5. Kontekstualisasi Adat Dan Syarak Dalam Tradisi Masyarakat Melayu Jambi

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

5. Kontekstualisasi Adat Dan Syarak Dalam Tradisi Masyarakat Melayu Jambi KUASA SIMBOLIK ADAT DAN SYARAK DALAM TRADISI MASYARAKAT MELAYU Dr. Fuad Rahman, M.Ag. Penerbit Pascasarjana UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Jalan Arif Rahman Hakim Telanaipura Kota Jambi Telp. (0741) 60731, email: [email protected] i Kuasa Simbolik Adat dan Syarak dalam Tradisi Masyarakat Melayu Penulis : Fuad Rahman Editor : M.H. Abid Sohiron Layout : Cahaya Firdaus Design Cover : Cahaya Firdaus Katalog Dalam Terbitan (KDT) ISBN : 978-602-60957-7-0 viii, 268 hal (15,5x23 cm) Cetakan Tahun 2020 Alamat Penerbit : Pascasarjana UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Jalan Arif Rahman Hakim Telanaipura Kota Jambi Telp. (0741) 60731, email: [email protected] Undang – undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Lingkup Hak Cipta Pasal 2 1. Hak Cipta merupakan Hak Eklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundanga-undangan yang berlaku Lingkup Hak Cipta Pasal 72 1. Barang siapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud pasal 2 ayat 1 atau pasal 49 ayat 1 dan 2 dipidana penjara masing-masing paling singkat 1 bulan dan/atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000,- atau pidana penjara paling lama 7 tahun dan/atau paling banyak Rp. 5.000.000.000,- 2. Barang siapa dengan dengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, dipidana dengan penjara paling lam 5 tahun dan atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,- ii KATA PENGANTAR Buku Kuasa Simbolik Adat dan Syarak dalam Tradisi Masyarakat Melayu adalah bagian dari ikhtiar penulis untuk mengungkap fenomena keterhubungan antara adat dan syarak. Masyarakat Melayu sebagai kelompok mayoritas yang mendiami wilayah Indonesia serta merupakan bagian tak terpisahkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Suku Melayu berasal dari akar keturunan Mongoloid yang menjadi nenek moyang bangsa Indonesia dan berkontribusi besar dalam merumuskan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional pemersatu bangsa. Masyarakat Melayu yang mendominasi kepulauan Sumatera, Kalimantan dan sebagian Sulawesi terkenal dengan komunitas masyarakat yang mengimplementasikan adat dan syarak, sehingga lekat dengan slogan adatnya “Adat bersendi Syarak, Syarak bersendi Kitabullah; Adat Mengato Syarak Memakai. Setiap wilayah yang didiami masyarakat Melayu mengklaim mengimplementasikan syarak dan adat, sekaligus penggagas dari filosofi adat itu sendiri. Oleh karenanya, kajian mengenai adat dan syarak di tanah Melayu dalam konteks kekinian masih relevan dan menarik utamanya ketika dikaitkan dengan Islamisasi Nusantara, sebagai titik awal peradaban Islam-Melayu. Sejak abad ke-14, Islamisasi hukum adat kelihatan jelas pada beberapa wilayah yang sebelumnya lebih mengedepankan budaya lokal, yang pada akhirnya terjadi asimilasi bahkan integrasi antar keduanya yaitu hukum Adat dan hukum Islam. Komitmen untuk mengawal pemberlakuan keduanya dibentuklah lembaga adat yang merupakan refresentasi dari tiga kepentingan yaitu; regulasi pemerintah, hukum Adat dan hukum Islam. Meskipun dalam perjalanannya terjadi tarik menarik kepentingan yang mengakibatkan terjadinya pertrungan kuasa. Melalui metode deskriptif-kualitatif, penulis menelaah tiga hal: 1) integrasi, praktik dan keberterimaan masyarakat terhadap adat dan syarak melalui iii teori resepsi, 2) negosiasi dan unifikasi sistem hukum dan pemerintahan serta eksistensi kelembagaan adat melalui teori maşlahah dan 3) kuasa simbolik, kontestasi dan relasi kuasa kelembagaan adat serta yang mempengaruhi penerapan adat dan syarak melalui teori habitus. Pendekatan Sosiologi Hukum Islam penulis gunakan untuk mencermati praktik hukum dan fenomena kontestasi dalam memperebutkan posisi dan