Indonesia - Jilid 3 3 Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia • Institusi Dan Gerakan •
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 3 3 Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia • Institusi dan Gerakan • i Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia Institusi dan Gerakan JILID 3 Editor Jilid 3 Azyumardi Azra Jajat Burhanuddin Taufik Abdullah Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2015 Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 3 SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM INDONESIA Jilid 3 Pengarah: 1. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan 2. Direktur Jenderal Kebudayaan Penanggung Jawab: Endjat Djaenuderadjat Amurwani Dwi Lestariningsih Penulis: Muhammad Iskandar Azyumardi Azra Muhammad Hisyam Zulkifli Setyadi Sulaiman Ahmad Najib Burhani Jajat Burhanudin Yon Machmudi Didi Ahmadi Moeslich Hasbullah MUhammad Wildan Asep Saepudin Jahar M. Dien Madjid Riset Ilustrasi: Isak Purba, Agus Widiatmoko, Siti Sari, Hermasari Ayu Kusuma, Tirmizi, Budi Harjo Sayoga, Maemunah, Esti Warastika, Dian Andika Winda, Bariyo, Haryanto, Rina Pujiarti, Wastilah, Putri Arum Setyawati, Suniarti, Mulyadi Amir, Mawanto Tata Letak & Desain: Iregha Kadireja Martina Safitry Keterangan Cover: Kiai sedang mengajar kitab kepada para santri di lingkungan Pesantren Cipasung, Tasikmalaya. Sumber Cover: Dokumentasi Pondok Pesantren Cipasung, Tasikmalaya. Sumber Peta: KITLV Penerbit Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Gedung E, Lantai 9, Kompleks Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jl. Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta - 10270 Tel./Fax.: 021-572 5044 HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG UNDANG: Dilarang mengutip seluruh atau sebagian isi buku tanpa izin dari penerbit CETAKAN 2015 ISBN: 978-602-1289-00-6 ISBN: 978-602-1289-12-9 ii Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 3 BAB X Gerakan Islam Kampus: Sejarah dan Dinamika Gerakan Mahasiswa Muslim alam sejarah Indonesia, tercatat ada tiga periode penting menyangkut Tiga periode penting gerakan Islam oleh kalangan pemuda dan mahasiswa. Pertama, masa dalam gerakan Islam pergerakan, gerakan tersebut dicirikan dengan berdirinya kelompok oleh kalangan pemuda D dan mahasiswa di kajian Islam di kalangan kaum muda terpelajar, yakni Jong Islamieten Bond (JIB) Indonesia. Pertama, dan Studenten Islamic Studiesclub (SIS). Kedua, masa kemerdekaan, di mana masa pergerakan, muncul gerakan mahasiswa dengan semangat nasionalisme dan keislaman, berdirinya kelompok yakni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia kajian Islam di (PMII), dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)—dua terakhir ini adalah kalangan kaum muda terpelajar. Kedua, organisasi mahasiswa di bawah masing-masing ormas NU dan Muhammadiyah. masa kemerdekaan, Terakhir, perode 1980-an hingga kini, di mana muncul gerakan mahasiswa munculnya gerakan dengan semangat Islamisme yang tinggi, seperti Lembaga Dakwah Kampus mahasiswa dengan semangat nasionalisme (LDK) dan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI). dan keislaman. Ketiga, periode 1980-an kini muncul gerakan Munculnya gerakan Islam di kampus ini dipicu oleh faktor yang berbeda di mahasiswa dengan setiap periode. Meskipun, gerakan-gerakan itu mempunyai beberapa kesamaan semangat Islamisme terutama dalam hal pola-pola pergerakannya. Tulisan ini berusaha untuk melihat yang tinggi. sejarah munculnya masing-masing gerakan mahasiswa Islam tersebut, aktivitas gerakan di ranah politik dan dakwah, pola perjuangannya, serta tantangan dan hambatan masing-masing. 425 Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 3 Dengan tulisan, gerakan-gerakan Islam kampus sejak Indonesia merdeka hingga dewasa ini bisa dipetakan. Walaupun rentang waktunya cukup panjang, tulisan ini berusaha melihat benang merah dari berbagai gerakan mahasiswa Islam tersebut, dan kemudian bisa diambil hikmahnya sebagai pelajaran bagi akademisi dan juga aktivis gerakan kemahasiswaan di masa-masa yang akan datang. Gerakan Mahasiswa Muslim: Beberapa Perspektif Penjelasan Secara umum bisa dikatakan bahwa gerakan Islam (termasuk gerakan Islam kampus) muncul sebagai respon terhadap sebuah realitas sosial. Sejarah mencatat bahwa gerakan-gerakan Islam kampus muncul sebagai respon pemuda dan mahasiswa Muslim atas kondisi sosial-keagamaan dan politik yang berlaku. Perubahan sosial-keagamaan dan politik, termasuk reformasi, menuntut keterlibatan sekelompok orang yang ingin terlibat dalam perubahan tersebut. Herbert Blummer mendefinisikan gerakan Herbert Blummer mendefinisikan gerakan sosial sebagai usaha-usaha kolektif sosial sebagai usaha- untuk menciptakan sebuah aturan hidup baru dalam masyarakat.1 Sebagai usaha kolektif untuk menciptakan sebuah sebuah gerakan sosial, gerakan Islam kampus bertujuan untuk membuat aturan hidup baru