Makna Ritual Mulud Dalam Mewujudkan Popularitas Golok Ciomas

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Makna Ritual Mulud Dalam Mewujudkan Popularitas Golok Ciomas Makna Ritual Mulud..... (Risa Nopianti) 111 MAKNA RITUAL MULUD DALAM MEWUJUDKAN POPULARITAS GOLOK CIOMAS THE RITUAL MEANING OF MULUD IN CIOMAS MACHETE POPULARITY Risa Nopianti Balai Pelestarian Nilai Budaya Bandung Jalan Cinambo No.136 Ujungberung – Bandung e-mail : [email protected] Naskah Diterima: 9 Januari 2017 Naskah Direvisi: 15 Februari 2017 Naskah Disetujui: 23 Februari 2017 Abstrak Penelitian difokuskan kepada ritual Mulud golok Ciomas yang diselenggarakan setiap tanggal 12 Mulud. Ritual ini berfungsi sebagai ajang silaturahmi para pemilik golok Ciomas, hingga golok Ciomas akhirnya dapat dikenal dan mengharumkan nama Ciomas. Prosesi ritual ngoles/ngulas pada golok Ciomas yang telah jadi, dan tempa pada besi bakal pembuatan golok Ciomas, merupakan filosofi bertemunya antara guru dan murid yang hanya terjadi satu tahun sekali yaitu pada bulan Mulud. Pertanyaannya kemudian bagaimana ritual tersebut diselenggarakan hingga menarik minat masyarakat, kemudian faktor-faktor apa saja yang ada dalam sistem ritual Mulud, yang menjadikan golok Ciomas begitu populer di mata masyarakat. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografis. Adapun data diperoleh melalui proses wawancara, pengamatan, dan studi pustaka. Akhirnya penelitian ini menemukan bahwa kepopuleran golok Ciomas dicapai karena adanya usaha dan kerja sama yang erat antara beberapa stakeholder yang ada di lingkaran golok Ciomas yaitu pande golok, pemimpin ritual, dan pemegang pusaka godam Si Denok. Kata kunci: golok, Ciomas, ritual Mulud. Abstract The study focuses on the Mulud ritual of Ciomas machete held annually on 12 of Mulud. This ritual serves as a gathering place of Ciomas machete owners, and then Ciomas machete finally can be popular and becomes the icon of the Ciomas. Ritual procession of ngoles or ngulas of finished Ciomas machete, and wrought iron of Ciomas machete designate, become a meeting philosophy between teachers and students that only happens once in a year, i.e. in Mulud. The question is then how the ritual is held to attract people, and then what factors are presented in the system of Mulud ritual which makes Ciomas machete, becomes so popular. This research is conducted by applying a qualitative method with ethnographic approach. The data is obtained through interviews, observation, and literature study. Finally, it is found that the Ciomas machete achieved popularity for the efforts and close cooperation between multiple stakeholders in the circle of Ciomas. It is Pande, a leader of the ritual, and the holder of the heritage sledgehammer, Si Denok. Keywords: machete, Ciomas, Mulud ritual. A. PENDAHULUAN Sedangkan sebagai makhluk sosial Pada hakikatnya manusia adalah manusia secara nyata diciptakan untuk makhluk individu, sosial, dan religius. hidup berkelompok, serta saling Sebagai individu manusia dianugerahi akal melengkapi antara satu dan yang lainnya. untuk berfikir dan nafsu untuk Kemudian yang terakhir adalah manusia menyalurkan keinginan biologisnya. sebagai makhluk religius, yang berarti 112 Patanjala Vol. 9 No. 1 Maret 2017: 111-126 bahwa dengan akal yang dimilikinya sehingga agama pun berjalan atau bahkan berfikir mengenai sesuatu yang besar yang akomodatif dengan nilai-nilai budaya yang terkait dengan keyakinan akan hal-hal sedang dianut masyarakat bersangkutan yang bersifat gaib dan sakral. Hingga (Ghazali, 2011: 31). kemudian timbul suatu kepercayaan dan Dalam hal tersebut dikatakan keyakinan. bahwa agama memiliki fungsi sebagai Otak, fikiran dan daya nalar yang integratif factor atau fungsi