Analisis Dan Kebermaknaan Bahan Bubur Pedas Sebagai Warisan Kuliner Melayu Stabat Dan Tanjung Balai
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
ANALISIS DAN KEBERMAKNAAN BAHAN BUBUR PEDAS SEBAGAI WARISAN KULINER MELAYU STABAT DAN TANJUNG BALAI Sartika1) dan Siti Wahidah2) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Analisis dan Kebermaknaan Bahan Bubur Pedas Sebagai Warisan Kuliner Melayu Stabat dan Tanjung Balai baik dari segi pengetahuan, bahan, pengolahan dan penyajian. Subjek penelitian ini dilakukan terhadap 4 narasumber yang dibagi menjadi 2 orang untuk daerah Stabat dan 2 orang juga untuk daerah Tanjung Balai. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bersifat eksploratif, yang menggambarkan pengetahuan masyarakat tentang bubur pedas baik di daerah Stabat maupun Tanjung Balai. Untuk merealisasikan tujuan penelitian di atas, metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode wawancara mendalam (Indepth Interview). Narasumber dipilih dengan system non random (Non Probability Sampling) dengan teknik Purposive Sampling (Pengambilan Sampling atas pertimbangan tertentu oleh peneliti sendiri/kepentingan sendiri) sebanyak 4 orang. Alat yang digunakan untuk menjaring data adalah berupa lampiran pertanyaan daftar wawancara. Data yang terkumpul akan dijadikan dalam bentuk matriks menurut variabel yang diteliti, kemudian akan diuraikan secara kualitatif untuk mengetahui uraian pengetahuan dan pandangan narasumber tentang analisis bahan bubur pedas sebagai warisan kuliner Melayu Stabat dan Tanjung Balai. Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat dikemukakan bahwa daerah Stabat dan Tanjung Balai merupakan 2 daerah yang memiliki mayoritas penduduk Melayu yang masih khas dengan kebudayaan dan ciri khas warisan kuliner Melayu yang merupakan sajian khusus untuk berbuka puasa pada bulan Ramadhan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diharapkan para Masyarakat Melayu khususnya Stabat dan Tanjung Balai dapat terus melestarikan dan menjaga serta mempertahankan warisan kuliner tersebut sebagai asset daerah yang dimiliki. Kata kunci : Analisis dan kebermaknaan bahan bubur pedas Pendahuluan Sumatera Utara terdiri dari berbagai suku hampir 2 juta jiwa Melayu Asahan dan Batubara bangsa dengan budaya yang beranekaragam, diprediksi sekitar 1,5 juta jiwa. termasuk didalamnya makanan tradisional. Bubur pedas biasanya disajikan untuk Makanan tradisional Sumatera utara, antara lain : berbuka puasa, acara pengajian atau pesta roti jala, sayur daun ubi tumbuk, sayur daun pakis, keluarga. Bahan-bahan yang digunakan dalam ikan mas bumbu arsik (batak), pucuk rotan, anyang, pembuatan bubur pedas banyak sekali jenisnya, jongkong dan bubur pedas. Perlu kiranya termasuk didalamnya beberapa jenis kacang- ditingkatkan pengetahuan dan kecintaan masyarakat kacangan, ikan, rempah dan daun-daunan. Selain akan makanan dari berbagai daerah, agar makanan memenuhi kebutuhan gizi, juga dapat tradisional tidak mudah tergeser oleh arus menyehatkan tubuh. globalisasi makanan siap saji yang kian marak. Daerah Tanjung Balai dan Stabat Bubur pedas merupakan salah satu merupakan daerah yang mayoritas penduduknya masakan tradisional etnis Melayu yang jumlah adalah Melayu. Bubur pedas merupakan salah satu penduduknya di Sumatera Timur yang terdiri dari menu wajib yang harus ada pada saat bulan Kab. Langkat, Deli Serdang, Sdrg Bedagai, Ramadhan. Walaupun kedua daerah ini sama-sama Asahan, Labuhan Batu, Labuhan Batu Selatan, mayoritas penduduknya bersuku Melayu dan Labuhan Batu Utara, Batu Bara, ditambah Kota terkenal dengan bubur pedasnya, tetapi kedua Medan, Binjai, Tanjung Balai, dan Tebing Tinggi daerah ini memiliki cita rasa bubur pedas yang mencapai 42%. Etnis Melayu menurut lembaga berbeda pula. Misionaris berjumlah 4 juta jiwa Melayu Deli, Menurut Arifin bahwa bubur pedas berasal dari Tanjung Balai asahan. Pertama kali dibuat 1)Sartika 2)Siti Wahidah 66 Analisis dan kebermaknaan bahan bubur pedas sebagai warisan kuliner melayu Stabat dan tanjung balai tahun 1620 pada saat penabalan sultan asahan I Berdasarkan latar belakang di atas, maka Sultan Abdul Zalil. Selain bubur pedas juga peneliti tertarik untuk meneliti lebih dalam lagi tersediakan kuliner Melayu lainnya seperti karas- mengenai bubur pedas baik dari segi sejarah, karas. Dikatakan bahwa bubur pedas adalah asli tradisi, bahan maupun pengolahan yang terdapat di kuliner Melayu dari Tanjung Balai Asahan karena dedaunan yang dipakai untuk pembuatan bubur No Nama Usia Pekerjaan Temp pedas itu sendiri adalah tanaman asli dari Narasu at Tanjungbalai Asahan. mber Tingg Menurut Tengku Jaurail Ubaidulah bahwa al dalam masyarakat Melayu Sumatera Timur 1 Ibu T. 63 Tahun Ibu Rumah Secan Minarsy Tangga dan ggang makanan adalah bagian dari perilaku kreatif ah Anggota masyarakatnya sehingga sesuatu masakan PKK merupakan ciri suasana dan komunitasnya di