d͘ƵůŬĂƌŶĂŝŶDƵƩĂƋŝĞŶ

GOLOK WALAHIR SEBAGAI IDENTITAS BUDAYA MASYARAKAT DESA SINDANGKERTA KABUPATEN TASIKMALAYA

T. Zulkarnain Muttaqien Universitas Telkom Jalan Telekomunikasi No. 01, Terusan Buahbatu, Bandung 40257 e-mail: [email protected]

ABSTRACT

Golok is an Indonesian traditional resembling a that functions as an implement in gardening or a weapon in a combat. As it serves different purposes such as slashing, splitting, cutting and hewing, golok has slightly different shapes. In some regions in , a golok is even considered as a representation of regional identity. Thus, golok is still made and used up to now. Golok Walahir originated from Walahir village in Sindangkerta, Tasikmalaya Regency. Unlike golok originated from other areas that are still produced and become regional icon, golok Walahir is no longer made due to the absence of its blacksmith. A number of efforts must be done to preserve golok Walahir, such as by studying the possibility of remaking the golok and blacksmith generation that will preserve the golok Walahir as an iconic identity of Sindangkerta from generation to generation. Steps taken in the study were identifying the golok Walahir shapes available at present, classifying them, and making replicas of each shape. The study focused on shapes, materials and production process.

Keywords: Golok Walahir, Replica, Process, Conserve, Identity

ABSTRAK

Golok merupakan salah satu alat bantu tradisional untuk melakukan kegiatan berkebun, berladang, dan pada masa lalu digunakan juga untuk bertarung dan bertempur. Bagi sebagian masyarakat di Indonesia golok memiliki fungsi lain, selain sebagai alat bantu kerja, golok dapat dimaknai sebagai wakil dari identitas bagi sebuah daerah atau masyarakat. Oleh karena itu, walaupun hadir berbagai macam alat bantu kerja yang baru, golok tetap dibuat dan digunakan sampai saat ini. Golok Walahir berasal dari desa Walahir di wilayah Sindangkerta Kabupaten Tasikmalaya. Tidak seperti golok dari daerah lain yang sampai saat ini masih diproduksi dan menjadi ikon bagi daerah, perlu dilakukan banyak usaha untuk melestarikan golok Walahir, diantaranya dengan melakukan penelitian dan mengkaji kemungkinan adanya proses pembuatan ulang golok sehingga muncul pandai besi penerus dan golok Walahir sebagai salah satu identitas masyarakat dapat dilestarikan. Langkah-langkah yang walahir yang masih ada saat ini dan bentuk,ƒƒ†‹Žƒ—ƒƒ†ƒŽƒŠ‡‰‹†‡–‹ϐ‹ƒ•‹„‡–—Ǧ„‡–—‰‘Ž‘ material dan proses produksi. ‡‰Žƒ•‹ϐ‹ƒ•‹ƒ›ƒǡŽƒŽ—‡„—ƒ–”‡’Ž‹ƒ†ƒ”‹ƒ•‹‰Ǧƒ•‹‰„‡–—›ƒ‰†‹–‹Œƒ—†ƒ”‹ƒ•’‡ Kata Kunci: Golok Walahir, Replika, Proses, Lestari, Identitas

PENDAHULUAN Thailand, Vietnam, , Filipina dan Golok tidak hanya dikenal di Indonesia, beberapa negara lain dengan nama berbeda. golok pun dikenal di negara-negara Asia seperti Golok dibuat untuk memudahkan pekerjaan

