Analisis Dan Kebermaknaan Bahan Bubur Pedas Sebagai Warisan Kuliner Melayu Stabat Dan Tanjung Balai

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Analisis Dan Kebermaknaan Bahan Bubur Pedas Sebagai Warisan Kuliner Melayu Stabat Dan Tanjung Balai ANALISIS DAN KEBERMAKNAAN BAHAN BUBUR PEDAS SEBAGAI WARISAN KULINER MELAYU STABAT DAN TANJUNG BALAI Sartika1) dan Siti Wahidah2) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Analisis dan Kebermaknaan Bahan Bubur Pedas Sebagai Warisan Kuliner Melayu Stabat dan Tanjung Balai baik dari segi pengetahuan, bahan, pengolahan dan penyajian. Subjek penelitian ini dilakukan terhadap 4 narasumber yang dibagi menjadi 2 orang untuk daerah Stabat dan 2 orang juga untuk daerah Tanjung Balai. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bersifat eksploratif, yang menggambarkan pengetahuan masyarakat tentang bubur pedas baik di daerah Stabat maupun Tanjung Balai. Untuk merealisasikan tujuan penelitian di atas, metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode wawancara mendalam (Indepth Interview). Narasumber dipilih dengan system non random (Non Probability Sampling) dengan teknik Purposive Sampling (Pengambilan Sampling atas pertimbangan tertentu oleh peneliti sendiri/kepentingan sendiri) sebanyak 4 orang. Alat yang digunakan untuk menjaring data adalah berupa lampiran pertanyaan daftar wawancara. Data yang terkumpul akan dijadikan dalam bentuk matriks menurut variabel yang diteliti, kemudian akan diuraikan secara kualitatif untuk mengetahui uraian pengetahuan dan pandangan narasumber tentang analisis bahan bubur pedas sebagai warisan kuliner Melayu Stabat dan Tanjung Balai. Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat dikemukakan bahwa daerah Stabat dan Tanjung Balai merupakan 2 daerah yang memiliki mayoritas penduduk Melayu yang masih khas dengan kebudayaan dan ciri khas warisan kuliner Melayu yang merupakan sajian khusus untuk berbuka puasa pada bulan Ramadhan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diharapkan para Masyarakat Melayu khususnya Stabat dan Tanjung Balai dapat terus melestarikan dan menjaga serta mempertahankan warisan kuliner tersebut sebagai asset daerah yang dimiliki. Kata kunci : Analisis dan kebermaknaan bahan bubur pedas Pendahuluan Sumatera Utara terdiri dari berbagai suku hampir 2 juta jiwa Melayu Asahan dan Batubara bangsa dengan budaya yang beranekaragam, diprediksi sekitar 1,5 juta jiwa. termasuk didalamnya makanan tradisional. Bubur pedas biasanya disajikan untuk Makanan tradisional Sumatera utara, antara lain : berbuka puasa, acara pengajian atau pesta roti jala, sayur daun ubi tumbuk, sayur daun pakis, keluarga. Bahan-bahan yang digunakan dalam ikan mas bumbu arsik (batak), pucuk rotan, anyang, pembuatan bubur pedas banyak sekali jenisnya, jongkong dan bubur pedas. Perlu kiranya termasuk didalamnya beberapa jenis kacang- ditingkatkan pengetahuan dan kecintaan masyarakat kacangan, ikan, rempah dan daun-daunan. Selain akan makanan dari berbagai daerah, agar makanan memenuhi kebutuhan gizi, juga dapat tradisional tidak mudah tergeser oleh arus menyehatkan tubuh. globalisasi makanan siap saji yang kian marak. Daerah Tanjung Balai dan Stabat Bubur pedas merupakan salah satu merupakan daerah yang mayoritas penduduknya masakan tradisional etnis Melayu yang jumlah adalah Melayu. Bubur pedas merupakan salah satu penduduknya di Sumatera Timur yang terdiri dari menu wajib yang harus ada pada saat bulan Kab. Langkat, Deli Serdang, Sdrg Bedagai, Ramadhan. Walaupun kedua daerah ini sama-sama Asahan, Labuhan Batu, Labuhan Batu Selatan, mayoritas penduduknya bersuku Melayu dan Labuhan Batu Utara, Batu Bara, ditambah Kota terkenal dengan bubur pedasnya, tetapi kedua Medan, Binjai, Tanjung Balai, dan Tebing Tinggi daerah ini memiliki cita rasa bubur pedas yang mencapai 42%. Etnis Melayu menurut lembaga berbeda pula. Misionaris berjumlah 4 juta jiwa Melayu Deli, Menurut Arifin bahwa bubur pedas berasal dari