PERANCANGAN VISUAL BENTUK KUJANG PADA ALAT TULIS UNTUK ANAK SD SEBAGAI MEDIA KAMPANYE PELESTARIAN PUSAKA SUNDA ( DI SDN KOTABARU )

Rahman Ridwansyah Jl. Babakan Karet. Email : [email protected] Jurusan Desain Komunikasi Visual Universitas Bina Sarana Informatika [email protected]

ABSTRAK Suku Sunda merupakan suku yang berada di Jawa Barat yang ada sejak abad ke 4 – 5 masehi. Suku Sunda banyak meninggalkan jejak dan warisan yang terdapat pada naskah -naskah kuno dan relief- relief yang terukir di candi-candi yang berada di sekitar Jawa Barat. Beberapa peniggalan dan warisan dari suku Sunda yang sangat berharga adalah Kujang. Kujang merupakan sebuah senjata tajam yang sampai sekarang masih simpang siur tentang asal usulnya, kegunaannya, dan filosopi dari bentuknya yang unik, yang berupa tonjolan pada bagian pangkalnya dan liukan pada bagian badannya. Memang pada dasarnya masyarakat Sunda sekarang masih mengenal pusaka Sunda kujang ini , namun sampai saat ini jejak-jejak sejarahnya sudah terlupakan dan patut untuk di lestarikan serta di kenalkan kembali sedini mungkin. Perancangan visual bentuk kujang pada alat tulis untuk anak SD sebagai media pelestarian pusaka Sunda, merupakan strategi yang tepat dalam pengenalan dan pembelajaran mengenai kujang itu sendiri, agar penerapannya dapat setiap hari terlihat dan di pahami.

Kata kunci: kujang terlupakan, anak sd, media pembelajaran, alat tulis.

ABSTRACT

Sundanese tribe is a tribe located in West Java, which existed since centuries to 4-5 AD . Sundanese left many traces and heritage contained in ancient texts and reliefs carved in temples located around West Java . Some peniggalan and heritage of the Sundanese valuable is Kujang . is a sharp weapon that until now still confusing about the origins, uses, and the philosophy of its unique shape , which is a bulge at the base and canting on the bodice . It's basically the Sundanese people still recognize this heritage Sunda cleaver , but until now traces its history has been forgotten and deserves to be preserved as well as in the re- introduced as early as possible . Cleaver on the visual design of stationery forms for elementary school children as a heritage conservation media Sunda , an appropriate strategy in recognition and learning about the cleaver itself, so that its application can be seen on a daily basis and understand .

Keywords : kujang forgotten , elementary school , learning media , stationery . untuk seterusnya. Ada banyak sekali peniggalan- peniggalan dan warisan sunda yang di pegang I. PENDAHULUAN teguh dan terus menerus mengalami pelestarian, dan peremajaan. Suku Sunda memiliki keunikan dan kekhasan Pada dasarnya suku sunda sendiri sudah ada budaya. Nilai-nilai dan norma yang diterapkan berabad abad. Kekuasaannya membentang sejak masyarakat Sunda dalam menjalani kehidupan Kali Cipamali di timur terus ke barat pada daerah sehari-hari, keteguhan memegang tradisi, yang disebut sekarang Jawa Barat dengan Prabu toleransi antar sesama, kesadaran menjaga hutan Siliwangi sebagai salah seorang rajanya yang sebagai sumber kehidupan, dan tidak lupa artefak bijaksana. Sejarah Sunda memang tidak banyak artefak serta peninggalan kuno yang patut di berbicara dalam percaturan sejarah nasional. Dr banggakan, dan di lestarikan karena sudah mulai Edi Sukardi Ekadjati, peneliti, sejarawan dan tersisihkan oleh perkembangan jaman dan Kepala Museum Asia Afrika di Bandung tekhnologi yang ada saat ini. Budaya Sunda juga memaparkan bahwa, yang diajarkan di sekolah, memegang banyak peranan penting dalam proses paling hanya tiga kalimat, isinya singkat saja kehidupan masyarakat sunda yang berlangsung hanya mengungkap tentang Kerajaan Sunda dari jaman dahulu kala hingga sekarang bahkan dengan Raja Sri Baduga di daerah yang sekarang

