PARADIGMA FIQIH SOSIAL KH ALI YAFIE

Moh Dahlan Dosen IAIN Bengkulu Alamat:Jl. Raden Fatah Pagar Dewa Bengkulu Email: [email protected] (08179403094)

Abstract : This study aims to examine the social fiqh paradigm of KH Ali Yafi e which is formulated as follows: what is the historical existence of social fiqh paradigm of KH Ali Yafi e in ? how is the development of social fiqh paradigm of KH Ali Yafi e in Indonesia? Using the ushul fiqih scholarship framework, this study concludes that First, the historical existence of KH Ali Yafie’s thought developed from the tradition of moderate pesantren scholarship, so that his struggle remained within the line of moderate Islamic movements within the , to the top post, Rais Aam PBNU. Similarly his role in MUI. Although moderate, but firm stance also remains firmly proven KH Ali Yafi e resigned from Pjs. Rais Aam PBNU because of differences in legal views with KH . Second, the thought of fiqh KH Ali Yafie contributed not less because he has given solutions that others do not think of, such as how to make the sciences of history and natural sciences as a knife of analysis in studying the law of fiqih. Similarly his strongly proven national- ism attitude puts the fatwa of KH Hasyim Asy’arie on the obligation to defend the state as a legal fatwa which must be ignored by Muslim scholars and Muslims.

Keywords: Ijtihad, law of fiqh, and historical existence.

Abstrak: Kajian ini bertujuan untuk meneliti paradigma fiqih sosial KH Ali Yafi e yang dirumuskan sebagai berikut : bagaimana eksistensi historis paradigma fiqih sosial KH Ali Yafi e di Indonesia? bagaimana pembangunan paradigma fiqih sosial KH Ali Yafi e di Indonesia? Dengan menggunakan kerangka keilmuan ushul fiqih, kajian ini menyimpulkan bahwa Pertama, eksistensi historis pemikiran KH Ali Yafi e berkembang dari tradisi keilmuan pesantren yang berciri moderat, sehingga perjuangannya tetap berada dalam garis gerakan keagamaan Islam yang moderat di lingkungan Nahdlatul Ulama, hingga jabatan puncak, Rais Aam PBNU. Demikian juga perannya di MUI. Walaupun moderat, tetapi sikap tegasnya juga tetap kokoh terbukti KH Ali Yafie mengundurkan diri dari Pjs. Rais Aam PBNU karena persoalan perbedaan pandangan hukum dengan KH Abdurrahman Wahid. Kedua, pemikiran-pemikiran fiqih KH Ali Yafi e mem- berikan sumbangsih yang tidak sedikit karena ia telah memberikan solusi yang tidak terpikirkan oleh orang lain, mis- alnya bagaimana menjadikan ilmu-ilmu sejarah dan ilmu alam sebagai pisau analisis dalam mengkaji hukum fiqih. Demikian juga sikap nasionalismenya terbukti kuat yang mana menempatkan fatwa KH Hasyim Asy’arie tentang kewa- jiban membela negara sebagai fatwa hukum yang harus diindahkan ulama dan umat Islam Indonesia.

Kata Kunci: Ijtihad, hukum fiqih, dan eksistensi historis.

Pendahuluan dan bereda pada orbitnya di sekeliling matahari Islam merupakan agama hukum yang saling dengan bergantian antara siang dan malam, serta terintegrasi antara satu bagian dengan baik lain- bertukarnya satu musim dengan musim lainnya se- 1 nya, misalnya relasi antara akidah dengan hukum cara teratur. kemudian melahirkan masalah pandangan tentang ayat-ayat qoth’i al-dilalah dengan konsepsi dzanni Lewat ilmu pengetahuan alam kita diperkenal- al-dilalah. Hukum Allah tidak hanya mengatur rela- kan dengan hukum-hukum fisika dan kimia si antara manusia, tetapi juga seluruh alam semesta sertabiologi, seperti hukum proporsi, hukum diatur dengan baik dan menjalankan fungsinya masing-masing dengan tertib. Hukum Allah swt mengatur segala alam raya dengan teratur, misalnya 1KH Ali Yafie, “Konsep-Konsep Hukum”, dalam Budhy Munawar- Rachman (ed.), Kontekstualisasi Doktrin Islam Dalam Sejarah, (: bumi yang kita tempati berputar pada sumbsunya Paramadina, 1995), hlm.85.

14 Vol. X, No. 1, Juni 2017

Moh Dahla n | Paradigma Fiqih Sosial KH Ali Yafie 15

konservasi, hukum gerak, hukum gravitasi, hu- umat manusia yang berbeda. Oleh sebab itu, reali- kum relativitas, hukum Pascal, kode genetik, tas kepentingan manusia juga sangat menentukan hukum reproduksi dan embriologi. Penemuan pembangunan tatanan hukum fiqih. hukum-hukum alam (natuurwet) sebagaimana Dalam bahasa Abdurrahman Wahid, prob- disinggung di atas, memberikan informasi lematika hidup manusia terus berkembang dan yang jelas pada kita betapa alam raya ini mu- tuntutan kemaslahatan hidup manusia juga terus lai daribagian-bagiannya yang terkecil seperti berkembang, sehingga logis kalau hukum fiqih partikel-partikel dalaminti atom yang sukar terus berkembang seiring dengan perkembangan dibayangkan kecilnya, sampai kepadagalaksi- dinamika hidup manusia dan tuntutan kemaslaha- galaksi yang tak terbayangkan besar dan lu- tannya. Kondisi ini menunjukkan bahwa eksistensi asnya, semuanya bergerak menurut ketentuan- ruang dan waktu yang dimiliki manusia sangat me- ketentuan hukum alam yang mengaturnya. Dan nentukan eksistensi pembangunan hukum fiqih yang lebih dekat kita renungkan ialah keadaan- yang dilakukan oleh ulama ushul fiqih. Kenapa fi qih tubuh jasmani kita sendiri. Ilmu pengetahuan harus terus berkembang? Karena fiqih merupakan mengungkapkan,tubuh manusia terdiri dari pedoman hidup umat Islam sehingga harus selalu 50 juta sel, jumlah panjangjaringan pembu- diaktualkan sesuai dengan kepentingan ruang dan luh darahnya sampai 100 ribu kilometer dan waktu yang dimiliki manusia. Di samping adanya lebihdari 500 macam proses kimiawi terjadi di kepentingan ruang dan waktu, disamping itu, nas dalam hati. Tubuhmanusia jauh lebih rumit sumber hukum fiqih sudah final dan tidak bertam- dan menakjubkan daripada pesawatkomputer. bah lagi, sehingga kondisi ini menuntut adanya ijti- Prestasi atletik seringkali memperlihatkan ten- had untuk menggali makna hukum yang terkandung agatubuh yang bersifat melar. Sedangkan dalam nas tersebut.3 Produk ijtihad manusia yang ketangguhannya menunjukkan staminanya. selalu harus diaktualkan menjadikan kita sadar Meskipun demikian fungsi-fungsi tubuhyang bahwa apa-apa yang sudah dianggap baik di masa tidak tampak, lebih mengesankan lagi. Tanpa lalu, belum tentu baik di masa kini, misalnya sistem kita sadari,tubuh mengatur suhu badan kita, khilafah Islamiyah, bisa jadi di masa lalu mencapai tekanan darah kita, pencernaandan tugas-tu- titik puncak peradaban Islam di masa Bani Abbasy- gas lain yang tidak terbilang banyaknya. Pusat iyah, tetapi kondisi masa kini tidak bisa dipastikan pengatur tubuh, yakni otak memiliki kemam- bahwa kalau umat Islam mau maju harus dengan puan merekam dan menyimpan lebih banyak sistem khilafah. Kenapa demikian? Sistem khilafah informasi dibandingkan dengan pesawat apap- Islamiyyah adalah hasil ijtihad ulama terdahulu un. Dalam hubungan ini, dapat kita renung- yang cocok untuk zamannya, sedangkan di masa kan salah satu ayat al-Qur’an yang berbunyi, kini tidak mesti harus mengikuti sistem itu, hukum Kami akan memperlihatkan kepadamereka fiqih hanya memberikan garis besar dalam bidang tanda-tanda (kekuasaan) Kami segenap ufuk muamalah termasuk dalam sistem khilafah adalah dan pada dirimereka sendiri, sehingga jelaslah sistem kepemimpinan itu harus menjamin adanya 2 4 bagi mereka bakwa al-Qur’anitu adalah benar. keadilan dan kemaslahatan yang hakiki. Hubungan antara nas hukum fiqih dengan re- Problematika ijtihad hukum Islam telah ber- alitas sosial memiliki hubungan yang sangat erat jalan sejak masa Nabi Muhammad saw, tetapi sehingga ada dinamika yang terus terjadi dan tidak segala apa yang datang dari Nabi saw dijamin ke- ada stagnasi dalam hal ini. Fenomena ini menjadi- benarannya. Namun demikian, berbeda dengan kan kita sadar bahwa adanya perbedaan pemikiran ijtihad para sahabat dan penerusnya, ijtihad yang fiqih itu menjadi wajar sehingga aktualisasi menjadi dilakukan tidak ada jaminan kebenarannya. De- keniscayaan, misalnya dalam masalah program Ke- mikian juga ijtihad para imam mujtahid hingga kini luarga Berencana (KB) dengan adanya hadis Nabi terus mengalami dinamika dan terus berkembang saw yang menjelaskan bahwa “Nabi saw bangga sesuai dengan perkembangan zaman, sehingga dengan banyaknya umatnya” tidak bisa dipahami kebenaran ijtihad pada periode tertentu tidak bisa sekadar kuantitas di masa kini, tetapi juga harus dijamin kebenarannya di masa berikutnya karena dipertimbangkan makna kualitas umat itu. Jika adanya pemikiran dan pendapat serta kepentingan kualitas yang dijadikan pertimbangan, maka pro-