menyatukan, dimiliki manusia merupakan anugerah yaitu pengaruh yang bersifat positif atau yang paling sempurna yang diberikan pengaruh yang menyatukan. Atau dengan Tuhan. Melalui kesempurnaannya itu kata lain berfungsi untuk memelihara dan manusia bisa berpikir, bertindak, berusaha, menumbuhkan sikap solidaritas di antara dan bisa menentukan mana yang benar dan sesama individu atau kelompok. baik. Begitu pula mengenai kepercayaan Solidaritas merupakan ekspresi dari dan keyakinannya terhadap Tuhan, yang tingkah laku beragama (Ghazali, 2011: diperolehnya melalui proses berfikir. 33). Evolusi berfikir manusia mengenai Sebagai wujud nyata dari keberadaan Tuhan dan agama telah ada solidaritas beragama adalah ritus atau semenjak manusia hadir di muka bumi atau ritual. Ritual juga menggambarkan sikap dalam arti lain, lahirnya agama dan penghormatan masyarakat terhadap kepercayaan umurnya setua manusia itu sesuatu yang berkuasa dengan sendiri. Hingga beberapa ahli telah persembahan-persembahan di dalamnya. menelaah berbagai teori mengenai hal Salah satu ritual penghormatan kepada tersebut, dimulai dari teori yang paling leluhur adalah ritual Mulud golok Ciomas, sederhana hingga yang paling kompleks. yang dimaksudkan sebagai penghormatan Agama sebagai bentuk keyakinan kepada leluhur Ciomas, yaitu Ki Cengkuk manusia terhadap sesuatu yang bersifat yang telah berjasa menciptakan sebuah supernatural memiliki fungsi serta golok yang sangat istimewa. berdampak cukup luas bagi manusia dalam Golok tersebut kemudian dikenal kehidupannya sehari-hari. Agama memiliki dengan nama golok Ciomas. Popularitas nilai-nilai yang dijadikan petunjuk dan golok Ciomas muncul karena pegangan hidup bagi kehidupan manusia keistimewaannya, dimulai dari proses sebagai orang per orang maupun dalam pembuatannya yang dipenuhi oleh ritual- hubungannya dengan kehidupan ritual dan persyaratan-persyaratan tertentu, bermasyarakat. Selain itu agama juga alat dan bahan yang khusus harus berasal memiliki fungsi sosial yaitu menciptakan dari Ciomas, serta keberadaan pande atau suatu ikatan bersama baik antara anggota- pembuat golok yang hanya mampu anggota beberapa masyarakat maupun dilakukan oleh satu keluarga saja. dalam kewajiban-kewajiban sosial yang Fenomena golok Ciomas menarik untuk mempersatukan mereka1. ditelusuri lebih jauh utamanya unsur-unsur Setiap kelompok masyarakat mistis, magis dan faktor-faktor lain yang memiliki kebudayaannya masing-masing. melekat daripadanya, sehingga golok Kebudayaan yang hidup pada suatu Ciomas menjadi populer di masyarakat. masyarakat, pada dasarnya merupakan Beberapa penelitian mengenai gambaran dari pola pikir, tingkah laku, dan golok Ciomas pernah ditulis oleh para nilai yang dianut oleh masyarakat yang peneliti, khususnya mereka yang konsen bersangkutan. Dari sudut pandang ini, terhadap kebudayaan Banten. Beberapa di agama di satu sisi memberikan kontribusi antaranya adalah tulisan-tulisan Ayatullah terhadap nilai-nilai budaya yang ada, Humaeni mengenai Ritual, Kepercayaan Lokal, dan Identitas Budaya Masyarakat Ciomas Banten. Dalam tulisannya ini 1 Mahakarya, 2012. Makna Ritual Mulud..... (Risa Nopianti) 113 Humaeni menganalisa bahwa ritual-ritual deskriptif yang digunakan untuk yang dilakukan oleh masyarakat Ciomas menggambarkan atau menganalisis suatu terkait dengan keberadaan golok Ciomas di hasil penelitian tetapi tidak digunakan dalamnya, memiliki fungsi untuk untuk membuat kesimpulan yang lebih menghapus pandangan negatif yang luas.” melekat pada citra jawara yang banyak Sebuah penelitian kualitatif lebih terdapat di Ciomas, selain itu ritual-ritual menekankan proses daripada hasil. tersebut juga memiliki fungsi sosial yaitu Sehingga rangkaian proses yang ditempuh