disebut Jawa Barat, lalu runtuh. Padahal, daerah manapun. Tidak adanya kata yang tepat kerajaan dengan corak animistis dan hinduistis untuk menyebutkan nama senjata ini ke dalam ini sudah berdiri sejak abad ke-8 Masehi dan bahasa International, sehingga Kujang dianggap berakhir eksistensinya menjelang abad ke-16 sama pengertiannya dengan “sickle” (= arit / Masehi. Kisah-kisahnya yang begitu panjang, sabit), tentu ini sangat menyimpang jauh karena lebih banyak diketahui melalui cerita lisan dari segi wujudnya pun berbeda dengan arit atau sehingga sulit ditelusuri jejak sejarahnya. Tetapi sabit. Tidak sama juga dengan “scimitar” yang ini tidak berarti, nenek moyang orang Sunda di bentuknya cembung. Dan di sendiri masa lalu tidak meninggalkan sesuatu yang bisa arit atau sabit sebetulnya disebut “chelurit” dilacak oleh anak cucunya, karena kecakapan (). Mungkin untuk merespon kendala tulis-menulis di wilayah Sunda sudah diketahui bahasa tersebut, tugas dan kewajiban budayawan sejak abad ke-5 Masehi. Ini bisa dibuktikan sunda, dan media cetak lokal di tatarsunda yang dengan prasasti-prasasti di masa itu. harus lebih intensif mempublikasikan senjata Memang peninggalan karya tulis berupa naskah Kujang ini ke dunia International. di masa itu hingga kini belum dijumpai. Tetapi Memang akhir-akhir ini kerap kali kujang dapat setelah itu ditemukan naskah kuno dalam bahasa kita temui pada sebuah pakaian atau logo dan huruf Sunda Kuno, yakni naskah Sanghyang komunitas tertentu, yang patut kita hargai karena Siksa Kanda Ng Karesian yang selesai disusun mereka telah mengingatkan dan melestarikan tahun 1518 M dan naskah Carita Bujangga pusaka Sunda kujang ini, namun disini penulis Manik yang dibuat akhir abad ke-15 atau awal ingin memberikan wawasan sedini mungkin abad ke-16. Suhamir, arsitek yang menaruh mengenai kujang itu sendiri sebagai cara untuk minat besar dalam sejarah Sunda menjuluki melestarikan pusaka Sunda, yang di tujukan naskah Sanghyang Siksa Kanda Ng Karesian kepada anak SD melalui media berupa alat tulis. sebagai “Ensiklopedi Sunda”. Naskah-naskah Pada dasarnya Anak SD untuk seumurannya lainnya adalah Cariosan Prabu Siliwangi (abad memang masih belum dapat menangkap atau ke-17 atau awal abad ke-18), Ratu Pakuan, menerima kajian mengenai kujang secara rinci, Wawacan Sajarah Galuh, Babad Pakuan, Carita karena tentu saja ini bukanlah porsi yang tepat Waruga Guru, Babad Siliwangi dan lainnya. untuk pemahaman mereka, namun disini penulis Secara historis, orang Sunda tidak memainkan merasa tergugah dan tertantang, untuk mencoba suatu peranan penting dalam urusan-urusan memberikan informasi dan wawasan mengenai nasional. Beberapa peristiwa yang sangat penting kujang ini dengan cara sederhana dan di sukai telah terjadi di Jawa Barat namun biasanya oleh mereka (anak SD). peristiwa-peristiwa tersebut bukanlah kejadian Dalam proses pembelajarannya, anak SD sangat yang memiliki karakteristik Sunda. Hanya sedikit senang apabila mereka belajar dengan cara orang Sunda yang menjadi pemimpin baik dalam bermain, menggambar, dan membaca buku yang hal konsepsi maupun implementasi dalam banyak sekali gambar di dalamnya, serta suasana aktivitas-aktivitas nasional. dan fasilitas yang mereka gunakan bisa di pakai Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi tempat untuk bermain dan lain sebagainya. Untuk itu berasalnya suku Sunda. Terhitung juga 65% penulis disini akan memberikan informasi, penduduknya bersuku Sunda. Suku khas Jawa pengenalan dan wawasan mengenai kujang, Barat lainnya adalah suku Badui yang cukup melalui alat tulis yang selalu mereka pakai pada kuat memegang tradisi leluhur. Selain itu saat mereka bersekolah agar mereka dapat selalu terdapat pula suku Jawa, Betawi, Minang, Batak, melihat dan memperhatikan visual dari pusaka dan Tionghoa. sunda kujang ini. Banyak sekali peninggalan peninggalan berupa Melalui media alat tulis ini, diharapkan Kujang artefak-artefak kuno dan lain sebagainya, dapat dikenal oleh anak SD terutama masyarakat diantaranya prasasti-prasasti kuno, alat bercocok Sunda dan dapat menjadi kebanggaan para tanam, budaya-budaya adat sunda (tari, pakaian generasi muda Sunda di kota Bandung. Oleh adat, dsb), serta pusaka atau senjata sunda yang sebab itu judul dari tugas akhir ini adalah diantaranya kujang yang sampai sekarang masih “PERANCANGAN VISUAL BENTUK bisa kita lihat bentuk nya pada logo Jawa Barat KUJANG PADA ALAT TULIS UNTUK senjata ini sudah ada sejak abad ke-8 atau ke-9, ANAK SD SEBAGAI MEDIA KAMPANYE senjata khas lainnya adalah keris Ki Rompang, PELESTARIAN PUSAKA SUNDA”. Keris Ki Dongkol, , dan Bedog. Kujang adalah salah satu senjata khas dari daerah Jawa Barat, tepatnya di Pasundan (tatar Sunda). bentuk senjata ini cukup unik, dari segi desainnya tak ada yang menyamai senjata ini di

