IDENTIFIKASI KEBERADAAN Salmonella Sp. PADA JAJANAN KUE LAPIS DI KOTA MANADO TAHUN 2014 Thanos Pamela*, Nancy S.H
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
IDENTIFIKASI KEBERADAAN Salmonella sp. PADA JAJANAN KUE LAPIS DI KOTA MANADO TAHUN 2014 Thanos Pamela*, Nancy S.H. Malonda*, Woodford B.S. Joseph* * Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRACT Snack is food which is sold by the seller, whether by the street vendors, the road edge traders, stations, markets and in the residential areas. Layer cake is a moist cake which is sold in the public places. Food which has contaminated by microorganism like salmonella sp. bacteria can cause foodborne and deseases that can interfere and endanger human’s health. This is a descriptive observational study with the cross sectional study design. The study located in Manado with the number of sample is 15 layer cakes taken from 3 different places, start from the production place that is a domestic industrial production house, distribution place, untill the cake’s sale places which is divided in two parts supermarkets and traditional markets. It’s taken one sample for each place, then it’s conducted a laboratory test on the cake samples. The result is described in a table. Based on the observation result and laboratory test, shows that there isn’t any Salmonella sp. bacteria in the 15 samples of layer cakes in Manado city, which are taken from 5 production places, 5 distribution places, and 5 sale palces. All is examined negative or doesn’t have Salmonella sp. bacteria content. Tere is no Salmonella sp. in the layer cakes snacks in Manado City.The food handlers can maintain and improve the practice of personal hygiene and sanitation place , always use clean equipment and improve the use of personal protective equipment . Keywords: Snacks, Layer Cakes, Salmonella sp. bacteria. ABSTRAK Makanan jajanan adalah makanan yang dijual oleh pedagang, baik itu pedagang kaki lima, pedagang di pinggiran jalan, stasiun, pasar, dan tempat pemukiman. Kue lapis adalah makanan jajanan kue basah yang di jual ditempat-tempat umum.Makanan yang terkontaminasi oleh mikroorganisme dalam hal bakteri Salmonella sp, dapat menyebabkan terjadinya keracunan makan dan penyakit-penyakit bawaan makanan yang dapat mengganggu dan menbahayakan kesehatan manusia. Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Lokasi penelitian dilakukan di Kota Manado dengan jumlah sampel 15 sampel kue lapis yang diambil di 3 tempat, mulai dari tempat produksi kue lapis yang merupakan rumah produksi industry rumah tangga, tempat pendistribusian sampai pada tempat penjualan kue lapis yang terbagi atas 1 pasar swalayan dan 4 pasar tradisional. Masing- masing tempat diambil 1 sampel kue lapis, kemudian dilakukan pemeriksaan laboratorium pada jajanan kue lapis.Hasilnya dideskripsikan dalam bentuk tabel dan dijelaskan. Berdasarkan hasil observasi dan pemeriksaan laboratorium menunjukkan bahwa tidak terdapat bakteri Salmonella.sp pada 15 sampel jajanan kue lapis di Kota Manado, yang diambil dari 5 tempat produksi, 5 tempat saat didistribusi dan 5 di tempat penjualan. Semua dinyatakan negatif atau tidak terdapat kandungan bakteri Salmonella.sp. Kesimpulan dari penelitian ini yaitutidak terdapat bakteri Salmonella sp. pada jajanan kue lapis yang ada di Kota Manado. Para Penjamah makanan dapat mempertahankan dan meningkatkan praktik hygiene sanitasi pribadi maupun tempat, selalu menggunakan peralatan yang bersih dan meningkatkan penggunaan alat pelindung diri. Kata Kunci: Makanan Jajanan, Kue Lapis, Bakteri Salmonella sp. PENDAHULUAN meningkat menjadi 347/1000 penduduk, tahun Makanan merupakan kebutuhan dasar bagi 2006 meningkat menjadi 423/1000 penduduk, kehidupan manusia. Makanan yang dikonsumsi tahun 2010 menjadi 411/1000 penduduk sangat beragam jenis dan berbagai cara (Kemenkes RI, 2011). Di Kota Manado kasus pengolahannya. Makanansangat mungkin penyakit diare dilaporkan pada tahun 2010 menjadi penyebab terjadinya gangguan dalam berjumlah 1.939 dengan angka kesakitan tubuh kita. Salah satu cara untuk memelihara 4/1000 penduduk, tahun 2011 berjumlah 3.117 kesehatan adalah dengan mengkonsumsi dengan angka kesakitan 7/1000 penduduk, makanan yang aman, yaitu dengan memastikan tahun 2012 berjumlah 3.781 dengan angka bahwa makanan tersebut dalam keadaan bersih kesakitan 9/1000 penduduk, terjadi dan terhindar dari penyakit (Agustina et al, peningkatan dibandingkan tahun 2011. Kasus 2009). Makanan jajanan (street food) menurut diare masih menjadi 10 penyakit tertinggi di FAO adalah makanan dan minuman yang puskesmas-puskesmas yang ada di kota dipersiapkan dan dijual oleh pedagang kaki Manado (Dinkes, 2012). lima di jalanan dan di tempat-tempat umum Keamanan makanan berarti bahwa pada lainnya yang langsung dimakan atau saat dikonsumsi, makanan tidak mengandung dikonsumsi tanpa pengolahan