untuk merekatkan solidaritas sosial di haruslah sesuai dan sistematis. antara sesama masyarakat. Ayatullah Sebagaimana yang disampaikan Moleong Humaeni juga menulis mengenai Makna (2000: 4-8) bahwa ciri penelitian kualitatif Kultural Mitos dalam Budaya Masyarakat di antaranya; lingkungan alamiah sebagai Banten. Pada penelitian ini Humaeni sumber data, manusia sebagai alat, metode menemukan bahwa keberadaan mitos pada kulitatif, analisis data secara induktif, masyarakat Banten, sedikit banyak, grounded theory, deskriptif, ada batas yang berpengaruh terhadap kehidupan sosial ditentukan fokus, lebih mementingkan keagamaan masyarakat Banten. Mitos, proses daripada hasil, ada kriteria khusus dalam beberapa hal, juga memiliki fungsi untuk keabsahan data, desain bersifat dan peran yang cukup signifikan bagi sementara, hasil penelitian dirundingkan masyarakat Banten seperti untuk dan disepakati bersama. mengukuhkan sesuatu, menjaga identitas Penelitian kualitatif dimulai kultural dan solidaritas masyarakat, serta dengan mengumpulkan data-data primer mempertahankan prestise dan status sosial. dan sekunder, yang diperoleh melalui Mengacu pada rujukan beberapa teknik wawancara, pengamatan, dan tulisan di atas, penulis tertarik pada pencermatan. Kemudian data diolah dan popularitas yang ada pada golok Ciomas. dianalisa secara induktif, sehingga dapat Hal tersebut dirasa penulis belum ada yang dipaparkan secara deskriptif dengan tujuan meneliti sebelumnya maka dengan ini utamanya menjawab pertanyaan penelitian penulis ingin mengetahui bagaimana, oleh yang telah diajukan. siapa saja, serta faktor-faktor apa saja yang menopang popularitas golok Ciomas, 1. Pendekatan Teoritis sehingga mampu menjadi ikon Banten a. Religi, Ritual, Mistis, dan Magis. sekaligus kebanggaan masyarakat Banten, Agama atau para ahli lainnya sekaligus juga melihat bagaimana, oleh menyebut religi merupakan sesuatu yang siapa, dan seperti apa Ritual Mulud bersifat given yang telah ada pada diri dilaksanakan. manusia semenjak lahir. Menurut Durkheim agama adalah sesuatu yang B. METODE PENELITIAN bersifat sosial, artinya sekalipun agama Berdasarkan proses dan hasil yang sudah melekat pada diri individu-individu dilakukan, penelitian ini merupakan jenis namun hal tersebut bersifat
Recommended publications
  • Sejarah Budaya Pencak Silat Melalui Aktivitas Migrasi Pendekar
    SEJARAH BUDAYA PENCAK SILAT MELALUI AKTIVITAS MIGRASI PENDEKAR THE HISTORY OF PENCAK SILAT CULTURE THROUGH PENDEKAR MIGRATION ACTIVITY Suryo Ediyono Faculty of Cultural Science, Universitas Sebelas Maret Surakarta E-mail: [email protected] Sejarah budaya pencak silat pada hakikatnya berasal dari bangsa Indonesia sendiri yang diturunkan generasi ke generasi sampai bentuk sekarang ini. Seni beladiri pencak silat digunakan sebagai sarana pendidikan di masyarakat Jawa. Melalui aktivitas pendekar bermigrasi dari pergurunan tradisional ke modern. Pendekar adalah seorang terhormat sebagai pemimpin di pergurua dan masyarakat. Penelitian ini bertujuan menganalisa dan mendiskripsikan sejarah budaya pencak silat melalui aktivitas migrasi di Jawa. Metode penelitian historis faktual, melalui studi pustaka pengkajian pada teks-teks pencak silat dan studi lapangan. Data kemudian dideskripsikan, dianalisis secara refleksi kritis untuk memperoleh gambaran tersebarnya pencak silat melalui aktivitas pendekar, sehingga diperoleh pemahaman secara komprehensif. Pendekar sebagai pemimpin perguruan adalah seorang tagwa, tanggap, tangguh, tanggon dan trengginas dengan sikap bijaksana dan berpengetahuan luas. Budaya pencak silat berisi beladiri, olahraga, seni dan mental spiritual sebagai satu kesatuan, yang berkembang melalui aktivitas pendekar. Kata kunci: sejarah, budaya pencak silat, aktivitas migrasi, pendekar. The history pencak silat culture in essence is effort of Indonesian nation that is developed from generation to generation till reaching current