disposisi melalui kelembagaan adat internal maupun eksternal. Menyadari banyaknya pembahasan yang disajikan, maka buku ini penulis urai menjadi 3 tema besar. Bagian I, menjelaskan ke pembaca proses adaptasi adat dengan syarak yang berlangsung begitu cepat dan damai sejak kedatangan Islam melalui perkawinan dengan penguasa lokal. Adat dipersepsikan sebagai pola tutur, pola pikir dan pola tindak yang berkaitan dengan etika, hukum dan kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat. Sementara syarak dipersepsikan oleh masyarakat Melayu Jambi sebagai sumber hukum teologis karena mengandung pesan Allah dan Rasul-Nya, bersifat universal, absolut, dan abadi. Keduanya diterima sebagai aturan yang menjadi pegangan masyarakat Melayu Jambi hingga saat ini, meski penerapannya berbeda berdasarkan wilayah. Bagian II, menjelaskan sistem hukum dan pemerintahan yang dikonstruksi dan dipraktikkan masyarakat Melayu lebih dipengaruhi oleh Islam dan adat lokal yang dijalankan melalui kelembagaan adat Melayu Jambi, sebagai penyedia modal politik, religius dan kultural, yang memungkinkannya menjadi arena kontestasi kuasa antar kelompok di dalam atau di luarnya dalam memperebutkan legitimasi, posisi dan disposisi dengan mensubordinasi kelompok lain meski hanya melahirkan hegemoni bukan konflik. Bagian III, kelembagaan adat berperan sebagai patron masyarakat Melayu Jambi karena mampu memenuhi rasa nyaman dan rasa keadilan dalam persoalan hukum (perdata dan pidana), sosial dan agama. Selain itu, sebagai institusi non-formal yang memproduksi dan mereproduksi hukum meski ada institusi lain yang menangani persoalan yang sama iv sekaligus menjadi alasan menjadi potret ideal bagi daerah maupun pusat dalam menyelesaikan persoalan kekinian bidang agama, sosial, politik, dan budaya yang dihadapi bangsa ini. Akhirnya, penulis menyadari sajian buku ini sangat sederhana dan sangat jauh dari harapan pembaca dalam mengungkap gagasan tentang fenomena perberlakuan adat dan syarak pada pada beberapa wilayah yang didominasi masyarakat Melayu, karenanya kepada pembaca diharapkan saran dan masukannya guna menambah khazanah keilmuan dan kesempurnaan tulisan ini. Terima kasih buat ayah dan bundaku tercinta, isteri dan anak-anakku tersayang, tak lupa sahabat-sahabatku; Ahmad Fawaid (Probolinggo), Albert al- Fikri (Lhoksumawe), Ridhotullah (Banjarmasin), dan teman- teman seperjuangan serta semua pihak yang berkontribusi dalam penyelesaian buku ini. Semoga karya ini menjadi bagian dari pengabdian penulis terhadap tanah Jambi dan dunia akademik pada umumnya. Penulis Dr. Fuad Rahman, M.Ag NIP. 19730130200003 1 001 v Daftar Isi 1 Pendahuluan ~ 1 2 Diskursus Syarak dan Adat: Mencari Dasar Pijakan ~ 13 A Studi-studi Terdahulu ~ 13 B Relevansi, Kontribusi, dan Distingsi ~ 22 3 Rekonstruksi Syarak dan Adat: Resepsi, Maşlahah, dan Habitus ~ 29 A Teori Resepsi ~ 30 B Teori Maşlahah dalam Yurisprudensi Islam ~ 33 C Teori Habitus ~ 36 4 Sejarah Singkat Melayu Jambi ~ 46 A Islamisasi dan Perkembangannya di Jambi ~ 47 B Akulturasi Syarak dengan Adat ~ 58 C Falsafah Adat Bersendi Syarak, Syarak Bersendi Kitabullah ~ 65 D Kelembagaan Adat Melayu Jambi ~ 74 E Realitas Aktual: Sosial, Agama, Politik, dan Budaya ~ 80 5 Kontekstualisasi Syarak dan Adat dalam Tradisi Masyarakat Melayu Jambi ~ 100 A Pemberlakuan Aturan Adat Melayu Jambi ~ 100 B Praktik Hukum dalam Masyarakat Melayu Jambi ~ 111 C Sinkronisasi dan Diferensiasi Aturan Syarak dengan Adat ~ 124 D Unifikasi sebagai Penjembatan Pergulatan Syarak dengan Adat ~ 134 6 Pelembagaan Syarak dan Adat: Perspektif Masyarakat Melayu Jambi ~ 144 A Persepsi Masyarakat Melayu Jambi tentang Epistemologi Syarak dan Adat ~ 145 vi B Keberterimaan Masyarakat Melayu Jambi terhadap Syarak dan Adat ~ 155 C Otoritas Pemerintah dalam Pelembagaan Syarak dan Adat ~ 169 D Penyelesaian Konflik Melalui Peradilan Adat ~ 181 7 Kelembagaan Adat Melayu Jambi sebagai Arena