Jurnal ATRAT V7/N1/01/2019 41 Golok WalahirƐĞďĂŐĂŝ/ĚĞŶƟƚĂƐƵĚĂLJĂ DĂƐLJĂƌĂŬĂƚĞƐĂ^ŝŶĚĂŶŐŬĞƌƚĂ<ĂďƵƉĂƚĞŶdĂƐŝŬŵĂůĂLJĂ manusia, terutama pekerjaan yang tidak bisa Golok Walahir merupakan kekhasan desa dilakukan dengan hanya menggunakan tangan Walahir yang kini telah berubah nama menjadi kosong. Pekerjaan tersebut seperti memotong Sindangkerta di Kabupaten Tasikmalaya. pohon, membelah kayu atau bambu, menyayat Golok ini sekarang sudah tidak lagi dibuat bambu dan menebas alang-alang merupakan dikarenakan tidak adanya generasi penerusnya. pekerjaan yang dapat dilakukan dengan mudah Pandai besi terakhir yaitu Puh Bihot meninggal bila menggunakan alat seperti golok. di tahun 1955. Ketiadaan penerus ini membuat Golok dibagi menjadi dua kategori besar, salah seorang warga yang bernama Pak Awa pertama adalah golok pakarang (istilah lain: berinisiatif untuk memulai usaha pelestarian golok soren, golok ), golok ini digunakan melalui pembuatan replika golok. Proses untuk bela diri, biasanya untuk bertarung, kedua pembuatan replika yang melibatkan beberapa adalah golok pakakas (istilah lain: golok gawe), pandai yang ada di sekitar Sindangkerta golok jenis ini digunakan untuk bekerja. ternyata tidak mudah, perlu kesabaran dalam Golok di Indonesia dikenal banyak berasal menerjemahkan bentuk golok dari penuturan dari pulau Jawa, terutama Jawa Barat karena verbal, ke bentuk sketsa, hingga menjadi bentuk terdapat beberapa sentra perajin golok di utuh sebuah golok lengkap dengan wadahnya. antaranya di Ciomas , Cibatu dan Cisaat Perlu adanya penelitian lebih lanjut pada Sukabumi, Ciwidey Bandung, dan Galonggong setiap tahap dalam proses produksi replika, Tasikmalaya. Golok yang dihasilkan dari sehingga proses replika bentuk golok Walahir beberapa sentra perajin tersebut dikenal tidak yang dihasilkan dapat mendekati bentuk yang saja di Indonesia, tetapi juga dikenal sampai awal dibuat oleh Puh Bihot, karena untuk ke mancanegara seperti misalnya Belanda. mencapai tingkat kemiripan 100% sangat sulit. Perguruan silat yang berada di negeri ini sering Mengingat golok Walahir adalah indentitas memesan golok untuk keperluan atraksi bela masyarakat Walahir, ada aturan tidak tertulis diri ke sentra pengrajin di Sukabumi. bahwa pembuat golok Walahir harus berasal Golok menjadi identitas sebuah daerah dari daerah yang sama. Pak Awa dalam proses atau masyarakat seperti halnya di Aceh, pembuatan ulang golok tidak hanya bekerjasama untuk daerah Kalimantan dan Keris dengan pandai besi dari luar daerah, pelan tapi untuk daerah Jawa. Keberadaan golok tidak pasti beliau melibatkan warga asal Walahir, lepas dari keberadaan pandai besi, sentra-sentra dengan harapan setelah belajar membuat golok, perajin penghasil golok dalam hal ini menjadi ada ketertarikan untuk melestarikan. ujung tombak dalam upaya pelestarian golok sebagai benda yang dapat mewakili identitas Faktor Identitas dan Budaya Masyarakat sebuah daerah atau masyarakat, bila tidak ada Desa Sindangkerta generasi penerus pandai besi, maka eksistensi Desa Sindangkerta merupakan sebuah golok pun hilang. desa dari 15 desa yang berada di wilayah