2KH Ali Yafie, “Konsep-Konsep Hukum”, dalam Budhy Munawar- Rachman (ed.), Kontekstualisasi Doktrin Islam...., hlm. 85-86. 4Wahid.Pergulatan Negara…, 93 dan 109.

Moh Dahla n | Paradigma Fiqih Sosial KH Ali Yafie 16

gram KB bisa terakomodir dalam ketentuan hukum Ketokohannya tidak dipertanyakan lagi karena se- 5 fiqih. Konsepsi ini masuk kategori hifdz al-nasl . lain pernah menjabat sebagai Ketua MUI, ia juga Asumsi yang hendak dibangun KH Ali Yafi e tokoh Nahdlatul Ulama yang pernah menjabat adalah bahwa selama ini fiqih bersifat melangit, sebagai pejabat sementara Rais Aam (1991-1992). kurang menyentuh realitas empiris kebutuhan em- Dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, ia juga piris umat Islam. Ada banyak ketentuan hukum aktif mendidik dan mengajar masyarakat melalui fiqih yang tidak memiliki relevansi dengan realitas lembaga pendidikan yang diasuhnya, yakni seba- empiris umat di masa kini, misalnya masalah pem- gai pengasuh Pondok Pesantren Darul Dakwah Al bahasan masalah budak, pembahasan masalah Irsyad, Pare-Pare, Sulawesi Selatan yang didirikan- 6 8 kepemimpinan. nya tahun 1947. Tidak hanya jabatan tersebut yang Dari hal tersebut, kajian terhadap paradigma dijalaninya, ia juga pernah aktif menjadi Ketua De- fiqih sosial KH Ali Yafie dapat dirumuskan sebagai wan Penasehat ICMI. Jabatan ini menjadi simbol berikut : bagaimana eksistensi historis paradigma bahwa ia adalah tokoh intelektual Muslim yang fiqih sosial KH Ali Yafie di Indonesia? bagaimana terkemuka di Indonesia. Selain itu, dari sisi keula- pembangunan paradigma fiqih sosial KH Ali Yafie maan juga tidak diragukan lagi karena ia juga per- di Indonesia? Adapun tujuan kajian ini adalah un- nah menjadi Ketua Umum Majelis Ulama (MUI), tuk memahami eksistensi historis paradigma fiqih Anggota Badan Pertimbangan Pendidikan Nasional sosial KH Ali Yafie di Indonesia dan pembangunan (BPPN), dan Anggota Dewan Riset Nasional (BDN) paradigma fiqih sosial KH Ali Yafie di Indonesia. dan Guru Besar UIA-IIQ Jakarta dan IAIN Syarif Hi- 9 Kerangka teori yang digunakan adalah kajian dayatullah Jakarta. ilmu ushul fiqih yang hendak menelaah dari kondisi Ali adalah seorang anak laki-laki yang lahir dari historis yang melatarbelakangi pemikiran KH Ali keluarga Muslim yang taat dan mendalam dalam Yafie dalam membangun konstruksi fiqih sosial di bidang agama Islam. Sejak masa kecil, ia sudah ter- Indonesia dan kemudian dilanjutkan dengan pem- libat dalam pendidikan di pesantren. Ayahnya Mo- bahasan aspek metode kajian fiqih yang dibangun hammad Yafie, seorang guru agama, sudah memi- dan diterapkannya serta terakhir hasil-hasil ijtihad liki komitmen untuk menjadikan anaknya menjadi fiqih sosial dalam tata kehidupan umat Islam pada seorang agamawan dari tamatan pesantren, bahkan umumnya dan umat manusia pada umumnya di menuntut ilmu dari ulama-ulama yang berpen- Indonesia. Adapun metode analisis menggunakan garuh, termasuk ulama besar Syekh Muhammad analisis deskriptif historis yang hendak mengung- Firdausdari Hijaz, Makkah, Saudi Arabia. Pengaruh kapkan apa adanya pemikiran fiqih sosial KH Ali pendidikan orang tuanya yang selalu mendorong Yafie dan sintesis kritis digunakan untuk merumus- Ali untuk menimba ilmu dari ulama-ulama kemu- kan kajian terhadap pemikiran fiqih sosial KH Ali dian menjadi bekal dalam dirinya untuk mendidik Yafie dalam tataran kehidupan aktual di masa kini. anak-anaknya dan santri-santrinya di Pondok Pe- 10 santren Darul Dakwah Al-Irsyad. Sejarah Hidup KH Ali Yafie dan Problematika Sejarah pendidikan Ali dijalani sejak mulai Umat Beragama di Indonesia sekolah dasar umum, setelah itu, ia melanjutkan KH. Muhammad Ali Yafie 7 adalah seorang ula- pendidikannya di Madrasah As’adiyah di Seng- ma yang visoner dan mendalam ilmunya dalam bi- kang, Sulawesi Selatan. Ali adalah lulusan pesant- dang fiqih. Ia lahir di Donggala, Sulawesi Tengah, ren yang memiliki kedalaman ilmu fiqh yang terke- 1 September 1926. Ia adalah ulama fiqh yang juga nal luas. Karena ilmunya yang luas, ia meniti karir pernah menjabat Ketua Majelis Ulama Indonesia. pengabdian di berbagai bidang, ia pernah menjadi hakim di Pengadilan Agama Ujung Pandang sejak