    [Show full text]
  • Rules and Options
    Rules and Options The author has attempted to draw as much as possible from the guidelines provided in the 5th edition Players Handbooks and Dungeon Master's Guide. Statistics for weapons listed in the Dungeon Master's Guide were used to develop the damage scales used in this book. Interestingly, these scales correspond fairly well with the values listed in the d20 Modern books. Game masters should feel free to modify any of the statistics or optional rules in this book as necessary. It is important to remember that Dungeons and Dragons abstracts combat to a degree, and does so more than many other game systems, in the name of playability. For this reason, the subtle differences that exist between many firearms will often drop below what might be called a "horizon of granularity." In D&D, for example, two pistols that real world shooters could spend hours discussing, debating how a few extra ounces of weight or different barrel lengths might affect accuracy, or how different kinds of ammunition (soft-nosed, armor-piercing, etc.) might affect damage, may be, in game terms, almost identical. This is neither good nor bad; it is just the way Dungeons and Dragons handles such things. Who can use firearms? Firearms are assumed to be martial ranged weapons. Characters from worlds where firearms are common and who can use martial ranged weapons will be proficient in them. Anyone else will have to train to gain proficiency— the specifics are left to individual game masters. Optionally, the game master may also allow characters with individual weapon proficiencies to trade one proficiency for an equivalent one at the time of character creation (e.g., monks can trade shortswords for one specific martial melee weapon like a war scythe, rogues can trade hand crossbows for one kind of firearm like a Glock 17 pistol, etc.).
    [Show full text]
  • Tenaga Dalam Volume 2 - August 1999
    Tenaga Dalam Volume 2 - August 1999 The Voice of the Indonesian Pencak Silat Governing Board - USA Branch Welcome to the August issue of Tenaga Dalam. A lot has occurred since May issue. Pendekar Sanders had a very successful seminar in Ireland with Guru Liam McDonald on May 15-16, a very large and successful seminar at Guru Besar Jeff Davidson’s school on June 5-6 and he just returned from a seminar in England. The seminar at Guru Besar Jeff Davidson’s was video taped and the 2 volume set can be purchased through Raja Naga. Tape 1 consists of blakok (crane) training and Tape 2 has about 15 minutes more of blakok training followed by a very intense training session in various animal possessions including the very rare Raja Naga possession. Guru Besar Davidson and his students should be commended on their excellent portrayal of the art. Tape 1 is available to the general public, but due to the intense nature of tape 2 you must be a student. It is with great sadness that I must report that Guru William F. Birge passed away. William was a long time personal student of Pendekar Sanders and he will be missed by all of the people that he came into contact with. 1 Tribute to Guru William F. Birge Your Memory Will Live On In Our Hearts. 2 DJAKARTA aeroplane is a lead-coloured line of sand beaten by EX ‘PEARL OF THE EAST’ waves seeping into a land as flat as Holland. The Dutch settlers who came here in 1618 and founded The following is a passage from the wonderful Batavia must have thought it strangely like their book Magic and Mystics of Java by Nina Epton, homeland.