42 Jurnal ATRAT V7/N1/01/2019 d͘ƵůŬĂƌŶĂŝŶDƵƩĂƋŝĞŶ

Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya pada masyarakatnya erat dengan kebudayaan Provinsi Jawa Barat. Desa ini terbagi menjadi agraris sekaligus kebudayaan bahari. 6 dusun, bentang lahannya terdiri dari daratan dan lautan, mata pencaharian warganya Analisa Identitas Stella Ting Toomey dikelompokan berdasarkan wilayah dimana Untuk mengetahui identitas atau bukan, mereka tinggal. sebelumnya harus dipahami dulu kondisi sosial masyarakat setempat, kondisi sosial masyarakat 1. Dusun Cisaat 1 yang berlokasi di daerah dapat diwakili dari kondisi individu yang tinggal daratan, warganya bermata pencaharian didalamnya. Identitas terbentuk dalam diri menjadi buruh tani. seseorang berdasarkan apa yang dialaminya sejak masih kecil dalam lingkup keluarga 2. Dusun Cisaat 2 lokasinya berdekatan dan berkembang kemudian seiring dengan dengan dusun Cisaat 1, mata pencaharian bertambahnya usia dan terjalinnya relasi dengan warganya pun sama, menjadi buruh tani. dunia luar. Manusia adalah mahluk sosial, dalam 3. Dusun Karang Anyar lokasinya berada kehidupannya manusia tinggal berkelompok di wilayah daratan dan lautan, mata dan membangun sebuah sistem sosial yang pencaharian warganya sebagian bertani disesuaikan dengan kebutuhannya. Proses dan sebagaian lain menjadi nelayan. manusia menjalani kehidupan berkelompok secara tidak langsung membentuk sebuah 4. Dusun Sindang Sari lokasinya berada identitas bagi masing-masing kelompok karena di daratan, berbeda dengan dusun yang antara kelompok satu dengan lainnya memiliki lain, warga didusun ini berprofesi sebagai kehidupan yang berbeda, perbedaan itu penambang batu Zeolit, karena tanah di diantaranya dapat dilihat dari benda atau alat daerah ini mengandung batu tersebut. bantu yang digunakan oleh masyarakat tersebut. Perbedaan penggunaan alat walaupun 5. Dusun Sindang Sabeulah lokasinya di

wilayah daratan, warganya berprofesi –ƒ’ƒidentitas dari ‡ ‹Ž sebuah –‡–ƒ’‹ kelompok. †ƒ’ƒ– ‡”‡ϐŽ‡•‹ƒGolok adalah buruh penyadap karet dan bertani. salah satu alat bantu yang digunakan oleh masyarakat Sindangkerta dalam bekerja. Tabel 6. Dusun Sindang Hurip lokasinya berdekatan 1 merupakan daftar peralatan yang digunakan dengan dusun Sindang Sabeulah, profesi dalam bekerja di setiap dusun berdasarkan warganya sama. analisa dari jenis pekerjaan.

Dari pemetaan lokasi wilayah dan profesi Proses Produksi warga Sindangkerta yang berada di pesisir Proses pembuatan golok terbagi menjadi pantai selatan, maka kebudayaan yang melekat dua jenis cara pembuatan, cara pertama yaitu

Jurnal ATRAT V7/N1/01/2019 43 Golok WalahirƐĞďĂŐĂŝ/ĚĞŶƟƚĂƐƵĚĂLJĂ DĂƐLJĂƌĂŬĂƚĞƐĂ^ŝŶĚĂŶŐŬĞƌƚĂ<ĂďƵƉĂƚĞŶdĂƐŝŬŵĂůĂLJĂ

Tabel 1. Tabel Peralatan Sesuai dengan Profesi dan Lokasi Kerja (Sumber: Penulis, 2018)