1959 sampai 1962 dan juga inspektorat Pengadilan 5 11 AbdurrahmanWahid,Islamku, Islam Anda, Islam Kita: Agama Agama Indonesia Timur (1962-1965). Masyarakat Negara Demokrasi, (Jakarta: The Wahid Institute, 2006), hlm. 125-126; Abdurrahman Wahid, ”Universalisme Islam dan Kosmopolitan- isme Peradaban Islam”, dalam Budhy Munawar-Rachman (ed.), Kontek- stualisasi Doktrin Islam Dalam Sejarah, (Jakarta: Paramadina, 1995); Greg Barton,Gagasan Islam Liberal di Indonesia: Pemikiran Neo-Modernisme 8http://mui.or.id/index.php/2013/07/15/kh-ali-yafie/, diakses 4 Nurcholish Madjid, Djohan Efendi, Ahmad Wahid, dan Abdurrahman Wa- April 2017 hid, terj. Nanang Tahqiq,(Jakarta: Paramadina, 1999), hlm.334; Abdurrah- 9Prof KH Ali Yafie, http://www.pesantreniiq.or.id/index.php/artikel/ man Wahid,Prisma Pemikiran Gus Dur,(Yogayakarta: LKiS, 2000), hlm. 34- tokoh/127-prof-kh-ali-yafie, diakses 4 April 2017 52. 10 Prof KH Ali Yafie, http://www.pesantreniiq.or.id/index.php/artikel/ 6KH Ali Yafie, “Konsep-Konsep Hukum”, dalam Budhy Munawar- tokoh/127-prof-kh-ali-yafie, diakses 4 April 2017 Rachman (ed.), Kontekstualisasi Doktrin Islam...., hlm. 85-86. 11 http://mui.or.id/index.php/2013/07/15/kh-ali-yafie/, diakses 4 7Dalam penulisan ini disingkat “Ali”. April 2017

Moh Dahla n | Paradigma Fiqih Sosial KH Ali Yafie 17

Karir birokrasi dan keilmuannya yang melekat al’inab), sehingga sebagian ulama kufa tidak meng- kemudian menantang dirinya untuk mengabdi haramkan minuman sejenis lainnya. Sementara di dunia pendidikan. Sejak 1965 hingga 1971, ia itu, ulama-ulama Irak seperti Ibrâhîm al-Nakhâ’î, menjadi Dekan Fakultas Ushuluddin IAIN Ujung Sufyan al-Thawrî, Ibn Abî Laylâ, dan Abû Hanîfah, Pandang dan sekaligus aktif di Pengurus Wilayah fuqahâ’ Kufah dan umumnya ulama Basrah memi- Nahdlatul Ulama. Karena kedalaman ilmu dan liki ijtihad fiqih yang menyatakan bahwa semua akhlaknya, ia kemudian terlibat dalam tingkat na- perasan anggur (minuman) yang diharamkan itu sional sejak 1971, bahkan pada Muktamar Nahd- karena unsur memabukkannya, bukan karena zat- latul Ulama (NU) 1971 di , ia kemudian nya.14 Pertanyaan kemudian yang muncul adalah dipilih menjadi Rais Syuriyah PBNU. Karir Ali ru- mengapa ijtihad menjadi bagian penting dalam se- panya tidak hanya sampai di PBNU, tetapi setelah jarah pergulatan umat Islam dalam kehidupannya? pemilu,ia terpilih menjadi Anggota DPR-RI hingga Jawabannya tentu karena kehidupan umat manu- tahun 1987.Pada Muktamar NU di 1979 sia selalu dinamis, sedangkan nas-nas fiqih telah dan Situbondo 1984, ia terpilih kembali sehagai berhenti turunnya baik dari al-Qur’an dan Sunnah Rais Syuriah PBNU, dan di Muktamar Krapyak 1989 setelah wafatnya Nabi Muhammad saw. Kondisi ini sebagai Wakil Rais Aam PBNU. Karena KH Achmad menjadi kegelisahan semua ulama termasuk ulama Siddiq, Rais Aam PBNU, meninggal dunia pada ta- fiqih. Salah satu contoh kasus tadi adalah masalah hun 1991 pada waktu itu, maka Ali sebagai Wakil mimuman keras dari perasan anggur yang mana Rais Aam PBNU kemudian bertindak menjalankan hal itu kemudian melahirkan perbedaan pendapat tugas, tanggung jawab, hak dan wewenang seba- dalam dinamika perkembangannya. gai Pejabat Sementara Rais Aam PBNU. Namun Ijtihad sebagai usaha berpikir independen demikian, sebagai Pjs. PBNU tidak lama karena menjadi ruh dalam pembaruan pemikiran Islam setelah terlibat konflik dengan KH Abdurrahman termasuk hukum Islam/fiqih. Adanya gerakan ijti- Wahid alias Gus Dur tentang penerimaan bantuan had yang disuarakan oleh Muhammad Abduh, Mu- dana dari Yayasan Dana Bhakti Kesejahteraan So- hammad Rasyid Ridla, dan Jamaluddin al-Afgani sial untuk NU, Ali kemudian mengundurkan diri menjadi isyarat bahwa Islam sebagai agama uni- 12 dari jabatannya sebagao Pjs Rais Aam PBNU. versal-humanis tidak boleh stagnan, tetapi harus Dari sisi kapasitas keilmuan, Ali memiliki kelebi- terus hidup sebagaimana hidupnya manusia kar- han yang luar biasa, karyanya juga banyak, dari sisi ena agama berfungsi untuk menjawab kepentin- pengaruh, ia terbukti telah melahirkan murid-mu- gan hidup manusia, sehingga logis gerakan ijtihad rid yang berpengaruh di tingkat nasional, bahkan terus disuarakan karena hal itu merupakan bagian internasional baik dari sisi keilmuan maupun kip- dari fitrah agama dan fitrah manusia yang selalu rahnya. Salah satunya adalah Prof Dr H M Qurasy seirama. Ijtihad fiqih sebagai usaha independen Shihab, Mantan Menteri Agama RI, dan Alwi Shi- dari ulama fiqih tidak lain dan tidak bukan, kecuali 13 hab, Ph.D, Mantan Menteri Luar Negeri RI. untuk membangun peradaban Islam yang dinamis dan progrsif.15 Adapun ruang lingkup ijtihad fiqih Paradigma Ijtihad Fiqih Sosial Ali adalah bidang hukum yang rasional (mu’amalah) Ilmuwan muslim terkemuka telah banyak mem- yang menjadi kepentingan hidup manusia dan bicarakan perlunya gerakan ijtihad. Salah satunya bisa dirasionalkan sebagaimana jual beli dan sewa adalah Ibn Taimiyah yang gencar menyuarakan menyewa, bukan bidang hukum yang suprasional 16 perlunya ijtihad. Kenapa gerakan Ijtihad itu gen- (ibadah) seperti shalat. car disuarakan? Alasan mendasari pemikirannya Sederat ilmuwan telah memuculkan kegelisa- adalah adanya stagnasi pemikiran keislaman di hannya. Pengaruh itu juga telah terjadi di kalangan dunia Islam, sehingga umat Islam semakin lama ulama-ulama terkemuka seperti dan KH semakin jauh dari sumber aslinya, tetapi malah Hasyim Asy’arie. KH Hasyim Asya’rie dalam berba- mempertahankan hal-hal yang bersifat pinggiran. gai kesempatan menekankan perlunya ijtihad karena Sebagai misal, sebagian ulama fiqh menduga bah- ruh agama Islam akan hidup dengan ijtihad, sehingga wa khamar diharamkan karena unsur perasan (asir 14 Zainal Abidin, “Corak Pemikiran dan Metode Ijtihad Ibn Taymiyyah”, Millah Edisi Khusus, Desember 2010, hlm. 41. 15 Ahmad Hasan,The Early Developmment of Islamic Jurisprudence, 12 http://mui.or.id/index.php/2013/07/15/kh-ali-yafie/, diakses 4 (Islamabad: Islamic Research Institute, 1970), hlm. 115-117. April 2017 16 Muhâmî Munîr Muhammad Thâhir al-Syawwâf, Tahâfut al-Qirâ’ah 13 Prof KH Ali Yafie, http://www.pesantreniiq.or.id/index.php/ar- al-Mu‘âshirah, (Cyprus: Al-Syawwâf li al-Nasyr wa al-Dirâsât, 1993), hlm. tikel/tokoh/127-prof-kh-ali-yafie, diakses 4 April 2017 450-452.