Tanjung Balai asahan. Pertama kali dibuat 1)Sartika 2)Siti Wahidah 66 Analisis dan kebermaknaan bahan bubur pedas sebagai warisan kuliner melayu Stabat dan tanjung balai tahun 1620 pada saat penabalan sultan asahan I Berdasarkan latar belakang di atas, maka Sultan Abdul Zalil. Selain bubur pedas juga peneliti tertarik untuk meneliti lebih dalam lagi tersediakan kuliner Melayu lainnya seperti karas- mengenai bubur pedas baik dari segi sejarah, karas. Dikatakan bahwa bubur pedas adalah asli tradisi, bahan maupun pengolahan yang terdapat di kuliner Melayu dari Tanjung Balai Asahan karena dedaunan yang dipakai untuk pembuatan bubur No Nama Usia Pekerjaan Temp pedas itu sendiri adalah tanaman asli dari Narasu at Tanjungbalai Asahan. mber Tingg Menurut Tengku Jaurail Ubaidulah bahwa al dalam masyarakat Melayu Sumatera Timur 1 Ibu T. 63 Tahun Ibu Rumah Secan Minarsy Tangga dan ggang makanan adalah bagian dari perilaku kreatif ah Anggota masyarakatnya sehingga sesuatu masakan PKK merupakan ciri suasana dan komunitasnya di suatu 2 Ibu Nur 57 Tahun Tetua Jaring wilayah atau tempat. Cara dan bahan suatu masakan Melayu halus bisa menggambarkan etika dan seni karena menjadi Stabat Tanjung Balai. Maka dari itu peneliti bagian dari upacara-upacara adat. Menurut Tengku mengangkat judul “Analisis dan Kebermaknaan Sjah Djohan bahwa bubur pedas adalah makanan Bahan Bubur Pedas sebagai Warisan Kuliner khas suku Melayu yang asalnya dari Tanah Deli Melayu Stabat dan Tanjungbalai”. yaitu Sumatera Timur. No Nama Usia Pekerjaan Tempat Metode Penelitian Narasumb Tinggal er Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dimana akan menggambarkan Analisis 1 Ibu 53 Ibu Rumah Jalan dan Kebermaknaan Bahan Bubur Pedas Sebagai Darmayan Tahun Tangga dan Sudirma Warisan Kuliner Melayu Stabat Dan Tanjungbalai. i pembuat n Metode yang digunakan adalah metode wawancara bubur mendalam (Indepth Interview). pedas Penelitian ini dilakukan di daerah Stabat 2 Bapak H. 74 Tetua Jalan dan Tanjungbalai. Pemilihan lokasi penelitian ini Sopyan Tahun Melayu di Sudirma didasarkan atas pertimbangan bahwa lokasi ini Tanjugbalai n menurut pemantauan peneliti adalah daerah yangb. b. Tanjungbalai sering membuat bubur pedas.Penelitian ini dilakukan Di daerah Tanjungbalai penulis meminta pada bulan juni-juli 2013 rekomendasi dari Bapak Drs.H. Arifin selaku Menurut Arikunto (2006) “populasi adalah ketua adat Melayu di daerah tersebut. Beliau keseluruhan subjek penelitian”. Dengan demikian merekomendasikan kepada: populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan dari yang menjadi subjek penelitian yang diteliti.Populasi Peneliti menggunakan metode deskriptif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah warga kualitatif yang bersifat eksploratif yaitu peneliti daerah stabat dan tanjungbalai yang mengerti bubur langsung terjun kelapangan untuk melihat bagaimana pedas. proses yang diteliti berlangsung. Arikunto (2003) mengatakan bahwa sampel Metode ini sejalan dengan pendapat adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Koentjaraningrat (1985), penelitian yang bersifat Narasumber diperoleh dengan sistem non random deskriptif member gambaran, uraian, keterangan dan (Non Probabilty Sampling) dengan teknik Purposive mencari fakta mengenai suatu individu, keadaan, Sampling (pengambilan sampel atas pertimbangan gejala atau kelompok tertentu dalam masyarakat. tertentu olah peneliti sendiri/kepentingan sendiri). Menurut Suryabrata (1985) bahwa tujuan Narasumber yang diambil adalah orang yang penelitian deskriptif adalah mengetahui apa yang mengerti bubur pedas, dimana jumlah narasumber dikerjakan oranglain dalam menangani suatu masalah sebanyak 4 orang, yakni: atau situasi yang sama agar dapat dipelajari untuk a. Stabat membuat rancangan dan pengambilan keputusan di Di daerah Stabat penulis meminta rekomendasi masa depan. dari Bapak Drs. H. Abdul Khair, MM selaku ketua Dalam penelitian ini, seluruh data yang adat Melayu di daerah tersebut. Beliau dibutuhkan dikumpulkan melalui kerja lapangan yang merekomendasikan kepada: meliputi pengambilan data yang berupa wawancara dan pengambilan gambar (pemotretan). Data yang terkumpul kemudian di analisis untuk mendapatkan hasil yang dituangkan dalam bentuk karya ilmiah. Pengumpulan data dilakukan melalui data primer dan data sekunder. Data primer adalah sumber 1)Sartika 2)Siti Wahidah 67 Analisis dan kebermaknaan bahan bubur pedas sebagai warisan kuliner melayu Stabat dan tanjung balai data yang langsung memberikan data kepada2. 