No. Dusun Keterangan 1. Cisaat 1 & 2 Lokasi Dusun berdekatan, jenis pekerjaan sama Profesi: Buruh Tani Lokasi Kerja: Sawah Peralatan: Cangkul, Arit, Golok, Bajak, Traktor 2. Karang Anyar - Profesi: Buruh Tani, Nelayan Gambar 3. Proses pembuatan benda tajam dengan teknik tempa di Gosali Bapak Ara Subang, Jawa Barat Lokasi Kerja: Sawah, Laut (Sumber: Penulis, 2015) Peralatan: Cangkul, Arit, Golok, Bajak, Traktor, Perahu, Jaring, Joran, Bubu 3. Sindang Sari - Profesi: Penambang Batu Zeolit Lokasi Kerja: Tambang Peralatan: Cangkul, Golok, Linggis, Pengki 4. Sindang Sabeulah Lokasi Dusun & Sindang Hurip berdekatan, jenis pekerjaan sama Profesi: Buruh Sadap Karet, Bertani Lokasi Kerja: Hutan Karet, Sawah Peralatan: Pisau Sadap, Golok, Wadah Gambar 3. Peralatan tempa tradisional: Paron, Palu Tempa, Getah, Ember. Penjepit, Pemotong, Lonyo. Cangkul, Arit, Golok, Bajak, Traktor Lokasi di Gosali Bapak Ara, Ciater, Subang, Jawa Barat (Sumber: Penulis, 2015) proses tempa, proses ini dilakukan secara manual Peralatan yang digunakan dalam proses ini dengan menggunakan peralatan manual. Teknik adalah peralatan semi masinal, yaitu peralatan pembuatan tempa adalah teknik pengolahan mesin yang masih menggunakan tenaga besi paling tua yang memerlukan keahlian manusia untuk mengoperasikannya. Peralatan khusus. Teknik pembakaran dan pengaturan itu diantaranya: suhu, teknik menempa menggunakan alat bantu manual dan teknik membentuk logam menjadi 1. Gerinda tangan bentuk yang sesuai. 2. Gerinda duduk Teknik pembuatan kedua adalah teknik 3. Belt grinder stock removal, pembuatan logam dengan teknik 4. Bor duduk ini adalah pembuatan dengan proses membuang material dari benda kerja, proses pembuangan Bahan dilakukan dengan cara memotong, mengikis, Bahan yang digunakan untuk membuat melubangi dan menajamkan benda kerja. golok adalah logam, jenis logam yang digunakan

44 Jurnal ATRAT V7/N1/01/2019 d͘ƵůŬĂƌŶĂŝŶDƵƩĂƋŝĞŶ

bahan untuk menambah kesan mistis. Teknik mencampur bahan dikenal dengan teknik baja selap. Bahan campuran tersebut diantaranya:

1. Besi plat hitam 2. Kikir 3. Baud 4. Rantai

Gambar 3. Teknik Stock Removal di bengkel kerja T. Kardin 5. Nikel (Sumber: Penulis, 2015) pada masa lalu berbeda dengan logam yang digunakan pada masa kini. Logam yang METODE digunakan dimasa lalu didapat dari benda- Teknik analisa yang digunakan dalam benda yang ada disekitar, seiring perkembangan proses pembuatan replika golok menggunakan zaman, material logam yang digunakan dimasa metode kualitatif dengan teknik pengumpulan lalu tetap digunakan namun ada perbedaan data yang digunakan sebelumnya, penilaian pada sumbernya, selain itu industri logam sudah menghasilkan material khusus untuk keperluan –‡‹ ‹‹ ƒ†ƒŽƒŠ „ƒ‰ƒ‹ƒƒ ‡‰‹†‡–‹ϐ‹ƒ•‹ pembuatan berbagai macam benda termasuk †ƒ ‡‰Žƒ•‹ϐ‹ƒ•‹ƒ ‰‘Ž‘ ›ƒ‰ ƒ•‹Š benda tajam. Logam tersebut diantaranya: ƒ†ƒǡWalahir, ‡‰ƒƒŽ‹•ƒ dan kondisi ‘†‹•‹ sosial masyarakatnya. ‰‡‘‰”ƒϐ‹• ƒŽƒ †‡•ƒ Proses selanjutnya dengan menggunakan 1. Per dokar atau delman metode eksperimen, percobaan yang dilakukan 2. Per jeep wilys tidak langusng dilaksanakan oleh peneliti, 3. Per truk dikarenakan perlu keahlian khusus dalam 4. Damaskus steel membuat golok. Tujuan yang ingin dicapai dari 5. Baja O1 tool steel penelitian eksperimen ini adalah mengetahui 6. D2 tool steel sejauh mana perbedaan bentuk golok replika 7. 440C stainless steel dengan yang asli dan kaitannya dengan karakter 8. ATS-34 stainless steel Japan alam dan masyarakat Walahir.