Pertar- ungan Kuasa ~ 189 A Modal dalam Kelembagaan Adat ~ 189 B Struktur Hierarkis Kelembagaan Adat ~ 196 C Jambi sebagai Arena Pertarungan Kuasa ~ 201 D Relasi Kuasa Internal dan Eksternal Kelembagaan Adat ~ 208 E Kuasa Simbolik Mengatasnamakan Kepentingan Pemerintah, Syarak, dan Adat ~ 213 F Kontribusi Syarak, Adat Kelembagaan Adat dalam Ruang Agama, Sosial, dan Politik Kontemporer ~ 232 8 Penutup ~ 242 A Kesimpulan ~ 247 B Implikasi ~ 244 C Rekomendasi ~ 244 Daftar Pustaka ~ 246 Biodata Penulis ~ 264 vii PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN Konsonan ف = F ز = Z ب = B ق = Q س = S ت = T ك = K ش = Sh ث = Th ل = L ص = Ṣ ج = J م = M ض = Ḍ ح = Ḥ ن = N ط = Ṭ خ = Kh ه = H ظ = Ẓ د = D و = W ع = ‘ ذ = Dh ى = Y غ = Gh ر = R ِ = Vokal Pendek : a = ‘ i = ِ u و = ū ى = ī ا = Vokal Panjang : ā اى = Diftong : ay viii 1 Pendahuluan Studi tentang konstruksi adat dengan syarak di beberapa daerah di Nusantara masih dipandang layak dilakukan terutama untuk mengakomodasi kepentingan budaya lokal dalam masyarakat dan agama.1 Upaya tersebut biasanya dilakukan oleh sebuah institusi yang mempertemukan representasi penguasa (pemerintah), tokoh agama, dan kelembagaan atau pemangku adat.2 Dalam konteks Jambi, institusi tersebut berjasa mempersatukan masyarakat sejak awal melalui ikatan agama dan adat dalam bingkai kerajaan Islam Melayu Jambi serta mengakomodasi dan menyatukan berbagai kepentingan. Institusi tersebut juga berhasil membangun relasi secara internal maupun eksternal, meski pada akhirnya mereka saling mempertaruhkan modal politik, agama, dan budaya. Masing-masing menganggap tawaran 1Penggunaan istilah adat dalam buku ini adalah hukum adat Jambi, sedangkan yang dimaksud syarak adalah hukum Islam. Penulis cenderung menggunakan istilah syarak ketimbang hukum Islam karena terminologi
Recommended publications
  • Awal Pengaruh Hindu Buddha Di Nusantara
    AWAL PENGARUH HINDU BUDDHA DI NUSANTARA Agustijanto Indradjaja Pusat Arkeologi Nasional, Jl. Condet Pejaten No. 4, Jakarta Selatan 12510 [email protected] Endang Sri Hardiati [email protected] Abstrak. Berbicara tentang awal pengaruh Hindu Buddha di Nusantara sejauh ini selalu dimulai pada sekitar abad ke-5 M. yang ditandai oleh kehadiran kerajaan Kutai dan Tarumanagara di Nusantara dan masih sedikit perhatian terhadap periode sebelum itu. Padahal periode awal sampai dengan abad ke-5 M. adalah periode krusial bagi munculnya kerajaan yang bercorak Hindu- Buddha di Nusantara. Penelitian terhadap periode awal sejarah dimaksudkan untuk mengungkapkan dinamika sosial ekonomi yang terjadi di masyarakat Nusantara sehingga mampu menerima dan menyerap unsur-unsur budaya asing (India) yang pada puncaknya memunculkan sejumlah ARKENASkerajaan bersifat Hindu-Buddha di Nusantara. Metode analisis yang dipakai adalah metode analisis tipologis dan kontekstual serta beberapa analisis C-14 atas temuan diharapkan dapat menjelaskan kondisi masyarakat Nusantara pada masa lalu. Hasil penelitian ini dapat mengidentifikasikan sejumlah tinggalan arkeologi seperti sisa tiang rumah, sisa perahu, keramik, tembikar, manik-manik, alat logam, dan sejumlah kubur yang diidentifikasi berasal dari periode awal sejarah. Berdasarkan tinggalan tersebut dapat direkonstruksi kondisi sosial-ekonomi masyarakat Nusantara dan peranannya di dunia internasional di Kawasan Asia Tenggara. Kata kunci: Awal sejarah, Hindu-Buddha, Nusantara, Budaya India. Abstract. Early Hindu-Buddhist Influence in the Indonesian Nusantara. So far discussions about early Hindu-Buddhist influence in the Indonesian Archipelago (Nusantara) have always been started at around 5th Century AD, which is characterized by the presence of the kingdoms of Kutai and Tarumanagara in the archipelago, while the earlier period is barely noticed although the period between early and 5th century AD is a crucial period for the emergence of Hindu- Buddhist kingdoms in the archipelago.