Analisis ini bertujuan untuk melihat II. KAJIAN LITERATUR kualifikasi kampanye yang di garap melalui studi lapangan yang telah dilakukan sebelumnya. Analisis ini bersifat subjektif karena didasarkan Metode perancangan yang penulis gunakan dari pengamatan penulis secara langsung. adalah dengan menggunakan metode deskriptif Analisis yang dilakukan meliputi kekuatan kualitatif , yang lebih mengutamakan kepada (Strength), kelemahan (Weakness), peluang penggarapan desain itu sendiri yang bertujuan (Opportunities), dan ancaman (threats) yang untuk memberikan gambaran yang cukup jelas perlu diantisipasi. tentang objek yang diteliti.

Metode Pengumpulan Data III. PEMBAHASAN Dalam melakukan penelitian ini dapat ditetapkan dua metode, yaitu : Identifikasi Data 1. Penelitian Lapangan (Field research) Kujang, pada dasarnya adalah sebuah pusaka Penelitian lapangan merupakan data primer yang di wariskan oleh masyarakat Sunda dan ada yang dilaksanakan secara langsung pada para sejak berabad-abad lalu dan hingga sekarang pakar budaya Sunda mengenai Kujang yang masih tetap eksis di kalangan masyarakat Sunda. menjadi objek penelitian. Kujang memiliki struktur sistem sebagai simbol Teknik pengumpulan data dilakukan dan kerangka berfikir masyarakat Sunda. Kujang dengan mengadakan : sebagai simbol "tritangtu" masyarakat Sunda, a. Wawancara sebagai filosofi dasar cara berfikir masyarakat Teknik pengumpulan data dengan Sunda lama "kesatuan dualistik", sebagai simbol cara mengadakan tanya jawab kepada kultur masyarakat huma / "pola tiga" dalam pihak terkait yang berwenang sehingga sistem budaya primordial Indonesia. dapat memberikan informasi mengenai Kujang diakui sebagai senjata tradisional masalah yang di bahas. Hal ini masyarakat Jawa Barat (Sunda) dan kujang dilakukan pada pihak terkait yaitu : dikenal sebagai senjata yang memiliki nilai Kang Fakhri, Kang Galih, dan Kang sakral serta mempunyai kekuatan magis. Kiki, aktivis dan budayawan Sunda di Beberapa peneliti menyatakan bahwa istilah Yayasan Lentera Nusantara. Kujang berasal dari kata Kudihyang dengan akar b. Pengamatan dan observasi kata dan Hyang. Kudi diambil dari bahasa Tehnik pengumpulan data dengan Sunda Kuno yang artinya senjata yang cara mengumpulkan data dengan mempunyai kekuatan gaib sakti, sebagai jimat, mengamati responden secara langsung sebagai penolak bala, misalnya untuk menghalau mengenai masalah yang di teliti. Yaitu musuh atau menghindari bahaya/penyakit. dengan mengunjungi SDN. Kota Baru Senjata ini juga disimpan sebagai pusaka, yang Bandung. digunakan untuk melindungi rumah dari bahaya c. Kuesioner dengan meletakkannya di dalam sebuah peti atau Tehnik pengumpulan data dengan tempat tertentu di dalam rumah atau dengan memberi pertanyaan kepada reponden meletakkannya di atas tempat tidur (Hazeu, 1904 yaitu anak SD, berupa pilihan ganda : 405-406). Sedangkan Hyang dapat disejajarkan terkait dengan masalah yang di bahas. dengan pengertian Dewa dalam beberapa 2. Penelitian Kepustakaan (Library mitologi, namun bagi masyarakat Sunda, Hyang research) mempunyai arti dan kedudukan di atas Dewa, hal Penelitian kepustakaan adalah tehnik ini tercermin di dalam ajaran “Dasa Prebakti” pengumpulan data sekunder untuk memperoleh yang tercermin dalam naskah Sanghyang Siksa dasar teoritis yang digunakan sebagai landasan Kanda Ng Karesian disebutkan “Dewa bakti di teori dan perbandingan dalam menganalisa dan Hyang”. Maka secara umum, kujang mempunyai mengevaluasi data dari penelitian langsung pengertian sebagai pusaka yang mempunyai dengan cara mempelajari buku-buku, literature kekuatan tertentu yang berasal dari para dewa dan bacaan lainnya yang berhubungan dengan (Hyang), dan sebagai sebuah senjata, sejak masalah yang dibahas. dahulu hingga saat ini kujang menempati satu posisi yang sangat khusus di kalangan Metode Analisa Data masyarakat Jawa Barat (Sunda). Sebagai Dalam menganalisis data, penulis akan lambang atau simbol dengan nilai-nilai filosofis menggunakan metode analisis SWOT (Strength, yang terkandung di dalamnya, kujang dipakai Weakness, Opportunities, Threats) sebagai salah satu estetika dalam beberapa

