak lengkap dan jelas identitasnya; c. Fakta baru tersebut menunjukkan bahwa gugatan Penggugat secara hukum acara mengandung cacat yuridis karena undang-undang mengharuskan bahwa sebuah gugatan yang benar haruslah benar subjeknya maupun objeknya, sehingga dengan demikian gugatan dari Penggugat haruslah Mahkamah Agungditolak atau setidak-tidaknya Republikdinyatakan tidak dapat diterima; Indonesia B. Terdapat Putusan Yang Bertentangan Satu Dengan Yang Lain (Pasal 67 huruf e UU MA). 1. Terdapat dua putusan perdata yang saling bertentangan antara putusan yang satu dengan putusan lainnya pada tingkat peradilan yang sama dengan objek sengketa yang sama, yakni: a. Putusan Kasasi Mahkamah Agung Nomor 205 K/Pdt/2013 tanggal 23 Juli 2013 (yang sedang dimohonkan peninjauan kembali) Jo. Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta Nomor 124/Pdt/2012/PT DKI, tanggal 2 Juli 2012 Jo. Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor 536/Pdt.G/2010/PN Jkt.Pst., tanggal 28 Juli 2011, dan b. Putusan Kasasi Mahkamah Agung Nomor 1952 K/Pdt/1991 tanggal 31 Januari 1994 Jo. Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta Nomor 201/PDT/1988/PT DKI, tanggal 31 Maret 1989 Jo. Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor 638/Pdt.G/1985/PN Jkt.Pst., tanggal 30 September 1987; Mahkamah 2Agung. Putusan Kasasi Mahkamah RepublikAgung Nomor 205 K/Pdt/2013 tanggalIndonesia 23 Juli

Hal. 71 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 71

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

2013 adalah perkara perbuatan melawan hukum antara PT Sarinah (Persero) dan kawan-kawan sebagai Tergugat melawan Farida Djaya dan kawan-kawan sebagai Penggugat, sedangkan Putusan Kasasi Mahkamah AgungMahkamah Agung RepublikNomor 1952 K/Pdt/1991 tanggal Indonesia 31 Januari 1994 adalah perkara perbuatan melawan hukum antara H. Abdul Hamid Hanari sebagai Penggugat melawan PT Sarinah (Persero) dan kawan-kawan sebagai Tergugat; 3. Perkara Kasasi Nomor 205 K/Pdt/2013 tanggal 23 Juli 2013 dan Nomor 1952 K/Pdt/1991 tanggal 31 Januari 1994 memiliki keterkaitan dan kesamaan, mengenai objek sengketa yang sama yaitu tanah terletak di Jalan Pancoran Timur II/4, Jakarta Selatan, dan kedua perkara tersebut diperiksa, diadili dan diputus oleh pengadilan yang sama pula yaitu mulai dari Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Pengadilan Tinggi Jakarta dan Mahkamah Agung; 4. Dua (2) perkara yang diputus oleh Mahkamah Agung tersebut memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67 huruf (e) UU MA mengenai alasan Peninjauan Kembali, yaitu: 1. Terdapat Dua Atau Lebih Putusan Yang Saling Bertentangan. a. Putusan Kasasi Mahkamah Agung Nomor 205 K/Pdt/2013 tanggal 23 Juli 2013 menyatakan: Mahkamah Agung- Menolak PermohonanRepublikKasasi dari Para Pemo honIndonesia Kasasi/Para Tergugat 1. PT Sarinah (Persero), 2. Pemerintah R.I. c.q. Kementerian Keuangan R.I., 3. PT Bandha Graha Reksa Persero, tersebut; - Menghukum Para Pemohon Kasasi/Para Tergugat untuk membayar biaya perkara dalam tingkat kasasi ini sebesar Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah); b. Dengan ditolaknya permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi Nomor 205 K/Pdt/2013 tanggal 23 Juli 2013 berarti secara hukum yang berlaku adalah Putusan Tingkat Banding Pengadilan Tinggi Jakarta dengan Putusan Nomor 124/Pdt/2012/PT DKI, tanggal 2 Juli 2012 Jo. Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor 536/Pdt.G/2010/PN Jkt.Pst., tanggal 28 Juli 2011, yang amarnya berbunyi (diktum ke 5): Menyatakan Para Penggugat adalah pemilik yang sah atas 22 bidang tanah dan bangunan gudang yang terletak di Jalan Mahkamah AgungPancoran Timur Republik II/4, Jakarta Selatan atas nama IndonesiaMulya Djaya

