1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Toko Ny. Pang
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Toko Ny. Pang berdiri sekitar tahun 1912 ketika Lauw Ing Tjo, menantu perempuan dari Lauw Ki Pang, mulai membuat dan menjual jenang dodol karena kebutuhan ekonomi. Toko ini terletak di Jl. Pemuda no. 71, Muntilan, toko buka dari pukul 07.30-19.30 WIB. Merek jenang dodol ini menggunakan nama „Jenang dodol Nyonya Pang‟. Menggunakan nama mertuanya sebagai bentuk ungkapan rasa hormat. Awalnya Ny. Tjo tidak memiliki tempat khusus untuk berjualan, bagian depan rumah kemudian dijadikan tempat untuk berjualan oleh Ny. Tjo. Makanan yang diproduksi saat itu masih dalam skala kecil. Lama kelamaan produksi semakin meningkat sehingga dibangunlah sebuah toko dan toko tersebut bertahan hingga kini. Produk andalan toko ini adalah jenang dodol, krasikan, wajik, dan tape ketan. Makanan yang diproduksi dan dijual di toko Ny. Pang tidak menggunakan bahan pengawet. Toko Ny. Pang memiliki kompetitor lain yaitu toko Ny. Week. Toko Ny. Week juga memproduksi dan menjual aneka produk makanan rumahan seperti wajik, getuk, bakpia, jadah, jenang dodol, dan krasikan. Namun Toko Ny. Week lebih dikenal dengan produk makanan wajiknya sedangkan toko Ny. Pang lebih dikenal dengan dodol, wajik, dan krasikan, kue miku, kue moho, kue ku, kue lapis, dan getuk panggang. Dalam hal pengemasan, toko Ny. Pang sudah memanfaatkan dengan baik fungsi kemasan sebagai pelindung. Namun dari segi fungsi kemasan dalam pemasaran, kemasan produk Ny. Pang kurang memaksimalkan faktor komunikasi, identitas, serta estetika dalam pengaplikasian identitas visual kemasannya. Hal itu dapat dilihat dari: 1. Ukuran logo dan tipografi penjelasan ragam produk sama besarnya dan penempatan urutan informasi dalam kemasan. Hal ini menimbulkan ketidakjelasan mana informasi yang ingin ditonjolkan. Padahal 1 Universitas Kristen Petra konsumen memiliki keterbatasan dalam perhatian dan tidak memiliki banyak waktu. 2. Pengunaan tipe huruf pada logo toko Ny. Pang dan pada kemasan yang tidak konsisten sehingga menimbulkan kesan tidak konsisten. 3. Identitas yang tidak diaplikasikan secara konsisten. Makanan selain dodol, krasikan, wajik tidak memiliki identitas padahal diproduksi oleh toko Ny. Pang. 4. Logo toko Ny. Pang belum diterapkan secara konsisten dalam desain kemasan. 5. Penggunaan gaya desain dalam kemasan dodol, wajik, krasikan yang berbeda dengan logo toko Ny. Pang yang lebih terkesan modern. Gambar 1.1. Logo toko Ny. Pang yang diaplikasikan dalam signage toko Sumber: Dokumentasi toko Ny. Pang, 2017 2 Universitas Kristen Petra Gambar 1.2. Contoh aplikasi tipografi yang tidak seragam, sistem hirarki yang tidak konsisten, dan logo yang tidak dalam pada kemasan dodol, wajik, dan krasikan Sumber: Dokumentasi toko Ny. Pang, 2017 Gambar 1.3. Contoh kemasan makanan yang diproduksi oleh toko Ny. Pang selain dodol, krasikan, wajik yang tidak memiliki identitas Sumber: Dokumentasi toko Ny. Pang, 2017 Apabila diihat dari contoh-contoh aplikasi identitas visual yang terdapat dalam kemasan aneka produk makanan toko Ny. Pang yang berbeda-beda serta tidak konsisten dalam menampilkan identitas toko Ny. Pang membuat identitas produk tidak tersampaikan dengan baik. Konsumen berpotensi merasa ragu akan keaslian 3 Universitas Kristen Petra produk Ny. Pang yang bisa berpotensi pada penurunan tingkat penjualan di kemudian hari. Pengertian kemasan sendiri yaitu desain kreatif yang mengkombinasikan bentuk, struktur, material, warna, citra, tipografi, dan elemen-elemen lainnya dengan informasi produk sehingga layak untuk dipasarkan (Klimchuck & Krasovec, 2007). Kepala Dinas Koperasi, UKM, dan Perdagangan di Dharmasraya, Sumatera Barat dalam pelatihan pelaku UKM di daerah tersebut mengatakan bahwa kemasan menjadi unsur penting yang mempengaruhi keputusan pembeli dalam membeli produk (AntaraSumbar, 2017). Oleh karena itu kemasan kini selain berfungsi untuk melindungi produk juga memiliki fungsi pemasaran sebagai media promosi. Salah satu pelaku UKM di Bandung, Asep Candra merasakan pentingnya sebuah desain kemasan (Kompas.com, 2014). Sejak mengganti kemasan plastik abon merk Bon Garoet miliknya yang disablon manual dengan kemasan berbahan paper metal yang memiliki desain kemasan bertema vintage, tingkat minat pembeli meningkat. Wirya (1999) mengatakan jika ingin memaksimalkan kemasan dalam pemasaran, fungsi kemasan harus menampilkan beberapa faktor (p. 6), yaitu: faktor komunikasi (mencerminkan citra produk), faktor estetika (mampu mencapai daya tarik visual secara optimal), dan faktor identitas (mudah dikenali dan dibedakan dengan produk yang lain). Toko Ny. Week yang merupakan kompetitor toko Ny. Pang memperhatikan faktor-faktor tersebut, hal itu dapat dilihat dari pengaplikasian