2. Wawancara atau interview pengumpul data. Data primer dalam penelitian 3.ini yaitu mendapatkan informasi dengan bertanya secara yaitu berupa pertanyaan yang akan ditanyakan langsung kepada subjek penelitian sebagai modal kepada narasumber sebanyak 4 orang. Data sekunder awal daam wawancara dengan menggunakan adalah sumber data yang diperoleh dengan cara panduan pertanyaan yang telah disusun. Seluruh membaca, mempelajari dan memahami melalui narasumber akan diwawancarai pada waktu yang media lain yang bersumber dari literatur, buku-buku, terpisah.Dalam wawancara, peneliti terlebih dahulu serta dokumen perusahaan. Data sekunder dalam memberi, memilih dan menentukan para narasumber penelitian ini yaitu gambaran umum kota Stabat dan (subjek wawancara) yang diangap mengetahui pada Tanjungbalai. (Sugiyono, 2008) bidangnya, khususnya tentang bubur pedas untuk Data primer diperoleh dengan alat keterangan yang dibutuhkan. Untuk itu penelitian pengumpulan data yakni: menggunakan alat bantu berupa alat tulis dan tape 1. Pengamatan/Observasi recorder. Arikunto (2010) mengatakan bahwa, observasi adalah4. 3. Dokumentasi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek Sebagai pelengkap data maka peneliti mengambil dengan menggunakan seluruh alat indra. Jadi, dokumentasi sebagai keterangan dari setiap kegiatan mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, yang dilakukan. Dokumentasi yang
Recommended publications
  • Physicochemical and Sensorical Analysis of Canned Bubur Pedas During Storage
    International OPEN ACCESS Journal Of Modern Engineering Research (IJMER) Physicochemical And Sensorical Analysis of Canned Bubur Pedas During Storage Iwan Rusiardy* 1Departemen of Agricultural Technology, Pontianak State Polytechnic, Indonesia Correspoding Author: Iwan Rusiardy* ABSTRACT: This study investigates changes in the quality of Bubur Pedasin a can during storage by carrying out its physicochemical and sensory analysis. The sterilization process is carried out for 60 minutes with a Fo value of 9,141 minutes. Storage was carried out for 8 weeks at 3 temperature conditions namely 35, 45, and 55 ° C. Storage temperature affects changes in physicochemical and sensory quality of the product. The higher the storage temperature changes in food quality are faster. Based on the results of sensory and physicochemical analysis, critical parameters that have the fastest reaction rate are color, aftertaste and aroma. KEYWORDS: bubur pedas, sensory analysis, shelf life, canned, traditional food ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- --------- Date of Submission: 03-10-2018 Date of acceptance: 15-10-2018 ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- --------- I. INTRODUCTION Indonesia is a country that often experiences natural disasters. From 1815 to 2018 various disasters have occurred in each province with more than 200,000 victims. Natural disasters that killed the most people were earthquakes and tsunamis and volcanic eruptions1. Natural disasters not only cause many injuries or injuries but can also cause psychological effects and hunger. Fast and appropriate handling is needed to reduce the negative impact of the disaster. One of the prevention programs is to create emergency food products (EFP). Emergency food is food produced and can be consumed directly to meet daily nutritional needs (2,100 calories) that occur when an emergency2.
