Jurnal REKOMEN (Riset Ekonomi Manajemen) Vol 3 No 1 2019

Analisis Assembly Line Balancing Untuk Mengoptimalkan Produksi Pisau di Perusahaan T. Kardin Pisau

Alkadri Kusalendra Siharis a, Imelda Junita b, Budi Rahardjo c aUniversitas Tidar, bUniversitas Kristen Maranatha, cUniversitas Tidar [email protected]

ABSTRAK. Perusahaan T. Kardin Pisau Indonesia adalah perusahaan yang memproduksi pisau buatan tangan dengan karyawan yang terspesialisasi pada pekerjaannya. Perusahaan ini berusaha untuk mengoptimalkan produksi pisau buatannya dengan meminimalkan waktu menganggur yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas karyawan. Adanya tingkat kesulitan pengerjaan yang berbeda-beda menyebabkan ketidakseimbangan waktu pengerjaan tugas antar karyawan. Tujuan penelitian ini adalah memberi gambaran peranan strategi penyeimbangan lini untuk mengoptimalkan produksi pisau di perusahaan Pisau Indonesia. Strategi yang digunakan adalah setiap karyawan mengerjakan pekerjaan yang berbeda hingga selesai dan kemudian membantu pekerjaan karyawan lain yang belum selesai. Metode penyeimbangan lini adalah kegiatan yang bertujuan untuk memindahkan satu tugas dari satu orang ke orang lainnya yang pada akhirnya menciptakan keseimbangan waktu antara pekerja di suatu stasiun dan pekerja di stasiun lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan strategi ini diperoleh tingkat efisiensi produksi sebesar 79.02% untuk proses 1 dan .79.48% untuk proses 2. Kata kunci: line balancing ; stasiun kerja; efisiensi ABSTRACT. T. Kardin Pisau Indonesia Company is a company that produces handmade with employees who specialize in their work. The company is trying to optimize the production of its knives by minimizing idle time which will ultimately increase employee productivity. The existence of different levels of difficulty in the workmanship causes an imbalance of work time between employees. The purpose of this study is to illustrate the role of line balancing strategies to optimize production in the Indonesian Knife company. The strategy used is that each employee does a different job to finish and then helps the work of other employees who have not finished. Line balancing method is an activity that aims to move one task from one person to another, which in turn creates a balance of time between workers at one station and workers at other stations. The results showed that using this strategy obtained a level of production efficiency of 79.02% for process 1 and .79.48% for process 2.