Moh Dahla n | Paradigma Fiqih Sosial KH Ali Yafie 18 dari beliau lahir sejumlah karya yang berusaha untuk Kegelisahan ulama-ulama terdahulu dalam bi- membumikan pesan-pesan agama Islam termasuk dang fiqih tersebut belum dijawab dengan kerangka fiqih yang masih melangit kemudian menjadi mem- keilmuan yang sistematis sehingga gerakan keilmuan- bumi. Oleh sebab itu, KH M Hasyim Asyarie men- nya tidak memberikan solusi yang masif terhadap pe- egaskan bahwa hendaknya umat Islam menghindari nyelesaian masalah-masalah keumatan di Indonesia. sikap literalistik, hanya memperhatikan makna liter- Walaupun ada usaha membangun amal usaha, tetapi lek, tetapi tidak mendalami kandungannya, dan juga paradigma keilmuan dengan gerakan sosialnya be- hendaknya umat tidak menjadi pribadi yang suka lum memiliki titik singgung yang jelas dan sistematis, menentang kondisi empiris yang dihadapi jika hal itu sehingga kecenderungan gerakan ormas di Indonesia 17 tidak bertentangan dengan nas-nas agama Islam. kemudian terkadang terlalu normatif sebagaimana Demikian juga KH Ahmad Dahlan sebagai tokoh kecenderungan Muhammadiyah saat ini, dan juga reformasi Islam terkemuka, pendiri Muhammadi- terkadang terlalu liberal sebagaimana gerakan Jarin- yah, juga memberikan perhatian yang besar terh- gan Islam Liberal (JIL) yang dibidani oleh anak-anak adap masalah-masalah empiris yang dihadapi umat . muda NU. Oleh sebab itu, di sinilah pentingya me- Ia mengenalkan pesan mendalam dari surat pendek neliti pemikiran KH Ali Yafie alias Ali yang memiliki al-Qur’an dari Juz ‘Amma,yaitu surat al-Ma’un (QS kedalaman keilmuan dan juga pengalaman organisasi 107). Sampai dengan tampilnya KH Ahmad Dahlan yang sangat prestisius. dengan Muhammadiyahnya, umat Islam Indonesia Dalam mengkaji fiqih, Ali memulainya dari sisi sepertinya belum sadar terhadap makna dan seman- historis. Ia menyebutkan bahwa pada masaawal pem- gat firman Allah itu, dan belum menyadari bahwa bangunan hukum Islam metodis (ilmu fiqih), ada ayat tersebut pada dasarnya merupakan pondasi dua aliran ijtihad dalam pemikiran fiqih: Pertama , dasar dalam melakukan gerakan kemanusian dan pemikiran fiqih yang dikembangkan sesuai dengan gerakan sosial. Oleh sebab itu, lahirnya Muhammadi- kondisi lingkungannya, yakni ahl al-ra’yidengan to- yah sebagai ormas yang didirikan KH Ahmad Dahlan kohutamanya, kubu Irak,adalah Abu Hanifah yang kemudian mengambil peran-peran sosial yang lebih dalam melakukan ijtihad hukum Islam/fiqih lebih 18 besar ketimbang ritual. dominan menggunakan rasio daripada penggunaan hadist(sebagai salah satu sumber syari’ah). Para- Seorang tokoh Islam Indonesia, Prof. A. Mukti digma ijtihad fiqih bukan berarti bahwa aliran ahl al- Ali, pernah mengatakan bahwa orang-orang ra’yitidak mengakui keabsahan hadits atau bahkan Muslim banyak yang lebih peka kepada masalah- sama sekalitidak menggunakan hadis sebagai sumber masalah keagamaan daripada masalah-masalah hukum, tetapi dalam melakukan ijtihad fiqih, aliran ini sosial. Yang dimaksud ialah, banyak orang Is- sangatterbatasmenggunakan hadits karena kondisi riil lam yang lebih cepat bereaksi kepada gejala-ge- Irak yang berbeda dengan kondisi Hijaz yang banyak jala yang dinilai menyimpang dari ketentuan hadis disampaikan.Sejarah ini menjadi indikasi bah- lahiriah keagamaan, seperti soal pakaian atau wa ijtihad fiqih sangat ditentukan oleh kondisi empiris tingkah “tidak sopan” dan “tidak bermoral” ter- dan kepentingan kondisional umat, sehingga fiqih tentu, namun reaksi kepada masalah-masalah bukanlah semata-mata hukum yang lahir dari lan- kepincangan sosial seperti kemiskinan dan git tanpa pengaruh sama sekali dari kondisi empiris, kezaliman masih lemah. Maka Hadits di atas tetapi sebaliknya, fiqih sebagai pedoman hidup umat dapat dirujuk sebagai sebuah ilustrasi tentang Islam selalu berdialog dan menjawab kepentingan apa yang dikatakan Prof. Mukti Ali itu, dan di situ hidup manusia yang hakiki. Kedua, ahl al-hadits den- nampak bahwa Nabi saw justru lebih peka pada gan tokoh utama kubuHijaz adalah Imam Malik yang masalah-masalah sosial yang lebih substantif melakukan ijtihad fiqih dengan lebih dominan meng- daripada masalah-masalah formal keagamaan gunakan hadits sebagai sumber hukum daripada 19 semata yang simbolik. penggunaan sumber rasio(dalam hal ini qiyas). Hal ini bukan berarti bahwa aliran Hijaz ini menolaksama sekali penggunaan sumber rasio dalam melakukan 17 KH Muhammad Hasyim Asy’arie, “Ziyadah Ta’liqat”, Irsyad al-Syari fi ijtihad fiqih, tetapi tingkat rasionalisasi atau kontek- Jam’i Mushannifah al-Syaikh Hasyim Asy’ari, (Jombang: Maktabah al-Mas- ruriyah, t.th), hlm. 104. stualisasi terhadap nas-nas hadis lebih rendah ketim- 18 Nurcholish Madjid, “Masalah Simbol dan Simbolisme dalam Ek- 20 bang ulama Irak. spresi Keagamaan”, dalam Budhy Munawar-Rachman (ed.), Kontekstualisasi Doktrin Islam...., 451. 19 Nurcholish Madjid, “Masalah Simbol dan Simbolisme dalam Ek- 20 KH Ali Yafie, “Konsep-Konsep Istihsan, Istishlah dan Mashlahat Al- spresi Keagamaan”, dalam Budhy Munawar-Rachman (ed.), Kontekstualisasi Ammah”, dalam Budhy Munawar-Rachman (ed.), Kontekstualisasi Doktrin Doktrin Islam...., 455. Islam..., hlm. 362-363.