    [Show full text]
  • Materials for a Rejang-Indonesian-English Dictionary
    PACIFIC LING U1STICS Series D - No. 58 MATERIALS FOR A REJANG - INDONESIAN - ENGLISH DICTIONARY collected by M.A. Jaspan With a fragmentary sketch of the . Rejang language by W. Aichele, and a preface and additional annotations by P. Voorhoeve (MATERIALS IN LANGUAGES OF INDONESIA, No. 27) W.A.L. Stokhof, Series Editor Department of Linguistics Research School of Pacific Studies THE AUSTRALIAN NATIONAL UNIVERSITY Jaspan, M.A. editor. Materials for a Rejang-Indonesian-English dictionary. D-58, x + 172 pages. Pacific Linguistics, The Australian National University, 1984. DOI:10.15144/PL-D58.cover ©1984 Pacific Linguistics and/or the author(s). Online edition licensed 2015 CC BY-SA 4.0, with permission of PL. A sealang.net/CRCL initiative. PACIFIC LINGUISTICS is issued through the Linguistic Circle of Canberra and consists of four series: SERIES A - Occasional Papers SERIES B - Monographs SERIES C - Books SERIES D - Special Publications EDITOR: S.A. Wurm ASSOCIATE EDITORS: D.C. Laycock, C.L. Voorhoeve, D.T. Tryon, T.E. Dutton EDITORIAL ADVISERS: B.W. Bender K.A. McElhanon University of Hawaii University of Texas David Bradley H.P. McKaughan La Trobe University University of Hawaii A. Capell P. MUhlhiiusler University of Sydney Linacre College, Oxford Michael G. Clyne G.N. O'Grady Monash University University of Victoria, B.C. S.H. Elbert A.K. Pawley University of Hawaii University of Auckland K.J. Franklin K.L. Pike University of Michigan; Summer Institute of Linguistics Summer Institute of Linguistics W.W. Glover E.C. Polome Summer Institute of Linguistics University of Texas G.W. Grace Malcolm Ross University of Hawaii University of Papua New Guinea M.A.K.
    [Show full text]
  • Jejak Hikmah Khatulistiwa.Indd
    Jejak Hikmah #Khatulistiwa 7 Bubur Pedas, Ala Sambas! Kita nyanyi dulu yaa…, “Pagi-pagi, nyabuu..., tiap hari nyabuu…, enaaak rasanya, yeah! Di kampung di kota, di mana pun ada, mudaaah didapat, yeah...! Dari balita, sampai yang tua, sejak dahulu, hingga sekarang, semua suka sabuuu.” Yang dimaksud kata ‘sabu’ dalam lirik lagu itu bukan sejenis narkoba atau narkotika, melainkan adalah sarapan bubur. Haha. Hmm, siapa sih, yang tak pernah mencoba makanan yang satu ini? Ya, bubur, atau biasa orang-orang menyebutnya dengan bubur ayam, karena ia ditaburi dengan ‘sedikit’ irisan daging ayam. Memang benar juga apa kata lagu tadi ya, dari bayi sampai kakek-kakek pun semua pasti pernah mencoba hidangan yang satu ini, bubur. Memang biasanya, bahkan hampir setiap pagi, di dekat perumahan saya (rumah yang di Bandung) selalu ada tukang bubur yang dari pagi hari pasti sudah standby atau 65 Bisma Darma Kurnia istikamah selalu lewat depan rumah. Namun, kali ini ketika saya di Pontianak, kejadian itu amat langka, mungkin bisa dibilang hampir musnah. Ya, karena masih sedikit tukang bubur yang berkeliling di sekitar jalanan Kota Pontianak baik di pagi hari maupun di malam harinya. Kebanyakan para penjual bubur di Pontianak itu tidak berkeliling menggunakan gerobak. Mereka lebih memilih membuka usahanya sendiri di suatu tempat, ruko-ruko atau hanya berdiam di pinggir-pinggir jalan di daerah kota. Dan asal engkau tahu ya, duhai saudaraku yang membaca tulisan ini. Di daerah Pontianak ada satu jenis bubur yang– mungkin-belum ada di tempat lain, buburnya sangat unik, aneh, amat khas, dan agak susah juga membuatnya. Bubur apakah itu? Ya, “bubur pedas” namanya.