Keyword: line balancing; work station; efficiency

20

Jurnal REKOMEN (Riset Ekonomi Manajemen) Vol 3 No 1 2019

PENDAHULUAN Terdapat beberapa pendekatan tata letak yang dapat digunakan oleh perusahaan, Perusahaan yang sukses dalam merancang salah satunya adalah tata letak berorientasi dan menyediakan barang dan jasa di pada produk. Heizer & Render (2011) seluruh dunia adalah perusahaan yang menyatakan bahwa tata letak berorientasi memahami manajemen operasi. Produk produk memiliki tujuan mencari utilisasi yang dihasilkan perusahaan tersebut karyawan dan mesin yang paling baik dalam digunakan untuk meningkatkan proses yang terus-menerus atau berulang. kesejahteraan masyarakat (Heizer & Salah satu masalah utama yang sering Render 2011). Terkait dengan manajemen terjadi dalam perencanaan tata letak yang operasi, maka salah satu cara yang dapat berorientsi produk adalah dilakukan perusahaan untuk meningkatkan menyeimbangkan output pada setiap efisiensi adalah dengan menyusun tata letak stasiun kerja dalam lini produksi sehingga fasilitas ( layout ) pabrik dan mengatur diperoleh jumlah output yang diinginkan keseimbangan lini (l ine balancing ) pada (Heizer & Render 2011). organisasi. Perusahaan Pisau Indonesia adalah Reid & Sanders (2011) menyatakan perusahaan penghasil pisau buatan tangan pengaturan tata letak memiliki dampak (handmade ) yang berlokasi di Bandung yang yang signifikan terhadap produktivitas. didirikan oleh Bapak Teddy Kardin. Bapak Tata letak yang buruk akan menyebabkan Teddy Kardin adalah seorang mantan banyak waktu terbuang, dan menciptakan anggota Komandan Pasukan Khusus suasana yang kacau sedangkan tata letak (KOPASUS) dan pisau buatannya banyak yang baik dapat membantu menciptakan digunakan oleh Tentara Nasional hubungan kerja yang baik meningkatkan Indonesia (TNI), mulai dari Angkatan aliran informasi dan meningkatkan Udara (AU), Angkatan Darat (AD), dan komunikasi antar karyawan. Angkatan Laut (AL). Perusahaan Pisau Kumar & Suresh (2009) menyatakan Indonesia memiliki karyawan yang bahwa tata letak memiliki tujuan utama: terspesialisasi pada bagian-bagian tertentu 1. Mempersingkat aliran bahan baku sesuai dengan keterampilannya dimana melalui tata letak. setiap bagian tersebut memiliki tingkat 2. Memfasilitasi proses manufaktur kesulitan pengerjaan yang berbeda-beda. 3. Mempertahankan tingkat perputaran Tingkat kesulitan pekerjaan yang berbeda- barang dalam proses. beda di Perusahaan Pisau Indonesia 4. Meminimalisasi biaya bahan baku. menimbulkan ketidakseimbangan waktu 5. Penggunaan tenaga kerja, peralatan dan pengerjaan antara karyawan yang ruangan secara efektif. mengerjakan satu pekerjaan dengan 6. Menciptakan penggunaan kubik pekerjaan lainnya. Ketidak seimbangan ruangan yang efektif. waktu pengerjaan menyebabkan 7. Pengaturan operasi manufaktur yang fleksibel. tertumpuknya pekerjaan pada bagian 8. Menyediakan kebutuhan tenaga kerja, tertentu sehingga produk yang dihasilkan keamanan dan kenyamanan. menjadi tidak maksimal. 9. Meminimalisasi investasi dalam Salah satu cara yang dapat digunakan untuk peralatan. mengatasi masalah ketidak seimbangan 10. Meminimalisasi waktu produksi waktu pengerjaan adalah dengan keseluruhan menerapkan konsep assembly line balancing . 11. Mempertahankan fleksibilitas operasi Lini perakitan bertujuan untuk mencari dan pengaturan. utilisasi karyawan yang paling baik yang 12. Memfasilitasi struktur organisasi. dilakukan dengan cara memindahkan satu

21

Jurnal REKOMEN (Riset Ekonomi Manajemen) Vol 3 No 1 2019

tugas dari satu orang ke orang lainnya yang C = t/u ………………….. (1) pada akhirnya akan menciptakan terjadinya Keterangan: keseimbangan waktu antara satu orang pekerja pada satu stasiun kerja dan satu C = waktu siklus orang pekerja lain pada stasiun kerja t = waktu produksi per hari berikutnya. u = unit yang perlu dihasilkan/hari Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bottle neck yang terjadi di 2. Jumlah stasiun kerja secara teoritis. perusahaan T. Kardin Pisau Indonesia, Jumlah ini merupakan waktu pengerjaan menjelaskan pengaturan keseimbangan lini tugas total (waktu yang dibutuhkan (line balancing ) yang selama ini digunakan untuk membuat produk dibagi dengan perusahaan T. Kardin Pisau Indonesia dan, waktu siklus), jumlah stasiun yang menjelaskan pengaturan keseimbangan lini dibutuhkan dihitung melalui persamaan (line balancing ) yang dapat mengoptimalkan 2 produksi di perusahaan T. Kardin Pisau N = T/C ………………….. (2) Indonesia. N = jumlah stasiun secara teoritis

