Pengembangan Kue Mangkok Rendah Kalori Berbahan Dasar Tepung Sukun (Artocarpus Altilis) Dan Tepung Kacang Tunggak (Vigna Unguiculata)
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Pengembangan Kue Mangkok Rendah Kalori Berbahan Dasar Tepung Sukun (Artocarpus Altilis) dan Tepung Kacang Tunggak (Vigna Unguiculata) PENGEMBANGAN KUE MANGKOK RENDAH KALORI BERBAHAN DASAR TEPUNG SUKUN (ARTOCARPUS ALTILIS) DAN TEPUNG KACANG TUNGGAK (VIGNA UNGUICULATA) Prita Dhyani Swamilaksita, Inggit Erlita Yusuf, Putri Ronitawati, Reza Fadhill, Lintang Purwara Dewanti Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Esa Unggul [email protected], Abstract Nutrient intake has an important role in human growth and development. Therefore it is necessary to make an alternative effort f of snacks that can contribute to protein, carbohydrate and fat intake. In fulfilling nutritional intake, it is necessary to regulate a food menu by selecting types of food items with high nutritional value and good for body health. Purpose of this study is to analyze of acceptability, proximate with an addition of breadfruit flour and cowpea flour. This study is experimental study comparing all of formulation of breadfruit flour and cowpea flour added to kue mangkok is F0 (TS= 0 g ; TKT= 0 g), F1 (TS= 32 g ; TKT= 48 g), F2 (TS= 40 g ; TKT= 40 g) dan F3 (TS= 48 g ; TKT= 32 g). This data were processed using One Way Anova with Duncan's continued test. Results of the nutritional content of kue mangkok is Moisture content 51.02 g, ash content 0.67 g, protein 4.41 g, total fat 16.85 g, carbohydrate 27.03 g. The formula’s chosen by the best formula. The conclusion of this study, there are significant differences in proximate of kue mangkok with the addition of breadfruit flour and cowpea flour. Keywords: kue mangkok, breadfruit flour, cowpea flour Abstrak Asupan zat gizi mempunyai peran penting dalam pertumbuhan dan perkembangan manusia. Maka dari itu perlu dilakukan adanya upaya alternatif dari cemilan atau jajanan berupa makanan ringan (snack) yang bisa menyumbang asupan protein, karbohidrat dan lemak. Untuk mencukupi asupan zat gizi, maka perlu dilakukan pengaturan menu makanan dengan pemilihan jenis bahan pangan yang bernilai gizi tinggi dan baik bagi kesehatan tubuh. Tujuan penelitian ini menganalisis daya terima dan proksimat dengan penambahan tepung sukun dan tepung kacang tunggak. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan membandingkan formulasi tepung sukun dan tepung kacang tunggak yang ditambahkan pada kue mangkok yaitu F0 (TS= 0 g ; TKT= 0 g), F1 (TS= 32 g ; TKT= 48 g), F2 (TS= 40 g ; TKT= 40 g) dan F3 (TS= 48 g ; TKT= 32 g). Uji analisis zat gizi yang dilakukan pada formulasi F1. Data diolah menggunakan One Way Anova dengan uji lanjut Duncan. Hasil Kandungan gizi kue mangkok formulasi F1 yaitu kadar air 51.02 g, kadar abu 0.67 g, protein 4.41 g, lemak 16.85 g, dan karbohidrat 27.03 g. Formula yang dipilih berdasarkan formula yang paling terbaik menurut peneliti. Kesimpulan penelitian ini adanya perbedaan yang signifikan terhadap analisis proksimat kue mangkok dengan penambahan tepung sukun dan tepung kacang tunggak. Kata kunci: kue mangkok, tepung sukun, tepung kacang tunggak Forum Ilmiah Volume 18 Nomor 2, Mei 2021 228 Pengembangan