Hal. 72 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 72

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Tan Liang Hin, total luas 34.916 m2 yang tercatat dalam Buku Register Akta Jual Beli Tahun 1964 dari Nomor 156 sampai dengan 177 yang dikeluarkan dari Kecamatan Mampang Mahkamah AgungPrapatan Republik yang dikuasai Tergugat I dan TergugatIndonesia III, dengan batas-batas secara global yang sudah dipagar tembok: - Selatan Tanah Masyarakat; - Barat Jalan Pancoran Timur II; - Utara Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I.; - Timur Tanah Masyarakat; c. Putusan Kasasi Mahkamah Agung Nomor 205 K/Pdt/2013 tanggal 23 Juli 2013 tersebut didasarkan pada pertimbangan (halaman 136, Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor 536/Pdt.G/ 2010/PN): “…. sedangkan berdasarkan bukti P-3 tentang Buku Register Akta Jual Beli Tahun 1964 dari Nomor Akta 156 sampai dengan Nomor 177 atas nama Mulja Djaja Tan Liang Hin yang terdaftar di Kantor Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan tersebut, telah ternyata bahwa objek sengketa masih tercatat atas nama Mulja Djaja Tan Liang Hin….” d. Putusan Kasasi Mahkamah Agung Nomor 205 K/Pdt/2013 tanggal Mahkamah Agung23 Juli 2013 tersebutRepublik sebagaimana dikutip diatas Indonesiapada pokoknya menyatakan, bahwa tanah sengketa adalah milik ahli waris Tan Liang Hin; e. Sedangkan Putusan Kasasi Mahkamah Agung Nomor 1952 K/Pdt/1991 tanggal 31 Januari 1994 menyatakan: - Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi H. Abdul Hamid Hanari tersebut; - Menghukum Pemohon Kasasi untuk membayar biaya perkara dalam tingkat kasasi ini ditetapkan sebesar Rp20.000,00 (dua puluh ribu rupiah); f. Putusan kasasi Nomor 1952 K/Pdt/1997 tanggal 31 Januari 1994 menolak permohonan kasasi Pemohon Kasasi, sehinga berlaku Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta Nomor 201/Pdt/1988/PT DKI, tanggal 31 Maret 1989 yang diktumnya berbunyi sebagai berikut: MENGADILI Menerima permohonan Banding dari Pembanding I, semula Mahkamah AgungTergugat I: PT DEPARTEMENRepublik STORE INDONESIA Indonesia SARINAH

Hal. 73 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 73

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

dan Pembanding II, semula Tergugat III: PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA c.q. DEPARTEMEN KEUANGAN tersebut; Mahkamah AgungDalam Eksepsi Republik: Indonesia - Menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tanggal 30 September 1987 Nomor 638/Pdt.G/1985/PN Jkt.Pst., yang dimohonkan Banding tersebut; Dalam Pokok Perkara: - Membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tanggal 30 September 1987 Nomor 638/Pdt.G/1985/ PN Jkt.Pst., yang dimohonkan Banding tersebut; Dan Dengan Mengadili Sendiri: - Menolak gugatan dari Terbanding, semula Penggugat untuk seluruhnya; - Menyatakan tidak sah dan tidak berharga sita jaminan yang dilakukan oleh S.Nana Sujana,Sm,Hk., sebagaimana dimaksud dalam Berita Acara Penyitaan Jaminan tertanggal 13 Februari 1986 Nomor 04/PN.JS/1986 Del., dan karena itu diperintahkan pula agar sita jaminan tersebut diangkat; - Menghukum Terbanding, semula Penggugat untuk membayar Mahkamah Agungbiaya perkara Republik ini dalam kedua tingkatan peradilan, Indonesia yang untuk peradilan tingkat banding, hingga kini ditaksir sebesar Rp15.000,00 (lima belas ribu rupiah); g. Di dalam Putusan Kasasi Mahkamah Agung Nomor 1952 K/Pdt/ 1991 tanggal 31 Januari 1994 yang sudah berkekuatan hukum tetap dan secara otomatis memberlakukan Putusan Pengadilan Tinggi Nomor 201/Pdt/1988/PT DKI, tanggal 31 Maret 1989 pada halaman 9 disebutkan pertimbangan sebagai berikut: Menimbang, bahwa dari alat-alat bukti yang diajukan oleh Pembanding I, II, semula Tergugat I, III tersebut terbukti fakta- fakta sebagai berikut: 1. Tanah sengketa pemilik asalnya adalah Ny.Sri Purnamawati bukan H.Abdul Hamid Hanari (Terbanding, semula Penggugat); h. Hal ini menunjukkan bahwa untuk luas tanah sengketa yang semula dikuasai oleh PT Departement Store Indonesia Sarinah Mahkamah Agungdan dijual kepada Republik Tn.Kenneth Hidayat dan kemudian Indonesia dialihkan