T = total waktu yang dibutuhkan METODE untuk membuat produk Desain penelitian ini adalah studi kasus yang bersifat deskriptif pada perusahaan T. C = waktu siklus Kardin Pisau Indonesia. Pengumpulan data 3. Keseimbangan yang efisien dapat dilakukan dengan metode wawancara melengkapi perakitan yang dibutuhkan mendalam dengan pemilik perusahaan T. mengikuti aturan yang telah ditentukan Kardin Pisau Indonesia dan observasi dan menjaga supaya waktu kosong pada untuk melihat kondisi prusahaan secara setiap stasiun kerja tetap minimal. langsung. Efisiensi keseimbangan lini dapat Analisis penyeimbangan lini melalui tiga dihitung melalui persamaan 3. langkah proses yaitu: E= ∑tg/(∑n x Cx) ……….. (3) 1. Waktu siklus ( Cycle time ) diperoleh Keterangan: dengan cara waktu produksi yang tersedia per hari dibagi dengan unit yang E = Efisiensi perlu dihasilkan setiap hari, perhitungan tg = waktu tugas waktu siklu dihitung melalui persamaan n = stasiun kerja sebenarnya 1. Cx = waktu siklus terbesar

Secara garis besar alur penelitian dapat dilihat pada Gambar 1 .

22

Jurnal REKOMEN (Riset Ekonomi Manajemen) Vol 3 No 1 2019

Gambar 1. Kerangka penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN buatan Perusahaan T. Kardin Pisau Indonesia. Perusahaan juga menerima Profil perusahaan pembuatan pisau dengan desain dari pelanggan dengan biaya yang tergantung Perusahaan T. Kardin Pisau Indonesia pada tingkat kesulitan pengerjaan dan didirikan oleh Teddy Sutadi Kardin yang bahan baku yang digunakan. berlokasi di Bandung. Saat ini perusahaan Perusahaan Pisau Indonesia memproduksi Teddy Kardin telah memiliki 40 (empat pisau setiap hari kerja (Senin-Jumat) kecuali puluh) orang karyawan yang mampu pada hari libur pekerjaan dilakukan sejak memproduksi ±300 bilah pisau dalam 1 pukul 08:00-16:00 WIB dan hari sabtu sejak bulan. Bahan baku untuk pembuatan Pisau 08:00-13:00 WIB. yang digunakan saat ini yaitu: O1, D2, 440C, ATS-34 standar AISI (American Proses produksi di Perusahaan T. Kardin Iron and Steel Institute) serta baja Pisau Indonesia melalui tahap mencetak Damascus yang sudah dikenal luas oleh dan mendesain jenis-jenis pisau yang akan pecinta pisau. dibuat dalam lempengan besar menggunakan pensil/spidol dan kemudian Pisau-pisau yang diproduksi oleh memotong lempengan tersebut sesuai Perusahaan T. Kardin Pisau Indonesia dengan jenis pisau yang akan dibuat. antara lain , Skinner, , Kemudian lempengan yang sudah Commando, Special Force, , terpotong dibor sesuai dengan gambar , , Pisau Dapur, termasuk yang telah dibuat dan dirapihkan. Desain pisau-pisau tradisional seperti , pisau yang sudah dirapihkan kemudian , , dan lain dibentuk sedemikian rupa agar membentuk sebagainya. sebuah pisau yang utuh. Setelah dibentuk Perusahaan T. Kardin Pisau Indonesia pisau kemudian dipanaskan, dipoles, melakukan produksi dengan sistem job order ditajamkan, dan diberikan logo perusahaan. yang berarti konsumen harus memesan Setelah diberikan logo selanjutnya terlebih dahulu agar dapat memiliki pisau direkatkan dengan gagangpisau. Kemudian 23