Untuk mencapai kekuatan maksimal, para Bentuk pandai menggabungkan beberapa jenis logam Bentuk adalah satu unsur dalam desain dalam proses pembuatan golok, proses ini selain yang memiliki suatu dimensi (panjang, lebar, untuk menambah kekuatan terutama pada golok tinggi), biasa disebut sebagi volume. Sebuah jenis pakarang, di daerah Banten dikenal jenis benda tajam dapat dikategorikan sebagai golok Sulangkar yang menggabungkan beberapa sebuah golok bila memenuhi syarat memiliki

Jurnal ATRAT V7/N1/01/2019 45 Golok WalahirƐĞďĂŐĂŝ/ĚĞŶƟƚĂƐƵĚĂLJĂ DĂƐLJĂƌĂŬĂƚĞƐĂ^ŝŶĚĂŶŐŬĞƌƚĂ<ĂďƵƉĂƚĞŶdĂƐŝŬŵĂůĂLJĂ panjang, dan lebar tertentu yang disesuaikan atau daerah, kita mengenal golok Ciomas yang dengan kebutuhan atau fungsinya. diyakini memiliki kesaktian, golok Ciomas identik dengan daerah Ciomas Banten dan Material masyarakatnya. Setiap daerah yang memiliki Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sentra perajin golok memiliki ciri khas yang unik material adalah bahan yang dipakai untuk dan berbeda satu sama lain, perbedaan inilah membuat barang lain. Material yang biasa salah satu yang membentuk identitas selain digunakan dalam membuat sebuah produk karena golok juga lekat dengan keseharian secara umum terbagi menjadi dua, logam dan masyarakat disekitarnya. non logam. Material non logam terbagi menjadi Golok memiliki nama yang unik, material alami dan buatan, material alami penamaan golok disematkan pada bilah dan misalnya kayu solid, tanduk binatang, batu. Pada perah (gagang), nama golok diambil dari pembuatan replika golok, material yang akan bentuk – bentuk tumbuhan, binatang dan jenis digunakan adalah logam jenis baja dan kayu pekerjaan yang biasa dilakukan menggunakan solid, dengan alternatif bahan tanduk binatang. golok tersebut. Beberapa ada yang mengambil nama dari tokoh pewayangan dan bentuk golok Proses Produksi yang dikaitkan dengan bentuk tubuh manusia Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, atau benda (Tabel 2). proses adalah runtunan perubahan (peristiwa) Bila dilihat dari tabel 2, hubungan dalam perkembangan sesuatu, produksi adalah antara penamaan golok dengan nama hewan, proses mengeluarkan hasil, dengan demikian, tumbuhan, jenis pekerjaan dan bentuknya, proses produksi adalah sebuah runtutan keduanya dapat dikaitkan dengan kondisi perubahan untuk mengeluarkan hasil. proses wilayah dimana golok itu berada. Nama-nama produksi replika golok Walahir mengutamakan golok diambil dari tumbuhan atau hewan yang proses penempaan yang dilakukan di tinggal di daerah yang berdekatan dengan Gosali atau rumah tempa, namun tidak pegunungan, hutan, dan pekerjaan atau profesi menutup kemungkinan bila proses produksi masyarakat yang hidup disekitarnya. Kemiripan menggunakan teknik lain yaitu teknik stock bentuk golok dengan tumbuhan, hewan atau removal, pada teknik ini, logam dikikis sedikit bentuk dari manusia itulah yang digunakan demi sedikit sampai ke bentuk yang diinginkan. para pandai besi dalam menamakan golok yang dibuatnya, atau boleh jadi pandai besi terinspirasi bentuk tumbuhan sebagai bentuk HASIL DAN PEMBAHASAN golok, bahkan bukan tidak mungkin masyarakat Aspek Penamaan setempat yang berinisiatif memberi nama ketika Golok selain sebagai alat bantu kerja mereka minta dibuatkan golok pada pandai besi juga menjadi identitas sebuah masyarakat untuk membantu pekerjaannya.