Hal. 74 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 74

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

kepada Departemen Keuangan dan kini sudah menjadi Sertipikat Hak Pakai Nomor 146/Pancoran tanggal 7 Mei 1998 atas nama Departemen Keuangan seluas 12.640 m2 adalah merupakan Mahkamah Agungbagian da rRepubliki tanah yang dikuasai oleh PT DepartementIndonesia Store Indonesia Sarinah, dan menurut pertimbangan Pengadilan Tinggi Jakarta pemilik asalnya adalah Ny. Sri Purnamawati; i. Dari uraian tersebut di atas jelas, bahwa Putusan Kasasi Mahkamah Agung Nomor 205 K/Pdt/2013 tanggal 23 Juli 2013 dan Putusan Kasasi Mahkamah Agung Nomor 1952 K/Pdt/1991 tanggal 31 Januari 1994 tentang satu objek yang sama, yaitu tanah yang terletak di Jalan Pancoran Timur II/4, Jakarta Selatan, saling bertentangan. Putusan Kasasi Mahkamah Agung Nomor 205 K/Pdt/2013 tanggal 23 Juli 2013 menyatakan bahwa tanah yang terletak di Jalan pancoran Timur II/4, Jakarta Selatan adalah milik ahli waris Tan Liang Hin, sedangkan Putusan Kasasi Mahkamah Agung Nomor 1952 K/Pdt/1991 tanggal 31 Januari 1994 menyatakan bahwa tanah tersebut pemiliknya adalah Ny. Sri Purnamawati; j. Di perkara Kasasi Nomor 205 K/Pdt/2013 tanggal 23 Juli 2013 dinyatakan bahwa Pemohon PK melakukan Perbuatan Melawan Hukum namun di perkara Kasasi Nomor 1952 K/Pdt/1991 tanggal Mahkamah Agung31 Januari 1994 Republikdinyatakan tidak terbukti melakukan Indonesiaperbuatan melawan hukum. Apabila Putusan Kasasi Mahkamah Agung Nomor 1952 K/Pdt/1991 tanggal 31 Januari 1994 yang memiliki kesamaan dari sisi pihak, pokok perkara, dan pengadilan yang memeriksa, mengadili dan memutus dipertimbangkan pada saat memeriksa dan mengadili perkara Nomor 205 K/Pdt/2013 tanggal 23 Juli 2013 Mahkamah Agung tidak mungkin menjatuhkan putusan yang bertentangan dengan Putusan Kasasi Mahkamah Agung Nomor 1952 K/Pdt/1991 tanggal 31 Januari 1994 tersebut; k. Dengan demikian Putusan Kasasi Mahkamah Agung Nomor 205 K/Pdt/2013 tanggal 23 Juli 2013 dalam perkara antara PT Sarinah (Persero) dan kawan-kawan sebagai Tergugat melawan Farida Djaya dan kawan-kawan sebagai Penggugat dan Putusan Kasasi Mahkamah Agung Nomor 1952 K/Pdt/1991 tanggal 31 Januari 1994 dalam perkara antara H.Abdul Hamid Hanari sebagai Mahkamah AgungPenggugat melawan RepublikPT Sarinah (Persero), dan kawanIndonesia-kawan