    [Show full text]
  • Skills Framework for Food Services Technical Skills and Competencies (Tsc) Reference Document
    SKILLS FRAMEWORK FOR FOOD SERVICES TECHNICAL SKILLS AND COMPETENCIES (TSC) REFERENCE DOCUMENT TSC Category Food and Beverage Operations TSC Malay Moist-Heat Dish Preparation and Cooking TSC Description Prepare and present standard and complex Malay moist-heat dishes TSC Proficiency Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5 Level 6 FSS-FBS-1014-1.1 FSS-FBS-2014-1.1 FSS-FBS-3014-1.1 <Insert TSC Code> <Insert TSC Code> <Insert TSC Code> Prepare ingredients and Prepare standard Malay Prepare complex Malay parts of Malay moist-heat moist-heat dishes with moist-heat dishes using a dishes with different types menu-based presentations combination of moist-heat of flavouring techniques and cooking techniques with equipment fine-plated presentations Knowledge • Types and uses of • Quality characteristics of • Consistency in preparing kitchen tools and Malay moist-heat dishes Malay moist-heat dishes equipment • Recipes and methods of • Methods for trim test, • Principles of Malay preparing different types drained weight test and moist-heat cooking of Malay moist-heat shrinkage test techniques dishes • Suitable Malay moist- • Types and correct • Methods of preparing heat dishes based on the proportions of Malay curry and sauces types of events and ingredients and food with blend of spices profiles of customers suited for Malay moist- • Methods of presenting • Preparation time needed heat cooking techniques finished products for Malay moist-heat • Methods and techniques • Complementary dishes for seasoning, combinations of herbs • Food restrictions
    [Show full text]
  • Diversity of Culinary Ecolexicon of Main Cuisine in Malay
    JURNAL ARBITRER - VOL. 6 NO. 2 (2019) Online version available in : http://arbitrer.fib.unand.ac.id JURNAL ARBITRER | 2339-1162 (Print) | 2550-1011 (Online) | Article Diversity of Culinary Ecolexicon of Main Cuisine in Malay Communities on the East Coast of North Sumatra Dwi Widayati Faculty of Humanities, Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia SUBMISSION TRACK ABSTRACT Received: August 14, 2019 Final Revision: October 09, 2019 This paper aims to describe the diversity of the main culinary Available Online: October 23, 2019 eco-lexicon in Malay society. Data were collected through interviews with informants who were very familiar with the traditional culinary eco-lexicon. An in-depth discussion with KEYWORD content analysis is carried out on each culinary eco-lexicon, Eco-lexicon, Culinary, Malay, Ecolinguistics. especially in the effort of meaning and description. The analysis of the diversity of culinary eco-lexicon is done by CORRESPONDENCE using ecolinguistic theory. From the results of the analysis it E-mail: [email protected] was concluded that there is a diversity of culinary eco-lexicons which refer to certain types of culinary, for example for culinary weaving, four variations of the eco-lexicon, namely anyang buas-buas (Langkat Malay, and Asahan Malay), anyang sibuas-savas leaves (Serdang Malay), anyang sibuih- buih (Batubara Malay), and labar buas-buas (Panai Malay). It indicates that the eco-lexicon diversity of culinary names and types of herbs reflects the understanding of the speaker toward their environment. The more lexicons use to reflect the environment indicates the richness of the environment itself. I. INTRODUCTION example, eco-lexicon bubur pedas (spicy Lexicon is a reflection that shows the identity porridge), some call it bubuR podas, some of the people.
    [Show full text]
  • Tajuk Perkara Malaysia: Perluasan Library of Congress Subject Headings
    Tajuk Perkara Malaysia: Perluasan Library of Congress Subject Headings TAJUK PERKARA MALAYSIA: PERLUASAN LIBRARY OF CONGRESS SUBJECT HEADINGS EDISI KEDUA TAJUK PERKARA MALAYSIA: PERLUASAN LIBRARY OF CONGRESS SUBJECT HEADINGS EDISI KEDUA Perpustakaan Negara Malaysia Kuala Lumpur 2020 © Perpustakaan Negara Malaysia 2020 Hak cipta terpelihara. Tiada bahagian terbitan ini boleh diterbitkan semula atau ditukar dalam apa jua bentuk dan dengan apa jua sama ada elektronik, mekanikal, fotokopi, rakaman dan sebagainya sebelum mendapat kebenaran bertulis daripada Ketua Pengarah Perpustakaan Negara Malaysia. Diterbitkan oleh: Perpustakaan Negara Malaysia 232, Jalan Tun Razak 50572 Kuala Lumpur Tel: 03-2687 1700 Faks: 03-2694 2490 www.pnm.gov.my www.facebook.com/PerpustakaanNegaraMalaysia blogpnm.pnm.gov.my twitter.com/PNM_sosial Perpustakaan Negara Malaysia Data Pengkatalogan-dalam-Penerbitan TAJUK PERKARA MALAYSIA : PERLUASAN LIBRARY OF CONGRESS SUBJECT HEADINGS. – EDISI KEDUA. Mode of access: Internet eISBN 978-967-931-359-8 1. Subject headings--Malaysia. 2. Subject headings, Malay. 3. Government publications--Malaysia. 4. Electronic books. I. Perpustakaan Negara Malaysia. 025.47 KANDUNGAN Sekapur Sirih Ketua Pengarah Perpustakaan Negara Malaysia i Prakata Pengenalan ii Objektif iii Format iv-v Skop vi-viii Senarai Ahli Jawatankuasa Tajuk Perkara Malaysia: Perluasan Library of Congress Subject Headings ix Senarai Tajuk Perkara Malaysia: Perluasan Library of Congress Subject Headings Tajuk Perkara Topikal (Tag 650) 1-152 Tajuk Perkara Geografik (Tag 651) 153-181 Bibliografi 183-188 Tajuk Perkara Malaysia: Perluasan Library of Congress Subject Headings Sekapur Sirih Ketua Pengarah Perpustakaan Negara Malaysia Syukur Alhamdulillah dipanjatkan dengan penuh kesyukuran kerana dengan izin- Nya Perpustakaan Negara Malaysia telah berjaya menerbitkan buku Tajuk Perkara Malaysia: Perluasan Library of Congress Subject Headings Edisi Kedua ini.