    [Show full text]
  • Scraps of Hope in Banda Aceh
    Marjaana Jauhola Marjaana craps of Hope in Banda Aceh examines the rebuilding of the city Marjaana Jauhola of Banda Aceh in Indonesia in the aftermath of the celebrated SHelsinki-based peace mediation process, thirty years of armed conflict, and the tsunami. Offering a critical contribution to the study of post-conflict politics, the book includes 14 documentary videos Scraps of Hope reflecting individuals’ experiences on rebuilding the city and following the everyday lives of people in Banda Aceh. Scraps of Hope in Banda Aceh Banda in Hope of Scraps in Banda Aceh Marjaana Jauhola mirrors the peace-making process from the perspective of the ‘outcast’ and invisible, challenging the selective narrative and ideals of the peace as a success story. Jauhola provides Gendered Urban Politics alternative ways to reflect the peace dialogue using ethnographic and in the Aceh Peace Process film documentarist storytelling. Scraps of Hope in Banda Aceh tells a story of layered exiles and displacement, revealing hidden narratives of violence and grief while exposing struggles over gendered expectations of being good and respectable women and men. It brings to light the multiple ways of arranging lives and forming caring relationships outside the normative notions of nuclear family and home, and offers insights into the relations of power and violence that are embedded in the peace. Marjaana Jauhola is senior lecturer and head of discipline of Global Development Studies at the University of Helsinki. Her research focuses on co-creative research methodologies, urban and visual ethnography with an eye on feminisms, as well as global politics of conflict and disaster recovery in South and Southeast Asia.
    [Show full text]
  • A Stigmatised Dialect
    A SOCIOLINGUISTIC INVESTIGATION OF ACEHNESE WITH A FOCUS ON WEST ACEHNESE: A STIGMATISED DIALECT Zulfadli Bachelor of Education (Syiah Kuala University, Banda Aceh, Indonesia) Master of Arts in Applied Linguistics (University of New South Wales, Sydney, Australia) Thesis submitted in total fulfillment of the requirements for the degree of Doctor of Philosophy Department of Linguistics Faculty of Arts University of Adelaide December 2014 ii iii iv v TABLE OF CONTENTS A SOCIOLINGUISTIC INVESTIGATION OF ACEHNESE WITH A FOCUS ON WEST ACEHNESE: A STIGMATISED DIALECT i TABLE OF CONTENTS v LIST OF FIGURES xi LIST OF TABLES xv ABSTRACT xvii DECLARATION xix ACKNOWLEDGMENTS xxi CHAPTER 1 1 1. INTRODUCTION 1 1.1 Preliminary Remarks ........................................................................................... 1 1.2 Acehnese society: Socioeconomic and cultural considerations .......................... 1 1.2.1 Acehnese society .................................................................................. 1 1.2.2 Population and socioeconomic life in Aceh ......................................... 6 1.2.3 Workforce and population in Aceh ...................................................... 7 1.2.4 Social stratification in Aceh ............................................................... 13 1.3 History of Aceh settlement ................................................................................ 16 1.4 Outside linguistic influences on the Acehnese ................................................. 19 1.4.1 The Arabic language..........................................................................
    [Show full text]
  • Land- ​ En Volkenkunde
    Music of the Baduy People of Western Java Verhandelingen van het Koninklijk Instituut voor Taal- , Land- en Volkenkunde Edited by Rosemarijn Hoefte (kitlv, Leiden) Henk Schulte Nordholt (kitlv, Leiden) Editorial Board Michael Laffan (Princeton University) Adrian Vickers (The University of Sydney) Anna Tsing (University of California Santa Cruz) volume 313 The titles published in this series are listed at brill.com/ vki Music of the Baduy People of Western Java Singing is a Medicine By Wim van Zanten LEIDEN | BOSTON This is an open access title distributed under the terms of the CC BY- NC- ND 4.0 license, which permits any non- commercial use, distribution, and reproduction in any medium, provided no alterations are made and the original author(s) and source are credited. Further information and the complete license text can be found at https:// creativecommons.org/ licenses/ by- nc- nd/ 4.0/ The terms of the CC license apply only to the original material. The use of material from other sources (indicated by a reference) such as diagrams, illustrations, photos and text samples may require further permission from the respective copyright holder. Cover illustration: Front: angklung players in Kadujangkung, Kanékés village, 15 October 1992. Back: players of gongs and xylophone in keromong ensemble at circumcision festivities in Cicakal Leuwi Buleud, Kanékés, 5 July 2016. Translations from Indonesian, Sundanese, Dutch, French and German were made by the author, unless stated otherwise. The Library of Congress Cataloging-in-Publication Data is available online at http://catalog.loc.gov LC record available at http://lccn.loc.gov/2020045251 Typeface for the Latin, Greek, and Cyrillic scripts: “Brill”.