lambang organisasi serta pemerintahan. menjadi icon Prabu Siliwangi, sebagai Raja yang Disamping itu, kujang pun dipakai pula sebagai tidak terkalahkan. Maka dari itu tatkala para sebuah nama dari berbagai organisasi, kesatuan orang tua masyarakat Sunda, memanggil anak dan tentunya dipakai pula oleh Pemda Propinsi mereka dengan sebutan “Ujang”. Jawa Barat. Sementara itu menurut kang Galih Dalam pencarian data untuk mengidentifikasi menambahkan, bahwa kujang itu adalah sebuah objek yang diteliti, penulis telah melakukan simbol sama halnya dengan burung garuda yang wawancara seputar objek tersebut kepada suatu menjadi simbol kenegaraan Indonesia, beliau pun perkumpulan pecinta budaya tanah air khususnya memaparkan bahwa kujang adalah simbol Sunda yang bernama Lentera Zaman. sebuah kepercayaan atau ketatannagaraan yaitu Lentera Zaman adalah suatu perkumpulan atau Sunda, lalu dia meneruskan, bahwa sebetulnya sering disebut sebagai suatu yayasan pemersatu estetika pengertian kujang lebih dari itu, dia budaya yang ada di Indonesia yang bertujuan menjelaskan bahwa kujang sama halnya dengan sebagai pendidikan, pemberdayaan, dan syahadat, yang bila kita sadari, apalah arti pelestarian seni budaya. syahadat apabila kita tidak mengetahui maksud Dalam proses pencarian data, penulis melakukan dan tujuannya, begitu juga dengan kujang, tidak wawancara kepada beberapa aktivis yang berada akan berguna suatu kujang apabila seseorang pada yayasan Lentera Zaman diantaranya kepada yang memilikinya, tapi tidak mengetahui Kang Fakhri, dan Kang Galih. maksudnya, jadi menurut kang Galih, terjadi Kang Fakhri salah satu penggerak komunitas banyak pencampur adukan antara budaya, pecinta budaya sunda kujang yang berada di sejarah, dan agama, serta realitas, sehingga yayasan Lentera Zaman, memaparkan bahwa banyak sekali perdebatan mengenai kujang, kujang itu terdapat beberapa arti yang kujang itu apa, dan fungsinya sebagai apa, yang diantaranya, adalah sebuah simbol kedewasaan pasti bukan sebuah senjata, karena bentuknya bagi masyarakat sunda yang dimana kepanjangan yang unik dan tidak ergonomis apabila ia dari kujang itu sendiri adalah kukuh kana jangji gunakan sebagai senjata untuk berperang. yang dapat di artikan dalam bahasa indonesia Sedangkan untuk saat ini mengenai adalah teguh atau tepat kepada janji, sehingga pengaplikasian visual bentuk kujang kepada apabila seseorang telah mencapai kedewasaan sebuah logo band, komunitas, dan sebagainya, dan memegang sebuah kujang, maka dia harus adalah sangat menyimpang dari estetikanya. siap dan teguh pendirian untuk membela tanah Namun untuk pelestarian, pengenalan, airnya namun, bukan berarti siap untuk peremajaan, mengingatkan, dan berperang, melainkan siap dan taat untuk mengenalkannya, adalah suatu kewajiban dan menjalani setiap norma-norma dan hukum yang keharusan masyarakat Sunda dalam kata lain, telah di pegang dan mempunyai mental yang para narasumber setuju dan membiarkan hal ini kuat untuk menjalaninya. Arti selanjutnya terjadi karena suatu nilai positif untuk mengenai kujang adalah ku-jangjang yang berarti pengenalan kujang itu sendiri. Dengan demikian sayap, dan apabila kujang di pertemukan dengan untuk hal ini memang terdapat dua persepsi yang pasangannya, makan seolah-olah akan menjadi berbeda. Antara benar dan salah, tergantung cara simbol dari sebuah sayap yang apabila seseorang penyampaiannya. Sedangkan untuk target anak telah mempunyai keduanya maka dia telah SD sendiri, para narasumber Kemudian mencapai tingkat kesempurnaan dalam memaparkan bahwa sampai sekarang masih kehidupan dengan menjalankan norma-norma jarang dan sejauh ini belum pernah ada yang dan aturan-aturan tersebut. Selain itu kang Fakhri melestarikan kujang kepada anak-anak, menambahkan bahwa sebetulnya hubungan khususnya masyarakat Sunda di kota Bandung kujang dan keris kepada bendera merah putih ini, untuk itu penulis hendak merancang Indonesia itu sangat erat, dia menjelaskan bahwa kampanye pelestarian kujang ini kepada anak SD sebenarnya kujang itu di simbolkan untuk warna sebagai target audience nya. merah pada bendera Indonesia karena bentuk Adapun sebagai awal dari penggarapan kujang sangat mirip dengan liukan api yang kampanye ini, penulis merujuk pada satu sekolah membara dan penuh semangat, sedangkan keris dasar yang ada di kota Bandung. Bertempat di itu sendiri di simbolkan untuk warna putih pada Jalan Kotabaru, yang bernama SDN Kotabaru. bendera Indonesia karena bentuk keris sangat Analisis Data elastis dan dinamis, menyerupai liukan air yang Dalam menganalisis data, penulis akan murni dan suci. Kujang juga berasal dari kata menggunakan metode analisis SWOT (Strength, Ujang, yang berarti manusa atau manusia. Weakness, Opportunities, Threats) Manusia yang sakti sebagaimana Prabu Analisis ini bertujuan untuk melihat kualifikasi Siliwangi. Pantas ageman (agama) Kujang kampanye yang di garap melalui studi lapangan