    [Show full text]
  • Gambaran Kebiasaan Makan, Status Gizi, Dan Pola Penyakit Pada Pecandu Narkoba Di Panti Pamardi Putra Insyaf Sumatera Utara
    GAMBARAN KEBIASAAN MAKAN, STATUS GIZI, DAN POLA PENYAKIT PADA PECANDU NARKOBA DI PANTI PAMARDI PUTRA INSYAF SUMATERA UTARA SKRIPSI OLEH VETRA SARAH SITOMPUL NIM : 131000769 PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2018 Universitas Sumatera Utara GAMBARAN KEBIASAAN MAKAN, STATUS GIZI, DAN POLA PENYAKIT PADA PECANDU NARKOBA DI PANTI PAMARDI PUTRA INSYAF SUMATERA UTARA SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara OLEH VETRA SARAH SITOMPUL NIM : 131000769 PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2018 Universitas Sumatera Utara Pernyataan Keaslian Skripsi Saya menyatakan bahwa dengan ini skripsi saya yang berjudul “GAMBARAN KEBIASAAN MAKAN, STATUS GIZI, DAN POLA PENYAKIT PADA PECANDU NARKOBA DI PANTI PAMARDI PUTRA INSYAF SUMATERA UTARA” beserta seluruh isinya adalah benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini. Medan, Oktober 2018 Vetra Sarah Sitompul 1 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Telah diuji dan dipertahankan Pada tanggal : 4 Desember 2018 TIM PENGUJI SKRIPSI Ketua : Dr. Ir. Zulhaida Lubis, M.Kes. Anggota : 1. Prof. Dr. Ir. Evawany Y. Aritonang, M.Si. 2. Ir. Etti Sudaryati, M.K.M, Ph.D. 3. Ernawati Nasution, S.K.M, M.Kes. Universitas Sumatera Utara Abstrak Lembaga Sosial Putra Insyaf Pamardi adalah tempat rehabilitasi para pecandu narkoba di bawah naungan pemerintah.
    [Show full text]
  • Bab Ii Landasan Teori
    BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Kuliner Kuliner merupakan sebuah hobi campuran yang biasa disebut dengan wisata kuliner yang tujuannya untuk makan dan berjalan-jalan (wisata, berpergian). Namun, biasanya kata kuliner lenig memacu kepada makanannya dibandingkan dengan jalan- jalan. Kata kuliner berasal dari bahasa Inggris, yaitu culinary yang berarti “urusan masak memasak”. Kata kuliner tersebut menjadi luas di Indonesia karena adanya media masa dan televisi. Berdasarkan pengertian tersebut, bagi anda yang memiliki hobi jalan-jalan dan makan sangat cocok untuk melakukan kegiatan kuliner ini. Karena mencari hal yang baru sama seperti belajar, dan kuliner juga memiliki arti sebagai mencari hal yang baru dalam bidang makanan dan berpergian. 2.1.1 Definisi Kuliner Kuliner adalah suatu bagian hidup yang erat kaitannya dengan konsumsi makanan sehari-hari karena setiap orang memerlukan makanan yang sangat dibutuhkan sehari-hari. Mulai dari makanan yang sederhana hingga makanan yang berkelas tinggi dan mewah. Semua itu, membutuhkan pengolahan yang serba berkualitas dan bergizi. Sebenarnya kuliner merupakan bagian/sub daripada esensi gastronomi. Sementara istilah kuliner itu sendiri adalah masakan atau dalam bahasa dapur mempunyai sinonim/arti yang sama dengan istilah cuisine . Secara harafiah, kuliner adalah kata yang biasa digunakan untuk merujuk pada sesuatu yang berhubungan dengan memasak atau profesi kuliner. Profesi kuliner sendiri dapat diartikan profesi untuk memasak atau mempersiapkan produk makanan, seperti chef, management restaurant , ahli penata diet, ahli gizi dan sebagainya. Produk makanan merupakan hasil proses pengolahan bahan mentah menjadi makanan siap dihidangkan melalui kegiatan memasak. 7 8 2.1.2 Definisi Wisata Kuliner Berikut adalah definisi dari Wisata Kuliner : • Wisata kuliner adalah tempat yang dimana menyediakan berbagai fasilitas pelayanan dan aktivitas kuliner yang terpadu untuk memenuhi kebutuhan wisatawan yang dibangun untuk rekreasi, relaksasi, pendidikan dan kesehatan.