    [Show full text]
  • Potensi Wisata Komunitas Pijar Sebagai Kelompok Unik Dalam Lingkungan Masyarakat Multikultural
    Tornare - Journal of Sustainable Tourism Research Vol. 3, No. 1, Januari 2021: 30 - 34 eISSN 2715 - 8004 Potensi Wisata Komunitas Pijar Sebagai Kelompok Unik Dalam Lingkungan Masyarakat Multikultural Evi Novianti1, Hafsah Nugraha2, Risa Ramadaniati Zahra3 1Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjajaran, Jl. Raya Bandung-Sumedang KM. 21 Jatinangor, 456363 E-mail: [email protected] ; [email protected] ; [email protected] ABSTRAK Pariwisata kreatif adalah salah satu sektor unggulan yang mendukung perekonomian nasional. Indonesia merupakan negara yang luas dan kaya akan budaya, baik budaya berbentuk benda maupun tak benda. Benda-benda yang dianggap budaya ini memerlukan bermacam ritual dan pengalaman dalam proses pembuatannya. Di Jawa Barat sendiri terdapat beberapa daerah yang memiliki kebudayaan sejenis itu, salah satunya di Kota Bandung yang dilestarikan oleh Komunitas Pijar yang mempelajari mengenai kebudayaan dan penempaan pisau dan benda pusaka, khususnya Kujang dan Keris. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dnegan pendekatan deskriptif. Subjek yang diteliti adalah Ibnu Pratomo sebagai pendiri Komunitas Pijar serta angota Komunitas Pijar. Teknik pengumpulan data yakni dengan studi dokumentasi, studi literatur, dan observasi tidak langsung. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa Komunitas Pijar memiliki potensi menjadi pariwisata kreatif karena sifatnya yang informal, fleksibel, praktis, dan juga interaktif. Sebagai kelompok unik dalam masayarakat multikultural, Komunitas Pijar telah berupaya mengenalkan budaya mereka dengan meanfaatkan media sosial untuk berbagi pengetahuan mengenai penempaan. Kata kunci; budaya; Komunitas Pijar; multikultural; penempaan besi; potensi wisata; POTENTIAL TOURISM OF KOMUNITAS PIJAR AS A UNIQUE GROUP IN A MULTICULTURAL SOCIETY ENVIRONMENT ABSTRACT Creative tourism is one of the leading sectors that support the national economy.
    [Show full text]
  • Download (1MB)
    The Politics of National Integration in Indonesia: An Analy sis o f The Ro le of M ilit ary in t he P ro vince o f A ce h This page is intentionally left blank Dr. Muhammad bin Abubakar The Politics of National Integration in Indonesia: A n A n a l y s i s o f T h e R o l e o f M i l i t a r y i n t h e P r o v i n c e o f A c e h Muhammad bin Abubakar, 2015 THE POLITICS OF NATIONAL INTEGRATION IN INDONESIA: An Analysis of The Role of Military in the Province of Aceh Editor: Nanda Amalia, SH, M.Hum Unimal Press, Lhokseumawe, Aceh ISBN 978-602-1373-23-1- Hak Cipta © 2015, pada Dr. Muhammad bin Abubakar, All rights reserved. No parts of this book may be reproduced by any means, electronic or mechanical,including photocopy, recording, or information storage and retrieval system, without permission in writing from the publisher. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi buku ini dengan cara apa pun, termasuk dengan cara penggunaan mesin fotokopi, tanpa izin sah dari penerbit THE POLITICS OF NATIONAL INTEGRATION IN INDONESIA: An Analysis of The Role of Military in the Province of Aceh Hak Penerbitan pada Unimal Press Layout: Eriyanto Darwin Cetakan Pertama, Juni 2015 Dicetak oleh: Unimal Press Alamat Penerbit: Universitas Malikussaleh Jl. Panglateh No. 10, Keude Aceh, Lhokseumawe 24351 Nanggroe Aceh Darussalam INDONESIA +62-0645-47512 PREFACE the socio-political and cultural beliefs of the early Buddhist Kingdom of Shrivijaya and the Hindu Kingdom of Majapahit completely failed to penetrate into Aceh.