    [Show full text]
  • Chapter 1: Sino-Malay Interaction in the First Millenium AD
    Chapter 1 S ino -M alay INTERACTION IN THE FIRST MILLENNIUM AD Since the late first millennium BC, the Malay region has played a pivotal role in the international maritime economy that encompasses maritime Southeast Asia, the South China Sea region, and the Indian Ocean littoral. This role has been as much the result of the region’s strategic location in maritime Asia as the geographical and demographic characteristics of the region’s islands. Unlike land-based polities, which have inter- nal economies based on agrarian hinterlands that enabled them to be self-sufficient, the islands of the Malay region have throughout history maintained two distinct types of societies—coastal societies and upland social groups. The polities of the Malay coastal region did not extend very far inland. The islands’ mountainous interiors have been occu- pied by groups who were ethnically and even linguistically distinct from the coastal societies.1 Although the coastal and inland groups interacted with each other economically, the prosperity and political stability of the coastal groups were determined mainly by their ability to capitalize on the international maritime trade that flowed through the region. The ports of the Malay region participated in the international trade in three ways. The first was by acting as an entrepôt in the trade between the Indian Ocean, the South China Sea, and island Southeast Asia. From the middle of the first millennium AD onward, the port-settlements along the Strait of Malacca and the northeastern parts of the Java Sea were able to capitalize on the region’s geographical advantages, under the leadership of a succession of port-polities that were able to project themselves as the key entrepôt in different eras.
    [Show full text]
  • Komunitas 4 (1) (2012) : 56-64
    Komunitas 4 (1) (2012) : 56-64 KOMUNITAS http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/komunitas SITUS “KOTO RAYO” DAN KEARIFAN TRADISIONAL DI TEPI SUNGAI TABIR JAMBI Pahrudin Program Pascasarjana Sosiologi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia Info Artikel Abstrak Sejarah Artikel: Dalam penelitian ini, penulis membahas ‘Koto Rayo’, sebuah pemukiman kuno Diterima Desember 2011 di sisi Sungai Tabir, Jambi sebagai sebuah budaya dan kearifan lokal. Penelitian Disetujui Januari 2012 difokuskan pada nilai kearifan lokal yang dimiliki masyarakat dalam kaitan dengan Dipublikasikan Maret 2012 situs ini. Hasil penelitian dan pembahasan memunculkan fakta-fakta sebagai Keywords: berikut. Pulau Sumatera memiliki peradaban tinggi di masa lalu, khususnya Civilization; melalui Kerajaan Sriwijaya yang mengontrol dan mendominasi seluruh pulau ini Jambi; dan sebagian besar wilayah Asia Tenggara. Salah satu wilayah Kerajaan Sriwijaya Koto Rayo Sumatra; di Pulau Sumatera adalah Jambi, yang dahulu memiliki banyak Kerajaan Melayu. Melayu. ‘Koto Rayo’ yang terletak di sisi Sungai Tabir ‘mungkin’ salah satu peradaban yang berhubungan dengan sejarah Kerajaan Melayu Jambi dan atau Kerajaan Sriwijaya di masa lalu. Situs ini mempengaruhi beberapa perilaku kearifan lokal pada masyarakat sekitar dalam wujud perilaku yang tegas dalam melestarikan lingkungan dan menjaga warisan budaya. Kearifan lokal ini penting untuk meminimalisir efek negatif globalisasi. Abstract The objective of this study is to discuss ’Koto Rayo’, an ancient settlement on the side of Tabir river, Jambi as a culture and local wisdom. The study focused on the value of local knowledge in the communities in connection with this site. Data was collected through observation, interviews and document analysis. The results and discussion led to the following facts.