perubahan dalam tatanan sosial di masyarakat, khususnya di kalangan dalam masyarakat. mahasiswa. Gerakan Islam kampus sebagai gerakan sosial bisa dilihat dari Teori deprivasi relatif melihat kemunculan berbagai perspektif. Teori deprivasi relatif melihat kemunculan sebuah gerakan sebuah gerakan sosial berawal dari sekelompok orang yang tidak puas dengan perubahan sosial sosial berawal dari yang terjadi, atau termarginalisasi secara politik atau ekonomi. Secara singkat, sekelompok orang yang tidak puas dengan teori deprivasi relatif menjelaskan bahwa jika ada perbedaan antara yang perubahan sosial diharapkan dan kenyataan, maka deprivasi sosial terbentuk. Deprivasi relatif ini, yang terjadi, atau bila terbentuk secara kolektif, berpotensi menimbulkan enjadi sebuah gerakan termarginalisasi secara 2 politik atau ekonomi. sosial. Teori pilihan rasional (rational choice theory), Teori lain yang bisa membantu untuk mengupas dinamika gerakan Islam kampus adalah tindakan seseorang mengarah adalah teori pilihan rasional (rational choice theory). Teori yang dikembangkan pada suatu tujuan oleh James S. Coleman ini berprinsip bahwa keterlibatan orang-orang dalam tertentu dan tujuan suatu organisasi berdasarkan pilihan secara rasional, bukan emosional. Dengan ditentukan oleh nilai atau pilihan (preferensi) kata lain, gagasan dasar teori ini adalah tindakan seseorang mengarah pada suatu tujuan tertentu dan tujuan itu ditentukan oleh nilai atau pilihan (preferensi). Para 426 Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 3 pengikut sebuah organisasi secara rasional memahami tujuan gerakan sosial dan bagaimana mencapai tujuan mereka. Dengan teori ini, sebuah gerakan sosial dibedakan apakah mempunyai struktur primordial atau berdasarkan tujuan tertentu.3 Dengan teori ini dinamika sebuah gerakan sosial keagamaan bisa diungkap, tidak hanya bagaimana sebuah gerakan Islam kampus muncul tapi juga keberhasilannya menggerakkan massa dan mencapai tujuan. Gerakan-gerakan Islam di berbagai perguruan tinggi di Indonesia berdiri dan berkembang karena disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, faktor ideologis. Gerakan-gerakan Islam Ideologi merupakan faktor yang sangat signifikan dalam membentuk kepribadian di berbagai perguruan tinggi di Indonesia dan menggerakkan massa. Di berbagai perguruan tinggi, khususnya perguruan berdiri dan berkembang tinggi umum, gerakan Islam menjadi sebuah alternatif untuk menunjukkan karena disebabkan identitas mahasiswa Muslim. Tidak sedikit mahasiswa Muslim terpanggil aktif oleh beberapa faktor. Pertama, faktor di gerakan Islam kampus untuk menyebarkan pemahaman ideologis mereka. ideologis. Ideologi Persaingan dengan gerakan/organisasi mahasiswa agama lain dan juga merupakan faktor organisasi non-agama menjadi faktor ideologis yang mendorong munculnya yang sangat signifikan dalam membentuk gerakan Islam di kampus. Jong Islamieten Bond (JIB), seperti akan dijelaskan kepribadian dan nanti, muncul sebagai antitesa terhadap Jong Java yang kurang mengakomodir menggerakkan massa. aspirasi mahasiswa Muslim.4 Kedua, munculnya gerakan mahasiswa juga didorong oleh Islam menjadi identitas yang harus ditampilkan seiring dengan munculnya faktor politik. Ketiga, identitas ideologis yang lain. Munculnya Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) faktor globalisasi juga berpengaruh dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), yang hanya beberapa tahun secara signifikan setelah Indonesia merdeka, juga didorong oleh keinginan mahasiswa Muslim terhadap kemunculan untuk terlibat dalam pembangunan karakter dan mental mahasiswa Muslim dan perkembangan gerakan Islam kampus. Indonesia. Di era kontemporer, faktor ideologis juga kental dalam mendorong Keempat, faktor munculnya gerakan Islam seperti LDK dan KAMMI. Maraknya gerakan-gerakan terakhir yang menjadi Islam kampus tersebut juga bisa disebut sebagai ”gerakan protes” terhadap pemicu munculnya gerakan Islam kampus gerakan Islam kampus yang sudah ada yang dipandang berbeda haluan dan adalah yang disebut ideologis. dengan political opportunity structure (POS) atau struktur Kedua, munculnya gerakan mahasiswa juga didorong oleh faktor politik. Hal kesempatan politik. ini terutama berlaku untuk kasus HMI dan PMII. Di tengah maraknya gerakan organisasi nasionalis, mahasiswa Muslim merasa terpanggil untuk terlibat dalam mewarnai sikap-sikap politik, walaupun gerakan-gerakan tersebut bukan merupakan onderbouw dari partai politik Islam. Walaupun demikian, secara politik Islam, gerakan mahasiswa Islam tersebut tidak bisa dikategorikan sebagai gerakan Islamisme karena tidak satupun dari gerakan-gerakan tersebut mendukung perjuangan Piagam Jakarta atau membawa isu Syari’ah Islam atau bahkan Khilafah Islamiyah.5 LDK dan KAMMI yang terlihat paling konservatif diantara gerakan-gerakan yang lain juga tidak menyuarakan isu-isu Islamisme. Ketiga, faktor globalisasi juga