Jurnal REKOMEN (Riset Ekonomi Manajemen) Vol 3 No 1 2019

dilakukan proses finishing akhir dan Perusahaan T. Kardin Pisau Indonesia dilakukan pengecekan kualitas. dalam meakukan produksi memiliki layout seperti Gambar 2 .

j g a k i h

f l d gudang wc b

c,e

Gambar 2. Layout perusahaan T. Kardin Pisau Indonesia

Keterangan: a : Kegiatan desain dan pengeboran b : Kegiatan pembentukan badan pisau c : Kegiatan perapihan badan pisau d : Kegiatan pembakaran e : Kegiatan pembersihan badan pisau f : Kegiatan pengamplasan kasar g : Kegiatan pemberian logo h : Pembentukan pegangan pisau i : Pemotongan pegangan pisau j : Kegiatan Pemolesan k : Kegiatan Pengamplasan kasar l : Kegiatan Finishing

Analisis penyeimbangan lini Berdasarkan hasil observasi yang meminimalkan waktu siklus untuk dilakukan peneliti di Perusahaan T. mengoptimalkan produksi. Kardin Pisau Indonesia, peneliti 2. Berdasarkan jalur perakitannya model menemukan bahwa produksi yang digunakan Perusahaan 1. Tujuan Assembly line balancing di T. Kardin Pisau Indonesia adalah Perusahaan T. Kardin Pisau Indonesia model tunggal karena Perusahaan T. terbagi menjadi 2 tipe karena Kardin Pisau Indonesia hanya perusahaan pisau indonesia memiliki memproduksi Pisau Saja. jenis pekerjaan yang tetap sehingga 3. Masalah penyeimbangan lini yang perusahaan pisau indonesia berusaha dihadapi Perusahaan T. Kardin Pisau Indonesia adalah menyeimbangkan

24

Jurnal REKOMEN (Riset Ekonomi Manajemen) Vol 3 No 1 2019

dan menentukan workstation karena 4. Work sequence (gerakan pekerjaan) para pekerja telah memiliki pekerjaan adalah gerakan-gerakan yang harus masing-masing namun memiliki waktu dilakukan pekerja untuk memproses pengerjaan yang bervariasi sehingga suatu barang. Pergerakan pekerja di perlu diadakan penyeimbangan Perusahaan T. Kardin Pisau Indonesia workstation. kurang bebas karena pekerja Saat ini T. Kardin Pisau Indonesia belum meletakan barang yang akan mereka menerapkan asembly line balancing hal ini proses disekitar mereka, karena ruang dapat dilihat dari gambar 2 dimana: gerak yang terbatas dan dekat dengan 1. Dari sisi flow material (aliran produksi barang yang akan mereka proses pergerakan pekerja menjadi lambat barang) beberapa stasiun kerja masih karena mereka harus berhati-hati agar memiliki aliran produksi yang kurang tidak terluka hal ini mengakibatkan efektif karena aliran produksinya menurunya produktivitas pekerja saling berpotongan contoh kegiatan a (desain dan pengeboran yang 5. Pemeliharaan, mesin, dalam kegiatannya Perusahaan T. Kardin memotong jalur kegiatan j belum memiliki jadwal peralatan mesin (pemolesan) ke kegiatan k yang digunakan sehingga butuh (pengamplasan kasar) dan kegiatan e pembuatan jadwal perawatan mesin (perapihan badan pisau) yang agar proses pekerjaan dapat berjalan memotong kegiatan k (pengamplasan lancar tanpa kendala yang timbul kasar) dan kegiatan l ( finishing ) 2. Employee area (area karyawan) dengan akibat kerusakan mesin. adanya jalur kegiatan yang salng Berdasarkan penjelasan diatas, maka berpotongan terdapat potensi peneliti berpendapat Perusahaan T. karyawan saling bertabrakan pada saat Kardin Pisau Indonesia perlu membawa barang hasil produksi hal menerapkan assembly line balancing ini menyebabkan waktu produksi untuk meningkatkan hasil produksi pisau semakin lama dan berpotensi di Perusahaan T. Kardin Pisau Indonesia menimbulkan kecelakaan di tempat assembly line balancing dilakukan dengan kerja, berdasarkan hal ini dapat cara: dikatakan bahwa employee area di T. 1. Mengatur aliran produksi barang agar Kardin Pisau Indonesia masih kurang tidak saling berpotongan contoh aman. dengan cara memindahkan kegiatan a 3. Waiting area (area tunggu) adalah area (desain dan pengeboran) mendekati dimana barang-barang yang akan kegiatan b (pembentukan badan pisau) diproses ditempatkan. Perusahaan T. hal ini dilakukan untuk memudahkan Kardin Pisau Indonesia tidak memiliki aliran produksi barang dari a ke b tempat yang secara khusus dibuat tanpa memotong jalur produksi untuk barang-barang yang akan barang lainnya diproses sehingga karyawan hanya 2. Dengan mengatur letak stasiun agar meletakan barang-barang yang akan aliran produksi barang tidak saling mereka proses disekitar tempat berpotongan perusahaan juga mereka bekerja hal ini mengakibatkan meminimalisir peluang karyawan semakin terbatasnya ruang gerak untuk saling bertabrakan sehingga mereka dalam memproses barang dan lingkungan kerja menjadi lebih aman, membuat pergerakan mereka dalam selain dengan mengatur letak stasiun memproses barang melambat yang agar tidak saling berpotongan upaya pada akhirnya mengurangi untuk menguranggi peluang terjadinya produktifitas kecelakaan juga dapat dilakukan