Hal. 75 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 75

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

sebagai Tergugat memenuhi syarat materiil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67 huruf (e) UU MA; 2. Pihak yang Terlibat Dalam Putusan Yang Saling Bertentangan Tersebut Mahkamah AgungAdalah Sama; Republik Indonesia a. Syarat selanjutnya dalam Pasal 67 huruf (e) UU MA adalah pihak yang terlibat dalam putusan yang saling bertentangan tersebut adalah sama; Pihak yang terlibat dalam Putusan Kasasi Mahkamah Agung Nomor 205 K/Pdt/2013 tanggal 23 Juli 2013 antara lain adalah PT Sarinah (Persero), Kenneth Hidayat dan Pemerintah R.I. c.q. Kementerian Keuangan R.I. sebagai Tergugat I, II dan III melawan Farida Djaya dan kawan-kawan sebagai Penggugat, sedangkan Putusan Kasasi Mahkamah Agung Nomor 1952 K/Pdt/1991 tanggal 31 Januari 1994 pihak yang terlibat adalah H. Abdul Hamid Hanari sebagai Penggugat melawan PT Sarinah (Persero)/(dahulu bernama PT Departemen Store Indonesia Sarinah), Kenneth Hidayat dan Pemerintah R.I. c.q. Kementerian Keuangan R.I. sebagai Tergugat I, II dan III; b. Meskipun salah satu unsur Pasal 67 huruf (e) UU MA menyebutkan bahwa pihak yang terlibat dalam putusan perkara yang saling bertentangan tersebut adalah sama, namun apabila putusan tersebut soal atau dasar masalahnya sama, maka putusan tersebut memenuhi Mahkamah Agungketentuan Pasal 67 Republikhuruf (e) UU MA. Hal ini sesuai pendapat Indonesia M.Yahya Harahap, bahwa apabila pihak yang terlibat dalam putusan yang saling bertentangan itu tidak seluruhnya sama, hanya sebagian atau salah satu di antaranya sama, secara kasuistik dapat dibenarkan, dengan syarat substansi atau materi pokok yang terkandung di dalam putusan- putusan itu benar-benar sama (M.Yahya Harahap,S.H., Kekuasaan Mahkamah Agung Pemeriksaan Kasasi dan Peninjauan Kembali Perkara Perdata, Sinar Grafika, Jakarta, Januari 2008); c. Dalam permohonan peninjauan kembali ini objek sengketa dalam Putusan Kasasi Mahkamah Agung Nomor 205 K/Pdt/2013 tanggal 23 Juli 2013 dan Putusan Kasasi Mahkamah Agung Nomor 1952 K/Pdt/ 1991 tanggal 31 Januari 1994 adalah sama, yaitu tanah terletak di Jalan Pancoran Timur II/4, Jakarta Selatan. Dengan demikian kedua Putusan Kasasi Mahkamah Agung ini memenuhi syarat materiil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67 huruf (e) UU MA; Mahkamah3. AgungMengenai Soal Yang Sama Republik; Indonesia

Hal. 76 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 76

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

a. Syarat berikutnya dalam Pasal 67 huruf (e) UU MA adalah antara Putusan yang saling bertentangan tersebut terkandung soal yang sama atau dasar yang sama; Mahkamah Agungb. Sebagaimana telah Republik diuraikan pada butir 2 di atas, yangIndonesia menjadi objek sengketa dalam Putusan Kasasi Mahkamah Agung Nomor 205 K/Pdt/ 2013 tanggal 23 Juli 2013 dan Putusan Kasasi Mahkamah Agung Nomor 1952 K/Pdt/1991 tanggal 31 Januari 1994 adalah sama, yaitu tanah yang terletak di Jalan Pancoran Timur II/4, Jakarta Selatan; c. Dengan demikian Putusan Kasasi Mahkamah Agung Nomor 205 K/Pdt/ 2013 tanggal 23 Juli 2013 dan Putusan Kasasi Mahkamah Nomor Agung 1952 K/Pdt/1991 tanggal 31 Januari 1994 memenuhi syarat materiil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67 huruf (e) UU MA; 4. Oleh Pengadilan Yang Sama Atau Sama Tingkatnya; a. Pasal 67 huruf (e) UU MA juga mensyaratkan bahwa putusan yang saling bertentangan tersebut dijatuhkan oleh pengadilan yang sama atau sama tingkatnya, baik oleh pengadilan yang berada dalam lingkungan peradilan yang sama atau oleh pengadilan yang berada dalam lingkungan peradilan yang berbeda; b. Kedua putusan yang saling bertentangan dalam permohonan peninjauan kembali ini adalah putusan pada tingkat kasasi yang telah Mahkamah Agungberkekuatan hukum Republik tetap, yaitu Putusan Kasasi Mahkamah Indonesia Agung Nomor 205 K/Pdt/2013 tanggal 23 Juli 2013 dalam perkara gugatan antara PT Sarinah (Persero), dan kawan-kawan sebagai Tergugat melawan Farida Djaya dan kawan-kawan sebagai Penggugat dan Putusan Kasasi Mahkamah Agung Nomor 1952 K/Pdt/1991 tanggal 31 Januari 1994 dalam perkara perdata antara H.Abdul Hamid Hanari sebagai Penggugat melawan PT Sarinah (Persero) sebagai Tergugat, mengenai soal atau dasar masalah yang sama, yaitu tanah yang terletak di Jalan Pancoran Timur II/4, Jakarta Selatan; Kesimpulan: a. Dari uraian di atas tampak dengan jelas terdapat adanya putusan yang bertentangan satu dengan yang lain sebagaimana diatur dalam Pasal 67 huruf e UU MA; b. Berdasarkan ketentuan dan fakta-fakta hukum di atas, Putusan Kasasi Mahkamah Agung Perkara Nomor 205 K/Pdt/2013 tanggal 23 Juli 2013 Jo. Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta Nomor 124/Pdt/2012/PT DKI, Mahkamah Agungtanggal 2 Juli 2012 Jo.RepublikPutusan Pengadilan Negeri JakartaIndonesia Pusat