identitas visual yang konsisten dalam kemasan produk makanan miliknya. Gambar 1.4. Logo toko Ny. Week yang diaplikasikan dalam banner Sumber: Dokumentasi MagelangPromo, 2013 4 Universitas Kristen Petra Gambar 1.5. Salah satu contoh aplikasi identitas visual dalam kemasan produk Ny. Week Sumber: Dokumentasi FourSquare, 2017 Aneka produk makanan toko Ny. Pang tidak sekedar menjadi oleh-oleh atau makanan khas tetapi juga menjadi bagian dari destination branding kota Muntilan yang mempunyai potensi pariwisata. Menurut Tom Buncle dalam artikel PlaceBrandObserver, destination branding sendiri (2015) adalah tentang mengidentifikasi aset-aset yang menarik bagi turis dan menjadikannya bagian dari pencitraan dari sebuah tempat. Salah satu aset tersebut adalah pengalaman menikmati makanan khas daerah tersebut (Schaar, 2013). Dengan meredesain identitas visual kemasan aneka produk Ny. Pang, toko Ny. Pang ikut berkontribusi dalam konsep destination branding kota Muntilan. Hal ini berpotensi menjadikan toko Ny. Pang sebagai toko yang menjual produk tradisional dengan tata cara modern sebagaimana kebutuhan komunikasi visual saat ini. Oleh karena itu, identitas visual kemasan produk makanan toko Ny. Pang harus diredesain. 1.2. Rumusan Masalah Bagaimana merancang identitas visual kemasan produk makanan toko Ny. Pang? 5 Universitas Kristen Petra 1.3. Batasan Lingkup Perancangan 1. Objek penelitian adalah kemasan aneka produk makanan toko Ny. Pang 2. Wilayah penelitian adalah Muntilan, Magelang, Jawa Tengah 3. Waktu penelitian adalah Februari-Maret 2018 4. Perancangan redesain identitas visual kemasan produk makanan toko Ny. Pang memiliki target market: a. Demografis - Status ekonomi : Kelas ekonomi A-B-C - Usia : 25-40 tahun - Jenis Kelamin : Laki-laki dan perempuan - Tingkat Pendidikan : Semua jenis tingkatan pendidikan - Pekerjaan : Semua jenis pekerjaan b. Geografis Wisatawan lokal yang berkunjung ke kota Muntilan c. Psikografis Memiliki hobi kuliner d. Behavioral - Menyukai cita rasa makanan tradisional - Selalu membelikan oleh-oleh ketika berkunjung di suatu daerah untuk keluarga, teman, rekan kerja. 1.4. Tujuan Perancangan Merancang identitas visual kemasan produk makanan toko Ny. Pang 1.5. Manfaat Perancangan 1. Bagi Mahasiswa Manfaat bagi mahasiswa adalah dapat menerapkan ilmu yang diperoleh selama masa perkuliahan dalam pemecahan masalah dari masalah yang sedang terjadi. Sekaligus menambah wawasan mengenai kemasan yang sesuai dengan kebutuhan klien. 6 Universitas Kristen Petra 2. Bagi Institusi (Keilmuan DKV) Manfaat bagi institusi adalah melalui perancangan dapat menambah bahan referensi tentang teori-teori desain yang digunakan dalam perancangan ini yang bisa bermanfaat bagi angkatan mahasiswa berikutnya Selain itu juga menjadi bahan inspirasi mengenai penerapan teori desain tentang kemasan. 3. Bagi Masyarakat Manfaat bagi masyarakat adalah agar masyarakat mengetahui dan mengenal aneka produk makanan Ny. Pang sebagai produk makanan yang diproduksi oleh toko Ny. Pang. 4. Bagi Toko Ny. Pang Manfaat bagi toko Ny. Pang adalah memiliki identitas visual kemasan aneka produk makanan yang baik, estetis, dan komunikatif sehingga kesetiaan konsumen tetap terjaga dan meningkatkan penjualan. 1.6. Definisi Operasional 1. Perancangan adalah menurut kamus besar bahasa Indonesia (2016) adalah proses/ cara/ perbuatan merancang 2. Identitas Visual adalah “penyampaian pesan yang ingin diungkapkan secara visual” ( Kaputa, 2011, p. 89) 3. Kemasan adalah desain kreatif yang mengkombinasikan bentuk, struktur, material, warna, citra, tipografi, dan elemen-elemen lainnya dengan informasi produk sehingga layak untuk dipasarkan (Klimchuck & Krasovec, 2007) 4. Toko Ny. Pang adalah toko yang memproduksi produk rumahan sendiri seperti dodol, wajik, krasikan, kue miku, kue moho, kue ku, kue lapis, dan getuk keju panggang dan menjual berbagai macam aneka oleh-oleh 7 Universitas Kristen Petra 1.7. Metode Perancangan 1.7.1. Data yang dibutuhkan 1.7.1.1. Data Primer Data primer adalah “data yang diperoleh peneliti secara langsung dari narasumber” (Waluya, 2007, p.79), yaitu pemilik, pegawai, dan pelanggan toko Ny. Pang. 1.7.1.2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui media perantara atau secara tidak langsung yang berupa buku, majalah, koran, website, jurnal, catatan, bukti yang telah ada, atau arsip baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan secara umum (Waluya, 2007). 1.7.2. Metode Pengumpulan Data a. Data Primer Teknik pengumpulan data primer yang digunakan sebagai berikut: Wawancara Wawancara (Endraswara, 2006) adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap narasumber, seperti pemilik toko Ny. Pang, pelanggan di toko Ny. Pang, pegawai toko Ny. Pang. Observasi Observasi (Endraswara, 2006) adalah teknik