    [Show full text]
  • Proročanstva I Prekognicija – Od Kulturne Konstrukcije Vremena Do Političke Upotrebe
    UNIVERZITET U BEOGRADU FILOZOFSKI FAKULTET Odeljenje za etnologiju i antropologiju Mladen J. Stajić PROROČANSTVA I PREKOGNICIJA – OD KULTURNE KONSTRUKCIJE VREMENA DO POLITIČKE UPOTREBE doktorska disertacija Beograd, 2015 UNIVERSITY OF BELGRADE FACULTY OF PHILOSOPHY Department of Ethnology and Anthropology Mladen J. Stajić PROPHECIES AND PRECOGNITION - FROM CULTURAL CONSTRUCTION OF TIME TO POLITICAL UTILISATION Doctoral Dissertation Belgrade, 2015 Mentor: dr Ivan Kovačević, redovni profesor, Odeljenje za etnologiju i antropologiju Filozofskog fakulteta Univerziteta u Beogradu Članovi komisije: dr Danijel Sinani, redovni profesor, Odeljenje za etnologiju i antropologiju Filozofskog fakulteta Univerziteta u Beogradu dr Ana Banić Grubišić, naučni saradnik, Institut za etnologiju i antropologiju Filozofskog fakulteta Univerziteta u Beogradu dr Ivan Đorđević, naučni saradnik, Etnografski institut Srpske akademije nauka i umetnosti Datum odbrane: REČI ZAHVALNOSTI Neizmerno hvala mom cenjenom mentoru prof. dr Ivanu Kovačeviću, kao čoveku i kao profesoru, na ogromnoj podršci, razumevanju i svemu što je učinio za mene. Hvala na ukazanom poverenju i pruženoj profesionalnoj slobodi. Godine zajedničke saradnje, u kojima sam mnogo naučio, predstavljale su istinsku privilegiju. Posebnu zahvalnost upućujem i prof. dr Danijelu Sinaniju, koji mi je od prvog dana mog profesionalnog angažmana pružio veliku priliku, poverenje i iskrenu, nesebičnu podršku. Hvala mu na ljudskosti i što je uvek bio spreman da pomogne i kao profesor i kao prijatelj. Želim da se zahvalim i prof. dr Milošu Milenkoviću, zato što je verovao u mene kada niko drugi nije, prof. dr Dragani Antonijević, na izvrsnoj profesionalnoj saradnji i podeljenom znanju i dragim kolegama sa Instituta za etnologiju i antropologiju, kao i sekretarki Mili Bakić, što su bili pravi prijatelji i kada je bilo teško.
    [Show full text]
  • Sekapur Sirih Budayawan Melayu Dr
    KK 899-320-0502013-49-1285-40101 Setinggi-tinggi penghargaan kepada KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) atas kebenaran menerbitkanSejarah Melayu yang menggunakanSejarah Melayu terbitan asal KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) © KPG Ahmad Dahlan 2014 © Karya Dilesenkan kepada Dewan Bahasa dan Pustaka oleh KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) 2017 Hak Cipta Terpelihara. Tidak dibenarkan mengeluar ulang mana-mana bahagian artikel, ilustrasi, dan isi kandungan buku ini dalam apa juga bentuk dan dengan cara apa jua sama ada secara elektronik, fotokopi, mekanik, rakaman, atau cara lain sebelum mendapat izin bertulis daripada Ketua Pengarah, Dewan Bahasa dan Pustaka, Peti Surat 10803, 50926 Kuala Lumpur, Malaysia. Perundingan tertakluk kepada perkiraan royalti atau honorarium. Perpustakaan Negara Malaysia Data Pengkatalogan-dalam- Penerbitan Ahmad Dahlan SEJARAH MELAYU / AHMAD DAHLAN. Mengandungi indeks Bibliografi : hlm 715 ISBN 978-983-49-1285-7 (hbk.) 1. Malays-History. 2.Malay literature-History and criticism. I. Judul. 899.2309 Dicetak oleh Percetakan Salam Sdn. Bhd. 18 & 20, Jalan 34/10A Taman Perindustrian IKS 68100 Batu Caves Selangor Darul Ehsan Kandungan Sekalung Budi Setangkai Terima Kasih xix Seulas Pinang Penulis (Cetakan Kedua) xxiii Sekapur Sirih Budayawan Melayu Dr. (HC) H. Tenas Effendy xxv WARKAH PEMBUKA xxxi 1. Mukadimah xxxi 2. Menjadi Pusat Kerajaan xxxiii 3. Penyengat dan Hulu Riau XXXV 4. Singapura dan Malaysia xxxviii 5. Mitos Padi Menjadi Emas xlii BAB I Memaknakan Melayu 1 1. Definisi Melayu 1 2. Pengertian Melayu 3 3. Melayu sebagai Identiti Kolektif 5 4. Dialog Empat Kutub 9 5. Ruang Lingkup Perbahasan 12 BAB II Datang sebagai Melayu 14 1. Manusia Purba 14 2. Peradaban Melayu-Polinesia 18 vii Kandungan 3.
    [Show full text]
  • Perkembangan Kesu Rkembangan Kesultanan
    PERKEMBANGAN KESULTANAN MALAKA 1424 - 1511 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum) Pada Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Oleh INAWATI NIM: 40200116162 FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR 2020 PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Mahasiswa yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Inawati Nim : 40200116162 Tempat/ Tgl Lahir : Takalar/ 27 Februari 1997 Jurusan/ Prodi : Sejarah dan Kebudayaan Islam Fakultas/ Program : Adab dan Humaniora Alamat : Takalar Judul : Perkembangan Kesultanan Malaka 1424-1511 Menyatakan dengan penuh kesadaran, penyusun yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa skripsi ini benar adalah karya penyusun sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka skripsi ini dan gelar yang di peroleh karenanya batal demi hukum. Makassar, 12 November, 2020 Penulis INAWATI Nim: 40200116162 ii iii KATA PENGANTAR ِ ِ ِ ﺑ ْﺴِﻢ اﻟﻠﱠﻪ اﻟﱠﺮْﲪَ ِﻦ اﻟﱠﺮﺣﻴﻢ Alhamdulillahi rabbil a’lamin, Segala puji bagi Allah Swt, yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Perkembangan Kesultanan Malaka 1424-1511. Tidak lupa pula salam dan salawat kepada Nabi Muhammad saw, nabi yang diutus ke muka bumi ini sebagai uswatun hasanah dan rahmatan lil alamin. Dalam menyusun skripsi ini, penulis telah mengerahkan segala upaya dan kemampuan, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak luput dari segala kekurangan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan adanya kritikan dan saran dari berbagai pihak. Skripsi ini merupakan syarat untuk meraih gelar sarjana humaniora pada Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam, Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
    [Show full text]
  • “Koto Rayo”, Pemukiman Kuno Di Tepi Sungai Tabir Jambi
    Menyingkap Situs “Koto Rayo”, Pemukiman Kuno di Tepi Sungai Tabir Jambi Pahrudin Universitas Gadjah Mada Sumatra Island have high civilization in the past, especially through The Kingdom of Sriwijaya that controled and dominated all around this island and most of South East Asia territories. One area of the Kingdom Sriwijaya’s territory in Sumatra Island is Jambi, that have many Kingdoms of Melayu before. ‘Koto Rayo’ that located at side of Tabir River may be one of the civilization that connected with history of Kingdoms of Melayu Jambi and Kingdom of Sriwijaya in the past. Because, the remnants of the past about Koto Rayo, like red bricks, are very resemble with red bricks of temple in other area at Jambi (Muaro Jambi Temple) and many stories about this site are connected with history of Jambi in the past. This article discusses about ‘Koto Rayo’, an ancient settlement at side of Tabir River. This site has been kept secret of Jambi and history that haven in this area in the past. Kata Kunci: Sumatra, Sriwijaya, Melayu, Jambi, Civilization, Koto Rayo. Pengantar Sumatera adalah salah satu pulau terbesar yang ada di kepulauan Nusantara yang kini dikenal dengan Indonesia. Di masa lalu, Pulau Sumatera dikenal dengan banyak nama, bahkan nama-nama tersebut kadang-kadang masih digunakan hingga saat ini. Pulau yang terletak di bagian barat Indonesia ini juga dinamakan “Swarna Dwipa” yang berarti “pulau emas” karena diyakini memiliki kandungan emas yang melimpah atau bisa juga karena beragam sumberdaya (resources) yang dimilikinya layaknya emas yang sangat berharga, kadang juga dikenal dengan nama “Andalas” yang tidak diketahui asal usul nama tersebut.