Hal. 77 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 77

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Nomor 536/Pdt.G/2010/PN Jkt.Pst., tanggal 28 Juli 2011 harus dibatalkan; C. Terdapat Kekhilafan Hakim Atau Suatu Kekeliruan Yang Nyata (Pasal 67 Mahkamah Agunghuruf f UU MA); Republik Indonesia Tentang Catatan Dalam Buku Registrasi Jual Beli Tahun 1964 Nomor 156 Sampai 177 Sebagai Bukti Kepemilikan Tanah; a. Bahwa Putusan Perkara Nomor 205 K/Pdt/2013 tanggal 23 Juli 2013 Jo. Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta Nomor 124/Pdt/2012/PT DKI, tanggal 2 Juli 2012 Jo. Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor 536/Pdt.G/2010/PN Jkt.Pst., tanggal 28 Juli 2011 diktum ke 5 menyatakan Para Penggugat (Termohon PK) adalah pemilik yang sah atas 22 bidang tanah dan bangunan yang terletak di Jalan Pancoran Timur II/4, Jakarta Selatan atas nama Mulya Djaya Tan Liang Hin, total luas 34.914 m2 yang tercatat dalam Buku Register Akta Jual Beli Tahun 1964 dari Nomor 156 sampai dengan 177 yang dikeluarkan dari Kecamatan Mampang Prapatan yang dikuasai Tergugat I dan Turut Tergugat III, dengan batas-batas secara global yang sudah di pagar tembok: - Selatan Tanah Masyarakat; - Barat Jalan Pancoran Timur II; Mahkamah Agung- Utara Kementerian Republik Tenaga Kerja dan Transmigrasi Indonesia R.I.; - Timur Tanah Masyarakat; b. Putusan tersebut didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut (halaman 136, Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor 536/ Pdt.G/2010/PN): Menimbang, bahwa sebagaimana telah dipertimbangkan di atas penguasaan objek sengketa oleh Tergugat I telah terbukti sebagai perbuatan melawan hukum karena Tergugat I telah gagal membuktikan dalil sangkalannya yang pada intinya menyatakan sebagai pemilik yang sah atas objek sengketa, sedangkan berdasarkan bukti P-3 tentang Buku Register Akta Jual Beli Tahun 1964 dari Nomor Akta 156 sampai dengan Nomor 177 atas nama Mulja Djaja Tan Liang Hin yang terdaftar di kantor Kecamatan Mampang Prapatan Jakarta Selatan tersebut, telah ternyata bahwa objek sengketa masih tercatat atas nama Mulja Djaja Tan Liang Hin, demikian pula bukti P 16-5 tentang surat keterangan dari Mahkamah AgungCamat Mampang RepublikPrapatan Nomor 602/1.771.1 Indonesiatanggal 23