46 Jurnal ATRAT V7/N1/01/2019 d͘ƵůŬĂƌŶĂŝŶDƵƩĂƋŝĞŶ

Tabel 2. Nama-Nama Golok (Sumber: Mamat Sasmita, Kompas Jabar, 2008)

Bilah Perah Sintung Bening, Balingbing, Eluk Paut Nyere, Salam Paku (pakis), Nunggal, Jambe Pendul Sapasi, Sogok Kembang, Iwung, Kembang Potongan Kai, Kacang, Malapah Sopak Lodong, gedang, Janur Jejengkolan

Tumbuhan Gula Sabeulah, Beubeut Nyere, Gambar 4. Golok Ciwidey Koleksi Mamat Sasmita Sulangkar (leea (Sumber: Penulis, 2015) Sambucina wild) Simeut Pelem, Buhaya, Ekek, penamaan golok dari daerah lain. Penamaan Buntut Lubang, Soang Ngejat, golok Walahir tidak sebanyak golok dari daerah Tambak(ang) Jawer Hayam, Cinghol (Ucing lain, hal ini kemungkinan diakibatkan dari tidak nonghol), Pingping banyaknya golok yang dibuat, penamaan golok Hayam, Kucuit, Simeut Bako, Walahir juga dibagi menjadi tiga tingkatan untuk

Hewan Meong, Monyet/ memposisikan siapa yang menggunakan dan lutung, Lauk Cai, Kuda Laut, Garuda untuk kegiatan apa golok itu digunakan. Berikut Mear, Lutung nama-nama golok Walahir: Moyan, Ceker Kidang Pamilikan 1. Rendah: Salantang dan Luk Sabuku. (pabilikan), 2. Tengah: Hurang Mongkoy, Lutung Moyan. Pamoroan, Pameuncitan/ 3. Atas: Hurang Morongkol, Golong Tambang. pamotongan,

Pekerjaan Sadap, Nyacag Daging, Soto Gambar 4 dan 5 merupakan bentuk golok Kalapa, Kebon yang berasal dari Ciwidey dan Galonggong Betekok, Wayang, Arjuna, Petok, Gayot, Kresna, Cepot untuk dikomparasikan dengan bentuk golok Bentelu, Semar Walahir (Gambar 6). Dikarenakan keberadaan

Bentuk Hambalan, Jonggol, Narimbang golok yang asli dibuat oleh empu terakhir sangat terbatas, dan bila ada pun tidak sembarang orang yang dapat melihat, maka gambar yang Aspek Bentuk didapat hanya satu. Golok ini dimiliki oleh cucu Golok Walahir dibuat didaerah yang di Puh Bihot, termasuk jenis golok pasren. Golok dalamnya terdapat wilayah hutan dan laut, bila ini digunakan oleh orang yang akan bepergian dilihat dari nama-nama golok yang digunakan, jauh keluar desa Walahir. maka tidak menutup kemungkinan nama golok ini berasal dari benda disekitarnya seperti halnya sekilasƒ”‹„‡–—ϐ‹•‹›ƒ‰–‡”Ž‹Šƒ–’ƒ†ƒ‰ƒ„ƒ”ǡ tampak sama untuk golok Ciwidey dan

Jurnal ATRAT V7/N1/01/2019 47 Golok WalahirƐĞďĂŐĂŝ/ĚĞŶƟƚĂƐƵĚĂLJĂ DĂƐLJĂƌĂŬĂƚĞƐĂ^ŝŶĚĂŶŐŬĞƌƚĂ<ĂďƵƉĂƚĞŶdĂƐŝŬŵĂůĂLJĂ