Kue Mangkok Rendah Kalori Berbahan Dasar Tepung Sukun (Artocarpus Altilis) dan Tepung Kacang Tunggak (Vigna Unguiculata) Pendahuluan dan protein yang telah ditetapkan oleh Konsumsi cemilan atau jajanan di pemerintah yaitu minimal mengandung Indonesia saat ini cukup tinggi dan terus 144-216 kalori, 3,96-5,76 gram protein, dan mengalami peningkatan. Berdasarkan data 5,04-7,56 gram lemak serta mengandung statistik konsumsi pangan tahun 2015 rata- vitamin dan mineral lainnya (Kemenkes RI, rata peningkatan konsumsi cemilan atau 2017). jajanan di Indonesia pada tahun 2011-2015 Untuk mencukupi kecukupan sebesar 0,24% g/kapita/tahun (Kementrian asupan zat gizi, perlu adanya pengaturan Pertanian RI, 2015). Hasil pengawasan menu dengan pemilihan jenis bahan BPOM didapatkan bahwa jajanan yang makanan yang baik dan bernilai gizi tinggi tidak memenuhi syarat mutu jajanan bagi kesehatan. Bahan pangan lokal yang berkisar antara 40% - 44%. Jajanan yang bisa dimanfaatkan menjadi makanan yang tidak memenuhi syarat mutu keamanan bergizi tinggi adalah sukun. pangan disebabkan oleh penggunaan bahan Sukun merupakan tanaman lokal berbahaya yang dilarang seperti zat yang tumbuh didataran Indonesia. Sukun pewarna rhodamin B, methanyl yellow, ini dapat beradaptasi terhadap ketinggian formalin, dan boraks. (Sajiman et al., tempat, baik di dataran rendah maupun 2015). Jajanan adalah makanan yang dijual dataran tinggi. Meskipun demikian, oleh pedagang kaki lima dan hampir semua tanaman ini tumbuh dan berproduksi sangat kelompok usia maupun kelas sosial baik di dataran rendah hingga ketinggian memiliki budaya jajan (Rahmadhani, 700 meter, dan paling optimal pada dataran 2018). Jajanan merupakan makanan dan rendah sampai ketinggian 400 meter minuman yang disajikan dan diperjual (Rukmana, 2014). belikan oleh swalayan, pedagang di jalanan, Pengolahan tepung sukun ini dan tempat keramaian umum lainnya. merupakan salah satu alternatif untuk Menurut Sembiring (2018) jajanan meningkatkan umur simpan serta mem- yaitu makanan dan minuman yang dibuat permudah cara pengolahan bahan bakunya. oleh pengrajin makanan di tempat Tepung sukun selain mudah diolah menjadi penjualan atau disajikan sebagai makanan produk lain, kandungan zat gizinya pun siap santap untuk dijual bagi umum. relatif tak berubah. Maka dari itu, tepung Jajanan yang bergizi tinggi atau jajanan sukun dapat diolah menjadi berbagai sehat dapat menjadi daya tarik bagi produk serta dapat dimanfaatkan sebagai konsumen. Jajanan sehat merupakan bahan diversifikasi pangan (Dameswari, jajanan yang kaya akan zat gizi lengkap, 2011). bebas dari binatang yang membawa kuman Sukun memiliki kandungan energi penyakit, diolah menggunakan panas yang yang tinggi, yaitu sebesar 94,89 kkal dan cukup atau tidak setengah matang. karbohidrat 22,96 % per 100 g bahan Asupan zat gizi mempunyai peran (Adinugraha & Kartikawati, 2012). Buah penting dalam pertumbuhan dan sukun biasanya digunakan untuk bahan perkembangan manusia. Maka dari itu pangan terutama digoreng, dijadikan perlu adanya upaya pembuatan alternatif keripik, tape, wajik, klepon, donat, kolak, cemilan atau jajanan berupa makanan sayur asam, sayur lodeh, dan produk ringan (snack) yang bisa menyumbang lainnya. Selain itu, sukun juga dapat asupan