Hal. 78 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 78

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

November 1988 yang menerangkan bahwa sehubungan dengan permintaan lisan dari Obstipus, dengan ini kami terangkan bahwa berdasarkan Buku Register Pencatatan Mutasi tanah Kantor Mahkamah AgungKecamatan Republik Mampang Prapatan pernah terjadi Indonesia jual beli dari beberapa pemilik sebagai penjual kepada sdr.Mulja Djaja Tan Liang Hin sebagai pembeli, sehingga membuktikan tidak ada peralihan hak kepada subjek hukum yang lain dari Mulja Djaja Tan Liang Hin, sehingga memberikan petunjuk bagi Majelis Hakim bahwa Mulja Djaja Tan Liang Hin adalah pemilik yang sah atas objek sengketa dalam perkara a quo; c. Bahwa pertimbangan tersebut adalah sangat keliru; d. Bahwa UUPA bersumber dari hukum adat yang bersifat Terang dan Tunai, maka tidak dikenal catatan-catatan dalam registrasi jual beli sebagai bukti kepemilikan hak atas tanah. Sifat terang di dalam hukum adat merupakan sumber utama dan sumber pelengkap dari UUPA (vide Pasal 5), dan untuk pembuktian peralihan hak harus secara kongkrit, artinya jual beli dan penyerahan haknya terjadi sekaligus dihadapan kepala desa, dan harganya pun dibayar secara tunai dihadapan kepala desa; e. Bahwa Tan Liang Hin maupun ahli warisnya sebagai Termohon PK Mahkamah Agungtidak dapat membuktikan Republik bahwa tanah objek sengketa Indonesia sudah dibayar ganti-ruginya kepada para pemilik asal; f. Bukti kepemilikan yang dapat diterima adalah apa yang diatur di dalam: 1. Penjelasan Pasal 24 ayat (1) PP Nomor 24 Tahun 1997; 2. Pasal 60 ayat (2) PMA/Ka.BPN Nomor 3 Tahun 1997; 3. Pasal 76 ayat (1) PMA/Ka.BPN Nomor 3 Tahun 1997; Selengkapnya berbunyi: “Alat-alat bukti tertulis yang dimaksudkan dapat berupa: 1) Grosse akta hak eigendom yang diterbitkan berdasarkan Overschrijvings Ordonnantie (S.1834-27), yang telah dibubuhi catatan, bahwa hak eigendom yang bersangkutan dikonversi menjadi hak milik; atau 2) Grosse akta hak eigendom yang diterbitkan berdasarkan Overschrijvings Ordonnantie (S.1834-27) sejak berlakunya Mahkamah AgungUUPA sampai tanggalRepublik pendaftaran tanah dilaksanakan Indonesia menurut

Hal. 79 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 79

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961 di daerah yang bersangkutan; atau 3) Surat tanda bukti hak milik yang diterbitkan berdasarkan Mahkamah AgungPeraturan Republik Swapraja yang bersangkutan; atau Indonesia 4) Sertipikat hak milik yang diterbitkan berdasarkan Peraturan Menteri Agraria Nomor 9 Tahun 1959; atau 5) Surat keputusan pemberian hak milik dari Pejabat yang berwenang, baik sebelum ataupun sejak berlakunya UUPA, yang tidak disertai kewajiban untuk mendaftarkan hak yang diberikan, tetapi telah dipenuhi semua kewajiban yang disebut di dalamnya; atau 6) Akta pemindahan hak yang dibuat di bawah tangan yang dibubuhi tanda kesaksian oleh Kepala Adat/Kepala Desa/ Kelurahan yang dibuat sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini; atau 7) Akta pemindahan hak atas tanah yang dibuat oleh PPAT, yang tanahnya belum dibukukan; atau 8) Akta ikrar wakaf/surat ikrar wakaf yang dibuat sebelum atau sejak mulai dilaksanakan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977; atau Mahkamah Agung9) Risalah lelangRepublik yang dibuat oleh Pejabat Indonesia Lelang yang berwenang, yang tanahnya belum dibukukan; atau 10) Surat penunjukan atau pembelian kaveling tanah pengganti tanah yang diambil oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah; atau 11) Petuk Pajak Bumi/Landrente, girik, pipil, kekitir dan Verponding Indonesia sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961; atau 12) Surat keterangan riwayat tanah yang pernah dibuat oleh Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan; atau 13) Lain-lain bentuk alat pembuktian tertulis dengan nama apapun juga sebagaimana dimaksud dalam Pasal II, VI dan VII Ketentuan-ketentuan Konversi UUPA”; Sedangkan Buku Register Akta Jual Beli (Tahun 1964 dari Nomor Akta 156 sampai dengan Nomor 177 atas nama Mulja Djaja Tan Liang Hin yang terdaftar di kantor Kecamatan Mampang Prapatan Mahkamah AgungJakarta Selatan) tidak Republik termasuk bukti kepemilikan yang diakuiIndonesia;