25

Jurnal REKOMEN (Riset Ekonomi Manajemen) Vol 3 No 1 2019

dengan cara menyediakan jalur khusus perusahaan T. Kardin pisau indonesia bagi masin-masing karyawan yang dengan persamaan 1 digunakan untuk membawa barang C = t/u yang telah diproses ke stasiun = 21600 detik/7 unit selanjutnya = 3086 detik 3. Dengan cara menciptakan tempat Pembuatan dan pemasangan gagang khusus (area) untuk menaruh barang pisau (proses 2) lebih besar dari waktu yang akan atau telah diproses sebelum siklus yang dihasilkan sehingga waktu diproses di stasiun selanjutnya. Hal ini siklus yang digunakan untuk proses 2 akan memudahkan pergerakan adalah waktu siklus waktu pengerjaan karyawan dan membuat mereka dapat terpanjang yaitu 4162 detik sedangkan bekerja lebih cepat dan meningkatkan untuk proses 1 waktu siklus yang produktivitas digunakan adalah 3086 detik. 4. Dengan ruang gerak yang lebih luas Jumlah stasiun kerja minimum yang karyawan akan merasa lebih aman dan dibutuhkan untuk proses 1 adalah: leluasa dalam bekerja hal ini N = T/C diharapkan membuat karyawan lebih = 4877/3086 fokus dalam mengerjakan pekerjaan = 1,58 (dibulatkan menjadi 2) dan dapat menlakukan pekerjaannya sehingga dibutuhkan 2 stasiun, sedangkan dengan lebih cepat dan hasil yang lebih untuk proses 2 adalah : baik N = T/C 5. Dengan perawatan mesin secara = 9924/4162 berkala diharapkan tidak terjadi = 2,38 (dibulatkan menjadi 3) kerusakan mesin yang dapat sehingga dibutuhkan 3 stasiun. Akibat menghambat proses produktifitas waktu siklus proses 2 yang menggunakan waktu pengerjaan terpanjang yaitu 4162 Proses produksinya pisau buatan Perusahaan T. Kardin Pisau Indonesia detik terdapat penggurangan jumlah dipecah menjadi dua proses. Hal ini stasiun dibandingkan jika menggunakan disebabkan karena pemberian logo waktu siklus hasi perhitungan, dari yang dilakukan di tempat yang terpisah untuk seharusnya 4 stasiun menjadi 3 stasiun. mencegah adanya tindak kecurangan dari karyawan, selain itu berdasarkan hasil Penyusunan Tugas Produksi ke observasi peneliti menemukan bahwa Dalam Stasiun Kerja rata-rata karyawan Perusahaan T. Kardin Pisau Indonesia dapat memproduksi Penyusunan stasiun kerja adalah tujuh pisau perharinya dengan jumlah jam mengusahakan agar semua stasiun kerja kerja efektif enam jam. Selama melakukan memiliki waktu yang mendekati (tidak > observasi peneliti juga melihat adanya cycle time ) dan tidak melanggar aturan penumpukan barang ( bottle neck ) seperti produksi. Berdasarkan aturan tersebut yang ditunjukan dalam tabel dua akibat stasiun kerja Perusahaan T. Kardin Pisau waktu pengerjaan yang terlalu lama untuk Indonesia menjadi dua stasiun untuk menyelesaikan suatu pekerjaan (kegiatan proses 1 dan tiga stasiun untuk proses 2 2 tabel 1). Setelah berhasil menentukan yaitu: waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi pisau milik Perusahaan T. Kardin Pisau Indonesia kemudian peneliti menentukan waktu siklus dan jumlah stasiun kerja minimum untuk mengoptimalkan produksi pisau di