atau persiapan kontaminan dalam kadar yang dapat lebih lanjut (Listyorini, 2006). membahayakan kesehatan (WHO, 2006). Penyakit-penyakit bawaan makanan Bedasarkan UU Makanan No.7 tahun 1996, terutama diare, merupakan penyebab utama keamanan makanan adalah kondisi dan upaya morbiditas dan mortalitas (WHO, 2006).Kasus yang diperlukan untuk mencegah makanan dari infeksi salmonella sp di Indonesia juga cukup kemungkinan cemaran biologis, kimia dan banyak dan mengkhawatirkan.Indonesia benda lain yang dapat mengganggu, merugikan dikategorikan sebagai salah satu Negara dan membahaya kesehatan manusia. dengan kejadian endemik salmonellosis Kue Lapis merupakan makanan jajanan tertinggi di Asia setelah Cina, India, Pakistan kue basah yang beresiko terhadap kesehatan, dan Vietnam (Ochiai, 2008). penanganannya yang sering tidak higienis, Di Indonesia, diare merupakan masalah memungkinkan kue ini dapat terkontaminasi kesehatan masyarakat karena morbiditas dan (Tombokan, 2010). Hasil penelitian mortalitasnya yang masih tinggi. Survei sebelumnya, membuktikan bahwa dari 4 dilakukan oleh Departement Kesehatan dari sampel kue lapis yang dijual di pasar-pasar tahun 2000-2010 terlihat kecenderungan swalayan yang ada di kota Manado, semuanya insidens meningkat. Pada tahun 2000 penyakit positif mengandung bakteri Salmonella sp Diare 301/1000 penduduk, tahun 2003 (Tombokan, 2010). Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin pembuatan kue lapis, bahan-bahan melakukan penelitian tentang identifikasi yangdigunakan berbeda. Keragaman bahan keberadaan Salmonella sp pada makanan baku yang akan digunakan dalam pembuatan jajanan kue lapis yang dijual di Kota Manado. kue lapis, dapat dilihat dalam tabel berikut ini : METODE PENELITIAN Tabel 1. Distribusi Frekuensi Keragaman Penelitian ini merupakan penelitian Bahan Baku Yang di Gunakan Dalam observasional deskriptif dengan pendekatan Pembuatan Kue Lapis. cross-sectional, untuk mengetahui ada tidaknya Keragaman Bahan Pakai Tidak Pakai JUMLAH No. bakteri Salmonellasp pada jajanan kue lapis di Baku n % n % n % Kota Manado melalui uji laboratorium. 1 Santan 4 80% 1 20% 5 100% Penelitian ini dilakukan di Kota 2 Tepung Terigu 5 100% 0 0 5 100% 3 Tepung Beras 1 20% 4 80% 5 100% Manado.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan 4 Gula 5 100% 0 0 5 100% Mei tahun 2014 sampai bulan November tahun 5 Garam 5 100% 0 0 5 100% 6 Pewarna Makanan 1 20% 4 80% 5 100% 2014. 7 Susu 5 100% 0 0 5 100% 8 Cokelat Bubuk 5 100% 0 0 5 100% HASIL PENELITIAN 9 Vanili 3 60% 2 40% 5 100% Dari tabel 1 diatas, dapat diketahui Gambaran Umum Lokasi Penelitian keragaman bahan dasar yang digunakan Penelitian ini di lakukan di Kota Manado, berbeda-beda. Rumah produksi yang dengan titik pengambilan sampel yaitu 5 rumah menggunakan bahan utama santan berjumlah 4 produksi yang tersebar di beberapa tempat (80%) sedangkan 1 tempat (20%) tidak lokasi.Kelima rumah produksi ini merupakan menggunakan bahan utama santan. Bahan industry rumah tangga yang setiap hari utama tepung terigu merupakan bahan utama memproduksi kue lapis untuk di distribusikan yang digunakan oleh kelima tempat produksi dan dijual. Lokasi pendistribusian dan kue lapis (100%), bahan utama tepung beras penjualan kue lapis terbagi atas 1 Pasar hanya digunakan oleh 1 tempat produksi kue Swalayan dan 4 Pasar Tradisional yang masih lapis (20%), gula dan garam digunakan oleh berada di pusat kota manado, yang setiap hari kelima tempat produksi kue lapis (100%). menjual beraneka jenis kue termasuk kue Pewarna makanan yang digunakan merupakan lapis.Pengambilan sampel hanya di ambil 1 pewarna makanan buatan yang aman sampel kue lapis disetiap titik lokasi penelitian. dikonsumsi oleh para konsumen. Pewarna Produk Kue Lapis makanan buatan hanya digunakan oleh 1 Berdasarkan hasil pengamatan dan observasi tempat produksi kue lapis (20%), bahan utama yang dilakukan oleh peneliti di 5 rumah susu, cokelat bubuk dan vanili merupakan produksi, ditemukan bahwa dalam proses bahan yang digunakan oleh kelima tempat maupun lingkungan tempat penjualan kue.Kue produksi kue lapis (100%). lapis yang sudah dikemas, di simpan di dalam Proses pembuatan kue lapis dimulai lemari kaca yang selalu ditutup rapatagar dengan mencampurkan bahan baku yang sudah terhindar dari berbagai kontaminasi yang dapat disiapkan, setelah semua bahan baku disatukan membuat kandungan nutrisi dari kue tersebut maka adonan kue lapis siap untuk dikukus. hilang, dan dapat merugikan pihak konsumen. Proses pengukusan kue lapis dilakukan setelah Hazard Analysis Critical Control Point air yang dipanaskan sudah mendidih atau pada (HACCP) Pada Produk Kue Lapis. suhu 100°C, dan satu per satu lapisan kue lapis Berdasarkan skema Hazard Critical Control dikukus hingga matang.Kue lapis yang sudah Point pada produk kue lapis, diketahui bahwa, matang diangkat dan didinginkan terlebih