Hal. 80 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 80

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

g. Dengan demikian catatan-catatan dalam Buku Registrasi Jual Beli Tahun 1964 Nomor 156 Sampai 177 sebagai bukti kepemilikan hak atas tanah adalah keliru; Mahkamah Agungh. Ahli waris Tan RepublikLiang Hin dilihat dari Hukum Agraria Indonesia tidak mempunyai bukti kepemilikan karena bukti P-3 berupa Buku Register Akta Jual Beli tahun 1964 Nomor 156 sampai 177 atas nama Mulya Djaja Tan Liang Hin yang terdaftar di Kantor Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan bukan bukti kepemilikan hak atas tanah sesuai ketentuan: 1. Penjelasan Pasal 24 ayat (1) PP Nomor 24 Tahun 1997; 2. Pasal 60 ayat (2) PMA/Ka.BPN Nomor 3 Tahun 1997; 3. Pasal 76 ayat (1) PMA/Ka.BPN Nomor 3 Tahun 1997; Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan peninjauan kembali tersebut, Mahkamah Agung berpendapat: Bahwa permohonan Peninjauan Kembali yang diajukan oleh Para Pemohon Peninjauan Kembali dapat dibenarkan, karena baik oleh Judex Facti (Pengadilan Tinggi dan Pengadilan Negeri) serta Mahkamah Agung telah ditemukan suatu kekhilafan dan ataupun suatu kekeliruan yang nyata, dengan pertimbangan sebagai berikut: Tentang Permohonan Peninjauan Kembali I dahulu Tergugat III: Mahkamah -AgungBahwa Tergugat III memperoleh Republik hak atas sebahagian tanah Indonesia sengketa ex eigendom verp 6104 dan 6940 seb seluas 12.640 M2 dengan memberikan ganti kerugian kepada Tergugat I atas tanah yang semula dikuasai oleh Tergugat II dan kemudian Tergugat III mengajukan permohonan hak kepada negara i.c. Badan Pertanahan Nasional dan terbit Sertipikat Hak Pakai Nomor 146 tanggal 7 Mei 1998 yang selanjutnya dilakukan penguasaan dengan membangun gedung Kementerian Keuangan dan objek sengketa dikuasai terus tanpa gangguan sampai sekarang; - Bahwa sesuai ketentuan Pasal 32 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 24/1977 maka kepemilikan Tergugat III sudah lebih dari 5 tahun sebelum diajukannya gugatan ini, dilakukan dengan iktikat baik sehingga Hak Pakai Tergugat III harus dilindungi sebagai pembeli/pemilik yang beriktikat baik; Tentang Permohonan Peninjauan Kembali II dahulu Tergugat I: - Bahwa tanah sengketa semula adalah tanah ex. eigendom verp 6104 dan 6940 seb yang luas keseluruhannya adalah 36.140 M2 yang tidak pernah dikonversi sehingga berstatus sebagai tanah negara, diajukan gugatan oleh Para ahli waris Mahkamah TanAgung Liang Hin atas dasar berbagai Republik Akte Jual Beli yang dapat disamakan Indonesia dengan