suatu 2 Ibu Nur 57 Tahun Tetua Jaring wilayah atau tempat. Cara dan bahan suatu masakan Melayu halus bisa menggambarkan etika dan seni karena menjadi Stabat Tanjung Balai. Maka dari itu peneliti bagian dari upacara-upacara adat. Menurut Tengku mengangkat judul “Analisis dan Kebermaknaan Sjah Djohan bahwa bubur pedas adalah makanan Bahan Bubur Pedas sebagai Warisan Kuliner khas suku Melayu yang asalnya dari Tanah Deli Melayu Stabat dan Tanjungbalai”. yaitu Sumatera Timur. No Nama Usia Pekerjaan Tempat Metode Penelitian Narasumb Tinggal er Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dimana akan menggambarkan Analisis 1 Ibu 53 Ibu Rumah Jalan dan Kebermaknaan Bahan Bubur Pedas Sebagai Darmayan Tahun Tangga dan Sudirma Warisan Kuliner Melayu Stabat Dan Tanjungbalai. i pembuat n Metode yang digunakan adalah metode wawancara bubur mendalam (Indepth Interview). pedas Penelitian ini dilakukan di daerah Stabat 2 Bapak H. 74 Tetua Jalan dan Tanjungbalai. Pemilihan lokasi penelitian ini Sopyan Tahun Melayu di Sudirma didasarkan atas pertimbangan bahwa lokasi ini Tanjugbalai n menurut pemantauan peneliti adalah daerah yangb. b. Tanjungbalai sering membuat bubur pedas.Penelitian ini dilakukan Di daerah Tanjungbalai penulis meminta pada bulan juni-juli 2013 rekomendasi dari Bapak Drs.H. Arifin selaku Menurut Arikunto (2006) “populasi adalah ketua adat Melayu di daerah tersebut. Beliau keseluruhan subjek penelitian”. Dengan demikian merekomendasikan kepada: populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan dari yang menjadi subjek penelitian yang diteliti.Populasi Peneliti menggunakan metode deskriptif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah warga kualitatif yang bersifat eksploratif yaitu peneliti daerah stabat dan tanjungbalai yang mengerti bubur langsung terjun kelapangan untuk melihat bagaimana pedas. proses yang diteliti berlangsung. Arikunto (2003) mengatakan bahwa sampel Metode ini sejalan dengan pendapat adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Koentjaraningrat (1985), penelitian yang bersifat Narasumber diperoleh dengan sistem non random deskriptif member gambaran, uraian, keterangan dan (Non Probabilty Sampling) dengan teknik Purposive mencari fakta mengenai suatu individu, keadaan, Sampling (pengambilan sampel atas pertimbangan gejala atau kelompok tertentu dalam masyarakat. tertentu olah peneliti sendiri/kepentingan sendiri). Menurut Suryabrata (1985) bahwa tujuan Narasumber yang diambil adalah orang yang penelitian deskriptif adalah mengetahui apa yang mengerti bubur pedas, dimana jumlah narasumber dikerjakan oranglain dalam menangani suatu masalah sebanyak 4 orang, yakni: atau situasi yang sama agar dapat dipelajari untuk a. Stabat membuat rancangan dan pengambilan keputusan di Di daerah Stabat penulis meminta rekomendasi masa depan. dari Bapak Drs. H. Abdul Khair, MM selaku ketua Dalam penelitian ini, seluruh data yang adat Melayu di daerah tersebut. Beliau dibutuhkan dikumpulkan melalui kerja lapangan yang merekomendasikan kepada: meliputi pengambilan data yang berupa wawancara dan pengambilan gambar (pemotretan). Data yang terkumpul kemudian di analisis untuk mendapatkan hasil yang dituangkan dalam bentuk karya ilmiah. Pengumpulan data dilakukan melalui data primer dan data sekunder. Data primer adalah sumber 1)Sartika 2)Siti Wahidah 67 Analisis dan kebermaknaan bahan bubur pedas sebagai warisan kuliner melayu Stabat dan tanjung balai data yang langsung memberikan data kepada2. 2. Wawancara atau interview pengumpul data. Data primer dalam penelitian 3.ini yaitu mendapatkan informasi dengan bertanya secara yaitu berupa pertanyaan yang akan ditanyakan langsung kepada subjek penelitian sebagai modal kepada narasumber sebanyak 4 orang. Data sekunder awal daam wawancara dengan menggunakan adalah sumber data yang diperoleh dengan cara panduan pertanyaan yang telah disusun. Seluruh membaca, mempelajari dan memahami melalui narasumber akan diwawancarai pada waktu yang media lain yang bersumber dari literatur, buku-buku, terpisah.Dalam wawancara, peneliti terlebih dahulu serta dokumen perusahaan. Data sekunder dalam memberi, memilih dan menentukan para narasumber penelitian ini yaitu gambaran umum kota Stabat dan (subjek wawancara) yang diangap mengetahui pada Tanjungbalai. (Sugiyono, 2008) bidangnya, khususnya tentang bubur pedas untuk Data primer diperoleh dengan alat keterangan yang dibutuhkan. Untuk itu penelitian pengumpulan data yakni: menggunakan alat bantu berupa alat tulis dan tape 1. Pengamatan/Observasi recorder. Arikunto (2010) mengatakan bahwa, observasi adalah4. 3. Dokumentasi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek Sebagai pelengkap data maka peneliti mengambil dengan menggunakan seluruh alat indra. Jadi, dokumentasi sebagai keterangan dari setiap kegiatan mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, yang dilakukan. Dokumentasi yang