yang telah dilakukan sebelumnya. Analisis ini khususnya masyarakat Sunda menurut para bersifat subjektif karena didasarkan dari narasumber. pengamatan penulis secara langsung. Analisis yang dilakukan meliputi kekuatan (Strength), Konsep Media kelemahan (Weakness), peluang (Opportunities), Tujuan Media dan ancaman (threats) yang perlu diantisipasi. Dalam perancangan kampanye pelestarian a. Strength (Kekuatan) kujang ini, penulis mentargetkan beberapa media 1. Salah satu warisan suku sunda. khusus yang sangat kental dengan anak SD yang 2. Bentuk yang unik. menjadi sasaran kampanye, yaitu alat tulis, dan 3. Budaya yang harus di lestarikan. merchandise yang berupa gantungan kunci, dan 4. Kebanggaan masyarakat sunda. pin. Berikut tujuan dari penggunaan media yang 5. Terdapat pada logo jawa barat. telah di sampaikan di atas, antara lain : b. Weakness (Kelemahan) - Alat tulis 1. Kurangnya promosi untuk mengenalkan Dalam kampanye pelestarian kujang ini, pusaka sunda ini. peranan alat tulis sebagai media 2. Terlupakan karena perkembangan zaman bertujuan untuk menjadi pendamping dan teknologi. atau pelengkap saat penulis memberikan c. Opportunity (Peluang) pembelajaran mengenai kujang dengan 1. Belum ada kampanye pengenalan kujang cara belajar menggambar bentuk kujang. kepada anak SD. - Merchandise 2. Memberikan informasi sedini mungkin. Gantungan kunci, dan pin akan di 3. Banyaknya media yang bisa digunakan bagikan pada saat program berlangsung dalam penggarapan kampanye. dan pada saat sesi tanya jawab, serta 4. Kota Bandung merupakan kota yang di kuesioner. dalamnya terdapat banyak masyarakat sunda. Konsep Kreatif d. Threath (Ancaman) Tujuan Kreatif 1. Tidak mudah untuk menyampaikan Tujuan dari kampaye ini adalah untuk pesan kepada anak SD menginformasikan dan melerstarikan salah satu Beberapa kendala dalam penyusunan karya akhir budaya, peninggalan masyarakat Sunda dengan ini adalah diantaranya, apakah kampenya sedini mungkin kepada generasi muda. Karena mengenai kujang sudah pernah ada sebelumnya pentingnya suatu budaya dan peninggalan untuk dengan target audience orang dewasa, karyawan, di informasikan dan di pelajari kembali remaja dan anak2. Ternyata terdapat beberapa khususnya kepada daerah yang bersangkutan, bukti bahwa sesungguhnya untuk orang dewasa dan di lakukan dengan sedini mungkin melalui dan karyawan, mereka sangat mengenal sekali cara penyampaian yang menarik dan baru. dengan kujang karena secara tidak langsung visual kujang sendiri di tunjukan di dalam logo Program Kreatif jawa barat, serta bentuk visual lain, dan ini Rencana tindak lanjut dari perancangan adalah salah satu pelestarian juga. Sementara kampanye ini adalah akan di adakannya sebuah untuk target remaja sendiri apakah sudah pernah program kreatif berupa pengenalan pusaka di lestarikan atau belum, dan apakah kujang dengan cara pengajaran ke sekolah dasar menyimpang atau tidak, ternyata setalah penulis yaitu SDN Kotabaru, lalu memberikan media melakukan wawancara kepada beberapa kampanye yang berupa alat tulis yang telah di narasumber , mereka menyatakan bahwa rancang sebelumnya, agar para anak SD bisa pelestarian kujang seperti itu yang diantaranya setiap hari melihat dan bahkan membaca ulasan memasukan visual bentuk kujang pada mengenai kujang itu sendiri pada alat tulis yang komunitas musik dsb, adalah salah satu mereka terima. penyimpangan karena sangat tidak singkron dengan estetikanya, namun untuk sekedar Eksekusi Desain Masing Masing Media pengenalan, peremajaan, dan pelestarian, itu Eksekusi desain menyangkut perancangan itu adalah suatu nilai positif dan sangat disetujui sendiri meliputi proses awal dari perancangan oleh para narasumber. Itu semua tergantung kamanye ini yaitu pembuatan sketsa kasar pada dengan cara penyampaiannya. Kemudian untuk kertas, pembuatan logo dari program kampanye target anak SD sendiri sampai sekarang masih ini, dan hal-hal lain yang terkait dalam jarang dan sejauh ini belum pernah ada yang perancangan ini agar terkesan selaras dan melestarikan kujang kepada anak-anak, seragam serta menarik perhatian para target audience.