Hal. 81 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 81

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

pengoperan hak garap dari para Penggarap, oleh Tan Liang Hin tidak didaftar kepada Badan Pertanahan Nasional sehingga secara hukum tidak beralih kepada Tan Liang Hin melainkan tetap menjadi tanah negara; Mahkamah Agung- Bahwa sesuai Surat KeteranganRepublik yang diterbitkan oleh KementrianIndonesia Hukum dan HAM tanggal 21 April 2014 Nomor AHU.4.AH.10.01-53 tanggal 21 April 2014 yang intinya bahwa Tan Liang Hin dalam kurun waktu diberikannya kesempatan untuk memilih kewarganegaraan Cina atau Indonesia tidak menggunakan haknya, sehingga sesuai ketentuahn Pasal 1 Undang Undang No.2 Tahun 1958 huruf i maka Tan Liang Hin berstatus “dwi kewarganegaraan” bukan “Wargnegara Indonesia” oleh karena itu – quod non – benar Tan Liang Hin memiliki hak atas tanah sengketa , maka sesuai ketentuan Pasal 21 Jo Pasal 26 Undang Undang Pokok Agraria haknya tersebut menjadi gugur; - Bahwa terlebih lagi kepemilikan Tergugat I i.c. PT Departemen Store Indonesia Sarinah telah ditentukan “statusnya” yaitu sebagai pemilik sah karena dalam perkara gugatan sebelumnya yaitu dalam perkara Nomor 638/Pdt.G/1985/PN Jkt.Pst., Jo. Nomor 201/PDT/1988/PT DKI, Jo. Nomor 1952 K/Pdt/1991 gugatan pihak yang mendaku sebagai pemilik objek sengketa telah ditolak dalam suatu putusan yang sudah berkekuatan hukum tetap; - Bahwa dari uraian di atas permohonan peninjauan kembali dapat dikabulkan Mahkamah Agungdan selanjutnya “menolak Republik gugatan Penggugat”; Indonesia Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas dengan tidak perlu mempertimbangkan alasan-alasan peninjauan kembali lainnya menurut Mahkamah Agung terdapat cukup alasan untuk mengabulkan permohonan peninjauan kembali yang diajukan oleh Pemohon Peninjauan Kembali I: PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA c.q. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA dan Pemohon Peninjauan Kembali II: PT SARINAH (PERSERO) dan membatalkan Putusan Mahkamah Agung Nomor 205 K/Pdt/2013 tanggal 23 Juli 2013 serta Mahkamah Agung akan mengadili kembali perkara ini dengan amar sebagaimana yang akan disebutkan di bawah ini; Menimbang, bahwa oleh karena Para Termohon Peninjauan Kembali dahulu Para Termohon Kasasi/Para Penggugat/Para Terbanding adalah pihak yang kalah, maka dihukum untuk membayar biaya perkara dalam semua tingkat peradilan dan dalam peninjauan kembali; Memperhatikan Undang Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, Undang Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang MahkamahMahk Agungamah Agung sebagaimana Republik telah diubah dan ditambah dengan IndonesiaUndang

Hal. 82 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 82

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang Undang Nomor 3 Tahun 2009 serta peraturan perundangan lain yang bersangkutan; M E N G A D I L I : Mahkamah AgungMengabulkan permohonan Republik peninjauan kembali dari PemohonIndonesia Peninjauan Kembali I: PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA c.q. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA dan Pemohon Peninjauan Kembali II: PT SARINAH (PERSERO), tersebut; Membatalkan Putusan Mahkamah Agung Nomor 205 K/Pdt/2013 tanggal 23 Juli 2013; MENGADILI KEMBALI 1. Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya; 2. Menghukum Para Termohon Peninjauan Kembali dahulu Para Termohon Kasasi/Para Penggugat/Para Terbanding untuk membayar biaya perkara dalam semua tingkat peradilan yang dalam pemeriksaan peninjauan kembali ini ditetapkan sebesar Rp2.500.000,00 (dua juta lima ratus ribu rupiah); Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah Agung pada hari Jum’at tanggal 28 Agustus 2015 oleh Soltoni Mohdally, S.H., M.H., Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis, Dr. Mukhtar Zamzami, S.H., M.H., dan Dr. Yakup Ginting, S.H., C.N., M.Kn., Hakim-Hakim Agung sebagai Hakim-Hakim Anggota dan diucapkan Mahkamah dalamAgung sidang terbuka untuk Republik umum pada hari itu juga ole hIndonesia Ketua Majelis dengan dihadiri oleh Hakim-Hakim Anggota tersebut dan dibantu oleh Florensani Kendenan, S.H., M.H., Panitera Pengganti dengan tidak dihadiri oleh kedua belah pihak.

Hakim-Hakim Anggota: Ketua Majelis, Ttd./ Dr. Mukhtar Zamzami, S.H., M.H. Ttd./ Soltoni Mohdally, S.H., M.H.

Ttd./ Dr. Yakup Ginting, S.H., C.N., M.Kn.

Panitera Pengganti, Biaya Peninjauan Kembali: Ttd./ 1. M e t e r a i …….... Rp 6.000,00 Florensani Kendenan, S.H., M.H., 2. R e d a k s i ……... Rp 5.000,00 3. Administrasi PK … Rp2.489.000,00 Untuk Salinan J u m l a h …...... …..Rp2.500.000,00 MAHKAMAH AGUNG R.I a.n Panitera Panitera Muda Perdata

Mahkamah Agung RepublikDr. PRI PAMBUDI TEGUH, Indonesia SH., MH NIP. 19610313 198803 1 003

Hal. 83 dari 83 hal. Putusan Nomor 678 PK/Pdt/2014

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 83

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia