PUSAT MAJALAH SASTRA pendapa

PUSAT Majalah Sastra astra sebagaimana sering didengar mengacu ke hal-hal Diterbitkan oleh Syang oleh sebagian masyarakat dianggap hanya sebatas Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa omong kosong yang tidak artinya sama sekali di zaman ini. Jalan Daksinapati Barat IV Apapun yang dilontarkan sastrawan seringkali hanya menjadi Rawamangun, 13220 Pos-el: [email protected] cemooh bagi masyarakatnya. Seolah-olah sastra tidak berpe- Telp. (021) 4706288, 4896558 ran apa pun apabila dihubungkan dengan identitas, nasiona- Faksimile (021) 4750407 lisme, dan kebangsaaan; apalagi jika dihubungkan dengan ke- ISSN 2086-3934 multikulturan di tengah bangsa kita. Ahmadun Yosi Herfanda dalam “Cubitan”, sastra dapat berperan penting untuk dapat Pemimpin Umum ikut mereaktualisasikan, memasyarakatkan, dan membudaya- Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa kan nilai-nilai Pancasila karena sastra sudah lama diakui me- miliki potensi besar untuk membawa masyarakat ke arah pe- Manager Eksekutif Sekretaris Badan rubahan sosial dan budaya. Sastra bahkan sudah lama diakui sebagai sumber spirit kebangkitan suatu bangsa, spirit cinta Pemimpin Redaksi Kepala Pusat Pengembangan dan Perlindungan pada tanah air, dan sumber semangat patriotik untuk me- lawan segala bentuk penjajahan. Wakil Pemimpin Redaksi Mu’jizah Dalam konteks itu, tidak salah apabila ada harapan besar terhadap peran sastra dalam menata bangsa yang Konsultan Agus R. Sarjono beraneka ragam suku, bahasa, dan tradisinya. Harapan besar Abdul Hadi WM terhadap peran sastra tersebut, seperti yang disampaikan oleh Redaktur Pelaksana Ayu Sutarto, adalah sebagai sebuah keniscayaan. Menurutnya, Erlis Nur Mujiningsih sastra berkemungkinan besar dapat menata sebuah bangsa. Dewan Redaksi Oleh karena itu, susastra yang menggunakan bahasa sebagai Budi Darma mediumnya dimungkinkan menjadi entitas yang sentral un- Hamsad Rangkuti Putu Wijaya tuk menggambarkan, memahami, dan menata bangsa beserta Manneke Budiman mimpi-mimpinya. Dengan kata lain, upaya menata bangsa me- Bambang Widiatmokoi lalui karya sastra bukan cuma isapan jempol. Staf Redaksi Abdul Rozak Zaidan Multikulturalisme mengemuka ketika Indonesia “terle- Ganjar Harimansyah pas” dan “terbebas” dari pemerintahan otoriter orde baru. Saksono Prijanto Puji Santosa Saat itu terjadi eforia demokrasi yang kemudian memuncul- kan berbagai keberagaman yang pada akhirnya memunculkan Penata Artistik Efgeni pula kegamangan pada konsep identitas nasional. Hal itu ter- Nova Andryasah jadi karena setiap etnis yang ada di Indonesia mencoba untuk

Redaktur Bahasa menonjolkan “kelokalan” masing-masing—yang kemudian Siti Zahra Yundiafi memunculkan ide untuk kembali menengok mitos-mitos yang

Sekretariat dapat membangun kembali keindonesiaan. Nur Ahid Prasetyawan Setidaknya, ada kesadaran membangkitkan kesadaran Dina Amalia Susakto Ferdinandus Moses kolektif bangsa Indonesia tentang pentingnya pembangunan kawasan laut untuk mengembalikan identitas keindonesiaan Keuangan Bagja Mulya yang mulai terancam dan tergerus oleh arus global. Hal itu juga Siti Sulastri yang akan mengedepankan fungsi sastra sebagai pembangun Distribusi identitas kebangsaan di Indonesia yang beraneka suku, bera- M. Nasir neka bahasa, dan beraneka tradisi. Lince Siagian

PUSAT NO. 08/2014 1 D A F T A R I S I

MATA AIR Abdul Malik Bertahta di Mahkota Bahasa 4 TELAAH TAMAN M Yoesoef 6 Cerpen Mohammad Diponogoro Konteks Sosial, Politik, Potret Seorang Prajurit dan Budaya dalam Sastra 15 Drama Tahun 1970-an Puisi-Puisi Husen Arifi n Dekade ‘70-an merupakan masa Kuburan di Kota Tua pengkonsentrasian potensi- potensi sosial, poliƟ k, ekonomi, Lintasan di Kepalaku dan budaya ke dalam satu Roda 20 tatanan baru, yang mengoreksi sistem yang diterapkan Puisi-Puisi Fitri Yani pemerintahan di bawah Pangeran Riya Soekarno. Berbekal landasan Sebuah Pengakuan ideologis, Pancasila1 dan UUD Jeplin dan Gadis Pantai ’45, yaitu menyejahterakan 22 bangsa yang adil dan makmur, pemerintah Orde Baru Puisi-Puisi Syafrizal Sahrun melakukan pembangunan Ikan-ikan di Piyamaku kehidupan bernegara dengan Di Pinggiran Sungai modal potensi-potensi tersebut Doa Ikan di Kuali 25 di atas. Pemerintah Orde Baru dengan dukungan penuh DRAMA dari militer memprioritaskan Ipit Saefi dier Dimyati pembangunan di bidang ekonomi dan poliƟ k. Peranan Monolog Nyanyian 27 militer diperlukan dalam Seorang Pecundang mengelola dan memecahkan konfl ik-konfl ik sosial-poliƟ k yang PUMPUNAN berkem-bang pada masa itu. Ayu Sutarto 72 Menata Bangsa melalui Susastra

MOZAIK SECANGKIR TEH Yoseph Yapi Taum 88 Trias Yusuf 89 Berbagai Mitos tentang Laut: Goenawan Mohamad Mengungkap Konsep Bahari Bangsa Indonesia ProdukƟ vitas dan kreaƟ vitas Goenawan Jika kita ingin mengkaji dan mengungkap- Mohamad Ɵ dak hanya pada tulisan kan bagaimana ‘laut’ diimaginasikan dalam esai yang melihat persoalan dunia itu kesadaran kolekƟ f bangsa kita, pertama- bercarut-marut dalam simbiosis poliƟ s tama kaitkan dengan konsep tanah air. dan kerakusan. Semua harus dipandang Bangsa Indonesia menyebut tanah air dari satu sisi, yaitu Islam, yang mutlak. sebagai “ibu perƟ wi.” Dalam imaginasi Apakah dari kemutlakan itu tumbuh bangsa Indonesia, laut pun merupakan karya-karya perenungan. Ternyata hal itu ‘ibu’ dengan segala kelembutan, kasih muncul juga dalam berbagai kumpulan sayang, dan pemberi kehidupan puisinya.

2 PUSAT NO. 08/2014 CUBITAN Ahmadun Yosi Herfanda 62 DARUSSALAM Sastra di Tengah Doa Seorang Istri Dialektika Multikultural Cerita Pendek Mas Osman LINGKAR SASTRA Utusan terapung Kritik Politik Sosial 33 Puisi Seribadi Brunei dalam Lakon “Demonstram” (teater Koma 33 tahun) Suara Puisi Maimon Rahman PUSTAKA 36 - 43 Dini Alfi yanti 78 Bulan Kebabian: Prospek Karya Sastra Berkualitas dari Kampus Bunyi Desi Wahyuni Cerpen Saiff ulizan Yahya Keberagaman Apresiasi 80 Dalam Persekitaran Kata-Kata dalam Pelangi Sastra Puisi Baha Zain Novel Si Parasit Lajang Selamat Berpisah Wahai Dalangku Ayu Utami 82 Puisi Rosli K MOZAIK Di Balik Kebijaksanaan Tun Sri Lanang Yoseph Yapi Taum Noriah Taslim Berbagai Mitos Tentang Laut: Mengungkap Konsep Bahari 88 44 - 54 Bangsa Indonesia GLOSARIUM INDONESIA Suyono Suyatno 96 Bromocorah Sajak Parodi Cerpen Mochtar Lubis Monumen KemaƟ an Puisi Evi Idawati KeƟ ka Engkau Bersembahyang Puisi Emha Ainun Nadjib 55 - 61 Embun Novi Dyah Haryanti 69 Novel dan Ekranisasi

Ada banyak cara untuk mengmengapresiasi karya sastra, selain membaca bukunya kita juga bisa menonton filmnya. Hal itulah yang membuat sutradara menjadikan karya sastra sebagai salah satu sumber inspirasi dalam membuat film. Alihwahana merupakan perubahan dari satu jenis kesenian ke jenis kesenian yang lain (Damono, 2005). Salah satu yang paling sering dialihwahakan ialah novel ke film, pun sebaliknya.

PUSAT NO. 08/2014 3 MATA AIR

Bertahta di Mahkota Bahasa

ABDUL MALIK

alau hati diibaratkan keraja- Raja Ali Haji (RAH) dalam Gu- hendak mengatakan bahwa bang- an, maka budi menjadi tah- rindam Dua Belas (GDB), Pasal yang sa yang besar adalah bangsa yang Ktanya dan bahasa menjadi Kelima menghadiahi kita dengan memelihara budi bahasanya. Lebih mahkotanya. Hati yang terpelihara kepoktaan dan keteralaan budi ba- dari itu, suatu bangsa akan mam- akan memancarkan budi yang pa- hasa. Pasal yang masih bertutur ten- pu menjadi besar dan mulia jika tut dikenang untuk selanjutnya me- tang akhlak dan disepadusepadan- bangsa itu menjadikan budi bahasa lahirkan bahasa yang menawan. Se- kan dengan muamalah ini pada bait warisan terala (luhur)-nya sebagai batian hati, budi, dan bahasa yang 1 langsung menyirami sukma, “Jika kekuatan jati diri bangsanya. Nah, terbela membuat jasad —siapa pun hendak mengenal orang berbangsa, jika hendak dibilangkan nama, pe- yang empunya— rela tertawan tan- lihatlah kepada budi dan bahasa.” liharalah budi bahasa. pa perlawanan. Itulah keperkasaan Bangsa yang dimaksudkan RAH Apakah kunci kebahagiaan? orang perseorangan, yang semes- di sini taklah semata-mata sebatian GDB Pasal V, bait 2 memberikan tinya dipupuk dan dibina di dalam orang-orang seasal keturunan, sea- pedoman, “Jika hendak mengenal diri supaya dapat tampil sebagai dat-sebudaya, dan sepengalaman orang yang berbahagia, sangat me- sosok seorang bangsawan. Itulah sejarah. Jelaslah bangsa itu juga meliharakan yang sia-sia.” Untuk kekuatan magis sebuah bangsa, mencakupi konsep keturunan atau memahami bait ini, tentulah kita yang seyogianya diolah sedemikian kedudukan yang mulia. Perihal budi tak boleh bersandar pada ungka- rupa untuk menjadi perekat per- pula jelaslah tiada lain dari unsur pan yang harfiahnya. Pasal apa? satuan dan kesatuan. Itulah yang batiniah yang berupa sebatian akal Jika kandungan harfiahnya sesungguhnya bagi kita menjadi dan nurani untuk menjelmakan pi- yang diikuti, tentulah seolah-olah “pakaian” yang paling padu, pa- kiran, perasaan, sikap, sifat, dan orang akan berbahagia jika dia me- tut, dan padan —yang kalau ada perilaku yang baik. Dari situlah te- lakukan kerja (memelihara) yang kenyakinan yang kuat untuk mem- serlahnya bahasa yang memesona, sia-sia yaitu sesuatu yang tak ber- belanya— dapat menjadi pakaian yang tak hanya bernas kandungan guna, tak bermanfaat. Jelaslah yang yang pokta (terelok dan terindah) isinya, elok cara penuturannya, dimaksudkan oleh bait ini justeru sehingga menjadi bangsa yang te- tetapi juga indah budi bicaranya. sebaliknya, orang akan berbahagia rala (paling mulia). Dalam bahasa yang populer, RAH jika dia memelihara dirinya dari

4 PUSAT NO. 08/2014 berbuat yang sia-sia atau melaku- berhak atas gelar itu. Sebaliknya kecerdasan dapat digunakan, teta- kan pekerjaan yang tak bermanfaat. secara haram, sekolah tidak, belajar pi kecerdasan religius (ketuhanan) Dengan perkataan lain, jika kita in- apalagi, tiba-tiba sederetan gelar yang mampu memancarkan cahaya gin berbahagia, janganlah lakukan akademik berjejer di depan dan keyakinan yang bertimbal keima- pekerjaan yang tak berfaedah. di belakang namanya. Salangkan nan bahwa memang ada kehidupan Perilaku yang ditunjukkan orang yang memang belajar belum setelah alam dunia. Manusia yang membuat orang lain dapat menilai tentu berilmu, yang tak belajar apa- berusaha mengumpulkan bekal derajat seseorang. Itu berarti, bu- tah lagi? sebanyak-banyaknya itulah yang kan pangkat, jabatan, harta, atau Pedoman untuk itu diberi- nyata-nyata memanfaatkan dengan hal-hal yang berkaitan dengan un- kan oleh GDB Pasal V, bait 4, “Jika baik akal yang dianugerahkan ke- sur material yang lain yang menen- hendak mengenal orang beril- padanya. Bekal yang dimaksudkan tukan derajat manusia. GDB Pasal mu, bertanya dan belajar tiadalah tentulah amal salih sesuai dengan V, bait 3 menegaskan, “Jika hendak jemu.” Rupanya, tanda orang beril- tuntunan agama. Menggunakan mengenal orang mulia, lihatlah ke- mu itu ialah sepanjang hidupnya akal secara benar dan baik taklah pada kelakuan dia.” dia terus dan terus bertanya ten- memadai hanya dengan melaksa- nakan kebajikan, tetapi juga harus Kelakuanlah yang menentu- tang fenomena kehidupan ini. Se- menunaikan kewajiban dengan pe- kan kemuliaan seseorang, suatu lebihnya, dia pun terus tanpa hen- nuh ketaatan hanya mengharapkan puak, suatu kaum, suatu kelompok, ti belajar sepanjang hayat. Orang rida Allah. bahkan suatu bangsa. Perbuatan, yang berilmu, begitu kira-kira yang perangai, atau tingkah laku itulah ditegaskan RAH, adalah orang yang Di manakah kita mengetahui yang menjadi indikator mulia atau mencintai ilmu pengetahuan, baik bahwa seseorang berperilaku baik? hinanya manusia. Hidup berpunya, ilmu dunia maupun ilmu agama. Atau, bagaimanakah caranya kita tetapi perangai bakhil, misalnya, Dia mendasarkan pikiran, perka- mengetahui seseorang berkelakuan tak mencerminkan kemuliaan. taan, dan perbuatannya dari ilmu baik? GDB Pasal V, bait 6 (terakhir) Pangkat tinggi dan jabatan bagus, yang dimilikinya. menunjukkan caranya, “Jika hen- tetapi tak mau membedakan yang “Jika hendak mengenal orang dak mengenal orang baik perangai, halal dan yang haram, umpamanya, yang berakal, di dalam dunia men- lihatlah ketika bercampur dengan bukan contoh yang representatif gambil bekal.” Inilah GDB Pasal V, orang ramai.” bagi orang mulia. Paras elok dan bait 5. Melalui bait ini jelaslah RAH Di situlah rupanya tempatnya. potongan ada, tetapi perilaku ka- hendak perpesan bahwa dunia bu- Baik-buruk perilaku, tabiat, atau sar membuat gusar, contohnya, tak kanlah tempat terakhir bagi makh- perangai manusia dapat diketahui perlu dijadikan pujaan atau idaman luk Allah. Manusia dan segala mak- ketika dia bergaul di dalam masya- karena tak mencerminkan kelas ke- hluk ciptaan Tuhan sedang berjalan rakat (bercampur dengan orang muliaan. Orang yang berkelakuan atau berlayar menuju alam yang ramai). Orang yang baik perangai baiklah yang memperoleh anu- menjadi tujuan sesungguhnya, se- senantiasa bersikap santun, meng- gerah manusia mulia. Kebiasaan dangkan dunia hanyalah tempat hindari perbuatan tercela, dan se- memelihara kelakuan yang baik persinggahan sementara sahaja. lalu berusaha menjadi orang yang menjadi tanda bagi kemuliaan diri Dalam perjalanan menuju alam bermanfaat di lingkungan masya- manusia. yang kekal itu manusia seyogianya rakat tempat dia berada. Alangkah Gelar akademikkah yang men- memiliki bekal. Bekal itu harus di- ruginya diri jika hidup tak berbudi jadi penentu bahwa pemiliknya kumpulkan sebanyak-banyaknya sehingga banyak orang yang mem- orang berilmu? Ternyata, bukan. di dunia ini untuk kehidupan yang benci. Jadi, jika hendak dibilangkan Pasal? Gelar akademik boleh dida- abadi kelak. Itulah gunanya dunia nama, baikkanlah perangai sehing- patkan dengan pelbagai cara, sama ini, terutama bagi manusia: sebagai ga disukai oleh orang ramai.[] ada sah ataupun haram. Secara sah, tempat mengambil bekal. Untuk itu, berarti pemiliknya memang tamat diperlukan kecerdasan dengan men- dari menuntut ilmu sehingga dia ggunakan akal. Tentulah tak sebarang

PUSAT NO. 08/2014 5 TELAAH

Konteks Sosial, Politik, dan Budaya dalam Sastra Drama Tahun 1970-an: Studi Kasus pada “Kisah Perjuangan Suku Naga” Karya W.S Rendra dan Maaf, Maaf, Maaf Karya N. Riantiarno,

M. Yoesoef

esona kekuasaan, baik di dari proses pembangunan sepan- konflik-konflik sosial-politik yang ranah keluarga (domestik) jang tahun 1970-an menuai opini berkem-bang pada masa itu.2 Pmaupun di ranah umum yang perlu dicermati di masa seka- Dalam proses pembangunan (publik) senantiasa memicu per- rang ini. itulah sejumlah perubahan mulai golakan di antara anggota keluarga dirasakan dan dialami masyarakat. dan masyarakat luas. Dalam pada Pendahuluan Pembangunan ekonomi yang ber- itu, para birokrat yang mengem- konsenterasi pada penyelesaian Dekade ‘70-an merupakan ban tugas pemerintah dapat dika- utang luar negeri, penanaman mo- masa pengkonsentrasian poten- takan sebagai ujung tombak untuk dal asing yang melahirkan industri- si-potensi sosial, politik, ekonomi, me-nyejahterakan masyarakat me- industri manufaktur, dan memper- dan budaya ke dalam satu tatanan lalui program-program pemerin- baiki perekonomian rakyat. Dalam baru, yang mengoreksi sistem yang tah. Namun demikian, dinamika bidang politik, pembatasan jumlah diterapkan pemerintahan di bawah di lapangan, selain hal positif juga partai politik dilakukan, termasuk Soekarno (Orde Lama). Berbekal menimbulkan efek negatif, yang di dalamnya penataan organisasi landasan ideologis, Pancasila1 dan berkaitan dengan perilaku birokrat kemasyarakatan yang berafiliasi ke- UUD ’45, yaitu menyejahterakan dalam hal implementasi program- pada ideologi partai. Satu-satunya bangsa yang adil dan makmur, pe- program itu. Hal itu terekam dalam ideologi partai politik dan organisa- merintah Orde Baru melakukan ingatan kolektif masyarakat dan si kemasyrakatan yang diakui ada- pembangunan kehidupan berne- pada gilirannya menjadi batu besar lah Pancasila. Pembangunan bidang gara dengan modal potensi-potensi yang menghalangi pandangan. W.S. ekonomi dan politik ini berdam- tersebut di atas. Pemerintah Orde Rendra dan N. Riantiarno melaluii pak kepada bidang-bidang utama Baru dengan dukungan penuh dari karyanya merekam ingatan kolek- lainnya, seperti sosial dan budaya. militer memprioritaskan pemban- tif itu menjadi sebuah drama yang Perubahan besar itu di sisi lain me- gunan di bidang ekonomi dan po- menyindir dan menyakitkan. Di ba- nimbulkan persoalan-persoalan ho- litik. Peranan militer diperlukan lik karyanya itu, mereka memberi rizontal yang erat kaitannya dengan dalam mengelola dan memecahkan ingatan kepada kita betapa ekses konteks-konteks tertentu. Persoa-

6 PUSAT NO. 08/2014 lan sosial-politik-ekonomi-budaya Dalam konteks kesenian, tahun berusaha menangkap saripati dari yang mengemuka pada dekade 1970-an merupakan era pembaru- perubahan itu untuk disampaikan 1970-an antara lain Peristiwa Ma- an dalam penciptaan karya secara kepada masyarakat itu sendiri. lari 1974, yang merupakan sebuah intrinsik yang menumbuhkan es- ekskalasi politik-ekonomi yang di- tetika baru dalam berkesenian. Di W.S. Rendra: gulirkan ke hadapan masyarakat samping pembaruan secara intrin- Kolusi dan Korupsi oleh elite politik yang berkepen- sik tersebut, pokok-pokok persoa- tingan; pada tahun yang sama ma- lan yang digarap bersumber kepa- Drama “Kisah Perjuangan Suku rak pula demonstrasi menentang da masalah-masalah kontekstual Naga” ditulis Rendra pada tahun pembangunan Taman Mini Indone- zaman yang meliputi persoalan so- 1975. Drama ini berisi kritikan sia Indah, sebagai sebuah koreksi sial, politik, ekonomi, dan budaya. dan sindiran yang tajam mengenai terhadap proyek mercusuar dalam Wujud dari masalah-masalah ter- korupsi, bantuan modal asing, dan bidang budaya di tengah kesulitan sebut yang diejawantahkan mela- eksplorasi lingkungan. Kritik dan ekonomi pada masa itu. Lemah- lui media karya seni, sastra drama sindiran itu terlihat melalui gamba- nya partisipasi politik masyarakat khususnya, dibahas dalam artikel ran sebuah kerajaan, Astinam, yang secara formal menyebabkan lahir- ini, yaitu karya sastra drama yang diperintah oleh Sri Ratu. Kendati nya unjuk rasa di jalanan. Reaksi ditulis pada tahun 1970-an oleh bentuknya kera-jaan, pemerinta- masyarakat terhadap pemerintah Rendra (“Kisah Perjuangan Suku han Sri Ratu menggunakan sistem tidak saja dilakukan melalui akti- Naga” dan “Sekda”) dan Nano Rian- demokrasi sehingga pemerintahan vitas jalanan seperti itu, tetapi juga tiarno (Maaf, Maaf, Maaf). Pemili- Astinam adalah monarki demokra- melalui forum-forum ilmiah seperti han ketiga sastra drama di antara tis. Dalam memerintah ia mengang- seminar dan diskusi; secara budaya sejumlah sastra drama yang ditulis kat seorang Perdana Menteri yang antara lain melalui karya sastra dan pada tahun itu dilandasi oleh pe- memiliki kabinetnya sendiri. Selain pidato kebudayaan. mikiran bahwa ketiganya mengan- itu, kerajaan ini juga memiliki par- lemen dan Undang-Undang Dasar. Dalam kancah seperti itulah dung persoalan-persoalan sosial, fungsi sosial sastrawan, sebagai an- politik, dan budaya yang berkem- Astinam adalah kerajaan yang ggota masyarakat dan kelas sosial bang pada tahun 1970-an itu. N. makmur, aman sentosa, dan ta- tertentu, mampu menangkap feno- Riantiarno membicarakan konteks nah-nya subur. Untuk membangun mena di sekelilingnya untuk diung- kejiwaan yang bersumber budaya kerajaan itu menjadi negara yang kapkan di dalam karya sastranya. dan hierarki kekuasaan; W. S. Rend- modern, Sri Ratu mengundang para Situasi sosial, politik, ekonomi, dan ra mengangkat permasalahan biro- investor asing untuk menanam budaya pada tahun 1970-an dire- krasi dan perilaku birokrat dalam modalnya di Astinam. Kesempa- kam oleh para sastrawan untuk menjalankan program-program pe- tan itu disambut dengan gembira mengingatkan masyarakat, menan- merintah atas nama pembangunan. oleh para pemodal asing dan dalam ggapi dan mengkritisi kebijakan, Ketiga karya sastra drama itu men- waktu singkat modal dan teknologi ataupun menyatakan sikap atas tin- ggambarkan simpul-simpul penting modern mengalir ke Astinam. Peng- dakan dan hasil-hasil tindakan yang yang merefleksikan sedikit dari se- eksplorasian alam secara besar-be- kurang tepat ditinjau dari sisi etika, kian banyak ekses dari proses pem- saran pun dilakukan. Dan salah satu moral dan kemanusiaan. Media bangunan di masa awal Orde Baru. kekayaan alam Astinam yang belum seni yang dipandang tepat sasaran Sejumlah drama yang ditulis pada tergarap adalah tembaga yang ada untuk menyatakan semua hal itu tahun 1970-an setidaknya menan- di sebuah perkampungan tradisio- adalah dalam bidang penulisan sas- dai adanya keterkaitan dengan pe- nal bernama Suku Naga. tra drama dan pertunjukan drama, rubahan-perubahan yang terjadi Kehidupan di perkampungan sehingga gagasan dan tanggapan di masyarakat—sebagai ranah dan Suku Naga yang semula tenteram para sastrawan itu dapat disampai- objek konkret—dari kebijakan-ke- tiba-tiba diusik oleh rencana pem- kan secara visual dan langsung ke- bijakan pemerintahan yang ber- bukaan tambang tembaga dan men- pada masyarakat. kuasa pada masa itu. Sastrawan jadikan daerah itu sebagai kota per-

PUSAT NO. 08/2014 7 TELAAH tambangan yang modern. Proyek beragam sehingga dipahami sesu- saja. yang didanai pemodal asing yang ai dengan konteks dan kebutuhan Perdana Menteri : Sri Ratu, kemudian dikenal sebagai bantuan di lapangan. Pada kutipan berikut, jalan pembangunan harus kita luar negeri, ditentang oleh para pe- Rendra melalui tokoh Dalang men- amankan. muka Suku Naga karena proyek itu gomentari logika penguasa dalam Kol.Srenggi : Sebagai Menteri dapat merusak lingkungan dan da- hal kebijakan mengenai pengama- Keamanan saya akan segera pat menyebabkan lenyapnya pera- nan pembangunan. Tokoh Dalang mengumumkan pernyataan daban tradisi yang mereka pelihara itu berkata “Tanpa bisa dikontrol! bahwa mengkritik pembangunan adalah sabotase. Oleh karena itu secara turun temurun. Namun, pe- Lepas bebas sesukanya! Inilah anar- subversif. nolakan ini dianggap sebagai tinda- ki. Peraturan hanya dipakai untuk Perdana Menteri : Dengan begitu kan menghambat pembangunan. mengontrol rakyat! Tetapi tak bisa tidak ada lagi oposisi. dipakai untuk mengontrol pengu- W. S. Rendra mengemas drama Kol.Srenggi : Oposisi adalah asa. Ini namanya liar!” Cakapan itu ini dengan mempertunjukkan ber- musuh! mengemukakan mengenai ‘anarki bagai persoalan sosial, politik, eko- Sri Ratu : Bagus! Lalu kita bisa kekuasaan’ yang dilihat melalui tin- nomi, dan budaya, yang berfokus bebas membangun dengan pada kasus-kasus penyalahgunaan dakan apartur negara di lapangan. lancar. Secara lengkap, suasana muncul- kekuasaan oleh aparat pemerin- Dalang : Tanpa bisa dikontrol! tah, kebebasan pers, fungsi dan nya cakapan tersebut dapat dibaca Lepas bebas sesukanya! Inilah peranan lembaga legislatif (Dewan pada kutipan berikut. anarki. Peraturan hanya dipakai Perwakilan Rakyat). Hal lain yang untuk mengontrol rakyat! Sri Ratu : Sayang tidak semua juga disinggung adalah masalah Tetapi tak bisa dipakai untuk orang berpikir seperti kita. dampak pembangunan pada ling- mengontrol penguasa. Ini Dalang : Berbeda pendapat kan namanya liar! kungan hidup dan masalah tradisi wajar namanya! dan modernisasi. Persoalan-per- Perdana Menteri : Banyak pikiran soalan itu bermuara kepada satu Bentuk lain dari ‘anarki keku- yang menentang kemajuan. hal, yaitu bagaimana kekuasaan asaan’ adalah dalam wujudnya ko- Sri Ratu : Dan mengganggu dan keputusan-keputusan atas da- lusi yang bergandengan dengan tin- jalannya pembangunan. sar kekuasaan semata berdampak dakan korupsi. Kedua tindakan itu Kol.Srenggi : Pendeknya mereka pada terciptanya keresahan, keti- berpeluang dilakukan oleh aparatur bikin keki! dak-puasan, dan ketidakstabilan di negara sebagaimana digambarkan Sri Ratu: Dalam keadaan kalangan masyarakat Suku Naga. Rendra melalui adegan berikut yang bloodrekku kumat begini komentar-komentar mereka menyangkut pembangunan Rumah Sakit Modern “Wijaya Kusuma”3 Birokrasi: bikin repot saja. yang membicarakan “transaksi” an- Kebijakan dan Penyelewengan Perdana Menteri : Bagaimana tidak akan merepotkan! tara pengusaha dan penguasa. Dalam proses pembangunan, Bayangkan saja seandainya Perdana Menteri : Beres, Sri pemerintah melalui aparat biro- seseorang sibuk menyapu Ratu. Kebetulan juga banyak krasinya melakukan berbagai ke- halaman sedang sementera perusahaan asing yang ingin pu-tusan umum berupa kebijakan- itu orang lain seenaknya saja menanamkan uangnya di sini kebijakan pemerintah yang harus melemparinya dengan komentar- untuk mendirikan pabrik obat- dijalankan baik oleh aparatur ne- komentar. Ini namanya kan obatan. mengganggu orang bekerja. gara maupun masyarakat. Dalam Sri Ratu : Permohonan mereka praktiknya, pengambilan kepu- Dalang : Logika macam apa ini? harus diberi perhatian yang Bikin perbandingan kok curang. tusan dan pelaksanaan di lapangan utama. Asal, juga cukup Emangnya ngurus pemerintah terjadi rumpang yang jaraknya bisa pengertian. sama dengan bekerja menyapu Perdana Menteri : Wah, berjauhan. Rumpang itu berpotensi halaman? Kalau begitu jangan pengertian mereka cukup besar. pada timbulnya interpretasi yang jadi menteri, jadilah tukang sapu Mereka akan 10% dari modal

8 PUSAT NO. 08/2014 TELAAH

untuk hal-hal yang tidak terduga, asing, tetapi di pihak lain pemerin- rakyat) adalah pihak yang diabai- yang pemakaiannya terserah tah menyudutkan pengusaha pri- kan. Kendati rakyat diajak dalam seluruhnya kepada Sri Ratu, dan bumi. Muhaimim membicarakan proses perencanaan, maka jalur langsung dimasukkan ke dalam bagaimana perilaku kedekatan dua yang dipilih adalah jalur resmi, yai- rekening bank Sri Ratu di Hong pihak ini. tu melalui dengar pendapat dengan Kong. wakil rakyat di DPR. Hasilnya pun Sri Ratu : Itu bagus. [...] bahwa pengusaha pribumi bisa dipastikan peme-rintah men- [...... ] yang mandiri tidak dapat me- dapat persetujuan sehingga proyek ngembangkan diri, karena para Mr. Joe : Bereslah! Sebagai teman pembangunan itu mendapat legiti- pejabat dan birokrat peme-rintah negara kami bisa diandalkan, masi yang kuat dari rakyat melalui asal kami tidak dirugikan lebih membuat berbgai rencana dan ke- wakil-wakilnya di DPR. Langkah dulu, kami pasti akan menjadi bijaksanaan yang tidak secara eks- sahabat yang sangat membantu. plisit ditujukan untuk mendorong demikian merupakan langkah yang Tetapi bila kami dirugikan, wiraswasta asli yang potensial konstitusional, namun pada kenya- dengan sendirinya kami akan untuk bisa mela-kukan akumula- taannya langkah yang diambil itu menarik kembali segala bantuan si modal [...] Per-kembangan itu tidak ubahnya dengan “sandiwara” kami! “Kerja sama”! Itulah saja dipercepat oleh watak birokrasi belaka. kuncinya. Di dalam kerja sama yang patrimonial dan oleh nilai- Topik utama yang dipilih Rend- yang penting adalah tahu sama nilai tertentu dari budaya Indone- tahu. sia di bawah peme-rintahan Orde ra dalam drama ini adalah perilaku Baru, juga oleh mengalirnya modal korup seorang pejabat pemerintah Perdana Menteri : Cocok! dan bantuan luar negeri yang sir- 7 Sungguh sreg bagi saya --Sri Ratu, daerah. Seorang oknum pejabat kulasinya ba-nyak ditentukan oleh saya pribadi berani menjamin negara sebagai pemegang kekua- para pejabat negara.6 bahwa Mr. Joe benar-benar penuh saan mendapat fasilitas sesuai de- pengertian. ngan posisi jabatannya, termasuk Pemerintah sebagai pihak pe- Sri Ratu : Itulah kenyataan yang di dalamnya berbagai kemudahan nentu kebijaksanaan pembangu- menggembirakan.... untuk memperlancar pekerjaan- nan bebas melakukan berbagai nya. Dalam praktiknya, fasilitas-fa- langkah yang bisa mengamankan silitas itu tidak sepenuhnya dipakai Praktik menyogok penguasa dan mensukseskan pembangunan untuk melayani masyarakat, tetapi yang dilakukan para pemodal (di- itu. Dalam hal ini rakyat (dan wakil repsentasikan melalui tokoh Mr. Joe) diperlukan untuk memper- lancar izin dan pelaksanaan proyek di samping untuk menyingkat ja- lur birokrasi dengan menyediakan upeti.4 Kasus-kasus kolusi antara peja- bat yang berwenang dengan pen- gu-saha juga muncul dalam drama “Sekda” (1977)5. Keterlibatan para pengusaha dengan para pemegang kekuasaan dalam drama ini menun- jukkan bagaimana pembangunan ekonomi Indonesia direncanakan dan dilaksanakan. Pembangunan ekonomi ini pada dasarnya tidak seimbang, karena di satu pihak pe- merintah membuka kesempatan seluas-luasnya kepada pemodal

PUSAT NO. 08/2014 9 TELAAH cenderung digunakan untuk kepen- interaksi patron-klien ini dikukuh- yang memadai sementara para ma- tingan pribadi (dan keluarganya). kan oleh posisi jabatan dan juga bu- jikan (pemilik modal) mempekerja- Maraknya tindak penyelewen- daya patrimonialisme9 yang mem- kan mereka dengan upah minimum. gan pada masa itu disebabkan ku- bangun tradisi birokrasi. Pilihan bagi rakyat menjadi tidak rang efektifnya penyelenggaraan Penyelewenangan kekuasaan banyak. Mereka menerima upah kontrol, baik dari lembaga yang dan wewenang di lingkungan biro- itu atau tidak bekerja sama seka- berwenang untuk tugas kontrol krasi yang kemudian juga menye- li. Pesona masyarakat modern ini itu sendiri maupun dari masyara- bar ke lingkungan non-pemerinta- berakibat pula pada berkurangnya kat (termasuk di dalamnya adalah han menjadi penyakit birokrasi dan minat rakyat menggarap lahan-la- kalangan pers). Tindak korupsi ak- sosial yang menggejala menjadi se- han pertanian, mereka terprogram hirnya menjadi satu perilaku yang buah budaya korup sejak awal Orde oleh kemudahan mendapat uang di membudaya di masyarakat sehing- Baru. Semua itu membuka peluang pabrik-pabrik. ga dapat dikatakan sebagai bagian secara lebar korupsi, kolusi, dan Gencarnya pendirian industri dari mentalitas manusia. Potret nepotisme. Ketiga hal inilah yang ini bahkan tidak jarang harus men- yang disuguhkan drama “Sekda” ini menjadi salah satu tuntut pada ggusur pemukiman rakyat (terma- adalah kondisi-kondisi lingkungan masa reformasi tahun 1998 pada suk budaya dan tradisinya). Pada sosial yang dipandang berpotensi masa akhir kejatuhan Orde Baru. drama ini digambarkan bagai-mana mempengaruhi mental seseorang perkampungan Suku Naga hendak untuk bertindak korupsi. Kondi- digusur dan lahannya akan dijadi- Masalah lingkungan si-kondisi itu antara lain kehidu- kan tambang tembaga serta sebuah vs industrialisasi pan pejabat pemerintah daerah. kota modern. Peluang ini dimungkinkan karena Masyarakat modern adalah masyarakat yang bertumpu pada pengawasan pusat terhadap dae- Insinyur : Ini proyek perintah Sri industrialisasi. Untuk memba- rah umumnya tidak ketat, terutama Ratu. ngun industri diperlukan kesiapan dalam sistem desentralisasi yang Abisavam : Ah, begitu! Lantas prasarana-prasarananya seperti memungkinkan pemerintah daerah orang-orang desa ini bagaimana? sumber daya manusia, lahan, dan mengelola sumber-sumber ekono- Insinyur : Mereka akan dipindah- mi secara mandiri.8 Di samping itu, pasar yang kondusif. Dalam prak- kan ke suatu tempat. tiknya, pembangunan masyarakat secara budaya kuatnya sikap feoda- [...... ] yang modern ini harus berhadapan lisme di daerah turut menyuburkan Abisavam : Ya. Apa pendapatmu dengan sifat masyarakat Indonesia perilaku berkuasa para pejabat ter- tentang desa dan lembah kami? yang agraris. Pengalihan fungsi la- sebut. Asumsi-asumsi tersebut di- Insinyur : Luar biasa. Resep. potret menjadi latar dalam drama han garapan menjadi lahan indust- ri (pabrik-pabrik) meng-akibatkan Abisavam : Resep! Itu tepat. Le- ini. luhur kami, leluhur para Suku semakin sempitnya lahan perta- Melalui tokoh Sekda, Rendra Naga, nian. Dari segi strata sosial pun mempertunjukan penyelewengan telah memilih tempat ini den- kemudian muncul kelas baru, yai- oknum aparat pemerintah yang di- gan teliti. Berabad-abad sudah tu kaum buruh. Arti dari semua ini konstruksi oleh budaya dan sistem kami tinggal di sini. Lihat itu! Itu- adalah terputusnya ikatan budaya birokrasi yang tidak memiliki kon- lah pekuburan para leluhur kami. agraris dan digantikan dengan ika- trol, baik dari lembaga pemerintah Ya, yang di lereng bukit itu. Dan di tan budaya kapitalis yang modern. yang bertugas untuk pengawasan sana, dataran batu di bawah pohon Sementara kesiapan masyarakat maupun dari masyarakat sendiri. itu adalah tempat upacara kami untuk menerima nilai-nilai budaya Praktik itu, semakin kokoh dengan untuk mengenang daya kesuburan. modern belum kukuh. Akibat dari tumbuhnya hubungan yang ter- Menurut kami: dewi kesuburan! itu adalah sering terjadinya perse- cipta berdasarkan interaksi antara Penting sekali bagi kami. Dan tela- teruan antara buruh dan majikan. patron-klien yang saling meng-un- ga itu, bagi kami keramat, karena di Di satu pihak, buruh menuntut upah tungkan. Di lingkungan birokrasi, situlah kami pergi mandi mensuci-

10 PUSAT NO. 08/2014 TELAAH kan diri. Sebelum kami berpuasa disingkirkan. Ini berarti, bahwa mata berorientasi pada penciptaan 40 hari dari setahun. Kamu lihat, demi keuntungan yang akhirnya masyarakat industri cenderung banyak teratai yang kami anggap akan dipakai secara tidak mera- menimbulkan gejolak sosial. Era sebagai lambang kesucian. Kamu ta, satu kebudayaan dan agama industri yang sangat tergantung golongan minoritas akan didesak lihat, semua ini bukan sekadar pada teknologi menyebabkan ada- dan dilenyapkan. Tembaga yang “suatu tempat”. Melainkan suatu pengolahannya di pabrik memer- nya rumpang antara kemajuan tek- bagian dari keutuhan kami. Ini ada- lukan banyak acid, akan menye- nologi dan kondisi sosial-bu-daya lah satu kebudayaan. Ini tidak bisa babkan polusi yang akhirnya bisa masyarakat yang belum siap mene- diratakan begitu saja menjadi se- mengubah desa Suku Naga men- rima era teknologi tinggi, sehingga buah kota. Mengerti kamu. jadi padang pasir. Contoh yang menciptakan kegamangan budaya. [...... ] nyata dari kelengahan semacam Pembangunan yang ber-orientasi ini sudah ada: lihatlah Copper Abisavam : Kewajiban sayalah kepada masyarakat Indonesia ada- Bassin di Tennesse, Amerika untuk melindungi keutuhan lah modernisasi pertanian, bukan Serikat. Sekarang padang pasir, kebu-dayaan kita –Aku suka pembangunan industri pabrikan.10 dahulu hutan yang lebat. Inilah perkem-bangan-perkembangan akibat polusi acid yang ditimbul- Pada kenyata-annya industrialisasi baru. Tetapi perkembangan baru kan oleh pabrik tembaga mereka, di Indonesia berjalan terus seiring toh tidak harus berarti penumpa- sebab mereka telah membuang dengan itu bermunculan berbagai san bagi yang lain. Sebab itu nan- kotoran pabrik itu seenaknya. masalah sosial yang menyertainya, ti namanya penindasan, bukan Kerusakan alam selalu dimulai pergaulan. antara lain pengangguran, kemiski- dengan kerusakan rumputan dan nan struktural,11 kriminalitas, dan semak belukar, lalu lenyapnya urbanisasi; masalah lingkungan serangga, ikan-ikan di sungai dan Penolakan tidak saja muncul yang muncul adalah rusaknya ling- dari warga Suku Naga, tetapi juga binatang-binatang kecil lainnya. Yang sebenarnya merupakan pe- kungan yang disebabkan eksplo-ra- dari seorang wartawan yang ber- rantara dalam proses peremajaan si lahan dan hutan secara besar-be- simpati pada nasib masyarakat alam. Akhirnya dari kerusakan saran dan terbengkalainya program Suku Naga seperti tampak pada ku- kecil-kecil itu akan sampai pada penghijauan hutan yang menjadi tipan berikut. kerusakan hutan. Tanpa zat hijau tanggung jawab peru-sahaan yang daun yang dimiliki hutan-hutan, mengantongi HPH di Kalimantan Carlos: Perusahaan The Big Boss pemurnian udara akan berku- dan Papua. in telah melakukan joint venture rang. Bumi, air, dan udara akan dengan sebuah perusahaan nega- kotor, sehingga akhirnya manusia N. Riantiarno: ra Astinam, untuk mengerjakan menderita juga. Tindakan menge- Kekuasaan dan Suksesi penggalian dan pengolahan tam- jar keuntungan dengan mengor- Nano Riantiarno menulis Maaf, bang tembaga di bukit Saloka, di bankan alam dan peradaban ini Maaf, Maaf pada tahun 1977 dan dekat mana terdapat sebuah desa pada hakikatnya bukan pemban- yang ditinggali oleh Suku Naga. gunan, melainkan perusakan. Hal dipentaskan untuk pertama kalinya Pemerintah Astinam akan men- ini tidak boleh dibiarkan. Perada- pada tahun 1978. Drama ini men- gosongkan dan akan mengubah ban Suku Naga lebih matang dan gisahkan sebuah keluarga kelas desa tersebut menjadi kota per- dewasa daripada peradaban yang menengah yang pada suatu hari di- tambangan, lengkap dengan pe- akan dipaksakan kepada mereka. kejutkan oleh ulah Ario (kepala ke- rumahan-perumahan untuk para luarga) yang merasa dirinya Kaisar pekerja tambang, tempat-tempat Dasamuka dan rumah kediaman hiburan untuk mereka, mesjid, Cakapan di atas merupakan gereja, garasi, bengkel, pabrik sebuah advokasi dari masyarakat mereka disebutnya sebagai istana. pengolahan, gedung-gedung, dan pers yang pada masa kini banyak Sejak itu ketenteraman dan kehar- lain sebagainya. Hal ini berarti pula dilakukan oleh lembaga swa- monisan keluarga itu terusik. Seti- lenyapnya tempat-tempat ibadah daya masyarakat sesuai dengan bi- ap anggota keluarga dinamai sesuai para Suku Naga.Tempat-tempat dang yang menjadi perhatiannya. dengan nama-nama tokoh dalam keramat mereka akan dinodai. epos Ramayana. Isterinya dipanggil Pembangunan yang semata- Rumah-rumah adat mereka akan Dewi Sinta, adiknya disebut Sar-

PUSAT NO. 08/2014 11 TELAAH

seorang yang mengalami persoalan kepribadian, sehingga ia seantiasa berada dalam dunia fantasi yang dibangun dari simpul-simpul masa lalunya. tahun Di balik penokohan Ario, pokok persoalan drama ini bermuara ke- pada tanggapan terhadap berbagai persoalan penyelenggaraan pe- merintahan, antara lain mengenai kepemim-pinan, sensor pemerin- tah12 yang berpotensi mengancam kebebasan berekspresi baik seni13 maupun menyampaikan pendapat. Dalam pada itu, kehidupan politik Indo-nesia yang diwakili tiga partai politik, kendati “partai” yang ber- kuasa enggan disebut partai, san- gat berkepentingan terhadap figur pimpinan nasional yang kuat dan pakenaka, pembantunya dipanggil nya kami merasa menjadi tokoh teruji keandalannya. Dalam hal itu, Patih Prahasta, dan putra-putrinya yang dia ciptakan itu. kepemimpinan nasional adalah per- diberi nama Gunawan Wibisana Gembong: Lalu semua penghuni soalan yang perlu dilanggengkan, dan Trijata. Kutipan berikut menje- rumah ini tidak akan menginjak baik secara politik maupun budaya. laskan kondisi yang dialami keluar- bumi lagi, karena punya peran Pelanggengan itu harus melalui sis- baru. Menikmati mimpi. ga itu. tem demokrasi yang disebut pemi- Nenek: Ya, boleh dibilang begitu. lu. Di sinilah Nano Riantiarno ten- Sebab semua berusaha bermain Nenek: Pada suatu malam, gah mengomentari budaya pemilu dengan meyakinkan. Untuk mem- ayahmu membangunkan semua ala Indonesia yang merebak selama orang. Katanya, ada Cahaya buat hati ayahmu senang. masa Orde Baru. Suksesi kepemim- yang menitis. Lalu, dia minta Uti Gembong: Semua membantu memainkan peran “Sinar”. Coba Ayah, agar gilanya menjadi sem- pinan nasional telah melahirkan bayangkan, Uti disuruh menyanyi purna. aksi-aksi dukung- mendukung (ke- dan menari. Setua ini. Tentu saja bulatan tekad) secara verbal, sele- Uti menolak. Tapi dia menangis Tokoh Ario dalam keluarga me- bihnya dalam proses pemilihan dan dan memohon-mohon. Jadi tidak nempati posisi kepala keluarga, su- penetapan oleh MPR sekadar sere- tega. Den Ario memanggil kami ami, dan orang yang memiliki kewe- moni politik yang berulang setiap dengan nama-nama wayang. Ibu- nangan utama di rumah. Dalam dra- lima tahun. Pada salah satu bagian mu dipangil Dewi Sinta, Uti direk- ma ini Nano Riantiarno meminjam drama ini diungkapkan tentang rut jadi tukang sihir dan Bandem pelanggengan kekuasaan tersebut, jadi Patih Prahasta. Ayahmu men- wacana Dasamuka (Rah-wana) se- gatur tata cara sendiri. Rumah bagai bingkai ceritanya. Tokoh yang seperti pada cakapan berikut. jadi istana Alang-alang Langka, memiliki sepuluh kepala ini dike- mungkin maksudnya Alengkadi- nal sebagai wujud angkara murka Kaisar : Ratu, hamba ini Raja diraja. Hamba masih ingin berku- reja, kerajaannya Rahwana. Den dan representasi pemimpin yang Ario dan Bandem mengatur ade- asa, tapi rakyat sudah ogah. Me- senantiasa meng-halalkan segala reka maunya pemilu terus. gan perang-perangan. Merenca- cara untuk meme-nuhi keinginan nakan dan melaksanakan lakon Demokrasi terus. Hamba ingin dan mencapai cita-citanya. Di tan- yang pada awalnya menggelikan, mereka kembali percaya kepada tapi lama-lama jadi biasa. Akhir- gan Riantiarno, tokoh Ario adalah hamba, tanpa melalui pemilu.

12 PUSAT NO. 08/2014 TELAAH

Tolong Ratu Cahaya, beri tahu murka dan kesewenangan. yang dianggap tabu diungkapkan caranya agar keinginan hamba ke ruang publik berhasil diwuju- terwujud. dakan sebagai realitas fiksi (dan Kesimpulan Sinar : Wah, gampang! kemudian realitas pentas). Melalui Penulisan sastra drama pada Kaisar : Bagaimana? Situasinya wahana itu, masyarakat setidaknya tahun 1970-an tidak terlepas dari sudah seperti telur penyu di mempunyai kesempatan untuk me- peran penulisnya sebagai bagian ujung tanduk banteng bergincu. lepaskan kesumpekan-kesumpekan dari lingkungan masyarakat tempat Sedikit goncangan kecil saja, telor pikiran akibat sistem tata pemerin- jatuh hancur berkeping-keping. ia berada. Konstelasi sosial, politik, tahan yang dibangun dan diyakini Masa Ratu tega bilang gampang. dan budaya pada tahun 1970-an pemerintah Orde Baru, khususnya Sinar : Memang gampang. Mahko- menjadi sumber penciptaan se- selama dekade 1970-an. ta! (Seketika menggenggam mah- jumlah karya sastra drama, seba- kota emas) Kamu penguasa tapi gaimana diperlihatkan oleh para tidak tahu caranya memerintah, penulis drama yang dibahas dalam Daftar Pustaka tidak tahu caranya memanfaat- makalah ini, yaitu Rendra dan Nano kan kekuasaan. Memerintah tidak Alfian, Mely G. Tan, dan Selo Su- boleh memakai perasaan, sebab Riantiarno. mardjan (ed.). 1980. Kemis-ki- raja bukan seniman. Raja harus Rendra melalui dua dramanya, nan Struktural: Suatu cerdik, punya segudang ilmu tak- “Perjuangan Suku Naga” dan “Sek- Bunga Rampai. Jakarta: Pulsar. tik dan akal licik. Itu kalau kamu da” menggarap kritik dan tangga- ingin kekuasaanmu langgeng. pan terhadap sejumlah kebijakan Ali, Fahry. 1986. Refleksi Paham pemerintah Orde Baru dalam hal “Kekuasaan Jawa” dalam Indo- Pada cakapan di atas, tampak birokrasi, korupsi, kolusi, dan prak- nesia Modern. Jakarta: Penerbit bagaimana Kaisar Dasamuka se- tik-praktik kekuasaan yang tidak Gramedia. nan-tiasa merasa terancam keku- menguntungkan bagi masyarakat, Anderson, Benedict R.O.G. 1991.” asa-annya oleh kekuatan partai lain baik secara sosial, politik, maupun Gagasan tentang Kekuasaan (“tanduk banteng bergincu”), dan budaya. Pada karya N. Riantiarno, dalam Kebudyaan Jawa,” dalam pemilu menjadi sebuah titik yang Maaf, Maaf, Maaf, dibicarakan ten- Miriam Budiardjo (ed.). Aneka krusial dalam hal kekuasaannya. tang fantasi tokoh Ario yang terbe- Pemikiran tentang Kuasa dan Pemikiran Dasamuka itu dapat di- lenggu oleh latar belakang sejarah Wibawa. Ja- asumsikan sebagai sebuah pemiki- keluarganya. Ia mengalami ganggu- karta: Penerbit Sinar Harapan. ran yang senantiasa ada pada elite an kejiwaan dan berfantasi seolah- penguasa Orde Baru. Crouch, Harold. 1980, “Kaum Mili- olah ia adalah Kaisar Dasamuka. ter: Masalah Pergantian Gene- Keluarga Ario adalah miniatur Dengan meminjam kerangka cerita rasi”, dalam Prisma, Edisi Feb- kekuasaan mutlak yang menelur- epos Ramayana, N. Riantiarno me- ruari 1980. kan anarki kekuasaan dan semua man-faatkan stereotipe tokoh Da- Damono, Sapardi Djoko.1974, “Se- anggota keluarganya kondisi itu samuka (Rahwana) untuk melon- habis Membaca Enam Nas-kah dilanggengkan menjadi sebuah bu- tarkan jargon-jargon politik yang Pemenang Sayembara Penuli- daya yang berulang-ulang semata- merepre-sentasikan pemerintahan san Lakon DKJ III,” dalam Pesta mata untuk “menyenangkan” Ario Orde Baru yang berfokus pada Seni 1974. Jakarta: Dewan Kese- sebagai kepala keluarga, pengu-asa persoalan melanggengkan keku- nian Jakarta. mutlak sebuah kerajaan seba-gima- asaan dan peranan lembaga sensor na Rahwana yang menjadi raja di- yang dinilai berpotensi membatasi Dananjaya, James. 1991. Folklor raja di Alengka. Mata artistik Nano ekspresi seni dan kebebasan ber- Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng, Riantiarno menjelajahi kon-stelasi pendapat. dan lain-lain. Jakarta: Grafiti budaya kekuasaan di Indo-nesia Pers. Ketiga karya tersebut menun- pada tahun 1970-an dan hal itu me- jukkan bahwa peran sosial seniman Lubis, Mochtar dan James Scott nemukan padanannya dalam diri dalam rangka mengangkat hal-hal (ed.). 1993. Korupsi Politik. Ja- Rahwana, simbol segala angkara karta: Yayasan Obor Indonesia.

PUSAT NO. 08/2014 13 Muhaimin, Yahya A. 1991.Bisnis dan kutipan komisi 10% untuk setiap keuntungan pribadi. Politik: Kebijaksanaan Ekonomi proyek yang dibangun oleh para 8 Kehidupan pejabat daerah seper- Indonesia 1950--1980. Jakarta: investor. ti itu pada dasarnya bersumber LP3ES. 4 Banyak istilah yang bisa dipakai pada kehidupan pangreh praja untuk menyebut pemberian upeti, pada masa kolonial. Para pejabat Pusat Bahasa. 1991. Kamus Besar seperti “Semua bisa diatur”, “Yang itu dipandang sebagai priyayi Bahasa Indonesia. Jakarta: Pu- penting tahu sama tahu”, “Uang yang mempunyai kekuasaan un- sat Bahasa. rokok”, “Terserah kebijaksanaan tuk mengatur wilayahnya sendi- Rendra.1975, “Kisah Perjuangan Anda”, dan lain sebagainya. ri. Uraian mengenai hal ini lihat Heather Sutherland Terbentuknya Suku Naga”. Jakarta: Bank Nas- 5 “Sekda” dipentaskan pada tahun di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Sebuah Elite Birokrasi. (Jakarta, kah DKJ. pada tanggal 27—29 Juli 1977. 1983). Rendra. 1977, “Sekda”. Jakarta: Drama ini kemudian digelar kem- 9 Muhaimin, op.cit.,hlm. 10 Bank Naskah DKJ. bali di Yogyakarta pada bulan 10 Pembangunan indutri pesawat November 1977. Pementasan di Suseno, Frans Magnis. 1988. Kuasa terbang (IPTN) dipandang proyek Yogyakarta ini menandai diizin- dan Moral. Jakarta: Penerbit mercusuar yang belum diperlu- kannya kembali ia berpentas di kan oleh rakyat Indonesia. Biaya Gramedia. wilayah Jawa Tengah dan Yogya- untuk proyek itu dapat dipakai Sutherland, Heather. 1983. Terben- karta setelah dilarang ketika me- untuk membangun modernisasi tuknya Sebuah Elite Birokrasi. mentaskan “Mastodon dan Bu- pertanian yang lebih dekat den- rung Kondor” (1973). Jakarta: Penerbit Sinar Hara- gan tradisi dan budaya agraris 6 Muhaimin (hlm.6). masyarakat. pan. 7 Theodore M. Smith dalam artikel- 11 Kemiskinan struktural adalah nya “Korupsi, Tradisi, dan Peruba- kemiskinan yang diderita oleh Catatan han di Indonesia,” dalam Mochtar suatu golongan masyarakat kare- 1 Pancasila dipandang dan dihayati Lubis dan James Scott (ed.) Korup- na struktur sosial masyarakat itu sebagai abstraksi dari proses em- si Politik (Jakarta, 1993: 49) men- tidak dapat ikut menggunakan piris pergolakan politik, social- gatakan bahwa istilah ‘korupsi’ sumber-sumber pendapatan yang ekonomi, dan budaya. Oleh ka- mengacu pada pemakaian dana sebenarnya tersedia bagi mereka rena itu hari kelahiran Pancasila pemerintah untuk tujuan pribadi. (lihat Selo Sumardjan, 1980, hlm. (1 Juni) dimaknai sebagai perin- Definisi ini tidak hanya mencakup 5). gatan atas warisan leluhur yang korupsi moneter yang konvensio- 12 Dalam drama itu disebut sebagai tidak boleh diubah. Pancasila juga nal, akan tetapi juga korupsi poli- “Lembaga Marah Dasamuka”, yang dijadikan ideologi yang mampu tik dan administratif. Seorang ad- bertugas menyensor kemarahan menengahi pertentangan ideo- ministrator yang memanfaatkan agar tidak menggangu stabilitas logis, etnis, dan agama sehingga kedudukannya untuk menguras keamanan dan kekuasaan Kaisar. pembayaran tidak resmi dari para berfungsi sebagai “pemersatu” 13 Pelarangan terhadap media massa investor (apakah itu domestik bangsa yang majemuk (Ali, 1986: (koran dan majalah) dan pertun- atau asing), memakai sumber pe- 198) jukan (pembacaan puisi, pertun- merintah--kedudukan, martabat, 2 Harold Crouch, “Kaum Militer: jukan teater) dalam masa Orde status dan atau wewenangnya Masalah Pergantian Generasi”, da- Baru merupakan satu sisi dari yang resmi—untuk keuntungan lam Prisma, Februari 1980. wajah Orde Baru yang represif. pribadi. Demikian pula, pejabat 3 “Rumah Sakit Wijaya Kusuma” yang mengangkat keluarga dan dalam drama ini mengacu pada teman untuk jabatan di pemerin- rencana pembangunan Rumah tahan yang menguntungkan, tan- M. Yoesoef Sakit Ibu dan Anak “Harapan pa mengindahkan kemampuan Departemen Susastra Fakultas Ilmu Kita”. Di balik rencana pembangu- mereka, termasuk pada pemak- Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia nan itu, tersebar gosip mengenai aian sumber pemerintah untuk

14 PUSAT NO. 08/2014 CERPEN Potret Seorang Prajurit

Cerpen Mohammad Diponogoro

“Mohammad, inilah rumahku,” Toshihiko berkata ketika kami sampai di depan sebuah rumah kayu yang sederhana. Lalu ia berteriak, “Ibu! Ibu! Inilah tamu yang kita tunggu. Lihatlah seorang Indonesia yang tersesat di sebuah kebun anggur Katsunuma. Bukankah ini suatu kehormatan bagi kita?” Seorang perempuan bertubuh kecil, umurnya kira-kira hampir lima puluh tahun, muncul di ambang pintu. Dengan tersenyum segar Nyonya Hosaka menyambut kedatanganku: Irashshaimase. Silahkan masuk. Bagai- mana kesehatan Saudara, Mohammad-san?” “Atas restu Nyonya saya sehat –bugar. Bagaimana keadaan Nyonya?” “Luar biasa, luar biasa! Sejak kami tahu Saudara mau menginap di ru- mah kami, saya selalu gembira. Bahkan sakit pinggang saya tiba-tiba men- jadi hilang sama sekali. Ajaib bukan? Juga kaki Toshihiko yang bengkak Msekaligus menjadi kempes. Dan Miyoko—eh, di mana adikmu, Toshihiko? Seharusnya ia sudah di rumah sekarang –Miyoko, matanya yang sebelah sangat merah. Tapi sejak seminggu yang lalu, sejak berita kedatangan Saudara itu, berangsur menjadi baik dan sekarang sudah sembuh. Ajaib, ajaib! Mohammad-san tahu, saya punya kepercayaan jika ada tanda-tanda seperti itu pastilah kedatangan Saudara membawa kebahagian pada kelu- arga kami…” “Mohammad-san,” Toshihiko menerangkan, “Ibu sangat senang telah berhasil meminta Saudara menginap di sini. Ibulah yang mendesak Uchii- ke-san, Ketua Seinendan di Yamanashi-ken, agar kami diberi kehormatan menerima tamu dari Indonesia.”

PUSAT NO. 08/2014 15 cerpen

“So desuka? Sungguh aku terha- tanganku di Jepang itu masih mem- gi dengan nyanyi. Dari percakapan ru, Toshihiko-san…” bawa kesan yang pahit dari Perang waktu itu aku ketahui, minat kelu- “Ya, saya pergi sendiri ke kantor Dunia yang baru lalu. Maka sambu- arga Hosaka terhadap Indonesia Uchiike-san, tapi ia tak ada,” Nyonya tan Nyonya Hosaka yang ramah itu sungguh-sungguh dan jujur. Aku Hosaka dengan nada kebanggaan terasa bagaikan pengormatan yang menjadi merasa malu karena pra- memotong perkataanku. “Lalu berlebih-lebihan. Kekerasan hati sangkaku yang tidak adil terhadap saya datang ke rumahnya. Istrinya janda itu untuk menerima seorang sikap mereka kepadaku. bilang ia sedang ke Ishiwa-machi Indonesia di rumahnya menye- Selesai makan malam tiba-tiba karena suatu urusan. Kemudian nangkan hatiku, namun begitu ma- Nyonya Hosaka berkata, “Moham- esok harinya saya berhasil bertemu sih saja ada prasangka-prasangka mad-san, Saudara tahu apa yang dengan Uchiike-san di kantornya. yang menggangu perasaanku. saya rasakan sekarang?” Saya mendesak kepadanya, keluar- Pada waktu makan malam be- Tentu saja aku tidak tahu ga Koichi Hosaka, harus menerima rempat kami duduk menghadapi apa yang dimaksudkan dengan tamu dari Indonesia. Saya minta meja. Nyonya Hosaka, Toshihiko, pertanyaan yang tiba-tiba itu. Dan dia hari ini juga menilpon ke kantor Miyako dan Aku. Hawa sudah te- aku mau mengatakan bahwa aku Seinendan di Tokyo. Saya katakan ramat dingin pada bulan Oktober, tidak tahu, tapi dengan cepat ia padanya, saya mau bayar semua dan kami menggunakan meja rend- melanjutkan perkataanya. “Sejak ongkos tilpon, karcis kereta api dan ah dengan pendiangan listrik di suami saya meninggal saya sudah karcis bis. Uchiike-san tidak bisa bawahnya. Tutup meja itu sangat berusaha keras untuk membangun menolak permintaan seorang pe- lebar sehingga menutupi kaki kami kembali perkebunan kami. Dengan rempuan tua yang cerewet seper- yang bersila di bawahnya. Berlama- susah payah dan banyak pende- ti saya ini. Hari itu ia menilpon ke lama kami duduk makan sambil ritaan. Dan sekarang perkebunan Tokyo, dan sekarang, seminggu se- bicara dan kadang-kadang diselin- kami sudah pulih seperti sebelum sudah itu, Saudara datang..” perang. Apalagi Toshihiko dan Itulah hari pertama aku men- Miyoko sudah besar dan banyak gunjungi Katsunuma, suatu dae- Aku melihat Nyonya membantu. Saya sudah merasa rah pegunungan di Yamanashi-ken Hosaka menahan bahagia sekali. Karena saya sud- yang menghasilkan anggur. Aku ah bisa meninggalkan sesuatu un- tidak tahu, apakah benar yang di- perasaan, tapi berusaha tuk anak-anak saya—seperti yang katakan Nyonya Hosaka itu, namun untuk tidak menunjukan diinginkan oleh mendiang Koichi ketika aku di Tokyo aku ditunjuk apa yang terjadi dalam Hosaka, suami saya. Dan mala mini untuk pergi ke Katsunuma, Yama- batinya. Dengan kebahagian itu terasa sebagai se- nashi-ken, semata-mata karena tenang dan sungguh- mangat hidup yang baru, karena aku menaruh minat pada soal-soal sungguh ia berkata pada kita sekarang makan bersama, kita koperasi pertanian. Karena keda- berempat—seperti ketika suami tanganku ke negeri Jepang itu atas anaknya, “Memang saya masih hidup. Saya merasa se- undangan dari Nihon Seinendan aku tidak pernah cerita perti suami saya hadir di sini. Dan Cuoncil, maka segala urusanku kepadamu, Toshihiko— keluarga ini utuh kembali….” diatur oleh organisasi itu. Dikata- tentang perasaanku “Oh, maafkan. Nyonya Hosaka— kan padaku, bahwa keluarga janda ini. Juga tidak padamu, kalau saya mengingatkan Nyonya Koichi Hosaka akan menerimaku Miyako. Selama lima pada suami Nyonya yang sudah ti- sebagai tamu di rumahnya. Toshihi- dak ada,” aku berkata dengan cang- ko Hosaka, anak laki-laki keluarga belas tahun terakhir gung dan terasa agak terhimpit ka- itu, adalah anggota Seinendan dan ini perasaan itu tidak rena merasa apa yang dikatakannya juga memegang pimpinan koperasi pernah timbul. itu langsung menyangkut diriku. penghasil anggur di Katsunuma. “Bukan saya merasa sedih, Untuk berterus terang, keda-

16 PUSAT NO. 08/2014 cerpen

Mohammad-san. Perasaan begini Rabu, bukan?” mengakui bahwa Koichi Hosaka itu memang kadang timbul—Koichi “He-eh. Hari Rabu barangkali,” benar-benar sudah meninggal. Dan seperti hadir di sini. Saya seperti Miyako menyahut. pada saat-saat yang mengharukan mendengar ia sedang berkata-ka- timbul perasaan bahwa suaminya “Ya, tentu hari Rabu. Perasaan ta, sedang melakukan pekerjaan itu hadir kembali. Dan mungkin ia begini selalu timbul pada hari Rabu. sehari-hari seperti sediakala. Se- hanya mengkhayalkan saja, karena Perasaan bahwa Ayahmu kembali dang menyiapkan pemanasan un- ia memiliki kebanggaan sebagai hadir di tengah-tengah kita.” tuk mandi—yang seharusnya saya seorang janda dengan dua orang Aku jadi tertegun mendengar yang melakukan itu untuk Koichi. anak yang masih kecil, telah berha- keterangan Nyonya Hosaka itu. Se- Ya, bahkan saya kadang merasa sil menyelamatkan keluarganya dan kalipun kukira ia tidak mempunyai seperti ia tertidur di samping saya kebun anggurnya dari malapetaka maksud demikian, namun keteran- pada malam hari. Dan sekarang ia akibat perang. Dan ia ingin menun- gan itu membuat perasaan tidak seperti ikut makan dan bergembira jukan kebanggaan hatinya itu pada enak kepadaku. Aku seorang asing bersama kita…” suaminya itu yang sudah tidak ada. yang datang ke mari karena diun- “Alah, ibu jangan merusakkan Tapi mungkin pulakah bahwa be- dang sebagai tamu, diminta mengi- suasana pertemuan ini,” Aku den- nar-benar ruh Koichi Hosaka itu se- nap di rumahnya, dan sekarang di- gar Toshihiko berkata. “Ayah sudah karang hadir di rumahnya? beritahukan kepadaku bahwa ruh lama meninggal. Tidak mungkin ia “Apakah wajah saya mirip den- orang yang sudah meninggal hadir kembali lagi ke mari.” gan Koichi-san?” Aku mendengar kembali di rumah itu. Tapi aku ke- perkataanku ke luar dari mulutku. “Diamlah kau, Toshihiko! Kau mudian mencoba mengarih-arih tau apa yang kumaksudkan,” Nyo- hatiku sendiri dengan membayang- Toshihiko meletuskan ketawa- nya Hosaka mendesis hampir ber- kan, bahwa Nyonya Hosaka seorang nya dan tergoncang-goncang tu- bisik, tapi nada tidak senang jelas janda yang ditinggal suaminya den- buhnya. “Mohammad-san! Jangan kedengaran dalam perkataanya. gan sangat menyedihkan. Kematian percaya cerita ibu. Nanti ibu juga Lalu ia berkata pada anak gadisnya. suaminya itu sangat berkesan da- akan bercerita, bahwa ia merasa an- “Hari apa sekarang Miyako? Hari lam hatinya. Mungkin ia tidak mau jingnya yang sudah mati sekarang

PUSAT NO. 08/2014 17 cerpen hadir di sini lagi. Dan lagi—Sauda- tiba-tiba darahku tersirap! Aku ter- palanya. Tetapi sekarang aku tidak ra sama sekali tidak mirip dengan kejut karena aku mengenal wajah bisa berbuat begitu. Maka akupun ayah!” prajurit Jepang itu. Roman muka melompat dan menerkam orang Aku melihat Nyonya Hosaka me- itu tidak pernah lepas dari ingatan- Jepang itu. Kusekap lehernya dari nahan perasaan, tapi berusaha un- ku sejak kira-kira dua puluh tahun belakang dan kutusukkan belati- tuk tidak menunjukan apa yang ter- yang lampau. Ketika terjadi per- ku pada perutnya kuat-kuat. Tapi jadi dalam batinya. Dengan tenang tempuran melawan pasukan Jepang orang Jepang itu membungkuk dan sungguh-sungguh ia berkata di selatan kota . Aku tidak dan melemparkan aku ke tanah. pada anaknya, “Memang aku tidak pernah tahu namanya, tapi wajah Aku terjerembab! Dan dalam ke- pernah cerita kepadamu, Toshihi- itu aku kenal sekali. Dialah prajurit peningan di kepalaku aku melihat ko—tentang perasaanku ini. Juga Jepang yang kubunuh dengan tan- ia mengarahkan bayonetnya ke tidak padamu, Miyako. Selama lima ganku sendiri! dadaku. Ketika itulah anak buahku belas tahun terakhir ini perasaan Ketika itu aku bersama seorang muncul dan menyerangnya. Mereka itu tidak pernah timbul. Dulu kalian anak buahku sedang mengintai jatuh bergumul. Melihat aku bang- masih kecil. Kukira tidak bijaksana sebuah pos pasukan Jepang yang kit, lalu menusuk punggung orang bila kukatakan padamu. Barulah terpencil. Kami bersembunyi di- Jepang itu bertubi-tubi. Rupanya mala mini perasaan itu datang lagi. sebuah kuburan cina. Aku sedang tusukan belatiku membuatnya ti- Ya, waktu Mohammad-san mulai mencoba menghafal di luar kepala dak berdaya. Aku melihat wajah menyanyikan lagu itu—Takedabus- apa yang kulihat, menaksir jenis orang Jepang itu sekali lagi—wajah hi….Mohammad-san jangan merasa dan sejumlah senapan mesin yang itu tercetak dalam kepalaku untuk tersinggung. Sebaliknya, suasana ada dan memikirkan kemungkinan selama-lamanya. Bergegas-gegas begini menentramkan hati saya. untuk menyerang pos itu dengan kami tinggalkan mayat itu. Kami se- Keluarga ini seperti utuh kembali. mendadak. lamat di markas dan laporan kami sangat dipuji oleh Komandan. Tapi Saya mendapat semangat hidup…” “Lihatlah, Pak!” tiba-tiba anak suatu perasaan aneh mengganggu “Ah, malam sudah larut, Ibu,” buahku berbisik. Ia menunjukan hatiku. Toshihiko tiba-tiba berseru. “Seba- arah semak-semak di depan kami. iknya kita tidur.” Aku melihat seorang prajurit Je- Dan sekarang potret prajurit Jepang itu tergantung di depanku. Malam itu bersama Toshihiko pang sedang berjalan kea rah kami, Dan malam ini aku sedang mengi- aku menempati kamar depan. Tos- sebuah senapan dengan bayonet di nap di rumahnya, sedang beramah hihiko memberiku kasur lipat dan tanganya. Seketika darahku men- tamah dengan keluarga yang ditin- bantal yang keras dan sehelai seli- galir deras. Orang Jepang itu sudah ggalkannya. mut tebal. Sebelum tidur aku men- begitu dekat! Aku tahu bahwa tu- gambil air wudhu lalu sembahyang. gasku mengintai dan kembali den- “Toshihiko-san, apakah benar Waktu selesai sembahyang aku gan selamat untuk memberi lapo- kata ibumu itu? Bahwa ruh ayahmu terheran melihat Toshihiko sedang ran. Aku tidak boleh terlibat dalam itu hadir kembali di rumah ini?” duduk di ranjangnya dan menun- kontak senjata. Ini disiplin seorang Toshihiko yang duduk di ran- dukkan kepala, menghadapi sebuah pengintai. Tapi sekarang sudah ti- jang itu memandang padaku den- potret yang tergantung di tiang dak mungkin menepati disiplin itu. gan pertanyaan yang melingkar- kayu. Rupanya ia sedang melaku- Sebentar lagi orang Jepang itu akan lingkar dalam bola matanya. Lalu kan sembahnyang dengan caranya melihat kami. ia tersenyum dan berkata,” Aku tak sendiri. “Siapkan belatimu,” Aku berbi- tahu Mohammad-san.” “Itukah potret ayahmu, Toshi- sik. “Ia harus dibunuh!” “Tapi percayakah Kau, Toshihi- hiko-san?” aku bertanya sehabis ia “Saya takut, Pak!” ko-san?” bersemedi. Aku marah bukan main. Seki- “Tidak.” “Ya—waktu ia menjadi militer.” ranya tidak dalam keadaan begitu, “Tapi kau tadi sembahyang!” anak buahku pasti kutampar ke- Aku mendekati potret itu, dan Sejenak ia diam lalu tersenyum

18 PUSAT NO. 08/2014 cerpen lagi. “Mohammad-san, aku sedang Aku tidak mau tinggal semalam lagi motong perkataanku. Ia meman- menghormati seorang tamu. Biasa- di rumah itu. Tapi bagaimana aku dangku dengan cara yang sangat nya aku tidak pernah sembayang.” mengatakannya kepada Nyonya Ho- ganjil. Ada sesuatu dalam matanya “A….”Aku tertegun, lalu kataku, saka? Pada Toshihiko? Pada Miya- yang kusangka suatu kengerian, “Terima kasih”, Toshihiko-san.” ko? Karena itu kusampikan niatku atau suatu dakwaan yang tertuju itu pada Uchiike, Ketua Seinen- padaku. Lalu ia meletakkan tan- Waktu lampu dipadamkan, aku dan itu. Ia terheran dan tidak bisa gannya pada sebelah bahuku, dan menjadi gelisah. Aku tidak bisa ti- menyetujuinya, karena hal itu akan berkata: dur. Malam terasa hening dan suara- menyinggung keluarga Hosaka. suara malam terdengar lebih nya- “Memang perang sangat jahat. ring. Suara-suara itu menambah “Tapi Uchiike-san, bagaimana Dengan kebanggaan orang berang- runcingnya kengerian yang sedang mungkin aku bisa tidur dengan ke- kat perang sebagai pahlawan. Mem- menggagu pikiranku. Dengkur Tos- takutan akan dibunuh?” bela sesuatu yang dianggapnya suci hihiko seperti langkah-langkah tera- “Dibunuh? Siapa yang mau dan luhur. Tetapi sesudah perang tur daris suatu mahluk gaib yang ma- membunuh?” selesai ia merasa berdosa karena terlibat dalam pembunuhan manu- kin mendekati tempatku. Dan potret “Koichi Hosaka! Semalam sun- sia. Seperti Saudara, seperti saya, Koichi Hosaka, prajurit Jepang yang tuk Koichi menunggu aku untuk seperti seluruh orang Jepang!” kubunuh terasa menusukkan pan- membunuhku….” dangannya ke ubun-ubun kepalaku. Aku merasakan pegangan tan- “Tapi Mohammad-san, Koichi Aku merasa ruh Koichi Hosaka se- gannya lebih keras pada bahuku, sudah lama meninggal.” dang menunggui didekatku. Mung- lalu kudengar nada gembira da- “Ya, aku tahu karena akulah kin ia sedang menanti saat untuk lam perkataanya yang kemudian, yang dulu membunuh Koichi. Dulu membalas dendam —membunuh “Meskipun begitu, Mohammad-san, aku seorang perwira Indonesia. Da- aku di rumahnya sendiri! Saudara tidak perlu gelisah tentang lam suatu perkelahian dengan Koic- Itulah malam yang paling ngeri Koichi Hosaka, karena aku menge- hi aku telah menusuk perutnya dan dalam hidupku. Sampai pagi aku ti- nal sekali lelaki itu. Selama perang punggungnya—di selatan kota Se- dak bisa tidur. ia tidak pernah menginjakkan kaki marang. Bayangkan, aku pembunuh di Indonesia. Dan ia meninggal di Pagi itu pertama-tama yang ku- Koichi Hosaka, dan sekarang aku….” rumah sakit Ishiwa-Machi karena putuskan ialah segera meninggal- “Mohammad-san! Aku tidak disentri. [] kan rumah itu kembali ke Tokyo. mengerti maksudmu,” Uchiike me-

Mohammad Diponegoro lahir di Yogyakarta, 28 Juni 1928 – meninggal 9 Mei 1982 pada umur 53 tahun. Me- nempuh pendidikannya di HIS Muhammadiyah Yogyakarta pada tahun 1942; SMP Muhammadiyah Yogyakarta tahun 1954; dan SMA “B” Negeri Yogyakarta tahun 1950. Setelah itu, ia melanjutkan ke Fakultas Teknik Univer- sitas Indonesia di Bandung, tetapi hanya setahun. Pada masa revolusi kemerdekaan, ia turut akƟ f dalam bidang kemiliteran. Sekitar April sampai Juni 1945 mengikuƟ laƟ han kemiliteran di Cibarusa, Jawa Barat. Selain itu, pernah menjadi opsir TRI (Tentara Rakyat Indonesia) dengan pangkat letnan dua, menjabat dalam Staf Resimen Ontowiryo (TNI Masyarakat), dan memegang pimpinan Komandan Seksi sampai tahun 1947. Mohammad Diponegoro sudah akƟ f menulis sejak tahun lima puluhan. Ia banyak menulis dan menyadur cerita pendek, drama, sajak, esai, dan terkenal karena usahanya mempuiƟ sasikan terjemahan al-Qur’an. Sumbangan- nya terhadap dunia kesusastraan Indonesia, terutama adalah cerpen-cerpen yang dihasilkannya. Selama hidu- pnya, Ɵ dak kurang dari lima ratus buah cerita pendek telah ditulisnya, baik asli, terjemahan, maupun saduran. Cerpen-cerpen yang dihasilkannya itu Ɵ dak hanya disebarkan melalui majalah dan harian, tetapi juga disiarkan melalui radio.

PUSAT NO. 08/2014 19 TAMAN

Puisi-Puisi Husen Arifi n

Kuburan di Kota Tua sebaiknya aku melayat Lintasan di di kota tuamu aku sudah tampak kuat Kepalaku bisa mencintaimu

keasinganku menjadi surau aku sudah setua ini kosong tanpa jamaah berusia tanpa waktu shaf-shaf yang lengang senantiasa kumenanti dan tak ada doa senyummu sejak dulu terucap dari kiai muda apakah aku berharap keasinganku sungguh-sungguh dunia musti diubah saja nestapa dengan sajadah lusuh kau harus dekap apa yang pernah kau cinta kini rakaatku meladang di televisi, menjadi manusia kakiku sudah menapak iklan yang bersujud pada dusta di kota tuamu kulihat jendelanya berdebu semacam keabadian seperti kemusnahan yang suatu hari entahlah akan musnah dan punah ah, tidakkah kau berjanji menjadi pohon keasinganku ya keasinganku kamboja yang abadi di ramainya kenangan dan merupai kecantikan melintasi kepalaku untuk kehadiranku malam ini 2013 2013

20 PUSAT NO. 08/2014 taman

R O D A

kisah-kisah dinaiki dan menaiki yang sesungguhnya menempuh jalan lalu tertempuh kesalahan, pada mulanya kau Husen Arifi n lahir di Pro- berkisah pada waktu istirah bolinggo 28 Januari 1989. sekeping kenangan tiba-tiba Alumni UIN Maliki Malang merayap dalam perjalanan dan pernah akƟ f di Komuni- tas Sastra Tinta Langit Ma- tiada yang tandus lang. Karya-karyanya dimuat pabila ladang ditanami doa kudus media lokal dan nasional, an- ketika kau menghampar kardus tara lain: Majalah Sastra Ho- rison, Majalah Islami Sabili, menarik-narik mimpi yang bersiklus Majalah Story, Majalah Narodnik, Majalah Bu- daya Sagang Riau, Majalah Ekspresi, Buleti n Je- kisah-kisah tumpah jak Bekasi, JurnalPohon, Jurnal LoroNG, Kedaula- ke bulumatamu membiru tan Rakyat, Lampung Post, Koran Merapi, Harian ke bolamataku dan menujumu Analisa, Bali Post, Malang Pos, Riau Pos, Kendari Pos, Batak Pos, Radar Madura, Radar Bromo, Ra- kau diajaknya tabah dar Bekasi, Lombok Post, Harian Fajar Makassar, tanpa amarah Radar Surabaya, Padang Ekspres, Haluan Kepri, Suara Pembaruan, Sumut Pos, Koran Pendidikan, seperti senja memerah Harian Surya, Duta Masyarakat, rumahdunia. seperti purnama mengekal com, kompas.com, kabarindonesia.com, situse- dalam sajadah ni.com, gagasmedia.net, RadarSeni.com, Suara serasa mengabadi, serasanya Akademika. juga dalam kumpulan puisi dan cer- menjadi puisi pen bersama: 100 Puisi Terbaik Indonesia-Tiong- hoa (INTI) DKI (2007), Antologi Puisi FesƟ val 2013 Bulan Purnama Trowulan (2010), Menolak Lupa (2010), Akar Jejak (2010), Antologi Puisi Kasih-Ta- nah Air Udara (2010), Karena Aku Tak Lahir Dari Batu (2011), Akulah Musi (2011), Tuah Tara No Ate (2011), Penyair Memburu Matahari (2011), Pukau Kampung Semaka (2011), Barisan Hujan (2011), Lelaki yang Dibeli (2011), dan Narasi Tem- buni (2012). Pernah meraih penghargaan dalam Lomba Cerpen Tingkat Nasional IPB (2011), Lom- ba Cerpen Islami Se-Jawa Timur di ITS (2011).

PUSAT NO. 08/2014 21 taman

Puisi-Puisi Fitri Yani

Jeplin dan Gadis Pantai

gadis pantai itu seperti seekor camar yang kau temukan terluka di bawah pohon kelapa karena iba dan sedikit terpesona seakan butiran garam bermunculan dari kepalamu kau sentuh luka itu merajam seluruh tubuh, merajam lukamu lalu lukaberpindah ke dadamu tapi kemana ia menuju, tak pernah engkau tahu dengan kerling mata yang tenang barangkali ia tak pandai merajut kelumbai seperti ombak bergulung memanjang untuk hiasan pintu yang mestinya kau masuki ia berlari menjauhimu maka tak seharusnya kau mencoba berlari menyiapkan dayung dan perahu mendayung sampan mengejar perahu yang telah pergi kau terbakar melihatnya menari kau ingin menghampiri begitulah asmara, Jeplin, kata seorang guru, memang dan rela menerima lebih banyak luka irasional tapi satu keinginan, katamu, mustahil tanpa pamrih membuat suaramu tiba-tiba puitis hingga kau kian terbakar dan takluk dan kata-katamu mendadak prosais di bawah pohon kelapa gadis pantai itu menjadikan asmara kau merintih inginkan ia hisap kembali hanyalah tempat singgah dantempat menitipkan luka luka yang semula adalah miliknya ia akan tetap begitu, akan selamanya begitu kau tahan perih tak terperi memandang laut di batas jeri “mengapa bilik jantung mesti terbelah memandang perahu yang perlahan pergi mengapa arus asmara berlainan arah” Jeplin bertanya pada sebatang pohon kelapa

Oktober 2013

22 PUSAT NO. 08/2014 taman

Sebuah Pengakuan

benar, bahwa aku yang lebih dulu menggodamu di bawah pohon itu. sebab kau musafir kelaparan yang hampir mati berperang melawan cuaca. dadamu berlubang, aku bisa melihat lorong gelap sepanjang perjalananmu. aku tak tahu, mengapa persimpangan ini diciptakan sehingga kita berjumpa dan semuanya bermula, mengapa aku merayumu berhenti dan berteduh di bawah pohon rindang. mengapa kau tergoda sehingga tumbuhlah kata-kata yang menjalar di mata, telinga dan bibirmu. kau sendiri tahu, seberapa jauh jalan yang telah kau tempuh dan kau memerlukan sesosok tubuh, untuk sekedar mengusap bulir peluh di keningmu, bahkan lebih dari itu. aku tertegun heran karena setelah itu kau selalu kembali mencari-cari tubuh yang pernah memelukmu begitu erat dan matamu menjadi kian sekarat.

2012

PUSAT NO. 08/2014 23 taman

Pangeran Riya

aku kehilangan peta seorang diri di tengah samudera bintang mana yang akan kutatap semalaman, Puan

langit itu tersibak, malam benderang wajahmu tergambar seperti purnama menggetarkan mata ribuan nakhoda yang berlayar di laut Sumatera Selatan membawa rupa-rupa sesembahan dan tujuh puluh helai kain bergambar kijang kencana

seakan pertemuan akan tunai saat terlontar ribuan puja dari bibir para prajurit dan hulubalang seakan sunyi akan mati bila tiba saatnya kujemput engkau di kemudian hari

Puan, kini aku sasar dalam kerumun penduduk kampung pintu rumah siapa harus kuketuk, madu dari cawan mana mesti kureguk.

Oktober 2013

Fitri Yani, lahir 28 Februari 1986. Puisi-puisinya tersiar di berbagai media cetak dan antologi. Diundang pada Pertemuan Penyair Nusantara V dan VI, Ubud Writers and Readers FesƟ val (2011), Temu Sastrawan Indonesia IV (2011), dan FesƟ val Puisi dan Lagu Rakyat Antar Bangsa Pangkor, Malaysia (2012). Buku kumpulan puisinya “Dermaga Tak Bernama” (2010) dan “Suluh, kumpulan puisi berbahasa Lampung” (2013). Ia Ɵ nggal di Bandarlampung.

24 PUSAT NO. 08/2014 taman

Puisi-Puisi Syafrizal Sahrun

Ikan-ikan di Piamaku

Sunyi jalan Sunyi ikan-ikan Tak melompat Dari tempat Ke lain tempat Di Pinggan Sungai

Di tempat lain Di pinggan Ikan-ikan masih melompat Ikan-ikanku berkejaran Dari kuali Mencari jalan Ke piamaku yang digantung ibu Siapa duluan pulang Di balik rindu Di sungai Pinggan-pinggan berhanyutan Percut, 8 Juli 2013 Entah rumah siapa dilahap badai

Percut, 8 Juli 2013

PUSAT NO. 08/2014 25 Doa Ikan di Kuali

Aku sudah disiangi Jika kau nyalakan api Sedang buat maraknya Biar nikmat di lidah Biar

Jika kau nyalakan api Aku sudah disiangi Jangan diperbiar Nanti busukku keluar

Tolong nyalakan api Tolong aku siangi Biar darahku jadi suci

Percut, 8 Juli 2013

Syafrizal Sahrun. Lahir tanggal 4 November 1986 di desa Percut/Indonesia. Berdomisili di desa kelahiran. Memperoleh gelar sarjana dari UISU dan sekarang tengah mengikuƟ PPs di UMN. Beberapa karya sajak dan esai sastra di muat pada Harian Analisa, Waspada, Medan Bisnis, Mimbar Umum, Batak Pos, Sumut Pos, Haluan Kepri, Haluan Padang, Minggu Pagi, Riau Pos, Merapi, Lampung pos, Majalah Horison, Majalah Sagang, Majalah Ekspresi dan Majalah Frasa. Puisinya juga dimuat pada Antologi puisi Suara peri dan mimpi, Antologi puisi INDONESIA DALAM TITIK 13, Antologi puisi Cahaya, Antologi Puisi Tarian Angin dan Antologi puisi Menguak Tabir. Bekerja sebagai dosen di Jurusan Bahasa dan sastra Indonesia FKIP UISU. Bergiat di komunitas Home Poetry, KAKTUS UISU dan Komunitas Insan Sastra Indonesia (KOMISI). No

26 PUSAT NO. 08/2014 DRAMA

Monolog Nyanyian Seorang Pecundang

Ipit Saefidier Dimyati

(DI PANGGUNG HANYA hampir dua jam! Bayangkan, saya sopir yang bernama Damin itu di- ADA LEVEL KECIL DI harus membuang waktu dengan suruh menjemput saya pada ba’da TENGAH PANGGUNG. hal yang sia-sia! Puah! Betapa jeng- Magrib? LAMPU TEMARAM. SAAT kelnya! Bagaimana sih kerja orang- orang yang ada di balai kota, kok ti- DIA DATANG DENGAN (SETELAH MELIHAT KE KIRI DAN dak pernah bisa mengatasi persoa- KANAN, DIA MENDEKAT KE BIBIR TERGOPOH-GOPOH, lan-persoalan seperti itu, padahal PANGGUNG SEOLAH-OLAH AKAN LAMPU SEDIKIT DEMI kan itu persoalan-persoalan yang MEMBISIKKAN SESUATU KEPADA SEDIKIT MENYALA selalu terulang, setiap saat. Saya sa- PARA PENONTON) DENGAN TERANG) rankan pada saudara-saudara, jan- gan pilih lagi walkot itu lagi… jelas Sodara-sodara, saya ingin membi- Selamat malam, saudara-saudara. dia tak becus mengurus kota… sikkan sesuatu pada Anda, tetapi Maaf…Oh…maaf saya terlambat. Di tolong jangan bocorkan rahasia ini. jalan macet. Sekarang jam…astaga Eh, maaf… kok jadi ngomong seper- Bukan apa-apa…saya tidak enak. saya betul-betul terlambat! Seha- ti itu… jangan-jangan nanti saya di- Bagaimana pun mereka itu teman- rusnya satu jam yang lalu saya me- tuduh melakukan kampanye hitam. teman saya. Hmm…begini ya… mulai sandiwara ini. Maaf, sekali Ya sudahlah… ya ini mungkin salah lagi maaf. Dasar sial! Padahal jarak saya juga. Seharusnya kan saya bisa antara rumah saya dengan gedung merencanakan lebih siang menuju (KEMBALI MENENGOK KE KIRI pertunjukan ini tidak terlalu jauh. tempat pertunjukan ini, sehingga DAN KANAN, MEMASTIKAN Biasanya saya dapat menempuhnya tidak terjebak kemacetan seperti BAHWA ORANG-ORANG DI BE- paling lama hanya setengah jam tadi. Apalagi sekarang malam min- LAKANG PANGGUNG TIDAK ADA dengan kecepatan 50 km per jam. ggu. Seolah-olah seluruh penduduk YANG MELIHATNYA) Kondisi lalu lintas di jalan-jalan kota ini tumplak ke jalan-jalan un- kota ini tidak bersahabat. Macet. tuk menikmati liburan. Ah, tapi jan- Sebetulnya saya sudah jengkel den- Ya, saya terjebak macet, dan untuk gan salahkan saya. Tanya saja pada gan orang-orang produksi. Apa- itu saya telah menghabiskan waktu orang-orang produksi, mengapa lagi sutradara. Umumnya mereka

PUSAT NO. 08/2014 27 drama bekerja kurang profesional. Tidak tor yang berkualitas, saya rakus sutradarai oleh sutradara terkenal memiliki militansi untuk bekerja membaca buku-buku akting. Hasil- kita yang telah almarhum, Benjol. keras. Semuanya terlalu berleha- nya tidak sia-sia. Bahkan saya per- Saudara-saudara tahu? Hampir satu leha. Otak dan hatinya telah men- nah dianggap berhasil menerapkan setengah jam saya berdiri kaku di jadi mesin produksi yang setiap teori alienasi Brecht dalam berak- atas panggung dengan tanpa bicara saat menghasilkan barang-barang ting… Setelah sepuluh tahun ber- satu patah kata pun. Pada saat itu eksemplar yang serupa! Mereka juang, kini orang-orang di tanah air saya menjadi foto almarhum suami terlalu tergantung pada kehadiran ini telah mengenal saya. Kalau bo- dari janda yang munafik itu. Benjol saya. “Sudahlah!” Demikian kira-ki- leh sombong, saya sekarang lebih bilang: “Signifikan atau tidaknya ra orang-orang itu berkata. “Kita ti- populer daripada presiden! eksistensimu di atas pentas tidak dak perlu banyak berpikir lagi. Kita ditentukan oleh kuantitas dialog memiliki aktor hebat. Para penon- yang kamu lontarkan, tetapi oleh (PERASAAN BANGGA MENJALARI ton tidak ingin neko-neko melihat kualitas penghayatanmu terhadap SEKUJUR TUBUHNYA). sekujur tubuhnya di atas panggung. peran yang kau mainkan!” Demi Mau apa lagi? Malah kalau kita ter- teater, ya betul, demi teater, sum- lalu macam-macam mengotak-atik Saudara-saudara tahu? Sebelum- pah sodara-sodara, saya pun per- kehadirannya sebagai pemain, jan- nya saya bukanlah apa-apa. Meski- nah menjadi tokoh si Tumang da- gan-jangan para penonton itu bu- pun saya sering bermain teater dan lam Sangkuriang karya Utuy Tatang bar. Bila sudah demikian, celakalah bergabung dengan rombongan san- Sontani. Saya menerima tawaran hidup kita semua!” diwara yang terkenal, tetapi saya jadi si Tumang karena saya teringat tidak pernah mendapatkan peran ucapan guru saya, Sakosim: “Kamu yang penting. Dulu saya sempat tahu Jimmy, aktor yang sekarang Mereka tidak salah mengatakan bermain dalam pertunjukan “Orang bermukim di Paris itu? Dia pernah saya sebagai aktor yang hebat. Se- Kasar” karya Anton Chekov yang di- berperan sebagai Tumang dengan tiap selesai tampil, pers dan para kritikus selalu menyanjung karya keaktoran saya. Saya tidak heran dengan semua itu, karena memang saya telah bekerja keras. Semenjak saya memutuskan untuk menjadi aktor, hampir tiap hari saya melatih tubuh saya. Juga olah sukma. Olah vokal. Konsentrasi. Apalagi ya? Eh, observasi… ? Ya…ya…betul obser- vasi. Main anggar. Kadang-kadang latihan tari juga. Buku menjadi ak- tor Suyatna Anirun saya lalap. Buku Rendra… Stanislavski… Boles- lavsky… siapa lagi ya? Itu tuh yang teater miskin…apa Kroto…

(MENGINGAT DENGAN KERAS, TAPI TIDAK BERHASIL)

Grotok…ah maaf, saya suka lupa menghapalkan nama… Augusto Boal…pokoknya demi menjadi ak-

28 PUSAT NO. 08/2014 drama sangat mengesankan. Meskipun Insiden itu jadi pemicu saya. Saya dengan tegas pada produser yang peran itu seperti kurang bermakna, jadi semakin rajin. Tahun-tahun menawari saya main film itu: Ti- tetapi bila dimainkan dengan peng- berlalu, saya terus aktif berlatih dak! Tampaknya orang itu tidak pu- hayatan yang penuh, akan membe- dan bermain teater. tus asa, merayu terus menerus agar rikan kesan mendalam kepada para saya menerima tawarannya. Akhir- penontonnya!” Penghayatan saya (LESU) nya jebol juga benteng pertahanan terhadap tokoh itu mungkin ter- saya, atau lebih tepatnya, benteng lalu dalam. Pada saat itu saya me- keimanan saya…saya menerima Tetapi tetap saja saya hanya me- rasa seolah-olah telah kehilangan tawaran itu. Hasilnya? Sodara-so- mainkan peran-peran yang kecil. diri saya, saya telah menjadi tokoh dara ingat film saya yang pertama, Saya sempat berpikir, apa mungkin si Tumang, sehingga dengan tanpa “Lelaki Berkalung Emas”? Meledak saya tidak berbakat menjadi aktor? sadar saya menubruk para Guriang di pasaran! Film itu bisa bertahan Hingga suatu hari, saya ditawari yang sedang membawa obor. Ha- di bioskop-bioskop selama tiga bu- main film…bayangkan, main film, silnya? Panggung nyaris terbakar. lan. Ya, sejak itulah saya jadi terke- sebagai tokoh utama lagi! Awalnya Para pemain panik. Tetapi api dapat nal, banyak bermain film, dan sejak saya ragu. Betapa tidak? Telah lama segera dikendalikan. Untung para itu pula nasib saya berubah seratus saya tercekoki pandangan bahwa penonton tidak mengetahui insi- delapan puluh derajat. film itu seni industri, dan karena itu den ini. Mereka menyangka adegan rendah. Sampah. Selama ini banyak kebakaran itu sebagai bagian dari Saudara-saudara, sejak itu saya orang bermain film bukan karena pertunjukan yang telah direncana- merasa aneh, aneh dengan sikap kemampuan aktingnya, tetapi ka- kan. Selesai pertunjukan, sutradara orang-orang terhadap saya, teru- rena kecantikan atau ketampanan memaki saya. Dikatanya saya seba- tama sikap kawan-kawan saya di wajahnya. Sebagai seniman yang gai aktor yang tidak sadar ruang! teater. Sudah tentu saya sekarang memiliki idealisme, saya katakan tidak terlalu bebas untuk bisa pergi

PUSAT NO. 08/2014 29 drama ke mana-mana di negeri ini, karena saya di film melihat hal ini sebagai Beruntunglah sodara-sodara yang kemana pun saya pergi saya selalu nilai tambah yang bisa dijual pada hadir pada malam ini, karena akan dikerumuni oleh para penggemar publik. Katanya: “Kamu harus terus melihat sesuatu yang berbeda dari yang ingin difoto barenglah, min- bermain teater, babe, paling tidak penampilan-penampilan saya se- ta tandatanganlah, bahkan minta setahun sekali atau dua kali. Ini belumnya. Bila sebelumnya sau- diciumlah! Semua itu saya maklu- akan memberikan suatu pencitraan dara-saudara suka melihat saya di mi. Yang agak heran adalah sikap yang baik untuk akting kamu di film. atas panggung sebagai manusia teman-teman teater saya, umumnya Nanti masyarakat akan percaya yang compang-camping, rudin, mereka sekarang terlihat segan dan bahwa penampilanmu di dunia film nelangsa, tidak memiliki harapan, hormat pada saya. Tidak hanya itu, tidak hanya bermodalkan tampang, dan selalu mengumpat pada Tuhan, sejak saya jadi terkenal, sutradara- tetapi juga karena seni aktingmu maka pada malam ini saya ingin sutradara yang dulu meremehkan yang memukau!” Oleh karena itu, membalikkan semua itu. Pada ma- saya, kini berbondong-bondong kenapa saya sekarang masih ada lam ini saya akan berperan sebagai menawari saya main teater seba- di hadapan sodara-sodara untuk manusia sukses, kaya, terhormat, gai tokoh utama alias protagonis! bermain teater, terus terang saja, dermawan, dan taat beragama. Suatu tawaran yang belum pernah bukan karena semata-mata cinta Jangan cemas. Sodara-sodara pasti saya dapatkan ketika saya masih saya pada teater saja, tetapi karena terhibur, seperti halnya sodara-so- terlibat secara penuh di dunia tea- tuntutan dagang juga. dara terhibur dengan penampilan ter. Tidak mentang-mentang saya (MELIHAT JAM. KAGET) kesengsaraan saya selama ini. Me- sudah terkenal, atau karena pera- mang ide ini mendadak datangnya. saan sakit selalu diremehkan, lalu Tapi jangan takut. Saya ini aktor Astaga…pukul…ah, gila! Jam saya saya menolak tawaran itu. Tidak. yang selalu berlatih, kalau memin- mati. Pukul berapa sekarang ya? Saya menerimanya. Sodara-soda- jam istilah Kang Yatna, tubuh saya Maaf sodara-sodara. (TERGESA- ra tahu? Betul saya sudah terkenal telah menjadi tanah lempung, bisa GESA) dan terlibat dalam dunia film, teta- dijadikan apa saja, sekehendak hati pi kulit luar saya hingga ke tulang saya. Jadi, meskipun pergantian sums-sum adalah teater. Saya tidak Saya harus memulai sandiwara ini. peran ini terjadi secara mendadak, bisa lepas dari dunia teater. Cinta Ah, inilah suatu kebiasaan jelek tanpa ada proses latihan peran ter- saya ada di teater. yang dimiliki oleh saya, jika sud- lebih dulu, tetapi saya jamin bahwa ah bercerita tentang hidup saya, malam ini saudara-saudara akan seringkali saya lupa waktu. Tetapi bisa menikmati karya seni akting (BERTERIAK DENGAN SEMANGAT saya yakin bahwa pada malam ini yang sungguh luar biasa! SAMBIL MENGANGKAT TANGAN pasti banyak pula wartawan info- KANANNYA) tainment, ya wartawan gosip gitu, Saudara-saudara tahu? Pada saat yang bisa memetik keuntungan saya terjebak dalam kemacetan Hidup teater! Viva teater! dari keberterusterangan saya yang tadi, dalam mobil yang nyaris tidak Sungguh saya tidak menyangka paling lugas dan bersahaja ini. Baik- bergerak itu saya berpikir bahwa hi- pengalaman pertama saya jadi to- lah…kita mulai saja. dup saya tak ubahnya seperti jalan koh utama dalam pertunjukan tea- lalu lintas yang macet itu. Ya, hidup ter juga mendapat sambutan han- (DIAM SEJENAK. BINGUNG). saya memang macet! Orang-orang gat. Gedung pertunjukan selama mungkin berpikir saya itu bahagia, satu minggu berturut-turut penuh terkenal, banyak uang. Terus terang oleh penonton. Media-media mas- Oh ya, hampir lupa…malam ini saya saja: Tidak! Dari dulu hingga seka- sa memuji penampilan saya yang ingin membuat kejutan. rang saya merasa bahwa saya orang konon penuh penghayatan dan san- yang bodoh, sengsara, dan tidak gat menyentuh itu. Produser dan (BERJALAN KE ARAH DEPAN, BI- berguna. Saya telah menghabiskan sutradara yang selalu menangani BIR PANGGUNG) waktu hidup saya dalam dunia ak-

30 PUSAT NO. 08/2014 drama ting. Saya telah berjuang demi seni menerima kondisi ini seolah-olah dakberdayaan. Padahal sebetulnya akting. Tetapi apa hasilnya? Secara sebagai kebenaran yang tidak da- saya bisa melepaskan diri dari ke- sepintas mungkin orang melihat pat ditolak lagi. Saya tahu, semua tidakberdayaan itu. Saya mohon, bahwa saya telah berhasil. Lihatlah itu terbentuk karena kekuasaan dukunglah saya. Tanpa dukungan lebih dalam. Sodara-sodara tahu? uang. Seperti sudah saya katakan, dari saudara-saudara, saya tidak Bila diperhatikan secara seksama, sekarang mereka seperti mesin bisa berbuat apa-apa. Sekali lagi, peran-peran yang saya mainkan produksi, mencetak hal yang sama saya sekarang akan memainkan baik di teater maupun film, semu- dari saat ke saat. Mereka tak layak tokoh yang berbeda dari sebelum- anya sama, Saya selalu menjadi disebut seniman. Masa seniman tak nya. Sodara-sodara pasti tidak akan orang yang sengsara, rudin, dan memiliki kreativitas? menyesal dengan mendukung saya, mencemaskan banyak orang. Tentu karena saya akan tampil semaksi- saja saya bosan memainkan tokoh- (SEMANGAT. PENUH PERCAYA mal mungkin untuk memainkan tokoh yang flat seperti itu. Saya DIRI) tokoh yang baru ini. Jadi, tolonglah ingin memainkan tokoh yang lain, jangan beranjak dari tempat duduk tokoh yang kaya, ramah, atau suka sodara-sodara. Bila nanti ada sedi- Sekarang saya sadar bahwa saya menabung. Berulang kali saya men- kit cacat di sana-sini, harap dima- harus bisa keluar dari kondisi ini. gatakan keinginan saya ini pada klum saja, karena baru malam ini- Saya harus berontak dari kondisi produser. “Sudahlah, babe”. Kata lah tokoh ini saya mainkan, secara yang macet ini. Ah, kemacetatan produser saya. “Kau memang lebih spontan, tanpa latihan pula. Tentu lalu lintas telah memberikan ber- cocok dengan peran-peran seperti saja belum sempurna betul. Mes- kah pada saya. Jadi sebetulnya saya itu. Jangan terlalu banyak macam- kipun begitu, sodara-sodara nan- salah mengatakan bahwa saya telah macam. Manusia dilahirkan dengan ti akan melihat benih-benih yang menghabiskan waktu dengan sia- peran dan bakatnya masing-masing. menampakkan bakat keaktoran sia di kemacetan jalan yang bising Lagi pula, ingatlah. Dunia kita penuh saya yang kaya. Sodara-sodara pasti itu! Justru karena kemacetan itu- modal. Kita harus selalu memperhi- sadar, bahwa saya bukan hanya bisa lah saya jadi dapat inspirasi untuk tungkan setiap rupiah yang keluar!” memainkan tokoh yang rudin saja, keluar dari kondisi stagnan yang Saya tidak percaya dengan pandan- tetapi juga bisa bermetamorfosa terus menerus melingkupi hidup gan fatalistik seperti itu! Atau lebih menjadi tokoh yang kaya, bahagia, saya. Saya tidak takut kehilangan tepatnya, pandangan deterministik dan disenangi banyak orang. segala hal yang telah saya raih. Saya yang aneh. mencintai kebebasan. Ya, seharus-

nya aktor mencintai kebebasan. (BERBICARA SAMBIL MEMPERA- (PASRAH) Tanpa kebebasan, aktor tidak bisa GAKAN APA YANG DIKATAKAN- menjadi apa-apa. Keterbelengguan NYA) Tapi saya tidak bisa apa-apa. Saya sangat bertentangan dengan haki- terima saja cap yang diberikan kat aktor yang harus bisa menjadi Baiklah, pada awal pertunjukan produser itu. Juga di teater. Karena apa saja! Sekarang saya tidak takut yang segera akan saya mulai ini, dia merasa berkepentingan den- produser, sutradara, atau siapa pun. pada saat lampu mulai menyala to- gan posisi saya sebagai pemain da- Saya yakin bahwa saya ada di pihak koh yang akan saya mainkan nanti lam film-film yang dibiayainya, dia yang benar. Persetan dengan mere- akan berdiri di atas undakan itu. menyuntikkan dana, menginter- ka semua. Saya harus bisa menen- Jika ada musik, dalam bayangan vensi, serta menentukan peran se- tukan hidup saya sendiri. Saya tidak saya ada ilustrasi komposisi klasik perti apa yang harus saya mainkan ingin jadi mesin! Simfoni No 3 Eroica karya Beetho- dalam pertunjukan teater. Sutrada- ven. Kemudian saya berjalan den- ra, para kru panggung, serta pendu- Maaf, saudara-saudara. Saya terlalu gan penuh wibawa menuju bibir kung-pendukung pertunjukan lain- bersemangat. Maklumlah, terlam- panggung dan kemudian berkata nya, tidak bisa menyangkal. Mereka pau lama saya digencet oleh keti- dengan suara yang lantang dan te-

PUSAT NO. 08/2014 31 gas: “Inilah saatnya menjadi manu- Betapa tidak? Tawaran main film panggungnya dong. Ya, begitu. Eh, sia yang tidak mengorbankan orang itu bukan tawaran yang gratisan. tapi jangan semua, lampu panggung lain, demi kepentingan diri sendi- Ya, betul, tidak ada yang gratis di saja. Lampu auditoriumnya dimati- ri”. Sodara-sodara tentu bertanya: dunia ini. Demikian pula dengan kan. Sandiwara belum selesai, baru “Mengapa ucapan seperti yang saya. Saya terpaksa melakukannya. akan dimulai. pertama kali meluncur dari mu- Pasrah. Saudara-saudara tahu? (DUA ORANG KRU MASUK PANG- lut laki-laki yang gagah itu?” Pada Saya harus menjadi pacarnya. Ti- GUNG) adegan-adegan selanjutnya pasti dak saudara-saudara. Saya hetero. pertanyaan itu akan terjawab. Oleh Kalau orang awam bilang, normal. karena itu, sekali lagi saya memo- Tetapi, begitulah. Saya tidak bisa Eh, mengapa kalian masuk ke pan- hon pada sodara-sodara, jangan be- menolaknya. Saya ingin mengubah ggung. Bukankah semestinya di be- ranjak dari tempat duduk masing- nasib. Kesempatan itu ada, mes- lakang? Apa yang terjadi? Saya baru masing. Tolong matikan Hp-nya, kipun harus dengan jalan yang akan memulai… konsentrasilah ke atas panggung. sungguh menyakitkan. Saya harus Anak-anak jangan berisik, ya. Ini menempuhnya. Saya yakin, sodara- (ORANG-ORANG ITU TIDAK PER- bukan sandiwara rakyat. Penonton sodara dapat membayangkan cerita DULI, MEREKA MENGIKAT DIA) yang ingin memotret, tolong mati- selanjutnya. Mau apa lagi? Sebetul- kan lampu kilatnya, bukan apa-apa, nya saya sedih. Bila teringat semua nanti penghayatan saya terhadap itu, saya selalu ingin menangis. Apa-apaan nih? Hey… kenapa saya karakter yang saya mainkan ter- diikat? Saudara-saudara, tolong ganggu. Jadilah penonton yang baik. saya! Lepaskan! Lepaskan! Oh, saya (MENANGIS DAN MERASA SENG- Berlakulah seperti nonton pertun- gagal lagi. Saya betul-betul tidak SARA) jukan musik klasik. bisa beranjak dari nasib ini!

Huk…huk…huk. Saya pikir saya bisa (TERDENGAR SUARA MC: Beri te- Baiklah, saya mulai saja… lepas dari kesengsaran yang meling- pukan yang hangat untuk aktor (KETIKA AKAN MEMULAI ITU, DIA kupi saya. Ternyata tidak. Saya tetap kita yang hebat! Para penonton INGAT SESUATU. KIKUK) sengsara. Saya tidak bisa lepas dari yang terhormat, demikianlah sajian kesengsaraan yang melilit hingga sandiwara yang kami kira paling Oh, seharusnya saya berdiri di sana. ke tulang belakang ini. Betulkan ini menyentuh kalbu semua selama Tetapi…tidak. Kampungan. Terlalu takdir? Tidak, tidak. Malam ini saya riwayat aktor kita pembawakan pe- didramatisir. Sesuatu yang berlebi- yakin bisa lepas dari semua itu. Ini ran itu di atas panggung. Kami ber- han senantiasa tidak enak. Saya ha- kesempatan emas. Tidak boleh saya harap semoga kesengsaraan yang rus mengubah awal sandiwara ini. sia-siakan. Baiklah, saya tidak bo- disajikannya bisa menjadi cermin Bagaimana ya? Ah, mengapa saya leh larut dalam kesedihan. Bangkit! untuk kita semua agar lebih berha- jadi begitu gugup. Bangkitlah wahai anak Adam! ti-hati dalam menempuh kehidupan ini. Ingatlah moto restoran Padang: “Jika anda puas, tolong sampaikan (DIAM SEJENAK) (LAMPU TIBA-TIBA PADAM) pada kawan-kawan anda, tetapi jika anda kecewa sampaikanlah pada Saudara-saudara tahu? Pada waktu Lho…kenapa blackout? Saya baru kami”. Selamat malam. Sampai jum- pertama kali saya menerima tawa- akan memulai sandiwara ini. Apa pa lagi pada pertunjukan selanjut- ran film dari produser itu, saya juga aliran listrik putus? (BERTERIAK nya. Terimakasih). gugup, persis sama dengan kegu- KE ARAH PENATA LAMPU) Kang gupan yang sekarang saya rasakan. Yayat, tolong nyalakan lagi lampu

32 PUSAT NO. 08/2014 LINGKAR SASTRA

Kritik Politik Sosial dalam Lakon “Demonstran” (Teater Koma 37 Tahun)

eater Koma melangkah me- ”Demonstran” didukung oleh kil rakyat mengusung kepentingan masuki usianya yang ke-37 para pemain seperti Ratna Rian- partai masing-masing. Padahal para Tmempersembahkan lakon tiarno, Sari Madjid Prianggoro, Budi pejabat itu adalah orang-orang yang terbaru berjudul “Demonstran”. Se- Ros, Cornelia Agatha, Subarkah dahulu juga menjadi demonstran buah lakon tentang dongeng poli- Hadisarjana, Rita Matu Mona, Em- dan berjuang bersama Topan. Kini tik yang mencerminkan kehidupan manuel Handoyo, Alex Fatahillah, Topan didesak lagi untuk turun ke masyarakat Indonesia masa kini. Daisy Lantang, Anneke Sihombing, jalan demi berunjuk rasa menun- Pertunjukan ”Demonstran” dipen- Adri Prasetyo, dan Andhini Puteri tut penyelesaian masalah negara taskan selama 15 hari sejak tanggal serta para pendukung lainnya. ini. Pada awalnya Topan mengelak 1--15 Maret 2014 di Graha Bhak- Pertunjukan teater berlangsung dan berkilah dari desakan itu. Dia ti Budaya, Taman Ismail Marzuki, selama 180 menit yang dikemas beralasan banyak cara yang dapat Cikini, Jakarta Pusat. Pertujukan dengan nuansa dongeng yang di- ditempuh untuk menyelesaikan dimulai setiap pukul 19.30 (Sela- selipkan oleh unsur-unsur humor. masalah, unjuk rasa bukanlah satu- sa-Sabtu), dan pukul 13.30 setiap Penonton diajak untuk melihat satunya solusi. Lagipula, masalah hari Minggu. Harga tiket berkisar gambaran kehidupan politik dalam di masa silam dengan masa kini antara Rp75.000---Rp300.000 ribu lakon ”Demonstran” yang mirip berbeda. Dia mempertanyakan tu- rupiah. dengan yang terjadi di tanah air. juan demonstrasi yang dilakukan mahasiswa saat ini. Terlalu banyak Lakon ”Demonstran”, disutra- ”Demonstran” berkisah tentang masalah yang ingin diselesaikan, darai oleh Nano Riantiarno dibantu tokoh Topan, seorang mantan ak- sementara dulu tujuannya hanya oleh Ohan Adiputra sebagai co-su- tivis yang berhasil menggulingkan satu: menggulingkan penguasa. tradara, penata musik oleh Idrus penguasa dua dekade silam. Per- Madani, Fero A. Stefanus sebagai juangannya selalu diingat dan na- Di sisi lain, Topan kenal dengan penata aransemen musik, Ratna manya selalu dipuja. Sekarang dia seorang Pejabat T yang dekat sekali Ully sebagai penata gerak, Taufan S, seorang pedagang yang sangat suk- dengan istrinya, Bunga. Pejabat T CHN sebagai skenografi dan penata ses. Meskipun penguasa dua deka- ini berniat menjadi presiden. Peja- cahaya, serta tata rias dan busana de saat itu berhasil ditumbangkan, bat T pun memanfaatkan ketena- digarap oleh Sena Sukarya bersama namun keadaan tidaklah membaik. ran Topan sebagai strategi politik. Rima Ananda. Korupsi masih merajalela dan wa- Topan diabadikan dalam bentuk

PUSAT NO. 08/2014 33 patung megah, sama seperti patung tahun ini. Dia mengatakan tidak kang pementasan kami,” kata Nano. lainnya yang diletakkan di jalan-ja- ada unsur kesengajaan dalam pe- Nano Riantiarno berkenyaki- lan strategis Jakarta. Niken, Wilutan milihan waktu pementasan yang nan bahwa teater bisa menjadi sa- dan Jiran mendadak kehilangan ku- bertepatan di tahun politik. Semua lah satu jembatan menuju suatu asa atas barisan demonstran yang adalah kebetulan karena lakon ini keseimbangan batin dan jalan bagi berada di bawah komando mereka. memang baru siap dipentaskan terciptanya kebahagian yang ma- Tiba-tiba datang seorang pemim- saat ini. Nano menceritakan jika nusiawi. Jujur, bercermin lewat tea- pin baru, Bujok yang merupakan naskah ini memiliki keterikatan ter, diyakini pula sebagai salah satu kaki tangan pejabat T. Topan meno- dengan lakon “IBU, Mother Coura- cara untuk menemukan kembali lak hal itu. Dia juga melihat hubun- ge and Her Children” yang sudah akal sehat dan hati nurani. Sikap gan Bunga dengan Pejabat T ada dipentaskannya November lalu. saling menghargai perbedaan dan sesuatu yang salah. Akhirnya To- Keduanya sama-sama menyirat- menghargai sesama. pan turun ke jalan karena dia tidak kan kritik sosial dan menyindir Sampai tahun 2014 Teater ingin demonstrasi yang dipimpin apa yang terjadi terhadap bangsa Koma telah memproduksi 132 Bujok melenceng dari tujuan mulia ini. Pagelaran Teater Koma kali ini pementasan, baik di televisi mau- membela kepentingan rakyat. Ter- ditujukan untuk mengkritik para pun dipanggung. Mereka memiliki nyata hal ini memang dimanfaatkan pejabat yang dahulunya menjadi banyak penonton yang setia. Per- Pejabat T dan Bojok. Agar Pejabat T demonstran maupun pemerinta- tunjukannya sering digelar lebih bisa dipilih rakyat menjadi presi- han Indonesia yang tidak konsis- dari dua minggu. Kini Teater Koma den, maka Topan harus dijadikan ten dengan perjuangannya saat itu. memasuki umurnya yang ke-37 ta- tumbal bagi demonstran. ”Sekarang sulit sekali menentukan hun tetap menjadi kelompok kese- mana yang harus dibela dan yang Nano Riantiarno sang sutrada- nian yang konsisten dan produktif. disalahkan. Unjuk rasa sering dija- ra menuliskan bahwa naskah ”De- (Ning) monstran” ditulisnya sejak tahunn dikan alat untuk mencapai tujuan. 1989 dan baru siap dipentaskan Situasi ini yang menjadi latar bela-

34 PUSAT NO. 08/2014 LEMBARAN MASTERA MAJELIS SASTRA ASIA TENGGARA

BRUNEI DARUSSALAM Doa Seorang Istri Cerita Pendek Mas Osman Utusan terapung Puisi Seribadi Brunei Suara Puisi Maimon Rahman

MALAYSIA Bunyi Cerpen Saiff ulizan Yahya Dalam Persekitaran Kata-Kata Puisi Baha Zain Selamat Berpisah Wahai Dalangku Puisi Rosli K Di balik Kebijaksanaan Tun Sri Lanang Puisi Noriah Taslim

INDONESIA Bromocorah Cerpen Mochtar Lubis Monumen KemaƟ an Puisi Evi Idawati KeƟ ka Engkau Bersembahyang Puisi Emha Ainun Nadjib

PUSAT NO. 08/2014 35 MASTERA

Doa Seorang Isteri

Cerita Pendek MAS OSMAN (Brunei Darussalam)

Allah Maha Pencipta tetapi tidak berhasil. Kesukaan- bersungkai baharulah suaminya langit dan bumi, dan bila nya tetap berbual-bual. Jadi, kalau sampai. Suaminya sibuk dengan Dia berkehendakkan ada suaminya tentulah rancak ce- urusan perniagaan yang memerlu- ritanya. Lebih-lebih lagi di bulan kan perhatian yang teliti. Suaminya (untuk mencipta) sesuatu, puasa begini, duduk-duduk pada tahu kalau kurang penelitian tentu- maka (cukuplah) Dia petang hari sementara menunggu lah akan mengakibatkan beberapa hanya mengatakan sungkai amatlah membosankan. hal yang kurang baik. Sebagai ahli kepadanya: Jadilah! Lalu Sementelah lagi persiapan untuk perniagaan mestilah selalu berhati- jadilah ia]. persungkaian sudah siap diuruskan hati. sejak jam lima petang tadi. Suaminya adalah seorang yang – Ayat 117, Surah Al-Baqarah. Hendak ditunggu ibu men- penyabar. Lebih-lebih lagi hidup tuanya dan anaknya, Fikri. Mere- dalam dunia penuh pancaroba ini, ka masih belum pulang dari ban- kesabaran adalah sangat ditekan- I dar lagi. Membeli-belah untuk kan oleh suaminya. MARLIA DUDUK di beranda menyambut hari raya. Marlia tidak “Abang sentiasa berharap Lia rumahnya. Bentuk moden yang di- kuasa menemani anaknya kerana selalu bersabar, kerana kesabaran sesuaikan dengan alam ketimuran. sibuk dengan kerja-kerja dapurnya. itulah yang membantu hidup kita. Hatinya senang, lapang dengan su- Ibu mentuanya sahajalah yang me- Lia pun tahu, sifat sabar itu separuh asana rumahnya. Hasil daripada nemani Fikri. Masalah kenderaan daripada iman.” ilham bersama suaminya. Duduk- tidak menjadi soal kerana mereka Kata-kata itulah yang menjadi duduk seorang diri memang mem- mempunyai pemandu yang digaji pegangan hidup Marlia. Kata-kata bosankan akalnya. Marlia memang khas oleh suaminya. itulah juga yang menambah kuat suka berbual-bual. Jadi kalau tidak Hendak ditunggu suaminya kasih sayang terhadap suaminya. ada teman untuk berbicara kusut- pun masih belum pulang dari pe- Kata-kata itu juga memberi perang- lah fikirannya. Sudah dicubanya jabat. Dalam bulan puasa begini sang kepada hidupnya yang per- dengan membaca buku atau maja- suaminya memang selalu lambat nah dilanda kesedihan. Ayah dan lah bagi menghilangkan tabiatnya, balik ke rumah. Hampir hendak ibunya telah meninggal akibat satu

36 PUSAT NO. 08/2014 MASTERA kemalangan jalan raya. Bagai hen- ibu mentuanya. Ayah Borhan juga mempersonakan itu pun tidak te- dak hancur dadanya apabila men- telah lama menemui Tuhan, sejak rasa olehnya. Majalah Jelita yang dengar berita tersebut. Lebih-lebih Borhan masih kecil lagi. sengaja dibawanya masih lagi di lagi waktu itu ia mengandung anak Berkat usaha gigih suaminya tangannya. Khayalannya terus-te- pertamanya, Fikri. Tujuh bulan pe- berniaga dicampur dengan sifat sa- rusan menjalar. Sehinggakan ibu rutnya ketika itu. Nasib baiklah su- bar, hasilnya mulai membuahkan mentuanya dan Fikri yang sudah aminya ada, kalau tidak entah apa- keuntungan. Rumah besar yang di- sampai pun tidak disedarinya. Ala- kah yang terjadi pada dirinya. diaminya sekarang adalah antara hai: Asyik Betul Marlia. Setelah lahir Fikri, fikirannya hasil titik peluh suaminya itu. “Ibu buat apa di sini?” kacau sedikit demi sedikit beransur Mereka bukanlah berasal dari Suara manja keanak-anakan hilang. Tangisan dan ketawa Fikri golongan kaya-raya. Yang punya menusuk ke gegendang telinga Mar- amat menyenangkan hatinya. Ka- harta berlambak-lambak, tetapi ke- lia. Tidak terus menjawab soalan sihnya semakin mendalam kepada sabaran dan kegigihan yang mem- tadi. Hanya menolehkan mukanya suaminya. Lebih-lebih lagi suaminya bawa mereka ke ambang kemewa- ke arah Fikri. Itulah satu-satunya sangat mengambil berat tentang di- han. Bersyukur kepada Tuhan atau anak yang dapat dikandung dan rinya. Kasihnya tetap hangat. Diam- nikmat-Nya adalah falsafah hidup dilahirkannya. Setelah Fikri, Tuhan diam Marlia mengucapkan syukur mereka. Allah Maha Berkuasa. masih belum lagi mengurniai se- kepada Tuhan kerana memper- Kerana tiada teman berbual- barang anak. Marlia dan suaminya temukannya dengan Borhan, su- bual, Marlia terus melayani alam tetap bersabar dan tetap bersyukur aminya. Meskipun suaminya jarang khayalnya. Suasana petang yang walaupun Fikri sahajalah anak me- berada di rumah, sibuk dengan uru- indah diperhatikannya. Bunyi si- reka. Tuhan Maha Mengetahui. san perniagaan, tetapi Marlia tetap ulan burung yang hinggap di po- “Ibu tidak buat apa-apa, Cuma bersabar. Suaminya mencari rezeki hon-pohon rendah di halaman menunggu Ri saja. Apa yang Ri beli yang halal. Untuk dirinya, Fikri dan rumahnya yang kedengaran agak di kedai tadi?”

Lembaran Mastera 37 MASTERA “Baju dan seluar, bu. Ayah II Marlia Bangga. Ibu mentuanya juga mana? Belum balik?” turut bangga. Baru berumur lapan Dalam kelembutan senja yang “Mengapa Ri tidak terus beli ka- tahun sudah bersedia menghadapi menjalar ke gerbang maghrib, Mar- sut?” puasa. lia merasakan kebimbangan. Terasa Tetapi kali ini amat berbeza “Ayah janji nak belikan, jadi Ri jantungnya berdebar-debar. Men- sekali. Borhan masih belum balik. tidak beli.” gapa sampai begini perasaanku? Marlia risau. Ibu Borhan risau. Fikri “Oh begitu … tapi kan ayah Ri Apakah ada sesuatu yang kurang juga tertanya-tanya mengapa ayah sibuk, baiklah biar ibu saja yang be- baik akan berlaku. Ya Tuhan lin- belum pulang. Suatu hal yang be- likan, okey sayang.” dungilah kami sekeluarga. Doanya. lum pernah terjadi. “ Yalah bu … tapi, bila?” Suami masih belum balik lagi. Men- gapa begitu lambat abang pulang Kalau lambat balik pun tentu “ Besok sajalah.” hari itu, fikirnya. Borhan menelefon ke rumah. Teta- Marlia sangat sayangkan an- pi kali ini tidak. Mereka risau. Da- Waktu bersungkai sudah ber- aknya. Selain suaminya, Fikrilah lam hati ini mereka berdoa semoga mula tetapi bayang suaminya masih yang menjadi penghibur gelodak Borhan selamat. belum nampak. Terasa sepi magrib rasanya. Waktu suaminya berker- kali ini. Selalunya mereka bersem- Sembahyang magrib kali ini, ja, Fikrilah segala-galanya. Doanya bahyang berjemaah. Borhan menja- Marlia yang menjadi imam. Marlia setiap lepas sembahyang, biarlah di imam. Marlia dan ibu Borhan dan kurang yakin apakah sembahyang- Fikri dan suaminya sentiasa dalam fikri menjadi makmum. Waktu ber- nya betul. Tetapi ia tetap berserah sihat dan selamat. Damailah kelu- sungkai mereka hanya makan buah kepada Tuhan. Tuhanlah yang tahu arganya hingga ke anak cucu. Itulah kurma dan minum segelas air. Fik- segala-galanya. Dalam doa selepas harapannya kepada Tuhan. Doanya ri yang sekecil itu sudah sanggup sembahyang, Marlia mengharap- yang tulus, sebersih embun pagi. merasakan kenikmatan berpuasa. kan suaminya pulang dengan sela- mat. Dia tidak tahu apa yang terjadi kepada suaminya. Ibu mentuanya juga tidak tahu. Tuhan tahu. Dalam khusyuk berdoa, keden- garan bunyi kereta memasuki hala- man rumah. Marlia memendekkan doanya. Mereka berburu-buru ke ruang depan. Tentulah Borhan baru sampai, fikir mereka. Tetapi yang datang adalah manusia yang tidak diundang. Dua orang anggota polis, berdiri di depan pintu. Marlia terkejut. Ibu mentuanya juga terkejut. Fikri hairan. Apa tu- juan polis ini datang? Apakah ter- jadi kepada suamiku? Ya tuhan, lindungilah suami hamba. Hanya Engkaulah Yang Maha Tahu, doa Marlia. “Ini rumah Encik Borhan bin Fakruddin?” “Ya, saya isterinya. Ada apa, tuan?” Marlia bertanya dengan pe-

38 PUSAT NO. 08/2014 MASTERA rasaan yang bimbang. cermin depan dilihatnya mentuanya Sesampai sahaja di rumah sakit “Saya berharap dayang berte- juga dalam kegelisahan, sedang du- mereka terus pergi ke bilik rawatan nang. Kehendak Tuhan tiada siapa duk diam di belakang. Mulut ku- kecemasan. Rumah sakit pada wak- yang dapat menghalang.” Salah seo- mat-kamit, barangkali membaca tu malam tidaklah sesibuk wak- rang anggota polis itu memulakan ayat-ayat suci juga, fikir Marlia. Fik- tu siang. Pekerjanya pun terhad. percakapan. ri yang duduk disebelahnya diam Mereka tidak terus masuk ke bilik sahaja. Entah apakah yang ada da- “Apa yang sudah terjadi, tuan? tersebut kerana ada tanda di depan lam otaknya sekarang, barangkali Suami saya?” pintu yang melarang memasukinya juga berdoa agar ayahnya selamat, kecuali petugas. Mereka hanya du- “Ini sudah suratan takdir. Suami fikir Marlia lagi. Tuhan selamatkan duk di kerusi yang telah disediakan. dayang dapat kecelakaan di batu suami hamba. Hendak ditanyakan, tiada siapa pun dua, Jalan Tutong, kira-kira jam Kira-kira sepuluh minit perja- yang berada di situ. Mana orang- enam petang tadi,” ujar anggota lanan Marlia terpaksa memperla- orang di sini, hendak bertanya pun polis yang seorang lagi. hankan kelajuan keretanya kerana susah, kata hati Marlia. “Apa! Ya Allah! Di mana suami kereta-kereta yang di hadapan pun Mahu tidak mahu Marlia mem- saya sekarang?” Fikri yang meme- bergerak perlahan-lahan. Barang- beranikan dirinya mengetuk pintu. gang tangan ibunya ikut menangis. kali kawasan dekat sini terjadi ke- Tidak berjawab. Tidak ada orang di “Ayah, ibu? Kenapa ayah?” malangan itu, fikir Marlia. dalamkah? Kata hatinya lagi. Marlia Marlia lalu terduduk sambil “Ibu, itulah kereta ayah?” memusing tombol pintu perlahan- merangkum tubuh anaknya. Kedua- Enam biji mata tertumpu ke lahan. duanya menangis. arah kereta tersebut, tersadai di “Dayang hendak ke mana?” “Bertenanglah dayang. Suami tepi jalanraya. Keadaannya agak te- Tiba-tiba kedengaran suara me- dayang sekarang berada di rumah ruk juga. Cermin di sebelah depan mecahkan kesunyian dari belakang sakit.” pecah. Badannya kelihatan kemik Marlia. Marlia gugup. Pintu ditutup Malia kembali berdiri. di sebelah tepi kanan. Muka Marlia semula. “Bagaimana keadaannya?” berubah. Pucat. Ya Allah, selamat- “Saya hendak bertanya sesu- kanlah suami hamba. “Sekarang diberikan rawatan atu.” kecemasan. Eloklah dayang, makcik Marlia cuba menyabarkan di- Ibu mentuanya dan Fikri diam dan anak dayang kerumah sakit se- rinya. Tuhan sahaja yang lebih arif sahaja. Memerhatikan dengan wa- karang.” perasaannya di saat itu. Melihat kea- jah yang gelisah. daan kereta suaminya itu, hatinya “Terima kasih.” “Ya, kalau dapat saya bantu.” bagai disayat-sayat dengan benda yang sangat tajam. Air matanya “Di mana lelaki yang mendapat kemalangan petang tadi?” III sudah terasa panas mengalir dari kelopak matanya. Hatinya tetap di- “Maksud dayang, Encik Bor- Marlia memandu keretanya gagahkannya. Dalam suasana begitu han?” berhati-hati. Cahaya dari lampu Marlia teringat kata-kata suaminya. “Ya … ya … Dia suami saya, itu depan kereta tidaklah begitu jauh “Dalam keadaan macam mana ibunya dan anak kami. Boleh kami pancarannya. Kadang-kadang kalau pun, kesabaran mestilah ada di dalam melihatnya?” tersalah pandang macam-macam diri kita, kesabaran itulah yang akan “Boleh. Di sekarang berada dalam hal boleh terjadi. Itulah yang men- membuat kita sentiasa berada dalam wad lapan. Mari saya tunjukkan.” gajar Marlia supaya selalu berjaga- suasana yang dilindungi Allah.” jaga apabila memandu kereta pada Mereka meninggalkan tempat waktu malam. Marlia menyedari dalam keada- itu. Berjalan beriringan. Fikiran an sekarang, menangis adalah suatu Marlia cuba menenangkan fiki- Marlia menjalar. Bagaimana kea- gerak laku yang sia-sia, suatu ke- rannya dengan membaca ayat-ayat daan suaminya. terukkah atau ba- bodohan. Kesabaran adalah penting. suci yang dapat dihafalkan. Dari gaimana. Marlia amat takut untuk

Lembaran Mastera 39 MASTERA bertanya lebih lanjut kepada ju- Gerak jantungnya begitu pantas raan mula bercambah di lubuk pe- rurawat di sebelahya. Bukan takut denyutannya. Gedebuk-gedebak. rasaan mereka. apa, Cuma kalau berita yang disam- Gedebuk-gedebak. Marlia bersyukur kepada Tuhan. paikannya nanti kurang menye- Sampai di depan pintu Marlia Doanya makbul. Tuhan, engkaulah nangkan, alangkah sedih hatinya. tidak terus membuka. Hatinya ber- Maha Berkuasa. Tanpa disedarinya Ya Tuhan, Engkaulah Yang Maha debar-debar. Ditolehnya kea rah air matanya menitis sedikit demi Tahu segal-galanya. ibu mentuanya, di wajahnya ada sedikit ke wajah tenang suaminya. “Dayang di sinilah tempatnya. tanda-tanda kekusutan. Fikri, di Titis. Titis. Air mata gembira. Dayang masuklah ke bilik nombor wajahnya juga kelihatan gerak-ge- Borhan hanya mengalami sedi- lima. Cuma janganlah buat bising, ba- ri seorang budak yang ingin tahu. kit kecederaan. rangkali suami dayang sedang tidur Marlia memegang tombol pintu. Alhamdulillah, tercetus kesyu- sekarang. Dia perlu banyak rehat.” Memusingnya perlahan-lahan. Me- kuran dari mulut nipis Marlia. “Terima kasih” reka masuk. Marlia berjalan perlahan-lahan Wajah marlia berubah. Wajah Sumber: Bumi Warisan, 1992 ke bilik yang disebutkan oleh ju- ibu mentuanya juga turut berubah. rurawat tadi. Ibu mentuanya dan Wajah Fikri juga berubah. Kekusu- Fikri mengikut dari belakang. Me- tan dan kesugulan yang bersarang reka gelisah. Bagaimana keadaan di hati mereka secara serentak hi- Borhan sebenarnya. Marlia gugup. lang serta-merta. Bunga kegembi-

MAS OSMAN adalah nama pena Allahyarham Haji Osman bin Begawan Pehin Siraja KhaƟ b Dato Seri SeƟ a Haji Mohamad Tamin. Lahir pada 1952 di Miri, Sarawak dan kembali ke rahmatullah pada 9 Februari 2013. Selain Mas Osman juga pernah men- ggunakan nama pena Mas Afsna, MandrawaƟ , Putera Puni, dan Osman Peukmot. Pernah bertugas di Dewan Bahasa dan Pustaka Brunei sebagai Pegawai Bahasa dan mengetuai Bahagian Penyelidikan dan Dokumentasi. Menceburi bidang penulisan dalam genre seperƟ puisi (sajak, pantun dan syair), cerpen, esei dan skrip drama radio dan pentas. Di Bibir-Bibir Mulut merupakan buku kumpulan drama penulisan beliau. Karya beliau juga termuat dalam antologi ber sama seperƟ Puisi Moden Brunei Darussalam (versi terjemahannya, Modern Poetry of Brunei Darussa- lam), Traditi onal Literature of ASEAN (ASEAN-COCI Brunei Darussalam), Takbir Para Penyair (versi terje- mahannya, The Poets Chant), O.D., Larian Hidup, Pelari 3, Nafas Utara Borneo, Bumi Warisan, Sekitar Kri- ti kan Sastera Melayu Brunei, Kulimpapat, Kosovo: Bilakah Langitmu Kembali Biru, Biografi Penulis Brunei (penyusun), Setulus Kasih Rakyat Menjunjung, Minda Remaja, Bahasa Jiwa Bangsa Jilid 3, Tenggara 36 dan Bakti Kemanusian. Pernah membantang kertas kerta di Pertemuan Sasterawan Nusantara (Padang, Sumatera), Pertemuan Penulis Komenwel (Kuala Lumpur), dan beberapa pertemuan penulis dalam negeri. Juga pernah diun- dang menjadi ahli penal Forum “Kesusasteraan dalam Kehidupan” di Pertemuan Minggu Penulis Singa- pura (1991) dan Forum Penulis Muda ASEAN di Perak, Malaysia (1997).

40 PUSAT NO. 08/2014 MASTERA

Seribadi Brunei (Brunei Darussalam) Utusan Terapung

Gerangan apakah yang diutusi? Padatnya nota-nota tiada berkoma… bait-baitnya tiada bernoktah Pada siapakan gerangan nak diutus? utusan panjang berjela-jela Pada anak hingusan… tiada ada makna atau remaja gila-gilaan… laksana air sungai mengalir atau jejaka patriotisme… tanpa penghujungnya yang tiada kenal siapa bapanya terapung sampah tiada sudahnya melimpah-limpah… terumbang-ambing ketepian danau yang tiada tentu hala tujuannya di bibir tebingnya ditumbuhi lumut yang hanya bersandar di kerusi goyang…. melekat membalut… di daratan bait-baitnya. Menghulur kedua-dua belah tangannya Geranan siapakah yang mengutus? tanda menerima utusan yang mencakar Tanpa nama… tiada alamatnya suaranya bisu telinganya tuli songsang terbalik suara hatinya masih jelas terapung-apung pada utusan terapung jua di dasar danau yang hampir kering di dasari air hitam keruh warnanya. serpihan berkecai terburai semua utusan terapung berselerakan Itu mainan anak-anak hingusan hanyut ditiup badai. belum tahu baca: A… B…, Ba… Ta… bermandi-mandian di tepian damai Pelita Brunei 14 Jun 2006

Sumber: Kumpulan Puisi Kembara Di Titian Zaman, 2012

SERIBADI BRUNEI adalah nama pena Awang Mohammad Said bin Bakar. Pernah berkerja di Jabatan Perkhidmatan Pos dan kemudian berpindah ke Jabatan Radio dan Televisyen Brunei. Sering menulis sajak, syair, skrip drama radio, dan esei. Pernah menjadi ahli kumpulan pancaragam ORKESTRA PERDANA di bawah pimpinan Allahyarham Inspektor Haji Idris Mohammad dan berlakun dalam drama radio sebagai pelakun tambahan. Kembara di Titi an Zaman terbitan Dewan Bahasa dan Pustaka merupakan buku sulung persendirian beliau.

Lembaran Mastera 41 MASTERA

Maimon Rahman (Brunei Darussalam)

Suara Itu Adalah Kekuatan, Mewujudkan Kesedaran, dan Terucaplah Doa

Suara I

Suara laut dalam udara dingin yang asyik alun ombak rawan sekeping hati yang menanti-nanti di hujung pantai Suara III jejari halus memanggil-manggil nelayan pulang - melihat anak-anak kebuluran tidur dengan perut Ada waktu pemisah setia jejak-jejak perjalanannya kosong tiada pesan - melihat periuk nasi yang kontang bukan janjinya begitu tiada rezeki hari ini darah mengalir ke dada ombak dalam doa-doa yang panjang ombak bercerita air mata bagai hujan di cucuran atap suatu musibah di sisinya ratapan pedih disudut hati itu terselit doa-doa salam kerongkong yang sendu buat seorang isteri yang tahu. kerana esok dipulang dengan tubuh kaku itulah kudratnya ratap seorang isteri.

Suara II Suara IV Pasir-pasir di pantai itu bagai debu masuk ke mata Sekeping hati dalam tangis dan air mata di dada bagai ombak yang kaku bagai duri-duri yang mencucuk jari air mata tidak lagi malu-malu ombak rasa yang menyatakan kegelapannya tertumpah juga di bibirnya jangan jadikan turunan yang meminta-minta mata telinga melihat kesuatu arah - anak-anak tidak mahu kebuluran ke laut seperti melambai-lambai hatinya - anak-anak tidak mahu kepapan hatinya menangis - anak tidak mahu ketinggalan perahu pukat menjadi musuhnya berikrar seorang ibu. jangan jadikan pusaka turunan sumpah seorang isteri.

42 PUSAT NO. 08/2014 MASTERA

Suara V Suara VI

Si ibu menyambung bakti (pada turunan yang belum mengerti Bila melihat air mata anak-anak yang piatu erti kehidupan hari ini bila melihat anak-anak berdiri di depan pintu yang berlari-lari dan menyanyi) bila melihat anak-anak merenung jaug ada tangan yang mengukur sekadar wujud kesedaran - ia membenci pada laut ada ucapan yang belum terucap - ia membenci pada ombak - esok mahu melihat anak-anak berjalan ke sekolah - ia membenci pada rebut - mahu melihat anak-anak ketawa bersama - ia membenci pada gelombang - mahu mendengar suara anak-anak yang berjaya (di sini ada maut dan air mata azam seorang ibu. suatu cerita dalam kehidupannya).

Brunei Darussalam, Julai 1992

kumpulan puisi SEPANJANG PERJALANAN ITU, 2012

MAIMON RAHMAN nama sebenarnya ialah Hajah Maimon binƟ Abdul Rahman. Dilahirkan di BanƟ ng, Selangor, Malaysia pada 5 Oktober 1940. Berpendidikan Me- layu dan agama. Mula menjejakkan kaki ke alam persekolahan dalam tahun 1946 di Sekolah Umum Permatang Pasir, Selangor. Dalam tahun 1952 berpindah ke Se- kolah Khas BanƟ ng, Selangor. Antara tahun 1955 hingga 1958 belajar di Sekolah Agama Khas Permatang Pasir, Selangor. Pernah bertugas sebagai Guru Agama di Sekolah Convent, Jalan Peel, Kuala Lumpur dalam tahun 1958 hingga 1969. Pada 1970 hingga 1979, telah bertugas di Sekolah Saint Margaret, Seria sebagai Guru Bahasa Melayu. Berumahtangga dengan Allahyarham Pengiran Haji Sabtu bin Pengiran Haji Mohd. Salleh atau dikenali dengan nama pena A.S. Isma pada tahun 1969 dan seterusnya mengikuƟ suami bermastauƟ n di Brunei. Mula menceburi dunia penulisan dalam tahun 1963. Bidang karya adalah sajak dan cerpen. Karya-karya beliau pernah tersiar dalam beberapa majalah dan surat khabar dalam dan luar negeri seperƟ Masti ka, Dewan Bahasa, Dewan Masyarakat, Dewan Sastera, Wanita, Keluarga, Bahana, Mekar, Utusan Zaman, Berita Minggu (edisi singapura dan Malaysia), Mingguan Malaysia dan Sabah ti mes, Sarina, Karya, Ra- dio Malaysia, dan Radio Brunei. Cerpen beliau yang berjudul “Bedah Bertudung Dakwah” dan “Hajah ti mah Dapat Menantu” pernah memenangi hadiah kedua (1981) dan keƟ ga (1982) dalam peraduan Menulis Cerpen Sambutan Israk dan Mikraj anjuran Jabatan Hal Ehwal Ugama, Brunei. Karya beliau juga telah diterbitkan dalam Bahana Rasa (antologi puisi kanak-kanak),Tali kikik Tali Teraju (antologi cerpen), Awan Puti h Berarak damai (antologi cerpen), Basikal Idaman (antologi cerpen kanak-kanak), Menanti Gugusan Rasa (antologi cerpen), Hari Ini dan Esok (antologi sajak), Azam dan Doa (antologi puisi kanak-kanak) dan Nafas Utara Borneo (an- tologi puisi) terbitan Dewan Bahasa dan Pustaka, Brunei. Beberapa sajak beliau juga termuat dalam an- tologi sajak bersama Gema Membelah Gema 3 dan Gema Membelah Gema 6 yang man kedua-duanya terbitan Dewan Bahasa dan Pustaka, Kuala Lumpur.

Lembaran Mastera 43 MASTERA

Bunyi

Cerpen SAIFFULIZAN YAHYA (Malaysia)

ebagai manusia yang fitrah- kami nanti-nanti tidak kedengaran nya mempunyai sifat ingin lagi. Kami yang telah diarahkan ti- Stahu, kami telah bersepakat dak berkata-kata, hanya menggu- untuk mengesan datangnya bunyi nakan mimik muka dan gerak tu- tersebut. Maka, siang itu kami si- buh untuk menandakan tidak ada buk menyiasat dan meninjau setiap apa-apa yang berlaku. bucu dan sudut di rumah ini untuk “Aku sudah mengantuk,” kata mengetahui punca bunyi itu. Sehin- datuk. gga senja mencair di belakang hala- “Mari kita masuk tidur,” sambut man rumah, kami masih tidak lagi Kami telah menghuni nenek. bertemu atau mengetahui benda Serentak habis sahaja ayat ne- rumah ini berpuluh-puluh yang mengeluarkan bunyi tersebut. nek itu kami telah mendengar bunyi tahun dahulu. Sebelum Malam itu, tepat pukul 12.00 yang kami tunggu-tunggu itu. Mata hari semalam, kami malam, sekali lagi kami mendengar kami seperti melihat sesuatu yang tidak pernah mendengar bunyi tersebut. Bagi kami, bunyi sungguh ganjil, walaupun kami ti- kali ini lebih jelas sedikit daripa- bunyi ini; “tik”. Suatu dak melihat benda yang mengelu- da semalam. Serentak itu, kami bunyi yang sungguh arkan bunyi tersebut. Kami terus yang baru sahaja masuk ke kamar aneh menusuk masuk ke memandang sesama sendiri dan ak- masing-masing telah berkumpul hirnya tepat pandangan kami meni- sepasang cuping telinga di ruang tamu rumah. Ayah telah kam kepada kolam mata ayah. Kami kami. Kami tidak tahu mengambil keputusan supaya kami menunggu arahannya. Ayah seperti membuka semua lampu di dalam adakah bunyi ini sesuatu orang yang terkejut daripada tidur rumah. Jangan ada satu pun yang yang menyenangkan atau terus menyuruh kami mengesan terkecuali. Setelah semua lampu tidak bagi kami yang arah datangnya bunyi itu. dibuka, kami diarahkan kembali “Tapi, di mana datang bunyi terdiri daripada datuk, berkumpul di ruang tamu dan men- itu?” Adik menyedarkan kami. nenek, ayah, emak, dengar arah datangnya bunyi itu. “Betul. Di mana datangnya abang, kakak, aku dan Setengah jam telah berlalu da- bunyi itu?” Kami bertanya serentak, adik. lam suasana yang sunyi. Bunyi yang

44 PUSAT NO. 08/2014 MASTERA lebih kepada diri sendiri. Sekali lagi bunyi itu datang dari utara rumah. Esok, kami sekali lagi berkumpul kami memandang pada wajah ayah, Kakak mendengar suara itu bu- di ruang tamu rumah. Ayah mahu lebih tepatnya ke kolam mata ayah kan sahaja dengan telinga tetapi, kami kembali bersatu agar masalah yang dilindungi kaca jernih. Ayah kakak dapat merasainya dengan bunyi aneh yang kami hadapi seka- yang tahu erti pandangan kami, rasa. “Rasa seorang perempuan se- rang dapat dihadapi bersama-sama. telah menyuruh kami mendengar lalunya benar,” kata kakak lagi den- Kali ini kami lihat ayah sedikit te- dahulu arah datangnya bunyi itu. gan tegas. gas. Barangkali peristiwa semalam Kami sekali lagi, dengan penuh per- Maka, terjadilah antara kami menyedarkan ayah bahawa dia se- hatian mendengar arah datangnya saling pengaruh-mempengaruhi bagai ketua keluarga sekali gus ke- bunyi tersebut. agar setiap kata-kata kami didengar tua rumah ini harus berbuat sesuatu Bunyi itu kedengaran ke selu- oleh kami yang tidak menentukan agar kami lebih menghormatinya. ruh ruang di dalam rumah kami. mana-mana arah. Ayah yang tidak Semua kami telah berkumpul. Hal ini menyebabkan kami meman- menyangka keadaan ini akan terja- Perkara tentang semalam telah kami dang sesama sendiri kembali. Sesi di kerana selama ini rumah kami ti- lupakan. Namun, keletihan kerana pandang-memandang ini menye- dak berlaku perkara sebegini, tidak tidak cukup tidur tetap terlihat pada babkan kami mulai resah, gelisah pun berkata apa-apa. Kami yang wajah kami. Ada antara kami yang dan berasa tidak selesa. Satu rasa berkecuali hanya mendengar setiap beberapa kali menguap dan ada an- yang tidak pernah kami rasai sela- ahli keluarga yang lain berkata-kata tara kami yang sesekali terlelap atau ma ini sehingga bunyi itu hadir da- sehingga kadang-kadang ada anta- sengaja memejamkan mata. lam rumah kami. ra kami yang terlupa tentang bunyi Kami tahu ayah memerhati fiil “Kita ke timur rumah,” kata tersebut buat seketika, kerana dite- kami itu, tetapi ayah hanya mem- datuk. lan oleh suara kami sendiri. Bunyi biarkan sahaja. Ayah seperti mem- itu berlalu pada malam itu sambil “Kita ke barat rumah,” kata berikan kami masa untuk kami kami terus mendengarnya berhenti nenek. bersedia sebelum ayah berkata se- sendiri menjelang fajar sidik. suatu tentang perkara yang harus “Kita ke selatan rumah,” kata abang. “Kita ke utara rumah,” kata kakak. Sekali lagi kami berada dalam dilema. Datuk mahu kami semua ke timur rumah. Datuk pasti bunyi itu datang dari sana. Tetapi, kemudian nenek menyangkal dengan berkata bunyi itu datang dari barat rumah sambil menyindir datuk tersilap dengar kerana datuk mengala- mi gangguan pendengaran. Tidak mungkin datuk boleh mendengar dengan tepat bunyi itu datang dari timur rumah? Tetapi, abang yang memang selalu bersemangat terus menyatakan bunyi itu datang dari selatan rumah. Abang pasti kerana pendengarannya masih muda. Te- tapi, kata-kata abang itu dinafikan pula oleh kakak yang mengatakan

Lembaran Mastera 45 MASTERA

kami lakukan untuk menyelesaikan narik pada kami ialah kata “masalah” bunyi itu? Mungkin daripada punca masalah tentang bunyi itu, yang yang digunakan oleh ayah sekarang. benda itu, kami dapat mengesan kini terasa mula mengganggu pros- Ini bermakna, bunyi itu telah bunyi tersebut. “Tapi, mengapa es kehidupan kami sekeluarga. menimbulkan satu beban atau ke- bunyi itu tidak berbunyi pada waktu Kami memang mula merasa susahan kepada kami yang meng- siang, tapi hanya berbunyi pada wak- bahawa kehadiran bunyi tersebut huni rumah ini. Maka itu, kami ha- tu malam?” Persoalan ini berbenih mulai menyebabkan proses perja- rus mengatasinya bersama-sama. dalam setiap hati kami, tetapi tidak lanan hari kami mula berubah. Jika Begitulah kami yang selalu mentaf- kami suarakan kepada sesiapa pun. hari-hari yang berlalu, waktu begi- sir segala ungkapan yang diucapkan Memang ada perkara yang kadang- ni, kami semua akan keluar untuk oleh ayah. Bagi kami setiap kata-ka- kadang tidak dapat kami suarakan bekerja. Bagi kami kerja itu dapat ta ayah bererti dan kami harus ber- kepada sesiapa pun. Memang ada membunuh kemalasan. Satu ung- tindak melalui kata-kata ayah itu. perkara yang kadang-kadang tidak kapan yang kami wariskan sewaktu Sejak bila kami menurutinya, kami dapat kami nyatakan secara terus kami mula-mula menghuni rumah tidak pasti, tetapi begitulah kami. terang kerana kami bimbang per- ini. Tetapi, sekarang kami terpaksa Setelah ayah berasakan kami kara yang kami nyatakan itu akan membatalkan segala urusan kerja telah bersedia, kami telah diajukan menjadi seperti wabak, yang akan kami disebabkan bunyi tersebut. dengan satu pernyataan daripada mengganggu keharmonian dan ke- murnian rumah kami nan sebuah “Kita harus menghadapi masalah ayah tentang benda yang mengelu- ini. Begitulah selalunya kami. bunyi aneh itu bersama-sama,” kata arkan bunyi tersebut. ayah sewaktu meminta kami ber- Setelah ayah berasakan kami Keheningan telah menyelimuti kumpul pagi ini. Ayah mengula-ngi telah bersedia, kami telah diajukan kami seketika untuk berfikir ten- kembali ayat tersebut dengan peru- dengan satu pernyataan daripada tang punca bunyi itu sebelum ka- bahan kata “harus” kepada “mesti”. ayah tentang benda yang mengelu- kak memulai dengan tekaannya. Walaupun, dua kata tersebut ada nu- arkan bunyi tersebut. Barangkali bunyi itu berpunca da- ansa, namun bagi kami dua kata ter- Kali ini ayah mahu kami mencari ripada titisan air pili yang tidak di- sebut tiada bezanya tetapi yang me- apakah benda yang menjadi punca tutup betul-betul.

46 PUSAT NO. 08/2014 MASTERA “Betul,” sambut ayah. “Oleh itu, tara kami yang berasa pelik apabila tersebut dan mendengar bunyinya malam ini kita semua harus memas- berlama-lama melihat cicak. Me- untuk memastikan ia hidup atau tikan semua pili air ditutup ketat- mang ada cicak yang menggerakkan tidak. Aku telah berdiri betul-betul ketat setelah digunakan,” sambung ekornya mungkin ingin mengawan di sebelah jam lama itu dan aku me- ayah. Setelah ayah berkata begitu, atau geram kepada lawannya, te- nelinga sesuatu dari sumber bunyi kami lihat kakak tersenyum sipu tapi tidaklah mengeluarkan bunyi jam tersebut. Tidak ada bunyi. Aku bagai sekuntum bulan penuh yang seperti yang kami dengar. memberikan satu isyarat kepada tidak di lindung awan. Maka, sekali lagi kami sepakat ahli keluargaku yang setia berdiri Malam itu kami pun memas- memutuskan bahawa bunyi yang di hadapan pintu kamar menanti tikan setiap kepala pili ditutup ke- kami cari itu tidak berpunca da- jawapan. tat-ketat sebelum kami masuk ke ripada ekor cicak. Sekali lagi kami Kami berkumpul kembali di kamar masing-masing. Setelah se- menunggu dan antara kami mene- ruang yang biasa kami berkumpul. bahagian lampu di rumah ini dima- ka lagi. Kami menunggu giliran siapakah tikan, sebelum kami terlelap, kami “Barangkali bunyi itu berasal pula antara kami yang akan mene- ingin pasti tidak ada lagi bunyi itu. daripada sebuah jam lama yang ka bunyi tersebut. Bunyi itu terus Namun begitu, tanggapan kami tersembunyi di rumah ini.” Datuk bergema di dalam rumah kami. tersasar apabila sebelum kami me- kembali mengingatkan kami ke- “Barangkali ia berpunca dari- narik gebar masing-masing, bunyi pada sebuah jam besar yang rosak pada sebutir bom yang telah lama yang menjadi masalah kami seka- dan telah kami simpan ia di sebuah tertanam di dalam perut bumi di rang sekali lagi berbunyi. Kali ini le- kamar, tempat menyimpan barang- bawah tapak rumah ini,” suaraku bih nyaring. Adakah ia sengaja ingin barang yang tidak dipakai. memecah jendela kebisuan kami. mengusik kami atau mempermain- Kami serentak setuju dan be- Kemudian, terdengar berderai ke- kan kami, penghuni rumah ini? rasa riang dengan tekaan datuk itu. tawa kami. Sekali lagi, malam ini kami Barangkali benar kata datuk, jam “Barangkali,” kata datuk itu berkumpul di ruang yang sama di itulah punca bunyi aneh tersebut. menghentikan derai tawa kami, se- rumah ini. Kami lihat wajah kakak Sewaktu jam itu hidup, bunyinya kali gus aku berasa satu perasaan dalam kesuraman cahaya lampu te- juga mirip seperti bunyi yang men- lega kerana disokong. “Barangkali lah bertukar bagai di lindung awan. gganggu kami sekarang ini. betul kata dia, di bawah tapak ru- Ayah pula meminta kami yang lain “Barangkali,” kata datuk lagi, mah ini tertanam sebutir bom dan agar meneka benda yang mengelu- “Jam itu telah hidup kembali.” Oleh sekarang ia mula berbunyi dan arkan bunyi tersebut. sebab itu, bunyi aneh ini akan ber- hanya menunggu saat untuk mele- “Barangkali bunyi itu berpunca bunyi setiap kali jam menunjuk ke dak.” Sehabis kata-kata datuk itu, daripada ekor cicak. Bukankah cicak angka 12.00 tengah malam. Lantas nafas kami seakan-akan terhenti. selalu menggerak-gerakkan ekor- kami telah menuju ke kamar terse- “Hal ini bermakna kita tidak nya.” Kali ini Abang pula yang me- but. Kunci telah tersedia di tangan ada harapan lagi untuk menghuni neka. Kami serentak mengangguk- ayah. Saat ayah menghalakan anak rumah ini selama-lamanya?” Ayah angguk. Barangkali. Lantas ayah kunci ke lubang kunci pintu kamar seperti badut menyoal kepada da- telah menyuruh kami mencari dan itu, kami berasakan satu debaran tuk. Kami tahu kenapa soalan itu memerhati cicak-cicak yang ada di yang lain. Satu rasa debaran yang hanya kepada datuk. Sebenarnya rumah kami ini. sesekali kami rasai, pada waktu- datuk juga lebih tahu tentang ru- Malam ini, sekali lagi kami se- waktu tertentu. mah ini kerana sebelum ayah, da- mua melupakan nikmat tidur apa- Pintu kamar telah dibuka dan tuk pernah memegang peranan se- bila setiap orang daripada kami tepat di hadapan kami terlihat se- bagai ketua rumah sekali gus ketua menjadi pemerhati cicak-cicak yang buah jam lama yang besar, tepat se- keluarga ini. Namun begitu, setelah sebenarnya tidaklah banyak sangat perti memandang kami. Ayah telah datuk sedikit uzur, terutama apabi- menghuni di rumah kami. Ada an- menyuruh aku menghampiri jam la terganggu, datuk telah meminta

Lembaran Mastera 47 MASTERA ayah mengambil peranannya. Kami menunggu pula reaksi da- bunyi yang masih lagi kedengaran. “Tidak, jika kita cepat ber- ripada datuk dan memang selalunya Otak kami seperti dipukau oleh tindak, kemungkinan kita dapat datuk akan menjawabnya dan kali bunyi tersebut sehingga mata kami mematikan bom tersebut.” Datuk ini datuk mengatakan bahawa itu tidak berasa mengantuk. memberikan harapan kepada kami Cuma cadangannya yang disambut “Apakah ia jika bukan daripada semua sambil tersenyum, seperti daripada tekaan aku, “Barangkali titis air?” betul di tapak rumah kita ada bom. biasa apabila ada antara kami yang “Apakah ia jika bukan daripada Barangkali juga tidak ada langsung bertanya kepadanya. ekor cicak?” tapi untuk membuktikannya kita “Tapi, kita harus menyiasat dulu “Apakah ia jika bukan daripada mesti mengoreknya.” Itulah datuk benar atau tidak di tapak rumah ini sebuah jam lama?” dan kami telah menegnali sikapnya. tertanam bom, jika ia hanya seper- Tetapi kami tetap menghormati dan “Apakah ia jika bukan daripada ti tekaan yang lain juga, yang salah, menyayanginya. sebutir bom?” kita akan membuat satu kerja yang Kami terus berfikir bersama- sia-sia.” Ayah seperti tahu dia sebagai ketua keluarga terus memutuskan sama. Hanya tiba-tiba adik menje- Kami tahu abang tentu sahaja bahawa kami tidak perlu mengo- rit sambil menunjuk sesuatu yang mempunyai alasan untuk menidak- rek tapak rumah ini kerana proses sedang menghidu-hidu di hadapan kan cadangan itu. Kmai tahu datuk mengoreknya dan mencari bom ter- kami sambil mengeluarkan bunyi; dan abang seperti tidak sebulu da- sebut akan mengambil masa yang “tik”. Kami pun bersama-sama lam keluarga kami di rumah ini. lama. Jika kami melakukannya juga, menyebut; Walaupun begitu, ini hanya tan- ia akan memperlihatkan kebodo- “Cencorot?” ggapan kami sahaja kerana abang han kami menyelesaikan masalah Ya, cencorot; sejenis tikus. Ke- selalu mengatakan bahawa dia ti- tentang bunyi aneh tersebut kepa- hadiran sesuatu yang asing dalam dak ada apa-apa masalah dengan da jiran-jiran kami yang lain. Ayah lingkungan kita membuatkan kita datuk. Hanya abang ingin menjadi mahu menjaga nama baik keluarga tidak tenteram. Sekecil mana pun ahli keluarga yang bertanggung- kami sekali gus juga dirinya sebagai ia, pencerobohan tidak boleh dibi- jawab dalam keluarga. Bukankah ketua rumah ini. arkan lama berada dalam lingkun- abang yang akan mewarisi rumah Malam pun terus larut dalam ge- gan kita. Kita harus bersatu meng- ini selepas ayah? Begitulah abang las dinihari dan kami pun terus me- halang pencerobohan! yang selalunya akan melontarkan nunggu lagi jika ada tekaan daripada kembali persoalan setiap kali dia ahli keluarga kami yang lain tentang memberikan kenyataan.

SAIFULLIZAN YAHYA, Saif dhi Yazan merupakan satu nama pena kepada salah seorang penulis puisi di Malaysia namun amat jarang ditemui di hujung-hujung karyanya. Pemilik nama pena ini lebih selesa menggunakan nama yang dianugerahkan sejak kelahirannya iaitu Saifullizan Yahaya dalam kebanyakan hasil nukilannya. Saifullizan Yahaya telah dilahirkan di Kampar, Perak pada 27 Oktober 1975. Pendidikan awal di Sekolah Kebangsaan Seri Bidor, Perak dan Sekolah Kebangsaan Bidor, Perak. Seterusnya di Sekolah Menengah Abdul Ghani, Bidor dan Sekolah Menengah Buyung Adil, Tapah, Perak. Dan dilanjutkan dengan pelajaran peringkat diploma di Akademi Seni Melaka (ASM) atau dikenali juga sebagai InsƟ tut Teknologi Seni Malaysia, Melaka (ITSM). Pada tahun 1998, beliau telah melanjutkan pelajaran peringkat Ijazah Sarjana Muda di UniversiƟ Putra Malaysia (UPM) dalam jurusan Bahasa dan LinguisƟ k Melayu. Beliau juga sering diundang menjadi pembimbing penulisan kreaƟ f di Majlis Kebajikan Kanak-kanak Malaysia (MKKM) di seluruh negara sejak tahun 2001 sehingga hari ini. Memperoleh Hadiah Sastera Kumpulan Utusan, 2001 menerusi puisi “Sejarah.” Selain itu, Hadiah Sastera Tunas Cipta, Dewan Bahasa dan Pustaka 2002/2004 dengan mempertaruh- kan puisi “Belajar Menulis Puisi.” Tahun 2006 pula, memenangi Hadiah Sastera Sempena Jubli Emas Dewan Bahasa dan Pustaka melalui puisi “Mahkota: Jawapan Kepada Sang Sapurba yang Bertanya,”

48 PUSAT NO. 08/2014 MASTERA

Baha Zain (Malaysia)

Dalam Persekitaran Kata-kata

“Dia mencipta manusia. Mengajarnya pandai berbicara.” Baharuddin bin Zainal, atau nama (Al-Quran, 55:3-4) penanya Baha Zain dilahirkan di Batu 15, Hutan Melintang, Perak pada 22 Engkau beri kami kata-kata, Mei 1939. Beliau mendapat pen- didikan awalnya di Sabak Bernam, dan akal untuk mengucapkannya. Selangor, Sekolah Anderson, Ipoh Kami pindahkan makna, dan seterusnya beliau memasuki dari tempat ke tempat, UniversiƟ Malaya pada tahun 1960 dan lulus Sarjana Muda Sastera pada dari zaman ke zaman. tahun 1963. Bertugas di Bahagian Penyelidikan, Dewan Bahasa dan Pus- Engkau jadikan kami bangsa taka sebagai Penolong Pegawai Penyelidik mulai 1963. Ber- berkulit sawo matang. tugas sebagai Ketua Cawangan Kajian di Bahagian Pengem- bangan Sastera Dewan Bahasa dan Pustaka. Menjadi Ketua Belayar di samudera jauh Pengarang pada majalah Dewan Sastera dan Dewan Budaya, menjelajah pulau-pulau, dan berlabuh anggota sidang pengarang jurnal Tenggara, dan pernah men- jadi Ketua Pengarang Dewan Bahasa. di pantai-pantai semenanjung. Pada tahun 1985, menerbitkan majalah berita mingguan Era di Subang Jaya, Selangor. Mulai tahun 1994. Kata-kata yang berselerakan: Menerima Anugerah S.E.A. Write daripada Kerajaan Thai- langit, bumi, laut, gunung, land pada tahun 1980. awan, hujan dan pohon, Memenangi Hadiah Sastera Perdana Malaysia Kategori Ece- adalah persekitaran. ran. Puisinya yang berjudul “Pernahkah Engkau Mentafsir Kedamaian” memenangi Hadiah Sastera Perdana Malaysia Seperti kami memetik buah-buahan, 2002/2003 manakala puisi “Apabila Menulis Puisi” memenan- kami sunting istilah iman, gi Hadiah Sastera Perdana Malaysia 2008/2009. Pada tahun daripada kitab-kitab silam 2012, dua buah puisi Baha Zain memenangi Hadiah Sastera Perdana Malaysia 2010/2011, iaitu “Permainan Mimpi” dan mentakrif tanda alam, Dalam Persekitaran Kata-kata” dan menjernihkan tafsiran. Menerima Anugerah Penyair Gapena (1988), Anugerah To- koh Pejuang Bahasa daripada Persatuan LinguisƟ k Malaysia (2004), Anugerah Budayawan Gapena (2008), dan Ijazah Ke- Kata-kata mengembangkan pengalaman, hormat Doktor Persuratan daripada USM (2010), dan Anuge- terbentang di semesta alam, rah Tokoh Persatuan Penulis Nasional Malaysia (2011). memaknakan kewujudan. Dikurniakan Darjah Kesateria Mangku Negara (KMN) daripa- da Yang di-Pertuan Agong (1982), Darjah Cura Simanja Kani (PCM) daripada DYMM Sultan Perak (1986), Darjah Paduka Dewan Sastera Februari 2010 Mahkota Perak (DPMP) daripada DYMM Sultan Perak (1998) dan yang terkini Anugerah Sastera Negara Ke-12 yang mem- bawa gelaran Sasterawan Negara.

Lembaran Mastera 49 MASTERA

Rosli K. Matari (Malaysia) Selamat Berpisah, Wahai Dalangku

Di hadapan kelir itulah, sekian lama Engkau menggalur taakul dan teladan Jika kurenung kembali Berterap tamsil, meresap ke dalam fikir Lentera tua ini, meski tidak bercahaya lagi Antara kias suluh dan bayang-bayang. Aku akan selalu terkenang padamu, Wahai dalangku. Tiada bayang, jikalau tiada cahaya Ada cahaya, ada pelita Entah berapa lama Dan wujud makrifat pelita Sebahagian hayatmu disuluh cahaya Kerana bersebalikkan Pencipta. Untuk kau jelmakan bari hikayat, Menjujuk segala peri watak ke muka kelir. Dan engkau sendiri, wahai dalangku Adalah deretan aksara takdir itu Kaupacak Beringin, Yang tersurat untuk memenuhi Ceruk dan alur cetera yang terpendam Lembar hidup, tebal atau nipis. Akan kembali menyusur jalan riwayat, Berliku, bersimpang, tetapi hujungnya lurus. Akhirnya jajar baris usiamu Sampai juga ke hujung nyawa, Kelir itu tabir teladan, Nafas bertemu noktah Mewayangkan gajak kisah dan qisas Bagai lesapnya bayang-bayang. Mengibaratkan qidam dan qadar, Hilang ghoyat, namun qadim itu kekal. Seperti bayang itu, Engkau pun tidak kekal di sini Rosli K. Matari, antara penyair Kerana dunia ini sirna, terpenƟ ng dari angkatan 80-an Tiada sesempurna alam hakiki. di Malaysia. Dilahirkan pada 5 April 1961 di Kubang Kerian, Kota Kau tinggalkan segala juzuk bari Bharu, Kelantan. Memenangi Ha- Tabuh tidak terdengar lagi, diah Sastera Malaysia pada tahun 1988/1989, hadiah utama dalam Tetapi segala teladan tersimpan itu Hadiah Sastera Utusan Melayu- Tetap jernih bagai embun dan cermin. Public Bank 1990, 1991, 1992, 1993, serta hadiah penghargaan 1995, Hadiah Saste- Selamat berpisah, ra Perdana Malaysia 1996/1997, hadiah penghargaan Wahai dalangku dalam Hadiah Sastera Kumpulan Utusan – ExxonMo- Tinggalkanlah aku di sini bil 2011, Hadiah Sastera Perdana Malaysia 2010/2011 dan Penghargaan Karyawan Kelantan 2013. Nun Bulan Menunggu memaknakan bayang-bayang. (2011) adalah satu-satunya kumpulan puisi persendi- rian beliau yang diterbitkan sehingga kini. 2 Oktober 2009

50 PUSAT NO. 08/2014 MASTERA

Di Sebalik Kebijaksanaan Tun Seri Lanang

Cerpen NORIAH TASLIM (Malaysia)

alam banyak hal, penga- dan tuntutan penciptaan dan per- tana merupakan pusat perkemban- rang nampak annal lebih sembahan yang spontan dan seren- gan literasi dan penulisan – saduran Dcanggih daripada seorang tak. Kebebasan tersebut memung- atau asli; dan tempat tersimpannya penglipurlara/pencerita lisan yang kinkan pengarang memanfaatkan buku dan bahan bacaan yang lain, membawa cerita yang mudah- kreativitinya dan melepaskan ima- yang semuanya menyediakan ke- mudah untuk halwa telinga pendu- ginasinya dengan lebih selesa. Ke- padanya model alternatif yang ber- duk desa. mungkinan inilah yang memberi- beza dan memperluas medan sum- Namun begitu, di sebalik kebi- kan pewarnaan dan struktur yang bernya. Dengan sumber yang lebih jaksanaannya ada faktor lain yang berbeza pada hasil karyanya diban- rencam – Arab/Parsi, India, Jawa, memungkinkan lahirnya karya dingakn dengan sastera lisan. Kita yang terakam dalam bentuk yang besar seperti Sejarah Melayu. Fak- seterusnya akan melihat implikasi kekal, membolehkan pengarang me- tor tersebut jarang-jarang diberi perubahan cara penyampaian ini neliti, memilih mengubahsuaikan pertimbangan tetapi amat pen- terhadap pengarang, kreativitinya dan mencantumkan kesemuanya ting untuk menjelaskan fenomena dan hasil sasteranya. dan mencapai satu kesatuan makna, pengkaryaan annal ialah tulisan – Tradisi tulisan pertamanya me- sehinggakan teks yang lahir daripa- teknologi yang bertanggungjawab nawar dan membuka pemikiran danya merupakan sebuah karya ber- membawa pelbagai perubahan di pada model alternatif – pengalaman tulis, melarikannya daripada acuan seluruh dunia. Di sini, kita hanya dan pengetahuan baharu, pandang stereotaip hasil lisan. berminat untuk melihat implikasi alam dan budaya luar yang berbeza Demikian kita lihat, dengan tulisan ke atas proses pengkaryaan yang datang bersama-sama buku, menyediakan kemungkinan alter- seorang pengarang seperti Tun Seri amnuskrip dan lain-lain (dalam ma- natif dari sudut media dan sumber, Lanag, pujangga istana Melaka/Jo- syarakat Melayu tradisional bahan tulisan membenarkan pengarang hor yang dititahkan mengarang Se- ini datang dari Timur Tengah, tem- meneroka dan bereksperimen den- jarah Melayu (Sulalat al-Salatin). pat asalnya tradisi tulisan jawi itu). gan sumber yang baharu, mengga- Pertama, tulisan membebaskan Seorang penulis istana hidup da- lakkan munculnya individualiti, pengarang daripada beban hafalan lam situasi yang tersebut di atas. Is- hatta pembaharuan dan akhirnya

Lembaran Mastera 51 MASTERA ketulenan yang sebenarnya. Teks berujukan, khusus dan realistik. obviating mechanism); keadaan ini Sejarah Melayu merupakan contoh Watak dan latar bersifat berujukan, meluangkan masa untuk penga- yang baik yang memperlihatkan jenis dan jumlah kapal diberi seca- rang mengawal dan menyusun na- proses pengarangnya membuat ra khusus dan rinci. Tentunya ma- ratifnya dengan lebih baik daripada pengetahuan “baharu” dan men- klumat ini tidak diperoleh melalui teman lisannya. ggandingkannya dengan sumber- “khabar-khabar” atau “imaginasi” Tulisan jugalah yang memung- nya yang lama atau tradisional. Da- pengarang, tetapi daripada sumber kinkan pengarang meneroka, me- lamnya yang lama dan yang baharu, atau catatan yang sah. renung tema yang lebih rumit dan yang tradisional dan yang bukan Tambahan lagi, usaha untuk kemudiannya menghidupkannya tradisional, saling bertalian dan meninjau dan meneroka realisti dalam sebuah plot yang juga rumit. bertimbal balik. semasa yang melibatkan penulis Sifat struktur yang kompleks ini Dengan berkembangnya akti- istana itu sendiri, mengurangkan muncul akibat adanya jarak yang viti penulisan di istana, terdapat kecenderungan untuk mencipta diluangkan oleh tulisan, antara pe- lebih banyak catatan harian ten- fantasi, atau gambaran yang ber- mikiran dengan pelahirannya. Da- tang aktiviti dan peristiwa seharian lebih-lebihan yang dapat meme- lam situasi ini tulisan memberikan termasuk tentang jurai keturunan songkan karya daripada kenyataan. ruang masa untuk pengarang ber- keluarga bangsawan. Setiap tahun Fenomena ini turut membantu henti, memadukan pemikirannya lebih banyak bahan ditambah un- menjelmakan gambaran yang lebih dan meneroka berbagai-bagai ke- tuk memasukkan peristiwa semasa faktual dan rasional. mungkinan untuk menstrukturkan dan tradisi ini secara berterusan, ta- Agaknya, salah satu sifat sastera karyanya dan menyusun konflik hun demi tahun. Apabila keperluan sejarah yang paling menonjol yang dan resolusinya dalam satu urutan muncul untuk mengembangkannya membezakannya daripada teman yang wajar. menjadi satu annal atau kronikal, ba- lisannya ialah kompleksiti bentuk Plot Sejarah Melayu contohnya, han inilah yang menjadi sumber uta- dan strukturnya. Biar kita mulai memperlihatkan kompleksiti seper- ma seorang pengarang istana. Sum- dengan melihat bentuk sastera seja- ti yang dimaksudkan. Plot tersebut ber ini juga yang menjadikan karya rah. Sering kali yang menggusarkan dibina oleh satu urutan konflik dan bertulis ini bersifat lebih faktual atau pembaca teks ini ialah kerencaman resolusi yang bertonggak objektif berujukan daripada hasillisan. bahannya yang menjangkau daripa- yang tersirat dalam waadat yang Pemerian sebuah episod yang da mitos kepada lagenda, daripada termaktub pada awal teks , yakni dipetik daripada Sejarah Melayu ini cerita rakyat kepada memorat dan kesejahteraan dan keseimbangan mungkin dapat mencontohi pan- anekdot, dan akhirnya merangkumi kewujudan melalui kompromi an- dangan di atas: bahan sejarah yang semuanya dis- tara raja dengan rakyat. Objektif edut daripada sumber yang pelba- ini berteraskan konsep kedaulatan Kata sahibul hikayat, maka ter- gai pula. dan kerahiman raja yang menan- sebutlah perkataan Alfonso de gguk kesetiaan rakyat yang tidak ‘Albuquerque. Setelah ia turun Sememangnya seorang penga- berbelah bahagi. daripada wazirnya maka Alfonso rang istana itu mempunyai sebegi- de Albuquerque naik menghadap tu banyak bahan yang dapat dice- Pengabaian daripada salah satu Raja Portugal minta wardi. Maka doknya daripada pelbagai sumber. pihak membabitkan pihak yang diberi Raja Portugal empat buah Tetapi, tanpa tulisan adalah agak lain dan memincangkan perhubun- kapal kerakah yang besar, lima mustahil baginya merancang dan gan kedua-duanya, hatta menem- buah ghali panjang, enam belas mengawal bahan tersebut dan pa bencana. Plot Sejarah Melayu buah fusta; menjadi empat puluh menyusunnya ke dalam satu ben- dengan demikian menyediakan tiga buah semuanya. tuk pseudo sejarah. Penyusunan berbagai-bagai kemungkinan ber- bahan tersebut merupakan satu dasarkan sama ada tindakan diam- Maka pergilah ia ke Melaka. tugas yang dicapai melalui tulisan. bil untuk mencapai objek ataupun Agak ketara bahawa petikan di Tulisan ialah mekanisme yang me- tidak, yang secara urutan logiknya atas ini lebih bersifat faktual atau lambatkan proses kreatif. (a time berakhir dengan resolusi yang po-

52 PUSAT NO. 08/2014 MASTERA sitif atau negatif, kesejahteraan si naratif dengan demikian tidak ra kota yang agung, gemilang dan atau kemerosotan. hanya merupakan kemenangan semarak, untuk petunjuk masa ha- Dalam penciptaan skematik yang mudah bagi satu kuasa untuk dapan, seperti yang tercatat pada yang menjadi teras sastera lisan, menguasai lawannya, tetapi meli- mukadimahnya: “Supaya diketahui biasanya hanya ada satu plot skema batkan satu jaringan kemungkinan anak cucu kita kemudian dan bero- dengan rentetan aksi yang berkem- yang bergantung pula kepada sikap leh faedah darinya”. Jelas yang ter- bang atas satu landasan plot dan negatif atau positif terhadap etika pancar bukanlah yang stereotaip menuju ke arah satu resolusi yang perjanjian. Plot masih berhujung atau tipikal, tetapi yang signifikan sudah diduga. Dalam skema ini, dengan konsep poetic justice, kera- dan khusus. konflik dan resolusi dimunculkan na hanya melaluinya moral dapat Tradisi tulisan juga membantu secara mudah, melalui dua tiga wa- disalurkan. Namun begitu, resolusi proses penggambaran watak yang tak yang berbeza yang mendukung dalam penglipur lara sering kali di- lebih pelbagai, lebih bersifat indi- nilai moral yang bertentangan, baik langsungkan melalui proses magis, vidu dan realistik. Dalam sejarah dan jahat. Organisasi plot begini manakala dalam naratif resolusi Melayu, kecuali pada bahagian awal hanya berpotensi untuk melahir- ditentukan oleh yang Maha Kuasa yang memerikan jurai keturunan kan konflik yang bersifat fizikal dan peristiwa dibentuk oleh manu- dan menegaskan kepada pembi- yang secara urutannya memerlu- sia bukan oleh tenaga sakti. naan imej (kebesaran, kesucian dan kan penyelesaian yang juga bersifat Tidak seperti pencipta lisan, lain-lain) keturunan raja Melaka, fizikal.Bentuk konflik yang begini pengarang istana tidak perlu ber- tidak ada watak yang menyerupai biasanya melahirkan single-stran- karya di hadapan khalayak. Keisti- watak lain. Watak tidak diacukan ded plot, yang berteraskan konsep mewaan ini ditokok dengan proses mengikut tipa tradisional atau di- poetic justice iaitu watak jahat di- penulisan itu sendiri yang lebih manipulasikan untuk memenu- hukum dan watak baik diberi gan- lambat daripada penyebutan lisan, hi peranan yang skematik. Setiap jaran. memunculkan kesedaran yang le- satunya mempunyai ciri tertentu Sejarah Melayu sesungguhnya bih mendalam kepada seorang pen- yang membezakannya daripada merumuskan plotnya berdasarkan garang akan peranannya dan moti- yang lain. konflik moral ini, tetapi konsep baik vasinya, yang akhirnya mempen- Sungguhpun pada masa-masa dan jahat mempunyai kepentingan garuhi orientasi dan isi karyanya. tertentu, watak bukannya terdiri yang lebih luas daripada yang ter- Maka dengan itu, pembinaan plot- daripada individu yang sebenar dapat dalam sastera penglipur lara. nya bukan sahaja lebih rumit dan (watak bukan sejarah), tetapi pe- Dalam Sejarah Melayu, konsep ini melibatkan perancangan dan pemi- meriannya dilakukan sebegitu rupa melibatkan etika budaya sosial dan kiran yang dalam, tetapi temanya sehingga watak tersebut dijelma- politik yang kompleks, yang terang- juga bersifat demikian. kan sebagai manusia yang sebenar, kum dalam waadat, yang menjadi Tema Sejarah Melayu contoh- yang mempunyai sifat kekuatan faktor utama kelangsungan hidup nya, berpaut pada masalah kema- dan kelemahan. Kebanyakan aksi Melaka, Dalam konteks ini, konsep nusiaan yang lebih realistik dan watak relevan secara sosial dan “jahat -baik” adalah lebih kompleks mendesak yang mencerminkan politik, dan wajar mengikut pen- daripada konotasi “hitam – putih” perhubungan manusia dengan galaman dunia nyata. Pemerian dalam karya penglipur lara. manusia, rakyat dengan raja, nega- yang khusus dan mimetik begini Akibatnya, konflik bukan seka- ra dengan negara yang rumit dan tidak mungkin berlangsung dalam dar pertentangan dua unsur yang mencabar. Hal ini bukan sekadar situasi lisan yang bergantung ada berbeza, malah merupakan percan- menggambarkan satu aspirasi ma- watak tipa. Pemerian skematik se- ggahan antara keluhuran dengan syarakat yang cetek, bertonggak demikian tidak dapat melahirkan keingkaran terhadap objektif waa- unsur moral yang jelas dan mud- individu. Sebagai contoh, satu peti- dat yang melibatkan dua kelas ah, malah melihat dasar ketahanan kan ringkas yang berikut memeri- masyarakat yang berkomplemen dan kelemahan, kebangunan dan kan satu watak dalam Sejarah Me- dan bercanggah sekali gus. Resolu- kejatuhan satu bangsa dan nega- layu (Shellabear:155):

Lembaran Mastera 53 MASTERA Adapun Bendahara Seri Maharaja, tiada ia mau mengubahkan seti- dengan set nilai yang umum. Walau banyak anaknya yang tua seka- anya juga, sekadar ditimang-ti- bagaimanapun, Bendahara diberi li laki-laki, Tun Hasan namanya; mangnya lembingnya... Maka oelh pilihan untuk memilih “yang mana terlalu baik parasnya dan perwi- Biajid akan isterinya diberinya ta- kesukaan Bendahara”. Dalam mem- ra lakunya; ialah jadi temenggong lak. Syahadan ia pun tiadalah mau buat pemilihan, kepentingan peri- akan ganti ayahnya. Akan adat te- mengadap dan bekerja lagi. menggong, mengatur orang makan badi diberi keutamaan. Bendahara (Sejarah Melayu, Shellabear: 143) di balairung. Adapun Tun Hasan memilih untuk bertindak mengikut Temenggong, apabila akan men- Dalam petikan di atas, Tun Bi- set nilainya yang tersendiri. gatur orang makan, maka ia me- ajid diperlihatkan memberikan Demikian diperlihatkan secara makai sederhana pakaian, berkain reaksi yang paling wajar bagi seo- bercontoh implikasi media penyam- mancung, bersebai, berdesta ber- rang manusia yang terjebak dalam halamana, bertajuk, berkancing. paian terhadap pengarang dan hasil situasi yang sedemikian. Dia diberi Maka ia berjalan dinaga-naga karyanya. Yang dapat digambarkan pilihan untuk bertindak, tetapi me- mengatur orang makan, menun- ialah aspek yang asas,tanpa dapat juk-nunjuk dengan kipas, lakunya milih untuk setia, dalam pada itu dia menelusuri hal yang lebih mewakili. seperti pendekar menari. Dan Tun enggan berkhidmat kepada raja lagi. Hasan Temenggonglah yang perta- Keputusannya adalah radikal berda- Tulisan juga sebenarnya mem- ma melabuhkan baju Melayu dan sarkan nilai peribadinya yang ber- punyai implikasi yang lebih luas membesarkan pangkal tangan dan tentangan dengan nilai tradisinya. kepada pemikiran pengarang yang memanjangkan tangan baju. Akan amat mempengaruhi kreativitinya, dahulu baju Melayu kecil juga. Satu lagi contoh untuk mengu- yang mungkin tidak dapat diper- kuhkan kewujudan nilai peribadi turunkan di sini. Malah, diakui juga yang tersendiri ini dapat dilihat Petikan di atas mungkin dapat sifat tertentu sastera sejarah juga dalam episod berikut (Sejarah Me- menjelaskan dengan sendirinya adalah disebabkan oleh faktor lain. layu, Shellabear: 189): yang dimaksudkan dengan gamba- Contohnya, kedekatan pengarang ran watak yang terprinci, khusus Maka kata Raja di Baroh’ “ Akan dengan objek penceritaannya dan anakanda ini terlalui sekali baik dan realistik. pengetahuannya yang langsung ten- parasnya, pada hati beta tiada pa- Dalam Sejarah Melayu, watak tut ia bersuami orang keluaran... tang pengalaman istana, juga ber- juga diperlihatkan sebagai indivi- janganlah anakanda diberi bersu- peranan memunculkan pemerian du yang mempunyai nilai peribadi ami dahulu, kerana sekarang raja yang lebih bersifat realistik, khusus yang tersendiri dan bertindak men- perempuan Pahang telah mangkat, dan faktual, berbanding dengan gikut set nilai tersebut. Watak ter- yang istiadat raja Melayu, apabila seorang penutur lisan yang mence- tiada raja perempuan, anakanda sebut juga merupakan watak yang ritakan alam yang sama, tetapi dari Bendahara Seri Maharaja akan diberi pilihan moral dam meletak- jarak yang amat jauh. Namun be- jadi raja perempuan.” Maka sahut gitu, sebenarnya tanpa tulisan, se- kan kepentingan kepada diri dalam Bendahara Seri Maharaja, “Tuan- melakukan pilihan tersebut. Tanpa ku, patik orang jahat, patut sama mua pengalaman ini mungkin men- adanya satu skala nilai peribadi ini, jahat”. Baiklah, yang mana kesu- jadi sia-sia. Pengarang tidak ada tanpa adanya satu peribadi yang kaan Bendahara kerjakanlah....” cara untuk merakamkan segalanya menilai diri dari dalam ini, tidak Setelah itu, maka Bendahara Seri dalam ingatannya dan kemudian- mungkin munculnya individu, teta- Maharaja pun memulai pekerjaan nya menceritakan kembali dengan pi tipa. Petikan ini diambil sebagai akan mengahwinkan anaknya. secara amat terperinci. Malah, seo- contoh: rang penutur lisan, sekiranya diberi Sekali lagi kita terlihat seorang pendedahan yang serupa, mungkin Maka Tun Biajid pun tahu akan manusia dihadapkan kepada pili- masih terpaksa menggunakan ske- Sultan Mahmud bermain dengan han, manusia yang terjebak dalam isterinya. Jikalau hendak dibu- manya untuk merakamkan segala percanggahan nilai peribadi dan nuhnya pada masa itupun dapat, peristiwa tersebut. nilai tradisi (adat). Tindakan Bend- kerana adanya beberapa orang yang mengiringkan baginda; ke- ahara dilihat sebagai “tidak patut” rana daripada ia hamba Melayu kerana tindakan itu bercanggah

54 PUSAT NO. 08/2014 MASTERA

Bromocorah

Cerpen MOCHTAR LUBIS (Indonesia)

ia bangun pagi-pagi benar ketika dia lewat Mereka semua Subuh telah tiba. Udara mulai keluar diam-diam dari ka- kenal padanya Dia melangkah ce- agak terang, Setelah dia yakin tak Dmar tidur, meninggalkan pat menyeberang sungai kecil di ada orang lain di tempat itu, dia istrinya yang masih tidur tanpa pinggir jalan, memanjat pematang berdiri mengambil sikap silatnya, membangunkannya. Dia telah ter- sawah di pinggir sungai, dan meniti menghadap ke arah tempat mata- latih untuk bergerak diam-diam dengan cekatan di atas pematang hari terbit, dan perlahan-lahan di- tanpa bunyi. Ini adalah sebuah ke- sawah yang sempit, Sawah berla- gerakkannya tangannya, kakinya, mahiran yang harus dimilikinya pis-lapis meninggi di punggung bu- badannya, dalam gerakan silat yang dalam pekerjaannya Dia membuka kit, Kabut pagi masih rendah di pu- tenang tetapi lancar, dan perlahan- pintu kamar perlahan-lahan, juga neak-puneak bukit, dan angin pagi lahan kecepatan gerakan tangan tanpa bunyi, mengambil celana dan bertiup dengan lembut Dia menghi- dan kakinya serta badannya diting- baju hitamnya, serta ikat pinggang rup udara dalam-dalam, menahan gikannya, hingga pada satu saat da- besarnya, yang teronggok di atas napasnya beberapa lama dan ke- lam remang dini hari itu, yang ter- bangku dekat pintu, mengenakan mudian menghembuskan udara ke lihat hanya gerakan-gerakan sosok sandal kulitnya, dan menutup pintu luar dari paru-parunya, hingga pa- hitam yang amat cepat. Orang yang kembali. Ketika melangkah ke bela- ru-parunya terasa kosong. Sambil tiba-tiba datang dan melihat bayan- kang, dia memandang ke balai-balai melakukan demikian dia terus juga gan hitam yang bergerak berputar, di kamar tengah, dan melihat anak melangkah dengan kuat dan teratur melompat ke atas, merendahkan lelakinya berumur delapan tahun menyesuaikan langkahnya dengan badan hingga ke tanah itu tentu masih tidur, berselimut sampai ke keluar masuknya napas. Dia mera- amat terkejut, dan tidak akan men- kepala di dalam sarung. sa darahnya mengalir panas, jan- genal bahwa sosok hitam yang ber- Dia membuka pintu belakang, tungnya memukul kuat, dan otot- gerak-gerak amat eepat itu seorang dan mencuci mukanya dengan air ototnya mulai kendur dan panas; manusia. dalam tempayan besar di depan kekakuan badan setelah tidur satu Setelah merasa keringatnya dapur. Cepat dia berpakaian, dan malam mulai hilang dari badannya. mulai mengalir, dia memperlambat kemudiml melangkah cepat ke luar Ketika dia tiba di sebuah tegalan gerakannya, dan kemudian dia ber- desa Hari masih amat pagi, waktu yang rata dengan purieak bukit dia henti, menghadap matahari yang subuh pun belum tiba Desa masih berhenti di tengah dan melihat ber- mulai kelihatan di balik bukit-bukit tidur. Tak seekor anjing menyalak keliling. yang jauh yang ditumbuhi hutan

Lembaran Mastera 55 MASTERA jati. Dia mengucapkan doa, mohon melompat terbang ke udara, pindah dua tahun, Sungguh satu keban- perlindungan, keselamatan dan ke- jauh ke pohon yang lain. ggaan bagi keluarga dan desa me- kuatan dari yang Mahakuasa. Sete- Pada saat yang sama sudut mata reka. ltu lima tahun yang lalu. Dan lah itu dia berdiri santai. Dalam hati kirinya melihat sebuah bayangan kini dia menggantikan ayahnya, dia merasa senang, betapa setelah bergerak, menghilang di balik se- jadi orang yang disegani dan di- berlatih demikian itu napasnya te- buah pohon, kira-kira tiga meter ke takuti bukan saja di kampungnya, tap seperti biasa. Dia sarna sekali sebelah kirinya. Dia tersenyum. Dia tetapi di beberapa kampung di dae- tidak merasa terengah-engah. Kini merasa senang lawannya merasa rahnya. Ayahnya selalu mengajar- seluruh badannya, seluruh otot- perlu berhati-hati menghadapinya. nya agar diamelindungi kampung ototnya telah bangun, dan siap. Perlahan-lahan dia menjatuhkan mereka. Jangan mengambil sesuatu Demikian pula seluruh pancaind- badannya ke tanah, menyatukan dari rakyat kampung sendiri dan ranya. Matanya, telinganya, selu- diri dengan bayang-bayang gelap kampung-kampung yang berde- ruh permukaan kulitnya, semuanya yang dilontarkan pohon- pohon katan, karena kampung mereka bangun dan waspada. jati di tanah, dan mendekati pohon dan kampung-kampung berdeka- Keyakinan pada kekuatan di- yang di belakangnya bersembunyi tan adalah tempat mereka hidup, rinya, pada kemahiran ilmu silat- sosok tubuh yang dilihatnya tadi. dan tempat mereka berlindung. Ambillah dari kampung-kampung nya memenuhi dirinya. Kemudian Dia masih tinggal satu setengah yang lebih jauh. dengan tiba-tiba dia berpaling meter lagi dari pohon, ketika tiba- dan melangkah cepat mendaki ke tiba sebuah gerak cepat berwarna Dia seorang juru silat yang ber- puncak bukit, Dia mendaki sebuah hitam muncul dari balik pohon, pengalaman. Begitu dia melihat bukit lagi, masuk ke dalam hutan cepat dan keras menuju dirinya, gerak hitam muneul dari balik po- jati, dan hampir sejam kemudian diiringi sebuah teriakan yang tidak hon menujunya, dengan eepat dia dia tiba di tengah hutan jati, dan terlalu keras, tetapi bunyi yang ta- menggeliat badannya, mengelak- mulai melangkah hati-hati menjaga jam dan mengejutkan. Bagi orang kan serangan, dan angin kaki yang agar kakinya tangan menginiak ran- yang tidak berpengalaman dengan hendak menghantam kepalanya te- ting mati dan kering, atau daun jati perkelahian silat, bunyi itu eukup rasa lewat di depan keningnya. kering yang bertebaran di tanah. untuk membekukan dirinya bebe- Dengan cepat dia melakukan Di sinilah tempat mereka bertemu rapa saat, sebelum dia dapat ber- serangan kembali, mengayunkan sebagai yang dijanjikan. Dengan ta- gerak kembali. Dan dalam perkela- kakinya, mengait kaki lawannya jam matanya memandang berkeli- hian silat, beku bergerak beberapa yang baru tiba di tanah, hendak ling, Tidak ada sesuatu yang ganjil saat sudah dapat menjadi penyebab menjatuhkan lawannya. Tetapi terlihat olehnya. kekalahan, bahkan kematian. lawannya eepat mengangkat ka- Di tempat terbuka yang keeil di Tetapi dia seorang juru silat kinya, menghindarkan serangan tengah hutan jati udara agak lebih yang berpengalaman. Umurnya te- yang berbahaya itu, dan lawannya terang sedikit daripada di antara lah tiga puluh lima tahun dan dia mundur selangkah ke arah tempat pohon-pohon jati. Dia berlindung di bejalar silat sejak berumur sepu- terbuka, dan dia melompat ber- balik sebuah pohon jati, membung- luh tahun. Gurunya yang pertama diri, dan menendangkan kakinya kukkan badannya ke tanah, dan tan- adalah ayahnya sendiri, seorang ke arah dada lawannya, yang me- gannya meraih sebuah ranting kayu bromocorah yang ditakuti. Dan nangkisnya dengan tangannya, dan yang kering, Dengan pergelangan kemudian dia telah berkeliling ke mundur selangkah lagi, dan dia tangannya dilontarkannya ranting seluruh Pulau Jawa menuntut ilmu meneruskan serangannya dengan mengenai sebuah pohon. Bunyi silat dengan guru-guru silat di ber- pukulan tangan kiri dan kanannya ranting berdetak mengenai pohon bagai daerah. Ayahnya meninggal bertubi-tubi, menekan dan men- terasa keras dalam sepi hutan jati. dalam perkelahian satu lawan lima. desak lawannya sampai ke tengah Bunyi itu segera disusul oleh bunyi Tiga lawannya tewas dan yang dua tempat terbuka, dan tiba-tiba dia lain dari atas pohon. Seekor burung lagi luka-luka parah. Waktu itu berhenti menyerang, dan berucap. merak terkejut dari tidurnya, dan umur ayahnya telah enam puluh “Aku senang kau datang Dik

56 PUSAT NO. 08/2014 MASTERA Kau berani. Apakah kau hendak te- dan lawannya berkata, “Cukup Mas, berkumpul dalam dirinya mengalir ruskan tantanganmu ini?” kata-kata tidak menyelesaikan per- ke kedua kakinya, sampai ke ujung “Langkah sudah dilangkahkan kara antara kita.” kaki, ke kedua tangannya sampai ke Mas, aku tak akan mundur.” Dan mereka berhantam lagi be- ujung jari-jarinya, dan ke seluruh relung tubuhnya. Dia merasa kuat, “Baiklah, tetapi aku hendak berapa jurus. Ternyata lawannya tuat, kuat, dan tiba-tiba seluruh ke- bicara dahulu sedikit” cukup tangguh, kuat dan cepat. Be- berapa kali dia terdesak, akan teta- kuatan diledakkannya, dia melom- “Silakah Mas.” pi pengalamannya melepaskannya pat menyerang, kakinya, kiri dan “Dik, kau orang baru masuk ke dari desakan. kanan, tangannya, kiri dan kanan, daerah kami. Jika hendak meneari kepalan tinjunya semua bergerak Sesekali dia melakukan penye- nafkah janganlah ke desa kami, dan dengan cepat. Semuanya terasa rangan, bertubi- tubi, tendangan, desa-desa lain di sini. Masih banyak mudah dan ringan olehnya, dia pukulan tangan kanan dan kiri, daerah lain tempat meneari naf- tak merasa gerakan yang demiki- tendangan waktu membalikkan kah. Pergilah baik-baik, Kita semua an cepat dan keras meletihkannya. badan, semuanya dilakukan untuk sama-sama meneari hidup dengan Gerakan-gerakan itu seakan terjadi mengukur keampuhan lawannya. cara kita. Tetapi aku harus membe- sendiri, mudah, ringan dan lancar Dia senang melihat napasnya tidak la daerah ini, jika orang lain menco- baginya. Lawannya tak kurang tan- terengah-engah. Dia senang merasa ba masuk Aku undang kau kemari gguhnya. Serangan tendangan dan peluh mengalir membasahi badan- untuk menyampaikan ini.” pukulan-pukulan pertama yang nya. Setelah lima belas menit ke- Lawannya, yang kelihatan lebih datang dengan cepat dielakkannya dua pihak saling mencoba mencari muda dari dia berkata, “Saya men- dengan baik, serangan datang ber- tempat masuk melalui pertahanan gerti Mas, tapi aku tidak bisa mun- tambah cepat, terus juga ditahan masing- masing, dia merasa kondisi dur.” dan dielakkannya serangan yang badannya, kesigapannya, kecepa- datang bertambah cepat, bertam- “Sayang, Adik masih muda, Ka- tannya, dan kemampuannya telah bah cepat, dan bertambah cepat, lau aku ajak bu ikut dengan aku?” berkembang mencapai puncaknya. satu pukulan masuk, yang lain die- “Tidak Mas, aku tak hendak di- Tiba-tiba dia menghentikan se- lakkannya, pukulan masuk lagi, ma- perintah siapa pun juga.” rangannya, dan berhenti, berdiri te- suk lagi, masuk lawannya terhoyong “Sayang,” katanya lagi, “kare- nang, bersikap siap sedia, matanya sedikit, segera memperbaiki sikap na orang seperti, kita seharusnya betaut ke mata lawannya. dan pertahanannya, tetapi pertaha- tidak saling bermusuhan dan ber- Lawannya merasakan sesuatu nan lawan, telah dapat digoyahkan- bunuhan. Kita punya nasib yang berubah. Perkelahian mereka sea- nya, dan dia terus menyerang, lebih sarna. Kita bukankah orang- orang kan telah mencapai taraf baru, cepat, lebih cepat, dan sebuah ten- terbuang, sejak tanah-tanah nenek yang menentukan. Lawannya jadi dangan masuk lawannya terdorong moyang kita dirampas dari tangan berhati-hati, bergerak perlahan, ke belakang, berdiri goyah, dan se- mereka, dan kita harus turun- te- siap membela diri atau menyerang, buah lagi tendangan dilepaskannya, murun hidup dari keberanian dan melangkah perlahan mengelilin- dan lawannya jatuh ke tanah dan keahlian kita berkelahi? Hanya itu ginya, dan dia ikut memutar badan- dia melompat mendekati kepala modal kita. Kau sudah beristri Dik?” nya mengikuti gerak dan langkah lawannya, sebelah kakinya terang- tanyanya. lawannya. kat akibat melepaskan tendangan “Belum.” Dia merasa tenang dan tentram ke kepala lawannya, tetapi sesuatu “Oh, karena itu engkau tidak dalam dirinya, nafasnya mengalir menahannya, dan dia menurunkan mau berpikir lebih panjang sedikit dengan teratur, dan tiap dia me- kakinya ke tanah. Masihkah kau hendak meneruskan narik napas, dia merasa kekuatan Lawannya mencoba mengang- ini?” dalam dirinya bertambah besar, kat badannya, tetapi jatuh kembali. Tiba-tiba lawannya melompat dan dia memerintahkan dengan Kemudian dia membuka matanya menyerang, dia mengelak cepat, kemauannya agar kekuatan yang dan memandang pada lawannya

Lembaran Mastera 57 MASTERA

yang telah mengalahkannya. melepaskan tendangan mautnya ke pada waktu yang bersamaan dia merasa pula tak berdaya mengu- “Mengapa Mas tidak sudahi?” kepala lawannya, tiba-tiba saja di bah hidupnya. Dia ingat, ketika dia pintanya. matanya terbayang anaknya yang masih tidur berselimut kain sarung mengembara menuntut ilmu silat, “Kau masih muda Dik, pergilah.” sampai ke kepala Sejak anaknya jadi di berbagai tempat bertemu dengan Dia membalikkan badannya, dan besar, dan telah mulai bersekolah, bermacam orang, dan dalam berba- melangkah ke dalam hutan jati, me- dia merasa tak ingin anaknya men- gai percakapan ada yang menggata- nuruni bukit, dan melintasi sawah, ggantikannya, dan mengikuti cara kan, bahwa nasib orang kecil, orang jauh dari orang-orang kampung hidupnya. Hidup yang bertumpu yang tak memiliki tanah, tani yang yang sudah mulai bekerja. pada kejagoan berkelahi, kejagoan menggarap tanah milik orang lain, Dia tahu, akibat apa yang telah membunuh, merampok, mencuri, mereka yang menganggur di desa- dilakukannya. Kemungkinan be- hidup dengan perbuatan yang satu desa, nasib mereka hanya dapat sar lawannya akan mendendam- hariharus dibayar dengan nyawa diperbaiki jika susunan masyara- nya seumur hidup dan akan selalu atau hukuman penjara. Benang me- kat diubah, dan tanah dibagi-bagi mencoba membalas dendamnya rah kehidupan mereka turun-temu- pula pada mereka yang tidak punya itu, mencoba membunuhnya Yang run harus diputuskan dengan di- tanah. Banyak tanah rakyat dahu- paling baik yang seharusnya di- riku, katanya pada dirinya sendiri. lu, kata mereka, dirampas oleh lakukannya adalah membunuh Dia gemetar takut membayangkan orang Belanda, dijadikan tanah-ta- lawannya Bukannya dia tak pemah seandainya anaknya yang dewa- nah perkebunan besar. Akibatnya membunuh orang. Sejak ayahnya sa, seorang muda, yang tergeletak rakyat banyak yang tidak memiliki meninggal dia telah membunuh dalam tempat terbuka di hutan tanah lagi. tiga orang. Ayahnya sendiri dika- jati, menunggu tendangan maut Mendengar kata-kata demikian, barkan sedikitnya telah membunuh ke kepalanya, seperti yang terjadi hatinya merasa penuh harap, akan dua belas orang selama hidupnya. tadi dengan lawannya. Dia terin- tetapi harapannya tidak kunjung Tetapi tadi ketika dia hendak gat pada istrinya, ibu anaknya Dan berubah, dan kini dia merasa hara-

58 PUSAT NO. 08/2014 MASTERA pan itu hanya akan tinggal harapan Ketika dia tiba di rumahnya, Setelah tiga bulan dia tidak saja. anaknya telah pergi sekolah, dan juga mendapat berita, dan lurah Tiba di jalan ke kampungnya, istrinya telah menyediakan sara- tidak dapat memberikan penje- dia berpapasan dengan orang kam- pan pagi untuknya. Istrinya tidak lasan padanya, sedang beberapa. pung, yang menyapanya, dan dia bertanya ke mana dia pagi- pagi kepala keluarga di kampungnya membalas menyapa mereka kemba- buta telah meninggalkan rumah, dan beberapa kampung berdeka- li. Tetapi selalu dia merasa, bahwa Istrinya tidak pernah bertanya ke tan telah berangkat, dia mencari meskipun dia warga kampung me- mana dia pergi, dan apa yang di- sendiri keterangan. Seorang pe- reka, namun, dia berada di luar ma- lakukannya. Istrinya tak pernah gawai kantor kecamatan yang di- syarakat kampung. Dia juga merasa menanyakan dari mana dia men- kenalnya akhirnya menunjukkan bimbang apakah dia akan mengajar dapat uang, yang sewaktu-waktu padanya bahwa dia ditolak seba- anaknya ilmu silat, Anaknya telah diberikannya pada istrinya. Se- gai transmigran dengan alasan, berumur delapan tabun, dan sebe- sekali banyak, sering sedikit, dan karena dia dikenal sebagai seo- narnya telah dapat mulai belajar terkadang cukup lama dia tidak rang ... bromocorah! ilmu silat, Tetapi jika dia mengajar memberi uang. Istrinya telah biasa Dia tidak terkejut Dia telah anaknya ilmu silat, pastilah anak- untuk menjaga agar belanja da- menduga demikian. Sebagai te- nya akan mengikuti jejaknya, seper- pur mereka diulur selama mung- lah dibayangkannya sendiri, bagi ti dia mengikuti jejak ayahnya, dan kin. Dia sendiri tiap kesempatan orang seperti dia, tidak ada jalan seperti ayahnya mengikuti jejak ne- ada bekerja, membantu panen di keluar. Hanya kalau masyarakat- neknya, dan neneknya mengikuti sawah, menumbuk beras, ah, tak nya bisa berubah, baru hidupnya jejak ayahnya, dan demikian sete- banyak kerja tersedia dalam desa. bisa berubah. rusnya. Sebaliknya seandainya dia Sorenya, ketika mereka ma- Dia kembali ke rumahnya, tidak menurunkan ilmu silatnya kan, dia berkata pada istrinya, Setelah anaknya pulang sekolah, pada anaknya, akan jadi apa nanti “Aku sudah pikir-pikir, hidup kita petang hari diajaknya anaknya ke anaknya? Mereka tidak punya ta- begini tidak bisa terus, Kita tidak tegalan sepi dekat puncak bukit nah, kecuali sepotong kecil tanah punya apa-apa,” jauh di luar desa. tempat rumah mereka berdiri. Istrinya diam, tidak berkata “Ayo, tole!” Anaknya akan jadi penganggur apa-apa. Dan dia mulai mengajar anak- di desa? Anaknya akan jadi tani Sebulan kemudian dia pergi nya ilmu silatnya! penggarap tanah milik orang lain, ke kantor lurah, dan mencatatkan hidup penuh kemelaratan tanpa dirinya, istri dan anaknya untuk harapan sepanjang umurnya? calon transmigran ke luar Jawa.

Mochtar Lubis lahir di Padang, Sumatera Barat, 7 Maret 1922 – meninggal di Jakarta, 2 Juli 2004 pada umur 82 tahun) adalah seorang jurnalis dan pengarang ternama asal Indonesia. Sejak zaman pendudukan Jepang ia telah dalam lapangan penerangan. Ia turut mendirikan Kantor Berita Antara, kemudian mendirikan dan memimpin harian Indonesia Raya yang telah dilarang terbit. Ia mendiri- kan majalah sastra Horizon bersama-sama kawan-kawannya. Pada waktu pemerintahan rezim Soe- karno, ia dijebloskan ke dalam penjara hampir sembilan tahun lamanya dan baru dibebaskan pada tahun 1966. Pemikirannya selama di penjara, ia tuangkan dalam buku Catatan Subversif (1980). Novelnya, Jalan Tak Ada Ujung (1952 diterjemahkan ke bahasa Inggris oleh A.H. John menjadi A Road With No End, London, 1968), mendapat Hadiah Sastra BMKN 1952; cerpennya Musim Gugur meng- gondol hadiah majalah Kisah tahun 1953; kumpulan cerpennya Perempuan (1956) mendapatkan Hadiah Sastra Nasional BMKN 1955-1956; novelnya, Harimau-Harimau (1975), meraih hadiah Yayasan Buku Utama Departeman P & K; dan no- velnya Maut dan Cinta (1977) meraih Hadiah Sastra Yayasan Jaya Raya tahun 1979. Selain itu, Mochtar juga menerima Anugerah Sastra Chairil Anwar (1992).

Lembaran Mastera 59 MASTERA

Puisi Evi Idawati (Indonesia)

Monumen Kematian

Siapa terkubur, siapa mengubur Diundakan pintu aku menadahkan kepalaku Memandang gelap langit malam Dan renteng doa tak henti menyapa Dari bibir waktu “Kau dengar suara pilu dari detak angin yang menyentuhmu?” Tanyaku pada pada basah bumi Dengan serpihan hati Aku berdiri diatas tangis dan teriakan Jerit dan ratapan membayang Untuk apa dibangun monument kematian ini Jika bukan untuk mengingatkan kebesaran tunggal Pemilik segala kehidupanTapi kerendahan hati menjadi langka Senyum terasa mahal dan menyiksa Bagi nyawa yang masih meraba dan menduga Lenyaplah malam saat kata-kata menjadi biang Dan monument kematian Hanya batu yang menanda Siapa terkubur, siapa mengubur

* Ulee Lheu, November 2007.

Evi IdawaƟ lahir di Demak, 9 Desember 1973, sempat kuliah di Jurusan Teater InsƟ tute Seni Indonesia Yogyakarta, Jurusan Pendidikan dan Sastra Indonesia Universitas Ahmad Dahlan. Ia kenal sebagai aktris sinetron dan teater. Balada Dangdut, Dongeng Dangdut, Ketulusan Karti ka, Wanita Kedua, dan beberapa FTV adalah sinetron yang pernah melibatkan dirinya. Dia juga sering berperan dalam teater. Dia juga penulis cerpen dan puisi. Salah satu cerpennya pernah menjadi pemenang pertama peksiminas. Cerpennya termuat dalam antologi bersama:Kopiyah dan Kunfayakun (2003), Cerita Penganti n (2004), Bacalah Cinta (2005), Dokumen Jibril (2005), dan lain-lain. Puisi termuat dalam antologi bersama: Lirik-lirik Kemenangan (1993), Antologi Penyair Jateng (1993), Keti ka Layar Turun (1994), Embun Tajali (2000), Filantropi (2001), dan lain-lain.

60 PUSAT NO. 08/2014 MASTERA

Puisi Emha Ainun Nadjib (Indonesia) Ketika Engkau Bersembahyang

Ketika engkau bersembahyang Oleh takbirmu pintu langit terkuakkan Maka sembahyang adalah kehidupan ini sendiri Partikel udara dan ruang hampa bergetar Pergi sejauh-jauhnya agar sampai kembali Bersama-sama mengucapkan allahu akbar Badan diperas jiwa dipompa tak terkira-kira Kalau diri pecah terbelah, sujud menguntungkannya Bacaan al-fatihah dan surah Membuat kegelapan terbuka matanya Sembahyang di atas sajadah cahaya Setiap doa dan pernyataan pasrah Melangkah perlahan-lahan ke rumah rahasia Membentangkan jembatan cahaya Rumah yang tak ada ruang tak ada waktunya Yang tak bisa dikisahkan kepada siapa pun saja Tegak tubuh alif-mu mengakar ke pusat bumi Ruku’lam badanmu memandangi asal-usul diri Oleh-olehmu dari sembahyang adalah sinar wajah Kemudian mim sujudmu menangis Pancaran yang tak terumuskan oleh ilmu fisika Di dalam cinta Allah hati gerimis Hatimu sabar mulia, kaki seteguh batu karang Dadamu mencakrawala, seluas ‘arasy Sujud adalah satu-satunya hakikat hidup Sembilan puluh Sembilan Karena perjalanan hanya untuk tua dan redup Ilmu dan peradaban takkan sampai Kepada asal usul setiap jiwa kembali 1987

Emha Ainun Nadjib akrab dipanggil Cak Nun adalah seorang seniman, budayawan, intelektual muslim, dan juga penulis asal Jombang, Jawa Ɵ mur. Lahir di Djombang, Jawa Timur, 27 Mei 1953. Tahun 1970-1975 Ɵ nggal di Jogyakarta dan belajar sastra kepada Umbu Landu Paranggi. Pernah mengikuƟ lokakarya teater di Filipina (1980), InternaƟ onal WriƟ ng Program di Univer- sitas Iowa, Amerika Serikat (1984), FesƟ val Penyair Internasional di RoƩ erdam, Belanda (1984) dan FesƟ val Horizonte III di Berlin Barat, Jerman (1985). Dalam kesehariannya, Emha sering melakukan akƟ vitas yang merangkum dan memadukan di- namika kesenian, agama, pendidikan poliƟ k, sinergi ekonomi guna menumbuhkan potensiali- tas rakyat. Di samping akƟ vitas ruƟ n bulanan dengan komunitas Masyarakat Padhang mBulan, ia juga berkeliling ke berbagai wilayah nusantara. Bersama Grup Musik Kiai Kanjeng, Cak Nun rata-rata 10-15 kali per bulan berkeliling ke berbagai wilayah nusantara, dengan acara massal yang umumnya dilakukan di area luar gedung. Di samping itu, secara ruƟ n (bulanan) bersama komunitas Masyarakat Padang Bulan, akƟ f mengadakan pertemuan sosial melakukan berbagai dekonstruksi pema- haman atas nilai-nilai, pola-pola komunikasi, metoda perhubungan kultural, pendidikan cara berpikir, serta pengu- payaan solusi-solusi masalah masyarakat.

Lembaran Mastera 61 CUBITAN

Sastra di Tengah Dialektika Multikultur

AHMADUN YOSI HERFANDA

Tiap bangsa yang terbentuk dari berbagai etnis, seperti bangsa Indonesia, pada awalnya memiliki karakter yang bhineka, heterogen, atau multikul- tur. Para arsitek bangsa – untuk mencapai persatuan dan kesatuan menuju terbentuknya satu negara kesatuan yang merdeka dan berdaulat penuh — kemudian mencari kesamaan semangat, kesamaan identitas, dan kesa- maan simbolik. Kelompok yang sangat cerdas merumuskan tali pemersatu itu adalah para tokoh pemuda yang melahirkan Sumpah Pemuda.1 Bangsa yang ter- diri atas banyak etnis dengan beragam adat dan budaya, pengguna bahasa yang berbeda-beda, serta tersebar ke dalam banyak pulau, disatukan da- lam sumpah yang sangat sakti: bertumpah darah satu, berbangsa satu, dan berbahasa satu, Indonesia.2 Menjelang proklamasi kemerdekaan, para arsitek dan pendiri bangsa Tjuga berhasil merumuskan dasar Negara, Pancasila, yang sekaligus me- rupakan ideologi atau pandangan hidup (way of life) dan landasan gerak bangsa Indonesia. Di dalam Pancasila terkandung nilai-nilai yang tetap re- levan untuk menjadi sumber nilai, pandangan hidup, dan landasan gerak bangsa saat ini, yakni transendensi (Ketuhanan Yang Maha Esa), humanisa- si (Kemanusiaan yang adil dan beradab), toleransi (Persatuan Indonesia), liberasi (Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam per- musyawaratan perwakilan), serta keadilan dan kesejahteraan (Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia).

62 PUSAT NO. 08/2014 cubitan

Sayangnya, pemasyarakatan dan pembudayaan Pancasila gagal, menghadapi banyak resistensi, ka- rena upaya pembudayaannya mela- lui P4 (pedoman penghayatan dan pengamalan Pancasila) ditunggangi oleh kepentingan kekuasaan den- gan ’tafsir tunggal’ yang rumit dan doktriner. Akhirnya, Pancasila ma- kin tidak populer, dan cenderung dilupakan masyarakat. Apalagi se- telah BP7 (Badan Pelaksana Pema- syarakatan P4) dibubarkan, tradisi penataran P4 ditiadakan, dan era orde baru berlalu setelah terjadi re- formasi politik. Dengan ditinggalkan atau di- lupakannya Pancasila sebenarnya bangsa kita mengalami kekosongan nilai dan pandangan hidup yang mempersatukan bangsa. Wajar, kalau gejala disintegrasi muncul yang sesungguhnya merupakan in- lahan dunia, maka banyak etnis dan di mana-mana, dan konflik politik tisari dari nilai-nilai agama dan ni- bangsa yang berada dalam penga- gampang pecah serta banyak diwar- lai-nilai luhur budaya bangsa, perlu ruhnya memiliki nilai-nilai yang nai kekerasan hanya gara-gara ka- kembali direaktualisasikan, dima- relatif sama. Ketika budaya dan aga- lah Pilkada. Tanggapan atau reaksi syarakatkan, dan dibudayakan. De- ma Islam memiliki pengaruh besar masyarakat terhadap kondisi atau ngan nilai-nilai Pancasila-lah se- di berbagai belahan dunia, maka nilai-nilai baru pun centang-pere- mes-tinya karakter budaya bangsa banyak etnis, dan bangsa, di dunia nang dan potensial menimbulkan Indonesia terbentuk – bukan den- yang memiliki nilai-nilai yang rela- konflik, karena tidak didasari oleh gan nilai-nilai kapitalisme, libera- tif sama. Begitu juga ketika dunia nilai dan pandangan hidup yang lisme ataupun neo-liberalisme, dan memasuki abad kolonialisme, dan sama, tapi lebih berdasar pada ni- apalagi marxisme atau komunisme sekarang pada era global, maka ni- lai dan keyakinan yang bersifat yang atheis. lai-nilai dominan yang menumpang eksklusif dan saling berbeda satu globalisasi akan memiliki pengaruh sama lain. Konflik dan kekerasan Pembentukan karakter besar pada negara-negara di dunia. di seputar proses pengesahan UU Tiap bangsa memiliki karak- Masyarakat, etnis, dan bangsa, Pornografi dapat diduga akibat pe- ter yang pada dasarnya berbeda tentu tidak takluk begitu saja keti- mahaman yang parsial, berdasar antara bangsa yang satu dengan ka menghadapi nilai-nilai baru yang nilai-nilai yang eksklusif, dan saling bangsa lainnya, karena perbeda- datang dari luar. Selalu ada proses berbeda tersebut. Begitu juga mar- an nilai-nilai dan lingkungan yang dialektika yang rumit dan kompleks, aknya terorisme di tanah air, siapa- menumbuhkannya. Karakter antar tawar-menawar nilai, sampai pada pun dalang di baliknya, berakar bangsa akan menjadi relatif sama tahap penerimaan penuh (akomo- pada eksklusifitas pemahaman ni- jika ada nilai-nilai dominan yang dasi), pengawinan (inkulturasi), lai-nilai agama dan lemahnya ken- berpengaruh secara global. Ketika sampai penolakan (resistensi). Hal dali nilai-nilai yang mempersatu- budaya dan agama Hindu memiliki ini terjadi, karena masyarakat, etnis kan, yakni Pancasila. kekuatan pengaruh di berbagai be- atau bangsa tertentu, telah memiliki Karena itu, nilai-nilai Pancasila, nilai-nilai yang diyakini kebenaran-

PUSAT NO. 08/2014 63 cubitan nya. Masyarakat yang bodoh dan na dan paling layak menjadi ”wakil Menurut Andreas Eppink, ke- konsumtif akan cenderung meneri- Tuhan” (khalifaullah) di bumi. budayaan mengandung keselu- ma begitu saja nilai-nilai baru yang Paralel dengan itu pula pendi- ruhan pengertian, nilai, norma, datang dari luar beserta ekspresi dikan Nasional terus diupayakan, ilmu pengetahuan, keseluruhan budayanya. Masyarakat yang cerdas dengan tujuan untuk membentuk struktur-struktur sosial dan religi, dan kritis akan menimbang mana manusia Indonesia yang beriman tradisi dan etos kerja, serta segala yang lebih baik: menerima, meno- dan bertakwa kepada Tuhan Yang pernyataan intelektual dan artistik lak, atau mengawinkannya dengan Maha Esa, berakhlak mulia, unggul, yang menjadi ciri khas suatu ma- nilai-nilai lama. Sedangkan masya- sehat, berilmu, cakap, kreatif, man- syarakat.3 rakat yang tertutup akan cende- diri, berdaya saing tinggi, dan men- Secara lebih rinci, Koentjara- rung menolak dan memilih hidup jadi warga negara yang demokratis ningrat membedakan wujud ke- terasing dari kemajuan, seperti suku serta bertanggung jawab. budayaan dalam tiga macam. Per- Badui di pedalaman Banten, suku Kebudayaan, termasuk tradisi tama, wujud kebudayaan sebagai Sasak di Sumbawa, dan suku Bajau kesastraan, sebenarnya adalah ba- suatu kompleks gagasan, nilai, nor- di Selat Malaka. gian dari daya upaya manusia un- ma, peraturan, dan etika. Kedua, Karakter masyarakat atau bang- tuk meningkatkan harkat dan mar- wujud kebudayaan sebagai sikap, sa terbentuk karena pengaruh ni- tabat manusia itu. Karena, secara aktivitas serta perilaku berpola, lai-nilai yang dominan dan beredar sederhana, kebudayaan dapat dide- dari manusia dalam masyarakat. dalam masyarakat. Nilai-nilai itu finisikan sebagai segala daya upaya Dan, ketiga, wujud kebudayaan se- terbentuk karena adanya kesepaka- manusia untuk makin memanu- bagai benda-benda hasil karya ma- tan parameter yang lahir dari usaha siakan dirinya, atau meningkatkan nusia.4 Ketiganya terdapat dalam manusia untuk terus memuliakan kualitas kemanusiaannya -- bukan unsur kebudayaan yang universal, harkat dan martabatnya sebagai sebaliknya, meningkatkan sifat ke- yaitu bahasa, sistem pengetahuan, mahluk Tuhan yang paling sempur- binatangannya. organisasi sosial, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencaharian, serta sistem religi dan kesenian, termasuk kesastraan. Karena kehidupam masyarakat bersifat dinamis sesuai dengan pe- rubahan zaman, maka sesunguhnya kebudayaan tidak hanya menye- diakan nilai-nilai ataupun sistem nilai lama yang menjadi landasan gerak masyarakat, tapi juga terus memproduk nilai-nilai baru sesuai dengan keadaan zaman yang juga terus berubah atau bergerak maju. Nilai-nilai baru tersebut dapat me- rupakan penyempurnaan nilai-nilai lama, penambahan nilai baru tanpa menggeser nilai lama, dan bisa pula bersifat menggantikan nilai lama yang dianggap sudah usang. Dengan sendirinya, nilai-nilai lama yang dianggap tidak sesuai dengan kebutuhan zaman akan ter- buang bersama tradisi budaya yang

64 PUSAT NO. 08/2014 cubitan membungkusnya. Tradisi pingitan etik dan undang-undang (baru), bahwa karya sastra dapat menjadi dan kawin paksa yang membung- serta penemuan struktur estetika sumber inspirasi dan pendorong kus nilai ’kepatuhan buta’ seperti baru dalam karya sastra. Dan, da- kekuatan moral bagi proses peru- yang tergambar dalam novel Siti lam upaya meraih kesempurnaan bahan sosial-budaya dari keadaan Nurbaya, misalnya, sudah ditin- itu, baik dalam mempertahankan yang terpuruk dan ‘terjajah’ ke kea- ggalkan, karena para gadis sudah nilai-nilai lama maupun menanam- daan yang mandiri dan merdeka, berada dalam era kemerdekaan da- kan nilai-nilai baru, diperlukan apa dari keadaan yang tidak ber-Panca- lam menentukan pilihan. Etos yang yang disebut reaktualisasi (untuk sila ke keadaan yang Pancasilais. mendasari budaya kerja, misalnya, nilai-nilai lama) dan pemasyaraka- Kalangan pragmatik -- yang bukan lagi alon-alon waton kelakon, tan (untuk nilai-nilai baru), serta cenderung memandang karya sas- tapi cepat, cermat, dan selamat. Pa- pembudayaan (untuk keduanya). tra dari sisi manfaat non-literer- rameter untuk menilai karyawan Lebih dari keterlibatan sastra nya – berkeyanikan bahwa karya yang baik, misalnya, bukan lagi ke- dalam proses pembudayaan ma- sastra yang bagus memang tidak patuhan, tapi profesionalitas. syarakat itu, secara lebih spesifik, hanya memancarkan pesona este- Jadi, di dalam masyarakat ada kesastraan hendaknya juga dapat tik (keindahan) tapi juga mampu yang tetap dan ada yang berubah. memiliki peran yang lebih besar da- memberikan pencerahan batin dan Ada unsur kebudayaan yang relatif lam memasyarakatkan dan membu- intelektual kepada pembacanya. tetap misalnya sistem nilai dan ada dayakan nilai-nilai Pancasila yang Dalam bahasa pers, ia mampu mem- yang berubah dan berkembang ce- sangat potensial untuk meningkat- bangun semacam opini publik. Jika pat seperti kesenian dan teknologi. kan karakter positif dan kualitas bangunan opini publik itu menguat Ada parameter atau nilai yang ber- kemanusiaan masyarakat, serta dan meluas, maka dari situlah pro- sifat tetap, dan ada yang berubah mengokohkan persatuan bangsa. ses perubahan sosial-budaya dapat sesuai perkembangan zaman. Ada Sebab, di dalam Pancasila secara digerakkan. sumber nilai yang bersifat abadi lengkap terkandung intisari nilai- Jika paradigma tersebut diru- misalnya agama, ada yang tetap se- nilai yang sangat dibutuhkan oleh jukkan kepada pemikiran Abrams perti ideologi negara, dan ada pula bangsa Indonesia, untuk bersatu, (1981) tentang orientasi pencip- yang berubah dalam era tertentu maju, adil dan sejahtera bersama, taan sastra, maka tujuan keber- misalnya undang-undang. Ada ni- yakni transendensi, humanisasi, to- manfaatan sastra itu sesuai dengan lai-nilai lama yang dipertahankan leransi, liberasi, serta keadilan dan orientasi kedua. Berdasarkan tujuan atau direaktualisasikan dan disem- kesejahteraan. penciptaannya, Abrams mengelom- purnakan, ada pula nilai-nilai atau pokkan karya sastra ke dalam em- parameter baru yang ditambahkan Peran sastra pat orientasi. Pertama, karya sastra dalam kehidupan masyarakat kare- Sastra dianggap penting untuk sebagai tiruan alam atau penggam- na dibutuhkan dan belum terdapat dapat ikut mereaktualisasikan, me- baran alam. Kedua, karya sastra se- pada nilai-nilai lama. masyarakatkan dan membudaya- bagai media untuk mencapai tujuan Karena itu, sebagai upaya untuk kan nilai-nilai Pancasila, karena tertentu pada pembacanya. Ketiga, menyempurnakan kemanusiaan sastra sudah lama diakui memiliki karya sastra sebagai pancaran pe- manusia, kebudayaan —termasuk potensi besar untuk membawa ma- rasaan, pikiran, ataupun pengala- kesastraan— tidak hanya bersikap syarakat ke arah perubahan sosial man sastrawannya. Dan, keempat, mempertahankan nilai-nilai lama dan budaya. Sastra bahkan sudah karya sastra sebagai sesuatu yang yang masih diperlukan dan rele- lama diakui dapat menjadi sum- otonom, mandiri, lepas dari alam van dengan keadaan zaman, tapi ber spirit kebangkitan suatu bang- sekelilingnya, pembaca maupun juga memproduk dan menyepakati sa, spirit cinta pada tanah air, dan pengarangnya. nilai-nilai atau sumber nilai baru sumber semangat patriotik untuk Sebenarnya, apapun orientasi yang diperlukan masyarakat guna melawan segala bentuk penjajahan. penciptaan karya sastra, karena me- meraih kesempurnaan atau kebai- Ini adalah ‘keyakinan estetik’ yang rupakan sekumpulan sistem tanda kan bersama. Misalnya adalah kode bersifat pragmatik tentang sastra, yang menyimpan makna, maka ia

PUSAT NO. 08/2014 65 cubitan akan memiliki kemampuan tersem- rahan sekaligus sumber inspirasi bahan masyarakat ke arah yang le- bunyi (subversif) untuk mempen- bagi proses perubahan sosial-bu- bih baik. Karena itu pula, di tengah garuhi perasaan dan pikiran pem- daya. Tokoh-tokoh seperti Kuntowi- kondisi masyarakat yang multikul- bacanya. Banyak orang meyakini joyo, Abdul Hadi WM, dan Emha tur, karya sastra tidak memperta- bahwa karya-karya besar, seperti Ainun Najib, meyakini karya sastra jam perbedaan untuk menyulut Max Havelar (Multatuli), Uncle Tom tidak sekadar mampu merefleksi- perpecahan, tapi justru mendorong Cabin (Beecher Stower), dan sa- kan realitas masyarakatnya, tapi rasa saling pemahaman dan saling jak-sajak Rabindranat Tagore telah juga dapat menjadi salah satu agen menghormati guna menguatkan menginspirasi perubahan sosial di perubahan. Karya sastra, sebagai tali persatuan, sesuai dengan filo- lingkungan masyarakat pembacanya refleksi dari masyarakatnya, tidak sofi bhineka tunggal ika – berbeda- masing-masing. Max Havelar men- sekadar menjadi cermin zamannya, beda tapi satu. ginspirasi gerakan politik etis di tapi juga dapat ikut mendorong, se- Sebagai agen perubahan, peran Hindia Belanda, sajak-sajak Tagore tidaknya menjadi sumber inspirasi sastra juga sering berevolusi sesu- mendorong gerakan pembebasan bagi munculnya suatu proses peru- ai dengan kondisi masyarakat. Apa bangsa India dari penjajahan Ingg- yang sedang dibutuhkan masya- ris, dan Uncle Tom Cabin mengins- rakat, sastra sering memberikan pirasi gerakan anti-perbudakan di jawabannya. Namun, dalam hal ini Amerika Serikat. yang terpenting adalah bagaimana Dapat disebut juga sajak-sajak ‘komitmen estetik’ dan orientasi cinta tanah air Mohammad Yamin penciptaan sastrawan atau krea- dan Ki Hajar Dewantara yang ikut tornya. Jika orientasi penciptaan- memupuk rasa kebangsaan anak- nya adalah ‘seni untuk seni’ (lart anak muda generasi 1920-an dan pour lart), maka akan sulit diharap- 1930-an dan menjadi salah satu kan peran maksimal sastra, karena sumber inrspirasi lahirnya Sumpah yang terpenting adalah kepuasan Pemuda. Sementara, sajak-sajak sang pengarang sendiri. Untuk patriotik Chairil Anwar, seperti Di- menegaskan peran sastra sebagai ponegoro, Kerawang-Bekasi, Kepada agen perubahan, maka diperlukan Bung Karno, ikut menyemangati ge- orientasi penciptaan yang bersifat nerasi 1940-an untuk merebut ke- Sastra dianggap penting pragmatik, yakni orientasi pada ke- merdekaan dari penjajah Belanda. untuk dapat ikut bermanfaatan sastra sebagai media Di dalam khasanah sastra Is- mereaktualisasikan, pencerahan dan pencerdasan ma- lam, sajak-sajak Mohammad Iqbal memasyarakatkan dan syarakat. juga disebut-sebut ikut mendorong membudayakan nilai- Dalam hal ini, masih relavan proses rekonstruksi pemikiran Is- nilai Pancasila, karena untuk menyimak prinsip bersast- lam. Sedangkan sajak-sajak Jalalud- sastra sudah lama ra Sutan Takdir Alisyahbana, sang din Rumi, Ibnu Arabi, dan Hamzah diakui memiliki potensi tokoh renaisans Indonesia. Dalam Fansuri, ikut mendorong proses besar untuk membawa bersastra (menulis novel) STA me- rekonseptualisasi tasawuf. Bahkan, masyarakat ke arah miliki prinsip, bahwa seni (sastra) menjadi sumber rujukan penting perubahan sosial dan bukan sekadar untuk seni, tapi un- para peneliti tasawuf, mengingat budaya. Sastra bahkan tuk kebermanfaatan intelektual dan fungsi puisi sebagai sarana penga- sudah lama diakui pencerdasan masyarakat. Karena jaran dan ekspresi penghayatan su- itu, sastra (novel), menurut STA ti- fistik para tokohnya. dapat menjadi sumber daklah bisa bermewah-mewah den- spirit kebangkitan suatu gan keindahan untuk mencapai ke- Ada semacam keyakinan bahwa bangsa, spirit cinta pada karya sastra merupakan sumber ni- puasan seseorang dalam mencipta, lai yang memiliki kekuatan pence- tanah air, ... tetapi harus dilibatkan secara aktif

66 PUSAT NO. 08/2014 cubitan dalam seluruh pembangunan bang- dasar kebudayaan bangsa, tapi juga Peran ini pula yang secara lebih kri- sa. Sastra, harus membuat orang melalui sebuah polemik yang san- tis dan tajam diambil oleh Rendra (pembaca) lebih optimis dan meng- gat terkenal – Polemik Kebudayaan dengan sajak-sajak kritik sosialnya hadapi hidup dengan semangat – yang hingga kini masih menjadi dalam Potret Pembangunan Dalam juang yang tinggi untuk mengatasi rujukan bagi banyak pemikir bu- Sajak. Namun, jika rasa nasionalis- berbagai masalah dan situasi kritis. daya dalam meninjau ulang dan me dapat diterjemahkan sebagai Dan, ini dibuktikannya melalui no- mencari arah terbaik kebudayaan rasa cinta dan kepedulian pada na- vel Layar Terkambang serta Kalah bangsa ke depan. sib bangsa, maka karya-karya Tau- dan Menang. Komitmen yang ku- Pada medio awal dasawarsa fiq dan Rendra dalam dimasukkan rang lebih sama juga dipraktekkan 1940-an, Chairil Anwar menangkap ke dalamnya. oleh Rendra, Kuntowijoyo, Taufiq semangat kemerdekaan yang meng- Pada sastrawan generasi 1970- Ismail, Abdul Hadi WM, dan Emha kristal sejak masa kebangkitan an (baca: yang produktif menulis Ainun Nadjib – sekadar menyebut pergerakan nasional itu ke dalam pada tahun 1970-an), semangat ke- beberapa nama. sajak-sajak heroik dan penuh etos bangsaan – sekaligus semangat un- pemberontakan. Dengan seman- tuk membangun kebudayaan bang- Persoalan kebangsaan gat ‘binatang jalang’ ia melahirkan sa --berevolusi menjadi ‘semangat Persoalan kebudayaan – tem- sajak-sajak yang tidak hanya mem- untuk kembali ke nilai-nilai budaya pat kesastraan tumbuh -- adalah bawa pemberontakan estetik, tapi Timur’. Pengaruh nilai-nilai budaya juga persoalan kebangsaan, karena juga memompa semangat pember- Barat, yang dalam sastra tampak kebudayaan, sebagai sebuah sis- ontakan terhadap penjajah Belanda pada aspek tematik maupun es- tem nilai, memerlukan wadah ke- untuk mencapai kemerdekaan. Ini tetik, menyadarkan mereka akan bangsaan yang utuh dan bersatu, sangat terasa, misalnya, pada sajak- pentingnya menggali kekayaan ni- lengkap dengan tanah air dan ne- sajak Diponegoro, Kerawang-Be- lai-nilai budaya Timur. Bukan hanya garanya, untuk dikembangkan bagi kasi, dan Persetujuan dengan Bung sebagai penyeimbang, tapi juga se- pemberdayaan masyarakat. Pada Karno. Evolusi kebangsaan dalam bagai perlawanan budaya (counter masa Mohammad Yamin, masalah karya-karya Chairil Anwar adalah culture). Sebab, dominasi nilai-nilai kebangsaan yang dihadapi adalah evolusi yang sudah sampai pada ta- (Barat) sama saja dengan ‘penjaja- bagaimana menyadarkan dan ke- hap pembebasan. Kesadaran akan han budaya’ – wajah imperialisme mudian membangkitkan rasa ke- rasa kebangsaan telah mengkristal baru yang boleh jadi lebih berba- bangsaan masyarakat. Maka yang begitu keras, hingga tinggal me- haya dan sulit dilawan daripada lahir adalah sajak-sajak cinta tanah nunggu saatnya untuk diledakkan. penjajahan konvensional berupa air yang romantik, karena ketika itu Bentuk ledakannya adalah prokla- pendudukan suatu wilayah. memiliki tanah air yang merdeka masi kemerdekaan, yang dibacakan Semangat untuk menggali nilai- masih sebatas ‘impian’. Sajak men- oleh Sukarno-Hatta pada 17 Agus- nilai budaya Timur sangat kuat pada jadi salah satu media bagi kalangan tus 1945, dan yang siap dibela oleh era 1970-an, dengan tokoh-tokoh pergerakan nasional untuk mem- rakyat yang telah mengalami pence- seperti Sutardji Calzoum Bachri, bangkitkan kesadaran akan pen- rahan, sampai titik darah terakhir. Abdul Hadi WM, Danarto, Kuntowi- tingnya memiliki satu tanah air dan Pasca-kemerdekaan sastra se- joyo, Linus Suryadi AG, Darmanto satu bangsa yang merdeka. perti kehilangan momentum un- Jatman, Umar Kayam, Ibrahim Sat- Di tataran filsafat dan kebu- tuk berbicara tentang patriotisme, tah, dan Wisran Hadi. Sutardji dan dayaan, Sutan Takdir Ali Syahbana nasionalisme dan pemupukan rasa Ibrahim menggali dan mereaktua- dan Ki Hajar Dewantara kemudian kebangsaan. Dari sinilah kemudian lisasikan estetika mantra – salah mengentalkan rasa kebangsaan itu Taufiq Ismail menerjemahkan pe- satu induk puitika Melayu. Abdul melalui proses kristalisasi konsep rannya pada pembangunan bang- Hadi meraktualisasi estetika sufis- budaya bangsa. Tidak hanya mela- sa melalui sajak-sajak kesaksian tik. Danarto menggali nilai-nilai Is- lui sajak-sajak dan novel-novelnya sejarah di seputar pergeseran ke- lam kejawen. Darmanto, Linus dan Takdir mencoba meletakkan dasar- kuasaan Orde Lama ke Orde Baru. Kayam menggali tradisi Jawa. Wis-

PUSAT NO. 08/2014 67 cubitan ran menggali akar budaya Melayu. Sayangnya, Akmal lantas menyu- urai pada tujuan pendidikan nasio- Sedangkan Kuntowijoyo mengem- sulkan novel Meraih Bintang, yang nal, idealnya memang ada semacam bangkan sastra profetik bernuansa mengangkat biografi seorang tokoh “gerakan sastra penyadaran” yang Jawa. Semangat kebangsaan be- politik yang bakal maju sebagai ca- secara kolektif dan konsisten revolusi menjadi semangat untuk lon presiden, yakni Aburizal Bak- menghadirkan karya-karya sastra mempertahankan nilai-nilai Timur rie. Pada titik ini, tak terhindarkan yang diplot ke arah itu. Tapi, ini ten- dari dominasi nilai-nilai Barat. Sas- munculnya kesan bahwa Akmal tu tidak akan mudah dan pasti akan tra mencoba menegaskan kembali “melacurkan diri”. menimbulkan kontroversi, karena perannya sebagai agen perubahan Tidak dapat dilupakan pula pasti akan banyak yang merasa di- budaya. novel-novel bestseller, seperti Ayat- dekte kebebasan kreatifnya. Maka, ayat Cinta karya Habiburrahman kita serahkan saja pilihan orien- Sastra kontemporer el-Shirazy dan tetralogi Laskar tasi penciptaan, ideologi estetik, orientasi nilai, pada masing-masing Kesastraan Indonesia kontem- Pelangi karya Andrea Hirata, yang sastrawan. Masyarakat pembaca porer sempat marak dengan apa disebut-sebut sebagai novel yang yang makin kritis dan cerdas, akan yang disebut fiksi seksual. Pada sangat inspiratif. Karya-karya yang memilih, penting tidak karya itu di- mainstream lain menguat pula fe- oleh sementara pengamat dianggap baca sebagai sumber inspirasi bagi nomena fiksi Islami, dan di antara kurang memiliki kualitas sastra itu penyempurnaan harkat dan marta- keduanya masih terus ditulis karya- justru yang paling banyak mem- bat kemanusiaannya. karya sastra humanisme universal pengaruhi pikiran dan perasaan dan karya-karya sastra bernuansa masyarakat, karena tersebar sangat lokal. Namun akibat ‘pembesa- luas dan dibaca oleh semua usia, Catatan ran media’ fenomena fiksi seksual sejak anak-anak hingga ibu-ibu ru- 1 Rumusan Sumpah Pemuda ditulis oleh Moehammad Yamin dan di- menjadi terkesan sangat dominan. mah tangga. Bahkan, film dan per- tunjukannya sempat ditonton oleh bacakan oleh Soegondo pada Kong- Tokoh-tokoh ‘sastra wangi’, yang res Pemuda II, 28 Oktober 2008, di membawa semangat pembebasan kepala negara. Jakarta. bagi kaum perempuan, seperti Ayu Karya-karya tersebut di atas, 2 Teks asli Sumpah Pemuda: PER- Utami, dan Jenar Maesa Ayu men- juga karya-karya sastra lain yang TAMA. Kami Poetera dan Poeteri jadi sangat popular karena kebera- jumlahnya jauh lebih banyak, den- Indonesia, Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe, Tanah Indonesia. niannya membongkar batasan-ba- gan tawaran kompleksitas nilai-ni- KEDOEA. Kami Poetera dan Poete- tasan tentang ketabuan. lainya dan kompleksitas multikul- ri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Pada perkembangan terak- turnya, secara bersama-sama ikut Jang Satoe, Bangsa Indonesia. KETI- hir juga banyak lahir karya sastra membentuk karakter masyarakat GA. Kami Poetera dan Poeteri Indo- yang mengangkat khasanah sejarah pembacanya masing-masing. Pen- nesia, Mendjoendjoeng Bahasa Per- satoean, Bahasa Indonesia. bangsa, seperti trilogi Gajah Mada garuhnya yang membekas di hati Rumusan Sumpah Pemuda ditulis dan pikiran pembaca akan menam- karya Langit Kresna Hariyadi dan oleh Moehammad Yamin dan di- Dyah Pitaloka karya Hermawan Ak- bahkan satu kekayaan nilai pada bacakan oleh Soegondo pada Kong- san – untuk menyebut dua saja. Me- dirinya, memperkaya kearifan hi- res Pemuda II, 28 Oktober 2008, di lalui novel, mereka mencoba me- dupnya. Dan, nilai-nilai itulah yang Jakarta. nafsir ulang suatu episod sejarah akan ikut berinteraksi, saling ber- 3 Dikutip di situs web www.wikipedia. org/wiki/Budaya. bangsa dengan prestasi sekaligus dialog dengan nilai-nilai lain yang 4 Koentjaraningrat, Prof., Dr., Strate- ada di masyarakat, menuju suatu sisi-sisi kelamnya yang penuh da- gi Kebudayaan, Gramedia, Jakarta, parameter nilai, yang semoga saja rah dan siasat kekuasaan. Sementa- 1987, hlm 15. ra, Akmal Nasyeri Basral mengang- dapat membentuk suatu karakter kat sisi-sisi keteladanan KH Ahmad bangsa yang ideal. Dahlan dalam novel Sang Pencerah, Dari sisi kebutuhan untuk seakan sengaja mengisi kekoson- membentuk karakter bangsa yang gan tokoh teladan bangsa saat ini. ideal, yang Pancasilais, seperti di-

68 PUSAT NO. 08/2014 EMBUN

Novel dan Ekranisasi

NOVI DIAH HARYANTI

paling sering dialihwahakan ialah yang disutradarai oleh Sunil Soraya novel ke film, pun sebaliknya.1 Den- dan dirilis pada 19 Desember 2013. gan mengalihwahanakan novel ke Siapa sangka, novel yang (dulu) film sutradara telah memiliki pasar, menjadi bacaan wajib di sekolah itu yaitu pembaca setia novel tersebut. difilmkan dengan durasi yang cu- Tak mengherankan jika novel-novel kup panjang 165 menit. Meskipun best seller seperti Ayat-Ayat Cinta, panjang, nampaknya film ini tidak Meskipun tidak baru, Laskar Pelangi, Negeri 5 Menara membuat penontonnya bosan. Ter- kehadiran fi lm-fi lm hasil ataupun 5 cm menjadi karya yang bukti sepekan setelah dirilis pada alihwana dari novel, paling laku difilmkan. 19 Desember, film ini sudah dinik- mampu memasyarakatkan Selain memilih novel best seller mati oleh 570 ribu penonton.4 karya sastra yang selama untuk difilmkan, sutradara juga ke- Sepertinya, euforia karya Ham- ini dianggap “mewah dan rap memilih novel yang dianggap ka ini sampai ke sekolah. Sore itu te- ekslusif” serius dan memiliki nilai sastra pat satu bulan setelah film TKVDW tinggi. Salah satu contoh sastrawan rilis, di salah satu bioskop di daerah yang karyanya difilmkan ialah Haji Bintaro, saya bertemu dengan para Abdul Malik Karim Amrullah (Ham- pelajar SMP yang ditugaskan untuk ka). Setidaknya ada dua karya Ham- menonton dan membuat review ka yang telah difilmkan, Di Bawah film tersebut. Iseng saya bertanya da banyak cara untuk meng- Lindungan Ka’bah (2011) dan Ten- tentang tugas yang diberikan guru mengapresiasi karya sastra, ggelamnya Kapal Van Der Wijck Bahasa Indonesia mereka di ke- Aselain membaca bukunya (2013). Selain Hamka, karya Armijn las 8, termaksud pertanyaan lain kita juga bisa menonton filmnya. Pane, YB Mangunwijaya, Achdiat K. seperti, Apa mereka tahu film ini Hal itulah yang membuat sutrada- Miharja, Remy Silado, dan Ahmad merupakan alihwahana dari roman ra menjadikan karya sastra sebagai Tohari2 juga pernah difilmkan, bah- Hamka? Apakah mereka ditugas- salah satu sumber inspirasi dalam kan karya Seno Gumira Ajidarma kan untuk membaca novelnya atau membuat film. Alihwahana meru- “Dilarang Menyanyi di Kamar Man- hanya menonton filmnya? pakan perubahan dari satu jenis ke- di” dibuat versi film televisinya3. Dari sepuluh siswa SMP terse- senian ke jenis kesenian yang lain Tenggelamnya Kapal Van Der but, seluruhnya tahu bahwa TKV- (Damono, 2005). Salah satu yang Wijck (TKVDW) merupakan film DW merupakan Karya Hamka, bah-

PUSAT NO. 08/2014 69 embun kan beberapa siswa dapat menye- sar antara karya sastra dan film ialah TKVDW sutradara terlihat ingin butkan karya Hamka lainnya yang pengembangan imajinasi pembaca memberikan pesan moral baru ke- juga di filmkan (Di Bawah Lindun- dan penonton”. Saat membaca karya pada penonton. Dalam novel pesan gan Ka’bah). Sayangnya, tak satu sastra kita bebas mengimajikan apa Hamka terlihat jelas lewat satu ka- pun siswa yang pernah membaca yang ada dalam teks, tentu saja hal rangan yang dibuat Zainudin se- atau melihat novel TKVDW. Dengan ini berbeda jika kita menonton film belum kepergiannya, “…dan akan kata lain, guru hanya menugaskan yang gambarnya sudah tampak di tercapai juga kemuliaan bangsaku, siswa menonton, tanpa mewajibkan depan mata. Contoh paling mudah persatuan tanah airku. Hilang pe- siswa untuk membaca novelnya. saat kita membayangkan tokoh da- rasaan, perbedaan dan kebencian Sebenarnya, bukan rahasia lagi lam cerita Ronggeng Dukuh Paruk, dan tercapai keadilan dan baha- jika banyak guru mata pelajaran ba- Srintil misalnya. Sebelum difilmkan, gia.” Dalam film, kematian bukan hasa dan sastra Indonesia di seko- setiap pembaca bisa saja memiliki lagi menjadi pilihan sutradara un- lah kerap meminta siswa membaca imajinasi yang berbeda tetang sosok tuk menyadarkan penontonnya. sinopsis novel daripada membaca ronggeng yang terkenal akan kecan- Kepergian Hayati justru membuat novel secara tuntas. Jadi tak meng- tikannya di Dukuh Paruk, terlebih Zainudin membangun hidupnya herankan jika siswa mampu men- sampul buku tidak menggambarkan yang baru. Nama Hayati diabadikan jawab siapa saja tokoh dalam Salah sosok konkret perempuan cantik. menjadi pati asuhan, kecintaan Zai- Asuhan, Siti Nurbaya, atau Belenggu Akan tetapi, saat Ronggeng Duku nudin terhadap Hayati juga terlihat tapi tidak memahami konflik yang Paruk difilmnya dan berubah judul- dari setianya ia menziarahi makam terjadi dalam cerita, sehingga yang nya menjadi Sang Penari, imajinasi Hayati dan mengiriminya doa. Den- tertangkap dari kisah zaman Balai bebas mengenai sosok Srintil yang gan kata lain, sifat positif bangkit Pustaka ialah kasih tak sampai dan cantik pun hilang tergantikan den- setelah jatuhlah yang ingin ditekan- kawin paksa. gan sosok Srintil dalam film yang kan oleh sutradara film. Perbedaan Dengan adanya alihwahana, diperankan oleh Prisia Nasution. antara film dan novel itulah yang film seolah menjadi alternative Terlebih lagi setelah film Sang Pena- membuat guru sebaiknya tidak (pengganti) sehingga siswa tidak ri, novel RDP dicetak ulang dengan hanya meminta siswa menonton harus membaca karya sastra me- cover buku yang menampilkan wa- film, tapi juga membaca novelnya. lainkan cukup menontonya. Pikiran jah Prisia Nasution (Srintil) dan Oka Antara (Rasus). Wajah aktor dan ini jelas keliru karena film berbeda Menikmati Novel dan Film. dengan novel, dengan menonton aktris tersebut seakan menggiring Novel dan film merupakan dua film bukan berarti kita sudah mem- imaji pembaca bagaimana sosok karya yang berbeda media dan cara baca novelnya. Srintil dan Rasus. menikmatinya. Membaca novel bisa Cerita dalam film pun bisa ber- Ketika menonton novel yang di- dilakukan di mana pun dan kapan beda dengan novelnya. Sutradara filmkan, pembaca kerap menemu- pun, tidak terikat ruang dan wak- bisa “setia” dengan jalan cerita yang kan apa yang dibacakan tidak sama tu. Hanya saja memang dibutuh- dibuat oleh penulis, namun bisa dengan apa yang dilihatnya. Harapan kan waktu yang relatif lama, untuk juga tidak. Misalnya, dalam TKVDW, itulah yang membuat para penikmat menamatkan sebuah novel tebal. kisah Hayati dan Zainudin berakhir novel kecewa karena menemukan Hal ini berbeda dengan kegiatan menyedihkan. Setelah meninggal- ternyata terdapat perbedaan antara menonton film yang meskipun nya Hayati di tragedi Van der Wijck, novel dan film yang ditontonnya. Ke- membutuhkan tempat dan waktu Zainudin terus meratapi kepergian kecewaan itu biasanya menyangkut khusus, tapi selesai dalam waktu kekasihnya itu hingga ia meninggal pemain yang tidak sesuai dengan yang singkat (90 menit s.d. 120me- dan dimakamkan berdampingan harapan pembaca, alur yang berbe- nit). Maka tidak mengherankan jika dengan Hayati. da, bagian cerita yang dihilangkan, orang lebih suka menonton karena sampai akhir yang berbeda. Kematian tokoh yang menjadi waktu yang singkat, lebih mudah, Damono (2005) mengungkap- ciri khas penulis Balai Pustaka ini, dan tidak menghabiskan banyak kan “perbedaan yang sangat menda- tidak tampak dalam film. Di film energi untuk berpikir. Dengan

70 PUSAT NO. 08/2014 embun adanya alihwahana, sebuah karya novel dan film yang akan dibahas di rapkannya dalam kehidupan serta dapat diapresiasi lebih luas, tidak kelas. meneruskan nilai-nilai kebaikan hanya oleh pembaca tapi juga pe- Kegiatan apreasi berikutnya yang didapat setelah membaca dan nonton. memahami karya sastra. Cara paling menonton karya, sehingga fungsi Pembelajaran sastra di sekolah efektif memahami karya sastra ia- karya sastra yang menyengkan dan selama ini dianggap membosankan lah membaca tuntas novelnya. Agar bermanfaat “dulce et utille” dapat karena guru hanya menjelaskan siswa mau membaca, guru harus tercapai. konsep-konsep dan istilah yang mampu meyakinkan siswa bahwa berkaitan dengan sastra. Konsep novel yang dibacanya menarik dan Catatan dan istilah tersebut kemudian di- perlu dibaca. Misalnya, ketika guru 1 Selain alihwahana dikenal pula is- hapal untuk dapat menjawab soal- menugaskan siswa membaca TKV- tilah ekranisasi yang merupakan soal ujian yang jawaban pilihan DW, guru harus memiliki wawa- proses pelayarputihan (perubahan) dari novel ke film (Enester, 1991). ganda. Hafalan tersebut ditambah san siapa Hamka, mengapa perlu Baik ekranisasi ataupun alihwaha dengan sederet nama sastrawan membaca TKVDW, sampai penting- keduanya bisa digunakan, hanya dan karyanya tanpa pernah mem- nya karya tersebut dalam fase per- saja pengertian ekranisasi hanya bahas salah satu karya tersebut. juangan bangsa. Untuk memahami fokus pada perubahan novel ke film, Indikator keberhasilan pembelaja- struktur intrinsik pembangun ce- sedangkan alihwahana lebih luas karena mengacu kepada berbagai ran tersebut apabila siswa menda- rita guru dan siswa bisa mengajak perubahan bentuk karya seni. pat nilai sesuai standar kelulusan. siswa berdiskusi untuk membed- 2 Belenggu karya Armijn Pane difilm- Gambaran pembelajaran sastra di ah satu per satu unsur instrinsik kan dengan judul Antara Bumi dan atas kaku, tidak menarik 5 tersebut. Selesai membedah novel, Langit oleh Huyung (1951), Atheis karya Achdiat K. Mihardja difilm- Untuk mencapai fungsi karya guru bisa menugaskan siswa un- kan oleh Sjuman Djaya (1975) den- tuk menonton film TKVDW. Sekali sastra yang menyenangkan dan gan judul yang sama, Roro Mendut bermanfaat, pembelajaran sastra lagi guru harus menekankan pada karya YB Mangunwijaya, difilmkan di sekolah harus bertumpu pada siswa bahwa kegiatan menonton dengan judul yang sama oleh Ami kegiatan apresiasi. Kegiatan men- film tidak bisa menggantikan ke- Prijono (1982), Ca Bau Kan karya giatan membaca novel. Setelah me- Remy Silado, difilmkan oleh Nia Di- gapresiasi karya sastra diantaranya nata (2002), Ronggeng Dukuh Paruk mengenali, memahamai, menikma- nonton diskusikan kembali dalam karya Ahmad Tohari, difilmkan den- ti, dan menerapkannya dalam kehi- kelas mengenai film yang telah di- gan judul Sang Penari (2011). dupan. tonton. Guru bisa memancing siswa 3 Pada 6 November 2013 RCTI me- dengan pertanyaan mana yang le- nayangkan TVM berjudul “Dilarang Proses pertama, mengenali bisa bih menarik novel dengan filmnya? Menyanyi di Kamar Mandi” yang dilakukan dengan mencari tahu Apa perbedaan dan persamaan an- merupakan hasil alihwana dari cer- siapa pengarang karya yang sedang pen Seno Gumira Ajidarma tara keduanya? Bagaimana hubun- kita baca serta karekteristiknya 4 Sebulan setelah dirilis, film ini masih gan antara novel dan film dengan saat menulis serta. Proses menge- diminati oleh penikmat film terbuk- kondisi bangsa Indonesia saat ini. nali film pun sama. Hanya saja saat ti dengan masih diputar nya film di berbagai bioskop di Indonesia. memilih bacaan, pembaca fokus Fase berikutnya ialah menikma- 5 Ahmad Bahtiar, Membangun Karak- pada “siapa penulisnya”, sedang- ti karya sastra berarti pembaca me- ter Siswa Dengan Apresiasi Sastra Di rasakan pengalaman yang menye- kan saat menonton film penonton Sekolah makalah disampaikan pada tidak hanya fokus pada “siapa sut- nangkan setelah menamatkan seminar nasional “Pembelajaran radaranya” tapi juga “siapa pemai- karya sastra. Pengalaman tersebut Sastra di Sekolah” yang diselengga- nnya”. Sebagai awalan, guru bisa diharapkan mampu memperkaya rakan oleh Jurusan Pendidikan Ba- batin siswa. Tujuan akhir dari apre- hasa dan Sastra Indonesia, UIN Sya- meminta siswa mencari diinternet rif Hidayatullah Jakarta, 2011. siapa pengarang dan sutradara dari siasi sastra di sekolah ialah mene-

PUSAT NO. 08/2014 71 PUMPUNAN

Menata Bangsa Melalui Susastra

AYU SUTARTO

Pengantar Menata bangsa bukan hanya bisa dilakukan melalui orang yang me- miliki kemampuan memimpin seperti para negarawan, politisi, penegak hukum, atau aparat pemerintah, melainkan juga bisa dilakukan melalui bukan orang (sistem, ideologi) seperti dasar negara, hukum, perundang- undangan, kearifan lokal, dan berbagai bentuk produk pemikiran serta karya budaya, termasuk susastra. Apakah penataan bangsa melalui susas- tra bukan sesuatu yang mengada-ada, tidak mungkin, atau dicari-cari? Pertanyaaan cerdas ini bisa kita cari jawabnya. Susastra, sebagai salah satu produk kebudayaan, peradaban, dan keberadaban tentunya bukan sesuatu yang hadir sendirian. Susastra hadir bersama zaman dan manusia yang berusaha memaknai perjalanan zaman terkait. Semangat untuk menampilkan susastra sebagai salah satu sarana un- Mtuk menata orang, komunitas, atau bangsa senyatanya sudah dilakukan se- jak berabad-abad yang lalu, sebelum manusia menciptakan, dan mengenal aksara. Mereka memanfaatkan tradisi lisan yang mengusung pesan-pesan mulia sebagai rujukan untuk menata kehidupan bermasyarakat. Sete- lah manusia mengenal tradisi tulis, pikiran dan fatwa pujangga yang de- kat dengan pusat kekuasaan dan masyarakat seringkali menjadi rujukan yang terkait dengan bagaimana sebuah kekuasaan, pemerintahan atau masyarakat dikelola agar tumbuh dan berkembang menjadi entitas atau

72 PUSAT NO. 08/2014 pumpunan kekuatan yang menata, tertata, dan masukan, gagasan, dan berbagai memiliki bahasa, darah, sejarah, bermanfaat. bentuk pikiran yang konstruktif dan tanah yang sama, dan “nege- Dalam era kebebasan ber- yang dilakukan melalui cara atau ri” sebagai wilayah dari kumpulan ekspresi ini sebagian penyair Indo- laku tertentu. Antologi puisi yang orang itu. Dalam arti ini, negeri me- nesia beramai-ramai memanfaat- bertajuk Puisi Menolak Korupsi rupakan arena politis, tempat inte- kan puisi sebagai sarana untuk akan dijadikan contoh betapa para raksi sosial ditata, peluang-peluang menata bangsa. Kegiatan yang pa- penyair Indonesia telah memilih hidup dan sumber-sumber produk- ling baru adalah menerbitkan buku jalan untuk menata bangsa melalui tif dibagi-bagikan, sedangkan bang- kumpulan puisi yang berjudul Puisi puisi. Meski belum menjadi sebuah sa adalah kekuatan politis yang be- Menolak Korupsi. Antologi puisi ini gerakan besar, gejala ini patut men- rada dalam wilayah itu (Hardiman mengatasnamakan penyair Indone- jadi catatan. dalam Kymlicka, 2002:vii). sia, diterbitkan oleh Forum Sastra Setiap bangsa memiliki ke- Surakarta. Adalah hak setiap insan, Bangsa, Puisi, dan Partisipasi budayaan yang seringkali diberi juga setiap penyair, untuk memilih label kebudayaan bangsa atau ke- Apakah suatu negeri, dan apa bentuk ekspresinya sendiri. Seti- budayaan nasional. Kebudayaan ti- bedanya dengan suatu bangsa? Apa- ap penyair, apapun bentuk bahasa dak bisa ditafsirkan sepihak untuk kah suatu bangsa harus berada da- yang dipilih, sah hadir di tengah era semata-mata memberikan tekanan lam suatu negeri? Inilah pertanyaan pascamodern ini (Denny JA, 2012). kepada kesenian, kesusastraan, yang belum usai, dan jawabannya bahasa, atau apa saja yang mengu- Korupsi bukan hanya menjadi juga belum usai. Amerika adalah sung estetika. Kesenian dan karya musuh Indonesia, tetapi juga mu- bangsa dari banyak bangsa (the sastra sebagai produk kebudayaan suh dunia. Akibat maraknya tindak nation of nations) dan Indonesia oleh para pendukungnya dicitakan pidana korupsi di seluruh belahan adalah bangsa yang bhinneka tun- sebagai sarana pembersihan nura- bumi, pada tanggal 31 Oktober ggal ika. Melihat gejala politiko-kul- ni suatu masyarakat (katarsis sosial 2003, Sidang Umum Perserikatan tural yang dialami Amerika Serikat dan politik) dan dengan demikian Bangsa-Bangsa (SU-PBB) menye- dan Indonesia, maka yang disebut menjadi wahana perubahan adalah tujui Konvensi Anti Korupsi (United bangsa adalah sebuah entitas mis- bagian dari kebudayaan. Demikian Nations Convention Againsts Cor- tis yang tersusun dari banyak ke- juga bahasa, sebagai alat berpikir ruption). Pada saat yang sama, Si- lompok etnik, yang dalam konteks adalah bagian dari kebudayaan dang Umum juga menetapkan tan- Indonesia, kelompok-kelompok et- yang dimiliki Indonesia (Wahid, ggal 9 Desember sebagai Hari Anti nik tersebut disebut suku bangsa. 2001:2). Oleh karena itu, susast- Korupsi Sedunia (International Anti Suku-suku bangsa ini menyatu da- ra yang menggunakan bahasa se- Corruption Day) guna menumbuh- lam apa yang disebut civic nation. bagai mediumnya dimungkinkan kan dan memacu kesadaran untuk Dari kacamata politiko-kultural menjadi entitas yang sentral untuk mencegah dan melawan korupsi konsep-konsep seperti “bangsa” menggambarkan, memahami, dan (Poernomo, 2013:157). (nation), “negara” (state), “negeri” menata bangsa beserta mimpi- Makalah ini menguak kenyataan (country), “masyarakat” (society) mimpinya. Dengan kata lain, upaya bahwa susastra Indonesia, baik li- dan “rakyat” (people) seringkali menata bangsa melalui karya sastra san maupun tulis, telah mencoba disamaartikan. Tetapi, yang paling bukan cuma isapan jempol. memberi sumbangan yang berarti mengundang perdebatan, menurut bagi penataan masyarakat, negeri, Geertz, adalah pasangan konsep Denny JA (2012), seorang pecin- dan bangsa. Kata “menata” dalam “negeri” dan “bangsa”. Jika kedua ta puisi dan penulis puisi, men- konteks ini bukan hanya mengan- entitas ini disamaartikan, konsep gidamkan sebuah medium yang dung makna mengatur, memper- “negeri” akan dimangsa oleh kon- menyentuh hati, yang bisa mem- baiki, berpartisipasi, mendukung, sep bangsa, karena sebuah negeri buat pembacanya mendapatkan menerima, atau mengakui, tetapi seolah-olah hanya dihuni oleh satu pemahaman tentang sebuah isu so- juga mengandung makna menggu- bangsa saja. “Bangsa” sering diarti- sial, walau sangat sedikit. Beberapa gat, mengoreksi, memberi kritik, kan sebagai kumpulan orang yang kriteria yang ditawarkan adalah

PUSAT NO. 08/2014 73 pumpunan

(1) medium itu harus menyentuh yang ganas, cepat menular, dan ke- rapan seperti yang telah dilontar- hati dengan cara mengeksplor sisi jahatan luar biasa (extra ordinary kan Agus R Sarjono dan Denny JA. batin, dan mengekspresikan inte- crime) yang bisa merobohkan sen- Dalam antologi ini kemarahan dan rior psikologi manusia kongkret; di kehidupan bermasyarakat dan kritik pedas terhadap profesi guru (2) medium itu harus memotret bernegara. Tidak ada bangsa atau yang sekarang tidak bisa digugu manusia dalam suatu event sosial, negara yang dapat berjaya, apabila “diikuti/dipatuhi” dan ditiru “dija- sebuah realitas kongkret juga yang korupsi dibiarkan merajalela. Ko- dikan contoh” tercermin dalam pui- terjadi dalam sejarah. Tak terhin- rupsi, seperti kita tahu, adalah kan- si Acep Syahril, yang berjudul “guru dari sebuah riset dibutuhkan untuk ker ganas yang dekat dengan oto- yang tertidur di buku sejarah”. Si- memahami realitas sosial itu. Tak ritas atau kekuasaan. Di mana ada mak larik-larik berikut ini. terhindari juga catatan kaki men- kekuasaan, di situ virus korupsi di- jadi sentral dalam medium itu; (3) tengarai dapat bertumbuh, seperti guru-guru belia itu hidup dan medium itu harus ditulis dalam yang dinyatakan Lord Acton, Power tertidur di buku-buku sejarah bahasa yang mudah dimengerti tends to corrupt “kekuasaan selalu bangsa lain yang kadang bermimpi publik luas, tapi tersusun indah; cenderung korup, culas.” Tidak ada dan mabuk lalu keluar dari (4) medium itu harus menggambar kekuasaan yang terbebas dari vi- ruh sejarahnya sendiri berjingkrakan di antara erangan suatu dinamika sosial atau dinami- rus ini (Mas’udi dalam Poernomo, musik ka karakter pelaku. Tak terhindari 2013:v). yang mengeluarkan bau bangkai medium itu menjadi panjang dan Berita tentang korupsi di Indo- gibson tapi aneh guru-guru berbabak. Medium yang dimaksud nesia seperti kisah 1001 malam, beliau itu bangga menghisapnya adalah puisi. tak kunjung berakhir. Turunnya padahal di paru-paru mereka Semangat untuk menjadikan peringkat IPK tahun 2012 ini me- tidak hanya ada saman kunaun puisi sebagai bagian aktif dalam nunjukkan bahwa lima penyakit tortor atau krinok yang sejak lama permasalahan krusial masyarakat korupsi di Indonesia (korupsi po- menidurkan puncak-puncak dan mengolah tema-tema zaman litik, penegakan hukum, perizinan, merapi sabang dan bukit telah mencuat sejak lama. Seman- pengadaan barang, dan pelayanan siguntang namun gat untuk menghadirkan puisi bu- publik) senyatanya belum diatasi lucunya guru-guru belia itu kian kan hanya sebagai perpanjangan dengan baik. Komisi Pemberanta- hari semakin bertambah angkuh dari pandangan umum atau stigma san Korupsi sebenarnya memiliki dan bangga menciumi pantat babi umum yang hidup di masyarakat, telah prestasi yang bagus. Sejak sambil menari-nari dengan melainkan menguji semuanya da- 2004 hingga saat ini, KPK telah mengibarkan keyakinannya dan lam kehidupan partikular mereka menangani tindak pidana korupsi berucap bangga yang terlibat, tampaknya bukan sebanyak 332 kasus. Pelaku korusi kami juga sama pandainya dengan mereka meski hanya dengan barang aneh lagi. Semangat untuk sangat beragam, dari pengusaha, menjiplak meniru dan mencuri mengenali dengan sebaik-baiknya penegak hukum, anggota legislaif, kehebatan mereka objek atau tema yang hendak ditu- duta besar, kepala lembaga atau ke- koplok lis sebagai puisi, baik melalui riset menterian, hingga gubernur, bupa- maupun pengamatan intensif sud- ti, dan wali kota. Besarnya partisi- ah sering ditawarkan. Semangat pasi masyarakat dalam memberan- Larik-larik yang pahit. Padahal untuk terlibat dengan fakta keras tas korupsi terlihat dari banyaknya pepatah mengatakan “guru kencing dalam fenomena sosial yang dide- pengaduan masyarakat yang diteri- berdiri, murid kencing berlari.” Jika rita masyarakat Indonesia yang ter- ma KPK , yakni sebanyak 55.964 la- guru rusak, murid-muridnya ber- pinggirkan oleh berbagai kedegilan poran (Santosa dalam Zulkifli dkk, tambah rusak. Guru seringkali di- juga sudah sering diteriakkan. Pui- 2013:106). posisikan sebagai sosok yang akan mewarnai masa depan. si, pada awal dan akhirnya, adalah Buku kumpulan puisi yang ber- komunikasi (Sarjono, 2012). judul Puisi Menolak Korupsi senya- Kritikan pedas dalam Puisi Me- Korupsi adalah lepra sosial tanya menjawab tawaran dan ha- nolak Korupsi juga ditujukan kepa-

74 PUSAT NO. 08/2014 pumpunan da sosok-sosok yang menggunakan pengin dikenal rakyat dan dipilih kedengkian dan kemarahan yang agama sebagai instrumen untuk lagi menghancurkan akan menjadi pi- memperkaya diri ditulis oleh Ah- padahal ongkos jadi wakil rakyat lihan. Mari kita tengok larik-larik madun Yosi Hefranda dalam pu- itu milyaran Beni Setia dalam puisinya yang ber- isinya yang berjudul “Musang Ber- tuk membayar uang muka ke judul “Genetika Korupsi, 3.” bulu Agama.” Begitu banyak sosok partai sebagai caleg yang fasih mengucapkan ayat suci, tuk membuat pamflet, baliho dan kata-kata birokrat kata-kata tetapi moralnya sangat berlawanan pentas dangdut politisi dengan pesan-pesan yang diusung tuk serangan fajar membayar satu maknanya: sudahkah para pemilih ayat-ayat tersebut. Perhatikan la- korupsi? membayar petugas pengawas di rik-larik ini. setiap tempat pemilihan dan kita? melulu cangkrukan. ngoplos Jika musang berbulu domba hampir 5 milyar kukeluarkan nganggur dengan dengki dan Berbahaya bagi anak ayam dan 70 persen pinjaman amarah Yang tak tahu kapan akan tak ada kata lain untuk melunasi, diterkam ... ya korupsi! Jika musang berbulu agama Korupsi adalah perbuatan yang Berbahaya bagi semua anak Kritikan kepada wakil rakyat tidak pantas dilakukan oleh priba- bangsa memang sangat gencar. Anggota di-pribadi yang mengaku beragama Yang tak sadar tiap hari dimangsa Dewan Perwakilan Rakyat yang dan sering menyebut nama Tuhan Karena si musang berpeci senyatanya harus melindungi dan karena agama senantiasa member- Dan fasih mengucap ayat suci membela kepentingan rakyat se- ikan pencerahan, dan tidak pernah ringkali melakukan perbuatan yang mengajarkan kejahatan. Hanya se- Bangsa akan rusak dan te- melukai perasaan rakyat. Tahun tan dan siluman saja yang meraya- rancam oleh sosok musang yang 2011 lalu, misalnya rakyat dibuat kan kejahatan. Dalam kaca mata berbulu agama. Kemunafikan se- marah oleh sikap keras kepala DPR Irma Yuliana, jika warga suatu ne- jatinya bukan hanya akan meng- untuk membangun gedung baru, geri merayakan kejahatan, maka hancurkan diri sendiri, tetapi juga meskipun mendapatkan penolakan negeri yang menaunginya akan akan menghancurkan orang lain. luas oleh masyarakat. Sebelumnya, berubah menjadi sebuah negeri si- luman. Perhatikan juga larik-larik Selanjutnya, dalam puisinya publik juga sempat heboh ketika dalam puisi Irma Yuliana yang ber- yang berjudul “Pengakuan Seo- KPK menahan 26 anggota dan man- judul “Negeri Siluman” berikut ini. rang Wakil Rakyat” Aloysius Slamet tan anggota DPR dalam dugaan ko- rupsi cek pelawat. Cek pelawat ter- Widodo menyindir getir para wa- negeriku, negeri siluman sebut diberikan kepada sejumlah kil rakyat yang perilakunya tidak hidup di sini mengerikan anggota DPR sebagai imbalan un- mewakili rakyat. Di lembaga terhor- meski semuanya mengaku tuk mendukung figur tertentu da- mat ini tindakan dan pikiran wakil beriman lam seleksi Deputi Gubernur Bank rakyat dikatakan bukan berorienta- mengaku bertuhan! si kepada kepentingan rakyat, teta- Indonesia. Banyak politisi senior pi kepada uang untuk kepentingan yang ditahan oleh KPK gara-gara negeriku, negeri siluman dirinya dan partainya. Pesan dalam kasus ini (Widoyoko, 2013:4). semua siluman, menjelma hewan puisi ini senyatanya merupakan ra- Sebuah negeri akan menjadi siluman buaya, meraja hasia umum. Simak larik-larik yang bangkrut apabila birokratnya ada- siluman ular, mengakar direnda Aloysius Slamet Widodo lah politisi yang tak punya hati, dan siluman babi, menjadi-jadi berikut ini. politisinya adalah birokrat yang tak paham komitmen dan dedikasi. Jika Lagi-lagi, dalam antologi puisi Kesalahanku menjadi wakil rakyat jabatan hanya menjadi kendaraan yang berjudul Puisi Menolak Korup- karna pengin kerjaan dan untuk untuk memupuk kekayaan, si ini, mereka yang mengaku bera- kekayaan

PUSAT NO. 08/2014 75 pumpunan

gama, tapi bermental bobrok, di- Kutipan larik-larik dari puisi mengandung sifat formatif terha- tohok keras melalui puisi. Perilaku yang terkumpul dan antologi pu- dap masyarakat (Faruk, 2010:130). yang sama sekali tidak mencermin- isi Puisi Menolak Korupsi di atas Oleh karena itu, memisahkan susas- kan nilai-nilai keagamaan sekarang menunjukkan bahwa sejatinya tra dari masyarakat agaknya akan ini dinilai tampak makin subur dan susastra tidak bisa dipisahkan dari merupakan upaya yang sia-sia. senantiasa menjadi sorotan publik. masyarakat. Memisahkan susas- Agama seakan-akan hanya menjadi tra dari masyarakat tak ubahnya Simpulan topeng untuk menutupi wajah yang memisahkan umpan dari kailnya; Apabila kegiatan menulis puisi bopeng. Simak puisi Radhar Panca sesuatu yang sia-sia untuk mempe- untuk menata bangsa ini berlan- Dahana yang berjudul “Kamar 608, roleh manfaatnya. jut, maka gerakan seperti ini akan Hotel M.” Di dalam teori sosiologi susas- menjadi gerakan lembut yang diha- tra hubungan antara susastra den- rapkan dapat menjadi virus mental ahh... denting anggur memecah gan masyarakat dipahami tidak untuk memperbaiki kondisi dan merdu secara langsung, melainkan melalui situasi, terutama fenomena poli- melon kristina. tubuh mengilap berbagai mediasi. Bahkan sering- tanpa kain to-kultural yang membelit bangsa. kali ditegaskan bahwa hubungan tanpa sungkan berenang di Penciptaan puisi yang dilakukan keduanya timbal balik. Pengaku- ranjang: melalui riset, pengamatan, pen- an atas kompleksitas hubungan “pagi ini, kita tentukan kepala galaman, dan juga menggunakan tersebut tidak dengan sendirinya keuangan sumber primer dan sekunder yang meniadakan susastra sebagai vari- malam nanti kita ketuk palu terkait dengan gejala zaman akan abel tergantung, yakni gejala kedua presiden, memperoleh perhatian dari para yang eksistensinya ditentukan oleh mitnait, haus musik dan janda pengelola dan pengambil kepu- masyarakat. Susastra tetap diperla- sinetron.” tusan karena pesan yang diusung kukan sebagai lembaga sosial yang dalam puisi seperti itu senyatanya dan besok pagi, upacara agama tidak mempunyai otonomi dan terkait dengan tugas dan kewaji- “hahaha.....” mempunyai kemungkinan untuk

76 PUSAT NO. 08/2014 bannya. Meskipun mengusung pe- Damono, Sapardi Djoko dkk. 2005. Tantangan” dalam Jurnal Sajak. san keras dan tajam, dan mungkin Membaca Romantisisme Indone- Nomor 3 Tahun II. akan dibenci oleh mereka yang sia. Jakarta: Pusat Bahasa De- Setia, Beni. tt. “Genetika Korupsi, merasa menjadi sasaran, susastra partemen Pendidikan Nasional. 3.” dalam Leak. Puisi Menolak tidak akan pernah membenci dan Denny JA. 2012. “Puisi Esai, Apa Korupsi. (hlm. 120). Surakarta: melukai. dan Mengapa” dalam Jurnal Sa- Forum Sastra Surakarta. Saya sejatinya tidak tahu ada jak. Nomor 3 Tahun II. Sutarto, Ayu. 2004. Menguak Pergu- beberapa ribu orang Indonesia dari Herfanda, Ahmadun Yosi. 2009. mulan antara Seni, Politik,Islam, sekitar 240 juta jiwa yang membaca “Musang Berbulu Agama” da- dan Indonesia. Jember: puisi. Pasti angka itu tidak signifi- lam Leak. Puisi Menolak Korupsi. Kompyawisda Jatim bekerjasa- kan. Tetapi, yang jelas, sekarang ini (hlm. 31). Surakarta: Forum Sas- ma dengan Pemprov Jatim. banyak anak-anak muda Indonesia tra Surakarta. Syahril, Acep. 2012. “guru yang yang gemar menulis puisi, dan itu Kymlicka, Will. 2003. Kewargaan tertidur di buku sejarah” dalam bisa dimanfaatkann untuk mena- Multikultural. Jakarta: LP3ES. Leak. Puisi Menolak Korupsi. ta negeri dengan sebagai gerakan Leak, Sosiawan dkk. (ed.). 2013. Pu- (hlm. 11). Surakarta: Forum Sas- lembut. Pertanyannya, adakah pen- isi Menolak Korupsi. Surakarta: tra Surakarta. gelola negeri atau decision makers Forum Sastra Surakarta. Tim Penyusun. 2003. Jagat Bahasa “pengambil keputusan” yang mem- Nasional, Pandangan Tokoh ten- baca puisi? Dalam peradaban pasar Mas’udi, Masdar Farid. 2013. “Ko- tang Bahasa Indonesia. Jakarta: ini puisi memang hampir ditinggal- rupsi Kejahatan Luar Biasa” Pen- Pusat Bahasa Departemen Pen- kan publik karena ia sama sekali gantar dalam Poernomo. 2013. didikan Nasional. tidak memberi manfaat ekonomis. Berani Korupsi itu Memalukan. Tetapi saya masih berharap bahwa Depok: Imania. Wahid, Abdurrahman. 2001. Pergu- puisi yang bisa membaca tanda- Machali, Lennon. 2012. “Dinding latan Negara, Agama, dan Kebu- tanda zaman dengan bagus dan Pengadilan Goyah” dalam Leak. dayaan. Jakarta: Desantara. menyentuh pasti tidak akan diabai- Puisi Menolak Widarmanto, Tjahjono. 2011. Na- kan oleh masyarakatnya, termasuk Korupsi. (hlm. 262). Surakarta: Fo- sionalisme Sastra. Sidoarjo: Sa- oleh pengelola negeri dan pembuat rum Sastra Surakarta. tukata. keputusan. Buku kumpulan puisi Poernomo, Soen’an Hadi. 2013. Be- Zulkifli, Arif dkk. (editor). 2013. yang berjudul Puisi Menolak Korup- rani Korupsi itu Memalukan. De- KPK tak Lekang. Jakarta: PT. Gra- si senyatanya merupakan langkah pok: Imania. media. yang menjanjikan bagi gerakan Quayum, Mohammad A dan Nor fa- Widodo, Aloysius Slamet. 2012. menata bangsa melalui susastra. ridah Abdul Manaf (ed.). 2009. “Pengakuan Seorang Wakil Sebuah perlawanan lunak terhadap Writing a Nation Essays on Ma- Rakyat”. dalam Leak. Puisi Meno- moral yang selingkuh. laysian Literature. Malaysia: In- lak Korupsi. (hlm. 49). Surakar- ternational Islamic University ta: Forum Sastra Surakarta. Malaysia. Widoyoko, J. Danang. 2013. Oligar- Pustaka Santosa, Mas Achmad. 2013. “Se- ki dan Korupsi Politik Indonesia. Dahana, Radhar Panca. 2009. “Ka- puluh Tahun KPK” artikel dalam Malang: Setara Press. mar 608, Hotel M” dalam Leak. Zulkifli, dkk (ed.). 2013. KPK Tak Yuliana, Irma. tt. “Negeri Siluman” Puisi Menolak Korupsi. (hlm. Lekang. Jakarta: PT. Gramedia. dalam Leak. Puisi Menolak Ko- 300). Surakarta: Forum Sastra Sarjono, Agus R. 2012. “Puisi Esai rupsi. (hlm. 214). Surakarta: Fo- Surakarta. Sebuah Kemungkinan Sebuah rum Sastra Surakarta.

PUSAT NO. 08/2014 77 PUSTAKA

Bulan Kebabian: Prospek Karya Sastra Berkualitas dari Kampus

DINA ALFIYANTI

adalah “Saksi” karya Zakiya Sab- dosih yang sangat menarik. Zakiya Judul : Antologi Cerpen Bulan dengan piawai mengajak pembaca Kebabian mengikuti deskripsinya yang seder- Penyunting : Niduparas Erlang hana di awal cerita. Pelan tapi pasti, Tebal : 225 halaman ia berhasil mengiring pembaca pada persoalan. Unsur kejutan di akhir Penerbit : Belistra cerita berhasil membuat penonton Tahun Terbit : 2011 mengerutkan kening. Penceritaan yang ditulis dengan sudut pandang seorang anak kecil dan penggunaan ungkapan-ungkapan Belanda yang ntologi cerpen Bulan Ke- judul cerpen pemenang, “Bulan memperkuat latar tempat yang di- babian berisi tiga cerpen Kebabian” karya Eko Triono. Ke- pilih menjadi kelebihan lain cerpen Apemenang dan tujuh belas unggulan cerpen pemenang ini ini. cerpen nominasi Sayembara Me- terletak pada kemampuan Eko Cerpen “Surat untuk Izrail” nulis Cerpen Tingkat Mahasiswa mengolah cerita yang berlatarkan juga menarik untuk dibaca. Cerpen Se-Indonesia 2011 yang diselen- keadaan sosial masyarakat dengan ini mampu memberikan sentu- ggarakan UKM Belistra (Bengkel memasukkan unsur-unsur sosial han komedi “gelap” yang membuat Menulis dan Sastra) Untirta serta dan politik yang terjadi di masya- pembaca tersenyum dan bahkan lima cerpen pilihan Belistra Award. rakat. Sindiran-sindiran halus ten- mungkin tertawa. Pembaca dapat Antologi yang menyajikan 25 ceri- tang kondisi sosial politik masuk menikmati keseluruhan cerita yang ta pendek ini cukup menjanjikan. ke dalam cerita dan menjadi salah terjalin dari kelucuan-kelucuan. Ak- Dengan beragam tema, para penulis satu unsur pembangun cerita. Gaya hir cerita yang mengandung unsur muda dari kalangan mahasiswa ini penceritaan Eko memperlihatkan kejutan dan menggantung menjadi menyajikan unsur kejutan, humor, adanya pengaruh karya-karya sast- kekuatan lain cerpen ini. Jenis akhir dan misteri serta menyelipkan la- ra yang mungkin menjadi acuannya cerita yang menggantung biasanya tar sejarah dan peristiwa-peristiwa dalam menulis. mampu memberi kesan lebih dalam aktual dalam cerpen-cerpennya. Karya-karya lainnya tidak dapat bagi para pembaca karena mampu Judul antologi ini diambil dari dipandang remeh. Salah satunya mengusik rasa penasaran pembaca.

78 PUSAT NO. 08/2014 pustaka

Keberanian beberapa penulis muda ini pun layak untuk diapresi- asi. Mereka berani menulis dengan latar di luar Indonesia dan menggu- nakan kata-kata dari bahasa daerah atau asing. Cerpen “Malaikat Rumah Rahwa” yang menggunakan latar In- dia dan memasukkan unsur-unsur India dalam penceritaan memberi- kan keunikan tersendiri walaupun sebenarnya tema cerita dapat di- gunakan di latar Indonesia. Serupa dengan “Malaikat Rumah Rahwa”, “Kembang Turi” dan “Tenggok” yang berlatar Jawa menawarkan unsur- unsur kejawaan yang khas. Beberapa penulis juga menun- jukkan keberanian untuk menulis menggunakan latar sejarah, seperti cerpen “Gambalu” yang mengguna- kan latar sejarah masa perlawanan rakyat melawan penjajah Belanda armanusia dengan segala konflik rana untuk memperkenalkan sastra tahun 1765 di Rengat dan Kampung sosial yang sering terjadi di ma- ke dunia mahasiswa dan sekaligus Tambak yang kini termasuk dalam syarakat menjadi tema-tema yang membuktikan makin terangkatnya wilayah Riau. Dari awal pembaca membuat mereka menarik untuk sastra di lingkungan kampus. Kom- digiring untuk memahami situasi dituangkan dalam cerpen. petisi-kompetisi penulisan cerpen saat itu melalui gambaran tentang Keberanian para penulis muda atau karya-karya sastra lainnya per- pertempuran-pertempuran yang ini dalam memilih tema dan ke- lu digalakkan untuk menemukan terjadi dan pengalaman yang harus mampuan mereka menjalin un- bakat-bakat penulis yang mampu dijalani para tahanan. Namun, ak- sur-unsur cerita menjadikan buku menghasilkan karya-karya sastra hir cerita mungkin mengecewakan ini layak dibaca. Kejutan di akhir bermutu yang dapat dinikmati ma- beberapa pembaca karena puncak cerita serta unsur-unsur realitas syarakat luas. Di lain pihak, kompe- konflik ternyata sedikit menyentuh masyarakat yang ada dalam cerita tisi-kompetisi ini juga dapat menja- latar kesejarahan yang telah di- menjadi kekuatan tersendiri dalam di sarana memasyarakatkan sastra bangun dari awal. Jika saja Ahmad sebuah penulisan cerpen. Kemam- dan menggalakkan budaya menulis memberikan akhir cerita yang ber- puan mereka dapat dikembangkan dan membaca di masyarakat. sifat epik, mungkin cerpen ini da- lebih jauh hingga dapat menghasil- Bulan Kebabian adalah buk- pat menjadi salah satu cerpen yang kan karya-karya sastra yang dapat ti bahwa produk sastra berkuali- diunggulkan. dinikmati masyarakat dan memili- tas masih bersumber dari centre Keseluruhan cerpen juga tak ki ciri khas penulisan di kemudian of excellence, lingkungan kampus. lepas dari unsur-unsur humanisme hari. Sembari berharap bahwa karya ini yang menjadi bahan utama pem- Banyak kegiatan sastra dan adalah tonggak kreativitas yang bangun dan penguat cerita. Perma- kompetisi-kompetisi penulisan cer- berkelanjutan dan bukan–mengu- salahan-permasalahan cinta, hu- pen dilakukan. Sayembara penuli- tip Chairil Anwar-sekali berarti sud- bungan kekeluargaan, kepercayaan san cerpen yang diadakan UKM Be- ah itu mati. terhadap takhayul yang beredar listra Untirta ini dapat menjadi sa- di masyarakat, dan hubungan ant-

PUSAT NO. 08/2014 79 pustaka

Keberagaman Apresiasi dalam Pelangi Sastra

DESSY WAHYUNI

(Palagan Press, Pekanbaru, Janua- ri 2013), adalah salah satu bukti Judul : Pelangi Sastra: Ulasan dan bahwa apresiasi dan kritik sast- Model-model Apresisi ra belum benar-benar mati. Buku Penerbit : Palagan Press Pekanbaru yang ditulis Drs. Agus Sri Danarda- Tahun Terbit : Januari 2013 na M. Hum. paling tidak menjadi sa- lah satu jawaban banyaknya premis Tebal : 272 + viii yang mengatakan bahwa “kritikus Genre : Kritik Sastra telah mati”. Dalam pengantarnya, Danar- dana menjelaskan, upaya yang di- lakukannya untuk menerbitkan ersoalan apresiasi dan kri- nia penulisan kita akhirnya hanya kumpulan esai sastranya itu adalah tik sastra di Indonesia, se- melahirkan raja-raja dan ratu-ratu melihat kenyataan dunia kritik sas- Plalu menjadi perbincangan kecil dengan para pemuja masing- tra (dalam hal ini apresiasi masih dan perdebatan yang sepertinya masing, melahirkan pesohor media masuk dalam wilayah kritik sastra) tak pernah selesai. Membanjirnya sosial yang lama-lama hanya memi- kita yang masih gersang. Artinya, karya sastra, baik yang terbit di me- liki kesanggupan menerima suara dibandingkan dengan wilayah stu- dia cetak setiap Sabtu atau Minggu, tunggal, ialah pujian: “Amazing”, di sastra lainnya seperti teori sas- atau yang terbit dalam bentuk buku, atau “Dahsyaaaaat, Masbro!”, atau tra dan sejarah sastra yang sudah tak dibarengi dengan lahirnya para “Sebuah romansa nan indah”. Saya banyak ditulis oleh banyak orang, penulis apresiasi atau kritik. Pad- tidak begitu yakin sastra Indonesia kritik sastra cenderung menja- ahal, apresiasi maupun kritik, bisa bisa maju di tangan para raja dan di wilayah yang sedikit disentuh, menjadi alat ukur kualitas karya ratu semacam itu.” (http://www. baik oleh para akademisi maupun yang dihasilkan para sastrawan, facebook/aslaksana?fref=ts, 2 De- penggiat kritik sastra. Hal ini tidak meskipun sifatnya sangat relatif. sember 2013). sebanding dengan membanjirnya Prosais A.S. Laksana mengata- Di tengah minimnya karya karya sastra yang lahir, yang ter- kan, “Dengan kritikus yang sungkan apresiasi dan kritik tersebut, tetap nyata tak dibarengi dengan lahir- bersuara karena berbagai sebab ada orang-orang yang serius berku- nya banyak kritikus. dan dengan nyaris tidak adanya tat di bidang ini meski jumlahnya Kalangan akademisi yang diha- media atau jurnal untuk kritik tidak banyak. Buku Pelangi Sastra: rapkan menjadi bagian penting da- sastra yang sungguh-sungguh, du- Ulasan dan Model-model Apresiasi

80 PUSAT NO. 08/2014 pustaka lam dunia apresiasi dan kritik sas- apresiasi dan kritik sastra perkem- cerpen-cerpen anak muda Riau itu tra, belum memperlihatkan dirinya bangannya lamban di Indonesia, yang terangkum dalam kumpulan secara signifikan. Mereka menjadi- hingga bermacam-ragam sastra Sebutir Peluru dalam Buku ([SPdB] kan kajian terhadap karya sastra dari sastra bandingan hingga pen- 2011). Danardana menulis: Keuni- hanya sebagai bagian dari tugas-tu- tingnya sastra dalam kehidupan kan lain (yang sekaligus menjadi ke- gas rutin, belum menjadikannya se- kita, Danardana banyak menulis kuatan) SPdB adalah cara penyajian bagai “tugas utama” yang menegas- apresiasi karya dengan berbagai cerita. Tema-tema hidup keseharian kan bahwa masyarakat memerlu- pendekatan. Hampir semua genre orang kecil yang tragis-realis di kan apresiasi dan kritik sastra yang sastra dibahasnya. Baik itu karya hampir keseluruhan cerpen dalam baik, dan itu sebenarnya menjadi novel, cerita pendek, sajak, maupun SPdB dikemas dalam ironi-ironi pe- tugas masyarakat sastra, terutama naskah dan pementasan teater. nuh kejutan. Membaca SPdB, den- yang berkutat di bidang apresiasi Buku ini juga menggambarkan gan demikian, ibarat berselancar di dan kritik. Kalangan perguruan bahwa selain karya sastra Indo- laut bebas. (hal. 181). tinggi atau akademisi merupakan nesia secara luas, terlihat Danar- Dalam tulisan “Mewacanakan salah satu yang utama dan paling dana juga mencoba mendalami Sajak ‘Karena Kalian Gunung, Kami diharapkan dalam hal ini. karya-karya sastra lokal, terutama pun Menjelma Jadi Angin’ Karya Sebagai upaya apresiasi terha- Riau. Beberapa tulisan yang khu- Fakhrunnas MA Jabbar”, Danarda- dap karya sastra, Danardana men- sus membahas karya sastra Riau di na melihat kepedihan yang dira- jelaskan, ada upaya “perebutan” antaranya “Belajar ‘Membaca’ Frag- sakan Fakhrunnas dalam bait-bait makna karya sastra yang memang men Waktu” (hal. 67), “Keris Ta- syairnya. Danardana menulis: Fak- tak akan bisa mencapai taraf ob- meng Sari” (hal. 107), “Mewacana- hrunnas, sebagai pengarang dan jektif, tetapi berupaya untuk me- kan Sajak ‘Karena Kalian Gunung, putra Melayu (Riau) yang memiliki lakukan tafsir-tafsir yang memang Kami pun Menjelma Jadi Angin’ kepedulian tinggi atas keberadaan akan berbeda antara tafsir seo- Karya Fakhrunnas MA Jabbar” (hal. dan nasib puak Melayu, dapat di- rang kritikus dengan kritikus lain- 155), “Peluru Olyrinson” (hal. 177), pastikan tidak terbebas dari semua nya terhadap satu karya. Artinya, “Perahu Rapuh Idrus Tintin” (hal. peristiwa dan perubahan kondisi so- bahwa upayanya untuk melakukan 183), “Tafsir Jebat dan Mitos Glo- sial budaya yang terus terjadi dalam tafsir banyak karya yang ditulisnya balisasi” (hal. 225), dan “Amuk Tun masyarakat itu (hal. 165). dalam buku ini hanyalah salah satu Teja dalam Bayang-bayang Globali- Dalam buku ini, Danardana alternatif tafsir dan pemahaman, sasi” (hal. 241). selain melihat ada sisi lemah dari yang siapapun boleh menerima Dalam “Perahu Rapuh Idrus Tin- sebuah karya, Danardana dalam dan menolaknya, serta boleh memi- tin”, Danardana mencoba memban- buku ini juga menjelaskan sisi ke- liki tafsir lainnya yang bukan tidak dingkan sajak Idrus Tintin berjudul lebihannya. Dengan analisis yang mungkin akan melahirkan karya “Perahu” dan sajak Hamzah Fansu- dilakukannya ini Danardana me- kritik lainnya. ri “Syair Perahu”. Dia menyimpul- nemukan banyak hal dari karya itu, Terdapat 32 esai sastra yang kan ada keterpengaruhan “Perahu” termasuk tafsir yang berbeda dan terangkum dalam buku setebal oleh “Syair Perahu”, tetapi Danarda- membuat sang pengarang yang ka- 272 halaman ini. Selain membahas na melihatnya sebagai sesuatu yang rangannya dibahas kemungkinan tentang esai-esai umum yang ber- jamak. Dua sajak tersebut memiliki besar tak pernah membayangkan hubungan tentang apresiasi sastra kekuatan masing-masing. kalau karyanya menghasilkan tafsir seperti tentang kondisi pengajaran Di bagian lain, dalam “Peluru yang berbeda tersebut*** sastra di sekolah terkini, mengapa Olyrinson”, Danardana membahas

PUSAT NO. 08/2014 81 pustaka

Novel Si Parasit Lajang Ayu Utami

......

tokoh saya terhadap peristiwa yang dialaminya dengan teman di kedai, Judul : Si Parasit Lajang sahabat di perjalanan, serta ibu dan Pengarang : Ayu Utami anggota keluarga lain, termasuk Penerbit : PT Gramedia, 2013 pembantu rumah tangga di rumah. Tebal : xviii + 201 halaman Sekilas saya teringat pada novel-no- vel karya Iwan Simatupang (Ziarah, Kering) dan novel atau cerpen karya Budi Darma (Olenka). Sang Tokoh bebas berpikir dan dengan “egois” bebas menanggapi apa yang etika saya membaca novel Soeharto, Osama). Memang, se- dilakukan tokoh lain. Sejenak kita Si Parasit Lajang (SPL) se- bagian dari nama-nama tersebut tengok Ayu Utami pengarang novel Kpintas SPL seperti novel sekadar hanya terucap dari mulut SPL. Karya pertama perempuan no- Indonesia yang lain. Ternyata sete- tokoh dan tidak hadir dalam cerita. velis itu adalah Saman. Sementara lah membaca dari halaman perta- Sempat sejenak saya berpikir, apa- itu Ayu Utami pun semakin pro- ma sampai halaman terakhir den- kah SPL merupakan “autobiografi”, duktif karena berturut-turut telah gan cermat, SPL rada unik. Selain “catatan buku harian”, atau sebuah melahirkan novel Larung (Dwilogi memuat “Pengantar” dan “Prolog”, “novel baru”. Rangkaian cerita SPL dengan Saman), Seri Bilangan Fu serta “Epilog”, SPL terdiri atas tiga tidak sekuensis, tetapi meloncat (Manjali dan Cakrabirawa serta La- bagian, yaitu “Kedai”, “Rumah”, dan satu sama lain. Di dalam ketiga ba- lita), dan trilogi (Si Parasit Lajang, “Perjalanan” serta dilengkapi “Sum- gian cerita, yaitu “Kedai”, “Perjala- Cerita Cinta Enrico, Pengakuan Eks ber Tulisan” dan sekaligus “Terima- nan”, dan “Rumah” subbagian cerita Si Parasit Lajang). kasih” dari pengarang. Lebih unik bagai potret-potret yang satu sama Cerita merupakan esensi dari lagi tokoh dalam SPL adalah tokoh lain tidak berhubungan dan tidak sebuah cerita rekaan. Berdasarkan saya (perempuan muda urban) dan membangun sebagai cerita utuh. pemahaman itu, SPL dapat digo- beberapa nama tokoh yang dapat di- Memang, ditilik dari sisi sudut longkan sebagai genre cerita re- jumpai di dunia nyata (Sahal, Franz pandang tokoh saya, cerita-cerita kaan. Dari kutipan pertama yang Magnis Suseno, Alex Lanur, Norvan kecil itu merupakan pengalaman saya cuplik, tersurat dan tersirat Pecandupagi, Bill Clinton, Ayatollah pribadi, sekaligus sikap tokoh saya, bahwa antara narator dan penga- Khomaini, Che Guevara, Sukarno, reaksi tokoh saya, serta pandangan rang diperankan oleh orang yang

82 PUSAT NO. 08/2014 pustaka sama. Namun, dalam hukum “pem- lain, mereka cenderung santai dan mikir memberi makan anjing dan bacaan” suatu teks sastra, pembaca masa bodoh untuk urusan rumah. mencuci mobil. Siapa saya bagi harus mampu memilah antara du- Karena mereka banyak mengetahui Ibu kecuali benalu? (2013:27). nia fiksi dan dunia nyata. Upaya sesuatu, baik dari proses belajar pengarang untuk memfiksikan secara formal (di kelas) maupun Cara mereka mengemukakan dirinya sebagai tokoh utama se- informal (dalam pergaulan kese- pandangan, mengambil sikap, dan kaligus sebagai narator, meskipun harian dengan komunitas mereka), memutuskan sesuatu tentang kehi- kurang lazim, masih dapat dibenar- sosok seperti tokoh saya telah men- dupan dilakukan dengan lugas, te- kan dalam sebuah cerita rekaan. gabaikan sifat gotong royong yang tapi terkesan ekstrem. Logika men- Penikmat sastra Indonesia tentu sudah teruji dan dianut oleh nenek- jadi landasan utama bagi mereka mengetahui bahwa novel Saman di- moyang mereka. itu. Adat istiadat sepertinya mereka tulis oleh Ayu Utami. anggap sebagai penghambat atau Saya pernah kenal feminis Jepang. paling tidak akan mengekang kebe- Ketika itu saya telah menulis no- Katanya, berdasarkan riset te- basan pribadi seseorang. Bahkan, vel pertama saya, Saman. Novel itu mannya, kebanyakan perempuan agama dalam pandangan mereka laku keras dengan heboh, selain Jepang yang karirnya maju tidak mendapat hadiah sastra. Novel itu menikah. Dan wanita demikian hanya merupakan simbol-simbol laku keras dengan heboh, selain umumnya tetap numpang di ru- dogmatis yang harus dihargai, teta- mendapat hadiah sastra. Novel itu mah orangtua mereka, rumah pi tidak harus dijalankan dalam ke- malah telah beredar sebelum di- yang tak perlu mereka openi sebab seharian (2013:139). Sebagai ilust- terbitkan, dianggap memperluas ada ibu yang mengerjakan itu, dan rasi dapat diperhatikan sikap tokoh batas cakrawala sastra Indonesia. ayah yang tak rela membiarkan saya tentang perkawinan. Pokoknya suatu debut yang suk- gadisnya sendirian. Ia menyebut seslah (2013:7). mahkluk begini, barangkali juga Ibu saya adalah makhluk terind- dirinya sendiri, single parasite. Te- ah. Ia begitu beda dari saya. Ia tak pat! Itulah saya, si Parasit Lajang. Kutipan di atas menyuratkan pernah berganti pacar. Saya ganti Numpang di rumah orangtua, tak pacar lima kali (di luar yang lima dan menyiratkan bawa tokoh saya bayar listrik, pagi bermain, siang tak terhitung pacar). Ia percaya identik dengan pengarang novel bekerja, malam menulis, tanpa bahwa menikah adalah jalan hi- itu, yakni Ayu Utami. Setelah peristiwa demi peris- tiwa dalam SPL diikuti, sebagai pembaca saya tergoda untuk men- gatakan bahwa SPL merupakan no- vel yang data empiriknya berasal dari buku harian dan sekaligus me- rupakan hasil pengamatan, reaksi, atau sikap narator (tokoh saya) ter- hadap berbagai aspek kehidupan. Bahkan, sempat terbesit dalam be- nak saya bahwa novel SPL merupa- kan sebuah autobiografi. Isu yang diungkapkan dalam Si Parasit Lajang (SPL) berkisar ten- tang kehidupan makhluk santai. Mereka punya cita-cita dan kreati- vitas mereka cukup tinggi. Beker- ja, menulis, berdiskusi, pokoknya setiap hari sibuk. Namun, di sisi

PUSAT NO. 08/2014 83 pustaka

dup terbaik manusia, kecuali jika ggup atau tidak mengemban tugas anak menjadi korban keegoisan orang menjadi suster atau bi- mulia itu (2013:37--38). orangtua. Apalagi berkaitan dengan arawan. Saya percaya bahwa ber- superioritas pria terhadap perem- keluarga itu bagus buat orang lain puan yang terungkap dalam sistem (2013:78). Pembagian peristiwa dalam SPL terdiri atas (1) kedai, (2) ru- poligami. Tokoh saya bersikap je- mah, dan (3) perjalanan. Ketiga las, anti poligami meskipun tokoh Jadi, apa sebenarnya “berke- tempat itu merupakan ruang uta- saya melihat rasionalisasi di balik luarga” itu? Kenapa orang-orang ma dalam kehidupan tokoh saya. perkawinan-ganda itu. (2013, xiv— begitu kepingin melakukannya, pa- Pengulangan tersebut menyirat- xv). Tokoh saya lebih menikmati dahal setelahnya mereka berubah kan bahwa isu perkawinan sangat hubungan pertemanan yang ikhlas menjadi budak “tanggungjawab”? penting didiskusikan bagi tokoh dengan lawan jenis, apalagi kalau (2013:184). Tokoh saya tidak men- saya dan hal itu sebenarnya sudah pria tersebut lucu, berwawasan, gangap jelek perkawinan, tetapi tersurat dalam judul novel, yakni Si dan menjalin pertemanan tanpa secara pribadi tokoh saya tidak Parasit Lajang. pamrih. Apalagi kalau teman atau mengharuskan perkawinan den- sahabat itu mempunyai hobi yang gan berbagai argumentasi. Men- Maksud saya begini. Berkeluarga sama (2013:12). Keterbukaan sikap gapa harus menikah kalau setelah itu kan tidak boleh main-main. tokoh saya itu terkadang mencuat- mempunyai anak tidak mampu Sekali kamu menikah, sebaiknya kan situasi yang kurang lazim diti- menghantarkan anaknya ke pintu kamu tidak cerai. Sekali kamu lik dari aspek moral (yang berlaku punya anak, kamu tidak bisa me- kebahagiaan (2013:36). Mengapa di sebagian masyarakat. Tokoh saya masukkannya lagi ke dalam perut seorang perempuan harus mem- bebas menginap di hotel dengan te- dan mengurainya kembali kepada punyai suami kalau perempuan itu sperma dan sel telur. Berkeluar- man atau sahabat prianya, bahkan harus bergantung kepada si suami ga adalah kontrak seumur hidup. tidur sekamar. Tokoh saya berkeya- dalam segala hal. Artinya, yang mampu silakan kinan bahwa selama lelaki mengan- melakukannya. Saya sih merasa ggap keinginan pria tersebut secara Hm, Aneh. Begini. Semua orang tidak mampu. Jika suatu tugas baik-baik. religius setuju bahwa perkawinan dipaksakan kepada yang tidak ca- itu sakral. Nah! Tidak semua orang kap, hasilnya adalah kekacauan. Saya tidak canggung untuk ti- harus menjadi imam atau pendeta, Perceraian, perselingkuhan, sa- dur sekamar dengan lelaki yang kan. Tugas itu sakral. Jadi, kenapa ling sambit dalam keluarga, dan saya kenal. Saya percaya mereka, pula semua orang harus jadi ayah anak-anak yang broken home. lelaki, adalah manusia. Sejauh atau ibu, suami atau istri? Kalau Saya kira semua itu terjadi karena mereka melihat perempuan se- kita melihat perkawinan sungguh perkawinan diwajibkan sehingga bagai manusia juga, mereka tidak sebagai lembaga yang sakral, justru lembaga yang seharusnya sakral akan memperkosa. Mereka bo- seharusnya kita tidak membiarkan itu justru jatuh ke tangan orang- leh memberi tanda atau bahkan sembarang orang memasukinya. orang yang tak bertanggungjawab mengungkapkan bahwa mereka Apalagi mengharuskan orang- (2013:36) ingin bercinta, tetapi sejauh me- orang yang tidak pantas menja- reka tidak memaksa, mereka se- lankannya ... Jadi, kita memang lalu bisa ditolak dengan baik-baik Argumentasi yang diungkapkan tidak bisa melarang orang untuk (2013:103). menikah. Tapi kita juga harus tahu tokoh saya, sangat masuk akal. Pot- bahwa ada orang-orang yang tidak ret kehidupan keluarga (khususnya cocok untuk menikah. Nah. Karena keluarga muda) masa kini memang Pembagian peristiwa dalam SPL kita tidak boleh melarang maka cenderung memudahkan persoalan terdiri atas (1) kedai, (2) rumah, untuk membatasi pernikahan dari yang muncul dalam keluarga mere- dan (3) perjalanan. Ketiga ruang orang yang tidak kapabel, seba- ka. Sedikit perselisihan atau keti- itu sangat istimewa bagi tokoh saya iknya kita juga tidak mewajibkan sebagai tempat untuk menimba semua orang menikah. Dengan dakakuran antara suami dan istri, pengalaman hidup, sekaligus pem- demikian, biarlah, orang belajar banyak yang memilih jalan pintas, menyadari sendiri apakah dia san- yaitu perceraian. Akibatnya, jelas belajaran hidup dan selanjutnya

84 PUSAT NO. 08/2014 ikut membentuk kepribadian tokoh perkawinan mengerucut di tempat suster atau biarawan, dianggap ma- saya dalam menyikapi setiap per- itu. Secara tegas mereka menolak sih akan berbuat dosa dan menodai soalan hidup. perkawinan dengan argumenta- makna perkawinan. Pro dan kotra si masing-masing. Bagi seseorang terhadap perkawinan ternyata sud- yang menganut pemikiran konser- ah mengglobal di seluruh belahan Di kedai ini kami mencoba meng- vatif, baik dari aspek agama, sosial- dunia. Jika muncul suatu keyakinan hargai manusia lepas dari se- kemasyarakatan maupun hukum, bahwa agama mampu membimbing kat-sekat identitas. Di kedai ini sikap tokoh saya, Gofur, dan Ming setiap manusia untuk menghargai kejantanan diusahakan tidak dianggap sifat yang lebih unggul Dao bisa dianggap terlalu moderat manusia yang lain, keyakinan itu dibanding sifat-sifat lain. Di kedai dan tidak lazim. masih perlu diuji lebih lanjut. ini orang mencoba tidak hirar- Kalimat awal pada kutipan be- Suatu hari di Jepang saya ber- kis. Ya. Mencoba tidak hirarkis. rikut (“Rumah”) menyiratkan suatu selisih pendapat dengan seorang Itu penting, saudara-saudara ... pengakuan dari tokoh saya terha- kawan. Dia: ibu satu putri, istri (2013:11). dap harmoni yang selama ini ber- yang mandiri, editor sebuah koran ... hasil dibangun oleh ibu tokoh saya. yang sukses, seorang Budhis yang Saya sudah jelas. Saya memutus- Selanjutnya, pada kalimat kedua saleh. Saya: tanpa anak, tanpa su- kan untuk tidak menikah. Kena- dan kalimat ketiga, jelas tampak ba- ami, editor sebuah jurnal yang tak panya telah dijelaskan dalam “10 gaimana tokoh saya “menghargai” laku, dan orang katolik yang tidak + 1 Alasan untuk Tak Kawin”. Si perbedaan, dan sekaligus ingin ber- beres. Kami berdebat tentang bu- Gofur rupanya mirip saya juga. Dia beda dari orang lain. Sebuah contoh daya kapitalis yang menyebabkan agak jengkel dengan adat-istiadat yang mengharuskan manusia me- baik yang secara konsekuen dila- wanita menjadi objek seks. Kawan nikah dan tak memberi alterna- kukan oleh ibunya dengan mem- saya percaya bahwa agama me- tif lain yang sama terhormatnya. bangun keluarga harmonis, belum rupakan alternatif terbaik untuk Seperti saya, Gofur punya tenaga mampu mengubah sikap dan pan- menghapus objektivikasi terhadap khusus untuk membikin keki ke- dangan hidup tokoh saya terhadap perempuan. Saya, sudah bisa dite- luarga. Kami mau bilang bahwa perkawinan. bak, tidak percaya (2013:160). manusia tidak harus menikah un- tuk bisa jadi normal dan baik-baik Ibu saya adalah mahkluk terind- Kutipan di atas semakin mem- saja. Sedang si Ming Dao? Ming ah. Ia begitu beda dari saya. Ia tidak perjelas kita bahwa seberapa jauh Dao tampaknya juga tidak terta- pernah berganti pacar. Saya ganti tokoh saya berpegang teguh pada rik pada pernikahan. Setidaknya, pacar lima kali (di luar yang lima sikapnya untuk menuntut perem- ia tidak merencanakan hidup ber- tak terhitung pacar). Ia percaya puan memiliki kesetaraan terha- keluarga dalam waktu dekat ini bahwa menikah adalah jalan hidup dap laki-laki secara hukum dalam (2013:136). terbaik manusia, kecuali jika orang berbagai hal, khususnya tentang menjadi suster atau biarawan. Saya perkawinan. Novel SPL layak di- Komunikasi antara tokoh saya percaya bahwa berkeluarga itu ba- baca, baik sebagai bukti kebebasan dan tokoh yang lain justru sangat gus buat orang lain (2013:78). dalam proses kreatif dari seorang kental terjalin ketika mereka nong- Frasa menjadi suster atau bi- pengarang (perempuan) Indonesia krong di kedai atau ketika mere- arawan digunakan sebagai per- maupun sebagai upaya pengayaan ka seperjalanan menuju ke suatu kecualian sekaligus keistimewaan literer bagi pembaca sastra, penga- tempat. Pematangan identitas diri bagi seseorang yang berprofesi se- mat sastra, serta peneliti sastra di semakin mengeristal di kedua perti itu untuk diperbolehkan tidak Indonesia. [] lingkungan itu. Titik pertemuan kawin. Dengan demikian, tersirat tentang suatu isu, misal, mengenai bahwa orang kebanyakan, bukan

PUSAT NO. 08/2014 85 SECANGKIR TEH

Goenawan Mohamad

erlahir dengan nama Goe- nawan Soesatyo Mohamad Tdi Batang, Jawa Tengah, pada tanggal 29 Juli 1941. Dalam perja- lanan hidupnya sebagai intelektual berhaluan keras, terbuka, dengan berbagai profesi telah dijalaninya. Profesi itu tidak jauh dari diskusi dan menulis sejak mudanya. Sejak kelas 6 Sekolah Rakyat, mas Goen, akrab dipanggil, telah menyenangi siaran puisi RRI. Pada usia 17 tahun, mulai menulis di me- dia, dengan salah satunya menerje- mahkan puisi penyair wanita Ame- rika, Emily Dickinson. Mas Goen mulai awal belajar formal d Fakul- tas Psikologi, Universitas Indone- sia. Kemudian belajar Ilmu Politik di Belgia, dan menerima Fellowship di Harvard University, membentuk keluarga dengan Widarti, dikaruni- ai 2 orang putra. Kreativitas Mas Goen tidak tanggung-tanggung. Tahun 1971, mendirikan majalah Tempo, sekali- gus dia menjadi Pemimpin redaksi, dan menulis kolom. Kolomnya ten- tang agenda politik, ekonomi, seni, dan kadang mengulas buku sastra. Bahkan, majalah ini yang menye-