serta penuh keinginan untuk memahami maksud Konsep Visual dari kampanye ini. Logo Berikut gambar dari beberapa warna yang Pada perancangan kampanye ini akan di gunakan dipakai : suatu logo sebagai identitas dari program kampanye ini yang berupa ilustrasi penyederhanaan seorang anak yang sedang mengelus kujang itu sendiri sebagai objek yang diteliti lalu tangannya terangat dan seolah-olah memberi tanda untuk ikut dengan nya lalu di beri tagline “Ujang Sayang Kujang”. Maksudnya adalah bahwa dalam logo tersebut ada sebuah ikon yang bernama Ujang yang sayang dengan warisan leluhurnya, suku Sunda. Lalu ia mengajak kepada untuk anak-anak lain untuk ikut mengenal, mempelajari dan menyayangi Kujang itu sendiri.

Ilustrasi Pada setiap media yang digunakan, penulis menggunakan ilustrasi berupa animasi seorang anak dengan lengannya yang seolah-olah mengajak. Dan selanjutnya ada ilustrasi visual dari kujang itu sendiri dan elemen lain untuk (Gambar Konsep Warna) layout dan background, agar mencapai keselarasan pada hasil karya, dan agar dapat Tema dan Layout menarik perhatian target audience yaitu anak SD. Untuk tema dan layout yang di gunakan adalah berupa liukan dari Gagang, atau pegangan Teks kujang itu sendiri serta untuk background akan Dalam perancangan karya ini terdapat teks pada diberi gambar kujang secara sederhana dengan logo kampanye yang berbunyi “Ujang Sayang teknik pengulangan sebagai ornament pada Kujang“ sebagai tagline atau biasa di sebut beckgruond di setiap media. dengan slogan yang di tujukan kepada target audience yaitu anak SD, agar mereka dapat tergugah untuk mengenal dan mempelajari Font / Typhografi informasi yang di sampaikan. Untuk teks yang Pemilihan jenis huruf (font) yang akan lainnya adalah berupa ulasan sederhana digunakan dalam perancangan kampanye ini mengenai kujang itu sendiri sebagai media akan disesuaikan dengan kebutuhan untuk pembelajaran. mendukung pencitraan dan maksud yang diinginkan. Jenis huruf yang akan digunakan Konsep Warna mengarah kepada kejanakaan dan kekanak- Pada setiap rancangan suatu karya pasti sangat kanakan agar dapat mudah diterima oleh anak sarat dengan warna, baik warna primer maupun SD sebagai target audience. warna sekunder.Warnapun di pilih sebagai tema Maka jenis huruf atau font yang digunakan agar menjadi satu kesatuan sebuah karya. adalah sebagai berikut; Untuk pemilihan warna-warna yang akan digunakan, direncanakan akan didominasi oleh biru, dan kuning, serta untuk warna-warna dasar seperti hitam dan putih untuk penyeimbang dan warna-warna pendukung lain yaitu warna merah, hijau, dan oranye. Alasan pemilihan warna biru karena warna tersebut memiliki kesan cerah, air yang sehat dan warna yang sering dilihat oleh target audience sebuah awan. Sedangkan warna kuning memiliki kesan bersemangat, ceria, dan hangat. Sehingga dengan pemilihan warna tersebut diharapkan sesuai dengan keadaan target audience dan membuat mereka sangat senang