26

Jurnal REKOMEN (Riset Ekonomi Manajemen) Vol 3 No 1 2019

Berdasarkan hasil diatas dapat dikatakan bahwa penerapan penyeimbangan lini perakitan di perusahaan T. Kardin Pisau Indonesia dapat meningkatkan effisiensi produksi pisau hingga mendekati 80% Gambar 3. Pembagian stasiun kerja karena dengan menerakan proses 1 penyeimbangan lini perakitan karyawan dapat melakukan pekerjaan denngan lebih aman, lebih cepat, dan dengan tingkat konsentrasi yang lebih tinggi sehingga diharapkan produk yang dihasilkan dapat

menjadi lebih banyak dengan kualitas Gambar 4. Pembagian stasiun kerja yang lebih baik proses 2

Implikasi Manajerial Tingkat efisiensi lini Penerapan line balancing pada Tingkat efisiensi lini secara keseluruhan perusahaan T. Kardin Pisau Indonesia untuk proses 1 dihitung menggunakan memberikan tingkat efisiensi mencapai persamaan 3 79,48%. Pencapaian ini didukung harus E= ∑tg/(∑n x Cx) didukung oleh perubahan tata letak yang = 4877/(2x3086) saat ini ada diperusahaan agar proses = 4877/6172 dapat berjalan dengan efektif dan efisien. = 0,7902 atau 79.02% Selain perubahan tata letak yang dan tingkat efisiensi lini secara mengatur arus kegiatan proses produksi keseluruhan untuk proses 2 dihitung perusahaan T. Kardin Pisau Indonesia menggunakan persamaan 3 perlu memperhatikan employee area dan work sequence agar dalam peaksanaan E = ∑tg/(∑n x Cx) proses kerja pegawai aman dan nyaman. = 9924/(3x4162) Pembangunan waiting area perlu = 9924/12486 dilakukan mengingat belum tersedianya = 0,7948 atau 79.48% area ini, dan perlu disusunnya jadwal pemeliharaan mesin.