    [Show full text]
  • Ancient Ports in Maritime South East Asia: Their Role in Asia Trade from the Seventh to Fifteenth Century Pjaee, 18 (6) (2021)
    ANCIENT PORTS IN MARITIME SOUTH EAST ASIA: THEIR ROLE IN ASIA TRADE FROM THE SEVENTH TO FIFTEENTH CENTURY PJAEE, 18 (6) (2021) ANCIENT PORTS IN MARITIME SOUTH EAST ASIA: THEIR ROLE IN ASIA TRADE FROM THE SEVENTH TO FIFTEENTH CENTURY Dr. Nguyen Minh Man1*, Dinh Tran Ngoc Huy2 1*Ho Chi Minh University of Education, Vietnam. 2MBA, Banking University HCMC, Ho Chi Minh City Vietnam. International University of Japan, Japan. E-mail: [email protected] Corresponding Author: 1*[email protected] Dr. Nguyen Minh Man, Dinh Tran Ngoc Huy. Ancient Ports in Maritime South East Asia: Their Role in Asia Trade from the Seventh to Fifteenth Century -- Palarch’s Journal of Archaeology of Egypt/Egyptology 18(6), 196-204. ISSN 1567-214x Keywords: Ancient Ports, South East Asia, 15th Century. Abstract South East Asia region started trading with its neighbour countries and regions dated back in early days of history because of its predominantly geographic location. It had a significant role in east to west lifeblood transportation. The important channels including Sunda, Malacca… are the main passages which led to a huge market called Pacific Asia. The article will examine the role of ancient ports such as Sri Vijaya, Mojopahit and Malacca. in relation to trade development in maritime South East Asia from the 7th to 15th century. It then will generalise the development of Pacific Asia trade and the economic and cultural interactions between maritime nations and regions in the world. INTRODUCTION Ancient ports showed important roles for economic and social development of societies in south east Asia region.
    [Show full text]
  • Singapore in Global History Singaporederek Heng Is Assistant Professor at the History in Singapore in Department, Ohio State University
    Publications Series Edited Volumes 14 Singapore in Global History SingaporeDerek Heng is Assistant Professor at the History in Singapore in Department, Ohio State University. He specialises in pre-modern Sino-Southeast Asian economic interaction and early Southeast Asian state formation. Syed Muhd Khairudin Aljunied is Assistant Professor Singapore in at the Malay Studies Department, National University Globalof Singapore. His research History encompasses colonial Global History history, the history of ideas and social identities. Global History Heng | Aljunied (eds.) Singapore in Global History brings together scholars working in the fields of political science, international relations, history, sociology, literature, art history and architecture to explore ways in which Singapore’s history could be looked upon from a global perspective. The volume’s papers make a collective attempt at Edited by arguing, often in radically novel fashion, that Singapore Derek Heng and Syed Muhd Khairudin Aljunied can be conceived both as core and periphery, and that the logic of the post-colonial nation-narrative, which attributes Singapore’s success primarily to the roles of big men and strong government, are inadequate. This volume locates Singapore as a central space between the major termini of maritime Asia and the world, and articulates the island as a strategic location where the global processes find their nesting place, where its society is fundamentally affected by these processes, and where the roots of global transformative processes eventually emanate to far reaching parts of a globalising world. This path-breaking and multidisciplinary collection of essays broadens the horizons of, and suggests new ways of approaching, Singapore history, from the fourteenth century to the present, by placing the island and its people in a larger comparative and global framework.
    [Show full text]
  • “Koto Rayo”, Pemukiman Kuno Di Tepi Sungai Tabir Jambi
    Menyingkap Situs “Koto Rayo”, Pemukiman Kuno di Tepi Sungai Tabir Jambi Pahrudin Universitas Gadjah Mada Sumatra Island have high civilization in the past, especially through The Kingdom of Sriwijaya that controled and dominated all around this island and most of South East Asia territories. One area of the Kingdom Sriwijaya’s territory in Sumatra Island is Jambi, that have many Kingdoms of Melayu before. ‘Koto Rayo’ that located at side of Tabir River may be one of the civilization that connected with history of Kingdoms of Melayu Jambi and Kingdom of Sriwijaya in the past. Because, the remnants of the past about Koto Rayo, like red bricks, are very resemble with red bricks of temple in other area at Jambi (Muaro Jambi Temple) and many stories about this site are connected with history of Jambi in the past. This article discusses about ‘Koto Rayo’, an ancient settlement at side of Tabir River. This site has been kept secret of Jambi and history that haven in this area in the past. Kata Kunci: Sumatra, Sriwijaya, Melayu, Jambi, Civilization, Koto Rayo. Pengantar Sumatera adalah salah satu pulau terbesar yang ada di kepulauan Nusantara yang kini dikenal dengan Indonesia. Di masa lalu, Pulau Sumatera dikenal dengan banyak nama, bahkan nama-nama tersebut kadang-kadang masih digunakan hingga saat ini. Pulau yang terletak di bagian barat Indonesia ini juga dinamakan “Swarna Dwipa” yang berarti “pulau emas” karena diyakini memiliki kandungan emas yang melimpah atau bisa juga karena beragam sumberdaya (resources) yang dimilikinya layaknya emas yang sangat berharga, kadang juga dikenal dengan nama “Andalas” yang tidak diketahui asal usul nama tersebut.