(Gambar Jenis Font)

Visual Rancangan Setelah melakukan sketsa dan hal terkait lainnya, maka dapat di perkirakan gambar visual dari perancangan kampanye ini adalah sebagai berikut: (Gambar Aplikasi Pada Sampul Buku Gambar)

 Alat tulis  Penyerut

 Pensil

(Gambar Aplikasi Pada Pensil)

 Penggaris

(Gambar Aplikasi Pada Penggaris)

(Gambar Aplikasi Pada Penyerut)

 Penghapus

(Gambar Aplikasi Pada Penghapus)  Sampul buku gambar

 Tempat pensil dipicu karena perkembangan zaman dan dan teknologi yang begitu pesat sehingga kebudayaan masyarakat Sunda mulai tersisihkan.

Tema yang dipilih adalah pelestarian salah satu peninggalan suku Sunda. Tema tersebut dipilih karena dewasa ini banyak sekali anak-anak khususnya di Bandung yang mulai melupakan salah satu peninggalan dari suku Sunda. Hal itu dapat dibuktikan dengan melakukan riset, serta (Gambar Aplikasi Pada Tempat Pensil) meninjau kelakuan, bahasa yang digunakan serta

lifestyle yang terlalu moderen. Tema yang dipilih ini diwujudkan dalam bentuk kampanye.  Merchandise Kampanye pelestarian peninggalan suku  Pin Sunda ini memiliki tujuan untuk memberikan arahan dan pengenalan serta peremajaan pada

objek yang diteliti sehingga para anak dapat mengetahui dan mengenal salah satu peninggalan nenek moyang mereka, agar tidak menyalahgunakan dan salah persepsi mengenai objek yang di teliti. Pada dasarnya suku Sunda memiliki keunikan dan kekhasan budaya. Nilai-nilai dan

norma yang diterapkan masyarakat Sunda dalam menjalani kehidupan sehari-hari, keteguhan memegang tradisi, toleransi antar sesama, (Gambar Aplikasi Pada Pin) kesadaran menjaga hutan sebagai sumber kehidupan, dan artefak-artefak serta peninggalan kuno yang patut di banggakan. Ada banyak

sekali peniggalan-peniggalan dan warisan sunda yang di pegang teguh dan terus menerus mengalami pelestarian, dan peremajaan. Salah  Gantungan kunci satu peninggalan dari suku Sunda adalah kujang. Kujang adalah sebuah pusaka atau senjata yang digunakan sebagai tanda kedewasaan bagi masyarakat Sunda. Dalam peranannya, Kujang mulai tersisihkan dan terlupakan fungsi dan

kegunaannya karena perkembangan jaman yang sudah maju dan serba teknologi ini. Untuk itu demi melestarikan salah satu peninggalan masyarakat Sunda ini, maka penulis merancang sebuah kampanye yang ditujukan kepada anak SD khususnya masyarakat