Tabel 1. Tugas dan Waktu Produksi Perusahaan Pisau Indonesia Proses 1 Kegiatan Waktu rata-rata No Tugas Pendahulu pengerjaan (detik) 1 Mendesain/mencetak jenis pisau yang akan - 189 dibuat. 2 Pemotongan dan pengeboran lempengan. 1 873 3 Perapihan pemotongan. 2 1758 4 Pembentukan badan pisau. 3 751 5 Pembakaran badan pisau. 4 325 6 Pembersihan badan pisau. 5 257 7 Pengamplasan kasar (amplas 12). 6 425 8 Pengamplasan kasar (amplas 24). 7 299 9 Total 4877 Sumber hasil observasi

27

Jurnal REKOMEN (Riset Ekonomi Manajemen) Vol 3 No 1 2019

Tabel 2. Tugas dan Waktu Produksi Perusahaan Pisau Indonesia Proses 2 Kegiatan Waktu rata-rata No Tugas Pendahulu pengerjaan (detik) 1 Pembuatan dan pemasangan gagang pisau. )* - 4162 2 Pemolesan kasar. 1 3057 3 Pemolesan halus. 2 650 4 Pengamplasan (amplas 500). 3 349 5 Pengamplasan (amplas 1000). 4 837 6 Finishing. 5 869 7 Total 9924 Sumber hasil observasi Keterangan )* badan pisau yang telah diberikan logo (barang dalam proses).

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan untuk mengukur penerapan line balancing Berdasarkan uraian yang dikemukakan yang sudah disarankan. dalam pembahasan hasil penelitian maka dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut: DAFTAR PUSTAKA 1. Selama ini di Perusahaan T. Kardin Greaner, Sue, 2008 Bussiness Research Pisau Indonesia terjadi bottle neck Method Bookboon.com U.K terutama pada bagian pembuatan dan Grzechca, W. (2011). Methodology for perekatan gagang pisau (stasiun 1 proses Cost Oriented Assembly Line Balancing 2) yang menyebabkan waktu Problem. Total Logistic Management, 4, menganggur yang tidak produktif. pp. 57–67 2. Pembagian stasiun dengan menerapkan Heizer, Jay dan Barry Render, 2011. Line Balancing di Perusahaan Pisau Operations Management buku 2 edisi Indonesia terdiri dari 2 stasiun untuk ke sepuluh. U.S. Penerbit Prentice Hall proses 1 dan 3 stasiun untuk proses 2. Kumar, N., and Mahto, D. (2013). 3. Dengan menerapkan Line Balancing Assembly Line Balancing: A Review of efisiensi produksi di Perusahaan T. Developments and Trends in Approach Kardin Pisau Indonesia dapat mencapai to Industrial Application. 79.02% pada proses 1 dan 79.48% pada Journal of Researches in Engineering proses 2. Industrial Engineering, 13(2), pp.28-50 Kumar, S. Anil dan N. Suresh, 2009. Saran Operations Management New Delhi. Untuk kemajuan Perusahaan Pisau India. Penerbit New Age International Indonesia maka saran yang dapat diberikan (P) Ltd pada perusahaan T. Kardin Pisau Indonesia Parvez, M., Amin, F. and Akter, F. (2017). perlu memperhatikan employee area dan Line Balancing Techniques To Improve work sequence agar dalam peaksanaan Productivity Using Work Sharing proses kerja pegawai aman dan nyaman. Method. IOSR Journal of Research & Pembangunan waiting area perlu dilakukan Method in Education (IOSRJRME), mengingat belum tersedianya area ini, dan 07(03), pp.07-14. perlu disusunnya jadwal pemeliharaan Reid, R. Dan dan Nada R. Sanders, 2011. mesin. Perlu dilakukan penelitian lanjutan Operations Management Edisi ke

28

Jurnal REKOMEN (Riset Ekonomi Manajemen) Vol 3 No 1 2019

empat. U.S. Penerbit John Wiley & Vislavath, S., Srivastava, P., Aziz, M. and Sons, Inc. Sharma, A. (2016). Line Balancing Saptari, A., Leau, J. and Nor Akramin, M. Heuristics for Productivity (2015). Optimizing Assembly Line Enhancement in Beverage Production through Line Balancing: A Factory. Indian Journal of Science and Case Study. Applied Mechanics and Technology, 9(36). Materials, 761, pp.104-108.

29