    [Show full text]
  • Catalogue Going to Print
    CARVELL’S AUCTIONS New Zealand’s Specialist Firearms Auction House AUCTION 44 SUNDAY 11th November 2012 TO BE HELD AT THE HOLIDAY INN HOTEL AUCKLAND AIRPORT Viewing 8.00am - 10.00am Auction Commencing 10.00am MAJOR J.A WALLINGFORD (1872-1944) Jesse Wallingford, one of New Zealand’s greatest War heroes, was born in Kent, England in 1872. He was educated in Military schools and entered the Army at age 13. He specialised in musketry and was appointed an instructor at the Hythe Mus- ketry School. He was 17 times a member of the British team at Bisley Championship and a champion with both the rifle and revolver many times over. In 1908 he won a Bronze medal at the London Olympics in the teams Free Pistol event. In 1911 Wallingford was brought to NZ by Sir Joseph Ward (Prime Minister and Minister of Defence) to head up the School of Musketry in Auckland. He was re- sponsible for training the Expeditionary Force in rifle practice. While famous throughout the British Empire prior to The Great War, it was his exploits at Gallipoli that would earn him the nickname ‘Human Machine Gun’ and the title ‘Hero of ANZAC’. Wallingford was put in charge of the NZ machine guns and snipers and was awarded the Military Cross during operations near Gaba Tepe on the 25th April. Widely renowned as the best shot in the British Military he was regularly used to dispatch Turkish snipers. Not counting the machine gun, he shot over 700 Turks in the 5 months he was at Gallipoli.
    [Show full text]
  • Ideology Content and Expression of Kujang Symbol in Jasad Band CD Cover Design
    BANDUNG CREATIVE MOVEMENT 2015 2nd International Conference on Creative Industries “Strive to Improve Creativity“ 8 – 9 September 2015 Ideology Content and Expression of Kujang Symbol in Jasad Band CD Cover Design Novian Denny Nugraha¹, Lingga Agung², and Riky Azhari Siswanto³. ¹[email protected] , ² [email protected] ³[email protected], Abstract. This paper departs from a phenomenon of the strengthening of primordial symbols in a contemporary society in Indonesia, particularly in Bandung. The strengthening is the use of primordial society symbols in an activity and in visual and symbolic expression contained in graphic design products whether it is printed material, symbol, emblem or logo. One of symbols frequently used is the form of Kujang. Kujang is a Sundanese artifact recognized as an heirloom weapon, though other than weapon, some researches found that Kujang is a philosophy symbol pikukuh (the teaching of life) of Sundanese. This research analyzes the position of Kujang symbol in Jasad Band cd cover and in its lyric, futhermore to analyze the existence of ideological elements as the research perspective. The method used is descriptive and interpretive qualitative, this method used to analyze the research object, while the main theory used is the Eagleton ideological theories with a primary focus on the study of communication and language, therefore the research result is the identification of ideology content in symbolic expression of Jasad band cd cover design or in its lyric as the research object either visually or verbally. Keywords: Ideology, Expression, Kujang Symbol 1. Introduction The symbol of Kujang in Sundanese has long existed, in terms of form, Kujang is a weapon, however Kujang has existed since megalithic and used as a medium of sacred necessity which is Lingga stone formed Kujang.