Moh Dahla n | Paradigma Fiqih Sosial KH Ali Yafie 19

Lahirnya dua aliran tersebut tidak lepas dari seja- Qur’an memiliki makna yang mana hanya Allah swt 22 rah fiqih Islam di masa Nabi Muhammad saw. Walau- mengetahui maksud dan pengertaiannya. pun Nabi saw bersifat ma’shum (terlindungi dari ke- Paradigma ijtihad Ali memberikan klafi sikasi salahan), tetapi keputusan-keputusan hukum Nabi mengenai nas-nas hukum fiqih yang memiliki po- saw sering memiliki korelasi dengan kondisi empiris tensi untuk dipahami dan diaktualkan maknanya yang dihadapi umat, seperti kasus ijtihad Nabi saw sesuai dengan kedalaman ilmu yang dimiliki. Aktu- dalam dalam masalah strategi perang. Para sahabat alisasi makna nas-nas hukum fiqih telah memberi- pada awalnya menduga bahwa keputusan Nabi saw kan jalan untuk menjawab masalah-masalah aktual dalam suatu peperang itu adalah final karena dari umat yang pada waktu itu masih kurang menda- wahyu, tetapi ternyata Nabi saw menyampaikan bah- pat perhatian empiris dari para ahli fiqih, semen- wa hal itu adalah masalah strategi perang. Demikian tara masalah-masalah ibadah ritual begitu banyak juga Umar bin Khattab juga melakukan ijtihad yang mendapat perhatian serius. Sisi yang belum diper- memiliki relevansi dengan kondisi aktual yang dih- hatikan oleh ulama fiqih terdahulu inilah yang hen- adapi umat tentang santunan kepada muallaf, misal- dak dijawab oleh Ali. nya Umar pernah menyatakan bahwa “Sesungguhnya Al-Qur’an sebagai sumber hukum menjadi pe- dulu Rasulullah saw menyantuni kalian, sebab waktu doman dalam membangun ijtihad hukum fiqih. itu Islam masih lemah, sekarang Allah telah men- Al-Qur’an adalah umm al-kitab,induk segala ilmu gangkat Islam. Pergilah kalian dan berjuanglah den- pengetahuan yang mempunyai kekuatan hukump- gan sekuat tenaga, sekarang tidak ada tanah Allah un- asti. Ketentuan-ketentuan hukum induk ini men- tuk kalian kerjakan”. Dalam riwayat lain, Abdurrazzaq jadi dasar dalam pengembanganilmu hukum yang dan Abu Yusuf menjelaskan bahwa Umar bin Khattab mangatur harmonisasi antara ketentuan nas hukum berkata bahwa “Seseorang belum dianggap bisa di- dengan lainnya untuk mencapai kepastian hukum. percaya atas nafsunya sendiri, kalau nafsunya masih Sementara itu, kajian hukum atau teologi Islam menjadikannya kelaparan atau terikat atau terpukul ”. harus dilihat dari sudut pandang kelimuan lain, Kisah ini berkenaan dengan orang yang mencuri kar- misalnya unsur sejarah yang menjadi latarbelakang ena kelaparan. 21 Kebijakan hukum Umar tersebut lahirnya aturan hukum yang dikenal “interpretasi menjadi parameter pemikiran hukum fiqih dikemu- historis,” dan dalam ilmu tafsir dikenal dengan as- dian hari yang dilakukan oleh aliran ahl al-ra’yi , se- bab al-nuzul.Kajian historis menjadi dasar dalam 23 dangkan yang menentang kebijakan Umar menjadi melakukan ijtihad fiqih. parameter lahirnya aliran ahl al-hadits . Dalam hubungan ini, Imam Suyuti dan Imam Adanya beragam kasus dan beragam nas yang Syathibi berpendapat bahwa adanya nas atau kel- memungkinkan untuk ditafsirkan berbeda di dalam ompok ayat yangberdiri sendiri bukan berarti tidak al-Qur’an ataupun sunnah menjadi indikasi bahwa ada hubungan antara satu ayat dengan ayat lain- ruang ijtihad menjadi keniscayaan. Dengan kata lain, nya, tetapi antara satuayat dengan ayat lain- nas-nas hukum bisa ditafsirkan sesuai dengan situasi dari al-Qur’an tidak ada kontra diksi (ta’arudl ). dan kondisi yang dihadapi umat. Walaupun beragam Walaupun ada pertentangan itu hanya lahirnya makna yang terkandung dalam al-Qur’an tetapi al- saja, tetapi substansinya tetap ada korelasi, seh- Qur’an dan Sunnah merupakan satu kesatuan yang ingga usaha untuk menyelaraskan tetap dilakukan utuh yang tidak bisa dipisah-pisahkan. Tidak ada jika ada kontradiksi,misalnya melalui jalan nasikh- kontradiksi antara satu ayat dengan ayat lainnya, seh- mansukh.24 Adanya nasikh-mansukhmenjadi salah ingga “al-Qur’an yufassir-u ba’dhuhu ba’dha”. Dalam satu bagian dari ijtihad fiqih untuk menjawab dina- al-Qur’an sendiri terdapat beberapa tingkat penger- mika hidup umat manusia, sehingga pemberlakuan tian, yakni Pertama, ayat al-Qur’an memiliki makna hukum perlu dilakukan bertahap (tadarruj) sesuai 25 ang cukup jelas bagi setiap orang sehingga tidak perlu dengan kemampuan manusia. penafsiran. Kedua, ayat al-Qur’an memiliki makna Dalam masalah nasikh-mansukh ini, Ali ber- cukup jelashanya bagi yang memiliki penguasaan pendapat bahwa hal itu merupakan fakta historis bahasa Arab. Ketiga, ayat al-Qur’an memiliki makna cukup jelas bagi ulama/para ahli. Keempat, ayat al- 22 KH Ali Yafie, “Nasikh-Mansukh dalam al-Qur’an” dalam Budhy Mu- nawar-Rachman (ed.), Kontekstualisasi Doktrin Islam..., hlm. 42. 23 KH Ali Yafie, “Nasikh-Mansukh dalam al-Qur’an ”, dalam Budhy Mu- 21 Abdullahi AhmedAn-Na‘im,Toward an Islamic Reformation: Civil Liber- nawar-Rachman (ed.), Kontekstualisasi Doktrin Islam..., hlm. 42-43. ties, Human Rights and International Law,(Syracuse: Syracuse University Press, 24 KH Ali Yafie, “Nasikh-Mansukh dalam al-Qur’an ”, dalam Budhy Mu- 1990), hlm. 28-30: Muhammad Abdul Aziz al-Halawi, Fatwa dan Ijtihad Umar nawar-Rachman (ed.), Kontekstualisasi Doktrin Islam..., hlm.43. bin Khattab: Ensiklopedia Berbagai Persoalan Fiqih, terj. Zubeir Suryadi Abdul- 25 KH Ali Yafie, “Nasikh-Mansukh dalam al-Qur’an ”, dalam Budhy Mu- lah, (Surabaya: Risalah Gusti, 2003), hlm. 112-113 dan 260-261. nawar-Rachman (ed.), Kontekstualisasi Doktrin Islam..., hlm. 49-50.

Moh Dahla n | Paradigma Fiqih Sosial KH Ali Yafie 20

mengenai hubungan erat antara kepentingan umat dayatahannya yang ampuh. Ia tetap bertahan manusia dengan nas hukum fiqih sehingga lahirlah bahkan berkembang dalambentuk baru mela- ketentuan ini sejak masa Nabi saw. lui proses taqnin (dirumuskan menjadi positif- 1. Sesudah hijrah ke Madinah, kaum Muslim melalui yurisprudensi dan adakalanya melalui 28 masih berkiblat kearah Bait al-Muqaddas. Seki- berbagai bentukperundang-undangan). tar enam bulan kemudian, Allahmenetapkan ketentuan lain: keharusan berkiblat ke arah Bait Paradigma Fiqih Sosial Ali di Indonesia. al-Haram. Ini berarti terjadi nasikh-mansukh Kondisi tersebut menggambarkan bahwa hukum dalam hukumkiblat. Kasus lain misalnya dalam Islam dapat bertahan dalam segala perkembagan ru- hal shalat yang semulatidak diperintahkan lima ang dan waktu dengan segala dinamika yang tetap waktu dengan 17 raka’at . Ini jugaberarti telah sakral, bahkan mampu menjawab masalah-masalah terjadi nasikh-mansukh dalam hukum shalat. aktual yang dihadapi umat manusia. Dalam kajian 2. Kasus-kasus yang digambarkan di atas, se- ilmiah, hukum fiqih/Islam tetap memiliki relevansi muanya menyangkutbidang ibadat. Sedangkan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. di bidang mu’amalat, dapat pulakita catat be- berapa kasus, misalnya hukum keluarga. Seba- Salah satu gejala dariperkembangan tersebut gaicontoh, semula ditetapkan masa tenggang adalah minat para ilmuwan Barat untukmem- (‘iddah) bagi seorang janda, lamanya 1 (satu) pelajari Islam/Qur’an, sebagai ilmu. Dalam tahun. Beberapa waktukemudian ditetapkan rangka itu paraahli hukum dari mereka, dari ketentuan hukum lain bahwa masatenggangnya kongres ke kongres mulai terbukapandangan 4 bulan 10 hari. Di bidang lain ada pulaperuba- terhadap Islam, yang tidak lain wujud nyatan- han-perubahan yang menyangkut ketentuan ya danterinci adalah fiqh (hukum Islam) itu hukumpembelaan diri, tentang minuman keras sendiri. Maka Fiqh inidijadikan agenda tetap 26 dan sebagainya. dalam pengkajian-pengkajian mereka dibi- Paradigma ijtihad fiqih Ali ini memberikan dang hukum. Sebagai contoh dapat kita lihat gambaran bahwa ijtihad fiqih merupakan sistem dari hasilKongres Ahli-ahli Hukum Interna- berpikir hukum yang diatur dalam al-Qur’an. “Di sional yangberlangsung diLondon (2-7 Juli dalamnya terpaduantarasunnatullah dengan sun- 1951) yang antara lain menetapkan,pokok- nah Rasulullah, sebagaimana terpadunya antara pokok hukum (undang-undang) yang terda- aqidah/keimanan dan moral/ahklak, dengan- pat dalam agamaIslam merupakan undang- hukum dalam rumusan yang diajarkan al-Qur’an ”. undang yang bernilai tinggi dan sulitdibantah Hukum fiqih yang bersumber dari al-Qur’an memi- kebenarannya. Disamping itu, adanya berbagai liki kekuatan internal tetapi tetap bisa berkembang madrasahdan madzhab di dalamnya menun- sesuai dengan kondisi empiris. Gagasan-gagasan jukkan, perundang-undangan Islamkaya den- hukum dalam al-Qur’an terus berkembang melalui gan berbagai teori hukum dan teknik hukum 27 jalur ilmu-ilmu. yang indah,sehingga perundang-undangan ini dapat memenuhi kebutuhan hidup mod- Seandainya hukum yang diajarkan al-Qur’an itu ern. Dalam rangka pembangunan hukum di tergantungpada suatu kekuasaan, maka sudah negara kitaRepublik Indonesia, pembangunan lama jenis hukum ini terkuburdalam perut se- dan pembinaan hukum nasionaldiarahkan ke- jarah atau sekurang-kurangnya menjadi ba- pada pembaharuan hukum yang sesuai den- rangpajangan di lemari-lemari museum. Kar- gankesadaran hukum yang berkembang da- ena kita semua cukupmengetahui betapa hebat lam masyarakat. Sebagaikelanjutan dari pokok upaya dari kekuasaan-kekuasaan yangmam- pikiran ini, sejak 1978 sampai dengan1983 te- pumenaklukkan wilayah-wilayah Islam dan lah dilaksanakan pengkajian hukum yang me- umatnya disertaiupaya melikwidasi budaya dan liputi antaralain Hukum Islam. Terakhir kita hukumnya. Tapi ternyata hukumIslam dari mendengar selesainya upayakompilasi Hukum ajaran al-Qur’an itu dapat memperlihatkan Islam yang dilakukan Mahkamah Agung bersa- 29 maDepartemen Agama.

26 KH Ali Yafie, “Nasikh-Mansukh dalam al-Qur’an ”, dalam Budhy Mu- 28 nawar-Rachman (ed.), Kontekstualisasi Doktrin Islam..., hlm. 45. KH Ali Yafie, “Konsep-konsep Hukum”, dalam Budhy Munawar-Rach- 27 KH Ali Yafie, “Konsep-konsep Hukum”, dalam Budhy Munawar-Rach- man (ed.), Kontekstualisasi Doktrin Islam...., hlm. 94. 29 man (ed.), Kontekstualisasi Doktrin Islam...., hlm. 94. KH Ali Yafie, “Konsep-konsep Hukum”, dalam Budhy Munawar-Rach- man (ed.), Kontekstualisasi Doktrin Islam...., hlm. 94-95. Moh Dahla n | Paradigma Fiqih Sosial KH Ali Yafie 21

Walaupun diakui bahwa dinamika hukum Islam aturan-aturan hukum yang induk dari segala pemban- mengalami perkembangan pasang-surut, tetapi gunan hukum di dunia untuk mencapai kemaslahatan eksistiensi hukum fiqih terus berkembang dengan hidup manusia yang hakiki. Universalitas tersebut juga baik di Indonesia. Walaupun dinamika hukum memberikan ruang ijtihad kepada manusia/ulama yang diajarkan al-Qur’an berkembang lebih domi- fiqih untuk menggali pesan-pesan/nilai-nilai univer- nan ke arah hukum sosialkemasyarakatan (ahkam sal untuk mengakomodir kepentingan hidup manusia syar’iyah ‘amaliyah/fiqh) tetapi al-Qur’an tetap bisa dan jga sekaligus menjawab permasalahannya. dikembangkan dengan berbagai segi. Sisi historis Salah satu kasus hukum yang menjadi perha- dan hukum alam perlu ditingkatkan perhatiannya tian Ali adalah masalah hubungan ulama sebagai dalam membangun kajian hukum fiqih.30 Oleh se- penjaga agama dan umara’ sebagai penjaga dunia bab itu, dinamika hukum dalam al-Qur’an tersebut dalam sejarah pergulatan politik kegenaraan timbul harus dikembangkan dengan seimbang agar rumu- dan tenggelam. Selama masa kekuasaan kekhalifa- san hukum fiqihnya bisa memberikan solusi efektif han pertama (umara’ al-mu’minin), itupersonalnya dalam menjawab masalah umat manusia. adalah ulama penuh, dan kerja samanya dengan- para ulama yang berada di luar jaringan kekuasaan Selain itu, wawasan hukum yang diperke- sangatbaik,sehingga hubungan pengembangan ijti- nalkan al-Qur’an, penerapannya ternyata juga had fiqih tidak mengalami kesulitan atau konflik kurang terpadu antara hukum-hukumnya yang dengan kepentingan penguasa. Ada hubungan yang menyangkut segi sosial kemasyarakatan, den- harmonis dan dinamis antara keduanya. Hubungan gan hukum-hukumnya yang menyangkut sun- yang harmonis ini mengalami perubahan setelah natullah yang berupa hukum alam dan hukum berkuasanya kekhalifahan BaniUmayyah dimana sejarah. Dua hal yang disinggung terakhirini, keseimbanganantar fungsi “harasat-u ‘l-din” (pe- yakni keseimbangan dan keterpaduan dalam meliharaan kepentinganagama) dan fungsi “siasat-u hal pemahaman, pelaksanaan dan pengem- ‘l-dunya” (kebijakan penataanurusan pemerin- bangan wawasan hukum yang diperkenalkan tahan) tidak lagi berimbang, apalagi personalia al-Qur’an itu merupakan tantangan bagi para umaranyabukan ulama. Dalam kondisi demikian, 31 ulama dan para cendekiawan Muslim. ulama kemudian mengalami keengganan untuk ter- libat dalam pentas politik kekuasaan karena adanya Hukum fiqih yang komprehensif digambar- orientasi umara’ yang tidak memberikan perhatian kan dengan baik dalam al-Qur’an bahwa hukum seimbang terhadap dua masalah, agama dan politik. fiqih memiliki kesempurnaan sebagai pedoman “Di antaranya ada yang melakukanpenentangan le- praktis dalam mengamalkan ajaran-ajarannya. Ke- gal terbuka seperti Imam Ahmad Bin Hanbalterh- seimbangan kajian kedua bidang untuk mengem- adap Khalifah al-Maimun. Sepanjang zaman itu bangkan fiqih merupakan keharusan agar fiqih bisa hokumpositif yang diberlakukan oleh umara senan- dikembangkan sesuai dengan dinamika zaman- tiasa diawasi dandari waktu ke waktu mendapat nya. koreksi dari para ulama,pengemban amanat peme- 33 liharaan dan penerapan hukum Islam”. ΎϨϳ Ω ϡϼγϹ΍ ϢϜϟ Ζϴοέϭ ϲΘϤόϧ ϢϜϴϠϋ ΖϤϤ Η΍ϭ ϢϜϨϳΩ ϢϜϟ ΖϠϤϛ΍ Kondisi hukum fiqih dalam percaturan poli- ϡϮϴϟ΍ tik yang kurang berpihak tersebut kemudian me- Artinya: Hari ini telah Ku-sempurnakan bagi nyebabkan ulama fiqih bersama rakyat kemudian kalian agama kalian dan Ku-sempurnakan bagi mengembangkan hukum-hukum fiqih melalui kalian (pemberian) nikmat-Ku dan Ku-rela- jalur luar politik kekuasaan, mereka mengembang- kan bagi kalian Islam sebagai agama. (Q.S. al- kan kajian-kajian ilmu agama Islam melalui jalur 32 Ma’idah [5]: 3). kultural dan pendidikan. Di Indonesia, sejak za- man sebelum Kemerdekaan RI, ulama-ulama te- Ayat al-Qur’an tersebut menjelaskan bahwa lah mengajarkan ilmu-ilmu agama Islam termasuk pesan-pesan al-Qur’an memiliki nilai-nilai universal fiqih melalui Pesantren atau lembaga pendidikan dalam kehidupan umat manusia, yakni menggariskan Islam sejenis yang melayani santri sepenuhnya di lingkungannya bersama para ulama/kiai.

30 KH Ali Yafie, “Konsep-konsep Hukum”, dalam Budhy Munawar-Rach- 33 man (ed.), Kontekstualisasi Doktrin Islam...., hlm. 95. KH Ali Yafie, “Pengertian Wali Al-Amr dan ProblematikaHubungan 31 KH Ali Yafie, “Konsep-konsep Hukum”, dalam Budhy Munawar-Rach- Ulama dan Umara”, dalam Budhy Munawar-Rachman (ed.), Kontekstual- man (ed.), Kontekstualisasi Doktrin Islam...., hlm. 95. isasi Doktrin Islam...., hlm. 602-603 32 Terjemahan Al-Qur’an Departemen Agama RI Versi Digital. Moh Dahla n | Paradigma Fiqih Sosial KH Ali Yafie 21

Maka di Indonesia lahirlah suatu negara merde- Peran-peran keulamaan hingga kini cukup me- ka (Republik Indonesia) yang segera disambut narik untuk selalu dikaji dan dilihat karena adanya oleh para ulama dengan satu pengakuan le- pasang surut yang terus terjadi. Demikian juga galitas, diantaranya yang dicetuskan oleh per- umara’ memiliki perhatian yang juga pasang surut temuan besar para ulama di Surabaya pada baik zaman Orde Lama, Orde Baru maupun Orde awal Oktober 1945 yang menerima baik Fatwa Reformasi masa kini. Sebagai sebuah umat yang Rois Akbar K.H. Hasyim Asy’ari, didalamnya mayoritas, peran-peran keagamaan Islam hingga tercantum dua butir penting yang berkaitan kini tetap menjadi perhatian pemerintahan Jokowi- langsung dengan pembahasan kita ini, yaitu- JK. Sebagai orang yang sama-sama dari Sulawesi bagian-bagian fatwa tersebut yang berbunyi: dengan karakter keagamaan Islam yang kuat, M Kemerdekaan Indonesia yang diproklamirkan Jusuf Kalla telah lama berkiprah langsung di dalam pada tanggal 17 Agustus 1945 wajib dipertah- pembinaan Masjid sebagai Ketua Dewan Masjid ankan; Republik Indonesia sebagai satu-satu- Indonesia (DMI) yang menjadi indikasi bahwa ia nya pemerintahan yang sah wajib dibela dan memiliki perhatian tidak hanya sebagai seorang diselamatkan meskipun meminta pengorbanan penguasa yang ada diluar peran keagamaan Islam, 34 harta dan jiwa. tetapi terlibat langsung di dalam peran-peran pem- berdayaan umat, belum lagi perannya di Nahdlatu Adanya ijtihad politik keagamaan berupa fatwa Ulama, untuk kepentingan merawat akidah umat tentang kewajiban ulama atau umat Islam untuk agar tetap berada dalam jalan yang benar dan ter- membela negara menjadi titik awal dalam pem- hindar paham-paham radikal. Dalam hal ini, Jusuf bangunan negara Indonesia untuk menjaga legiti- Kalla menyampaikannya ketika membuka Seminar masinya, sehingga kekuasaan negara bisa berpen- Internasional The Muslim World League (MWL) garuh dan kokoh. Alhamdulillah, fatwa KH Hasyim atau Rabithah Al-‘Alam Al-Islami dengan tema Asy’arie tersebut telah memberikan pengaruh yang “Peran Masjid dalam Membentengi Umat dari Pe- cukup signifikan terhadap ulama-ulama Indonesia mikiran Menyimpang”, di Aula Buya Hamka Kom- dan umat Islam pada khususnya serta bangsa pada pleks Masjid Agung Al-Azhar Kebayoran, Jakarta, 36 umumnya untuk berjuang melawan penjajah, dan Kamis, (4/8/2016). fatwa ini juga mempengaruhi ulama-ulama di luar Demikian juga pertemuan ulama, Haedar Jawa untuk berusaha melawan penjajah Indonesia Nashir, Ketua Umum PP Muhammadiyah, den- dengan fatwa keagamaan dan jihad fisik melawan gan Presiden RI Joko Widodo di Istana Negara penjajah untuk mempertahankan Kemerdekaan tanggal 13 Januari 2017 yang fokus membahas Republik Indonesia. masalah pembangunan Indonesia yang ber- daulat dan berkeadilan merupakan bagian dari Legilitas yang diberikan oleh sejumlah ahl-u kelanjutan perjuangan spirit fatwa hukum fiqih ‘l-hall-i wa’l-’aqd-i yaitu para ulama terse- KH Hasyim Asy’arie, yakni bagaimana umat Is- but diatas merupakan titiktolak yang penting lam Indonesia bisa hidup damai dan sejahterah. dalam perkembangan ketata-negaraan dan- Fatwa KH Hasyim Asy’arie itu merupakan bagian hukum di Indonesia ini, yang mengantarkan dari keberpihakan sosial-politik terhadap umat adanya penegasan yang bersifat parsial yang atau bangsa Indonesia yang pada waktu itu dit- memberikan status waliy-u ‘l-amrkepada pe- indas ha-haknya oleh penjajah, sehingga gerakan megang kekuasaan tertinggi di negara merdeka Muhammadiyah dikomandani Haedar Nashir iniyaitu Kepala Negara (ketika itu dijabat oleh ini merupakan usaha melanjutkan perjuangan Presiden Sukarno). Dan kelanjutannya dari ulama-ulama pejuang Kemerdekaan RI untuk perkembangan itu memungkinkan kehadiran mewujudkan keadilan sosial, sehingga rakyat Undang-undang Perkawinan danUndang-un- terlindungi dari kepentingan-kepentingan elit dang Peradilan Agama sebagaimana dising- politik dan ekonomi yang tidak berpihak kepada 35 37 gung diatas. rakyat atau ba ngsa.

34 KH Ali Yafie, “Pengertian Wali Al-Amr dan ProblematikaHubungan Ulama dan Umara”, dalam Budhy Munawar-Rachman (ed.), Kontekstual- 36 Jadikan Masjid sebagai Benteng Keimanan Umat, 04/08/2016, isasi Doktrin Islam...., hlm. 604. http://www.wapresri.go.id/jadikan-masjid-sebagai-benteng-keimanan- 35 KH Ali Yafie, “Pengertian Wali Al-Amr dan ProblematikaHubungan umat/, diakses 22 Februari 2017 Ulama dan Umara”, dalam Budhy Munawar-Rachman (ed.), Kontekstualisasi 37 “Haedar Nashir dan Presiden Jokowi Diskusikan Kesenjangan Doktrin Islam...., hlm. 604. Sosial”,Suara Muhammadiyah, 03/102, 1-15 Februari 2017.

Moh Dahla n | Paradigma Fiqih Sosial KH Ali Yafie 23

Penutup Barton,Greg,Gagasan Islam Liberal di Indonesia: Kajian ini memberikan kesimpulan bahwa Per- Pemikiran Neo-Modernisme Nurcholish Mad- tama, eksistensi historis pemikiran KH Ali Yafie jid, Djohan Efendi, Ahmad Wahid, dan Abdur- berkembang dari tradisi keilmuan pesantren yang rahman Wahid, terj. Nanang Tahqiq, Jakarta: berciri moderat, sehingga perjuangannya tetap be- Paramadina, 1999 rada dalam garis gerakan keagamaan Islam yang Hasan,Ahmad,The Early Developmment of Islamic moderat di lingkungan Nahdlatul Ulama, hingga Jurisprudence,Islamabad: Islamic Research In- jabatan puncak, Rais Aam PBNU. Demikian juga stitute, 1970. perannya di MUI. Walaupun moderat, tetapi sikap “Haedar Nashir dan Presiden Jokowi Diskusikan tegasnya juga tetap kokoh terbukti KH Ali Yafie men- Kesenjangan Sosial”,Suara Muhammadiyah, gundurkan diri dari Pjs. Rais Aam PBNU karena per- 03/102, 1-15 Februari 2017. soalan perbedaan pandangan hukum dengan KH http://mui.or.id/index.php/2013/07/15/kh-ali- Abdurrahman Wahid. Kondisi menandakan bahwa yafie/, diakses 4April 2017 latarbelakang pemikrian seseorang sangat dipen- Jadikan Masjid sebagai Benteng Keimanan Umat , garuhi oleh kondisi sosial historis yang melingkupi 04/08/2016, http://www.wapresri.go.id/jadi- baik di masa kecil hingga masa dewasanya. Kedua, kan-masjid-sebagai-benteng-keimanan-um- pemikiran-pemikiran fiqih KH Ali Yafie memberi- at/, diakses 22 Februari 2017 kan sumbangsih yang tidak sedikit karena ia te- Madjid,Nurcholish, “Masalah Simbol dan Sim- lah memberikan solusi yang tidak terpikirkan oleh bolisme dalam Ekspresi Keagamaan ”, dalam orang lain, misalnya bagaimana menjadikan ilmu- Budhy Munawar-Rachman (ed.), Kontekstu- ilmu sejarah dan ilmu alam sebagai pisau analisis alisasi Doktrin Islam Dalam Sejarah, Jakarta: dalam mengkaji hukum fiqih. Demikian juga sikap Paramadina, 1995. nasionalismenya terbukti kuat yang mana menem- Prof KH Ali Yafie, http://www.pesantreniiq.or.id/in- patkan fatwa KH Hasyim Asy’arie tentang kewajiban dex.php/artikel/tokoh/127-prof-kh-ali-yafie, membela negara sebagai fatwa hukum yang harus diakses 4 April 2017 diindahkan ulama dan umat Islam Indonesia. Rele- Wahid,Abdurrahman,Islamku, Islam Anda, Islam vansi hasil-hasil ijtihad Ali sangat jelas dalam mem- Kita: Agama Masyarakat Negara Demokrasi, Ja- pertahankan eksistensi Negara Kesatuan Republik karta: The Wahid Institute, 2006. Indonesia (NKRI) yang kini sedang digalakkan oleh Wahid,Abdurrahman,Pergulatan Negara, Agama, pemerintahan Jokowi-JK. dan Kebudayaan, Jakarta: Desantara, 2001. Wahid,Abdurrahman,Prisma Pemikiran Gus Dur, Daftar Pustaka Yogayakarta: LKiS, 2000. Abidin,Zainal,“Corak Pemikiran dan Metode Ijtihad Yafie,KH Ali, “Konsep-Konsep Hukum”, dalam Bud- Ibn Taymiyyah”, Millah Edisi Khusus, Desem- hy Munawar-Rachman (ed.), Kontekstualisasi ber 2010. Doktrin Islam Dalam Sejarah, Jakarta: Parama- al-Halawi,Muhammad Abdul Aziz,Fatwa dan Ijti- dina, 1995. had Umar bin Khattab: Ensiklopedia Berbagai Yafie,KH Ali, “Konsep-Konsep Istihsan, Istishlah Persoalan Fiqih, terj. Zubeir Suryadi Abdullah, dan Mashlahat Al-Ammah”, dalam Budhy Mu- Surabaya: Risalah Gusti, 2003. nawar-Rachman (ed.), Kontekstualisasi Dok- al-Syawwâf,Muhâmî Munîr Muhammad Thâhir, trin Islam Dalam Sejarah, Jakarta: Paramadina, Tahâfut al-Qirâ’ah al-Mu‘âshirah, Cyprus: Al- 1995. Syawwâf li al-Nasyr wa al-Dirâsât, 1993. Yafie,KH Ali, “Nasikh-Mansukh dalam al-Qur’an ”, An-Na‘im,Abdullahi Ahmed,Toward an Islamic Ref- dalam Budhy Munawar-Rachman (ed.), Kon- ormation: Civil Liberties, Human Rights and tekstualisasi Doktrin Islam Dalam Sejarah, Ja- International Law, Syracuse: Syracuse Univer- karta: Paramadina, 1995. sity Press, 1990. Yafie,KH Ali, “Pengertian Wali Al-Amr dan Prob- Asy’arie,KH Muhammad Hasyim, “Ziyadah Ta’liqat”, lematikaHubungan Ulama dan Umara”, dalam Irsyad al-Syari fi Jam’i Mushannifah al-Syaikh Budhy Munawar-Rachman (ed.), Kontekstu- Hasyim Asy’ari, Jombang: Maktabah al-Masru- alisasi Doktrin Islam Dalam Sejarah, Jakarta: riyah, t.th. Paramadina, 1995.

Moh Dahla n | Paradigma Fiqih Sosial KH Ali Yafie 23