Bandung, sebagai tempat yang mayoritas masyarakat Sunda, agar mereka mengenal warisan nenek moyang mereka. Setelah melakukan riset dan pencarian informasi mengenai Kujang, ternyata mayoritas (Gambar Aplikasi Pada Gantungan Kunci) anak SD di bandung sudah mengenal pusaka Sunda ini, namun demikian mereka tidak mengetahui asal-usul dan arti sebenarnya dari IV. PENUTUP Kujang ini, maka dari itu penulis merancang kampanye pelestarian ini pada Stationary Set, Kesimpulan atau alat tulis, yang diantaranya pensil, Pemilihan topik/tema dalam Tugas Akhir penghapus, penggaris, pengserut, tempat pensil, Desain Komunikasi Visual 2013 ini, adalah dan buku gambar, serta merchandise yang berupa penulis mengangkat tema kebudayaan yang pin, dan gantungan kunci. Dengan demikian anak terdapat dalam masyarakat Sunda. Keadaan ini

SD dapat selalu melihat dan mempelajari ulasan Sachari, Agus.2008. Metodologipenelitian mengenai pusaka Sunda ini. Budaya Rupa (Desain. Arsitektur. Konsep keseluruhan kampanye ini adalah Seni Rupa. Dan Kriya). Bandung: Penerbit untuk memberikan informasi sedini mungkin Erlangga mengenai kebudayaan Sunda kepada anak SD Suryadi.2008. Kujang, Bedog, Dantopeng, Dan agar dapat diserap tanpa adanya penyalahgunaan Esai-Esai Lainnya Mengenai dan kesalahan persepsi. Karena semakin mereka Kebudayaan Sunda. Bandung: mencapai kedewasaan, semakin banyak pula Penerbit Pusat Studi Sunda penyanglakan dan penyimpangan fungsi dan arti Suraydi.2012. Aspek Visual Budaya Sunda Dan dari pusaka Sunda ini. Esai Esai Lainnya Mengenai Kebudayaan Sunda. Bandung: Saran Penerbit Pusat Studi Sunda Dalam Tugas Akhir ini, penulis ingin Trilaksono, Hendro.2013. Jelajah 34 Provinsi menyarankan agar di kemudian hari kelak, Adat- Budaya Nusantara. Bandung: penulis dapat menerapkan konsep-konsep yang Penerbit Pustaka Edukasia berhubungan dengan topik pemilihan desain utnuk diterapkan ke dalam media visual dengan Sumber Lain baik. Maksudnya jangan sampai terjadi http://ncep- kesalahpahaman masyarakat yang dituju akibat ismember.blogspot.com/2012/04/palsafah- visualisasi media yang kurang jelas sehingga kujang.html target yang dituju tidak memahami apa maksud http://sunda.andyonline.net/2011/07/kujang- pesan yang ingin disampaikan oleh penulis. antara-falsafah-dan- mitologi.html Untuk Universitas Bina Sarana Informatika www.antikorupsi.org khususnya Fakultas Seni Rupa dan Desain, www.keajaibandunia.net jurusan Desain Komunikasi Visual, diharapkan www.sabda.org dapat memberikan sarana dan faktor pendukung www.websejarah.com lainnya untuk mendukung keberhasilan Tugas Akhir yang akan dibuat. Dukungan kepada mahasiswa/i juga sangat diharapkan untuk mendukung Tugas Akhir para mahasiswa/i. Melalui Kampanye pelestarian pusaka Sunda ini diharapkan masyarakat yang dituju dapat memahami maksud dan isi pesan yang ditampilkan dalam kampanye ini. Masyarakat diharapkan dapat mengerti dampak yang dapat terjadi akibat pengawasan orang tua (kurang rasa kepedulian orang tua) kepada anaknya. Jangan sampai anak yang masih dalam tahap perkembangan, menjadi terganggu akibat tindakan negatif, sehingga berpengaruh bagi masa depannya nanti. Penulis menyarankan agar dalam penelitian Tugas Akhir selanjutnya, mahasiswa/i dapat menentukan tema yang tepat untuk diangkat menjadi topik yang diwujudkan dalam visual yang menarik. Disarankan pula untuk melakukan penelitian yang mendalam untuk memahami dan mengerti persoalan yang diangkat menjadi topik Tugas Akhir.

DAFTAR PUSTAKA

Kusrianto, Adi.2012. Pengantar Desain Komunikasi Vsual. Yogyakarta: Penerbit Andi Memahami perkembangan anak,seri belajar mandiri. Penerbit indeks

18

19