Gambar 5. Golok Galongggong (Atas), Golok Naga Pamor (Bawah) Gambar 6. Golok Wahilir (Sumber: Penulis, 2015) (Sumber: Penulis, 2015)

Galonggong pada ukiran di perahnya. Pada membelah batang pohon yang cukup besar, bentuk bilah juga sekilas tampak ada kemiripan digunakan golok yang lebarnya 3,5-4cm. pada golok Ciwidey, Galonggong, dan Walahir, Pada golok Galonggong, varian jenis goloknya namun bila diteliti lebih jauh, detail masing- hampir mirip dengan golok Ciwidey, dengan masing golok memiliki perbedaan, perbedaan karakter wilayah yang juga identik. Golok itu diantaranya; gaya ukiran untuk perah golok Walahir memiliki bentuk mengecil dipangkal Ciwidey dan Galonggong, golok Walahir tidak menyesuaikan dengan kondisi alam yang memiliki ukiran pada perah nya. Bilah yang vegetasinya meski rimbun tetapi dimensinya panjang dan lebarnya hampir sama tetapi tidak besar sehingga tidak memerlukan dimensi memiliki detail berbeda seperti pada golok golok yang besar. Ciwidey, lebar golok dari pangkal mengecil ke ujung, lebar golok Galonggong juga memiliki Aspek Material karakter yang sama namun lebih runcing pada Material yang digunakan untuk membuat bagian ujung, lebar golok Walahir kecil di golok Ciwidey, Galonggong dan Walahir pangkal membesar ke ujung dengan bentuk menggunakan material utama per, per yang ujung membulat. digunakan berasal dari per kendaraan besar/ Perbedaan bentuk masing-masing golok truk untuk golok Ciwidey dan Galonggong, ini ada kaitannya dengan kondisi alam sekitar untuk golok Walahir kemungkinan digunakan dan kondisi sosial masyarakat dimana golok perandong/ delman, hal ini dilihat dari tahun itu berada. Pada gambar golok Ciwidey diatas, pembuatan nya dan dari hasil wawancara panjang dan lebar golok dibuat beberapa jenis, dengan Pak Awa sebagai inisiator dari proses hal ini untuk menyesuaikan dengan kebutuhan rekonstruksi golok Walahir. Pembuatan golok masyarakatnya yang tinggal di kaki pegunungan Ciwidey dan Galonggong diasumsikan dibuat dengan vegetasi yang variatif, besaran benda pada tahun 1990 akhir – 2000 awal, pada tahun yang akan dikerjakan dengan menggunakan sekian per kendaraan sudah jadi barang umum golok berbeda-beda, untuk memotong atau dan mudah didapat. Golok Walahir diasumsikan