    [Show full text]
  • Baby Boy Names Registered in 2017
    Page 1 of 43 Baby Boy Names Registered in 2017 # Baby Boy Names # Baby Boy Names # Baby Boy Names 1 Aaban 3 Abbas 1 Abhigyan 1 Aadam 2 Abd 2 Abhijot 1 Aaden 1 Abdaleh 1 Abhinav 1 Aadhith 3 Abdalla 1 Abhir 2 Aadi 4 Abdallah 1 Abhiraj 2 Aadil 1 Abd-AlMoez 1 Abic 1 Aadish 1 Abd-Alrahman 1 Abin 2 Aaditya 1 Abdelatif 1 Abir 2 Aadvik 1 Abdelaziz 11 Abraham 1 Aafiq 1 Abdelmonem 7 Abram 1 Aaftaab 1 Abdelrhman 1 Abrham 1 Aagam 1 Abdi 1 Abrielle 2 Aahil 1 Abdihafid 1 Absaar 1 Aaman 2 Abdikarim 1 Absalom 1 Aamir 1 Abdikhabir 1 Abu 1 Aanav 1 Abdilahi 1 Abubacarr 24 Aarav 1 Abdinasir 1 Abubakar 1 Aaravjot 1 Abdi-Raheem 2 Abubakr 1 Aarez 7 Abdirahman 2 Abu-Bakr 1 Aaric 1 Abdirisaq 1 Abubeker 1 Aarish 2 Abdirizak 1 Abuoi 1 Aarit 1 Abdisamad 1 Abyan 1 Aariv 1 Abdishakur 13 Ace 1 Aariyan 1 Abdiziz 1 Achier 2 Aariz 2 Abdoul 4 Achilles 2 Aarnav 2 Abdoulaye 1 Achyut 1 Aaro 1 Abdourahman 1 Adab 68 Aaron 10 Abdul 1 Adabjot 1 Aaron-Clive 1 Abdulahad 1 Adalius 2 Aarsh 1 Abdul-Azeem 133 Adam 1 Aarudh 1 Abdulaziz 2 Adama 1 Aarus 1 Abdulbasit 1 Adamas 4 Aarush 1 Abdulla 1 Adarius 1 Aarvsh 19 Abdullah 1 Adden 9 Aaryan 5 Abdullahi 4 Addison 1 Aaryansh 1 Abdulmuhsin 1 Adedayo 1 Aaryav 1 Abdul-Muqsit 1 Adeel 1 Aaryn 1 Abdulrahim 1 Adeen 1 Aashir 2 Abdulrahman 1 Adeendra 1 Aashish 1 Abdul-Rahman 1 Adekayode 2 Aasim 1 Abdulsattar 4 Adel 1 Aaven 2 Abdur 1 Ademidesireoluwa 1 Aavish 1 Abdur-Rahman 1 Ademidun 3 Aayan 1 Abe 5 Aden 1 Aayandeep 1 Abed 1 A'den 1 Aayansh 21 Abel 1 Adeoluwa 1 Abaan 1 Abenzer 1 Adetola 1 Abanoub 1 Abhaypratap 1 Adetunde 1 Abantsia 1 Abheytej 3
    [Show full text]
  • The Effects of Using Translation Strategy To
    THE EFFECTS OF USING TRANSLATION STRATEGY TO OVERCOME CULTURAL PROBLEMS IN TRANSLATING WORDS RELATED TO TOOLS IN BUMI MANUSIA BY PRAMOEDYA ANANTA TOER INTO THIS EARTH OF MANKIND TRANSLATED BY MAX LANE AN UNDERGRADUATE THESIS Presented as Partial Fulfillment of Requirement for the Degree of Sarjana Sastra in English Letters By JAMIL NUR ARDIANSAH Student Number: 034214104 ENGLISH LETTER STUDY PROGRAMME DEPARTMENT OF ENGLISH LETTERS FACULTY OF LETTERS SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA 2008 THE EFFECTS OF USING TRANSLATION STRATEGY TO OVERCOME CULTURAL PROBLEMS IN TRANSLATING WORDS RELATED TO TOOLS IN BUMI MANUSIA BY PRAMOEDYA ANANTA TOER INTO THIS EARTH OF MANKIND TRANSLATED BY MAX LANE AN UNDERGRADUATE THESIS Presented as Partial Fulfillment of Requirement for the Degree of Sarjana Sastra in English Letters By JAMIL NUR ARDIANSAH Student Number: 034214104 ENGLISH LETTER STUDY PROGRAMME DEPARTMENT OF ENGLISH LETTERS FACULTY OF LETTERS SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA 2008 i ii iii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : JAMIL NUR ARDIANSAH Nomor Mahasiswa : 034214104 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : THE EFFECTS OF USING TRANSLATION STRATEGY TO OVERCOME CULTURAL PROBLEMS IN TRANSLATING WORDS RELATED TO TOOLS IN BUMI MANUSIA BY PRAMOEDYA ANANTA TOER INTO THIS EARTH OF MANKIND TRANSLATED BY MAX LANE beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupaun memberikan royalty kepada saya selamA tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
    [Show full text]