86 PUSAT NO. 08/2014 barkan paham Jurnalisme sastra. lawan, membuatnya harus mundur Bahkan di antara pergulatan Kumpulan karya kolomnya di ma- dari pemimpin redaksi majalah politikitu, mas Goen terus bergerak jalah Tempo ini dibukukan sendiri, Tempo, (1999), namun sebagai ke- dalam dunia kesenian. Lompatan- dalam beberapa jilid, berjudul Ca- rajaan bisnis media, Tempo tetap nya membuat membuat kelompok tatan Pinggir,terbit sampai bebe- saja mengembangkan sayap, bu- seni bersama Tony Prabawa dan raapa jilid. kan sekedar majalah, tetapi muncul Jarrad Powel memuat libretto unuk Produktivitas dan kreativitas koran harian Tempo. Koran ini opera Kali, yang dimainkan tahun mas Goen, tidak hanya pada tulisan mengurai banyak hal dalam pros- 1996, kemudian direvisi bebrapa esai yang melihat persoalan dunia es perjalanannya. Satu yang tidak kali. Diepntaskan di wilayah Ame- itu bercarut-marut dalam simbiosis lepas dari kekhasan Tempo adalah rika, yaiu di Seattle (2000), New politis dan kerakusan. Semua harus esainya yang tajam. Produk inilah York (2006). Opera berdasar puisi dipandang dari satu sisi, yaitu Is- yang membuat Tempo majalah dan Goenawan, dipentaskan di Tokyo lam, yang mutlak. Tempo koran menjadi berbeda. (2006), juga mnjadi ofisial grup un- tuk gamelan Sekar Jaya di Berkeley. Apakah dari kemutlakan itu Kreativitas mas Goen tidak di- tumbuh karya-karya perenungan. ragukan lagi. Ketika medianya di- Bersama Sudjiwo Tedjo, menu- Ternyata juga muncul berbagai berangus, dikalahkan oleh Hukum, lis teks wayang bahasa Indonesia kumpulan puisi. Kumpulan pu- mas Goen berkreasi dengan men- Wisanggeni (1995), dan dengan da- isinya, Parikesit (1971), Interlude didik generasi berikutnya dengan lang Slamet Gudono, menulia dan (1973), Asmaradhana (1992), Mis- membentuk jiwa dan sikap berani. mementaskan, Alap-alapan Surti- alkan kita di Sarajevo (1998). Sete- Sikap berani ini juga menjadi bera- kanthi (2002). lah itu muncul terbitan sajak leng- ni bersikap. Sikap awalnya mem- Mas Goen tetap berkarya, labo- kap 1961-2001 (2001), kemudian bentuk Aliasi Jurnalisme Indepen- ratorium intektualnya terus berja- seleksi puisinya diterjemahkan ke den (AJI) dan mendidik generasi lan bak lokomotif. Tempat kreatif- dalam bahasa Inggris, oleh Laksmi berikutnya dengan adanya Institut nya di “Komunitas Utan Kayu” terus Pamuntjak berjudul Selected Poems Studi Arus Informasi (ISAI) adalah melawan pemberangusan ekspresi. GM (2004). tindakan yang berani menjelang tu- (Trias Yusuf) runnya presiden Soeharto. Mas Goen sebagai penyair me- renungi dunia berbagai hal. Namun satu hal yang tidak dilupakannya, etnisitasnya sebagai orang Jawa. Wayang dan Tembang adalah kebia- saan ningrat Jawa, untuk mencapai ketentraman jiwa yang abadi. Sikap mandita sebenarnya pi- lihan, namun banyak urusan du- nianya, adalah urusan politik, dan sikap hidup. Ini tercermin dalam kumpulan esai kecilnya, ada 16 esai, terkumpul pada buku Tuhan dan Hal-hal yang Tak Selesai (2007). Buku ini kemudian diterjemahkan dalam bahasa Inggris oleh Laksmi Pamuntjak dengan judul, On God and Other Unfinished Things. Karya esainya, yang cerdik, ta- jam, menggelitik, namun juga me-

PUSAT NO. 08/2014 87 mozaik

Berbagai Mitos tentang Laut: Mengungkap Konsep Bahari Bangsa Indonesia1

YOSEPH YAPI TAUM2

“Bahwa tradisi kuno kita bangsa yang hidup dengan men- tradisi lisan tentang laut. Masyara- ialah, agar kita menguasai gandalkan laut, juga dalam hal es- kat Nusantara khususnya dan dunia lautan, bahwa negara tetikanya. pada umumnya memiliki berbagai kekayaan tradisi lisan yang men- kita hanya bisa menjadi Makalah ini bermaksud menya- jikan berbagai mitos dan pandan- gungkap tentang laut. besar dan kuat jikalau ada gan dari berbagai kawasan Nusan- persatuan perhubungan tara tentang laut untuk mencoba 1. Pendahuluan merekonstruksi konsep bahari penguasaan yang mutlak Kondisi geo-politik kepulauan- bangsa Indonesia. Bagi sebagian be- atas lautan.” kepulauan Nusantara menunjuk- sar masyarakat Nusantara, laut bu- kan bahwa bangsa ini merupakan (Bung Karno, 6 Januari 1961) kanlah alam bagi manusia. Banyak- bangsa bahari. Menurut data tahun nya kisah mistis tentang hantu laut 2004, Indonesia memiliki sekitar dan berbagai misteri laut membuat 17.500 pulau, sekitar 6.000 di an- masyarakat Nusantara tidak dapat Abstrak taranya belum berpenghuni tetap beradaptasi dengan laut. ndonesia sudah lama dikenal (Taum, 2006). Menyadari bahwa sebagai bangsa maritim atau Dalam tulisannya berjudul “Laut: sepertiga wilayah geografis Indo- Ibangsa bahari. Akan tetapi, Sebuah Pola Pikir,” Ignas Kleden nesia adalah lautan, tidak dapat konsep-konsep bahari yang terkan- (2004) menegaskan bahwa laut, se- dibantah bahwa Indonesia adalah dung dalam berbagai tradisi lisan- perti juga darat, merupakan sebuah sebuah negara maritim. Semangat nya hampir tidak pernah diteliti. pandangan dunia, sebuah weltansc- maritim memang sudah menggelo- Hal ini membangkitkan pertanyaan hauung. Sebagai sebuah pandangan ra di bumi pertiwi ini sejak zaman tentang keseriusan bangsa ini da- hidup, laut sebagai tanda terwujud kerajaan Majapahit dan Sriwijaya. lam mengembangkan visi sebagai dalam berbagai penanda dan petan- Pada zaman penjajahan, orientasi sebuah bangsa maritim, sebuah da, antara lain mitos, legenda, dan maritim dibelokkan menjadi orien-

88 PUSAT NO. 08/2014 mozaik tasi agraris. Memasuki zaman ke- Berbagai Mitologi tentang Laut si mencari dan menemukan pusat merdekaan, berbagai upaya pun Dalam berbagai mitologi Barat, perdagangan rempah-rempah dan telah dilakukan oleh para pend- laut lebih sering digambarkan se- emas dunia dengan kepandaian ra- ahulu bangsa ini untuk kembali bagai sebuah medan yang berba- sionalitasnya ketimbang dorongan menggelorakan semangat maritim haya, mengerikan, dan tidak selalu spiritualnya. bangsa Indonesia, terutama pada aman. Kisah-kisah para petualang Fenomena yang berbeda terli- masa pemerintahan Orde Lama. tentang serangan makhluk-mak- hat pada bangsa Indonesia. Bangsa Pada tanggal 13 Desember 1957, hluk mistis dengan kekuatan gaib ini (pernah) dikenal sebagai bang- diumumkan sebuah deklarasi yang banyak kita dengar. Sebut saja sa bahari. Berbagai cerita dan mitos dinamakan Deklarasi Juanda yang misalnya mitos Flying Dutchman tentang laut dan kehidupan di lau- menyatakan kepada dunia bahwa (Belanda), 5 mitos Odysseus dan Se- tan serta dinamikanya menggam- Indonesia menganut prinsip-prin- rena (Yunani),6 legenda kapal Mary barkan laut memiliki daya tarik ter- sip negara kepulauan (Archipela- Celeste (Amerika Serikat),7 misteri sendiri. Kebesaran dan kedigdayaan gic State) sebagai sebuah wawa- yang tak pernah terpecahkan ten- bangsa Indonesia sebagai bangsa 3 san nusantara. Deklarasi Djuanda tang Segi Tiga Bermuda (Samudra bahari digambarkan dengan sangat selanjutnya diresmikan menjadi UU Atlantik),8 serta Sosok Leviathan baik melalui novel Arus Balik karya No.4/PRP/1960 tentang Perairan sebagai monster laut yang digam- novelis besar Pramoedya Ananta Indonesia. Akibatnya, luas wilayah barkan dalam Perjanjian Lama dan Toer (2002). Majapahit dalam se- Republik Indonesia berganda 2,5 dalam kebudayaan populer Barat gala kemegahannya sebagai sebuah kali lipat dari 2.027.087 km² men- menunjukkan bahwa laut dihuni kerajaan maritim paling kuat di jadi 5.193.250 km². makhluk-makhluk misterius yang Nusantara, pernah memiliki arma- Dalam kebudayaan populer, kita mengerikan dan tentu saja mena- da-armada laut yang perkasa dan mengenal sebuah lagu anak-anak kutkan. Dalam kebudayaan Barat, mempersatukan Nusantara ini se- yang mengingatkan bangsa kita se- hampir tidak ada mitos tentang laut bagai sebuah kekuatan bahari yang bagai sebuah bangsa bahari.4 Banyak sebagai sebuah tempat yang penuh jaya. Bagi Pramoedya kekuatan pertanyaan yang dapat diajukan. dengan pengharapan dan member- citra bahasa Indonesia, berikut se- Benarkah bangsa kita adalah bangsa ikan kepastian hidup. genap wawasan falsafah dan este- pelaut? Dari mana kita memastikan Jika laut, sebagaimana juga da- tiknya tertempa dan berkembang bahwa bangsa kita bangsa pelaut? rat, merupakan sebuah pandangan berkat wawasan kelautannya yang Bagaimana cerita-cerita tentang dunia, weltanscahauung, seperti berwatak luas menembus kedang- ‘keberanian’ nenek moyang kita me- dikemukakan Ignas Kleden (2004), kalan dan kekerdilan. Sebagaimana nantang gelora dan gelombang laut? apa yang dapat kita simpulkan dari juga kejayaan persatuan dan kesa- Jika bangsa kita bukan bangsa pe- berbagai mitos dan cerita Barat tuan Indonesia dilahirkan oleh ge- laut, bagaimana ribuan pulau-pulau tentang laut? Bangsa Barat pada lora kebaharian – sebaliknya kawa- di nusantara ini dapat disatukan? prinsipnya bukanlah bangsa baha- san-kawasan pedalaman agraris Akan tetapi, jika bangsa kita bangsa ri yang mencintai dan hidup aman mengungkung wawasan berpikir, bahari, mengapa ‘darat’ lebih kuat dengan laut.9 Pertanyaannya, men- cenderung membentuk watak ker- daripada ‘laut’? Untuk menjawab gapa bangsa Barat terbukti mam- dil dan kemunafikan akibat tiada- pertanyaan-pertanyaan tersebut, pu mengeksplorasi benua-benua nya sentuhan gemuruh gelombang sebuah kajian folklor yang lebih baru dan pulau-pulau yang jauh lautan. lengkap dan mendalam perlu dila- melalui lautan yang berbahaya itu? Akan tetapi, seperti dikemuka- kukan. Tulisan ini dimaksudkan se- Menurut hemat saya, keberhasilan kan Pramoedya Ananta Toer dalam bagai sebuah pancingan awal untuk mengarungi samudra dan lautan Arus Balik, kedigdayaan armada-ar- memulai proyek raksasa tersebut, bergelombang bangsa Barat lebih mada laut yang pernah mempesona membangun semangat kebaharian disebabkan karena kekuatan obsesi Nusantara, yang mengalirkan arus sebagai salah satu identitas keindo- dan rasionalitasnya daripada spirit dari Selatan ke Utara itu sudah lama nesiaan. kebahariannya. Mereka terobse- berbalik. “Arus berbalik, bukan lagi

PUSAT NO. 08/2014 89 mozaik

dari Selatan ke Utara tetapi sebalik- juannya adalah membangkitkan ke- beda dengan mitologi Hindu yang nya dari Utara ke Selatan. Utara ku- sadaran kolektif bangsa Indonesia memandang laut sebagai laki-laki asai Selatan, menguasai urat nadi tentang pentingnya pembangunan (Dewa Waruna), di Indonesia (se- kehidupan Nusantara. Perpecahan kawasan laut. perti di Mesir) bahureksa laut men- dan kekalahan demi kekalahan dapat bentuk sosok perempuan. seakan menjadi bagian dari Jawa Konsep Laut Sebagai Ibu Seperti halnya bumi, tanah dan air, yang beruntun tiada hentinya sam- Jika kita ingin mengkaji dan laut merupakan unsur pengandung pai saat ini.” Sampai sekarang pun, mengungkapkan bagaimana ‘laut’ - pelahir - dan penyusui kehidupan Indonesia tak habis-habisnya dirun- diimaginasikan dalam kesadaran (lihat Setiawan, 1981). Masyarakat dung masalah integrasi dan tersen- kolektif bangsa kita, pertama-tama Pulau Buru selain mengenal Ina dat perkembang annya, disebabkan kaitkan dengan konsep tanah air. Kabuki, ratu yang bertahta di da- sebagai kekuatan bahari Indonesia Bangsa Indonesia menyebut tanah sar Teluk Kayeli, juga mempunyai sejak merdeka justru selalu dia- air sebagai “ibu pertiwi.” Dalam tokoh Boki Ronja(ng), ‘pamali’ atau tur oleh kekuasaan angkatan darat imaginasi bangsa Indonesia, laut bahureksa sungai Wai Apu. Bentuk dengan watak khasnya yang bukan pun merupakan ‘ibu’ dengan sega- feminin ini barangkali juga karena, saja tak kenal, malah meminggir- la kelembutan, kasih sayang, dan di hadapan langit, laut terletak di kan wawasan kebaharian. pemberi kehidupan (lihat Sunin- bawah. Dari dunia pedalangan se- Di tengah keterpurukan dan dyo, 1998). Hal ini berbeda, misal- ring kita dengar kata-kata, diucap- kemunduran bangsa Indonesia se- nya dalam sebagian besar bangsa kan terhadap tokoh yang akan dike- bagai bangsa ‘pedalaman’ ini, patut Barat yang memandang tanah air- nai senjata pamungkas: “tumengaa dikaji, diungkap, dan direvitalisasi- nya sebagai ‘ayah’ (fatherland) ta- Bapa Angkasa, tumungkula Babu kan kembali jiwa dan spirit keba- nah kaum laki-laki. Pertiwi” (tengadahlah pada Bapa harian bangsa Indonesia. Makalah Dalam pandangan berbagai et- Langit, dan tunduklah pada Ibu ini dimaksudkan untuk menjawab nis di Indonesia, laut pada umum- Bumi”). Gagasan pemikiran demi- persoalan-persoalan tersebut. Tu- nya dipandang sebagai ‘ibu’. Ber- kian, bahwa “bapa” (laki laki) ada-

90 PUSAT NO. 08/2014 mozaik lah langit, dan “ibu” (perempuan) jao di Sulawesi Selatan. Laut juga untuk menghancurkan gerakan adalah bumi, sesuai dengan konsep dipahami sebagai ibu yang member kiri khususnya dan gerakan rakyat susunan bangunan lingga dan yoni. kehidupan, seperti terlihat jelas da- umumnya. Masyarakat nelayan Lamale- lam legenda Bau Nyale masyarakat suku Sasak. ra menyebut laut sebagai Ina Fae Legenda Dewi Laut Nusantara Belé (Lamaholot: Ina Fae (dari Kedua, dalam konseps Jawa, Dalam berbagai kebudayaan kata: Kefae atau Kfae. Lamaholot: perempuan dipahami sebagai çakti Nusantara, terdapat banyak cerita, Kewae/Kwae: Istri) Belé artinya: yang dilukiskan sebagai maha he- legenda, dan mitos tentang adanya Ibunda yang maharahim. Masyara- bat dan selalu dilukiskan sebagai dewi laut. Dalam uraian ini hanya kat Lamalera selama berabad-abad sesuatu yang “mengerikan”. Perha- akan dikemukakan empat legen- hidup dari hasil laut, terutama tikan misalnya Sarpakenaka, Durga, da dewi laut dari wilayah Lombok, berburu ikan paus. Laut memiliki dan Calon Arang (Setiawan, 1981). Aceh, Sumatra Utara, dan Jawa. peran amat sentral dalam kehidu- Jika perempuan dipahami dalam Dalam kehidupan darat, manu- pan orang Lamalera. Laut dengan konsep ini, laut memiliki makna sia menyadari peran penting Dewi demikian memiliki beberapa julu- yang menakutkan. Orang menjadi Sri sebagai Dewi Padi atau dewi kan atau sapaan. Dalam Sastra laut takut untuk melaut. Akan tetapi, pemberi kehidupan. Kisah tentang Lamalera, selain Ina Fae Belé, Laut penting diperhatikan bahwa kon- Dewi Sri yang memberikan dirinya juga disebut sebagai Sedo Basa Hari sep Penguasa Laut Selatan muncul sebagai ‘padi’ bagi umat manusia Lolo, ibunda yang maharahim, ma- pada masa Mataram Senapati, di dapat ditemukan dalam berbagai hapengasih, bunda yang senantiasa mana konsep gender sangat kuat, mitos dan legenda di tanah air. Se- mengandung, melahirkan, membe- dengan perempuan dipandang se- balimnya, dalam kehidupan bahari, sarkan memelihara anak-anaknya bagai kekuatan pengayom. Konsep terdapat pula tokoh ‘penguasa laut’ dengan menyediakan semua yang ini berbalik linea recta di zaman yang memberikan memberikan anak-anaknya membutuhkan. Da- rezim militer Orde Baru Suhar- dirinya sebagai makanan kepada lam nyanyian-nyanyian memanggil to, ketika (tubuh) perempuan dia umat manusia. angin dan ungkapan-ungkapan adat pakai sebagai wahana dan sarana ketika menangkap ikan paus, pari, hiu, dll, laut disebut dengan berba- gai nama, Ina Lefa (Bunda Lautan), Ina Soro Budi (Ibu yang memberi hatinya kepada anak-anaknya) (li- hat Nestorman, 2013). Sebuah persoalan yang masih membutuhkan interpretasi adalah: apa makna simbol laut sebagai wa- nita? Ada dua kemungkinan. Per- tama, dalam konsep masyarakat di luar Pulau Jawa, perempuan dipa- hami sebagai pemberi dan pelin- dung kehidupan. Wanita lebih dim- aknai sebagai manusia yang lembut dan penuh kasih. Itulah sebabnya banyak sekali suku-suku bangsa di luar Jawa yang menjadi pelaut ulung (dengan kapal Phinisi) dan bahkan ada suku laut yang dikenal sebagai gypsi laut seperti suku Ba-

PUSAT NO. 08/2014 91 mozaik

Masyarakat suku Sasak di Pulau darah antara para pangeran hanya genda ini memperkuat asumsi kita Lombok sampai saat ini menyim- karena memperebutkan dirinya. tentang kesatuan ‘tanah-air’ seba- pan sebuah legenda yang bernilai Persamaan struktur yang sangat gai ‘ibu pertiwi’ dalam imajinasi bu- sakral tinggi tentang Putri Manda- mirip antara Legenda Dewi Sri (da- daya masyarakat Nusantara. Berba- lika, putri laut yang mengorban- rat) dengan Legenda Putri Mandali- gai legenda tentang laut berikut ini kan dirinya dan menjadi santapan ka (laut) dapat membawa kita pada juga secara eksplisit menyebut laut penduduk setempat. Dalam festival kesimpulan tentang kemiripan motif dan makhluk-makluk laut sebagai Bau Nyale (bau = menangkap; nyale cerita. ‘ibu’. = sejenis cacing laut yang menjadi Masyarakat Sumatra Utara dan bahan konsumsi masyarakat) yang Lenyapnya Dewi Sri dari kahyan- Aceh bersama-sama mengenal se- berlangsung antara Februari dan gan membuat Batara Guru, Anta, buah legenda bahureksa laut yang dan segenap dewata pun ber- Maret, masyarakat secara menga- perkasa, Legenda Putri Hijau (Dewi, gumkan dengan mudah mempero- duka. Akan tetapi sesuatu yang ajaib terjadi, karena kesucian dan 2013; Wikipedia, 2013). Putri yang leh nyale, sejenis cacing laut bera- kebaikan budi sang dewi, maka dikenal sangat cantik rupawan ini neka warna yang tiba-tiba muncul dari dalam kuburannya muncul menjadi penghuni menghuni se- ke permukaan air laut dalam jum- beraneka tumbuhan yang sangat buah negeri di dasar laut di sekitar lah yang sangat banyak. 10 berguna bagi umat manusia.Dari Pulau Berhala. Ia mencari incaran Putri Mandalika adalah seorang kepalanya muncul pohon kelapa. dan ingin dilamar Raja Aceh tetapi putri yang sangat arif dan bijak- Dari hidung, bibir, dan telinganya ditolak. Merasa dihina, Raja Aceh muncul berbagai tanaman rem- sana. Ia adalah putri Raja Tonjang menyerang benteng pertahanan pah-rempah wangi dan sayur- Beru dengan permaisurinya, Dewi Putri Hijau tetapi berkat kesaktian mayur. Dari rambutnya tumbuh Seranting yang memerintah di ne- rerumputan dan berbagai bunga dua saudara kembarnya: Meriam geri Lombok. Wajahnya yang elok, yang cantik dan harum. Dari payu- Buntung dan Ular Simangombus, tubuhnya yang ramping dan peran- daranya tumbuh buah buahan Putri Hijau dapat dilarikan mela- gainya yang baik, membuat para yang ranum dan manis. Dari len- lui sebuah terusan (Jalan Puteri pangeran dari berbagai negeri ber- gan dan tangannya tumbuh pohon Hijau), memasuki sungai Deli, dan keinginan untuk memperistrinya. jati, cendana, dan berbagai pohon langsung menuju ke Selat Malaka. Setiap pangeran yang datang mela- kayu yang bermanfaat; dari alat Hingga sekarang kedua kakak bera- kelaminnya muncul pohon arena marnya, tidak ada yang ditolaknya. dik ini dipercaya menghuni sebuah tau enau bersadap nira manis. Namun, pangeran yang satu dan Dari pahanya tumbuh berbagai je- negeri dasar laut di sekitar Pulau pangeran yang lainnya tidak mene- nis tanaman bambu. Dari kakinya Berhala. rima jika sang Putri yang cantik je- mucul berbagai tanaman umbi- Legenda penguasa laut yang pa- lita itu diperistri oleh banyak pan- umbian dan ketela; akhirnya dari ling terkenal di tanah air adalah legen- geran. Hal inilah yang berpotensi pusaranya muncullah tanaman da Ratu Laut Selatan yang terutama di- padi, bahan pangan yang paling menimbulkan perang. Hal ini pula- percaya masyarakat Jawa dan Sunda. lah yang ingin dihindari oleh Putri berguna bagi manusia. Padi ber- beras putih muncul dari mata ka- Ada dua tokoh penting dalam legenda Mandalika, seorang wanita yang nannya, sedangkan padi berberas ini, yaitu Kanjeng Ratu Kidul (yang mencintai kedamaian. Untuk men- merah dari mata kirinya. Singkat- berasal dari Jawa) dan pembantu seti- ghindari perang dan pertumpahan nya, semua tanaman berguna bagi anya yang bernama Nyai Roro Kidul darah, Putri Mandalika mencebur- manusia berasal dari tubuh Dewi (yang dipercaya berasal dari Sunda). kan dirinya ke laut dan muncul da- Sri Pohaci (Legenda Dewi Sri, dio- Tentang asal usul Kanjeng Ratu lam wujud nyale. Penduduk setem- lah dari berbagai sumber). Kidul, ada banyak versi yang saling pat percaya bahwa nyale itu adalah berbeda satu dengan yang lain (Re- perwujudan Putri Mandalika yang Kemiripan struktur dan motif sink, 1997; Wessing, 1997). Ada cukup telah mengorbankan dirinya bagi Legeda Dewi Sri dan Legenda Putri banyak versi yang mengatakan bahwa semua penduduk di sana, agar tidak Mandalika terlihat dalam Tabel 1. Kanjeng Ratu Kidul adalah putrid dari terjadi perang dan pertumpahan Kesamaan struktur kedua le- Brawijaya, sebuah kerajaan di Jawa

92 PUSAT NO. 08/2014 mozaik

Tabel 1 Perbandingan Struktur Legenda Dewi Sri dan Putri Mandalika

No Keterangan Dewi Sri Putri Mandalika 1. Akar masalah: cinta Bhatara Guru jatuh cinta pada Dewi Nyi Banyak pangeran jatuh cinta pada Putri Pohaci Sanghyang Sri Mandalika 2. Alasan dikorbankan Menghindari aib dan skandal yang akan Menghindari jatuhnya korban dari peperangan merusak keselarasan di kahyangan. antar pangeran yang memperebutkan Putri Mandalika 3. Cara pembuangan Para dewa khayangan membunuh dan Putri Mandalika sendiri memutuskan menjadi membuang Dewi Sri ke dunia. nyale untuk dinikmaƟ semua penduduk. 4. Cara persembahan Dari tubuh Dewi Sri, tumbuh berbagai Dari tubuh Putri Mandalika, muncul nyale secara jenis tanaman. periodik sebagai makanan bagi penduduk.

Timur, seperti dalam catatan Resink teluning atunggal” yaitu tiga sosok Berbagai legenda itu telah menanam- (1997) dan Setiawan (1981). yang menjadi satu kekuatan. Yaitu, kan keyakinan yang kuat dalam inga- Sang Rara lahir dari dinasti Buda Eyang Resi Projopati, Panembahan tan kolektif bangsa Indonesia tentang Kalacakra (Tantrayana), Mahara- Senopati, dan Ratu Kidul. Panem- persatuan antara darat dan laut. ni (Kaisarina) Suhita dengan su- bahan merupakan pendiri kerajaan ami sang Aji Ratna Pangkaja, raja Mataram Islam, yang dipertemukan Kesimpulan Tanah Malayu. Lara Kidul diam- oleh Ratu Kidul ketika bertiwikra- bil menantu Brawijaya (Hyang Apakah bangsa Indonesia adalah ma sesuai arahan Sunan Kalijaga Purwawisesa, Bre Wengker: 1456- bangsa bahari? Jika kita cermati ber- guna memenuhi wangsit yang di- 66), dijodohkan dengan Raden bagai mitos dan cerita rakyat tentang Bondan Kejawan alias Kidang Te- terimanya membangun sebuah laut, kita dapat menyimpulkan secara langkas, putra hasil perkawinan- keraton yang sebelumnya sebuah tegas bahwa bangsa Indonesia me- nya dengan Wandan Bodricemara hutan dengan nama “alas mentaok” mang bangsa bahari. Berbagai cerita (Resink, 1997, Setiawan, 1981). (kini Kotagede di DIY). Pada pros- rakyat di kawasan Indonesia timur es bertapa, diceritakan semua alam bahkan menunjukkan bahwa laut ada- Benarkah Kanjeng Ratu Kidul menjadi kacau, ombak besar, hujan lah pemberi kehidupan yang paling adalah anak manusia, sekalipun dia badai, gempa, dan gunung meletus. utama (suku Bajao, suku Lamalera, keturunan raja Brawijaya? Penjela- Ratu Kidul setuju membantu dan dan suku Sasak). Semasa jayanya san Setiawan berikut ini benar-be- melindungi Kerajaan Mataram, dan Kerajaan Majapahit, Nusantara me- nar bersifat legendaris. bahkan dipercaya menjadi “istri rupakan sebuah kesatuan maritim spiritual” bagi Raja-raja trah Ma- Tapi dongeng mengisahkan, dan kerajaan laut terbesar di anta- bahwa Rara Kidul Dewi Nawan- taram Islam. Perkawinan spiritual ra bangsa-bangsa beradab di muka gwulan tersebut bukan putri Ma- antara raja-raja Mataran dengan bumi. Harapan akan adanya kesi- harani Suhita – Aji Ratna Pangka- Ratu Kidul menunjukkan bahwa nambungan dan kontinuitas ke- ja. Ia salah satu dari tujuh bidada- kerajaan (baca: Indonesia) hanya rajaan laut terbesar dari Kerajaan ri yang tidak bisa mengangkasa akan menjadi bangsa yang kuat jika kembali, gara-gara busananya Majapahit ke Kerajaan Mataram ‘menyatu’ dengan laut. dicuri dan disembunyikan di lum- tampak dari legenda putri Kanjeng bung padi oleh Bondan Kejawan, Berbagai legenda tentang Dewi Ratu Kidul yang merupakan putri ketika mereka sedang asyik man- Laut dari berbagai kawasan Nusan- Raja Brawijaya, raja terakhir ke- di di sebuah sendang. tara yang diungkapkan di atas, yang rajaan Majapahit. Konsep tentang mencakup wilayah Lombok, Sumatra “perkawinan spiritual” Kanjeng Dalam kepercayaan masyara- Utara, Aceh, dan Pulau Jawa, menem- Ratu Kidul dengan raja-raja Mata- kat Jawa dan Sunda, sosok Ratu Ki- patkan laut sebagai sebuah wilayah ram menunjukkan poros imajiner dul merupakan sosok agung yang aman dan memberi harapan hidup kesatuan antara darat dan laut. dimuliakan dan dihormati. Orang dan dijaga “dewi laut” yang perkasa. Jawa mengenal sebuah istilah “telu- Persoalannya adalah: sejak PUSAT NO. 08/2014 93 mozaik kapan kedigdayaan Indonesia se- dilan. Sebagaimana juga kejayaan pot.com. bagai bangsa bahari mulai surut? persatuan dan kesatuan Indonesia Anonim, 2013. Deklarasi Juanda. Perhatian pemerintah terhadap dilahirkan oleh gelora kebaharian. Diunduh tanggal 13 April 2013 pembangunan kelautan sangat Sebaliknya kawasan-kawasan peda- dari http://id.wikipedia.org/ minim. Anggaran Pembangunan laman agraris mengungkung wawa- wiki/Deklarasi_Djuanda Nasional (APBN) tahun 2012, mis- san berpikir, cenderung memben- Dewi, Lauret, 2013. Meriam Bun- alnya, secara menunjukkan hal itu tuk watak kerdil dan kemunafikan tung: Legenda Putri Hijau Me- (Dhany, 2012). Kementerian Agama akibat tiadanya sentuhan gemuruh dan Legenda yang Sepertinya mendapatkan alokasi Rp 37 triliun, gelombang lautan. Benaran. Diunduh tanggal 1 Mei Kementerian Pertanian hanya men- Indonesia, di mata Pramoedya 2013 dari http://laurentiadewi. dapat Rp 18 triliun, dan lebih ironis Ananta Toer, tak akan habis-habis- com/11268 lagi Kementerian Kelautan hanya nya dirundung masalah integrasi Dhany, Rista Rma, 2012. “Bukan menerima Rp 5 triliun. Hal ini tentu dan tersendat perkembang annya, Lagi Agraris, Kini RI Jadi Negara memiliki dampak buruk pada pen- karena kekuatan bahari Indonesia Agama” dalam detikfinance. Ju- gembangan infrastruktur dan bu- sejak merdeka justru selalu dia- mat, 27/07/2012. daya kelautan. tur oleh kekuasaan angkatan darat Hemingway, Ernest, 1952. The Old- Referensi budaya yang paling dengan watak khasnya yang bukan man and The Sea. New York: tepat untuk dirujuk adalah novel saja tak kenal, bahkan meminggir- Charles Scribner’s Sons. Arus Balik karya sastrawan besar kan wawasan kebaharian. Upaya Pramoedya Ananta Toer (2002). membangkitkan kembali wawasan Kleden, Ignas, 2004. “Laut: Se- Menurut Pram, pada zaman keema- kebaharian perlu dilakukan seba- buah Pola Pikir,” Makalah Ku- san Majapahit, arus bergerak dari gai sebuah “Gerakan Nasional” yang liah Umum di Institut Teknologi selatan ke utara, segala-galanya: melibatkan dua unsur penting, yai- Bandung, tanggal 5 September kapal-kapalnya, manusianya, amal tu (1) kaum akademisi yang akan 2004 perbuatannya dan cita-citanya, se- menggali dan mengkaji semangat Nestorman, Ivan. 2013. Yesus dan mua bergerak dari Nusantara di kebaharian dalam berbagai tra- Tiga Paus Lamalera. (Pengantar selatan ke ‘Atas Angin’ di utara. Tapi disi lisan, dan (2) pelaku budaya Antologi Puisi). Yogyakarta: La- zaman berubah, arus telah berbalik populer seperti film-maker yang malera. -- bukan lagi dari selatan ke utara te- akan memasyarakatkan semangat Resink , G. J., 1997. “Kanjeng Ratu tapi sebaliknya dari utara ke selatan. itu melalui sebuah rekayasa sosial Kidul: The Second Divine Spou- Utara menguasai selatan, menguasai (social engineering) dalam bentuk se of the Sultans of urat nadi kehidupan Nusantara. Aki- film, sinetron, iklan, video games, Ngayogyakarta” Source: Asian batnya: perpecahan dan kekalahan dan sebagainya. Tanpa gerakan ter- Folklore Studies, Vol. 56, No. 2, yang beruntun tiada hentinya sea- padu yang semacam itu, kita hanya (1997), pp. 313-316 kan menjadi bagian dari Jawa. akan menggemakan semangat ke- Published by: Asian Folklore Stu- Arus Balik merupakan novel per- baharian melalui museum maritim dies, Nanzan University tama dalam khazanah sastra Indo- Indonesia. Setiawan, Hersri, 1981. “Mitos Nyai nesia modern yang mengisahkan Lara Kidul: Konsep Bahari De- Nusantara dalam segala kemegahan- Daftar Pustaka fensif Kerajaan Mataram dalam nya sebagai kesatuan maritim, seba- Anonim, “Putri Hijau,” 2013. Diun- Konsep Gender.” Kompas, 15 Mei gai kekuatan bahari yang jaya. Bagi duh 20/3/2013 dari http:// 1981. Pramoedya, kekuatan citra bahasa id.wikipedia.org/wiki/Putri_Hi- Indonesia beserta segenap wawa- Sunindyo, Saraswati, 1998. “When jau san falsafah dan estetikanya tertem- the Earth is Female and the Anonim, 2013. Dongeng Putri Man- pa dan berkembang berkat wawa- Nation is Mother: Gender, the dalika. Diunduh 28 Maret 2013 san kelautannya yang berwatak luas Armed Forces and Nationalism dari www.budayasasak.blogs- menembus kedangkalan dan keker- in Indonesia” dalam Feminist

94 PUSAT NO. 08/2014 Review No. 58, International Nusantara dipisahkan oleh laut pertinya mereka pergi terburu-bu- Voices (Spring, 1998). Palgrave di sekelilingnya, dan setiap pulau ru. Tidak seorang pun tahu apa se- Macmillan Journals. hanya mempunyai laut di sekeliling babnya. sejauh 3 mil dari garis pantai. Kare- 8 Segi Tiga Bermuda merupakan Taum, Yoseph Yapi, 2006. “Masa- na itu, kapal asing bisa dengan be- salah satu misteri belahan dunia lah-masalah Sosial dalam Ma- bas melayari laut yang memisahkan Barat yang mendunia dan bera- syarakat Multietnik” Makalah pulau-pulau tersebut. bad-abad telah menyimpan kisah dibawakan dalam Focus Group 4 Lagu itu berjudul “Nenek Moyang- yang tak terpecahkan. Misteri demi Discussion (FGD) “Identifikasi ku Seorang Pelaut”. Selengkapnya, misteri inipun bahkan telah dicatat Isu-isu Strategis yang syairnya sebagai berikut. “nenek oleh pengelana samudera Christop- moyangku orang pelaut//gemar her Columbus. Kisah misterius ini Berkaitan dengan Pembangunan mengarung luas samudra//me- terletak di wilayah lautan di Samu- Karakter dan Pekerti Bangsa”, nerjang ombak tiada takut//me- dra Atlantik. Di dalam garis imaji- dilaksanakan oleh Balai nempuh badai sudah biasa//angin ner kawasan ini menghubungkan bertiup layar terkembang//ombak tiga wilayah yaitu wilayah antara Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional berdebur di tepi pantai//pemuda Bermuda teritorial Britania Raya Yogyakarta, tanggal 10 Oktober berani bangkit sekarang ke laut kita sebagai titik di sebelah utara, Puer- 2006. beramai-ramai.” to Riko, teritorial Amerika Serikat Toer, Pramoedya Ananta, 2002. Arus 5 Flying Dutchman adalah mitos dari sebagai titik di sebelah selatan dan Balik. Jakarta: Hasta Mitra. Belanda, menceritakan tentang se- Miami, negara bagian Florida, Ame- buah kapal yang kaptennya ingin rika Serikat sebagai titik di sebelah Wessing, Robert, 1997. “A Pricess mendapatkan jalan pintas aman barat. Banyak cerita misterius yang from Sunda: Some Aspects of mengelilingi Tanjung Harapan. Se- muncul dari tempat tersebut, misal- Nyai Roro Kidul” dalam Asian bagai syaratnya, dia harus menjual nya cerita tentang hilangnya kapal laut beserta seluruh awaknya kala Folklore Studies, Volume 56, 1997: jiwanya kepada iblis. Akan tetapi, sang kapten melakukan kesalahan. berlayar di daerah yang disebut se- 317–353. Ia lupa meminta hanya satu kali bagai daerah Segitiga Bermuda. perjalanan. Akibatnya, ia dipaksa 9 Ernest Hemingway dalam The Old- Catatan berlayar bolak-balik selamanya. man and The Sea (1952) menggam- Banyak yang menceritakan bahwa barkan laut sebagai sebuah medan 1 Versi pertama tulisan ini adalah ma- pelaut yang melihat kapal Flying pertempuran antara hidup dan kalah yang dibawakan dalam Kong- Dutchman, maka ia atau kapalnya mati. Makhluk-makhluk laut (hiu- res Internasional Folklore Asia III di akan mendapat musibah. hiu raksasa) seringkali lebih perka- Hotel Inna Garuda, Yogyakarta, 7-9 sa dibandingkan dengan manusia Juni 2013. Tulisan ini merupakan 6 Dalam legenda Yunani, Serena yang hanya direpresentasikan oleh revisi dari makalah tersebut. adalah setan laut yang berwujud setengah wanita setengah burung lelaki tua. Santiago yang sia-sia me- 2 Dr. Yoseph Yapi Taum. M.Hum, do- yang nyanyiannya memikat para laut selama 84 hari dan akhirnya sen Fakultas Sastra Universitas Sa- pelaut sampai lupa diri dan mati di menangkap seekor ikan besar teta- nata Dharma, Yogyakarta. Penulis karang-karang. Odysseus berhasil pi habis dimakan hiu-hiu buas. buku Studi Sastra Lisan: Sejarah, bertahan. Ia menyuruh para pelaut- 10 Tradisi menangkap Nyale ini pun Teori, Metode, dan Pendekatan Di- nya menutup telinga dengan lilin terdapat di beberapa wilayah di sertai Contoh Penerapannya. Yogya- (malam) dan mengikat Odysseus ke NTT. Pada waktu kecil, di Pulau karta: Lamalera (2011). tiang layar. Lembata, NTT, saya sering ikut me- 3 Sebelum lahirnya Deklarasi Djuan- 7 Mary Celeste adalah kapal barang nangkap Nyale ini. Sekalipun tidak da, wilayah negara Republik Indo- Amerika yang meninggalkan New ada legenda khusus tentang asal- nesia mengacu pada Ordonansi York pada November 1872 menuju usul Nyale ini, di Lembata tradisi Hindia Belanda 1939, yaitu Terito- Genoa, Italia. Bulan berikutnya, ka- menangkap nyale disebut “Nyale riale Zeeën en Maritieme Kringen pal ini ditemukan terombang-am- Gere” (munculnya nyale). Ordonantie 1939 (TZMKO 1939). bing dengan layar terpasang untuk Dalam peraturan zaman Hindia menghadapi badai. Namun, kapten Belanda itu, pulau-pulau di wilayah dan awaknya tidak ditemukan. Se-

PUSAT NO. 08/2014 95 sebagai penyair mapan). Dan, di Ban- GLOSARIUM dung pula pada awal tahun 1970- an lahir puisi mbeling yang dibidani Remy Silado lewat majalah Aktuil. Sajak Goenawan Mohamad “Di Be- randa Ini Gerimis Telah Jadi Logam” Sajak Parodi oleh Yudhistira diparodikan menjadi “Di Beranda Ini, Mohamad Pariksit, Telah Jadi Logam”; nama Goenawan SUYONO SUYATNO Mohamad pun diparodikan dengan mengubah namanya menjadi Moha- mad Pariksit (Pariksit adalah tokoh ajak parodi adalah sajak yang Siapa Saja’ sebagai proklamator. mitologi Jawa yang muncul dalam sa- menggunakan sebagian teks Sajak “Tanah Airmata” Sutardji jak Goenawan Mohamad tersebut). Ssajak yang ada sebelumnya Calzoum Bachri juga memarodikan Bahkan, melalui sajak parodinya dengan maksud memperolok-olok lagu kebangsaan “Indonesia Raya”. Yudhistira memperolok-olokkan si penulis sajak sebelumnya itu. Bisa Lirik lagu kebangsaan “Indonesia permainan imaji dalam sajak Goe- juga suatu sajak parodi bermaksud Raya”, Indonesia tanah airku tanah nawan Mohamad: “Ya, nanya saja. memperolok-olok situasi; dalam hal tumpah darahku//di sanalah aku Boleh kan? Soalnya saya dengar kota ini yang diperolok-olok bukanlah si berdiri//jadi pandu ibuku, dalam jadi putih, senja jadi kecil,//gerimis penyair penulis sajak sebelumnya sajak Sutardji itu diparodikan men- jadi logam. Apa betul? Rusak dong itu. Dalam hal tertentu, suatu sajak jadi tanah airmata tanah tumpah genting-genting rumah di kota!” parodi mungkin pula mengambil dukaku//mata air airmata kami// Sementara itu, dengan “Sajak Se- sebagian teks lain yang telah ada air mata tanah air kami//di sinilah patu Usang si Billy Peronda” Yudhis- sebelumnya, yang bukan merupa- kami berdiri//menyanyikan airma- tira memparodikan kumpulan sajak kan teks puisi, sebagaimana Hamid ta kami. Dapat dikatakan, sebagai Rendra yang telah ada sebelumnya, Jabbar memarodikan teks prokla- penyair Sutardji memarodikan lagu Sajak-Sajak Sepatu Tua sekaligus masi dalam sajaknya “Proklamasi, kebangsaan “Indonesia Raya” untuk memperolok-olok Rendra sehingga 2”: ‘Kami bangsa Indonesia//den- menggugat situasi tanah air yang nama panggilan Rendra--Billy--di- gan ini menyatakan//kemerdekaan penuh ketimpangan sehingga tanah pleset-kan menjadi ‘si Billy Peronda’. Indonesia//untuk kedua kalinya!// air bukan lagi tanah yang memban- Ungkapan ‘si Billy Peronda” tam- Hal-hal yang mengenai//hak asasi ggakan dan menjanjikan--sebagai- paknya juga terkait dengan posisi manusia,//utang-piutang,//dan lain- mana tercermin dalam lagu “Indone- Rendra sebagai “tukang protes” pada lain//yang tak habis-habisnya/IN- sia Raya”--melainkan telah berubah masa itu yang kerap berurusan den- SYAALLAH/akan habis//diselengga- menjadi tanah yang penuh tragedi, gan pihak berwajib: “….//”Karena tak rakan//dengan cara saksama//dan penuh dengan penderitaan dan air boleh memprotes, maka protes ini dalam tempo//yang sesingkat-sing- mata rakyat. kutujukan pada pohon-pohon yang katnya!//Jakarta, 25 Maret 1992// Sajak parodi lain adalah yang tumbang//di Sukabumi, pada langit Atas nama bangsa Indonesia//Boleh ditulis Yudhistira Ardi Noegraha, yang semakin mendung, kepada tem- Siapa Saja’. yang memperolok-olok Rendra dan bok-tembok dan cacing-cacing!”// Sajak Hamid Jabbar “Proklamasi, Goenawan Mohamad. Sajak parodi teriaknya lagi.//….//”Malaikat pen- 2” memarodikan teks proklamasi. Sa- Yudhistira (yang ditulis tahun 1975) jaga firdaus, kutusuk selangkangan- jak itu melontarkan ironi dan satire tidak terlepas dari situasi perpui- mu dengan pentungan karet ini!”// terhadap keadaan republik ini yang sian saat itu. Setahun sebelumnya, teriaknya.//….//”Kelaparan adalah terbenam dalam persoalan utang tahun 1974, di Bandung sekelompok burung gagak yang mati diinjak se- dan hak asasi manusia yang tak ha- penyair muda menggelar acara Pen- patuku yang kini jadi makananku!”// bis-habisnya menjelang akhir rezim gadilan Puisi, yang bermaksud men- (Si Billy tak bisa berteriak lagi. Ia Orde Baru, sehingga dalam sajak Ha- ggugat para penyair mapan (Rendra mabuk sepatu dan klenger seumur mid Jabbar ini lahir olok-olok ‘Boleh dan Goenawan Mohamad dianggap hidupnya).”[]

96 PUSAT NO. 08/2014