    [Show full text]
  • 41 Keanekaragaman Tanaman Dalam Kuliner Bubur Pedas
    Prosiding Seminar Nasional III Biologi dan Pembelajarannya Universitas Negeri Medan, 08 September 2017 ISBN : 978-602-5097-61-4 KEANEKARAGAMAN TANAMAN DALAM KULINER BUBUR PEDAS DARI ACEH TAMIANG DIVERSITY OF PLANTS IN THE CULINARY SPICY PORRIDGE FROM ACEH TAMIANG Indriaty1, Elfrida2, Nadya Elisa3 Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Samudra1,2,3 Jalan Meurandeh Unsam, Kota Langsa, Aceh, Indonesia e-mail: [email protected] ABSTRACT Aceh Tamiang’s spicy porridge is a typical malay culinary made from various kinds of spices plant and vegetables and has a unique taste. The types of plants that used are varied so the recipe for spicy porridge is only known a few of people from generation to generation. The aim of this research is to obtain information about the variety of plants used in the Aceh tamiang’s spicy porridge. This method of this research used descriptive qualitative method with in-depth interview technique. The subjects of this research were five mothers expert in making spicy porridge. The results showed that there are 19 kinds of plants used in the manufacture of spicy porridge typical of Aceh tamiang. There are five kinds of wild plants and fourteen cultivation plants. In addition, there are seven plants that always used, and four plants are giving a unique fragrance on spicy porridge. For suggesting, for orther researcher to cunduct a deeply resesarch about other original culinary in indonesia. In orther to maintain original culinary that parth of indonesia culture. Key Words : Spicy porridge, diversity, Aceh Tamiang ABSTRAK Bubur pedas Aceh Tamiang adalah kuliner khas melayu yang terbuat dari berbagai jenis tanaman rempah ditambah sayur serta memiliki cita rasa yang unik.
    [Show full text]
  • Tradisi Bubur Pedas Pada Masyarakat Melayu Di Hamparan Perak : Kajian Folklor
    TRADISI BUBUR PEDAS PADA MASYARAKAT MELAYU DI HAMPARAN PERAK : KAJIAN FOLKLOR SKRIPSI DIKERJAKAN OLEH : NAMA : FENNY ARISCA NIM : 110702011 PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA MELAYU FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TRADISI BUBUR PEDAS PADA MASYARAKAT MELAYU DI HAMPARAN PERAK : KAJIAN FOLKLOR SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi dan melengkapi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana OLEH NAMA : FENNY ARISCA NIM : 110702011 Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing II, Dra. Mardiah Mawar Kembaren, M.A, Ph.D. Drs. Yos Rizal, MSP NIP. 196502281991032001 NIP. 196606171992031003 Diketahui Oleh, Ketua Departemen Sastra Melayu FIB USU Ketua, Dr. Rozana Mulyani, M.A. NIP. 196006091986122001 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA KATA PENGANTAR Bismillahirohmanirrohim, Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugerahNYA yang besar dalam proses penyelesaian skripsi ini, yang berjudul “TRADISI BUBUR PEDAS PADA MASYARAKAT MELAYU DI HAMPARAN PERAK : KAJIAN FOLKLOR” Skripsi ini disusun dalam lima bab, yakni: bab pertama merupakan pendahuluan yang terdiri atas latar belakang dan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Bab kedua berisi kajian pustaka terdiri atas kepustakaan yang relevan, teori yang digunakan dan teori folklor. Bab ketiga metode penelitian terdiri atas metode dasar, lokasi penelitian, jenis dan sumber data, instrumen penelitian, metode pengumpulan data, dan metode analisis data. Bab keempat berisi tentang pembahasan, dan bab kelima berisi kesimpulan dan saran. Harapan penulis semoga penyajian skripsi ini dapat bermanfaat dalam rangka mempertahankan makanan-makanan tradisional. Penulis menyadari skripsi ini belum sempurna, oleh karena itu dengan rendah hati penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi penulis sendiri.