48 Jurnal ATRAT V7/N1/01/2019 d͘ƵůŬĂƌŶĂŝŶDƵƩĂƋŝĞŶ

Gambar 7. Replika golok Walahir yang terbuat dari kayu Gambar 8. Replika golok Walahir berbahan logam (Sumber: Penulis, 2015) (Sumber: Penulis, 2015) dibuat pada kurun waktu antara tahun 1920- bahan campurannya, namun jumlah lipatan 1955, pada kurun waktu tersebut kendaraan yang dilakukan lebih sedikit dan material yang yang masuk ke desa Walahir terbatas, kalaupun digunakan berbeda dengan golok Galonggong. ada, jenisnya masih berupa andong atau delman, Pembuatan replika golok Walahir menggunakan untuk menggunakan kendaraan inipun tidak teknik raut manual, dengan peralatan setiap saat, karena menurut penuturan Pak Awa khusus yang didesain sesuai dengan kebutuhan untuk melakukan perjalanan keluar desa, warga proses pembuatan golok Walahir, penggunaan harus jalan kaki terlebih dahulu untuk mencapai pisau raut ini tidak bisa menggunakan pisau jalan terdekat. raut yang umum ada dipasaran karena menurut pak Sukmana (pembuat replika) ada bagian Aspek Produksi detail bentuk yang tidak terkejar oleh bentuk Proses pembuatan golok Ciwidey, pisau raut biasa, namun untuk membuat pisau Galonggong dan Walahir di atas menggunakan raut khusus tersebut belum ada pandai yang teknik tempa, pada golok Ciwidey, dilihat bisa memenuhi pembuatannya. dari gambar di atas, proses penempaan yang Untuk proses pembuatan replika, dilakukan adalah penempaan dengan teknik dilakukan selain dengan cara manual, juga standar, tidak menggunakan teknik baja selap. dengan cara tempa, namun sama seperti Golok Galonggong memiliki ciri khas teknik pembuatan replika dengan material kayu, tempa balik mipih atau baja selap, teknik ini proses pembuatan replika dari bahan logam menggunakan beberapa material yang disatukan pun menemui kesulitan karena pandai besi yang dengan cara melipat beberapa material dalam membuat belum dapat memenuhi aspek-aspek kondisi panas untuk kemudian ditempa. Pada standar golok Walahir yang informasinya hanya golok Walahir, penempaan juga menggunakan didapat dari penuturan Pak Awa, sketsa bentuk teknik baja selap, terlihat dari pamor yang dan replika kayu. terdapat pada bilahnya yang memiliki alur atau urat hasil lipatan logam utama dengan

Jurnal ATRAT V7/N1/01/2019 49 Golok WalahirƐĞďĂŐĂŝ/ĚĞŶƟƚĂƐƵĚĂLJĂ DĂƐLJĂƌĂŬĂƚĞƐĂ^ŝŶĚĂŶŐŬĞƌƚĂ<ĂďƵƉĂƚĞŶdĂƐŝŬŵĂůĂLJĂ

PENUTUP Mamat Sasmita. (2008). , Bedog, dan Topeng. Pusat Studi Sunda. Pelestarian golok Walahir sebagai T. Zulkarnain Muttaqien. (2015). Rekonstruksi identitas daerah atau masyarakat desa Visual Golok Walahir oleh Pak Awa Sindangkerta sangat perlu dilakukan, hal ini sebagai Upaya Pelestarian Identitas Budaya Masyarakat Desa Sindangkerta dikarenakan sudah tidak ada lagi penerus Kabupaten Tasikmalaya. Institut Seni pandai besi yang membuat golok tersebut. Dari Budaya Indonesia Bandung. hasil analisa, proses pelestarian tidak semudah membuat golok baru, diperlukan upaya untuk mengumpulkan data yang jumlahnya terbatas hanya dari sisa peninggalan golok yang ada dan pengetahuan seorang warga bernama pak Awa, dari data berupa penuturan tentang bentuk, ukuran dan fungsi dari golok Walahir, serta gambar sketsa sederhana, dibuatlah replika beberapa jenis golok Walahir dengan menggunakan material kayu dan teknik produksi manual. Inisiatif pak Awa melibatkan pandai besi dari daerah lain adalah upaya selanjutnya yang dilakukan, namun perlu pembiasaan dalam teknik pembuatannya karena ada standar bentuk yang harus dipenuhi. Dengan adanya usaha tersebut, diharapkan lahir generasi penerus pembuatan golok Walahir, sehingga tujuan akhir melestarikan golok sebagai salah satu identitas juga tercapai.

* * *

Daftar Pustaka

Ajip Rosidi. (1985). Manusia Sunda, Sebuah Esai Tentang Tokoh-Tokoh Sastra dan Sejarah. Jakarta : Inti Idayu Press. Asep Sufyan Muhakik Atamtajani. (2014). Produk Perhiasan Trapart Karya Nunun Tjondro. TN. (TT). Analisis Personalisasi dan Diferensiasi Terhadap Ragam Aksesori. STSI Bandung.

50 Jurnal ATRAT V7/N1/01/2019