    [Show full text]
  • Potensi Sejarah Dan Purbakala Das Batanghari
    Analisis Sejarah Vol.9 No. 1, 2020 Labor Sejarah Unand Potensi Sejarah dan Purbakala Das Batanghari Witrianto Staf pengajar Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas Padang Abstract Batang Hari River Basin is an area bounded by topography and blunt receiving rain water, sediment and nutrients, and running it through its tributaries. Batanghari DAS consists of three parts, namely the upstream, midstream and downstream, located in West Sumatra and Jambi province, each of which has different physical characteristics. In the upper region is located at an altitude 500- 1000 meters above sea level with rainfall 3000 mm / yr and the geology is dominated Bukit Barisan mountains that are volcanic quarter. Culture that flourished in the upper reaches of the culture, especially in the Minangkabau of West Sumatra Province, located in Solok District, South Solok, and Dharmasraya, while the center is a cultural area with a mixture of Malay Minangkabau Jambi is located in the district of Bungo and Tebo, the downstream Malay culture is an area located in the city of Jambi Jambi, District Batanghari, Muarojambi, Tanjungjabung East. Along the Batang Hari River flows are historical relics from the small kingdoms and large, like a Malay kingdom, Dharmasraya, Siguntur, Alam Surambi Sungaipagu, Pulaupunjung, and others. Keywords: Watershed, culture, historical PENDAHULUAN Daerah Aliran Sungai (DAS) secara umum didefinisikan sebagai suatu hamparan wilayah/kawasan yang dibatasi pembatas topografi (punggungan bukit) yang menerima, mengumpulkan
    [Show full text]
  • Buku Prosiding.Pdf
    PROSIDING ‐SEMINAR NASIONAL Agama, Adat, Seni dan Sejarah Di Zaman Milenial ISBN : 978‐602‐52255‐1‐2 SEMINAR NASIONAL tentang Agama, Adat, Seni, Dan Sejarah Di Zaman Milenial Diselenggarakan oleh Fakultas Pendidikan Agama Dan Seni Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Tempat Kamis, 05 Juli 2018 Pukul 08.00-Selesai Aula Indraprasta Universitas Hindu Indonesia Bekerjasama dengan Masyarakat Sejarawan Indonesia (Msi) Bali Didukung oleh: Yayasan Pendidikan Widya Kerthi (Badan Penyelenggara Unhi Denpasar) Program Studi Ilmu Sejarah-Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana Bank Negara Indonesia (BNI) Denpasar Isbn: : 978-602-5225-1-2 Unhi Press Universitas Hindu Indonesia 2018 UNIVERSITAS HINDU INDONESIA I i PROSIDING ‐ SEMINAR NASIONAL Agama, Adat, Seni dan Sejarah Di Zaman Milenial ISBN : 978‐602‐52255‐1‐2 Editor: Dra. I Gusti Ayu Suasthi, M.Si Drs. I Gusti Ketut Widana, M.Si Reviewers: Prof. Dr. I Wayan Suka Yasa, M.Si Dr. I Made Pageh,M.Hum Dr.I Wayan Tagel Eddy,M.S I Nyoman Winyana, S.Skar.,M.Si Panitia penyelenggara: Prof. Dr. Ida Ayu Gde Yadnyawati, M.Pd (Ketua Ida Bagus Putu Eka Suadnyana (Sekretaris) I Nyoman Winyana, S.Skar.,M.Si (Bendahara) I Ketut Winantra,SSi.,M.Pd.H (Adminitrasi) W.A. Sindu Gitananda, S.S., M.Hum (Documentasi & Publikasi) Pembicara Kunci: Dr. Hilmar Farid Pembicara Utama: Prof. Dr. Ida Ayu Gde Yadnyawati, M.Pd.; Kol.Caj (Purn). Dr. Drs I Dewa Ketut Budiana, M. Fil. H.; Dr. Kun Adnyana, M.Sn; Dr. I Nyoman Wijaya, M. Hum. Cover Design & Layout: Ni Luh Putu Trisdyani,S.Sn.,Msi I Putu Sinar Wijaya, S.Sn.,M.Sn Alamat Penerbit dan Editorial: UNHI PRESS Universitas Hindu Indonesia Jl.
    [Show full text]