    [Show full text]
  • Festive BBQ Buffet Dinner Menu
    Festive BBQ Buffet Dinner Menu SEASONAL FRESH GARDEN SALAD MIX GREEN SALAD ACCOMPANIED WITH MARINATED CROUTON, CONDIMENTS AND DRESSING SEAFOOD ON ICE ACCOMPANIED WITH LEMON WEDGES, WASABI AND NAMJIN DRESSING ULAM-ULAMAN (MIX LOCAL SALAD) ACCOMPANIED WITH LOCAL SAUCE AND CONDIMENTS WORLD OF KERABU (LOCAL PREMIXED SALAD) INTERNATIONAL PREMIXED SALAD IFTAR’S SPECIAL COUNTER ASSORTED DATES, NUTS, CHIPS & LOCAL PICKLES LEMANG, KETUPAT DAUN PALAS, NASI IMPIT SERVED WITH: SERUNDING AYAM, SERUNDING DAGING, SERUNDING IKAN LIVE ACTION PENANG PASEMBOR COUNTER ASSORTED FRITTERS, FRIED HARD BOILED EGG , ROJAK CRACKER AND FRESH LOCAL VEGETABLES SERVED WITH SWEET POTATO PEANUT SAUCE AND NOODLES SAVOURY PORRIDGE COUNTER BUBUR PEDAS SARAWAK (SPICY POTATO AND FRESH MIXED VEGETABLE PORRIDGE) BUBUR LAMBUK AYAM (SPICED CHICKEN PORRIDGE) ACCOMPANIED WITH CONDIMENTS LIVE ACTION NOODLES COUNTER MISO BEEF SOUP WITH SELECTION OF SO MIEN, WONTON NOODLE, HONG KONG YEE MEE, KWAY TEOW AND VEMICELLI NOODLE. ACCOMPANIED WITH CONDIMENTS. SOUP COUNTER SUP KAMBING MAMAK CREAM OF PUMPKIN SOUP ACCOMPANIED WITH ASSORTED BREADS, ROLL, LAVASH, HERB CROUTON AND BUTTER PIZZA STATION FRESHLY OVEN BAKE ASSORTED PIZZA OF THE DAY MAIN HOT DISHES CHICKEN BIRYANI RICE WITH RAITA, PAPADAM, GREEN CHILLI AND VEGETABLE’S PICKLES WHITE RICE NASI KERABU WITH CONDIMENTS, KEROPOK IKAN, TELUR MASIN, GULAI IKAN TONGKOL, SAMBAL LADA, DAGING PERCIK BAKAR HAINANESE CHICKEN RICE ACCOMPANIED WITH CHILLI PASTE AND GINGER PASTE, STIR FRIED BABY KAILAN, SZE CHUAN TIGER PRAWN SHAWARMA STATION CHICKEN
    [Show full text]
  • 3. Intan Rizkia.Indd
    Program Variety Show Dangdut Academy Asia 2 sebagai Alat Diplomasi Publik Indonesia Intan Rizkia Futri, Dade Mahzuni, Nandang Rahmat Program Studi Magister Kajian Budaya, Fakultas Ilmu Budayan, Universitas Padjadjaran Jalan Raya Bandung Sumedang Km 21, Jatinangor, Kab. Sumedang 45363 Email: [email protected] ABSTRACT Music as cultural diplomacy has been a subject of scholarly a ention around the world. This research explores the subject within the Asia region. The purpose of this research is to describe the e- ff o rts in strengthening international diplomacy of Indonesia through dangdut music, namely Dang- dut Academy Asia 2 TV program, throughout Asia specifi cally. Dangdut music which is originated from Indonesia gains a strong base of enthusiasts. The music genre has also established a niche market in the world of music. Popular culture and cultural diplomacy theories used in the research to explain how dangdut music which is forma ed into a television variety show can positively aff ect the life of the society, nation, and state within Indonesia and throughout Asia. From this research, I found that the TV program has contributed in a very positive way to cultural diplomacy for Indo- nesia. This cultural diplomacy has been done through various cultural forms, including costumes, songs, foods, tourist a raction information, etc. Keywords: dangdut show, pop culture, cultural diplomacy, Dangdut Acadaemy Asia 2, variety show ABSTRAK Musik sebagai diplomasi budaya telah menjadi perhatian ilmiah di seluruh dunia. Penelitian ini juga mengeksplorasi subjek di wilayah Asia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan upaya Indonesia dalam memperkuat diplomasi internasional me- lalui musik dangdut, yaitu program TV Dangdut Academy Asia 2, yang ditayangkan khusus di Asia.
    [Show full text]