protein, karbohidrat dan lemak. dimanfaatkan menjadi bahan baku dalam Selingan makanan yang akan digunakan pembuatan tepung dan mie (Sitohang et al., sebagai alternatif cemilan atau jajanan 2015). harus memenuhi syarat kandungan energi Forum Ilmiah Volume 18 Nomor 2, Mei 2021 229 Pengembangan Kue Mangkok Rendah Kalori Berbahan Dasar Tepung Sukun (Artocarpus Altilis) dan Tepung Kacang Tunggak (Vigna Unguiculata) Kacang tunggak (Vigna unguiculata) dilakukan beberapa kali percobaan merupakan salah satu jenis kacang yang diperoleh formula sebagai berikut cukup terkenal dan berkembang di F0 = Tepung Sukun 0 g : Tepung Indonesia. Kandungan zat gizi dalam 100 g Kacang Tunggak 0 g kacang tunggak yaitu energi 331 kal, F1 = Tepung Sukun 32 g : Tepung karbohidrat 56,6g, protein 24,4g, lemak Kacang Tunggak 48 g 1,9g, serat 1,6g, kalsium 481 mg, fosfor F2 = Tepung Sukun 40 g : Tepung 399g, dan besi 13,9mg (Mahmud et al., Kacang Tunggak 40 g 2008). Kacang tunggak merupakan kacang F3 = Tepung Sukun 48 g : Tepung lokal yang berpeluang besar untuk Kacang Tunggak 32 g penyediaan sumber protein nabati dalam Formula produk kue mangkok memenuhi kecukupan gizi akan protein dengan bahan pembuatannya yaitu tepung (Pagarra, 2011). Mayoritas masyarakat beras, tepung terigu, tapai singkong, gula memanfaatkan kacang tunggak hanya untuk pasir, ragi instan, dan air. Selanjutnya bahan olahan sayur, padahal kacang dilakukan penelitian utama yang meliputi tunggak sangat berpotensi untuk diolah analisis proksimat. menjadi berbagai macam produk pangan lain. Prosedur Pembuatan Kue Mangkok Penggunaan tepung sukun dan Proses pertama yaitu menyiapkan tepung kacang tunggak dalam pembuatan alat dan bahan serta menimbang bahan kue mangkok ini bertujuan untuk dasar yang akan digunakan. Proses kedua membantu meningkatkan nilai gizi serta yaitu mencampurkan tapai singkong dan menjadi makanan yang aman dikonsumsi. gula. Proses ketiga yaitu mencampurkan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui semua bahan yaitu tepung sukun, tepung kandungan gizi dan daya terima pada kacang tunggak, tepung terigu, kemudian di pembuatan kue mangkok dengan uleni sampai kalis. Proses keempat yaitu penambahan tepung sukun dan tepung adonan didiamkan sekitar 1 jam agar kacang tunggak sebagai alternatif makanan mengembang. Kemudian menyiapkan alat selingan. cetakan didalam panci yang sudah dipanaskan untuk mencetak adonan. Metode Penelitian Waktu dan Tempat Teknik Analisis Data Penelitian ini dilakukan pada Maret Data yang sudah diperoleh sampai dengan Desember 2020. Pembuatan kemudian dianalisis menggunakan metode produk kue mangkok dilakukan secara non One Way Anova dan uji lanjut Duncan institusi yaitu dirumah peneliti. Uji nilai dengan taraf sigifikan α = 0,05. Penelitian gizi proksimat dilakukan di Laboratorium ini telah mendapatkan persetujuan dari Saraswanti Indo Genetech.” Komisi Etik Penelitian Universitas Esa Unggul dengan nomor 0367-20.352/DPKE- Desain Penelitian KEP/FINAL-EA/UEU/XI/2020. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen terdapat dua tahapan dalam Hasil dan Pembahasan penelitian ini yang pertama adalah Hasil ANOVA analisis kandungan penelitian pendahuluan yang merupakan gizi proksimat disajikan pada tabel 1 dan pembuatan dan penentuan formulasi